OLEH :
Virus Avian Influenza (AI) terbagi atas tiga tipe, yaitu tipe A, B,
dan C. Virus Influenza tipe A dapat menginfeksi berbagai spesies
unggas, mamalia, dan manusia, dan merupakan patogen utama
yang berperan dalam pandemi Influenza di seluruh dunia. Tipe B
dan C hanya ditemukan pada manusia. Virus Influenza A
dikelompokkan berdasarkan pada dua antigen permukaan virus,
yaitu protein hemaglutinin (HA), dan protein neuraminidase (NA),
yang sampai saat ini telah ditemukan 18 HA (H1-H18) dan 11 NA
(N1-N11) (Tong et al 2013). Diantara subtipe virus Avian Influenza,
subtipe H5 dan H7 diketahui mempunyai patogenitas yang tinggi
(HPAI) (Asmara 2006; Pattnaik et al., 2006).
Sifat alami virus Afian Influenza mudah mati oleh panas, sinar
matahari, dan desinfektan (deterjen, ammonium kuartener, senyawa
fenol, dan kalium hipoklorit). Panas dapat merusak infektifitas virus
AI. Pada suhu 56°C, virus AI hanya dapat bertahan selama 3 jam
dan pada suhu 60° selama 30 menit. Pelarut lemak seperti deterjen
dapat merusak lapisan lemak ganda pada selubung virus. Kerusakan
selubung virus ini mengakibatkan virus influenza menjadi infektif
lagi. Sodium dodecylsulfate akan mengganggu amplop, sehingga
merusak protein hemaglutinin dan neuraminidase. Media pembawa
virus berasal dari ayam sakit, burung, dan hewan lainnya, pakan,
kotoran hewan, alat transportasi serta peralatan yang tercemar.
Strain yang sangat ganas dan menyebabkan flu burung adalah
subtype A H5N1. Virus ini dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari
1.2.1 Transmisi
PEMBAHASAN
1.3 Patogenesis
Tahapan pertama pada infeksi virus Avian Influenza terjadi
secara inhalasi atau ingesti yaitu attachment (penempelan) protein
HA dari virus ke reseptor sel hospes. Proses attachment (penempelan)
virus merupakan fase masuknya virus pada sel hospes melalui
reseptor spesifik yang disebut dengan endositosis (Radji, 2006).
Proses endositosis virus tergantung dari reseptor spesifik yang
diekspresikan oleh permukaan sel hospes yang berupa asam sialat.
Pada proses attachment (penempelan) protein HA pada virus akan
berikatan dengan reseptor yang spesifik pada hospes, dimana
reseptor ini berupa α 2,3 dan 2,6 asam sialat. Setiap spesies
mempunyai reseptor spesifik dan terletak pada jaringan tubuh yang
berbeda-beda. Reseptor α 2,3 terdapat pada golongan unggas,
sedangkan α 2,6 terdapat pada manusia (Thompsone et al., 2006).
Gambaran dari tahap masuknya dan berkembangnya virus AI
ke dalam sel secara skematis yaitu mula-mula virion menempel pada
reseptor sel tropisma melalui protein Hemaglutinin. Awalnya virus
menyerang di sel epitel dari saluran pernapasan bawah (Trakea dan
sel epithelial alveoli) dan pencernaan. Kemudian virus masuk dalam
pembuluh darah dan menyebar secara viremia atau infeksi sel imun
penyebaran dan infeksi organ lain menyebabkan terjadinya infeksi
sekunder.
Tong S., Zhu X., Li Y., et al., 2013. New World Bats Harbor Diverse Influenza A
Viruses. Plos Pathog 9(10); e1003657