Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN TUTORIAL

ANALISIS PERANCANGAN PERUSAHAAN


MODUL MANAJEMEN PERENCANAAN DAN OPERASI

Nama : 1. Sulthan Muhammad Armyn Tanggal :


Mahendra (20522184) Tutorial

2. Ardhi Damarwerdaya
(20522188)

3. Rizky Ananda Budi


(20522229)

4. Mohamad Farhan Sahrudin


(20522257)

Kode : A3 Hari Tutorial : Kamis


Kelompok

Kode : IPO-98 Batas :


Asisten Pengumpulan

Kriteria Penilaian Yogyakarta, … 2023

Format : Asisten

Isi :

Analisis :
TOTAL : (Dian Sari)

LABORATORIUM INOVASI DAN PENGEMBANGAN


ORGANISASI
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2023
BAB III
MANAJEMEN PERENCANAAN DAN OPERASI

3.1 Tujuan Tutorial


1. Merancang struktur organisasi perusahaan berdasarkan metode perancangan
organisasi secara sistematis.
2. Membuat penjadwalan yang berkaitan dengan kegiatan perancangan hingga
kegiatan operasional organisasi atau perusahaan.
3. Mengidentifikasi kebutuhan data dan menganalisis aspek manajemen
operasional proyek.

3.2 Kajian Pustaka


Tabel 3.1 Kajian Pustaka
No Judul Metode Hasil Kesimpulan

1 Perencanaan penemuan Berdasarkan Probabilitas


manajemen proyek perhitungan, maka aktivitas
masalah,
dalam meningkatkan diketahui dilaksanakan
penentuan
efisiensi dan sesuai
tujuan sebesar 95,2%
efektivitas sumber
penelitian, proyek Hayyan dengan jumlah
daya perusahaan
dapat diselesaikan hari pada
(Ganesstri Padma pengumpula
Arianie, Nia Budi n dan oleh Qiscus Pte critical path

Puspitasari. 2020) pengolahan Ltd yang


adalah 50%.
data. menunjukkan
bahwa Terdapat
probabilitas
adanya 2 hari lebih
penundaan
lambat
aktivitas
dibandingkan
sebesar
jumlah hari
50%, yang
pada lintasan kritis
sebagai toleransi artinya proyek
realistis untuk mungkin
dilaksanakan
keterlambatan
proyek yang lebih dari 38
dilakukan Qiscus hari.
Pte

Ltd. Sehingga,
total biaya
kumulatif untuk
aktivitas

normal yaitu
sebesar Rp

47.525.996,

sedangkan

total biaya
kumulatif untuk
aktivitas

crash adalah

sebesar Rp
50.325.996.

2. Agile project Systematic Le Grand dan Penelitian


management Literature Rebecca dilakukan
challenge in Review menegaskan bahwa untuk
handling scope and (SLR) manajemen menemukan
change: A systematic perubahan yang tantangan
literature review tangkas dalam
(Primadhika memerlukan menangani
Marnada, Teguh tingkat keterlibatan perubahan dan
Raharjo, Bob manusia yang lebih ruang lingkup.
Hardian, Adi besar. Masalah Kemudian
Prasetyo. 2021) pertama di temukan
praktik terbaik
area ini adalah
untuk
bahwa tidak ada
tantangan-
posisi yang
tantangan itu.
ditunjuk untuk
SLR
mengelola dan
dilakukan,
mengendalikan
kemudian
ruang lingkup dan
tujuh kategori
perubahan, dan
dan delapan
ada tidak ada
belas masalah
proses yang jelas
ditemukan
untuk
tanpa
mengendalikan
mengurangi
ruang lingkup dan
perubahan. Kami nilai tantangan
menyadari bahwa lainnya. Kami
beberapa tahu bahwa
organisasi tidak tantangan
memiliki fungsi paling
khusus dan proses signifikan
untuk mengelola datang dari
dan mengendalikan Orang &
ruang lingkup dan Organisasi,
perubahan Pengguna
penelitian.
Prioritas
Masalah-masalah
Kebutuhan,
ini menjadi lebih
Kebutuhan
rumit karena
Over-scope,
perusahaan
dan
"idealnya"
Komunikasi &
memerlukan
Koordinasi.
Manajemen
Layanan TI Daerah-daerah
(ITSM) untuk itu adalah
mengelola dan
dianggap
melacak setiap
sebagai
modifikasi produk.
tantangan
Jatuh tempo
paling
karena kurangnya signifikan
pemeliharaan, karena mereka
organisasi tidak dapat
akan memiliki membuat
catatan tentang penundaan dan
modifikasi yang pengeluaran
dilakukan pada berlebihan
sistem. Ini dalam proyek
memiliki
berpotensi
menyebabkan
proyek tertunda
atau dibelanjakan
terlalu banyak.
Masalah kedua
adalah kurangnya
kejelasan tentang
peran dan tugas
anggota tim.
Menentukan peran
dan tugas
merupakan
tantangan yang
signifikan karena
beberapa
perusahaan kurang
memadai sumber
daya,
menyebabkan
peran dan
tanggung jawab di
antara anggota tim
tumpang tindih.

3.3 Proyek
Proyek merupakan sekumpulan kegiatan yang saling terikat untuk mencapai
hasil akhir tertentu yang mempunyai dimensi waktu, fisik, dan biaya (Dwinka,
2018). Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai sasaran-sasaran dan
tujuan proyek dengan menyadari adanya batasan-batasan yang telah dipahami
sebelumnya. Pada umumnya batasan-batasan itu adalah ruang lingkup pekerjaan,
waktu pekerjaan dan anggaran pekerjaan, dan hal ini biasanya disebut dengan
tiga batasan.
3.3.1 Project Scope Management
Merupakan proses yang melibatkan perencanaan, pengendalian, dan
pengelolaan lingkup suatu proyek. Tujuan utama dari manajemen
lingkup proyek adalah untuk memastikan bahwa semua pekerjaan yang
diperlukan dan hanya pekerjaan yang diperlukan dilakukan dalam
proyek tersebut. Pada project scope management terdapat business need
yaitu suatu kebutuhan bisnis yang terkait dengan tiga faktor utama, yaitu
kebutuhan pelanggan, inovasi, dan efisiensi. Suatu bisnis harus
memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk mencapai
keberhasilan jangka panjang. Menurut (Cascio, WF, & Aguinis, H. 2020)
business need adalah tujuan bisnis yang sah yang membenarkan
keputusan ketenagakerjaan sebagai sesuatu yang efektif dan diperlukan
untuk mencapai tujuan organisasi secara optimal dan memastikan bahwa
operasi berjalan dengan aman dan efisien. Hal ini sering dihadirkan
sebagai pembelaan atas keputusan ketenagakerjaan yang dipertanyakan
karena ternyata menimbulkan dampak yang berbeda. Business need
digunakan untuk merumuskan alasan atau argumen yang mengarahkan
pengembangan atau perubahan bisnis. Kebutuhan bisnis dapat bervariasi
dari organisasi ke organisasi, tetapi umumnya terkait dengan peningkatan
kinerja, meningkatkat layanan pelanggan, dan mengatasi tantangan atau
masalah. Terdapat juga deliverables yaitu hasil konkret atau produk yang
dihasilkan dalam suatu proyek atau kegiatan bisnis, namun menurut
Project Management Institute (PMI), deliverables adalah hasil yang
dapat diukur, verifikasi, dan diterima yang dihasilkan selama
pelaksanaan proyek. Deliverables mencakup semua produk, dokumen,
atau layanan yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek. Contohnya
dapat berupa laporan proyek, prototipe produk, sistem yang
diimplementasikan, dan lain sebagainya.
Berikut adalah project scope management perusahaan produksi gamis
adalah sebagai berikut:
Tabel. 3.2 Management Project
Project Title Pembuatan fasilitas perusahaan gamis
Project Manager Farhan Sahrudin
Project Location Yogyakarta
Project Schedule 12/06/2023 – 01/10/2024
Summary Management
Proyek ini bertujuan untuk mengajukan rencana pembangunan perusahaan
yang berutujuan untuk memperluas operasi, meningkatkan efisiensi, serta
mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Proyek ini melibatkan beberapa
Langkah strategis yang akan dilakukan untuk mengembangkan perusahaan.
Dalam proposal ini telah teridentifikasi peluang yang ada di dalam ruang
lingkup pasar yang akan dioperasikan. Analisis pasar dan riset kompetitif telah
dilakukan untuk memahami kebutuhan pelanggan, dan persaingan yang ada.
Berdasarkan analisis yang dilakukan maka dapat terlihat peluang pertumbuhan
dan kebutuhan untuk meningkatkan layanan yang akan diberikan.
Proyek ini melibatkan Langkah-langkah sebagai berikut:
1. Ekspansi Fasilitas dan kapasitas
2. Pengembangan tim dan sumber daya
3. Peningkatan Proses Operasional
4. Pengembangan Rencana Pemasaran dan penjualan
Proyek ini diharapkan untuk memberikan manfaat untuk jangka Panjang dalam
bentuk pertumbuhan pendapatan, peningkatan keunggulan kompetitif, dan
kepuasam pelanggan yang lebih baik. Dengan disetujuinya proposal ini maka
diharapkan untuk dapat melanjutkan pembangunan perusahaan gamis.
Project and Product Description
Proyek ini bertujuan untuk membangun fasilitas perusahaan yang akan
digunakan sebagai tempat untuk merancang, memproduksi, dan memasarkan
berbagai jenis gamis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Produk yang akan dikembangkan pada perusahaan ini adalah gamis yang
merupakan pakaian tradisional muslim yang sangat penting untuk menunjang
kegiatan keagamaan dalam agama Islam.
Bahan yang akan digunakan dalam pembuatan produk ini perlu diperhatikan
demi meningkatkan kepuasan pelanggan, oleh karena itu perusahaan akan
menggunakan bahan yang memiliki kualitas tinggi yang nyaman untuk dipakai,
seperti katun, rayon, sutra, dan chiffon. Perusahaan juga mempertimbangkan
elemen desain yang menarik seperti, detail borir, potongan, aksen modis untuk
memperkaya produk gamis. Produk ini akan menggabungkan tradisi dengan
gaya kontemporer, menciptakan pilihan yang menarik bagi pelanggan yang
tidak hanya sesuai dengan aturan berpakaian, tetapi terlihat modis.
Major Deliverables
Dengan adanya pembangunan proyek yang menggunakan standar tata letak
fasilitas maka efisiensi dalam opersional akan menjadi lebih optimal, sehingga
dapat mengurangi waktu tunggu, meminimalkan resiko kesalahan, dan
meningkatkan produktivitas keseluruhan. Selain itu, dengan menggunakan
standar tata letak fasilitas perusahaan dapat mengurangi biaya seperti biaya
transportasi internal, meminimalisir kerugian material, dan mengurangi waktu
produksi. Keamanan dan keselamatan kerja jika menggunakan standar tata
letak fasilitas juga dapat mengurangi terjadinya kecelakaan kerja, karena
dengan perancangan ini, maka pertimbangan terhadap tata letak dan jalur
khusus untuk evakuasi telah dipertimbangkan sedemikian rupa dan mudah
untuk diakses, sehingga dengan hal ini resiko kecelakaan kerja dapat
diminimalisir. Lalu citra professional perusahaan akan terlihat jika penataan
fasilitas yang diterapkan memiliki nilai ergonomis yang baik dan membuat
pekerja yang ada merasa nyaman. Dengan adanya lingkungan kerja yang baik
maka dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap produk yang akan
ditawarkan.

Menurut (Joao Roberto, 2019). Kebutuhan bisnis merupakan faktor yang


perlu dipenuhi oleh seorang pelaku bisnis yang digunakan untuk
mencapai tujuan strategis dari suatu bisnis. Kebutuhan bisnis dapat
dilihat berdasarkan analisis dan pemahaman yang mendalam tentang
industry, pasar, pelanggan, dan lingkungan bisnis secara keseluruhan.
Kebutuhan bisnis yanga di dalam perushaan gamis yang oertama adalah
desain dan kualitas produk, perusahaan wajib untuk menghasilkan
produk yang menarik, berkualitas, dan sesuai dengan tren mode muslim
terkini. Selanjutnya adalah pemasaran dan produksi, dalam hal ini
perusahaan perlu memiliki strategi yang efektif untuk megenalkan
produk yang ditawarkan pada konsumen, hal ini meliputi pemasaran
yang dapat menggunakan media online seperti aplikasi, iklan, internet,
dan sebagainya. Pada distibusi dan logistic perusahaan harus memastikan
bahwa produk yang dikirimkan harus benar-benar sampai kepada
konsumen, tentu hal ini perlu memperhatikan waktu dan jangan sampai
terjadi kerusakan selama distribusi produk. Selanjutnya pada layanan
pelanggan, perusahaan perlu memberikan pelayanan yang baik serta
responsive, dengan ini segala keluhan yang disampaikan oleh konsumen
dapat teratasi dengan sebaik dan secepat mungkin. Pada inovasi dan
penelitian pasar, perusahaan perlu melakukan peningkatan terhadap
barang yang diproduksi, jika perusahaan tidak melakukan peningkatan
terhadap produk, maka konsumen cenderung bosan terhadap produk yang
dibuat dan dapat beralih pada produsen yang lain. Dan yang terakhir
adalah manajemen keuangan dan operasional, dalam hal ini perusahaan
perlu mengelola anggaran serta bagaimana proses produksi berjalan
setiap harinya, hal ini bertujuan untuk mengurangi kerugian pada proses
produksi, serta membuat proses produksi menjadi lebih optimal.
3.3.2 Project Scheduling
Project Scheduling atau penjadwalan proyek merupakan proses
penentuan urutan, durasi, dan alokasi sumber daya untuk setiap tugas
dalam proyek. Tujuannya adalah untuk membuat jadwal yang realistis
dan terperinci yang menggambarkan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan setiap tugas proyek dan keseluruhan proyek itu sendiri.
Project Scheduling menurut Husein (2019) adalah pengalokasian waktu
yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam
rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapainya hasil optimal
dengan dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada.
3.3.3 Penjadwalan Proyek
Penjadwalan proyek menurut Husein (2019) adalah pengalokasian waktu
yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam
rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapainya hasil optimal
dengan dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada. Penjadwalan
proyek merupakan salah satu dari bagian perencanaan. penjadwalan
proyek menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus
diselesaikan, bahan baku yang digunakan,dan tenaga kerja yang
dibutuhkan serta waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas-aktivitas.
Menurut Husen (2019) Work Breakdown Structure (WBS) adalah suatu
metode pengorganisasian proyek menjadi struktur pelaporan hierarkis.
WBS digunakan untuk melakukan breakdown atau memecah tiap proses
pekerjaan menjadi lebih detail. Hal ini dimaksudkan agar proses
perencanaan proyek memiliki tingkat keakuratan yang lebih baik
Berikut adalah struktur work breakdown structure pada proses produksi
gamis
Gambar 3.1 WBS Produksi Gamis
Dalam WBS diatas, proyek produksi gamis dipecah menjadi beberapa
tahap termasuk planning, pekerjaan pemotongan, pekerjaan penjahitan,
dan finishing. Setiap tahap dibagi menjadi sub-tahap dan tugas-tugas
yang lebih kecil, sehingga proyek dapat dikerjakan dengan lebih
terstruktur dan efisien.
3.3.4 Activity list dan timeline
Urutan list aktivitas proyek, proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi
dan mendokumentasikan hubungan antara tiap-tiap aktivitas proyek
dengan waktu/jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
Berikut adalah tabel rencana kegiatan pada pembangunan fasilitas
produksi gamis

Tabel 3.3 Rencana Kegiatan

No Deskripsi kegiatan Start Finish Duration (Day) H


1. Persiapan Produksi
Mon 12/06/23 Mon 17/07/23 30

1.1 Research and development Mon 12/06/23 Sat 08/07/23 24

1.2 Merancang anggaran biaya Mon 10/07/23 Mon 17/07/23 7

2 Penentuan Lokasi Mon 10/07/23 Fri 06/09/24 365

2.1 Pencarian lokasi Mon 10/07/23 Mon 17/07/23 7

2.2 Pembuatan kontrak Tue 18/07/23 Sat 22/07/23 6

2.3 Perjanjian kontrak Mon 24/07/23 Mon 31/07/23 7

2.4 Pembangunan Tue 01/08/23 Fri 06/09/24 346

3. Pembuatan Struktur Sat 07/09/24 Thu 28/11/24 70


Organisasi

3.1 Penentuan jumlah tenaga kerja Sat 07/09/24 Tue 01/10/24 20

3.2 Pencarian tenaga kerja Tue 01/10/24 Wed 27/11/24 50

4. Pengontrolan Proyek Thu 28/11/24 Mon 09/12/24 10

4.1 Mengontrol dan memonitoring Thu 28/11/24 Mon 09/12/24 10


proyek

5 Persiapan alat dan bahan Tue 10/12/24 Sat 25/01/25 41

5.1 Penentuan supplier alat dan Tue 10/12/24 Wed 25/12/24 14


bahan baku

5.2 Melakukan MOU Thu 26/12/24 Tue 31/12/24 5

5.3 Penjadwalan pengiriman alat Wed 01/01/25 Mon 06/01/25 5


dan bahan baku

5.4 Penginstalasian listrik dan air Tue 07/01/25 Wed 15/01/25 8

5.5 Penginstalan mesin Thu 16/01/25 Sat 25/01/25 9

6 Penutupan Proyek Mon 27/01/25 Tue 11/02/25 14

6.1 Penyusunan laporan akhir Mon 27/01/25 Fri 31/01/25 5

6.2 Dokumentasi proyek Sat 01/02/25 Thu 06/02/25 5

6.3 Penyampain dan pembagian Fri 07/02/25 Sat 08/02/25 2


laporan

6.4 Penutupan proyek secara resmi Mon 10/02/25 Tue 11/02/25 2

7 Peresmian Wed 12/02/25 Wed 12/02/25 1

7.1 Pengguntingan pita Wed 12/02/25 Wed 12/02/25 1


Gambar 3.2 Milestone

Dari tabel rencana kegiatan di atas, kemudian dibuat penjadwalan menggunakan


Microsoft Project. Hasil dari Microsoft Project berupa Gantt Chart, Gantt Chart
merupakan sebuah grafik batang yang dikembangkan oleh Henry Laurence Gantt
pada tahun 1910 untuk menggambarkan sebuah perencanaan, penjadwalan dan
pengawasan setiap kegiatan dalam sebuah proyek yang ditampilkan pada gambar di
bawah ini:
ID Task WBS Task Name Duration
2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
Mode Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
1 1 1 Persiapan Produksi 30 days 1
2 1.1 1.1 Research and 24 days 1.1
development
3 1.2 1.2 Merancang anggaran7 days
biaya 1.2
4 2 2 Penentuan Lokasi 365 days 2
5 2.1 2.1 Pencarian lokasi 7 days 2.1
6 2.2 2.2 Pembuatan kontrak 6 days 2.2
7 2.3 2.3 Perjanjian kontrak7 days 2.3
8 2.4 2.4 Pembangunan 0 days 2.4
9 2.5 2.5 Pembangunan 346 days 2.5
10 3 3 Pembuatan Struktur 70 days 3
Organisasi
11 3.1 3.1 Penentuan 20 days 3.1
jumlah tenaga kerja
12 3.2 3.2 Pencarian tenaga 50
kerja
days
13 3.3 3.3 Pengontrolan Proyek
10 days 3.3
14 3.3.A 3.3.1 Mengontrol 10 days 3.3.A
dan
memonitoring
ID Task WBS Task Name Duration
2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
Mode Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
15 4 4 Persiapan alat dan bahan
41 days 4
16 4.1 4.1 Penentuan 14 days 4.1
supplier alat dan
17 4.2 bahan
4.2 baku MOU 5 days
Melakukan 4.2
18 4.3 4.3 Penjadwalan 5 days 4.3
pengiriman alat dan
19 4.4 bahan
4.4 baku
Penginstalasian 8 days 4.4
listrik dan air
20 4.5 4.5 Penginstalan mesin
9 days 4.5
21 4.6 4.6 Penutupan Proyek 14 days 4.6
22 4.6.A 4.6.1 Penyusunan 5 days 4.6.A
laporan akhir
23 4.6.B 4.6.2 Dokumentasi5proyek
days 4.6.B
24 4.6.C 4.6.3 2 days 4.6.C
Penyampaian dan
25 4.6.D pembagian
4.6.4 Penutupan 0 days 4.6.D
proyek secara
26 4.6.E resmiPenutupan 2 days
4.6.5 4.6.E
25 4.6.D proyek secara
4.6.4 Penutupan 0 days
resmi
proyek secara
26 4.6.E resmiPenutupan 2 days
4.6.5 4.6.E
proyek secara
27 5 resmi
5 Peresmian 1 day 5
28 5.1 5.1 Pengguntingan pita
1 day 5.1

Gambar 3.3 Gantt Chart

3.4 Struktur Organisasi


Struktur organisasi adalah tentang spesifikasi formal peran yang berbeda untuk
anggota organisasi, atau tugas untuk kelompok, untuk memastikan bahwa
kegiatan organisasi dilakukan (Ajibolade , 2020). Keberhasilan suatu organisasi
dalam mencapai tujuan tidaklah bisa dilepaskan dari kualitas pemimpinnya, dan
kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam suatu
organisasi. Berhasil atau tidaknya dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan
dipengaruhi oleh cara seorang pemimpin, sosok pemimpin mampu untuk
mengelola organisasi secara efektif dan efisien apabila pemimpin tersebut
mampu mempengaruhi perilaku bawahan agar bekerja sama dalam mencapai
tujuan.
Perusahaan konveksi gamis menggunakan struktur sequential interdependence
yang merupakan saling ketergantungan yang berurutan secara seri, dimana
output dari suatu bagian akan menjadi input untuk bagian lainnya. Dalam hal ini
struktur tertinggi yaitu General Manager. Struktur general manager akan
menggunakan report dari masing-masing manager. Selain antar manager
memiliki ketergantungan dimana sebuah manager operation & Manufacturing
bergantung pada manager engineering & development, serta jalannya sebuah
perusahaan juga didukung oleh manager maintenance planning & Support.
Struktur organisasi dari Perusahaan konveksi dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:

Gambar 3.4 Struktur Organisasi


Berikut penjelasan gambar diatas mengenai struktur organisasi perusahaan
konveksi gamis sebagai berikut:
1. General Manager
General Manager merupakan tanggung jawab dari Farhan Sahrudin,
tugas utama di GM ialah mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi
seluruh kegiatan di perusahaan konveksi gamis sesuai dengan visi
misi unit meliputi kegiatan pegembangan pengolahan, pengelolaan
operasi pabrik, pengembangan pabrik, supply chain operation,
procurement, serta kegiatan pendukung lainnya untuk mencapai
tujuan target di perusahaan.
2. Manager Operation & Manufacturing
Manager Operations & Manufacturing merupakan tanggung jawab
dari Ardhi Damarwerdaya, dan tugas utama dari Manager Operations
& Manufacturing ialah mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi
penyusunan rencana operasi pabrik, kegiatan operasi pabrik,
assessment kondisi peralatan, pemeliharaan TA, pemeliharaan rutin
dan non-rutin, pengadaan barang dan jasa, pengadaan bahan baku,
intermedia, storage management, dan operasional HSE serta
menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / proses bisnis
agar kegiatan operasi berjalan dengan lancar dan aman di perusahaan.
3. Manager Engineering & Development
Manager Engineering & Development merupakan tanggung jawab
dari Rizky Ananda, tugas utama dari Engineering & Development
Manager ialah mengarahkan, memonitor, mengendalikan, dan
mengevaluasi penyusunan sistem tata kerja operasi pabrik apabila ada
modifikasi/revamp/unit baru, kegiatan pengembangan pabrik,
pengembangan teknologi, pengembangan produk, pengelolaan
kegiatan operasi pabrik, pengelolaan pengadaan barang dan jasa,
pengelolaan program HSE, pengelolaan anggaran investasi guna
mendukung kegiatan operasi pengolahan berdasarkan hasil
identifikasi potensi risiko sehingga dapat terkelola suatu kinerja
ekselen yang memberikan kontribusi positif bagi perusahaan dan
berorientasi kepada pelanggan, produktivitas, dan keamanan pabrik di
perusahaan.
4. Manager Maintenance Planning & Support
Manager Maintenance Planning & Support merupakan tanggung
jawab dari Sulthan Muhammad, tugas utama Maintenance Planning
& Support Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan
mengevaluasi kegiatan pemeliharaan serta menunjukkan komitmen
HSE dalam setiap aktivitas/proses bisnis peralatan pabrik yang
meliputi rencana strategi perusahaan, pengelolaan mutu, strategi dan
rencana dan kehandalan, kegiatan pemeliharaan, vendor management,
anggaran, dan pemeliharaan data seluruh peralatan kilang untuk
memberikan jaminan kelayakan operasi peralatan sesuai peraturan
pemerintah dan standard & code serta aspek HSE yang berlaku agar
peralatan dapat dioperasikan sesuai jadwal untuk memenuhi target
produksi yang direncanakan di perusahaan.
Tabel 3.4 Hubungan Departemen
Departemen Departemen Jenis ketergantungan

Manager Operation General Pooled


& Manufacturing Management Interdependence

Manager Pooled
General
Engineering & Interdependence
Management
Development

Manager Pooled
General
Maintenance Interdependence
Management
Planning & Support

Manager
Manager Operation Maintenance Reciprocal
& Manufacturing Planning & Interdependence
Support

Manager Manager
Engineering & Operation & Team Interdependence
Development Manufacturing

Manager
Manager
Maintenance Pooled
Engineering &
Planning & Interdependence
Development
Support

Pada tabel jenis ketergantungan pada struktur organisasi terdapat


departemen 1, 2, dan 3 yang memiliki ketergantungan Pooled
Interdependence kepada general manager yang artinya ketiga
departemen tersebut memiliki tugas masing-masing namun memiliki
output atau tujuan yang sama yaitu untuk membantu general
manager membangun perusahaan gamis. Lalu pada departemen 1 dan
3 memiliki ketergantungan Reciprocal Interdependence karena pada
departemen 1 terdapat mesin-mesin yang jika sewaktu-waktu
membutuhkan maintenance maka departemen 3 akan terlibat dalam
hal ini. Pada departemen 2 dan 1 memiliki ketergantungan Team
Interdependence pada saat departemen 1 sedang beroperasi maka
departemen 2 akan mengawasi dan mengelola dalam operasi teknis
serta produksi guna meminimalisir kesalahan departemen untuk
menghasilkan output secara bersamaan.untuk departemen 2 dan 3
memiliki ketergantungan Pooled Interdependence yaitu pada saat
perencanaan dan pengelolaan pemeliharaan manager engineering &
manufacturing bertanggung jawab untuk merencanakan dan
mengelola proses produksi, sementara manager maintenance
planning & support fokus pada perencanaan dan pengelolaan
pemeliharaan peralatan yang digunakan pada saat kegiatan produksi.

3.5 Kebutuhan Tenaga Kerja


Kebutuhan tenaga kerja merupakan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk
menghasilkan sejumlah produk dalam satu satuan waktu tertentu dengan tidak
memperhatikan faktor upah. Istilah kebutuhan tenaga kerja dalam penelitian ini
mempunyai pengertian sama dengan kesempatan kerja dihitung per orang.
Kebutuhan tenaga kerja berkaitan dengan proses bisnis dan uraian jabatan.
Kebutuhan tenaga kerja harus disesuaikan dengan posisi dan tanggung jawab
yang tersedia dan dibutuhkan oleh suatu organisasi. Sebagai contoh untuk
mengetahui kebutuhan tenaga kerja bagian produksi dapat disesuaikan dengan
hasil peramalan penjualan dan prediksi volume produksi yang ada. Perencanaan
SDM merupakan proses bagaimana suatu organisasi dapat memproyeksikan dan
memenuhi kebutuhan tenaga kerja saat ini dan masa datang bagi sebuah
organisasi. Dalam menentukan kebutuhan tenaga kerja dapat ditentukan dengan
menyesuaikan hasil peramalan penjualan dan prediksi volume produksi sebagai
berikut:
Tabel 3.4 Volume Penjualan
Periode Volume penjualan

1 11535

2 30760

3 18935

4 34075

5 5370

6 24095

7 77300

8 42625

9 27500

10 50750

11 18405

12 27820

Total 369170

Agar perusahaan siap untuk beroperasi, dibutuhkan waktu perencanaan dan


pembangunan fisik proyek beserta peralatan dan kebutuhan lain, selama 12
Bulan. 1 hari terdiri dari 2 shift kerja (1 shift = 7 jam kerja, dengan waktu efektif
= 6 jam), 1 bulan = 25 hari, maka 1 tahun = 300 hari kerja efektif. Setiap unit
produk akan diproses sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kebutuhan Mesin
Kebutuhan Mesin

Periode Mesin Jahit Mesin Potong Mesin Obras Mesin Jahit Serba
Bisa
Kecepatan
Tinggi

1 19,23 38,45 5,34 3,20

2 51,27 102,53 14,24 8,54

3 31,56 63,12 8,77 5,26

4 56,79 113,58 15,78 9,47

5 8,95 17,90 2,49 1,49

6 40,16 80,32 11,16 6,69

7 128,83 257,67 35,79 21,47

8 71,04 142,08 19,73 11,84

9 45,83 91,67 12,73 7,64

10 84,58 169,17 23,50 14,10


11 30,68 61,35 8,52 5,11

12 46,37 92,73 12,88 7,73

Jumlah 7 13 18 11
Mesin

Berdasarkan kebutuhan mesin (teoritis) di atas diputuskan bahwa perusahaan akan


menggunakan 7 mesin A, 13 mesin B, 18 mesin C, dan 11 mesin D. Nilai tersebut
diambil dari nilai terbesar dari kebutuhan mesin berdasarkan prediksi volume
penjualan.

Kebutuhan Tenaga Kerja:


Tabel 3.6 Kebutuhan Tenaga Kerja

Mesin Jahit Mesin Potong Mesin Obras Mesin Jahit


Serba Bisa
Kecepatan
Tinggi

14 26 36 22

Jumlah dari kebutuhan tenaga kerja diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah
mesin dan shift kerja yang diberlakukan pada perusahaan tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tenaga kerja operasional yang dibutuhkan sebagai operator mesin
untuk Mesin Jahit kecepatan tinggi sejumlah 14 orang, mesin potong 26 orang, mesin
obras 36 orang, dan mesin jahit serba bisa sebanyak 22.
 Kebutuhan Tenaga Kerja non Operasional
Kebutuhan tenaga kerja non operasional adalah tenaga kerja yang tidak terlibat
langsung dalam proses produksi atau operasional suatu perusahaan atau organisasi.
Teknik indeksasi dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan tenaga kerja
non operasional, Teknik Indeksasi merupakan teknik peramalan yang menggunakan
indeks dalam menentukan pertumbuhan organisasi. Berikut merupakan Kebutuhan
Tenaga Kerja non operasional menggunakan Teknik Indeksasi:
1. Manajemen
General Manajer : 2 orang. Indeksasi: 2/50 = 0.04. Jika produksi meningkat menjadi
15.000 unit, kebutuhan General Manajer menjadi: 0.04 x 15.000/10.000 = 0.06 orang.
Dibulatkan menjadi 1 orang.
Manajer: 5 orang. Indeksasi: 5/50 = 0.1. Jika produksi naik, kebutuhan manajer
menjadi: 0.1 x 15.000/10.000 = 0.15 orang. Dibulatkan menjadi 2 orang.
2. Bagian Keuangan dan Akuntansi
Akuntan: 3 orang. Indeksasi: 3/50 = 0.06. Kebutuhan akuntan jika produksi naik: 0.06
x 15.000/10.000 = 0.09 orang. Dibulatkan menjadi 1 orang.
3. Bagian SDM
HR Manager: 2 orang. Indeksasi: 2/50 = 0.04. Kebutuhan HR Manager jika produksi
naik: 0.04 x 15.000/10.000 = 0.06 orang. Dibulatkan menjadi 1 orang.
HR Staff: 3 orang. Indeksasi: 3/50 = 0.06. Kebutuhan HR Staff jika produksi naik:
0.06 x 15.000/10.000 = 0.09 orang. Dibulatkan menjadi 1 orang.
4. Bagian Pemasaran
Marketing Manager: 1 orang. Indeksasi: 1/50 = 0.02.
Kebutuhan Marketing Manager jika produksi naik: 0.02 x 15.000/10.000 = 0.03
orang. Dibulatkan menjadi 1 orang.
Sales Eksekutif: 5 orang. Indeksasi: 5/50 = 0.1. Kebutuhan Sales Eksekutif jika
produksi naik: 0.1 x 15.000/10.000 = 0.15 orang. Dibulatkan menjadi 2 orang.
catatan
3.6 Kesimpulan
Berdasarkan pada penelitian kami maka didapatkan kesimpulan adalah sebagai
berikut:
1. Penjadwalan kegiatan perusahaan pada produksi gamis yaitu merancang
penentuan lokasi perusahaan dan pembangunan 346 hari. pembuatan struktur
organisasi 70 hari. Persiapan produksi selama 30 hari dan pembuatan research
and development 23 hari.
2. Aspek penting yang terdapat di dalam penjadwalan proses produksi adalah
dengan memaksimalkan penggunaan resource dan menimbulkan idle time,
mengurangi jumlah produk work in process yang menunggu dalam antrian
pengerjaan seluruh job, pengurangan keterlambatan pengerjaan job agar tidak
melebihi dari batas due date yang telah ditentukan, dan meminimasi total
jumlah waktu yang diperlukan untuk dapat menyelesaikan semua job.
3. Pada struktur organisasi perusahaan konveksi gamis dirancang sesuai dengan
posisi perusahaan, dimana perintah dari owner dan dilanjutkan oleh divisi
manajer keuangan, manajer personalia, operasional dan pemasaran kemudian
memiliki karyawan.
Reguler Genap
2022/2023

DAFTAR PUSTAKA
Utama, Anugerah, Andi Asnudin, and Mastura Labombang. "Perencanaan dan
Pengendalian Material Pada Proyek Konstruksi Palu Grand Mall." JOURNAL TEKNIK
SIPIL DAN INFRASTRUKTUR 3.2 (2014).
Rachmawati, Rima. "Struktur Organisasi, Pengendalian Intern Terhadap Kualitas
Sistem Informasi Akuntansi Manajemen." MIX: Jurnal Ilmiah Manajemen 6.1 (2016): 70-
82.
Parjadinata, Lalu, and D. P. B. S. Surati. "Pengaruh Struktur Organisasi,
Kepemimpinan Dan Kompetensi Pegawai Terhadap Efektivitas Pelayanan Program
One Day Service Di Kantor Pertanahan Kota Mataram." Jurnal Magister Manajemen
Universitas Mataram (2020).

Arianie, G. P., & Puspitasari, N. B. (2020). Perencanaan manajemen proyek dalam


meningkatkan efisiensi dan efektivitas sumber daya perusahaan. Jurnal Teknik
Industri, 21-25.

Marnada, P., Raharjo, T., Hardian , B., & Prasetyo, A. (2022). Agile project management
challenge in handling scope and change: A systematic literature review. Procedia
Computer Science, 290-300.

Lampiran
(Berisi gambar atau hal-hal lain yang dapat dicantumkan sebagai bukti dari
penugasan)

Keterangan:
Margin : Left 3,5 cm Top 3 cm

Right 3 cm Bottom 3 cm

Spacing : 1,5

Font : Times New Roman

Anda mungkin juga menyukai