Tugsus - Peningkatan KIA (Tanpa Soal)
Tugsus - Peningkatan KIA (Tanpa Soal)
Kementerian Kesehatan RI
Pendahuluan
OUTLINE Menjelaskan kebijakan peningkatan kesehatan ibu
dan anak di Indonesia
2
Angka Kematian Ibu di Indonesia on track mencapai target RPJMN 2024,
namun masih lebih tinggi dari negara ASEAN lain
AKI per 100.000 Kelahiran Hidup negara
ASEAN. Tahun 2020
565
AKI per 100.000 KH
316 343
261 264 266 274
226 230 246 255 257
175 177 177 178 179 183 184 187 189 192 192 194 195 198 200 201 224
127 142 158
58 85
48
** Jumlah kematian ibu dibandingkan jumlah sasaran proyeksi ibu hamil Tahun 2023 x100 %
SULAWESI… 74
3 provinsi jumlah kematian terbanyak: Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah
SULAWESI… 0.12
SULAWESI… 67
SULAWESI… 0.1
JAMBI 50
JAMBI 0.07
%proporsi kematian ibu di Provinsi Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat Daya ≥0.18%
MALUKU UTARA 50
MALUKU UTARA 0.19
KEP. RIAU 49
KEP. RIAU 0.09
SULAWESI BARAT 48
SULAWESI… 0.16
SULAWESI UTARA 42
SULAWESI… 0.1
BALI 40
BALI 0.05 KEP. BANGKA… 39
KEP.… 0.14 BENGKULU 38
BENGKULU 0.1 PAPUA BARAT 31
2023
2022
PAPUA BARAT
Tahun
0.13 PAPUA 29
PAPUA 0.04 DI. YOGYAKARTA 26
DI.… 0.04 GORONTALO 23
GORONTALO 0.1 PAPUA SELATAN 23
Compliance Pelaporan
PAPUA TENGAH 13
PAPUA… 0.08 PAPUA BARAT… 11
< 70%
> 90%
70 – 90%
PAPUA…
5
0.23 PAPUA… 9
Jumlah Kematian Ibu
kehamilan
6.0% (271)
O99.3 - Gangguan sistem syaraf 2.8% (34)
obstetrik lain
6.0% (267)
O99.7 - Gangguan autoimun (15)
1.2%
Grup 1: Kehamilan dengan O99.6 - Gangguan saluran… 1.1% (14)
komplikasi abortus
1.5% (66)
U07 - COVID19 0.7% (9)
Grup 6: Komplikasi
manajemen yang tidak…
0.8% (38)
O98.7 - HIV 0.7% (9)
*Kematian ibu non obstetric lainnya (penyakit kelainan darah, penyakit endokrin
Sumber : MPDN, 26 Januari 2023 selain DM, gangguan jiwa, gangguan system sirkulasi lainnya selain hipertensi dan 6
jantung)
Bayi**
Kematian
% Proporsi
JAWA BARAT 0.63 JAWA BARAT 5234
JAWA TENGAH 0.92 JAWA TENGAH 4572
JAWA TIMUR 0.74 JAWA TIMUR 3938
BANTEN 0.67 1507 BANTEN
SULAWESI… 1 SULAWESI… 1438
ACEH 1 ACEH 1047
SUMATERA… 0.36 SUMATERA UTARA 1008
** Jumlah kematian bayi dibandingkan jumlah sasaran proyeksi bayi baru lahir Tahun 2023 x 100
JAMBI 0.58 JAMBI 360
SULAWESI… 1.32 SULAWESI BARAT 359
DI.… 0.6 DI. YOGYAKARTA 354
BENGKULU
%proporsi kematian bayi di Provinsi Papua Barat Daya ≥1.6% (di atas target AKB 16/1.000 KH )
134
70 – 90%
Jumlah Kematian
8
Sebanyak ~2 juta pasangan calon pengantin setiap tahunnya berpotensi
untuk mengalami permasalahan kesehatan yang dapat dicegah
Permasalahan Kesehatan Indonesia Faktanya
1 dari 3 Wanita Usia Subur mengalami Kurang
Energi kronis** ❑ Masih tingginya pernikahan usia anak (1
Masalah dari 9 pernikahan)
1 dari 3 Remaja mengalami Anemia**
Gizi 1 dari 4 WUS mengalami Anemia (24%)*
1 dari 3 Wanita Dewasa mengalami Obesitas** ❑ 70% Calon Pengantin akan hamil dalam
1 tahun pertama setelah pernikahan
Ibu Rumah Tangga menempati urutan ke 2 tertinggi
penderita HIV/AIDS****
Penyakit ❑ Banyaknya calon pengantin dan WUS
Menular 0,4% perempuan menderita Tuberkulosis** dengan masalah kesehatan yang
0.39% perempuan menderita Hepatitis** berisiko jika hamil
36,8% perempuan > 18 tahun mengalami Hipertensi** Status Kesehatan Perempuan di Indonesia
Penyakit
1,78% perempuan menderita Diabetes Millitus** berkontribusi pada morbiditas dan mortalitas Ibu
Tidak
dan Anak
Menular
1,6% perempuan mengalami penyakit jantung**
Saat Hamil 48,9% ibu hamil dengan anemia
~30% kasus Kehamilan 4 Terlalu (Terlalu Tua, Terlalu 12,7% ibu hamil dengan hipertensi
Muda, Terlalu Dekat, & Terlalu banyak)* ~1.500.000 17,3% ibu hamil dengan KEK
Lainnya 9
28% ibu hamil dengan risiko komplikasi
7% kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan***
~350.000
Sumber: *Riskesdas 2013; **Riskesdas 2018; ***SDKI 2017; Laporan perkembangan HIV/AIDS 2021
Sebagian Besar Penyebab Kematian Ibu Diperlukan Transformasi
dan Anak dapat Dicegah Pelayanan Kesehatan Primer
✔ Memenuhi pelayanan kesehatan
• 98,6% penyebab kematian utama pada essensial/SPM untuk ibu,bayi dan
balita, remaja
bayi dapat di cegah
✔ Memperkuat layanan di FKTP
• 76,4% penyebab kematian utama pada dalam deteksi dini, tatalaksana
kasus dan tindakan pra rujukan
anak dapat dicegah
• Capaian SPM Kesehatan Ibu, Bayi, Balita dan ✔ Melaksanakan pelayanan
kesehatan ibu, bayi dan balita,
Remaja tidak ada yang mencapai 100% serta remaja secara terpadu dan
komprehensif
• 76% kematian ibu terjadi di Fase Persalinan
✔ Memperkuat Pemantauan
dan pasca salin dimana faktor resiko dapat Wilayah Setempat/PWS dengan
dideteksi sebelum dan saat hamil melibatkan Jejaring dan jaringan
Puskesmas
Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
a b c d
Edukasi Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses Meningkatkan a Memperkuat b
Pencegahan dan mutu layanan
penduduk sekunder kapasitas dan ketahanansektor ketahanan
6 kategori primer sekunder & tersier
kapabilitas layanan farmasi & alat tanggap darurat
utama 7 kampanye utama: Skrining 14 penyakit
Penambahan primer kesehatan
imunisasi, gizi penyebab kematian Pembangunan RS di Jejaring nasional
imunisasi rutin
seimbang, olah raga, tertinggi di tiap sasaran Pembangunan Kawasan Timur, jejaring Produksi dalam negeri surveilans berbasis lab,
menjadi 14 antigen
anti rokok, sanitasi & usia, skrining stunting, & Puskesmas di 171 kec., pengampuan 6 layanan 14 vaksin rutin, top 10 tenaga cadangan
dan perluasan
kebersihan lingkungan, peningkatan ANC untuk penyediaan 40 obat unggulan, kemitraan obat, top 10 alkes by tanggap darurat, table
cakupan di seluruh
skrining penyakit, kesehatan ibu & bayi. esensial, pemenuhan dengan world’s top volume & by value. top exercise
Indonesia.
kepatuhan pengobatan SDM kesehatan primer healthcare centers. kesiapsiagaan krisis.
Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi,
tujuan: tersedia, cukup, dan dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar negeri,
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes lulusan
pemanfaatan yang efektif dan efisien. luar negeri.
11
Intervensi program penurunan AKI dan AKB
berdasarkan hasil audit maternal dan perinatal tingkat nasional
Identifikasi Laporan, Kajian Response
Kematian ibu dan Penyebab Status kematian Faktor yang dapat Rekomendasi Kampanye Gerakan sayangi ibu hamil
bayi baru lahir kematian yang dapat diperbaiki untuk kematian
dicegah yang dapat dicegah
Kasus kematian ibu Ibu Kematian yang Faktor risiko: • Penyiapan kondisi Ibu Layak
yang dikaji 492 • Eklampsia dapat dicegah • Ibu hamil dalam usia Hamil Skrining Skrining Catin dan PUS Perempuan
• Perdaraha 70% terlalu tua > 35 tahun/ • Peningkatan kualitas ANC
Kasus kematian
Skrining Ibu Hamil dengan USG
• Pemenuhan PONED, PONEK
n hamil > 4 kali/ obese/ Skrining Bayi Baru Lahir
bayi 680 • Pemenuhan kebutuhan obat
• Infeksi riwayat retensio • Pemenuhan BDRS
plasenta/ anemia/ bayi • Pemenuhan NICU
kembar/ hipertensi/ • Pemenuhan dokter di FKTP
Bayi Baru ketuban pecah dini/ dan Sp.OG, Sp.A di RS Tatalaksana Tatalaksana faktor risiko catin dan
Lahir diabetes/ infeksi rubella, • Review kematian tingkat PUS Perempuan
• BBLR TORCH, zikka/perilaku pusat Tatalaksana komplikasi ibu hamil,
• Interoperabilitas aplikasi di bersalin, nifas dan bayi baru lahir
• Asfiksia merokok, alkohol tingkat Kemenkes
• Kel • Persalinan lama • Sistem rujukan maternal
kongenit • Bayi lahir premature neonatal tidak berjenjang
al • Pembentukan Pokja AKI AKB
Faktor penyedia layanan level Prov dan Kab/Kota
Rujukan Penyediaan PONED
• Kendala logistik RS (obat, • Pemberdayaan masyarakat, Penyediaan PONEK
BHP, dll), alkes dan penerapan program P4K Program bantu rujuk
sarpras yang tidak
berfungsi baik
• Kendala kompetensi
keterampilan klinis
Faktor keluarga atau
pasien terlambat mencari
pertolongan
Dashboard AKI AKB
Data kematian (MPDN) Cakupan Intervensi (Komdat kesmas, BPJS Kes) Kesiapan Faskes (ASPAK, SISDM) 12
Program Prioritas Penurunan AKI AKB
Dibutuhkan dukungan multi sektor dalam program prioritas penurunan AKI dan AKB
Level Program Sasaran
Gerakan masyarakat ibu hamil sehat
Ibu hamil – bersalin – nifas – bayi
Masyarakat 1 Strategi komunikasi perubahan prilaku sayangi ibu hamil, Media kelas ibu hamil, Penyebarluasan informasi
baru lahir
media edukasi, Jambore kader.
Skrining layak hamil
2 Catin dan PUS Perempuan
Catin dan Pasangan Usia Subur Perempuan melakukan skrining layak hamil
Tatalaksana Catin dan PUS Perempuan Tidak Layak Hamil Catin dan PUS Perempuan
3
Pelayanan KB, penanganan masalah kesehatan (anemia, hipertensi, obsesitas)
Skrining kehamilan
4 Ibu hamil
Pelaksanaan antenatal care dengan dokter, termasuk skrining preeclampsia, IMT dan penggunaan USG
Tatalaksana ibu hamil komplikasi medis
5 Ibu hamil
Rujukan ibu hamil dengan komplikasi termasuk preeklampsia, obesitas dan diabetes
FKTP
6 Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Ibu bersalin
14
53% antenatal care dilakukan di FKTP swasta
% Tempat Layanan ANC Perempuan 10-54 Tahun
IBU HAMIL DENGAN
FAKTOR RISIKO
11,3% 42,6% 9,4% 18,4% 6,6% 10,9%
Praktek Dokter/ Praktik Puskesmas/ Poskesdes/ Polindes Posyandu
Deteksi dan Klinik Bidan/Perawat
RS
Pustu
tatalaksana dini
dapat dilakukan
melalui ANC % Komponen ANC selama % Pemeriksaan Lab Selama
kehamilan Kehamilan
yang berkualitas 97.4 98.5
89.194.6
95.490.5 92.496.2
80.3 79.5 48.7
69.1 40.8
34
18.3
5.4
15
Riskesdas 2018
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas, Pustu, Posyandu
Sasaran Delivery Unit
Masalah Puskesmas Pustu Posyandu
Kesehatan (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW)
1. 1. 1.
Ibu hamil, 2.
ANC Terpadu (6x + USG oleh dokter)
Kelas ibu hamil 2.
ANC Terpadu (K2,K3, K4, K6)
Kelas ibu hamil 2.
Kelas ibu hamil
Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu
bersalin, 3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil 3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
K urang Energi Kronik (KEK) Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
nifas 4. Persalinan normal 4. Pelayanan Pasca Persalinan ( nifas)
5. Pelayanan Pasca Persalinan (nifas) 5. Pengobatan sederhana
6. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (
KtPA)
7. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
8. Pengobatan
1. 1. 1.
Bayi dan 2.
Pelayanan Neonatal Esensial
Kelas Ibu Balita 2.
Pelayanan Neonatal Esensial
Kelas Ibu Balita 2.
Kelas Ibu Balita
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
anak pra- 3. Pelayanan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 3. Pemantauan Bayi dengan Berat Lahir Rendah 3. Imunisasi Rutin Lengkap
4. Pengambilan dan pengiriman sampel SHK (BBLR) 4. Pemberian Vitamin A dan obat cacing
sekolah 5. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 4. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 5. Deteksi dini, Pendampingan serta rujukan balita weight
6. Imunisasi Rutin Lengkap 5. Imunisasi Rutin Lengkap faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk dan
7. Pemberian Vitamin A dan obat cacing 6. Pemberian Vitamin A dan obat cacing stunting
8. Pencegahan, deteksi dini , Tatalaksana dan rujukan 7. Pencegahan, deteksi dini, tatalaksana dan rujukan 6. Skrining kasus TBC
balita weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi balita weight faltering, underweight, gizi kurang,
buruk dan stunting gizi buruk dan stunting
9. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) 8. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
10. Skrining kasus TBC 9. Skrining kasus TBC
11. Skrining Talasemia 10. Pengobatan sederhana
12. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan
Anak (KtPA)
13. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
14. Pengobatan
1. 1. 1.
Usia sekolah 2.
Skrining kesehatan
Vaksinasi / Imunisasi 2.
Skrining kesehatan
Vaksinasi / Imunisasi 2.
KIE Kesehatan Remaja
Pencegaham anemia
dan remaja 3. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja 3. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
4. Fasilitasi UKS 4. Pencegahan anemia
5. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan 5. Pengobatan sederhana
Anak (KtPA)
6. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
7. Pengobatan 19
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, Bersalin, Nifas
Delivery Unit
Sasaran
Layanan
Masalah Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan
Kesehatan (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)
Status gizi ibu ANC ANC K1, K2, K3, K4, K5 ANC K2, K3, K4 dan Edukasi, pendataan ibu
hamil Terpadu dan K6 plus USG oleh K6 hamil, deteksi ibu hamil
kehamilan, dokter Ibu hamil normal beresiko (4T),
persalinan dan sudah pemantauan dan
nifas beresiko. direkomendasikan pendampingan sesuai
oleh dokter nasihat dokter, konseling
KB, sweeping serta
edukasi tanda bahaya
kehamilan dan rujukan
fasyankes sesuai
kebutuhan
Kelas Ibu Fasilitasi pelaksanaan Fasilitasi Kelas ibu hamil : edukasi Edukasi menggunakan
hamil kelas ibu hamil di pelaksanaan kelas tanda bahaya, risiko Buku KIA, mengikuti kelas
Posyandu ibu hamil di penyulit kehamilan, ibu hamil
Posyandu senam ibu hamil, sharing
session, pemantauan
TTD (Zat besi As Folat)
Pemberian Pemantauan status gizi Edukasi gizi Edukasi gizi seimbang Edukasi gizi seimbang,
MT ibu hamil dan asupan, edukasi, seimbang dan dan PMT pemulihan monitoring PMT,
KEK PMT, monitoring pemberian PMT mematuhi nasihat dokter
pemulihan
17
Deteksi dan Rujukan Lebih Dini
6x
TERBATAS DI PUSKESMAS (SKDI 4A)
ANC
2x 1. Hamil/Tidak
4x (2x oleh Dokter) Trimester 2
2. Intra/ Extrauterin
ANC dilaksanakan minimal 6x 3. Hidup/Meninggal
selama masa kehamilan 3x 4. Menghitung DJJ
Trimester 3 5. Presentasi Janin
6. Biometri janin (TM1: GS, TM3:
ANC IBU HAMIL BPD, HC,AC,FL)
7. Taksiran Berat Janin
8. Umur Kehamilan berdasarkan
USG/HPL
9. Taksiran tanggal Persalinan
berdasarkan USG/HPL
10.Lokasi Plasenta serta
ada/tidaknya Solutio Plasenta
11.Jumlah Cairan Amnion
PELAYANAN ANC TERPADU DI PUSKESMAS DAN PUSTU
ANC Nakes PKM Pust Anamnesa: Menggali Riwayat kehamilan dan Faktor
u resiko, Riwayat Penyakit Dahulu,Riwayat penyakit
TM1 K1* Dokter √
A keluarga, P4K, melihat catatan kunjungan Dicatat
dalam Buku
sebelumnya, menanyakan keluhan selama hamil,
deteksi masalah kejiwaan KIA
Anak)
dan
HIV,
Hep
B dari Ibu ke
22
Penggunaan Buku KIA pada ANC Terpadu
Tujuan:
Meningkatkan pengetahuan dan
mengubah PSP ibu agar memahami Keberhasilan:
• Semua ibu hamil ikut kelas ibu hamil
tentang : • Semua Puskesmas, FKTP, FKRTL melaksanakan kelas
▪ menjaga kehamilan, Ibu Hamil
▪ persiapan persalinan, • Semua Bidan desa melaksanakan kelas ibu hamil
▪ perawatan nifas, dan • 50% Keluarga/suami ikut kelas Ibu Hamil
▪ perawatan bayi baru lahir • Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
- Minimal 4x pertemuan
dengan menggunakan Buku KIA - Minimal 1x pertemuan keluarga/suami dapat ikut
Paket Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, Bersalin, Nifas
Delivery Unit
Sasaran
Layanan
Masalah Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan
Kesehatan (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)
Pelayanan Pelayanan nifas dan Pelayanan nifas Edukasi ASI Ekslusif, Sweeping, pemantauan
Nifas (KF 1-4 pelayanan KB pasca bagi ibu dan bayi PMBA dan kelas ibu kondisi, pendampingan
dan KN 1-3) persalinan baru lahir kondisi balita dan pemenuhan layanan
normal termasuk esensial sesuai nasihat
kunjungan nifas dokter, edukasi tanda
dan pelayanan KB bahaya Ibu dan Bayi baru
pasca persalinan lahir dan rujukan
fasyankes sesuai
kebutuhan
Pelayanan Sesuai tata laksana - - -
pengobatan penyakit didukung oleh
penunjang laboratorium
25
PERSALINAN
Tim Penolong: Pelayanan Ibu Nifas dan Bayi Baru Lahir
• dokter, bidan dan perawat;
atau
• dokter dan 2 (dua) bidan.
KUNJUNGAN
NEONATUS
KN1 KN2 KN3
(6-48 jam) (3-7 hari) (8-28 hari)
Skrining dengan Bagan Manajemen Terpadu Balita
Sakit
Algoritma Bayi < 2 bulan
PELAYANAN PERSALINAN
LEVELLING BERDASARKAN KOMPETENSI FASILITAS KESEHATAN DALAM PELAYANAN PERSALINAN, BUKAN LEVEL RUJUKAN.
6 TIM
(Dokter, Bidan,
Tangan Perawat yang
Penolong (dokter, terlatih gadar
bidan dan matneo / PONED)
perawat atau
dokter dengan 2
bidan)
Puskesmas rawat inap yang mampu menyelenggarakan RS yang mampu menyelenggarakan pelayanan emergensi
pelayanan obstetri dan neonatal emergensi/komplikasi maternal dan neonatal yang komprehensif dan terintegrasi
tingkat dasar dalam 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
SDM minimal 2 Standar respon time, UGD Memiliki tim yang siap
Memiliki Fasilitas Mudah diakses dari Desa/ Sp.OG, 2 Sp.A, 5 menit, kamar bersalin operasi 24 jam dan
Persalinan Puskesmas Non PONED 2 dokter UGD, 3 <30 menit, dan melaksanakan tugas
bidan, 2 perawat penyediaan darah <1 jam. sewaktu-waktu meskipun
dan nakes on call.
pendukung
lainnya, dan
mampu
Mempunyai Tim (Dokter, Bidan dan Perawat) menangani
yang terlatih PONED dan tenaga kesehatan emergensi
Tersedia OK Layanan darah Sarpras pendukung
yang cukup untuk mendukung maternal dan
24 jam. 24 jam. seperti laboratorium,
penyelenggaraan PONED neonatal.
radiologi.
Keputusan Dirjen BUK No. HK.02.03/II/1911/2013 tentang Kepmenkes No. 1051/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman
Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Mampu PONED Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Deteksi Dini dan Penemuan Kasus
Sasaran:
Tatalaksana Ibu
Hamil KEK
• Ibu hamil kurang energi kronis (KEK)
Ibu hamil yang mempunyai Indeks Massa Tubuh Pra
Tujuan
Peningkatan BB Ibu
hamil atau pada Trimester 1 (< 12 minggu) sebesar
hamil sesuai usia < 18,5 kg/m2
kehamilannya
Perbaikan status gizi
• Ibu Hamil Risiko KEK
Ibu hamil yang mempunyai ukuran Lingkar Lengan
Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm
32
Penjelasan algoritme
Alur deteksi dan penanganan Ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
Setiap ibu hamil harus mendapatkan ANC
terpadu. Setiap ANC dilakukan penapisan
untuk mendeteksi masalah pada ibu hamil.
Pemberian Makanan Tambahan minimal 120 hari • kenaikan BB tidak sesuai usia kehamilan
(di bawah 1 kg/bulan (T1) atau di bawah
2 kg/bulan (T2, T3), maka harus dirujuk.
33
Audit Maternal dan Perinatal Surveilans Respon (AMPSR)
Serangkaian kegiatan penelusuran sebab kematian atau kesakitan ibu, dan perinatal
guna mencegah kesakitan dan kematian serupa di masa yang akan datang
1 2 3 4
Identifikasi Pelaporan Pengkajian
Respon
1x24 jam 3x24 jam NO NAME, NO BLAME,
NO SHAME
Berkesinambungan
Profesional Judgement
Dan mengedepankan etika
Tim
Pengkaji
Kemampuan
Pembuat menganalisis
rekomendasi masalah
Advokator ke Kemampuan
pemangku mempengaruhi
kebijakan pihak lain
Dokter SpOG &
SpA
AMP BERHASIL
• SEMUA KEMATIAN Maternal
dan Perinatal di lakukan AMP
• Adanya REKOMENDASI hasil
AMP
• Adanya tindak lanjut dari hasil
rekomedasi (RESPONS) 35
Pemanfaatan AMPSR
Peningkatan mutu Data hasil
Pelayanan pelaksanaan
kesehatan ibu dan AMPSR digunakan
bayi baru lahir untuk advokasi
Perencanaan dan
Notifikasi & penentuan alokasi
Pelaporan melalui anggaran program
MPDN, menjadi kesehatan ibu dan
data nasional bayi baru lahir
36
Pendahuluan
OUTLINE Menjelaskan kebijakan peningkatan kesehatan ibu
dan anak di Indonesia
37
Paket Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah
Sasaran Delivery Unit
Masalah Layanan Kesehatan
Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan
(Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)
∙ Status gizi Pelayanan Kunjungan Neonatal Kunjungan Neonatal Kunjungan Neonatal Edukasi perawatan
∙ Tumbuh neonatal esensial dengan Manajemen dengan Manajemen dengan Manajemen neonatal, tanda
kembang Terpadu Bayi Muda Terpadu Bayi Muda Terpadu Bayi Muda bahaya, dan
∙ Penyakit (MTBM), Edukasi (MTBM), Edukasi (MTBM), Edukasi pemberian ASI
Menular perawatan neonatal perawatan neonatal perawatan neonatal eksklusif, sweeping.
termasuk pemberian termasuk pemberian termasuk pemberian
ASI eksklusif dan ASI eksklusif dan ASI eksklusif dan
konseling konseling konseling
Kelas Ibu Balita Fasilitasi pelaksanaan Fasilitasi pelaksanaan Fasilitasi pelaksanaan Mengajak partisipasi
kelas ibu Balita kelas ibu Balita kelas ibu Balita ibu untuk mengikuti
kelas ibu balita dan
terlibat dalam
pelaksanaan kelas ibu
balita.
KN 2
Setelah lahir KN 1 KN 3
No Pelayanan (3-7
(0-6 jam) (6-48 jam) (8-28 hari)
hari)
4 Tindakan atau Pengobatan Bayi Muda Umur Kurang Dari 2 Bulan:
• Tindakan untuk bayi muda yang memerlukan rujukan √ √ √ √ √
• Tindakan untuk bayi muda yang tidak memerlukan rujukan √ √ √ √ √
5 Pelayanan tindak lanjut pada bayi muda umur kurang dari 2 bulan √ √ √ √ √
(kunjungan ulang, pemantauan pengobatan)
6 Edukasi perawatan neonatal termasuk pemberian, IMD, ASI eksklusif dan √ √ √ √ √
konseling
7 Sweeping bayi muda yang belum mendapat kunjungan neonatal - √ √ √ √
Hasil
Pemeriksaan sampel Skrinin Pemantauan
SHK di Laboratorium g tumbuh
Rujukan SHK kembang di
negatif FKTP
TSH
FKTP normal
FKRTL Pemantauan
tumbuh
Lab Rujukan SHK
kembang di
FKTP
45
Periode pemeriksaan SHK
Golden Period
Terapi
Skala
Initial Screening Screening Lanjutan
Intervensi
Non Bedah
Sederhana - Sedang Sedang - Kompleks
Intervensi
Bedah
Sederhana Kompleks
SDM Utama 1. Dokter Umum 1. Dokter Anak (Sp.A) Diagnostik Intervensi 1-2
Sederhana Sedang Kompleks
2. Perawat tersertifikasi Pnet
1.Sp.A Fellow Echo
3. Bidan 2. Dokter Jantung (Sp.JP)
2.Sp.A Fellow Echo & Intervensi1
3.Sp.A (K) Kardiologi1
4.Sp.JP
5.Sp.JP (K) Pediatrik dan PJB1
6.Sp.JP (K) Kardiointervensi1
6.Sp.BTKV2
7.Sp.BTKV (K) Pediatrik2
47
Pelayanan Kesehatan Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah
Sasaran Delivery Unit
Masalah Layanan Kesehatan
Puskesmas Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan
(Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW) (Rumah / Masyarakat)
∙ Status Pemantauan Timbang BB, Ukur PB Timbang BB, Ukur Timbang BB, Ukur Sweeping, pemantauan dan
gizi tumbuh kembang atau TB, LiLA, LK, PB/TB, LiLA, LK, PB/TB, LiLA, LK, ceklis edukasi tumbuh kembang
∙ Tumbuh SDIDTK, penentuan SDIDTK, penentuan perkembangan,
kemban status gizi status gizi rujukan
g Imunisasi Rutin Edukasi dan layanan Edukasi dan layanan Edukasi dan DOFU dan edukasi Imunisasi
∙ Penyakit Lengkap Imunisasi rutin lengkap Imunisasi rutin layanan Imunisasi rutin lengkap
Menular lengkap rutin lengkap
Vitamin A dan Pemberian Vitamin A Pemberian Vitamin Pemberian Vitamin Sweeping dan edukasi
Obat Cacing dan obat cacing A dan obat cacing A dan obat cacing Vitamin A dan Obat Cacing
Pelayanan balita Penanganan balita Pemantauan Edukasi dan Edukasi dan monitoring,
dengan masalah bermasalah gizi (rawat pemberian MT rujukan, sweeping
gizi (weight inap / rawat jalan),
faltering, merujuk ke FKRTL bagi
underweight, gizi balita bermasalah gizi
kurang, gizi buruk
dan stunting)
Pelayanan MTBS MTBS - Edukasi, tanda bahaya, dan
pengobatan kunjungan rumah pada
dengan MTBS balita tidak melakukan
kunjungan ulang, edukasi
dan tanda bahaya
Skrining kasus TBC Gejala TBC, edukasi Gejala TBC Gejala TBC Gejala TBC, edukasi gaya
balita gaya hidup sehat dan hidup sehat dan lingkungan
lingkungan sehat sehat 48
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
terdiri dari:
Pemeriksaan antropometri: BB, PB atau TB,
LiLA, LK yang dicatat serta diplot dalam
KMS dalam buku KIA
Pemeriksaan perkembangan
menggunakan ceklist perkembangan
sesuai usia dalam buku KIA dan SDIDTK
Interpretasi hasil pemantauan tumbuh
kembang
Edukasi/konseling menggunakan buku KIA,
atau media lainnya (leaflet, poster, lembar
balik)
Rujukan balita berisiko masalah gizi dan
perkembangan
Setelah balita memasuki episode sembuh (jika sebelumnya ada penyakit penyerta), maka
dapat dilakukan penilaian perkembangan mengacu pada Pedoman Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) di Puskesmas dan Pustu.
Pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader atau nakes untuk sweeping balita yang tidak datang ke
Posyandu.
Pelayanan Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
Posyandu Kunjungan
No Pelayanan Puskesmas Pustu
Dusun/RT/RW Rumah
1 Melaksanakan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, meliputi: √ √
• Memilih KMS sesuai jenis kelamin anak √ √
• Memastikan identitas anak √ √
• Menentukan usia anak √ √
• Menimbang BB anak* √ √
• Mengukur PB atau TB anak* √ √
• Mengukur LiLA anak* √ √
• Mengukur LK anak* √ √
• Mencatat hasil pengukuran, melakukan plotting dan membuat garis √ √
pertumbuhan pada buku KIA
• Mencatat setiap kejadian yang dialami anak (sakit, tidak nafsu makan, dll) √ √
• Melakukan stimulasi dan pemantauan perkembangan anak dengan mengisi √ √
check-list perkembangan sesuai umur dalam buku KIA.
• Interpretasi hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan √ √
• Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan (merujuk √ √
atau edukasi/konseling menggunakan buku KIA/media lain)
2 Pemeriksaan sesuai alur MTBS √ √
• Penilaian status gizi : mengukur ulang antropometri* dan menilai status gizi √ √
berdasarkan indeks (BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB dan IMT/U)
• Penilaian tren pertumbuhan : membandingkan penambahan BB dengan √ √
standar, weight increment (< 2 tahun), membandingkan penambahan PB atau
TB, height increment (< 2 tahun) dan kenaikan IMT/U
3 Penilaian perkembangan mengacu pada Pedoman Stimulasi Deteksi Intervensi Dini √ √
Tumbuh Kembang (SDIDTK) setelah balita sembuh dari episode sakit
4 Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan dan perkembangan (pemantauan √ √ √
rutin, tata laksana masalah gizi, rujukan)
Imunisasi Rutin Lengkap
Imunisasi Dasar Imunisasi Lanjutan
Umur Jenis Interval Minimal *) Umur Jenis Interval Minimal **)
0-24 jam Hepatitis B 12 bulan PCV3
1 bulan BCG, OPV 1 18-23 DPT-HB-Hib4 12 bulan dari DPT-HB-Hib 3
2 bulan DPT-HB-Hib1, OPV2, RV1, PCV1 1 bulan bulan Campak Rubella 2 6 bulan dari dosis 1
3 bulan DPT-HB-Hib2, OPV3, RV2, PCV2
4 bulan DPT-HB-Hib3, OPV4, RV3, IPV1 **) setelah imunisasi dasar
9 bulan Campak Rubella 1, IPV2
10 bulan JE**
*) untuk jenis imunisasi yang sama No Pelayanan Puskesmas Pustu Posyandu Kunjungan
**) hanya di wilayah endemis Japanese Encephalitis Dusun/RT/R Rumah
W
• Pelayanan imunisasi rutin lengkap
1 Melaksanakan imunisasi dasar pada bayi sesuai jadwal usia: √ √ √
pada balita terdiri dari imunisasi dasar
0-24 jam Hepatitis B √ √ √
dan imunisasi lanjutan.
√ √ √
• Bidan/perawat di Puskesmas dan Pustu 1 bulan BCG, OPV1
serta kegiatan Posyandu Dusun/RT/RW 2 bulan DPT-HepB-Hib1, OPV2, RV1, PCV1 √ √ √
melaksanakan imunisasi dan hasilnya 3 bulan DPT-HepB-Hib2, OPV3, RV2, PCV2 √ √ √
dicatat dan dipantau pada tabel 4 bulan DPT-HepB-Hib3, OPV4, RV3, IPV1 √ √ √
imunisasi dalam buku KIA.
9 bulan Campak Rubela 1, IPV2 √ √ √
• Kader melalui kunjungan rumah
2 Melaksanakan imunisasi lanjutan pada baduta √ √ √
melaksanakan sweeping dan edukasi
Imunisasi Rutin Lengkap. 12 bulan PCV3
18-23 bulan DPT-HepB-Hib4, Campak Rubela 2 √ √ √
3 Pendataan balita yang belum mendapat imunisasi √ √ √
4 Sweeping dan edukasi Imunisasi Rutin Lengkap √
Pelayanan Pengobatan dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit
∙ MTBS bertujuan untuk mengurangi STRATEGI MTBS
kematian, kesakitan dan kecacatan
pada balita ✔ Meningkatkan keterampilan
petugas kesehatan dalam
∙ Penerapan MTBS memperhatikan tatalaksana kasus.
secara cepat semua gejala anak sakit,
sehingga segera dapat ditentukan ✔ Memperbaiki sistem kesehatan
apakah anak dalam keadaan sakit agar penanganan penyakit pada
berat dan perlu segera dirujuk. balita lebih efektif.
Merah
Muda Kuning berarti anak
membutuhkan
pengobatan spesifik
seperti antibiotic
yang sesuai, obat
obat oral anti
malaria atau
pengobatan lainnya
Kuning
Ketika ditemukan klasifikasi merah, maka Pustu akan merujuk ke Puskesmas/FKTP untuk
mendapatkan pemeriksaan oleh dokter
Alur Layanan TBC pada Balita dan Anak Pra Sekolah
Observasi dan
mempertimbangkan
Kontak Erat sasaran yang layak
diberikan TPT
Bukan
terduga TBC Edukasi PHBS
Melakukan Skrining
Balita dan Anak Pra gejala dan tanda TBC
Sekolah Terduga TBC
PUSKESMAS
Pemeriksaan menggunakan TCM atau sistem skoring
KUNJUNGAN RUMAH PUSTU POSYANDU
Sekolah/Madrasah sehat
•Peningkatan peran tim pembina UKS (4 Kementerian)
Skrining • Anamnesis: 5L, sering pusing remaja putri usia ≥12 1 x dalam Puskesmas
anemia • P.fisik: konjungtiva & telapak tangan anemis - ≤18 tahun, setahun Pustu
• P.penunjang: hb meter POCT, dikonfirmasi dg hemato dengan/ tanpa
analyzer (bila anemia) gejala anemia
• Tatalaksana: anemia ringan, anemia sedang, anemia
berat
Skrining • Metode skrining dengan Pemeriksaan Rapid R0 lalu remaja dengan HIV ketika Puskesmas
HIV melihat hasil positif atau negatif. Jika hasil R0 (skrining) / AIDS (ODHA), ditemukan
positif pasien akan dirujuk ke Puskesmas atau RS PDP remaja yang kontak indikasi atau
agar bisa dilakukan pemeriksaan diagnosis (R1, R2 dan serumah dengan ditemukan
R3 untuk menegakkan diagnosa. pasien TBC paru kasusnya
• Tindak lanjut jika hasil pemeriksaan R1, R2 dan R3 Positif yang terkonfirmasi atau
maka pasien dinyatakan sebagai orang penderita HIV bakteriologis, beresiko
(ODHIV) dan bisa diberikan ARV. remaja yang tertular dari
beresiko lainnya orang lain
(penyakit
imunokompromais,
dll)
Sasaran:
1. anak usia sekolah (≥ 6-18 tahun)
Skrining Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja 2. remaja (10-18 tahun)
Pelayanan Sasaran Waktu/ Tempat
Frekuensi
Skrining • Anamnesi🡪 Pemeriksaan Fisik 🡪 P. ≥ 6-18 tahun Setiap Puskesmas
Obesitas Antropometri berkunjung Pustu
• Cara menghitung IMT
• Interpretasi IMT
• Tatalaksana sesuai IMT 🡪 edukasi lifestyle
khususnya terkait konsumsi makanan
Skrining • Skrining DM meliputi anamnesis riwayat penyakit ≥ 6-18 tahun 1 x dalam Puskesmas
Diabetes keluarga dan diri sendiri; pengukuran tinggi dengan setahun Pustu
badan, berat badan, lingkar perut, pemeriksaan mengompol,
Melitus
tekanan darah; pemeriksaan kadar gula poliuria, polifagi,
(DM) • Skrining untuk deteksi dini DM dapat dilakukan di polidipsia,
Posyandu melalui anamnesis faktor risiko PTM, penurunan berat
pengukuran BB, TB, LP, TD, dan pemeriksaan badan yang cepat
kadar gula darah dengan menggunakan dalam 2-6 minggu
glukometer sebelum diagnosis
• Skrining DM di Posyandu dilaksanakan oleh ditegakkan
kader terlatih dan penegakan diagnosa
dilakukan di FKTP.
Sasaran:
Skrining Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja 1. anak usia sekolah (≥ 6-18 tahun)
2. remaja (10-18 tahun)
Pelayanan Sasaran Waktu/ Tempat
Frekuensi
Skrining • Pada anak yang memiliki faktor risiko seperti obesitas, ≥ 6-18 tahun Min 1 kali Puskesma
Hipertensi menggunakan obat-obatan yang dapat meningkatkan Tanpa risiko dalam s, Pustu
tekanan darah, penyakit ginjal, riwayat koarktasio aorta atau Hipertensi setahun Posyandu
diabetes, maka pemeriksaan tekanan darah tersebut harus
dilakukan secara rutin.
• Tujuan skrining Hipertensi untuk deteksi dini adanya hipertensi
asimtomatik, serta mencegah komplikasi jangka pendek dan
panjang.
• pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter digital
dan atau tensimeter aneroid.
Skrining • Skrining dapat dilakukan di Puskesmas dengan anamnesis ≥ 6-18 tahun 1 x seumur Puskesma
Talasemia kepada keluarga pasien, ada saudara dan/atau anak remaja yang hidup s
penyandang Talasemia, ada keluarga yang rutin melakukan memiliki saudara
transfusi darah. Bila ya, periksa darah lengkap yang minimal kandung
Hb, MCV dan MCH, sediaan apus darah tepi. penyandang
Talasemia (keluarga
ring 1)
Skrining • Skrining Indera Penglihatan: mendeteksi adanya penyakit ≥ 6-18 tahun 1 x dalam Puskesma
Kesehatan pada mata, gangguan penglihatan seperti kelainan setahun s
Indera refraksi/gangguan tajam penglihatan dan buta warna pada
Penglihatan peserta didik serta menindaklanjuti hasil pemeriksaan (bila
dan terdapat ada kelainan). Pemeriksaan kesehatan indera
Sasaran:
Skrining Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja 1. anak usia sekolah (≥ 6-18 tahun)
2. remaja (10-18 tahun)
Pelayanan Sasaran Waktu/ Tempat
Frekuensi
Skrining • mendeteksi adanya gangguan fungsi pendengaran ≥ 6-18 tahun 1 x dalam Puskesmas
Kesehatan serta menindaklanjuti hasil pemeriksaan (bila terdapat setahun
Indera ada kelainan)
Penglihatan • pemeriksaan telinga luar dan fungsi pendengaran (tes
dan berbisik modifikasi dan tes penala)
Pendengaran
Skrining • usia 4-18 tahun) atau Strength and Difficulties ≥ 6-18 tahun 1 x dalam Puskesmas
Kesehatan Questionnaire (SDQ) dan menggunakan Kuesioner Self- setahun Pustu
Jiwa Reporting Questionnaire-20 (SRQ-20) untuk
pelajar/mahasiswa di atas usia 18 tahun.
• Intervensi di pustu dapat berupa KAP (komunikasi antar
personal)
Layanan • diintegrasikan dalam ≥ 6-18 tahun Sesuai waktu Puskesmas
Vaksinasi/ UKS (Pelayanan pemberian Pustu
Imunisasi Kesehatan),
• vaksin COVID-19 dapat
diberikan oleh nakes
puskesmas di luar
sekolah (Boleh bagi
anak 6-11 tahun dan
12-17 tahun)
Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M)
PENDIDIKAN KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN PEMBINAAN LINGKUNGAN
SEKOLAH SEHAT
• Literasi Kesehatan • Penjaringan Kesehatan dan • Pemeliharaan sanitasi dan pengelolaan
• Pembiasaan Hidup Bersih Pemeriksaan Berkala; Termasuk sampah
• Pendidikan Gizi Kesehatan Reproduksi di SMP dan • Pemanfaatan Pekarangan Sekolah
• Aktifitas Fisik SMA • Pembinaan kantin sehat
• Pendidikan Kesehatan
• Imunisasi • Pemberantasan sarang nyamuk
Reproduksi dan Pendidikan
• Pemberian Tablet Tambah Darah • Penerapan Kawasan Tanpa Rokok,
Keterampilan Hidup Sehat
bagi Remaja Putri NAPZA, Kekerasan, Pornografi
(PKHS)
• Pembinaan Kader • Pemberian obat cacing
Kesehatan Sekolah • P3P dan P3K
• Konseling
Sekolah/Madrasah Sehat
Penerapan kegiatan UKS (Pendidikan Kesehatan, Pelayanan
Kesehatan, Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat) secara
kongkrit Terintegrasi dalam Kegiatan Keseharian Sekolah
Skrining kekerasan terhadap Perempuan dan
Anak (KtPA)
Karakteristik Korban Anak dan Remaja
Sama dengan korban orang dewasa, ditambah dengan:
Tanda-tanda kemungkinan terjadinya
emotional abuse pada anak
Tanda-tanda kemungkinan terjadinya penelantaran
(neglect) pada anak
Kecurigaan Adanya Tanda Kekerasan
SEKSUAL
• Adanya gejala/penyakit infeksi
PSIKIS
FISIK menular seksual (IMS)
• Infeksi vagina rekuren pada • Takut berlebihan
Memar dan bilur anak < 12 tahun
Luka lecet dan luka robek • Siaga berlebihan
• Nyeri/perdarahan/secret dari
Patah tulang
vagina • Panik
Luka bakar
Cedera pada kepala • Nyeri /Gangguan pengendalian • Perubahan sikap dari periang
Lain-lain: BAB dan BAK menjadi pendiam
Misalnya: dislokasi pada sendi
• Cedera pada buah dada, • Kemunduran perkembangan (
bahu atau pinggul dan tanda-
bokong, perut bagian bawah,
tanda luka yang berulang misal; kembali ngompol)
paha, sekitar alat kelamin atau
dubur
• Pakaian dalam robek atau
bercak darah dalam pakaian
dalam
• Ditemukan cairan mani di sekitar
mulut, genital,anus atau
pakaian
Algoritme Pelayanan Kasus KtP/A di Puskesmas
Korban kekerasan
terhadap anak dan
perempuan
Rujuk dari rumah Datang sendiri/ diantar
aman/ praktik orangtua/ keluarga/
pamong/ guru
dokter/ UPTD PPA/
P2TP2A
Puskesmas
Registrasi
UPTD PPA: unit
pelaksana teknis daerah Tindak Kegawatdaruratan
perlindungan
TATALAKSANA:
perempuan dan anak
Anamnesa
P2TP2A: Pusat Informed Consent
Pelayanan Terpadu Pemeriksaan fisik dan
Pemberdayaan status mental
Perempuan dan Anak Rujukan Pemeriksaan Pulang
Non penunjang
Medis Diagnosa
Medis
Tindakan medis
Konseling
Wajib Lapor
Pembuatan VeR
Rumah sakit Pencatatan dan
PPT/ PKT Pelaporan
Kunjungan Rumah Jejaring
Pelayanan Gigi dan Mulut
• Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut anak usia sekolah dan remaja berupa Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).
• UKGS dilaksanakan dalam bentuk kegiatan penjaringan, pendidikan kesehatan
gigi dan mulut, pemeriksaan gigi secara berkala, pelayanan kesehatan gigi dan
mulut lanjutan.
• Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut lanjutan dilaksanakan di Puskesmas oleh
tenaga kesehatan dalam rangka menindaklanjuti hasil penjaringan kesehatan
dan/atau pemeriksaan berkala kesehatan gigi dan mulut yang membutuhkan
pendekatan kuratif ataupun pencegahan caries.
Pendahuluan
OUTLINE Menjelaskan kebijakan peningkatan kesehatan ibu
dan anak di Indonesia
81
Surveilans KIA di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pemantauan
Balita tumbuh kembang Sigizi Terpadu
• Kelahiran
• Pelayanan
kesehatan
• Kematian PJ KIA:
KOMDAT
KESMAS
Siapa Penggunanya:
http://ekohort.kemkes.go.id • Semua Pemberi Layanan KIA
User: PKMDEMO FKTP/FKRTL
Pasword: 123456 • PJ/Pemantau wilayah (PKM, Lurah,
Camat, Bupati, Dinkes Kab/Kota
Mari kita coba buka…..
Dimana dilakukannya:
Di setiap tempat pemberi pelayanan
Essensial di Puskesmas, Posyandu,
Kunjungan Rumah, Praktek Mandiri, Klinik
Swasta, RS
• Terintegrasi antar fasilitas kesehatan dan antar wilayah kerja Kapan dilakukan:
(per kab/kota) Setiap Nakes selesai memberikan layanan
• Visualisasi pemantauan dan analisis wilayah bentuk chart, “lakukan yang harus diberikan, catat yang
peta spasial, dan notifikasi offline dan online telah dilakukan”
• Dapat digunakan sebagai sumber data untuk melengkapi
Otopsi Verbal kematian ibu bayi
E-KOHORT
DIGITALISASI PENCATATAN DAN PELAPORAN PELAYANAN KIA DI TK PUSKESMAS
Dashboad hasil penginputan data pelayanan ibu Peta sebaran ibu hamil berdasarkan
status risiko - Dashboard untuk
pemantauan wilayah setempat
Maternal Perinatal Death Notification
Pencatatan dan Pelaporan kematian ibu dan neonatal
merupakan KOMPONEN dari Audit Maternal Perinatal
1 Surveilans dan Respon (AMP SR) yaitu identifikasi dan
notifikasi kematian;
Identifikasi & notifikasi kematian maternal dan perinatal,
baik yang terjadi di masyarakat atau di faskes (dilakukan
paling lambat dalam 3 x 24 jam setelah kejadian),
2 Diperlukan suatu aplikasi pelaporan kematian maternal dan
neonatal yang cepat dan terstruktur, dengan memanfaatkan
4
teknologi informatika terkini → APLIKASI MPDN;
Aplikasi MPDN dapat mengurangi underreported kematian
ibu dan neonatal. Selain itu Kemenkes juga mempunyai
kebijakan skrining kematian WUS untuk mengurangi
underreported kematian ibu;
Dengan adanya semua kematian ibu dan kematian neonatal
tercatat dan terlaporkan dengan baik, maka analisis dan
interpretasi kematian ibu dan neonatal di suatu daerah akan
semakin baik yang akan menghasilkan rekomendasi dan
aksi/respon yang tepat, diharapkan akan mencegah
kematian ibu dan neonatal bila ditemukan kasus yang sama.
3 Tahun 2020 aplikasi MDN berubah nama menjadi MPDN
dengan masuknya komponen neonatal.
89
Surat Edaran Nomor : HK.02.02/D/7767/2023 tentang Kewajiban Fasyankes Untuk
Melakukan Pelaporan Kematian Ibu dan Perinatal Melalui Aplikasi MPDN
Puskesmas wajib melaporkan semua kematian ibu bayi di MPDN dan melakukan
laporan bulanan/zero reporting
Monitoring Evaluasi Penurunan AKI AKB
▪ Morbiditas:
% anak usia sekolah dan remaja gizi kurang,
% anak usia sekolah dan remaja gizi baik,
% anak usia sekolah dan remaja gizi lebih,
% anak usia sekolah dan remaja obesitas,
% anak usia sekolah dan remaja dengan karies,
% anak usia sekolah dan remaja dengan hipertensi,
% remaja putri anemia,
% remaja dengan gangguan refraksi,
% remaja dengan gangguan pendengaran.
▪ Cakupan pelayanan:
% remaja putri kelas 7 dan 10 mendapatkan pemeriksaan
haemoglobin/ skrining anemia,
% remaja mendapatkan skrining kesehatan,
% remaja putri mendapatkan TTD,
% remaja putri mengonsumsi TTD,
% anak usia sekolah dasar/sederajat mendapatkan
imunisasi rutin lengkap.