PENDAHULUAN
tekanan darah diatas normal yang dapat mengakibatkan angka kesakitan (morbiditas)
dan angka kematian (mortalitas). Hipertensi berarti tekanan darah didalam pembuluh-
pembuluh darah sangat tinggi yang merupakan pengangkut darah dari jantung yang
memompa darah keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh (Dwi Sapta Aryantiningsih
& Silaen, 2018). Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan
yaitu : hipertensi primer dimana penyebabnya tidak diketahui namun banyak faktor
simpatik, sistem renin angiotensin, efek dari eksresi Natrium (Na), obesitas, merokok
dan stress serta Hipertensi Sekunder, yaitu hipertensi yang diakibatkan karena penyakit
prevalensi tekanan darah tinggi tahun 2014 pada orang dewasa berusia 18 tahun keatas
sekitar 22%. Penyakit ini juga menyebabkan 40% kematian akibat penyakit jantung dan
51% kematian akibat stroke. Selain secara global, hipertensi juga menjadi salah satu
penyakit tidak menular yang paling banyak di derita masyarakat Indonesia (57,6%).
ecara Nasional Laporan Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) 2018 menemukan bahwa
prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk dengan umur ≥18
tahun adalah 34,11%. Prevalensi tekanan darah tinggi pada perempuan (36,85%) lebih
tinggi dibanding dengan laki-laki (31,34%). Di Provinsi Jawa Timur jumlah estimasi
1
2
proporsi laki-laki 48,38% dan perempuan 51,62%. Dari jumlah tersebut, yang
penduduk. Dibandingkan tahun 2020 ada peningkatan sebesar 14,10% pada penderita
standar pada tahun 2021 (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2022)
Hipertensi disebabkan oleh tiga faktor, yaitu genetik, lingkungan dan adaptasi
struktural jantung serta pembuluh darah. Gemar makan fastfood yang kaya lemak, asin
dan malas berolahraga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya hipertensi.
tingginya angka kejadian hipertensi menuntut peran tenaga kesehatan untuk melakukan
pencegahan dan upaya promosi kesehatan. Ada beberapa cara pencegahan yang dapat
dilakukan oleh lanjut usia agar terhindar dari penyakit hipertensi dengan semboyan
“SEHAT” yaitu Seimbangkan gizi, Enyahkan rokok, Hindari stres, Awasi tekanan
darah, Teratur berolahraga dan juga bias melakukan yoga. Anjuran tersebut merupakan
salah satu penanganan fisioterapi yang fokusnya pada olah fisik, seperti halnya dengan
senam yoga. Bagi penderita hipertensi sangat dianjurkan tidak sering mengonsumsi
obat kimia karena mengingat efek dari obat-obatan yang kurang baik untuk tubuh.
Beberapa kegiatan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi dengan fisioterapi adalah
perifer, dengan rutin berolahraga lama kelamaan akan melemaskan pembuluh darah
sehingga pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi, serta dapat mengurangi
resiko dari penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah sehingga menjaga
relaksasi dan meditasi serta latihan peregangan (Jain, 2014). Manfaat yoga secara
kajian lebih lanjut mengenai latihan bagaimana latihan yoga dapat memberikan
pengaruh terhadap tekanan arah penerita hipertensi. senam yoga dianjurkan pada
penderita hipertensi karena yoga memiliki efek relaksasi yang dapat meningkatkan
sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Sirkulasi darah yang lancer akan mengindikasikan
kerja jantung yang baik. Senam yoga ini meliputi gerakan-gerakan sederhana yang di
setiap gerakannya menitik fokuskan pada gerakan yang memusatkan pada olah tubuh
untuk membantu menunjang kontrol sistem pernapasan yang dapat menimbulkan efek
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan perawatan penyakit ini maka
penulis akan melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan
pada pasien hipertensi dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut “Pengaruh
Terapi Yoga Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa
1.3 Tujuan
Mengalami Hipertensi
Mengalami Hipertensi
Mengalami Hipertensi
Mengalami Hipertensi
Mengalami Hipertensi
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktis
a. Institusi Pendidikan
b. Perawat
c. Keluarga
d. Pasien
.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
pengendalian panca indra dan tubuh secara keseluruhan (Sari & Netty, 2017).
berbeda dalam tubuh, seperti tubuh bagian atas dan bawah, kiri dan kanan, energi
positif dan negatif, serta meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh (Riaddi,
2019).
dipraktekkan sejak 3000 SM. Melalui budaya India kuno (Sindhu, 2015). Yoga
berasal dari kata yuj atau yoke (dalam bahasa Inggris), yang berarti penyatuan.
Yoga adalah ilmu dan seni hidup yang memadukan dan menyeimbangkan aktivitas
fisik dengan sifat nafas, pikiran, dan jiwa untuk membuat hidup nyaman dan
seimbang (Amalia, 2015). Yoga horizontal berarti menyatukan tubuh, pikiran, hati,
dan jiwa dalam harmoni alami. Yoga vertikal berarti memadukan kesadaran diri
dengan Tuhan Yang Maha Esa (Dinata, 2015). Latihan pernapasan yoga
bernapas secara perlahan dan dalam, mengangkat perut secara perlahan dan
kapanpun. Yoga harus dilakukan secara konsisten untuk hasil yang baik (Rahima
& Kustiningsih, 2017). Yoga dapat dijadikan sebagai kebiasaan yang baik bagi
6
klien hipertensi untuk menurunkan tekanan darah, mengurangi stres, dan
kecemasan. Menurut Sajidin et al. (2017), senam yoga yang dilakukan selama 2
minggu pada pagi atau sore hari dapat mempengaruhi fluktuasi tekanan darah klien
hipertensi.
dalam tubuh.
f. Tantra yoga: jenis yoga yang sedikit berbeda dengan yoga lain, bahkan ada
c. Membentuk postur tubuh yang lebih tegap dan otot yang lebih lentur dan kuat
7
8
g. Mengurangi ketegangan tubuh, pikiran, dan mental, serta membuat lebih kuat
b. Nafas dalam
diri lebih dalam. Dimana hal inilah yang menjadi tujuan tertinggi
diantaranya, yaitu :
a. Memakai pakaian yang nyaman dan longgar agar dapat bebas bernapas dan
bergerak. Sebaiknya, alas kaki dilepas dan dilakukan di atas matras yoga,
b. Lepaskan ketegangan.
d. Penuh kesadaran
a. Tekanan darah meningkat oleh aktivasi berkelanjutan dari respon “flight &
fight” pada tubuh. Yoga efektif untuk mematikan respon tersebut dan
b. Kontraksi otot yang konstan memberi sinyal ke otak bahwa bahaya sudah
c. Postur tertentu dalam yoga akan memberikan tekanan dan pengontrolan pada
ginjal serta adrenal. Sehingga, dapat mengatur suplai darah ke organ vital
merupakan pemicu stres utama yang kuat dan dapat menurunkan tekanan
darah.
11
e. Latihan yoga secara teratur dapat mengurangi vasopresin, yaitu hormon stres
f. Medula oblongata otak berisi pusat pernapasan dan pusat vasomotor yang
mengatur tekanan darah. Nafas yang cepat akan mengirimkan sinyal listrik
2.2.1 Definis
jantung melawan dinding arteri. Tekanan darah diukur dalam milimeterair raksa
yang ditempatkan tepat di atas arteri brakialis atas.Tekanan darah sangat penting
darah yang kaya oksigen untukmenyehatkan organ-organ dalam tubuh. Untuk rang
dewasa, 120/80mmHg dianggap nilai normal sedangkan nilai tekanan pada anak-
anak lebih rendah dari pada orang dewasa. (Ratulangi et al., 2015).
Darah dipompa melalui dua sistem sirkulasi terpisah dalam jantung yaitu
kiri jantung dan dipompa kembali keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui
12
Tekanan darah dapat dibedakan sebagai dua nilai yang berbeda yaitu tekanan
sistolik dan tekanan diastolik. Sistolik terjadi ketika ventrikel menegang dan
ventrikel beristirahat dan terisi darah dari atrium. (Ratulangi et al., 2015).
Tekanan darah bisa tidak normal terjadi karena ada faktor yang
darah. Faktor lain yang bisa mempengaruhi tekanan darah adalah usia, olahraga,
stres, ras, obat-obatan, obesitas, variasi diurnal, kondisi medis, suhu, genetik dan
Tekanan darah dapat diukur dengan dua acara yaitu invasive blood preassure serta
permukaan tubuh yang kemudian ditautkan dengan pengukur tekanan darah. Awal
mula sfigmomanometer dipublikasikan oleh seorang ahli bedah berasal dari Rusia
tekanan darah dan hydrargyrum selaku pelengkap alat (Marhaendra et al., 2016).
2.3.1 Definisi
kondisi peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmHg berdasarkan dua atau lebih pengukuran
tekanan darah.
>160/>100mmHg.
14
2.3.2 Etiologi
1) Faktor keturunan
2) Ciri perseorangan
umur (jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis kelamn
(pria lebih tinggi dari perempuan), dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari
kulit putih).
3) Kebiasaan hidup
konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan atau makan
prednisone, epinefrin).
15
b. Hipertensi sekunder
contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang terjadi akibat
stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat
dan hipertensi yang berkaitan dengan kontrasepsi oral juga dianggap sebagai
Tabel 2.3
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
yan dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing wajah
kemerahan; yang bisa saja terjadi pada penderita hipertensi, maupun pada
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah.
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim
2018).
2.3.4 Patofisologis
Tekanan darah merupakan hasil interaksi antara curah jantung (cardiac out
put) dan derajat dilatasi atau konstriksi arteriola (resistensi vascular sistemik).
Tekanan darah arteri dikontrol dalam waktu singkat oleh baroreseptor arteri yang
peningkatan salah satu atau kedua komponen ini, yakin curah jantung dan atau
terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari
bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi. Pada saat bersamaan ketika system saraf
Korteks adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
2019).
Elektrokardiografi (EKG) dan foto dada. Bila terdapat indikasi dapat dilakukan
2.3.6 Komplikasi
a. Stroke
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan
tekanan tinggi.
b. Infark miokard
darah tersebut.
19
c. Gagal ginjal
d. Gagal jantung
paru, kaki, dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan di dalam paru-
kaki bengkak
2.3.7 Penatalaksana
tekanan darah. Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak
guidelines adalah :
dislipidemia.
20
dilakukan salah satunya adalah, senam yoga atau meditasi ini yang
terutama di kota besar. Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari
21
pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan
5) Berhenti merokok
b. Penatalaksana farmakologis
1) Diuretic
2) Penyekat beta
laju nadi dan daya pompa jantung. Beberapa hal yang perlu
Proses keperawatan terdiri atas lima langkah, yaitu pengkajian, perumusan diagnosa
pasien.
Widagdo, 2016).
diantaranya adalah :
a. Data Umung
Data umum yang perlu dikaji adalah nama kepala keluarga, usia,
b. Genogram
kesehatan.
e. Karakteristik Lingkungan
f. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
2) Fungsi Keperawatan
yang meliputi pengertian, faktor penyebab tanda dan gejala serta yang
makanan yang benar serta gaya hidup yang baik untuk penderita
Hipertensi.
menderita Hipertensi.
3) Fungsi Sosialisasi
4) Fungsi Reproduksi
5) Fungsi Ekonomi
Stres dan koping keluarga yang perlu dikaji adalah Stresor yang
h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum :
penurunan.
reaksi pupil tidak sama, kesulitan untuk melihat objek, warna dan wajah
3) Sistem Penciuman
nafas.
4) Sistem Pernafasan
Adanya batuk atau hambatan jalan nafas, suara nafas tredengar ronki
(aspirasi sekresi).
5) Sistem KardiovasKular
6) Sistem Pencernaan
7) System Urinaria
8) Sistem Pernafaasan
pupil)
9) Sistem musculoskeletal
Kaji kekuatan dan gangguan tonus otot, pada klien Hipertensi didapat
i. Harapan Keluarga
Marylin, 2017).
keperawatan sudah terjadi pada keluarga. Tanda dan gejala dari masalah
keperawatan.
keluarga ini diangkat ketika kondisi klien dan keluarga sudah baik dan
dan komunitas. Hal ini didukung oleh faktor-faktor risiko yang berkontribusi
2) Pengertian.
4) Faktor penyebab.
dialami.
keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki
keluarga.
Tabel 2.4
Prioritas masalah
Skor
X Nilai Bobot
Angka Tertinggi
e. diagnosa
2017).
mengenal masalah.
mengenal masalah.
2.4.3 Intervensi
Tabel 2.5
atau program
aktivitas komunitas,
jika perlu
2.4.4 Implementasi
Implementasi dapat dilakukan oleh banyak orang seperti klien (individu atau
keluarga), perawat dan anggota tim perawatan kesehatan yang lain, keluarga luas
kemampuan keluarga menyediakan makanan yang sesuai dan menjaga diit atau
yang tenang dan tidak memancing kemarahan. Sarana dari lingkungan adalah,
2.4.5 Evaluasi
dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh keluarga
tindakan.
Dalam mengevaluasi harus melihat tujuan yang sudah dibuat sebelumnya. Bila
tujuan tersebut belum tercapai, maka dibuat rencana tindak lanjut yang masih
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yang
keperawatan.
individu dan keluarga dengan kasus yang akan diteliti secara rinci dan mendalam.
Adapun subyek penelitian yang akan diteliti berjumlah dua individu dengan kasus yang
sama pada dua keluarga berbeda dengan hipertensi di Desa Karduluk Dusun
1. Kriteria inklusi.
hipertensi
2. Kriteria ekslusi
3) Confidentiality (kerahasiaan)
Penulis menjamin kerahasiaan dari hasil laporan kasus baik informasi maupun
di laptop pribadi penulis. Hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai
hasil penulisan. Data yang ditampilkan bersifat umum dan data dimusnahkan satu
4.1 Pengkajian
Nama : Ny.N
Umur :
Agama : Islam
Suku : Madura
Pendidikan : SD
pekerjaan : IRT
No Telpon :-
Komposisi Keluarga : -
45
46
Genogram :
Ket :
: Perempuan
: Laki-Laki
Tn.S
Ny.N
: Meninggal
: Pasien
: Tinggal serumah
B. Tipe Keluarga:
C. Suku Bangsa
Keluarga akan memanggil perawat terdekat apabila ada anggota keluarga yang sakit
Keluarga mempunyai keyakinan dan kepercayaan agama islam yang kuat dan meyakini
apa yang di alami dalam kesehatan keluarganya adalah cobaan dari yang maha kuasa
2. Penghasilan :
3. Upah Lain :
Tidak ada
Keluarga jarang dan bisa dibilang hampir tidak pernah bepergian untuk sekedar liburan
Tahap perkembangan keluarga dengan usia pertengahan dan keluarga lanjut usia hal ini
karena anak dari Tn.S belum menikan dan masih satu rumah
No Tindakan yg
Keadaan Masalah
Imunisasi telah
Nama Umur BB Kesehatan Kes
dilakukan
1 Tn.S Sehat Tidak lengkap Tidak ada Tidak ada
2 Ny.N Sakit Tidak lengkap Hipertensi Jarang minum obat
3 Nn.I 18 Sehat Tidak lengkap Tidak ada Tidak ada
4
Perawat terdekat
Tidak ada
1. Luas Rumah
10 x 7 Meter
2. Tipe Rumah
Permanen
3. Kepemilikan
Milik sendiri
5. Ventilasi/Jendela
6. Pemanfaatan ruangan
Sumur
11. Kebersihan
1. Kebiasaan
Ny.N setiap pagi dan sore kumpul di depan rumah bersama tetangga yang dekat
2. Aturan/kesepakatan
3. Budaya
Bila ada kesusahan tetangga dengan sukarelawan membantu, dan hadir di kegiatan
keagamaan
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat keluarga ini berinteraksi baik
Semua keluarga sudah saling mendukung, saling memberi kekuatan satu sama lain
L. Struktur Keluarga
Tn.S sebagai kepala keluarga merupakan personal yang berperan sebagai pengontrol
3. Struktur peran
Tn.S sebagai kepala keluarga yang berperan mencari nafkah untuk anak dan istrinya,
Keluarga Tn.S berkeyakinan bahwa sehat dan sakit merupakan ujian dari Allah SWT
M. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
2. Fungsi Sosial:
Tn.S
Keluarga kadang memanggil perawat apabila ada keluarga yang sakit, kadang hanya
N. Fungsi Reproduksi
3. Keterangan lain :
O. Fungsi Ekonomi
Tidak ada
Keluarga belum mengerti detail dengan Hipertensi dan bingung cara penanganannya
4. Strategi koping
52
Keluarga akan membeli obat di warung sekitar dan akan kontrol ke perawat terdekat
1. Penurunan Gizi
Pemenuhan gizi keluarga sudah cukup tapi kadang tidak memenuhi standart 4 sehat 5
sempurna
2. Upaya Lain
R. Harapan Keluarga
Semoga selalu sehat dan lekas sembuh apabila ada keluarga yang sakit
S. Pemeriksaan Fisik
2 Kurang/tidak sehat
3 Defisit
54
No Kriteria Pengakajian
Keluarga hanya sebatas tau tapi tidak
1 Mengenal masalah
paham dengan Hipertensi
Kadang membeli obat di warung sekitar,
2 Mengambil keputusan yang tepat
kadang memanggil perawat terdekat
Merawat anggota keluarga yang Keluarga akan merawat anggota
3
sakit atau punya masalah keluarganya yang sakit dengan
semaksimal mungkin
4 Modifikasi lingkungan
Keluarga hanya memanfaatkan sarana
5 Memanfaatkan sarana kesehatan
kesehatan dari perawat di sekitar rumah
55
V. Analisa Data
DO:
- Cara mengatasi masalah kesehatan
keluarga kurang tepat
- TD : 170/100
- Tidak rutin minum obat
56
W. Skoring
2 2 2 2 4+6+ 4+ 6 20
+ + + = = =3,33
3 2 3 2 6 6
57
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN
1 Manajemen Setelah di lakukan tindakan 1. Kemampuan menjelaskan masalah Dukungan Koping keluarga
kesehatan keluarga Keperawatan selama 2x yang di alami 5 1. Identifikasi respon emosional
tidak efektif 2. Aktivitas keluarga mengatasi
kunjungan rumah di terhadap kondisi saat ini
D. 0115 masalah kesehatan tepat 5
harapkan Manajemen 2. Identifikasi pemahaman tentang
Kesehatan keluarga keputusan perawatan
meningkat 3. Dengarkan masalah, perasaan
dan pertanyaan keluarga
4. Diskusikan rencana medis dan
perawatan
5. Informasikan fasilitas perawatan
Kesehatan yang tersedia
58
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosis
Hari/Tgl Jam Implementasi
Keperawatan
Manajemen kesehatan
keluarga tidak efektif 1. Mengidentifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
59
D. 0115 R/
2. Mengidentifikasi pemahaman tentang keputusan perawatan
R/
3. Mendengarkan masalah, perasaan dan pertanyaan keluarga
R/
60
Diagnosis TTD/
Hari/Tgl Evaluasi
Keperawatan Nama
Manajemen S : Keluarga mengatakan sudah mulai mengerti dengan cara perawatan anggota keluarga
kesehatan keluarga yang sakit dengan hipertensi. Keluarga merasa lebih tenang setelah mendapatkan
tidak efektif informasi meskipun masih ada yang kurang paham
D. 0115 O : - Keluarga mulai mengerti dan sedikit banyak mampu menjelaskan masalah yang di
alami
- Keluarga tampak bersungguh untuk mengatasi masalah kesehatan dengan tepat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi (1, 2, 3)
Manajemen
S : Keluarga mengatakan sudah mengerti dengan masalah yang di alami dan cara
kesehatan keluarga
mengatasi masalah dengan tepat
tidak efektif
O : - Keluarga mampu menjelaskan masalah yang di alami
D. 0115
- Keluarga tampak akan menerapkan cara mengatasi masalah kesehatan dengan tepat
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
4.2 Pengkajian Klien 2
Nama : Tn.S
Umur : 58 Tahun
Agama : Islam
Suku : Madura
Pendidikan : SD
pekerjaan : Wiraswasta
No Telpon :-
Komposisi Keluarga :
Genogram :
Ket :
: Perempuan
: Laki-Laki
: Meninggal Tn.S
Ny.I
: Pasien
: Tinggal serumah
62
B. Tipe Keluarga:
C. Suku Bangsa
Pasien apabila sudah sakit tidak memeriksa ke dokter hanya membeli obat di warung
Keluarga mempunyai keyakinan dan kepercayaan agama islam yang kuat dan selalu
2. Penghasilan :
Tn.S mempunyai penghasilan yang tidak tetap, Tn.S bekerja mengukir kayu
3. Upah Lain :
Tidak ada
Keluarga Tn.S jarang bepergian untuk sekedar rekreasi bersama. Tiap hari Tn.S hanya
bekerja. Ny.I hanya menonton TV di rumah, sedangkan An.R Kuliah dan An.M sekolah
di MTS
Keluarga Tn.R sebagai keluarga dengan anak dewasa, sehingga tahap perkembangan
yang belum terpenuhi yaitu tahap perkembangan keluarga dengan usia pertengahan dan
keluarga lanjut usia hal ini karena anak dari Tn.R belum menikah dan masih satu rumah
Tn.S mengatakan semua keluarganya tidak ada yang mempunya penyakit hipertensi
Tidak ada
1. Luas Rumah
7x9
2. Tipe Rumah
permanen
3. Kepemilikan
Milik sendiri
5. Ventilasi/Jendela
6. Pemanfaatan ruangan
Sumur
15. Kebersihan
1. Kebiasaan
Tn.S setiap malam jumat mengikuti arisan sholawat dan sering mengikuti pengajian
2. Aturan/kesepakatan
3. Budaya
Bila ada kesusahan tetangga dengan sukarela membantu, pengjian, tahlilan dan
keagamaan lainnya
Semua anggota keluarga sudah saling mendukung, saling memberi kekuatan satu sama
lain
L. Struktur Keluarga
Tn.S sebagai kepala keluarga merupakan personal yang berperan sebagai pengontrol
3. Struktur peran
Tn.S sebagai kepala keluarga yang berperan mencari nafkah anak dan istrinya, dan Ny.I
Keluarga Tn.R berkeyakinan bahwa sehat dan sakit itu memang terdapat masalah pada
66
M. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
2. Fungsi Sosial:
Tn.R sering mengikuti kerja bakti seperti gotong royong membersihkan makam
N. Fungsi Reproduksi
Lamanya :
3. Keterangan lain
67
Tidak ada
O. Fungsi Ekonomi
Tn.S mengalami pegal pegal pada tangan, kaki, leher dan Tn.S tidak rutin mengkonsumi
obat hipertensi
Tn.S dating periksa apabila meresakan keluhan yang tidak bisa ditangani sendiri
4. Strategi koping
Keluarga akan memeriksa pada perawat yang dekat dengan rumahnya saat sakit
1. Penurunan Gizi
Dalam keluiarga pemenuhan gizi sudah cukup walaupun kadang tidak lengkap 4 sehat 5
2. Upaya Lain
Tidak ada
68
R. Harapan Keluarga
Keluarga berharap untuk selalu sehat dan apabila ada salah satu yang sakit bisa segera
sembuh
Keluarga berharap pertugas kesehatan yang ada dapat membantu dalam pengobatan
apabila sakit
S. Pemeriksaan Fisik
2 Kurang/tidak sehat
3 Defisit
No Kriteria Pengakajian
Keluarga tau bahwa Tn.S mempunyai
1 Mengenal masalah
Hipertensi
Keluarga membawa berobat Tn.S ke
2 Mengambil keputusan yang tepat
perawat terdekat
Merawat anggota keluarga yang Keluarga merawat anggota keluarga yang
3
sakit atau punya masalah sakit dengan telaten
Keluarga jarang memodifikasi lingkungan
4 Modifikasi lingkungan
Keluarga dapat memanfaatkan sarana
5 Memanfaatkan sarana kesehatan
kesehatan yang ada di dekat rumah
70
V. Analisa Data
DO:
- K/U cukup
- Tn.R tidak menerapkan
perawatan/pengobatan dalam
kehidupan sehari-hari
N : 128 x/menit
T : 172/`101 mmHg
S : 36,1o x/menit
RR : 22 x/menit
-
71
W. Skoring
2 2 2 2 4+6+ 4+ 6 20
+ + + = = =3,33
3 2 3 2 6 6
72
DIAGNOSA
NO TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN
1 Manajemen Setelah dilakukan tindakan 1. Melakukan tindakan untuk 1. Idebtifikasi kesiapan dan
kesehatan tidak Keperawatan 2x kunjungan mengurangi resiko kemampuan menerima
efektif berhubungan 2. Menerapkan program penawarran
diharapkan Manajemen informasi
dengan Kurang 3. Aktivitas sehari hari memenuhi
terpapar informasi kesehatan meningkat tujuan kesehatan 2. indentifikasi factor-faktor yang
dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat
3. sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
4. berikan kesempatan untuk
bertanya
5. ajarkan jenis latihan yang sesuai
dengan kondisi kesehatan
(sanam yoga)
73
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosis
Hari/Tgl Jam Implementasi
Keperawatan
08/07/2022 Manajemen kesehatan 15:00 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
tidak efektif 2. Mengindentifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan
berhubungan dengan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Kurang terpapar 3. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
informasi 4. Memberikan kesempatan untuk bertanya
5. Mengajarkan jenis latihan yang sesuai dengan kondisi kesehatan
(sanam yoga)
09/07/2022 19:10
Manajemen kesehatan
1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
tidak efektif
2. Mengindentifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan
berhubungan dengan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Kurang terpapar
3. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
74
Diagnosis TTD/
Hari/Tgl Evaluasi
Keperawatan Nama
75
11/07/2022 Manajemen S:
kesehatan tidak
- Keluarga mengatakan sudah memahami tentang cara merawat keluarga dengan
efektif berhubungan
hipertensi dengan memperhatikan diet, pola tidur dan kontrol secara teratur
dengan Kurang
terpapar informasi - Tn.S mengatakan merasa pegal-pegal pada tangan, kaki, leher sudah berkurang
- Keluarga dapat mengatakan kembali cara merawat bahaya dengan hipertensi dengan
- Tn.S belum maksimal melakukan senam yoga masih sering lupa dengan gerakannya
P : lanjutkan intervensi
4.3 Pembahasan
yang telah dilakukan sejak tanggal 1 juli 2022 sampai dengan 11 juli 2022.
4.3.1 Pengkajian
1 yaitu Keluarga Tn,R merupakan keluarga yamg terdiri dari Tn.R (56
Tahun) sebagai kepala keluarga, Ny.U (52 Tahun) sebagai istri, An.M (24
Tahun) dan An.I (20 Tahun) Sebagai anak. Tipe Keluarga ini merupakan
77
tipe Nuclear family atau keluarga inti. Menurut (Bakri, 2017) tipe keluarga
nuclear family atau Keluarga inti adalah tipe keluarga keluarga kecil
dalam satu rumah. Dalam keseharian, anggota keluarga inti ini hidup
kanak- kanak.
yamg terdiri dari Tn.S (58 Tahun) sebagai kepala keluarga, Ny.I (56
Tahun) sebagai istri, An.R (21 Tahun) dan An.M (16 Tahun) Sebagai
anak. Tipe Keluarga ini merupakan tipe Nuclear family atau keluarga inti.
Menurut (Bakri, 2017:16) tipe keluarga nuclear family atau Keluarga inti
adalah tipe keluarga keluarga kecil dalam satu rumah. Dalam keseharian,
anggota keluarga inti ini hidup bersama serta saling melindungi. Mereka
dalam tahap keluarga dengan anak dewasa, hal ini didukung dengan
data anak pertama Tn.R yaitu An.M (24 tahun), An.I (20 tahun),.
dalam Bakri, (2017: 43). Pada perkembangan tahap remaja ini orangtua
ini mengingat bahwa remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai
anak harus terus dijaga. Selain itu, beberapa peraturan juga sudah mulai
dalam tahap keluarga dengan anak dewasa, hal ini didukung dengan
data anak pertama Tn.S yaitu An.R (24 tahun), An.M (16 tahun).
dalam Bakri, (2017: 43) Pada perkembangan tahap remaja ini orangtua
ini mengingat bahwa remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai
anak harus terus dijaga. Selain itu, beberapa peraturan juga sudah mulai
keluarga tersebut.
seperti pada kaki dan tangan serta kaku pada tengkuk leher
terkadang juga merasa pusing. Sedangkan keluhan yang muncul pada Tn.
S yaitu sering pusing berkelanjutan dan merasa pegal serta kaku pada
kaki, tangan juga tengkuk leher. Hal ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Nurarif & Kusuma (2013) yaitu pusing dan
sakit pada bagian tengkuk merupakan salah satu dari beberapa gejala
pada kedua klien yaitu Tn.R dan Tn.S. Pada klien 1 yaitu Tn.
tahap 3 180-209/100-119.
5 tahun yang lalu dan Tn.S tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
seperti TBC. Hal ini sesuain dengan Padila (2013) yaitu, faktor
yang diderita oleh klien Tn.R dan Tn.S dan hanya mengobatinya dengan
aktifitas fisik seperti senam yoga yang dapat menurunkan tekanan darah
serta untuk membantu agar tubuh tetap sehat, tidak kaku, dan
kesehatan yang ada didapatkan data bahwa pada keluarga Ny. Y lebih
referensi (SDKI) (PPNI, 2017) Pada klien 1 dan klien 2 yaitu : (D : 0116)
81
di harapkan.
dengan tujuan yang telah ditetapkan pada keluarga Tn.R dan Tn.S
82
adalah aktifitas fisik dengan senam yoga, yang sesuai dengan teori
4.3.4 Penatalaksana
dilakukan pada tanggal 1 Juli 2022 pukul 09.00 WIB di rumah Ny.S dan
Ny.N, dengan mengkaji tanda-tanda vital Ny. S dan ny. N dengan tujuan
WIB bertempat di rumah Tn.R. klien 2 pada tanggal 8 julli 2022 pukul
Tn.R yaitu 178/103 mmHg dan tekanan darah Tn.S yaitu 171/101
tekanan darah turun serta agar tubuh tidak kaku dan pegal. Setelah
darah pada klien dengan hasil tekanan darah Tn.R yaitu 160/100
tanggal 07 juli 2022 pukul 19:00 WIB bertempat di rumah Tn.R. klien 2
pada tanggal 9 julli 2022 pukul 19:10 WIB bertempat di rumah Tn.S.
itu melakukan pemeriksaan tekanan darah pada klien dengan hasil tekanan
darah pada Tn.R yaitu 161/100 mmHg dan tekanan darah pada Tn.S yaitu
hipertensi dengan hasil tekanan darah pada Tn.R yaitu 151/83 mmHg dan
4.3.5 Evaluasi
2022 dan pada klien Tn.S dilakukan pada tanggal, 11 Juli 2022.
hipertensi, menyebutkan manfaat dari senam yoga, keluarga dan klien mau
tekanan darah yang awalnya 178/103 mmHg menjadi 151/83 mmHg dan
gerakan senam yoga yang tepat dan rutin dapat menurunkan tekanan
darah.
BAB 5
5.1 Kesimpulan
5.1.1. Dari data yang dihasilkan dari pengkajia, menunjukkan Tn.R dan
Tn.S sering mengalami gejala yang sama yaitu pusing, pegal pegal
sepenuhnya dilakukan.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Mahardika
Berman, A., Snyder, S.J., Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of
(COPING), 5, 19–25.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2022). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Timur 2021
Dinata. (2015). Menurunkan tekanan darah pada lansia melalui senam yoga.
Jain, Ritu (2012). Pengobatan alternative untuk mengatasi tekanan darah. Jakarta:
Jakad Publishing.
Kurniadi, H., & Nurrahmani, U. (2015b). Stop Gejala Penyakit Jantung Koroner,
Media.
162–168.
Rahima., & Kustiningsih, E. 2017. “Adaptasi Faal Tubuh Terhadap Latihan Hatha
Ratulangi, U. S. A. M., Danes, V. R., Skripsi, K., Fisika, B., Universitas, K., &
Posisi Duduk Dan Posisi Berdiri Pada Mahasiswa Semester Vii (Tujuh)
Sajidin, M., Merbawani, R., & Munfadlila, A. W. (2017). Effect Yoga Gymnastic
Saputra, Wahidin dan Rulli Nasrullah. 2011. Teori dan Praktik Publik Relations.
Sari, Kurniati Maya, dan Netty Herawati, N. (2017). "Pengaruh Senam Yoga
Sindhu, P.(2015). Panduan lengkap yoga: untuk hidup sehat dan seimbang. Mizan
Qanita.
Suri, Atika. (2017). Efektivitas Senam Tai Chi Terhadap Penurunan Tekanan
https://doi.org/10.1016/j.ast.2015.12.010
Surakarta, Surakarta.
Wiria, Windo. (2015). Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Melalui Senam
Yasa, I. D. G. D., Azis, A., & Widastra, I. M. (2017). Penerapan Hatha Yoga