Laporan PKL Tugsus KLP 2 Tugsus Ang 2 2023
Laporan PKL Tugsus KLP 2 Tugsus Ang 2 2023
Laporan PKL Tugsus KLP 2 Tugsus Ang 2 2023
KELOMPOK 2
Anggota:
1. drg. Ismiratul Maulida
2. drg. Jihad Randika Basra
3. dr. Kadek Santi Pradnyani
4. drg. Lucyana Steyfani Angwirawan
5. drg. Masagus Hardadi
6. drg. Mouzna
7. drg. Muhammad Farhan
8. Muhammad Halim, A.Md.Kes
9. drg. Nahda Nafilah
10. apt. Nazariah, S. Farm
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan ini.
Telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan kami ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan kami ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 1
1.3 Sasaran ................................................................................................................ 1
1.4 Waktu dan tempat ................................................................................................ 1
BAB II PROSES KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ............................. 2
2.1 Tahap Persiapan ................................................................................................. 2
2.2 . Tahap Pelaksanaan ............................................................................................. 2
2.3 . Tahap Penyusunan Laporan Praktik Lapangan ................................................... 2
2.4 . Tahap Presentasi Hasil Praktik Lapangan ........................................................... 2
BAB III HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN ..................................................... 3
3.1 Profil Puskesmas, Gambaran umum dan Wilayah Kerja .................................... 3
3.2 Situasi Derajat Kesehatan ................................................................................... 3
3.3 Manajemen Puskesmas ...................................................................................... 5
3.4 Akreditasi ........................................................................................................... 9
3.5 Surveilans........................................................................................................... 31
BAB IV KENDALA DAN REKOMENDASI ............................................................. 38
4.1 Kendala ................................................................................................................ 38
4.2 Rekomendasi ........................................................................................................ 38
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah selesai melakukan praktik lapangan, peserta mendapatkan pengalaman
nyata tentang penerapan manajemen puskesmas, akreditasi puskesmas, surveilans
penyakit, dan kebijakan dalam program promosi kesehatan sebagai satu pengalaman
yang didapat dari proses pelatihan pembekalan penugasan khusus tenaga kesehatan.
1.3 Sasaran
Peserta penugasan khusus individu kelompok 2.
1
BAB II
PROSES KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Waktu pelaksanaan praktik kerja lapangan pada pelatihan ini dilaksanakan setelah
seluruh materi disampaikan, dan dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, tahap penyusunan laporan dan tahap presentasi hasil laporan melalui seminar
praktik lapangan sebagai berikut:
2
BAB III
HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
3.1.3 Data Wilayah Kerja (jumlah desa dan pemetaan wilayah kerja)
• Wilayah kerja Puskesmas Ngluwar meliputi 8 desa yaitu Desa Ngluwar, Somokaton,
Pakunden, Bligo, Karangtalun, Jamus Kauman, Plosogede dan Blongkeng
• Luas wilayah kerja Puskesmas Ngluwar 22,44 Km2 yang terdiri dari dataran rendah
berbatasan dengan wilayah :
Batas Barat : Kecamatan Muntilan dan Kabupaten Kulon Progo
Batas Timur : Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman
Batas Utara : Kecamatan Salam Kabupaten Magelang
Batas Selatan : Kecamatan Minggir Kabupaten sleman
• Termasuk kategori Puskesmas Pedesaan
3.1.4 Sarana Prasarana
• Gedung 2 lantai, Ruang Pelayanan di lantai 1
• Peralatan
• Pustu ada 3 vaitu Pustu Blongkeng, Pustu Plosogede, dan Pustu Bligo
• PKD ada 6 yaitu : PKD Somokaton, PKD Pakunden, PKD Bligo, PKD Jamuskauman,
PKD Blongkeng, PKD Karangtalun
3
angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian balita per 1.000 kelahiran
hidup dan amgka kematian ibu per 100.000 kelahiran.
3.2.1 Kesehatan Keluarga
Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini ada hal berikut harus diadakan atau
dikembangkan, yaitu:
1. Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.
Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut. Profil kesehatan
keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family folder, yang merupakan sarana untuk
merekam (menyimpan) data keluarga dan data individu anggota keluarga. Data keluarga
meliputi komponen rumah sehat (akses/ ketersediaan air bersih dan akses/penggunaan jamban
sehat). Data individu anggota keluarga mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis
kelamin, pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi individu yang terkena penyakit (hipertensi,
tuberkulosis, dan gangguan jiwa) dan perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-
lain.
4
Petugas sanitasi puskesmas melakukan pemeriksaan terhadap tempat yang mungkin
menjadi perindukan nyamuk.
5. Konsultasi kesling klinik sanitasi
Pemberian konsultasi gratis kepada masyarakat/pasien yang menderita penyakit yang
berhubungan dengan lingkungan seperti; diare, kecacingan, penyakit kulit, TB Paru, dan
lainnya.
5
• Analisa Masalah Dari Sisi Pandang Masyarakat
Masalah Sasaaran Perilaku Saat Ini Perilaku Yang Potensi Dimiliki
Kesehatan Kajian Perilaku Di Harapkan
Prioritas
Usia Produktif Sasaran Primer Masyarakat Pada Kegiatan Kader Posbindu
Kurang Usia Produktif Posbindu
Melakukan Memiliki Berjalan Optimal,
Skrinning Pemahaman Sasaran Dapat
Kesehatan Bahwa Kesehatan Mengakses
Tidak Menjadi Pelayanan
Prioritas Utama Posbindu Yang
Ada
Sasaran Masyarakat Tidak Kesadaran Pendidikan
Sekunder Mau Hadir Dalam Masyarakat Akan
Skrinning Pentingnya
Kesehatan Skrinning
Kesehatan
Sasaran Tersier Pengetahuan Pengetahuan Pendidikan
Masyarakat Masyarakat
Tentang Tentang
Kesehatan Masih Kesehatan Ptm
Kurang Meningkat
6
• Tabel Pemecahan Masalah
No Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Pemecahan Keterangan
Masalah Masalah Terpilih
1. 14% Balita tidak Kurangnya Penyuluhan mengenai Penyuluhan
dipantau pertumbuhan dukungan dari tumbuh kembang balita mengenai tumbuh
dan perkembangan di keluarga dan warga kembang balita
wilayah puskesmas
ngluwar tahun 2022
7
dilaksanakan melalui Lokakarya mini Bulanan Puskesmas yang menghasilkan perencanaan
ulang. Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas diselenggarakan dalam 2 (dua) tahap yaitu:
3.3.3 P3
Pengawasan, Pengendalian Dan Penilaian Kinerja (P3)
a. Pengawasan :
1. Pengawasan Internal (Kapus, PJ, Audit internal)
2. Pengawasan Eksternal (Dinkes. instansi lain, masyarakat)
b. Pengendalian
1. Dilakukan secara terus menerus
2. Tidak sesuai → Upaya perbaikan
c. Penilaian Kinerja :
1. Cakupan pelayanan kesehatan (UKM ess,Pengembangan dan UKP)
2. Pelaksanaan Manajemen Puskesmas
• M.Sumber daya
• M. Keuangan
• M. Program
8
• M. Datin
• Mutu pelayanan Puskesmas
3.4 Akreditasi
3.4.1 Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas
3.4.1.1 Tata kelola sarana Puskesmas
Persyaratan Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. Puskesmas harus
memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruang, prasarana, peralatan, dan ketenagaan.
3.4.1.1.1 Lokasi pendirian Puskesmas harus sesuai dengan tata ruang daerah
Analisis yang mempertimbangan tata ruang daerah dan rasio ketersediaan pelayanan kesehatan
dan jumlah penduduk dituangkan dalam rencana strategik atau rencana pembangunan
Puskesmas.Elemen penilaiannya adalah
• Dilakukan analisis terhadap pendirian Puskesmas yang mempertimbangkan tata ruang daerah dan
rasio jumlah penduduk dan ketersediaan pelayanan kesehatan.
Bangunan Puskesmas bersifat permanen dan tidak bergabung dengan tempat tinggal atau unit
kerja yang lain. Bangunan harus memenuhi persyaratan lingkungan sehat.
Untuk menghindari gangguan dan dampak keberadaan Puskesmas terhadap lingkungan dan
kepedulian terhadap lingkungan, maka pendirian Puskesmas perlu didirikan di atas bangunan yang
permanen dan tidak bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja yang lain. Yang dimaksud unit
kerja yang lain adalah unit kerja yang tidak ada kaitan langsung dengan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan. Elemen Penilaiannya adalah
• Puskesmas tidak bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja yang lain.
9
3.4.1.1.3 Bangunan Puskesmas memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan, dan kemudahan dalam
pelayanan kesehatan, dengan ketersediaan ruangan sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan yang
disediakan.
Ketersediaan ruang untuk pelayanan harus sesuai dengan jenis pelayanan kesehatan yang disediakan
oleh Puskesmas. Ruangan yang minimal harus tersedia adalah: ruang pendaftaran dan ruang tunggu,
ruang administrasi, ruang pemeriksaan, ruang konsultasi doker, ruang tindakan, ruang farmasi, ruang
ASI, kamar mandi dan WC, dan ruang lain sesuai kebutuhan pelayanan. Pengaturan ruangan
memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan untuk
memudahkan pasien/keluarga pasien untuk akses yang mudah termasuk memberi kemudahan pada
penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut, demikian juga memperhatikan keamanan dan
kemudahan bagi petugas dalam memberikan pelayanan. Eemen penilaiannya adalah
• Pengaturan ruang mengakomodasi kepentingan penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia
lanjut
Prasarana Puskesmas tersedia, terpelihara, dan berfungsi dengan baik untuk menunjang akses,
keamanan, kelancaran dalam memberikan pelayanan sesuai dengan pelayanan yang disediakan. Untuk
kelancaran dalam memberikan pelayanan dan manjamin kesinambungan pelayanan maka Puskesmas
harus dilengkapi dengan prasarana yang dipersyaratkan
Prasarana yang dipersyaratkan tersebut meliputi: sumber air bersih, instalasi sanitasi, instalasi
listrik, sistem tata udara, sistem pencahayaan, pencegahan dan penanggulangan kebakaran, kendaraan
Puskesmas Keliling, pagar, selasar, rumah dinas tenaga kesehatan, dan prasarana lain sesuai dengan
kebutuhan. Prasarana klinis tersebut harus dipelihara dan berfungsi dengan baik. Elemen Penilaiannya
adalah
10
3.4.1.1.5 Persyaratan Peralatan Puskesmas
Peralatan medis dan non medis tersedia, terpelihara, dan berfungsi dengan baik untuk menunjang
akses, keamanan, kelancaran dalam memberikan pelayanan sesuai dengan pelayanan yang disediakan.
Untuk kelancaran dalam memberikan pelayanan dan manjamin kesinambungan pelayanan maka
Puskesmas harus dilengkapi dengan peralatan medis dan non medis klinis sesuai dengan jenis pelayanan
yang disediakan. Agar pelayanan diberikan dengan aman dan bermutu, maka peralatan medis dan non
medis tersebut dipelihara dan berfungsi dengan baik, dan dikalibrasi untuk alat-alat ukur yang
digunakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Peralatan yang memerlukan perijinan
harus memiliki ijin yang berlaku. Elemen Penilaiannya adalah
• Tersedia peralatan medis dan non medis sesuai jenis pelayanan yang disediakan
• Dilakukan pemeliharaan yang terjadual terhadap peralatan medis dan non medis
• Dilakukan kalibrasi untuk peralatan medis dan non medis yang perlu dikalibrasi
• Peralatan medis dan non medis yang memerlukan ijin memiliki ijin yang berlaku
Puskesmas harus memenuhi jenis dan jumlah ketenagaan yang dipersyaratkan dalam peraturan
perundangan. Kepala Puskesmas adalah tenaga kesehatan yang kompeten sesuai dengan peraturan
perundangan. Agar Puskesmas dikelola dengan baik, efektif dan efisien, maka harus dipimpin oleh
tenaga kesehatan yang kompeten untuk mengelola fasilitas tersebut.Elemen Penilaian adalah
• Terdapat bukti pemenuhan persyaratan penanggung jawab sesuai dengan yang ditetapkan.
Tersedia tenaga medis, tenaga kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan sesuai dengan
kebutuhan dan jenis pelayanan yang disediakan. Agar Puskesmas dapat memberikan pelayanan yang
optimal dan aman bagi pasien dan masyarakat yang dilayani perlu dilakukan analisis kebutuhan tenaga
11
dan diupayakan untuk memenuhi ketersedian tenaga baik jenis dan jumlah dan memenuhi persyaratan
kompetensi. Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus mempunyai Surat Tanda Registrasi
(STR), dan atau Surat Ijin Praktik (SIP) sesuai ketentuan perundang-undangan.Elemen Penilaian adalah
• Dilakukan analisis kebutuhan tenaga sesuai dengan kebutuhan dan pelayanan yang disediakan
• Dilakukan upaya untuk pemenuhan kebutuhan tenaga sesuai dengan yang dipersyaratkan
• Ada kejelasan uraian tugas untuk setiap tenaga yang bekerja di Puskesmas
• Persyaratan perijinan untuk tenaga medis, keperawatan, dan tenaga kesehatan yang lain
dipenuhi
Pengelola Puskesmas menjamin efektivitas dan efisiensi dalam mengelola program dan kegiatan
sejalan dengan tata nilai, visi, misi, tujuan, tugas pokok dan fungsi Puskesmas,
Struktur organisasi ditetapkan dengan kejelasan tugas dan tanggung jawab, ada alur kewenangan
dan komunikasi, kerjasama, dan keterkaitan dengan pengelola yang lain. Dalam mengemban tugas
pokok dan fungsi, perlu disusun pengorganisasian yang jelas di Puskesmas, sehingga setiap karyawan
yang memegang posisi baik pimpinan, Penanggungjawab maupun pelaksana akan melakukan tugas
sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangan yang diberikan.Elemen Penilaian adalah
• Ada struktur organisasi Puskesmas yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten.
• Ditetapkan alur komunikasi dan koordinasi pada posisi-posisi yang ada pada struktur
3.4.1.1.9 Kejelasan tugas, peran, dan tanggung jawab pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab dan
karyawan.
Dengan adanya uraian tugas, tangggung jawab, dan kewenangan, pimpinan Puskesmas,
Penanggungjawab Program/Upaya Puskesmas dan pelaksana kegiatan Puskesmas akan dapat
melakukan pekerjaan dengan tepat, efektif dan efisien.Elemen Penilaian adalah
• Ada uraian tugas, tanggung jawab dan kewenangan yang berkait dengan struktur organisasi
Puskesmas
12
• Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas, dan karyawan memahami tugas,
tanggung jawab dan peran dalam penyelenggaraan Program/Upaya Puskesmas.
3.4.1.1.10 Struktur organisasi pengelola dikaji ulang secara reguler dan kalau perlu dilakukan
perubahan. Evaluasi terhadap struktur perlu dilakukan secara periodik untuk menyempurnakan struktur
yang ada agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan.Elemen Penilaian adalah
3.4.1.1.11 Pengelola dan pelaksana Puskesmas memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan dan
ada rencana pengembangan sesuai dengan standar yang telah ditentukan
Kinerja Puskesmas hanya dapat dicapai secara optimal jika dilakukan oleh SDM yang kompeten
baik pengelola, Penanggungjawab program maupun pelaksana kegiatan. Pola Ketenagaan Puskesmas
perlu disusun berdasarkan kebutuhan dan/atau beban kerja. Elemen Penilaian adalah
• Ada rencana pengembangan pengelola Puskesmas dan karyawan sesuai dengan standar
kompetensi.
• Ada dokumen bukti kompetensi dan hasil pengembangan pengelola dan pelaksana pelayanan
• Ada evaluasi penerapan hasil pelatihan terhadap pengelola dan pelaksana pelayanan
3.4.1.1.12 Karyawan baru harus mengikuti orientasi supaya memahami tugas pokok dan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Karyawan wajib mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan yang
dipersyaratkan untuk menunjang keberhasilan Upaya Puskesmas.
Agar memahami tugas, peran, dan tanggung jawab, karyawan baru baik yang diposisikan sebagai
Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas maupun Pelaksana kegiatan harus
mengikuti orientasi dan pelatihan yang dipersyaratkan. Elemen Penilaian adalah
13
• Ada ketetapan persyaratan bagi Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya Puskesmas
dan Pelaksana kegiatan yang baru untuk mengikuti orientasi dan pelatihan.
• Ada kegiatan pelatihan orientasi bagi karyawan baru baik Pimpinan Puskesmas,
Penanggungjawab Upaya Puskesmas, maupun Pelaksana kegiatan dan tersedia kurikulum
pelatihan orientasi.
Pimpinan Puskesmas menetapkan visi, misi, tujuan, dan tata nilai dalam penyelenggaraan
Puskesmas yang dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait dan kepada pengguna pelayanan
dan masyarakat. Kegiatan penyelenggaraan Puskesmas harus dipandu oleh visi, misi, tujuan dan tata
nilai yang ditetapkan oleh Pimpinan Puskesmas agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Setiap
karyawan diharapkan memahami visi, misi, tujuan dan tata nilai, dan diterapkan dalam kegiatan
penyelenggaraan Puskesmas. Elemen Penilaian adalah
• Ada kejelasan visi, misi, tujuan, dan tata nilai Puskesmas yang menjadi acuan dalam
penyelenggaraan pelayanan, Upaya/Kegiatan Puskesmas
• Ada mekanisme untuk mengkomunikasikan tata nilai dan tujuan Puskesmas kepada pelaksana
pelayanan, dan masyarakat
• Ada mekanisme untuk meninjau ulang tata nilai dan tujuan , serta menjamin bahwa tata nilai
dan tujuan relevan dengan kebutuhan dan harapan pengguna pelayanan
• Ada mekanisme untuk menilai apakah kinerja Puskesmas sejalan dengan visi, misi, tujuan dan
tata nilai Puskesmas.
Pimpinan mempunyai kewajiban untuk memberikan arahan dan dukungan bagi karyawan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Arahan dan dukungan dapat diberikan dalam bentuk
kebijakan lokal, pertemuan-pertemuan, maupun konsultasi dan pembimbingan oleh pimpinan.
14
• Ada mekanisme yang jelas bahwa Pimpinan Puskesmas mengarahkan dan mendukung
Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan pelaksana dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawab mereka.
• Ada mekanisme penelusuran kinerja pelayanan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
• Ada mekanisme yang jelas untuk memfasilitasi peran serta masyarakat dalam pembangunan
berwawasan kesehatan dan Upaya Puskesmas,
• Ada komunikasi yang efektif dengan masyarakat dalam penyelenggaraan Upaya Puskesmas
15
• Dilakukan kajian secara periodik terhadap akuntabilitas Penanggungjawab Upaya Puskesmas
oleh Pimpinan Puskesmas untuk mengetahui apakah tujuan pelayanan tercapai dan tidak
menyimpang dari visi, misi, tujuan, kebijakan Puskesmas, maupun strategi pelayanan,
• Ada kriteria yang jelas dalam pendelagasian wewenang dari Pimpinan dan/atau
Penanggungjawab Upaya Puskesmas kepada Pelaksana Kegiatan apabila meninggalkan tugas,
• Ada mekanisme untuk memperoleh umpan balik dari pelaksana kegiatan kepada
Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan Pimpinan Puskesmas untuk perbaikan kinerja
program untuk ditindak lanjuti,
Pimpinan Puskesmas dan Penanggungjawab Upaya Puskesmas membina tata hubungan kerja
dengan pihak terkait baik lintas program maupun lintas sektoral. Adanya cara yang dilakukan dalam
membina tata hubungan kerja untuk mencapai tujuan keberhasilan pelayanan.
Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat tidak dapat dilakukan oleh sektor kesehatan
sendiri, program kesehatan perlu didukung oleh sektor di luar kesehatan, demikian juga pembangunan
berwawasan kesehatan harus dipahami oleh sektor terkait. Mekanisme pembinaan, komunikasi, dan
koordinasi perlu ditetapkan dengan prosedur yang jelas, misalnya melalui pertemuan/lokakarya lintas
sektoral. Elemen Penilaian adalah:
• Pihak-pihak yang terkait dalam penyelenggaraan Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan
Puskesmas diidentifikasi
• Dilakukan evaluasi terhadap peran serta pihak terkait dalam penyelenggaraan Upaya
Puskesmas
Untuk memastikan bahwa program dan kegiatan terlaksana secara konsisten dan reliabel, perlu
disusun pedoman kerja dan prosedur kerja. Pedoman kerja dan prosedur disusun tidak hanya untuk
penyelenggaraan program tetapi juga pedoman kerja untuk peningkatan mutu. Prosedur kerja perlu
didokumentasikan dengan baik dan dikendalikan, demikian juga rekaman sebagai bentuk pelaksanaan
prosedur juga harus dikendalikan sebagai bukti pelaksanaan kegiatan. Elemen Penilaian adalah
16
• Ada pedoman atau panduan kerja penyelenggaraan untuk tiap Upaya Puskesmas dan kegiatan
pelayanan Puskesmas
• Ada prosedur yang jelas untuk pengendalian dokumen dan pengendalian rekaman pelaksanaan
kegiatan.
Untuk melaksanakan Upaya/Kegiatan Puskesmas secara efektif dan efisien, Pimpinan Puskesmas
perlu melakukan komunikasi internal dengan Penanggungjawab, Pelaksana kegiatan. Komunikasi
internal dapat dilakukan dalam bentuk pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan secara periodik
maupun sesuai kebutuhan, dan menggunakan media dan tehnologi komunikasi yang tersedia. Elemen
Penilaian adalah
• Komunikasi internal dilakukan untuk koordinasi dan membahas pelaksanaan dan permasalahan
dalam pelaksanaan Upaya/Kegiatan Puskesmas
• Ada tindak lanjut yang nyata terhadap rekomendasi hasil komunikasi internal.
3.4.1.1.15 Lingkungan kerja dikelola untuk meminimalkan risiko bagi pengguna Puskesmas dan
karyawan.
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan Puskesmas diupayakan agar tidak berdampak negatif
terhadap lingkungan. Kajian perlu dilakukan untuk menilai sejauh mana dampak negatif mungkin
terjadi sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan dan pencegahan. Lingkungan kerja meliputi kondisi-
kondisi pekerjaan termasuk kondisi fisik, lingkungan dan faktor-faktor lain seperti kebisingan,
temperatur, kelembaban, pencahayaan atau cuaca terhadap keamanan gangguan lingkungan Elemen
Penilaian adalah
17
• Ada ketentuan tertulis tentang pengelolaan risiko akibat program dan kegiatan Puskesmas.
• Ada evaluasi dan tindak lanjut terhadap gangguan/dampak negatif terhadap lingkungan, untuk
mencegah terjadinya dampak tersebut.
Pimpinan Puskesmas dan Penanggungjawab Upaya Puskesmas secara teratur melakukan penilaian
kinerja pengelolaan dan pelaksanaan program dan kegiatan Puskesmas. Pimpinan Puskesmas dan
Penanggungjawab Upaya Puskesmas mempunyai kewajiban untuk melakukan monitoring dan
penilaian terhadap pencapaian kinerja agar program kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
disusun. Elemen Penilaian adalah
• Ada mekanisme untuk melakukan penilaian kinerja yang dilakukan oleh Pimpinan Puskesmas
dan Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan Puskesmas.
• Penilaian kinerja difokuskan untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan program dan kegiatan.
• Pimpinan Puskesmas menetapkan tahapan cakupan program untuk mencapai indikator untuk
mengukur kinerja Puskesmas sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
• Monitoring dan Penilaian Kinerja dilakukan oleh Pimpinan Puskesmas dan Penanggungjawab
Upaya Puskesmas untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program/ kegiatan.
• Ada kejelasan mekanisme penggunaan anggaran dalam pelaksanaan program dan kegiatan
• Ada mekanisme untuk melakukan audit penilaian kinerja pengelola keuangan Puskesmas
18
• Ada hasil audit/penilaian kinerja keuangan
• Pengelolaan keuangan sesuai dengan standar, peraturan yang berlaku dan rencana anggaran yang
disusun sesuai dengan rencana operasional
• Laporan dan Pertanggung jawaban keuangan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku
Dalam menjalankan fungsi Puskesmas, harus tersedia data dan informasi di Puskesmas yang
digunakan untuk pengambilan keputusan baik untuk peningkatan pelayanan di Puskesmas maupun
untuk pengambilan keputusan di tingkat kabupaten.
Pengambilan keputusan dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat perlu didukung
oleh ketersediaan data dan informasi. Data dan informasi tersebut digunakan baik untuk pengambilan
keputusan di Puskesmas dalam peningkatan pelayanan maupun pengembangan program-program
kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maupun pengambilan keputusan pada tingkat
kebijakan di Dinas Kesehatan. Data dan informasi tersebut meliputi minimal: data wilayah kerja yang
menjadi tanggung jawab, demografi, budaya dan kebiasaan masyarakat, pola penyakit terbanyak,
surveilans epidemiologi, evaluasi dan pencapaian kinerja pelayanan, evaluasi dan pencapaian kinerja
program, dan data dan informasi lain yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Provinsi dan
Kementerian Kesehatan. (sesuai kebutuhan). Elemen penilaian adalah
19
• Tersedia prosedur pelaporan dan distribusi informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan
dan berhak memperoleh informasi
• Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pengelolaan data dan informasi
Adanya kejelasan hak dan kewajiban pengguna Puskesmas. Hak dan kewajiban pengguna
Puskesmas ditetapkan dan disosialisasikan kepada masyarakat dan semua pihak yang terkait, dan
tercermin dalam kebijakan dan prosedur penyelenggaraan Puskesmas Keberadaan Puskesmas dalam
mengemban misi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat harus berfokus pada pelanggan.
Pengelola dan Pelaksana Puskesmas perlu memahami dan memperhatikan hak dan kewajiban pengguna
Puskesmas dalam penyelenggaraan pelayanan dan pelaksanaan Upaya/Kegiatan Puskesmas. Elemen
Penilaian adalah
• Ada sosialisasi kepada masyarakat dan pihak-pihak yang terkait tentang hak dan kewajiban
mereka.
Adanya aturan (code of conduct) yang jelas untuk mengatur perilaku Pimpinan Puskesmas,
Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan Pelaksana dalam proses penyelenggaraan Upaya/Kegiatan
Puskesmas. Aturan tersebut mencerminkan tata nilai, visi, misi, dan tujuan Puskesmas serta tujuan
program kegiatan. Perlu disusun aturan (code of conduct) yang mengatur perilaku Pimpinan Puskesmas,
Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan Pelaksana Upaya/Kegiatan Puskesmas yang sesuai dengan
tata nilai, visi, misi, dan tujuan Puskesmas. Elemen Penilaian adalah
• Ada aturan yang disepakati bersama oleh Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya
Puskesmas dan Pelaksana dalam melaksanakan program dan kegiatan Puskesmas,
• Aturan tersebut sesuai dengan visi, misi, tata nilai, dan tujuan Puskesmas.
Jika sebagian kegiatan dikontrakkan kepada pihak ketiga, pengelola menjamin bahwa
penyelenggaraan oleh pihak ketiga memenuhi standar yang ditetapkan. Adanya dokumen kontrak yang
jelas dengan pihak ketiga yang ditanda-tangani oleh pihak ketiga dan pengelola dengan spesifikasi
20
pekerjaan yang jelas dan memenuhi standar yang berlaku. Jika ada kewenangan pada pengelola
Puskesmas untuk mengontrakkan sebagian kegiatan kepada pihak ketiga, maka proses kontrak harus
mengikuti peraturan perundangan yang berlaku, dan menjamin bahwa kegiatan yang dikontrakkan pada
pihak ketiga tersebut dilaksanakan sesuai dengan rencana dan menaati peraturan perundangan yang
berlaku. Elemen Penilaian adalah
• Ada penunjukkan secara jelas petugas pengelola Kontrak /Perjanjian Kerja Sama
• Ada dokumen Kontrak/Perjanjian Kerja Sama yang jelas dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku
• Dalam dokumen Kontrak/Perjanjian Kerja Sama ada kejelasan, kegiatan yang harus dilakukan,
peran dan tanggung jawab masing-masing pihak, personil yang melaksanakan kegiatan,
kualifikasi, indikator dan standar kinerja, masa berlakunya Kontrak/Perjanjian Kerja Sama,
proses kalau terjadi perbedaan pendapat, termasuk bila terjadi pemutusan hubungan kerja
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terpadu berbasis wilayah kerja
Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor sesuai dengan analisis kebutuhan
masyarakat, data hasil penilaian kinerja Puskesmas termasuk memperhatikan hasil pelaksanaan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) dancapaian target Standar Pelayanan
Minimal (SPM) daerah Kabupaten/Kota.
3.4.2.1.1.Perencanaan pelayanan
UKM Puskesmas disusun secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan
lintas program dan lintas sektor sesuai dengan analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, data hasil
penilaian kinerja Puskesmas termasuk memperhatikan hasil pelaksanaan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) dan capaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) daerah
Kabupaten/Kota.
Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap kegiatan UKM dilakukan dengan Survei
Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Desa maupun melalui pertemuan. Pertemuan konsultatif
lainnya dengan masyarakat seperti jajak pendapat, temu muka,survei mawas diri, survei kepuasan
masyarakat dan media lainnya. Pelaksanaan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat mengacu
pada kebijakan dan prosedur yang berlaku. Hasil identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat yang
telah dianalisis dan dibahas bersama lintas program dan lintas sektor dijadikan sebagai dasar dalam
penyusunan RU
21
Data capaian kinerja pelayanan UKM dianalisis dengan memperhatikan hasil pelaksanaan PIS
PK dan SPM dan dibahas dengan LP dan LS sebagai dasar dalam penyusunan RUK UKM Puskesmas.
Kegiatan-kegiatan dalam setiap pelayanan UKM di Puskesmas disusun oleh pelaksana dan koordinator
pelayanan UKM mengacu pada hasil analisis data kinerja dengan memperhatikan data PIS PK, analisis
capaian SPM daerah Kabupaten/Kota, pedoman atau acuan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, maupun Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, dengan
mengutamakan program prioritas nasional.
Dalam standar ini, kata “pelayanan” digunakan untuk menggantikan kata “program”, contoh: Program
Promkes menjadi Pelayanan Promkes.
Elemen Penilaian:
• Dilakukan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat, kelompok masyarakat, keluarga dan
individu yang merupakan sasaran pelayanan UKM sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang
telah ditetapkan. (R,D, W)
• Hasil identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat dianalisis bersama dengan lintas program
dan lintas sektor sebagai bahan untuk pembahasan dalam menyusun rencana kegiatan UKM.
(D,W)
• Data capaian kinerja pelayanan UKM Puskesmas dianalisis bersama lintas program dan lintas
sektor dengan memperhatikan hasil pelaksanaan PIS PK sebagai bahan untuk pembahasan
dalam menyusun rencana kegiatan yang berbasis wilayah kerja. (D,W)
• Tersedia Rencana Usulan Kegiatan (RUK) UKM yang disusun secara terpadu berbasis wilayah
kerja Puskesmas berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, hasil
pembahasan analisis data capaian kinerja pelayanan UKM dengan memperhatikan hasil
pelaksanaan kegiatan PIS PK
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas memuat kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi
permasalahan kesehatan dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, dimana proses kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan difasilitasi oleh Puskesmas.
Pelaksana kegiatan, koordinator pelayanan, dan penanggung jawab UKM Puskesmas wajib
memfasilitasi kegiatan yang berwawasan kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu,
keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan cara
fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan
kebutuhan potensi dan sosial budaya setempat.
22
Perencanaan pemberdayaan masyarakat terintegrasi dengan Profil Kesehatan Keluarga
(Prokesga) melalui pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK).
Bentuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Posbindu PTM, Posyandu Lansia,
Komunitas Peduli Kesehatan Remaja, Komunitas Peduli HIV/AIDS, Peduli TB, Komunitas peduli
kesehatan ibu dan anak, dan seterusnya dan/atau melalui kegiatan di tatanan-tatanan seperti sekolah,
pesantren, pasar, tempat ibadah dan lain-lain.
Elemen penilaian:
• Terdapat kegiatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat yang dituangkan dalam RUK dan RPK
Puskesmas dan sudah disepakati bersama masyarakat sesuai dengan kebijakan dan prosedur
yang telah ditetapkan. (D, W)
• Terdapat bukti keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, perbaikan dan evaluasi untuk mengatasi masalah kesehatan di
wilayahnya. (D.W)
• Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat. (D)
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Pelayanan UKM terintegrasi lintas program dan mengacu pada
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas.
• Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terintegrasi lintas program agar efektif
dan efisien serta melalui tahapan perencanaan Puskesmas.
• Penyusunan RPK harus mengacu pada RUK. Jika sebagian kegiatan yang direncanakan dalam
RUK tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan sumber daya, maka dimungkinkan sebagian
kegiatan yang tercantum dalam RUK tidak dituangkan dalam RPK
• RPK pelayanan UKM menggambarkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan kegiatan setiap bulan.
• RPK pelayanan UKM dimungkinkan untuk diubah/ disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan
hasil pemantauan, kebijakan dan kondisi – kondisi sesuai peraturan perundangan-undangan.
• RPK pelayanan UKM dirinci dalam RPK untuk masing-masing pelayanan UKM dan disusun
Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) untuk tiap kegiatan dari masing-masing pelayanan UKM.
23
Elemen Penilaian:
• Tersedia Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) tahunan UKM yang terintegrasi dalam Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) tahunan Puskesmas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (R)
• Tersedia RPK bulanan untuk masing-masing pelayanan UKM yang disusun setiap bulan
dengan kejelasan pelaksana tiap kegiatan. (R)
• Tersedia Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) untuk tiap kegiatan dari masing-masing Pelayanan
UKM sesuai dengan RPK yang disusun (R)
• Jika terjadi perubahan rencana pelaksanaan pelayanan UKM berdasarkan hasil pemantauan,
kebijakan atau kondisi tertentu maka dilakukan penyesuaian rencana pelaksanaan kegiatan (D)
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) hadir di Puskesmas bersinergi dengan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKM) dan Administrasi Manajemen (Admen) untuk mewujudkan pelayanan kesehatan
tingkat pertama sesuai standar, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang baik bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas pada khususnya
dan masyarakat luas pada umumnya.
UKP adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perorangan.
24
• Konsultasi Kesehatan Lingkungan/Klinik Sanitasi
• Farmasi
• Laboratorium
• Fisioterapi
• Klinik Keperawatan
• Konsultasi Promosi Kesehatan
• Pelayanan Gawat Darurat Terbatas
2. Rawat Inap
• Rawat Inap Umum
• Rawat Inap Persalinan
Sebelum layanan dilaksanakan, pasien/keluarga perlu memperoleh informasi yang jelas tentang
rencana layanan, dan memberikan persetujuan tentang rencana layanan yang akan diberikan, dan jika
diperlukan dituangkan dalam informed consent. Pelaksanaan layanan dipandu dengan standar
pelayanan yang berlaku di Puskesmas, sesuai dengan kemampuan Puskesmas dengan referensi yang
jelas, dan bila memungkinkan berbasis evidens terkini yang tersedia untuk memperoleh outcome klinis
yang optimal. Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, pelaksanaannya harus dicatat dalam rekam
medis pasien.
Rencana layanan ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam bentuk diagnosis.
Dalam menyusun rencana layanan perlu dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang jelas sesuai dengan
kebutuhan pasien atau sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan. Hasil dari pelayanan klinis
tergantung dari ketepatan dalam penyusunan rencana layanan yang sesuai dengan kondisi pasien dan
standar pelayanan klinis.
Rincian kegiatan yang dilakukan UKP untuk meningkatkan mutu layanan klinis :
1.Rapat UKP
Dilakukan 1 bulan sekali untuk membahas masalah dari masing-masing unit pelayanan yang tidak bisa
diselesaikan dalam rapat unit.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk membahas kasus yang menarik untuk didiskusikan sesuai dengan
kompetensi profesi masing-masing, dilakukan 1 bulan sekali
Tujuan kegiatan ini adalah untuk melatih ulang seluruh petugas untuk dapat melakukan Bantuan Hidup
Dasar (BHD). Tim Gawat Daurat menjadi koordinator kegiatan ini.
25
4. Bimtek UKP
Dilakukan 2 kali dalam setahun dengan mengundang narasumber ahli dengan topik yang dipilih sesuai
dengan kebutuhan.
UKP di Puskesmas berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan yang berkesinambungan untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Karena upaya peningkatan mutu klinis, dan
keselamatan pasien menjadi tanggung jawab seluruh petugas klinis yang memberikan asuhan kepada
pasien, maka diharapkan petugas klinis berperan aktif dalam proses peningkatan mutu layanan klinis
dan upaya keselamatan pasien, mulai dari perencanaan, monitoring, evaluasi mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien.
Program Prioritas Nasional (PPN) bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan
pelayanan kesehatan dasar (promary health care) dan peningkatan upaya promotif dan
preventif serta didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi. PPN memiliki standar
diantaranya adalah:
Pencegahan dan penurunan angka stunting merupakan salah satu prorgram pemerintah
yang bertujuan agar anak - anak Indonesia tumbuh dan berkembang secara optimal dan
maksimal disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar serta
berinovasi dan berkompetensi. Dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting dilakukan
Upaya-upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan layanan dan cakupan intervensi gizi
26
sensitifi (lintas sektor) dan intervensi gizi spesifik (lintas program) sesuai dengan pedoman
yang ada.
Upaya pencegahan dan penurunan angka stunting dapat dilaksanakan melalui serangkaian
kegiatan, yaitu:
3.4.4.2 Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
27
Upaya pelayanan kesehatan pada ibu hamil dilaksanakan terintegrasi dengan lintas
program dalam rangka menurunkan AKI dan AKB. Pelayanan kesehatan ibu bersalin adalah
serangkaian kegiatan yang ditujukan kepada ibu sejak dimulainya persalinan hingga 6 jam
sesudah melahirkan. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dilakukan melalui pelayanan
kesehatan neonatal esensial sesuai standar, pelayanan kesehatan neonatal esensial dilakukan
pada umum 0-28 hari.
Puskesmas melakukan pengelolaan rantai dingin vaksin (cold chain vaccines) sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan. Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator
kinerja yang telah ditetapkan dan disertai dengan analisa capaian. Analisa capaian indikator
dilakukan dengan metode analisa sesuai dengan pedoman, misal dengan merujuk pada analisis
situasi yang terdapat didalam buku pedoman manajemen Puskesmas. Pencacatan dan
pelaporan prorgam imunisasi dilaksanakan secara akurat dengan susiai dan format
laporan yang telah ditetapkan meliputi cakupan undikator kinerja imunisasi, stok dan
pemakaian vaksin dan logis lainnya, kondisi peralatan rantai vaksim dan KIPI. Pemantauan
dan evaluasi dilaksanakan secara berkala, berkesinambungan, berjenjang, dan dilakukan
analisa serta rencana tindak lanjut perbaikan program imuniusasi.
28
3.4.4.4 Program penanggulangan tuberkolosis
Indikator mutu Prioritas Puskesmas (IMPP) adalah indikator mutu yang ditetapkan
berdasarkan area prioritas untuk perbaikan mutu sesuai prioritas masalah di wilayah kerja
puskesmas. Kepala Puskesmas menetapkan program peningkatan mutu dan tim atau petugas
yang diberi tanggung jawab untuk peningkatan mutu, keselamatan pasien, manajemen risiko,
dan memmenuhu persyaratan kompetensi. Dilakukan pengawasan, penilaian, tindak lanjut dan
29
upaya perbaikan yang berkesinambungan terhadap pelaksanaan program peningkatan mutu,
keselatan pasien, dan program manajemen risiko.
Kepala puskesmas dan tim yang diberi tanggung jawab untuk peningkatan mutu
keseselamatan pasien berkomitmen untuk membudayakan peningkatan mutu secara
berkesinambungan melalui pengelolaan indikator dan pembuatan regulasi. Penetapan area
prioritas puskesmas untuk perbaikan mutu sesuai dengan prioritas wilayan kerja puskesmas.
Indikator mutu yang sudah tercapai dan dapat dipertahankan selama tahun berjalan dapat
diganti dengan indikator mutu yang baru. Indikator mutu yang belum mencapai target dapat
menjadi prioritas untuk tahun berikutnya. Hasil pemantauan dilakukan penilaian kesesuaian
dengan targen untuk disusun RTL perbaikan mutu pada pertemuan Loka Karya Mini (Lokmin).
Regulasi yang dapat dibuat untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan antara
lain:
Analisis dan validasi dilakukan untuk mengkaji hasil pengumpulan indikator mutu
sebagai informasi yang menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk
upaya peningkatan mutu puskesmas. Analisis data dapat dilakukan dengan membandingkan
data - data Puskesmas melalui kaji banding dalam emoat hal, yaitu:
30
• Melihat kecenderungan (trend)
• Membandingkan dengan Puskesmas lain
• Membandingkan dengan standar
• Membandingkan dengan praktik yang diinginkan dalam literatur (best practiceI)
Pelaksanaan program manajemen risiko terdiri dari proses manajemen risiko berupa
identifikasi, analisis, penatalaksanaan risiko, dan monitor perbaikan untuk menentukan strategi
reduksi dan mitigasi risiko. Satu alat analisis proaktif terhadap proses kritis dan berisiko tinggi
adalah failure mode effect analysis *analisis efek modus kegagalan) untuk menganalisis minimal
satu proses kritis atau berisiko tinggi yang dipilih setiap tahun.
Evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari jadwal kegiatan yang sudah
ditetapkan. Jadwal tersebut akan dievaluasi setiap beberapa bulan sekali sehingga dapat diketahui
jika ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal maka dapat segera diperbaiki sehingga
tidak mengganggu program secara kesulurhan. Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan
hasil pelaksanaan kegiatan tersebut. Hal yang harus ditulis dalam laporan adalah program yang
telah dilaksanakan, capaian, kendala, dan langkah perbaikan.
3.5 Surveilans
31
3.5.2.1 Tujuan Puskesmas melakukan Surveilans
• Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan faktor risikonya
serta masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sebagai
bahan pengambilan keputusan.
• Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/Wabah
• Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya KLB/ Wabah
dan dampaknya
• Dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang berkepentingan sesuai
dengan pertimbangan kesehatan.
3.5.2.2 Kegunaan surveilans
• Mengamati kecenderungan dan memperkirakan besar masalah kesehatan
• Mendeteksi serta memprediksi adanya KLB
• Mengamati kemajuan suatu program pencegahan dan pemberantasan penyakit yang
dilakukan
• Memperkirakan dampak program intervensi yang ada
• Mengevaluasi program intervensi
• Mempermudah perencanaan program pemberantasan
3.5.2.2 Jejaring Surveilans Epid
• Unit surveilans dengan yankes, laboratorium, dan unit penunjang lainnya
• Unit surveilans dengan Puslit/kajian/program intervensi kesehatan lainnya
• Antara Kab/Kota, Provinsi, dan Pusat
• Berbagai Sektor terkait Nasional, Bilateral, Regional dan Internasional
32
3.5.2.3 Indikator kinerja surveilans
Berikut ini merupakan beberapa indikator kinerja yang harus memenuhi surveilans di
puskesmas:
• Kelengkapan Laporan ke DKK (90%)
• Ketepatan Laporan ke DKK (80%)
• Kecepatan Pelaporan ( 1 x 24 jam)
3.5.3 SKDR
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon adalah suatu sistem yang dapat memantau
perkembangan trend suatu penyakit menular potensial KLB/wabah dari waktu ke waktu dan
memberikan sinyal peringatan kepada pengelola program bila kasus tersebut melebihi nilai
ambang batasnya sehingga mendorong program untuk melakukan respons.
3.5.3.1 Pengertian KLB, Wabah, dan Penyelidikan Epidemiologi
• KLB (Peraturan Menteri Kesehatan RI, No.1501/MENKES/PER/X/2010)
Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/ kematian yang bermakna secara
epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
• Wabah (UU No.4/1984)
Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata.
• Penyelidikan Epidemiologi
Suatu tindakan atau kegiatan penyelidikan yang dilakukan segera setelah mengetahui
adanya laporan KLB berdasarkan waktu, tempat dan orang. Penyelidikan
epidemiologi dapat pula dilakukan setelah KLB berakhir.
33
• Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu, bulan
• Peningkatan kejadian penyakit/ kematian, 2 kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun)
• Proportional rate (PR) penderita dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikan dua
atau lebih dibanding periode, kurun waktu atau tahun sebelumnya
• Kriteria Khusus, contoh KLB Campak atau Rubella jika ditemukan 5 kasus campak
klinis dalam kurun waktu 4 minggu berturut-turut di suatu wilayah yg memiliki
hubungan epidemiologis dan minimal 2 diantaranya positif campak/rubella secara
laboratorium
• Beberapa penyakit, seperti keracunan pangan, menetapkan 2 kasus atau lebih sebagai
KLB (sesuai dengan PP Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan Pangan) Keracunan
makanan, Keracunan pestisida.
Permenkes 1501 Tahun 2010 menuraikan bahwa terdapat 17 Penyakit Menular yang berpotensi
wabah yaitu Kolera, Pes, DBD, Campak, Polio, Difteri, Pertusis, Rabies, Malaria, Avian
Influenza H5N1, Antraks, Leptospirosis, Hepatitis, Influenza A (H1N1), Meningitis, Demam
Kuning dan Chikungunya.
Investigasi atau penyelidikan KLB (Kejadian Luar Biasa)/wabah adalah suatu kegiatan
untuk memastikan adanya KLB/wabah, mengetahui penyebab, mengetahui cara penyebaran,
mengetahui faktor risiko dan menetapkan program penanggulangan KLB.
34
• Dilakukan dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlahnya beberapa
minggu atau bulan sebelumnya,
• Atau dengan jumlah yang ada pada periode waktu yang sama di tahun-tahun sebelumnya
3. Memastikan Diagnosis
• Definisi Kasus Harus Jelas
• Pemeriksaan Klinis
• Tanda dan gejala dibuat tabelnya
• Pemeriksaan Lab Serologis, antigen, biakan; Rontgen
4. Menggambarkan karakteristik KLB Menunjukkan waktunya kapan, tempat distribusi
geografis. Gambaran Variabel Menurut Orang
Kasus penyakit spesifik menyerang kelompok tertentu.
5. Mengidentifikasi Sumber penyebab penyakit dan cara penularannya Dugaan dibuat
berdasarkan data dan literatur dugaan yang logis, membandingkan kasus yang terpapar
dengan yang tidak terpapar penyebab penyakit.
6. Mengidentifikasi Populasi yang Mempunyai Peningkatan Resiko Infeksi
7. Tindakan Pencegahan & Penanggulangan
8. Laporan Penanggulangan KLB
35
(Formulir PE Difteri)
36
(Format PE DBD)
37
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
4.1.1 Dalam proses Manajamen Puskesmas, bagian tersulit ada di proses P2 dan P3.
Karena selama proses tersebut, sering berbenturan dengan kebiasaan dan pola
fikir masyarakat.
4.1.2 Kurangnya kader dan tokoh masyarakat akan lebih mempersulit pelaksanaan
program.
4.1.3 Banyak masyarakat beranggapan bahwa tidak perlu memeriksakan kesehatan
selagi belum sakit sehingga sulit untuk melakukan deteksi dini dan skrining risiko
4.1.4 Banyak masyarakat yang lebih memilik untuk pergi bekerja dari pada datang ke
program.
4.1.5 Puskesmas Ngluwar berada di zona rawan bencana (gunung berapi)
4.1.6 Beberapa masalah yang rutin diinput pada SKDR antara lain: TB, Pandemi
COVID-19, Bencana gunung berapi, angin puting beliung, DBD, dan
Cikunghunya.
4.2 Rekomendasi
4.2.1 Melakukan proses manajemen Puskesmas sesuai dengan siklus (P1, P2, dan P3) &
Advokasi kegiatan Lintas Sektor terutama pada kegiatan SMD, MMD,
Musrenbang kelurahan dan kecamatan untuk bisa mengusulkan dan
mensosialisasikan kegiatan Puskesmas.
4.2.2 Diperlukan komitmen lintas sektor untuk memecahkan kendala dan masalah yang
terjadi selama pelaksanaan program.
4.2.3 Diperlukan kerjasama dengan tokoh masyarakat sebagai upaya pendekatan kepada
masyarakat agar pelaksanaan program dapat lebih diterima masyarakat
4.2.4 Diperlukan pelatihan kader rutin untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan kader demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
4.2.5 Perlu dikembangkan Tim Gerak Cepat (TGC) Puskesmas Ngluwar.
38