Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama : Jackholya Viorella Ratu Marimbun

NIM : 200211501010

Kelas :B

A. AKUSTIK RUANG

1. Adanya elemen bangunan dalam suatu ruang sesuai sifat dan karakteristik materialnya menimbulkan
kemungkinan prilaku bunyi. Jelaskan masing-masing prilaku bunyi dalam ruang tersebut.

2. Persoalan akustik suatu ruang adalah bagaimana mengendalikan bunyi berdasarkan prilaku bunyi
dengan baik. Jelaskan cara melakukan pengendalian bunyi dalam suatu ruang tersebut.

B. PENCAHAYAAN RUANG

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan cahaya, dan bagaimana sifat-sifatnya jika jatuh pada bidang
datar.

2. Jelaskan langkah penyelesaian analisis kebutuhan pencahayaan buatan suatu ruang, bila
menggunakan Metode Lumen.
3. Jelaskan secara singkat aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bangunan bila
hendak memanfaatkan cahaya alami.

4. Uraikan upaya anda untuk menghindari terpaan sinar matahati langsung pada bangunan agar tidak
menimbulkan suhu ruangan menjadi tinggi (gerah).

JAWAB:

A. AKUSTIK RUANG

1. a. Refleksi Suara

Ketika suatu gelombang suara mengenai suatu permukaan benda padat, kita sangat yakin bahwa
sebagian energi suara tersebut akan dipantulkan kembali ke arah yang berbeda.Gelombang suara yang
dipantulkan akan memiliki sudut pantulan yang besarnya sama dengan sudut datang. Lihat ilustrasi di
bawah ini untuk memudahkanmu membayangkan fenomena refleksi suara.

b. Difusi Suara

Ketika suatu gelombang suara mengenai permukaan benda padat yang kasar dan tak beraturan,
gelombang tersebut sebenarnya tetap mengikuti fenomena refleksi yang telah dijelaskan di atas–
gelombang suara akan dipantulkan kembali dengan sudut pantulan yang sama dengan sudut datang.
Hanya saja, dalam kasus ini, gelombang suara yang datar akan mengenai permukaan yang berbeda-beda
sehingga garis normalnya pun bebeda-beda. Sudut pantulan akan bervariasi sesuai dengan permukaan
mana yang dihantam oleh gelombang suara tersebut. Alhasil, suara hasil pantulan akan tersebar ke
berbagai arah.

c. Absorpsi Suara

d. Difraksi Suara

Kemampuan gelombang suara untuk menyebar setelah keluar melalui bukaan atau setelah sebuah
halangan disebut dengan difraksi.Difraksi bergantung pada panjang gelombang. Semakin panjang
gelombang, semakin mudah gelombang tersebut menyebar.

e. Resonansi Suara

Ketika berbicara tentang perilaku suara, terdapat dua perbedaan yang signifikan antara ruangan kecil
dan besar. Di ruangan kecil, seperti listening room dan studio rekaman, kamu mungkin merasa bahwa
kekerasan suara untuk frekuensi rendah tidak terdistribusi merata di seluruh ruangan. Masalah ini
muncul ketika kamu merasakan efek resonansi suara.Resonansi suara adalah fenomena yang terjadi
ketika gelombang suara memiliki frekuensi yang sama dengan frekuensi natural ruangan. Saat ini terjadi,
energi suara akan membentuk gelombang berdiri. Dengan kata lain, gelombang suara ini tidak
berpindah tempat. Maka dari itu, simpul dan puncak (perut) menghasilkan distribusi yang tak merata
pada setiap frekuensi natural.

2. Cara agar dapat mengendalikan bunyi dengan baik yaitu dengan melakukan perhitungan terlebih
dahulu, yaitu dengan terlebih dahulu memahami beberapa hal seperti reverberation time.
Reverberation time adalah sebuah ukuran waktu yang digunakan untuk mendesain suatu akustik ruang.
Reverberation time didefinisikan sebagai waktu yang digunakan oleh suatu suara untuk mencapai 60 dB
setelah sumber suara mengeluarkan bunyi atau suara. Besar ruangan, bentuk, penggunaan material
pada ruangan dan obyek yang diletakan dapat memberi dampak pada reverberation. Setelah mulai lah
kita memilih material serta penaataan ruangan yang tepat. Serta menambahkan peredam suara jika
diperlukan.

B. PENCAHAYAAN RUANGAN

1. Cahaya adalah energi berupa gelombang elektromagnetik kasat mata yang memiliki panjang
gelombang 380 hingga 750 nm. Dalam dunia fisika, ini juga disebut sebagai radiasi elektromagnetik.
Seperti gelombang elektromagnetik, cahaya tidak memerlukan medium untuk merambat. Karena itu, ini
dapat melintasi ruang hampa, seperti apa yang dihasilkan matahari dan bintang sebelum akhirnya
disampaikan ke Bumi.Tapi, cahaya juga memiliki rupa sebagai kelompok partikel yang dinamakan foton.
Karena itu, ini disebut memiliki sifat dualisme gelombang-partikel. Cahaya dapat diserap dan
dipantulkan oleh benda. Mata kita sebagai indra penglihatan menangkap cahaya yang terpantul dari
benda, sehingga kita dapat melihat. Beberapa sifat-sifat cahaya adalah menembus benda bening, dapat
dipantulkan, merambat lurus, dan dapat dibiaskan maupun diuraikan.

a. Bisa menembus benda bening

Benda bening adalah benda yang dapat ditembus oleh cahaya, seperti kaca, mika, plastik bening, dan air
jernih. Berdasarkan kemampuan menembus benda, terdapat tiga jenis benda: benda bening/transparan,
benda translusens, dan benda opak (opaque)/tidak dapat ditembus.

b. Bisa dipantulkan

Refleksi atau pemantulan cahaya adalah proses kembali terpancarnya cahaya dari permukaan benda
yang terkena cahaya. Pemantulan cahaya dibagi menjadi dua jenis, yaitu pemantulan teratur dan
pemantulan baur (difus) atau tidak teratur.Pemantulan teratur adalah pemantulan yang berkas cahaya
pantulnya sejajar. Pemantulan teratur dapat terjadi jika cahaya mengenai benda dengan permukaan
yang rata dan mengilap atau licin. Salah satu benda yang dapat memantulkan cahaya dengan teratur
adalah cermin. Karena itu, kita bisa melihat bayangan di cermin karena cahaya yang terpantul dari tubuh
kita, memantul ke permukaan cermin, kemudian ditangkap oleh mata.

c. Bisa diuraikan

Penguraian cahaya dapat disebut dengan istilah dispersi cahaya. Salah satu contoh alami dari ini adalah
peristiwa terbentuknya pelangi. Kita bisa melihat bahwa pelangi setidaknya terdiri dari tujuh warna,
yaitu merah, jingga, kuning, hijau, dan seterusnya. Tapi warna-warna tersebut awalnya berasal dari satu
warna saja, yaitu warna putih dari cahaya matahari. Apa yang dihasilkan matahari ini kemudian
dibiaskan oleh titik air hujan, sehingga terurai menjadi tujuh warna pelangi.

d. Bisa dibiaskan

Pembiasan cahaya adalah peristiwa ketika arah rambat cahaya dibelokkan ketika melewati dua medium
dengan kerapatan yang berbeda. Sifat ini biasa digunakan manusia untuk membuat alat-alat optik.

e. Merambat lurus

Sifat cahaya yang terakhir adalah merambat lurus ketika melewati satu medium. Kita bisa mengujinya
dengan menyalakan senter dan cahaya akan terpancar dengan lurus. Karena itu, sifat ini digunakan
manusia contohnya pada lampu kendaraan bermotor untuk menerangi jalan.

2. Pertama kita membutuhkan data teknis. Setelah itu kita dapat menggunakan persamaan berikut.

E = Φ/A

E : lux

Φ : total arus cahaya

A: Ukuran luas area m²

Namun beberapa faktor seperti distribusi intensitas cahaya luminer, efisiensi, dan bentuk ukuran ruang
serta tinggi lampu dari bidang kerja perlu diperhatikan. Membuat rumus di atas memerlukan lagi C.U
( koefisien penggunaan)

Membuat rumus tersebut menjadi:

E = Φ.CU/A

3. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah:


-Variasi intensitas cahaya matahari.

-Distribusi dari terangnya cahaya.

-Efek dari lokasi, pemantulan cahaya.

-Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung.

4. Beberapa hal yand dapat dilakukan:

- Menghadirkan pohon peneduh di halaman yang dapat menurunkan suhu.

- Memiliki bukaan yang cukup untuk masuknya udara

- Penempatan bukaan secara horizontal maupun vertikal

- Memperhatikan orientasi jendela terhadap matahari, misalnya ruang tidur tidak boleh menghadap
ke barat

- Memakai material alami yang lebih banyak menyerap panas, seperti perlengkapan interior dari
kayu, pagar dan dinding tanaman.

- Plafon yang ditinggikan, agar udara dapat bergerak lebih bebas

Anda mungkin juga menyukai