Peran Pendidik Bahasa Inggris Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani
Peran Pendidik Bahasa Inggris Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani
Disusun oleh:
Muhammad Surya Setiawan
F2B0210521
S1 Pendidikan Bahasa Inggris
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
1.1 Latar belakang...........................................................................................................................3
1.2 Landasan Teori..........................................................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
LATAR BELAKANG.........................................................................................................................6
2.1 Era Kejayaan Keilmuan Umat Islam.......................................................................................6
2.2 Ilmu yang berkembang pada masa kejayaan islam................................................................7
2.3 Era Kemunduran Umat Islam................................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................................12
PEMBAHASAN.................................................................................................................................12
3.1 Konsep Masyarakat madani dan kemajuan peradaban.......................................................12
3.2 Inovasi Sarjana pendidikan Bahasa dalam kemajuan peradaban islam.............................13
a. Penanaman nilai adab dan moral yang islami dalam pembelajaran.............................13
b. Pengajaran keterampilan hidup bermasyarakat.............................................................14
c. Apresiasi karya..................................................................................................................15
d. Pengarahan pemanfaatan kemajuan teknologi...............................................................16
BAB IV...............................................................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................................................17
Kesimpulan....................................................................................................................................17
Saran...............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendidikan adalah sistem yang secara alamiah tercipta sebagai perkembangan dari
peradaban umat manusia. Pada dasarnya, secara teologis historikal bahwa
manusia adalah makhluk pendatang dari tempat lain lalu ditempatkan di bumi
untuk mengembara dan menjadi pemimpin peradaban (Al Qur’an 2:30 & Alkitab
4:24). Diturunkanya manusia ke bumi sebagai tempat baru, menuntut manusia
untuk melakukan adaptasi, sehingga dalam prosesnya membuat manusia tersebut
dapat bertahan hidup dan memenuhi kebutuhanya. Dan kemampuan beradaptasi
diajarkan secara turun temurun ke manusia lain untuk mempertahankan
populasinya. Proses pengajaran adaptasi inilah, yang nantinya akan melahirkan
sistem pendidikan fungsional dasar dan berjalan beriringan dengan perkembangan
peradaban manusia. Dimulai dengan pengajaran berburu & bertani untuk
memperoleh makanan, pengajaran merajut untuk menciptakan pakaian pelindung
diri, dan pengajaran adaptif yang lain. Serta pengajaran perkembangan motorik
dasar pada manusia baru(bayi) seperti berjalan, berbicara, berekspresi, yang
nantinya menjadi bekal untuk manusia itu bertumbuh. Dalam proses ini, alam
semesta berperan secara transendental dalam mengajari umat manusia.
Secara islami, konsep masyarakat madani pertama kali dibawa oleh Rasulullah SAW
dalam proses ketika hijrah dan menjadi pemimpin di kota Yastrib atau yang sekarang
disebut sebagai Madinah. Dalam mewujudkan masyarakat madani Rasulullah menjadi
pelopor atas terjadinya rekonsiliasi umat muslim dengan pemeluk agama lain serta
mengarbitrase konflik antar suku sehingga masyarakat kota Yastrib dapat hidup rukun
dalam komunitas yang heterogen. Dalam sector pendidikan, gerakan masyarakat
madani diwujudkan Rasulullah dengan menjadikan masjid sebagai tempat berkumpul
dan diskusi alih-alih sebagai tempat sholat. Di dalam majlis inilah terjadi
brainstorming & transfer value antara umat muslim sehingga dapat tercapai
pencerdasan dan pemberdayaan secara komunal. Spirit pencerdasan berbasis
masyarakat madani inilah yang hendaknya menjadi perhatian bagi para pendidik
dalam bekerja.
1.3 Tujuan
Di era saat ini, para pendidik secara tidak langsung memiliki peran penting dalam
membangun peradaban masyarakat madani melalui komprehensi nilai budaya dan
pengetahuan pada ranah pendidikan. Ekosistem sekolah merupakan interpretasi dari
divergensi yang ada pada masyarakat (Zulfisyah, 2020). Para siswa yang masuk ke
sekolah berangkat dari berbagai latar belakang yang beragam. Dari berbagai
keberagaman, diharapkan terjadi akulturasi budaya dan asimilasi kebiasaan yang
nantinya akan melahirkan harmoni pembelajaran yang saling bersinergi. Didalam
sektor Bahasa, pendidik memiliki kewajiban untuk memberi andil dalam
mencerdaskan peserta didik dalam kecerdasan dan keterampilan linguistik, sektor
Bahasa ini sangatlah penting bagi kemajuan peradaban mengingat keterampilan
berbahasa adalah sarana utama dari terjadinya suatu komunikasi, komunikasi yang
baik akan akan membuka jalan menuju dunia luar yang dibutuhkan di era revolusi
industry 5.0 dengan fenomena globalisasinya. Output dari peran pendidik Bahasa
inggris pada sistem ini adalah agar dapat menghasilkan akademisi yang berkualitas
dalam membangun komunikasi multilingual dan menjadi pelopor didalam lingkungan
masyarakat dalam memimpin kemajuan peradaban menuju masyarakat yang madani
BAB II
LATAR BELAKANG
Seiring berkembangnya zaman, taraf kebutuhan manusia semakin meningkat dan
terdikotomi menjadi kebutuhan primer, sekunder dan tersier (Karl Marx, 1918).
Dari kebutuhan primer berupa pangan, sandang dan papan meningkat menjadi
kebutuhan rasa aman dan keteraturan, lalu meningkat ke kebutuhan sosial
interaksi, lalu meningkat ke kebutuhan pencapaian dan puncaknya adalah
kebutuhan akan aktualisasi diri (Abraham Maslow, 1943). Berbagai kebutuhan
inilah yang melandasi lahirnya sekolah formal di awal tahun 500M yang
berkembang di Yunani, Mesir, dan Romawi kuno. Pendidikan formal lahir dari
kebutuhan akan ilmu pengetahuan yang bersifat massif, sistematis, dan terstruktur
dalam suatu kurikulum. Dari sistem pendidikan formal, akan lahir sebuah lembaga
pendidikan yang dikenal sebagai sekolah yang bertujuan untuk mencerdaskan,
mendidik dan memberdayakan (Priyambodo, 2017). Dalam aspek dasarnya,
sekolah terdiri dari guru dan murid yang berkumpul menjadi satu ruang yang
disebut dengan kelas, guru berperan sebagai pemberi sementara murid berperan
sebagai penerima. Apapun yang diajarkan oleh guru merupakan hal mutlak yang
perlu diamini dan dipahami oleh setiap murid. Seperti inilah konsep pendidikan
secara tradisional (Paulo Freire). Dari sudut pandang khazanah islam, ilmu
pengetahuan pernah berkembang sangat pesat pada awal millennium pertama dan
membuat peradaban islam menjadi peradaban yang maju. Hendaknya spirit di
masa lalu dapat menjadi referensi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di era
saat ini.
Sementara pada sector pendidikan formal, Nizam al Mulk, perdana menteri Saljuk
pada tahun 1065 M – 1067 M. merupakan pendiri Madrsah Nizamiyah Pada tiap
kota kekuasaanya ia mendirikan satu madrasah besar. Pendirian Madrasah
Nizamiyah merupakan rintisan lembaga pendidikan formal pertama yang
menggunakan sistem manajemen sekolah. Ini merupakan cikal bakal lahirnya
sekolah modern yang menjadi model pendidikan di Barat. Kemasyhuran madrasah
Nizamiyah sehingga kota-kota tempat madrasah ini didirikan menjadi pilihan para
pelajar dari berbagai daerah untuk menuntut ilmu pengetahuan. Sementara dalam
lingkup pendidikan tinggi dinasti Abbasyiah telah mendirikan beberapa majlis
ilmu seperti Baitul hikmah di Baghdad, Darul Ilmi di Kairo, dan Universitas Al
Azhar di Mesir. Sebelumnya, pada dinasti bani Umayyah telah berdiri Universitas
Cordoba di Spanyol sebagai Universitas islam tertua. Dari kemajuan ilmu baik
secara aqliyah maupun naqliyah dapat dilihat dengan bermunculannya ulama-
ulama besar dengan kitab hasil karyanya, demikian pula ilmuan-ilmuan muslim
yang memiliki karya besar yang memberi pengaruh pada perkembangan sains dan
teknologi di Seluruh belahan dunia .
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Konsep Masyarakat madani dan kemajuan peradaban
Menurut datu seri Anwar Ibrahim, masyarakat madani adalah sistem sosial yang subur
berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu
untuk stabilitas masyarakat. Inisiatif individu dan masyarakat akan berpikir, seni,
pelaksanaan pemerintah oleh hukum dan tidak nafsu atau keinginan individu.
Sementara secara harfiah masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab,
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu
pengetahuan, dan teknologi.
Empat poin diatas dapat menjadi acuan secara kongkrit dalam pengembangan
peradaban islam sesuai dengan cita-cita masyarakat madani yaitu Baldatun tayyibatun
warobbun ghofur. Karena etika moral dan ilmu pengetahuan saat ini telah berjalan
terpisah dan harus disinergikan kembali untuk mewujudkan intelektualitas yang
beretika. Maka, peran pendidik Bahasa inggris diharuskan dapat melakukan inovasi
pendidikan untuk mengkolaborasikan disiplin ilmu dan etika moral sehingga ilmu
Bahasa yang dipelajari tidak menjadi ilmu yang bebas nilai. Selain itu, para pendidik
sebagai insan yang terdidik juga harus menjadi pelopor dalam pemanfaatan teknologi
informasi secara bijak. Pendidik memiliki kewajiban untuk memberikan edukasi
untuk memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai sarana dakwah dan aktualisasi diri
diiringi dengan etika berteknologi yang berlandaskan nilai adab dalam syariat islam
yang di tajdidkan sehingga dapat membawa kemaslahatan untuk sesama.
Berikut beberapa model inovasi yang dapat digunakan pendidik Bahasa inggris dalam
melakukan inovasi pembelajaran
a. Penanaman nilai adab dan moral yang islami dalam pembelajaran
Di era dekadensi moral seperti saat ini. Edukasi nilai adab dapat menjadi langkah
preventif dalam mencegah adanya penyimpangan moral pada generasi muda. Didalam
syariat islam, referensi moral telah dimuat kongkrit didalam al-Qur’an yang memuat
berbagai adab baik secara transendental kepada tuhan dan secara personal kepada
sesama manusia. Penanaman adab yang baik dapat menjadi pilar pembangunan nilai
moral untuk mewujudkan cita-cita masyarakat yang beradab dan menjunjung tinggi
nilai kemanusaan seperti yang tertuang dalam konsep masyarakat madani. Siswa yang
diajarkan nilai adab diharapkan dapat membaur dalam kehidupan masyarakat dengan
pembawaan karakter yang baik serta tidak menimbulkan konflik di lingkungan
masyarakat. Oleh karena itu, penanaman nilai adab dan moral harus digencarkan
terlebih dahulu sebelum masuk pada fase transfer knowledge.
Langkah kongkrit yang dapat dilakukan dapat berupa penyampaian kontrak belajar
yang tidak hanya focus pada kedisiplinan namun juga basic manner seperti adab
menghadiri majlis, adab terhadap guru, adab terhadap teman, adab terhadab
lingkungan, dsb. Selain itu juga pendidik dapat menerangkan fenomena
penyimpangan sosial yang harus dihindari dan memberikan pemahaman akan
konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan, khususnya dalam aspek agama,
pendidik harus menerangkan konsekuensi dosa besar yang didapat dari melakukan
penyimpangan sosial, seperti konsep dasar moh limo(jawa), 7 dosa besar, dan
pemahaman jenis-jenis kezaliman. Dalam langkah represif, pendidik juga harus
bersikap tegas apabila menemukan penyimpangan sosial yang dilakukan oleh murid.
Semisal, apabila guru menemukan murid yang merokok atau menindas anak lain, guru
harus tegas menegur pelaku dan memberikan konsekuensi yang dapat mengakibatkan
efek jera namun tidak destruktif, pendidik juga dapat melibatkan elemen lain untuk
memberikan edukasi pasca kejadian, seperti wali murid atau guru konseling.
Pengajaran public speaking dapat dilakukan oleh pendidik dengan cara mengubah
metode pengajaran menjadi lebih interaktif sehingga dalam lingkungan kelas dapat
terjadi brainstorming karena siswa diberi keleluasaan untuk berpendapat. Pendidik
tidak diperbolehkan untuk menginterupsi dan menyetir diskusi dari muridnya karena
peran yang dibutuhkan disini adalah sebagai fasilitator pemantik untuk menengahi
suatu pembahasan. Dalam tingkat yang lebih advence, forum diskusi dapat dilakukan
dengan Bahasa inggris yang bertujuan untuk melatih kemampuan Bahasa asing siswa
secara lisan, karena penguasaan linguistic harus disertai dengan praktik alih-alih
hanya bermodalkan teori.
c. Apresiasi karya
Dinamika yang ada pada lingkungan pendidikan saat ini adalah siswa yang unggul
dalam ilmu eksak cenderung lebih diapresiasi daripada siswa yang unggul dalam ilmu
abstrak, sehingga terjadi kesenjangan pemberdayaan antara siswa yang mempelajari
ilmu ekssak dan ilmu abstrak. Dalam kasus ini, ilmu Bahasa dan sastra digolongkan ke
dalam ilmu abstrak karena termasuk dalam cabang humaniora. Akibatnya, karya
Bahasa dan sastra terkadang tidak mendapat apresiasi yang layak sehingga siswa
kurang tertarik untuk mengembangkanya. Disini pendidik Bahasa inggris memiliki
kewajiban untuk dapat memantik siswanya dalam menghasilkan karya Bahasa
dengan melakukan apresiasi terhadap karya tersebut. Paresiasi yang dilakukan dapat
berupa memberika pendampingan dan pujian kepada karya siswa dan memantik
siswa untuk mengembangkan kemampuan berbahasa.
Karya- karya kebahasaan dan sastra inggris meliputi syair, prosa, cerpen, novel, lagu,
teater dan masih banyak lagi. Pendidik perlu memetakan minat siswanya dalam
karya Bahasa dan memberikan pendampingan. Dari Karya yang sudah dihasilkan ,
pendidik juga dapat memberikan wadah bagi siswanya untuk mempublikasikan baik
secara cetak maupun digital agar dapat diketahui oleh khalayak umum dan
mendapatkan apresiasi
Pendidik dapat mengajarkan siswanya untuk mempraktikan ilmu Bahasa yang telah
dipelajari ke dalam konten media sosial. Konten ini ditujukan agar siswa membagikan
ilmu yang ia dapat ke khalayak umum di dunia maya dan membantu siswa untuk
mengaktualisasikan diri. Pendidik juga memiliki kewajiban melakukan monitoring
agar konten yang dibuat oleh siswanya di media sosial berisikan pesan yang baik dan
tidak menyingggung suatu pihak. Pendidik juga memiliki kewajiban untuk
mengajarkan teknologi untuk berbagai kemudahan antara lain dalam mencari
pekerjaan, mengakses bantuan pendidikan, berwirausaha, berkommunikasi dengan
orang lain dll. Sehingga siswa yang memiliki bekal iptek dapat mengajarkan ilmu yang
dimilikinya ke masyarakat umum dan mewujudkan masyarakat madani yang sadar
akan kemajuan teknologi
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Masyarakat madani merupakan kehidupan masyarakat ideal yang dicita-citakan dalam
kemajuan peradaban islam. Indikasi aksiologi dari masyarakat madani adalah masyarakat
yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam
penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Pendidikan mempunyai peran penting
dalam sektor pengembangan sumber daya manusia dalam konsep masyarakat madani.
Pendidikan diharapkan dapat menanamkan 4 indikasi diatas kepada generasi muda
agar menghasilkan akademisi yang memberikan kemaslahatan untuk masyarakat.
Terutama dalam sektor Bahasa, keterampilan berbahasa dapat menjadi penunjang
utama dalam kemampuan komunikasi. Kemampuan Bahasa inggris sangat diperlukan
mengingat era globalisasi ini pasar global semakin terbuka dan tidak menutup
kemungkinan berinteraksi dengan orang luar negeri. Kemampuan berbahasa inggris
juga perlu diimbangi dengan penguatan karakter akademisi muslim yang produktif
dan berkualitas. Diantara kangkah-langkah untuk mewujudkan cita cita tersebut
adalah Penanaman nilai adab dan moral yang islami dalam pembelajaran, Pengajaran
keterampilan hidup bermasyarakat, Apresiasi karya sastra Bahasa, dan pengarahan
pemanfaatan kemajuan teknologi dalam kehidupan.
Saran
Langkah-langkah diatas diharapkan dapat dijalankan secara massif dan komrehensif
oleh seluruh pendidik Bahasa inggris yang ada di Indonesia, dan diharapkan dampak
ini dapat meluas kepada seluruh pendidik dari berbagai cabang ilmu sehingga setiap
cabang ilmu yang diajarkan dapat membentuk paradigm berfikir siswa,
DAFTAR PUSTAKA
Paulo Freire, Politik pendidikan : kebudayaan, kekuasaan dan pembebasan, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar., 2007
Nur Fitriah, Invasi bangsa mongol terhadap kota Baghdad(studi terbentuknya dinasti mongol islam),
2019, Universitas Alaudin Makassar
Dr. H. Muhammad Saleh, M. Ag, Kejayaan Pendidikan Islam Pijakan Peradaban Manusia, 2021,
IAIN Parepare
Khoiry Bahrul Ulum, Madrasah-madrasah Pertama dalam Peradaban Islam, 2019, Kompasiana.com
Ngudi Astuti, Peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani di Indonesia, 2012, Jurnal-
ilmiah-mimbar-demokrasi, Universitas Jayabaya Jakarta