Anda di halaman 1dari 4

“SAREUPNA DI GUNUNG HARUMAN”

Skenario Oleh:

Ganjar M Haq

Draft 1
Ide Pokok
“Sareupna di Gunung Haruman”

Sebaiknya kita tidak lupa waktu dan juga menghormati adat dan
kebiasaan di suatu tempat, sebab kita tidak tahu hal-hal yang
mungkin di anggap tabu oleh masyarakat setempat.

LogLine
“Sareupna di Gunung Haruman”

Perjalanan seorang traveler dari kota yang melakukan solo hiking


dan mendaki suatu gunung di daerah Jawa Barat, karena berasal
dari kota yang berbeda pemuda ini tiba di tempat tujuan menjelang
petang. Warga sekitar sudah memberikan wejangan supaya dia
mengurungkan niatnya agar menginap saja di rumah warga dan
melanjutkan perjalan esok hari. Karena mitos yang beredar di
tempat tersebut tidak boleh pergi ke hutan menjelang petang.
Namun pemuda ini tidak menghiraukan wejangan warga sekitar dan
tetap melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan menuju puncak
pemuda ini bertemu dengan kakek yang memakai topi caping. Warga
desa biasa menyebutnya “Jurig Cetok” dan pada akhirnya pemuda
ini dibuat tersesat dan tidak bisa menemukan jalan menuju puncak
gunung dan bahkan tidak menemukan jalan pulang.

Latar
“Sareupna di Gunung Haruman”

Latar 1. Perkotaan
Latar 2. Kendaraan Umum
Latar 3. Cibiuk (Perkampungan dengan adat dan ideologis yang
masih percaya hal ghaib dan adat “Pamali”)
Latar 4. Gunung Haruman (Kebun dan Hutan Belantara)
Penokohan
1. Tokoh Utama
Nama : Abror (Abong)
Umur : 29 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Karakteristik : Tinggi, Kurus, Rambut Gondrong
ikal, pendiam agak pemalu, tidak
banyak bicara, Calm dan Cool.

2. Peran Pembantu 1 (Penumpang Bus)


Nama : Deni (Deden)
Umur : 28 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Karakteristik : Pendek, hitam, tambun, banyak
bicara dan agak kocak. IQ dibawah
rata-rata.

3. Peran Pembantu 2 (Kakek Tua)


Nama : Aki Juma
Umur : 52 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Karakteristik : Kurus, tua, Sosok misterius, agak
menyeramkan.

4. Peran Pembantu 3 (Pembeli)


5. Peran Pembantu 4 (Penjaga Warung)
6. Antagonis (Jurig Cetok)
SINOPSIS

ABONG adalah seorang pemuda berusia 29 tahun yang


berprofesi sebagai seorang buruh pabrik di kota. Sejak masa
sekolah Abong sangat menyukai kegiatan outdor dan
seringkali hiking dan mendaki gunung. Saat itu Abong
berencana mendaki sebuah gunung di daerah Jawa Barat
tepatnya di Kabupaten Garut. Walaupun dia sendirian karena
sudah terbiasa Abong tetap pergi dengan menggunakan Bus di
pagi hari. Sesampainya di perkampungan menuju Gunung
Haruman Abong bertemu dengan salah seorang warga setempat
dan sempat mengobrol kecil. Karna perjalanan yang jauh
Abong tiba disana menjelang petang. Warga kampung tersebut
menyarankan agar Abong menginap dulu di rumah warga dan
melanjutkan perjalanan esok hari. Pasalnya di kampung
tersebut memiliki adat istiadat tidak boleh bepergian di
malam hari sebab ada “Jurig Cetok” yang suka mengganggu
orang. Dan juga memang Gunung itu tidak biasa dikunjungi
para pendaki. Karena Libur Abong Cuma 2 hari jadi dia tetap
melanjutkan perjalanan menuju puncak gunung. Di perjalanan
Abong bertemu dengan jurig cetok tersebut dan membuat Abong
tersesat dan tidak bisa menemukan jalan menuju puncak juga
tidak bisa menemukan jalan pulang. Abong berusaha mencari
jalan namun tetap kembali ke tempat semula dia menemukan
jurig cetok tersebut.

Anda mungkin juga menyukai