BAB 2 REVISI Baru
BAB 2 REVISI Baru
TINJAUAN PUSTAKA
sesuai dengan nilai dan budaya yang dianut, dalam pemenuhan harapan dan
melibatkan aspek fungsi fisik, mental, dan sosial, dipengaruhi oleh evaluasi
positif dan negatif yang subjektif. Kualitas hidup telah menjadi indikator yang
valid dari hasil intervensi untuk menilai kesejahteraan dari kesehatan (Zubaran
oleh beberapa hal seperti gender dan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,
serta budaya. Penderitaan ibu hamil yang berisiko tinggi dapat menyebabkan
rasa putus asa hingga depresi. Jika bu hamil berisiko tinggi memiliki kondisi
psikologis kurang baik maka akan berdampak pada kemampuan mereka untuk
kehidupan pada sistem budaya dan nilai serta tempat dimana mereka tinggal
sistem budaya dan nilai dimana mereka tinggal dan dalam kaitannya dengan
perhatian, standar, tujuan dan harapan mereka. Dari beberapa definisi kualitas
persepsi individu tentang budaya dan nilai di tempat mereka tinggal dan
menimbulkan bahaya pada kelangsungan hidup ibu dan bayi. Kondisi ibu
hamil berisiko tinggi seperti ini memiliki dampak pada pola kehidupan
seseorang, sehingga hal ini bisa menjadi penentu suatu kualitas kehamilan
Aspek Kualitas Hidup Menurut WHO (2020 : 6) aspek kualitas hidup meliputi:
1. Kesehatan fisik
Kesehatan fisik yaitu keadaan baik. Artinya seseorang bebas dari sakit pada
meliputi aktivitas sehari- hari seperti ketergantungan pada bahan obat dan
alat bantu medis, energi dan kelelahan, mobilitas, nyeri dan ketidaknyaman,
mobilitas, adanya rasa tidak nyaman, dan nyeri, kapasitas kerja serta
kualitas tidur.
2. Kesehatan psikologis
seperti citra tubuh dan penampilan, adanya perasaan positif dan negatif,
terhadap berbagai tuntutan dari dalam diri maupun dari luar dirinya.
3. Hubungan sosial
4. Lingkungan
1. Faktor Sosisodemografi
a) Umur
hal-hal yang lebih baik dimasa yang akan datang. Perempuan pada ujung
lamanya 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
adalah usia 20-30 tahun, jika terjadi kehamilan di bawah atau di atas usia
12
kematian 2-4x lebih tinggi dari reproduksi sehat (Anwar dkk, 2022).
Ibu hamil dengan usia antara 20-35 tahun akan lebih siap baik
pada usia tersebut keadaan gizi seorang ibu lebih baik dibandingkan
pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Usia ibu hamil
maupun ibunya sendiri. Semakin muda dan semakin tua usia ibu hamil
Wanita muda (kurang dari 20 tahun) perlu tambahan gizi karena selain
yang lebih tua (lebih dari 35 tahun) perlu energi yang besar juga
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari
kliien < 30 tahun akan lebih baik dari pada klien dengan usia > 30 tahun
b) Paritas
bayi hidup dua kali atau lebih dari seorang wanita), grande-multiparitas
paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal (Anwar dkk,
2022).
paritas pertama berisiko karena rahim baru pertama kali menerima hasil
yang berparitas tinggi lebih baik dari pada yang berparitas rendah,
terjadi pada remaja putri berusia <20 tahun. Kehamilan tersebut dapat
lamanya 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari, dihitung dari hari
Reproduksi sehat untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun,
jika terjadi kehamilan di bawah atau di atas usia tersebut maka akan
merupakan salah satu resiko seks pranikah atau seks bebas adalah
persalinan, atau belum siap melaksanakan peran sebagai ibu. urang siap
d) Ekonomi
e) Tingkat Pendidikan
memiliki pendidikan yang rendah akan merasa tidak percaya diri dan
merasa bahwa dirinya tidak berguna. Pendidikan juga menjadi salah satu
hidup. Hal ini dapat dipengaruhi pada pendidikan yang lebih tinggi
f) Pekerjaan
yang tidak bekerja memiliki perbedaan dalam kualitas hidup. Hal ini
kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan individu yang tidak bekerja
(Tahir, 2021).
g) Status perkawinan
dari pada individu yang tidak menikah, bercerai, ataupun janda atau duda
membuat rasa nyaman dan percaya diri ibu hamil selama masa
h) Keluarga
mencari bantuan dan dukungan agar tidak terjadi konflik. Selama hamil,
faktor penting. Anggota keluarga yang lain, terutama ayah dan ibu,
kakek/nenek dan saudara yang lain juga harus menyesuaikan diri dengan
2021).
i) Masyarakat
j) Budaya
Prasetyorini, 2019).
k) Konsumsi alkohol
dalam dunia medis saja, alkohol tidak asing lagi bagi masyarakat umum,
2. Faktor Fisik
a) Riwayat reproduksi
apakah dalam keadaan normal atau dalam keadaan sakit. Ibu hamil
sehat pula sehingga kualitas hidupnya menjadi baik. Ibu hamil yang
hidup yang tidak baik. Ibu hamil atau bersalin harus senantiasa menjaga
kesehatan agar tercapainya kualitas hidup yang baik. Hal ini karena peran
b) Komplikasi obstetric
komplikasi pada ibu hamil. Masalah kesehatan pada ibu hamil, baik
secara fisik maupun psikis, memiliki dampak terhadap kualitas hidup Ibu
secara langsung terhadap peningkatan kualitas hidup, 90- 95% ibu hamil
selamat dan mendapatkan bayi yang sehat. Kehamilan risiko tinggi dapat
dicegah dan diatasi dengan baik jika gejalanya ditemukan sedini mungkin
c) Obesitas
dalam satu periode waktu lebih banyak kalori yang masuk melalui
seperti ibu merasa tidak cantik lagi, ibu merasa suami tidak sayang lagi
22
e) Aktifitas Fisik
yang baik sangat terkait dengan pengaturan pola makan dan minum yang
ibadah dan perhatian dari orang terdekat. Apabila hal-hal tersebut dapat
dipenuhi dengan cara yang tepat, maka akan lebih mendekati kehidupan
darah ke rahim juga ikut terganggu, sebaliknya apabila ibu hamil tetap
f) Tidur
3. Faktor Psikologis.
a) Stress
kehamilannya. Stres pada ibu hamil tidak saja berakibat pada ibu tetapi
juga berakibat pada janin yang dikandungnya. Karena posisi janin yang
berada di dalam rahim dalam merespons apa yang sedang dialami oleh
lebih kecil. Bahkan bahaya stres pada ibu hamil dapat mengakibatkan
Kekerasan dalam rumah tangga adalah salah satu pemicu stres yang
fisik dan psikologis untuk kelahiran dan menjadi orang tua. Kehamilan
dirinya berubah, siap menjadi orang tua dan menyiapkan peran barunya.
keluarga, dan biasanya diikuti oleh stres dan gelisah, baik itu kehamilan
yang diharapkan atau tidak terutama pada kehamilan usia dini. Untuk
akan menjadi ibu dan suaminya akan menjadi ayah (Salmah dkk., 2019 :
25).
d) Sikap optimis
kesiapan wanita untuk hamil dan dalam respon emosinya. Banyak wanita
wanita dapat saja tidak suka hamil, tetapi mencintai anak yang akan
Kualitas hidup ada dua penilaian, yakni secara subjektif dan objektif.
dari diri sendiri, sedangkan dari sisi objektif pengambilan serta pengukuran
Kedua jenis penilaian tersebut dapat diuraikan dalam segi fisik, sosial,
serta dari segi emosional, diantaranya afeksi stres, tingkatan mental, harga diri,
posisi seseorang, hidup dalam lingkup budaya serta sistem nilai dimana
standar yang dipastikan serta dapat menjadi perhatian pada seseorang. Kualitas
hidup rendah dapat disebabkan oleh faktor sosiodemografi (WHO, 2020 hal 7).
hidup dalam lingkup rumah, hubungan antara pertemanan, aktifitas, serta peran
kualitas hidup makin baik dari pada usia yang lebih tua. Umur sangat
mempengaruhi kualitas hidup individu, karena individu yang semakin tua akan
putus asa akan terjadinya hal-hal yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Perempuan pada ujung spektrum usia produktif mempunyai insiden yang lebih
tinggi terhadap terjadinya hasil yang buruk menurut (Anwar dkk, 2022).
Ibu hamil dengan usia antara 20-35 tahun akan lebih siap baik secara
tersebut keadaan gizi seorang ibu lebih baik dibandingkan pada usia kurang
dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Usia ibu hamil juga sangat berpengaruh
muda dan semakin tua usia ibu hamil juga berpengaruh pada pemenuhan
kebutuhan gizi yang diperlukan. Wanita muda (kurang dari 20 tahun) perlu
dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandungnya.
Sementara umr yang lebih tua (lebih dari 35 tahun) perlu energi yang besar
juga karena fungsi organ yang semakin melemah dan diharuskan untuk
domain fisik, semakin lanjut usia seseorang, fungsi tubuh semakin menurun.
Pada ibu hamil preeklampsia kualitas hidup kliien < 30 tahun akan lebih baik
dari pada klien dengan usia > 30 tahun (Anwar dkk, 2022).
28
hidup dalam lingkup rumah, hubungan antara pertemanan, aktifitas, serta peran
hidup akan meningkat seiring dengan lebih tingginya tingkat pendidikan yang
didapatkan oleh individu. Hal tersebut terjadi karena individu yang memiliki
pendidikan yang rendah akan merasa tidak percaya diri dan merasa bahwa
dirinya tidak berguna. Pendidikan juga menjadi salah satu indikator dalam
(Tahir, 2021).
29
mengenai keadaan individu, yang hidup pada lingkup budaya serta sistem nilai
harapan, standar yang telah ditentukan serta dapat menjadi suatu perhatian
kehamilan terjadi perubahan fisik yang sangat jelas, sehingga keluhan fisik
yang hidup atau jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu
hidup diluar rahim. Jumlah kehamilan sebelumnya pada ibu hamil merupakan
primiparitas (kelahiran bayi hidup untuk pertama kali dari seorang wanita),
multiparitas (kelahiran bayi hidup dua kali atau lebih dari seorang wanita),
merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal (Anwar
dkk, 2022).
Ibu dengan paritas tinggi lebih dari 3 memiliki angka maternal yang
berisiko karena rahim baru pertama kali menerima hasil konsepsi dan
keluwesan otot rahim masih terbatas untuk pertumbuhan janin. Tingkat paritas
telah menarik perhatian peneliti dalam kesehatan ibu dan anak. Dikatakannya
bahwa terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas tinggi lebih baik
dari pada yang berparitas rendah, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan
Persamaan dan
perbedaan
No Peneliti Tahun Judul Variabel Hasil Dengan Penelitian
Yang Akan
Dilakukan
1 Puspitasari, 2021 The a. Kualitas Hasil penelitian a. Persamaan
I.W Difference hidup ibu menunjukkan Salah satu
Duhita, F, s of hamil bahwa variabel yang
Sujarwanta, Maternal b. Jualitas karakteristik diteliti adalah
T.P.,. Quality of hidup ibu yang kualitas hidup
Life post berhubungan ibu hamil
between partum dengan kualitas b. Perbedaan
Mother in hidup adalah Pada penelitian
Late tingkat ini variable
Pregnancy pendidikan ibu yang diteliti
and Early hamil (terhadap umur.
Puerpuriu seluruh domain Pendidikan,
m in Kota kualitas hidup) paritas
Yogyakart dan paritas ibu sedangkan
a. Jurnal hamil (terhadap penelitian
Kesehatan domain Duhita adalah
Reproduks kesehatan perbedaan
i, fisik). Rerata kualitas hidup
12(1),:65 skor kualitas ibu hamil dan
– 76. hidup pada ibu ibu postpartum
Tahun nifas
2021 dibandingkan
dengan kualitas
hidup ibu
hamil secara
konsisten pada
seluruh domain
menunjukkan
nilai yang lebih
rendah, namun
perbedaan
tersebut tidak
bermakna
secara statistik.
2 Ramadhani, 2020 Hubungan a. Faktor Hasil penelitian a. Persamaan
L. antara sosiode menunjukkan Variabel
factor mografi bahwa tidak kualitas hidup
32
asuransi
kesehatan
dengan
kualitas hidup
(p-value<α =
0,001<0,005
dan r = -
0,491);
3 Wulandari, 2020 Faktor a. Faktor Hasil penelitian a. Persamaan
R.P., demografi demogr dengan hasil Variabel
Mufdlilah dan afi uji statistik kualitas hidup
obstetrik b. Obstetri ChiSquare b. Perbedaan
dalam k membuktikan Responden
mempenga c. Kualita bahwa ada penelitian ini
ruhi s hidup pengaruh adalah ibu
kualitas faktor hamil
hidup demografi sedangkan
postpartu meliputi Wulandari
m Jurnal variabel adalah ibu
Kebidanan penghasilan postpartum
– Vol 9, terhadap
No 2 kualitas hidup
(2020), postpartum (Ha
129-142. diterima, Ho
Tahun ditolak) dengan
2020 p-value 0,003
< 0,05, p-value
0,001 < 0,05,
dan p-value
0,002 < 0,05.
Faktor
obstetrik
meliputi
riwayat
komplikasi,
riwayat
abortus,
kehamilan
diinginkan, dan
factor
menyusui
mempunyai
pengaruh
terhadap
kualitas hidup
postpartum (Ha
34
diterima, Ho
ditolak) dengan
p-value <
0,050, p-value
< 003, pvalue <
0,040, p-value
< 0,000, p-
value < 0,017,
dan p-value <
0,002.
4 Muzakkir , 2019 Hubungan a. Faktor Hasil penelitian a. Persamaan
Azniah Sitti antara sosiode ini didapatkan Variabel
Aminah faktor mografi bahwa umur,
sosiodemo b. Depresi hubungan pendidikan
grafi maternal antara usia ibu b. Perbedaan
dengan (p=0,699), Variabel
potensi pendidikan ibu penelitian ini
kejadian (p=0,569), kualitas hidup
depresi pekerjaan ibu sedangkan
maternal (p=1,000), dan Muzakkir
pada ibu pendapatan adalah depresi
hamil di keluarga maternal
Puskesmas (p=1,000)
Pampang dengan potensi
Kota kejadian
Makassar depresi
tahun maternal pada
2019. ibu hamil di
Jurnal Puskesmas
Ilmiah Pampang Kota
Kesehatan Makassar.
Diagnosis Kesimpulan
Volume penelitian ini
14 Nomor adalah tidak
2. ada hubungan
antara usia,
pendidikan,
pekerjaan, dan
pendapatan
keluarga
dengan potensi
kejadian
depresi
maternal pada
ibu hamil di
Puskesmas
35
Pampang Kota
Makassar.
36
Faktor
Sosisodemografi
- Umur
- Paritas
- Hamil usia dini
- Ekonomi
- Tingkat
Pendidikan
- Pekerjaan
- Status perkawinan
- Keluarga
- masyarakat
- Budaya
- Konsumsi alkohol
Faktor Fisik
- Riwayat
reproduksi
- Komplikasi
obstetrik
- Obesitas Kualitas Hidup
- Perubahan
fisiologik selama
kehamilan
- Olahraga
- Tidur
Faktor Psikologis
- Stress
- Kekerasa dalam
rumah tangga
- Rasa Bahagia
selama
kehamilan
- Sikap optimis
37
Gambar 1. Kerangka teori penelitian yang dimodifikasi dari Anwar dkk (2022);
Salmah dkk (2022); Tahir, S (2021)
Umur
Paritas
Keterangan
1. Ha: Ada hubungan umur dengan kualitas hidup ibu hamil di Puskesmas
Perumnas Kota Kendari.
Ho: Tidak ada hubungan umur dengan kualitas hidup ibu hamil di
Puskesmas Perumnas Kota Kendari.
2. Ha: Ada hubungan tingkat pendidikan dengan kualitas hidup ibu hamil di
Puskesmas Perumnas Kota Kendari.
Ho: Tidak ada hubungan tingkat pendidikan dengan kualitas hidup ibu
hamil di Puskesmas Perumnas Kota Kendari.
3. Ha: Ada hubungan paritas dengan kualitas hidup ibu hamil di Puskesmas
Perumnas Kota Kendari.
Ho: Tidak ada hubungan paritas dengan kualitas hidup ibu hamil di
Puskesmas Perumnas Kota Kendari.