Laporan PKL Tugsus KLP 2 Tugsus Ang 2 2023

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 41

KEMENTERIAN KESEHATAN INDONESIA

LAPORAN PRAKTIK OBSERVASI LAPANGAN


PUSKESMAS NGLUWAR

KELOMPOK 2

Anggota:
1. drg. Ismiratul Maulida
2. drg. Jihad Randika Basra
3. dr. Kadek Santi Pradnyani
4. drg. Lucyana Steyfani Angwirawan
5. drg. Masagus Hardadi
6. drg. Mouzna
7. drg. Muhammad Farhan
8. Muhammad Halim, A.Md.Kes
9. drg. Nahda Nafilah
10. apt. Nazariah, S. Farm

PENUGASAN KHUSUS INDIVIDU ANGKATAN 2


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami

panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,

dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan ini.

Telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak

sehingga dapat memperlancar pembuatan kami ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak

terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan kami ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik

dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami

menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun

inpirasi terhadap pembaca.

Semarang, 30 Juli 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 1
1.3 Sasaran ................................................................................................................ 1
1.4 Waktu dan tempat ................................................................................................ 1
BAB II PROSES KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ............................. 2
2.1 Tahap Persiapan ................................................................................................. 2
2.2 . Tahap Pelaksanaan ............................................................................................. 2
2.3 . Tahap Penyusunan Laporan Praktik Lapangan ................................................... 2
2.4 . Tahap Presentasi Hasil Praktik Lapangan ........................................................... 2
BAB III HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN ..................................................... 3
3.1 Profil Puskesmas, Gambaran umum dan Wilayah Kerja .................................... 3
3.2 Situasi Derajat Kesehatan ................................................................................... 3
3.3 Manajemen Puskesmas ...................................................................................... 5
3.4 Akreditasi ........................................................................................................... 9
3.5 Surveilans........................................................................................................... 31
BAB IV KENDALA DAN REKOMENDASI ............................................................. 38
4.1 Kendala ................................................................................................................ 38
4.2 Rekomendasi ........................................................................................................ 38

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya. Dalam penyelenggaraannya Puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya. Puskesmas memiliki fungsi penyelenggaraan UKM dan UKP tingkat pertama. Selain
dua fungsi tersebut, puskesmas juga berfungsi sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan,
wahana program internsip, dan/atau sebagai jejaring rumah sakit pendidikan.
Puskesmas sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan dapat difungsikan sebagai
tempat praktik kerja lapangan untuk tenaga kesehatan. Praktik kerja lapangan merupakan
bagian dari rangkaian proses pembelajaran, karena pada tahap ini dianggap sebagai suatu
bentuk pengkayaan dari materi yang telah diajarkan. Tujuan yang hendak dicapai pada kegiatan
ini adalah untuk memberikan kesempatan bagi peserta dalam melihat penerapan kegiatan
pelayanan Puskesmas secara nyata di lapangan. Dalam kegiatan praktik lapangan, peserta akan
mendapat banyak pemahaman baru tentang bagaimana penyelenggaraan pelayanan kesehatan
di Puskesmas.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah selesai melakukan praktik lapangan, peserta mendapatkan pengalaman
nyata tentang penerapan manajemen puskesmas, akreditasi puskesmas, surveilans
penyakit, dan kebijakan dalam program promosi kesehatan sebagai satu pengalaman
yang didapat dari proses pelatihan pembekalan penugasan khusus tenaga kesehatan.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah selesai praktek lapangan, peserta dapat memahami dan
mengimplementasi proses Perencanaan (P1), Penggerakan dan Pelaksanaan (P2),
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) di Puskesmas.

1.3 Sasaran
Peserta penugasan khusus individu kelompok 2.

1.4 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktik lapangan dilakukan melalui zoom Bapelkes Semarang pada hari
Jumat, 28 Juli 2023 pukul 08.00- 11.30 WIB.

1
BAB II
PROSES KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Waktu pelaksanaan praktik kerja lapangan pada pelatihan ini dilaksanakan setelah
seluruh materi disampaikan, dan dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, tahap penyusunan laporan dan tahap presentasi hasil laporan melalui seminar
praktik lapangan sebagai berikut:

2.1 Tahap Persiapan


Mempersiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan PKL, penyampaian
kepada Puskesmas tentang pelaksanaan PKL, hal-hal apa yang akan diamati, materi dan
dokumen disiapkan.

2.2 Tahap Pelaksanaan


2.2.1 Pemaparan singkat dari Kepala Puskesmas terkait profil Puskesmas
2.2.2 Proses pelaksanaan praktik lapangan melalui yaitu pengamatan melalui zoom
dengan mendengar paparan kegiatan dari Puskesmas dan diskusi.

2.3 Tahap Penyusunan Laporan Praktik Lapangan


Kelompok 2 menyusun laporan sesuai dengan format laporan yang ditentukan.

2.4 Tahap Presentasi Hasil Praktik Lapangan


Laporan hasil praktik lapangan dipresentasikan di kelas melalui zoom.

2
BAB III
HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Profil Puskesmas Gambaran Umum dan Wilayah Kerja


3.1.1 Visi dan Misi
• Visi :
Menjadi sarana pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat menuju Kecamatan Ngluwar sehat 2023.
• Misi :
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu, menyeluruh, profesional dan
mudah dijangkau masyarakat.
2. Menyelenggarakan pelayanan administrasi dan manajemen yang berkualitas.
3. Meningkatkan peran lintas sektor dan masyarakat dalam upaya pemberdayaan
masyarakat sehat mandiri.
4. Melaksanakan upaya penjaminan mutu secara terus menerus.
3.1.2 Demografi
• Luas wilayah 22,44 km2
• Jumlah penduduk 32.690 jiwa
• Kepadatan penduduk 1457/km2

3.1.3 Data Wilayah Kerja (jumlah desa dan pemetaan wilayah kerja)
• Wilayah kerja Puskesmas Ngluwar meliputi 8 desa yaitu Desa Ngluwar, Somokaton,
Pakunden, Bligo, Karangtalun, Jamus Kauman, Plosogede dan Blongkeng
• Luas wilayah kerja Puskesmas Ngluwar 22,44 Km2 yang terdiri dari dataran rendah
berbatasan dengan wilayah :
Batas Barat : Kecamatan Muntilan dan Kabupaten Kulon Progo
Batas Timur : Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman
Batas Utara : Kecamatan Salam Kabupaten Magelang
Batas Selatan : Kecamatan Minggir Kabupaten sleman
• Termasuk kategori Puskesmas Pedesaan
3.1.4 Sarana Prasarana
• Gedung 2 lantai, Ruang Pelayanan di lantai 1
• Peralatan
• Pustu ada 3 vaitu Pustu Blongkeng, Pustu Plosogede, dan Pustu Bligo
• PKD ada 6 yaitu : PKD Somokaton, PKD Pakunden, PKD Bligo, PKD Jamuskauman,
PKD Blongkeng, PKD Karangtalun

3.2 Situasi Derajat Kesehatan


Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur
mortalitas dan yang mempengaruhinya seperti morbiditas dan status gizi, kualitas hidup yang
digunakan untuk indikator adalah angka kematian hidup, sedangkan untuk mortalitas adalah

3
angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian balita per 1.000 kelahiran
hidup dan amgka kematian ibu per 100.000 kelahiran.
3.2.1 Kesehatan Keluarga
Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini ada hal berikut harus diadakan atau
dikembangkan, yaitu:
1. Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.
Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut. Profil kesehatan
keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family folder, yang merupakan sarana untuk
merekam (menyimpan) data keluarga dan data individu anggota keluarga. Data keluarga
meliputi komponen rumah sehat (akses/ ketersediaan air bersih dan akses/penggunaan jamban
sehat). Data individu anggota keluarga mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis
kelamin, pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi individu yang terkena penyakit (hipertensi,
tuberkulosis, dan gangguan jiwa) dan perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-
lain.

3.2.2 Pencegahan Penyakit Langsung


• Upaya pencegahan primer
1. Penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, penyusunan pola gizi memadai, pengawasan
pertumbuhan anak balita dan usia remaja
2. Kesempatan memperoleh hiburan sehat yang memungkinkan pengembangan kesehatan
mental dan sosial
3. Pendidikan kependudukan, nasihat perkawinan, pendidikan seks
4. Pengendalian faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan
• Upaya pencegahan sekunder
Merupakan upaya yang bersifat diagnosis dini dan pengobatan segera dengan cara
mencari kasus sedini mungkin.
• Upaya pencegahan tersier
1. Penyempurnaan cara pengobatan seta perawatan lanjut
2. Rehabilitasi sempurna setelah penyembuhan penyakit (rehabilitasi fisik dan mental)
3. Mengusahakan pengurangan beban sosial penderita, sehingga mencegah kemungkinan
terputusnya pengobatan serta kelanjutan rehabilitasi

3.2.3 Kesehatan Lingkungan


Program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang
berupaya untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas
hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Ada 6 upaya dasar yang dilakukan di bidang kesling
1. Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB)
Kegiatan upaya penyehatan air meliputi surveilans kulitas air, inspeksi sanitasi SAB,
pemeriksaan kualitas air, pembinaan kelompok pemakai air.
2. Penyehatan lingkungan pemukiman (Pemeriksaan Rumah)
Sarana sanitasi dasar yang dipantau meliputi Jamban Keluarga (JAGA), Saluran
Pembuangan Air Limbah (SPAL), dan Tempat Pengelolaan Sampah (TPS).
3. Penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU)
Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar,
kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, salon dan pangkas
rambut.Penyehatan tempt pengelola makanan (TPM)
4. Pemantauan Jentik nyamuk dan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)

4
Petugas sanitasi puskesmas melakukan pemeriksaan terhadap tempat yang mungkin
menjadi perindukan nyamuk.
5. Konsultasi kesling klinik sanitasi
Pemberian konsultasi gratis kepada masyarakat/pasien yang menderita penyakit yang
berhubungan dengan lingkungan seperti; diare, kecacingan, penyakit kulit, TB Paru, dan
lainnya.

3.3 Manajemen Puskesmas


3.3.1 Perencanaan (P1)
• Standar Pelayanan Masyarakat (SPM) Tahun 2022

• Tabel Identifikasi Masalah


No Upaya Target Pencapaian Masalah

(1) (2) (3) (4) (5)


UKM ESSENSIAL: Bumil yang mendapatkan
1 Bumil mendapatkan Imunisasi 100% 77% imunisasi Td2+ sebanyak
Td2+ 22%, lebih rendah dari
target 100%

2 Balita dipantau pertumbuhan Balita dipantau


dan perkembangan 100% 86% pertumbuhan dan
perkembangan sebanyak
UKM Pengembangan 86%, lebih rendah dari
UKP target 100%

5
• Analisa Masalah Dari Sisi Pandang Masyarakat
Masalah Sasaaran Perilaku Saat Ini Perilaku Yang Potensi Dimiliki
Kesehatan Kajian Perilaku Di Harapkan
Prioritas
Usia Produktif Sasaran Primer Masyarakat Pada Kegiatan Kader Posbindu
Kurang Usia Produktif Posbindu
Melakukan Memiliki Berjalan Optimal,
Skrinning Pemahaman Sasaran Dapat
Kesehatan Bahwa Kesehatan Mengakses
Tidak Menjadi Pelayanan
Prioritas Utama Posbindu Yang
Ada
Sasaran Masyarakat Tidak Kesadaran Pendidikan
Sekunder Mau Hadir Dalam Masyarakat Akan
Skrinning Pentingnya
Kesehatan Skrinning
Kesehatan
Sasaran Tersier Pengetahuan Pengetahuan Pendidikan
Masyarakat Masyarakat
Tentang Tentang
Kesehatan Masih Kesehatan Ptm
Kurang Meningkat

• Prioritas Masalah (USG) Kegiatan UKM Tahun 2022


No Masalah U S G TOTAL Rangking
1. 23% Bumil tidak mendapatkan Imunisasi Td2+ di 3 3 2 8 2
wilayah Puskesmas Ngluwar tahun 2022
2. 14% Balita tidak dipantau pertumbuhan dan 3 4 2 9 1
perkembangan di wilayah puskesmas ngluwar tahun
2022

• Mencari Akar Penyebab Masalah

SDM Warga enggan


mendengarkan Metode

Warga takut ketahuan penyuluhan Kurangnya


penyakitnya saat monitoring PJ
pemeriksaan Kurangnya
14% Balita tidak
akses ke faskes
dipantau
pertumbuhan dan
kurangnya perkembangan di
media wilayah puskesmas
Kurangnya dukungan dari
penyuluhan ngluwar tahun
keluarga dan warga
2022

Sarana Dana Lingkungan

6
• Tabel Pemecahan Masalah
No Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Pemecahan Keterangan
Masalah Masalah Terpilih
1. 14% Balita tidak Kurangnya Penyuluhan mengenai Penyuluhan
dipantau pertumbuhan dukungan dari tumbuh kembang balita mengenai tumbuh
dan perkembangan di keluarga dan warga kembang balita
wilayah puskesmas
ngluwar tahun 2022

2. Kurangnya akses ke Bekerja sama dengan Bekerja sama


faskes lintas sektor dengan lintas sektor

3. Kurangnya Monitoring PJ ke Monitoring PJ ke


monitoring PJ pemegang program pemegang program

4. Kurangnya media Membuat media Membuat media


penyuluhan penyuluhan sebanyak- penyuluhan
banyaknya dan se- sebanyak-
kreatif mungkin melalui banyaknya dan se-
seluruh media sosial kreatif mungkin
melalui seluruh
media social

5. Warga takut Memberikan Memberikan


ketahuan penyuluhan Kesehatan penyuluhan
penyakitnya saat tentang pentingnya Kesehatan tentang
pemeriksaan melakukan pemeriksaan pentingnya
pertumbuhan dan melakukan
perkembangan balita pemeriksaan
pertumbuhan dan
perkembangan
balita

6. Warga enggan Memaksimalkan Memaksimalkan


mendengarkan kegiatan-kegiatan kegiatan-kegiatan
penyuluhan program tumbuh program tumbuh
kembang balita kembang balita

3.3.2 Penggerakan dan pelaksanaan P2


Penyelenggaraan Lokakarya mini bulanan bertujuan untuk menilai sampai seberapa
jauh pencapaian dan hambatan-hambatan yang dijumpai oleh para pelaksana program/kegiatan
pada bulan atau periode yang lalu sekaligus pemantauan terhadap pelaksanaan rencana
kegiatan Puskesmas yang akan datang sehingga dapat dibuat perencanaan ulang yang lebih
baik dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.keberhasilan pelaksanaan kegiatan
Puskesmas memerlukan keterpaduan baik lintas program maupun lintas sektor. Lokakarya
mini bulanan dilaksanakan pada setiap awal bulan.
Keterpaduan lintas program adalah keterpaduan internal Puskesmas yang bertujuan
agar seluruh petugas mempunyai rasa memiliki dan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan
seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas secara terintegrasi. Seluruh komponen
Puskesmas harus memiliki kesadaran bahwa Puskesmas merupakan satu sistem dan mereka
adalah subsistemnya. Pengorganisasian internal Puskesmas sekaligus pemantauan kegiatan

7
dilaksanakan melalui Lokakarya mini Bulanan Puskesmas yang menghasilkan perencanaan
ulang. Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas diselenggarakan dalam 2 (dua) tahap yaitu:

3.3.2.1 Lokakarya Mini Bulanan


a. Lokakarya Mini Bulanan yang pertama :
• Pengenalan kebijakan maupun program baru
• Analisa beban kerja
• Pembagian tugas dan daerah binaan
• Penyusunan RPK tahunan
• Penyusunan RPK bulanan
• Penyusunan bahan Musrenbangdes
• Penyusunan draft RUK untuk tahun selanjutnya
• Kesepakatan untuk melaksanakan RPK bulanan dan atau
• Penyusunan Rencana Lima Tahunan untuk periode selanjutnya
b. Lokakarya Mini Bulanan rutin
• Pengenalan program baru (apabila ada)
• Inventarisasi hasil kegiatan (termasuk hambatan) bulan lalu
• Analisa pemecahan masalah dan pemecahannya
• Penyusunan kegiatan bulan berikutnya
• Penyusunan bahan untuk lokakarya mini tribulanan
• Pembagian tugas bulan berikutnya
• Kesepakatan untuk melaksanakan RPK bulan berikutnya; dan atau
• Pertemuan tinjauan manajemen, sesuai jadwal tim audit internal.
• Tempat seperti lokakarya mini bulanan pertama.
3.3.2.2 Lokakarya Mini Tribulanan
a. Lokakarya Mini Tribulanan yang pertama
• Dukungan yang diperlukan dari lintas sektor untuk menyelesaikan masalah
prioritas kesehatan di kecamatan.
• Inventarisasi peran dari masing-masing sektor dalam pembangunan kesehatan.
b. Lokakarya Mini Tribulanan rutin
• Lokakarya mini tribulanan rutin merupakan tindaklanjut dari penggalangan
kerjasama lintas sektoral yang telah dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap
tribulan secara tetap. Penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan rutin
dilakukan oleh camat dan Puskesmas dibantu sektor terkait dikecamatan .

3.3.3 P3
Pengawasan, Pengendalian Dan Penilaian Kinerja (P3)
a. Pengawasan :
1. Pengawasan Internal (Kapus, PJ, Audit internal)
2. Pengawasan Eksternal (Dinkes. instansi lain, masyarakat)
b. Pengendalian
1. Dilakukan secara terus menerus
2. Tidak sesuai → Upaya perbaikan
c. Penilaian Kinerja :
1. Cakupan pelayanan kesehatan (UKM ess,Pengembangan dan UKP)
2. Pelaksanaan Manajemen Puskesmas
• M.Sumber daya
• M. Keuangan
• M. Program

8
• M. Datin
• Mutu pelayanan Puskesmas

3.4 Akreditasi
3.4.1 Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas
3.4.1.1 Tata kelola sarana Puskesmas
Persyaratan Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. Puskesmas harus
memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruang, prasarana, peralatan, dan ketenagaan.

3.4.1.1.1 Lokasi pendirian Puskesmas harus sesuai dengan tata ruang daerah

Pendirian Puskesmas perlu memperhatikan persyaratan lokasi: dibangun di setiap Kecamatan,


memerhatikan kebutuhan pelayanan sesuai rasio ketersediaan pelayanan kesehatan dengan jumlah
penduduk, mudah diakses, dan mematuhi persyaratan kesehatan lingkungan

Analisis yang mempertimbangan tata ruang daerah dan rasio ketersediaan pelayanan kesehatan
dan jumlah penduduk dituangkan dalam rencana strategik atau rencana pembangunan
Puskesmas.Elemen penilaiannya adalah

• Dilakukan analisis terhadap pendirian Puskesmas yang mempertimbangkan tata ruang daerah dan
rasio jumlah penduduk dan ketersediaan pelayanan kesehatan.

• Pendirian Puskesmas mempertimbangkan tata ruang daerah.

• Pendirian Puskesmas mempertimbangkan rasio jumlah penduduk dan ketersediaan pelayanan


kesehatan. Puskesmas memiliki perijinan yang berlaku.

3.4.1.1.2 Persyaratan Bangunan dan Ruangan

Bangunan Puskesmas bersifat permanen dan tidak bergabung dengan tempat tinggal atau unit
kerja yang lain. Bangunan harus memenuhi persyaratan lingkungan sehat.

Untuk menghindari gangguan dan dampak keberadaan Puskesmas terhadap lingkungan dan
kepedulian terhadap lingkungan, maka pendirian Puskesmas perlu didirikan di atas bangunan yang
permanen dan tidak bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja yang lain. Yang dimaksud unit
kerja yang lain adalah unit kerja yang tidak ada kaitan langsung dengan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan. Elemen Penilaiannya adalah

• Puskesmas diselenggarakan di atas bangunan yang permanen.

• Puskesmas tidak bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja yang lain.

• Bangunan Puskesmas memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat.

9
3.4.1.1.3 Bangunan Puskesmas memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan, dan kemudahan dalam
pelayanan kesehatan, dengan ketersediaan ruangan sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan yang
disediakan.

Ketersediaan ruang untuk pelayanan harus sesuai dengan jenis pelayanan kesehatan yang disediakan
oleh Puskesmas. Ruangan yang minimal harus tersedia adalah: ruang pendaftaran dan ruang tunggu,
ruang administrasi, ruang pemeriksaan, ruang konsultasi doker, ruang tindakan, ruang farmasi, ruang
ASI, kamar mandi dan WC, dan ruang lain sesuai kebutuhan pelayanan. Pengaturan ruangan
memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan untuk
memudahkan pasien/keluarga pasien untuk akses yang mudah termasuk memberi kemudahan pada
penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut, demikian juga memperhatikan keamanan dan
kemudahan bagi petugas dalam memberikan pelayanan. Eemen penilaiannya adalah

• Ketersediaan memenuhi persyaratan minimal dan kebutuhan pelayanan

• Tata ruang memperhatikan akses, keamanan, dan kenyamanan.

• Pengaturan ruang mengakomodasi kepentingan penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia
lanjut

3.4.1.1.4 Persyaratan Prasarana Puskesmas

Prasarana Puskesmas tersedia, terpelihara, dan berfungsi dengan baik untuk menunjang akses,
keamanan, kelancaran dalam memberikan pelayanan sesuai dengan pelayanan yang disediakan. Untuk
kelancaran dalam memberikan pelayanan dan manjamin kesinambungan pelayanan maka Puskesmas
harus dilengkapi dengan prasarana yang dipersyaratkan

Prasarana yang dipersyaratkan tersebut meliputi: sumber air bersih, instalasi sanitasi, instalasi
listrik, sistem tata udara, sistem pencahayaan, pencegahan dan penanggulangan kebakaran, kendaraan
Puskesmas Keliling, pagar, selasar, rumah dinas tenaga kesehatan, dan prasarana lain sesuai dengan
kebutuhan. Prasarana klinis tersebut harus dipelihara dan berfungsi dengan baik. Elemen Penilaiannya
adalah

• Tersedia prasarana Puskesmas sesuai kebutuhan.

• Dilakukan pemeliharaan yang terjadual terhadap prasarana Puskesmas

• Dilakukan monitoring terhadap pemeliharaan prasarana Puskesmas

• Dilakukan monitoring terhadap fungsi prasana Puskesmas yang ada

• Dilakukan tindak lanjut terhadap hasil monitoring

10
3.4.1.1.5 Persyaratan Peralatan Puskesmas

Peralatan medis dan non medis tersedia, terpelihara, dan berfungsi dengan baik untuk menunjang
akses, keamanan, kelancaran dalam memberikan pelayanan sesuai dengan pelayanan yang disediakan.

Untuk kelancaran dalam memberikan pelayanan dan manjamin kesinambungan pelayanan maka
Puskesmas harus dilengkapi dengan peralatan medis dan non medis klinis sesuai dengan jenis pelayanan
yang disediakan. Agar pelayanan diberikan dengan aman dan bermutu, maka peralatan medis dan non
medis tersebut dipelihara dan berfungsi dengan baik, dan dikalibrasi untuk alat-alat ukur yang
digunakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Peralatan yang memerlukan perijinan
harus memiliki ijin yang berlaku. Elemen Penilaiannya adalah

• Tersedia peralatan medis dan non medis sesuai jenis pelayanan yang disediakan

• Dilakukan pemeliharaan yang terjadual terhadap peralatan medis dan non medis

• Dilakukan monitoring terhadap pemeliharaan peralatan medis dan non medis

• Dilakukan monitoring terhadap fungsi peralatan medis dan non medis

• Dilakukan tindak lanjut terhadap hasil monitoring

• Dilakukan kalibrasi untuk peralatan medis dan non medis yang perlu dikalibrasi

• Peralatan medis dan non medis yang memerlukan ijin memiliki ijin yang berlaku

3.4.1.1.6 Ketenagaan Puskesmas

Puskesmas harus memenuhi jenis dan jumlah ketenagaan yang dipersyaratkan dalam peraturan
perundangan. Kepala Puskesmas adalah tenaga kesehatan yang kompeten sesuai dengan peraturan
perundangan. Agar Puskesmas dikelola dengan baik, efektif dan efisien, maka harus dipimpin oleh
tenaga kesehatan yang kompeten untuk mengelola fasilitas tersebut.Elemen Penilaian adalah

• Kepala Puskesmas adalah tenaga kesehatan

• Ada kejelasan persyaratan Kepala Puskesmas

• Ada kejelasan uraian tugas Kepala Puskesmas

• Terdapat bukti pemenuhan persyaratan penanggung jawab sesuai dengan yang ditetapkan.

Tersedia tenaga medis, tenaga kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan sesuai dengan
kebutuhan dan jenis pelayanan yang disediakan. Agar Puskesmas dapat memberikan pelayanan yang
optimal dan aman bagi pasien dan masyarakat yang dilayani perlu dilakukan analisis kebutuhan tenaga

11
dan diupayakan untuk memenuhi ketersedian tenaga baik jenis dan jumlah dan memenuhi persyaratan
kompetensi. Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus mempunyai Surat Tanda Registrasi
(STR), dan atau Surat Ijin Praktik (SIP) sesuai ketentuan perundang-undangan.Elemen Penilaian adalah

• Dilakukan analisis kebutuhan tenaga sesuai dengan kebutuhan dan pelayanan yang disediakan

• Ditetapkan persyaratan kompetensi untuk tiap-tiap jenis tenaga yang dibutuhkan

• Dilakukan upaya untuk pemenuhan kebutuhan tenaga sesuai dengan yang dipersyaratkan

• Ada kejelasan uraian tugas untuk setiap tenaga yang bekerja di Puskesmas

• Persyaratan perijinan untuk tenaga medis, keperawatan, dan tenaga kesehatan yang lain
dipenuhi

3.4.1.1.7 Kegiatan Pengelolaan Puskesmas

Pengelola Puskesmas menjamin efektivitas dan efisiensi dalam mengelola program dan kegiatan
sejalan dengan tata nilai, visi, misi, tujuan, tugas pokok dan fungsi Puskesmas,

3.4.1.1.8 Pengorganisasian Puskesmas

Struktur organisasi ditetapkan dengan kejelasan tugas dan tanggung jawab, ada alur kewenangan
dan komunikasi, kerjasama, dan keterkaitan dengan pengelola yang lain. Dalam mengemban tugas
pokok dan fungsi, perlu disusun pengorganisasian yang jelas di Puskesmas, sehingga setiap karyawan
yang memegang posisi baik pimpinan, Penanggungjawab maupun pelaksana akan melakukan tugas
sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangan yang diberikan.Elemen Penilaian adalah

• Ada struktur organisasi Puskesmas yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten.

• Pimpinan Puskesmas menetapkan Penanggungjawab Program/Upaya Puskesmas

• Ditetapkan alur komunikasi dan koordinasi pada posisi-posisi yang ada pada struktur

3.4.1.1.9 Kejelasan tugas, peran, dan tanggung jawab pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab dan
karyawan.

Dengan adanya uraian tugas, tangggung jawab, dan kewenangan, pimpinan Puskesmas,
Penanggungjawab Program/Upaya Puskesmas dan pelaksana kegiatan Puskesmas akan dapat
melakukan pekerjaan dengan tepat, efektif dan efisien.Elemen Penilaian adalah

• Ada uraian tugas, tanggung jawab dan kewenangan yang berkait dengan struktur organisasi
Puskesmas

12
• Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas, dan karyawan memahami tugas,
tanggung jawab dan peran dalam penyelenggaraan Program/Upaya Puskesmas.

• Dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan uraian tugas

3.4.1.1.10 Struktur organisasi pengelola dikaji ulang secara reguler dan kalau perlu dilakukan
perubahan. Evaluasi terhadap struktur perlu dilakukan secara periodik untuk menyempurnakan struktur
yang ada agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan.Elemen Penilaian adalah

• Dilakukan kajian terhadap struktur organisasi Puskesmas secara periodik

• Hasil kajian ditindak lanjuti dengan perubahan/penyempurnaan struktur

3.4.1.1.11 Pengelola dan pelaksana Puskesmas memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan dan
ada rencana pengembangan sesuai dengan standar yang telah ditentukan

Kinerja Puskesmas hanya dapat dicapai secara optimal jika dilakukan oleh SDM yang kompeten
baik pengelola, Penanggungjawab program maupun pelaksana kegiatan. Pola Ketenagaan Puskesmas
perlu disusun berdasarkan kebutuhan dan/atau beban kerja. Elemen Penilaian adalah

• Ada kejelasan persyaratan/standar kompetensi sebagai Pimpinan Puskesmas,


Penanggungjawab Upaya Puskesmas, dan Pelaksana Kegiatan.

• Ada rencana pengembangan pengelola Puskesmas dan karyawan sesuai dengan standar
kompetensi.

• Ada pola ketenagaan Puskesmas yang disusun berdasarkan kebutuhan

• Ada pemeliharaan catatan/dokumen sesuai dengan kompetensi, pendidikan, pelatihan,


keterampilan dan pengalaman

• Ada dokumen bukti kompetensi dan hasil pengembangan pengelola dan pelaksana pelayanan

• Ada evaluasi penerapan hasil pelatihan terhadap pengelola dan pelaksana pelayanan

3.4.1.1.12 Karyawan baru harus mengikuti orientasi supaya memahami tugas pokok dan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Karyawan wajib mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan yang
dipersyaratkan untuk menunjang keberhasilan Upaya Puskesmas.

Agar memahami tugas, peran, dan tanggung jawab, karyawan baru baik yang diposisikan sebagai
Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas maupun Pelaksana kegiatan harus
mengikuti orientasi dan pelatihan yang dipersyaratkan. Elemen Penilaian adalah

13
• Ada ketetapan persyaratan bagi Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas
dan Pelaksana kegiatan yang baru untuk mengikuti orientasi dan pelatihan.

• Ada kegiatan pelatihan orientasi bagi karyawan baru baik Pimpinan Puskesmas,
Penanggungjawab Upaya Puskesmas, maupun Pelaksana kegiatan dan tersedia kurikulum
pelatihan orientasi.

• Ada kesempatan bagi Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas, maupun


Pelaksana kegiatan untuk mengikuti seminar atau kesempatan untuk meninjau pelaksanaan di
tempat lain.

3.4.1.1.13 Pengelolaan Puskesmas

Pimpinan Puskesmas menetapkan visi, misi, tujuan, dan tata nilai dalam penyelenggaraan
Puskesmas yang dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait dan kepada pengguna pelayanan
dan masyarakat. Kegiatan penyelenggaraan Puskesmas harus dipandu oleh visi, misi, tujuan dan tata
nilai yang ditetapkan oleh Pimpinan Puskesmas agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Setiap
karyawan diharapkan memahami visi, misi, tujuan dan tata nilai, dan diterapkan dalam kegiatan
penyelenggaraan Puskesmas. Elemen Penilaian adalah

• Ada kejelasan visi, misi, tujuan, dan tata nilai Puskesmas yang menjadi acuan dalam
penyelenggaraan pelayanan, Upaya/Kegiatan Puskesmas

• Ada mekanisme untuk mengkomunikasikan tata nilai dan tujuan Puskesmas kepada pelaksana
pelayanan, dan masyarakat

• Ada mekanisme untuk meninjau ulang tata nilai dan tujuan , serta menjamin bahwa tata nilai
dan tujuan relevan dengan kebutuhan dan harapan pengguna pelayanan

• Ada mekanisme untuk menilai apakah kinerja Puskesmas sejalan dengan visi, misi, tujuan dan
tata nilai Puskesmas.

Pimpinan Puskesmas menunjukkan arah strategi dalam pelaksanaan pelayanan, Upaya/Kegiatan


Puskesmas, dan bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan, kualitas kinerja, dan terhadap
penggunaan sumber daya.

Pimpinan mempunyai kewajiban untuk memberikan arahan dan dukungan bagi karyawan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Arahan dan dukungan dapat diberikan dalam bentuk
kebijakan lokal, pertemuan-pertemuan, maupun konsultasi dan pembimbingan oleh pimpinan.

Elemen Penilaian adalah

14
• Ada mekanisme yang jelas bahwa Pimpinan Puskesmas mengarahkan dan mendukung
Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan pelaksana dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawab mereka.

• Ada mekanisme penelusuran kinerja pelayanan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

• Ada struktur organisasi Penanggungjawab Upaya Puskesmas yang efektif.

• Ada mekanisme pencatatan dan pelaporan yang dibakukan.

Puskesmas memfasilitasi pembangunan yang berwawasan kesehatan, dan pemberdayaan


masyarakat dalam program kesehatan di wilayah kerja Puskesmas mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pelayanan

Memfasilitasi pembangunan yang berwawasan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat


merupakan fungsi Puskesmas dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan di wilayah kerja. Fungsi
tersebut tercermin dalam perencanaan dan pelaksanaan Upaya Puskesmas. Pemberdayaan masyarakat
dapat dilakukan mulai dari pelaksanaan survei mawas diri, perencanaan kegiatan, monitoring dan
evaluasi kegiatan Puskesmas. Elemen Penilaian adalah

• Ada kejelasan tanggung-jawab Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan


pelaksana kegiatan untuk memfasilitasi kegiatan pembangunan berwasaran kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi,

• Ada mekanisme yang jelas untuk memfasilitasi peran serta masyarakat dalam pembangunan
berwawasan kesehatan dan Upaya Puskesmas,

• Ada komunikasi yang efektif dengan masyarakat dalam penyelenggaraan Upaya Puskesmas

3.4.1.1.14 Pimpinan Puskesmas dan Penanggungjawab

Upaya Puskesmas menunjukkan kepemimpinan untuk melaksanakan strategi, mendelegasikan


wewenang apabila meninggalkan tugas dan memberikan pengarahan dalam pelaksanaan kegiatan,
sesuai dengan tata nilai, visi, misi, tujuan Puskesmas.

Akuntabilitas merupakan bentuk tanggung jawab pengelola Puskesmas dalam melaksanakan


program dan kegiatan Puskesmas sesuai dengan rencana yang disusun. Akuntabilitas ditunjukkan dalam
pencapaian kinerja dengan menggunakan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Penanggungjawab
Upaya Puskesmas mempunyai kewajiban untuk mempertanggung jawabkan pencapain kinerja Upaya
Puskesmas kepada Pimpinan Puskesmas dan melakukan tindak lanjut untuk perbaikan. Elemen
Penilaian adalah

15
• Dilakukan kajian secara periodik terhadap akuntabilitas Penanggungjawab Upaya Puskesmas
oleh Pimpinan Puskesmas untuk mengetahui apakah tujuan pelayanan tercapai dan tidak
menyimpang dari visi, misi, tujuan, kebijakan Puskesmas, maupun strategi pelayanan,

• Ada kriteria yang jelas dalam pendelagasian wewenang dari Pimpinan dan/atau
Penanggungjawab Upaya Puskesmas kepada Pelaksana Kegiatan apabila meninggalkan tugas,

• Ada mekanisme untuk memperoleh umpan balik dari pelaksana kegiatan kepada
Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan Pimpinan Puskesmas untuk perbaikan kinerja
program untuk ditindak lanjuti,

Pimpinan Puskesmas dan Penanggungjawab Upaya Puskesmas membina tata hubungan kerja
dengan pihak terkait baik lintas program maupun lintas sektoral. Adanya cara yang dilakukan dalam
membina tata hubungan kerja untuk mencapai tujuan keberhasilan pelayanan.

Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat tidak dapat dilakukan oleh sektor kesehatan
sendiri, program kesehatan perlu didukung oleh sektor di luar kesehatan, demikian juga pembangunan
berwawasan kesehatan harus dipahami oleh sektor terkait. Mekanisme pembinaan, komunikasi, dan
koordinasi perlu ditetapkan dengan prosedur yang jelas, misalnya melalui pertemuan/lokakarya lintas
sektoral. Elemen Penilaian adalah:

• Pihak-pihak yang terkait dalam penyelenggaraan Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan
Puskesmas diidentifikasi

• Peran dari masing-masing pihak ditetapkan

• Dilakukan pembinaan, komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait

• Dilakukan evaluasi terhadap peran serta pihak terkait dalam penyelenggaraan Upaya
Puskesmas

Pedoman dan prosedur penyelenggaraan Program/Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan


Puskesmas disusun, didokumentasikan, dan dikendalikan. Semua rekaman hasil pelaksanaan
Program/Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan dikendalikan.

Untuk memastikan bahwa program dan kegiatan terlaksana secara konsisten dan reliabel, perlu
disusun pedoman kerja dan prosedur kerja. Pedoman kerja dan prosedur disusun tidak hanya untuk
penyelenggaraan program tetapi juga pedoman kerja untuk peningkatan mutu. Prosedur kerja perlu
didokumentasikan dengan baik dan dikendalikan, demikian juga rekaman sebagai bentuk pelaksanaan
prosedur juga harus dikendalikan sebagai bukti pelaksanaan kegiatan. Elemen Penilaian adalah

• Ada panduan pedoman (manual) mutu dan/atau panduan mutu/kinerja Puskesmas

16
• Ada pedoman atau panduan kerja penyelenggaraan untuk tiap Upaya Puskesmas dan kegiatan
pelayanan Puskesmas

• Ada prosedur pelaksanaan Upaya/Kegiatan Puskesmas sesuai kebutuhan

• Ada prosedur yang jelas untuk pengendalian dokumen dan pengendalian rekaman pelaksanaan
kegiatan.

• Ada mekanisme yang jelas untuk menyusun pedoman dan prosedu

Komunikasi internal antara Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan


Pelaksana, dilaksanakan agar Upaya Puskesmas dan kegiatan Puskesmas dilaksanakan secara efektif
dan efisien.

Untuk melaksanakan Upaya/Kegiatan Puskesmas secara efektif dan efisien, Pimpinan Puskesmas
perlu melakukan komunikasi internal dengan Penanggungjawab, Pelaksana kegiatan. Komunikasi
internal dapat dilakukan dalam bentuk pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan secara periodik
maupun sesuai kebutuhan, dan menggunakan media dan tehnologi komunikasi yang tersedia. Elemen
Penilaian adalah

• Ada ketetapan tentang pelaksanaan komunikasi internal di semua tingkat manajemen.

• Ada prosedur komunikasi internal.

• Komunikasi internal dilakukan untuk koordinasi dan membahas pelaksanaan dan permasalahan
dalam pelaksanaan Upaya/Kegiatan Puskesmas

• Komunikasi internal dilaksanakan dan didokumentasikan

• Ada tindak lanjut yang nyata terhadap rekomendasi hasil komunikasi internal.

3.4.1.1.15 Lingkungan kerja dikelola untuk meminimalkan risiko bagi pengguna Puskesmas dan
karyawan.

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan Puskesmas diupayakan agar tidak berdampak negatif
terhadap lingkungan. Kajian perlu dilakukan untuk menilai sejauh mana dampak negatif mungkin
terjadi sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan dan pencegahan. Lingkungan kerja meliputi kondisi-
kondisi pekerjaan termasuk kondisi fisik, lingkungan dan faktor-faktor lain seperti kebisingan,
temperatur, kelembaban, pencahayaan atau cuaca terhadap keamanan gangguan lingkungan Elemen
Penilaian adalah

• Ada kajian dampak kegiatan Puskesmas terhadap gangguan/dampak negatif terhadap


lingkungan

17
• Ada ketentuan tertulis tentang pengelolaan risiko akibat program dan kegiatan Puskesmas.

• Ada evaluasi dan tindak lanjut terhadap gangguan/dampak negatif terhadap lingkungan, untuk
mencegah terjadinya dampak tersebut.

Pimpinan Puskesmas dan Penanggungjawab Upaya Puskesmas secara teratur melakukan penilaian
kinerja pengelolaan dan pelaksanaan program dan kegiatan Puskesmas. Pimpinan Puskesmas dan
Penanggungjawab Upaya Puskesmas mempunyai kewajiban untuk melakukan monitoring dan
penilaian terhadap pencapaian kinerja agar program kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
disusun. Elemen Penilaian adalah

• Ada mekanisme untuk melakukan penilaian kinerja yang dilakukan oleh Pimpinan Puskesmas
dan Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan Puskesmas.

• Penilaian kinerja difokuskan untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan program dan kegiatan.

• Pimpinan Puskesmas menetapkan tahapan cakupan program untuk mencapai indikator untuk
mengukur kinerja Puskesmas sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota

• Monitoring dan Penilaian Kinerja dilakukan oleh Pimpinan Puskesmas dan Penanggungjawab
Upaya Puskesmas untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program/ kegiatan.

• Ada tindak lanjut terhadap hasil penilaian kinerja Puskesmas.

3.4.1.1.16 Pengelolaan keuangan pelayanan

Pimpinan Puskesmas dan Penanggungjawab Upaya Puskesmas menunjukkan profesionalisme


dalam mengelola keuangan pelayanan. Anggaran yang tersedia di Puskesmas baik untuk pelayanan di
dalam gedung Puskesmas, maupun untuk pelaksanaan program kegiatan Puskesmas perlu dikelola
dengan baik untuk akuntabilitas dan efisiensi dalam penggunaan anggaran. Elemen Penilaian adalah

• Pimpinan Puskesmas mengikutsertakan Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan pelaksana


dalam pengelolaan anggaran Puskesmas mulai dari perencanaan anggaran, penggunaan
anggaran maupun monitoring penggunaan anggaran

• Ada kejelasan tanggung-jawab pengelola keuangan Puskesmas

• Ada kejelasan mekanisme penggunaan anggaran dalam pelaksanaan program dan kegiatan

• Ada kejelasan pembukuan

• Ada mekanisme untuk melakukan audit penilaian kinerja pengelola keuangan Puskesmas

18
• Ada hasil audit/penilaian kinerja keuangan

3.4.1.1.17 Pengelolaan keuangan Puskesmas sesuai dengan peraturan yang berlaku

Untuk menegakkan akuntabilitas keuangan, maka pengelolaan keuangan Puskesmas perlu


dilakukan secara transparan, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Untuk Puskesmas
yang menerapkan PPK BLUD harus mengikuti peraturan perundangan dalam pengelolaan keuangan
BLUD dan menerapkan Standar Akuntansi Profesi (SAP). Elemen Penilaian adalah

• Ditetapkan Petugas Pengelola Keuangan

• Ada uraian tugas dan tanggung jawab pengelola keuangan.

• Pengelolaan keuangan sesuai dengan standar, peraturan yang berlaku dan rencana anggaran yang
disusun sesuai dengan rencana operasional

• Laporan dan Pertanggung jawaban keuangan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku

• Dilakukan audit terhadap pengelolaan keuangan dan hasilnya ditindak lanjuti

• Pengelolaan Data dan Informasi di Puskesmas (Puskesmas sebagai bank data)

Dalam menjalankan fungsi Puskesmas, harus tersedia data dan informasi di Puskesmas yang
digunakan untuk pengambilan keputusan baik untuk peningkatan pelayanan di Puskesmas maupun
untuk pengambilan keputusan di tingkat kabupaten.

Pengambilan keputusan dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat perlu didukung
oleh ketersediaan data dan informasi. Data dan informasi tersebut digunakan baik untuk pengambilan
keputusan di Puskesmas dalam peningkatan pelayanan maupun pengembangan program-program
kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maupun pengambilan keputusan pada tingkat
kebijakan di Dinas Kesehatan. Data dan informasi tersebut meliputi minimal: data wilayah kerja yang
menjadi tanggung jawab, demografi, budaya dan kebiasaan masyarakat, pola penyakit terbanyak,
surveilans epidemiologi, evaluasi dan pencapaian kinerja pelayanan, evaluasi dan pencapaian kinerja
program, dan data dan informasi lain yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Provinsi dan
Kementerian Kesehatan. (sesuai kebutuhan). Elemen penilaian adalah

• Dilakukan identifikasi data dan informasi yang harus tersedia di Puskesmas

• Tersedia prosedur pengumpulan, penyimpanan, dan retriving (pencarian kembali) data

• Tersedia prosedur analisis data untuk diproses menjadi informasi

19
• Tersedia prosedur pelaporan dan distribusi informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan
dan berhak memperoleh informasi

• Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pengelolaan data dan informasi

3.4.1.1.18 Hak dan Kewajiban Pengguna Puskesmas

Adanya kejelasan hak dan kewajiban pengguna Puskesmas. Hak dan kewajiban pengguna
Puskesmas ditetapkan dan disosialisasikan kepada masyarakat dan semua pihak yang terkait, dan
tercermin dalam kebijakan dan prosedur penyelenggaraan Puskesmas Keberadaan Puskesmas dalam
mengemban misi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat harus berfokus pada pelanggan.
Pengelola dan Pelaksana Puskesmas perlu memahami dan memperhatikan hak dan kewajiban pengguna
Puskesmas dalam penyelenggaraan pelayanan dan pelaksanaan Upaya/Kegiatan Puskesmas. Elemen
Penilaian adalah

• Ada kejelasan hak dan kewajiban pengguna Puskesmas.

• Ada sosialisasi kepada masyarakat dan pihak-pihak yang terkait tentang hak dan kewajiban
mereka.

• Ada kebijakan dan prosedur pemyelenggaraan Puskesmas mencerminkan pemenuhan terhadap


hak dan kewajiban pengguna.

Adanya aturan (code of conduct) yang jelas untuk mengatur perilaku Pimpinan Puskesmas,
Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan Pelaksana dalam proses penyelenggaraan Upaya/Kegiatan
Puskesmas. Aturan tersebut mencerminkan tata nilai, visi, misi, dan tujuan Puskesmas serta tujuan
program kegiatan. Perlu disusun aturan (code of conduct) yang mengatur perilaku Pimpinan Puskesmas,
Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan Pelaksana Upaya/Kegiatan Puskesmas yang sesuai dengan
tata nilai, visi, misi, dan tujuan Puskesmas. Elemen Penilaian adalah

• Ada aturan yang disepakati bersama oleh Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya
Puskesmas dan Pelaksana dalam melaksanakan program dan kegiatan Puskesmas,

• Aturan tersebut sesuai dengan visi, misi, tata nilai, dan tujuan Puskesmas.

3.4.1.1.19 Kontrak pihak ketiga

Jika sebagian kegiatan dikontrakkan kepada pihak ketiga, pengelola menjamin bahwa
penyelenggaraan oleh pihak ketiga memenuhi standar yang ditetapkan. Adanya dokumen kontrak yang
jelas dengan pihak ketiga yang ditanda-tangani oleh pihak ketiga dan pengelola dengan spesifikasi

20
pekerjaan yang jelas dan memenuhi standar yang berlaku. Jika ada kewenangan pada pengelola
Puskesmas untuk mengontrakkan sebagian kegiatan kepada pihak ketiga, maka proses kontrak harus
mengikuti peraturan perundangan yang berlaku, dan menjamin bahwa kegiatan yang dikontrakkan pada
pihak ketiga tersebut dilaksanakan sesuai dengan rencana dan menaati peraturan perundangan yang
berlaku. Elemen Penilaian adalah

• Ada penunjukkan secara jelas petugas pengelola Kontrak /Perjanjian Kerja Sama

• Ada dokumen Kontrak/Perjanjian Kerja Sama yang jelas dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku

• Dalam dokumen Kontrak/Perjanjian Kerja Sama ada kejelasan, kegiatan yang harus dilakukan,
peran dan tanggung jawab masing-masing pihak, personil yang melaksanakan kegiatan,
kualifikasi, indikator dan standar kinerja, masa berlakunya Kontrak/Perjanjian Kerja Sama,
proses kalau terjadi perbedaan pendapat, termasuk bila terjadi pemutusan hubungan kerja

3.4.2. Unit Kesehatan Masyarakat

Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terpadu berbasis wilayah kerja
Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor sesuai dengan analisis kebutuhan
masyarakat, data hasil penilaian kinerja Puskesmas termasuk memperhatikan hasil pelaksanaan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) dancapaian target Standar Pelayanan
Minimal (SPM) daerah Kabupaten/Kota.

3.4.2.1 Kriteria dan Standar UKM

3.4.2.1.1.Perencanaan pelayanan

UKM Puskesmas disusun secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan
lintas program dan lintas sektor sesuai dengan analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, data hasil
penilaian kinerja Puskesmas termasuk memperhatikan hasil pelaksanaan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) dan capaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) daerah
Kabupaten/Kota.
Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap kegiatan UKM dilakukan dengan Survei
Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Desa maupun melalui pertemuan. Pertemuan konsultatif
lainnya dengan masyarakat seperti jajak pendapat, temu muka,survei mawas diri, survei kepuasan
masyarakat dan media lainnya. Pelaksanaan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat mengacu
pada kebijakan dan prosedur yang berlaku. Hasil identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat yang
telah dianalisis dan dibahas bersama lintas program dan lintas sektor dijadikan sebagai dasar dalam
penyusunan RU

21
Data capaian kinerja pelayanan UKM dianalisis dengan memperhatikan hasil pelaksanaan PIS
PK dan SPM dan dibahas dengan LP dan LS sebagai dasar dalam penyusunan RUK UKM Puskesmas.
Kegiatan-kegiatan dalam setiap pelayanan UKM di Puskesmas disusun oleh pelaksana dan koordinator
pelayanan UKM mengacu pada hasil analisis data kinerja dengan memperhatikan data PIS PK, analisis
capaian SPM daerah Kabupaten/Kota, pedoman atau acuan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, maupun Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, dengan
mengutamakan program prioritas nasional.

Dalam standar ini, kata “pelayanan” digunakan untuk menggantikan kata “program”, contoh: Program
Promkes menjadi Pelayanan Promkes.

Elemen Penilaian:

• Dilakukan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat, kelompok masyarakat, keluarga dan
individu yang merupakan sasaran pelayanan UKM sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang
telah ditetapkan. (R,D, W)

• Hasil identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat dianalisis bersama dengan lintas program
dan lintas sektor sebagai bahan untuk pembahasan dalam menyusun rencana kegiatan UKM.
(D,W)

• Data capaian kinerja pelayanan UKM Puskesmas dianalisis bersama lintas program dan lintas
sektor dengan memperhatikan hasil pelaksanaan PIS PK sebagai bahan untuk pembahasan
dalam menyusun rencana kegiatan yang berbasis wilayah kerja. (D,W)

• Tersedia Rencana Usulan Kegiatan (RUK) UKM yang disusun secara terpadu berbasis wilayah
kerja Puskesmas berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, hasil
pembahasan analisis data capaian kinerja pelayanan UKM dengan memperhatikan hasil
pelaksanaan kegiatan PIS PK

Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas memuat kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi
permasalahan kesehatan dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, dimana proses kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan difasilitasi oleh Puskesmas.

Pelaksana kegiatan, koordinator pelayanan, dan penanggung jawab UKM Puskesmas wajib
memfasilitasi kegiatan yang berwawasan kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu,
keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan cara
fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan
kebutuhan potensi dan sosial budaya setempat.

22
Perencanaan pemberdayaan masyarakat terintegrasi dengan Profil Kesehatan Keluarga
(Prokesga) melalui pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK).
Bentuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Posbindu PTM, Posyandu Lansia,
Komunitas Peduli Kesehatan Remaja, Komunitas Peduli HIV/AIDS, Peduli TB, Komunitas peduli
kesehatan ibu dan anak, dan seterusnya dan/atau melalui kegiatan di tatanan-tatanan seperti sekolah,
pesantren, pasar, tempat ibadah dan lain-lain.

Elemen penilaian:

• Terdapat kegiatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat yang dituangkan dalam RUK dan RPK
Puskesmas dan sudah disepakati bersama masyarakat sesuai dengan kebijakan dan prosedur
yang telah ditetapkan. (D, W)

• Terdapat bukti keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, perbaikan dan evaluasi untuk mengatasi masalah kesehatan di
wilayahnya. (D.W)

• Terdapat kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas


yang bersumber dari swadaya masyarakat dan atau kontribusi swasta yang tertuang dalam
rencana kegiatan pelayanan UKM. (D,W)

• Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat. (D)

Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Pelayanan UKM terintegrasi lintas program dan mengacu pada
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas.

• Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terintegrasi lintas program agar efektif
dan efisien serta melalui tahapan perencanaan Puskesmas.

• Penyusunan RPK harus mengacu pada RUK. Jika sebagian kegiatan yang direncanakan dalam
RUK tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan sumber daya, maka dimungkinkan sebagian
kegiatan yang tercantum dalam RUK tidak dituangkan dalam RPK

• RPK pelayanan UKM menggambarkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan kegiatan setiap bulan.

• RPK pelayanan UKM dimungkinkan untuk diubah/ disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan
hasil pemantauan, kebijakan dan kondisi – kondisi sesuai peraturan perundangan-undangan.

• RPK pelayanan UKM dirinci dalam RPK untuk masing-masing pelayanan UKM dan disusun
Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) untuk tiap kegiatan dari masing-masing pelayanan UKM.

23
Elemen Penilaian:

• Tersedia Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) tahunan UKM yang terintegrasi dalam Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) tahunan Puskesmas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (R)

• Tersedia RPK bulanan untuk masing-masing pelayanan UKM yang disusun setiap bulan
dengan kejelasan pelaksana tiap kegiatan. (R)

• Tersedia Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) untuk tiap kegiatan dari masing-masing Pelayanan
UKM sesuai dengan RPK yang disusun (R)

• Dilakukan evaluasi terhadap rencana pelaksanaan pelayanan UKM berdasarkan hasil


pemantauan (D.W)

• Jika terjadi perubahan rencana pelaksanaan pelayanan UKM berdasarkan hasil pemantauan,
kebijakan atau kondisi tertentu maka dilakukan penyesuaian rencana pelaksanaan kegiatan (D)

3.4.3. Usaha Kesehatan Perorangan

Semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan membawa konsekuensi


bagi puskesmas untuk meningkatkan sistem manajemen pelayanan puskesmas yang baik. Oleh sebab
itu puskesmas harus bisa memberikan pelayanan yang berkualitas, cepat dan akurat.

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) hadir di Puskesmas bersinergi dengan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKM) dan Administrasi Manajemen (Admen) untuk mewujudkan pelayanan kesehatan
tingkat pertama sesuai standar, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang baik bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas pada khususnya
dan masyarakat luas pada umumnya.

UKP adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perorangan.

Pelayanan UKP di Puskesmas meliputi :


1. Rawat Jalan
• Pendaftaran
• Pemeriksaan Umum
• Pemeriksaan KIA, KB dan Imunisasi
• Pemeriksaan Gigi dan Mulut
• Konsultasi Gizi
• Konsultasi Psikologi

24
• Konsultasi Kesehatan Lingkungan/Klinik Sanitasi
• Farmasi
• Laboratorium
• Fisioterapi
• Klinik Keperawatan
• Konsultasi Promosi Kesehatan
• Pelayanan Gawat Darurat Terbatas
2. Rawat Inap
• Rawat Inap Umum
• Rawat Inap Persalinan
Sebelum layanan dilaksanakan, pasien/keluarga perlu memperoleh informasi yang jelas tentang
rencana layanan, dan memberikan persetujuan tentang rencana layanan yang akan diberikan, dan jika
diperlukan dituangkan dalam informed consent. Pelaksanaan layanan dipandu dengan standar
pelayanan yang berlaku di Puskesmas, sesuai dengan kemampuan Puskesmas dengan referensi yang
jelas, dan bila memungkinkan berbasis evidens terkini yang tersedia untuk memperoleh outcome klinis
yang optimal. Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, pelaksanaannya harus dicatat dalam rekam
medis pasien.

Rencana layanan ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam bentuk diagnosis.
Dalam menyusun rencana layanan perlu dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang jelas sesuai dengan
kebutuhan pasien atau sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan. Hasil dari pelayanan klinis
tergantung dari ketepatan dalam penyusunan rencana layanan yang sesuai dengan kondisi pasien dan
standar pelayanan klinis.

Rincian kegiatan yang dilakukan UKP untuk meningkatkan mutu layanan klinis :

1.Rapat UKP

Dilakukan 1 bulan sekali untuk membahas masalah dari masing-masing unit pelayanan yang tidak bisa
diselesaikan dalam rapat unit.

2. RCD (Reflektif Case Discussion) Dokter, Bidan, Perawat

Tujuan kegiatan ini adalah untuk membahas kasus yang menarik untuk didiskusikan sesuai dengan
kompetensi profesi masing-masing, dilakukan 1 bulan sekali

3. Pelatihan BHD Tim Gawat Darurat

Tujuan kegiatan ini adalah untuk melatih ulang seluruh petugas untuk dapat melakukan Bantuan Hidup
Dasar (BHD). Tim Gawat Daurat menjadi koordinator kegiatan ini.

25
4. Bimtek UKP

Dilakukan 2 kali dalam setahun dengan mengundang narasumber ahli dengan topik yang dipilih sesuai
dengan kebutuhan.

UKP di Puskesmas berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan yang berkesinambungan untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Karena upaya peningkatan mutu klinis, dan
keselamatan pasien menjadi tanggung jawab seluruh petugas klinis yang memberikan asuhan kepada
pasien, maka diharapkan petugas klinis berperan aktif dalam proses peningkatan mutu layanan klinis
dan upaya keselamatan pasien, mulai dari perencanaan, monitoring, evaluasi mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien.

3.4.4 Program Prioritas Nasional (PPN)

Program Prioritas Nasional (PPN) bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan
pelayanan kesehatan dasar (promary health care) dan peningkatan upaya promotif dan
preventif serta didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi. PPN memiliki standar
diantaranya adalah:

3.4.4.1 Pencegahan dan penurunan stunting

Puskesmas melaksanakan pencegahan dan penurunan stunting beserta pemantauan dan


evaluasinya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Pencegahan dan penurunan
stunting direncanakan, dilaksanakan, dipantau, dan dievaluasi dengan melibatkan lintas
program, lintas sektor, dan pemberdayaan masyarakat.

Pencegahan dan penurunan angka stunting merupakan salah satu prorgram pemerintah
yang bertujuan agar anak - anak Indonesia tumbuh dan berkembang secara optimal dan
maksimal disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar serta
berinovasi dan berkompetensi. Dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting dilakukan
Upaya-upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan layanan dan cakupan intervensi gizi

26
sensitifi (lintas sektor) dan intervensi gizi spesifik (lintas program) sesuai dengan pedoman
yang ada.

Upaya pencegahan dan penurunan angka stunting dapat dilaksanakan melalui serangkaian
kegiatan, yaitu:

• Penetapan target indikator program stunting disertai analisis dan capaiannya


• Penetapan program pencegahan dan penurunan stunting
• Pelaksanaan kegiatan intervensi gizi spesifik dan sensitif dikoordinasikan dan
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun bersama lintas program dan lintas
sektor sesuai dengan kebijakan, pedoman, prosedur, dan kerangka acuan yang telah
ditetapkan
• Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut terhadap program pencegahan dan
penurunan stunting
• Pencatatan dan pelaporan

3.4.4.2 Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu


bersalin, pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan, pelayanan kesehatan bayi baru lahir
beserta pemantauan dan evaluasinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

27
Upaya pelayanan kesehatan pada ibu hamil dilaksanakan terintegrasi dengan lintas
program dalam rangka menurunkan AKI dan AKB. Pelayanan kesehatan ibu bersalin adalah
serangkaian kegiatan yang ditujukan kepada ibu sejak dimulainya persalinan hingga 6 jam
sesudah melahirkan. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dilakukan melalui pelayanan
kesehatan neonatal esensial sesuai standar, pelayanan kesehatan neonatal esensial dilakukan
pada umum 0-28 hari.

Puskesmas melakukan penggukuran terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan


dan dilakukan analisis capaian. Analisis capaian indikator dilakukan dengan metode analisis
sesuai dengan pedoman. Rencana program penurunan AKI dan AKB disusun dengan
mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan analisis AKI dan AKB di wilayah
kerja puskesmas dengan melibatkan lintas program yang terintegrasi dengan RUK dan RPK
pelayanan UKM dan UKP.

3.4.4.3 Peningkatan cakupan dan mutu imunisasi

Puskesmas melaksanakan program imunisasi sesuai dengan ketentuan perundangan


yang berlaku. Program imunisasi direncanakan, dilaksanakan, dipantau, dan dievaluasi dalam
upaya peningkatan capaian cakupan dan mutu imunisasi.

Puskesmas melakukan pengelolaan rantai dingin vaksin (cold chain vaccines) sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan. Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator
kinerja yang telah ditetapkan dan disertai dengan analisa capaian. Analisa capaian indikator
dilakukan dengan metode analisa sesuai dengan pedoman, misal dengan merujuk pada analisis
situasi yang terdapat didalam buku pedoman manajemen Puskesmas. Pencacatan dan
pelaporan prorgam imunisasi dilaksanakan secara akurat dengan susiai dan format
laporan yang telah ditetapkan meliputi cakupan undikator kinerja imunisasi, stok dan
pemakaian vaksin dan logis lainnya, kondisi peralatan rantai vaksim dan KIPI. Pemantauan
dan evaluasi dilaksanakan secara berkala, berkesinambungan, berjenjang, dan dilakukan
analisa serta rencana tindak lanjut perbaikan program imuniusasi.

28
3.4.4.4 Program penanggulangan tuberkolosis

Tuberkolosis merupakan permasalahan penyakit menular global maupun nasional.


Upaya untuk penanggulangan penularan tuberkolosis merupakan salah satu program prioritas
nasional di bidang kesehatan. Puskesmas memberikan pelayanan kepada pengguna layanan TB
mulai dari penemuan kasus TB kepada orang orang yang terduga TB, penegakan diagnosis,
penetapan klasifikasi dan tipe pengguna layanan TB, tata laksana kasus terdiri dari pengobatan
pengguna layanan beserta pemantauan dan evaluasinya untuk memutus mata rantai penularan.
Pemerintah sedang mencanangkan program untuk mengeliminasi TB pada tahun 2030.

Rencana program penanggulangan tiberkolosis disusun dengan mengutamakan upaya promotif


dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah pengendalian tuberkolosis di wilayah kerja
puskesmas dengan melibatkan lintas program yang terintegrasi dengan RUK dan RPK
pelayanan UKM dan UKP.

3.4.4.5 Pengendalian penyakit tidak menular dan faktor risikonya

Puskesmas melaksanakan pengendalian penyakit tidak menular utama yang meliputi


hipertensi, diabetes melitus, kanker payudara dan leher rahim, pengguna layanan rujuk balik
(PRB) penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit katastropik lainya sesuai dengan
kompetensi di tingkat primer serta penanganan risiko PTM. Meningkatkan faktor risiko dan
penyakit tidak menular berdampak pada terjadinya peningkatan angka mordibitas, mortalitas,
dan disabilitas namun juga berdampak kehilangan produktivitas yang berdampak pada beban
ekonomi baik tingkat individu, keluarga, dan masyarakat

Upaya pengendalian penyakit tidak menular dilakukan melalui berbagai kegiatan


promotif dan prevemtif tanpa mengesampingkan tindakan kuratif dan rehabilitatif. Deteksi dini
(screening) perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus PTM. Dalam upaya
pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular antara lain: pola makan tidak sehat, kurang
aktivitas, merokok, dan faktor risiko lainnya, dilakukan secara integrasi melalui pendekatan
keluarga dengan Germas.

3.4.5 Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)

Indikator mutu Prioritas Puskesmas (IMPP) adalah indikator mutu yang ditetapkan
berdasarkan area prioritas untuk perbaikan mutu sesuai prioritas masalah di wilayah kerja
puskesmas. Kepala Puskesmas menetapkan program peningkatan mutu dan tim atau petugas
yang diberi tanggung jawab untuk peningkatan mutu, keselamatan pasien, manajemen risiko,
dan memmenuhu persyaratan kompetensi. Dilakukan pengawasan, penilaian, tindak lanjut dan

29
upaya perbaikan yang berkesinambungan terhadap pelaksanaan program peningkatan mutu,
keselatan pasien, dan program manajemen risiko.

3.4.5.1 Penerbitan Regulasi

Kepala puskesmas dan tim yang diberi tanggung jawab untuk peningkatan mutu
keseselamatan pasien berkomitmen untuk membudayakan peningkatan mutu secara
berkesinambungan melalui pengelolaan indikator dan pembuatan regulasi. Penetapan area
prioritas puskesmas untuk perbaikan mutu sesuai dengan prioritas wilayan kerja puskesmas.

Indikator mutu yang sudah tercapai dan dapat dipertahankan selama tahun berjalan dapat
diganti dengan indikator mutu yang baru. Indikator mutu yang belum mencapai target dapat
menjadi prioritas untuk tahun berikutnya. Hasil pemantauan dilakukan penilaian kesesuaian
dengan targen untuk disusun RTL perbaikan mutu pada pertemuan Loka Karya Mini (Lokmin).

Regulasi yang dapat dibuat untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan antara
lain:

• SK tentang penerapan kewaspadaan standar


• KAK Program PPI
• SOP Kebersihan tangan
• SOP Penggunaan APD
• SOP Penyuntukan yang aman
• SOP Penggunaan peralatan perawatan pasien
• SOP Pengendalian kesehatan lingkungan
• SOP Penanganan limbah infeksius dan non infeksius (meliputi benda tajam dan jarum,
darah, dan komponen darah
• SOP Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen laundry
• SOP Kesehatan karyawan dan perlindungan petugas kesehatan
• SOP Penempatan pasien
• SOP Hygine respirasi (etika batuk)
• SOP Tertusuk jarum

3.4.5.2 Analisis Data

Analisis dan validasi dilakukan untuk mengkaji hasil pengumpulan indikator mutu
sebagai informasi yang menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk
upaya peningkatan mutu puskesmas. Analisis data dapat dilakukan dengan membandingkan
data - data Puskesmas melalui kaji banding dalam emoat hal, yaitu:

30
• Melihat kecenderungan (trend)
• Membandingkan dengan Puskesmas lain
• Membandingkan dengan standar
• Membandingkan dengan praktik yang diinginkan dalam literatur (best practiceI)

3.4.5.3 Kajian Risiko

Risiko dalam penyelenggaran berbagai upaya Puskesmas terhadap layanan, keluarga,


masyarakat, petugas, dan lingkungan yang telah diidentifikasi. Progrm Manajemen Risiko (MR)
berisikan strategi dan kegoatan untuk mereduksi atau langkah mitigasi risiko yang disusun setiap
tahun dan terintegrasi dalam perencanaan puskesmas.

Pelaksanaan program manajemen risiko terdiri dari proses manajemen risiko berupa
identifikasi, analisis, penatalaksanaan risiko, dan monitor perbaikan untuk menentukan strategi
reduksi dan mitigasi risiko. Satu alat analisis proaktif terhadap proses kritis dan berisiko tinggi
adalah failure mode effect analysis *analisis efek modus kegagalan) untuk menganalisis minimal
satu proses kritis atau berisiko tinggi yang dipilih setiap tahun.

3.4.5.4 Evaluasi dan Pelaporan

Evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari jadwal kegiatan yang sudah
ditetapkan. Jadwal tersebut akan dievaluasi setiap beberapa bulan sekali sehingga dapat diketahui
jika ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal maka dapat segera diperbaiki sehingga
tidak mengganggu program secara kesulurhan. Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan
hasil pelaksanaan kegiatan tersebut. Hal yang harus ditulis dalam laporan adalah program yang
telah dilaksanakan, capaian, kendala, dan langkah perbaikan.

3.5 Surveilans

3.5.1 Dasar hukum:


1. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular
2. Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonomi
4. SK Menkes No.30 Tahun 2000 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Depkes

3.5.2 Surveilans Epid


Puskesmas melakukan Sebuah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus
Guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien
untuk memperoleh dan memberikan informasi, data, dan informasi tentang kejadian penyakit
atau masalah kesehatan dan kondisi serta melakukam observasi/ pengamatan terus menerus
terhadap orang yang diduga sakit (pengawasan medis) .

31
3.5.2.1 Tujuan Puskesmas melakukan Surveilans
• Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan faktor risikonya
serta masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sebagai
bahan pengambilan keputusan.
• Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/Wabah
• Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya KLB/ Wabah
dan dampaknya
• Dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang berkepentingan sesuai
dengan pertimbangan kesehatan.
3.5.2.2 Kegunaan surveilans
• Mengamati kecenderungan dan memperkirakan besar masalah kesehatan
• Mendeteksi serta memprediksi adanya KLB
• Mengamati kemajuan suatu program pencegahan dan pemberantasan penyakit yang
dilakukan
• Memperkirakan dampak program intervensi yang ada
• Mengevaluasi program intervensi
• Mempermudah perencanaan program pemberantasan
3.5.2.2 Jejaring Surveilans Epid
• Unit surveilans dengan yankes, laboratorium, dan unit penunjang lainnya
• Unit surveilans dengan Puslit/kajian/program intervensi kesehatan lainnya
• Antara Kab/Kota, Provinsi, dan Pusat
• Berbagai Sektor terkait Nasional, Bilateral, Regional dan Internasional

32
3.5.2.3 Indikator kinerja surveilans
Berikut ini merupakan beberapa indikator kinerja yang harus memenuhi surveilans di
puskesmas:
• Kelengkapan Laporan ke DKK (90%)
• Ketepatan Laporan ke DKK (80%)
• Kecepatan Pelaporan ( 1 x 24 jam)
3.5.3 SKDR
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon adalah suatu sistem yang dapat memantau
perkembangan trend suatu penyakit menular potensial KLB/wabah dari waktu ke waktu dan
memberikan sinyal peringatan kepada pengelola program bila kasus tersebut melebihi nilai
ambang batasnya sehingga mendorong program untuk melakukan respons.
3.5.3.1 Pengertian KLB, Wabah, dan Penyelidikan Epidemiologi
• KLB (Peraturan Menteri Kesehatan RI, No.1501/MENKES/PER/X/2010)
Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/ kematian yang bermakna secara
epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
• Wabah (UU No.4/1984)
Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata.
• Penyelidikan Epidemiologi
Suatu tindakan atau kegiatan penyelidikan yang dilakukan segera setelah mengetahui
adanya laporan KLB berdasarkan waktu, tempat dan orang. Penyelidikan
epidemiologi dapat pula dilakukan setelah KLB berakhir.

3.5.3.2 Kriteria KLB


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1501/MENKES/PER/X/2010
• Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih
dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya
• Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau
lebih dibanding dengan angka rata-rata perbulan dari tahun sebelumnya
• Case fatality rate suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukkan
kenaikan 50% atau lebih, dibanding dengan CFR dari periode sebelumnya
• Timbulnya suatu penyakit/ menular yang sebelumnya tidak ada/ tidak dikenal di suatu
daerah, seperti difteri, AFP, Avian Influenza, TN, Flu baru H1N1, kolera

33
• Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu, bulan
• Peningkatan kejadian penyakit/ kematian, 2 kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun)
• Proportional rate (PR) penderita dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikan dua
atau lebih dibanding periode, kurun waktu atau tahun sebelumnya
• Kriteria Khusus, contoh KLB Campak atau Rubella jika ditemukan 5 kasus campak
klinis dalam kurun waktu 4 minggu berturut-turut di suatu wilayah yg memiliki
hubungan epidemiologis dan minimal 2 diantaranya positif campak/rubella secara
laboratorium
• Beberapa penyakit, seperti keracunan pangan, menetapkan 2 kasus atau lebih sebagai
KLB (sesuai dengan PP Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan Pangan) Keracunan
makanan, Keracunan pestisida.

3.5.3.3 Penyakit Menular yang Berpotensi Wabah

Permenkes 1501 Tahun 2010 menuraikan bahwa terdapat 17 Penyakit Menular yang berpotensi
wabah yaitu Kolera, Pes, DBD, Campak, Polio, Difteri, Pertusis, Rabies, Malaria, Avian
Influenza H5N1, Antraks, Leptospirosis, Hepatitis, Influenza A (H1N1), Meningitis, Demam
Kuning dan Chikungunya.

3.5.3.4 Tujuan Khusus Penyelidikan KLB

Investigasi atau penyelidikan KLB (Kejadian Luar Biasa)/wabah adalah suatu kegiatan
untuk memastikan adanya KLB/wabah, mengetahui penyebab, mengetahui cara penyebaran,
mengetahui faktor risiko dan menetapkan program penanggulangan KLB.

3.5.3.5 Langkah-langkah penyelidikan epidemiologi (KLB)

1.Kemampuan pengetahuan tentang epidemiologi penyakit yang dicurigai literatur terkait,


konsultan terkait, Pembentukan dan konsultasi team (peran masingmasing petugas yang
turun ke lapangan).
2. Memastikan adanya KLB/wabah
• Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah secara bermakna melampaui jumlah
yang biasa

34
• Dilakukan dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlahnya beberapa
minggu atau bulan sebelumnya,
• Atau dengan jumlah yang ada pada periode waktu yang sama di tahun-tahun sebelumnya
3. Memastikan Diagnosis
• Definisi Kasus Harus Jelas
• Pemeriksaan Klinis
• Tanda dan gejala dibuat tabelnya
• Pemeriksaan Lab Serologis, antigen, biakan; Rontgen
4. Menggambarkan karakteristik KLB Menunjukkan waktunya kapan, tempat distribusi
geografis. Gambaran Variabel Menurut Orang
Kasus penyakit spesifik menyerang kelompok tertentu.
5. Mengidentifikasi Sumber penyebab penyakit dan cara penularannya Dugaan dibuat
berdasarkan data dan literatur dugaan yang logis, membandingkan kasus yang terpapar
dengan yang tidak terpapar penyebab penyakit.
6. Mengidentifikasi Populasi yang Mempunyai Peningkatan Resiko Infeksi
7. Tindakan Pencegahan & Penanggulangan
8. Laporan Penanggulangan KLB

3.5.3.6 Alasan Penyelidikan KLB oleh Pusat


• Permintaan daerah
• Luas wilayah & border area kab/prov
• Lama periode klb
• Alasan politis (keresahan masyarakat, dsb
• Alasan epidemiologis (penyakit baru, etiologi tidak jelas, dsb)
• Komitmen global (polio, campak, tn)

(Formulir pelacakan kasus AFP)

35
(Formulir PE Difteri)

36
(Format PE DBD)

37
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Kesimpulan

4.1.1 Dalam proses Manajamen Puskesmas, bagian tersulit ada di proses P2 dan P3.
Karena selama proses tersebut, sering berbenturan dengan kebiasaan dan pola
fikir masyarakat.
4.1.2 Kurangnya kader dan tokoh masyarakat akan lebih mempersulit pelaksanaan
program.
4.1.3 Banyak masyarakat beranggapan bahwa tidak perlu memeriksakan kesehatan
selagi belum sakit sehingga sulit untuk melakukan deteksi dini dan skrining risiko
4.1.4 Banyak masyarakat yang lebih memilik untuk pergi bekerja dari pada datang ke
program.
4.1.5 Puskesmas Ngluwar berada di zona rawan bencana (gunung berapi)
4.1.6 Beberapa masalah yang rutin diinput pada SKDR antara lain: TB, Pandemi
COVID-19, Bencana gunung berapi, angin puting beliung, DBD, dan
Cikunghunya.

4.2 Rekomendasi
4.2.1 Melakukan proses manajemen Puskesmas sesuai dengan siklus (P1, P2, dan P3) &
Advokasi kegiatan Lintas Sektor terutama pada kegiatan SMD, MMD,
Musrenbang kelurahan dan kecamatan untuk bisa mengusulkan dan
mensosialisasikan kegiatan Puskesmas.
4.2.2 Diperlukan komitmen lintas sektor untuk memecahkan kendala dan masalah yang
terjadi selama pelaksanaan program.
4.2.3 Diperlukan kerjasama dengan tokoh masyarakat sebagai upaya pendekatan kepada
masyarakat agar pelaksanaan program dapat lebih diterima masyarakat
4.2.4 Diperlukan pelatihan kader rutin untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan kader demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
4.2.5 Perlu dikembangkan Tim Gerak Cepat (TGC) Puskesmas Ngluwar.

38

Anda mungkin juga menyukai