“HIPEREMESIS GRAVIDARUM”
Di Susun Oleh:
Riyanti Irawan, S.Kep
(2214901070)
pertama kehamilan yang menyebabkan mual dan muntah amat parah daripada
dengan mual dan muntah yang parah. Kondisi ini menyebabkan dehidrasi,
gangguan elektrolit dan keton dalam darah, serta penurunan berat badan yang
menghindari dampak buruk yang dapat menimpa ibu hamil dan janin.
karena komplikasinya yang berakibat pada ginjal, sistem saraf, dan hati
(Halodoc, 2019).
2. Anatomi fisiologi
a. Uterus
Uterus mengalami peningkatan ukuran dan perubahan bentuk. Uterus
b. Decidua
vaskuler, dan lebih kaya di fundus. Saat placenta telah berbentuk maka
c. Miometrium
kecil dari kontraksi yang dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks. Pada
d. Serviks
Beberapa hal yang terjadi pada vagina dan perineum, antara lain :
1) Terjadi peningkatan vaskularitas dan hyperemia pada kulit dan otot
f. Ovarium
ibu hamil. Berfungsi maksimal pada usia kehamilan 6-7 minggu ( 4-5
g. Payudara (Breast)
(erectile), dan tampak lebih itam, seperti seluruh areola mammae karena
3) Pada ulan ke-2 terjadi peningkatan ukuran vena dan vena terlihat
dibawah kulit.
4) Beberapa bulan kemudian mulai diproduksi kolostrum
h. Kulit
gravidarum.
percaya hal ini terkait dengan perubahan hormon tubuh yang terjadi
yang meningkat pesat ini dilepaskan oleh plasenta. Selain itu, peningkatan
diabetes gestasional
Selain berbagai faktor di atas, hamil kembar dua atau lebih menjadi
trimester kedua tanpa perlu terapi antitiroid. Selain hCG, hormon yang
antara kadar estrogen dengan tingkat keparahan mual dan muntah pada
9. Penatalaksaan
Hiperemesis Gravidarum yang pengobatan yang diberikan
c. Pyridoxine atau vitamin B6.
menelan cairan atau makanan sama sekali, obat dan nutrisi akan diberikan
melalui infus. Selain melalui infus, ibu hamil juga dapat menerima asupan
B. Askep Teoritis
1. Pengkajian primer
b. Keluhan Utama:
f. Riwayat Obstetri
1. Reproduksi
2. Taksiran persalinan
k. Data spiritual
1) Mata
2) Hidung
I : Membrane mukosa dan bibir kering, lidah kotor, nafas bau keton
4) Telinga
5) Leher
6) Payudara
7) Paru-paru
P : Sonor
8) Kardiovaskuler
P : Batas Jantung
9) Abdomen
P : tympani
10) Ekstremitas
11) Genetalia
I : Tidak ada lesi, rambut pubis merata, tidak ada jaringan parut.
12) Kulit
jaringan parut/lesi
Intoleransi Aktifitas
Toleransi Aktivitas
Manajemen Energi
Setelah dilakukan tindakan
Observasi:
keperawatan 3x24 jam diharapkan
toleransi aktivitas meningkat - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
Kriteria Hasil: mengakibatkan kelelahan
- Kemudahan dalam melakukan - Monitor pola dan jam tidur
aktivitas sehari-har - Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Kekuatan tubuh bagian atas dan Edukasi
bawah - Anjurkan tirah baring
- Keluhan lelah - Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Dispnea saat aktivitas Terapeutik:
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
stimulus
- Lakukan latihan rentang gerak pasif
dan/atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah atau berjalan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
4. Implementasi
Implementasi merupakan suatu proses keperawatan yang dilakukan
setelah perencanaan keperawatan. Implementasi keperawatan adalah langkah
keempat dari proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk
membantu pasien yang bertujuan mencegah, mengurangi, dan menghilangkan
dampak ataupun respon yang dapat ditimbulkan oleh adanya masalah
keperawatan serta kesehatan terhadap komplementer. Implementasi
keperawatan membutuhkan fleksibilitas dan kreativitas perawat.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau proses keperawatan
terakhir yang berupaya untuk membandingkan tindakan yang sudah
dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA