Anda di halaman 1dari 4

Jargas Diharapkan Bisa Jadi PAD

MuaraEnim (IReportase) - Berada di daerah dengan potensi sumber daya alam yang
melimpah bukan jaminan bisa dengan mudah menikmati begitu saja hadiah dari Ilahi, berupa
sumber gas alam. Memiliki sumber daya alam berupa minyak bumi, panas bumi, gas alam
dan mineral lainnya itulah Kabupaten Muara Enim.
Bagaimana tidak, Kabupaten yang memiliki jumlah luas wilayah 7.383,9 kilometer
persegi dengan jumlah penduduk 593.769 jiwa belum sepenuhnya bisa menikmati jaringan
gas atau Jargas. Padahal Jargas telah menjadi proyek strategis nasional.
“Pemerintah Kabupaten Muara Enim sangat mendukung dan mendorong program
Jargas di Kabupaten Muara Enim. Terlebih jargas ini untuk kesejahteraan masyarakat.
Disayangkan Kabupaten Muara Enim sebagai Lumbung Energi Nasional tapi masyarakat
tidak bisa menikmatinya,” kata Asisten II bidang perekonomian dan pembangunan
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muara Enim, Riswandar, saat membuka kegiatan paparan
Jargas di Kabupaten Muara Enim bersama PT. Pertamina Gas (Pertagas) di Ruang Pangripta
Bappeda Muara Enim.
Bukan tanpa alasan, kondisi yang terjadi Kabupaten Muara Enim memiliki sumber
gas tapi sering terjadi kelangkaan gas dalam bentuk Liquefied Petroleum Gas atau LPG.
Sekedar flashback, Kabupaten Muara Enim mendapatkan bantuan program nasional
Jargas pada September 2018 sebanyak 4.785 Sambungan Rumah (SR) tangga dengan rincian
1.300 SR di Kecamatan Ujan Mas dan 3.485 SR untuk di Kecamatan Muara Enim.
Menyusul 4.000 SR di Kecamatan Lawang Kidul, kemudian di Gelumbang sebanyak 4.444
SR.
“Kalau saat ini sudah terdapat 8.848 pipa line tersambung ke masyarakat, 20
November 2021 nanti saat hari jadi Kabupaten Muara Enim kita minta dua kali lipat dari pipa
line yang sudah ada menjadi 16 ribu pipa line. Nanti kita undang Pertagas dan Pertagas bisa
bangga karena sudah banyak yang dikerjakan di Kabupaten Muara Enim,” sambungnya.

Keinginan tersebut, lanjutnya menjadi konsen Pemkab Muara Enim untuk pemenuhan
gas kepada masyarakat. Dengan jargas masyarakat bisa mendapatkan sumber energi yang
cepat, berkualitas, murah, dan aman.

Pemkab Muara Enim memberikan atensi positif akan rencana baik Pertagas untuk
pemasangan Jargas sebanyak 8.848 pipa line tesebut pada tahun 2021 ini direncanakan untuk
wilayah Kota Muara Enim, Tanjung Enim, Gelumbang, Lembak, dan Rambang Dangku.
Namun demikian, perlu menjadi perhatian bersama. Dan ini menjadi kabar yang tidak baik
bagi Pemkab Muara Enim.

Masyarakat umumnya mengetahui bahwa Jargas adalah program Pemkab Muara


Enim. Padahal, Pemkab Muara Enim hanya sebagai Kabupaten pengusul program. Yang
terjadi, bila ada bekas galian pipa, lubang pipa yang tidak tertutup rapi, hingga gundukan
tanah pasca penggalian. Bukan Pertamina yang menjadi sasaran amarah warga. Masyarakat
tahunya Pemkab Muara Enim yang punya kegiatan. Mungkin karena jargas berada di
Kabupaten Muara Enim.

Bolehlah, Pertagas memiliki niat baik memasang sambungan baru. SR dalam jumlah
yang banyak. Kondisi tersebut perlu diperhatikan dan dicarikan jalan keluar atau solusi.

Masih kata mantan Kepala Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Perlindungan
Masyarakat Pemkab Muara Enim terkait keterlibatan Pihak Ketiga.

Sebagai masyarakat umum, juga mendapatkan fasilitas negara berupa sambungan


jargas dikediamannya. Akan tetapi, hingga saat ini meskipun sambungan sudah terpasang
belum juga menikmati api dari jargas. Ketika ditanyakan kepada Perusahaan pemenang
tender, didapatkan jawaban penanggung jawab pemasangan berbeda dengan penanggung
jawab bagian penagihan atau layanan keluhan.

Setelah dicerna, penanggung jawab setiap tahapan jargas berbeda – beda. Hal inilah
membuat simpang siur dan salah sasaran saat terjadi pengaduan masyarakat. Penanggung
jawab galian dan pemasangan pipa berbeda perusahaan. Dan setelah melakukan penggalian
ditinggalkan begitu saja oleh perusahaan setelah habis kontrak. Sama persis terjadi pada
perusahaan yang bertanggung jawab pada pemasangan pipa habis kontrak, habis juga
ceritanya.

Program jargas dibuka lagi, berbeda pula penanggung jawab alias perusahaan yang
bertanggung jawab. Lantas, masyarakat mau mengadukan keluhan kemana ? Mirisnya,
masyarakat malah menyalahkan Pemkab Muara Enim.

“Pemkab Muara Enim sangat berharap adanya jargas terpenuhi kebutuhan energi yang
murah, dan aman. Selain itu, jargas diharapkan bisa menjadikan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kabupaten Muara Enim melalui keterlibatan Perusahaan Daerah,” tutup Riswandar.
Sementara Perwakilan Pertagas yang diwakili Vice Presiden Gas Sourcing, Dicky
Darmawan, mengatakan bahwa Pihaknya mendukung keinginan Perusahaan Daerah untuk
mengelola jargas Kabupaten Muara Enim.

“Kami welcome kalau memang BUMD ikut kerjasama jargas. Kerjasama yang kami
tawarkan ada dua yaitu operational maintenance atau profit sharing,” ungkap Dicky.

Kemandirian Energi Menuju Muara Enim Sejahtera

Sementara itu, Sekretaris Umum Pusat Penelitian Penkajian dan Inovasi Sumatera
Selatan (P3iSumsel), Anisa Tanjung secara terpisah memandang perlu keterlibatan lintas
stakeholder guna mensukseskan program jargas di Sumsel, khususnya di Kabupaten Muara
Enim.
Menurutnya, mulai dari tahap pra, proses hingga pasca kegiatan dilibatkan semua
potensi kearifan lokal. Dengan catatan, sesuai kompetensi yang ada. Misal, dalam kajian awal
penentuan lokasi fokus kegiatan, fokus kegiatan hingga sasaran kelompok penerima jargas
perlu dilakukan workshop atau lokarya yang berjenjang. Libatkan, mulai dari pemerintahan
dari struktur paling rendah hingga tinggi, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda.
Karena elemen – elemen masyarakat seperti tersebut mengetahui layak atau tidak lokasinya
menerima fasilitas jargas.
Kemudian, setelah kajian awal disepakati, penentuan penanggung jawab kegiatan
dilapangan harus transparan dan mumpuni. Apa saja yang dikerjakan dalam program jargas,
proses tender hingga rekrutmen tenaga kerja harus benar – benar bisa
dipertanggungjawabkan. Jangan sampai penunjukan penanggungjawab kegiatan tidak
memahami kondisi dilapangan.
Penentuan masa kerja sesuai dengan beban kerja harus disesuaikan dengan keadaan
dilapangan harus menjadi perhatian pemberi kerja dalam hal ini Pertamina atau Pertagas.
Karena setelah dicermati dalam tahapan pengerjaan infrastruktur jargas berbeda penanggung
jawab (Perusahaan,red) dalam setiap tahapan. Misal, tahap penggalian dan pemasangan pipa
berbeda penanggung jawab. Lalu, setelah tutup anggaran dan dibuka lagi anggaran baru oleh
Pertamina untuk program jargas berbeda lagi penanggung jawabnya.
Hingga terjadilah saling lempar masalah. Masyarakat yang mengeluh malah
bertambah bingung, bila terjadi galian tanah yang tak beraturan yang membahayakan
pengguna jalan. Sebaiknya, perusahaan yang ditunjuk menangani jargas dikontrak minimal 2
tahun ditambah masa maintanance atau pemeliharaan.
Terakhir, pasca kegiatan. Pada tahap ini, Pertagas harus meminta perusahaan yang
memegang tanggung jawab dilapangan harus standby atau siaga 24 jam dengan alamat kantor
yang jelas. Sehingga tidak terdengar lagi masyarakat yang salah sasaran mengadukan
permasalahan jargas. Perusahaan juga wajib memiliki hot line atau nomor kontak pengaduan
yang aktif.
“Keterlibatan lintas stakholder dalam hal pembangunan jargas memang perlu
melibatkan kearifan lokal. Karena, sedikit gesekan sosial sedikit banyak menghambat
pembangunan jargas. Sinergi yang baik Pemerintah Daerah, masyarakat dengan Pemerintah
atau Pertamina diyakini Kabupaten Muara Enim akan sejahtera dalam energi,” ujar Anisa.
(IR-01)

Anda mungkin juga menyukai