Anda di halaman 1dari 1

Infeksi

Nosokomial
DEFINISI EPIDEMIOLOGY
'Nosokomial' atau ‘healthcare associated infections’ (HCAI) Infeksi nosokomial mempengaruhi sejumlah besar pasien
merupakan penyakit yang muncul pada pasien di bawah secara global, menyebabkan peningkatan kematian, dan
perawatan medis di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya dampak finansial pada sistem perawatan kesehatan.
yang tidak ada pada saat masuk. Infeksi ini dapat terjadi selama Infeksi nosokomial yang paling sering, melibatkan
pemberian layanan kesehatan dan bahkan setelah pemulangan saluran kemih dan umumnya menyertai manipulasi
pasien. Infeksi nosokimial baru timbul minimal 3 kali dalam 24 urologis, termasuk penggunaan kateter tetap saluran
jam sejak pasien mulai dirawat di rumah sakit dan bukan infeksi kencing. Beberapa infeksi nosokomial saluran kencing
kelanjutan perawatan sebelumnya. mengakibatkan bakteremia kecuali pada adanya
obstruksi.

ETIOLOGY & AGENT tindakan invasif seperti pemasangan kateter, intubasi,


(ORGANISM CAUSING) trakeostomi, dan drain bedah dapat meningkatkan risiko
infeksi nosokomial, dimana tindakan medis tersebut
infeksi nosokomial dapat disebabkan oleh bakteri dapat merusak barrier alamiah tubuh sehingga lebih
(Staphylococcus aureus, Streptococcus, Eschericia coli, Klebsiella rentan terkena infeksi. Selain itu, pengaruh obat-obatan
sp, Pseudomonas sp pada penderita luka bakar, Enterococcus
yang diberikan kepada pasien seperti antasida yang
faecalis, dan Bacteriodes sp), virus (influenza, parainfluenza,
dapat mengurangi keasaman lambung sebagai barier
HIV, rhinovirus, rotavirus, campak, herpes-simplex virus, dan
tubuh, tobat-obat yang dapat menekan sistem imun,
hepatitis virus), dan jamur (Candida sp dan Aspergillus sp).
antimikroba yang dapat mengganggu flora normal tubuh
dan menimbulkan resistensi, transfusi darah, juga
HOST meningkatkan risiko terkena infeksi nosokomial.

Pasien dengan kekebalan tubuh yang lemah, seperti orang tua, Risiko tertinggi nfeksi nosokomial terjadi pada balita
bayi, atau individu dengan penyakit yang menyebabkan dengan usia 0-5 tahun, seseorang dengan penyakit
penurunan kekebalan, lebih rentan terhadap infeksi. bawaan seperti diabetes melitus, dan pada seorang laki-
Pasien dengan luka terbuka, luka operasi, atau kondisi medis
laki. Laki-laki lebih memiliki peluang besar untuk
tertentu dapat memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi.
terinfeksi dibandingkan perempuan.
Penggunaan alat medis, seperti kateter urin, ventilator, atau
selang endotrakeal, dapat meningkatkan risiko infeksi jika tidak
dikelola dengan baik dan bersih. TIPE INFEKSI
1. Infeksi Aliran Darah Primer (IADP/CLABSI))
FAKTOR LINGKUNGAN Infeksi aliran darah primer (IADP) atau infeksi aliran darah terkait jalur
sentral (Central lineassociated bloodstream infections - CLABSI)
Kondisi fasilitas kesehatan yang dapat mempengaruhi penyebaran infeksi nosokomial
adalah
merupakan infeksi nosokomial yang mematikan dengan tingkat angka
Kebersihan dan sanitasi. Kebersihan yang tidak terjaga atau kekurangan sanitasi di kematian 12% - 25%.
lingkungan rumah sakit dapat menyediakan tempat yang ideal bagi mikroorganisme 2. Infeksi Saluran Kemih Terkait kateter (CAUTI)
untuk tumbuh dan menyebabkan infeksi. infeksi saluran kemih terkait kateter atau Catheter associated urinary tract
Penanganan dan sterilisasi peralatan medis. Peralatan medis yang tidak digunakan infections (CAUTI) merupakan infeksi yang melibatkan bagian mana pun dari
atau disterilkan dengan benar, mikroorganisme dapat bertahan dan menyebar ke sistem kemih, termasuk kandung kemih, uretra, ureter, danan ginjal. ISK
pasien. adalah jenis infeksi terkait perawatan kesehatan yang paling umum
Kelalaian terhadap praktik pengendalian infeksi, seperti kebersihan tangan yang
dilaporkan ke National Healthcare Safety Network (NHSN).
buruk atau penggunaan perlengkapan pelindung diri yang tidak memadai, dapat
3. Pneumonia terkait Ventilator (VAP)
menyebabkan penyebaran infeksi di antara pasien.
Pengunjung. pengunjung bisa saja menularkan penyakit lain ke pasien, karena kuman Pneumonia terkait ventilator merupakan pneumonia yang terjadi lebih dari
yang dibawa oleh pengunjung dapat menyebar ke ruangan, apalagi jika pengunjung 48 jam setelah pasien diintubasi dan menerima ventilasi mekanis melalui
sedang sakit atau terinfeksi suatu penyakit tertentu. selang endotrakeal atau trakeostomi. VAP terjadi akibat invasi
mikroorganisme ke saluran pernapasan bagian bawah dan parenkim paru.
Intubasi mengganggu integritas orofaring dan trakea, memungkinkan
SIGN & SYMPTOMS sekresi oral dan lambung memasuki saluran
udara bagian bawah.
Tanda dan gejala tergantung pada jenis infeksi nosocomial.
1. Infeksi aliran darah terkait jalur sentral (CLABSI) -->
menggigil, demam, kekakuan akibat bakteremia, penurunan
PENCEGAHAN
1. Menjaga kebersihan tangan dengan sabun sebelum menyentuh pasien,
tekanan darah sistolik sebesar 40 mmHg.
setelah terpapar cairan tubuh, setelah menyentuh pasien, sebelum
2. Infeksi saluran kemih terkait kateter (CAUTI) --> hematuria
prosedur bersih atau aseptik, dan setelah menyentuh lingkungan pasien.
akut, demam, disuria, nyeri sudut suprapubik atau
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang berbahan sintetis agar
costovertebral, dan obstruksi kateter.
tidak tembus oleh cairan.
3. Infeksi kulit dan jaringan lunak (SSTI) --> nyeri, dehisensi
3. Praktik keselamatan kerja, berhubungan dengan pemakaian instrumen
luka, eritema, demam, leukositosis, serta nyeri yang lebih tajam sprti jarum suntik.
dalam dan luas. 4. Penggunaan antiseptik.

Anda mungkin juga menyukai