Anda di halaman 1dari 23

1

MODUL PERKULIAHAN

TUGAS AKHIR

METODE PENGUMPULAN DATA


DAN ALAT ANALISIS YANG
DIGUNAKAN

Abstract Kompetensi
Materi pertemuan ke-8 ini menjelaskan Mahasiswa diharapkan dapat
mengenai metode pengumpulan data menentukan metode pengumpulan
dan alat analisis yang digunakan. data dan alat analisis yang digunakan.

Salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah


ketersediaan sumber data. Penelitian kuantitatif lebih bersifat explanation
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi F032100018 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
(menerangkan, menjelaskan), karena itu bersifat to learn about the people
(masyarakat objek), sedangkan penelitian kualitatif lebih bersifat understanding
(memahami) terhadap fenomena atau gejala sosial, karena bersifat to learn about the
people (masyarakat sebagai subyek).

Dalam desain penelitian kuantitatif, setelah peneliti menetapkan populasi dan


sampel yang akan digunakan dalam proses penelitian, maka langkah berikutnya
adalah memperoleh data dari orang-orang (responden) yang telah ditetapkan sebagai
sampel tersebut. Data dalam pengertian disini adalah sejumlah informasi-informasi
yang menjelaskan mengenai karakteristik dari suatu objek (orang dan benda) untuk
keperluan penelitian (Amirullah: 2013).

Informasi adalah sumber utama dalam pengambilan keputusan manajerial.


Sebagian besar orang mungkin akan setuju dengan pernyataan bahwa hampir setiap
keputusan manajemen profesional yang dibuat di negara ini memerlukan penggunaan
informasi. Akan tetapi, seseorang tidak boleh terlalu terkesan terhadap generalisasi
keadaan ini. Banyak informasi yang membentuk dasar keputusan manajerial mungkin
kualitasnya rendah; juga mungkin kurang lengkap untuk pembuatan keputusan.
Sayang sekali bagi pemakai informasi tersebut, hasil analisis mereka dan keputusan
mereka hanya sebaik kualitas dan kelengkapan informasi yang digunakan. Pihak-
pihak yang berprofesi dalam pengolahan data (data processing) sering menggunakan
ungkapan "Garbage in Garbage Out" (sampah yang masuk, sampah yang keluar),
yang merupakan cara mereka mengatakan: "jangan salahkan kami karena hasil yang
jelek-datanya juga jelek". Kedengarannya hal ini seperti mereka "melemparkan
kesalahan". Jikalau pun ya, akan adil jika pengolah datanya tidak dipersalahkan
karena data yang jelek. Periset yang bertanggung jawab tidak boleh melemparkan
tanggung jawabnya kepada orang lain. Periset pemasaran harus bertanggung jawab
terhadap data yang mereka kumpulkan dan mereka gunakan.

A. DATA

Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa latin yang
berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu
pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran
atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau
citra (Wikipedia).
2022 Tugas Akhir
2 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Koentjaraningrat mengungkapkan data sebagai catatan-catatan fakta-fakta
yang didapatkan dari hasil wawancara, pengamatan, catatan mengenai perhitungan-
perhitungan jumlah dan frekuensi kegiatan-kegiatan sosial, catatan mengenai
pengukuran-pengukuran bidang, volume dan intensitas benda dan aktivitas
kebudayaan, catatan-catatan kutipan dari bahan dokumen, dan surat kabar (Zulganef,
2008:159).

1. JENIS DATA

Sebelum membahas sumber data, kita terlebih dahulu harus mengetahui jenis-
jenis data karena jenis data penelitian berkaitan dengan sumber data dan pemilihan
metode yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian. Data
penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Data subyek, yaitu jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman
atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek
penelitian (responden).

b. Data fisik, yaitu jenis data penelitian yang berupa obyek atau benda-benda fisik
yang menjadi bukti keberadaan atau kejadian pada masa lalu.

c. Data dokumenter, yaitu jenis data penelitian yang antara lain berupa faktur,
jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk laporan
program yang memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi, serta siapa
yang terlibat dalam suatu kejadian.

B. SUMBER DATA

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data
dapat diperoleh. Apabila penelitian menggunakan kuisioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang
meresponatau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.

Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa


berupa benda, gerak atau proses tertentu. Contohnya penelitian yang mengamati
tumbuhnya jagung, sumber datanya adalah jagung, sedangkan objek penelitiannya
adalah pertumbuhan jagung. Jadi yang dimaksud sumber data dari uraian diatas

2022 Tugas Akhir


3 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
adalah subyek penelitian dimana data menempel. Sumber data dapat berupa benda,
gerak, manusia, tempat dan sebagainya.

Ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan


kekayaan data yang diperoleh. Jenis sumber data terutama alam penelitian kualitatif
dapat diklasifikassikan sebagai berikut:

1. Narasumber (Informan)

Dalam penelitian kuantitatif sumber data ini disebut “Responden”, yaitu orang
yang memberikan “Respon” atau tanggapan terhadap apa yang diminta atau
ditentukan oleh peneliti. Sedangkan pada penelitian kualitatif posisis narasumber
sangat penting, bukan skedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik
informasi.

Karena itu, Ia disebut informan (orang yang memberikan informasi, sumber


informasi, sumber data) atau disebut juga subyek yang diteliti. Karena Ia juga
aktor atau pelaku yang ikut melakukan berhasil tidaknya penelitian berdasarkan
informasi yang diberikan.

2. Peristiwa Atau Aktivitas

Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap peristiwa
atau aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa atau
kejadian ini, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara
lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Dengan mengamati
sebuah peristiwa atau aktivitas, peneliti dapat melakukan cross check terhadap
informasi verbal yang diberikan oleh subyek yang diteliti.

3. Tempat atau Lokasi

Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian
juga merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi tentang kondisi dari
lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasi peristiwa
atau aktivitasyang dilakukan bisadigali lewat sumber lokasinya, baik yang
merupakan tempat maupun tempat maupun lingkungnnya.

4. Dokumen atau Arsip

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu
peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen

2022 Tugas Akhir


4 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
tertulis seperti arsip database surat-surat rekaman gambar benda-benda
peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa.

1. DATA BERDASARKAN SUMBERNYA

Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua


jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data penelitian merupakan faktor
penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data.
Sumber data penelitian terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Data primer (primary data), merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli tanpa melalui perantara. Metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data primer ada dua, yaitu metode survei dan
metode observasi.

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber data utama. Data primer disebut juga sebagai data asli
atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer,
peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi,
wawancara, dan penyebaran kuesioner

2. Data sekunder (secondary data), merupakan sumber data penelitian yang


diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder
diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada
(peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai
sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
Tipe data sekunder yaitu: (a) data internal yang berupa dokumen-dokumen
akuntansi dan operasi yang dikumpulkan, dicatat dan disimpan di dalam suatu
organisasi; (b) data eksternal yaitu berupa dokumen yang umumnya disusun
oleh suatu entitas selain peneliti dari organisasi yang bersangkutan.

2. DATA BERDASARKAN BENTUK DAN SIFATNYA

2022 Tugas Akhir


5 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua
jenis yaitu data kualitatif (berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (berbentuk
angka). Data kuantitatif dapat dikelompokkan berdasarkan cara untuk
mendapatkannya, yaitu data diskrit dan data kontinum. Berdasarkan sifatnya, data
kuantitatif terdiri atas data nominal, data ordinal, data interval dan data rasio.

Gambar 8.1: Skema Data Berdasarkan Bentuk dan Sifatnya

1. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan
data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi
yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data
kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman
video.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai
dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan
teknik perhitungan matematika atau statistika. Berdasarkan proses atau cara
untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua
bentuk yaitu sebagai berikut:

a. Data Diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh
dengan cara membilang. Contoh data diskrit misalnya:

 Jumlah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan XXX sebanyak 20.

 Jumlah siswa laki-laki di SD YYY sebanyak 67 orang.

2022 Tugas Akhir


6 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Jumlah penduduk di Kabupaten ZZZ sebanyak 246.867 orang.

Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk


bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).

b. Data Kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh


berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan
bulat atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan.
Contoh data kontinum misalnya:

 Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter.

 IQ Budi adalah 120.

 Suhu udara di ruang kelas 240 Celcius.

Berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data kuantitatif dapat


dikelompokkan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat berbeda yaitu:

A. Data nominal atau sering disebut juga data kategori adalah data yang diperoleh
melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu.

Perbedaan kategori obyek hanyalah menunjukkan perbedaan kualitatif. Walaupun


data nominal dapat dinyatakan dalam bentuk angka, namun angka tersebut tidak
memiliki urutan atau makna matematis sehingga tidak dapat dibandingkan.
Logika perbandingan “>” dan “<” tidak dapat digunakan untuk menganalisis data
nominal. Operasi matematik seperti penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian
(x), atau pembagian (:) juga tidak dapat diterapkan dalam analisis data nominal.

Contoh data nominal antara lain:

- Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu: (1) Laki-laki; dan (2)
Perempuan.

Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanyalah
merupakan simbol yang digunakan untuk membedakan dua kategori jenis
kelamin. Angkaangka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif, artinya angka
(2) pada data di atas tidak berarti lebih besar dari angka (1), karena laki-laki
tidak memiliki makna lebih besar dari perempuan. Terhadap kedua data
(angka) tersebut tidak dapat dilakukan operasi matematik (+, -, x, : ). Misalnya
(1) = laki-laki, (2) = perempuan, maka (1) + (2) ≠ (3), karena tidak ada
kategori (3) yang merupakan hasil penjumlahan (1) dan (2).
2022 Tugas Akhir
7 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
- Status pernikahan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: (1) Belum menikah, (2)
Menikah, (3) Janda/duda. Data tersebut memiliki sifat-sifat yang sama dengan
data tentang jenis kelamin.

B. Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah
disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki
tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi
atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang antar jenjang yang tidak
harus sama. Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal memiliki sifat
berbeda dalam hal urutan. Terhadap data ordinal berlaku perbandingan dengan
menggunakan fungsi pembeda yaitu “>” dan “<”. Walaupun data ordinal dapat
disusun dalam suatu urutan, namun belum dapat dilakukan operasi matematik ( +,
- , x , : ). Contoh jenis data ordinal antara lain:

- Tingkat pendidikan yang disusun dalam urutan sebagai berikut:

(1) Taman Kanak-kanak (TK)


(2) Sekolah Dasar (SD)
(3) Sekolah Menengah Pertama (SMP)
(4) Sekolah Menengah Atas (SMA)
(5) Diploma
(6) Sarjana
Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan bahwa SD memiliki
tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan TK dan lebih rendah dibandingkan
dengan SMP. Namun demikian, data tersebut tidak dapat dijumlahkan,
misalnya SD (2) + SMP (3) ≠ (5) Diploma. Dalam hal ini, operasi matematik
( + , - , x, : ) tidak berlaku untuk data ordinal.

- Peringkat (ranking) siswa dalam satu kelas yang menunjukkan urutan prestasi
belajar tertinggi sampai terendah. Siswa pada peringkat (1) memiliki prestasi
belajar lebih tinggi dari pada siswa peringkat (2).

C. Data Interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar
kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal.
Kelebihan sifat data interval dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki
sifat kesamaan jarak (equality interval) atau memiliki rentang yang sama antara
data yang telah diurutkan. Karena kesamaan jarak tersebut, terhadap data interval
dapat dilakukan operasi matematik penjumlahan dan pengurangan (+, -). Namun
2022 Tugas Akhir
8 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
demikian masih terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak adanya angka
Nol mutlak pada data interval. Berikut dikemukakan tiga contoh data interval,
antara lain:

 Hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan thermometer yang


dinyatakan dalam ukuran derajat. Rentang temperatur antara 0º Celcius
sampai 1º Celcius memiliki jarak yang sama dengan 1º Celcius sampai 2º
Celcius. Oleh karena itu berlaku operasi matematik (+, -), misalnya 15º
Celcius +150 Celcius = 300 Celcius. Namun demikian tidak dapat
dinyatakan bahwa benda yang bersuhu 15º Celcius memiliki ukuran panas
separuhnya dari benda yang bersuhu 30º Celcius. Demikian juga, tidak
dapat dikatakan bahwa benda dengan suhu 0º Celcius tidak memiliki suhu
sama sekali. Angka 0º Celcius memiliki sifat relative (tidak mutlak).
Artinya, jika diukur dengan menggunakan Thermometer Fahrenheit
diperoleh 0º Celcius = 32º Fahrenheit.

 Kecerdasaran intelektual yang dinyatakan dalam IQ. Rentang IQ 100


sampai 110 memiliki jarak yang sama dengan 110 sampai 120. Namun
demikian tidak dapat dinyatakan orang yang memiliki IQ 150 tingkat
kecerdasannya 1,5 kali dari urang yang memiliki IQ 100.

 Didasari oleh asumsi yang kuat, skor tes prestasi belajar (misalnya IPK
mahasiswa dan hasil ujian siswa) dapat dikatakan sebagai data interval.

 Dalam banyak kegiatan penelitian, data skor yang diperoleh melalui


kuesioner (misalnya skala sikap atau intensitas perilaku) sering dinyatakan
sebagai data interval setelah alternatif jawabannya diberi skor yang
ekuivalen (setara) dengan skala interval, misalnya:

Skor (5) untuk jawaban “Sangat Setuju”


Skor (4) untuk jawaban “Setuju”
Skor (3) untuk jawaban “Tidak Punya Pendapat”
Skor (2) untuk jawaban “Tidak Setuju”
Skor (1) untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju”
Dalam pengolahannya, skor jawaban kuesioner diasumsikan memiliki
sifatsifat yang sama dengan data interval.

2022 Tugas Akhir


9 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
D. Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh data
nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang berbentuk
angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol absolut
(mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk operasi matematik (+, - , x,
dan :). Sifat-sifat yang membedakan antara data rasio dengan jenis data lainnya
(nominal, ordinal, dan interval) dapat dilihat dengan memperhatikan contoh
berikut:

 Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter adalah data rasio.
Benda yang panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan benda yang
panjangnya 2 meter sehingga dapat dibuat kategori benda yang berukuran 1
meter dan 2 meter (sifat data nominal). Ukuran panjang benda dapat
diurutkan mulai dari yang terpanjang sampai yang terpendek (sifat data
ordinal). Perbedaan antara benda yang panjangnya 1 meter dengan 2 meter
memiliki jarak yang sama dengan perbedaan antara benda yang panjangnya
2 meter dengan 3 (sifat data interval).

Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio ditunjukkan oleh dua hal yaitu:

(1) Angka 0 meter menunjukkan nilai mutlak yang artinya tidak ada benda
yang diukur; serta

(2) Benda yang panjangnya 2 meter, 2 kali lebih panjang dibandingkan


dengan benda yang panjangnya 1 meter yang menunjukkan berlakunya
semua operasi matematik. Kedua hal tersebut tidak berlaku untuk jenis
data nominal, data ordinal, ataupun data interval.

 Data hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram
memiliki semua sifat-sifat sebagai data interval. Benda yang beratnya 1 kg
berbeda secara nyata dengan benda yang beratnya 2 kg. Ukuran berat benda
dapat diurutkan mulai dari yang terberat sampai yang teringan. Perbedaan
antara benda yang beratnya 1 kg dengan 2 kg memiliki rentang berat yang
sama dengan perbedaan antara benda yang beratnya 2 kg dengan 3 kg.
Angka 0 kg menunjukkan tidak ada benda (berat) yang diukur. Benda yang
beratnya 2 kg, 2 kali lebih berat dibandingkan dengan benda yang beratnya
1 kg.

2022 Tugas Akhir


10 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pemahaman peneliti terhadap jenis-jenis data penelitian tersebut di atas
bermanfaat untuk menentukan teknik analisis data yang akan digunakan. Terdapat
sejumlah teknik analisis data yang harus dipilih oleh peneliti berdasarkan jenis
datanya. Teknik analisis data kualitatif akan berbeda dengan teknik analisis data
kuantitatif. Karena memiliki sifat yang berbeda, maka teknik analisis data nominal
akan berbeda dengan teknik analisis data ordinal, data interval, dan data rasio.

C. KLASIFIKASI DATA

1. KLASIFIKASI DATA SEKUNDER

Seperti telah dijelaskan di atas bahwa data sekunder mempunyai beberapa


keuntungan dibandingkan dengan data primer. Data sekunder mudah diperoleh, relatif
murah dan cepat diperoleh. Walaupun terdapat keunggulan-keunggulan dalan data
sekunder, peneliti juga harus dapat menentukan apakah data sekunder itu cukup
akurat untuk sasaran proyek riset yang sedang dilakukan.

Keterbatasan utama dari data sekunder adalah bagaimana mengevaluasi


akurasi data. Faktor-faktor yang ikut mempengaruhi akurasi data itu sendiri dapat
berupa kesalahan dalam penarikan sampel, pengumpulan data, analisis dan pelaporan
dalam tahap proses riset. Kesalahan-kesalahan tersebut akan bisa dievaluasi apabila
peneliti langsung berpartisipasi secara aktif.

Adapun sumber utama dari data sekunder dapat diklasifikasikan menjadi dua
macam, yaitu a) data internal sekunder, dan 2) data eksternal sekunder. Data internal
sekunder merupakan data yang tersedia didalam organisasi dimana penelitian
dilakukan. Sebaliknya, data eksternal sekunder merupakan data yang tersedia di luar
organisasi. Klasifikasi data sekunder secara jelas dapat dilihat pada gambar 8.2
berikut:

Gambar 8.2: Klasifikasi Data Sekunder


2022 Tugas Akhir
11 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
a. Data Internal Sekunder

Data (Sekunder) Internal berkenaan dengan informasi yang telah ada di


dalam perusahaan dimana permasalahan riset muncul. Sebagai contoh, dalam
beberapa perusahaan, salesman secara rutin mencatat dan melaporkan
penjualannya. Contoh dari data sekunder adalah catatan penjualan, anggaran,
pengeluaran periklanan dan promosi, studi-studi riset pemasaran sebelumnya dan
laporan-laporan sejenis. Penggunaan data sekunder dapat membantu manajer
pemasaran dalam menganalisa pengaruh elemen-elemen berbeda dalam bauran
pemasaran, membuat alokasi anggaran dan area penjualan, dan secara umum
membantu dalam pengambilan keputusan manajerial.

Jika data tersedia sesuai dengan kebutuhan permasalahan, informasi dapat


dipenuhi dengan sedikit atau bahkan tanpa biaya. Keunggulan utama penggunaan
data internal adalah karena biaya dan waktu yang digunakan rendah. Harus
ditekankan bahwa kalimat sebelumnya berhubungan dengan kenaikan
(incremental) biaya dan waktu yang terlibat. Pengembangan suatu sistem
informasi pemasaran yang berkesinambungan (terus menerus), yang akan
mencatat dan menyimpan data sepanjang tahun, jelaslah merupakan pekerjaan
sangat mahal dan menghabiskan waktu. Akan tetapi, kenaikan biaya dan waktu
yang terlibat untuk mendapatkan informasi setiap adanya permasalahan
pemasaran muncul, sangat kecil dibandingkan dengan metode pengumpulan data
lainnya. Argumen sebelumnya menekankan kebutuhan untuk memiliki suatu
sistem informasi pemasaran yang baik, cukup memadai untuk memenuhi
kebutuhan riset perusahaan. Keuntungan tambahan penggunaan data internal
adalah adanya kontrol yang lebih baik terhadap ketepatan informasi daripada
teknik-teknik Data Sekunder lainnya.

Keterbatasan (kekurangan) utama data sekunder internal adalah fleksibilitas


periset sangat terbatas. Hanya jika tersedia data yang berhubungan tepat dengan
kebutuhan permasalahan, periset dapat menggunakannya. Sebaliknya, dia harus
mendapatkan data dari tempat lain. Dalam kasus-kasus tertentu, mungkin secara
berlawanan azas, data internal hanyalah satu-satunya sumber. Sebagai contoh,
perusahaan pemasaran industri sering kali perlu mendapatkan hubungan antara
pelatihan tenaga penjualan mereka dengan penjualan yang dihasilkan. Untuk

2022 Tugas Akhir


12 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
tujuan ini, manajer membutuhkan data penjualan historis dan informasi jumlah
jam (waktu) yang dihabiskan pada pelatihan tenaga penjualan.

Data Penjualan pada umumnya, seharusnya tidak menggambarkan suatu


permasalahan. Akan tetapi, jika data pelatihan historis tidak terdapat secara
internal (di dalam), periset benar-benar mengalami masalah data yang serius.
Suatu hal yang tidak mungkin sumber-sumber eksternal dapat memenuhi
informasi tersebut. Alternatif satu-satunya, pada kasus ini, adalah mulai
mengumpulkan data dari waktu munculnya permasalahan, atau merancang
percobaan yang lebih cocok. Ilustrasi di atas lagi-lagi menekankan kebutuhan
sistem informasi pemasaran yang memadai.

b. Data Eksternal Sekunder

Data (Sekunder) Eksternal berhubungan dengan informasi yang


dikumpulkan oleh sumber di luar perusahaan (yang tujuan utamanya adalah
bukan merupakan pemecahan terhadap permasalahan riset tertentu yang dihadapi
perusahaan). Ada tiga kategori utama dari data eksternal sekunder, yaitu:

1. Publikasi. Informasi-informasi yang diperoleh melalui media masa dan


publikasi pemerintah seperti data statistik, hasil sensus, laporan tahunan Bank
Indonesia, dan lain-lain. Dalam data statistik, peneliti dapat memperoleh
informasi, seperti jumlah penduduk, komposisi wanita pria, tingkat
pendapatan, dan lain-lain.

Kekurangan utama sehubungan dengan penggunaan data publikasi pemerintah


adalah selalu adanya masalah dengan kekinian informasi, adanya selang waktu
yang cukup berarti, biasanya lebih dari dua tahun, antara pengumpulan data
dengan waktu publikasi. Masalah lain yang cukup serius adalah frekuensi
pengumpulan yang dilakukan setiap lima atau sepuluh tahunan. Sebagian
besar riset pemasaran membutuhkan data bulanan, dua bulanan, triwulan,
semester atau tahunan. Penggunaan data yang dicatat setiap lima atau sepuluh
tahun sekali biasanya menghasilkan kekuranglengkapan pengamatan untuk
sesuatu analisis yang berarti. Sebagai tambahan, data pemerintah memiliki
kekurangan seperti data sekunder lainnya yaitu informasi yang tidak fleksibel.

Akan tetapi, periset pemasaran seharusnya tidak mengabaikan sumber-sumber


pemerintahan. Index-index ekonomi tertentu seperti Produk Domestik Bruto

2022 Tugas Akhir


13 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
(Gross National Product), Personal Disposable Income, Personal
Discretionary Income, Pengangguran, Inflasi, dan Indikator-indikator ekonomi
utama, memiliki sumbangan penting dalam riset pemasaran. Tentunya, tidak
ada lembaga lain akan dianggap cukup layak untuk mengumpulkan informasi
yang diterbitkan oleh pemerintah. Keuntungan utama terhadap penggunaan
sumber-sumber pemerintah adalah biayanya yang rendah untuk perusahaan.

2. Database komputer (computerized database). Informasi ini dapat diperoleh


melalui online dan offline. Online database terdiri dari pusat bank data yang
dihubungkan dengan suatu komputer (dumb terminal) melalui jaringan
telekomunikasi. Perkembangan pemakaian jaringan internet dewasa ini
membantu para mahasiswa dan peneliti untuk memperoleh data secara mudah
dan cepat. Sementara offline database membuat informasi tersedia dalam
diskette dan CD Rome disk. Offline data ini dapat dihubungkan ke tempat
pemakai tanpa menggunakan jaringan telekomunikasi eksternal.

3. Jasa pelayanan informasi. Pelayanan informasi ditawarkan oleh organisasi


penelitian (research organization), dimana mereka mengumpulkan dan
menjual data publikasi yang dirancang khusus untuk melayani kebutuhan
informasi yang diminati oleh perusahaan (klien).

Terdapat banyak lembaga-lembaga riset komersial yang bergerak dalam bisnis


pembangkitan data (menghasilkan data) dan penjualan data riset pemasaran.
Informasi ini termasuk data kependudukan, audit eceran, panel konsumen,
data pembaca, pendengar dan pemirsa dari berbagai media, dan beberapa item
lain yang mungkin dapat membantu manajer dalam mengevaluasi elemen-
elemen bauran pemasarannya atau strategi pemasaran.

4. Sumber-sumber referensi bisnis. Sumber-sumber referensi bisnis termasuk


sumber-sumber data yang diterbitkan, seperti jurnal-jurnal, laporan bisnis, data
industri, dsb. Seperti yang disebutkan terdahulu, tidak mungkin untuk
membuat daftar seluruh sumber-sumber referensi bisnis karena banyaknya
jumlah sumber-sumber tersebut yang tersedia. Trade Associations (asosiasi
perdagangan) mempunyai catatan mengenai industri-industri tertentu mereka
seperti penjualan industri, tingkat pertumbuhan, dan bahkan tingkat laba.

Pada umumnya, sumber-sumber referensi bisnis tidak mempunyai masalah


seperti yang dialami oleh publikasi pemerintahan. Mereka cukup 'up to date'
2022 Tugas Akhir
14 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dalam melaporkan informasi, dan frekuensi pengumpulan dan penyebaran
informasi biasanya cukup tinggi; jauh lebih kurang dari frekuensi lima tahunan
yang biasa terjadi pada sumber-sumber data pemerintah. Terdapat kurang
fleksibilitas yang cukup berarti dalam rangka menemukan data yang cocok
dengan permasalahan. Mungkin, karena besarnya variasi dan jumlah sumber
yang tersedia, keterbatasan ini tidak separah seperti dalam kasus sumber-
sumber pemerintah. Keuntungan utama terhadap penggunaan sumber-sumber
bisnis adalah rendahnya biaya untuk memperoleh informasi; walaupun biaya
ini mungkin lebih tinggi dari pada data pemerintah, dan mungkin juga lebih
tinggi dari pada penggunaan data internal.

2. KLASIFIKASI DATA PRIMER

Dalam sejumlah kasus, data sekunder tersedia mungkin tidak cocok dengan
kebutuhan informasi setepat-tepatnya terhadap masalah yang sedang diriset. Dalam
keadaan ini, pengumpulan data primer menjadi perlu. Suatu contoh situasi tersebut
mungkin dapat muncul pada saat produk baru sedang diperkenalkan oleh perusahaan.
Pada kasus ini, lembaga eksternal (bisnis atau pemerintah) pada umumnya, tidak
mengetahui adanya produk tersebut dan, akibatnya, tidak ada data tentang produk
baru tersebut. Jika manajer produk yang bertanggung jawab terhadap produk ini
membutuhkan data tentang sikap dan penerimaan konsumen terhadap produk baru
tersebut, maka data primer harus dikumpulkan. Bahkan jika produk yang sudah ada,
data sekunder yang tersedia mungkin mendefinisikan variabel pemasaran, wilayah
geografis, kerangka waktu analisis, dsb, dalam bentuk yang tidak sesuai dengan
definisi perusahaan untuk istilah-istilah ini.

Akibatnya, penggunaan data sekunder untuk permasalahan yang sedang


ditangani menjadi tidak mungkin. Pada umumnya, jika informasi yang tersedia dari
sumber-sumber sekunder tidak memadai atau tidak dapat diterapkan pada suatu
kebutuhan riset tertentu, Data Primer harus dikumpulkan langsung dari konsumen,
pembeli industrial, perantara, atau pelaku-pelaku pemasaran lainnya yang relevan
terhadap masalah yang diriset.

Metode pengumpulan data primer dapat juga diklasifikasikan atau


digolongkan sebagai teknik-teknik Pengamatan (observation) atau Interview. Teknik-
Teknik Pengamatan adalah teknik pengukuran dan pencatatan Perilaku (behavior)
2022 Tugas Akhir
15 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dengan mencatat apa yang dilakukan responden dalam suatu situasi tertentu. Teknik
Interview mengukur dan mencatat jawaban verbal - dengan cara mencatat apa yang
dikatakan atau ditulis seseorang dalam menjawab sebuah pertanyaan atau sebuah
pembahasan pada topik yang relevan. Beberapa ahli berpendapat bahwa data primer
dapat diperoleh melalui tiga alternatif metode yaitu Pengamatan (observasi), Survai
(Interview) dan Percobaan. Percobaan disini lebih dianggap sebagai metodologi riset
daripada teknik pengumpulan data. Dasar pemikiran dari metode klasifikasi ini adalah
bahwa data mungkin diperoleh melalui Pengamatan (observasi) atau Interview
(diskusi verbal) dalam sebuah situasi percobaan (eksperimental) dan juga dalam
situasi bukan percobaan (non experimental).

D. METODE PENGUMPULAN DATA

1. PENELITIAN DATA PRIMER

A. Metode Survei (Survey Methods)

Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang


menggunakan pertanyaa lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya
interaksi antara peneliti dengan subyek penelitian untuk memperoleh data yang
diperlukan. Pengumpulan data menggunakan metode survei dibagi ke dalam dua
kategori, yaitu wawancara dan kuisioner.

1. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode


penelitian survey yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek
penelitian (Indriantoro, 2002:152). Teknik wawancara dapat dilakukan secara
langsung dengan bertatap muka antara responden dengan pewawancara.
Selain dengan bertatap muka, wawancara dapat juga dilakukan melalui
telepon.

a) Wawancara Tatap Muka

Wawancara tatap muka dapat dilakukan dengan cara mendatangi


tempat tinggal atau tempat kerja responden atau mengundang
responden ke tempat peneliti. Dalam wawancara tatap muka terdapat
dua tipe dasar, yaitu: (a) wawancara terstruktur, suatu pertanyaan baku
2022 Tugas Akhir
16 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
telah disiapkan sebelumnya dan pewawancara tidak memiliki
kebebasan dalam bertanya; (b) wawancara tidak terstruktur,
pewawancara memiliki kebebasan luas dalam menhajukan pertanyaan
untuk memperoleh informasi yang diinginkan (Morissan, 2012:223).

b) Wawancara Telepon

Pada wawancara telepon, peneliti dapat mengumpulkan data lebih


banyak dan cepat walaupun letak geografis respondennya jauh karena
peneliti tidak perlu mengunjungi responden ataupun sebaliknya. Selain
itu juga dapat mengurangi ketidaknyamanan yang mungkin terjadi
dalam wawancara tatap muka.

Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi kelancaran komunikasi


dalam wawancara. Faktor-faktor ini akan digambarkan dalam sebuah skema
berikut ini (Zilganef, 2013:163).

Gambar 8.3: Faktor yang mempengaruhi kelancaran komunikasi


dalam wawancara

Inti dari wawancara adalah mengajukan pertanyaan untuk memperoleh


jawaban yang diinginkan oleh peneliti. Berikut ini adalah tipe-tipe
pertanyaan yang diajukan dalam wawancara, yaitu (Irawan, 2009:8.11):

 Pertanyaan latar belakang atau demografi, merupakan pertanyaan yang


menyangkut latar belakang responden, termasuk usia, pendidikan,
pekerjaan, dan sebagainya.
2022 Tugas Akhir
17 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Pertanyaan pengetahuan (knowledge), merupakan pertanyaan mengenai
apa yang diketahui responden tentang informasi nyata bukan menegnai
sikap atau opini.

 Pertanyaan pengalaman atau pertanyaan perilaku, merupakan pertanyaan


mengenai pengalaman dan aktivitas responden.

 Pertanyaan opini atau pendapat, merupakan pertanyaan yang bermaksud


untuk mengetahui keyakinan dan sikap responden terhadap fenomena
atau masalah yang sedang diteliti.

 Pertanyaan perasaan, merupakan pertanyaan mengenai kepedulian atau


perasaan responden tentang maslah yang diteliti.

 Pertanyaan indera (sensory), merupakan pertanyaan mengenai apa yang


diperoleh responden lewat panca inderanya, yaitu mengenai apa yang
dilihat, didengar, dirasa dan disentuh.

2. Kuisioner (Questionnaires)

Kuisioner merupakan dokumen yang berisi sejumlah pertanyaan yang


dirancang untuk memperoleh informasi yang dapat dianalisis. Jika dalam
wawancara pertanyaan yang diajukan peneliti secara lisan, maka dalam
kuisioner pertanyaan diajukan dalam bentuk tulisan. Untuk membuat
pertanyaan dalam kuisioner diperlukan penduan umum, yaitu : (a) Pertanyaan
harus jelas; (b) Hindari pertanyaan ganda; (c) Hindari pertanyaan
mengarahkan; (d) Cermat dengan pertanyaan sensitif; (e) Pertanyaan harus
realistis; (f) Melindungi kepentingan responden; (g) Pertanyaan harus
relevan; (h) Pertanyaan singkat; (i) Pertanyaan mengacu tujuan riset; (j)
Hindari kalimat negatif; (k) Hindari kalimat bias.

Kuisioner dapat didistribusikan dengan dua cara, yaitu : (a) secara


pribadi, dimana kuisioner diberikan sendiri oleh peneliti dan diisi secara
pribadi oleh responden; dan (b) melalui pos, yaitu kuisioner yang diberikan
kepada responden melalui pos.

Berikut akan disajikan kelebihan dan kelemahan masing-masing teknik


pengumpulan data yang digunakan dalam metode survei (Indriantoro,
2002:156).
2022 Tugas Akhir
18 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tabel 8.1: Teknik pengumpulan data dalam metode survei
Teknik
Kelebihan Kelemahan
Survei
Wawancara  Menghasilkan lebih banyak  Memungkinkan terjadinya
Tatap Muka data. bias pewawancara.
 Kontak langsung dengan  Memerlukan biaya dan waktu
responden sehingga peneliti yang relatif banyak jika
dapat menanyakan masalah jumlah responden besar dan
yang lebih kompleks, letak geografisnya terpencar.
sensitif, atau kontroversional.
 Tingkat partisipasi responden
relatif tinggi.
Wawancara  Waktu pengumpulan data  Pewawancara tidak dapat
Via Telepon responden relatif lebih cepat mengamati ekspresi
dengan tenaga dan biaya responden setelah
yang lebih sedikit. memberikan tanggapan.
 Memperoleh tanggapan  Responden bisa saja menolak
segera dari responden setelah untuk menanggapi
pewawancara dapat pertanyaan dengan cara
menghubungi lewat telepon. memutus hubungan telepon.
 Durasi wawancara relatif
terbatas.
 Responden bukan merupakan
sampel yang representatif
mewakili semua lapisan
masyarakat.
Kuisioner  Peneliti dapat memberi  Waktu dan pengumpulan
Secara penjelasan mengenai tujuan biaya pengumpulan data
Personal survei dan pertanyaan yang relatif banyak jika letak
kurang dipahami responden. responden secara geografis
 Tanggapan atas kuisioner terpencar.
dapat langsung dikumpulkan  Memungkinkan terjadinya
oleh peneliti. bias oleh surveyor.
Kuisioner  Pengumpulan data responden  Tingkat tanggapan responden
Melalui Pos yang letaknya terpencar umumnya lebih rendah
secara geografis memerlukan dibanding teknik wawancara
waktu dan biaya yang relatif dan kuisioner secara
sedikit dibandingkan teknik personal.
wawancara.  Tanggapan responden
 Jumlah pertanyaan yang kemungkinan tidak sesuai
diajukan relatif banyak. dengan konteks pertanyaan.
 Meminimalisasi  Responden kemungkinan
kemungkinan terjadinya bias mengisi kuisioner secara
oleh peneliti. tidak lengkap.

2022 Tugas Akhir


19 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. PENELITIAN DATA SEKUNDER

Pada penelitian menggunakan data sekunder peneliti harus melakukan evaluasi


apakah data sekunder yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan peneliti. Aspek dari
data sekunder yang harus dievaluasi, yaitu:

1. Kemampuan data yang tersedia untuk menjawab masalah atau pertanyaan


(kesesuaiannya dengan tujuan penelitian).
2. Kesesuaian antara periode waktu tersedianya data dengan periode waktu yang
diinginkan dalam penelitian.
3. Kesesuaian antara populasi data yang ada dengan populasi yang menjadi
perhatian peneliti.
4. Relevansi dan konsistensi unit pengukur yang digunakan.
5. Biaya yang diperlukan untuk mengumpulkan data sekunder.
6. Kemungkinan bias yang ditimbulkan oleh data sekunder.
7. Dapat atau tidaknya dilakukan perngujian terhadap akurasi pengumpulan data.

Cara Mengumpulkan Data Sekunder

Dalam mencari data sekunder kita memerlukan strategi yang sistematis agar
data yang kita peroleh sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Beberapa tahapan
strategi pencarian data sekunder adalah sebagai berikut: (a) Mengidentifikasi
Kebutuhan; (b) Memilih Metode Pencarian; (c) Menyaring dan Mengumpulkan Data;
(d) Evaluasi Data; (e) Menggunakan Data.

Memilih Metode Pengambilan

Data Pengambilan data sekunder tidak boleh dilakukan secara sembarangan,


oleh karena itu kita memerlukan metode tertentu. Cara-cara pengambilan data dapat
dilakukan dengan cara:

a. Pencarian Secara Manual Cara yang paling efisien ialah dengan melihat buku
indeks, daftar pustaka, referensi, dan literature yang sesuai dengan persoalan
yang akan diteliti.

b. Pencarian Secara Online Dengan berkembangnya teknologi Internet maka


munculah banyak data base yang menjual berbagai informasi bisnis maupun
non-bisnis. Data base ini dikelola oleh sejumlah perusahaan jasa yang

2022 Tugas Akhir


20 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
menyediakan informasi dan data untuk kepentingan bisinis maupun non-bisnis.
Tujuannya ialah untuk memudahkan perusahaan, peneliti dan pengguna lainnya
dalam mencari data.

B. Metode Observasi

Metode ini merupakan proses pencatatan pola perilaku orang, benda atau
kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan
individu-individu yang diteliti. Metode observasi dapat menghasilkan data yang
lebih rinci mengenai perilaku subyek, benda atau kejadian dibandingkan metode
survei.

Karakteristik umum pendekatan observasional kondisi penggunaan :

a. Data harus dapat diakses oleh pengamatan.


b. Pengulangan, frekuensi perilaku dapat diperkirakan.
c. Peristiwa tersebut harus mampu meliputi rentang waktu yang tidak terlalu
lama.
Alasan pemilihan data observasional :

a. Observasi merupakan satu-satunya teknik untuk dapat mengumpulkan


informasi yang akurat.
b. Hubungan antara keakuratan data dan biaya lebih menguntungkan bagi
teknik observasi dibandingkan teknik lainnya.

Berikut ini merupakan jenis-jenis metode observasi, yaitu (Zulganef, 2008: 171) :
1. Model observasi (Mode of Observation). Metode ini memberikan gambaran
apakah observai dilakukan oleh manusia (human observation) atau melaui
peralatan mekanik (mechanical observation).
2. Observasi lngsung (Direct Observation) atau observasi tidak langsung. Metode
observasi langsung adalah ketika peneliti langsung terjun ke lapangan untuk
menelaah fenomena dalam kondisi alamiahnya. Sedangkan observasi tidak
langsung adalah metode yang mengukur suatu fenomena melalui keberadaaan
konsekuensi fenomena tersebut.
3. Observasi tersembunyi (Concealment of Observation). Merupakan metode
yang terkait dengan apakah subyek penelitian menyadari kenyataan bahwa
mereka sedang diteliti atau tidak.

2022 Tugas Akhir


21 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
4. Observasi non-partisipasi (Nonparticipant Observer). Merupakan metode yang
ketika peneliti dalam mengumpulkan data tidak menjadi bagian yang menyatu
dengan kegiatan sumber informasi atau responden.
5. Observasi partisipasi (Participant Observer). Merupakan teknik observasi
yang ketika peneliti mengumpulkan data ikut terlibat dalam kegiatan sumber
informasi atau responden.
6. Studi observasional terstruktur (Structured Observational Studies). Metode ini
dilakukan ketika peneliti sudah mempersiapkan hal-hal atau variabel-variabel
yang hendak diteliti.
7. Studi observasional tidak terstruktur (Unstructured Observational Studies).
Metode ini dilakukan ketika peneliti tidak mempersiapkan hal-hal atau
variabel-variabel yang hendak diteliti.
8. Kelompok terfokus (Focus Group). Metode ini banyak dilakukan dalam
penelitian bisnis, terutama dibidang pemasaran. Metode ini memberikan
gambaran suatu wawancara mendalam terhadap sekelompok orang atau
subjek.

2022 Tugas Akhir


22 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

Amirullah. 2013. Metode Penelitian Manajemen; disertai contoh judul penelitian dan
proposal penelitian. Malang, Bayumedia Publishing.

Dermawan Wibisono., 2000. Riset Bisnis, BPFE – Yogyakarta.

Indriantoro, N., & Supomo, B. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan
Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Irawan, P. (2009). Metode Penelitian. Banten: Universitas Terbuka

Kuncoro, M. (2009). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Morissan. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana.

Wikipedia. (2022, Oktober 12). Data. Diambil kembali dari Wikipedia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Data

Zulganef. (2008). Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

2022 Tugas Akhir


23 Dr. Nengzih, S.E., M.Si, Ak
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai