Anda di halaman 1dari 8

Surveilans epidemiologi Hepatitis B

Surveilans epidemiologi
A. Definisi dari Surveilans Epidemiologi
Menurut WHO :
Surveilans adalah : Pengumpulan, pengolahan, analisis data kesehatan secara sistematis dan
terus menerus, serta desiminasi informasi tepat waktu kepada pihak – pihak yang perlu
mengetahui sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.(Last, 2001 dalam Bhisma Murti,
2003 )

Menurut Centers for Disease Control ( CDC ), 1996.


Surveilans adalah : Pengumpulan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis
dan terus menerus,  yang diperlukan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya
kesehatan masyarakat, dipadukan dengan  desiminasi data secara tepat waktu kepada pihak
– pihak yang perlu mengetahuinya.

Menurut Gunawan (2000)


Surveilans epidemiologi adalah pengamatan yang terus menerus atas distribusi, dan
kecenderungan suatu penyakit melalui pengumpulan data yang sistematis agar dapat
ditentukan penanggulangannya yang secepat-cepatnya

Surveilans Epidemiologi adalah pengumpulan dan analisa data epidemiologi yang akan
digunakan sebagai dasar dari kegiatan-kegiatan dalam bidang pencegahan dan
penanggulangan penyakit yang meliputi kegiatan :
1. Perencanaan Program Pemberantasan Penyakit.
Mengenal Epidemiologi Penyakit berarti mengenal apa yang kita hadapi dan mengenal
perencanaan program yang baik.
2. Evaluasi Program Pemberantasan Penyakit.
Bagaimana keadaan sebelum dan sesudah dan sesudah program dilaksanakan sehingga
dapat diukur keberhasilannya menggunakan data sueveilans epidemiologi.
3. Penanggulangan wabah Kejadian Luar Biasa.

B. Manfaat Surveilans Epidemiologi


1) Deteksi perubahan akut dari penyakit yang terjadi dan distribusinya
2) Identifikasi dan perhitungan trend dan pola penyakit
3) Identifikasi kelompok resiko tinggi menurut waktu, orang dan tempat
4) Identifikasi factor resiko dan penyebab lainnya
5) Deteksi perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi
6) Dapat memonitoring kecenderungan penyakit endemis
7) Mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologinya
8) Memberikan informasi dan data dasar untuk proyeksi kebutuhan pelayanan kesehatan
dimasa dating
9) Membantu menetapkan masalah kesehatan prioritas dan prioritas sasaran program pada
tahap perencanaan

Hepatitis B
A. Definisi Penyakit
Hepatitis virus merupakan penyakit sistemik yang terutama mengenai hati. kebanyakan
hepatitis virus akut pada anak atau orang dewasa disebabkan oleh salah satu dari agen
berikut: virus hepatitis A (HAV), agen penyebab hepatitis virus tipe A (hepatitis infeksius);
virus hepatitis B (HBV), penyebab hepatitis virus B (hepatitis serum); virus hepatitis C
(HCV), agen hepatitis C (penyebab sering hepatitis pascatransfusi); atau virus hepatitis E
(HEV), agen hepatitis yang ditularkan secara enterik. Virus lain yang menjadi penyebab
hepatitis yang tidak dapat dimasukan kedalam gol.agen yang telah diketahui dan penyakit
yang terkait dinyatakan sebagai hepatitis non-A-E. Virus lain yang diketahui sifatnya yang
dapat menyebabkan hepatitis sporadik, seperti virus demam kuning, sitomegalovirus,virus
epstein-barr,virus herpes simpleks, virus rubela dan enterovirus.
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (HBV),
suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau
menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati.
Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi. HBV penyebab
hepatitis serum, HBV ditetapkan sebagai infeksi kronis terutama pada mereka yg terinfeksi
sewaktu bayi. Ini merupakan faktor utama dalam perkembangan terakhir.

B. Gejala penyakit
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit
perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita
hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan
kepada orang lain menjadi lebih beresiko.
Tanda gejala hepatitis B biasanya muncul setelah dua sampai tiga bulan setelah anda
terinfeksi dan gejalanya dapat berfariasi dari yang ringan sampai prarah. Tanda dan gejala
hepatitis B antara lain :

1. Nyeri pada area perut 5. Mual dan muntah


2. Urin yang berwarna gelap 6. Lemah dan kelelahan
3. Nyeri sendi 7. Kulit dan area putih pada mata
4. Hilang nafsu makan menjadi kuning

C. Transmisi Hepatitis B
Mode transmisi adalah sama bagi human immunodeficiency virus (HIV), tetapi HBV
adalah 50 sampai 100 kali lebih menular seperti HIV, VHB dapat bertahan hidup di luar
tubuh setidaknya selama 7 hari. Selama waktu itu, virus tetap dapat menyebabkan infeksi
jika memasuki tubuh orang yang tidak terinfeksi. 
1. Sumber  Penularan Virus Hepatitis B. 
Dalam   kepustakaan   disebutkan   sumber   penularan   virus   Hepatitis B berupa :
a. Darah
b. Saliva
c. Kontak dengan mukosa penderita virus hepatitis B
d. Feces dan urine
e. Lain – lain : sisir, pisau cukur, selimut, alat makan, alat kedokteran yang
terkontaminasi virus hepatitis B. Selain itu dicurigai penularan melalui nyamuk
atau serangga penghisap darah.
2. Cara penularan virus Hepatitis B
Penularan infeksi virus hepatitis B melalui berbagai cara yaitu :
a. Parenteral
Dimana  terjadi  penembusan  kulit  atau  mukosa  misalnya melalui
tusuk jarum atau benda yang sudah tercemar virus hepatitis B dan pembuatan tatto.
b. Non Parenteral    Karena persentuhan yang erat dengan benda yang tercemar virus
hepatitis B. Secara epidemiologic penularan  infeksi virus hepatis B
ada 2 cara penting yaitu:
a) Penularan  vertical Yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari ibu yang
HBsAg positif kepada anak yang dilahirkan yang terjadi selama
masa perinatal. Resiko terinfeksi pada bayi mencapai 50-
60% dan bervariasi antar negara satu dan lain berkaitan dengan  kelompok etnik.
b) Penularan horizontal
yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari seorang pengidaap virus hepatitis B
kepada orang lain desekitarnya, misalnya melalui hubungan seksual.

E. Tanda Dan Gejala Hepatitis 


1. Masa Tunas
Masa tunas sering sukar ditentukan karena saat terserang infeksi sering tidak diketahui

2. Fase Pre Ikterik


Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung
sekitar 2-7 hari. Pertama kali timbul adalah penurunan nafsu makan ( nausea ) , mual,
muntah, nyeri perut kanan atas (ulu hati). Badan terasa pegal-pegal terutama di pinggang,
bahu dan malaise, lekas capek, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama
2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis B.
3. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai
dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu
pertama, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang
disertai gatal-gatal seluruh tubuh, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.

4. Fase Penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul
bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna
urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas
capai.

E. Pencegahan Penularan Hepatiis B


1. Pencegahan dapat dilakukan dengan melalui tindakan Health Promotion baik pada host
maupun lingkungan dan perlindungan khusus terhadap 
penularan.
2. Health  Promotion  terhadap  host  berupa  pendidikan  kesehatan,  peningkatan higienep
erorangan,  perbaikan  gizi,  perbaikan  sistem  transfusi darah dan mengurangi kontak
erat dengan bahan-bahan yang berpotensi menyebarkan penyakit.
3. virus VHB.
4. Pencegahan  virus  hepatitis  B  melalui  lingkungan,  dilakukan  melalui  upaya
meningkatkan perhatian hidup terhadap kemungkinan penyebaran infeksi VHB melalui
tindakan melukai seperti tindik, akupuntur, perbaikan sarana kehidupan dikota dan
didesa serta pengawasan kesehatan makanan yang meliputi tempat penjualan makanan
dan juru masak serta pelayan rumah makan.
5. Perlindungan  khusus terhadap penularan dapat dilakukan melalui sterilisasi benda –
benda yang tercemar dengan pemanasan dan tindakan khusus seperti penggunaan
sarung tangan bagi petugas kesehatan, petugas laboratorium yang langsung
bersinggungan dengan darah, serum, cairan tubuh dari penderita hepatitis, juga pada
petugas kebersihan, penggnaan pakaian khusus sewaktu kontak dengan darah dan
cairan tubuh, cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penderita pada tempat
khusus selain itu perlu dilakukan pemeriksaan HBsAg petugas kesehatan (onkologi dan
dialisa) untuk menghindarkan kontak antara petugas kesehatan dengan penderita.

F. Peran Bidan dalam Pencegahan Penyakit


Pengobatan penyakit Hepatitis B memang bukan tugas dan wewenang bidan, tetapi bidan
bisa melakukan pencegahan Hepatitis B dengan melakukan imunisasi pada anak usia balita
(1-5 tahun), dengan memberikan vaksin Hepatitis B yang berasal dari protein khusus kuman
Hepatitis B. Diberikan dengan cara disuntikan secara intramuscular dengan membentuk
sudut 450 – 600, dibagian paha sebelah luar (otot vastus lateralis) 3 kali suntikan dosis 0,5cc.

Surveilans Epidemiologi Hepatitis B


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirkan lebih dari 2 milyar penduduk dunia
terinfeksi hepatitis B (HBV) dengan angka kemaian 250.000 orang per tahun dan lebih dari
350 juta memiliki infeksi hati kronis (jangka panjang). Hepatitis endemic di China dan
bagian Asia lain. Kebanyakan orang di wilayah tersebut menjadi terinfeksi VHB selama
masa kanak-kanak. Di wilayah ini 8%-10% dari populasi dewasa terinfeksi kronis. kanker
hati disebabkan oleh HBV adalah antara tiga penyebab pertama kematian dari kanker pada
pria, dan penyebab utama kanker pada wanita.
Indonesia adalah negara dengan prevalensi hepatitis B dengan tingkat endemisitas tinggi
yaitu lebih dari 8 persen yang sebanyak 1,5 juta orang Indonesia berpotensi mengidap kanker
hati, hal ini berarti bahwa Indonesia termasuk daerah endemis penyakit hepatitis B dan
termasuk negara yang dihimbau oleh WHO untuk melaksanakan upaya pencegahan
(Imunisasi).
Kasus Hepatitis B Menurut Rumah Sakit 1994-1996
No Rumah Sakit 1994 1995 1996
1. RSCM (Jakarta) 12 12 6
2. Pelni(Jakarta) 99 140 69
3. St.Carolus (Jakarta) 30 28 35
4. Husada (Jakarta) 107 203 13
5. Hasan Sadikin (Bandung) 15 19 11
6. Kariadi (Semarang) 59 53 46
7. Roemani(Semarang) 6 21 14
8. Dr. Soetomo (Surabaya)  50 47 22
9. William Boot (Surabaya)  14 19 10
10. M.Djamil (Padang) 0 18 9
11 Yos Soedarso (Padang) 9 10 2
12. Sanglah (Bali) 45 27 18
13. Mataram 27 33 11
14. W.Z. Yohanes (Kupang) 9 16 6
491 662 278
Sumber: Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kota Palembang2009 

1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan buku profil kesehatan dari
Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kota Palembang pada tahun 2009
di beberapa rumah sakit.

2. Pengolahan Data
Hasil pengolahan data dikeluarkan dalam bentuk laporan tahunan kemudian hasil
pengolahan data kasus penyakit disajikan dalam bentuk tabel, dengan
menggunakan  aplikasi program komputer Microsoft Excel 2007.

3. Analisis
Analisis data penyakit Hepatitis B di beberapa rumah sakit ini berdasarkan diagnose
yang di tegakkan

4. Distribusi
Kasus Hepatitis B di beberapa rumah sakit ini banyak di temukan akibat kontak
perawat/dokter dengan penderita atau bayi yang baru lahir dari ibu penderita
penyakit hepatitis B

DAFTAR PUSTAKA

http://epidemiologiunsri.blogspot.com/2011/11/hepatitis-b_07.html diakses ada tanggal 25


Februari 2014

http:// infopenyakit.com/2007/12/penyakit-hepatitis.html diakses ada tanggal 25 Februari 2014

http://obathepatitisb.com/beberapa-cara-penularan-hepatitis-b/ diakses ada tanggal 25 Februari


2014

http://surveilansbyl.blogspot.com/2012/07/sekilas-tentang-hepatitis.html diakses ada tanggal 25


Februari 2014

Anda mungkin juga menyukai