Innovation Problem and Challenges in Pre
Innovation Problem and Challenges in Pre
ABSTRAK. Paper ini merupakan hasil kajian penulis atas keterlibatan dalam penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) Sendawar Bagian Timur Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Walaupun kajian
penulis didasarkan atas satu kasus yang terlibat langsung, namun dari sharing antar perencana didapat fakta
bahwa berbagai permasalahan yang terjadi relatif hampir sama dengan berbagai kasus penyusunan RDTR di
daerah lainnya di Indonesia yang disusun dalam rangka Online Single Submission (OSS) yang mulai resmi
diterapkan per 1 Januari 2020 ini. Hasil kajian ini walaupun tidak dapat digeneralisasi namun dapat dijadikan
bahan pembelajaran dalam penyusunan RDTR lainnya untuk kepentingan sejenis maupun RDTR reguler lainnya
yang relatif memilki karakteristik yang hampir serupa. Hasil kajian menunjukkan bahwa masih ada beberapa
kelemahan yang perlu dibenahi baik pada penyiapan peta dasar & tematik, klasifikasi pada pedoman dan standar,
waktu penyusunan yang wajar, maupun sinkronisasinya dengan sistem pada OSS. Direkomendasikan untuk
melakukan crash program dalam penyiapan peta dasar dan peta tematik terkait, penyesuaian/penyempurnaan
pedoman, pemisahan proses dengan KLHS, serta penyiapan SDM dalam mengelola flexible system pada OSS.
Kata Kunci: Inovasi, Masalah, Tantangan, RDTR Sendawar Timur, Kutai Barat
ABSTRACT. This paper is the result of the author's study of his involvement in the preparation of the Eastern
Sendawar Spatial Detail Plan (RDTR) in West Kutai Regency, East Kalimantan Province. Although the
author's study is based on one case directly involved, but from sharing between planners the fact is that the
various problems that occur are relatively similar to the various case of the preparation of RDTR in other
regions in Indonesia prepared for the input of Online Single Submission (OSS), which began to be officially
applied as of January 1, 2020. The results of this study, although they cannot be generalized, can be used as a
lesson learnt in the preparation of other RDTRs for the same type of RDTR and other regular RDTRs that
have relatively similar characteristics. The results of the study indicate that some weaknesses need to be
addressed including the preparation of base & thematic maps, classification of guideline and standards,
reasonable preparation time, and synchronization with the system in OSS. It is recommended to do a crash
program in preparing base maps and thematic maps, adjusting the guidelines, separating process with KLHS,
and preparing human resources in managing flexible systems on OSS.
Key Words: Innovation, Problem, Challenge, Spatial Detail Plan of East Sendawar, West Kutai
tata ruang. Kegiatan ini dilakukan untuk kebijakan maupun langkah strategis dan teknis
menghasilkan rencana umum dan rencana rinci berikutnya. Kasus yang dipilih adalah lokasi
tata ruang, yang salah satunya Rencana Detail penyusunan RDTR di mana penulis pernah
Tata Ruang (RDTR). RDTR ini diperlukan terlibat dalam penyiapannya yaitu penyusunan
untuk dasar pemberian izin terkait investasi. RDTR BWP Sendawar Timur Kabupaten
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.
Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara METODE
Elektronik, atau yang biasa disebut dengan Penelitian dilakukan dengan pendekatan
Online Single Submission (OSS), maka deskriptif kualitatif karena memiliki
perizinan isvestasi di Indonesia akan melalui karakteristik yang sesuai dengan penelitian
satu pintu. Terbitnya PP ini dilatarbelakangi kualitatif menurut Sugiyono (2010) dan
oleh adanya keluhan banyak investor atas Creswell, John W. (2003), yaitu bersifat
kondisi yang kurang kondusif dalam menggambarkan kondisi yang diterangkan
memperoleh izin berusaha di Indonesia. Untuk dengan kata-kata kualitatif, menjawab
memangkas banyaknya meja yang dilalui
pertanyaan penelitian apa saja dan
dalam proses perizinan ini maka Pemerintah
bagaimana, memahami makna dari yang
menerbitkan PP ini yang diharapkan investor
dapat langsung melakukan usahanya dengan
terlihat, serta dilakukan tidak untuk tujuan
cepat apabila semua persyaratannya telah menggeneralisasi. Metode deskriptif
dilengkapi dan meningkatkan kepastian dalam kualitatif dilakukan untuk menggambarkan
perolehan izinnya. atas apa saja yang dilakukan atau ada dan
Untuk mewujudkan harapan tersebut, proses yang dilalui dalam penyusunan Rencana
sistem yang dikembangkan, membutuhkan Detail Tata Ruang (RDTR) kawasan perkotaan
asupan penting yaitu rencana tata ruang yang Sendawar bagian timur, Kabupaten Kutai Barat
menjadi dasar dalam penerbitan izin yang Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu juga
memungkinan investor untuk dapat melakukan ditambah data dari penelitian lain yang pernah
pembangunan atau konstruksi di tempat dilakukan penulis terkait penyiapan OSS
usahanya. Hal ini karena investor tentu dalam penyelenggaraan layanan bidang
membutuhkan Izin lokasi dan izin mendirikan investasi oleh pemerintah daerah, dan hasil
bangunan (IMB) dalam mengoperasikan sharing pengalaman pelaksnaan penyusunan
usahanya, walaupun izin prinsipnya telah RDTR di wilayah lain sesama planner /
didapatkan dari pemerintah pusat. Rencana tata perencana. Pengumpulan data dilakukan
ruang yang diperlukan sebagai dasar dengan teknik dokumentasi, observasi, dan
penerbitan izin lokasi dan IMB tersebut adalah wawancara. Teknik dokuementasi dilakukan
RDTR dan Peraturan Zonasi (PZ). Berkenaan dengan menghimpun semua hasil proses
dengan hal tersebut, maka sejak perencanaan RDTR mulai dari buku Fakta dan
diberlakukannya OSS, pemerintah berusaha Analsis, Buku Rencana, Berita Acara Focus
melakuan percepatan penyusunan RDTR Group Discussion (FGD), Berita Acara
sampai dengan menjadi Peraturan Daerah yang Konsultasi/Asistensi, Dokumen KLHS,
diharapkan dapat menjadi dasar bagi OSS Rekomendasi Gubernur, serta Persetujuan
dalam penerbitan izin lokasi dan IMB nya. Substansi dari Kementerian ATR, dan
Kajian ini bertujuan untuk melihat dokumen-dokumen terkait lainnya. Teknik
berbagai inovasi, masalah, dan tantangan yang Observasi dilakukan dengan peneliti melihat
dihadapi dalam penyusunan RDTR yang langsung wilayah yang direncanakan, maupun
dipercepat sebagai asupan OSS dalam beberapa pertemuan konsultasi maupun FGD.
peningkatan investasi tersebut. Hasil kajian ini Wawancara dilakukan pada tenaga ahli yang
dapat dipergunakan sebagai masukan evaluasi terlibat langsung dalam proses pengumpulan
kebijakan dan penyempurnaan dalam data dan perencanaan RDTR, surveyor
pemetaan, maupun tenaga ahli pemetaan yang
Inovasi, Masalah, dan Tantangan Dalam Penyusunan RDTR Untuk OSS: Kasus Pada Penyusunan RDTR di
Sendawar Timur, Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur
(Eko Budi Santoso, Aulia Iswi, Ipung Yanuasmara)
232 Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja, Volume 46 No. 1, Mei 2020
lakukan proses konsultasi peta dengan Badan penyusunan RDTR di wilayah tersebut,
Informasi Geospasial, maupun terhadap perkotaan Sendawar akan dikembangkan
pejabat daerah yang terkait kegiatan menjadi Kota Sedang sampai Kota Besar
penyusunan RDTR di lokasi penelitian. dalam 20-50 tahun ke depan walaupun
Operasionaisasi konsep innovasi, dengan kondisinya saat ini masih termasuk perkotaan
menggunakan pendekatan Schumpeterian kecil dengan penduduk kurang dari 500.000
(Schumpeter, 1982) yang diambil dari jiwa.
pendapat Kogabayef Timur (2017) yang Wilayah perkotaan Sendawar bagian
menerangkan bahwa “...Innovation timur ini berada di wilayah paling timur dari
consists of the generation of a new idea Kabupaten Kutai Barat dan berbatasan dengan
Kabupaten Kutai Kartanegara dengan
and its implementation into a new product,
perbatasannya di garis tengah sepanjang sungai
process or service...”. Menurut pendapat
Mahakam. Wilayah perkotaan Sendawar
Rowley J. Dkk (2011 dalam Timur, 2017), secara keseluruhan sampai dengan penyusunan
innovasi itu mencakup 4 tipe innovasi, RDTR ini dilakukan belum memiliki RDTR
yaitu: paradigm innovation, process yang telah disahkan menjadi Peraturan Daerah
innovation, product innovation, dan (Perda). Pada beberapa tahun sebelumnya
position innovation. Dalam penelitian ini pernah dilakukan penyusunan rencana
karena dalam perencanaan tata ruang detailnya tetapi sampai dengan saat
semua proses dan prosedur sudah diatur penyusunan RDTR Sendawar Timur ini,
dalam pedoman, maka inovasi yang dilihat RDTR Kawasan Perkotaan Sendawar (secara
pada tipe inovasi produknya, yaitu segala keseluruhan) belum menjadi Perda.
Dengan memperhatikan berbagai potensi,
ide baru yang kemudian dituangkan dalam
masalah, dan daya dukung serta daya tampung
hasil/produk perencanaannya. Sedangkan
wilayah perencanaan dari berbagai aspek yang
konsep masalah didekati dengan konsep dibahas mulai dari aspek kebijakan, kedudukan
masalah dalam perencanaan yang biasanya dan peran wilayah, kondisi fisik wilayah,
bersifat open-ended problem yang sering kondisi kependudukan dan sosial budaya,
tidak memiliki solusi tunggal (Dandy, kondisi penggunaan lahan eksisting, kondisi
2008), dengan pengertian masalah adalah perekonomian serta keuangan pembangunan
suatu kondisi yang berbeda atau dan berbagai aspek lainnya termasuk opini dan
menunjukkan adanya gap atau diskrepansi aspirasi stakeholders, maka Rencana struktur
antara kondisi ideal dengan kenyataan dan rencana pola ruang dalam RDTR BWP
yang terjadi atau yang ada. Sendawar Timur ini sebagaimana pada gambar
1 dan gambar 2 berikut.
Pada rencana sistem pusat pelayanannya
HASIL DAN PEMBAHASAN
di wilayah perencanaan Sendawar Timur ini
Hasil Perencanaan di Lokasi Yang Menjadi
direncanakan dikembangkan satu pusat
Lokus Kajian
Kawasan perkotaan Sendawar Timur sekunder I bagi Kawasan Perkotaan Sendawar
adalah merupakan bagian di sebelah timur dari secara keseluruhan. Pengembangan ini sangat
keseluruhan kawasan perkotaan Sendawar wajar dan memungkinkan karena sebelum
yang menjadi ibukota Kabupaten Kutai Barat dikembangkannya pusat sekunder I yang dekat
di Provinsi Kalimantan timur. Menurut dengan pusat perkantoran Kabupaten Kutai
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Barat, pusat skunder terbesar di kawasan
Provinsi Kalimantan Timur, perkotaan Kutai perkotaan Sendawar ada di kawasan ini yaitu
Barat ditetapkan sebagai salah satu Pusat di kawasan perdagangan dan jasa di dekat
Kegiatan Wilayah (PKW) di Provinsi Pusat Dakwah Islam Sendawar / Melak.
Kalimantan Timur. Oleh karena itu dalam Sampai hari ini apabila masyarakat perkotaan
pandangan penulis yang terlibat dalam Sendawar membutuhkan barang-barang
Inovasi, Masalah, dan Tantangan Dalam Penyusunan RDTR Untuk OSS: Kasus Pada Penyusunan RDTR di
Sendawar Timur, Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur
(Eko Budi Santoso, Aulia Iswi, Ipung Yanuasmara)
Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja, Volume 46 No. 1, Mei 2020 233
kebutuhan tahunan atau bukan kebutuhan terpadu. Rencana ini memadukan antara
sehari-hari yang tidak dapat diperoleh di pusat opportunity jalur rel KA, penetapan sebagai
sekunder I yang dekat pusat perkantoran Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang akan
kabupaten, mereka akan melakukan menjadi kota sedang-besar, dan sudah adanya
pembelanjaannya ke kawasan ini. Oleh karena jalan kolektor primer yang melalui kawasan.
itu sangat wajar dan memungkinkan apabila Adanya opportunity sebagai kota PKW
kawasan ini juga tetap akan dikembangkan pada masa akan datang, juga dimanfaatkan
menjadi pusat sekunder I bagi kawasan untuk mengembangkan jaringan jalan dalam
perkotaan Sendawar secara keseluruhan. sistem sekunder. Walaupun dalam RTRW
Begitu juga adanya bandara di wilayah Kabupaten Kutai Timur maupun dalam konsep
perencanaan, juga dimaksimalkan RDTR Kawasan Perkotaan Sendawar belum
pemanfaatannya dengan mengembangkan dikembangkan jaringan jalan dalam sistem
aero-eco city di dekat bandara, yang juga akan sekunder, RDTR bagian kawasan perkotaan
dikembangkan menjadi pusat sekunder II ( di Sendawar di bagian timur ini, mengusulkan
bawah pusat sekunder I yang dekat Melak). untuk dikembangkannya jaringan jalan dalam
Begitu juga adanya opportunity bahwa sistem sekunder tersebut sebagai antisipasi
kawasan perkotaan Sendawar juga akan dilalui perkotaan Sendawar menjadi kota sedang atau
jalur kereta api yang terhubung ke arah kota besar yang berperan sebagai kota PKW
Samarinda, maka di kawasan juga bagi wilayah Kalimantan Timur.
dikembangkan rencana terminal dan stasiun
Sumber: Raperda RDTR BWP Sendawar Timur, Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur
Inovasi, Masalah, dan Tantangan Dalam Penyusunan RDTR Untuk OSS: Kasus Pada Penyusunan RDTR di
Sendawar Timur, Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur
(Eko Budi Santoso, Aulia Iswi, Ipung Yanuasmara)
234 Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja, Volume 46 No. 1, Mei 2020
Sumber: Raperda dalam ppt Persetujuan Substansi RDTR BWP Sendawar Timur, Kutai Barat, Prov Kaltim
Gambar 2: Rencana Pola Ruang Sendawar Timur Kabupaten Kutai Barat
4. Dikembangkan jaringan jalan dalam lokal sekunder dan jalan lingkungan dalam
sistem sekunder yang merupakan kewenangan kawasan perkotaan juga ditetapkan dengan
kabupaten dengan lebar jalan yang jauh lebih lebar badan jalan yang lebih lebar dari
lebar dari aturan minimumnya. Misalnya ketentuan normatifnya. Lebih lengkap dapat
jaringan jalan arteri sekunder yang dalam dilihat pada tabel 1 di bawah ini
aturannya berdasarkan PP No 34 tahun 2006 5. Dikembangkan jalan kolektor
tentang Jalan ditetapkan lebar jalan minimum sekunder sekaligus sebagai jalan inspeksi
11 meter (sama dengan lebar jalan arteri sungai besar dalam wilayah yaitu Sungai
primer), tetapi jalan arteri sekunder di kawasan Mahakam, berfungsi menghubungkan antara
perkotaan Sendawar bagian timur ini pusat seunder II dengan pusat sekunder II dan
direncanakan dengan lebar yang jauh lebih pusat sekunder III.
lebar dengan ruang milik jalan sekitar 50 6. Dikembangkan landmark black orchid dan
meter. Ilustrasinya dapat dilihat pada vocal point pada lokasi-lokasi tertentu
penampang jalan rencana seperti pada gambar 7. Dikembangkan jaringan drainase primer di
3 di bawah ini. Dengan demikian maka lebar perkotaan dengan memanfaatkan cekungan
badan jalan akan jauh lebih lebar dari 11 meter alami dan yang menjadi sungai (walau
tersebut. Begitu juga jalan kolektor sekunder, tidak bermata air).
Tabel 1. Inovasi Rencana Dimensi Jalan di Kawasan Perkotaan Sendawar Bagian Timur
No Klasifikasi Fungsi Jalan LBJ PP Rencana di Perkotaan Sendawar Timur Keterangan
Jalan 34/2006
1 Arteri AP = AS Min 11 m Rumaja = 45m, Rumija = 50 m Psl 13 (1) dan 17 (1)
2 Kolektor KP = KS Min 9 m Rumaja = 25m, Rumija = 30 m Psl 14 (1) dan 18 (1)
3 Lokal LP = LS Min 7,5 m Rumaja = 16m, Rumija = 18 m Psl 15 (1) dan 19 (1)
4 Lingkungan LkP = LkS Min 6,5 m Rumaja = 6 m, Rumija = 7 m Psl 16 (1) dan 20 (1)
Keterangan: LBJ PP 34/2006: Lebar Badan Jalan Menurut PP 34 Tahun 2006
Sumber: PP 34 Tahun 2006 tentang Jalan dan Raperda RDTR BWP Sendawar Timur
Masalah Dalam Penyusunan RDTR Untuk bottle neck dalam urusan persetujuan peta
OSS untuk perencanaan. Apalagi apabila prioritas
Berdasarkan keseluruhan proses dalam antara BIG dengan unit perencanaan ruang
penyusunan RDTR di lokus kajian yaitu di yang lain berbeda, maka tentu urusan peta
Kawasan perkotaan Sendawar bagian timur, untuk penyusunan rencana tata ruang termasuk
yang mungkin juga terjadi di wilayah lain yang RDTR dapat menjadi terlantar penyiapan
juga disusun RDTR dalam rangka OSSnya, petanya di BIG ini. Selain itu untuk penyiapan
dapat diringkas terdapat beberapa masalah peta ini dibutuhkan waktu yang juga relatif
dalam proses penyusunan dan pengesahan lama untuk sampai menjadi peta yang siap
RDTR-nya, sebagai berikut: dipergunakan untuk perencanaan. Hal ini juga
1. Ketidaksiapan Peta Untuk Penyusunan sesuai dengan kajian Sukojo (2014) dan
RDTR Yang Berakibat Inefisiensi Pribadi dkk (2017). Akibatnya seringkali
Ini persoalan perencanaan spasial dari puluhan perencana menggunakan peta kerja yang
tahun lampau saat perencanaan wilayah dan belum dianggap valid oleh BIG dalam
kota mulai dikenal di Indonesia, yang sampai penyelesaian pekerjaannya. Hal ini sebenarnya
sekarang belum juga terselesaikan. Adanya inefisiensi dalam penyelesaian pekerjaan
amanat Undang-Undang Nomor 4 tahun 2011 perencanaan tata ruang karena perencana harus
tentang Informasi Geospasial yang melakukan kerja dua kali, agar hasil
memberikan kewenangan penuh pada Badan perencanaannya tertuang dalam peta yang
Informasi Geospasial (BIG) untuk menjadi sudah disetujui keabsahannya oleh BIG. Kerja
satu-satunya lembaga yang berwewenang tahap pertama dilakukan di atas peta kerja
menetapkan kesahihan peta di Indonesia maka yaitu peta yang belum mendapatkan
berakibat pada menumpukknya dan terjadinya persetujuan BIG untuk dipergunakan sebagai
Inovasi, Masalah, dan Tantangan Dalam Penyusunan RDTR Untuk OSS: Kasus Pada Penyusunan RDTR di
Sendawar Timur, Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur
(Eko Budi Santoso, Aulia Iswi, Ipung Yanuasmara)
236 Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja, Volume 46 No. 1, Mei 2020
peta dasar dari banyak peta rencana. Hal ini penunjukkan panitia sampai keseluruhan
dilakukan karena pada saat analisis dan proses teknisnya. Yang seringkali juga
perumusan konsep rencana sudah harus menjadi masalah adalah ketidaksinkronan
dilakukan, ternyata peta dasar belum siap pendanaan di Dinas / Badan yang
dipergunakan (belum disetujui BIV). Kerja mengurus urusan KLHS ini dengan
kedua yaitu setelah konsep rencana dibahas kepentingan penyusunan rencana tata
dan disetujui, namun karena masih dilakukan ruang termasuk RDTR ini. Apabila
di atas peta kerja yang belum disetujui BIG, anggaran pada dinas/badan yang
maka konsep rencana yang telah disetujui mengurusi KLHS tidak tersedia untuk
tersebut, perlu ditransfer ke dalam peta baru penyusunan KLHS, sementara dalam
yang telah mendapatkan persetujuan dari BIG. pekerjaan tata ruang juga tidak tersedia
untuk anggaran untuk membiayai panitia
2. Ketidaksiapan Peta Tematik Sesuai yang terlibat dalam penyusunan KLHS di
Dengan Skala Yang Dibutuhkan lingkungan pemerintah daerah, maka
Berbagai peta tematik yang dibutuhkan penyusunan KLHS ini akan menunggu
untuk kepentingan analisis yang dilakukannya perubahan Dokumen
diperlukan dalam penyusunan RDTR, Pelaksanaan Anggaran Daerah (DPAD)
idealnya adalah sesuai dengan skala yang memungkinkan sesuai Anggaran
rencana yang dihasilkan dalam RDTR Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD)
yaitu pada skala 1:5.000. Namun yang telah ditetapkan. Kendala lain akan
kenyataannya berbagai peta tematik yang semakin membuat proses penyusunan
dibutuhkan terutama peta tematik yang KLHS menjadi panjang apabila aparat di
terkait dengan kondisi fisik, tidak pernah dinas/badan yang urus KLHS kurang
dipetakan pada skala 1:5.000 tersebut. responsif maupun yang memiliki
Skala yang terbesar yang pernah dibuat, resistensi. Resistensi akan semakin tinggi
adalah dalam peta skala 1:25.000 untuk bila hubungan koordinasi yang kurang baik
wilayah seluas wilayah kabupaten. dijalankan oleh dinas/badan yang urus
Sementara bagi instansi / lembaga penataan ruang dengan dinas/badan yang
penyedia berbagai peta tematik tersebut, urus KLHS. Oleh karena itu menyatukan
penyediaan peta tematik pada skala lebih kedua proses ini dalam satu waktu akan
besar sampai skala 1:5.000 tersebut menjadi kendala terutama bagi proses
mungkin tidak prioritas. Hal penyusunan rencana tata ruangnya. Akan
mengakibatkan terjadinya gap prioritas lebih menjadi kendala apabila proses
yang dapat mengakibatkan tidak penyusunan rencana tata ruangnya
tersedianya peta yang dibutuhkan untuk merupakan crash program yang harus
kegiatan perencanaan RDTR di lokasi diselesaikan dalam waktu yang relatif lebih
kajian. Begitu juga halnya terjadi secara cepat daripada proses regularnya.
merata di Indonesia, berdasarkan
pengalaman perencanaan peneliti selama 4. Adanya Resistensi Aparat Lokal
ini berpraktek sebagai perencana (apatisme)
3. Proses KLHS dalam Penyusunan RDTR Dalam proses RDTR Sendawar bagian
Sering Jadi Kendala Timur Kuta Barat juga dirasakan ada
Amanat UU Lingkungan Hidup yang persoalan resistensi ini. Hal ini
memasukkan proses Kajian Lingkungan diindikasikan oleh lambatnya respon
Hidup Strategis (KLHS) dalam aparat di daerah dalam merespon semua
penyusunan Rencana Tata Ruang termasuk arahan percepatan kegiatan yang diberikan
RDTR, seringkali memperlambat proses oleh pusat melalui surat formal yang
penyusunan RDTR. Hal ini karena proses dikawal perwujudannya oleh konsultan
yang harus dilalui dalam penyusunan pelaksana penyusunan RDTR. Hal ini
KLHS juga panjang mulai dari mungkin terjadi karena proses penyusunan
Inovasi, Masalah, dan Tantangan Dalam Penyusunan RDTR Untuk OSS: Kasus Pada Penyusunan RDTR di
Sendawar Timur, Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur
(Eko Budi Santoso, Aulia Iswi, Ipung Yanuasmara)
Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja, Volume 46 No. 1, Mei 2020 237
Inovasi, Masalah, dan Tantangan Dalam Penyusunan RDTR Untuk OSS: Kasus Pada Penyusunan RDTR di
Sendawar Timur, Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur
(Eko Budi Santoso, Aulia Iswi, Ipung Yanuasmara)
238 Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja, Volume 46 No. 1, Mei 2020
Sumber: Raperda RDTR Sendawar Timur, Kutai Barat, Prov Kalimantan Timur
Gambar 3: Penampang Jalan (Inovasi untuk Persiapan Jangka Panjang)
2. Disamping belum ada sinkronisasi dalam ketidaksiapan peta dasar dan tematik,
protokol sistemnya terhadap produk RDTR kendala proses KLHS, perbedaan kode
dan PZ yang petanya menggunakan format dengan KBLI, kelemahan pedoman dalam
SHP, juga penyiapannya dalam sistem klasifikasi zona dan sub zona, apatisme
yang web based juga masih belum aparat terkait, dan waktu penyusunan yang
tersiapkan. Apalagi dengan sistem terlalu singkat.
autonomous robot serta Artificial 3. Tantangan yang ada juga masih banyak
Intelegentnya yang juga belum terbangun. dalam penyusunan RDTR untuk OSS. Dan
Atau paling tidak untuk pengembangan apabila tantangan tersebut tidak dapat
yang bersifat flexsible system saja, juga diantisipasi, maka efektifitas RDTR dan
belum ada tanda-tandanya. Penulis pernah upaya crash program dalam penyusunan
mencoba tanya, apakah dapat diketahui RDTR nya menjadi agak kurang
dari sistem OSS, jumlah industri bermakna. Dari berbagai permasalahan
berdasarkan klasifikasi lapangan usaha yang terjadi dan tantangan ke depan yang
tertentu (misal berdasarkan kode ISIC) masih mungkin harus di atasi, dapat
yang jumlah karyawannya lebih besar dari diberikan beberapa rekomendasi berikut:
jumlah tertentu? Ternyata sistem OSS 1. Perlu crash program dalam penyiapan peta
tidak memungkinkan untuk melakukan sebelum penyusunan RDTR maupun RTR
query seperti itu. Bahkan database yang lainnya yang sebaiknya disiapkan oleh
dihasilkan juga tidak memungkinkan BIG.
dilakukan query secara manual untuk dapat 2. Penyusunan RDTR dalam suatu crash
menjawab pertanyaan tersebut. Oleh program, sebaiknya digunakan pedoman
karena itu penulis menyangsikan bahwa penyusunan RDTR yang juga disesuaikan
sinkronisasi sistem OSS dengan RDTR sehingga prosesnya lebih besar
dalam proses perizinan akan dapat cepat proporsinya pada proses teknis, dan perlu
dijalankan dan berjalan mulus dalam mengurangi jumlah FGD walau tidak
waktu dekat ini. menghilangkannya
3. Sebaiknya proses penyusunan KLHS tidak
SIMPULAN DAN REKOMENDASI harus dimasukkan dalam proses
Dari pembahasan yang relatif ringkas di penyusunan RDTR maupun RTR lainnya,
atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan namun dibuat dalam proses tersendiri yang
berikut: domain pelaksananya di lingkungan
1. Inovasi perencanaan dalam penyusunan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan
RDTR di lokasi kajian, masih dapat Hidup beserta jajaran terkaitnya di daerah.
banyak dilakukan pada inovasi terkait Sedangkan hasil proses KLHS dapat
produk perencanaannya. Hal ini juga dapat dipergunakan dalam proses peninjauan
dilakukan pada penyusunan rencana tata kembali produk rencana tata ruang (RTR)
ruang lainnya. Apabila perencana termasuk RDTR
memahami potensi, masalah, dan 4. Penyempurnaan pedoman RDTR sehingga
opportunity yang ada pada kawasan atau dapat menghilangkan perbedaan standar
wilayah yang direncanakan, maka selalu dalam pengklasifikasian zona maupun sub
akan banyak kesempatan untuk berinovasi zona dan juga klasifikasi kegiatan yang
dan membangun daya tarik dalam hasil mungkin memanfaatkan zona dan sub zona
perencanaannya yang direncanakan pada Peraturan
2. Masih terdapat beberapa kelemahan dalam Zonasinya
pelaksanaan kebijakan percepatan investasi 5. Penyiapan SDM untuk dapat menangani
melalui penerapan OSS, terutama dalam flexibe system untuk dapat memanfaatkan
crash progaram dalam penyusunan RDTR big data perizinan di Indonesia yang
nya. Beberapa masalah penting yaitu: dikelola dalam plaform OSS.
Inovasi, Masalah, dan Tantangan Dalam Penyusunan RDTR Untuk OSS: Kasus Pada Penyusunan RDTR di
Sendawar Timur, Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur
(Eko Budi Santoso, Aulia Iswi, Ipung Yanuasmara)
Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja, Volume 46 No. 1, Mei 2020 241
Inovasi, Masalah, dan Tantangan Dalam Penyusunan RDTR Untuk OSS: Kasus Pada Penyusunan RDTR di
Sendawar Timur, Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur
(Eko Budi Santoso, Aulia Iswi, Ipung Yanuasmara)