Anda di halaman 1dari 22

INISIASI EMPAT

METODE PENELITIAN IDIK 4007

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


2018
INISIASI 4
DISKUSI 4
LATIHAN 4
Perumusan Hipotesis dan Etika
Penelitian

Perumusan Hipotesis

 Apakah yang dimaksud dengan hipotesis.

 Secara umum, hipotesis adalah rumusan jawaban


sementara atau dugaan yang sifatnya sementara.

 Untuk membuktikan benar atau tidaknya dugaan


sementara tersebut, perlu diuji terlebih dahulu.
Lanjutan

 Dugaan disini bukan berarti dugaan sementara yang


sembarangan tanpa dasar pemikiran yang benar.

 Perumusan dugaan sementara sebagai hipotesis harus


memperhatikan kaidah ilmiah yang sistematis dan
rasional.
Hipotesis dalam pembahasan ini pada dasarnya adalah
bersifat abstrak dan berkaitan dengan fakta atau teori dan
konsep-konsep.
Hipotesis sendiri bukanlah fakta atau pengamatan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pengamatan.

Pengamatan mengacuh pada apa yang sebenarnya ada.


Pengamatan adalah sarana yang berbasis fakta untuk
menguji hipotesis.
Lanjutan

Pada saat peneliti menyusun hipotesis,


Peneliti tidak perlu membuktikan kebenaran hipotesisnya, yang
diperlukan adalah mengumpulkan data yang mendukung atau
menentang hipotesis tersebut.

Sebelum seorang peneliti menyusun hipotesis pada umumnya


peneliti harus membekali dirinya dengan teori yang memadai.
Karaktristik Hipotesis Yang Baik

 Salah satu hipotesis yang baik adalah adanya


kesinambungan dari penelitian yang sebelumnya
ke penelitian selanjutnya yang akan dilakukan
oleh si peneliti.
 Atau konsisten dengan teori yang
merupakan hasil penelitian sebelumnya.
 Ada beberapa kriteria yang harus
diperhatikan
Beberapa karaktristik hipotesis yang baik dapat digambarkan
sebagai berikut:
Rasional, isi hipotesis harus berisi penjelasan yang masuk akal
atau rasional.
Adanya dua variabel atau lebih, suatu hipotesis hendaknya
mengandung hubungan sebab akibat yang diharapkan dari dua
variabel tersebut
Lanjutan

Variabel yang digunakan hendaknya merupakan variabel yang


operasional dan terukur.
Operasional artinya, variabel tersebut telah didefinisikan
dengan menggunakan terminologi sederhana
dan mudah dipahami.
Lanjutan

Dapat diuji di lapangan, merupakan hipotesis yang baik,Jika


hipotesis tersebut tidak dapat diuji, maka hipotesis tersebut
tidak ada maknanya.

Oleh karena itu, variabel harus operasional dan terukur,


sehingga dapat diolah secara statistik.
Klasifikasi Hipotesis
Hipotesis dapat diklafikasikan dengan dua cara.

 Pertama, berdasarkan bagaimana hipotesis tersebut


diturunkan (proses logika),

 Kedua, berdasarkan bagaimana hipotesis tersebut


diformulasikan (bentuk pernyataan).

Dari kedua klasifikasi tersebut akan lahir beberapa jenis hipotesis,


seperti, hipotesis deduktif, hipotesis induktif, hipotesis penelitian
(kerja ), dan hipotesis nol.
Jenis Hipotesis

Hipotesis Deduktif,
• Adalah pola berpikir secara logika yang bermula dari hal yang
bersifat umum, kemudian dilanjutkan kearah yang bersifat
khusus
• Contoh, Semua Manusia akan mati, si Polan adalah manusia,
maka si Polan juga akan mati
• Semua logam jika dipanaskan akan memuai, Emas adalah logam,
dengan demikian, jika Emas dipanaskan akan memuai.
• Cara berpikir Deduktif adalah cara berpikir dari yang sifatnya
umum, menuju arah berpikir yang sipatnya khusus.
Hipotesis Induktif

• Adalah pola berpikir dari yang sifatnya khusus, kemudian


mengarah ke hal yang lebih umum

• Proses berpikir seperti ini, adalah kebalikan dari proses


berpikir Deduktif.
Lanjutan
Contoh :

• Emas jika dipanaskan memuai, besi jika dipanaskan memuai,


perak jika dipanaskan memuai. Emas, besi, dan perak adalah
logam. Dengan demikian, semua logam apabila dipanaskan
akan memuai.

• Istilah yang sangat dikenal dalam proses ini adalah istilah


generalisasi. Anda dapat membedakan proses berpikir kedua
jenis hipotesis ini, yang merupakan suatu cara berpikir yang
berlawanan.
Hipotesis Penelitian (Kerja )

 Hipotesis yang termasuk hipotesis kerja, adalah hipotesis


langsung atau directional hypotheses .

 Hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk kalimat yang


deklaratif.

 Biasanya peneliti menggunakan hipotesis kerja, apabila ia


mengharapkan adanya perbedaan efek dari perlakuan yang

ia uji
Hipotesis Nol

• Hipotesis Nol disebut juga dengan hipotesis statistic atau


non –directional hypotheses atau hipotesis tidak langsung.
• Rumusan yang terdapat dalam hipotesis nol menunjukkan
harapan si peneliti tentang tidak adanya perbedaan efek dari
berbagai perlakuan yang akan ia teliti.
• Rumusan hipotesisnya adalah “Tidak Ada Perbedaan Hasil
Belajar Siswa dalam Mata Kuliah Matematika Antara Siswa
yang Menggunakan Multi Media dan Siswa Yang Tidak
Menggunakan Multi Media”.
Lanjutan

 Biasanya peneliti ingin mengadakan perbandingan antara satu


objek dengan objek lainnya, hasilnya lebih baik karena mendapat
perlakuan. Contoh :

 “ Ada Perbedaan Hasil Belajar Siswa SLTP dalam Mata Kuliah


Matematika yang Menggunakan Multi Media dengan nilai
Siswa yang Tidak Menggunakan Multi Media.”
Etika Penelitian

1. Etika adalah mengikuti hal-hal yang baik, yang sesuai dengan kode
etik dalam masyarakat, sehingga peneliti mestinya menghindari
hal-hal yang bertentangan dengan etika.
2. Etika berlaku mulai dari perencanaan penelitian sampai dengan
penulisan laporan.
3. Etika sangat penting, sehingga berfungsi sebagai :
INTEGRITAS
Akuntabilitas
Keterbukaan
Tanggung Jawab Publikasi Ilmiah
Integritas

Integritas menunjukkan :
• Kejujuran
• Pengakuan Kontribusi Pihak Lain
• Kemungkinan Terjadinya Konflik Kepentingan
Bila Ada.
Akuntabilitas

Akuntabilitas menunjukkan :
1. Prilaku yang Bertanggungjawab
dan Dapat Dipertanggung
Jawabkan
2. Mengikuti Etika
3.Tidak Melanggar Hukum
Keterbukaan

Keterbukaan mencakup :

• Keterbukaan untuk ditelaah dan


dikoreksi.
• Data dapat diverifikasi kebenarannya.

Anda mungkin juga menyukai