Anda di halaman 1dari 14

TERI KAJIAN ONLIN

MA E

TERPAKU
DALAM
KEKAGUMAN
KEPADA
ALLAH
GRUP WHATSAPP

Ust. H. Brilly Y. Will. El-Rasheed, S.Pd., C.Ed., C.QF.

PESANTREN MAHASISWA
DĀR AL-MADZĀHIB AL-ISLĀMIYYAH (DAMAI)
YAYASAN SHADAQAH JARIYAH QUANTUM FIQIH AR-RASYIDIYYAH
TEMA 2 - TERPAKU
DALAM KEKAGUMAN
Elemen Capaian Pembelajaran (CP)
'Aqidah Peserta didik dapat menganalisis 'aqidah Islam 'ala Manhaj
Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah bahwasanya Allah memiliki
sifat-sifat yang amat sangat indah yang harus kita yakini
Akhlaq Peserta didik dapat mengimplementasikan akhlaq
terhadap Allah yakni mengagumi-Nya, menyanjung-Nya,
membela-Nya
Fiqih Peserta didik dapat mengimplementasikan konsep fiqih
ibadah tentang dzikir yang bisa dikerjakan dengan qalbu,
lisan dan perbuatan secara sirr maupun jahr
Sirah Peserta didik dapat menganalisis peristiwa para wanita
kerajaan Zulaikha` yang terpesona Nabi Yusuf sebagai
qiyas keterpesonaan hamba terhadap Allah
Al-Qur`an Peserta didik dapat menganalisis tafsir Ayat Al-Kursiyy
Al-Hadits Peserta didik dapat menganalisis syarah hadits yang
menerangkan bahwa Allah gembira menyambut taubat
hamba-Nya.

ermaktub dalam Al-Qur`an sebentuk kekaguman


T yang memaku tubuh, mata, lisan, tangan bahkan
pikiran hingga tak bergerak sama sekali dalam
hitungan menit. Kala itu Zulaikha` mengadakan perjamuan
dengan sekawanan sosialita kerajaan. Pasalnya Zulaikha`
memendam murka usai mendapat label negatif sebagai wanita
murahan akibat tersiarnya kabar percobaan pemerkosaan
yang dilakukannya terhadap Nabi Yusuf.
Good looking yang dianugerahkan Allah kepada Yusuf
tiada banding, dia seperti bukan manusia, nyaris tak ada cacat
barang selalat. Itulah gegelayutan dalam benak Zulaikha`
9
hingga timbul nafsu syahwat kepada Yusuf, dan Zulaikha`
tidak ingin para wanita kerajaan gagal paham tentang faktor
nafsunya. Zulaikha` mempersilakan tetamu nan cantik untuk
mengupas buah-buahan yang tersaji beserta aneka hidangan
lainnya dengan masing-masing memegang belati tajam.
Dalam pada itu, Zulaikha` mengatur siasat agar Yusuf lewat
di hadapan wanita-wanita bangsawan tersebut.
َِِّ ‫فـلَ َّما رأَيـنهۥ أَ ْكبـرنَٓهۥ وقَطَّعن أَي ِديـه َّن وقـ ْلن ٰحش‬
‫ل َما َٰه َذا‬ َ َ َ ُ َ َُ ْ َ ْ َ ُ َْ ُ َْ َ َ
ٌ َ‫بَ َشًرا إِ ْن َٰه َذآ إَِّل َمل‬
ٌ‫ك َك ِرمي‬
"Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka
kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka melukai
(jari) tangannya (tanpa rasa sakit beberapa saat) dan
berkata, "Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusia.
Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang
mulia"."
ŠŠ [QS. Yusuf (12): 31]
Kementerian Agama Kerajaan Arab Sa'udi menyuguhkan
tafsir dalam terbitan resmi bertajuk Tafsir Al-Muyassar,
"Ketika mereka memandangnya, mereka mengagungkannya
dan memuliakannya, dan membuat mereka terpesona oleh
kebaikan dan ketampanannya, sehingga mereka melukai
tangan-tangan mereka sendiri, ketika mereka tengah
mengiris-iris makanan, lantaran begitu luar biasanya keadaan
yang mencegangkan dan hilangnya kesadaran. Dan mereka
berkata dengan penuh takjub, "Mahasempurna Allah. Ini
bukanlah dari bangsa manusia, sebab ketampanannya tidak
biasa ada pada bangsa manusia. Dia tidak lain adalah satu
malaikat yang mulia dari bangsa malaikat."
Saat tubuh terluka dalam posisi nalar-logika sedang
stuck pada satu keadaan, maka tubuh tidak merasakan luka
itu dalam jangka waktu tertentu. Seseorang yang terpana
melihat sesuatu bisa saja terpelanting dan terantuk tanpa
10 sadar, dan baru sadar setelah beberapa detik. Astronom yang
sedang melakukan observasi benda-benda angkasa tertegun
diam dalam beberapa menit menyaksikan keajaiban alam
yang ekstraindah.
Seseorang yang menerima kabar gembira atau nikmat
super bisa saja justru menitikkan air mata haru dan lisannya
tercekat sementara pandangan matanya tak berkedip sekian
detik. Maka tak pelak, dalam sujud syukur tidak ada tuntutan
bacaan dzikir tertentu (khusus), bebas mau berucap dzikir apa
saja, bahkan diam pun benar, asal yang diingatnya kala itu
adalah Sang Pemberi nikmat. Korban kecelakaan lalu lintas
yang parah bisa saja masih dapat berkomunikasi dengan
para penolong padahal mungkin ada anggota tubuhnya
yang terlepas. Kisah masyhur, punggawa keshalihan di suatu
kerajaan diktator menerima hukuman pedih tanpa alasan,
saat kepala sudah terpisah dari badan, lisannya masih
melafazhkan serentetan ayat suci Kalam Allah yang sudah
biasa dirapalnya.
Itulah refleksi keterpakuan para hamba kepada Allah.
Bukan mustahil, hamba yang sedang terpana dengan nama-
nama Allah, sifat-sifat Allah, perbuatan-perbuatan Allah justru
menjadi diam tak bergerak karena bingung mau berucap
kata-kata apa, tersebab logikanya sedang terpenuhi ke-maha-
an Allah. Mahasayang, Mahaindah, Mahacinta, Mahakasih,
Mahakuat, Mahamandiri, Mahakuasa, Mahakaya dan 4.444
sifat yang terkonfigurasi dalam 4.444 nama-Nya sebagaimana
hasil penelitian Fakhruddin Ar-Raziyy.
Al-Qur`an memuat segala macam pujian kepada Allah
sekaligus kita harus menjadikan seluruh isi Al-Qur`an sebagai
bahan kita dalam mengagumi Allah. Contohnya adalah ayat
kursi. Dari Anas, Nabi bersabda,
ِ ‫آيةُ الْ ُكرِس ِي ربع ال ُقر‬
‫آن‬ْ ُ ُْ ّ ْ َ
"Ayat kursi seperempat Al-Qur`an."
ŠŠ [Ats-Tsawab li Abu Asy-Syaikh]
Dijelaskan oleh Imam Al-Munawiyy terkait makna hadits
ini: Pertama, pahala membaca ayat kursi sebanding dengan
pahala membaca seperempat Al-Qur`an; Kedua, ayat
11
kursi sebanding dengan seperempat isi Al-Qur`an karena
kandungan ayat kursi adalah mengenai tauhid, dan tauhid
adalah isi seperempat Al-Qur`an. Isi Al-Qur`an adalah seputar
tauhid, nubuwwat, hukum dunia dan Akhirat.
Syaikh 'Izzuddin menerangkan, "Dzikir itu ada dua,
(1) dzikir anggota tubuh dan (2) dzikir lisan. Dan yang
paling utama adalah dzikir anggota tubuh sebab dia akan
membuahkan kondisi ruhani, rasa takut dan pengagungan
kepada Allah. Tatkala keindahan Allah dan keagungan-Nya
telah merasuk ke dalam qalbu, maka lidah akan terasa kelu,
dan anggota tubuh akan diam membisu dan tidaklah tersisa
saat itu kecuali merasakan wujud Sang Maha Kuasa. Kita
pun telah diperintahkan untuk dzikir lisan sebagaimana kita
diperintahkan untuk dzikir anggota tubuh."
ŠŠ [Syajarah Al-Ma'arif]
Sempat Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzan memfatwakan bahwa
dzikir tanpa gerakan lisan secara mutlak tidak dianggap
dzikir. Maklum beliau berintisab kepada madzhab Hanabilah.
Hanya saja, fatwa ini tidak berarti menafikan komposisi
fatwa yang mengakui adanya dzikir qalbu yang legal secara
Syari'at. Seseorang yang lisannya diam namun perasaannya,
ingatannya, kesadarannya untuk Allah maka itulah dzikir.
Secara empiris, adalah lumrah dan logis bila seseorang
menjadi diam tanpa gerak baik lisan, mata, kepala, tangan,
kaki, badan ketika sedang tersentuh dengan cerita-cerita
indah tentang perbuatan Allah, itulah dzikir.

‫ ال‬:‫ فقيل‬،‫وقد اختلف العلماء يف كتابتهم لذكر القلب‬


،‫ يطلعهم هللا عليه‬:‫ وقيل‬،‫يكتبونه؛ ألهنم مل يطلعوا عليه‬
:‫اضي‬ ِ ‫ال الْ َق‬ َ َ‫ ق‬:‫ جاء يف شرح مسلم لإلمام النوي‬،‫فيكتبونه‬
،ُ‫ تَ ْكتُبه‬:‫يل‬ َِ‫واختـلَ ُفوا هل تَ ْكتب الْم َلئِ َكة ِذ ْكر الْ َق ْلب؟ ف‬
‫ق‬
َ َ ُ ْ َ َْ َ
ِ‫ وق‬،‫وَيعل اللَّ تـع َال َلم ع َلمة يـع ِرفُونَه ِبا‬
12 ‫ َل يَ ْكتـُبُونَهُ؛‬:‫يل‬
َ َ َ ُ َْ َ َ ُْ ََ َْ َ
َّ :‫ قـُْلت‬، َّ‫ِلَنَّهُ َل يَطَّلِع َعلَْي ِه َغ ْي الل‬
.ُ‫الص ِحيح أَنـَُّه ْم يَ ْكتـُبُونَه‬
‫ وغريها من‬،‫وأما األذكار املشروعة يف الصباح واملساء‬
‫ فاألفضل أن تكون قراءهتا بصوت‬:‫ واألدعية‬،‫األذكار‬
‫ أو اإلسرار‬،‫ وال حرج عليه يف رفع الصوت‬،‫يسمعه صاحبه‬
‫ كما قال النووي يف‬،‫ ولكنها ال جتزئ إذا مل يتلفظ هبا‬،‫هبا‬
،‫ اعلم أن األذكار املشروعة يف الصالة وغريها‬:‫األذكار‬
‫ وال‬،‫ ال حيسب شيء منها‬،‫ أو مستحبة‬،‫واجبة كانت‬
.‫يعتد به حىت يتلفظ به‬
ُ‫ اتـََّف َق الْعُلَ َماء‬:‫وجاء يف غذاء األلباب للسفاريين احلنبلي‬
َّ ِ‫َعلَى أَنَّهُ َل ُْيسب ل‬
َّ‫لذاكِ ِر َش ْيءٌ ِم ْن ْالَذْ َكا ِر الْ َوا ِرَد ِة َحت‬ ُ َ
‫يـَتـَلَ َّف َظ‬
"Para ulama berbeda konklusi terkait apakah malaikat
pencatat amal mencatat dzikir qalbu. Dikatakan,"Tidak
dicatat, karena para malaikat tidak tahu isi qalbu." Secara
berbeda ada pendapat, "Allah membukakan isi qalbu kepada
para malaikat pencatat sehingga mereka tetap mencatatnya."
Ada keterangan dalam Syarh Shahih Muslim milik Imam
An-Nawawiyy, "Al-Qadhi 'Iyadh menuturkan, "Para ulama
beda elaborasi apakah para malaikat mencatat dzikir qalbu.
Dikatakan, mereka mencatatnya karena Allah menjadikan
indikator-indikator yang mereka kenali. Dikatakan pula,
mereka tidak mencatat karena selain Allah tidak bisa
tahu isi qalbu. Menurut saya yang benar adalah mereka
mencatatnya." Syaikh Al-Munajjid menegaskan, "Soal dzikir
yang diSyari'atkan pagi-petang atau dzikir lainnya termasuk 13
doa-doa maka yang afdhal adalah membacanya dengan suara
yang dapat didengarnya sendiri, tidak masalah mengeraskan
suara atau memelankan, tidak cukup kalau tidak dilafazhkan,
seperti diujarkan Imam An-Nawawiyy dalam Al-Adzkar, bahwa
dzikir-dzikir yang dipatenkan dalam shalat dan selainnya,
baik yang berstatus wajib atau mustahab, tidak dianggap dan
dihitung sampai dilafazhkan. Dalam Ghidza` Al-Albab milik
Imam As-Safariniyy Al-Hanbaliyy, para ulama sepakat bahwa
dzikir apapun tidak dicatat/teranggap sampai dilafazhkan."
ŠŠ [https://www.islamweb.net/ar/fatwa/322936/]
Imam Al-Munawiyy menjelaskan hadits no. 904 dalam
Faidh Al-Qadir tentang perintah dzikir secara khumul,

‫وعورض هذا مبا قبله وحنوه من األخبار الدالة على ندب‬


‫اجلهر ابلذكر صرحيا أو التزاما حلديث احلاكم عن شداد‬
‫بن أوس قال إان لعند رسول هللا  إذ قال ارفعوا أيديكم‬
‫فقولوا ال إله إال هللا ففعلنا فقال اللهم إنك بعثتين هبذه‬
‫الكلمة وأمرتين هبذا ووعدتين عليها اجلنة إنك الختلف‬
‫ وخرب‬.‫امليعاد مث قال أبشروا فإن هللا تعاىل قد غفر لكم‬
‫ انطلقت مع النيب  ليلة فمر‬:‫البيهقي عن األدرع قال‬
‫ اي رسول هللا‬:‫برجل يف املسجد يرفع صوته ابلذكر قلت‬
‫عسى أن يكون هذا مرائيا قال ولكنه أواه وخرب ابن ماجه‬
‫عن جابر أن رجال كان يرفع صوته ابلذكر فقال رجل لو‬
‫أن هذا خفض من صوته؟ فقال رسول هللا صلى هللا عليه‬
‫وسلم فإنه أواه‬
14 "Telah ternampakkan dengan jelas dari hadits ini
dan sebelumnya serta semisalnya dari dalil-dalil yang
menunjukkan dimandubkan (dianjurkan) lantang/keras
dalam dzikir, secara sharih (eksplisit) maupun iltizam
(konsekuensi) dalil. Berdasar hadits Al-Hakim dari Syaddad
bin Aus yang mewartakan secara transmisional, kami sedang
bersama Rasulullah yang menitahkan, "Ayo angkat tangan
kalian semua (menengadah) dan ucapkan La Ilaha
IllAllah!" Kami pun melakukannya, kemudian Rasulullah
pun berdoa, "Ya Allah Engkau yang mengutusku dengan
kalimat ini dan memerintahku dengan kalimat ini
dan menjanjikanku Surga atasnya, sesungguhnya
Engkau tidak menyelisihi janji." Usia doa, Rasul bersabda,
"Bergembiralah kalian semua karena sesungguhnya
Allah benar-benar telah mengampuni kalian."
ÂÂ Data ini urgen untuk ditampilkan
bahwasanya dzikir dengan jahr maupun
sirr sama-sama terlegitimasi dalam Syari'at.
Terbukti, Rasul pernah dzikir dengan jahr
pernah sirr bahkan irtifa' (tinggi) suara. Dan
dzikir adalah doa, begitupula doa adalah
dzikir.
Sebenarnya tidak ditemukan nash bahwa dzikir yang
diterima Allah hanyalah dzikir yang terucap oleh lisan saja
sebagaimana tidak didapatkan nash yang memvonis Allah
tidak menerima dzikir tanpa gerakan lisan. Kecuali dzikir
muqayyad (terikat/protokoler) dalam konstruksi ibadah
tertentu seperti shalat, adzan, dzikir ba'da shalat, talbiyah dan
lain-lain, memang harus talaffuzh sebagaimana Rasulullah
dan para shahabat serta tabi'in dan atba' tabi'in.
Rasionalitasnya, betapa memberatkan bila dzikir yang
diterima Allah hanya dzikir yang terujar dengan gerakan dua
bibir bagi orang yang tergolong pengidap misophonia, secara
literal bisa diterjemahkan sebagai ‘kebencian terhadap suara’.
Kondisi tersebut juga diketahui sebagai sindrom sensitivitas
selektif suara. Misophonia umumnya diasoasikan dengan 15
rasa terganggu saat mendengar suara tertentu, mulai dari
suara bising akibat kendaraan atau pembangunan. Jika sudah
parah, penderitanya bisa terpicu dengan suara-suara kecil
seperti mengunyah atau mengecap, berdeham, dan suara
ketukan meja.
Bagi orang yang tidak mengidap misophonia pun kadang
butuh me time, menikmati kesendirian tanpa gangguan objek
apapun yang bisa menjejali pikiran. Kebutuhan me time kerap
diarahkan oleh mereka yang beragama Islam untuk tafakkur
tentang Allah yang itu adalah dzikir. Realitasnya, ada orang
yang lebih nasyath (semangat) dan ifragh (fokus) ketika dzikir
sendiri dalam qalbu bahkan sekalipun di tengah kebisingan
makhluk, namun ada pula orang yang lebih khusyu' ketika
dzikir bersama jama'ah dengan suara jahr bahkan irtifa'
(tinggi).
Imam Ath-Thabariyy sebagaimana dinukil oleh Ibnu
Baththal menjelaskan,

،‫ أى الذكرين أعظم ثو ًاب الذكر الذى هو ابلقلب‬:‫فإن قيل‬


‫ قد اختلف السلف‬:‫أو الذكر الذى هو ابللسان؟ قيل‬
‫ ألن أذكر هللا‬:‫ فروى عن عائشة أهنا قالت‬،‫ىف ذلك‬
‫ وقال‬.‫إىل أن أذكره بلساىن سبعني مرة‬
َّ ‫ىف نفسى أحب‬
‫ روى عن أىب عبيدة‬.‫ ذكر هللا ابللسان أفضل‬:‫آخرون‬
‫ ما دام قلب الرجل يذكر‬:‫بن عبد هللا بن مسعود قال‬
‫ وإن حترك‬،‫ وإن كان ىف السوق‬،‫هللا تعاىل فهو ىف صالة‬
.‫بذلك اللسان والشفتان فهو أعظم‬
“Apabila dikatakan dzikir yang manakah yang lebih
besar pahalanya, apakah yang di qalbu saja ataukah yang
16 dengan lisan?, dijawab, Ulama Salaf berbeda tentang hal itu.
Diriwayatkan dari Aisyah bahwa ia berkata, “Aku berdzikir
kepada Allah dalam qalbu lebih aku sukai daripada Aku
berdzikir dengan lisanku 70 kali". Tokoh lain berkata, “Dzikir
dengan lisan kepada Allah adalah lebih utama". Diriwayatkan
dari Abu 'Ubaidah bin 'Abdullah bin Mas'ud ia berkata, “Selama
qalbu seseorang berdzikir kepada Allah maka ia berada dalam
doa meskipun ia di pasar. Apabila lisan dan kedua bibirnya
bergerak mengucapkannya, maka itu lebih besar pahalanya.”
ŠŠ [Syarh Shahih al-Bukhari, 10/430]
Ibnu Hajar Al-Haitamiyy menguraikan,

‫استِ ْغَراقِ ِه ِف‬ ِِ ِ


ْ ‫ك َو َت ََّم ْلهُ ل َم َعانيه َو‬
ِ ِ ‫ال الْ َق ْل‬
َ ‫ب بِ َذل‬ ُ َ‫أ ََّما ا ْشتِغ‬
‫اب َعلَْي ِه ِم ْن َه ِذ ِه‬ ِِ
ُ َ‫ضى ْالَدلَّة يـُث‬ َ َ‫ك أَنَّهُ ِبُْقت‬ َّ ‫ود ِه فَ َل َش‬ ِ ‫شه‬
ُُ
‫ َويـَُؤيِّ ُدهُ َخبـَُر الْبـَيـَْه ِق ّي «ال ِّذ ْكُر الَّ ِذي‬،‫يل‬ َ
َِ‫ال‬
‫ز‬ ْ ‫اب‬ ‫و‬ ‫ـ‬
َ َ َْْ
َّ ‫ث‬ ‫ال‬ ِ َّ‫اليثِي‬
‫ة‬
ُ‫الََفظَة‬ ْ ُ‫يد َعلَى ال ِّذ ْك ِر الَّ ِذي تَ ْس َمعُه‬ ُ ‫الََفظَةُ يَِز‬
ْ ُ‫َل تَ ْس َمعُه‬
‫ني ِض ْع ًفا» اهـ ِبُُروفِ ِه‬ ِ
َ ‫َسْبع‬
"Adapun menyibukkan qalbu dengannya dan menghayati
maknanya dan menghabiskan waktu merenungkannya maka
tak diragukan bahwasanya sesuai tuntutan berbagai dalil
yang ada ia mendapat pahala besar dari aspek ini. Hal ini
diperkuat dengan hadis dari Al-Baihaqiyy, “Dzikir yang tak
didengar para malaikat pencatat lebih bertambah pahalanya
70 kali daripada dzikir yang didengar oleh para malaikat.”
ŠŠ [Nihayah Al-Muhtaj Ila Syarh Al-Minhaj, 3/182]
Dari ‘Âisyah, beliau berkata bahwa Nabi pernah bersabda,
ِ ِّ ‫الذ ْكر (اى اخلفى) علَى‬ ِّ ‫يـ ْفضل‬
‫ي‬َ ْ ‫الذ ْك ِر (اى اجلهر) بِ َسْبع‬ َ ُ ُ ُ َ
ْ ‫ِض ْع ًفا اِ َذا َكا َن يـَْوُم الْ ِقيَ َام ِة َر َّج َع هللا‬
‫الَالَئِ َق اِ َل ُِح َسابِِه‬
‫ قاَ َل تـََع َال اُنْظُُرْوا َه ْل‬:‫ضةُ ِبَا َح َفظُْوهُ َوَكتـَبـُْوا‬َ ‫الََف‬
ْ ‫ت‬ ِ َ‫وجائ‬
ََ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ 17
ُ‫بَق َي ل َعْبدى م ْن َشْي ٍئ؟ فـَيـَُق ْولُْو َن َما تـََرْكنَا َشيـْئًا مَّا َعل ْمنَاه‬
‫ اِ َّن‬:‫صيـْنَاهُ َوَكتـَبـْنَاهُ فـَيـَُق ْو ُل هللا تَعاَ َل‬ ِ ِ
َ ‫َو َحفظْنَاهُ االَّ َوقَ ْد اَ ْح‬
‫الَِفى‬ ِّ ‫لَك ِعْن ِدى حسناً واِانَّ اَج ِزيك بِِه وهو‬
ْ ‫الذ ْك ُر‬ ََُ َ ْ ْ َ َ َ َ
“Dzikir dengan tak bersuara lebih unggul daripada
dzikir dengan bersuara selisih tujuh puluh kali lipat.
Jika tiba saatnya hari kiamat, maka Allah akan
mengembalikan semua perhitungan amal makhluk-
makhluk-Nya sesuai amalnya. Para malaikat pencatat
amal datang dengan membawa tulisan-tulisan mereka.
Allah berkata pada mereka, ‘Lihatlah apakah ada amalan
yang masih tersisa pada hamba-Ku ini?’ Para malaikat
itu menjawab, ‘Kami tidak meninggalkan sedikit pun
amalan yang kami ketahui kecuali kami mencatat
dan menulisnya.’ Allah lalu berkata lagi (pada hamba-
Nya itu), ‘Kamu memunyai amal kebaikan yang hanya
Aku yang mengetahuinya. Aku akan membalas amal
kebaikanmu itu. Kebaikanmu itu berupa dzikir dengan
sembunyi (tak bersuara).”
ŠŠ [Sunan Al-Baihaqiyy]
Dzikir qalbu, yaitu berdzikir dengan mengkonsentrasikan
diri pada suatu makna (di dalam qalbu) yang tidak tersusun
dari rangkaian huruf dan suara. Karenanya, seorang yang
sedang berdzikir dengan preferensi ini tidak akan terganggu
oleh apa pun juga, baik dalam kondisi sendiri di ruang
khusus atau bahkan bersama orang banyak yang sedang
berdzikir pula atau yang sedang larut dalam duniawi. Coba
berdzikirlah mengingat Allah dengan qalbu tanpa bersuara
tanpa diketahui oleh orang lain dan tanpa ada lafazh dan
ucapan yang dikeluarkan. Dzikir jenis ini adalah cara berdzikir
yang paling utama. Jenis dzikir ini banyak diamalkan oleh
thariqah/madrasah/majelis Naqsyabandiyyah berkebalikan
dengan thariqah/madrasah/majelis Qadiriyyah.
Rasulullah  juga bersabda,
18 ِّ  ‫ال‬
‫الذ ْكُر‬ َ َ‫الَِفى َو َخيـُْر الِّرْزِق َما يَ ْك ِفي َوق‬ ِّ ‫خيـر‬
ْ ‫الذ ْك ِر‬ ُْ َ
ِ ِّ ‫ال ْفظَةُ ي ِزي ُد علَى‬
َ ْ ‫الََفظَةُ بِ َسْبع‬
‫ي‬ ْ ُ‫الذ ْك ِر تَ ْس َمعُه‬ َ ْ َ َْ ُ‫الَ تَ ْس َمعُه‬
‫ِض ْع ًفا‬
"Sebaik-baik dzikir adalah dzikir dengan samar (khafi)
dan sebaik-baiknya rizqi adalah rizqi yang mencukupi."
Nabi juga bersabda, “Dzikir yang tidak terdengar oleh
malaikat pencatat amal (maksudnya dzikir khafi)
mengungguli atas dzikir yang dapat didengar oleh
mereka (dzikir jahri) sebanyak tujuh puluh kali lipat.”
ŠŠ [Sunan Al-Baihaqi, Shahih Ibnu Hibban, Mustakhraj Abu
'Awanah]
Qalbu merupakan tempat pengawasan Allah, tempat
bersemayamnya iman, tempat bersumbernya rahasia,
dan tempat bertenggernya cahaya. Qalbu yang baik akan
mengakibatkan jasad seluruhnya menjadi baik. Begitu juga
qalbu yang buruk akan berdampak menjadikan jasad menjadi
buruk. Ini seperti yang telah dipaparkan oleh Rasulullah.
Karenanya, seorang hamba tidak dikatakan mukmin
sempurna, jika qalbunya tidak terpaut pada apa yang harus
diimaninya. Begitu pula ibadah yang menjadi tujuan tidak
akan sah jika tidak menyertainya dengan niat (di dalam
qalbunya).
Gambar 2.1. Ilustrasi Sinyal Detak Jantung (Al-Qalb)

19
ŠŠ https://elektrologi.iptek.web.id/analisis-sinyal-detak-jantung/
Qalbu mengalami perubahan, dinamika, pembolak-
balikan yang sangat cepat. Qalbu bisa beralih-alih secara
ajaib dan tak terkendali sebelum berhasil dikendarai si
empunya qalbu. Qalbu bisa merasa hiper-bahagia hingga
lisan melepaskan ujaran yang tak terkendali pula dan tubuh
melakukan gerakan-gerakan spontan-reflektif tanpa sebab
dan batasan. Bisa saja dan itu natural, tanpa rekayasa. Dalam
'ketenggelaman' saat dzikir hingga terdiam karena terpaku
dalam kekaguman, qalbu manusia bisa mengalami hal-hal di
luar kuasa selama beberapa detik hingga menit.
Anas bin Malik  merekam, Rasulullah  bersabda,

‫َح ِد ُك ْم‬ ِ ِ ِ ُ‫َش ُّد فـرحا بِتـوب ِة عب ِد ِه ِحني يـت‬


َ ‫وب إلَْيه م ْن أ‬ ُ َ َ َْ َ َْ ً ََ َ ‫ََّلُ أ‬
‫ت ِمْنهُ َو َعلَيـَْها طَ َع ُام ُه‬ ٍ ِ ‫احلَتِ ِه ِبَر‬ ِ ‫َكا َن علَى ر‬
ْ َ‫ض فَ َلة فَانـَْفلَت‬ ْ َ َ
‫اضطَ َج َع ِف ِظلِّ َها قَ ْد‬ ْ َ‫س ِمنـَْها فَأَتَى َش َجَرًة ف‬ ِ‫و َشرابهُ فَأَي‬
َِ ِ ُ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ‫أَي‬
ُ‫ك إِ َذا ُه َو بَا قَائ َمةً عْن َده‬ َ ‫س م ْن َراحلَته فـَبـَيـْنَا ُه َو َك َذل‬ َ
‫ت َعْب ِدي‬ ِ ِ ِ َ َ‫فَأَخ َذ ِِبطَ ِامها ُثَّ ق‬
َ ْ‫ال م ْن شدَّة الْ َفَرِح اللَّ ُه َّم أَن‬ َ َ
ِ ِ ِ
‫َخطَأَ م ْن شدَّة الْ َفَرِح‬ ْ‫كأ‬ َ ُّ‫َوأ ََن َرب‬
“Sungguh kegembiraan Allah karena taubatnya
hamba-Nya melebihi kegembiraan salah seorang dari
kalian terhadap hewan tunggangannya di sebuah padang
pasir yang luas, namun tiba-tiba hewan tersebut lepas,
padahal di atasnya ada makanan dan minuman hingga
akhirnya dia merasa putus asa untuk menemukannya
kembali. kemudian ia beristirahat di bawah pohon,
namun di saat itu, tiba-tiba dia mendapatkan untanya
sudah berdiri di sampingnya. Ia pun segera mengambil
tali kekangnya kemudian berkata; ‘Ya Allah Engkau

20 hambaku dan aku ini Tuhan-Mu.’ Dia telah salah berdo’a


karena terlalu senang.’
ŠŠ [Shahih Muslim]
Dalam hadits ini Nabi tidak menghukumi berdosa, hanya
menstatuskannya salah doa. Sang hamba mengalami situasi
takjub atas kuasa dan kemurahan Allah menolongnya.
Ketakjuban yang berlebihan terhadap Allah memiliki
posibilitas sekaligus potensi lepas kendali, berbentuk diam,
salah ucap, pingsan, tangis haru, tangis takut, senyum,
menggigil, gemetar, lemas, bersemangat, penuh optimisme
dan ekspresi-ekspresi qalbu lainnya. Itu semua ada dalam
khazanah hadits dan atsar Salaf. Semata atas keterpanaan
terhadap Allah. Allah. Allah. Allah.

Soal-soal Uji Kompetensi Soft Skill Keagamaan


1 Berdosakah seseorang yang sedang 'tenggelam' dzikir
mengucapkan suatu ucapan yang di luar kendali akal
kesadarannya?
2 Apa makna hadits berikut ini,
ِّ ‫ال ْفظَةُ ي ِزي ُد علَى‬ ِّ
ُ‫الذ ْك ِر تَ ْس َمعُه‬ َ ْ َ َْ ُ‫الذ ْكُر الَ تَ ْس َمعُه‬
‫ي ِض ْع ًفا‬ ِ
َ ْ ‫الََفظَةُ بِ َسْبع‬
ْ
3 Benarkah pernyataan bahwa dzikir yang diterima Allah hanya
dzikir yang diucapkan oleh lisan berupa suara?
4 Sebutkan Asma`ul-Husna selain yang ada dalam komposisi 99,
minimal 5!
5 Ceritakan ulang kisah Rasulullah memimpin para shahabat
berdzikir dan berdoa!

21

Anda mungkin juga menyukai