Anda di halaman 1dari 11

Pengarah: Jurnal Teologi Kristen

Volume 4, Nomor 2, 2022


Diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus
eISSN: 2655-2019; pISSN: 2654-931X
https://journaltiranus.ac.id/index.php/pengarah/index DOI: https://doi.org/10.36270/pengarah.v4i2.117

Panggilan Allah Kepada Abraham: Konsep Anugerah dan


Implikasinya dalam Kehidupan Orang Percaya
1Christopher Alexander, 2Duma F. Pakpahan, 3Yohanes R. Suprandono

1Sekolah Tinggi Teologi Kharisma, Bandung


2Sekolah Tinggi Teologi Kharisma, Bandung
3Sekolah Tinggi Teologi Kharisma, Bandung

calexander.ca26@gmail.com

Article Info Abstract

The call of God to Abraham is an important event in his-


Article History: tory because at that time God made a covenant with
Abraham and even the spiritual blessings from that cov-
Submitted : 10 Juni 2022 enant impacted the Israelites and all nations, that is the
Reviewed : 10 Desember 2022 blessings of salvation in Jesus Christ. This research
Accepted : 28 December 2022 uses literature studies method. The conclusion of this
research is that there are 3 attributes of God's call to
Abraham that have a close relationship with grace,
namely personal, separation, and covenant. Believers
who have received God's grace need to find their call,
Keywords: separate themselves from all negativity in the world with
full obedience, and show full faith and loyalty in waiting
call of god; covenant; for the fulfillment of the Lord's promises.
abraham; concept of grace

Abstrak

Panggilan Allah kepada Abraham adalah peristiwa


penting dalam sejarah karena pada saat itu Allah
membuat perjanjian dengan Abraham dan memberikan
berkat keselamatan melalui Kristus Yesus. Penelitian ini
menggunakan metode studi pustaka dan menyimpulkan
bahwa terdapat 3 sifat panggilan Allah kepada Abraham
yang berkaitan dengan anugerah: pribadi, perpisahan,
Kata-Kata Kunci:
dan perjanjian. Orang percaya harus menemukan
panggilan mereka, memisahkan diri dari keburukan
panggilan allah; perjanjian;
dunia dengan taat, dan memperlihatkan kepercayaan
abraham; konsep anugerah
dan kesetiaan dalam menunggu janji-janji Tuhan.
PENDAHULUAN orang percaya serta menemukan apa yang
Sebuah peristiwa penting terjadi sekitar dapat dilakukan oleh gereja di dalam
4000 tahun yang lalu, yaitu di mana Allah mengimplementasikannya.
bekerja dengan seorang manusia bernama Penelitian ini merupakan studi lanjut
Abraham (Apuuvinom, 2021). Abraham yang bersifat pengembangan dari penelitian-
sendiri adalah generasi ke-20 dari Adam, penelitian terdahulu, di mana penelitian ter-
yang hidup kira-kira 2000 tahun sesudah dahulu membahas tentang Sifat Panggilan
Adam dan 2000 tahun sebelum Yesus. Allah: Studi terhadap Panggilan Allah kepada
Panggilan Allah kepada Abraham tercatat Abraham dalam Kejadian 12:1-4 (Widianto,
secara khusus dalam Kejadian 12:1-9, di 2017), Mempertanyakan Gelar Abraham se-
mana Abraham dipanggil untuk meninggal- bagai Bapa Orang Beriman Setelah Peristiwa
kan negerinya, yaitu Ur-Kasdim, dan pergi ke di Mesir—Kejadian 12:10-20 (Damarwanti,
negeri yang akan Allah tunjukkan kepadanya, 2020), Abraham Inklusif: Sebuah Titik Temu
yang bahkan tidak diketahuinya. Panggilan Trialog Agama-agama Abrahamik (Karman,
Allah kepada Abraham ini menempati posisi 2019).
yang sangat penting dalam sejarah, sebab
dari situlah Abraham disebut sebagai bapa METODE
bangsa Israel dan juga bapa segala orang Metode yang penulis gunakan dalam
percaya (Simanjuntak, 2017). penelitian ini adalah metode studi pustaka (li-
Dalam Kejadian 12:1-9, kita dapat brary research), di mana metode ini berbicara
melihat dua pembagian secara garis besar, tentang studi yang mempelajari berbagai
yaitu panggilan Tuhan atas Abraham beserta hasil penelitian terdahulu yang sejenis untuk
janji-janji Tuhan untuk Abraham (ay. 1-3), dijadikan sebagai referensi dalam mendapat-
dan respon Abraham terhadap panggilan Tu- kan landasan teori mengenai masalah yang
han atas hidupnya (ay. 4-9). Pemanggilan hendak diteliti, sehingga peneliti akan men-
Abraham oleh Allah ini berdampak besar cari dan mengumpulkan teori dan informasi
pada iman kekristenan, sebab oleh karena yang sebanyak-banyaknya yang menyangkut
perjanjian Allah dengan Abraham inilah yang topik penelitian (Zaluchu, 2021).
menghasilkan berkat universal bagi seluruh Dalam penelitian ini, penulis
bangsa, yaitu Yesus Sang Mesias yang akan menggunakan acuan dari penelitian yang dil-
menyelamatkan dunia, yang berasal dari ke- akukan oleh Widianto, mengenai Sifat
turunan Abraham (Apuuvinom, 2021). Panggilan Allah: Studi terhadap Panggilan
Kisah pemanggilan Abraham oleh Allah Allah kepada Abraham dalam Kejadian 12:1-
ini juga banyak disoroti oleh tiga agama abra- 4, di mana ada tiga paparan mengenai sifat
hamik (the three Abrahamic religions), yaitu panggilan Allah, yaitu bersifat pribadi,
Yudaisme, Kristen, dan Islam. Dalam hal ini, perpisahan dan perjanjian. Penulis tertarik
penulis akan fokus kepada sudut pandang untuk menggunakan tulisan Widianto se-
Kristen. Adapun rumusan masalah dalam tu- bagai acuan karena tulisannya yang me-
lisan ini adalah “apa implikasi dari konsep maparkan sifat panggilan Allah kepada Abra-
anugerah dalam pemanggilan Abraham oleh ham secara mendalam, dan mendukung apa
Allah dalam kehidupan orang percaya?”. Un- yang sedang ingin penulis tuangkan
tuk itu, penulis mengangkat topik “Panggilan mengenai konsep anugerah di dalamnya.
Allah kepada Abraham: Konsep Anugerah Dalam hal ini, penulis akan meneliti lebih
dan Implikasinya dalam Kehidupan Orang lanjut mengenai kaitannya dengan konsep
Percaya”, untuk dapat mengambil makna te- anugerah, dan kemudian mengambil kes-
ologis dan makna praktis dari kisah impulan mengenai implikasinya dalam ke-
pemanggilan Abraham oleh Allah ini untuk hidupan orang percaya.
dapat diimplementasikan dalam kehidupan

12
HASIL DAN PEMBAHASAN mengerjakannya, dan Allah sendirilah yang
berinisiatif untuk menyelamatkan manusia.
Anugerah Hal ini juga ditegaskan oleh H. H. Es-
Webster’s Ninth New Collegiate Dic- ser, seperti yang dikutip oleh Lukito, di mana
tionary mendefinisikan grace atau anugerah Esser menegaskan bahwa penggunaan kata
sebagai “unmerited divine assistance given “anugerah”, khususnya hen, memiliki
man for his regeneration or sanctification”, pengertian “membungkuk, dan/atau meren-
yang artinya pertolongan ilahi yang tidak dahkan diri”, artinya, hal ini berbicara tentang
sepantasnya diberikan kepada manusia, “yang lebih kuat datang menolong yang lebih
yang diberikan untuk tujuan kelahiran kem- lemah, yang lebih tinggi datang menolong
bali atau pengudusan (Lukito, 2002). yang lebih rendah” (Lukito, 2002). Dalam hal
Pengertian dari kamus sekuler tersebut turut ini, apa yang dipaparkan oleh Lukito sedang
memberi penegasan bahwa anugerah meru- menggambarkan bahwa anugerah merupa-
pakan karya Allah yang dikerjakan tanpa kan sesuatu yang kita terima dari Yang Ma-
campur tangan manusia, dan manusia tidak hatinggi, yang rela datang untuk menolong
membutuhkan kualifikasi apa pun untuk manusia yang maha rendah.
mendapatkannya, sebab hal itu diberikan Konsep anugerah sendiri telah Allah
secara cuma-cuma untuk manusia atas da- perlihatkan bahkan sejak Perjanjian Lama.
sar inisiatif Allah sendiri. Misalnya saja, dalam bukunya, Sen Sendjaya
Dengan jelas Alkitab mencatat bahwa mengungkapkan ada lima inisiatif Allah yang
anugerah itu dikaruniakan kepada orang dilakukan-Nya untuk mencari dan me-
yang tidak layak untuk menerimanya. Hal ini nyelamatkan manusia, sebagai wujud pen-
berbeda dengan upah, di mana upah meru- yataan anugerah-Nya bagi manusia, yaitu
pakan hak atau imbalan yang memang layak kesatu, Allah mencari manusia (Kej. 3:9);
untuk diterima oleh seseorang yang sudah kedua, Allah mengadakan permusuhan an-
mengerjakan sesuatu, sedangkan anugerah tara keturunan perempuan dan keturunan
merupakan pemberian yang diberikan ular (Kej. 3:15); ketiga, Allah menjanjikan ke-
kepada orang yang tidak layak untuk menangan atas setan (Kej. 3:15); keempat,
menerima pemberian tersebut. Dengan kata Allah memberi kulit binatang kepada mereka
lain, anugerah diberikan kepada orang yang (Kej. 3:21); dan kelima, Allah mengubahkan
bahkan hanya berdiam diri, dan tidak hati yang memberontak (Sendjaya, 2022).
melakukan serta tidak mengusahakan Anugerah sendiri terbagi menjadi dua
sesuatu apa pun untuk mendapatkannya macam, yaitu anugerah umum dan anugerah
(Gulo, 2020). khusus. Anugerah umum (common grace)
Anugerah sendiri selalu identik dengan berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari, ber-
keselamatan, di mana keselamatan diberikan bicara soal kepandaian dan kebijaksanaan
secara cuma-cuma kepada setiap orang untuk mengelola alam, serta yang memberi
yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus manusia moralitas, sehingga dapat menahan
sebagai Tuhan dan Juruselamat. Pengam- manusia untuk tidak berdosa secara maksi-
punan dan penerimaan Allah atas orang mal, di mana anugerah ini diberikan baik un-
percaya diberikan melalui karya penebusan tuk orang percaya maupun orang bukan
Yesus Kristus di atas kayu salib, dan itu percaya. Sedangkan anugerah khusus (spe-
merupakan anugerah terbesar dalam ke- cial grace) berkaitan dengan keselamatan
hidupan setiap orang percaya (Tembay & dari dosa, dan anugerah ini diberikan hanya
Eliman, 2020). Disebut sebagai anugerah, untuk orang-orang percaya (Sendjaya, 2022;
dikarenakan manusia tidak mengusahakan Sulistya, 2013).
sesuatu apa pun untuk mendapatkan kesela- Beberapa anugerah yang dapat kita
matan itu, Yesus Kristuslah yang lihat dengan jelas dalam PL adalah di mana

13
Allah berinisiatif mengadakan perjanjian-per- Sifat Panggilan Allah kepada Abraham
janjian-Nya dengan umat-Nya, yakni di an- dan Konsep Anugerah serta Implikasinya
taranya: perjanjian dengan Nuh (Kej. 8:21-
9:8), perjanjian dengan Abraham (Kej. 12:1- Sifat Pribadi dan Anugerah
3), perjanjian dengan Musa (Kel. 6:5-7), dan Terkait panggilan Allah kepada Abra-
perjanjian dengan Daud (2 Sam. 7:12-17) ham, Alkitab tidak mencatat jelas mengenai
(Tembay & Eliman, 2020). bagaimana cara Allah memanggil Abraham,
Bahkan dalam kitab PB, kita banyak hal ini tidak seperti yang diceritakan dalam
melihat tulisan dari Rasul Paulus yang kejadian Musa yang melihat Allah dalam ben-
menekankan konsep anugerah. Namun tuk semak yang menyala, atau seperti tiang
demikian, ada tulisan karya E. P. Sanders, api dan tiang awan tatkala bangsa Israel se-
yang sering menjadi perdebatan bagi para dang berjalan di padang gurun. Dalam kisah
pakar PB dan Yudaisme, yakni tulisannya panggilan Allah kepada Abraham ini, kita
yang berjudul Paul and Palestinian Judaism, hanya dapat menemukan “Berfirmanlah TU-
di mana pada bagian pertama dari buku ini HAN kepada Abram”. Meski begitu, panggi-
membahas tentang soteriologi Yudaisme Bait lan Allah kepada Abraham adalah bersifat
Allah Kedua, dan bagian kedua dari buku ini pribadi, artinya bahwa panggilan Allah di-
membahas tentang soteriologi Paulus dilihat tujukan kepada Abraham secara pribadi,
dari perspektif covenantal nomism (Gun- bukan kolektif (Widianto, 2017).
awan, 2009). Stephen Tong, seperti yang dikutip oleh
Lebih lanjut lagi, Gunawan juga me- Tembay dan Eliman, mengatakan bahwa
maparkan pemikiran E. P. Sanders, bahwa bukan manusia yang mencari Allah, melain-
covenantal nomism memiliki dua istilah yang kan Allah yang terlebih dahulu mencari
menjadi inti utamanya, yakni “getting in” dan manusia; bukan manusia yang memanggil
“staying in”. Istilah “getting in”, atau “masuk Allah, melainkan Allah yang terlebih dahulu
ke dalam”, berbicara tentang point of view memanggil manusia; bukan manusia yang
bagaimana seseorang diselamatkan, dan berseru kepada Allah, melainkan Allah yang
Yudaisme Bait Allah Kedua secara konsisten terlebih dahulu berseru kepada manusia;
mempercayai bahwa keselamatan didapat- bukan manusia yang memilih Allah, melain-
kan atas dasar pemilihan dan penetapan Al- kan Allah yang terlebih dahulu memilih manu-
lah atas setiap individu. Sedangkan istilah sia (Tembay & Eliman, 2020). Dalam hal
“staying in”, atau “tinggal di dalam”, berbicara inilah terlihat konsep anugerah yang erat
tentang aspek ketaatan kepada Hukum Tau- berkaitan dengan panggilan Allah kepada
rat, sebagai bentuk konsekuensi dari kesela- Abraham yang bersifat pribadi atau personal
matan yang telah diterima oleh seseorang ini, di mana Allah sendiri yang berinisiatif un-
(Gunawan, 2009). Jadi, konsep anugerah tuk memanggil Abraham dan mengadakan
yang dituliskan Paulus dalam surat-suratnya perjanjian dengan Abraham.
bukanlah hal yang benar-benar baru, sebab Panggilan Allah kepada Abraham yang
Paulus juga dipengaruhi oleh latar personal ini terjadi setelah adanya peristiwa
belakangnya sebagai seorang Yahudi. di mana Allah menyerakkan manusia ke se-
Anugerah merupakan hal yang sangat luruh bumi dalam peristiwa menara Babel
penting bagi manusia dan sangat dibutuhkan, yang tercatat dalam Kejadian 11. Hal ini
sebab hanya oleh anugerahlah orang-orang memiliki pengertian teologis bahwa
berdosa dipertobatkan, orang-orang fasik di- pemanggilan Abraham oleh Allah ini merupa-
perdamaikan dengan Allah, dan orang-orang kan suatu anugerah keselamatan di tengah
yang tidak benar dibenarkan (Gulo, 2020). hukuman (Widianto, 2017). Allah memilih
Abraham untuk menjadi hamba-Nya murni
oleh karena anugerah semata, bukan karena

14
layak atau tidaknya Abraham. Di samping itu, lah yang bersifat personal tersebut perlu dire-
dapat dikatakan sebagai anugerah, oleh ka- spons oleh Abraham. Respons ketaatan
rena Allah tidak memandang latar belakang yang dihasilkan atas dasar rasa syukur ter-
Abraham. Abraham merupakan salah satu hadap anugerah yang telah Allah berikan
anak dari Terah, hal ini dicatat dalam Ke- adalah sesuatu yang seharusnya juga men-
jadian 11:27, di mana ayat tersebut dipar- jadi respons orang percaya. Sebagai orang-
alelkan dengan Yosua 24:2, di mana disebut- orang yang telah menerima anugerah, orang
kan bahwa Terah beribadah kepada allah percaya perlu mengambil tindakan iman un-
lain. Hal ini kembali mempertegas dan mem- tuk taat kepada Allah, bukan dalam rangka
perkuat konsep anugerah di dalam kisah untuk membuat orang percaya diselamatkan,
pemanggilan Abraham oleh Allah. melainkan sebagai hasil atau buah dari
Rasul Paulus pun meneguhkan konsep keselamatan yang telah diterima oleh setiap
anugerah di dalam hidup Abraham, seperti orang percaya.
yang dituangkan dalam kitab Roma pasal 4, Ketika Allah berfirman kepada Abra-
di mana Abraham dibenarkan semata-mata ham untuk mengadakan perjanjian, Abraham
oleh karena imannya kepada Allah. Menurut meresponsnya dengan cara mendengar dan
Michael Cranford, dalam hal ini, Paulus se- percaya. Abraham tidak menolak panggilan
dang tidak menggambarkan Abraham se- Allah atas dasar ketidaklayakkannya atau
bagai contoh iman Kristen, melainkan untuk ketidakberdayaannya, melainkan sebaliknya,
menunjukkan mengapa orang yang bukan ia merespons panggilan Allah dengan baik
Yahudi dapat dianggap sebagai anggota dan benar. Itu sebabnya, pertama-tama, se-
umat Allah. Dalam tulisannya, Cranford tiap orang percaya perlu menemukan panggi-
menyatakan bahwa dalam pemikiran Yahudi, lan Allah atas setiap hidup mereka, dan
Abraham dipandang sebagai paradigma ket- kemudian setiap orang percaya juga perlu
aatan, di mana ketaatan tersebut dianggap merespons panggilan Allah atas hidup
sebagai pekerjaan baik yang membuat Abra- mereka dengan baik dan benar.
ham dibenarkan dan yang mendorong Allah Respons Abraham dalam menanggapi
untuk membuat perjanjian dengan bangsa Is- panggilan Allah adalah respons iman untuk
rael. Namun di sisi lain, Paulus sedang me- belajar mengikuti panggilan Tuhan. Memiliki
luruskan pemahaman yang keliru tersebut, respons yang benar terhadap panggilan Allah
bahwa Abraham bukan dibenarkan oleh ka- merupakan anugerah yang harus disyukuri.
rena perbuatan baiknya (dalam hal ini ketaa- Allah menciptakan manusia dengan ke-
tan), melainkan hanya karena imannya hendak bebas yang bersumber dari natur
kepada Allah (Cranford, 1995). Jadi, apa manusia sejak mulanya, yakni segambar dan
yang Abraham terima hanyalah semata-mata serupa dengan Allah (Kej. 1:26), namun se-
karena anugerah, karena kehendak Allah, jak manusia jatuh dalam dosa, maka ke-
dan karena kedaulatan Allah, termasuk peri- hendak tersebut berubah kepada kecender-
hal perjanjian Allah dengan Israel yang dibuat ungan untuk berbuat dosa, sebab semua
oleh Allah melalui perantaraan Abraham, se- manusia telah kehilangan kemuliaan Allah
dangkan respons ketaatan Abraham perlu (Susanto, 2018). Orang percaya yang telah
dipandang sebagai tindakan iman dari anu- memperoleh anugerah keselamatan melalui
gerah yang ia terima. pengorbanan Yesus Kristus seharusnya
memiliki respons yang benar pada panggilan
Implikasinya dalam Kehidupan Orang Tuhan, sebab sesungguhnya keseluruhan
Percaya hidupnya telah dipimpin oleh Roh Kudus
Berkaca dari apa yang terjadi pada yang mengambil alih dan menguasai ke-
Abraham, dapat terlihat bahwa panggilan Al- hendak bebas manusia untuk memuliakan

15
Allah. Kehendak bebas manusia perlu di- istrinya, juga Lot yang merupakan ke-
tundukkan di bawah kehendak Kristus, se- menakannya, dan segala harta benda yang
nada dengan yang dikatakan oleh Alexander mereka dapatkan dan mereka peroleh di
dan Simanjuntak, yaitu bahwa kebebasan Haran (Kej. 12:4-5).
manusia yang kita miliki merupakan kebeba- Dalam hal ini, konsep anugerah sangat
san yang harus dipertanggungjawabkan di terlihat jelas erat kaitannya dengan konsep
hadapan Tuhan kelak (Alexander & perpisahan ini, di mana anugerah sendirilah
Simanjuntak, 2021). Maka dari itu orang yang memampukan orang percaya untuk
percaya perlu dengan sadar memutuskan un- memisahkan dirinya dari segala hal yang
tuk merespons panggilan Tuhan dengan dunia tawarkan yang kemudian menghambat
benar, di mana respons tersebut hanya dapat rencana Allah atas kehidupan manusia. Se-
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana dikatakan dalam Titus 2:11-12,
apabila orang percaya tetap hidup dalam “Karena kasih karunia Allah yang me-
bimbingan Roh Kudus di setiap harinya. nyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia
(kasih karunia Allah) mendidik kita supaya
Sifat Perpisahan dan Anugerah kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-
Perpisahan Abraham dengan keinginan duniawi dan supaya kita hidup bi-
negerinya dan sanak saudaranya merupakan jaksana, adil dan beribadah di dalam dunia
dasar dari perjanjian Allah dengan Abraham sekarang ini.”
(Yoseph, 2020). Panggilan Allah terhadap
Abraham melibatkan pemisahan diri, di mana Implikasinya dalam Kehidupan Orang
terdapat kata “dari” yang disebutkan Percaya
sebanyak tiga kali yang merujuk pada Jika dilihat dari sudut pandang manu-
negerinya, sanak saudaranya, dan rumah sia, panggilan Allah kepada Abraham meru-
bapanya. Dalam hal ini, Allah sedang mene- pakan panggilan negatif, karena manusia
gaskan suatu prinsip penting dalam hal men- cenderung untuk terikat dan berupaya untuk
jadi umat pilihan-Nya, yaitu mengenai pem- meneruskan kebudayaan leluhurnya. Ke-
isahan diri dari segala hal yang akan budayaan bukanlah hal yang mudah untuk
menghalangi terwujudnya maksud dan ke- ditinggalkan. Mengenakan identitas baru,
hendak Allah atas hidup setiap umat pilihan. adalah tantangan tersendiri bagi orang yang
Abraham diharuskan untuk meninggalkan mengalaminya. Pola pikir yang telah ter-
semua hal yang berarti baginya, negerinya, bentuk melalui kebiasaan dan tatanan leluhur
sanak saudaranya, bahkan rumah bapanya dapat mempengaruhi kehidupan seseorang,
(Widianto, 2017). terlebih lagi dalam hal mengambil keputusan.
Uskup Ryle, seperti yang dikutip oleh Akan tetapi, Allah memerintahkan Abraham
Widianto, mengatakan bahwa ada tiga untuk meninggalkan dan memisahkan diri
perintah yang diperintahkan oleh Allah untuk dari berbagai hal yang telah manusia bawa
dilakukan dan ditaati oleh Abraham, yaitu (1) sejak lahir, termasuk salah satunya ke-
meninggalkan semua kepastian masa lalu; budayaan, yang seharusnya menjadi sebuah
(2) menghadapi ketidakpastian masa depan; identitas yang terus dipertahankan oleh Abra-
dan (3) mencari dan mengikuti setiap petun- ham (Lemmp, 2009). Maka, keputusan Abra-
juk dari Allah untuk memenuhi kehendak Al- ham untuk tidak terikat pada leluhurnya dan
lah (Widianto, 2017). Abraham merespons memilih untuk taat pada panggilan Allah
panggilan Allah tersebut dengan penuh merupakan suatu gambaran bagi orang
percaya dan penuh ketaatan. Itu sebabnya percaya untuk memiliki pemahaman bahwa
kita dapat melihat Abraham berangkat pergi dibutuhkan adanya totalitas dalam memenuhi
dengan membawa Sarai yang merupakan panggilan Allah.

16
Sebagaimana Abraham diminta untuk meski Allah tidak membutuhkan kualifikasi
memisahkan diri dari segala sesuatu yang apa pun dari Abraham, ini berbicara tentang
menghambat terwujudnya rencana dan mak- kedaulatan-Nya, dan inilah yang dinamakan
sud Allah atas hidupnya, demikian juga se- anugerah itu.
tiap orang percaya perlu memisahkan diri Ada 2 (dua) ciri perjanjian Allah dengan
dari segala sesuatu yang menghambat Abraham, yaitu (1) perjanjian ini merupakan
rencana Allah untuk terjadi dalam setiap ke- perjanjian tak bersyarat; dan (2) perjanjian ini
hidupan orang percaya. Menurut Widianto, merupakan perjanjian yang kekal (Budhi,
dalam PL, konsep pemisahan ini merupakan 2013). Allah dan Abraham merupakan kedua
suatu tuntutan Allah yang sifatnya kontinu belah pihak yang tergabung dalam perjanjian
bagi umat-Nya, bahkan dalam PB, orang ini, di mana Abraham dipilih secara khusus
percaya juga dituntut untuk memisahkan diri oleh Allah, yang kemudian akan merepresen-
dari sistem dunia yang rusak dan dari tinda- tasikan kepala dari seluruh bangsa Yahudi
kan kompromi terhadap dosa (Widianto, sebagai keturunannya (Apuuvinom, 2021).
2017). Sebagai orang-orang yang telah Terdapat empat aspek berkat dalam
menerima anugerah Allah, setiap orang Perjanjian Allah dengan Abraham ini, yaitu
percaya diberikan kuasa dan kemampuan antara lain: (1) berkat personal, yaitu perjan-
untuk memisahkan diri dari setiap kenegati- jian keturunan Abraham (Kej. 12:2), berkat ini
fan duniawi, serta meninggalkan kefasikan mendapatkan penggenapannya ketika Abra-
dan keinginan-keinginan duniawi. Dengan ham memperoleh nama baru (yang sebe-
demikian, orang-orang percaya dapat terus lumnya Abram menjadi Abraham), dan juga
menghidupi sebuah kehidupan yang kudus mendapatkan banyak harta kekayaan; (2)
dan berkenan di hadapan Allah. berkat teritorial, yaitu berbicara tentang tanah
perjanjian (Kej. 12:1), di mana janji ini dite-
Sifat Perjanjian dan Anugerah gaskan kembali dalam Kejadian 13:14-18; (3)
Istilah “perjanjian” menjadi kata kunci berkat nasional, yaitu bangsa yang besar
dalam kisah panggilan Allah terhadap Abra- (Kej. 12:2), di mana perjanjian ini juga secara
ham. Istilah ini merujuk kepada covenant, spesifik dijanjikan juga kepada Daud dan ke-
bukan sekadar janji atau promise. Janji turunannya dalam 2 Samuel 7:12-16; dan (4)
(promise) diberikan oleh pihak pemberi tanpa berkat universal, yaitu perjanjian berkat dan
harus melibatkan persetujuan dari pihak pen- penebusan (Kej. 12:3), di mana janji ini juga
erima, sedangkan perjanjian (covenant) me- menyangkut tentang berkat rohani dan pene-
merlukan adanya kesepakatan antara kedua busan Israel, yang mana Rasul Paulus dalam
belah pihak untuk mengadakan suatu perjan- Galatia 3:14 juga menegaskan bahwa berkat
jian. Untuk mengadakan sebuah perjanjian, universal dari Perjanjian Allah dengan Abra-
maka harus ada salah satu pihak yang ham ini merupakan berkat penebusan yang
berinisiatif untuk membuat perjanjian, dan juga diberikan bagi bangsa-bangsa non Ya-
dalam perjanjian Allah dengan Abraham, kita hudi yang didapatkan dalam Yesus Kristus
dapat melihat bahwa perjanjian tersebut melalui iman (Budhi, 2013).
merupakan ide dan inisiatif dari Allah sendiri Di sisi lain, ada delapan ketetapan/ke-
untuk menyatakan hubungan melalui penga- tentuan dalam perjanjian ini, yaitu antara lain:
daan perjanjian-Nya dengan umat-Nya Abraham akan menjadi bangsa yang besar,
(Yoseph, 2020). Dalam hal ini, kita dapat yang akan dinamakan bangsa Israel (Kej.
melihat adanya suatu anugerah, yaitu di 12:2); Abraham dijanjikan sebuah tanah per-
mana Allah sendiri yang berinisiatif untuk janjian, yaitu tanah Kanaan (Kej. 12:1); Abra-
mengadakan perjanjian dengan Abraham, ham akan sangat diberkati (Kej. 12:2b); nama
sedangkan Abraham tidak selayaknya untuk Abraham akan termasyhur (Kej. 12:2c); Abra-
menerima janji tersebut. Namun demikian, ham akan menjadi berkat (Kej. 12:2d); siapa

17
pun yang memberkati Israel akan diberkati Setelah berulang-ulang kali mendengar
(Kej. 12:3a); siapa pun yang mengutuk Israel peneguhan dari perjanjian itu, Abraham pada
akan dikutuk (Kej. 12:3b); dan melalui Abra- akhirnya melihat bahwa janji tersebut secara
ham, semua bangsa di muka bumi akan bertahap dinyatakan melalui kesetiaannya
mendapat berkat (Kej. 12:3c) (Apuuvinom, dalam setiap perjuangan dan pergumulannya
2021). (Swensson, 2011). Misalnya dalam hal
Perjanjian ini sendiri memang secara mendapatkan keturunan, Abraham perlu
personal diberikan kepada Abraham, namun menunggu untuk mendapatkan Ishak se-
dampak dari perjanjian ini dapat dikategori- bagai keturunannya yang akan menjadi ahli
kan ke dalam tiga area, yaitu (1) kepada warisnya, dan ia menunjukkan kesetiaannya
Abraham: Abraham dijanjikan untuk menjadi dalam menanti janji Tuhan untuk digenapi.
bapa dari sebuah bangsa yang besar, yaitu Demikian juga halnya dengan setiap orang
Israel. Ia juga dijanjikan akan memiliki tanah percaya. Orang-orang percaya perlu untuk
perjanjian, dari keturunannya akan lahir raja- tetap setia dalam setiap perjuangan dan per-
raja, baik Yahudi maupun non Yahudi. Abra- gumulan-pergumulan yang ada dalam proses
ham juga akan menerima berkat personal, ia menanti penggenapan janji Tuhan.
akan menjadi berkat, dan namanya akan ter- Selain itu, panggilan Allah kepada
masyhur, baik di kalangan Yahudi, Muslim, Abraham merupakan panggilan iman atas
maupun Kristen; (2) kepada bangsa Israel: anugerah-Nya. Melihat segala sesuatu dari
bangsa Israel akan menjadi besar, tak terhi- sudut pandang Allah, itulah iman. Rasa sulit
tung jumlahnya, dan mereka akan memiliki yang ia alami untuk sampai pada peng-
tanah perjanjian. Mereka juga akan genapan janji Allah membutuhkan per-
menerima kemenangan demi kemenangan juangan dan ketahanan iman setiap harinya.
atas musuh-musuhnya, dan pemenuhan Kekuatan iman dapat ia peroleh dengan tetap
penggenapannya masih terus menunggu memegang janji Tuhan dan memiliki hub-
hingga kedatangan Kerajaan Mesianik; (3) ungan dengan Tuhan, hal ini dapat dilihat
kepada bangsa non Yahudi: orang-orang non ketika Abraham sampai di More, ia tetap
Yahudi yang memberkati Israel akan diber- mendirikan mezbah bagi Tuhan (Kej. 12: 7).
kati, dan yang mengutuk Israel akan dikutuk. Belajar untuk mengenal Allah dengan mem-
Juga mereka akan menerima berkat rohani iliki hubungan yang berkesinambungan
yang datang melalui satu keturunan spesifik merupakan sikap yang harus dimiliki oleh
dari Abraham, yaitu Yesus Sang Mesias. orang percaya untuk memperoleh iman yang
Jadi, perjanjian Abraham ini mengandung teguh dalam menggenapi panggilan Allah
berkat jasmani maupun berkat rohani, di dan menanti penggenapan janji-Nya. Iman
mana berkat jasmani hanya berlaku untuk bukan hanya berbicara tentang persetujuan
orang-orang Yahudi, sedangkan berkat ro- pikiran saja, melainkan tindakan nyata dalam
hani meluas juga untuk orang-orang yang proses kehidupan dalam pengiringan akan
non Yahudi, namun hanya melalui Yesus, panggilan dan kehendak Allah. Sabar dalam
Sang Mesias (Apuuvinom, 2021). menunggu, setia dalam proses, dan tetap
Ternyata, pemanggilan Abraham ini berdiri teguh di dalam iman adalah tiga kunci
memang bersifat personal, namun perjanjian yang dapat kita lihat dalam kehidupan Abra-
Allah dengan Abraham memiliki dampak per- ham di saat menanti janji Tuhan untuk terge-
sonal dan juga dampak kolektif bahkan uni- napi.
versal, yaitu berupa berkat keselamatan me-
lalui Yesus Kristus. Peran Gereja
Dari ketiga sifat panggilan Allah kepada
Implikasinya dalam Kehidupan Orang Abraham, hal yang dapat gereja lakukan da-
Percaya lam mengimplementasikan konsep anugerah

18
di dalam kehidupan orang percaya adalah pertama, berjalan bersama Kristus – ber-
melalui program pemuridan, sebagaimana bicara tentang penyerahan diri dalam doa se-
yang dilakukan oleh GBI Bethel Bandung tiap hari. Kedua, belajar dari Kristus – ber-
yang menggunakan program SMK (Saya bicara tentang merenungkan firman setiap
Murid Kristus) sebagai sebuah pendekatan hari. Ketiga, berubah serupa Kristus – ber-
yang dilakukan untuk menguatkan panggilan bicara tentang buah/hasil dari kedua langkah
dalam Amanat Agung (Nugroho dkk., 2020). sebelumnya (Leo dkk., 2004). Melalui pem-
Pertama, sifat pribadi. Untuk dapat bacaan firman yang rutin dilakukan dalam
merespons panggilan Allah dalam kehidupan pemuridan, orang-orang percaya juga dapat
orang percaya, maka ada dua hal yang men- memahami janji-janji Allah yang terdapat di
jadi kuncinya; orang percaya perlu terlebih dalam Alkitab, dan melalui kehidupan doa,
dahulu menemukan panggilan hidupnya, orang percaya dapat terus berpegang pada
kemudian orang percaya perlu hidup dalam janji-Nya dengan tekun, setia dan penuh
tuntunan Roh Kudus untuk dapat merespons pengharapan.
panggilan Tuhan. Dalam hal ini, program
pemuridan dapat menjadi jawaban, karena KESIMPULAN
dalam program pemuridan level berbuah, Panggilan Allah kepada Abraham
orang-orang percaya dapat tersadarkan akan memiliki tiga sifat yang mana ketiga-tiganya
talenta/karunia serta potensi-potensi yang memiliki keterkaitan erat dengan konsep anu-
ada dalam diri mereka, sebab panggilan Tu- gerah, yaitu (1) sifat pribadi, di mana Abra-
han tidak akan jauh berbeda dengan ham dipanggil secara personal semata-mata
talenta/karunia yang diberikan-Nya (Nugroho hanya karena anugerah Allah berdasarkan
dkk., 2020). kedaulatan-Nya, dan Abraham merespons
Kedua, sifat perpisahan. Orang percaya panggilan Allah dengan baik dan benar, se-
perlu memisahkan diri dari setiap keinginan hingga orang percaya juga perlu untuk
duniawi. Dalam hal ini, pemuridan dapat menemukan panggilan Allah atas hidup
menjadi jawaban, karena bukan sekadar ber- mereka dan meresponsnya dengan benar;
bicara tentang transfer pengetahuan, melain- (2) sifat perpisahan, di mana Abraham di-
kan juga berbicara tentang membuat orang perintahkan untuk memisahkan diri dari
yang dimuridkan mengalami perjumpaan segala hal yang akan menghambatnya untuk
pribadi dengan Allah, sehingga mencapai rencana dan kehendak Allah, dan
menghasilkan perubahan hidup (Leo dkk., anugerahlah yang memampukan Abraham
2004). Orang percaya perlu hidup melekat untuk memisahkan diri dari semua itu, se-
dengan Allah serta mengalami perjumpaan hingga orang percaya juga perlu untuk
pribadi dengan-Nya di setiap harinya, se- menyadari bahwa ada anugerah Allah yang
hingga orang percaya dapat dimampukan un- memampukan setiap orang percaya untuk
tuk memisahkan diri dari dosa dan keinginan- memisahkan diri dari segala kenegatifan
keinginan duniawi. dunia, segala kemunafikan, dan segala
Ketiga, sifat perjanjian. Orang percaya keinginan-keinginan duniawi; (3) sifat perjan-
perlu terus belajar mengenal Allah dan terus jian, di mana Allah berinisiatif untuk menga-
memiliki hubungan yang karib dengan-Nya dakan perjanjian dengan Abraham, dan
untuk memperoleh iman yang teguh dalam Abraham meresponsnya dengan sabar
menggenapi panggilan Tuhan dan menanti- menunggu, setia dalam proses, dan dengan
kan janji yang terdapat di dalamnya. Dalam penuh percaya menanti penggenapan janji
hal ini, pemuridan dapat menjadi jawaban, Tuhan, sehingga setiap orang percaya juga
karena menurut Eddy Leo, ada tiga langkah perlu memiliki kepercayaan penuh dan kese-
dalam menjadi murid Kerajaan Allah, yaitu tiaan tinggi dalam menjalani proses Tuhan

19
sembari menanti penggenapan janji-janji Tu- mengimplementasikan konsep anugerah da-
han dalam kehidupan setiap orang percaya. lam panggilan Allah kepada Abraham dalam
Dalam hal ini, gereja dapat membantu kehidupan orang percaya melalui proses
pemuridan.

20
DAFTAR RUJUKAN Pendekatan yang Menguatkan
Alexander, C., & Simanjuntak, F. (2021). Panggilan dalam Amanat Agung di
Pandangan Etika Kristen Terhadap GBI Bethel Bandung. Jurnal PKM
Identitas Homoseksual. Diegesis: Setiadharma, 1(3), 43–52.
Jurnal Teologi, 6(1), 70–88. https://doi.org/10.47457/jps.v1i3.108
https://doi.org/10.46933/DGS.vol6i17 Sendjaya, S. (2022). Menghidupi Injil &
0-88 Menginjili Hidup. Literatur Perkantas
Apuuvinom, D. B. (2021). The Call of Jatim.
Abraham (Genesis 11:27-12:20) and Simanjuntak, F. (2017). Pengantar Perjanjian
Its Implication on the Christian Faith. Lama Kejadian s/d Ester. CV. Patra
IGWEBUIKE: An African Journal of Media Grafindo.
Arts and Humanities, 7(1), 198–212. Sulistya, P. P. (2013). Konsep Keselamatan
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.1948 Dalam Perjanjian Lama. Jurnal Pistis,
2.59846 11, 45–55.
Budhi, S. S. (2013). Eksposisi Kejadian. https://doi.org/10.31227/osf.io/zt65f
Bahan Ajar STT Kalimantan. Swensson, E. (2011). Abraham: First
https://www.academia.edu/42198564 Patriarch, First Prophet: Genesis 12-
/Eksposisi_Kejadian 23 as Motive and Model for the
Cranford, M. (1995). Abraham in Romans 4: Hebrew Prophetic Voice. Denison
The Father of All Who Believe. New Journal of Religion, 10(3), 25–36.
Testament Studies, 41(1), 71–78. Tembay, A. E. & Eliman. (2020). Merajut
https://doi.org/10.1017/S0028688500 Anugerah Dalam Penginjilan Holistik.
022955 SCRIPTA: Jurnal Teologi dan
Gulo, J. (2020). Implikasi Praktis Konsep Pelayanan Kontekstual, 7(1), 33–49.
Anugerah Bagi Orang Percaya https://doi.org/10.47154/scripta.v7i1.
Berdasarkan Surat Roma 3:23-24. 59
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Widianto, K. (2017). Sifat Panggilan Allah:
Praktika, 3(2), 228–245. Studi Terhadap Panggilan Allah
https://doi.org/10.34081/fidei.v3i2.10 Kepada Abraham Dalam Kejadian
5 12:1-4. Journal Kerusso, 2(2), 1–7.
Gunawan, C. (2009). Soteriologi Yudaisme https://doi.org/10.33856/kerusso.v2i2
Bait Allah Kedua. Veritas: Jurnal .39
Teologi dan Pelayanan, 10(2), 207– Yoseph. (2020). Studi Eksposisi tentang
238. Penegasan Kembali Perjanjian Allah
https://doi.org/10.36421/veritas.v10i2 dengan Abraham dalam Kejadian
.217 15:1-21. HUPERETES: Jurnal
Leo, E., Pangelah, S., & Setiawan, B. (2004). Teologi dan Pendidikan Kristen, 2(1),
SPK Pemenang. Metanoia. 26–38.
Lukito, D. L. (2002). Kekeliruan Pengartian https://doi.org/10.46817/huperetes.v2
Konsep Anugerah dalam Teologi dan i1.40
Pelayanan Praktis. Veritas: Jurnal Zaluchu, S. E. (2021). Metode Penelitian di
Teologi dan Pelayanan, 3(2), 149– dalam Manuskrip Jurnal Ilmiah
170. Keagamaan. Jurnal Teologi Berita
https://doi.org/10.36421/veritas.v3i2. Hidup, 3(2), 249–266.
90 https://doi.org/10.38189/jtbh.v3i2.93
Nugroho, Y. F. E., Hermanto, Y. P., &
Abraham, R. A. (2020). Program SMK
(Saya Murid Kristus) Sebagai

21

Anda mungkin juga menyukai