Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SISTEM POLITIK INDOENSIA

ULANGAN TENGAH SEMSTER II

Nama : Ayu Puspitasari


NIM : G22010028
Mata Kuliah : Sistem Politik Indonesia
Dosen Pengampu : Dra. Wahyuning Chumaeson., M.Si

UNIVERSITAS BOYOLALI
FAKULTAS KOMUNIKASI & TEKNIK INFORMATIKA
PROGAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
TAHUN AJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Profil Presiden Gus Dur.............................................................................................................5
B. Masa Pemerintahan di Era Presiden Gus Dur.........................................................................6
C. Konflik di Era Kepemerintahan Gus Dur dan Cara penanggulangannya.............................7
D. Upaya Meningkatkan Produktivitas Pemerintahan.................................................................8
KESIMPULAN..................................................................................................................................10
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya saya
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah
“Produktivitas Kinerja Pemerintahan Era Presiden Gus Dur”.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Sistem Politik Indonesia yang telah memberikan tugas sebagai pelaksanaan
Ulangan Tengah Semester kepada saya. Saya juga ingin mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang turut membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Makalah ini jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemmpuan saya, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa saya harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Boyolali, Mei 2023

Penulis
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintahan adalah sistem yang mengatur dan mengelola suatu negara atau entitas
politik. Pemerintahan bertujuan untuk memberikan keamanan, keadilan, dan pelayanan
kepada masyarakat. Berikut ini adalah beberapa teori ahli yang relevan dalam studi
pemerintahan:
1. Teori Monarki Absolut
Ahli seperti Thomas Hobbes dan Jean Bodin mendukung monarki absolut, di mana
kekuasaan tertinggi berada di tangan seorang raja atau ratu. Mereka berpendapat bahwa
kekuasaan mutlak diperlukan untuk mempertahankan kestabilan sosial.
2. Teori Demokrasi
Ahli seperti John Locke dan John Stuart Mill mempromosikan demokrasi sebagai
bentuk pemerintahan yang paling diinginkan. Demokrasi melibatkan partisipasi aktif rakyat
dalam pengambilan keputusan politik dan mengutamakan kebebasan individu serta
perlindungan hak asasi manusia.
3. Teori Negara Hukum
Ahli seperti Montesquieu menekankan pentingnya negara hukum, di mana
pemerintah terikat oleh undang-undang dan keseimbangan kekuasaan antara cabang-cabang
pemerintah. Prinsip ini bertujuan untuk melindungi hak-hak individu dan mencegah
penyalahgunaan kekuasaan.
4. Teori Marxisme
Karl Marx mengembangkan teori marxisme yang menyoroti konflik kelas dalam
masyarakat. Menurutnya, pemerintahan sebagian besar berfungsi untuk melindungi
kepentingan kelas dominan dalam ekonomi kapitalis.
5. Teori Pluralisme
Ahli seperti Robert Dahl menyatakan bahwa kekuasaan dalam masyarakat terbagi di
antara berbagai kelompok dan kepentingan. Pemerintahan yang efektif harus mengakomodasi
keberagaman ini dan mendorong partisipasi yang seimbang dari berbagai kelompok dalam
proses pengambilan keputusan.
6. Teori Birokrasi
Ahli seperti Max Weber mempelajari peran birokrasi dalam pemerintahan. Birokrasi
dianggap sebagai struktur administratif yang rasional dan efisien untuk menjalankan
kebijakan publik.

B. Rumusan Masalah
1. Menganalisa produktivitas kinerja pemerintahan di era Presiden Gus Dur

PEMBAHASAN

A. Profil Presiden Gus Dur

Presiden Abdurrahman Wahid, yang lebih dikenal sebagai Gus Dur, yaitu memiliki
nama lengkap Abdurrahman Wahid yang lahir pada 7 September 1940 di Jombang, Jawa
Timur, Indoensia dan wafat pada 30 Desember 2009. Gus Dur belajar di Pondok Pesantren
Tegalrejo, Jawa Tengah, dan melanjutkan pendidikan di Universitas Al-Azhar di Kairo,
Mesir. Gus Dur berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU), sebuah organisasi Islam
terbesar di Indonesia. Ayahnya, Wahid Hasyim, adalah pendiri NU dan mantan Menteri
Agama Indonesia. Gus Dur adalah tokoh penting dalam pergerakan reformasi di Indonesia. Ia
adalah pendiri dan pemimpin Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang didirikan setelah
jatuhnya rezim Soeharto. Gus Dur terpilih sebagai Presiden Indonesia dalam pemilihan
presiden langsung pertama pada tahun 1999.
Masa kepemimpinan Gus Dur sebagai Presiden berlangsung dari 1999 hingga 2001.
Ia menjadi Presiden Indonesia yang pertama setelah era Orde Baru. Meskipun masa
pemerintahannya singkat, ia mendorong reformasi politik, demokratisasi, dan peningkatan
hak asasi manusia di Indonesia. Gus Dur dikenal sebagai tokoh yang menganut nilai-nilai
kebebasan, toleransi, dan pluralisme. Ia mendukung dialog antaragama, hak-hak minoritas,
dan menghormati keragaman budaya dan agama di Indonesia. Gus Dur juga mengedepankan
nilai-nilai kemanusiaan, keadilan sosial, dan peningkatan kesejahteraan sosial.
Setelah masa pemerintahannya, Gus Dur tetap aktif dalam berbagai kegiatan sosial
dan organisasi Islam di Indonesia. Ia juga terlibat dalam mediasi konflik internasional, seperti
di Timor Timur dan di wilayah-wilayah konflik di dunia, sebagai bagian dari upayanya untuk
mendorong perdamaian dan dialog. Gus Dur dianggap sebagai salah satu tokoh penting
dalam perjalanan demokrasi di Indonesia. Ia meninggalkan warisan berupa pemikiran-
pemikiran tentang demokrasi, hak asasi manusia, dan pluralisme. Pengaruhnya terus terasa
dalam gerakan sosial, politik, dan keagamaan di Indonesia setelah masa pemerintahannya.
Gus Dur menerima beberapa penghargaan internasional, termasuk Penghargaan Perdamaian
Internasional Anugerah Gandhi pada tahun 2003 dan Penghargaan Kemanusiaan Yayasan
King Baudouin dari Belgia pada tahun 2005.

B. Masa Pemerintahan di Era Presiden Gus Dur

Pada era Presiden Abdurrahman Wahid, yang sering dikenal sebagai Gus Dur,
pemerintahan di Indonesia masih mengikuti sistem pemerintahan presidensial. Sistem
pemerintahan presidensial adalah sistem di mana kekuasaan eksekutif terpusat pada seorang
presiden yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Pemerintahan di era Gus Dur berlangsung
dari tahun 1999 hingga 2001. Pada masa ini, Indonesia sedang mengalami peralihan dari
rezim otoriter Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto menuju demokrasi yang lebih
terbuka. Beberapa kebijakan yang diterapkan oleh Presiden Gus Dur selama masa
pemerintahannya adalah:
1. Kebijakan Demokratisasi
Presiden Gus Dur memprioritaskan reformasi demokratisasi di Indonesia. Dia
mendorong kebebasan berpendapat, kebebasan pers, dan kebebasan berorganisasi. Selain itu,
ia juga memberikan ruang yang lebih besar bagi partai politik dan masyarakat sipil untuk
berperan aktif dalam proses politik.
2. Kebijakan Multikulturalisme
Gus Dur menekankan pentingnya keragaman budaya, agama, dan suku bangsa di
Indonesia. Ia berupaya untuk mempromosikan dialog antaragama, menghormati hak
minoritas, dan menciptakan kerukunan antarumat beragama.
3. Kebijakan Otonomi Daerah
Presiden Gus Dur mendukung dan mempercepat implementasi otonomi daerah. Dia
ingin memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah dalam mengelola urusan
pemerintahannya sendiri, termasuk dalam hal keuangan dan pengambilan keputusan.
4. Kebijakan Hak Asasi Manusia
Gus Dur menempatkan perlindungan hak asasi manusia sebagai prioritas dalam
pemerintahannya. Ia membentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk
melindungi hak-hak individu dan menangani pelanggaran hak asasi manusia.
C. Konflik di Era Kepemerintahan Gus Dur dan Cara penanggulangannya

Meskipun masa pemerintahan Gus Dur relatif singkat dan diwarnai oleh konflik
politik, kebijakannya mencerminkan komitmen terhadap demokrasi, hak asasi manusia, dan
pluralisme yang kuat. Upayanya dalam memperkuat demokrasi dan menghormati keragaman
di Indonesia memberikan pengaruh penting dalam perjalanan demokrasi di negara ini. Pada
era Gus Dur juga terjadi berbagai konflik politik yang mempengaruhi stabilitas pemerintahan.
Beberapa konflik politik yang terjadi antara lain:
1. Konflik dengan DPR
Presiden Gus Dur menghadapi ketegangan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
yang didominasi oleh partai-partai politik yang lebih konservatif. Konflik ini terkait dengan
beberapa kebijakan kontroversial, seperti pencabutan larangan terhadap Partai Komunis
Indonesia (PKI) dan ketidaksepakatan mengenai penyelesaian konflik di Timor Timur.
2. Konflik etnis dan agama
Gus Dur memerintah di tengah ketegangan antara kelompok etnis dan agama di
Indonesia. Beberapa konflik sosial terjadi antara kelompok etnis dan agama yang berbeda,
misalnya konflik di Maluku, Poso, dan Papua. Gus Dur berupaya untuk meredakan
ketegangan ini dengan mengadakan dialog antaragama dan mempromosikan toleransi serta
kerukunan antarumat beragama.
3. Konflik dengan militer
Hubungan Gus Dur dengan militer juga mengalami ketegangan. Terdapat
ketidaksepakatan antara Gus Dur dan sejumlah perwira tinggi militer mengenai kebijakan
keamanan, reformasi militer, serta keterlibatan militer dalam politik. Konflik ini mencapai
puncaknya saat Gus Dur memberhentikan Panglima TNI Jenderal Wiranto pada tahun 2000.

Dalam menanggapi konflik politik tersebut, Gus Dur menerapkan beberapa langkah
penanggulangan, antara lain:
1. Diplomasi dan dialog
Gus Dur memilih jalur diplomasi dan dialog dalam menangani konflik politik. Ia
berusaha menjalin komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat konflik, baik politisi, tokoh
agama, maupun tokoh masyarakat, dengan harapan mencapai kesepakatan dan solusi yang
saling menguntungkan.
2. Mengedepankan prinsip keadilan dan demokrasi
Gus Dur mempertahankan prinsip-prinsip keadilan dan demokrasi dalam menangani
konflik politik. Ia berupaya memastikan bahwa hak-hak semua pihak dihormati dan
mengambil langkah-langkah yang memperkuat demokrasi, termasuk memperluas partisipasi
politik dan mendukung hak asasi manusia.
3. Menggunakan lembaga penegak hukum
Gus Dur juga mengandalkan lembaga penegak hukum, seperti kepolisian dan
kejaksaan, untuk menangani konflik politik dan mengusut tindakan yang melanggar hukum.
Ia berusaha memastikan bahwa penegakan hukum dilakukan secara adil dan transparan.

D. Upaya Meningkatkan Produktivitas Pemerintahan

Pada era Presiden Gus Dur terdapat beberapa inisiatif dan kebijakan yang dijalankan
dengan tujuan meningkatkan produktivitas pemerintahan. Berikut ini adalah beberapa contoh
dari upaya produktivitas pemerintahan yang terjadi di era Presiden Gus Dur:
1. Reformasi Birokrasi
Presiden Gus Dur mendorong reformasi birokrasi untuk meningkatkan efisiensi dan
kinerja administrasi pemerintahan. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah
pemberian otonomi yang lebih besar kepada lembaga-lembaga pemerintahan daerah dalam
mengelola urusan pemerintahannya sendiri.
2. Penyederhanaan Regulasi
Pemerintahan Gus Dur berupaya untuk menyederhanakan regulasi yang ada guna
mengurangi birokrasi yang berlebihan dan mempermudah proses bisnis serta investasi.
Beberapa peraturan yang dianggap menghambat pertumbuhan ekonomi dan investasi direvisi
atau dicabut.
3. Peningkatan Transparansi
Pemerintahan Gus Dur berkomitmen untuk meningkatkan transparansi dalam
pemerintahan. Ini termasuk memberikan akses yang lebih luas kepada publik terhadap
informasi pemerintah, termasuk anggaran publik, kebijakan, dan proyek-proyek
pembangunan.
4. Penanggulangan Korupsi
Gus Dur menekankan pentingnya penanggulangan korupsi dalam pemerintahan. Dia
mendukung pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bertujuan untuk
memberantas korupsi di Indonesia. Langkah ini merupakan upaya untuk meningkatkan
integritas pemerintahan dan membangun tata kelola yang baik.
5. Pemberdayaan Masyarakat
Pemerintahan Gus Dur mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan
keputusan. Pemerintahannya memberikan ruang yang lebih besar bagi partai politik,
organisasi masyarakat sipil, dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya untuk berkontribusi
dalam proses kebijakan publik.
6. Pembangunan Infrastruktur dan Pendidikan
Gus Dur juga berupaya meningkatkan produktivitas pemerintahan dengan fokus pada
pembangunan infrastruktur dan peningkatan pendidikan. Pemerintahannya meluncurkan
program-program pembangunan infrastruktur yang bertujuan untuk memperkuat konektivitas
dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain itu, upaya ditingkatkan dalam meningkatkan
akses dan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia.
KESIMPULAN

Di bawah kepemimpinan Presiden Gus Dur, ia menjalankan masa pemerintahan


dengan berbagai pendekatan dan kebijakan. Lalu terdapat kesimpulan mengenai beberapa
aspek yang mencerminkan bagaimana Gus Dur menjalankan dan bagaimana produktivitas
kinerja di masa pemerintahannya, antara lain :
1. Pendekatan Demokratis
Gus Dur menerapkan pendekatan yang demokratis dalam memimpin pemerintahan. Ia
memberikan kebebasan berpendapat, kebebasan pers, dan kebebasan berorganisasi kepada
rakyat dan partai politik. Ia juga mendukung partisipasi aktif dari masyarakat sipil dan
berupaya untuk mendengarkan suara dan aspirasi rakyat.
2. Pemeliharaan Keragaman
Gus Dur mengedepankan nilai-nilai pluralisme dan keragaman dalam
pemerintahannya. Ia berupaya memastikan keberagaman budaya, agama, dan suku bangsa di
Indonesia dihormati dan diakui. Gus Dur mengadakan dialog antaragama dan berupaya
meredakan konflik sosial yang timbul dari perbedaan etnis dan agama.
3. Reformasi Politik
Gus Dur memprioritaskan reformasi politik untuk memperkuat demokrasi dan
transparansi. Ia mendukung penyederhanaan regulasi dan pemberantasan korupsi dalam
pemerintahan. Pemerintahannya juga mendorong partisipasi publik yang lebih besar dalam
pengambilan keputusan politik dan memperkuat peran lembaga-lembaga demokratis seperti
DPR dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
4. Kebijakan Kesejahteraan Sosial
Gus Dur memiliki perhatian khusus terhadap kesejahteraan sosial. Ia meluncurkan
program-program yang bertujuan untuk mengatasi kemiskinan, meningkatkan pendidikan,
dan memperluas akses kesehatan bagi rakyat. Gus Dur juga menekankan perlindungan hak-
hak sosial dan ekonomi masyarakat yang rentan.
5. Diplomasi Internasional
Gus Dur menjalankan kebijakan luar negeri yang aktif dan independen. Ia berusaha
menjalin hubungan baik dengan negara-negara lain dan menjadi mediator dalam konflik
internasional, seperti konflik di Timor Timur. Gus Dur juga mendorong kerja sama regional
dan internasional dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial.

Meskipun masa pemerintahannya singkat dan diwarnai oleh tantangan politik, Gus
Dur berusaha untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, pluralisme, dan kesejahteraan
sosial dalam kepemimpinannya. Pendekatan dan kebijakan-kebijakan ini mencerminkan
upayanya untuk mengembangkan sistem pemerintahan yang inklusif, transparan, dan
berorientasi pada kepentingan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai