Disusun oleh :
Silvia Gisty Almarona (19FK03076)
Kelas : 4-B
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat, hidayah dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata
Kuliah Manajemen Bencana yang berjudul “Pengelolaan Kegawatdaruratan
Bencana” dalam bentuk makalah.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk dapat menyelesaikan
Tugas Mata Kuliah Manajemen Bencana berjudul “Pengelolaan
Kegawatdaruratan Bencana” ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen Mata Kuliah Manajemen Bencana serta bantuan teman-teman
mahasiswa dalam pembuatan makalah ini.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada rekan-rekan yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
kepada mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua
bantuan ini sebagai ibadah, Aamiin Yaa Robbal „Alamiin.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
2.6.1 Mitigasi
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,
baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi digunakan untuk
mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan rawan
bencana (Indonesia, 2007).
Kegiatan mitigasi dilakukan melalui (Indonesia, 2007).
a. Pelaksanaan penataan tata ruang.
b. Pengaturan pembangunan, pembangunan infrastrukur, tata bangunan.
c. Penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara
konvensional maupun modern.
2.6.2 Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna. Tujuannya untuk memastikan upaya yang cepat dan
tepat dalam menghadapi kejadian bencana (Indonesia, 2007).
10
2.6.4 Pemulihan
Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi
masyaakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan
kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan melakukan rehabilitasi
(Indonesia, 2007).
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana
dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua
aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah
pascabencana.dilakukan melalui kegiatan. Rehabilitasi meliputi (Indonesia, 2007).
a. Perbaiki lingkungan daerah bencana.
b. Perbaiki prasarana dan sarana umum.
c. Pemberian bantuan perbaikin rumah masyarakat.
d. Pemulihan sosial psikologis.
e. Pelayanan kesehatan.
f. Rekonsialiasi dan resolusi konflik.
g. Pemulihan sosial dan ekonomi budaya.
h. Pemulihan keamanan dan ketertiban.
i. Pemulihan fungsi pemerintahan.
j. Pemulihan fungsi pelayanan publik.
12
13
14
lokasi krisis oleh siapa saja yang pertama kali mengetahuinya (masyarakat,
petugas di fasilitas pelayanan kesehatan) dan tidak harus berjenjang. Penilaian
kebutuhan cepat dilaksanakan oleh Tim Rapid Health Asessment (RHA), dan
hasilnya disampaikan secara berjenjang ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
kemudian diteruskan ke Dinas Kesehatan Provinsi, kemudian disampaikan pada
Kementerian Kesehatan melalui Pusat Krisis Kesehatan. Informasi perkembangan
dikumpulkan berdasarkan wilayah kerja.
Semua fasilitas pelayanan kesehatan (RS, Puskesmas, yang berada di
wilayah kabupaten/kota), KKP serta BTKL menyampaikan informasi terkait
Krisis Kesehatan ke Dinkes Kabupaten/Kota. Informasi kemudian disampaikan
secara berjenjang mulai Dinkes Kabupaten/Kota, kemudian disampaikan ke
Dinkes Provinsi, dari Provinsi ke Pusat Krisis Kesehatan. Informasi pada
pascakrisis kesehatan disampaikan setelah masa tanggap darurat berakhir dan
sedang dilakukan upaya rehabilitasi serta rekonstruksi. Informasi tersebut
meliputi:
a. hasil penilaian kerusakan, kerugian dan kebutuhan bidang kesehatan
pascakrisis kesehatan.
b. kesepakatan rencana aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kesehatan.
c. hasil monitoring dan evaluasi terkait pelaksanaan kegiatan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kesehatan sesuai Renaksi Informasi yang
dibutuhkan untuk penilaian kerusakan, kerugian dan kebutuhan bidang kesehatan
pascabencana terdapat pada Pedoman Penilaian Kerusakan, Kerugian dan
Kebutuhan Bidang Kesehatan Pasca Bencana oleh Kementerian Kesehatan.
Sedangkan informasi pelaksanaan upaya Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kesehatan
disesuaikan dengan format baku masing-masing program. Pelaporan hasil
monitoring dan evaluasi dilakukan sekurangkurangnya setahun sekali pada akhir
tahun anggaran untuk rencana aksi antara satu sampai tiga tahun. Untuk rencana
aksi kurang dari satu tahun, maka pelaporan dilakukan sekurang-kurangnya1 kali
di akhir penyelesaian pelaksanaan (Kemenkes, 2019).
( )
6. Kebutuhan tenaga fisioterapis = 1:30
7. Kebutuhan apoteker 1 orang dan asisten apoteker 2 orang
8. Kebutuhan pembantu umum = 5-10 orang
c. Jumlah jam perawatan dapat di hitung:
1. Berdasarkan klasifikasi pasien dalam satu ruangan
a. Penyakit dalam = 3,5 jam/hari
b. Bedah = 4 jam/hari
c. Gawat = 10 jam/hari
d. Kebidanan = 2,5 jam/hari
2. Berdasarkan tingkat ketergantungan
a. Minimal = 2 jam/hari
b. Sedang = 3,08 jam/hari
c. Agak berat =4,15 jam/hari
d. Maksimal =6,16 jam/hari
1. Tim Pendukung
Kelompok ini melakukan analisis kemungkinan dari risiko yang terjadi di
rumah sakit. Beberapa tanggung jawab terdiri dari.
a. Mengamankan perlengkapan rumah sakit.
17
Korban
Meninggal Hilang Luka Terdampak Mengungsi
No. Lingkungan
L P Total L P Total Ringan Berat L P Total Total L P Total Total
Jiwa KK Jiwa KK
1. Cianjur 74 440
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Senin, 6 Februari 2023 terjadi gempa bumi di daerah Turki dan Suriah
bertekanan magnitudo 7,8 lalu 10 menit kemudian gempa susulan dengan
kekuatan magnitudo 6,7 berdampak pada 140 bangunan runtuh di seluruh daerah
yang terkena gempa, 74 korban jiwa dan 440 warga luka-luka. Dalam pelaksanaan
manajemen bencana perlu ada empat komponen penting diantaranya komando,
komunikasi, kontrol, dan koordinasi.
4.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
21
DAFTAR PUSTAKA
Yuantari, C., & Hartini, E. (2013). Buku Ajar Manajemen Bencana. Jakarta:
BNPB.
22