PROPOSAL PENELITIAN
Proposal ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Gelar
Program Strata 1 Ilmu Hukum
Oleh
AMRIANI
NIM 191130589
Di Susun Oleh :
Nama : AMRIANI
Nim : 191130589
Program Studi : Ilmu Hukum
Peminatan : Hukum Perdata
Pembimbing I Pembimbing II
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ..........................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................6
C. Tujuan Penelitian..................................................................................6
D. Manfaat Penelitian................................................................................6
E. Defenisi Oprasional..............................................................................6
2. Prinsip Perlindungan..........................................................................11
iii
BAB III METODE PENELITIAN................................................................34
A. Lokasi Penelitian..................................................................................34
D. Analisis Data.........................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................36
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menunjukan era global yang begitu pesat. Teknologi informasi menjadi salah
satu kebutuhan yang penting bagi manusia. Banyaknya perubahan yang terjad
i dalam masyarakat yang pada awalnya bersifat analog menjadi bersifat serba
digital dalam perkembangan teknologi. Hal tersebut dapat dilihat pada era mo
dern saat ini, dimana teknologi informasi menjadi suatu tren perkembangan te
at ini dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan perad
aban manusia. Teknologi dapat digunakan untuk sarana diskusi, simulasi, dan
Hal ini ditandai dengan terciptanya iklim bisnis yang sehat dan mengarah pad
enciptakan sesuatu yang baru dalam bidang teknologi, industri, teknologi info
rmasi karya seni maupun karya-karya lain yang sangat bermanfaat dalam men
1
Ade Maman, 2002, Aspek Hukum Dalam Teknologi, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 28.
1
Hak cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang
memiliki ruang lingkup objek yang dilindungi paling luas, karena mencakup i
lmu pengetahuan.. Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta atau pemegang
untuk itu dalam bidang pengetahuan, kesenian, dan kesusastraan, dengan pem
moral dan hak ekonomi, apabila salah satu atau kedua hak ini dilanggar oleh
pihak lain maka pencipta dapat menuntut haknya melalui jalur jalur hukum
Cipta (selanjutnya disebut UU Hak Cipta) diatur bahwa hak cipta adalah hak
setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pemb
deklaratif pada hak cipta, membuat masih banyak masyarakat tidak menyadar
a tidak dapat disalahgunakan oleh pihak lain sesuai dengan peraturan perunda
Dalam Pasal 28C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indo
nesia Tahun 1945, diatur bahwa setiap orang memiliki hak untuk mengemban
gkan diri dan meningkatkan kualitas hidupnya. Hak cipta memberikan perlind
ungan agar supaya pencipta dapat sepenuhnya mengambil manfaat dari hasil
ciptaannya. Pada UU Hak Cipta secara eksplisit dilindungi setiap karya ciptaa
2
yang dibuat. Selain itu, pelanggaran terhadap hak cipta akan diberikan sanksi
bagi pelaku. Undang-undang ini juga secara umum mengatur tentang lingkup
hak cipta, masa berlaku, pendaftaran ciptaan, lisensi, dewan hak cipta, hak ter
kait, pengelolaan hak cipta, serta ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.3
adap suatu karya cipta tanpa persetujuan pencipta maupun pemegang hak cipt
Seni merupakan salah satu bidang yang menarik perhatian dan simpati
masyarakat Indonesia, tidak sedikit dari masyarakat kita yang berjiwa seni da
n hidup dari seni. Salah satu bidang seni yang banyak dijumpai di masyarkat
dan tidak asing lagi adalah seni lukis. Setiap karya cipta ataupun ide-ide yang
telah dituangkan dalam suatu bentuk karya seni misalnya lukisan membutuhk
kan merugikan penciptanya seperti misal pemalsuan, peniruan karya cipta den
dangUndang Nomor 28 Tahun 2014 tentang hak cipta. Dijelaskan pada pasal
slusif bagi penciptanya atau penerima hak untuk mengumumkan dan memper
banyak ciptaanya atau memberi ijin untuk itu, dengan tidak mengurangi pemb
3
k cipta sebagai hak khusus ini, hanya diberikan kepada pencipta atau pemega
ng hak cipta tersebut, orang lain dilarang menggunakanya kecuali atas ijin pe
t Jenderal Hak Kekayaan Intelektual untuk mendapatkan hak cipta, sesuai den
penjiplakan dengan maksud melukis ulang sebuah lukisan milik orang lain m
erupakan sesuatu yang tidak melanggar hukum selama dilakukan sesuai deng
an ketentuan yang berlaku yaitu selama masa berlaku hak cipta lukisan yang
dilukis ulang telah habis dan adanya pengakuan secara moral terhadap pelukis
mana lukisan tersebut bukan karya asli pelukisnya. Hal ini dianggap tidak mel
anggar hukum karena masa berlaku hak cipta lukisan tersebut telah habis dan
npa penulisan nama pelukis aslinya. Pelukisan ulang akan menjadi sesuatu ya
lakan lukisan tanpa ada pengakuan secara moral terhadap pelukis aslinya, ijin
dari pelukis aslinya serta dilakukan pada saat masa berlaku hak cipta lukisan t
4
garan tersebut dilatar belakangi oleh pemahaman masyarakat khususnya pelu
kis yang masih kurang memahami terhadap arti penting pendaftaran hak cipta
lukisan. Para pelukis cenderung menganggap bahwa hasil karya ciptaanya tid
karya ciptanya. Mereka baru menyadari arti penting pendaftaran hak cipta set
penelitian mengenai arti penting hak cipta, mulai dari jenis-jenis atau bentuk-
bentuk lukisan yang dapat memperoleh perlindungan hak cipta, bentuk perlin
a lukisan. Dengan hal ini maka peneliti mencoba mengangkat dalam bentuk S
g Hak Cipta”
B. Rumusan Masalah
5
2. Hambatan apa saja yang terjadi pada saat pelaksanaan pengajuan permoho
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui dan melihat Hambatan apa saja yang terjadi pada saat p
D. Manfaat Penelitian
E. Defenisi Oprasional
ang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masy
arakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh h
kum yang harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan r
asa aman, baik secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai an
2. Hak adalah segala sesuatu yang didapatkan oleh pihak tertentu karena satu
kondisi tertentu
6
3. Lukisan adalah sebuah karya seni yang dalam pembuatannya dilakukan de
ngan cara memulaskan cat dengan kuas, pisau palet dan lain sebagainya ya
isi dan kedalaman tertentu dari sebuah warna dalam sebuah pelarut dan pe
ndang-undangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Perlidungan
7
Kehadiran hukum dalam masyarakat adalah untuk mengintegrasikan da
a satu sama lain. Maka dari itu, hukum harus bisa mengintegrasikannya sehin
lah “hukum” dalam bahasa Inggris dapat disebut sebagai law atau legal. Dala
m subbab ini akan dibahas pengertian hukum ditinjau dari sisi terminologi ke
bahasaan yang merujuk pada pengertian dalam beberapa kamus serta pengerti
an hukum yang merujuk pada beberapa pendapat ataupun teori. pengertian ata
u arti hukum adalah hal yang masih sulit dicari karena luasnya ruang lingkup
ng tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan kete
agai manusia.5
adalah “peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikuk
againya untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat, patokan atau kaidah ten
4
Anom. 2002. Perlindungan Hukum. Graha bakti;yogyakarta. Hal. 16
5
Setiono. Rule of Law (Supremasi Hukum). Surakarta. Magister Ilmu Hukum Program Pascasarja
na Universitas Sebelas Maret. 2004. hlm. 3
6
Ibid. Hal. 21
8
Perlindungan hukum diciptakan sebagai sarana atau instrumen untuk m
kewajiban.
ng tepat dengan alat bukti dan barang bukti untuk merealisasikan keadilan hu
kum dan isi hukum harus ditentukan oleh keyakinan etis, adil tidaknya suatu
perkara. Persoalan hukum menjadi nyata jika para perangkat hukum melaksan
akan dengan baik serta memenuhi, menepati aturan yang telah dibakukan sehi
ngga tidak terjadi penyelewengan aturan dan hukum yang telah dilakukan sec
ara sistematis, artinya menggunakan kodifikasi dan unifikasi hukum demi ter
7
Ibid. Hal. 23
8
Ishaq. Dasar-dasar Ilmu Hukum. Jakarta. Sinar Grafika. 2009. hlm. 43
9
Hukum berfungsi sebagai pelindungan kepentingan manusia, agar kepe
elaksanaan hukum dapat berlangsung normal, damai, dan tertib. Hukum yang
at akan tertib, aman dan damai. Masyarakat mengharapkan manfaat dalam pel
t yang mendapatkan perlakuan yang baik dan benar akan mewujudkan keadaa
n yang tata tentrem raharja. Hukum dapat melindungi hak dan kewajiban setia
n, berisi aturan-aturan yang bersifat umum yang menjadi pedoman bagi indivi
10
entang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia diarahka
emerintah.9 Aspek dominan dalam konsep barat tentang hak asasi manusia ad
alah “menekankan eksistensi hak dan kebebasan yang melekat pada kodrat m
anusia dan statusnya sebagai individu, hak tersebut berada di atas negara dan
di atas semua organisasi politik dan bersifat mutlak sehingga tidak dapat diga
nggu gugat”. Karena konsep ini, maka sering kali dilontarkan kritik bahwa “k
onsep Barat tentang hak-hak asasi manusia adalah konsep yang individualisti
ri konsep Barat.10
ila hal itu terjadi, pengadilan harus menyatakan bahwa peraturan demikian bat
al demi hukum, artinya dianggap tidak pernah ada sehingga akibat yang terjad
i karena adanya peraturan itu harus dipulihkan seperti sediakala. Akan tetapi,
apabila pemerintah tetap tidak mau mencabut aturan yang telah dinyatakan ba
tal itu, hal itu akan berubah menjadi masalah politik antara pemerintah dan pe
9
Fitri hidayat,perlindungan hukum unsur esensial dalam suatu Negara hukum, skripsi:yogyakarta.
Hal. 17
10
Ibid. 23
11
udah barang tentu hal semacam itu tidak memberikan kepastian hukum dan a
tstaat dan ”Rule of The Law”. Dengan menggunakan konsepsi Barat sebagai
Keadilan dibentuk oleh pemikiran yang benar, dilakukan secara adil dan
jujur serta bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan. Rasa keadilan da
dilan dalam hukum sesuai dengan realitas masyarakat yang menghendaki terc
apainya masyarakat yang aman dan damai. Keadilan harus dibangun sesuai de
ngan cita hukum (Rechtidee) dalam negara hukum (Rechtsstaat), bukan negar
a kekuasaan (Machtsstaat).11
11
Ishaq. Dasar-dasar Ilmu Hukum. Jakarta. Sinar Grafika. 2009. hlm. 45
12
Menurut Philipus M. Hadjon,12 sarana perlindungan Hukum ada dua ma
cam, yaitu :
gan hukum preventif sangat besar artinya bagi tindak pemerintahan yang d
12
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, penerbit Bina Ilmu 1989 S
urabaya. Hal 20
13
perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia mendapat tempat utama dan
Administrasi Negara.14
13
Ibid. 34
http://karyatulisilmiah.com/pengertian-perlindungan-hukum/ terkahir diakses ta
14
14
Pertama kali di indonesia Istilah hak cipta pertama kali diusulkan oleh S
t. Moh. Syah, pada Kongres Kebudayaan di Bandung tahun 1951 sebagai pen
gganti istilah hak pengarang yang dianggap kurang luas cakupan pengertian. I
stilah hak pengarang itu sendiri merupakan terjemahan dari istilah bahasa Bel
anda Auteurs Recht15Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul seca
perundang-undangan.
k tunggal dari pencipta, atau hak dari yang mendapatkan hak tersebut, a
tian yang sama, yakni hak cipta merupakan hak khusus atau hak eksklusif yan
15
Ajip Rosidi, 1984, Undang-Undang Hak Cipta 1982, Pandangan Seorang Awam, Jakar
ta: Djambatan, hlm.3.
16
Ibid
17
BPHN, 1976, Seminar Hak Cipta, hlm. 44
15
g dimiliki oleh pencipta. Penjelasan lebih lanjut mengenai istilah hak eksklusi
f dari pencipta adalah tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak ters
ada dua unsur penting yang harus terkandung atau termuat dalam rumus
an atau terminologi hak cipta yaitu yaitu Hak moral yang dalam keadaan baga
imanapun, dan dengan jalan apa pun tidak dapat ditinggalkan daripadanya
dan Hak yang dapat dipindahkan atau dialihkan kepada pihak yang lain (hak e
konomi).
Dalam hak cipta terdapat juga dua hak yang maknanya sama yang diun
1) Hak Moral
Hak moral adalah hak yang melindungi kepentingan pribadi atau reput
asi pencipta. Hak moral melekat pada pribadi pencipta atau penemu. Apabi
la hak ekonomi dapat dialihkan kepada pihak lain, maka hak moral tidak d
apat dipisahkan dari pencipta atau penemu karena bersifat pribadi dan keka
l. Sifat abadi menunjukkan ciri khas yang berkenaan dengan nama baik, ke
mampuan dan integritas yang hanya dimiliki oleh pencipta atau penemu. K
ekal artinya melekat pada pencipta atau penemu selama hidup bahkan setel
ah meninggal. Termasuk dalam hak moral adalah hak-hak yang berikut ini:
Hak untuk menuntut kepada pemegang hak cipta atau paten supaya nama p
n Hak untuk tidak untuk melakukan perubahan pada ciptaan atau penemua
n tanpa persetujuan pencipta, penemu, atau ahli warisnya. Serta Hak penci
18
16
pta atau penemu untuk mengadakan perubahan pada ciptaan atau penemua
2) Hak Ekonomi
dari sifat hak cipta itu sendiri, yaitu bahwa ciptaan-ciptaan yang merupaka
n produk olah pikir manusia itu mempunyai nilai, karena ciptaanciptaan ter
ud.
Dalam terminologi hukum perdata, hak cipta adalah hak privat, hak ke
perdataan. Dalam hak keperdataan itu terdapat nilai yang dapat diukur saca
ra ekonomi, yaitu berupa hak kebendaan. Hak yang dapat dialihkan atau di
pindahkan itu sekaligus memberikan jawaban atas kedudukan hak cipta dal
am sistem hukum benda, yang meletakkan hak cipta sebagai hak kebendaa
n 2014 tentang Hak Cipta, hak itu disebut hak ekonomi atau economy rigts.
Hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipt
ayat (1) Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta diatur bah
wa:20 Pencipta atau Pemegang Hak Cipta memiliki hak ekonomi untuk mel
19
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Pasal 8
20
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Pasal 9
17
masian Ciptaan, Pendistribusian Ciptaan atau salinannya, Pertunjukan Cipt
pat berbeda-beda. Pada hak cipta jenis hak ekonomi lebih banyak jika diba
ndingkan dengan paten dan merek. Jenis hak ekonomi pada hak cipta adala
h sebagai berikut:21
ptaan.
21
Abdulkadir Muhammad, 2001, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, Bandung: Ci
tra Aditya Bakti, hlm. 33
18
a. Jenis Ciptaan yang Dilindungi Hak Cipta
pengertian bahwa ciptaan adalah setiap hasil karya di bidang ilmu pengetahua
n, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajina
yata. Ide dasar sistem hak cipta adalah untuk melindungi wujud asli hasil kary
ini hanya berlaku kepada ciptaan yang telah berwujud secra khas sehingga da
Hak Cipta, selengkapnya ketentuan ini merinci beberapa bagian ciptaan yang
1) buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil k
3) alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetah
uan;
6) karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kali
19
8) karya arsitektur;
9) peta;
12) potret;
14) terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aranseme
udaya tradisional;
16) kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca denga
lompok, yaitu ciptaan yang sifatnya asli (original) dan ciptaan yang bersifat t
urunan (derivative). Ciptaan yang bersifat original adalah ciptaan dalam bent
uk atau wujud aslinya sebagaimana yang diciptakan oleh pencipta, belum dil
20
c) Segala bentuk seni rupa, seperti seni lukis, seni pahat, dan seni patung;
d) Seni batik;
ang terwujud didasarkan pada suatu karya yang telah ada sebelumnya.25
b) Peraturan perundang-undangan;
Hak cipta dianggap sebagai benda bergerak dan immateriil. Hak cipta ti
dak dapat dialihkan secara lisan, harus dialihkan dengan akta otentik atau akta
14 tentang Hak Cipta ditentukan bahwa hak cipta yang dimiliki oleh pencipta
lik ahli warisnya atau penerima wasiat, dan tidak dapat disita.
egara, baik itu yang menganut Civil Law System maupun Common Law Syst
25
Yusran Isnaini, Loc.cit
26
Hasbir Paserangi, Ibrahim Ahmad, Loc.cit
27
S.M. Hutagalung, 2002, Hak Cipta Kedudukan dan Peranannya dalam Pembangunan, Jakarta: A
kademika Pressindo, hlm. 42.
21
1. Yang dilindungi hak cipta adalah ide yang telah berwujud dan asli. Prinsi
p ini adalah prinsip yang paling mendasar dari perlindungan hak cipta, m
aksudnya yaitu bahwa hak cipta hanya berkenaan dengan bentuk perwuju
dan dari suatu ciptaan. Prinsip ini dapat ditutunkan menjadi beberapa prin
sip lain sebagai prinsip-prinsip yang berada lebih rendah atau sub-princip
les, yaitu:
iwujudkan dalam bentuk tulisan atau bentuk material yang lain. Ini b
erarti suatu ide atau suatu pikiran belum merupakan suatu ciptaan.
c. Hak cipta adalah hak eksklusif dari pencipta atau penerima hak untu
bahwa tidak ada orang lain yang boleh melakukan hak tersebut tanpa
epada orang lain, baik melalui pewarisan, hibah, wasiat, maupun perjanjian. P
engalihan melalu perjanjian dapat berlangsung dalam bentuk jual beli atau lis
ensi. Kepemilikan juga dapat dapat beralih karena sebab-sebab yang dibenark
28
Soelistyo Henry, 2011, Hak Cipta Tanpa Hak Moral. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hlm. 5
1.
22
k moral bersifat abadi dan melekat pada nama pencipta, sedangkan hak ekono
mi mengenal batas waktu, yaitu batas untuk menikmati manfaat ekonomi pad
gan hukum, prinsip ini berasal dari konvensi Bern yang mengatur bahwa perli
bermanfaat bagi para pencipta karena dapat dipergunakan sebagai alat bukti ji
ka terjadi sengketa dengan pihak ketiga.29Mengenai sifat dasar hak cipta maka
perlu diketahui bahwa sifat dasar hak cipta pada dasarnya hak cipta ini merup
akan satu kekayaan intelektual dalam kondisi yang tidak berwujud (Intagible
Right) dan sangat pribadi, sehingga orang lain yang akan mewujudkannya wa
jib mendapatkan izin atau lisensi dari pemegang hak ciptanya secara sah. 30 M
aka dengan begitu maka sangat tidak diperbolehkan untuk menyalin ataupun
mor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta membedakan terminologi antara penci
29
Utomo Suryo, 2010, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Era Global. Yogyakarta: PT.Graha Ilm
u, hlm 71-72.
30
Lutviansari Arif, 2010, Hak Cipta dan Perlindungan Folkor di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilm
u, hlm. 71
23
pta dan pemegang hak cipta. Pemegang hak cipta adalah Pencipta sebagai pe
milik Hak Cipta, pihak yang menerima hak tersebut secara sah dari Pencipta,
atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak
tersebut secara sah. Dalam konteks hukum yang dianggap pencipta adalah ora
da suatu ciptaan, juga orang yang namanya terdaftar dalam daftar umum cipta
kum hak cipta, yang dimaksud pencipta harus mempunyai kualifikasi tertentu
agar hasil karyanya dapat dilindungi. Seorang pencipta harus mempunyai ide
ntitas dan status untuk menentukan kepemilikan hak. Pada dasarnya seorang y
ang membuahkan karya tertentu adalah seorang pemilik hak cipta. Pencipta a
dalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama yang dari inspir
upakan unsur yang sangat urgen dalam seni. Herber Read menyebutkan bahw
24
alaman atau bukan sekedar terjemahan dari sebuah pengalaman tertentu. Dala
rya seni.31
sama dalam hal estetika. Adapun terjadinya perbedaan di antara semua seni h
ra definisi dari seni lukis, Seni lukis adalah salah satu kesenian yang mengacu
pada bentuk visual, yang merupakan susunan atau komposisi dari unsur-unsur
atau elemeneleman rupa yaitu, garis, warna, tekstur, bangun (shape). Unsur-u
nsur inilah yang membangun tanda-tanda visual dalam seni lukis. Garis yang
merupakan dua titik yang dihubungkan, dalam dunia seni rupa (seni lukis) ser
ing dihadirkan bukan saja sebagai garis tetapi terkadang garis dihadirkan seba
gai simbol emosi yang diungkapkan lewat garis, atau lebih tepat disebut gores
an. Goresan atau garis yang dibuat oleh seorang seniman akan memberikan k
esan psikologis yang berbeda pada tiap garis yang dihadirkan. Warna dalam s
eni lukis mempunyai peran yang sangat esensial. Kita boleh mengaitkan warn
a itu dengan upaya menyatakan gerak, jarak, tegangan (tension), deskripsi ala
e) adalah unsur rupa yang menunjukkan rasa permukaan bahan, yang sengaja
dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk rupa, sebagai usaha untuk
31
Herbert Read , 1959. The Meaning of Art, New York : Pinguin Book, hlm. 1
25
memberikan rasa tertentu. Pada prinsipnya membuat permukaan wajah menja
di rasa tertentu secara perabaan atau secara visual. Bangun (shape) adalah sua
tu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur (garis) atau ju
ga dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau karena adanya tekstur. Di da
lam karya seni bangun digunakan sebagai simbol perasaan seniman di dalam
gsiuran pengertian antara seni lukis dan seni gambar. Lukisan dan gambar tid
etik, latar belakang pembuatan karya, dan sebagainya. Menggambar pada ting
kat yang paling sederhana adalah dasar bagi segala hal. Dalam seni rupa gam
bar ternyata berdiri sebagai fakta kasat mata yang memperlihatkan pikiran da
(catatan) tentang benda atau situasi yang pada saat tertentu dianggap menarik
gambar hadir dan membuktikan dirinya sebagai karya seni yang utuh dan
berdiri sendiri. Pada fungsi ini gambar telah memperlihatkan kelengkapan per
nyataan seniman. Perlakuan gambar pada fungsi ini kadang kerap pula dipadu
dengan inovasi tehnik lainnya, ketika gambar berpadu dengan cerita (sastra)
maka disebut komik. Terakhir adalah gambar berfungsi sebagai media studi y
26
ang melandasi pekerjaan berikutnya seperti lukis, patung, artsitektur, ilmu pe
ngetahuan dan lain-lainnya. Pada mulanya seni gambar merupakan karya ilust
rasi , yaitu untuk menerangkan atau memberi keterangan terhadap orang lain.
dalam pencapaian bentuk seni lukis atau dengan kata lain seni lukis adalah se
buah pengembangan yang lebih utuh dari gambar. Secara sepintas seni gamba
r merupakan seni lukis yang menonjolkan unsur garis sedangkan seni lukis se
ndiri lebih menonjolkan pada warna. Namun pada penerapan dan perkembang
eni gambar bukan lagi sebagai karya ilustrasi, bahkan kini seni gambar meng
gunakan medium seperti yang berlaku pada seni lukis. Selanjutnya, yang dim
aksud lukisan mahluk bernyawa pada persoalan ini adalah lukisan yang mena
mpilkan sosok-sosok atau tubuh baik manusia atau binatang sebagai obyek at
Seni lukis merupakan jenis seni rupa yang di buat berdesarkan berbagai
tujuan misalnya lukisan yang dibuat dengan tujuan untuk mendekatkan diri
kepada sang pencipta merupakan tujuan relegius dari seni lukis. Selain itu
pencita seni lukis. Seni lukis memiliki beberapa tujuan dalam seni tersebut
yang bebeda dengan yang lainnya. Adapun tujuan Seni lukis ujuan ekspresi, k
a. Tujuan Ekspresi
27
Tujuan ekspresi yang di maksud dalam arti tersebut yaitu suatu seni
lukis yang dibuat untuk mengekspresikan apa yang dirasakan serta apa
yang menjadi pemikiran oleh diri sendiri. Seni lukis menjadi cara untuk di
diri dalam bentuk lukisan bisa di jangkau oleh semua orang di dunia walau
mereka berbicara dengan berbahsa yang berbeda. Seni lukis juga disebut
sebagai melampaui waktu dan tempat, artinya seorang seniman bisa menge
kspresikan apa saja yang tidak peduli dimanapun dan kapanpun. Ekspresi t
ersebut kemudian akan bertahan lama dan terabadikan dalam lukisan, sehi
Tujuan kritik sosial adalah seni lukis yang dibuat untuk mengkritik suatu p
c. Tujuan Komersil
Tujuan komersil seni lukis adalah lukisan yang dibuat untuk kemudian diju
d. Tujuan Religius
28
tujuan religius seni lukis bertujuan mendekatkan diri kepada sang pencipta.
an, pengabdian, dan juga persembahan kepada Yang Maha Kuasa. Lukisan
Dilaporkan dari Lumen Learning , seni juga digunakan sebagai simbol dal
am suatu ritual. Misalnya ritual spiritual dan magis pada kebudayaan masa
f. Tujuan Estetika
Tujuan estetis seni lukis murni dibuat untuk estetika dan keindahan saja. L
ukisan dengan tujuan estetis yang digunakan sebagai hiasan, pajangan, dan
g. Tujuan Terapi
Seni lukis juga dapat ditujukan untuk terapi. Reporting dari Psychology To
buhan fisik
Fungsi seni Lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang ber
bentuk dua dimensi dan diwujudkan dalam bidang seperti kanvas, papan, kert
29
as, dan lainnya. Karya dari seni lukis disebut dengan lukisan, sedangkan oran
g yang membuat karya seni lukis disebut sebagai pelukis. Seni lukis tercipta d
ari hasil imajinasi pelukis yang diekspresikan melalui media garis, warna, tek
stur, gelap terang, bidang dan bentuk. Seni lukis memiliki berbagai fungsi bag
i pelukisnya.
seseorang adapula fungsi lainnya, ada beberapa fungsi seni lukis lainnya secar
a umum.
b. Fungsi simbolis, yakni seni lukis berfungsi untuk menjadikan lukisan ters
c. Fungsi estetik, yakni seni lukis berfungsi untuk menekankan pada segi ke
indahan dan nilai estetika dalam membuat sebuah lukisan untuk dijadikan
d. Fungsi komersial, yakni seni lukis berfungsi untuk untuk mendapat keunt
f. Fungsi kritik sosial, yakni seni lukis berfungsi untuk menunjukkan kritik
Adapun unsur seni lukis di bagi menjadi dua. berikut unsur-unsur dalam
30
a. Unsur Visual
Unsur visual terdiri dari unsur-unsur yang bisa dilihat oleh indra pengliha
tan.
2) Garis (line), merupakan goresan atau tarikan dari titik yang satu ke titik y
ang lain. Bentuk garis bermacam-macam, ada garis lurus, garis lengkung,
embentuk bidang geometrik (seperti segitiga dan persegi) dan bidang org
uk karena volume.
6) Warna (color), memiliki tiga dasar warna, yaitu merah, kuning, dan biru.
7) Tekstur (texture), merupakan permukaan suatu benda, ada yang halus dan
kasar.
Unsur non-visual terdiri dari unsur-unsur yang tidak dapat dilihat oleh in
dra penglihatan.
31
1) Imajinasi, yakni wujud gagasan dan khayalan dari dalam diri pelukis.
atu hal.
3) Pengalaman, yakni hal-hal yang telah dilalui oleh pelukis semasa hidupn
ya.
4) Konsep, yakni sketsa awal atau peta awal dalam menggambarkan lukisan.
5) Sikap estetik, yakni kepekaan pelukis terhadap nilai estetika atau keindah
an.
niman. Perlakuan gambar pada fungsi ini kadang kerap pula dipadu dengan in
ovasi tehnik lainnya, ketika gambar berpadu dengan cerita (sastra) maka diseb
ut komik. Terakhir adalah gambar berfungsi sebagai media studi yang meland
ntuk menerangkan atau memberi keterangan terhadap orang lain. Di sisi lain
capaian bentuk seni lukis atau dengan kata lain seni lukis adalah sebuah peng
embangan yang lebih utuh dari gambar. Secara sepintas seni gambar merupak
an seni lukis yang menonjolkan unsur garis sedangkan seni lukis sendiri lebih
mbar pada kurun selanjutnya mengabaikan pendapat tersebut, dan seni gamba
r bukan lagi sebagai karya ilustrasi, bahkan kini seni gambar menggunakan m
edium seperti yang berlaku pada seni lukis.14 Selanjutnya, yang dimaksud lu
kisan mahluk bernyawa pada persoalan ini adalah lukisan yang menampilkan
32
sosok-sosok atau tubuh baik manusia atau binatang sebagai obyek atau pokok
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
a type atau jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif
pustaka atau data sekunder yang diperoleh oleh berbagai literalatur atau
n skripsi ini.
1 Data primer yaitu data dan informasi yang diperoleh secara langsung mela
nelitian ini tinjauan terhadap bentuk perlindungan Hukum bagi hak lukisan
2 Sumber data sekunder, yaitu data tentang obyek penelitian yang disediaka
33
tahun 2014 tentang Hak Cipta. Dilihat dari undang-undang nomor 28 tahu
n 2014 tentang hak cipta. data termaksud data-data yang telah di publikasi
kan dalam bentuk apapun, baik itu dari dari jurnal, e-book, buku cetak, ma
dalam masalah yang akan di teliti oleh peneliti, tinjauan terhadap bentuk
tahun 2014 tentang Hak Cipta. memberikan keterangan yang diperlukan dala
der dilakukan dengan Studi Pustaka (library research), yaitu teknik pengump
ulan data yang dilakukan dengan penelitian pada buku-buku literatur, artikel,
D. Analisis Data
segala bentuk data dari komponen penelitian yaitu penganalisisan data yang d
nyataan objek dan mengelola informasi menajdi valid. Sehingga penelitian ini
tidak hanya menarik sebuah kesimpulan tetapi juga dapat memberikan saran t
34
DAFTAR PUSTAKA
Ajip Rosidi, 1984, Undang-Undang Hak Cipta 1982, Pandangan Seorang Awam,
Jakarta: Djambatan.
H. OK. Saidin, 2006, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada,
Hasbir Paserangi, Ibrahim Ahmad, 2011, Hak Kekayaan Intelektual, Hukum Hak
Cipta Perangkat Lunak Program Komputer Dalam Hubungannya denga
n PrinsipPrinsip TRIPs di Indonesia, Jakarta: Rabbani Press.
Kholis Roisah, 2015, Konsep Hukum Hak kekayaan Intelektual, Malang: Setara P
ress, hlm. 82
Lutviansari Arif, 2010, Hak Cipta dan Perlindungan Folkor di Indonesia. Yogyaka
rta: Graha Ilmu.
Munir Fuady, 2011, Pengantar Hukum Bisnis, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Pontodi, 2011. Teknologi Media Sosial. Sumber Media. Jakarta.
Resti Dhyah P, 2019, Perlindungan Hukum Pencipta Karya Sinematografi Terhad
ap Pelanggaran Hak Cipta Melalui Situs Streaming Dan Unduh Gratis
Di Era Revolusi Industri 4.0, Surakarta.
Reyfel A. Rantung, 2014, “Hak Cipta Dalam Jaringan Internet Ditinjau Dari Unda
ng-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta”, Jurnal Ilmu Hu
kum Sam Ratulangi, Vol.II, Nomor 1, Januari-Maret.
S.M. Hutagalung, 2002, Hak Cipta Kedudukan dan Peranannya dalam Pembangu
nan, Jakarta: Akademika Pressindo.
Soelistyo Henry, 2011, Hak Cipta Tanpa Hak Moral. Jakarta: PT. Raja Grafindo P
ersada.
Utomo Suryo, 2010, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Era Global. Yogyakarta:
PT.Graha Ilmu.
35
Yusran Isnaini, 2009, Hak Cipta dan Tatanannya di Era Cyber Space, Jakarta: Gh
alia Indonesia.
Zarella, 2010. Teknologi, Graha Permata; Yogyakarta.
36