Anda di halaman 1dari 57

TUGAS BESAR 1

Penerapan Etika Bisnis Pada PT. Indofood Sukses


Makmur Dalam Rangka Mewujudkan
Good Corporate Governance
Tugas besar 1 ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Business Ethics and Good Governance dengan Dosen Dr. Aslam Mei Nur Widigdo, MM

Disusun oleh:

Yushar Rizky Irfansyah (55121110017)


Adnan Fajri (55121110052)
M. Rizal Hermawan (55121110121)
Atras Radifan (55121110124)

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2022

Internal
ABSTRAK

Pandemi COVID-19 telah berdampak pada masyarakat dan berbagai sektordalam


skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bagi Indofood, berbagai hambatan yang
terjadi akibat pandemi COVID-19 justru dipandang sebagai peluang untuk
mempercepat akselerasi digital, dengan memberikan layanan dan solusi dibidang
teknologi informasi dan komunikasi. Sebagai bagian dari komponen bangsa, Indofood
memiliki spirit untuk membantu masyarakat dan Pemerintah Indonesia dalam
menghadapi pandemi dan bangkit kembali menghadapi masa depan. Indofood
memberikan berbagai layanan dan solusi kepada seluruh pelanggan dan masyarakat
yang tidak lepas dari etika bisnis yang diterapkan di lingkungan Indofood. Etika bisnis
merupakan bagian dari implementasi Good Corporate Governance (GCG).
Implementasi ini akan berimplikasi pada kondusifitas lingkungan kerja dan penekanan
pada pentingnya menerapkan etika bisnis agar tercipta bisnis yang berkelanjutan. Juga
agar tercipta hubungan yang fair dan sehat dengan pelanggan, mitra kerja, pemegang
saham, karyawan, dan masyarakat. Indofood selalu patuh terhadap peraturan
perundangan dan etika bisnis dengan mengacu pada standar teknis dan keamanan yang
ditetapkan oleh lembaga standarisasi internasional maupun regulasi yang berlaku.

Kata kunci:

Etika bisnis, Indofood, Era Digital, Pandemi, Covid-19, Good Corporate Governance

ii

Internal
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Besar 1 mata kuliah Business Ethics and
Good Governance yang berjudul: “Penerapan Etika Bisnis Pada PT.
Telekomunikasi Seluler Dalam Rangka Mewujudkan Good Corporate
Governance”.
Ucapan terima kasih ditujukan kepada Bapak Dr. Aslam Mei Nur Widigdo,
MM selaku Dosen mata kuliah Business Ethics and Good Governance yang telah
memberikan pengajaran materi terkait topik tugas besar ini. Ucapan terima kasih juga
ditujukan kepada siapapun yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
bersedia membantu memberikan masukan dan literatur untuk kesempurnaan tugas
besar ini.
Kami berharap tugas besar ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam
memahami penerapan etika bisnis pada suatu perusahaan bagi siapa saja yang
memerlukannya. Dalam segala hal sesuatu pasti memiliki celah yang masih menjadi
tugas kami, sehingga sudilah kiranya para pembaca untuk memberikan masukan dan
saran demi kesempurnaan tugas besar ini untuk waktu yang akan datang.

Jakarta, 05 April 2022

Tim Penyusun

iii

Internal
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... iii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv
BAB I .................................................................................................................................. 6
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 6
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 6
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................. 7
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 8
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 8
BAB II ................................................................................................................................. 9
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................... 9
2.1. Pengertian dan Prinsip Etika Bisnis ....................................................................... 9
2.2. Etika Profesional ................................................................................................ 14
2.3. Etika Lingkungan ............................................................................................... 15
2.4. Etika Pemasaran dan Perlindungan Konsumen .................................................... 17
2.5. Etika dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia ................................................. 19
BAB III.............................................................................................................................. 22
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. TELEKOMUNIKASI SELULER ................. 22
3.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Telekomunikasi Seluler ...................................... 22
3.2 Indofood Menjadi Market Leader di Indonesia .................................................... 23
3.3 Core Value dan Company Culture (Budaya Perusahaan) ..................................... 25
3.4 Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Seluler ................................................. 26
BAB IV ............................................................................................................................. 27
ANALISA DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 27
4.1 Analisa Penerapan Etika Profesional di Indofood ................................................ 27
4.2 Analisa Penerapan Etika Lingkungan Di Indofood .............................................. 33
4.3 Analisa Penerapan Etika Pemasaran di Indofood ................................................. 42
4.4 Analisa Penerapan Etika Perlindungan Konsumen di Indofood ............................ 46
4.5 Analisa Penerapan Etika Pengelolaan SDM di Indofood...................................... 49

iv

Internal
BAB V............................................................................................................................... 54
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................... 54
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 54
5.2 Saran .................................................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 56

Internal
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan ”kebaikan
(rightness)” atau moralitas (kesusilaan) dari perilaku manusia. Dalam pengertian ini
etika diartikan sebagai aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang
diterima masyarakat sebagai baik atau buruk. Sedangkan Penentuan baik dan buruk
adalah suatu masalah selalu berubah. Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang
menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan
keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Paradigma etika dan bisnis adalah
dunia yang berbeda sudah saatnya dirubah menjadi paradigma etika terkait dengan
bisnis atau mensinergikan antara etika dengan laba. Justru di era kompetisi yang ketat
ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan sebuah
competitive advantage yang sulit ditiru. Para manajer pun kini menyadari bahwa hanya
bisnis yang beretikalah yang mampu bertahan dalam situasi apapun baik di era digital
maupun di masa pandemi. Bisnis juga akan menjadi lebih sukses jika mempunyai
perhatian pada etika, karena hal ini akan meningkatkan reputasi organisasi dan
meningkatkan motivasi karyawan serta dapat mengurangi berbagai kerugian akibat
perilaku yang kurang etis yang dilakukan oleh karyawan. Bahkan etika itu sendiri kini
diyakini dapat menjadi sumber keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. sehingga
etika dan laba dapat diseleraskan dalam berbisnis.
Dalam mengimplementasikan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial,
Menguatkan dan menegakkan identitas nasional/perusahaan, menciptakan persaingan
sehat, menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan, menolak sikap 5K
(Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi), bertahan pada prinsip

Internal
kebenaran, menguatkan sikap saling percaya, konsekuen dan konsisten dengan aturan
yang dibuat bersama dan etika bisnis bersifat mengikat dan bisa menjadi hukum positif.
Seiring dengan perkembangan zaman dan era digital serta persaingan global
yang sangat sengit, pengusaha dituntut untuk selalu senantiasa melakukan segala upaya
untuk dapat bertahan di pasar global ini. Upaya-upaya yang dijalankan jelas memacu
para pengusaha berkompetisi mendapatkan kesempatan dan keuntungan sebanyak -
banyaknya. Namun untuk mendapatkannya, segelintir pengusaha bahkan rela untuk
melakukan segala cara tanpa memikirkan bahwa ada pihak lain yang dirugikan atas
tindakan tersebut. Perilaku kompetisi seperti ini lah yang harusnya dihindari, karena
inti dalam berbisnis bukan hanya meraih keuntungan sebanyak - banyaknya. Dalam
dunia bisnis, peranan etika dan moral sangatlah penting demi menghindari sifat-sifat
berkompetisi yang tidak sehat. Etika bisnis dipercaya sebagai cara untuk
mempertahankan bisnis dan harus diterapkan oleh seluruh pihak. Jika semua pihak
melaksanakannya, maka konsumen pun akan merasa disejahterakan sehingga
kepercayaan pun terlahir. Dengan begitu kesetiaan untuk melakukan bisnis dengan
suatu perusahaan tersebut pun tercipta.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana etika professional pada PT. Telekomunikasi Seluler?
2. Bagaimana etika lingkungan pada PT. Telekomunikasi Seluler?
3. Bagaimana etika pemasaran pada PT. Telekomunikasi Seluler?
4. Bagaimana etika perlindungan konsumen pada PT. Telekomunikasi Seluler?
5. Bagaimana etika dalam pengelolaan sumber daya manusia pada PT.
Telekomunikasi Seluler?

Internal
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah pada poin sebelumnya, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisa penerapan etika professional pada PT.
Telekomunikasi Seluler.
2. Untuk mengetahui dan menganalisa penerapan etika lingkungan pada PT.
Telekomunikasi Seluler.
3. Untuk mengetahui dan menganalisa penerapan etika pemasaran pada PT.
Telekomunikasi Seluler.
4. Untuk mengetahui dan menganalisa penerapan etika perlindungan konsumen
pada PT. Telekomunikasi Seluler.
5. Untuk mengetahui dan menganalisa penerapan etika dalam pengelolaan sumber
daya manusia pada PT. Telekomunikasi Seluler.

1.4. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang Etika


Bisnis (Business Ethics) yang diterapkan pada perusahaan di era Digital dan
masa Pandemi sehingga dapat menjadi sarana informasi dan referensi bagi
peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti lebih dalam terutama yang
berkaitan dengan topik penelitian ini.
2. Manfaat Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis dan


bermanfaat kepada para pembacanya baik masyarakat umum ataupun
perusahaan sehingga dapat memberikan solusi kebutuhan informasi mengenai
etika bisnis (Business Ethics).

Internal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan Prinsip Etika Bisnis

Etika atau ethics berasal dari bahasa Inggris yang mengandung banyak
pengertian. Dari segi etimologi, istilah etika berasal dari bahasa latin ethius (dalam
bahasa Yunani adalah ethicos) yang berarti kebiasaan (custom) atau karakter
pengertian ini lambat laun berubah menjadi suatu ilmu yang membicarakan masalah
perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang
tidak. Sedangkan dari segi terminologi, etika merupakan aturan-aturan konvensional
mengenai tingkah laku individual dalam masyarakat beradab, tata cara formal atau tata
krama lahir untuk mengatur hubungan antar pribadi, sesuai dengan status sosialmasing-
masing.
Etika dapat didefinisikan sebagai prinsip moral yang membedakan yang baik
dan buruk. Etika adalah bidang ilmu yang bersifat normative karena ia berperan
menentukan apa yang dilakukan oleh seorang individu. Etika adalah ilmu berisi
patokan-patokan mengenai apa-apa yang benar dan salah, yang baik dan buruk, yang
bermanfaat atau tidak bermanfaat.
Bisnis dalam Ilmu Ekonomi merupakan suatu organisasi yang menjual barang
atau jasa kepada konsumen dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Bisnis berasal
dari bahasa Inggris business yang berasal dari kata dasar busy yang berarti “sibuk”.
Sibuk memiliki makna bahwa suatu individu, komunitas maupun masyarakat sibuk
mengerjakan aktivitas yang mendatangkan suatu keuntungan. Louise E. Boone
berpendapat bahwa bisnis terdiri dari seluruh aktivitas dan usaha untuk mencari
keuntungan dengan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan bagi sistem
perekonomian, beberpa bisnis memproduksi barang berwujud sedangkan yang lain
memberikan jasa.

Internal
Etika bisnis didasarkan pada prinsip integritas dan keadilan, serta
berkonsentrasi pada manfaat bagi pemangku kepentingan, baik internal maupun
eksternal. Pemangku kepentingan termasuk individu dan kelompok yang tanpanya
organisasi tidak memiliki eksistensi, misalnya pemegang saham, kreditur, karyawan,
pelanggan, dealer, vendor, pemerintah dan masyarakat.
Etika bisnis merupakan pedoman dalam melakukan kegiatan berbisnis dan
meliputi seluruh aspek mulai dari individu, perusahaan sampai masyarakat. Etika bisnis
dalam sebuah perusahaan dapat membentuk suatu norma dan perilaku dalam membina
hubungan yang sehat di dalam lingkungan kerja dan juga hubungan sehat antara
pedagang dan mitra kerjanya. Etika bisnis dianggap mampu menjadi standar kerja dan
pedoman mulai dari pimpinan sampai karyawan untuk menjalankan pekerjaan sehari-
hari, karena dalam berbisnis tidak cukup hanya mengandalkan kecerdasan,
keterampilan atau kepiawaian teknis saja. Prioritas yang mendasar adalah membangun
moral terlebih dahulu. Prinsip bisnis yang baik adalah dimana mereka menjalankan
bisnis yang beretetika, yaitu bisnis yang dijalankan dengan menaati kaidah-kaidah etika
sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis menurut Bertens merupakan pemikiran atau refleksi kritis tentang
moralitas dalam kegiatan ekonomi dan bisnis. Oleh karena itu etika bisnis terkait
dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu pada
kebenaran atau kejujuran berusaha. Jika etika bisnis selalu diterapkan oleh para pelaku
bisnis, maka mereka dapat menjalankan bisnis mereka dengan lebih bertanggung jawab
secara moral. Para pelaku bisnis akan lebih bersikap adil terhadap seluruh karyawannya
dan mengharapkan para karyawan untuk bekerja dengan baik untuk mengurangi
kerugian. Juga dengan hubungannya terhadap relasi bisnis, para pelaku bisnis juga
lebih mendedikasikan dirinya untuk mensejahterakan mitra kerjanya dan tidak akan
melakukan perbuatan curang hanya demi meraih keuntungan besar.
Dalam etika bisnis, terdapat prinsip-prinsip yang dijadikan pedoman oleh suatu
perusahaan agar perusahaan tersebut mempunyai patokan dalam memandang etika
moral sebagai standar kerja perusahaan tersebut. Prinsip-prinsip yang berlaku dalam

10

Internal
kegiatan bisnis tidak bisa lepas dari kehidupan kita sebagai manusia. Prinsip-prinsip
etika bisnis biasanya terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-masing
masyarakat. Contohnya, sistem nilai yang dianut oleh orang Indonesia akan
mempengaruhi prinsip etika bisnis yang berlaku juga di Indonesia. Tapi, prinsip etika
bisnis yang digunakan dalam bisnis sesungguhnya merupakan prinsip secara umum
etika bisnis yang dapat diterapkan oleh seluruh pelaku bisnis tanpa meninggalkan
sistem nilai yang dianut tiap-tiap golongan sesuai ciri khasnya.
Sonny Keraf mengatakan bahwa secara umum terdapat lima prinsip etika bisnis
yang harus diterapkan dalam kegiatan bisnis antara lain:
a. Prinsip Otonomi
Otonomi merupakan perilaku mandiri dimana manusia dapat mengambil
keputusan dan bertindak atas kemauannya sendiri dan ia dapat
mempertanggungjawabkannya. Semua keputusan dan tindakan yang dilakukan
harus mengikuti nilai dan norma yang berlaku. Pelaku bisnis otonom adalah
orang yang tahu dan sadar akan keputusan dan tindakan yang diambilnya, serta
resiko atau akibat yang timbul baik bagi dirinya dan perusahaannya maupun
bagi pihak lain. Pelaku bisnis yang menerapkan sikap otonom mempunyai
kebebasan dalam mengambil keputusan yang menurutnya terbaik. Kebebasan
dapat membuat pelaku bisnis bisa secara kreatif dan inovatif mengembangkan
bisnis sesuai dengan keinginannya. Namun kebebasan tidak semata-mata
menjamin pelaku bisnis dapan menjalankan sikap otonom secara etis.
Terkadang kebebasan membuat para pelaku bisnis kerap melakukan tindakan
sewenang-wenang tanpa sadar bahwa ada pihak lain yang dirugikan atas
tindakan yang dilakukan.

b. Prinsip Kejujuran
Keraf menyatakan bahwa ada tiga alasan mengapa prinsip kejujuran sangat
relevan dalam dunia bisnis yaitu:

11

Internal
1. Keraf mengatakan kejujuran sangat dibutuhkan dalam pemenuhan syarat-
syarat perjanjian dan kontrak dalam bisnis. Kejujuran sangat dituntut bagi
setiap pihak dalam memutuskan hubungan kerjasama serta dalam
menyepakati suatu perjanjian. Jika tidak ada kejujuran dan kecurangan
yang dilakukan oleh salah satu pihak, tentu pihak lain tidak akan mau lagi
untuk melakukan kerja sama dengan pihak yang melakukan kecurangan.
2. Keraf mengatakan bahwa kejujuran diperlukan dalam hal tawar- menawar
barang atau jasa. Para pelaku bisnis harus bisa menentukan harga yang
tepat untung kualitas barang atau jasa yang dijualnya. Perusahaan tentu
sangat membangun dan menjaga kepercayaan kepada konsumen. Jika
pelaku bisnis menipu dalam segi harga sehingga membuat konsumen
tidak puas, konsumen akan dengan sangat mudah mengganti produk atau
jasa yang mereka pakai ke produk atau jasa milik perusahan lain.
Konsumen pun juga tidak akan merekomendasikan perusahaan tersebut
kepada orang-orang di sekitarnya. Dengan cara menipu konsumen dalam
memperoleh untung sebesar-besarnya, bisnis tidak akan berjalan lama
karena tidak ada konsumen yang akan membeli produk atau jasa yang
ditawarkan.
3. Keraf menyatakan bahwa kejujuran sangat diperlukan dalam hubungan
kerja internal dalam suatu perusahaan. Hubungan kerja di dalam
perusahaan harus berlandaskan kejujuran demi terciptanya kondisi kerja
yang kondusif. Pemilik perusahaan harus selalu jujur dalam menggaji
karyawan- karyawannya. Gaji yang diberikan harus sesuai dengan
kesepakatan awal bekerja dan tidak boleh dikurangi tanpa alasan yang
jelas. Sebaliknya, karyawan pun harus selalu jujur dalam mengerjakan
pekerjaannya dan menghindari sikap-sikap yang ingin mengambil
keuntungan diluar sepengetahuan atasannya.

12

Internal
c. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap bagi semua pihak untuk berlaku secara adil
dimana tidak ada sikap membeda-bedakan dari semua aspek seperti aspek
ekonomi, hukum dan aspek lainnya. Keraf mengutip perkataan Adam Smith
yang mengatakan bahwa prinsip paling pokok dari keadilan merupakan prinsip
tidak merugikan orang lain (prinsip no harm), khususnya tidak merugikan
kepentingan orang lain. Dapat disimpulkan bahwa prinsip ini menekankan
untuk selalu menghargai hak dan kewajiban setiap individu. Prinsip no harm
menurut Adam Smith adalah prinsip yang paling pokok yang harus ada yang
memungkinkan kehidupan dan interaksi sosial manusia bisa bertahan. Prinsip
no harm ini juga berlaku pada kegiatan bisnis. Tanpa prinsip ini, sulit bagi
pelaku bisnis untuk dapat menjalankan bisnisnya secara baik. Dalam kegiatan
bisnis tidak boleh ada satu pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya mulai
dari karyawan, pemasok, investor sampai ke konsumen.

d. Prinsip Saling Menguntungkan


Prinsip saling menguntungkan menuntut kesadaran pelaku bisnis untuk tidak
saling merugikan. Prinsip ini menekankan bahwa dalam berbisnis perlu
ditanamkan prinsip saling menguntugkan (win-win solution), yang artinya
dalam semua keputusan yang diambil dalam kegiatan bisnis semua pihak harus
mengusahakan agar masing-masing merasa diuntungkan. Kembali lagi, tujuan
dalam berbisnis adalah untuk memperoleh keuntungan. Perusahaan ingin
banyak orang membeli produknya, dan konsumen juga ingin menggunakan
produk tersebut dengan kualitas bagus dan harga yang setimpal. Untuk itu,
penting bagi pelaku bisnis untuk terus menjalankan bisnisnya sebaik mungkin
sehingga menguntungkan semua pihak.

13

Internal
e. Prinsip Integritas Moral
Prinsip integritas moral menekankan kesadaran para pelaku bisnis bahwa setiap
orang harus dihormati harkat dan martabatnya. Prinsip ini harus dihayatisebagai
tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis agar ia menjalankan bisnis dengan
tetap menjaga nama baik perusahaannya. Prinsip ini menuntut pelaku bisnis
untuk tidak merugikan segala pihak dalam semua keputusan dan tindakanbisnis
yang diambil. Pelaku bisnis harus dapat menjalankan bisnisnya secara
maksimal agar dapat membawa perusahaannya menjadi yang terbaik dan dapat
dibanggakan.

2.2. Etika Profesional


Menurut Prakoso (2015:67), profesi adalah sebutan atau jabatan di mana orang
yang menyandangnya memiliki pengetahuan khusus yang diperolehnya melalui
training atau pengalaman lain atau bahkan diperoleh melalui keduanya, sehingga dapat
membimbing atau memberi nasihat/saran juga melayani orang lain dalam bidangnya
sendiri. Menurut Muchtar (2016:53), profesi merupakan suatu konsep yang lebih
spesifik dibandingkan dengan pekerjaan. Istilah pekerjaan memiliki konotasi yang
lebih luas dari pada profesi. Setiap profesi adalah pekerjaan, akan tetapi tidak semua
pekerjaan merupakan profesi.
Profesi merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan dan
keahlian khusus. Misalnya profesi advokat, dokter, ilmuwan, peneliti, guru, manajer,
notaris. Sedangkan profesional merupakan orang yang hidup dengan cara
mempraktekan suatu kemampuan atau keahlian tertentu yang berperan dalam suatu
aktivitas menurut keterampilannya.
Menurut KBBI (2020) profesional sangat terkait dengan dengan profesi yang
membutuhkan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Etika profesional
merupakan istilah yang lebih luas dari prinsip-prinsip moral. Etika profesional
melingkupi prinsip perilaku untuk orang-orang profesional yang dipersiapkan baik
untuk tujuan praktis maupun untuk tujuan idealistis.

14

Internal
Menurut Prakoso (2015:59), etika profesi merupakan etika sosial dalam etika
khusus mempunyai tugas dan tanggung jawab kepada ilmu dan profesi yang
disandangnya. Menurut Muchtar (2016:95) etika profesi merupakan aturan perilaku
yang memiliki kekuatan mengikat bagi setiap pemegang profesi. Maka dapat
disimpulkan etika profesi merupakan suatu tujuan agar setiap pemegang profesi tetap
berada dalam nilai-nilai profesional, bertanggung jawab dan menjunjung tinggi profesi
yang dipegangnya.
Etika professional ditetapkan oleh golongan pekerjaan bagi para anggotanya
yang secara ikhlas menerima prinsip perilaku profesional lebih kuat dari pada yang
diminta oleh undang-undang. Misalnya etika professional seorang advokat akan
ditetapkan oleh organisasi yang menaungi seperti Peradi atau Ikadi yang disepakati
oleh para anggotanya. Beberapa prinsip etika professional antara lain objektif, tidak
memihak, keterbukaan, penuh pengungkapan, kerahasiaan dan kepercayaan, uji tuntas,
tugas dengan kehati-hatian, kesetiaan pada tanggung jawab professional dan
menghindari potensi atau konflik kepentingan.

2.3. Etika Lingkungan


Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika
berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Ada
tiga teori mengenai pengertian etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi, dan etika
Keutamaan. Etika Deontologi adalah suatu tindakan di nilai baik atau buruk
berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban.Etika Teologi
adalah baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan atau akibat suatu
tindakan.Sedangkan Etika keutamaan adalah mengutamakan pengembangan karakter
moral pada diri setiap orang.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
mempengaruhi kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup
lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Jadi, etika lingkungan
merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan lingkungannya. Etika

15

Internal
lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan
dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga. Jadi,
etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan
lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut
lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap
terjaga.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan etika
lingkungan sebagai berikut:
a. Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehngga
perlu menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri.
b. Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk
menjaga terhadap pelestarian , keseimbangan dan keindahan alam.
c. Kebijaksanaan penggunaan SDA yang terbatas termasuk bahan energi.
d. Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk
makhluk hidup yang lain.
Di samping itu, etika Lingkungan tidak hanya berbicara mengenai perilaku manusia
terhadap alam, namun juga mengenai relasi di antara semua kehidupan alam semesta,
yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam dan antara
manusia dengan makhluk hidup lain atau dengan alam secara keseluruhan.
Menurut Prihatminingtyas (2019) beberapa prinsip etika dalam lingkungan
antara lain adalah:
a. Sikap menjaga ekosistem alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia
sebagai bagian dari alam semesta.
b. Tanggung jawab bukan bersifat individu melainkan kolektif yang menuntut
manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama
secara nyata untuk menjaga alam semesta beserta isinya.
c. Prinsip solidaritas yang membangkitkan rasa kebersamaan, dengan menjaga
ekosistem alam dan makhluk hidup, sehinga mendorong manusia untuk
menyelamatkan lingkungan.

16

Internal
d. Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam semesta, yang tidak
didasarkan kepada kepentingan pribadi.
e. Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam. Pola konsumsi dan produksi
manusia modern harus dibatasi.
f. Kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam, dan ikut
menikmati manfaat sumber daya alam secara lestari.
g. Menjaga ekosistem agar tetap lestari dan tidak rusak sehingga sumberdaya alam
bisa dinikmati dimasa yang akan datang.
h. Prinsip integritas moral menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan
prilaku moral yang terhormat serta memeggang teguh untuk mengamankan
kepentingan publik yang terkait dengan sumber daya alam.

2.4. Etika Pemasaran dan Perlindungan Konsumen


Pemasaran secara etimologi adalah proses, cara, perbuatan memasarkan suatu
barang dagangannya. Sedangkan menurut terminology pemasaran adalah kebutuhan,
keinginan dan permintaan (need, wants and demands), produk, nilai, kepuasan dan
mutu (product, value, satisfaction, and quality), pertukaran, transaksi dan hubungan
(exchange, transaction and relationship) dan pasar (market).
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh para
pedagang dalam usahanya mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Berhasil
tidaknya pemasaran dalam mencapai tujuan bisnis tergantung pada keahlian mereka
dibidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang lainnya. Seperti yang
dirumuskan para ahli pemasaran sebagai berikut, pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Definisi Pemasaran secara umum menurut Philip Kotler seorang guru
pemasaran dunia, adalah sebagai berikut: “Pemasaran (marketing) adalah kegiatan

17

Internal
manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses
pertukaran.
Pemasaran adalah keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-
kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga
mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan
kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial. Jangkauan pemasaran
sangat luas, berbagai tahap kegiatan harus dilalui oleh barang dan jasa sebelum sampai
ke tangan konsumen, sehingga ruang lingkup kegiatan yang luas itu akan
disederhanakan.
Jadi, definisi pemasaran adalah semua keinginan manusia yang diarahkan untuk
memuaskan kebutuhkan dan keinginan melalui proses pertukaran. Proses pertukaran
melibatkan kerja, penjual harus mencari pembeli, menemukan dan memenuhi
kebutuhan mereka, merancang produksi yang tepat, menentukan harga yang tepat,
menyimpan dan mengangkutnya, mempromosikan produk tersebut, menegosiasikan
dan sebagainya, semua kegiatan ini merupakan nilai dari pemasaran.
Menurut Fernando (2013) konsumen adalah setiap orang, organisasi atau badan
usaha (bisa korporasi, koperasi) yang membeli barang yang telah dibayar seluruhnya
atau sebagian dengan tujuan tidak dijual kembali atau tujuan komersil (kecuali
wiraswasta) dan menyewa atau memanfaatkan layanan apapun dengan imbalan yang
telah dibayar seluruhnya atau sebagian dengan tujuan yang tidak termasuk jasa gratis
atau berdasarkan kontrak pribadi. Berdasarkan UU No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen maka pengertian konsumen adalah setiap orang pemakai
barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.
Perlindungan konsumen mengacu pada langkah-langkah yang harus diterima
untuk melindungi konsumen dari malpraktek bisnis. Perlindungan konsumen
diperlukan khususnya jika ada pelaku bisnis yang bertujuan memaksimalkan
keuntungan dengan mengorbankan konsumen. Di Indonesia, untuk melindungi

18

Internal
konsumen, pemerintah telah mengeluarkan ketentuan UU (Undang-undang) No. 8
tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Pada UU no. 8 tahun 1999 juga diatur hak dan kewajiban para pihak yang
bertransaksi baik konsumen maupun pelaku usaha. Kewajiban pelaku usaha
sebagaimana sudah dicantumkan diatas diatur pada pasal 7 UU No. 8 tahun 1999.
Kewajiban ini menjadi etika bisnis pengusaha. UU No. 8 tahun 1999 juga mengatur
tindakan yang dilarang bagi pengusaha, yaitu diatur pada pasal 8. Larangan ini menjadi
etika bisnis bagi para pengusaha dalam bertransaksi dengan konsumen/pelanggannya
yang sudah berkekuatan hukum tetap. Jika pengusaha melanggar pasal 8 UU No. 8
tahun 1999, bisa dipidana dengan hukuman kurungan paling lama 5 tahun atau pidana
denda paling banyak Rp. 2 milyar.
Pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan konsumen serta
penerapan ketentuan peraturan perundang-undangannya diselenggarakan oleh
pemerintah, masyarakat, dan lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat.
Dalam rangka melindungi konsumen Pemerintah membentuk Badan Perlindungan
Konsumen Nasional (BPKN) dan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK).
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen membantu penyelesaian sengketa konsumen
di luar pengadilan.

2.5. Etika dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Manajemen SDM (sumber daya manusia) merupakan suatu proses menangani
berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga
kerja lainnya, untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi
SDM adalah departemen sumber daya manusia atau HRD (human resource
department).
Menurut A.F. Stoner, manajemen SDM merupakan suatu prosedur yang
berkelanjutan, yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan

19

Internal
orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat
organisasi memerlukannya.
Fungsi operasional dalam Manajemen SDM merupakan dasar pelaksanaan
proses MSDM yang efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan
organisasi/perusahaan. Fungsi operasional tersebut terbagi lima, secara singkat sebagai
berikut:
1. Fungsi Pengadaan, yaitu proses penarikan seleksi,penempatan,orientasi,dan
induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan perusahaan (the
right man in the right place).
2. Fungsi Pengembangan, yaitu proses peningkatan ketrampilan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan
dan latihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini
maupun masa depan.
3. Fungsi Kompensasi, yaitu pemberian balas jasa langsung dan tidak lansung
berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal jasa (output) yang
diberikannya kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak
sesuai prestasi dan tanggung jawab karyawan tersebut.
4. Fungsi Pengintegrasian, yaitu kegiatan untuk mempersatukan kepentingan
perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi
dan saling menguntungkan. Dimana Pengintegrasian adalah hal yang penting
dan sulit dalam Manajemen SDM, karena mempersatukan dua
aspirasi/kepentingan yang bertolak belakang antara karyawan dan perusahaan.
5. Fungsi Pemeliharaan, yaitu kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan
kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar tercipta hubungan jangka
panjang. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja).
Saat ini manajemen SDM berubah dan fungsi spesialisasi yang berdiri sendiri
menjadi fungsi yang terintegrasi dengan seluruh fungsi lainnya di dalam organisasi,
untuk bersama-sama mencapai sasaran yang sudah ditetapkan serta memiliki fungsi

20

Internal
perencanaan yang sangat strategik dalam organisasi, dengan kata lain fungsi SDM lama
menjadi lebih bersifat strategik. Oleh karena itu, manajemen SDM mempunyai
kewajiban untuk memahami perubahan yang semakin komplek yang selalu terjadi di
lingkungan bisnis. Ia juga harus mengantisipasi perubahan teknologi, dan memahami
dimensi internasional yang mulai memasuki bisnis, akibat informasi yang berkembang
cepat. Perubahan paradigma dari manajemen SDM tersebut telah memberikan fokus
yang berbeda dalam melaksanakan fungsinya didalam organisasi. Ada kecenderungan
untuk mengakui pentingnya SDM dalam organisasi dan pemusatan perhatian pada
kontribusi fungsi SDM bagi keberhasilan pencapaian tujuan strategi perusahaan. Hal
ini dapat dilakukan perusahaan dengan mengintegrasikan pembuatan keputusan
strateginya dengan fungsi-fungsi SDM.
Berdasarkan uraian pengertian etika dan manajemen sumber daya manusia
maka etika manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai ilmu yang
menerapkan prinsip-prinsip etika tehadap hunungan dengan sumber daya manusia dan
kegiataannya.

21

Internal
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PT. TELEKOMUNIKASI SELULER

3.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Telekomunikasi Seluler

Teknologi seluler diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1984, ketika itu, PT.
Telkom Tbk. bersama dengan PT. Rajasa Hazanah Perkasa mulai menyelenggarakan
layanan komunikasi seluler dengan mengusung teknologi NMT–450 yang
menggunakan frekuensi 450 MHz melalui pola bagi hasil. PT. Telkom Tbk.
mendapatkan 30% sedangkan Rajasa 70%, dan pada tahun 1985 diperkenalkan
teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System) mempergunakan frekuensi
800MHz yang merupakan cikal bakal teknologi CDMA saat ini. Dengan sistem analog
mulai diperkenalkan, disamping teknologi NMT-470, modifikasi NMT-450 (berjalan
pada frekuensi 470 MHz, khusus untuk Indonesia) dioperasikan PT. Rajasa Hazanah
Perkasa. Teknologi AMPS ditangani oleh empat operator yaitu PT. Elektrindo
Nusantara, PT. Centralindo Panca Sakti, dan PT. Telekomindo Prima Bakti, serta PT.
Telkom Tbk. Regulasi yang berlaku saat itu mengharuskan para penyelenggara layanan
telepon dasar bermitra dengan PT. Telkom Tbk.
Pada tahun 1995, telepon rumah nirkabel yang berbasis teknologi GMH
2000/ETDMA diperkenalkan oleh Ratelindo yang menawarkan layanan Fixed-
Cellular Network Operator yaitu telepon rumah nirkabel. Pada tahun yang sama,
kesuksesan pilot-project di Batam dan Bintan membuat pemerintah memperluas daerah
layanan GSM ke provinsi – provinsi lain di Sumatera. Untuk memfasilitasi hal tersebut,
pada 26 Mei 1995 didirikan sebuah perusahaan telekomunikasi bernama PT.
Telekomunikasi Seluler (Indofood) sebagai operator GSM nasional kedua di Indonesia,
dengan kepemilikan bersama Satelindo.

22

Internal
Wilayah Indonesia yang luas dengan jumlah penduduk lebih dari 120 juta jiwa
tersebar diseluruh kepulauan, merupakan pasar potensial bagi produk barang dan jasa
termasuk telekomunikasi selular. Pada akhir tahun 1993, PT. Telkom Tbk. melakukan
pembangunan proyek percontohan telekomunikasi selular dengan teknologi GSM di
pulau Batam dan Bintan, proyek percontohan ini dinamakan PT. Telekomunikasi
Seluler (Indofood).
Proyek percontohan ini dinilai berhasil sehingga PT Telkom Tbk. bersama PT
Indosat akhirnya menjadikannya sebagai usaha patungan baru. Pada tanggal 26 Mei
1995 secara resmi PT. Telekomunikasi Seluler berdiri sebagai sebuah perusahaan di
bidang jasa telekomunikasi selular berteknologi GSM. Saat itu PT. Telkom Tbk.
memegang 51% saham dan PT. Indosat memegang 49% saham, kemudian melalui
proses tender yang terbuka dan transparan, kedua induk ini mendapatkan mitra
strategis untuk pengembangan Indofood. Adapun saham Indofood dimiliki oleh
beberapa perusahaan antara lain: PT. Telkom (42,72%), PT. Indosat (35%), KPN
Mobile (17,28%) dan PT. Setdco, namun hingga saat ini saham tersebut sudah diambil
alih oleh PT. Telkom 65% dan PT. SingTel 35%.

3.2 Indofood Menjadi Market Leader di Indonesia


Pengembangan jaringan, fitur, perluasan kapasitas serta implementasi berbagai
teknologi terus dilakukan Indofood untuk memenuhi permintaan pelanggannya yang
terus meningkat. Indofood memberikan pelayanan bagi para pelanggannya dengan
membangun jaringan milik sendiri, yang dinamakan GraPARI. Disini masyarakat
dapat lebih mudah memperoleh informasi dan produk jasa selular dari Indofood.
Saat ini PT. Telekomunikasi Seluler adalah operator telekomunikasi seluler
digital terkemuka di Indonesia, dengan jangkauan jaringan terluas di tanah air.
Perkiraan cakupan populasi 2G hampir mencapai 100%, sedangkan cakupan populasi
3G sekitar 87% dan cakupan populasi 4G mencapai 97% yang didukung oleh lebih dari
231.000 BTS untuk melayani sekitar 170 juta pelanggan yang tersebar di wilayah

23

Internal
terdalam, pulau terluar, dan zona perbatasan negara. Brand go-to-market Indofood
untuk pelanggan pascabayar adalah kartuHalo. Untuk pelanggan prabayar, yang
mencakup sekitar 96% dari basis pelanggan Indofood, empat merek khas ditawarkan
yaitu simPATI, Kartu As, LOOP dan by.U dimana masing-masing produk
menargetkan segmen pasar yang berbeda. Namun untuk menyederhanakan produknya,
Indofood memiliki 2 produk saja yaitu kartu pascabayar dan kartu prabayar.
Industri telekomunikasi Indonesia di 2020 mengalami tahun yang penuh
gejolak yang menghadirkan peluang dan tantangan di masa pandemic covid-19.
Indofood terus bertahan dalam iklim yang kompleks dan menantang dalam situasi
pandemi Covid-19 dengan mempertahankan pendapatan, EBITDA, dan Laba Bersih.
Pada tahun 2020, Indofood mencatatkan total Pendapatan Rp.87,1 triliun, EBITDA
Rp.51,1 triliun, dan Laba Bersih Rp.25,1 triliun di tengah tantangan bisnis di masa
pandemi. Sebagai mesin pertumbuhan, Bisnis Digital telah mengalami beberapa
inisiatif transformasi utama, yang menghasilkan pertumbuhan pendapatan 7,0% YoY
dan berkontribusi 72% menjadi total pendapatan, naik dari 64% di 2019. Pertumbuhan
ini dibarengi dengan pertumbuhan Data Revenue, sebesar 8,3% YoY.
Dengan kebutuhan pelanggan yang berkembang pesat dan transformasi yang
terjadi di masyarakat, Indofood terus berkomitmen untuk tidak hanya menyediakan
konektivitas, tetapi juga berfokus pada peningkatan layanan dan solusi digital, yang
didukung oleh kualitas jaringan yang luas dan unggul. Indofood juga berkomitmen
untuk membangun ekosistem digital Indonesia dengan mengembangkan layanan
digital-nya yang telah ada seperti layanan Digital Advertising, IoT, Big Data, dan
Digital Lifestyle serta memanfaatkan seluruh aset telekomunikasi untuk menjadi digital
service enabler melalui kemitraan dengan pihak lain.
Pada ulang tahunnya ke-25, Indofood meluncurkan teknologi 5G yang
mencatatkan Indofood sebagai operator telekomunikasi pertama di Indonesia yang
menghadirkan teknologi dan layanan 5G. Hal ini semakin memperkuat posisi Indofood
sebagai Market leader yang akan terus memperkuat competitive advantage dan
technology leadership di pasar global maupun nasional.

24

Internal
3.3 Core Value dan Company Culture (Budaya Perusahaan)
Dalam rangka mendukung Visi dan Misi perusahaan untuk bertransformasi dari
Perusahaan Telekomunikasi (Infrastructure based company) menjadi Digital Company
(Service based Company) di era Industri 4.0 dan sejalan dengan Budaya Perusahaan
BUMN dimana PT. Telkom Tbk. sebagai salah satu dari Induk Perusahaan, maka
Indofood menerapkan budaya perusahaan yang dinamakan dengan “AKHLAK” yang
terdiri dari:
1. AMANAH. Memegang teguh kepercayaan
2. KOMPETEN. Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
3. HARMONIS saling peduli dan menghargai perbedaaan
4. LOYAL berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara
5. ADAPTIF terus berinovasi dan antusis dalam menghadapi perubahan
6. KOLABORATIF membangun kerjasama yang sinergis
Indofood menerapkan budaya perusahaan “ACTION” yang merupakan turunan dari
budaya perusahaan “AKHLAK” yang merupakan serangkaian key behaviors yang
menjadi identitas karyawan Indofood dalam melakukan aktivitas kerja sehari hari (way
of working) agar tetap relevan dengan kondisi market dan ekosistem industri digital
yang semakin dinamis. Dengan budaya perusahaan “ACTION” yang ber-
“AKHLAK” sebagai core values Telkom Group, seluruh karyawan Indofood
diharapkan memiliki sikap dan budaya kerja sebagai berikut:
1. Agility. Cepat Beradaptasi dan Fleksible.
2. Customer Centric. Mengutamakan kebutuhan Pelanggan dan memberikan
Solusi terbaik.
3. Innovation. Membuat Layanan yang dapat meningkatkan nilai tambah
4. Open Mindset. Selalu terbuka mempelajari ide atau peluang baru
5. Networking. Berkoloborasi memperluas ekosistem kerja
Selain budaya perusahaan AKHLAK, hal lain yang harus juga mendapat
perhatian adalah Internalisasi Core Value AKHLAK. Internalisasi area fokus

25

Internal
perusahaan dalam menjalankan bisnis yang dalam hal ini dibagi dalam 6 area fokus
perusahaan yang terdiri dari:
1. Sustainability. Hal - hal yang berhubungan dengan fokus terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar karyawan dan keberlangsungan perusahaan.
2. Relationship. Hal - hal yang berhubungan dengan fokus terhadap hubungan
yang baik antara karyawan, atasan, mitra kerja dan pelanggan.
3. Performance. Hal - hal yang berhubungan dengan fokus terhadap kinerja yang
unggul setiap karyawan dan perusahaan.
4. Growth. Hal - hal yang berhubungan dengan fokus terhadap pengembangan
berkelanjutan bagi karyawan dan perusahaan secara keseluruhan.
5. Common Goals. Hal - hal yang berhubungan dengan fokus terhadap kesamaan
visi, misi dan nilai seluruh anggota perusahaan untuk mencapai tujuan bersama.
6. Meaning purpose. Hal - hal yang berhubungan dengan fokus terhadap
kontribusi bagi masyarakat dan lingkungan untuk kesejahteraan jangka
panjang, yang memberi makna bekerja bagi seluruh karyawan.

3.4 Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Seluler


Struktur organisasi pada Indofood dalam pengelolaannya memiliki sebuahDewan
Komisaris yang terdiri dari 1 (satu) ketua dan 4 (empat) anggota serta sebuah dewan
direksi yang beranggotakan 1 (satu) orang Presiden Direktur dan 7 (tujuh) oranganggota
Dewan Direksi lainnya yang memiliki fungsi dan tangung jawab yang berbedaseperti
Direktorat Perencanaan dan Transformasi, Direktorat Marketing (Marketing
Directorate), Direktorat Penjualan (Sales Directorate), Direktorat Jaringan (Network
Directorate), Direktorat Informasi Teknologi (Information Technology Directorate),
Direktorat Keuangan (Finance Directorate), Direktorat Manajemen Sumber Daya
Manusia (Human Capital Management Directorate) di dalam menjalankan operasional
perusahaan telah mengelompokan unit - unit yang ada dalam organisasi ke dalam
bentuk Divisi dan departemen.

26

Internal
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Penerapan Etika Profesional di Indofood

Etika Profesional dalam lingkungan kerja merupakan bagian dari implementasi


Good Corporate Governance (GCG). Pada perusahaan terbuka seperti PT
Telekomunikasi Seluler (Indofood), mengimplementasikan etika profesional adalah
wajib hukumnya. Implementasi ini akan berimplikasi pada kondusifitas lingkungan
kerja dan penekanan pada pentingnya menerapkan etika bisnis agar tercipta bisnis yang
berkelanjutan. Juga agar tercipta hubungan yang fair dan sehat dengan pelanggan, mitra
kerja, pemegang saham, karyawan, dan masyarakat. Di Indofood, nilai-nilai etika
professional di lingkungan kerja Indofood yang dibangun adalah Agility, Customer
Centric, Innovation, Open Mindset dan Networking. Nilai-nilai ini dipandang sebagai
nilai yang cocok diimplementasikan di Indofood dengan melihat latar belakang yang
telah terjadi di Indofood.
Perilaku etis tidak terlepas dari nilai-nilai yang menjadi keyakinan karyawan.
Pentingnya perilaku etis pada organisasi semakin nyata dengan banyak penelitian
terbaru yang menghasilkan pengetahuan yang terkait dengan organisasi danmanajemen
(Trevino, Weaver dan Reynolds, 2006). Semua nilai dasar etika profesional Indofood
harus terimplementasikan oleh seluruh karyawan Indofood agar tercipta keseragaman
kualitas dalam pelayanan kepada shareholders dan customer.
Di Indofood, etika bsnis yang diterapkan dibagi menjadi 2 yaitu etika usaha dan
etika kerja karyawan. Etika Usaha yaitu sistem nilai atau norma yang dianut oleh
perusahaan sebagai acuan perusahaan, manajemen, dan karyawannya untuk
berhubungan dengan lingkungannya dengan lingkup:
1. Hubungan dengan regulator
2. Hubungan dengan stakeholders
3. Ketentuan tambahan

27

Internal
Sedangkan Etika Kerja Karyawan adalah sistem nilai atau norma yang digunakan oleh
seluruh karyawan dan pimpinan dalam bekerja sehari-hari dengan lingkup sebagai
berikut :
1. `Perilaku Utama Karyawan, yang meliputi:
a. Kapasitas dan kapabilitas karyawan
b. Kewajiban dan larangan
c. Kerahasiaan Informasi
d. Infrastruktur
e. Lingkungan kerja
2. Perilaku Utama Pimpinan, yang meliputi:
a. Perilaku Pemimpin
b. Perilaku Direksi
c. Perilaku Chief Executive Officer (CEO)
d. Perilaku Chief Financial Officer (CFO)
Implementasi nyata bahwa Indofood telah menjalankan etika professional
bisnis secara terus-menerus, tercatat dan selalu memperbaiki yang ada adalah para
karyawan Indofood diwajibkan menandatangani Pakta Integritas setiap tahunnya.
Sebelum Pakta Integritas ini ditandatangani, maka setiap karyawan wajib menjawab
dengan benar beberapa pertanyaan terkait aturan etika bisnis dan good corporate
governance. Karyawan juga mendeklarasikan bahwa proses bisnis kegiatan usaha yang
dilakukan telah dan terus menerus dikontrol dan diperbaiki yaitu dengan deklarasi CSA
Passed (control self-assessment).
Indofood telah mengeluarkan beberapa pedoman etika professional bagi
seluruh karyawan sebagai berikut:
1. Kapasitas dan kapabilitas karyawan memiliki arti bahwa setiap karyawan
Indofood wajib untuk:
a. Memiliki keyakinan dasar yang senantiasa memiliki keinginan untuk
memberi yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

28

Internal
b. Menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dalam niat, pikiran dan perbuatan
pada setiap pekerjaan yang dilakukan.
c. Memiliki kesungguhan dalam meningkatkan dan memelihara seluruh
kapasitas dan kapabilitas pribadi yang mencakup aspek competence dan
character melalui jalur formal dan informal.
2. Karyawan Indofood memiliki kewajiban dan larangan antara lain:
a. Wajib tunduk dan patuh pada peraturan perusahaan dan undang-undang
yang berlaku.
b. Karyawan dan keluarga juga wajib menghindari benturan kepentingan
individu dengan perusahaan.
c. Karyawan juga dilarang menerima gratifikasi
d. Karyawan dilarang memasarkan produk dari perusahaan pesaing
e. Karyawan dilarang bekerja di perusahaan pesaing
f. Karyawan wajib menjadikan waktu kerjanya produktif.
3. Terkait kerahasiaan informasi, karyawan :
a. Wajib melindungi dan tidak membocorkan informasi rahasia perusahaan
kepada siapapun.
b. Dilarang berdiskusi terkait informasi rahasia perusahaan kepada mitra,
pesaing, perusahaan lain, serta pihak eksternal yang tidak terkait.
c. Memiliki kewenangan akses informasi sesuai lingkup kerjanya.
4. Terkait infrastruktur yang dimiliki Telkom, karyawan :
a. Wajib menjaga asset perusahaan dari pihak-pihak yang mencoba
mengambil alih atau merusak aset perusahaan.
b. Tidak diijinkan secara langsung maupun tidak langsung menjual, membeli,
mengadakan, menyewakan atau meminjamkan asset perusahaan kepada
pihak eksternal.
c. Memaksimalkan asset perusahaan untuk kepentingan bisnis perusahaan.
d. Dilarang menggunakan asset untuk kegiatan yang tidak wajar.

29

Internal
Dalam rangka membangun lingkungan kerja yang fair dan sehat, karyawan
wajib melaksanakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Menguatkan kekompakan dan saling percaya antar karyawan.
2. Meningkatkan kecepatan dalam merespon peluang bisnis dan memberikan
layanan kepada pelanggan.
3. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam melaksanakan pekerjaan.
Semua aturan dan kebijakan etika professional bisnis tersebut selain ada
kewajiban dan larangan, dalam prakteknya, seluruh karyawan Indofood diminta untuk
menandatangani dokumen Pakta Integritas. Dalam dokumen itu menyatakan bahwa
seluruh karyawan Indofood berjanji dan mendeklarisikan bahwa telah menjalanseluruh
aturan dan kebijakan etika bisnis perusahaan dengan baik dan benar. Selain ituuntuk
akuntabilitas penggunaan keuangan perusahaan secara good governance, karyawan
level tertentu yang diberi tanggungjawab dalam pengelolaan keuangan perusahaan
menandatangani dokumen CSA (control self-assessment) secara online atau digital.
Dokumen CSA ini berisi pernyataan bahwa karyawan tersebut telah menjalankan
pengelolaan keuangan dengan prinsip-prinsip pengelolaan yang telah distandarisasi di
Indofood.
Dari data Pakta Integritas dan CSA Passed didapati bahwa seluruh karyawan
mengisi dan menandatangani Pakta Integritas dan CSA Passed. Dalam aspek Integritas,
didapati bahwa aspek pelayanan kepada customer (baik eksternal dan internal) berjalan
baik walaupun belum sempurna. Permasalahan data menjadi isu yang harus diperbaiki
dalam salah satu nilai dasar etika bisnis ini. Aspek ini dinilai dan dievaluasi secara
berkelanjutan. Masing-masing atasan berkewajiban memberi arahan dan mengevaluasi
bawahannya minimal sekali dalam setahun. Kelalaian karyawan dalam aspek integrasi
ini bisa mendapatkan hukuman dari perusahaan setelah terlebih dahulu diproses untuk
ditentukan tingkat pelanggarannya, apakah ringan, sedang, atau berat.
Antusias karyawan cukup tinggi dikarenakan layanan yang kita hasilkan harus
dapat dinikmati dengan cepat dan dalam kualitas baik ke pelanggan. Sistem informasi
sudah terbangun baik, aliran proses bisnis berjalan baik. Dengan sistem informasi yang

30

Internal
baik, pekerjaan yang sifatnya rutin bisa diambil alih oleh sistem informasi ini. Hasilnya
beberapa pekerjaan yang sifatnya rutin sudah tidak lagi dikerjakan oleh SDM. Untuk
menjaga ini, maka setiap karyawan harus ikut menjaga. Salah satunya adalah menjaga
agar password sistem informasi seseorang tidak diketahui orang lain dan tidak boleh
‘dipinjamkan’ kepada orang lain. Harus dikurangi kegiatan yang bersifat rutin agar
selalu tercipta kondisi yang sangat enthusiasm.
Totalitas bisa terlihat dari kehadiran karyawan, jam kedatangan dan jam pulang
karyawan yang terekam baik di sistem Moana Indofood. Terlihat juga dari
penyelesaian aktivitas yang berhubungan dengan pihak eksternal yang tidak akan
berhenti sebelum dinyatakan selesai oleh pihak customer misalnya dalam kegiatan
perbaikan gangguan. Totalitas ini ditandai dengan adanya monitoring 24 jam sehari
dan 7 hari dalam seminggu untuk layanan kepada customer. Review dan peningkatan
kualitas dilakukan terus menerus karena aktivitas mengawal layanan dilakukan 24 jam
sehari dan 7 hari dalam seminggu. Dalam hal pelayanan kepada pelanggan eksternal,
semua data sudah sangat transparan, dapat dimonitor oleh teknisi, unit pelayanan
pelanggan dan customer-nya sendiri.
Indofood memiliki Kode Etik Perusahaan (Code of Conduct) yang merupakan
turunan dan implementasi dari Budaya Perusahaan "ACTION" yaitu Agility, Customer
Centric, Innovation, Open Mindset dan Networking. Setiap Karyawan Indofood wajib
untuk menerima dan menerapkan Budaya Perusahaan dan Kode Etik Perusahaan
sebagai panduan bertindak dalam menetapkan hubungan kerja, pola pikir, sikap dan
perilaku sehari-hari dengan sesama karyawan dan/atau pihak-pihak lainnya yang
meliputi namun tidak terbatas pada mitra kerja perusahaan, pemerintah, masyarakat,
media massa.

31

Internal
Gambar 1. Budaya Perusahaan Indofood : ACTION

Seperti yang diatur dalam Kode Etik Perusahaan, karyawan diminta untuk
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai ACTION yaitu Agility, Customer Centric,
Innovation, Open Mindset dan Networking. Seluruh karyawan diharapkan jujur dan
etis, termasuk dalam penanganan benturan kepentingan antara hubungan pribadi dan
profesional, baik yang nyata maupun yang diduga dapat menimbulkan benturan
kepentingan, mematuhi ketentuan internal Perusahaan, undang-undang dan peraturan
yang berlaku serta menjalankan prosedur dan pengendalian intern untuk menjamin
integritas proses laporan keuangan Perusahaan dan kepatuhan hukum.
Perseroan menjaga keterbukaan dan melakukan pendekatan yang etis dalam
melaksanakan usahanya, baik dengan pelanggan, pemasok, komunitas maupun dengan
anggota masyarakat lainnya. Oleh karenanya, karyawan wajib untuk menyediakan
informasi yang lengkap dan benar mengenai produk dan jasa yang disediakan
Perusahaan untuk mencegah adanya interpretasi yang menyesatkan.
Karyawan wajib memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat dan harus
menghormati kewajibannya terhadap masyarakat, dengan menjadi aset ekonomi,
intelektual dan sosial bagi masyarakat tempat perusahaan beroperasi. Masyarakat akan

32

Internal
merasakan manfaat kehadiran Perusahaan melalui kontribusi waktu, keahlian,
teknologi dan sumber daya yang dimiliki Perusahaan. Ketidakpatuhan terhadap Kode
Etik Perusahaan akan mengakibatkan karyawan diberikan tindakan disiplin, termasuk
pemutusan hubungan kerja atau hubungan bisnis dengan pemasok atau pelanggan. Bila
dianggap perlu, sanksi atas pelanggaran dapat ditindaklanjuti dengan tuntutan perdata
dan atau pidana.
Indofood beberapa kali meraih Soegeng Sarjadi Award sebagai pelaku bisnis
yang telah menerapkan tata kelola perusaahan (good corporate governance) terbaik.
Penghargaan diberikan kepada Indofood karena telah melakukan pengelolaan
perusaahan yang baik berdasarkan pada prinisp transparansi, akuntabilitas, tanggung
jawab, independen dan kesetaraan. Dengan pengelolaan yang baik kami dapat
memberikan layanan yang berkualitas kepada seluruh pemangku kepentingan.
Soegeng Sarjadi Award adalah ajang penghargaan independen yang berfokus
pada pengelolaan negara (state), pasar (market) dan masyarakat sipil (society).
Penilaian ditentukan berdasarkan 10 (sepuluh) prinsip Good Governance menurut
SSSG (Soegeng Sarjadi School of Government), dan prinsip itu diadaptasi dari prinsip
Good Governance menurut UNDP (United Nation Development Program) tahun 1997.
Kesepuluh prinsip tersebut diantaranya, Partisipasi (Participation), Kepastian Hukum
dan Hak-hak Manusia (Rule of Law and Human Rights), Transparasi (Transparency),
Tanggung Jawab (Responsibility), Berorientasi Pada Kesepakatan (Consensus
Orientation), Keadilan (Justice), Efektivitas dan Efisiensi (Effectiveness and
Efficiency), Akuntabilitas (Accountability), Visi Strategik (Strategic Vision),
Kepemerintahan yang baik dan peduli lingkungan hidup (Good and Green
Governance).

4.2 Analisa Penerapan Etika Lingkungan Di Indofood


Etika dalam konsep lingkungan hidup sangat penting karena berkaitan dengan
perilaku manusia agar dengan etika orang dapat mengenal dan memahami nilai dan
norma-norma yang membimbing perilaku proses individual dan sosial terhadap alam

33

Internal
dan lingkungan hidupnya. Masalah lingkungan hidup menjadi masalah etika karena
manusia seringkali “lupa” dan kehilangan orientasi dalam memperlakukan alam.
Karena “lupa” dan kehilangan orientasi itulah, manusia lantas memperlakukan alam
secara tidak bertanggungjawab. Dalam keadaan seperti itu, mereka juga tidak lagi
menjadi kritis.
Teori Efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif atau
tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor, yaitu:

1. Faktor hukumnya sendiri (undang-undang).


2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun
menerapkan hukum
3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.
4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau
diterapkan.
5. Faktor kebudayaan

Ketentuan terkait dengan lingkungan hidup diatur pada UU No. 32 tahun 2009
dimana dalam UU ini Tugas Pemerintah diantaranya adalah:

1. Menetapkan kebijakan nasional


2. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria;
3. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai RPPLH nasional;
4. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS;
5. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL
6. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan
nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah

Ketentuan bagi dunia usaha meliputi:


1. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan
hidup wajib memiliki amdal.

34

Internal
2. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib amdal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) wajib memiliki UKL-UPL.
3. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan hidup, ancaman terhadap ekosistem dan kehidupan,
dan/atau kesehatan dan keselamatan manusia wajib melakukan analisis risiko
lingkungan hidup.

Peran Masyarakat meliputi:


1. Masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk
berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
2. Peran masyarakat dapat berupa pengawasan sosial, pemberian saran, pendapat,
usul, keberatan, pengaduan; dan/atau penyampaian informasi dan/atau laporan.

Indofood dalam penerepan Etika Lingkungan berpartisipasi aktif dan


mendukung program pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan seperti:

1. Mendukung Program Pemerintah terkait Penurunan Pemanasan Global dengan


melakukan Decorbonisasi atau Zero Carbon Emission dan Pajak Karbon.

Pada COP-26 di Glasgow, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo


menjanjikan upaya atasi perubahan iklim. Presiden Joko Widodo kembali
menegaskan bahwa Indonesia mampu memenuhi komitmen pada 2030 sesuai
Perjanjian Paris, yaitu pengurangan emisi sebesar 29%. Komitmen tersebut
disampaikan pada COP-21 tahun 2015, Pemerintah Indonesia janji menurunkan
emisi dari tahun 2020-2030 sebesar 29% (unconditional) hingga 41%
(conditional) dengan skenario business as usual tahun 2030, peningkatan
komitmen tanpa syarat dibandingkan tahun 2010 sebesar 26%. Indonesia telah
memperbarui Nationally Determined Contributions (NDC) pada Juli 2021.

IRENA merupakan badan internasional yang berupaya untuk melaksanakan


mitigasi perubahan iklim melalui pemanfaatan energi yang ramah lingkungan.

35

Internal
Tujuan pendirian IRENA untuk membantu pengembangan dan pemanfaatan
energi terbarukan secara luas melalui kegiatan-kegiatan yang konkrit. Indonesia
telah secara resmi ditetapkan menjadi anggota IRENA pada tanggal 7
September 2014 setelah sebelumnya meratifikasi Statuta IRENA melalui
Peraturan Presiden RI Nomor 62 Tahun 2014 tentang Pengesahan Statute of the
International Renewable Energy Agency (Statuta Badan Energi Terbarukan
Internasional).

Dalam mendukung progran pemerintah terkait upaya Solusi Perubahan Iklim


Indofood telah berupaya untuk menggunakan solusi Energi Terbarukan di unit
unit produksinya seperti pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Base
Station (BTS).

Indofood mendukung pemerintah dalam mewujudkan sumber energi ramah


lingkungan. Hal ini ditandai dengan mengaplikasikan penggunaan Base
Transceiver Station (BTS) Go Green Fuel Cell pada 228.000 BTS yang tersebar
di seluruh Indonesia. “Indofood turut berkomitmen mendukung cita-cita
pemerintah untuk membangun ekonomi berbasis energi bersih atau ramah
lingkungan. Komitmen tersebut diwujudkan dengan pemanfaatan Fuel Cell
melalui sumber energi berbahan bakar Hydro Plus (Campuran Methanol & Air)
dan Solar cell dengan sumber energi surya. Indofood juga telah memanfaatkan
sumber energi alternatif yang ramah lingkungan selain Fuel Cell dan Solar Cell
(tenaga surya) dan juga tenaga angin, serta Micro Hydro. Pemanfaatan energi
ramah lingkungan tersebut dapat kami wujudkan berkat risetberkesinambungan
yang berlandaskan semangat mempertahankan dan meningkatkan pelayanan
Indofood. Teknologi Fuel Cell dapat memproduksi energi listrik dengan gas
buang berupa uap air (zero emission). Indofood telahmenggelar 216 BTS Go
Green Fuel Cell diseluruh Indonesia, dengan 95 BTS tersebar di wilayah
regional Sumbagut. Penggunaan sumber energi alternatif

36

Internal
ramah lingkungan ini juga turut menjadi bagian dari usaha Indofood
memastikan ketersediaan jaringan broadband diseluruh penjuru negeri.

Semangat pemanfaatan energi ramah lingkungan ini akan terus kami jaga untuk
mewujudkan Industri Telekomunikasi yang ramah lingkungan di Indonesia.
Dengan kapabilitas yang kami miliki, Indofood akan terus menghadirkan
layanan serta solusi digital terkini dengan pemanfaatan sumber energi tanpa
emisi,

Gambar 2. BTS Indofood dengan Teknologi Go Green Fuel Cell

2. 3G Sunseting atau mematikan Jaringan 3G yang menyumbang Emisi Karbon


tinggi terkait dengan komsumsi Listrik di level Base Station (BTS) yang
dominan.

Setelah melayani pelanggan sejak lama Jaringan 3G di dunia sejatinya mulai


diperkenalkan pada 1998. Digunakan pertama kali dalam dunia militer karena
kehandalannya tidak dapat dilacak dan daya tembus yang tinggi. Indofood
mematikan layanan 3G di seluruh wilayah secara bertahap mulai 2022, dan
menggantikannya dengan jaringan 4G/LTE.

37

Internal
Langkah Indofood mematikan layanan 3G sesuai dengan arahan pemerintah
melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) soal
penghapusan layanan 3G. "Upgrade seluruh layanan 3G ke 4G/LTE ini juga
menjadi bentuk dukungan terhadap upaya pemerintah dalam menghadirkan
konektivitas digital dengan kualitas prima yang merata hingga pelosok negeri,"
"Indofood telah mempersiapkan seluruh action plan mulai dari persiapan
teknis, sosialisasi kepada pelanggan, hingga tahapan mitigasi dengan optimal,
guna memastikan proses upgrade layanan 3G ke 4G/LTE secara bertahap dan
terukur di seluruh wilayah di Indonesia dapat berjalan baik, termasuk prioritas
meminimalisir potensi gangguan,"

Gambar 3. Kegiatan mematikan jaringan 3G Indofood

Indofood berkontribusi positive dalam menjaga dan memiliki tanggung jawab


moral, etika dan social untuk menjaga kemurnian ekosistem dan menjaga
lingkungan, karena korporasi memiliki andil yang besar dalam penurunan
kualitas lingkungan (ada yang andil dalam perusakan hutan, pengurasan sumber
daya air, pencemaran udara, pencemaran sungai, dan lain - lain)

3. Pembangunan Jaringan 5G bagi Industri dan Masyarakat yang efficient dan


effective dalam komsumsi energi dan ramah lingkungan.

38

Internal
Revolusi besar disebut-sebut bakal menerpa berbagai sektor kehidupan kita
dengan kehadiran teknologi 5G. Tak terkecuali sektor lingkungan hidup. Saat
ini, berbagai problem lingkungan merundung kota-kota kita. Misalnya, soal
kualitas air dan udara yang mengancam kesehatan masyarakat. Dengan
menggunakan teknologi 5G dan memanfaatkan sensor khusus tertentu,
terhubung secara nirkabel, kita dapat dengan mudah mendeteksi kontaminasi
air dan pencemaran udara. Bahkan, mengetahui sumber-sumbernya sehingga
dapat dengan mudah pula mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Dalam hal kemacetan lalu-lintas, teknologi 5G akan membantu menciptakan


manajemen transportasi yang lebik baik. Semua orang mafhum kemacetan
menjadi horor di kota-kota besar, termasuk kota-kota besar di negara kita.
Kemacetan menyebabkan kerugian waktu dan finansia, juga merambat pada
kesehatan jiwa berupa stres dan depresi.

Dengan melibatkan kamera dan sejumlah sensor, teknologi 5G akan mampu


membuat sistem kendali lalu lintas yang lebih dinamis dan presisi. Dengan
begitu, dapat mengurangi konsumsi energi dam meminimalisir waktu terbuang.
Di sektor properti, teknologi 5G diyakini mampu mengurangi secara siginifikan
pemborosan energi. Selama ini, sektor properti menggunakan energi dalam
jumlah besar untuk penerangan, pemanas, pendingin, dan sejumlah keperluan
lainnya. Sektor ini menyedot sekitar 42 persen dari konsumsi energi global.

Dengan teknologi 5G, semua diatur otomatis dan dinamis. Lampu, misalnya,
akan mati sendirinya begitu tak ada orang di dalam ruangan. Pun sebaliknya.
Dalam tataran global, penggunaan teknologi 5G akan ikut membantu mengatasi
masalah perubahan iklim. Tim peneliti dari Universitas Zurich dan Empa
(lembaga riset multidipliner yang berbasis di Dubendorf, Swiss) telah
menganalisis bahwa penggunaan 5G dapat meminimalisir emisi gas rumah

39

Internal
kaca. Tim periset menyimpulkan, dengan asumsi peningkatan delapan kali lipat
dalam lalu lintas data di masa depan, 5G akan lebih efisien dan memungkinkan
munculnya berbagai piranti aplikasi inovatif yang mendorong terciptanya pola
kerja manusia yang lebih fleksibel. Transportasi lebih tertata, sistem pertanian
lebih baik, yang ujungnya ikut membantu mengurangi emisi CO2. Tim periset
memperkirakan, penggunaan 5G pada 2030 mendatang akan menurunkan emisi
hingga sekitar 85 persen per unit data yang ditransmisikan, dibandingkan
teknologi internet nirkabel saat ini. Menurut tim periset, dengan transmisi data
yang lebih cepat dan lebih andal pada jaringan 5G, akan mendukung pola kerja
lebih luwes, yang pada gilirannya akan mengurangi lalu lintas komuter dan
perjalanan bisnis.

“Perkembangan teknologi, jika diterapkan dengan cara yang cerdas, akan


menjadi kontributor utama untuk ikut mengurangi emisi CO2,” simpul Roland
Hischier dari lembaga riset Empa. Hasil riset yang dilakukan Univeristas Zurich
dan lembaga riset Empa itu makin memperkuat sejumlah hasil riset lainnya
terkait dampak positif penggunaan teknologi 5G terhadap peningkatan kualitas
lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Indofood secara resmi telah menerima Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO)
teknologi 5G dari Kementerian Komunikasi dan Informatika(Kominfo) pada
24 Mei 2021. Dengan diterimanya SKLO tersebut Indofood resmi menjadi
“The First 5G Operator in Indonesia”, mengingat Indofood adalah operator
seluler pertama yang dinyatakan layak untuk mengoperasikan jaringan
teknologi 5G Indonesia sesuai dengan SKLO yang diterbitkan Kementerian
Kominfo pada 21 Mei 2021. Dengan demikian, Indofood dapat segera
menyelenggarakan jaringan 5G secara komersial untuk tahap awal pada
frekuensi spektrum 2,3 GHz dan menjual produk atau layanan 5G kepada
pelanggan.

40

Internal
Indofood menjadi Penyelenggara Telekomunikasi Jaringan 5G pertama di
Indonesia. Layanan 5G dari Indofood ini akan diluncurkan secara serentak pada
tanggal 27 Mei 2021 dan selanjutnya akan dapat dinikmati secara terbatasdan
bertahap di 6 (enam) lokasi residensial di wilayah Jabodetabek, serta di kota-
kota lain seperti Solo, Medan, Balikpapan, Denpasar, Batam, Surabaya,
Makassar, dan Bandung. Penggelaran 5G perdana di Indonesia ini juga
merupakan buah hasil Kementerian Kominfo dalam beberapa tahun terakhir.
Kementerian Kominfo bersama dengan beberapa Penyelenggara
Telekomunikasi telah melakukan 12 kali uji coba jaringan 5G sepanjang tahun
2017 hingga 2020 kemarin. Salah satu uji coba dilakukan pada saat perhelatan
Asian Games pada tahun 2018 lalu. Awal tahun 2021 ini, Kementerian Kominfo
juga telah melakukan lelang pita frekuensi 2,3 GHz.” sesuai dengan ketentuan
yang tertera dalam Pasal 4 Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, yang merupakan peraturan turunan
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran
(Postelsiar).

Terwujudnya implementasi 5G tersebut bukan saja mendorong Indofood


sebagai The First 5G Operator di Indonesia, namun juga dapat mendorong
transformasi Indonesia menuju kedaulatan digital yang seutuhnya. Indofood
juga berkomitmen akan memanfaatkan teknologi 5G tidak hanya terbatas pada
pengembangan layanan dan produk yang memberi manfaat bagi masyarakat
dan industri, melainkan untuk berkontribusi untuk membantu mencetak dan
mengembangkan talenta digital yang andal dan mampu bersaing secara global.

Hadirnya teknologi 5G ini bukan hanya mengakselerasi gaya hidup digital


masyarakat Indonesia untuk menjadi smart digital user, melainkan juga
mendorong lahirnya smart digital preneur yang dapat menciptakan lebih

41

Internal
banyak peluang dan lapangan pekerjaan baru melalui ragam inovasi teknologi
digital bagi seluruh masyarakat Indonesia. Ke depan, Indofood akan terus
mempererat kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan guna
mengakselerasi penguatan ekosistem 5G sehingga manfaat teknologi ini dapat
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Gambar 4. Autonomous Bus berteknologi 5G

4.3 Analisa Penerapan Etika Pemasaran di Indofood


Pedoman Etika yang diperlukan untuk Perilaku Manusia, termasuk Pelaku
Perilaku Bisnis, digunakan untuk mengelola risiko yang dihadapi oleh tubuh bisnis atau
perusahaan. Persaingan sangat penting untuk keberhasilan atau kegagalan, seperti
inovasi, budaya atau implementasi yang baik. Etika pemasaran menjadi salah satu
upaya perusahaan dalam menghadapi persaingan industri. Kegiatan pemasaran pada
perusahaan tidak terlepas dari etika dan norma-norma. Perusahaan dapat melakukan
kegiatan pemasaran dalam bisnis namun tidak melanggar etika yang ada.
Indofood memiliki kewajiban memahami etika dalam pemasaran di tengah
sebuah bencana, baik bencana alam maupun pandemi seperti sekarang. Etika ini
penting untuk memastikan bisnis tetap dapat berjalan meskipun kondisi perekonomian
menurun sebagai efek dari bencana yang tengah terjadi. Teknik pemasaran yang
diterapkan tentu berbeda ketika dalam kondisi normal, karena kondisi perekonomian

42

Internal
cenderung lebih lesu. Kurang etis pula rasanya jika masih getol melakukan pemasaran
padahal banyak yang tengah berjuang atau berduka menghadapi bencana.
Bencana seperti sekarang memang memicu penurunan omzet secara tajam,
apalagi dengan pemberlakuan physical distancing maupun lockdown. Jika ingin bisnis
tetap dapat berjalan atau bertahan, maka penting untuk menerapkan etika dalam
pemasaran yang tepat sesuai penjelasan di atas. Sehingga bisa tetap mendatangkan
omset meskipun bencana yang terjadi melemahkan sektor perekonomian nasional.
Berikut adalah beberapa bentuk etika dalam pemasaran yang diterapkan oleh Indofood
di tengah bencana, misalnya pandemi covid-19 seperti sekarang antara lain:
1. Menyampaikan Keamanan Pelanggan Adalah Prioritas
Pandemi corona atau covid-19 seperti sekarang memang memberi pukulan
berat bagi kalangan pebisnis. Namun untuk bisnis yang masih sangat mungkin
dapat berjalan, tentu program pemasaran tetap harus dilanjutkan. Misalnya saja
bisnis di bidang pendidikan secara digital, bisnis kesehatan, bisnis makanan,
dan bisnis transportasi. Supaya tetap dapat menarik simpati konsumen dan
meningkatkan minat untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Maka
penting untuk menjalankan program pemasaran dengan unsur tetap
mengutamakan keamanan pelanggan. Misalnya saja menerapkan SOP
kewajiban memakai masker di seluruh cabang untuk menunjang keamanan
pegawai dan pelanggan.
2. Membuat Program dengan Keuntungan “Tipis-Tipis”
Kondisi di tengah bencana tentu cenderung tidak pasti, akan lebih banyak kabar
duka yang diterima dibanding kabar baik. Maka penting untuk tidak fokus
melakukan pemasaran berujung profit besar. Buatlah program pemasaran yang
berlangsung dalam periode terbatas meskipun mengambil keuntungan tipis.
Misalnya saja memberikan diskon sekian persen selama sepekan untuk
membantu korban bencana.
3. Menyampaikan Program dengan Simpatik

43

Internal
Penerapan teknik pemasaran pun sebaiknya lebih teliti dan hati-hati, yakni
dengan memberikan unsur simpatik. Tidak ada salahnya mencoba
menyampaikan rasa berbelasungkawa atau mungkin memberi dukungan pada
para korban bencana, relawan, maupun tenaga medis. Baru kemudian
mempromosikan produk atau jasa, sehingga di awal promosi sudah berhasil
meraih simpati pelanggan dan memperbesar peluang terjadi transaksi
pembelian.
4. Menyampaikan Program Pemasaran Secara Digital
Dalam situasi kondisi pandemi covid-19 virus seperti sekarang, Indofood tetap
menerapkan satu etika dalam pemasaran yang bisa diterapkan dalam situasi
pandemi yaitu menyampaikan program pemasaran secara digital atau online,
sehingga ikut berpartisipasi mensukseskan kebijakan physical distancing oleh
pemerintah. Manfaatkan website, media iklan berbayar di internet, atau
mungkin media sosial untuk menggaet minat publik mengenal dan
menggunakan produk maupun jasa yang dijual.
5. Tetap Menyampaikan Informasi dengan Benar
Dalam mempromosikan produk atau jasa, Indofood selalu menerapkan etika
yang wajib dipahami. Indofood tetap menjaga konten promosi tetap bersih
tanpa unsur menipu maupun memanipulasi. Indofood menyampaikan produk
atau jasa apa adanya, dan tidak memanfaatkan kondisi yang kurang kondusif di
tengah bencana dengan menyampaikan kebohongan. Sebab bisnis yang
dijalankan bisa jadi menuai protes dan rentan gulung tikar. Jika memang produk
yang dipasarkan tidak bermanfaat untuk menanggulangi pandemi covid-19,
maka tidak disampaikan sebaliknya. Selama promosi dilakukan dengan jujur
maka pembeli akan tetap berdatangan, profit pun tetap didapatkan meski
perekonomian sedang melemah.

Selain itu, Indofood juga menerapkan etika pemasaran dalam Bauran


Pemasaran. Seperti diketahui bahwa bauran pemasaran atau marketing mix meliputi

44

Internal
produk, harga, tempat, dan promosi. Dalam kaitannya dengan etika pemasaran dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Etika pemasaran dalam konteks produk
Indofood merupakan operator telekomunikasi terbesar dan No. 1 di Indonesia
dan terus bertahan hingga saat ini. Hal ini terjadi katena Indofood selalu
menerapkan etika dalam menghasilkan produk yang akan dikirim ke pasar.
Produk – produk Indofood yang dibuat pastinya berguna dan dibutuhkan oleh
masyarakat, produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau benefit, produk yang
dibuat bernilai tambah tinggi dan produk yang dibuat dapat memuaskan
masyarakat. Indofood selalu membuat suatu produk sesuai dengan kondisi
pasar dan keinginan konsumen sehingga produk Indofood selalu laris terjual
dan terus diminati oleh pelanggan telekomunikasi di Indonesia karena
kepercayaan pelanggan terhadap produk Indofood sangat tinggi.
2. Etika pemasaran dalam konteks harga
Indofood dalam men-deliver suatu produk ke pasar menggunakan harga yang
telah diukur dengan kemampuan atau daya beli masyarakat. Dengan melakukan
riset pasar terhadap kemampuan finansial pelanggan maka harga produk akan
sesuai dengan kemampuan pelanggan dan diminati untuk pembelian. Dengan
demikian, Indofood hanya mencari margin laba yang layak denganmenentukan
harga produknya berdasarkan biaya produksi yang layak.
3. Etika pemasaran dalam konteks tempat
Indofood menjamin bahwa produk yang dijual terjamin keamanan dan
keutuhannya serta konsumen mendapat pelayanan yang cepat dan tepat.
Indofood telah banyak menyediakan Graphari Indofood yang tersebar di
seluruh kota – kota di Indonesia untuk memberikan pelayanan yang nyaman
dan cepat bagi semua pelanggannya. Selain itu, pelayanan pelanggan melalui
call center atau online juga disediakan sebagai pilihan bagi pelanggan untuk
mendapatakan layanan terbaik dari Indofood.
4. Etika pemasaran dalam konteks promosi

45

Internal
Indofood dalam memperkenalkan dan menjual produknya menggunakan cara
promosi yang dilakukan di berbagai media baik media cetak, elektronik
maupun media online. Promosi sebagai sarana menyampaikan informasi yang
benar dan obyektif, sarana untuk membangun image positif di mata pelanggan
terhadap semua produk yang dijual oleh Indofood. Indofood dalam berpromosi
mengedepankan kejujuran dan tidak ada unsur memanipulasi atau memperdaya
konsumen dan pastinya bertujuan untuk menarik simpati konsumen untuk
membeli produk Indofood dan tidak mengecewakan konsumen.

4.4 Analisa Penerapan Etika Perlindungan Konsumen di Indofood


Dalam kaitan dengan Etika Perlindungan Konsumen, PT. Indofood mengacu
kepada Pasal 8 UU No. 8 tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dimana terdapat beberapa larangan bagi
Perusahaan dalam menjaga dan melindungi konsumennya dah hal ini juga diperkuat
dengan UU ITE terkait Kerahasian Data Pelanggan yang ada, dari adanya larangan
tersebut, masih terdapat beberapa perusahaan yang melanggar larangan tersebut.
Perlindungan Konsumen aman oleh UU Perlindungan Konsumen. Dalam setiap
perusahaan, kepercayaan konsumen adalah hal yang menjadi prioritas utama. UU
Perlindungan Konsumen adalah salah satu hal penting yang wajib diketahui, mengapa?
Agar dikemudian hari kita tidak akan tertipu atau merasa dirugikan dengan suatu
barang atau hal yang dibeli lalu dikonsumsi.
Perlindungan konsumen adalah keseluruhan peraturan dan hukum yang
mengatur hak dan kewajiban konsumen dan produsen yang timbul dalam usahanya
untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatur upaya-upaya untuk menjamin
terwujudnya perlindungan hukum terhadap kepentingan konsumen (Sidobalok
2014:39). Hal ini dapat bersifat dalam segala transaksi jual beli, secara langsung
maupun secara online seperti yang kini kian marak. Walaupun adanya transaksi yang
tidak melalui tatap muka, konsumen tetap berhak untuk mendapatkan barang yang

46

Internal
sesuai dengan pemberitahuan sebelumnya atau barang yang sesuai dengan yang
dijanjikan.
Hak sebagai konsumen diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Republik Indonesia yang
berlandaskan pada Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1), Pasal 21 ayat (1),
Pasal 27, dan Pasal 33 yang dapat diketahui sebagai berikut:
Berdasarkan amanat dari UU No. 8 tahun 1999, perlindungan konsumen
bertujuan untuk:
a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri;
b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya
dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa.
c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan
menuntut hak-haknya sebagai konsumen.
d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan
informasi.
e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan
konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam
berusaha.
f. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa.

Kasus Perlindungan Konsumen dimana terdapat kebocoran data pelanggan


pada tahun 2020 yang menimpa beberapa perusahan di Indonesia salah satunya adalah
Indofood. Indofood di tahun 2020 mengalami kasus kebocoran data pengguna dimana
kasus yang terjadi sangat berbeda dengan kasus kebocaran kasus yang menimpa jagat
e-commerce Indonesia yang di bobol oleh ulah oknum hacker di Internet dan data
pengguna yang bocor di publish di Internet untuk kepentingan pribadi oknum
pembobol/Hacker.

47

Internal
Kasus kebocoran data pelanggan di Indofood di lakukan oleh oknum karyawan
alihdaya untuk pengguna atas nama Denny Siregar (pegiat politik) dimana kasus yang
dialami adalah karyawan Pelayanan dari pihak alihdaya yang diberikan akses terbatas
terhadap data pelangan data yang terdiri dari : nama, alamat, NIK, KK, IMEI, OS,
hingga jenis perangkat yang digunakkannya.
Pada kasus ini, karyawan tersebut melakukan tindakan ilegal dengan
mengambil foto data pribadi korban dengan menggunakan HP. Setelah difoto, pelaku
mengunggah melalui media sosial ke akun tertentu. Hal ini dapat terjadi meskipun
Indofood telah memproteksi sistem agar petugas layanan pelanggan tidak bisa
melakukan tangkapan layar (capture) atau menyalin (copy paste) data. Berdasarkan
pemaparan Bareskrim Polri, data yang tersebar di dunia maya bukan berasal dari server
Indofood. Tetapi sudah diketik ulang oleh orang tertentu. Setelah diketik ulang, pemilik
akun Twitter @opposite6890 menyebarkannya melalui media sosial.
Terkhusus kasus Pelangaran informasi Data pelanggan ini, Direktorat Tindak
Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri akan terus melakukan proses
pendalaman, di mana tentunya ada pelanggaran beberapa peraturan perundangan, UU
ITE, Kerahasian Data Pelanggan dan Perlindungan Konsumen. Di mana dilarang
menyebarkan informasi data pelanggan atau menyampaikan sesuatu yang tidak sesuai.
Penyelesaian kasus untuk Perlindungan Konsumen dalam hal ini Perlindungan
Informasi Data Pelanggan adalah perbuatan oknum pekerja alih daya di bagian
pelayanan pelanggan Indofood Surabaya ini melanggar undang undang perlindungan
konsumen UU No. 8 tahun 1999, dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 (UU
ITE) tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Kerahasian data pelanggan UU ITE
dan sudah dilakukan proses hukum dan penangkapan terhadap pelaku dimana kasus
ini sudah masuk ke ranah pengadilan, disisi lain pihak Indofood sudah melakukan
Penguatan dan Pengetatatan aturan dan Standard Operasi Procedure (SOP) terkait
perlindungan data pelanggan dimana Indofood juga memastikan Operasional
Perusahaan telah berjalan sesuai dengan Standar Sertifikasi ISO 27001. Proses

48

Internal
sertifikasi secara berkala ini dilakukan oleh lembaga internasional yang independent
dan professional.
Terkait dengan Perlindungan Konsumen, diperlukan adanya peran serta dari
seluruh aspek kehidupan berbangsa, mulai dari pemerintah, para pelaku usaha dan juga
masyarakat selaku konsumen agar dapat memahami poin-poin yang terdapat pada UU
perlindungan konsumen maupun UU Informasi dan Transaksi Elektronik Kerahasian
Data Pelanggan (UU ITE). Sehingga praktik-praktik usaha yang merugikan konsumen
dapat ditekan seminim mungkin.

Gambar 5. Kasus terkait Perlindungan Konsumen di Indofood

4.5 Analisa Penerapan Etika Pengelolaan SDM di Indofood


Manajemen SDM (sumber daya manusia) merupakan suatu proses menangani
berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga

49

Internal
kerja lainnya, untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi
terkait SDM di Indofood adalah direktorat Human Capital Management.
Dalam melihat perubahan teknologi yang sangat cepat, Indofood melakukan
penyesuaikan diri dengan lingkungan usahanya dan melakukan perubahan fungsi SDM
dengan menggeser fungsi-fungsi manajemen SDM yang selama ini hanya dianggap
sebagai kegiatan administrasi, yang berkaitan dengan perekrutan pegawai staffing,
coordinating yang dilakukan oleh bagian personalia saja namun saat ini manajemen
SDM berubah dan fungsi spesialisasi yang berdiri sendiri menjadi fungsi yang
terintegrasi dengan seluruh fungsi lainnya di dalam organisasi, untuk bersama-sama
mencapai sasaran yang sudah ditetapkan serta memiliki fungsi perencanaan yang
sangat strategik dalam organisasi, dengan kata lain fungsi SDM lama menjadi lebih
bersifat strategik. Oleh karena itu, manajemen SDM Indofood mempunyai kewajiban
untuk memahami perubahan yang semakin komplek yang selalu terjadi di lingkungan
bisnis dalam mengantisipasi perubahan teknologi, dan memahami dimensi
internasional yang mulai memasuki bisnis, akibat informasi yang berkembang cepat.
Perubahan paradigma dari manajemen SDM tersebut telah memberikan fokus yang
berbeda dalam melaksanakan fungsinya didalam organisasi Indofood. Ada
kecenderungan untuk mengakui pentingnya SDM dalam organisasi dan pemusatan
perhatian pada kontribusi fungsi SDM bagi keberhasilan pencapaian tujuan strategi
perusahaan. Hal ini dapat dilakukan Indofood dengan mengintegrasikan pembuatan
keputusan strateginya dengan fungsi-fungsi SDM. Dengan demikian, maka akan
semakin besar kesempatan untuk memperoleh keberhasilan.
Manajemen sumber daya manusia Indofood telah mengimplementasikan
konsep etika dalam bentuk pengawasan organisasional yang didasarkan pada
sosialisasi aturan-aturan, memonitor perilaku dan disilpin karyawan, serta
mempengaruhi perilaku melalui pemberian hukuman bagi mereka yang sering
melanggar etika. Tujuan utama dalam konsep penanaman nilai-nilai etika ini bukan
untuk kedisiplinan, tetapi lebih pada usaha-usaha untuk meningkatkan kepedulian

50

Internal
karyawan terhadap perkembangan nilai-nilai etika yang lebih berarti. Tujuan tersebut
disosialiasasikan dengan adanya sharing nilai-nilai etika dalam organisasi. Dalam hai
ini setiap anggota organisasi mempunyai status yang sama. Dengan begitu organisasi
membawa komitmen bersama yamg diaplikasikan secara sama pada semua anggota.
Karena karyawan mendapat perhatian atas kontribusinya, maka mereka akan merasa
bangga dengan nilai-nilai etika dalam organisasi. Konsep penanaman nilai-nilai etika
lebih menekankan pada aktivitas-aktivitas yang membantu karyawan dalam pembuatan
keputusan, menyediakan nasihat-nasihat dan konsultasi etika, serta mendukung
konsensus mengenai etika bisnis. Manajemen sumber daya manusia mempunyai
peranan penting dalam menjaga keseimbangan antara penanaman nilai-nilai etika dan
pemenuhan etika tersebut.
Manajemen sumber daya manusia yang mempunyai peran dalam mendukung
dan memberikan inisiatif dalam pelaksanaan konsep etika perusahaan mempunyai
tugas dalam mengontrol dan mengintegrasikannya ke dalam fungsi-fungsi
organisasional yang diembannya. Gambaran implementasi konsep etika ke dalam
fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia di Indofood adalah sebagai berikut:
1. Seleksi, perilaku karyawan tidak terlepas pada karakter pribadi yang
dibawanya.Seperti contoh karyawan dengan kemampuan perkembangan moral
yang tinggi akan menunjukkan perilaku dan pemikiran yang lebih etis. Hal ini
menjadi penting dalam proses seleksi karyawan karena jika calon karyawan
memiliki kemampuan perkembangan moral yang tinggi maka akan lebih mudah
menerima prinsip-prinsip moral universal dibanding karyawan yang memiliki
kemampuan perkembangan moral yang rendah. Dalam hal ini biasanya
manajemen mengunakan tes untuk mengukur kemampuan perkembangan
moral untuk menentukan kejujuran dan personalitas serta sebagia alat untuk
melihat karakteristik karyawan. Hal yang penting juga dalam proses seleksi
karyawan yang lebih menitikberatkan pada penanaman nilai-nilai etika.
Karyawan harus mempunyai komitmen pada etika dan menjadi nyaman
berbicara mengenai etika. Jika konsep etika diintegrasikan dalam organisasi,

51

Internal
maka calon karyawan yang dibutuhkan adalah orang-orang yang menginginkan
standar etika dapat diaplikasikan dalam pekerjaan.
2. Orientasi Karyawan, tujuan yang penting dalam konsep orientasi karyawan
adalah mengajarkan mereka norma-norma, attitude, dan beliefs yang berlaku
dalam organisasi. Nilai-nilai organisasi dapat dikomunikasikan melalui
presentasi formal dan secara implisit melalui sejarah dan mitos organisasi.
Indofood selalu menyelenggarakan orientasi karyawan untuk karyawan baru
untuk memperkenalkan perusahaan, budaya perusahaan, aturan yang berlaku di
Indofood dan lain-lain sehingga karyawan baru sudah mempunyai bekal yang
baik sebelum mulai bekerja di Indofood.
3. Training, dalam integrasi training menanamkan nilai-nilai etika agar karyawan
memiliki lebih luas pengembangannya dan aktivitas training untuk karyawan
memiliki fokus yang berbeda-beda. Karena karyawan diharuskan untuk tahu
mengenai aturan- aturan regulasi maupun kebajikan, maka penanaman nilai-
nilai etika juga harus memfokuskan pada sharing etika antar organisasi.
Training juga digunakan untuk memperluas pengetahuan karyawan dan
manajer mengenai kemampuan dalam mengaplikasikan framework etika dalam
pemecahan masalah. Indofood menggunakan juga sistem e-learning dalam
menjalankan proses training bagi karyawannya melalui aplikasi percipio,
Harvard business review dan aplikasi training online lainnya sehingga
mempermudah karyawan dalam menjalankan proses training-nya kapanpun
dan dimanapun.
4. Penilaian Kinerja, proses penilaian kinerja juga dapat diartikan sebagai
perwujudan proses keadilan yang mempunyai kriteria seperti konsisten, bebas
dari bias, didasarkan pada informasi yang akurat, dapat dikoreksi dan
merupakan representasi dari kinerja yang sebenarnya. Penilaian kinerja
seharusnya dikomunikasikan dalam cara penyampaian informasi mengenai
keadilan antar individu. Karyawan diberikan keterangan, khususnya untuk hasil
yang negatif dan diperlakukan sesuai martabat dan rasa hormat.

52

Internal
5. Reward dan Hukuman, pendekatan yang kompleks dapat dilakukan dengan
pemberian reward untuk perlakuan yang etis dan hukuman untuk perlakukan
kurang etis. Dengan adanya reward, diharapkan bahwa tuntunan adanya
perilaku yang lebih beretika tidak dianggap sebagai suatu tambahan beban.
Tentunya reward untuk perilaku yang etis dapat menjadi sesuatu yang berlebih-
lebihan. Manajemen sumber daya manusia harus menunjukkan dukungan
kepada karyawan yang menginginkan standar etika yang tinggi. Sehingga
melalui dukungan tersebut aspirasi program penanaman nilai-nilai etika dapat
dibicarakan sungguh-sungguh dan lebih berarti. Hukuman menyediakan
pembelajaraan sosial yang penting bagi karyawan untuk menjadi lebih sadar
dan mempunyai kemauan dalam menegakkan nilai-nilai dan etika organisasi.
Jika perlu tidak etis tidak perlu diberkan sanksi, maka karyawan akan
beranggapan bahwa mereka juga dapat terhindar dari hukuman.

Implementasi konsep etika harus mampu diintegrasikan dalam setiap aktivitas


manajemen sumber daya manusia. Adanya konsistensi antara kebijakan dan praktek
diharapkan dapat menghindari persepsi yang ambigu yang diterima karyawan. Sebagai
contoh, jika karyawan didorong untuk melaksanakan suatu standar etika tertentu, tetapi
standar tersebut tidak diintegrasikan dalam standar penilaian kinerja, reward, sistem
kompensasi serta sistem manajemen sumber daya manusia lainnya, maka akan
menimbulkan perasaan ketidakadilan bagi karyawan. Dengan mengintegrasikan
program etika ke dalam fungsi-fungsi organisasional diharapkan akan menjadikan
pelaksanaan konsep etika menjadi lebih efektif.

53

Internal
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Sebagai bagian dari penerapan Good Corporate Governance (GCP), Indofood


memberikan berbagai layanan dan solusi kepada seluruh pelanggan dan
masyarakat yang tidak lepas dari etika bisnis yang telah diterapkan di
lingkungan Indofood.

2. Dalam penerapan etika professional di Indofood, para karyawan Indofood


diatur melalui Kode Etik Perusahaan, dimana mereka diminta untuk berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai ACTION yaitu Agility, Customer Centric, Innovation,
Open Mindset dan Networking.

3. Indofood dalam penerapan Etika Lingkungan selalu berpartisipasi aktif dan


mendukung program – program pemerintah dalam menjaga kelestarian
lingkungan antara lain:
a. Mendukung penuh Program Pemerintah terkait Penurunan Pemanasan
Global dengan melakukan Decorbonisasi atau Zero Carbon Emission dan
Pajak Karbon.
b. Melakukan 3G Sunseting atau mematikan Jaringan 3G yang menyumbang
Emisi Karbon tinggi terkait dengan konsumsi listrik di level Base Station
(BTS) yang dominan.
c. Pembangunan Jaringan teknologi 5G bagi Industri dan Masyarakat yang
efisien dan efektif dalam komsumsi energi dan ramah lingkungan.

4. Indofood menerapkan etika pemasaran yang sesuai dengan kondisi bencana


pandemi Covid-19, dimana etika ini penting untuk memastikan bisnis tetap
dapat berjalan meskipun kondisi perekonomian menurun sebagai efek dari
bencana yang tengah terjadi.

54

Internal
5. Dalam rangka meningkatkan etika perlindungan konsumen, Indofood telah
melakukan Penguatan dan Pengetatan aturan dan Standard Operational
Procedure (SOP) terkait perlindungan data pelanggan dimana Indofood juga
memastikan Operasional Perusahaan telah berjalan sesuai dengan Standar
Sertifikasi ISO 27001.

6. Dalam keterkaitannya antara etika pengelolaan SDM dengan perubahan


teknologi yang sangat cepat, Indofood melakukan penyesuaian diri di
lingkungan usahanya dan melakukan perubahan fungsi SDM menjadi fungsi
yang terintegrasi dengan seluruh fungsi lainnya di dalam organisasi, untuk
bersama-sama mencapai sasaran yang sudah ditetapkan serta memiliki fungsi
perencanaan yang sangat strategik dalam organisasi, dengan kata lain fungsi
SDM lama menjadi lebih bersifat strategik.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang sudah dijelaskan maka saran yang dapat
diberikan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Penerapan etika bisnis sudah sangat baik diimplementasikan oleh Indofood
namun nilai – nilai dasar etika bisnis yang telah dipilih yaitu Agility, Customer
Centric, Innovation, Open Mindset dan Networking harus ditelaah lebih lanjut
karena seyogyanya harus bisa dihubungkan dengan adanya perbaikan disisi
kinerja perusahaan secara keseluruhan.
2. Penerapan etika bisnis di Indofood harus terus dipertahankan dan ditingkatkan
dalam situasi persaingan bisnis maupun bencana/pandemi untuk
mempertahankan kelangsungan bisnis Indofood ke depannya dan
mempertahankan predikat Indofood sebagai perusahaan dengan goodcorporate
governance.

55

Internal
DAFTAR PUSTAKA

Cooper and Schindler. (2011). Business Research Methods. New York: McGraw Hill
Companies.
Gosh, B.N. (2012). Business Ethics and Corporate Governance. Tata McGraw Hill
Education Private Limited. New Delhi
Graparibanjarbaru, Kode Etik Indofood. Diakses dari
https://www.graparibanjarbaru.com/p/blog-page_4.html
Hodgins, M dan Philip Shrives. (2011). Business Ethics and Corporate Governance.
Pearson Education Limited. Edinburgh.
Kotler, Philip. (2007). Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jakarta: Indeks.
Majalahict, Indofood Raih Penghargaan Good Corporate Governance Terbaik. Diakses
dari https://www.majalahict.com/Indofood-raih-penghargaan-good- corporate-
governance-terbaik/
Prihatminingtyas, B. (2019). Etika Bisnis: Suatu Pendekatan dan Aplikasinya Terhadap
Stakeholder. CV. IRDH. Malang.
Subinarto, Djoko. (2021). Teknologi 5G, Kontribusi untuk Lingkungan dan Dampak
Kesehatan yang Harus Diperhatikan. Diakses dari
https://www.mongabay.co.id/2021/03/09/teknologi-5g-kontribusi-untuk-
lingkungan-dan-dampak-kesehatan-yang-harus-diperhatikan/
Indofood. (2021). Modul e-Learning: Living Akhlak Thru Indofood Digilife Action.
Jakarta. Diakses dari
https://digitallearning.telkom.co.id/enrol/index.php?id=2790
Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Widigdo, Aslam M. N. (2022). Modul Perkuliahan Business Ethic and Good
Governance: Business Ethic: An Overview. Jakarta: Universitas Mercu Buana.
Widigdo, Aslam M. N. (2022). Modul Perkuliahan Business Ethic and Good
Governance: Concept and Theory of Business Ethic. Jakarta: Universitas Mercu
Buana.
Widigdo, Aslam M. N. (2022). Modul Perkuliahan Business Ethic and Good
Governance: Ethic of Consumer Protection. Jakarta: Universitas Mercu Buana.

56

Internal
Widigdo, Aslam M. N. (2022). Modul Perkuliahan Business Ethic and Good
Governance: Environment Ethic. Jakarta: Universitas Mercu Buana.
Widigdo, Aslam M. N. (2022). Modul Perkuliahan Business Ethic and Good
Governance: Marketing Ethics. Jakarta: Universitas Mercu Buana.
Widigdo, Aslam M. N. (2022). Modul Perkuliahan Business Ethic and Good
Governance: Ethics Issues In Human Resources Management. Jakarta:
Universitas Mercu Buana

57

Internal

Anda mungkin juga menyukai