Disusun oleh:
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2022
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
termasuk Indonesia. Proses tersebut menggunakan garam sebagai media pengawet, baik yang
berbentuk kristal maupun larutan. Selama proses penggaraman, terjadi penetrasi garam ke dalam
tubuh ikan dan keluarnya cairan dari tubuh ikan karena perbedaan konsentrasi. Cairan dengan
cepat dapat melarutkan kristal garam atau mengencerkan larutan garam. Bersamaan dengan
keluarnya cairan dari dalam tubuh ikan, partikel garam akan memasuki tubuh ikan. Lama-
kelamaan kecepatan proses pertukaran garam dan cairan semakin lambat dengan menurunnya
konsentrasi garam di luar tubuh ikan dan meningkatnya konsentrasi garam dalam tubuh ikan.
Bahkan pertukaran garam dan cairan tersebut berhenti sama sekali setelah terjadi keseimbangan.
Proses itu mengakibatkan pengentalan cairan tubuh yang masih tersisa dan penggumpalan
protein (denaturasi) serta pengerutan sel-sel tubuh ikan sehingga dagingnya berubah.
Selama proses penggaraman berlangsung terjadi penetrasi garam ke dalam tubuh ikan
karena adanya perbedaan konsentrasi. Cairan tersebut dengan cepat akan melarutkan kristal
garam atau mengencerkan larutan garam. Bersamaan dengan keluarnya cairan dalam tubuh ikan,
Ikan yang telah mengalami proses penggaraman, sesuai prinsip yang berlaku, akan
mempunyai daya simpan yang tinggi karena garam dapat berfungsi menghambat atau
menghentikan reaksi autolysis dan membunuh bakteri yang terdapat di dalam tubuh ikan
Pada dasarnya metode penggaraman ikan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
Metode penggaraman kering menggunakan kristal garam yang dicampurkan dengan ikan. Pada
umumnya, ikan-ikan yang besar diuang perutnya terlebih dahulu dan bila perlu dibelah agar
dagingnya menjadi tipis sehingga lebih mudah untuk ditembus garam. Pada proses
penggaraman, ikan ditempatkan di dalam wadah yang kedap air, misalnya bak dari kayu atau
dari bata yang disemen. Ikan disusun selapis demi selapis di dalam wadah, diselingi dengan
lapisan garam. Jumlah garam yang dipakai umumnya 10-35 % dari berat ikan.
Penggaraman basah menggunakan larutan garam 30-50 % (setiap 100 liter larutan garam berisi
30-50 kg garam). Ikan dimasukkan ke dalam larutan itu dan diberi pemberat agar semua ikan
terendam, tidak ada yang terapung. Ikan direndam dalam jangka waktu tertentu tergantung
pada:
Di dalam proses osmosis, kepekatan makin lama makin berkurang karena air di dalam daging
ikan secara berangsur-angsur masuk ke dalam larutan garam, sementara sebagian molekul
garan masuk ke dalam daging ikan. Karena kecendrungan penurunan kepekatan larutan
garam itu, maka proses osmosis akan semakin lambat dan pada akhirnya berhenti. Larutan
garam yang lewat jenuh yaitu jumlah garam lebih banyak dari jumlah yang dapat dilarutkan
Penggaraman Kench pada dasarnya adalah penggaraman kering, tetapi tidak menggunakan bak.
Ikan dicampur dengan kristal garam seperti penggaraman kering di atas lantai atau di atas
geladak kapal. Larutan aram yang terbentuk dibiarkan mengalir dan terbuang. Cara tersebut
tidak memerlukan bak, tetapi memerlukan lebih banyak garam untuk mengimbangi larutan
garam yang mengalur terbuang. Proses penggaraman Kench lebih lambat. Oleh karena itu,
pada udara yang panas seperti Indonesia penggaraman Kench kurang cocok karena
Penggaraman kering mampu memberikan hasil yang terbaik, karena daging ikan asin yang
dihasilkan lebih padat. Pada penggaraman basah, banyak sisik-sisik ikan yang terlepas dan
menempel pada ikan sehingga menjadikan ikan tersebut kurang menarik. Selain itu,
Menurut Poulter (1988), penggaraman ikan dikelompokkan menjadi tiga cara, yaitu:
a) Kench Curing, kristal garam dilumuri pada tubuh ikan, kemudian ikan ditumpuk di lantai
sehingga molekul garam menembus ke dalam daging ikan dan air yang terekstraksi dari sel-
b) Pickling, sama dengan Kench Curing tetapi penggaraman dilakukan dalam suatu wadah,
c) Brining, garam dilaritkan dalam air dengan konsentrasi yang tinggi (25%) kemudian ikan
B. Tujuan praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan ikan asin peda
dengan cara penggaraman kering