Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Bid’ah

1. Menurut Bahasa

Dalam Bahasa, kata ‫ لغة‬memiliki beberapa


Makna :
a) Penemuan terbaru,
b) Sesuatu yang sangat indah,
c) Lelah (lihat contohnya pada kamus lisan Al Arab)

2. Menurut Pengertian Agama


Menurut pengertian agama, ‫اصطالح‬ adalah :

َ ‫ان َمحْ م ُْو ًدا َأ ْو َم ْدم ُْومًا َولَي‬


‫ْس َل ُه دَ لِي ٌل‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َس َوا ٌء َك‬ َ ‫ُك ُّل َما َأحْ َد‬
َ ‫ث َبعْ َد َعصْ ِر الرَّ س ُْو ِل‬

َ ٌّ‫َشرْ عِ ي‬
‫ص ِري ٌح‬

Artinya : Apapun yang terjadi setelah Rasulullah wafat berupa kebaikan atau
sebaliknya, dan tidak mempunyai dalil syarak yang jelas.

Imam Syatibi dalam kitabnya ‫صا ُم‬ َ ‫االعْ ِت‬ (Al-‘tisham) halaman 36 jilid
pertama, mengartikan bid’ah itu dalam Bahasa sebagai penemuan terbaru berdalil kepada
ُ ‫قُ ْل َما ُك‬
firman Tuhan surah Al-Ahqaaf:9, ‫نت ْبدعًا م َِن الرُّ س ُِل‬

Yang artinya, “Katakanlah aku bukan rasul yang pertama diantara rasul-rasul”, dan juga
sesuai dengan firman Tuhan dalam surah Al-Baqarah ayat 117 yang berbunyi,

ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
‫ض‬ ِ ‫َبدِي ُع ال َّس َم َوا‬

Yang artinya, “Allah Pencipta langt dan bumi.”


Imam Syatibi selanjutnya mengatakan bahwa bid’ah itu kadang juga bisa berarti ‘sangat
indah’ seperti perkataan orang arab ‫هذا َأ ْم ٌر َبدِي ٌع‬
َ Kalimat ini dipakai pada sesuatu yang
sangat indah dan tidak ada yang seindah dia.

Menurut kamus lisan Al Arab, bid'ah itu dipakai untuk arti 'lebih atau lelah', seperti
dicontohkan dalam perkataan sebagai berikut.

‫ َو ُي َقا ُل‬... ‫ال‬


ِ ‫يق مِنْ َه َز‬ َّ ‫ت فِي‬
ِ ‫الط ِر‬ ْ ‫ت اِإلب ُل ِإ َذا َب َر َك‬ َ ‫َأ ْبد‬
ْ ‫َع‬

ْ ‫َأ ْب َد َع‬
ْ ‫ت ِب ِه َرا ِحلَ ُت ُه ِإ َذا َطلَ َع‬
‫ت‬

Para alim ulama yang lain juga telah sependapat dengan imam Syatibi dalam memberikan
definisi ( ) terhadap bid'ah itu, seperti Imam Nawawi (lihat syarah Muslim hlm. 154 juz 6),
Syekh Syihabuddin Abu Syamah (lihat kitab beliau Al Ba'is ala Inkaril Bida' hlm. 13-15),
Syekh Muhammad bin Tsamil al Shon'ani Al Amir (lihat kitab beliau Subulu Al Salam hlm. 48
juz 2), dan ulama-ulama yang lain.
Akhirnya, semua ahli bahasa Arab dan ulama telah sepakat mendefinisikan bid'ah (
‫ ) لغة‬adalah 'perkara baru yang belum pernah terjadi sebelumnya'.

Sedangkan untuk (

‫اصطالحا‬

), ternyata para alim ulama telah berbeda pendapat, sehingga definisi bid'ah dalam
istilah hukum, sangat berbeda antara seorang ulama dengan ulama yang lain sesuai
dengan pendapat mereka masing-masing.

Perbedaan pendapat itu berkisar pada beberapa hal sebagai berikut:

1. pada kalimat (

‫ضاللَ ٌة‬
َ ‫ُكل ِب ْد َع ٍة‬

2. Apakah bid'ah itu pada ibadah dan juga mencakup perkara keduniaan ataukah
hanya pada ibadah saja.

3. Pembagian bid'ah.

Pada ketiga perkara tersebut, para alim ulama telah berbeda pendapat. Setelah
diperhatikan secara seksama, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa para alim
ulama tersebut terdiri atas dua kelompok besar.

Masing-masing kelompok ini akan dibahas secara terpisah dalam buku yang sangat
sederhana ini pada halaman-halaman berikutnya. Semoga Allah Yang Maha
Membimbing, berkenan memberikan bimbingan dan taufiknya kepada kita semua.

Buku ini pada dasarnya dibagi menjadi tiga bab: Bab I adalah pendapat kelompok
pertama.

Bab II adalah pendapat kelompok kedua.

Bab III adalah beberapa contoh kejadian baru (bid'ah)

ِ ‫وا هلل ْالم َُو ِّف ُق َو ْال َهادِي ِإلَى َس ِب‬


‫يل الرَّ َشا ِد‬

Anda mungkin juga menyukai