Anda di halaman 1dari 5

Definisi Uang

Uang adalah sesuatu yang secara umum diterima di dalam pembayaran untuk pembelian barang-barang
dan jasa-jasa serta untuk pembayaran utang-utang. Uang juga dapat didefinisikan sebagaimana
fungsinya, yaitu sebagai alat tukar, sebagai unit penghitung, sebagai alat penyimpan nilai/daya beli, dan
sebagai standar pembayaran yang tertangguhkan.

Pengertian uang juga dapat dikelompokkan menurut tingkat liquiditasnya. Yaitu:

1. M1 adalah uang kartal (currency) yang beredar di masyarakat plus simpanan dalam bentuk uang giral
(demand deposits). Disebut juga uang beredar dalam arti sempit atau narrow money.

2. M2 adalah M1 plus tabungan (saving deposits) dan deposito berjangka (time deposits) pada bank
umum. Disebut juga uang beredar dalam arti luas atau broad money.

3. M3 adalah M2 plus simpanan pada lembaga keuangan non bank. Seluruh simpanan yang ada pada
bank dan lembaga keuangan non bank tersebut disebut uang kuasi atau quasi money

Dalam ekonomi Islam, secara etimologi uang berasal dari kata al-naqdu, pengertiannya ada beberapa
makna yaitu: al-naqdu berarti yang baik dari dirham, menggenggam dirham, membedakan dirham, dan
al-naqdu juga berarti tunai. Kata nuqud tidak terdapat dalam al-Quran dan hadis, karena bangsa Arab
umumnya tidak menggunakan nuqud untuk menunjukkan harga. Mereka menggunakan kata dinar
untuk menunjukkan mata uang yang terbuat dari emas dan kata dirham untuk menunjukkan alat tukar
yang terbuat dari perak.

Dalam Islam, uang dipandang sebagai alat tukar, bukan suatu komoditi. Peranan uang ini dimaksudkan
untuk melenyapkan ketidakadilan, ketidakjujuran, dan pengisapan dalam ekonomi tukar-menukar
(barter). Karena dalam system barter ada unsur ketidakadilan yang digolongkan sebagai riba al Fadhl,
yang dilarang dalam Islam.

Dalam Islam tidak dikenal dengan adanya time value of money, yang dikenal adalah economic value of
time. Implikasi konsep Time Value of Money adalah adanya bunga. Sedangkan bunga erat kaitannya
dengan riba, dan riba adalah haram sertaZulm. Dan agama melarangnya. Sehinga dianggap tidak sesuai
dengan keadilan dimana “al-al-qhumu bi qhurni” (mendapatkan hasil tanpa mengeluarkan resiko),
dan “al-khraj bil adhaman” (memperoleh hasil tanpa mengeluarkan biaya).

Jenis-jenis Uang

a. Uang barang (commodity money)

Uang barang adalah alat tukar yang memiliki nilai komoditi atau bisa diperjualbelikan apabila barang
tersebut digunakan bukan sebagai uang. Sebagai medium of exchange terdapat tiga ciri penting yang
harus diperhatikan:
1) Kelangkaan (Scarcity)

Supply dari medium of exchange haruslah terbatas. Apabila tidak, maka nilai pertukaran dari komoditi
tersebut tidak ada.

2) Daya tahan (durability)

Jelas bahwa medium of exchange harus tahan lama dan hal ini berhubungan dengan fungsi ketiga dari
uang secara konvensional yaitu sebagai store of value.

3) Nilai tinggi

Sebagai medium of exchange sangatlah nyaman apabila unit tersebut mempunyai nilai tinggi sehingga
tidak membutuhkan jumlah yang banyak (kuantitas) dalam memerlakukan transaksi.

b. Uang logam (metalic money).

Penggunaan uang logam merupakan fase kemajuan dalam sejarah uang. Logam pertama yang
digunakan manusia sabagai alat tukar adalah perunggu, besi, dan terakhir logam mulia emas dan perak.
Ketika volume perdagangan semakin meningkat dan meluas yang meliputi perdagangan antar negara,
muncullah penggunaan emas dan perak sebagai uang.

Pada awal penggunaan logam sebagai alat uang, standar yang dipakai adalah timbangan. Hal ini
menimbulkan kesulitan, karena setiap akan melakukan transaksi harus menimbang logam dulu. Melihat
kesulitan itu negara melakukan percetakan uang logam untuk mempermudah proses transaksi. Dalam
sejarah penggunaan uang logam ada dua sistem yang dipergunakan, pertama gold standard, yaitu emas
sebagai standar nilai, kedua bimetallic (sistem dua jenis logam), yaitu emas dan perak digunakan sebagai
standar nilai. Pada masa awal pemerintahan Islam, Nabi menerapkan sistem dua jenis logam ini dalam
aktivitas dagang. Sistem ini terus berlanjut sampai akhirnya dinasti-dinasti Islam menerapkan uang fulus
sebagai mata uang dalam perekonomian.

c. Uang bank (bank money) atau an-nuqûd al-musyarraffiyah

Uang bank disebut dengan istilah uang giral. yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank komersial melalui
cek atau alat pembayaran giro lainnya. Cek merupakan perintah yang ditunjukan oleh pemilik deposit
kepada bank untuk membayarkan kepadanya atau kepada orang lain atau pemegangnya sejumlah uang.
Uang giral in merupakan simpanan nasabah bank yang dapat diambil setiap saat dan dapat dipindahkan
kepada orang lain untuk melakukan pembayaran. Kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat
terhadap bank dalam memenuhi hak-hak mereka, itulah yang mendorong orang-orang mengakui
peredaran uang-uang bank. Cek dan giro yang dikeluarkan oleh bank manapun bisa digunakan sebagai
alat pembayaran dalam transaksi barang dan jasa. Uang jenis ini berkembang luas di negar-negara maju
di mana kesadaran terhadap sistem perbankan semakin meningkat

PENGERTIAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN


Permintaan dalam dunia ekonomi sering disebut dengan istilah demand yang berarti suatu keinginan
konsumen untuk membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu.
Atau dapat disimpulkan bahwa permintaan itu adalah banyaknya jumlah barang yang ada dalam suatu
pasar tertentu, dengan tingkatan harga, tingkatan pendapatan, serta dalam periode tertentu.Dalam
ekonomi islam permintaan juga memiliki definisi tersendiri. Menurut ibnu taimiyyah, pengertian
permintaan adalah hasrat terhadap sesuatu atau jumlah barang yang diminta (raghbah fil al-syai). Secara
garis besar permintaan dalam pengertian ekonomi islam sama dengan pengertian yang ada pada
ekonomi konvensional. Hanya saja ada prinsip-prinsip tertentu yang harus diperhatikan oleh individu
khususnya individu muslim dalam keinginannya pada kegiatan ekonomi.

Dalam proses permintaan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan itu sendiri. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu:

1. Harga barang itu sendiri, maksudnya jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan
terhadap barang itu bertambah dan begitu pula sebaliknya.

2. Harga barang lain yang terkait, maksudnya keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi
(pengganti) dan bersifat komplementer (tambahan).Misalnya, barang substitusi dari daging sapi adalah
daging ayam, ikan, atau tempe.

3. Tingkatan pendapatan per kapita, maksudnya tingkatan pendapatan per kapita disini dicermikan
dengan daya beli. Makin tingginya tingkat pendapatan daya beli makin kuat sehingga permintaan
terhadap suatu barang meningkat.

TEORI PERMINTAAN DALAM ISLAM

Menurut kajian ekonomi, tidak bisa terlepas dengan teori. Disebakan teori ini sendiri dalam kajian ilmu
ekonomi ada 2 macam teori, yaitu: teori permintaan dengan teori penawaran. Teori permintaan
menerangkan tentang ciri-ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga sedangkan teori
penawaran menerangkan hubungan antara jumlah penawaran dengan harga. Menurut teori ekonomi
konvensional “Teori Ekonomi “adalah “perbadingan lurus antara permintaan terhadap harganya
yaitu apabila permintaan naik, maka harga relatif akan naik, begitu sebaliknya apabila permintaan
Turun, maka harga relatif akan turun”Ekonomi islam, juga memiliki teori permintaan. Dalam ekonomi
islam, setiap keputusan ekonomi seorang manusia tidak akan terlepas dari nilai-nilai moral dan agama,
karena setiap kegiatan senantiasa dihubungkan dengan syariat. Menurut Ibnu Taimiyy ah, permintaan
terhadap suatu barangadalah hasrat terhadap sesuatu, yang digambarkan dengan istilah raghbah fil
sya’i yang dapat diartikan jumlah barang yang diinginkan. Al-qur’an menyebut ekonomi dengan
istilah iqtishad (penghematan, ekonomi), yang secara literal berarti “pertengahan atau moderat”.
Dari hal itu seorangmuslim dalam ekonomi islam memiliki asumsi dalam melakukan kegiatan
perekonomian. Adapun asumsi tersebut diantaranya

1. Tidak boleh melakukan pemborosan atau berlebih-lebihan.


Dalam surat al-israa dijelaskan (lihat surat al-israa ayat 26-27). Seorang muslim diminta untuk mengabil
sebuah sikap moderat dalam memperoleh dan menggunakan sumber daya. Atau dalam arti lain tidak
boleh israf (royal, berlebih-lebihan), akan tetapi juga tidak boleh pelit (bukhl).

2. Jangan konsumsi barang yang haram (mengkonsumsilah barang yang halal dan thayyib).Konsumsi
seorang muslim dibatasi kepada barang-barang yang halal dan thayyyib (QS. Al-baqarah ayat 75).
Sebenarnya tidak ada permintaan terhadap barang itu haram. Akan tetapi dalam ekonomi islam, barang
yang sudah dinyatakan haram untuk dikonsumsi otomatis tidak memiliki nilai ekonomi, dari itu tidak
boleh diperjualbelikan.

TEORI PENAWARAN ISLAM

Dalam kajian ekonomi penawaran juga memiliki teori. Teori penawaran yang umum dalam ekonomi
konvensional ada dua bentuk teori diantaranya:

1. Teori penawaran produsen tunggal.

Yaitu, apabila faktor yang kita anggap konstan dalam memperoleh jadwal penawaran dan kurva
penawaran yang termasuk syarat dari ceteris paribus berubah, maka seluruh kurva penawaran akan
bergeser. Hal ini disebut sebagai perubahan atau pergeseran penawaran yang harus dibedakan dari
perubahan jumlah yang ditawarkan.

2. Teori penawaran pasar.

Yaitu, faktor dari suatu komoditi memberikan jumlah alternatif dari penawaran komoditi dalam periode
waktu tertentu pada berbagai harga alternatif oleh semua produsen yang ada dalam pasar.Sedangkan
dalam ekonomi islam, teori penawaran islam pada dasarnya segala sesuatu bentuk kegiatan ekonomi
harus kembali kepada sejarah penciptaan manusia. Hal ini telah dijelaskan dalam al-qur ’an surat
Ibrahim ayat 32-34. Dalam memanfaatkan alam yang telah disediakan Allah untuk keperluan manusia,
terdapat larangan yang harus dipatuhi oleh umatnya yang berbunyi “janganlah kamu membuat
kerusakan dimuka bumi”. Meskipun pada dasarnya pengertian kerusakan ini sangat luas, berhubung
ada kaitannya dengan produksi dalam berekonomi, maka larangan akan kerusakan itu digunakan untuk
memberikan arahan terhadap nilai dan panduan moral terhadap manusia itu sendiri. Sebagai contoh
dari maksud kerusakan itu ialah:

1. Larangan produksi yang dapat mengakibatkan kerusakan alam dan lingkungan.

2. Larangan produksi yang dapat membuat rusaknya kesehatan, rusaknya moral dan kepribadian.Dari
larangan dalam hal etika dan moral tadi, tentu saja berpengaruh terhadap fungsi penawaran barang dan
jasa itu sendiri.
PENGARUH ZAKAT TERHADAP PENAWARAN

Zakat adalah salah satu rukun islam ke 3 yang ada pada ajaran agama islam. Zakat sendiri mempunyai
definisi menurut istilah adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan dan diberikan kepada golongan
yang berhak menerimanya. Pengaruh zakat dalam penawaran dapat dilihat dari dua sisi pengamatan
diantaranya:

1. Melihat pengaruh terhadap kewajiban membayar zakat terhadap perilaku penawaran. Contohnya
zakat perniagaan.

2. Pengaruh zakat produktif, yakni alokasi zakat untuk kegiatan produktif dari segi mustahiknya terhadap
kurva penawaran.Zakat perniagaan baru dikenakan apabila hasil produksi dijual dan hasi penjualan telah
memenuhi nisab (batas minimal harta yang menjadi objek zakat yaitu setara dengan 96 gram emas), dan
haul (batas minimal waktu harga yang dimiliki yaitu satu tahun). Apabila nisab dan haul telah terpenuhi,
maka wajiblah dikeluarkan zakatnya

Anda mungkin juga menyukai