Pendahuluan
Tujuan materi ini adalah untuk meningatkan kita kembali mengenai berpikir kritis dalam
praktik sehari-hari dan mengenali fallacy dalam berpikiran ilmiah. Selain itu bertujuan untuk
mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari, membentuk kerangka berpikir, membuat
pertanyaan penelitian, dan membentuk suatu hipotesis.
Berpikir kritis
Berpikir kritis bermanfaat dalam dua aspek yang pertama dalam bidang akademik seperti
langsung ke sasaran, tidak berbelit-belit, mudah diikuti, menghemat waktu, tidak menyita energi,
dan lebih dipercaya. Sedangkan aspek yang kedua yaitu profesionalisme menyangkut clinical
judgement lebih diterima, komunikasi professional sesuai kebutuhan pasien, dan berdasarkan
bukti atau evidence based.
Dalam lingkungan akademik, kita memiliki 6 cara berpikir yaitu
Netral, obyektif, investigasi informasi, pengumpulan data
Spekulatif, positif, menimbulkan semangat, focus pada kebermanfaatan, optimistik,
konstruktif, dan generatif
Emosional, intuitif, tidak harus logis atau konsisten
Kreativitas, ide baru dan berkembang dari invensi alternatif
Berpikir kritis
Overview berpikir, control berpikir, konduktor, ringkasan, kesimpulan, dan pandangan
luas
Berpikir kritis adalah proses intelektual dengan melakukan refleksi yang dipusatkan pada
pengambilan putusan tentang apa yang harus dipercayai / dikerjakan. Unsur-unsur berpikir kritis
yaitu logic, breadth, depth, clarity, accuracy, precision, dan relevance. Dibawah ini merupakan
diagram kerangka berpikir kritis yang meliputi elemen intelektual untuk mengembangkan alasan
berpikir yang logis
Asumsi merupakan suatu pendapat yang biasanya diterima dengan begitu saja yang tidak
kita pertanyakan dan perdebatkan karena itu bagian keyakinan yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan inferensi itu merupakan penarikan kesimpulan yang sesuai dengan
pengamatan dan analisis kita. Perbedaan utama antara asumsi dan kesimpulan adalah kita
membuat asumsi tanpa bukti atau fakta, sedangkan kita membuat kesimpulan berdasarkan fakta
dan bukti.
Argumen adalah bentuk dari pemikiran dengan pernyataan tertentu (alasan) yang
menawarkan dukungan pada pernyataan lainnya (kesimpulan). Rabbit Rule : setiap kata, frasa,
atau konsep signfikan yang muncul pada konten dari argument sederhana harus juga muncul
pada salah satu dari premis.
Holding Hand Role: setiap kata, frasa, atau konsep signfikan yang muncul pada premis dari
argumen sederhana tapi tidak pad konten harus juga muncul pada salah satu dari premis lain dari
argument simple tersebut
Contoh : Socratesismortal, Socratesis human, All human are mortal
Pendekatan konstriksi reasoning, meliputi :
1. Simple Legal Reasoning
2. Simple Medicolegal Reasoning
3. Simple Medical Reasoning