PLI - Pembahasan IE

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Praktikum kali ini dilakukan percobaan oertukaran ion dengan menggunakan resin

penukar ion. Resin penukar ion yang digunakan yaitu jenis resin katio dan resin anion.
Keluaran hasil dari proses ini adalah dapat diperolehnya air demineralisasi dimana air
tersebut merupakan hasil proses penghilangan kation dan anion yang terkandung
didalamnya. Beberapa kandungan mineral yang dihilangkan dalam bentuk kation dan
anion pada air yaitu : Na +, Ca2+, Mg2=, K+, Fe3=, cl-, so42-, dan CO32- (Lee, 2005). Air
demineralisasi banyak di gunakan di industry sebagai kebutuhan air umpan boiler.

Air umpan yang digunakan yaitu air tanah diambil dari keran lab PLI POLBAN. Sebelum
dilakukan pertukaran ion atau in service dilakukan proses backwash yang bertujuan untuk
menghilangkan material tersuspensi yang terakumulasi dalam unggun selain itu juga
untuk mengaduk resin sehingga partikulat padat yang menyelubungi resin dapat terlepas.
Pada tabel hasil 4.1.2 nilai kekeruhan yang menjadi parameter pada proses backwash
semakin menurun terhadap waktu dimana pada resin kation menjadi bernilai 1,94 NTU
sedangkan pada resin anion 1,70 NTU. Hal tersebut sesuai dengan teori dimana
kekeruhan pada keluaran akan menurun karena pengotor akan keluar bersamaan dengan
air keluaran yang digunakan. batas maksimal kekeruhan air bersih menurut
PERMENKES RI Nomor 416 Tahun 1990 adalah 25 skala NTU (Nephelometric
Turbidity Unit), nilai akhir yang didapat <25 NTU menandakan air sudah tergolong air
besih. Menjadikan resin dapat digunakan kembali.

Selanjutnya dilakukan proses in service. Parameter yang diamati yaitu total hardness
pada effluent resin penukar kation , DHL dan pH pada effluent resin penukar anion. Dari
tabel hasil 4.1.4 dan grafik 4.1.4 nilai Total hardness mengalami kenaikan dan penurunan
yng tidak signifikan (fluktuasi), hal tersebut mungkin dapat menjadikan bahwa resin
sudah dalam kondisi jenuh sehingga selanjutnya perlu dilakukan regenerasi. Selain itu,
parameter yang digunakan untuk dilakukan proses regenerasi resin kation yaitu FMA
menunjukan pH mendekati netral ( saat in service pH effluent rendah 4 ), dan nilai
hardness mulai naik. Sedangkan pada resin anion dapat dilihat dari kandungan silica
(maksimum 0,12 ppm) [Soeswanto Bambang, tanpa tahun]. Nilai Total hardness yang
kami dapat di rentang 18-22 mg/l caco 3 maka air hasil pengolahan tergolong pada
kalsifikasi soft water.

Klasifikasi total hardness dalam air (Freezy and Chery, 1979):

Water Total Hardness


Classificatio Consentration in (mg/L)
n as CaCO3
Soft 0 – 50
Moderately
50 – 100
soft
Slighty hard 100 – 150
Moderately
150 – 200
hard
Hard 200 – 300
Very Hard >300

Pada tabel hasil 4.1.4, grafik 4.1.2 nilai DHL pada keluaran resin anion terjadi fluktuasi
pada rentang 161,9 – 16,3 μS /cm. Nilai ini tidak berbeda jauh dengan nilai sebelum
proses in service yaitu sebesar 161,6 μS /cm. Hal ini dapat menandakan bahwa resin
anion sudah dalam keadaa jenuh sehingga perlu dilakukan regenerasi resin. Pada grafik
4.1.3 dapat dilihat bahwa pH mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan pada
menit ke 25 dan 30 dari 6 menjadi 6,5 , namun hal tersebut masih dalam keadaan netral.

Anda mungkin juga menyukai