Anda di halaman 1dari 3

M4B22

– HIV/AIDS RESPON IMUN THD INFEKSI VIRUS


IMUNOLOGI DASAR • Non-spesifik:
• Respon imun alami/innate, diperankan oleh: o Antibodi menempel pada virus sekaligus sebagai
1. Sel-sel fagositosis (monosit, makrofag, neutrophil) opsonin untuk fagositosis IFN-α dan IFN-β
2. Sel-sel yang melepaskan mediator inflamasi mencegah replikasi virus dalam sel yang terinfeksi.
(basophil, ma\st-cell, eosinophil) o Sel NK membunuh sel yang terinfeksi yang tidak
3. Sel NK mengekspresikan MHC-I
4. Protein komplemen, protein fase akut, sitokin o Sel Tc membunuh virus melalui peptida yang
dipresentasikan oleh sel terinfeksi dengan bantuan
• Respon imun adaptif/spesifik/acquired, melibatkan: MHC-I
1. Limfosit B dan limfosit T • Imunitas spesifik:
o Limfosit B : mediator dari imunitas humoral o Humoral, IgA disekresi mukosa (sal. napas dan GIT).
o Limfosit T : mediator cell-mediated immunity Antibodi yang beredar berperan sebagai opsonin
2. Antigen presenting cell sehingga terjadi fagositosis. Aktivasi komplemen dapat
o Sel dendritik : inisiasi respon sel T meningkatkan fagositosis dan menghancurkan virus
o Makrofag : effector phase of cell-mediated dengan envelope lipid secara langsung.
immunity o Seluler, CD8 membunuh sel terinfeksi yang
o Sel B dipresentasikan oleh APC (sel dendritik) dengan cara
o Sel dendritic folikular: proliferasi dan membunuh setiap sel berinti yang
3. Sel efektor terinfeksi. Mekanisme lainnya dapat melalui aktivasi
o Limfosit T: aktivasi makrofag, membunuh sel yg nuklease dalam sel terinfeksi yang menghancurkan
terinfeksi genom virus dan sekresi sitokin (IFN-γ)
o Makrofag: fagositosis dan membunuh mikroba
o Granulosit: membunuh mikroba HIV/AIDS
DEFINISI
DEFISIENSI SISTEM IMUN HIV : Virus yang menyerang sistem imun terutama sel CD4+,
Defisiensi imun nonspesifik mengakibatkan destruksi sel shg daya tahan tubuh menurun
• Defisiensi komplemen : kongenital, fisiologik, atau atau hilang, akibatnya penderita rentan terkena infeksi.
didapat (akuisita) AIDS :
• Defisiensi interferon dan lisozim : kongenital atau Kumpulan gejala penyakit akibat infeksi HIV yang
akuisita mengakibatkan penurunan fx kekebalan tubuh dgn
• Defisiensi sel NK : kongenital atau akuisita ditemukan minimal 2 gk mayor dan 1 gk minor AIDS
• Defisiensi sistem fagosit : kualitatif atau kuantitatif
ETIOLOGI
Defisiensi imun spesifik Human Immunodeficiency Virus (HIV)
• Defisiensi imun kongenital atau primer : defisiensi • Family: retroviridae
imun primer sel B dan/atau sel T • Subfamily: lentivirus
• Defisiensi imun fisiologik : ditemukan pd kehamila, usia • Genome: dua ssRNA
tahun pertama, usia lanjut • 4 retrivirus penyebab penyakit pada manusia:
• Defisiensi didapat atau sekunder : akiabt malnutrisi, o Human T lymphotropic virus (HTLV)-I dan HTLV-II
infeksi, obat, truma, tindakan katerisasi, penyinaran, o Human Immunodeficiency Virus (HIV)-1 dan HIV-2
sakit berat, stress, dll o HIV-1: lebih patogen, penyebab infeksi HIV
• Acquired Immuned Deficiency Syndrome (AIDS) tersering di dunia
o HIV-2: hanya tersebar di Afrika Barat dan Tengah
Antigen dalam respons pejamu terhadap virus
1. Antigen envelop virus à sasaran antibodi (antibodi FAKTOR RISIKO
memacu pembunuhan virus bebas dgn bantuan • Pengguna napza suntik
komplemen. • Transfusi darah
2. Infeksi sel pejamu o/virus à produksi protein virus • Ibu dari bayi dengan HIV/AIDS
dalam sel terinfeksi à protein virus diproses dan • Wanita Penjajah Seks (WPS)
dipresentasikan ke sel Tc/CTC melalui MHC-I • Laki-laki suka laki-laki (LSL)
3. Infeksi à menginduksi produksi berlebihan protein • Alat medis, narkoba suntik, jarum suntik, tato
pejamu atau peptide yang diikat MHC-I à sel terinfeksi • Infeksi menular seksual
mati oleh sel Tc / sel NK
4. Protein envelop virus diekspresikan pada membran sel EPIDEMIOLOGI
yang terinfeksi à sel menjadi sasaran ADCC / • Pertama ditemukan thn 1981
dihancurkan melalui bantuan komplemen • Di Indonesia banyak pd usia produktif 20-24 thn, pria >
wanita
• 4 juta kasus di Asia

KLASIFIKASI GEJALA KLINIS

*GK pake stadium klinis yg di klasifikasi


infeksi oportunistik :
• TB paru/ekstraparu

• Pneumonia pneumocystis cariinii
PATOGENESIS • Sarcoma Kaposi
• Toxoplasma otak
• Wasting syndrome
• Keganasan kanker serviks

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan serologis:
• Rapid immunochromatography test deteksi IgG, IgM,
IgA antibody HIV. Skrining 3 strategi :
o Strategi I → Tujuan penyaring dari produk darah
dan transplantasi. Sekali pemeriksaan.
o Strategi II → Tujuan surveilans. Pemeriksaan dua
kali dari serum yang sama.
o Strategi III → Tujuan diagnosis dengan metode
ELISA yang berbeda.
• EIA (enzim immunoassay)
- Pemeriksaan virologis: PCR DNA dan RNA HIV
- Jumlah CD4 dan viral load
- Fungsi hepar (SGPT)
- Fungsi ginjal (Kreatinin)
- Tes BTA untuk skrining TB paru
- Hematologi perifer lengkap: anemia, leukopenia,
trombositopenia
- HbsAg: cek koinfeksi HBV
- Gula darah puasa: skrining penyakit tidak menular
- Profil lipid
- Urinalisis
PATOFISIOLOGI - VDRL/TPHA
• Febris : Pyrogen (IL-1, TNF-α) - Stimulasi area preoptic
Hipotalamus anterior - Pelepasan PGE2 - aktivasi cAMP PENATALAKSANAAN
- Reset set point termoregulator - penyimpanan & Non Farmakologi
produksi panas meningkat – Febris • Konseling
• Diare : Infeksi primer HIV pd jaringan limfoid usus GALT o Kepatuhan minum obat
(gut associated lymphoid tissue) diikuti inflamasi kronik o Monitoring keadaan klinis
persisten mukosa usus - pelepasan sitokin – edem o Monitoring pemeriksaan lab berkala (termasuk
mukosa GIT (penyerapan terganggu) – anoreksia CD4)
• Penurunan BB signifikan : akibat diare dan anorexia o Potensi / kemungkinan risiko efek samping
• LED meningkat : muatan negatif zeta potensial eritrosit o Komplikasi yang berhubungan dengan ARV jangka
berkurang karena pengaruh fase reaktan akut - eritrosit panjang
mudah membentuk rouleaux dan agregasi - cepat o Interaksi obat lain
mengendap. • Nutrisi adekuat
• Oral thrush : penumpikan jar. Nekrotik akibat infeksi • Menjaga kesehatan mental (psikologis)
jamur candida spp (infeksi oportunistik) • Kontrol secara berkala

Farmakologi
ARV harus terdiri dari 2 obat kelompok NRTI (obat dasar)
dan 1 obat pilihan / NNRTI
• ARV lini pertama untuk dewasa dan remaja:
TLD (TDF + 3TC + DTG)
• ARV pada perempuan yg merencanakan kehamilan,
ibu hamil trimester 1, koinfeksi TB :
TLE (TDF + 3TC + EFV)
*Pada px dengan koinfeksi tb harus ditambah 1
tablet DTG (dolutegravir) 50 mg dgn jarak 12 jam
ket:
TDF: tenofovir 300 mg
3TC: lamivudine 150 mg
DTG: dolutegravir 50 mg
EFV: efavirenz 600 mg

PENCEGAHAN
• Skrining darah pada donor darah
• Penyebaran informasi
• Menggunakan jarum suntik sekali pakai
• Pencegahan penularan dari ibu ke anak :
• Prong 1 : Pencegahan penularan HIV pada perempuan
usia reproduksi.
• Prong 2 : Pencegahan kehamilan yang tidak
direncanakan pada perempuan dengan HIV.
• Prong 3 : Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil
(dengan HIV) kepada janin/bayi yang dikandungnya.
• Prong 4 : Dukungan psikologis, sosial, dan perawatan
kepada ibu dengan HIV beserta anak dan keluarganya.

KOMPLIKASI
• TB
• Sarcoma Kaposi
• Infeksi CMV
• Pneumocystis pneumonia
• Wasting sindrom

PROGNOSIS
QaV: dubia ad malam à tergantung ttv, kecepatan
penanganan, daya tahan tubuh, jml CD4 dan viral load
QaF: dubia ad malam à bergantung stadium aids
Qas: dubia ad malam à tergantung cd4 kalau rendah bisa
timbul IO lagi

Anda mungkin juga menyukai