Anda di halaman 1dari 28

1.

Ciri-ciri surat dinas dan pribadi

Modul Surat-Menyurat Dalam Bahasa Indonesia menjelaskan surat dinas merupakan komunikasi
tertulis yang menyangkut kepentingan dan kegiatan instansi yang penting dalam pengelolaan
administrasi seperti pemberitahuan, penjelasan, permintaan, dan pernyataan pendapat.

Ditambahkan dari Modul Bahasa Indonesia, surat dinas merupakan surat yang ditulis dalam
situasi dan kepentingan yang bersifat formal.

Ada banyak contoh surat dinas, yaitu: surat keterangan, surat undangan, pengumuman, surat
edaran, surat kuasa, surat perintah tugas, surat pengantar, surat permohonan izin, surat lamaran
pekerjaan, surat keputusan, notulen rapat, berita acara, dan surat perjanjian.

Ciri-Ciri Surat Dinas


Dalam bahasa Inggris, surat dinas disebut official letter. Untuk melakukan ini, Anda harus
menggunakan kata-kata standar, tujuannya harus efektif dan jelas. Sehingga maksud dari surat
tersebut dipahami oleh penerimanya. Dari segi ciri-ciri umum dapat dikatakan bahwa surat dinas
dan surat pribadi sangat berbeda.

Perbedaan yang paling mendasar adalah dalam isinya. Dalam KBBI, pesan pribadi adalah pesan
yang dikirim oleh seseorang kepada individu. Ini pribadi dan tujuannya adalah keuntungan
pribadi. Untuk lebih jelasnya, berikut ciri-ciri surat dinas:

1. Memakai Kop Surat


Ciri pertama, surat dinas adalah menggunakan kop surat di bagian atas surat dinas. Kop surat
adalah bagian surat yang mencantumkan keterangan alamat Instansi, nama instansi, dan nomor
telepon instansi. Kop surat dapat digunakan untuk menentukan apakah surat yang
dikeluarkan/disampaikan kepada penerima adalah resmi.

2. Menggunakan Bahasa Resmi dan Formal


Ciri kedua dari surat dinas itu adalah menggunakan banyak bahasa resmi. Artinya, tidak
menggunakan kata-kata sehari-hari atau dianggap kurang formal. Selain itu, kosakata yang
digunakan seringkali disesuaikan dengan PUEBI atau pedoman umum ejaan bahasa Indonesia.

3. Isinya Singkat Padat dan Jelas


Karakteristik ketiga dari surat dinas adalah singkat, ringkas, dan jelas. Hal ini untuk menghindari
penggunaan kata-kata yang terlalu boros atau bertele-tele yang membuat penyampaian surat
tidak dapat dipahami.

4. Terdapat Nomor Surat, Perihal dan Lampiran


Ciri keempat adalah memiliki jumlah huruf, subjek dan lampiran. Biasanya, setiap organisasi
pemerintah atau swasta memiliki standar sendiri untuk ini.
5. Menggunakan Cap atau Stempel Resmi
Surat dinas yang kelima yaitu, dicirikan dengan adanya stempel dinas atau stempel resmi yang
menyertai surat itu. Seringkali stempel ini terletak di atas tanda tangan kepala suatu instansi.
Pada titik ini, sangat penting untuk memahami karakteristik surat. Karena di zaman modern ini
banyak sekali oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab memberikan kiriman surat dinas
palsu. Oleh karena itu, jika Anda menerima kiriman dari suatu instansi, Anda dapat
mengidentifikasinya dengan melihat karakteristiknya.

 Surat pribadi adalah satu di antara jenis surat yang berisi keperluan pribadi. Umumnya, surat
pribadi ditulis memang dengan maksud pribadi dan ditujukan kepada orang lain.
Lantaran bersifat personal, surat pribadi dalam penulisannya tidak menggunakan bahasa yang
terlalu baku, bahkan cenderung bebas.
Penggunaan bahasa yang sopan dan beretika tersebut harus disesuaikan dengan latar belakang
orang yang akan menerima surat pribadi.
Dengan melihat pengertian di atas, tentunya surat pribadi pasti memiliki ciri khas tersendiri yang
membedakannya dengan jenis surat lainya. Nah, untuk memahami lebih dalam tentang surat
pribadi, bisa membaca ciri-ciri, struktur, jenis hingga contohnya.
Ciri-ciri Surat Pribadi
1. Surat pribadi tak dilengkapi dengan kepala surat (kop surat).
2. Surat pribadi tidak mempunyai nomor surat.
3. Salam pembuka serta penutup dalam surat pribadi bersifat non-formal dan santai.
4. Bahasa yang dipakai disesuaikan dengan tujuan surat pribadi itu. Memakai bahasa baku kalau
bersifat resmi, serta menggunakan bahasa tidak baku kalau sifatnya tidak resmi.
5. Format surat pribadi biasanya lebih bebas.
2. Pronomina persona -orang pertama, kedua ketiga
a. Penggunaan kata ganti orang dapat dilihat dari sudut pandang yang digunakan.
 Kata ganti orang disebut juga dengan pronomina persona. Pronomina persona merupakan
jenis kata ganti yang digunakan untuk menggantikan kata benda orang (persona) dengan
kata benda lain. Jenis pronomina persona sebagai berikut.
1) Persona pertama atau kata ganti orang pertama.
Contoh:
a. Persona pertama tunggal, misalnya saya, aku, daku, -ku, ku-
Persona pertama jamak, misalnya kami, kita
2) Persona kedua atau kata ganti yang menunjuk pada orang kedua atau yang diajak bicara.
Contoh:
Tunggal →  engkau, kamu, Anda, dikau, kau, mu
Jamak → kalian, kamu, Anda sekalian
3) Persona ketiga atau kata ganti yang menunjuk orang yang dibicarakan,
Contoh:
Tunggal →  ia, dia, beliau, nya
Jamak → mereka

- Pronomina penanya
"Pronomina adalah kata ganti yang berfungsi untuk menggantikan kata benda atau frasa
kata benda."

Pronomina Penanya

Pronomina penanya adalah kata ganti yang berfungsi untuk pengganti kata tanya atau meminta
informasi tertentu dalam sebuah kalimat.

Berdasarkan fungsinya, kata ganti ini terbagi menjadi lima jenis, yaitu jata ganti orang atau
benda, kata tanya waktu, kata ganti tempat, kata ganti jumlah, dan kata ganti keadaan.

Contohnya seperti, apa, bagaimana, kapan, mengapa, siapa, dan di mana.

Contoh penggunaan dalam kalimat: 

1. Siapa orang yang mencuri tas milik Nana?

2. Di mana ruangan yang kamu maksud itu?

3. Kapan kamu berangkat ke sekolah 

4. Di mana ayah membeli sepatu itu?

5. Darimana saja kucing kecil itu sehingga kakinya lecet-lecet?

6. Tas yang bagaimana yang kau maksud?

7. Mengapa tidak ada yang menindak tegas kejadian itu?

"Pronomina penanya adalah kata ganti yang berfungsi untuk pengganti kata tanya,
sementara pronomina penunjuk adalah kata ganti untuk menujuk suatu letak benda."

- Pronomina petunjuk
Pronomina Penunjuk

Pronomina penunjuk adalah kata ganti untuk menunjuk suatu letak benda atau sesuatu yang
dibendakan.

Adapun prnomina penunjuk dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pronomina penunjuk umum,
pronomina penunjuk tempat, dan penunjuk ihwal.

Contohnya seperti, ini, itu, sini, situ, sana, begini, dan begitu.

Contoh penggunaan:

1. Siapa yang mau pergi ke sana?

2. Lain kali jangan berbuat begini lagi.

3. Apakah ibu akan datang ke sini?

4. Bagaimana bisa benda itu sampai hancur begini?

5. Milik siapa buku ini?

6. Tolong ambilkan gelas itu!

7. Jangan pergi ke sana!

- Struktur surat dinas dan pribadi

Struktur Surat Dinas


Struktur surat ini pada dasarnya sama dengan surat resmi lainnya. Biasanya surat ini memiliki
struktur penulisan sebagai berikut.

1. Kepala Surat (Kop Surat)


 Logo Institusi atau perusahaan
 Nama Institusi atau perusahaan
 Alamat, Nomor, Telepon/ Faks milik Institusi atau perusahaan
2. Nomor Surat
Setiap lembaga, institusi atau perusahaan yang mengajukan surat, harus mengisi nomor surat.
Nomor surat ini berfungsi untuk memudahkan melihat berapa banyak surat yang dikeluarkan
dalam setahun.

3. Tanggal Surat
Dalam surat resmi harus terdapat tanggal surat. Hal ini berguna sebagai informasi kapan surat itu
dibuat.
4. Lampiran atau hal
Terkadang lampiran juga ditambahkan ke surat resmi, seperti dokumen yang mendukung isi
surat.

5. Alamat Tujuan
Alamat yang diberikan dalam surat resmi berisi alamat tujuan yang lengkap, sehingga
mempermudah dalam proses pengiriman.

6. Salam Pembuka
Kata-kata dalam pengantar surat resmi harus bersifat formal dan menggunakan bahasa yang
sopan.

7. Isi Surat
Isi surat merupakan bagian yang tentunya pasti ada dalam suatu surat baik surat resmi maupun
tidak. Informasi yang terkandung dalam area konten harus tepat, jelas, dan tidak bertele-tele

8. Salam Penutup
Tidak hanya salam pembuka, namun salam penutup dalam surat juga sangat penting. Salam
penutup yang baik menunjukkan perilaku yang baik dalam komunikasi melalui surat.

9. Tanda Tangan Pengirim Surat


Dalam bagian ini dimaksudkan untuk memasukkan nama dan merek kotak surat pengirim atau
tanggung jawab pemilik.

10. Tembusan
Salinan atau bisa juga disebut tembusan dapat dilakukan jika surat resmi ingin dikirimkan oleh
pihak lain.

11. Inisial (Kode Singkatan Nama)


Merupakan tanda atau kode pengenal yang berupa singkatan nama pengonsep surat dan pengetik
surat. Inisial ini memiliki fungsi agar ketika terjadi kekeliruan maka pimpinan akan mudah dapat
mengecek dan mengembalikan kepada yang membuat agar segera diperbaiki.

Surat Pribadi

Menulis surat pribadi adalah menulis surat atau tulisan berisi cerita atau informasi yang bersifat
personal yang kemudian akan dikirimkan kepada seseorang yang dikenal oleh si penulis. Surat
pribadi biasanya ditujukan untuk orang-orang terdekat, seperti kakak, adik, orangtua, kekasih,
teman, dan lainnya.
Struktur dalam surat pribadi yaitu:

 Tempat, dan tanggal pembuatan surat;


 Alamat surat, atau nama tujuan;
 Salam pembuka;
 Paragraf pembuka;
 Paragraf isi;
 Paragraf penutup;
 Salam penutup;
 Nama pengirim, dan tanda tangan.

Singkatan
Singkatan
Menurut buku Master Bahasa Indonesia oleh Ainia Prihantini, singkatan merupakan bentuk
yang dipendekkan dan terdiri atas satu huruf atau lebih. Singkatan memiliki berbagai jenis dan
kaidah penulisan, bergantung pada penggunaannya.
Jenis-jenis Singkatan
Macam-macam singkatan menurut Prihantini buku Master Bahasa Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. Singkatan nama seseorang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat
Singkatan jenis ini diikuti dengan tanda titik, misalnya:
 Muh.
 2. Singkatan untuk nama resmi lembaga pemerintah, badan, organisasi, dan nama
dokumen resmi

Singkata jenis ini terdiri dari huruf di awal kata. Penulisannya memakai huruf kapital tanpa
diikuti oleh tanda titik. Misalnya:

 UUD (Undang-Undang Dasar)


 DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
 PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)
 Dan sebagainya

3. Singkatan kata dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah


Singkatan jenis ini berupa gabungan huruf yang diikuti dengan tanda titik. Misalnya:

 kpd. (kepada)
 jml. (jumlah)
 tgl. (tanggal)
 Dan sebagainya

4. Singkatan umum
Singkatan umum terdiri dari dua huruf dan diikuti dengan satu tanda titik pada setiap hurufnya.
Singkatan ini diterapkan untuk keperluan surat-menyurat, misalnya:

 s.d. (sampai dengan)


 d.a. (dengan alamat)
 a.n. (atas nama)
 Dan sebagainya

5. Singkatan untuk menunjukkan satuan ukuran, timbangan, lambang kimia, takaran, dan
mata uang
Singkatan ini digunakan tanpa diikuti oleh tanda titik, misalnya:

 Rp500 (lima ratus rupiah)


 kg (kilogram)
 l (liter)
 Mg (magnesium)
 Dan sebagainya

Akronim
Akronim
Dalam buku Master Bahasa Indonesia oleh Ainia Prihantini, akronim merupakan singkatan
berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, atau gabungan huruf dan suku kata dari deret
kata.
Himpunan tersebut diperlakukan sebagai kata yang disebut sebagai akronim. Prihantini
menyebutkan bahwa terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembentukan akronim, di
antaranya:

1. Jumlah suku kata akronim tidak lebih dari jumlah suku kata yang lazim ditemukan dalam
bahasa Indonesia (tidak lebih dari tiga suku kata).
2. Pembentukan akronim disertai dengan keserasian kombinasi vokal dan konsonan sesuai
dengan pola kata bahasa Indonesia. Hal ini bertujuan agar mudah diucapkan dan mudah
diingat.

Jenis-jenis Akronim
Dalam buku PUEBI & Sastra Indonesia oleh Redaksi Cemerlang, berikut jenis dan contoh
pembentukan akronim:
1. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal di setiap kata.
Penulisan akronim ini menggunakan huruf kapital tanpa disertai dengan tanda titik, misalnya:

 BIN (Badan Intelijen Negara)


 LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
 PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia)

2. Akronim nama diri berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata.
Akronim ini ditulis menggunakan huruf kapital di huruf pertama saja, misalnya:

 Jatim (Jawa Timur)


 Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
 Bulog (Badan Urusan Logistik)

3. Akronim bukan nama diri


Akronim bukan nama diri berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata.
Akronim ini ditulis dengan huruf kecil, misalnya:

 pemilu (pemilihan umum)


 puskesmas (pusat kesehatan masyarakat)
 tilang (bukti pelanggaran)

Mengidentifikasi informasi dalam surat dinas dan pribadi


Surat pribadi adalah surat yang dibuat secara perorangan yang dijukan kepada seseorang
dan pembuatannya menggunakan bahasa sehari-hari. Sedangkan surat dinas adalah surat
yang dibuat oleh sebuah instansi dengan tujuan kedinasan yang dibuat menggunakan bahasa
baku.

Pembahasan
Surat merupakan salah satu media komunikasi yang masih sudah lama digunakan. Bahkan
komunikasi pertama kali yang digunakan adalah surat. Surat dibuat dengan menuliskan sebuah
pesan pada sebuah lembar kertas, kemudian dikirimkan kepada orang yang dikehendaki. Surat
terdiri dari berbagai macam, diantaranya adalah surat pribadi dan surat dinas.

Surat pribadi adalah surat yang dibuat secara pribadi dengan tujuan peronal kepada orang
lain. Surat pribadi dibuat dengan bahasa sehari-hari yang santai dan mudah dipahami. Surat
pribadi terdiri dari dua macam, yakni yang bersifat kekeluargaan dan semi resmi. Berikut adalah
karakteristik surat pribadi, yakni:

 Tidak memiliki kop surat.


 Tidak ada nomor surat.
 Penulisan menggunakan bahasa santai.

Surat dinas adalah sebuah surat yang dibuat dengan tujuan untuk urusan kedinasan atau
organisasi. Surat dinas dibuat oleh sebuah instansi tertentu yang sifatnya resmi. Surat
dinas dibuat dengan aturan dan ketentuan yang sudah ditetapkan. Dalam pembuatan surat dinas,
terdapat struktur surat yang harus ada, yakni:

 Kop surat atau kepala surat.


 Nomor surat.
 Tanggal.
 Lampiran.
 Alamat surat.
 Pembuka.
 Isi.
 Penutup.
 Pama dan tanda tangan pihak yang memperkuat surat
 Tanda tangan dan nama penulis surat

Memperbaiki kesalahan penulisan nomor surat dinas

Salah Penulisan Lampiran

Lampiran tidak selalu harus dilampirkan jika tidak ada yang dilampirkan pada surat yang
diterbitkan.
Surat tanpa lampiran karenanya tidak perlu memuat lampiran lisan. Jika lampiran harus
dilampirkan, surat itu akan mengatakan ada banyak lampiran. 

Contoh penulisan tanpa lampiran yang benar:

Nomor : 24/YZ/2022

Perihal : Rapat Penilaian

Contoh penulisan lampiran yang tidak tepat (lampiran kosong):

Nomor : 24/YZ/2022

Lampiran : –

Perihal : Rapat Penilaian

Nomor: 10/SMPN1/V/2022.

Nomor surat di atas salah karena ….

a. menggunakan tanda titik dua

b. menggunakan tanda titik

c. menggunakan garis miring

d. menggunakan kata “Nomor”

Memperbaiki kesalahan penulisan tujuan surat dinas


Salah Penulisan Alamat Surat
Alamat surat dituliskan pada bagian depan surat dan di atas kop surat. Alamat surat ditulis
dengan jelas, singkat dan lengkap.

Penulisan alamat tidak dimulai dengan kata di, tetapi langsung menulis penerima dan alamat
lengkapnya. Alamat surat resmi ditulis tanpa tanda baca di sebelah kiri antara subjek dan salam.

Kesalahan Penulisan Surat Resmi pada Bagian Alamat Surat

Alamat surat dicantumkan pada sampul bagian depan surat, selain itu juga berada pada lembar
surat. Penulisan alamat surat dibuat secara jelas, singkat, dan lengkap.

Cara menuliskan alamat tidak diawali dengan kata kepada, namun langsung dituliskan penerima
beserta alamat lengkapnya. Fungsi kata kepada adalah sebagai kata penghubung intra kalimat
yang menyatakan tujuan, sedangkan  alamat surat bukan merupakan kalimat. Letak alamat pada
lembar surat resmi ditulis disebelah kiri di antara perihal dan salam pembuka dengan tidak
diikuti tanda baca apapun.

Kata sapaan untuk penerima surat seperti Saudara, Bapak, Ibu dan Tuan diberikan langsung di
depan nama yang dituju. Namun, jika penerima yang dituju dituliskan gelar, pangkat dan jabatan
maka penggunaan kata sapaan tidak dibutuhkan.

Contoh beberapa kesalahan penulisan surat resmi pada bagian alamat dan perbaikannya adalah
sebagai berikut.
Kata sapaan kekerabatan
Jenis kata sapa selanjutnya adalah istilah kekerabatan. Contohnya adalah ibuk, bapak, kakak,
nenek, kakek, mbak, mas, dan adik. Istilah kekerabatan tersebut tidak selalu merujuk kepada
keluarga dengan hubungan darah. digunakan secara umum dalam berkomunikasi dengan orang
lain

Mengisi bagian rumpang surat pribadi


Pertanyaan

 
Kalimat yang sesuai untuk melengkapi bagian rumpang surat tersebut adalah...  
a. Mengharapkan kehadiran Saudara pada pertemuan yang akan diselenggarakan pada  
b. Rapat di laksanakan pada hari Sabtu. Diharapkan semua hadir pada  
c. Tempat pelaksanaan rapat HUT ke-71 di balai RT 07 pada  
d. Rapat warga RT 07 bertempat di balai RT pada
Menuntukan perihal pada surat dinas
Perihal surat
Penulisan perihal surat ada setelah lampiran yang berguna untuk mengetahui maksud tujuan yang
akan dibahas di dalam surat dinas tersebut, misalnya:

Menetukan kalimat yang menggunakan kata tidak baku


Pertanyaan
Kalimat yang menggunakan kata tidak baku adalah…  
a. Indonesia terus bekerja keras untuk memajukan teknologinya.  
b. Penulis sudah mengkaji hasil penelitiannya dengan seksama.  
c. Indonesia belum juga menemukan langkah konkret untuk mengatasi masalah
pengangguran.  
d. Untuk menjaga kedaulatannya, Indonesia menambah kuantitas Armada di Kawasan
Ambalat.  
Menentukan salam pada surat dinas dan surat pribadi
Penggunaan Kepada dan Yang Terhormat

Alamat surat tidak perlu menggunakan kata “kepada” ataupun kata “yang terhormat” karena


kata tersebut tidak tepat digunakan. Tanpa “kepada” atau “yang terhormat”, hal ini pun sudah
diwakili dengan “Yth.” pada alamat surat sudah merujuk penerima surat.

Jadi, hindari menuliskan Kepada dan Yth. secara bersaman.

Benar Salah

Yth. Kepada Yth.


Pembuka surat pribadi

Unsur pembuka dalam surat pribadi umumnya terdiri atas tanggal dan tempat surat dibuat, nama

pengirim surat, dan salam pembuka. Salam pembuka biasanya berisi kalimat sapaan, seperti “hai,

apa kabar?”, “salam kangen”, atau bisa juga salam seperti “assalamu'alaikum wr. wb”.

Penulisan singkatan gelar yang benar

Pengertian teks prosedur


Sementara itu, menurut Kosasih, teks prosedur adalah teks yang menjelaskan langkah-langkah
secara lengkap, jelas, dan terperinci tentang cara melakukan sesuatu.
Dari tiga definisi menurut ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa teks prosedur adalah suatu
teks yang berisi langkah-langkah aktivitas atau kegiatan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan. Teks prosedur ini dibutuhkan sebagai panduan bagi seseorang dalam membuat atau
menyusun sesuatu.
Tujuan Teks Prosedur

Lalu, apa tujuan dari teks prosedur? Seperti definisinya, tujuan teks prosedur adalah memberikan
petunjuk bagi pembacanya tentang langkah-langkah secara urut dalam melakukan aktivitas atau
menyelesaikan sesuatu. Selain itu, teks prosedur juga memudahkan pembaca untuk mengetahui
cara yang benar dalam melakukan sesuatu dan memberikan petunjuk jelas agar mendapatkan
hasil maksimal.

Struktur Teks Prosedur

Dalam penyusunannya, struktur teks prosedur terdiri dari 4 bagian, yaitu tujuan, material,
langkah-langkah penyusunan/pengerjaan, dan penegasan ulang (kesimpulan). Penjelasan
lengkapnya sebagai berikut: 
1. Tujuan

Pada awal pembuatan teks prosedur, penulis biasanya memberikan penjelasan terkait tujuan
dalam penyusunan teks prosedur. Hal ini juga bisa menginformasikan hasil akhir yang akan
dicapai.

2. Material

Merupakan hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan dan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
atau pembuatan kegiatan tersebut. Bagian ini berisi informasi tentang alat/bahan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan.

3. Langkah-langkah

Bagian ini menjelaskan tentang proses atau tahapan yang harus dilakukan demi mendapatkan
hasil maksimal sesuai dengan tujuan dari teks prosedur. Langkah-langkah yang dibuat harus
secara berurutan. Selain itu, susunannya harus logis, sistematis, dan mudah dipahami oleh
pembaca.

4. Penegasan Ulang/Kesimpulan

Bagian terakhir ini menjelaskan tentang simpulan dari suatu prosedur yang telah dilakukan.
Bagian ini bersifat opsional, yakni boleh ada dan boleh tidak ada dalam teks prosedur.

Kalimat imperative
Pengertian Kalimat Imperatif
Istilah imperatif dalam KBBI, yaitu bersifat memerintah atau sebuah kata kerja (verba) yang
menyatakan larangan/keharusan dalam melaksanakan perbuatan. Dengan begitu, kalimat
imperatif adalah kalimat yang memiliki maksud memerintah, meminta, atau
menyuruh dengan tujuan agar lawan bicara melakukan sesuatu yang diinginkan oleh penutur. 
1. Kalimat Imperatif Halus

Kalimat imperatif halus bertujuan untuk mengungkapkan perintah secara halus, biasanya


ditambahkan kata, seperti tolong, coba, dan silakan. Selain itu agar dapat diungkapkan secara
halus, kalimat perintah (imperatif) diubah menjadi bentuk pasif (berawalan di-) atau
ditambahkan partikel -lah. 

Contoh kalimat imperatif halus:

1. Ditutup saja gerbangnya karena sudah larut malam!


2. Bantulah  orang-orang yang terkena musibah dengan ikhlas!
3. Tolong bawakan piring untuk Ibu!
4. Coba  kamu renungkan mengapa Tuhan menciptakan siang dan malam!
5. Silakan dinikmati hidangan sederhana ini!
 

2. Kalimat Imperatif Permintaan

Kalimat imperatif permintaan digunakan untuk mengungkapkan permintaan yang ditandai


oleh kata minta dan mohon.

Contoh kalimat imperatif permintaan:

1. Minta ampun, Pak!
2. Mohon jangan diperpanjang lagi masalah ini!
3. Anak-anak, mohon jangan ribut!
4. Buku tulisnya mohon disiapkan dahulu!
5. Mohon para pengunjung untuk tidak merokok di ruangan ini!

3. Kalimat Imperatif Ajakan

Kalimat imperatif ajakan digunakan untuk mengungkapkan ajakan yang ditandai oleh


kata biar, ayo(-lah) dan mari(-lah), harap, hendaknya, dan hendak(-lah).

Contoh kalimat imperatif ajakan:

1. Ayo, jalan!
2. Hendaknya, selesaikan dulu tugasmu dulu.
3. Marilah, kita menjaga kebersihan lingkungan!
4. Kecilkan api, biarkan air berubah menjadi kaldu.
5. Harap, diselesaikan dahulu tugas ini bersama-sama

4. Kalimat Imperatif Larangan

Kalimat imperatif larangan digunakan untuk mengungkapkan larangan yang ditandai oleh


kata jangan(-lah).

Contoh kalimat imperatif larangan:

1. Jangan pergi ke sana!
2. Jangan membatalkan janji seenaknya!
3. Jangan lupa membawa payung!
4. Janganlah meninggalkan nilai-nilai luhur budaya bangsa!
5. Jangan buang sampah sembarangan!

 
5. Kalimat Imperatif Pembiaran

Kalimat imperatif pembiaran digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang dibiarkan


terjadi. Nah, kalimat imperatif pembiaran ditandai kata biar(-lah) dan biarkan(-lah).

Contoh kalimat imperatif pembiaran:

1. Nova, biar kita tinggal di rumah saja! Ibu pergi sendirian.


2. Biar burung merpati itu terbang bebas.
3. Biarlah anak-anak bermain di lapang.
4. Biarkanlah Bu Epon pulang ke kampung halamannya.
5. Biarlah mereka menganggap kita miskin.

Kalimat saran
Kalimat saran adalah sebuah kalimat yang diungkapkan oleh seseorang kepada orang lain yang
berisi mengenai opini maupun harapan akan suatu hal.

Kalimat saran seringkali digunakan oleh seseorang untuk mengungkapkan suatu pendapat
mengenai hal maupun mengajukan sebuah anjuran terhadap orang lain.

Selain itu, kalimat saran juga seringkali digunakan dalam sebuah karya sastra, dimana penulis
tersebut memberikan halaman saran untuk dijadikan sebuah rekomendasi, resensi, tajuk rencana
yang dibuat dalam bentuk sebuah paragraf argumentasi.

Contoh Kalimat Saran


Berikut berbagai contoh kalimat saran yang dapat digunakan ketika kamu ingin memberikan
opini maupun harapan kepada orang lain:

1. Sebaiknya kamu lebih fokus belajar untuk ujian besok daripada bermain agar kamu
dapat menghadapi ujian tersebut.
2. Sebaiknya kamu menyelesaikan tugas yang diberikan guru agar tidak mendapatkan
sanksi nantinya.
3. Sebaiknya kamu tidak menyia-nyiakan waktu yang kamu miliki agar tidak menyesal
di kemudian hari.

Kalimat larangan

Pengertian Kalimat Larangan


Kalimat larangan adalah salah satu jenis kalimat yang sering kali digunakan manusia dalam
berkomunikasi setiap hari.
Kalimat larangan terdiri dari dua kata, yakni kalimat dan larangan. Kedua kata tersebut tentunya
memiliki arti yang berbeda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berikut arti dari kata kalimat:
1. Kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan.
2. Perkataan.
3. Satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan
secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.

Sementara itu, larangan memiliki arti tersendiri, yaitu:

1. Perintah (aturan) yang melarang suatu perbuatan.


2. Sesuatu yang terlarang karena dipandang keramat atau suci.
3. Sesuatu yang terlarang karena kekecualian.

Contoh Kalimat Larangan


Untuk dapat memahami kalimat larangan dengan baik, simak beberapa contoh kalimat larangan
berikut ini:

 Janganlah kamu menyakiti mereka!


 Jangan membuang sampah sembarangan!
 Jangan menyontek.

Kalimat perintah
Di bawah ini adalah ciri-ciri kalimat perintah yang perlu kamu pahami, supaya kamu bisa
menggunakannya dengan bijak.

1. Nada ucapan yang dilontarkan akan memiliki intonasi yang lebih tinggi di akhir kalimat.
Apabila diucapkan dalam bentuk lisan, maka akan memiliki intonasi naik di bagian awal
dan rendah di bagian akhir. Biasanya kata yang memiliki intonasi naik adalah kata dasar.
2. Kalimat perintah umumnya menggunakan pola kalimat inversi atau PS
3. Dalam pengucapannya, kalimat tersebut biasanya akan ditambahkan dengan imbuhan
kan atau lah.
4. Jika diucapkan dalam bentuk tulisan, kalimat tersebut biasanya akan diakhiri dengan
tanda seru (!). Hal ini bisa kamu temui pada pesan pendek atau SMS.
Kalimat Perintah Biasa
Jenis kalimat yang pertama yaitu kalimat perintah biasa. Kalimat ini adalah kalimat perintah
yang berisi mengenai perintah yang diucapkan secara langsung untuk melakukan sesuatu.
Kalimat tersebut biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari, entah itu secara ucapan atau
lisan atau secara tertulis. Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat perintah biasa yang
mungkin pernah kamu gunakan.

– Buka pintu depan sekarang juga!


– Cepat habiskan sarapanmu!
– Cepat ganti baju sebelum temanmu datang!
– Bersihkan lantai dapur yang terkena saus!
– Cepat mandi sebelum kesiangan
– Cepat makan
Bentuk kalimat invertif
Ciri teks prosedur
Ciri-Ciri Teks Prosedur

Sama halnya dengan teks yang lain, teks prosedur memiliki beberapa ciri antara lain:

1. Menggunakan kalimat perintah;

2. Terdapat panduan yang harus dilakukan;

3. Menggunakan kata kerja aktif;

4. Menggunakan konjungsi (kata hubung);

5. Terdapat aturan dalam hal bahan atau kegiatan;

6. Menggunakan kata keterangan untuk menyatakan rincian waktu, tempat dan cara;

7. Terdapat isi kegiatan yang dilakukan secara urut;

Kata keterangan (cara, tempat, waktu)

Keterangan cara adalah keterangan yang menjelaskan bagaimana caranya subjek melakukan
tindakan.
Contoh =
1. Dora pergi ke kantor dengan terburu-buru. (dengan terburu-buru merupakan keterangan cara)
2. Adi belajar Matematika dengan serius. (dengan serius merupakan keterangan cara)

Penjelasan Kata Keterangan Waktu

Jenis kata keterangan yang pertama adalah keterangan waktu. Kata keterangan waktu merupakan
kata yang memberi penjelasan dan informasi mengenai kapan suatu hal itu terjadi. Dalam Bahasa
Indonesia, penggunaan kata keterangan waktu tidak akan mengubah bentuk kata kerja ataupun
tata bahasa yang ada sebelumnya.

Keterangan waktu dapat berbentuk kata tunggal, frasa proposisional, dan juga frasa nominal.
Berikut rinciannya berdasarkan buku Seri Terampil Menulis Bahasa Indonesia karya Djoko
Saryono:
Keterangan waktu yang berbentuk kata tunggal di antaranya: kemarin, tadi, selalu, biasanya,
dulu, lusa, tadi, lusa, pernah, kelak, sering, kadang-kadang, terkadang, dan sekarang.

Keterangan waktu yang berbentuk frasa nominal di antaranya: tadi pagi, tadi malam, besok sore,
besok pagi, nanti sore, nanti malam, dan juga perulangan kata seperti malam-malam, pagi-pagi,
sore-sore, dan siang-siang.

Keterangan waktu yang berbentuk frasa proposisional (gabungan preposisi dan nomina yang
memiliki ciri waktu). Preposisi di antaranya: dari, di, pada, sebelum, sesudah, sejak , dan sampai.

Nomina yang memiliki ciri waktu: hari, bulan, tahun, pukul, masa, tunggal, Minggu, Senin,
Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Januari, Februari, dan seterusnya.

Contoh Penggunaan Kata Keterangan Waktu

Penggunaan kata keterangan waktu biasanya diletakkan di antara subjek dan predikat, diletakkan


di awal kalimat, atau di belakang kalimat. Berikut contohnya:

1. Saya jarang meminum minuman yang manis

2. Dina selalu makan seblak

3. Dia sering bermain bola di lapangan

4. Besok Tiana akan pergi ke kebun binatang bersama keluarganya

5. Nanti malam aku berencana untuk pergi dan menginap di rumah nenek


Penjelasan Kata Keterangan Tempat

Jenis kata keterangan selanjutnya yaitu kata keterangan tempat. Kata keterangan tempat
merupakan kata yang memberikan penjelasan atau informasi mengenai tempat di mana subjek
melakukan suatu kegiatan atau tindakan.

Contoh Penggunaan Kata Keterangan Tempat

Penggunaan kata keterangan tempat biasa terletak di belakang atau akhir kalimat dan di antara
kalimat. Berikut contohnya:

1. Nanti sore Ibu berencana untuk pergi ke swalayan

2. Kakak akan berangkat menuju Semarang

3. SD Insan Mulia berencana untuk melaksanakan darmawisata ke Jogja

4. Sore nanti aku berencana untuk bermain sepak bola di lapangan desa

5. Aku dan Adik pergi menonton film terbaru di bioskop

Susunan langkah teks prosedur


Struktur dan Cara Membuat Teks Prosedur
Agar bisa membuat dan menyusun teks editorial yang baik dan benar, terlebih dahulu kamu perlu
mengetahui struktur dalam teks editorial. Terdapat 4 bagian struktur dalam teks editorial, yaitu
sebagai berikut:

1. Judul
Judul adalah nama dari aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan. Contohnya seperti "Cara
membuat nasi goreng", "Langkah Mitigasi Risiko Bencana Banjir", atau Tutorial Membuat
Kolam Ikan Sederhana."
2. Tujuan
Setelah bagian judul, biasanya dibuat bagian pengantar umum yang berisi tujuan atau penanda
atas apa yang akan dibuat atau dilakukan. Tujuan haruslah menyebutkan dengan gamblang apa
hasil akhir yang akan didapatkan dari panduan prosedur ini.

3. Materi (Alat & Bahan)


Bagian materi ini bersifat opsional. Artinya bisa ada bisa juga tidak ada tergantung dari konteks
teks prosedur yang dimaksud.

Contoh dalam panduan memasak atau membuat kue biasanya bagian materi berisi alat dan bahan
yang akan digunakan. Namun dalam hal seperti cara menjalankan aplikasi microsoft powerpoint,
bagian ini biasanya tidak ada.

4. Langkah-langkah
Langkah-langkah adalah bagian paling utama dalam teks prosedur. Bagian ini berupa tahapan,
urutan secara kronologis ataupun panduan yang disusun secara runut.

Bagian langkah-langkah ini biasanya dibuat dalam bentuk poin-poin atau penomoran. Selain itu,
bisa juga menggunakan kata penghubung (konjungsi) seperti selanjutnya, lalu atau berikutnya.

5. Penutup/Simpulan
Bagian penutup ini juga bersifat opsional sesuai pilihan. Pada bagian ini biasanya digunakan
untuk menyimpulkan tujuan akhir dari langkah-langkah prosedur di atas.

Di bagian penutup ini juga kerap ditambahkan kata-kata yang sifatnya memotivasi orang untuk
melakukan panduan tersebut. Contoh kata-katanya seperti "Nah, cara membuatnya cukup mudah
bukan?", "Selamat mencoba!" atau "kue nikmat ini siap dinikmati!".

Jenis teks prosedur (kompleks, sederhana, protokol)


Jenis-jenis Teks Prosedur. Teks prosedur memiliki beberapa jenis berdasarkan kepada topik yang
akan dibahas di dalamnya. Beberapa jenis-jenis teks prosedur, pengertiannya, dan contoh
topiknya sebagai berikut:
1. Teks Prosedur Sederhana
Teks prosedur sederhana merupakan teks prosedur yang memuat dua, tiga, dan langkah saja.
Beberapa jenis teks prosedur yang masuk ke dalam jenis teks prosedur sederhana seperti cara
menghidupkan televisi, cara membuat teh, dan cara membuka pintu.

2. Teks Prosedur Kompleks


Teks prosedur kompleks merupakan teks prosedur yang memuat banyak langkah dan lumayan
rumit. Dikutip dari buku Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan oleh Taufiqur Rahman
(2017:22) teks prosedur kompleks memiliki beberapa ciri-ciri seperti disusun secara informatif,
bersifat objektif, bersifat aktual maupun faktual, dan bersifat logis atau dapat diterima akal.
Beberapa jenis teks prosedur yang masuk ke dalam jenis teks prosedur kompleks seperti cara
membuat batik tulis menggunakan media remasol, cara membangun rumah susun, dan cara
memasak rendang.
3. Teks Prosedur Protokol
Teks prosedur protokol merupakan teks prosedur yang memuat cara dan langkah yang ringan,
sehingga bersifat mudah untuk dapat dipahami. Beberapa jenis teks prosedur yang masuk ke
dalam jenis teks prosedur protokol seperti, cara menghidupkan mesin motor, cara membersihkan
karpet, dan cara menyalakan handphone.

Konjungsi (temporal)
Pengertian Konjungsi Temporal
Seperti yang sudah dijelaskan di awal artikel, konjungsi adalah kata hubung. Nah, kalau
temporal apa, nih? Jika dilihat di KBBI, temporal adalah hal yang berhubungan
dengan waktu. Sampai di sini, kita pahami bahwa pengertian konjungsi temporal adalah kata
hubung yang berkenaan dengan waktu, baik dalam kalimat atau antarkalimat itu sendiri.
Dengan kata lain, konjungsi temporal bisa disebut juga dengan konjungsi waktu.
Fungsi Konjungsi Temporal
Sesuai pengertiannya, konjungsi temporal memiliki dua fungsi. Fungsi pertama adalah
untuk menghubungkan kalimat majemuk, baik yang sederajat maupun tidak sederajat.
Kemudian, fungsi kedua adalah untuk menyatakan waktu.

Jenis-Jenis Konjungsi Temporal


Konjungsi temporal terbagi menjadi dua jenis, yakni konjungsi temporal sederajat dan
konjungsi temporal tidak sederajat. Supaya lebih memahami kedua jenis konjungsi temporal
tersebut beserta perbedaannya, simak penjelasan berikut, ya! 
1. Konjungsi Temporal Sederajat
Pada konjungsi temporal sederajat, konjungsi bersifat setara. Artinya, konjungsi ini ditempatkan
pada tengah kalimat. Dengan kata lain, konjungsi menjadi penghubung di kalimat majemuk
setara. Perlu diketahui pula bahwa konjungsi temporal sederajat ini tidak bisa diletakkan
di awal atau akhir kalimat.
Contoh Konjungsi Temporal Sederajat

Adapun yang termasuk dalam contoh konjungsi temporal sederajat antara lain:

 kemudian
 lalu
 selanjutnya 
 setelahnya
 sebelumnya
2. Konjungsi Temporal Tidak Sederajat
Berbeda dengan konjungsi temporal sederajat, konjungsi temporal tidak sederajat ini
menghubungkan beberapa kalimat (majemuk bertingkat dan/atau majemuk setara). Jenis
konjungsi ini pun bisa diletakkan di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat.
Contoh Konjungsi Temporal Tidak Sederajat

Adapun yang termasuk dalam contoh konjungsi temporal tidak sederajat antara lain:

 ketika
 sementara
 apabila
 saat
 sejak

  

Contoh Kalimat yang Menggunakan Konjungsi Temporal

Berikut akan ditampilkan beberapa contoh konjungsi temporal, baik yang sederajat dan yang
tidak sederajat.

1. Contoh Kalimat Konjungsi Temporal Sederajat

Beberapa contoh kalimat yang menggunakan konjungsi temporal sederajat, antara lain:

 Setelah minyak sudah panas kemudian masukkan bumbu yang sudah ditumbuk halus.


 Dia mampir sebentar kemudian pergi lagi.
 Hani kehilangan tasnya lalu ia segera melaporkan kejadian itu kepada polisi.
 Kucing itu berlari kencang lalu melompat tinggi menaiki pohon mangga di sana.
 Kondisi tubuhnya sudah membaik selanjutnya ia akan dipindah ke ruang perawatan
umum.
 Kalau sudah selesai tahap dua selanjutnya apa yang harus dilakukan?
 Ratu mengikuti kegiatan paskribra siang ini setelahnya ia berlatih pencak silat bersama
teman-temannya.
 Pergi ke pantai saja dulu setelahnya baru ke tempat lainnya.
 Perutnya masih saja terasa sakit padahal sebelumnya ia sudah berobat ke dokter minggu
lalu.
 Pencuri itu masih saja berdalih meski sebelumnya dia pernah tertangkap atas kasus yang
sama.

2. Contoh Kalimat Konjungsi Temporal Tidak Sederajat

Beberapa contoh kalimat yang menggunakan konjungsi temporal tidak sederajat, antara lain:

 Ayah berangkat bekerja ketika adik sedang tertidur.


 Ketika dunia membutuhkannya, Dia menghilang.
 Semua orang sudah pergi sementara mereka masih bertahan di tempat itu. 
 Sementara air direbus, siapkan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan penyedap.
 Aku mau datang apabila kamu juga datang. 
 Apabila hari mulai gelap, lampu di jalan itu mulai dinyalakan.
 Adik terbangun dari tidurnya saat mendengar suara ayah memanggil namanya.
 Saat hujan turun, anak-anak akan berkumpul di depan jendela sambil melihat rintik air
yang turun.
 Rumah itu sudah kosong sejak tiga bulan yang lalu.
 Sejak kemarin, kota itu diguyur hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.

Anda mungkin juga menyukai