PRINSIP-PRINSIP KEHIDUPAN
DI DALAM AL-QUR’AN
TujuanPembelajaran:
1
1. ALLAH TAHU PERBUATAN BAIKMU
a. Nash Al-Qur’an
b. Penjelasan kaidah
Kaidah ini sangat terkait erat dengan hubungan vertikal hamba dengan Allah SWT dan
hubungan horisontal dengan sesama manusia. Kaidah agung ini memupuk jiwa seorang
mukmin dengan makna-makna keimanan dan pendidikan yang banyak sekali sebagai bekal
menuju Allah. Kita akan meringkas makna-makna ini dalam beberapa poin berikut ini;
Pertama, di dalam ayat ini terdapat motivasi untuk beramal dengan ikhlas kepada Allah,
meskipun ketika beramal tidak dilihat oleh siapa pun. Bahkan hamba yang baik adalah
seorang hamba yang berusaha sekuat tenaga merahasiakan perbuatan baiknya dari orang lain,
karena di dalamnya terdapat faedah yang besar. Dan faedah itu hanya bisa ditemukan oleh
orang-orang yang memiliki akal.
ِ َواتَّقُوْ ِن ٰيٓاُولِى ااْل َ ْلبَا
ب
“Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!” (QS. Al-
Baqarah: 197)
Kedua, termasuk makna-makna yang dipupuk oleh kaidah “…Segala yang baik yang kamu
kerjakan, Allah mengetahuinya.” ini di dalam jiwa pemiliknya adalah ketenangan hati dan
ketentraman jiwa. Hal ini terjadi karena yang berbuat baik kepada makhluk dan
ikhlasmenjalankannya tidak menanti pujian dan pengharagaan dari makhluk. Bahkan ia akan
dengan mudah mengatur kesabarannya atas perlakuan buruk sebagian manusia kepadanya
karena kebaikan yang dia berikan. Ketika ia melakukan kebaikan, ia yakin Allah
2
mengetahuinya dan mengganjarnya dengan kebaikan yang lebih besar lagi, sebagaimana
difirmankan Allah tentang penghuni surga,
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah dalam suatu kesempatan menuliskan wasiat
kepada orang yang bervisi memberi kemanfaatan kepada makhluk:
‘Jika ia berbuat baik kepada manusia maka tujuannya hanyalah mencari ridha Allah. Ia sadar
bahwa Allah menjadikannya sebagai orang yang bisa berbuat baik, tidak dijadikan sebagai
orang yang jahat, sehingga ia melihat bahwa perbuatan baiknya itu hanya demi Allah dan
berkat Allah. Makna ini tertera di dalam surat Al-Fatihah,
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan.” (QS. Al-Fatihah: 5).
Seorang mukmin meyakini bahwa perbuatannya demi Allah karena hanya kepada-Nya ia
beribadah, dan itu berkat pertolongan Allah karena hanya kepada-Nya ia meminta
pertolongan, sehingga tidak tergerak sedikitpun dalam benaknya mengharap balasan dan
ungkpan terimakasih dari orang yang ia bantu, karena ia tidak berbuat baik seperti itu kecuali
hanya karena Allah, sebagaimana dikatakan kepada para penghuni surga, “Sesungguhnya
kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami
tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu.” (QS. Al-Insan: 9).
Balasan jahat yang ia terima tidak akan membuatnya sakit hati dan mengungkit-ungkit
kebaikannya, karena ia tahu bahwa Allah-lah yang menganugerahinya saat ia ditakdirkan
3
bisa berbuat baik. Allah-lah pemilik anugerah itu atasnya dan orang yang telah dibantu,
sehingga yang wajib bersyukur adalah dirinya karena Allah memudahkannya berbuat
kebaikan. Jadi, seseorang hendaknya bersyukur kepada Allah saat memudahkan orang lain
memberikan sesuatu yang bermanfaat baginya, baik berupa rezki,ilmu, pertolongan dan
sebagianya.
Di antara kita, ada seseorang yang berbuat baik kepada saudaranya dengan tujuan memberi
budi agar dapat mengungkitnya, tunduk kepadanya, memuliakannya, atau kemanfaatan
lainnya. Fenomena ini menunjukkan bahwa ia tidak beribadah keapda Allah, tidak meminta
pertolongan dari-Nya. Tidak berbuat baik demi Allah dan berkat pertolongan Allah, tapi
orang itu seorang yang pamer dengan kebaikannya. Sungguh, Allah menghapus pahala orang
yang mengungkit-ungkit sedekahnya dan kebaikan orang yang pamer.’
Referensi:
1. 50 Kaidah kehidupan Dalam Al-Qur’an, DR. Umar bin Abdullah Al-Muqbil, Darus Sunnah,
2012.
4
2. PERINTAH BERLAKU ADIL
a. Nash Al-Qur’an
b. Penjelasankaidah
Ini adalah kaidah Al-Quran yang agung. Kaidah ini juga merupakan pilar syariat langit yang
paling utama. Kaidah Al-Qur’an ini sangat luas cakupannya yang didalamnya banyak
cabang-cabang yang tidak bisa ditentukan jumlahnya kecuali Allah. Kaidah ini menjadi titik
temu semua syariat langit, mengingat semua syariat langit datangnya dari Allah yang Maha
Bijaksana dan Maha Mengetahui. Allah berfirman,
ِّل َلِ َكلِمٰ تِ ٖه ۚ َوهُ َوال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُمyص ْدقًا َّو َع ْداًل ۗاَل ُمبَد
ِ ك ْ َوتَ َّم
ُ ت َكلِ َم
َ ِّت َرب
Imam Abu Muhammad bin Hazm rahimahullah berkata, ‘Keadilan adalah benteng
terakhir untuk berlindung setiap orang yang ketakutan, karena setiap orang, baik yang
bertindak zhalim atau tidak jika melihat orang yang ingin berbuat zalim maka ia pasti
mencari keadilan dan mengecam kezhaliman. Kamu sekali-kali tidak akan mendengar
seseorang yang mengecam keadilan. Barangsiapa yang berkarakter adil maka ia akan nyaman
berada di dalam benteng tersebut.’
5
untuk diimplementasikan dalam kehidupan oleh para pembesar bangsa-bangsa dan
diabadikan dalam relief-relief bangsa Kaldanisa, Mesir dan India. Nilai positif keadilan tidak
mungkin didorong oleh hawanafsu dalam menyikapi suatu kasus yang tidak mungkin
terbebas dari dua kemungkinan :kesenangan dan kemarahan.’
Makna Agung yang terkandung dalam keadilan yang ini merupakan perpanjangan wahyu
dalam kaidah Al-Qur’an,
اِنَّاهّٰلل َيَْأ ُم ُربِ ْال َع ْد ِل
Adala hnilai yang senantiasa didambakan oleh setiap jiwa yang baik dan Fitrah yang lurus.
Demi Allah, betapa banyak kebaikan-kebaikan didapat saat prinsip keadilan ditegakkan.
Betapa banyak orang-orang yang memeluk agama Islam sebab prinsip keadilan ini
dijalankan.
Ibnu‘Asakirdalam kitab Tarikh Dimasyqa meriwayatkan dari jalur Asy-Sa’bi, bahwa suatu
ketika Ali bin Abi Thalib menemukan baju perangnya berada di tangan seorang laki-laki
Nasrani. Seketika itu Ali melaporkannya kepada Syuraih dan memperkarakannya. Ali
berkata,“Baju perang ini milikku dan aku tidak merasa menjualnya ataupun juga
memberikannya.” Maka Syuraih berkata kepada orang Nasrani, “Apa tanggapanmu
ataspernyataan Amirul Mukminin di atas?" Orang Nasrani itu berkata, “Baju perang ini
6
adalah bajuku dan menurutku Amirul Mukminin telah berbohong." Lalu Syuraih menoleh
kearah Ali dan berkata, "Wahai Amirul Mukminin, apakah anda punya bukti?" Ali hanya
tertawa dan berkata, "Syuraih telah bertindak benar, aku tidak memiliki bukti." Maka Syuraih
memutuskan baju perang itu milik orang Nasrani. Setelah itu Ali beranjak pergi, lalu kembali
lagi saat orang Nasrani itu berkata, "Aku bersaksi bahwa ini adalah hukum para Nabi.
Amirul Mukminin melaporkan kepada hakimnya, tetapi hakim tersebut memenangkanku. Aku
bersaksi bahwa tidak ada AIlah yang haq melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Demi Allah, baju perang ini adalah milikmu,
wahai Amirul Mukminin. Aku menguntit rombongan pasukan yang saat itu engkau hendak
menuju Shiffin, lalu baju itu keluar dan jatuh dari untamu.”Mendengaritu Ali berkata, "Jika
kamu telah masuk Islam maka baju itu milikmu.”Dan baju itudiangkut di atas kudanya. Asy-
Sya’bi berkata,“Orang yang melihatnya mengabarkan kepadaku, ia turut memerangi kaum
Khawarij bersama Ali saat perang Nahrawan."
“Dan
janganlahkebencianmuterhadapsuatukaummendorongkamuuntukberlakutidakadil.”(QS. Al-
Maidah: 8
Referensi:
1. 50 KaidahkehidupanDalam Al-Qur’an, DR. Umar bin Abdullah Al-Muqbil, Darus Sunnah,
2012.
7
3. ORANG MUKMIN TIDAK KIKIR
a. Nash Al-Qur’an
b. Penjelasankaidah
Kaidahinimembahastentangetika yang terkaiteratdenganpendidikanjiwa dan
etikainteraksiseseorangdenganpihaklain. Kaidahinidisebutkansebanyakdua kali di dalamAl-
Qur’an:
Pertama, berada di dalamayatdengankontekspujian Allah kepadakaum Anshar
Radiyallahuanhum. Allah berfirman,
اص ۗةٌ َو َم ْن
َ ص
ٓ
َ اويُْؤ ثِرُوْ نَ َع ٰلىا َ ْنفُ ِس ِه ْم َولَوْ َكانَبِ ِه ْم َخ ُ َوالَّ ِذ ْينَتَبَ َّو ُءوال َّدا َر َوااْل ِ ْي َمانَ ِم ْنقَ ْبلِ ِه ْميُ ِحبُّوْ نَ َم ْنهَا َج َراِلَ ْي ِه ْم َواَل يَ ِج ُدوْ نَفِ ْي
َ ْص ُدوْ ِر ِه ْم َحا َجةً ِّم َّمٓااُوْ تُو ٰۤ ُ
َول ِٕى َكهُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ۚن يُّوْ قَ ُش َّحنَ ْف ِس ٖه فَا
“Dan orang-orang (Ansar) yang telahmenempatikota Madinah dan telahberimansebelum
(kedatangan) mereka (Muhajirin), merekamencintai orang yang berhijrahketempatmereka.
Dan merekatidakmenaruhkeinginandalamhatimerekaterhadapapa yang
diberikankepadamereka (Muhajirin); dan merekamengutamakan (Muhajirin),
atasdirinyasendiri, meskipunmereka juga memerlukan. Dan siapa yang
dijagadirinyadarikekikiran, makamerekaitulah orang-orang yang beruntung.”(QS. Al-
Hasyr: 9)
Kedua, berada di dalamayatdengankontekspenjelasanmengenai fitnah yang ditimbulkan oleh
hartabenda, anak dan istri. Allah berfirman,
ٰ َّٰيٓاَيُّهاالَّذ ْين َٰامنُ ْٓواانَّم ْنا َ ْزواج ُكمواَوْ اَل د ُكمع ُد ًّوالَّ ُكمفَاحْ َذرُوْ هُ ۚموا ْنتَ ْعفُوْ اوتَصْ فَحُوْ اوتَ ْغفرُوْ افَان
- اللّهَ َغفُوْ ٌر َّر ِح ْي ٌم ِ ِ َ َ َِ ْ ْ َ ْ ِ َ ْ ِ َ ِ ِ َ ِ َ
- اللّهُ ِع ْند ٗ َٓهاَجْ ٌر َع ِظ ْي ٌم ٰ انَّمٓااَموالُ ُكمواَوْ اَل ُد ُكمف ْتنَ ۗةٌو
ۤ َ ِْ َ ْ َ ْ َ ِ
ْ ٰ ٰ
ْ ُ
- َس ٖهفَاول ِٕى َكهُ ُمال ُمفلِحُوْ ن ِ فَاتَّقُوااللّهَ َماا ْستَطَ ْعتُ ْم َوا ْس َمعُوْ ا َواَ ِط ْيعُوْ ا َواَنفِقوْ ا َخ ْي ًرااِّل َنف ِس ُك ْم َو َم ْنيُّ ْوقش َُّحنَف
ْ َ ۗ ُ ْ ُ ْ
ٰ
ُّض ِع ْفهُلَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ۗ ْم َواللّهُ َش ُكوْ ٌر َحلِ ْي ۙ ٌم ٰ
ٰ اِ ْنتُ ْق ِرضُوااللّهَقَرْ ضًا َح َسنًاي
“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antaraistri-istrimu dan anak-
anakmuada yang menjadimusuhbagimu, makaberhati-hatilahkamuterhadapmereka; dan
jikakamumaafkan dan kamusantunisertaampuni (mereka), makasungguh, Allah
MahaPengampun, MahaPenyayang. Sesungguhnyahartamu dan anak-
anakmuhanyalahcobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar.
Makabertakwalahkamukepada Allah menurutkesanggupanmu dan dengarlahsertataatlah;
dan infakkanlahharta yang baikuntukdirimu. Dan barang-
siapadijagadirinyadarikekikiran,merekaitulah orang-orang yang beruntung. Jika
kamumeminjamkankepada Allah denganpinjaman yang baik, niscayaDiamelipatgandakan
8
(balasan) untukmu dan mengampunikamu. Dan Allah MahaMensyukuri,
MahaPenyantun.”(QS. At-Taghabun: 14-17)
Maknakaidahinitidakakandipahamikecualidenganmemahamiarti kata asy-syuhh
(kikir)terlebihdahulu.Kata asy-syuhhasalmaknanyaadalahmenolak dan
mencegahmemberikansesuatukarenamasihsuka(kikir). Ketika kikirmerupakankarakter yang
terpatridalamjiwaumatmanusia,maka Allah menisbatkannyakepadatubuhpemiliknya. Allah
berfirman, "Dan siapa yang dijagadirinyadarikekikiran…"(QS. Al-Hasyr: 9). Hal
inibukanberartisifatkikiritutidakbisadihindari.Bahkansifatitumudahdihilangkanbagi orang
yang mendapatkankemudahandari Allah.
Tetapikesempurnaandalammenghindarisifatkikirdenganduadimensinya; materi dan maknawi,
tidakbisadilakukankecuali oleh orang-orang baik yang mendapatkanpertolongandariAllah.
Karenanya, Abdurrahman bin Aufradhiyallahu‘anhupernah di
mimpikanseseorangbahwaiasedang tawaf di Ka'bah dan iaselaluberdoa,"Ya
Allah,lindungilahakudarikekikiranku. Lindungilahakudarikekikiranku."
Iatidakmenambahkanlainnya. Makaiaditanyapenyebabnya dan iamenjawab, "Jika
akudilindungidarikekikirankusendiri,pastiakutidakakanmencuri,berzina dan
tidakmelakukankeburukanlainnya."
IbnuTaimiyahrahimahullahberkata, “Asy-syuhh
(kikir)mengakibatkanseseorangbakhiltidakmemberikanapa yang iamiliki dan
bertindakzhalimdenganmerebuthak orang lain sehinggamenyebabkanputusnyapersaudaraan
dan iridengki.” Di tempat lain iamenyatakan, ‘Asy-syuhh (sifatkikir)terdapatdalamseseorang
yang rakus,marahdengankebahagiaan orang lain dan bertindakzhalimkepadanya,
sebagaimanadifirmankanAllah,
ٰ قَ ْدي ْعلَم
ۖ اَ ِش َّحةً َعلَ ْي ُك ْم- ۙ اللّه ُْال ُم َع ِّوقِ ْينَ ِم ْن ُك ْم َو ْالقَ ۤا ِٕىلِ ْينَاِل ِ ْخ َوانِ ِه ْمهَلُ َّماِلَ ْين َۚا َواَل يَْأتُوْ ن َْالبَْأ َساِاَّل قَلِ ْياًل ُ َ
ٰۤ ُ ْ َاج ۤا َء ْالخَ وْ فُ َراَ ْيتَهُ ْميَ ْنظُرُوْ نَاِلَ ْي َكتَ ُدوْ ُراَ ْعيُنُهُ ْم َكالَّ ِذ ْييُ ْغ ٰشى َعلَ ْي ِه ِمن َْال َموْ ۚتِفَا ِ َذا َذهَبَ ْال َخوْ فُ َسلَقُوْ ُك ْمبِا َ ْل ِسنَ ٍة ِحدَا ٍداَ ِش َّحةً َعل
َْىالخَ ي ۗ ِْراول ِٕى َكلَ ْميُْؤ ِمنُوْ افَاح َ فَا ِ َذ
ٰ
اللّهُا َ ْع َمالَهُ ۗ ْم َو َكان َٰذلِ َك َعلَىاللّ ِهيَ ِس ْيرًا ٰ ط
َ َب
9
Contohpraktis yang dapatmenjelaskankaidahiniadalahkeistimewaanperilaku orang-orang
Anshar yang dibanggakan oleh Allah saatmerekamembukahati dan rumahuntuksaudara-
saudaramerekakaumMuhajirin. Cukupbagikitasanjungan Allah yang tertuangdalamfirman-
Nya,
b. Perbuatankeduaterekamdalamfirman-Nya, "…
merekatidakmenaruhkeinginandalamhatimerekaterhadapapa yang
diberikankepadamereka(Muhajirin)."Seandainya rasa
ituadadalamdirimerekatentutergambardarisikapmereka.
10
dermawan.Makabagaimanalagiketikadiamemberikanseparuhhartabendanya?Tidakhanyaitu,ia
juga menawarkan salah satuistrinya. Jiwa Siapakahgeranganpemiliknya?!
Apakahitsaritu? Itsarmerupakanantonimdari kata Asy-syuhh (kikir). Orang yang
memilikisifatitsarpastimengabaikankebutuhannyasendiri demi orang lain.
Sementarapemiliksifatasy-syuhhpastiberambisimerebutsesuatu yang tidakmerekamiliki.Jika
telahmemilikinyamakaiamempertahankannyamati-matian dan
tidakmaumengeluarkannya(bakhil). Jadi, kepelitan(bakhil)
merupakanbuahdarikekikiran(syuhh). Sementarakekikiranmemerintahkankepelitan.
Mari mengakhiripembahasaninidengansatusikap yang menunjukkankeagungansahabat; Jiwa
itumilikQaisbin Sa'ad bin Ubadahradhiallahu‘anhuma yang
tertimpasakit,sementarasahabat-sahabatnyatidakmenjenguknya.
Iabertanyatentangmerekasemua. Orang-orang di sekelilingnyaberkata,
“Merekamalumenjengukmukarenamemilikisangkutanhutangkepadamu."Makaiaberkata,"Sem
oga Allah menghancurkanharta yang menghalangiteman-
temankudatangmenjengukku."Kemudianiamenyuruhseseoranguntukmengumumkan,"Barang
siapa yang memilikisangkutanhutang,makasekarangiatelahterbebas."Takberselang
lama,pinturumahQaisjebolkarenabanyaknya orang yang menjenguknya.
Referensi:
1. 50 KaidahkehidupanDalam Al-Qur’an, DR. Umar bin Abdullah Al-Muqbil, Darus Sunnah,
2012.
11
4. MENJAGA SUMPAH
a. Nash Al-Qur’an
b. Penjelasankaidah
Kaidahinisangatterkaitdengankenyataanhidupumatmanusia,
mengingatseseorangtidakmungkinterhindardarisumpahkarenatelahterbiasamelakukannya.
Makasangatpentinguntukdiangkatsuatupetunjukmengenainya, yaitukaidah yang
terdapatdalamfirman Allah Ta'ala,
12
Sumpahpalsutermasukdalamjajarandosabesar, karenanyasumpahitudisebutal-yamin al-
ghamus yang menjerumuskanpelakunyakedalamdosa. Abdullah bin Amr bin
al-'Ashradhiyallahu‘anhuberkata, "Seorang Arab
pedalamandatangmenghadapRasulullah SAW dan bertanya,
‘WahaiRasulullah,apakahdosa-dosabesaritu?’ Beliaumenjawab, ‘Menyekutukan Allah.’
Orang itubertanyalagi, ‘Kemudianapalagi?’Beliaumenjawab,
‘Kemudiandurhakakepadakedua orang tua.’ Lalu orang itubertanyalagi,
‘Kemudianapalagi?Beliaumenjawab, ‘Sumpahpalsu.’Aku(Abdullah bin Amr)bertanya,
‘Apakahsumpahpalsuitu?’Beliaumenjawab, ‘Yaitusumpah yang dapatmenyerobothak
orang lain,sementarasumpahitubohongadanya’."(HR. Al-Bukhari)
Allah berfirman,
ص َد ْدتُّ ْم َع ْن َسبِ ْياِل ٰللّ ۚ ِه َولَ ُك ْم َع َذابٌ َع ِظ ْي ٌم
َ اوتَ ُذوْ قُواالس ُّۤوْ َءبِ َما
َ ََواَل تَتَّ ِخ ُذ ْٓوااَ ْي َمانَ ُك ْم َد َخاًل ۢ بَ ْينَ ُك ْمفَت َِزلَّقَ َد ۢ ٌمبَ ْع َدثُبُوْ تِه
“Dan janganlahkamujadikansumpah-sumpahmusebagaialatpenipu di antaramu, yang
menyebabkan kaki(mu) tergelincirsetelahtegaknya (kukuh), dan
kamuakanmerasakankeburukan (di dunia) karenakamumenghalangi (manusia) darijalan
Allah, dan kamuakanmandapatazab yang besar.”(QS. An-Nahl: 94)
Imam Ibnu
Hajarrahimahullahberkata,"Korelasiayatinidengansumpahpalsuadalahadanyaancamanb
agi orang yang bersumpahsecaradustadengandisengaja.”
Kamuakansangatheran(meskipunperintahmenjagasumpahinisangatjelas dan
ancamansumpahpalsusangatberat)dengankeberaniansebagian orang yang bersumpahpalsu
demi mendapatkansedikitharta dunia ataumenolakbahayadaridirinya.
Tidaktahukahmerekabahwasiksa dunia lebihringandaripadasiksaakhiratkelak?
TidakmendengarkahmerekahadisRasulullah SAW yang sangatmenggidikkanhatiini,
"Barangsiapa yang bersumpahpalsu demi mendapatkanhakmilik orang lain
(sementarasumpahnyaitubohongbelaka)makaiaakanmenghadap Allah
dalamkondisidimurkai."(HR. Muslim)
13
a. Orang yang banyakbersumpah‘Demi Allah’untukhal yang ringan dan
berat,makalidahnyaakanterbiasasehinggasumpahitutidakmemilikibobot di
dalamjiwanya.Akibatnyaiatidakakanberpikirpanjanguntukberbohongdalamsumpahny
a. Sehinggatujuanagung dibaliksumpahituhilangsia-sia.
14
menghalalkansumpahku(denganmembayarkafarat)."(HR. Bukhari dan Muslim).Hadits-
hadits lain tentanghalinisangatbanyaksekali.
Referensi:
1. 50 KaidahkehidupanDalam Al-Qur’an, DR. Umar bin Abdullah Al-Muqbil, Darus Sunnah,
2012.
15
5. BERTANYA PADA YANG LEBIH TAHU
a. Nash Al-Qur’an
َنyۙ ْفَا ْسـَٔلُ ْٓوااَهْاَل ل ِّذ ْك ِراِ ْن ُك ْنتُ ْماَل تَ ْعلَ ُمو
b. Penjelasankaidah
IniadalahkaidahAl-Qur’an yang meluruskanperjalananseoranghambakepada
Allah,menataibadah, interaksi dan sikapnya dan menjelaskanapa yang
samarataurumitdalamurusanagamanya.Kaidahiniberulangdua kali denganredaksi yang
samadalamduaayat;
Pertama, di dalam surah An-Nahl. Allah berfirman,
- َنyۙ َْو َمٓااَرْ َس ْلنَا ِم ْنقَ ْبلِ َكاِاَّل ِر َجااًل نُّوْ ِح ْٓياِلَ ْي ِه ْمفَا ْسـَٔلُ ْٓوااَهْاَل ل ِّذ ْك ِراِ ْن ُك ْنتُ ْماَل تَ ْعلَ ُمو
َالزب ۗ ُِر َواَ ْن َز ْلنَٓااِلَ ْي َكال ِّذ ْك َرلِتُبَيِّنَلِلنَّا ِس َمانُزِّاَل ِ لَ ْي ِه ْم َولَ َعلَّهُ ْميَتَفَ َّكرُوْ ن
ُّ بِ ْالبَي ِّٰنتِ َو
16
3. Ilmupengetahuan yang paling utamaadalahilmupengetahuantentangKitabullah, karena
Allah memerintahkan orang yang tidakmemahamiAl-Qur’an untukbertanyakepada para
ulama.
17
Semuaini salah,tidakdapatdibenarkan dan melanggarpetunjukkaidah Al-Qur’an,
"Makabertanyalahkepada orang yang
mempunyaipengetahuanjikakamutidakmengetahui."(QS. An-Nahl: 43).
Apa yang akandilakukan oleh orang-orang sepertiiniketika salah
satuanggotakeluarganyasakit? Apakahmerekamenanyakankepada orang yang pertama kali
merekatemui, ataupergikedokter yang mahir dan bertanya? Apa yang akandilakukan oleh
orang sepertiinitatkalamobilnyamogokataurusak?
Apakahmerekaakanmenyerahkannyakepadasetiap orang yang merekatemui?
Ataumencaritukangbengkel yang paling handaluntukmembetulkankerusakanmobilnya?
Jika dalamurusan dunia sajakitaharusmenanyakankepada orang yang ahli, makadalamurusan
agama haruslebihberhati-hati. Imam Malik bin Anas rahimahullahberkata,
"Sesungguhnyailmuiniadalah agama makalihatlahdarisiapa kalian mengambil agama
kalian."
Sebuahkisah yang diriwayatkan oleh IbnuAbdilBarr, ‘Suatusaatseoranglaki-
lakimenghadapRabi’ahbin Abdurrahman (guru Imam Malik),tetapiiamendapatinyamenangis.
Laki-lakiitubertanya,‘Apa yang
membuatmumenangis?’Rabi’ahsemakinterisakdalamtangisnya. Laki-lakiituberkata,
‘Apakahmusibahmenimpamu?’Rabi’ahmenjawab,‘Tidak, tetapibanyak orang yang
takberilmudimintaifatwa, sehinggatimbulmasalahbesar di dalam Islam.’Rabi’ahmelanjutkan,
‘Demi Allah,sebagian orang yang memberifatwa di sinilebihberhakdipenjaradaripada para
pencuriitu.’
Al-Allamah Ibnu Hamdan al-Harranirahimahullahmengomentarikisahinidenganmenyatakan,
‘Lalu bagaimanaseandainyaRabi’ahmenyaksikansaatini, keberanian orang yang tidakberilmu,
sedikitkebaikan, bejatnyaperilaku dan busuknyajiwamemberikan fatwa?
Tujuannyahanyasum’ah (ingindidengar), riya’ dan inginmenyayangi para ulama yang
tinggiderajatkeilmuan dan ketakwaannya. Merekatelahdilenakan oleh banyaknya orang
orangbodoh yang mengikutinya dan tidakmenghiraukantanggungjawabmereka.
Tujuanpenjelasansingkatiniadalahperingatanakanpentingnyaselektifdalambertanyakepadasese
orang. Iaharusbertanyakepada orang yang dapatmembebaskantanggungjawabnya dan orang
yang lebihbertakwa, lebihalim dan lebihhati-hatidalamsegalahal. Orang sepertiitulah yang
disebutAhlu Adz-Dzikrsebetulnya,yaitu orang yang dituju oleh kaidah:
َنyۙ ْفَا ْسـَٔلُ ْٓوااَهْاَل ل ِّذ ْك ِراِ ْن ُك ْنتُ ْماَل تَ ْعلَ ُمو
18
Referensi:
1. 50 KaidahkehidupanDalam Al-Qur’an, DR. Umar bin Abdullah Al-Muqbil, Darus Sunnah,
2012.
19
6. MENGKLARIFIKASI SEBUAH BERITA
a. Nash Al-Qur’an
b. Penjelasankaidah
Kaidahinimemilikiketerkaitandengankenyataanhidupmanusia. Karena itu,
kebutuhanuntukmencermati dan mentadaburiayatinibegitubesar; khususnya pada
masasekarang, ketikafenomena media massadan media
sosialdalammenukilberitasangatbebas dan terbuka.
Ayat initercantumdalamsurat Al-Hujurat pada konteksadab, dimana Allah
hendakmengajarkankepadakaummusliminsebuahadab yangmulia. Allah herfirman,
ۢ
ِ ُٰيٓاَيُّهَاالَّ ِذ ْين َٰا َمنُ ْٓوااِ ْن َج ۤا َء ُك ْمفَا ِسقٌبِنَبَاٍفَتَبَيَّنُ ْٓوااَ ْنت
ْنyَ ص ْيبُوْ اقَوْ ًم ۢابِ َجهَالَ ٍةفَتُصْ بِحُوْ اع َٰلى َمافَ َع ْلتُ ْم ٰن ِد ِمي
"Wahai orang-orang yang beriman,jikadatangkepadamu orang fasikmembawasuatuberita,
makaperiksalahdenganteliti agar
kamutidakmenimpakunsuatumusibahkepadasuatukaumtanpamengetahuikeadaannya yang
menyebabkankamumenyesalatasperbuatanmuitu."(QS. Al-Hujurat: 6)
Sebagian ahlitafsirmenyebutkansebabturunnyaayatmuliaini.Ringkasnyabahwa Al-Harits bin
Dhirar Al-Khuza'i yang merupakanpembesar Bani Musthaliq, ketikamasuk Islam.
IasepakatbersamaRasulullah agar diutuskepadanya (Waktu yang disepakatikeduanya)
seorangpemungut zakat untukmengumpulkan zakat Bani Musthaliq. Lalu,
utusanRasulullahini pun menuju Bani Musthaliq, akantetapiiamerasakhawatirsehingga di
pertengahanjalaniamemutuskankembali.Al-Harits bin Dhirar pun
merasaheranatasketerlambatandatangnyautusanRasulullah pada waktu yang telahdisepakati.
Ketika utusanituberjumpadenganRasulullah, iaberkata, "Wahai Rasul, Al-
HaritsbinDhirarmenghalangidirikuuntukmengambil zakat darinya,
bahkaniahendakmembunuhku,"Mendengarhalini, Rasulullah pun marah dan
memutuskanuntukmengirimbeberapa orang utusanuntukmenemui Al-Harits bin Dhirar.
Padahal, Al-Harits pun berniatdatangke Madinah untukmenemuiRasulullah.
Di tengahjalan, para utusanituberpapasandengan AI-Harits bin Dhirar. Al-Harits bin
Dhirarbertanya, "Kepadasiapa kalian diutus? Merekamenjawab, "Kepadarnu,"Al-
HaritsbinDhirar, "Mengapa?" Merekamenjawab, "Beberapawaktulalu,
Rasulullahpernahmengutuskepadamu Al-Walid binUqbah,
namuniamenuduhbahwakamuengganmembayar zakat dan bahkanhendakmembunuhnya,".
20
Al-Haritsberkata, "Tidak, demi Allah yang telahmengutus Muhammad atasnamakebenaran,
akusamasekalitidakpernahbertemudengannya dan iatidakpernahmendatangiku."
21
Apakondisinya? Bolehjadiiabarupulangdariperjalananpanjang, dan
barangkaliiasudahmenjamakshalatnya, sehinggakewajibanshalattidaklagiditunaikan,
ataukemungkinanadanyaalasan-alasan lain yang pada akhirnyakitadapatmengerti dan
memahamitindakannya.
Contoh lain yang juga seringkitatemukankhususnya dibulan Ramadhan; Salah seorang di
antarakitamelihatsaudaranyameminum air atau sirup di siangharibulan Ramadhan,
atauiamakan di sianghari. Jika dinukilsebuahberitabahwaiatelahmelihatsaudaranyamakan
dan minum di bulan Ramadhan, makatentuberitaitubenar, akantetapiapakah detail
masalahnyasudahjelas? Belum tentu. Karena
bolehjadiiasedangbermusafirsehinggaiabolehtidakberpuasamenurut salah satupandangan
ulama fikih, ataubolehjadiiasakit, ataukarenalupa, dan kemungkinanadanyaalasan-
alasan lain yang tidakdiketahui.
ۗ َه ِم ْنهُ ْمyٗ اج ۤا َءهُ ْما َ ْم ٌر ِّمنَااْل َ ْمنِا َ ِو ْال َخوْ فِا َ َذا ُعوْ ابِ ٖه ۗ َولَوْ َر ُّدوْ هُاِلَىال َّرسُوْ لِ َواِ ٰلٓىاُولِىااْل َ ْم ِر ِم ْنهُ ْملَ َعلِ َمهُالَّ ِذ ْينَيَ ْستَ ۢ ْنبِطُوْ ن
َ َواِ َذ
َولَوْ اَل فَضْ اُل ٰللّ ِه َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمتُهٗ اَل تَّبَ ْعتُ ُمال َّشي ْٰطنَاِاَّل قَلِ ْياًل
“Dan apabilasampaikepadamerekasuatuberitatentangkeamananataupunketakutan,
mereka (langsung) menyiarkannya. (Padahal) apabilamerekamenyerahkannyakepada
Rasul dan Ulil Amri di antaramereka, tentulah orang-orang yang
inginmengetahuikebenarannya (akandapat) mengetahuinya (secararesmi) darimereka
(Rasul dan Ulil Amri). Sekiranyabukankarenakarunia dan rahmat Allah kepadamu,
tentulahkamumengikutisetan, kecualisebagiankecilsaja (di antarakamu).”(QS. An-Nisa:
83)
ٰ ُب ْل َك َّذبُوْ ابمالَميُح ْيطُوْ ابع ْلمه ولَمايْأتهمتَْأو ْيلُهٗۗ َك ٰذل َك َك َّذبالَّذ ْينَم ْنقَ ْبلهمفَا ْنظُرْ َك ْيفَ َكانَعاقبة
َالظّلِ ِم ْين َِ َ ِِْ ِ ِ َ ِ ِ ْ ِ ِ َ َّ َ ٖ ِ ِ ِ ِ ْ َِ َ
22
Demikianlahhalnyaumat-umat yang adasebelummerekatelahmendustakan (rasul).
Makaperhatikanlahbagaimanaakibat orang yang zalim.”(QS. Yunus: 39)
23
memutuskanuntukmenceraikanistrinyatanpamengkonfirmasiataumenelitidetilpesanituterlebih
dahulu, yang bolehjadiitumerupakanpesannyasarataubernadacanda. Demikian
jugasebaliknya, sebuahpesannyasarke handphone seorangsuami dan
tanpasengajaistrinyamengetahuinya dan menuduhsuaminyatelahberkhianatatautuduhan-
tuduhannegatiflainnya, ia punsegeramengajukanpermintaancerai, sebelumiameneliti
detailberita yang sebenaranyaterlebihdahulu.
Sekiranyakeduapasangansuamiistriinimenerapkankaidah Al-Qur'an ini,
tentusemuainitidakakanterjadi.
Jika mencermati dunia publikasi dan pemberitaan,
makaakansangatterasasekalibahwakaidahinisudahsemakindiabaikan dan dicampakkan.
Berapabanyak media yang menukilberitadisertaidengankedustaan dan kebohongan,
hanyauntukmemberikeyakinankepada para pembacabahwaberituitubenaradanya,
padahalkenyataannyatidakdemikian.
Karena itu,merupakankewajibansetiapmukmin yang mengagungkanfirman-
firmanTuhannyauntukteruswaspada dan berhati-hatidalammenukilberita dan
menjadikankaidahmuliainisebagaibimbingan dan arahan, dimana Allah mengajarkan agar
setiapberita yang diterimaharusmelaluikonfirmasi,Allah mengatakan,
"Fatabayyanuu",mintalahpenjelasan.
Semoga Allah berkenanmenjadikankitasemuatermasuk orang-orang yang memilikiadab Al-
Qur'an ini dan memberikankekuatanuntukselalumengapllkasikannyadalamkehidupansehari-
hari.
Referensi:
1. 50 KaidahkehidupanDalam Al-Qur’an, DR. Umar bin Abdullah Al-Muqbil, Darus Sunnah,
2012.
24
7. BERTUTURKATA YANG BAIK
a. Nash Al-Qur’an
b. Penjelasankaidah
Manusiaadalahmahkluk yang beradabsecaratabiat,seperti yang seringdikatakan oleh
banyakkalangan. lntensit.as interaksi yang terjadi
padasetiapharidenganberbagaipihakmengundangterjadinyagesekandengan orang-orang yang
memilikilatarbelakang yang berbeda-beda, pemahaman yang heterogen, tingkahlaku yang
tidaksatubentuk. Dari interaksi yang terjalinitulahialalumendengarkebaikan, dan pada
waktu yang bersamaania juga mendengarkankeburukan. Iamelihathal-hal yang
dapatmempengaruhhidupnya. Jadi,
kaidahinihadiruntukmengaturhubunganantarsesamamanusia.
Kaidahiniterulangpenyebutannyadalam Al-Qur'an lebihdarisatuayat,
baikdenganmenggunakanbahasalugas dan tegasmaupunbahasa yang bersifatimplisit. Di
antararedaksiayat yang mirip dan senadadengankaidahiniadalahfirman Allah SWT
dalamayatyang lain,
َُوقُ ْللِّ ِعبَا ِد ْييَقُوْ لُواالَّتِ ْي ِهيَاَحْ َس ۗن
"Dan katakanlahkepadahamba-hamba-Ku hendaklahiaberkatadenqanucapanyanqbaik"(QS.
AI-Israa': 53)
Ayat lain yang mendekatimaknaini, dimana Allahmemerintahkanorang-orang beriman
agar menghadirkanperdebatandengan Ahli Kitab dengancara yang baik. Allah SWT
berfirman,
َواَل تُ َجا ِدلُوْٓ ااَهْاَل ْل ِك ٰتبِاِاَّل بِالَّتِ ْي ِهيَاَحْ َس ۖنُاِاَّل الَّ ِذ ْينَظَلَ ُموْ ا ِم ْنهُ ْم
"Dan janganlahkamuberdebatdengan Ahli Kitab, melainkandengancara yang baik,
kecualidengan orang-orang yang zalim di antaramereka"(QS. Al-Ankabut: 46)
Juga tidaksedikitayat-ayatyangsenada dan memilikimaknasepertihalini,
(walaupunlafazhnyaberbeda). Pada pembahasanberikutnyakitaakanmenyebutkannya.
Sekarang, cobarenungkankembalibaik-baikfirman Allah SWT, "Dan ucapkanlah kata-kata
yangbaikkepadamanusia"(QS. Al·Baqarah: 83)
25
Ayat inibercerita padakonteks Bani Israil, dimana Allah memerintahkanbeberapaperkara
yang harusdilakukan oleh mereka. Ayat initurun pada periode Madinah (Madaniyah),
terletak di surat Al-Baqarah.
c. Gambaran PenerapanKaidah
Jika Anda membukalembaran-lembaran Kitab Suci Al-Qur’an wahaisaudaraku,
makaakanmenemukanbeberapacontohpenerapankaidahinisecaraaplikatifdalamkehidupannyat
a.
1. Renungkanfirman Allah SWT tentangberbuatbaikkepadakeduaorangtua, Allah
berfirman,
26
bahkanmerekadiperintahuntukmenghadirkanucapan dan ungkapan yang
penuhnilaipemuliaan dan penghormatan, jauhdarikekerasan dan kekasaran.
Referensi:
1. 50 KaidahkehidupanDalam Al-Qur’an, DR. Umar bin Abdullah Al-Muqbil, Darus Sunnah,
2012.
28
8. ISTIQAMAH
a. Nash Al-Qur’an
b. Penjelasankaidah
ٰ ۗ فَلَعلَّ َكتَار ۢ ٌكب ْعضمايُوْ ٰح ٓىالَ ْي َكوض ۤاى ۢقٌبه ص ْد ُر َكا َ ْنيَّقُوْ لُوْ الَوْ ٓاَل اُ ْنزلَعلَ ْيه َك ْن ٌزاَوْ ج ۤاءمعهٗ ملَ ۗ ٌكانَّمٓااَ ْنتَنَذ ْي ٌر ۗ و
اللّهُ َع ٰلى ُكلِّ َش ْي ٍء َّو ِك ْي ٌل َ ِ َ ِ َ ََ َ َ ِ َ ِ َ ٖ ِ ِٕ َ َ ِ َ َ َ ِ َ
Terdapatbeberaparenunganterkaitdenganayatini:
29
Renunganpertama;Apakahhakikatistiqamahitu? Serta
aparahasiadariperintahistiqamahdenganIafazh yang tegasinikepadaRasulullah dan
pengikutnya? Hakikatistiqamah, jikakitamenukilpandangan para sahabat dan ulama
salafmakakitaakanmenemukanmaknaitutertuju pada satukalimat, di mana
istiqamahadalahmenitijalan yang lurus, yaitu agama yang benar,
tidakbengkokkekiriataukekanan, mencakupsemuajenisketaatan, baik yang zahirmaupun
yang batin, meninggalkansemualarangan, dan istiqamahtelahmeniadiwasiatutama dan
pokokdari agama ini.
Ya Allah, tunjuki kami kepadajalan yang lurus dan kuatkanhati kami dalammenitijalanitu,
wahaiPemilikalamsemesta.
Renungankedua;
PerintahkepadaRasulullahuntukistiqamahadalahperintahuntukmendawamkan
(melangsukansecaraterusmenerus) dan tetap pada istiqamah.Perintahistiqamah juga
diarahkankepadaselainbeliau. IbnuAthiyahRahimahullahberkata, "Perintah Allahkepada
Nabi untukistiqamahmaksudnya agar beliauselalumendawamkan dan menguatkanhatinya
agar selaluistiqamah, sepertihalnyakitamenyuruhseseorang agar banyakberjalan,
janganlupamakanatauperintah-perintahlainnya."PandanganIbnuAthiyahinimenjelaskanapa
yang kitasebutkan di awaltentangpengulangandoainidalamsurat Al-Fatihah, "Tunjuki kami
jalan yang lurus".
30
1. DisebutkandalamsuratAsy-Syura' ketika Allah berbicaratentangsyariat-syariatterdahulu
dan pokok-pokokkesamaansyariat-syariatitu. Allah berfirman,
31
ٰ ٰذل َكهُد- اطم ْستَقيْم
ه َم ْنيَّ َش ۤا ُء ِم ْن ِعبَا ِد ٖهyٖ َِىاللّ ِهيَ ْه ِد ْيب ِ ٍ ِ ُّ ٍ ص َرِ َو ِم ْن ٰابَ ۤا ِٕى ِه ْم َو ُذ ِّر ٰيّتِ ِه ْم َواِ ْخ َوانِ ِه ۚ ْم َواجْ تَبَ ْي ٰنهُ ْم َوهَ َد ْي ٰنهُ ْما ِ ٰلى
َۗ َولَوْ اَ ْش َر ُكوْ الَ َحبِطَ َع ْنهُ ْم َّما َكانُوْ ايَ ْع َملُوْ ن
َقُاْل ِ نَّ َمٓااَن َ۟ا بَ َش ٌر ِّم ْثلُ ُك ْميُوْ ٰح ٓىاِلَيَّاَنَّ َمٓااِ ٰلهُ ُك ْما ِ ٰلهٌوَّا ِح ٌدفَا ْستَقِ ْي ُم ْٓوااِلَ ْي ِه َوا ْستَ ْغفِرُوْ ۗهُ َو َويْلٌلِّ ْل ُم ْش ِر ِك ْي ۙن
32
akubermimpimelihatRasulullahdalamtidur. Akuberkata, "WahaiRasulullah,
telahdiriwayatkandarimubahwaengkaupernahberkata, surat Hud
telahmembuatmuberuban?”Beliaumenjawab, "Ya"Akuberkatalagikepadanya, “Apa yang
membuatmuberubandarinya; apakahkisah-kisah para Nabi dan kebinasaanumat-
umatterdahulu?”Beliaumenjawab, "Tidak, akantetapifirman Allah,
Mimpiini, tentutakubahnyasepertimimpi-mimpilain,
Iatidakdapatdijadikansandarandalammenentukanhukumsyariatataudipakaiuntukmensahihkan
dan melemahkansebuahhadits.Versiketerangan lain menyebutkan, “Surat Hud dan
semisalnyatelahmembuatrambutkuberuban."Sanad haditsinimudhtaribseperti yang
dijelaskan oleh para ulama hadits, seperti At-Tirmidzi, Ad-Daruquthni, dan lbnu Hajar
Rahimahumullah. Tujuanmenghadirkanriwayatinisebagairehat dan
menekankanbahwaperintahilahiyahinibegitubesarkedudukannyadalamjiwaRasulullah.
33
juga akanikutistiqamahdalamketaatankepada Allah. Sebabhatiibarat raja yang
memberikankomando dan instruksikepadaanggotatubuh yang lain.
Merekaibaratbalatentaranya, apabilarajanyaistiqamahmakabalatentara dan rakyatnya pun
mengikutidenganpenuhsetia.Lalu, hal yang paling
besarsetelahistiqamahhatiadalahistiqamahlisan, sebabiamerupakangambaranhati
danekspresinya."
Referensi:
1. 50 KaidahkehidupanDalam Al-Qur’an, DR. Umar bin Abdullah Al-Muqbil, Darus Sunnah,
2012.
34
BAB II
PRINSIP-PRINSIP SHALAT
TujuanPembelajaran:
35
1. SHALAT DAN ENERGI SOSIAL
a. EnergiSosial
b. MendapatkanEnergiSosial
Anda
mungkinberanggapanbahwajawabanuntukmendapatkanenergisosialadalahbersosialisasi.
Itumemangbenardalambatas-batastertentu. Namun Anda perlumembangunstruktursosial yang
tepatdalamkehidupan Anda sehingga Anda bisaselalumendapatkanenergisosial yang positif,
bukannyaenerginegatif. Berikutadalahcaranya:
1. Kenalikebutuhanakanenergisosial;
36
“Sudahlebihdari 20 tahunsayasebagai internist, pengalaman di
bangsaldalammerawatpasien, menunjukkanpentingnyainteraksisosialini. Pasien yang
seringmendapatkankunjungandaritemannya, dukungankuatdarikeluarganya, sayalihat
proses penyembuhannyalebihcepat, angkapulangpaksanyalebihrendah,
merekatidakbanyakmengeluh, dan barangkaliangkakematiannya juga
lebihkecil.”,tulisdr. IrsyalRusad.
ال َّر ُجلُ َعلَى ِدينِ َخلِيلِ ِهفَ ْليَ ْنظُرْ َأ َح ُد ُك ْم َم ْنيُ َخالِ ُل
3. Bangunsistemuntukmendapatakanenergisosialsecarateratur.
37
Ketika Rasulullah Saw pertamakali tiba di Madinah, salahsatuhalyang
disampaikankepadaummatnyaadalah, “Wahaimanusia, berilahmakankepadaorang yang
lapar, sebarkansalam, jagahubungankekeluargaan kalian, dan shalatlah di
sepertigamalamketika orang lain sedangtertidur.Denganamalitusemua, kalian
akanmasuksurgadenganpenuhkedamaian.”(HR. Bukhari).
Perhatikanbagaimanatigapoinpentinguntukmasuksurgadaripesan Nabi Saw
tersebutmerupakantindakansosial, dan hanyapointerakhir yang memberikananjuranpribadi.
Jika Anda shalat lima kali seharidi Masjid, Anda akanmendapatkanenergisosial paling tidak
lima kali seharidengansaudara-saudaramuslim Anda. Inimembantuikatanbersamadiantara
para jama’ah. Anda juga memiliki orang-orang yang bisa Anda
ajakbicarasebelumatausesudahshalat yang mungkinmemberikan Anda ide-ide baru dan
merangsangenergi Anda. Berusahadekatdengan masjid
merupakansumberenergisosialseorangmuslim.
LamanMerdeka.commengutipsebuahhasilpenelitiantentangpengaruhkegiatankeagamaanterha
dapkualitashidup yang diterbitkan oleh JAMA Internal Medicinetahun 2016, yang
menemukanbahwawanita yang menghadirikegiatanreligiusjenisapa pun
lebihdarisekaliseminggu, ternyatamemilikiresikokematian 33
persenlebihrendahdibandingkan orang lain yang tidakpernahmengikutikegiatan agama.
Penelitian yang dilakukanselama 16
tahuninimenunjukkanbahwakamutidakharusjadiUstadzatau Imam atau yang
lainnyahanyauntukbisamemilikihiduppanjangumur.
38
Referensi:
1. MuslimProduktif, Muhammad Faris, Elex Media Computindo, 2016.
2. https://health.kompas.com/read/
2013/12/06/1415364/.Bersosialisasi.Cara.Penting.untuk.Sehat?page=all
3. https://www.merdeka.com/sehat/penelitian-orang-religius-lebih-panjang-umur.html
39
2. SHALAT BERJAMA’AH
a. PengertianShalatBerjama’ah
1. PengertianUmum
2. PengertianKhusus
Namunsecarakhususketikakitamenemukanperintahatauanjuranuntukmelakukanshalatberjama
ah, sebenarnyatidaksekedarberjamaahsecaraminimalisterdiridaridua orang begitusaja,
melainkanadabeberapakriteria yang bersumberdaricontohaplikatif di masa Nabi SAW.
a. Di Masjid
TidaklahdisebutsebagaishalatberjamaahkecualibiladilaksanakanbersamadenganRasululla
h SAW sebagai imam. Para shahabattidakakanmelakukanshalatberjamaah di masjid
kalaubukanBeliau SAW yang mengimami. SehinggabilaBeliaumasuk masjid lebihlambat,
shalatberjamaah pun jadimundur.
40
c. DiawaliDenganAdzan
b. KeutamaanShalatBerjama’ah di Masjid
ًصالَ ِة ْالفَ ِّذبِ َس ْب ٍع َو ِع ْش ِرينَ َد َر َجة َ صالَةُ ْال َج َما َع ِةَأ ْف
َ ضلُ ِم ْن َ
Kedua, mendapatkanpengampunandosa
41
lain (denganperkataanatauperbuatannya) dan
selamadiadalamkeadaantidakberhadats.”(HR. Bukhari dan Muslim)
c. Hukum ShalatBerjama’ahuntukShalatFardhu
1. FardhuKifayah
42
Dari AbiDarda' radhiyallahuanhubahwaRasulullah SAW bersabda,"Tidaklah 3 orang
yang tinggal di suatu kampung ataupelosoktapitidakmelakukanshalatjamaah,
kecualisyetantelahmenguasaimereka. Hendaklah kalianberjamaah,
sebabsrigalaitumemakandomba yang lepasdarikawanannya".(HR Abu Daud dan
Nasai)
2. Fardhu 'Ain
Dengandemikianbilaseorangmuslimmeninggalkanshalatjamaahtanpaudzur,
diaberdoanamunshalatnyatetapsah.
3. Sunnah Muakkadah
43
Al-Karkhidari ulama Al-Hanafiyahberkatabahwashalatberjamaahituhukumnya sunnah,
namuntidakdisunnahkanuntuktidakmengikutinyakecualikarenauzur.
Dalamhalinipengertiankalanganmazhab Al-Hanafiyahtentang sunnah
muakkadahsamadenganwajibbagi orang lain. Artinya, sunnah
muakkadahitusamadenganwajib.
IbnulJuzziberkatabahwashalatfardhu yang
dilakukansecaraberjamaahituhukumnyafardhu sunnah muakkadah. Ad-
Dardirberkatabahwashalatfardhudenganberjamaahdengan imam dan selainJumat,
hukumnya sunnah muakkadah.Dalil yang merekagunakanuntukpendapatmerekaantara
lain adalahdalil-dalilberikutini :
4. SyaratSahnyaShalat
Pendapatkeempatadalahpendapat yang
mengatakanbahwahukumsyaratfardhuberjamaahadalahsyaratsahnyashalat.
Sehinggabagimereka, shalatfardhuitutidaksahkalautidakdikerjakandenganberjamaah.
Yang berpendapatsepertiiniantara lain adalahIbnuTaymiyahdalam salah
satupendapatnya. Demikian juga denganIbnulQayyim, murid beliau. Juga Ibnu Aqil
dan Ibnu Abi MusasertamazhabZhahiriyah. Termasukdiantaranyaadalah para
ahlihadits, Abul Hasan At-Tamimi, Abu Al-Barakatdarikalangan Al-
HanabilahsertaIbnuKhuzaemah. Dalil yang merekagunakanadalah:
44
keinginanuntukmemerintahkanshalat dan didirikan, laluakumemerintahkansatu orang
untukjadi imam. Kemudianpergibersamakudenganbeberapa orang
membawaseikatkayubakarmenujukesuatukaumyang tidakikutmenghadirishalat dan
akubakarrumah-rumahmerekadenganapi".(HR. Bukhari dan Muslim)
d. Yang DiperintahkanShalatBerjama’ah
1. Mukallaf
2. Laki-laki
3. Merdeka
4. Sehat
45
5. Muqim
Referensi:
1. ShalatBerjamaah, Ahmad Sarwat, Lc. MA., RumahFiqih Publishing, 2018.
46
3. IMAM DAN MAKMUM
a. Orang yanglebihLayakMenjadilmam
Begitu juga orang yang salat denganberdiridiadiperbolehkanmenjadi imam untuk orang yang
salat dengan duduk. Sebaliknya orang yang salat dengan duduk dinyatakansahmenjadi imam
untuk orang yang salat denganberdiri. Rasulullah SAW pernahmengerjakan salat
dalamkeadaan duduk di belakang Abu Bakar ketikabeliausakitmenjelangwafat. Beliau juga
pernahmengerjakan salat sambil duduk ketikasakit. Begitu di belakang para
47
sahabatbermakmumkepadabeliau,
kemudianbeliaumemberiisyaratkepadamerekasupayasemuamakmum salat dalamkeadaan
duduk.
Seseorang yang mengerjakan salat wajibsahmenjadi imam untuk orang yang mengerjakan
salat sunnah dan orang yang mengerjakan salat sunahdiperbolehkanmenjadi imam untuk
orang yang mengerjakan salat wajib. Mihjan bin Adra’ berkataakumenjumpaiRasulullah
SAW yang sedangberada di masjid. Ketika waktu salat tiba, beliaumengerjakan salat
tetapiakutidakmengerjakannya. Beliaubertanya, “Apakahkamutidakmengerjakan
salat?”AkumenjawabwahaiRasulullahakusudahmengerjakan salat dirumahlaluakudatang
kemari. Beliaupunbersabda, “Jika kalian datang kemari, makakerjakanlah salat
bersamamereka dan niatkanlahiasebagai salat sunah.”(Mustadrak Al-Hakim)
Orang yang berwudhubolehmenjadi imam untuk orang yang bertayamum, dan orang yang
bertayamumbolehmenjadi imam untuk orang yang berwudhu. Orang yang
lebihrendahkedudukannyasahmenjadi imam untuk orang yang lebihtinggikedudukannya.
Amru Bin Ash pernahsholatsebagai Imam, padahaldiabersucidengancarabertayamum dan hal
yang sedemikiantidakdilarang oleh Rasulullah SAW.
1. Posisimakmumketikasendirian, berduaataulebih
48
sebelahkiribeliau.Kemudianbeliaumenariktangankuhinggaakuberada di
sebelahkananbeliau. Tidak lama setelahitu, Jabir bin Shakhardatang dan berdiri di
sebelahkiriRasulullah SAW.Lantasbeliaumenariktangan kami dan mendorong kami
hingga kami berdiritepat di belakangbeliau.”(HR.Muslim dan Abu Daud)
2. Posisi Imam
49
3. Shaf bagianak-anak dan kaumwanita
4. Shalatsendirian di belakangbarisan
50
bahwasanyaRasulullah SAW selalumenghadapkearah kami sebelumbertakbir dan
bersabda,“Rapatkanlahbarisan kalian dan luruskanlah.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Referensi:
1. Fikih Sunnah Jilid 1, Sayyid Sabiq, Cakrawala Publishing, 2008.
51
4. MASJID DAN TEMPAT SHALAT
a. KeistimewaanUmmatRasulullah Saw.
b. KeutamaanDatangke Masjid
Imam Ahmad, Bukhari dan Muslim meriwayatkandari Abu Hurairah ra, bahwaRasulullah
Saw bersabda, “Barangsiapadatangke masjid dan pulang (dari masjid), maka Allah
menyediakanjamuansurgabaginya, (yaitu) setiap kali diapergi dan pulang.”
c. Berdo’aKetika MasukdanKeluardariMasjid
52
“Denganmenyebutnama Allah dan salamatasRasulullah. Ya Allah, ampunilahdosa-dosaku
dan bukakanlahkepadakupinturahmat-Mu).” (HR. IbnuMajah, no. 771 dan Tirmidzi, no.
314)
d. ShalatSunnatTahiyyatul Masjid
Dari Ibnu Umar diaberkata, pada masa Rasulullah Saw kami tidursiang di dalam masjid.
Waktu itu, kami masihmuda. (HR. Ahmad). Imam Nawawi berkata, “Dari
sinidapatdipahamibahwaAshabusShuffah (sahabat yang tinggal di dalam masjid)
seringtidur di dalam masjid, bahkansebelummasuk Islam.” Abdullah bin Haritsberkata, di
masa Rasulullah Saw kami pernahmakan roti dan daging di dalam masjid. (HR.
IbnuMajahdengansanadhasan)
53
Dari Abu Hurairah ra, bahwasanyaRasulullah Saw bersabda, “Apabila kalian
melihatseorangmenjualataumembeli di dalam masjid, makakatakanlahkepadanya, semoga
Allah tidakmemberikeuntunganatasdaganganmu.” (HR. Nasa’i dan Tirmidzi)
1. Kuburanatautempatpemakaman
54
Imam Bukhari, Muslim, Ahmad dan Nasa'imeriwayatkandariAisyah ra
bahwasanyaRasulullah SAW bersabda, "Allah mengutukkaumYahudi dan Nasrani yang
menjadikanmakamnabi-nabimerekasebagai masjid (tempatibadah).”Imam Ahmad dan
Muslim meriwayatkandari Abu Mirtsad al-GhanawibahwasanyaRasulullah SAW
bersabda,"Janganlah kalian salat menghadapkekuburan dan jangan pula kalian duduk di
atasnya."(HR. Ahmad dan Muslim)
2. GerejaatauSinagog
Abu Musa Al-Asy'ari dan Umar bin Abdul Aziz pernah salat di dalamgereja. Sya’bi,
Atha’, dan Ibnu Sirin berpendapatbahwa salat dalamgerejaatausinagogtidakapa-apa.
Imam Bukhari mengatakan, "Ibnu Abbas juga pernah salat di tempatibadahkaumYahudi
(sinagog), dengansyaratdidalamnyatidakterdapatpatung." Umar
pernahmenerimasuratdarikabilah Najran yang
isinyamemberitakanbahwakaummuslimintidakmenemukantempat yang
lebihbersihsertalebihbaikdaripadatempatibadahkaumYahudi di Najran. Umar pun
memberikanjawabansupayatempatibadahkaumYahuditersebutdibersihkandengan air dan
daunbidara. Setelah itu, merekadiperbolehkan salat di dalamnya.
Sedangkanmenurutmazhab Hanafi dan Syafi'I, hukum salat di
dalamgerejaatausinagogadalahmakruhsecaramutlak.
3. TempatPembuanganSampah, TempatPenyembelihanHewan, Tengah Jalan,
PemberhentianUnta, Kamar Mandi, dan di AtasKa’bah.
55
SAW salat di sini? "Iya, Beliaumenunaikan salat di antaraduatiangYamaniitu," jawab
Bilal.(HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)
Referensi:
1. Fikih Sunnah Jilid 1, Sayyid Sabiq, Cakrawala Publishing, 2008.
56
5. ADZAN DAN IQAMAT
a. DefinisiAdzan
b. KeutamaanAdzan
c. SebabDisyariatkannyaAdzan
AdzanmulaidisyariatkansejaktahunpertamaHijriyah. Dan
sebabdisyariatkannyaadzandapatdiketahuimelaluiketerangan yang
terdapatdalamhadisberikut:
57
Dari Abdullah bin Zaid bin Abdurrabbih, iaberkata, "Ketika Rasulullah SAW
memerintahkanuntukmenggunakanlonceng,
beliaumenyuruhseseorangmemukulnyauntukmengumpulkan orang (umat Islam) - dalam
salah saturiwayatdisebutkan: Rasulullahtidakmenyukainyakarenahalitumenyerupai orang-
orang Nasrani.Saatakusedangtidur,adaseseorang yang membawaloncengmengelilingiku. Lalu
akuberkatakepadanya, ‘Wahaihamba Allah,apakahengkaumenjuallonceng?’Orang
tersebutbalikbertanyakepadanya, ‘Apa yang
akankamulakukandenganloncengtersebut?’Akumenjawab, ‘Akupergunakanuntukmemanggil
orang-orang agar salat.’Orang
tersebutberkata,‘Apakahengkaumaujikaakutunjukkankepadamusesuatu yang
lebihbaikdaripadalonceng?’Akumenjawab, ‘Iya.’Orang tersebutkemudianberkata,
ucapkanlah:
َّ حيَّ َعلَىال.
ص َ َأ ْشهَ ُدَأنَّ ُم َح َّمدًا َر ُسواُل للَّ ِهَأ ْشهَ ُدَأنَّ ُم َح َّمد. ُ َأ ْشهَ ُدَأ ْناَل ِإلَهَِإاَّل اللَّهَُأ ْشهَ ُدَأ ْناَل ِإلَهَِإاَّل هَّللا. اللَّهَُأ ْكبَرُاللَّهَُأ ْكبَرُاللَّهَُأ ْكبَرُاللَّهَُأ ْكبَ ُر
َ ِ ًار ُسواُل هَّلل
ُ اَل ِإلَهَِإاَّل هَّللا. اللَّهَُأ ْكبَرُاللَّهَُأ ْكبَ ُر. ح ِ ىالفَاَل ْ َىالفَاَل ِح َحيَّ َعل
ْ َ َحيَّ َعل. صاَل ِة َّ اَل ِة َحيَّ َعلَىال
d. TatacaraMengumandangkanAdzan
Lafadzadzan yang ada dan digunakan pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihiwasallam dan
terkenaldalammadzhab para Ulama terdapatadalahtigamacam :
58
Adzansepertiiniadalahcara yang dipilih oleh abuhanifah dan imam ahmad.
2. Adzandengan 19 kalimat,
yaitusamasepertiadzancarapertamaakantetapiditambahdengantarji’ (pengulangan) pada
syahadatain. Tarji’ adalahmengucapkansyahadataindengansuarapelan –
tetapimasihterdengar oleh orang-orang yang hadir-
kemudianmengulanginyakembalidengansuarakeras. Jadi
lafazah“asyhaduallailaahaillallaah” dan “asyhadu anna
muhammadarrasulullah”masing-masingdiucapkanempat kali. Adzansepertiiniadalahcara
yang dipilih oleh Imam AsySyafi’i.
e. Tatacara Iqamat
َّ ًار ُسواُل للَّ ِهَأ ْشهَ ُدَأنَّ ُم َح َّمدًا َر ُسواُل للَّ ِه َحيَّ َعلَىال
صاَل ِة َح َ اللَّهَُأ ْكبَرُاللَّهَُأ ْكبَرُاللَّهَُأ ْكبَرُاللَّهَُأ ْكبَ ُرَأ ْشهَ ُدَأ ْناَل ِإلَهَِإاَّل اللَّهَُأ ْشهَ ُدَأ ْناَل ِإلَهَِإاَّل اللَّهَُأ ْشهَ ُدَأنَّ ُم َح َّمد
ُ صاَل ةُاللَّهَُأ ْكبَرُاللَّهَُأ ْكبَ ُراَل ِإلَهَِإاَّل
هَّللا َّ صاَل ةُقَ ْدقَا َم ْتال َّ ىالفَاَل ِحقَ ْدقَا َم ْتال ْ َىالفَاَل ِح َحيَّ َعل ْ َصاَل ِة َحيَّ َعلَّ يَّ َعلَىال
59
“Apabilamuadzinmengatakan, “Allahu Akbar Allahu Akbar”, maka salah seorangdari kalian
mengatakan, “Allahu Akbar Allahu Akbar.”Kemudianmuadzinmengatakan, “Asyhadu An
LaaIlaahaIllallah”,makadikatakan, “Asyhadu An
LaaIlaahaIllallah.”Muadzinmengatakansetelahitu, “Asyhadu Anna Muhammadan
Rasulullah”,makadijawab, “Asyhadu Anna Muhammadan
Rasulullah.”Saatmuadzinmengatakan, “Hayya ‘AlashShalah”,makadikatakan, “La
HaulawalaQuwwataillabillah.”Saatmuadzinmengatakan, “Hayya ‘Alal
Falah”,makadikatakan, “La HaulawalaQuwwataillabillah.”Kemudianmuadzinberkata,
“Allahu Akbar Allahu Akbar”,makasipendengar pun mengatakan, “Allahu Akbar Allahu
Akbar.” Di akhirnyamuadzinberkata, “La Ilaahaillallah”, ia pun mengatakan, “La
Ilaahaillallah” Bila yang
menjawabadzaninimengatakannyadengankeyakinanhatinyaniscayaiapastimasuksurga.” (HR.
Muslim no. 848)
60
4. Hendaknyamenolehkankepalaleher dan dadanyakearahkananketikasampai pada
kalimat,“Hayya ‘alashshalah”dan menolehkankekiriketikasampai pada kalimat,“Hayya
‘alalFalah”. Imam Nawawi mengatakaninilah tata caramengumandangkanAdzan yang
paling benar.
7. Hendaknyaadzandikumandangkanpelan-pelan dan
memisahkanantaraduakalimatdenganberhentisebentar. Sementarauntuk iqamat
ucapkanlebihcepat. Ada beberapariwayat yang
menjelaskantentanghaltersebutdariberbagaijalur.
Referensi:
1. Fikih Sunnah Jilid 1, Sayyid Sabiq, Cakrawala Publishing, 2008.
61
6. MENGQASHAR DAN MENJAMAK SHALAT
I. MENGQASHAR SHALAT
a. DefinisiQashar
Para ulama
umumnyasepakatbahwamengqasharshalatituhanyabolehdilakukankarenasatusebabsaja,
yaitusafaratauperjalanan. Di luarperjalanan,
makatidakadakeringananataukebolehanuntukmengerjakanshalatdengancaradikurangirakaatny
adariempatmenjaditinggalduarakaat. Perbedaanantaraqashardenganjama'
adalahbahwasafaradalahsatu-satunyapenyebabdibolehkannyaqashar. Sedangkanjama' masih
punya penyebab yang lain di luarsafar, sepertisakit, hujan, dan lainnya.
b. LandasanMengqasharShalat
1. Al-Quran
Asalkebolehanmelakukandalammelakukanpenguranganjumlahrakaatdariempatmenjadiduaad
alahfirman Allah SWT dalam Al-Quran al-Kariemtentangkeringananbagi orang yang
sedangdalamperjalananuntukmengurangijumlahbilanganrakaatshalat.
١٠١ - صرُوْ ا ِمنَالص َّٰلو ِة ۖ اِ ْن ِخ ْفتُ ْما َ ْنيَّ ْفتِنَ ُك ُمالَّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ۗااِنَّ ْال ٰكفِ ِر ْينَ َكانُوْ الَ ُك ْم َع ُد ًّوا ُّمبِ ْينًا
ُ ضفَلَ ْي َس َعلَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌحا َ ْنتَ ْق
ِ ْاض َر ْبتُ ْمفِىااْل َر
َ َواِ َذ
2. As-Sunnah
62
Ya'la bin Umayyahbertanyakepada Umar bin Al- Khattab
radhiyallahuanhu,"Kenapakitatetapmengqasharshalat,
padahalkitasudahberadadalamsuasanaaman?". Umar menjawab,"Aku juga
pernahmenanyakanhal yang serupakepada Nabi SAW, dan
beliaumenjawab :"Ituadalahsedekah yang Allah berikankepada kalian,
makaterimalahsedekahitu".(HR. Muslim)
c. Hukum MengqasharShalat
1. Wajib
2. Sunnah
3. Pilihan
63
Yang berpendapatbahwamengqasharshalatatautidakitumerupakanpilihanadalahmazhab As-
Syafi'iyah dan Al-Hanabilah. Namunbagimereka, mengqasharitutetaplebihafdhal,
karenamerupakansedekahdari Allah SWT.
IbnuMas'udberkata,"Sesungguhnya Allah
sukabilasedekahnyaditerimasebagaimanaDiasukabilakewajibannyadijalankan."(HR.
Ahmad).
Tidaksemuasafarmembolehkankitauntukmengqasharshalat.
Hanyasafardengankriteriatertentusajayangmembolehkankitamengqasharnya.
1. Niat
Niatuntukmelakukansafarakanhilangketikaseseorangberhentidalamperjalanannya dan
mengubahniatnyadarimusafirmenjadiingintinggal dan menetapuntukseterusnya. Maka orang
yang pergimerantaudari kampung ke Jakarta dengantujuanuntukmenetap di Jakarta, juga
dianggapsudahbukanlagimusafir. Diamenjadimusafirhanyaselama di kendaraansaja.
Begitusudahsampai di Jakarta, makadiabukanmusafirlagi.
2. Jarak
a. JumhurUlama : 4 Burud
64
Dasar ketentuan minimal empatburudiniadabanyak, di antaranyaadalahsabdaRasulullah
SAW berikutini :
65
Namunmeskihaditsinishahihdarisegiperiwayatannya, namuncaramenarikkesimpulannya
yang tidakdisepakati. Umumya para fuqaha mengartikanhaditsinibukansebagaijaraksafar
yangmembolehkanqashar, namunkapanshalatqasharsudahbolehmulaidikerjakan.
Sementarasafarnyaitusendiritetap minimal berjarakempatburudatauenambelasfarsakh.
3. Mubah
Mengqasharshalatdalamsafaritusudahbolehdilakukanmeskibelummencapaijarak yang
telahditetapkan.
Asalkansejakawalniatnyamemangakanmenempuhjaraksejauhitu.Shalatqasharsudahbisadimul
aiketikamusafiritusudahkeluardarikotaatau wilayah tempattinggal,
tetapibelumbolehdilakukanketikamasih di rumahnya.Rasulullah SAW
tidakmulaimengqasharshalatnyakecualisetelahbeliaumeninggalkan Madinah.
5. Punya TujuanPasti
66
b. LandasanMenjama’ Shalat
a. Jama’ Taqdim
b. Jama’ Ta’khir
d. SebabDibolehkannya Jama’
1. Haji
67
Seluruh ulamasepakatbahwapenyebabdibolehkannyamenjama' shalat yang
tidakadakhilafiyahnyaadalahketikamelaksanakanibadah haji. Bahkansebagian ulama ada
yang sampaimewajibkan, walaupuninibukanpendapat yang disepakati.
DisebutkanbahwaRasulullah SAW ketikamelaksanakan ritual ibadah haji pada
tahunkesepuluhhijriyah, beliaumenjamak dan
mengqasharshalatnyaselamaempatharisejaktanggal 9 hingga 12 bulanDzulhijjah.
2. Sakit
3. Hujan
68
Sementaramazhab Al-Hanafiyahsejakawaltidakmembolehkanjama'
shalatkecualihanyakarenasatusebabsaja, yaituketika haji di Arafah dan Mina saja.
Alasannyakarena yang punya dasarmasyru'iyahqath'idariRasulullah SAW hanyasebatas
pada haji saja.
Sifat memaksadisinibukandisebabkankarenakepentinganbiasa,
misalnyasekedarkarenaadarapat, ataupestapernikahan, ataukemacetanrutin yang
melandakota-kotabesar.Yang bisadikategorikanmemaksamisalnyakejadianforce majeure,
yang dalam Bahasa Indonesia sebagian orang mengartikannyasebagaikejadianluarbiasa
(KLB). termasuk didalamnyaadalahkejadian–kejadiansepertiperang, demo anarkis, huru-
hara, bencanaalam, kecelakaan, banjirbandang, topanbadai dan sejenisnya.
e. Menjama’ ShalatJum’atdenganAshar
Referensi:
69
1. ShalatQashar Jama’, Ahmad Sarwat, Lc.,MA, RumahFiqih Publishing, 2018.
Jawaban:
Safar merupakan sepotong siksaan dalam hidup. Demikian yang disabdakan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Karena ketika safar, seseorang tidak bisa melakukan banyak aktivitasnya
secara normal, termasuk melaksanakan shalat. Di saat itulah kaum mukminin teruji. Siapa
diantara mereka yang sanggup bersabar sehingga tetap menjalankan kewajiban, ataukah menjadi
pecundang kemudian meremehkan kewajiban shalat.
Mengingat kita di atas kendaraan, bisa jadi tidak memungkinkan untuk shalat dengan sempurna.
Karena itu, ada beberapa catatan penting yang perlu kita perhatikan:
Pertama, shalat wajib harus dilakukan dengan cara sempurna, yaitu dengan berdiri, bisa rukuk,
bisa sujud, dan menghadap kiblat. Jika di atas sebuah kendaraan seseorang bisa shalat sambil
70
berdiri, bisa rukuk, bisa sujud, dan menghadap kiblat maka dia boleh shalat wajib di atas
kendaraan tersebut. Seperti orang yang shalat di kapal.
Kedua, jika di atas sebuah kendaraan seseorang tidak mungkin shalat sambil berdiri dan
menghadap kiblat, maka dia tidak boleh melaksanakan shalat wajib, KECUALI dengan dua
syarat:
2. Tidak memungkinkan baginya untuk menghentikan kendaraan sejenak untuk shalat. Semacam
orang yang naik pesawat, kereta api, dst.
والسماء من فوقهم والبلة من أسفل منهم، أن النبي صلى هللا عليه وسلم انتهى إلى مضيق هو وأصحابه وهو على راحلته
فحضرت الصالة فأمر المؤذن فأذن وأقام ثم تقدم رسول هللا صلى هللا عليه وسلم على راحلته فصلى بهم يومئ إيماء يجعل
السجود أخفض من الركوع
Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para sahabat berada di sebuah daerah yang
sempit ketika safar dan beliau di atas kendaraan. Ketika itu turun hujan, dan suasana tanah becek
di bawah mereka. Kemudian datanglah waktu shalat. Beliau memerintahkan muadzin untuk
adzan dan iqamah. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maju dengan hewan
tunggangannya dan mengimami mereka. Beliau shalat dengan isyarat kepala, dimana sujudnya
lebih rendah dari pada rukuknya. (HR. Ahmad, dan Turmudzi. Hadis ini diperselisihkan
statusnya oleh para ulama).
Ketiga, jika tidak bisa shalat sambil berdiri, cara shalat yang dibolehkan adalah duduk
semampunya. Dari Imran bin Husain radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
فإن لم تستطع فعلى جنب، ًص ِّل قائما ً فإن لم تستطع فقاعدا
“Shalatlah sambil berdiri, jika tidak mampu, sambil duduk, dan jika tidak mampu shalatlah
sambil tiduran.” (HR. Bukhari 1117)
Keempat, jika di atas kendaraan mampu shalat sambil menghadap kiblat maka wajib shalat
dengan menghadap kiblat, meskipun sambil duduk. Namun jika tidak memungkinkan
menghadap kiblat, dia bisa shalat dengan menghadap sesuai arah kendaraan.
Allah berfirman,
71
ال يُكلف هللا نفسا ً إال وسعها
“Allah tidak membebani satu jiwa kecuali sebatas kemampuannya.” (QS. Al-Baqarah: 286).
Kelima, ketentuan di atas hanya berlaku untuk shalat wajib. Adapun shalat sunah, boleh
dilakukan dengan duduk dan tidak menghadap kiblat, meskipun dua hal itu bisa dilakukan. Jabir
bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,
كان يصلي التطوع وهو راكب في غير القبلة أن النبي صلى هللا عليه وسلم
a. Duduk sesuai posisi normal orang naik kendaraan, punggung disandarkan di jok kursi,
pandangan mengarah ke depan bawah.
e. Sujud dengan menundukkan badan yang lebih rendah dari pada ketika rukuk.
f. Duduk diantara dua sujud dengan posisi duduk sempurna, seperti ketika takbiratul ihram.
h. Ketika tasyahud mengacungkan isyarat jari telunjuk dan pandangan tertuju ke arah telunjuk.
Allahu a’lam
72
Referensi: Fatawa Lajnah Daimah, 8:126
8. Shalat jenazah
Shalat jenazah hukumnya fardhu kifayah berdasarkan keumuman perintah Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam untuk menyalati jenazah seorang muslim. Dari Abu
Hurairah radhiallahu’anhu, ia berkata:
ِ أن رسو َل هللاِ صلَّى هللاُ عليه وسلَّ َم كان يُؤتى بالرج ِل المي
فيسأل ( هل ترك لدَينه من قضا ٍء ؟ ) فإن حدث أنه. عليه الدين، ت َّ
ُّ َّ
) وإال قال ( صلوا على صاحبِكم. ترك وفا ًء صلى عليه
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah didatangkan kepada beliau jenazah seorang
lelaki. Lelaki tersebut masih memiliki hutang. Maka beliau bertanya: “Apakah ia memiliki harta
peninggalan untuk melunasi hutangnya?”. Jika ada yang menyampaikan bahwa orang tersebut
memilikiharta peninggalan untuk melunasi hutangnya, maka Nabi pun menyalatkannya. Jika
tidak ada, maka beliau bersabda: “Shalatkanlah saudara kalian” (HR Muslim no. 1619).
Bahkan dianjurkan sebanyak mungkin kaum Muslimin menshalatkan orang yang meninggal,
agar ia mendapatkan syafa’at. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
صلِّي َعلَ ْي ِه ُأ َّمةٌ ِم ْن ْال ُم ْسلِ ِمينَ يَ ْبلُ ُغونَ ِماَئةً ُكلُّهُ ْم يَ ْشفَعُونَ لَهُ ِإاَّل ُشفِّعُوا فِي ِه
َ ُت ت
ٍ َِّما ِم ْن َمي
“Tidaklah seorang Muslim meninggal,lalu dishalatkan oleh kaum muslimin yang jumlahnya
mencapai seratus orang, semuanya mendo’akan untuknya, niscaya mereka bisa memberikan
syafa’at untuk si mayit” (HR. Muslim no. 947).
73
1. Posisi berdiri
Imam berdiri sejajar dengan kepala mayit lelaki dan bila mayitnya wanita, imam berdiri di
bagian tengahnya. Makmum berdiri di belakang imam. Sebagaimana dalam hadits Abu Ghalib:
يُكبِّر عليها، هكذا كانَ يف َع ُل رسو ُل هللاِ صلَّى هللا عليه وسلَّم؛ يُصلِّي على ال ِجنازة كصالتِك،َ يا أبا حمزة:قال العال ُء بن زياد
نعم: ويقو ُم عند رأس ال َّر ُج ِل وعجيز ِة المرأة؟ قال،أربعًا
“Al ‘Ala bin Ziyad mengatakan: wahai Abu Hamzah (Anas bin Malik), apakahpraktek
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam shalat jenazah seperti yang engkau lakukan?
Bertakbir 3 kali, berdiri di bagian kepala lelaki dan di bagian tengah wanita? Anas bin Malik
menjawab: iya” (HR. Abu Daud no. 3194, At Tirmidzi no. 1034, dishahihkan Al Albani
dalam Shahih Sunan Abi Daud).
2. Jumlah shaf
Sebagian ulama menganjurkan untuk membuat tiga shaf (barisan) walaupun shaf pertama masih
longgar. Berdasarkan hadits:
Wallahu a’lam, hadits ini lemah karena ‘an’anah Ibnu Ishaq. Sebagaimana Syaikh Al Albani
dalam Dha’if Al Jami‘ (no. 5668) menyatakan hadits ini lemah.
Maka yang menjadi ibrah (hal yang diperhatikan) adalah banyaknya jumlah orang yang
menyalati sebagaimana dalam hadits riwayat Muslim, bukan sekedar jumlah tiga shaf.
3. Jumlah takbir dan mengangkat tangan
Takbir shalat jenazah sebanyak empat kali. Ulama ijma akan hal ini. Dari Jabir bin Abdillah
radhiallahu’anhu:
فكبَّر عليه أربعًا،أن رسو َل هللا صلَّى هللا عليه وسلَّم صلَّى على َأصْ ح َمةَ النجاش ِّي
َّ
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menshalati Ash-hamah An Najasyi, beliau bertakbir
empat kali” (HR. Bukhari no. 1334, Muslim no. 952).
Ulama ijma mengenai disyariatkannya mengangkat tangan untuk takbir yang pertama. Ibnu
Mundzir mengatakan:
أن المصلِّي على ال ِجنا َزة يرفع يديه في أوَّل تكبيرة يُكبِّرها
َّ أج َمعوا على
“Ulama ijma bahwa orang yang shalat jenazah disyartiatkan mengangkat tangan di takbir yang
pertama” (Al Ijma, 44).
Namun mereka khilaf mengenai mengangkat tangan untuk takbir selainnya. Yang rajih,
disunnahkan untuk mengangkat tangan dalam setiap takbir dalam shalat jenazah. Berdasarkan
riwayat dari Nafi’ tentang Ibnu Umar radhiallahu’anhu, Nafi’ berkata:
74
كان يرف ُع يَدي ِه في ك ِّل تكبير ٍة على ال ِجنازة
“Ibnu Umar radhiallahu’anhu mengangkat tangannya di setiap kali takbir dalam shalat
jenazah” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf [11498], dihasankan Syaikh Ibnu Baz
dalam Ta’liq beliau terhadap Fathul Baari [3/227]).
Juga riwayat dari Ibnu Abbas:
75
“Tidak ada shalat yang tidak membaca Al Fatihah” (HR. Bukhari no. 756, Muslim no. 394).
Kemudian riwayat dari Thalhah bin Abdillah bin Auf, ia berkata:
Ketiga, takbir yang kedua, kemudian membaca shalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Berdasarkan hadits dari Abu Umamah Al Bahili radhiallahu’anhu:
ِ ثم يقرَأ بفاتح ِة الكتا،الجنازة أن يُكبِّ َر اإلما ُم
ثم يُصلِّ َي على، ِس ًّرا في ن ْف ِسه- بع َد التكبيرة األولى-ب ِ أن ال ُّسنَّةَ في الصَّال ِة على
َّ
ثم يُسلِّم،منهن
َّ ُأ
ال يقر فى شى ٍء،ت
ِ التكبيرا في ِّت يللم ء
َ عا ُّ
د ال ص
َ ِ ل ُخ يو ،مَّ وسل عليه هللا ىَّ صل ي
ِّ النب
“Bahwa sunnah dalam shalat jenazah adalah imam bertakbir kemudian membaca Al Fatihah
(setelah takbir pertama) secara sirr (lirih), kemudian bershalawat kepada Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam, kemudian berdoa untuk mayit setelah beberapa takbir. Kemudian
setelah itu tidak membaca apa-apa lagi setelah itu. Kemudian salam” (HR. Asy Syafi’i dalam
Musnad-nya [no. 588], Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubra [7209], dishahihkan Al Albani
dalam Ahkamul Janaiz [155]).
Keempat, takbir yang ketiga, kemudian membaca doa untuk mayit. Berdasarkan hadits Abu
Umamah di atas. Diantara doa yang bisa dibaca adalah:
َج َو ْالبَ َر ِد َونَقِّ ِه ِمنَ ْال َخطَايَا َك َما نَقَّيْت ِ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَهُ َوارْ َح ْمهُ َوعَافِ ِه َواعْفُ َع ْنهُ َوَأ ْك ِر ْم نُ ُزلَهُ َو َو ِّس ْع ُم ْد َخلَهُ َوا ْغ ِس ْلهُ بِ ْال َما ِء َوالثَّ ْل
ِ َار ِه َوَأ ْهاًل خَ ْيرًا ِم ْن َأ ْهلِ ِه َو َزوْ جًا خَ ْيرًا ِم ْن َزوْ ِج ِه َوَأ ْد ِخ ْلهُ ْال َجنَّةَ َوَأ ِع ْذهُ ِم ْن َع َذا
ب ِ َس َوَأ ْب ِد ْلهُ دَارًا َخ ْيرًا ِم ْن د َ َب اَأْل ْبي
ِ ض ِمنَ ال َّدن َ ْالثَّو
ار َّ
ِ ب الن َ
ِ القب ِْر َو ِم ْن َعذا َ ْ
“Ya Allah, berilah ampunan baginya dan rahmatilah dia. Selamatkanlah dan maafkanlah ia.
Berilah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya, mandikanlah ia dengan air, es dan
salju. Bersihkanlah dia dari kesalahannya sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari
kotoran. Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya, keluarga yang lebih baik
dari keluarganya semula, istri yang lebih baik dari istrinya semula. Masukkanlah ia ke dalam
surga, lindungilah ia dari adzab kubur dan adzab neraka” (HR Muslim no. 963).
يرنَا َو َذ َك ِرنَا َوُأ ْنثَانَاِ ِيرنَا َو َكب ِ ص ِغ َ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ َحيِّنَا َو َميِّتِنَا َو َشا ِه ِدنَا َوغَاِئبِنَا َو
“Ya Allah, ampunilah orang yang hidup di antara kami dan orang yang telah mati, yang hadir
dan yang tidak hadir, (juga) anak kecil dan orang dewasa, lelaki dan wanita di antara kami”
(HR At Tirmidzi no. 1024, ia berkata: “hasan shahih”).
Keempat, takbir keempat. Kemudian diam sejenak atau boleh juga membaca doa untuk mayit
menurut sebagian ulama. Yang lebih utama adalah diam sejenak dan tidak membaca apa-apa
sebagaimana zhahir dalam hadits Abu Umamah radhiallahu’anhu.
Kelima, salam. Dan sifat salamnya sebagaimana salam dalam shalat yang lain. Sebagaimana
dalam hadits Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu:
سليم في الصَّال ِة ِ َّ التسلي ُم على ال ِجنازة ِمثل الت:إحداهن َّ هن النَّاسُ ؛َّ تر َك َّ
َ ،يفعلهن ثالث ِخال ٍل كان رسو ُل هللاِ صلَّى هللا عليه وسلَّم ُ
“Ada 3 perkara yang dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam benar-benar melakukannya
dan kemudian banyak ditinggalkan orang: salah satunya salam di shalat jenazah semisal dengan
salam dalam shalat yang lain..” (HR. Ath Thabrani no. 10022, dihasankan Al Albani dalam
Ahkamul Janaiz [162]).
76
Yaitu salam dilakukan dua kali ke kanan dan ke kiri dan yang merupakan rukun hanya salam ke
kanan saja.
Artikel: Muslim.or.id
77
BAB III
PRINSIP-PRINSIP IBADAH
Tujuan Pembelajaran:
78
1. ENERGI SOSIAL DARI IBADAH ZAKAT
e. Defenisi Zakat
Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan kata dasar (masdar) dari ‘zaka’ yang berarti:
berkah, tumbuh, bersih, dan baik. Sesuatu itu ‘zaka’, berarti tumbuh dan berkembang, dan
seorang itu ‘zaka’, berarti orang itu baik. Dalam Al-Quran disebutkan,
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
menyucikan mereka”(QS. at-Taubah [9]: 103).
Zakat dari segi istilah fikih berarti "Sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk
diserahkan kepada orang-orang yang berhak". Dalam kitab al-Hâwî, al-Mawardi
mendefinisikan zakat dengan nama pengambilan tertentu dari harta tertentu, menurut sifat-
sifat tertentu dan untuk diberikan kepada golongan tertentu. Sementara menurut Peraturan
Menteri Agama No 52 Tahun 2014, Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang
muslim atau badan usaha yang dimiliki oleh orang Islam untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya sesuai dengan syariat Islam.Orang yang menunaikan zakat disebut Muzakki.
Sedangkan orang yang menerima zakat disebut Mustahik.
f. Macam-macamZakat
Secara umum zakat terbagi menjadi dua jenis, yakni zakat fitrah dan zakat mal. Zakat Fitrah
(zakat al-fitr) adalah zakat yang diwajibkan atas setiap jiwa baik lelaki dan perempuan
muslim yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Zakat mal adalah zakat yang dikenakan atas
segala jenis harta, yang secara zat maupun substansi perolehannya, tidak bertentangan
dengan ketentuan agama.
Zakat mal sebagaimana diatur dalam UU No 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat dan
Peraturan Menteri Agama No 31/2019, serta pendapat Syaikh Dr. Yusuf Al-Qardhawi dan
para ulama lainnyameliputi:
Adalah zakat yang dikenakan atas emas, perak, dan logam lainnya yang telah mencapai
nisab dan haul.
79
Adalah zakat yang dikenakan atas uang, harta yang disetarakan dengan uang, dan surat
berharga lainnya yang telah mencapai nisab dan haul.
3. Zakat perniagaan
Adalah zakat yang dikenakan atas usaha perniagaan yang telah mencapai nisab dan haul.
4. Zakat pertanian, perkebunan, dan kehutanan
Adalah zakat yang dikenakan atas hasil pertanian, perkebunan dan hasil hutan pada saat
panen.
5. Zakat peternakan dan perikanan
Adalah zakat yang dikenakan atas binatang ternak dan hasil perikanan yang telah
mencapai nisab dan haul.
6. Zakat pertambangan
Adalah zakat yang dikenakan atas hasil usaha pertambangan yang telah mencapai nisab
dan haul.
7. Zakat perindustrian
Adalah zakat atas usaha yang bergerak dalam bidang produksi barang dan jasa.
8. Zakat pendapatan dan jasa
Adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan yang diperoleh dari hasil profesi pada
saat menerima pembayaran, zakat ini dikenal juga sebagai zakat profesi atau zakat
penghasilan.
9. Zakat rikaz
Adalah zakat yang dikenakan atas harta temuan, dimana kadar zakatnya adalah 20%.
Harta yang dikenai zakat harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan syariat Islam,
yaitu:
1. Milik penuh.
2. Halal.
3. Cukup nisab.
4. Haul (Cukup waktu satu tahun hijriyah atau 12 bulan qomariyah kepemilikan harta,
syarat haul tidak berlaku untuk zakat pertanian, perkebunan dan kehutanan, perikanan,
pendapatan dan jasa, serta zakat rikaz).
80
Sedangkan untuk syarat zakat fitrah sebagai berikut:
1. beragama Islam
2. hidup pada saat bulan ramadhan;
3. memiliki kelebihan kebutuhan pokok untuk malam dan hari raya idul fitri;
Dalam QS. At-Taubah ayat 60, Allah memberikan ketentuan ada delapan golongan orang
yang menerima zakat yaitu sebagai berikut:
1. Fakir, mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan pokok hidup.
2. Miskin, mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
dasar kehidupan.
3. Amil, mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
4. Mualaf, mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan
dalam tauhid dan syariah.
5. Riqab, budak atau hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya.
6. Gharimin, mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa
dan izzahnya.
7. Fisabilillah, mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah, jihad
dan sebagainya.
8. Ibnu Sabil, mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah.
ََواَقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتُوا ال َّز ٰكوةَ َوارْ َكعُوْ ا َم َع الرَّا ِك ِع ْين
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.”
(QS. Al-Baqarah : 43).
Ayat itu menyiratkan bahwa shalat dan ibadah zakat merupakan “satu paket” ibadah yang
harus dilakukan secara bersamaan. Karena shalat merupakan wakil dari jalur hubungan
dengan Allah, sedangkan zakat adalah wakil dari jalan hubungan dengan sesama manusia.
Secara individu, zakat tidak hanya memberikan manfaat spiritual seperti kebersihan jiwa dan
hartaserta dijauhkan dari sifat kikir yang tercela, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan
fisik dan mental sebagai imbal balik dari kedermawanan seorang muzakki.
81
Ada begitu banyak penelitian yang membuktikan hal ini, diantaranya sebuah studi yang
dilakukan oleh Tristen K. Inagaki, Ph.D., dan Lauren P. Ross, keduanya di University of
Pittsburgh di Pennsylvania. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychosomatic
Medicine: Journal of Biobehavioral Medicine ini menyebutkan bahwa kedermawanan
membuat kita lebih bahagia, mengurangi stres serta kecemasan, dan hal itu dikonfirmasi
dengan menyoroti daerah otak yang terlibat dalam memicu kebahagiaan melalui pemindaian
Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Sementara secara sosial, zakat juga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan
sosial, sebagaimana yang dijelaskan oleh DR. Yusuf Qardhawi, diantaranya:
Zakat merupakan jaminan sosial pertama di dunia. Zakat dipungut dan didistribusikan
oleh pemerintahan muslim. la bukan sekadar kemurahan hati individu dan sedekah
sukarela, melainkan hak permanen yang ditetapkan Allah SWT. Undang-undang ini
ditegakkan atas bantuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan setiap orang, baik
sandang, pangan, papan, dan kebutuhan primer lainnya. Hal ini berlaku bukan hanya bagi
kaum muslimin, namun mereka yang hidup di bawah naungan negara Islam, baik Yahudi
maupun Nasrani.
Di Barat, jaminan sosial pertama muncul secara resmi pada tahun 1941 dengan
dicapainya kesepakatan antara Amerika dan Inggris. Kedua negara sepakat untuk
menciptakan jaminan sosial bagi masyarakat, yang dikenal dengan nama Piagam
Atlantik. Meskipun demikian, jaminan sosial ini dengan keluasannya belum sampai pada
setiap negara, juga realisasi pemenuhan kebutuhan belum secara sempurna pada
kebutuhan pokok individu dan keluarganya.
Yang mengagumkan adalah, bahwa Islam telah mendahului negara-negara Barat tersebut
dengan kurun waktu yang relatif lama dalam menegakkan tanggungjawab sosial:
diwajibkan oleh agama, diatur oleh pemerintah, dihunusnya pedang-pedang untuk
membela hak orang-orang fakir dari kesewenangan orang-orang kaya. Namun demikian,
masih ada sementara orang yang tidak mengacuhkan sejarah dan warisan Islam,
menganggap bahwa Eropalah yang telah berjasa merintis pemberian jaminan sosial.
Secara umum harta yang dikenakan zakat adalah tabungan dan barang-barang yang
ditimbun. Sehingga orang yang membayar zakat setiap tahun, lebih suka
menginvestasikan kekayaannya dan membuatnya meningkat, agar tidak menyusut dari
tahun ke tahun. Dengan cara ini, arti harfiah Zakat yaitu 'Pertumbuhan' dapat terwujud.
Di dalam Al-Quran disebutkan,
82
ٰۤ ُ هّٰللا ٰ َو َمٓا ٰاتَ ْيتُ ْم ِّم ْن
َك هُ ُم ْال ُمضْ ِعفُوْ ن
َ ول ِٕى زَكو ٍة تُ ِر ْي ُدوْ نَ َوجْ هَ ِ فَا
“Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh
keridaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipatgandakan.”(QS. Ar-Rum: 39)
Ini membantu meningkatkan produksi dan merangsang pasokan karena ini adalah
redistribusi
pendapatan yang meningkatkan permintaan dengan menempatkan lebih banyak daya beli
riil di
tangan orang miskin. Meningkatnya daya beli secara otomatis akan memicu pertumbuhan
ekonomi dan mendorong terwujudnya kemakmuran.
Bila orang fakir melihat orang disekitarnya hidup senang dengan harta yang melimpah
sementara dia sendiri harus memikul derita kemiskinan, bisa jadi kondisi ini menjadi
sebab timbulnya rasa hasad, dengki, permusuhan dan kebencian dalam hati orang miskin
kepada orang kaya. Rasa-rasa ini tentu melemahkan hubungan antar masyarakat, bahkan
berpotensi merusak persatuan dan memutus tali persaudaraan.
Hasad, dengki dan kebencian adalah penyakit berbahaya yang mengancam masyarakat
dan mengguncang pondasinya. Islam berupaya untuk mengatasinya dengan menjelaskan
bahayanya dan dengan pensyariatan kewajiban zakat. Ini adalah metode praktis yang
efektif untuk mengatasi penyakit-penyakit tersebut dan untuk menyebarkan rasa cinta
dan belas kasih di antara anggota masyarakat.
Referensi:
4. Muslim Produktif, Muhammad Faris, Elex Media Computindo, 2016.
5. Hukum Zakat, Yusuf Qardhawi, Penerbit Mizan, 1999
6. https://baznas.go.id/zakat
7. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322940
8. The Impact of Zakat on Social life of Muslim Society, Muhammad Abdullah, Pakistan
Journal of Islamic Research Vol 8, 2011
83
2. ENERGI SOSIAL DARI SEDEKAH
a. Defenisi Sedekah
Sedekah adalah pemberian yang diniatkan untuk mengharap pahala di sisi Allah. Menurut
Al-‘Alamah Al-Isfahani, sedekah ialah sebagian harta yang dikeluarkan oleh manusia dalam
rangka mendekatkan diri kepada Allah, seperti zakat. Sedangkan Menurut peraturan
BAZNAS No.2 tahun 2016, sedekah adalah harta atau non-harta yang dikeluarkan oleh
seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.
Sedekah merupakan amalan yang dicintai Allah SWT. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya
ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang sedekah, salah satunya dalam surat Al-Baqarah
ayat 271,
ت فَنِ ِع َّما ِه ۚ َي َواِ ْن تُ ْخفُوْ هَا َوتُْؤ تُوْ هَا ْالفُقَ َر ۤا َء فَهُ َو َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم ۗ َويُ َكفِّ ُر َع ْن ُك ْم ِّم ْن َسي ِّٰاتِ ُك ْم ۗ َوهّٰللا ُ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ خَ بِ ْي ٌر
ِ صد َٰق
َّ اِ ْن تُ ْبدُوا ال
“Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan
itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-
kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”(QS. Al-Baqarah: 271).
b. Keutamaan Sedekah
Rasulullah adalah orang yang paling banyak bersedekah dengan apa pun yang beliau miliki.
Anas bin Malik berkata, “Rasulullah SAW adalah orang yang paling baik, paling dermawan
(murah tangan), dan paling pemberani.”(HR Ahmad). Dalam hadis lain secara tegas
dikatakan bahwa Rasulullah SAW adalah sosok paling dermawan terutama pada bulan
Ramadan. Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah adalah orang yang paling dermawan dalam hal
kebaikan. Beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadan.”(HR Muslim).
Bebarapa ayat dalam Al-Qur’an yang menggambarkan keuatamaan sedekah, antara lain:
“Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan
rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau
mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari
keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar.”(QS. An-Nisa: 114)
84
1. Sedekah Tidak Mengurangi Harta
Sedekah adalah ibadah yang tidak akan mengurangi harta, sebagaimana Rasulullah SAW
bersabda untuk mengingatkan kita dalam sebuah riwayat Muslim, “Sedekah tidaklah
mengurangi harta.”(HR. Muslim).
Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih Muslim An-
Nawawi menjelaskan:
“Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud disini mencakup dua hal: Pertama,
yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya. Maka pengurangan harta
menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indra dan
kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan
tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai
berlipat-lipat banyaknya.”
Hal ini merupakan janji Allah yang termaktub dalam surat Saba,
ََو َمٓا اَ ْنفَ ْقتُ ْم ِّم ْن َش ْي ٍء فَه َُو ي ُْخلِفُهٗ ۚ َوهُ َو خَ ْي ُر ال ٰ ّر ِزقِ ْين
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-
lah pemberi rezeki sebaik-baiknya.”(QS. Saba’: 39).
Sebagai makhluk Allah SWT yang tak luput dari dosa, umat Islam senantiasa diberikan
berbagai keistimewaan agar berkesempatan untuk bertaubat dan menghapus dosa-
dosanya dengan cara yang yang diridhai oleh-Nya. Salah satunya dengan
sedekah.Rasulullah SAW pernah bersabda “Sedekah itu dapat menghapus dosa
sebagaimana air itu memadamkan api.”(HR. At-Tirmidzi).
85
Selain tiga keutamaan di atas, masih sangat banyak keutamaan bersedekah lainnya
berdasarkan hadits-hadits shahih dari Rasulullah SAW, seperti:
Tidak semua sedekah dalam bentuk pemberian harta. Ada beberapa jenis sedekah yang bisa
dilakukan tanpa harta dan dapat memberikan manfaat secara sosial, diantaranya:
86
for Psychological Science.Dilansir oleh Sciencedaily.com, peneliti psikologi Ed
O'Brien(University of Chicago Booth School of Business) dan Samantha Kassirer
(Northwestern University Kellogg School of Management) menemukan bahwa kebahagiaan
peserta riset tidak menurun, atau menurun jauh lebih lambat, jika mereka berulang kali
memberikan hadiah pada orang lain dibandingkan berulang kali menerima hadiah yang sama
untuk dirinya sendiri.
Dalam satu percobaan, peserta mahasiswa menerima $5 setiap hari selama 5 hari.Mereka
diminta untuk membelanjakan uang untuk hal yang sama setiap hari. Para peneliti secara
acak menugaskan peserta untuk membelanjakan uang itu untuk diri mereka sendiri atau orang
lain, seperti dengan meninggalkan uang di toples tip di kafe yang sama atau memberikan
sumbangan online ke badan amal yang sama setiap hari. Para peserta merefleksikan
pengalaman belanja mereka dan kebahagiaan yang mereka rasakan di akhir setiap hari.
Datadari total 96 peserta, menunjukkan pola yang jelas: Peserta memulai dengan tingkat
kebahagiaan yang sama dan mereka yang menghabiskan uang untuk diri mereka sendiri
melaporkan penurunan kebahagiaan yang stabil selama periode 5 hari. Namun kebahagiaan
sepertinya tidak luntur bagi mereka yang memberikan uangnya kepada orang lain.
Kegembiraan karena memberi untuk kelima kalinya berturut-turut sama kuatnya seperti di
awal.
"Jika Anda ingin mempertahankan kebahagiaan dari waktu ke waktu, penelitian terdahulu
mengajarkan kita bahwa kita perlu istirahat dan melakukan sesuatu yang baru. Penelitian
kami mengungkapkan bahwa hal ini mungkin lebih penting: Memberi berulang kali, bahkan
dengan cara yang sama dan kepada orang yang sama, dapat terus membuat Anda merasa
relatif segar dan relatif menyenangkan, semakin sering kita melakukannya," jelas O'Brien.
Manfaat sedekah dalam bentuk tindakan juga tak luput dari riset para ahli. Dalam sebuah
artikel di The New York Times (nytimes.com) tahun 2020 yang ditulis oleh Tara Parker-
Paus dijelaskan bahwa tubuh dan pikiran kita mendapat manfaat dalam berbagai cara ketika
kita membantu orang lain.Studi terhadap sukarelawan menunjukkan bahwa orang yang
berbuat baik memiliki kadar hormon stres kortisol yang lebih rendah pada hari-hari mereka
melakukan pekerjaan sukarela.
Bahkan, tindakan memberi nasihat terbukti lebih bermanfaat daripada menerimanya. Dalam
serangkaian penelitian terhadap 2.274 orang, peneliti dari University of Pennsylvania dan
University of Chicago menemukan bahwa setelah siswa sekolah menengah membimbing
siswa yang lebih muda tentang belajar, mereka akhirnya menghabiskan lebih banyak waktu
untuk pekerjaan rumah mereka sendiri. Orang yang kelebihan berat badan yang menasihati
orang lain tentang penurunan berat badan lebih termotivasi untuk menurunkan berat badan
diri mereka sendiri.
Hasil-hasil penelitian tersebut di atas sangat jelas menggambarkan bahwa bentuk sedekah
apa pun yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain, baik berupa harta maupun
87
perbuatan, akan mendapatkan ganjaran balik kepada orang tersebut dengan berbagai manfaat
dan kebaikan yang besar. Maha benar Allah SWT yang berfirman:
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri…” (QS. Al-Isra: 7)
Referensi:
1. Muslim Produktif, Muhammad Faris, Elex Media Computindo, 2016.
2. Amalan Penghilang Susah, Mustafa Syaikh Ibrahim Haqqi, Aqwam, 2013.
3. https://baznas.go.id/sedekah
4. https://www.sciencedaily.com/releases/2018/12/181220080008.htm
5. https://www.nytimes.com/2020/04/09/well/mind/coronavirus-resilience-psychology-anxiety-
stress-volunteering.html
88
3. ENERGI SOSIAL DARI SILATURRAHIM
a. Defenisi Silaturrahim
Kata silaturahmi berasal dari bahasa Arab yakni Shilah yang artinya hubungan atau
sambungan dan Ar-Rahim yang bermakna kerabat atau saudara. Kata Rahim sendiri berasal
dari rahim perempuan, menunjukkan sebuah hubungan karib kerabat karena dekatnya nasab
atau keturunan. Kata silaturahim kemudian diserap ke dalam Bahasa Indonesia yakni
silaturahmi yang artinya tali persahabatan (persaudaraan), dan bersilaturahmi yang artinya
mengikat tali persahabatan (persaudaraan).
Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullahdalam kitab Fathul Baari berkata, ‘Ar-Rahim’ secara
umum adalah dimaksudkan untuk para kerabat dekat. Antar mereka terdapat garis nasab
(keturunan), baik berhak mewarisi atau tidak, dan sebagai mahrom atau tidak.Mereka adalah
yang Allah maksud dengan firman Allah Ta'ala dalam surat AI-Anfal (ayat 75),
“Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap
sesamanya (daripada yang bukan kerabat) menurut Kitab Allah. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.”(QS. Al-Anfal: 75)
b. Keutamaan Silaturrahim
Silaturrahim merupakan perkara yang agung yang diperintahkan Allah SWT dan menyia-
nyiakannya adalah hal yang paling dilarang oleh-Nya. Dalam hadits Rasulullah Saw
sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim radhiyallahu ‘anhuma, dari
sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anh, berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam:
"Sesungguhnya ketika Allah ta’ala selesai menciptakan makhluk, (sifat) rahim berdiri
seraya berkata: (Apakah sifat rahim) ini adalah tempat orang meminta perlindungan dari
keterputusan (putus dari rahmat Allah)? Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjawab, “Ya.
Apakah engkau rela jika Aku menyambung (kasih sayangKu) dengan orang yang
menyambungmu (menyambung rahim / silaturahim)? dan Aku memutuskan kasih sayangKu
dengan orang yang memutuskanmu (memutus silaturahim)?”. Rahim menjawab, “Ya.
89
Hamba rela”. Maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkata, “Itu adalah kedudukan
untukmu”(Shahih Buhari, 5987 dan Muslimm, 2554)
Maka menjalin hubungan kekeluargaan merupakan kewajiban yang harus dilakukan, dan
memutusnya merupakan perbuatan dosa. Allah dan Rasulullah telah menjanjikan kepada
orang yang menjalin silaturrahim dengan pahala yang besar di akhirat, manfaat duniawi yang
besar, kecintaan dalam hati-hati para hamba, keluasan rezki, kenangan yang baik dan lain-
lain dari pengaruhnya yang terpuji.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ‘Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya, dan agar diakhirkan sisa
umurnya, maka hendaknya ia menyambung tali rahimnya (tali silaturahim).”(HR. Al-
Bukhâri, no. 5985)
Dari Abu Ayyub Al-Anshori, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang
amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasul menjawab,“Sembahlah Allah,
janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali
silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).”(HR. Bukhari no. 5983)
Menjalin silaturahim dengan kerabat dapat dilakukan sesuai kebiasaan yang berlaku di
tengah masyarakat, karena perkara tersebut tidak dijelaskan dalam AI-Qur’an dan Sunah,
baikmacam, jenis maupun ukurannya. Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak
membatasi hal tersebut dengan perkara tertentu. Tapi beliau menyebutkan secara mutlak.
Karena itu, perkara ini dikembalikan kepada kebiasaan.
Maka apa yang dianggap sebagai silaturrahim dalam kebiasaan masyarakat, maka hal
tersebut dianggap silaturrahim dan apa yang dianggap oleh masyarakat sebagai bentuk
pemutusan hubungan, maka hal itu dianggap sebagai pemutusan hubungan. (Syarah
Riyadhus Shalihin).
90
7. Berpartisipasi dalam kegembiraan mereka dengan memberikan selamat, atau menghibur
mereka jika bersedih.
8. Menjenguk mereka jika sakit atau mengantarkan jenazah mereka.
9. Memenuhi undangan mereka jika mereka mengundang dan tidak ada halangan untuk
menghadiri, kecuali jika memiliki uzur.
10. Lapang dada terhadap mereka, jangan menyimpan dengki terhadap mereka.
Penelitian telah menunjukkan bahwa dengan berinteraksi bersama orang lain, kita sebenarnya
melatih otak kita. Motivasi sosial dan kontak sosial dapat membantu meningkatkan
pembentukan memori dan daya ingat serta melindungi otak dari penyakit neuro-degeneratif.
Ini bertentangan dengan kepercayaan yang menonjol dalam sistem pendidikan modern, di
mana belajar sendiri, demi mengumpulkan pengetahuan dan keterampilan, biasanya lebih
disukai.Sebaliknya, Prof. Lieberman mencatat bahwa "ketika Anda termotivasi secara
sosial untuk belajar, otak sosial dapat melakukan pembelajaran dan dapat melakukannya
lebih baik daripada jaringan analitis yang biasanya Anda aktifkan ketika Anda mencoba
untuk menghafal."
Sebuah studi yang diterbitkan tahun lalu juga menemukan bahwa mempertahankan
persahabatan (sahabat dekat) di kemudian hari dapat membantu mencegah penurunan mental.
Penelitian yang dipimpin oleh para ilmuwan dariCognitive Neurology and Alzheimer's
Disease Center di Northwestern University Feinberg School of Medicine di Chicago,
menemukan bahwa "SuperAgers," didefinisikan sebagai orang berusia 80 tahun ke atas tetapi
masih memiliki kelincahan mental yang masih muda, tampaknya memiliki satu kesamaan:
memiliki teman atau sahabat dekat.
Dr. Archelle Georgiou, yang mempelajari SuperAgers di pulau terpencil Ikaria, Yunani,
melihat bahwa mereka selalu dikelilingi oleh keluarga, tetangga, dan anggota lain dari
komunitas mereka, dan mereka semua secara aktif saling mendukung. Beliau juga melihat
orang Ikarian berkumpul hampir setiap malam untuk menghilangkan stres dan melepaskan
beban kekhawatiran hari itu.
Beberapa penelitian terbaru juga mengaitkan antara keterhubungan sosial (social connection)
dengan manfaat kesehatan fisik, dan kebiasaan yang lebih baik dengan gaya hidup yang lebih
91
sehat. Para peneliti di Maastricht University Medical Center di Belanda, menemukan bahwa
individu yang aktif (bergaul) secara sosial memiliki penurunan risiko dari berbagai penyakit,
salahsatunya diabetes tipe-2.Sebaliknya, individu yang tidak berpartisipasi dalam aktivitas
sosial, seperti pergi bersama teman atau bergabung dengan klub, memiliki risiko 60 persen
lebih tinggi terkena kondisi yang disebut “pradiabetes”, yaitugejala-gejala sebelum diabetes.
Terakhir, memiliki ikatan sosial yang erat — dengan teman, pasangan, atau anggota keluarga
— dapat membuat kita bahagia dan meningkatkan kepuasan hidup kita secara keseluruhan
dalam jangka panjang.Penelitian telah menunjukkan bahwa mereka yang menikmati
persahabatan dekat selama masa remaja mereka, tidak hanya bahagia sebagai remaja,tetapi
juga memiliki tingkat depresi atau kecemasan yang lebih rendah di kemudian hari.
Referensi:
1. Muslim Produktif, Muhammad Faris, Elex Media Computindo, 2016.
2. Fathul Baari Jilid 29, Ibnu Hajar Al-Asqalani, Pustaka Azzam, 2003.
3. Ensiklopedi Etika Islam, Abdul Azis bin Fathi As Sayyid Nada, Maghfirah Pustaka, 2003
4. https://almanhaj.or.id/9551-keutamaan-silaturahim.html
5. https://rumaysho.com/1894-keutamaan-silaturahmi.html
6. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321019#Social-context-determines-healthful-
habits
92
4. ENERGI SOSIAL DARI MEMBANGUN
DAN MEMAKMURKAN MASJID
Masjid merupakan tempat yang paling dicintai Allah SWT dan merupakan simbol kebesaran
agama Islam. Sebuah tempat yang Allah perintahkan untuk disebut nama-Nya di sana. Ketika
masjid telah dibangun maka di sana akan dilaksanakan shalat, dibaca ayat-ayat Al-Quran,
serta ditegakkan berbagai bentuk ibadah lainnya.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, dari Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu, beliau
mengatakan, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Barangsiapa yang membangun masjid untuk mencari wajah Allah Azza wa Jalla, maka
Allah Azza wa Jalla akan membangunkannya rumah yang sama di surga.”(HR. Bukhari,
no. 450 dan Muslim, no. 533)
Keutamaan membangun masjid bahkan tidak hanya berlaku untuk masjid yang besar dan
megah, tapi juga mencakup masjid kecil yang sederhana. Disebutkan dalam riwayat Imam al-
Tirmidzi, “Barangsiapa membangun masjid karena Allah, kecil atau besar, maka Allah
membangun baginya rumah di surga”.(HR al-Tirmidzi).
Masjid adalah rumah Allah yang memiliki kedudukan istimewa dengan banyak manfaat yang
telah dipersiapkan oleh Allah SWT bagi kaum muslimin dan muslimat yang senang
memakmurkannya. Allah SWT berfirman:
َ ولِٓئ
َك َأ ْن يَ ُكونُوا ِمن ٰ ش ِإاَّل هَّللا َ ۖ فَ َع ٰس ٓى ُأ
َ اخ ِر َوَأقَا َم الص َّٰلوةَ َو َءاتَى ال َّز ٰكوةَ َولَ ْم يَ ْخ
ِ ِإنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم ٰس ِج َد هَّللا ِ َم ْن َءا َمنَ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اَأْل
َْال ُم ْهتَ ِدين
Rasulullah SAW memotivasi kita agar gemar ke masjid dan memberikan kabar gembira
sebagai berikut:
1. Langkah menuju masjid merupakan kebaikan dan sarana penghapusan dosa dan
meninggikan derajat.
93
Dari Abi Hurairah RA: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa
bersuci di rumahnya, kemudian berjalan ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk
melaksanakan kewajiban yang Allah tetapkan, maka kedua langkahnya, yang satu
menghapus kesalahan dan satunya lagi meninggikan derajat.”(Shahih Muslim,No
1070; Sunan Abu Daud,No 1243; Musnad Ahmad, No 7118 & 8906; Sunan Ad-
Darimi,No 359]
Dalam hadits riwayat Imam Muslim disebutkan, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di
salah rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), membaca Kitabullah dan saling
mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka
akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-
nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.”(HR. Muslim).
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Shalat berjama’ah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh
derajat.” (Shahih Bukhari,No 609)
4. Mandi kemudian berangkat lebih awal menuju masjid pada hari Jum’at seolah
berqurban.
5. Orang yang hatinya terikat dengan masjid mendapat naungan Allah pada hari kiamat.
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada tujuh
golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada
naungan kecuali naungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan
dirinya dengan ‘ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan
94
masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu
kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat
maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’,
dan seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang
berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua matanya basah karena
menangis.”(ShahihBukhari, No 620)
Agar fungsi masjid terwujudkan dengan semestinya, setiap muslim didorong mengambil
peran sesuai dengan kapasitas masing-masing. Kerja utama dari memakmurkan masjid
adalah pengelolaan, yakni ‘imarah dan ri’ayah.
Imarah adalah penataan masjid dan lingkungannya agar amanat tetap terjaga dan masjid
memiliki daya tarik dan daya pikat. Dengan begitu, orang merasa lebih nyaman dan betah di
masjid. Imam Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban meriwayatkan
dengan sanad yang baik dari Aisyah ra., bahwasanya Rasulullah Saw memerintahkan
pembangunan masjid-masjid di perkampungan, dan menyuruh agar masjid-masjid itu
dibersihkan dan diberi wewangian.
Sementara ri’ayah adalah pembinaan jama’ah agar dapat melaksanakan ibadah, terutama
shalat, dengan baik dan benar. Karena itu diperlukan sedikitnya tiga bidang dalam
kepengurusan (takmir) masjid, yaitu bidang kemasjidan, bidang peribadatan dan keilmuan
(tatsqif), dan bidang hubungan sosial.
Banyak umat Islam yang senantiasa menghadiri berbagai aktivitas keagamaan di masjid,
baik untuk shalat lima waktu maupun ibadah lainnya, namun hanya sedikit yang tahu betapa
bermanfaatnya keterlibatan mereka dalam kegiatan keagamaan tersebut. Saat kehidupan
berubah seiring bertambahnya usia, dari penurunan fisik hingga kehilangan orang yang
dicintai, keterlibatan dalam kegiatan keagamaan dapat membantu seseorang tetap sehat.
Salah satu artikel yang dimuat oleh portal psychologybenefits.org dengan judul “Taking
Faith in the Future! 4 Ways Religious Involvement Can Help You Age Well” menjelaskan
tentang empat manfaat keterlibatan dalam aktivitas keagamaan yang didasarkan pada riset
dari banyak ahli, diantaranya:
95
Hal ini merujuk pada beberapa penelitian, salahsatunya adalah penelitian yang
dilakukanoleh Yadollah Abolfathi Momtaz, dkk. (2010) dari Universiti Putra Malaysia,
tentang pengaruh religiusitas sosial dan personal terhadap kesejahteraan psikologis lansia
pasca ditinggal mati oleh pasangannya. Secara keseluruhan, temuan dari riset terhadap
1.367 duda/janda dan lanjut usia menunjukkan bahwa potensi pelipur lara yang diberikan
oleh religiusitas dapat mengurangi efek negatif terhadap kesejahteraan psikologis lansia
yang ditinggal mati oleh pasangannya.
Ada banyak penelitian yang dirujuk dalam artikel ini dan menguatkan temuan bahwa
keterlibatan dalam aktivitas sosial keagamaan dapat memerangi kesepian dengan
meningkatkan jumlah ikatan sosial yang bermakna melalui komunitas agama, dan
menggantikan beberapa yang hilang selama proses penuaan. Misalnya, kehadiran untuk
shalat berjama’ah di masjid memungkinkan jemaah untuk terhubung, bersosialisasi, dan
membantu satu sama lain. Interaksi ini meningkatkan hubungan positif antara jama’ah
dan membangun koneksi pribadi yang menciptakan sistem pendukung dari orang-orang
dengan keyakinan yang sama.
Penelitian ini menunjukkan bahwa keyakinan terhadap agama dan keterlibatan dalam
aktivitas keagamaan dapat menciptakan perasaanbermakna dalam hidup yang dapat
membantu individu mengatasi tekanan penuaan. Individu dapat beralih ke agama sebagai
sistem pendukung untuk mengatasi penyakit fisik dan keputusasaan melalui pengurangan
beban dan pengurangan stres.
96
Salah satu dasar yang memperkuat temuan ilmiah ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Harold G. Koenig, MHSc., MD, dkk. (1998) dari Duke University Medical Center,
North Carolina, tentang hubungan aktivitas keagamaan dengan tekanan darah pada
lansia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang dewasa yang lebih tua dan aktif
dalam kegiatan keagamaan cenderung memiliki tekanan darah yang lebih rendah daripada
mereka yang kurang aktif.
Agama dapat mendorong perilaku yang melindungi kognisi dengan menjaga pikiran
Anda tetap aktif. PenelitianCarlos A. Reyes-Ortiz, dkk (2008) yang dimuat dalam The
Journals of Gerontology, menemukan bahwa mereka yang sering ke rumah ibadah
mengalami penurunan kognitif yang lebih sedikit daripada mereka yang jarang.
Menghadiri tempat ibadah dapat merangsang kognitif Anda melalui kegiatan seperti
berdo’a/meditasi, mendengarkan ceramah, membaca dan mempelajari kitab suci, dan
bersosialisasi dengan orang lain. Kegiatan-kegiatan ini mendorong pemikiran kritis dan
oleh karena itu menjaga koneksi otak, yang pada gilirannya membantu menunda
penurunan kognitif.
Selain itu, berpartisipasi dalam aktivitas spiritual terfokus, seperti shalat/berdoa atau
mendengarkan khotbah, dapat melatih memori episodik Anda (yang membantu Anda
mengingat pengalaman pribadi) dan meningkatkan kemampuan perhatian Anda, seperti
introspeksi. Alasan yang lain adalah bahwa keterlibatan dalam aktivitas keagamaan
membutuhkan keterampilan persepsi dan komunikasi. Memanfaatkan kemampuan
kognitif yang bervariasi ini membuat pikiran Anda tetap aktif dan berfungsi.
Referensi:
1. Muslim Produktif, Muhammad Faris, Elex Media Computindo, 2016.
2. 27 Keutamaan Shalat Berjama’ah di Masjid, Myr Raswad, Pustaka Al-Kautsar, 2011.
3. Fikih Sunnah Jilid 1, Sayyid Sabiq, Cakrawala Publishing, 2008.
4. https://islam.nu.or.id/ubudiyah/keutamaan-membangun-masjid-0exLh
5. https://muhammadiyah.or.id/keutamaan-di-masjid/
6. https://psychologybenefits.org/2018/11/28/4-ways-religious-involvement-can-help-you-age-
well/
97
5. ENERGI SOSIAL DARI BERBUAT BAIK
KEPADA TETANGGA
Islam adalah agama rahmah yang penuh kasih sayang. Dan hidup rukun dalam bertetangga
adalah salah satu ajaran Islam yang sangat ditekankan bagi setiap muslim. Seandainya setiap
umat Islam menjalankan ajaran penting ini, niscaya akan tercipta kehidupan masyarakat yang
tentram, aman dan damai di manapun mereka hidup bermasyarakat. Allah SWT
memerintahkan di dalam Al-Qur’an:
هّٰللا
ِ ُار ْال ُجن
ب ِ ار ِذى ْالقُرْ ٰبى َو ْال َج
ِ َوا ْعبُدُوا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوْ ا بِ ٖه َش ْيـًٔا َّوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن اِحْ َسانًا َّوبِ ِذى ْالقُرْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس ِك ْي ِن َو ْال َج
ت اَ ْي َمانُ ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ اَل يُ ِحبُّ َم ْن َكانَ ُم ْختَااًل فَ ُخوْ ر ًۙا
ْ ب َوا ْب ِن ال َّسبِ ْي ۙ ِل َو َما َملَ َك ِ ب بِ ْال َج ۢ ْن
ِ َّاح ِ َوالص
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.
Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang
kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan
diri.”(QS. An-Nisa: 36).
Kedudukan tetangga bagi seorang muslim sangatlah besar dan mulia. Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Jibril senantiasa menasehatiku tentang tetangga,
hingga aku mengira bahwa tetangga itu akan mendapatkan bagian dari harta waris”(HR.
Bukhari 6014, Muslim 2625).
Begitu besarnya perkara ini, hingga sikap terhadap tetangga pun dijadikan sebagai indikasi
keimanan oleh Rasulullah Saw. Beliau bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir, hendaknya ia muliakan tetangganya”(HR. Bukhari 5589, Muslim 70).
Dan apabila seorang muslim mendapat cobaan berupa tetangga yang buruk maka hendaklah
dia bersabar menghadapinya, karena kesabarannya akan menjadi faktor penyebab lepasnya
dia dari keburukan tetangga itu. Dalam sebuah riwayat disebutkan,
98
"Seorang laki-laki pernah datang kepada Nabi mengeluhkan tetangganya. Maka Rasulullah
menasehatinya,"Pulanglah dan bersabarlah!" Lelaki itu kemudian mendatangi Nabi lagi
sampai dua atau tiga kali, maka Beliau bersabda padanya,"Pulanglah dan lemparkanlah
barang-barangmu ke jalan!" Maka lelaki itu pun melemparkan barang-barangnya ke jalan,
sehingga orang-orang bertanya kepadanya, ia pun menceritakan keadaannya kepada
mereka. Maka orang-orang pun melaknat tetangganya itu. Hingga tetangganya itu
mendatanginya dan berkata,"Kembalikanlah barang-barangmu, engkau tidak akan melihat
lagi sesuatu yang tidak engkau sukai dariku."(HR. Abu Dawud, Kitab Al-Adab, 123, dan
lainnya)
b. Adab Bertetangga
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam kitab Minhajul Muslim menguraikan beberapa
adab dalam bertetangga, antara lain:
Rasulullah Saw bersabda, “Demi Allah, tidaklah beriman! Demi Allah, tidaklah beriman!
Lantas beliau ditanya, “Siapakah ia wahai, Rasulullah?” Belia menjawab, “Orang yang
tetangganya merasa tidak aman dari perbuatan jahatnya.”(HR. Bukhari, Kitab Al-
Adab, 29 dan Muslim, Kitab Al-Iman, 73)
Begitu pula dengan perempuan yang berpuasa pada siang hari dan shalat pada malam
hari, tetapi menyakiti tetangganya, maka beliau bersabda, “Dia masuk neraka!”(HR.
Ahmad dan Al-Hakim, Isnad hadits ini shahih)
Diantara adab memperlakukan tetangga dengan baik, antara lain: menolongnya ketika
meminta tolong; membantunya apabila dia minta bantuan; menjenguknya ketika dia sakit;
memberinya ucapan selamat ketika dia bersuka cita; berbela sungkawa ketika dia
tertimpa musibah; memulai salam untuknya; berbicara dengan halus kepadanya; lemah
lembut dalam menyapa anaknya; membimbingnya kepada kebaikan agama dan dunia;
menjaga perasaannya; melindungi pekarangan pribadinya; memaafkan kekeliruannya;
tidak melihat auratnya; tidak membuatnya kesempitan mengenai bangunan dan jalan; dan
tidak mengusiknya dengan saluran air got yang mengalir ke rumahnya ataupun dengan
kotoran dan sampah yang dibuang di depan rumahnya.
Rasulullah Saw bersabda, “Wahai para istri kaum muslimin, jangan sampai seorang
tetangga meremehkan (pemberian) tetangganya, meski hanya berupa kaki
kambing.”(HR. Bukhari, Kitab Al-Hibah, 1, dan Muslim, Kitab Az-Zakat, 91).
99
Begitu pula sabdanya kepada Abu Dzarr, “Wahai Abu Dzarr, apabila engkau memasak
maraqah(daging/sayuranberkuah), maka perbanyaklah airnya dan bagikanlah kepada
tetangga-tetanggamu.”(HR. Muslim, Kitab Al-Birr, 143 dan Ad-Darimi, Kitab Al-
Ath’imah, 37).
Diantara bentuk penghormatan dan penghargaan kepada tetangga adalah tidak melarang
tetangga menyandarkan kayu pada dindingnya; tidak pula menjual ataupun menyewakan
bangunan yang menempel pada rumah tetangganya sebelum menawarkan dan
berkonsultasi kepada tetangga terlebih dahulu. Rasulullah Saw bersabda, “Jangan sampai
masing-masing kalian melarang tetangganya menaruh kayu pada
dindingnya.”(Muttafaq Alaih).
Memiliki lingkungan yang baik serta tetangga-tetangga yang juga baik adalah sebuah sumber
kebahagiaan bagi seorang muslim. Rasulullah Saw bersabda, “Ada empat diantara
kebahagiaan: istri yang shalihah (baik), tempat tinggal yang luas, tetangga yang shalih
(baik), dan kendaraan yang nyaman. Ada empat kesengsaraan: tetangga yang buruk, istri
yang buruk (tidak shalihah), rumah yang sempit, dan kendaraan yang buruk”.(HR. Ibnu
Hibban, No. 4032).
Hubungan antara kerukunan hidup bertetangga dengan tingkat kepuasan hidup dan
kebahagiaan individu telah menjadi tema penelitian banyak ahli sejak dulu. Salahsatunya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Marloes M. Hoogerbrugge dari Organisasi Riset
Ekonomi Kebahagiaan Erasmus, Universitas Erasmus Rotterdam, Belanda. Dalam
makalahnya yang dimuat oleh Jurnal Urban Geography (Volume39,2018),Hoogerbrugge
memaparkan beberapa penelitian yang telah melaporkan hubungan positif antara modal
lingkungansosial (kehidupan bertetangga) dan kepuasan hidup.
Helliwell dan Putnam (2004) dan Powdthavee (2008) menemukan bahwa interaksi yang
sering dengan tetangga dikaitkan dengan penilaian kebahagiaan yang lebih tinggi, dan
Shields, Wheatley Price, dan Wooden (2009) menyimpulkan bahwa dukungan sosial dan
interaksi sosial berkorelasi positif dengan kepuasan hidup individu. Demikian juga, Farrell,
Aubry, dan Coulombe (2004)menemukan bahwa rasa kebersamaan, sebagai karakteristik
lingkungan yang penting, berhubungan positif dengan kesejahteraan individu, dan Oshio
100
(2016) menyimpulkan bahwa kepercayaan pada tetangga, kontak sosial di lingkungan dan
partisipasi dalam kegiatan lingkungan berhubungan positif dengan kebahagiaan.
Menurut penelitian Hoogerbrugge ini, kerukunan hidup bertetangga sangat kuat manfaatnya
bagi orang-orang yang rentan, orang yang kurang pendidikan, orang yang cerai atau
duda/janda, orang lanjut usia dan/atau pensiunan serta orang yang kurang sehat.Karena itu
Hoogerbrugge menyarankan kepada para pembuat kebijakan (terutama dalam skala
perkotaan) agar mengembangkan kebijakan yang dibuat untuk meningkatkan modal sosial
berbasis lingkungan (Rukun Tetangga) sehingga dapat mendorong tingginya tingkat
kepuasan hidup warganya.
Referensi:
1. Muslim Produktif, Muhammad Faris, Elex Media Computindo, 2016.
2. Minhajul Muslim, Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Pustaka Al-Kautsar, 2015.
3. https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/02723638.2018.1474609
101
6. ENERGI SOSIAL DARI AMAR MA’RUF
NAHI MUNKAR
Amar ma’ruf (menyuruh orang melakukan hal yang ma’ruf) dan Nahi Munkar (melarang
orang melakukan hal yang mungkar) adalah salah satu kewajiban agama terbesar setelah
beriman kepada Allah SWT, karena disebutkan dalam Kitabullah beriringan dengan
keimanan kepada-Nya. Allah SWT berfirman:
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu)
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah.”(QS. Ali Imran: 110)
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang
yang beruntung.”(QS. Ali-Imran: 104)
Amalan amar ma’ruf nahi munkar bahkan menjadi ciri dari orang-orang yang dimenangkan
oleh Allah SWT di muka bumi. Allah berfirman,
“Orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan salat,
menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar;
dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.”(QS. Al-Hajj: 41).
Rasulullah Saw juga bersabda, “Barang siapa dari kalian melihat kemungkaran maka
hendaklah dia merubah kemungkaran tersebut dengan tangannya, apabila tidak sanggup,
(rubahlah) dengan lisannya, apabila tidak sanggup, (rubahlah) dengan hatinya, yang
demikian adalah selemah-lemah keimanan."(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa kewajiban amar ma’ruf nahi munkar berlaku bagi setiap
muslim mukallaf yang mampu dan mengetahui adanya hal ma’ruf yang ditinggalkan atau
102
mengetahui adanya kemungkaran yang dilakukan, serta mampu memerintahkan atau
mengubah dengan tangan atau lisannya.
Syaik Abdul ‘Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitab Mausu’ah al-Adab al-Islamiyah
menguraikan beberapa adab/etika dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, yaitu:
1. Niat yang baik, yaitu tujuannya untuk mendapatkan keridhaan Allah saja, yang didasari
oleh keinginan untuk memberi petunjuk kepada masyarakat.
2. Memahami apa yang akan dilakukan. Sebagian ulam salaf berkata, “Hendaklah tidak
menyeru kepada kebaikan kecuali orang yang tahu, kenal dan paham atas apa yang dia
serukan. Begitu pula, hendaknya tidak melarang dari satu kemungkaran kecuali orang
yang tahu, kenal dan paham atas apa yang dia larang”.(Mukhtasar Minhaj al-
Qashidin, 129).
3. Lemah lembut dalam menyeru atau melarang, karena sifat ini disukai oleh Allah SWT
dan begitu pula oleh seluruh manusia. Bahkan dapat menjadi kunci sukses dalam
berdakwah sebagaimana dicontohkan Rasulullah Saw.
4. Bijaksana dan tidak pemarah. Seseorang yang berdakwah akan menemui banyak
rintangan serta bantahan yang menyakitkan. Jika tidak sabar, maka dia akan marah
membela dirinya, bukan justru karena menegakkan agama Allah.
5. Melaksanakan apa yang dikatakan. Allah SWT berfirman,
َ َكبُ َر َم ْقتًا ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْن تَقُوْ لُوْ ا َما اَل تَ ْف َعلُوْ ن- َٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا لِ َم تَقُوْ لُوْ نَ َما اَل تَ ْف َعلُوْ ن
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak
kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang
tidak kamu kerjakan.”(QS. Ash-Shaff:2-3)
6. Berakhlak mulia. Selain lemah lembut sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, akhlak
mulia seperti pemaaf, dermawan, berani, jujur, amanah, dan akhlak mulia lainnya sangat
membantu seseorang dalam amar ma’ruf nahi munkar sebagai sarana mendapatkan
bimbingan dari Allah dan ucapannya diterima orang-orang yang mendengarnya.
7. Tidak mengharapkan imbalan dari manusia. Hal ini dimaksudkan agar seseorang
menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran tidak menjadi penjilat dalam agama
Allah, yang dapat merusak nilai dakwahnya.
8. Tidak mengharamkan suatu perkara yang diperselisihkan para ulama, apalagi jika
perbedaan tersebut hanya berbentuk perbedaan pendapat yang masing-masing memiliki
dalil dan argumentasi yang jelas.
9. Memilih saat yang tepat. Kesalahan dalam memilih waktu kadang akan lebih
memperparah keadaan dan tidak malah memperbaikinya. Tapi, jangan sampai hal ini
menjadi alasan untuk membiarkan kemungkaran merajalela karena menganggap saatnya
belum tepat.
103
10. Bertahap. Sebagaimana hadits Nabi Saw tentang mencegah kemungkaran secara
bertahap, jika tidak bisa dengan tangan, maka dengan lisan. Jikatidak bisa dengan lisan,
maka cukuplah dia mengingkarinya dalam hati.
11. Sesuai dengan prioritas, yaitu mendahulukan perkara-perkara besar atau pokok sebelum
perkara-perkara kecil. Misalnya mendahulukan perkara sholat sebelum perkara jenggot,
dsb.
12. Memperingatkan secara sembunyi-sembunyi. Hal ini lebih baik daripada mencegahnya
dengan cara terang-terangan, sebab hal itu dapat membuka aib sesorang dan
menghancurkannya.
13. Tidak mencari-cari kesalahan. Tidak perlu memata-matai untuk mencari kesalahan orang
lain, karena perbuatan ini tidak dibenarkan dan tidak diperlukan.
14. Berhati-hati terhadap rasa tinggi hati.Sifat bangga diri atau merasa lebih suci daripada
orang lain mudah sekali menghinggapi hati orang yang melakukan amar ma’ruf nahi
munkar. Oleh karena itu jebakan ini harus diwaspadai. Sifat ini dapat menjerumuskannya
ke dalam kesombongan dan membuatnya jatuh ke dalam jurang kesalahan yang besar.
Amar ma’ruf nahi munkar secara sosial memberikan dampak positif bagi masyarakat, berupa
perbaikan dan keselamatan. Rasulullah Saw dalam sebuah hadits mengibaratkan masyarakat
seperti sebuah kapal, di mana terdapat orang yang ingin merusak kapal tersebut dengan
melubanginya. Jika orang lain di dalam kapal tersebut tidak mencegahnya (nahi munkar),
maka yang akan dirugikan bukan hanya si pelaku, tapi seluruh penumpang kapal.
Dari An-Nu’man bin Basyir ra., ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Perumpamaan orang yang mengingkari kemungkaran dan orang yang terjerumus
dalam kemungkaran adalah bagaikan suatu kaum yang berundi dalam sebuah kapal.
Nantinya ada sebagian berada di bagian atas dan sebagiannya lagi di bagian bawah kapal
tersebut. Yang berada di bagian bawah kala ingin mengambil air, tentu ia harus melewati
orang-orang di atasnya. Mereka berkata, “Andaikata kita membuat lubang saja sehingga
tidak mengganggu orang yang berada di atas kita.” Seandainya yang berada di bagian atas
membiarkan orang-orang bawah menuruti kehendaknya, niscaya semuanya akan binasa.
Namun, jika orang bagian atas melarang orang bagian bawah berbuat demikian, niscaya
mereka selamat dan selamat pula semua penumpang kapal itu.”(HR. Bukhari no. 2493).
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi mengibaratkan masyarakat seperti sebuah rumah. Jika
tidak pernah dibersihkan atau dijauhkan dari sampah dan kotoran secara berkala, maka lama
kelamaan rumah itu menjadi tidak layak huni. Begitu pula halnya komunitas orang-orang
mukmin ketika di tengah mereka perbuatan mungkar dibiarkan tanpa diubah, dan perbuatan
ma’ruf tidak dianjurkan dan diperintahkan, maka segera saja ruhani mereka menjadi kotor
dan jiwa-jiwa mereka menjadi jahat. Lama kelamaan keburukan akan dianggap sebagai hal
yang baik, begitupun sebaliknya, kebaikan dapat dianggap hal yang buruk. Na’udzubillah.
104
Melakukan amar ma’ruf nahi munkar tidak hanya memberikan dampak positif bagi
masyarakat, tapi juga memberikan manfaat besar kepada orang yang melakukannya. Selain
menjadi penunaian kewajiban dalam agama dan bukti keimanan kepada Allah SWT, amar
ma’ruf nahi munkar juga mendorong orang yang melakukannya untuk senantias berbuat baik
dan menjauhi kemungkaran. Hal ini disebabkan karena orang yang mendakwahkan kebaikan
serta mencegah kemungkaran, dituntut untuk memperbaiki diri terlebih dahulu sebelum
memperbaiki orang lain.
Dari Usamah ra., aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan
didatangkan seorang pada hari kiamat lalu dicampakkan ke dalam neraka. Di dalam neraka
orang tersebut berputar-putar sebagaimana keledai berputar mengelilingi mesin penumbuk
gandum. Banyak penduduk neraka yang mengelilingi orang tersebut lalu berkata, ‘Wahai
Fulan, bukankah engkau dahulu sering memerintahkan kebaikan dan mencegah
kemungkaran?’ Orang tersebut menjawab, ‘Sungguh dulu aku sering memerintahkan
kebaikan namun aku tidak melaksanakannya. Sebaliknya aku juga melarang kemungkaran
tapi aku menerjangnya.”(HR Bukhari dan Muslim).
Manfaat lain dari amar ma’ruf nahi munkar bagi orang yang melakukannya adalah
tumbuhnya perasaan bermakna (meaningfulness) yang merupakan salah satu faktor pemicu
kebahagiaan. Sebuah penelitian sosiologis yang dilakukan oleh Prof. Markus Schafer dari
University of Toronto di bawah pendanaan Ontario Ministry of Research, Innovation and
Science (MRIS) Early Researcher Award (ERA), menemukan hubungan yang kuat antara
memberi nasihat dan menemukan makna dalam hidup, khususnya pada mereka yang berusia
60 tahun ke atas. Studi ini menunjukkan bahwa individu berusia 60-anyang memberi nasihat
kepada banyak orang — termasuk anggota keluarga, teman, dan tetangga — cenderung
melihat hidup mereka sebagai sesuatu yang sangat berarti, dibandingkan dengan mereka yang
memiliki lebih sedikit kesempatan memberi nasihat.
Referensi:
1. Muslim Produktif, Muhammad Faris, Elex Media Computindo, 2016.
2. Minhajul Muslim, Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Pustaka Al-Kautsar, 2015.
3. Ensiklopedia Etika Islam, Abdul ‘Azis bin Fathi as-Sayyid Nada, Maghfirah Pustaka, 2005.
4. https://sociology.utoronto.ca/on-the-benefits-of-giving-advice/
105
106
7. ENERGI SOSIAL DARI MEMBERI MAKAN/
MENTRAKTIR
Memberi makan kepada orang miskin atau orang yang kelaparan merupakan salah satu ciri
baiknya keislaman seorang muslim. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr ra.,beliau berkata,
"Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW? Islam manakah yang lebih baik?"
Beliau bersabda, "Kamu memberikan makanan dan mengucapkan salam atas orang yang
kamu kenal dan tidak kamu kenal."(HR. Bukharino. 12 dan Muslim, no. 39).
Memberi makan(tuth’im) dalam hadits ini menurut imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam
Fathul Baaribukan hanya memberi makan fakir miskin, tapi termasuk juga menjamu tamu
yang datang. Dan amalan ini termasuk sebagai perangai Islam.
Memberi makan juga merupakan amalan yang mendapatkan ganjaran terbaik, yaitu surga.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang memberi makan kepada seorang mukmin
hingga membuatnya kenyang dari rasa lapar, maka Allah akan memasukkannya ke dalam
salah satu pintu surga yang tidak dimasuki oleh orang lain.”(HR. Thabrani)
Juga disebutkan dalam hadits lain yang diriwayatkan dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar
yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari
bagian luarnya.” Lantas seorang arab baduwi berdiri sambil berkata, “Bagi siapakah
kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa
berpuasa dan shalat pada malam hari di waktu manusia sedang tidur.”(HR. Tirmidzi, no.
1984).
Begitu pentingnya amalan memberi makanan ini, sehingga Allah SWT bahkan menyebut
orang-orang yang enggan memberi makan kepada sesama saudaranya sebagai pendusta
agama. Allah berfirman,
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik
anak yatim. dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.”(QS. Al Ma’un: 1-3).
Syekh Yusuf al-Qardhawi dalam “Hukum Zakat” bahkan menyebutkan bahwa memberi
makan orang miskin adalah realisasi iman. Makanya, saat penduduk neraka Saqar ditanya
107
oleh Golongan Kanan (Ahli Surga) mengenai sebab mereka dijebloskan ke dalam neraka,
salah satu penyebabnya adalah karena mereka tidak memberi makan orang miskin.
“(Penduduk surga bertanya kepada penduduk neraka) apa yang menyebabkan kalian masuk
ke neraka (Saqor)? Mereka (penduduk neraka) berkata: Kami dulu bukan termasuk orang-
orang yang shalat. Kami pun tidak memberi makan kepada orang-orang miskin.”(QS.Al-
Muddatstsir: 42-44).
Ulama Indonesia, DR. Khalid Basalamah, MA,dalam salah satu ceramahnya berpendapat
bahwa mentraktir termasuk dalam pengertian memberi makan orang lain.Pahala mentraktir
tak ubahnya pahala seorang ayah yang memberi makan anaknya dari kerja kerasnya. Juga
pahala seorang ibu yang telah memberi ASI bagi bayinya hingga tumbuh sehat dan cerdas.
Selama seorang anak hidup, maka pahala orangtuanya akan terus mengalir dan menjadi amal
jariyah. Begitu pulalah pahala memberi makan atau mentraktir.
Mentraktir juga adalah cara seseorang agar bisa mengeluarkan sebagian hartanya untuk
membahagiakan orang lain. Ia setara dengan hadiah jika itu berupa barang. Pada intinya,
keduanya berdampak kepada kebahagiaan orang lain. Amalan ini tidak hanya bernilai pahala,
tapi juga sarat akan nilai sosial. Mulai dari mengeratkan ukhuwah antar sesama saudara
muslim, menekan tingkat kriminalitas, hingga menyelamatkan akidah Islam seorang muslim.
Karena itu memberi makan (mentraktir) juga termasuk salah satu amalan yang dicintai Allah.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manusia yang
paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun
amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia,
mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa
laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan
lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan
penuh.”(HR. Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 13280, Shahih Al Jaami’ no.
176).
b. AnjuranMakan Bersama
Makan bersama memiliki faedah yang lebih besar dibandingkan dengan makan sendirian.
Abu Daud meriwayatkan hadits dari Wahsyi bin Harb, dari bapaknya, dari kakeknya,
bahwasanya sahabat Nabi Saw melapor, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan dan
tidak merasa kenyang?” Beliau bersabda, “Kemungkinan kalian makan sendiri-sendiri.”
Mereka menjawab, “Ya”. Beliau bersabda, “Hendaklah kalian makan secara bersama-
sama, dan sebutlah nama Allah, maka kalian akan diberi berkah padanya.”(HR. Abu Daud)
108
Imam Bukhari meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah Saw
bersabda, “Makanan porsi dua orang sebenarnya cukup untuk tiga, makanan tiga cukup
untuk empat.”(HR. Bukhari no. 5392). Dalam riwayat Muslim, disebutkan, “Makanan porsi
satu orang sebenarnya cukup untuk dua, makanan dua sebenarnya cukup untuk empat, dan
makanan empat sebenarnya cukup untuk delapan.”(HR. Muslim No. 2059).
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari berkata, “Ada pelajaran penting yang bisa diambil dari hadits
ini, yaitu kecukupan itu datang dari berkah makan berjama’ah. Jika orang yang ikut makan
berjamaah itu semakin banyak, semakin bertambah pula berkahnya.”Imam An-Nawai dalam
Syarh Shahih Muslim berkata, “Meskipun porsi makanan itu sedikit, tapi bisa mencukupi
karena berkah yang ada di dalam makanan itu mengenai semua orang yang ikut makan.”
Selain ganjaran pahala dan balasan syurga, memberi makan orang lain juga memiliki dampak
yang sangat besar dalam hubunganinterpersonal seseorang serta mempengaruhi kondisi
emosional dan psikologisnya. Sebuah jurnal penelitian yang ditulis oleh Myrte E. Hamburg,
dkk (2014) dari Department of Clinical Child and Family Studies, VU University Amsterdam,
Belanda, dengan judul “Food for Love: The Role of Food Offering in Empathic Emotion
Regulation” mengungkapkan bahwa menawarkan makanan kepada orang lain secara
signifikan memperkuat ikatan emosional antara pemberi dan penerima.
Misalnya, ketika dua orang menawarkan makanan satu sama lain, penelitimenemukan bahwa
hubungan mereka lebih dekat daripada ketika tidak ada makanan yang ditawarkan. Jika dua
orang berbagi makanan dengan memberi makan satu sama lain, penelitijuga menilai
hubungan mereka semakin dekat. Kesimpulan ini memperkuat temuanMiller et al. (1998)
yang menyimpulkan bahwa berbagi makanan dan memberi makan adalah indikator non-
verbal penting dari sebuah persahabatan.
Penelitian ini juga memperkuat berbagai temuan riset sebelumnya bahwa motivasi makan
tidak hanya didorong oleh rasa lapar saja.Proses emosional dan psikologis juga terbukti
memainkan peran yang sangat penting.Misalnya, para peneliti menemukan bahwa ketika
kerepotan sehari-hari meningkat, wanita cenderung meningkatkan asupan makanan mereka.
Orang yang mengalami stres juga melaporkan makan lebih banyak dari biasanya, terutama
makanan ringan. Dan juga anak-anak pada umumnya merespon masalah mereka dengan
mengonsumsi lebih banyak makanan manis dan berlemak serta lebih sedikit buah dan
sayuran. Penelitian-penelitian ini menunjukkan besarnya hubungan antara perilaku makan
dan keadaan emosional, bukan hanya sekedar rasa lapar.
Oleh karena itu, dalam penelitian Hamburg, dkk. ini, faktor emosi dan psikologis yang
disebut EER (Empathic Emotion Regulation) ketika seseorang menawarkan makanan atau
mentraktir orang lain diyakini bertanggungjawab dalam menciptakan lebih banyak pengaruh
109
positif dan mengurangi pengaruh negatif ketika ajakan atau pemberian makanan terjadi, baik
bagi pemberi maupun kepada penerima.Memberikan makanan atau mentraktir menunjukkan
sikap kepedulian yang melahirkan sifat empatik, dan pada gilirannya dipersepsi sebagai
sebuah bentuk dukungan.
Meskipun secara psikologis, bentuk dukungan kepada orang lain dapat dilakukan dengan
banyak cara, seperti memberi dorongan, menawarkan nasihat, membantu tugas, atau
mengungkapkan empati dan perhatian, namun penelitian ini menunjukkan bahwa EER
melalui penawaran makanan berbeda dari perilaku dukungan lainnya. Hal inidikarenakan
beberapa alasan:
Pertama, penawaran makanan adalah salah satu interaksi biobehavioral paling awal antara
anak dan orang tua. Karena itu, manusia pada umumnya membentuk asosiasi antara
pemberian makanandengan kedekatan emosional, selayaknya kedekatan emosional anak-
anak terhadap orang tuanya.
Kedua, penawaran makanan dalam sejarah perkembangan manusia selalu dipersepsi sebagai
sifat sosial yang menunjukkan dukungan. Hal ini menyebabkan kedekatan antara pemberi
makanan dan penerima terus meningkat, baik karena tawaran makanan dianggap sebagai
dukungansosial maupun karena timbulnya perasaan dekat antara pemberi dan penerima.
Ketiga, berbeda dengan jenis dukungan lainnya, memberikan makanan adalah cara langsung
dan mendalam untuk memuaskan kebutuhan dasar orang lain. Makanan yang ditawarkan
akan dicerna, dan menimbulkan efek emosional, psikologis, dan fisiologis sekaligus. Secara
emosional, ketika seseorang yang mengambil sebagian dari sumber makanannya sendiri
untuk memberi makan orang lain, itu adalah pesan yang kuat bahwa orang tersebut ingin agar
orang lain tetap hidup.
Terakhir, menawarkan makanan juga memiliki makna universal. Sebagian besar bentuk
dukungan lainnya, umumnya hanya sesuai dalam konteks hubungan tertentu atau bervariasi
sesuai perbedaan budaya, usia, atau jenis kelamin. Tapi dukungan dalam bentuk memberi
makanan dapat digunakan dalam semua jenis hubungan, budaya dan usia. Menawarkan
makanan bahkan kepada orang asing dapat menjadi strategi untuk menjalin kontak awal serta
untuk memperkuat ikatan dalam hubungan antara sesama.
Bahkan, menawarkan makanan dapat berfungsi untuk mengubah musuh menjadi kawan.
Kemampuan untuk mengatur emosi orang asing melalui persembahan makanan dapat
menentukan perbedaan antara calon musuh dan calon sekutu. Sejarah dipenuhi dengan
contoh-contoh di mana persembahan makanan dan makan bersama digunakan sebagai sarana
untuk menenangkan diri. Misalnya, perjamuan yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri
China Chou En-lai pada tahun 1972 menandai langkah pertama dalam hubungan yang lebih
baik antara AS dan China selama Perang Dingin, serta banyak contoh lainnya.
110
Referensi:
1. Muslim Produktif, Muhammad Faris, Elex Media Computindo, 2016.
2. Fathul Baari Jilid 1, Ibnu Hajar al-Asqalani, Pustaka Azzam, 2014.
3. Hukum Zakat, Dr. Yusuf al-Qardhawi,Penerbit Mizan, 1999.
4. Keajaiban Berkah, Amin bin Abdullah Asy-Saqawy, Inas Media, 2003.
5. https://www.youtube.com/watch?v=zvHrGQtq_18
6. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3907771/
111
8. ENERGI SOSIAL DARI MENUNAIKAN HAK
SAUDARA MUSLIM
Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, baginda Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam menyebutkan tentang hak seorang muslim atas muslim yang lain. Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam: Apabila engkau bertemu, ucapkanlah
salam kepadanya; Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; Apabila engkau
dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; Apabila dia bersin lalu dia memuji Allah
(mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’);
Apabila dia sakit, jenguklah dia; dan Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya
(sampai ke pemakaman).”(HR. Muslim, no. 2162).
Pertama, kita disunnahkan untuk memulai ucapan salam kepada saudara kita sesama
muslim. Makna “Assalamu’alaikum” adalah semoga engkau senantiasa berada dalam
perlindungan Allah atau semoga keselamatan dan keamanan selalu menyertaimu. Ini adalah
doa seorang mukmin untuk saudara mukminnya, agar terbangun dan tertanam dalam hati
masing-masing pengagungan kepada Allah yang mensyariatkan kalimat sapaan tersebut.
Dengan itu, akan tumbuh rasa cinta di antara saudara sesama Muslim. Dan buahnya adalah
saling tolong menolong dan bekerja sama dalam kebaikan dan ketaatan.
Nabi Saw bersabda, “Demi Dzat yang menguasai diriku, kalian tidak akan masuk surga
hingga kalian beriman dan tidak akan sempurna iman kalian hingga kalian saling
mencintai,” kemudian Nabi bersabda: “Tidakkah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang
jika kalian melakukannya, maka kalian akan saling mencintai, yaitu sebarkanlah salam di
antara kalian”(HR. Muslim).
112
Kemudian dalam mengucapkan salam ada adab-adab yang semestinya kita indahkan. Di
antaranya, orang yang menaiki kendaraan mengucapkan salam kepada orang yang berjalan.
Orang yang berjalan mengucapkan salam kepada orang yang duduk. Orang yang sedikit
mengucapkan salam kepada orang yang banyak. Sebagaimana disyariatkan salam ketika
bertemu, demikian pula disyariatkan salam ketika berpisah
Kedua, memenuhi undangannya ketika ia mengundang kita untuk hadir dalam acara
walimah (jamuan makan) yang diadakannya. Walimah adalah setiap undangan makan yang
diadakan untuk merayakan sebuah kegembiraan seperti pernikahan, khitanan dan lainnya.
Nabi SAW berpesan, “Jika seorang dari kalian diundang ke walimah, maka hendaklah
mendatanginya.”(HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud). Nabi SAW bahkan menegaskan,
“Barangsiapa yang meninggalkan undangan tersebut, maka ia telah mendurhakai Allah dan
rasul-Nya”(HR. Bukhari dan Muslim).
Para ulama mengatakan bahwa jika walimah tersebut adalah walimatul ‘urs, maka hukum
menghadirinya adalah wajib. Jadi tidak selayaknya seseorang tidak menghadirinya tanpa
‘udzur. Sedangkan memakan jamuan makan yang dihidangkan hukumnya adalah sunnah,
tidak wajib.
Para ulama fiqih telah menjelaskan perkara-perkara yang menjadi ‘udzur syar’i yang
membolehkan seorang muslim untuk tidak menghadiri walimatul ‘urs. Di antaranya, ketika
dalam walimah tersebut terdapat perkara mungkar seperti minuman keras dan perbuatan
fasik. Sedangkan jika walimahnya bukan walimatul ‘urs, maka tidak wajib menghadirinya.
Akan tetapi jika diniatkan untuk menggembirakan hati saudara sesama muslim, maka
kehadirannya menjadi berpahala.
َّ صوْ ا بِال
صب ِْر ِّ صوْ ا بِ ْال َح
َ ق َوت ََوا َ ت َوتَ َوا ٍ ِإ َّن اِإل ن َسانَ لَفِي ُخس-َو ْال َعصْ ِر
ِ ِإالَّ الَّ ِذينَ َءا َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا-ْر
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya
menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”(QS. Al-Ashr:1-3)
113
Keempat, mendoakan orang yang bersin. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika seseorang di antara kalian bersin, maka ucapkanlah ‘Alhamdulillah’(segala puji bagi
Allah). Hendaklah saudaranya mengucapkan ‘Yarhamukallah’(semoga Allah
merahmatimu). Jika ia mengucapkan ‘Yarhamukallah’, ucapkanlah ‘Yahdikumullah Wa
Yushlih Baalakum’(semoga Allah memberikan petunjuk dan memperbaiki
keadaanmu).”(HR. Bukhari, 6224)
Apabila orang yang bersin itu menambah jumlah bersinnya lebih dari tiga kali, maka tidak
perlu dijawab dengan ucapan yarhamukallah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Doakanlah saudara kalian yang bersin tiga kali, apabila
setelah itu dia masih bersin maka diaitu sakit flu atau demam.”(HR. Abu Daud, 5034)
Kelima, menjenguknya ketika sakit. Menjenguk orang sakit termasuk amal shalih yang
paling utama yang dapat mendekatkan kita kepada Allah Ta’ala, kepada ampunan, rahmat
dan Surga-Nya.Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-
akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah
duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi
hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu
sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat
mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.”(HR. at-Tirmidzi, Ibnu
Majah dan Imam Ahmad dengan sanad shahih).
َ الَ بَْأ
ُ س طَهُو ٌر ِإ ْن َشا َء هَّللا
“Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membersihkanmu dari dosa-dosa, Insya Alloh.” (HR.
al-Bukhari).
114
Mengiringi jenazah hukumnya adalah fardlu kifayah. Jika sudah dilakukan oleh sebagian
kaum Muslimin, maka gugur kewajiban sebagian yang lain. Bagi kaum laki-laki,
disunnahkan mengantarkan dan mengiringi jenazah. Dan hal ini tidak disunnahkan bagi
kaum wanita. Ketika mengiringi jenazah, hendaklah kita berjalan dengan diam, sibuk
berdzikir, menundukkan kepala sembari merenungkan dan memperbanyak mengingat
kematian.
Dari penjelasan di atas, kita bisa mengetahui betapa besarnya keutamaan-keutamaan yang
diberikan Allah SWT kepada setiap muslim yang menunaikan hak saudara muslim lainnya.
Tetapi ternyata bukan hanya manfaat spiritual saja yang didapatkan oleh seorang muslim
yang menunaikan hak saudaranya, melainkan juga memberikan manfaat kesehatan fisik,
mental dan juga manfaat sosial. Hal ini dibuktikan oleh berbagai penelitian ilmiah serta
pendapat para ahli di bidangnya, antara lain:
Psikolog Amy Cuddy dari Harvard Business Schoolmengatakan kepada wired.com bahwa
ketika kita pertamakali bertemu dengan orang lain, maka pikiran kita akan membentuk dua
kesan utama: (1) seberapa hangat dan dapat dipercaya orang ini? dan (2) seberapa kuat dan
kompeten orang ini? Penelitian menunjukkan bahwa dua hal ini menyumbang 80 hingga 90
persen dari keseluruhan kesan pertama, dan itu berlaku di seluruh budaya.
"Berjabat tangan," tulis Carol Kinsey Goman untuk Forbes. “Ini adalah cara tercepat
untuk membangun hubungan. Itu juga yang paling efektif. Penelitian menunjukkan
dibutuhkan rata-rata tiga jam interaksi terus menerus untuk mengembangkan tingkat
hubungan yang sama yang bisa Anda dapatkan hanya dengan satu jabatan tangan”.
Inilah yang diajarkan Nabi Saw ketika seorang muslim bertemu dengan muslim lainnya,
mengucapkan salam dan berjabatan tangan. "Jika seorang mukmin bertemu dengan mukmin
yang lain, ia memberi salam padanya, lalu meraih tangannya untuk bersalaman maka
berguguranlah dosa-dosanya sebagaimana gugurnya daun dari pohon."(HR Ath Thabrani)
Salam atau sapaan adalah salah satu fungsi penting dari komunikasi dan memicu percakapan
yang sedang berlangsung. Ini membantu kita terhubung dengan orang-orang di tingkat yang
lebih pribadi. Khusus untuk orang asing, menyapa seseorang sebelum memulai percakapan
adalah suatu keharusan jika Anda tidak ingin mendapatkan tatapan yang tidak menyenangkan
atau tanggapan negatif. Sambutan yang hangat, lembut, dan tulus bahkan dapat membuat
orang asing terbuka, meruntuhkan tembok pertahanan, dan merasa nyaman. Kondisi ini akan
menciptakan hubungan yang sehat dalam interaksi sosial seseorang.
115
2. MenghadiriUndangan
Salahsatu manfaat dari menghadiri undangan sesama muslim adalah menumbuhkan rasa
persaudaraan dan ikatan persahabatan. Lydia Denworth, penulis buku "Friendship: The
Evolution, Biology, and Extraordinary Power of Life's Fundamental Bond" dalam
wawancaranya denganGreater Good Magazine (greatergood.berkeley.edu) menjelaskan
bahwa kehadiran secara fisik dalam sebuah undangan atau pertemuan seorang teman,
memiliki dampak yang jauh lebih positif dibandingkan kehadiran secara virtual, melalui
telefon atau tidak hadir sama sekali.
"Salah satu hal yang dilakukan otak kita secara otomatis saat kita melakukan percakapan
dengan seseorang secara langsung adalah perasaan alami "panggilan dan tanggapan",
bahwa saya berbicara, dan kemudian Anda merespon, dan kemudian Anda berbicara dan
saya merespon. Kita membaca isyarat satu sama lain dengan cara yang membuatnya lebih
mudah untuk dipahami", ungkapnya.
“Saya mencoba secara teratur untuk merencanakan berkumpul dengan teman-teman dekat
saya dan orang-orang yang sangat saya sayangi. Kita semua memiliki kehidupan yang
relatif sibuk, tetapi saya, pertama-tama, berusaha untuk membuat rencana, dan kemudian
saya berusaha untuk sampai ke sana—untuk hadir. Saya pikir hadir adalah bagian
persahabatan yang sangat penting”, jawab Lydia Denworth saat diminta tips tentang cara
merawat hubungan pershabatan.
3. Saling Menasihati
Manfaat dari saling menasihati telah diuraikan dengan panjang lebar dalam tema sebelumnya
tentang Energi Sosial dari Amar Makruf Nahi Munkar. Salahsatu manfaatnya adalah
tumbuhnya perasaan bermakna (meaningfulness) yang merupakan salah satu faktor pemicu
kebahagiaan, sebagaimana hasil riste Prof. Markus Schafer dari University of Toronto.
Studi ini menunjukkan bahwa individu berusia 60-anyang memberi nasihat kepada banyak
orang — termasuk anggota keluarga, teman, dan tetangga — cenderung melihat hidup
mereka sebagai sesuatu yang sangat berarti, dibandingkan dengan mereka yang memiliki
lebih sedikit kesempatan memberi nasihat.
116
Bersin sebenarnya adalah hal yang luar biasa. Bersin melindungi tubuh Anda dengan
membersihkan hidung dari bakteri dan virus. Karena itu, bersinlah dan berbahagialah.
Ucapkan "Alhamdulillah” (segala puji bagi Allah). Dan orang yang mendengarkan harus
mengatakan, “YarhamukAllah” (Semoga Allah merahmatimu).
Mengapa kita harus bersyukur dan mendoakan orang yang bersin? Setidaknya ada enam
alasan medis mengapa bersin menjadi sesuatu yang wajib disyukuri sebagaimana yang
dikutipRadio Islam International (radioislam.org.za)dari situs Curejoy.com, antara lain:
a) Bersin adalah tindakan cepat yang melepaskan 100.000 kuman dari tubuh kita
sekaligus.
b) Bersin membantu seseorang dan memberikan kelegaan saat ia menghilangkan uap
yang terperangkap di kepala, yang dapat menyebabkan infeksi dan penyakit serta
mencegah penyakit dan rasa sakit.
c) Bahan yang mengiritasi dicegah masuk ke paru-paru karena terperangkap di lubang
hidung dan dilepaskan melalui bersin.
d) Bersin meringankan pikiran dan membuat seseorang merasa nyaman
e) Ini juga membantu untuk mem-boot ulang dan membersihkan hidung dan
memungkinkan menghirup udara yang sehat.
f) Mata yang terpejam saat bersinmenghindarkan kapiler darah dan saluran air mata dari
kontaminasi bakteri dan virus.
Neuron cermin menyala ketika kita melihat orang lain mengalami perasaan yang dapat kita
identifikasi, membuat kita meniru sentimen ini dan mempengaruhi suasana hati.Jadi selama
dan setelah kunjungan orang-orang yang menjenguk (dengan sikap positif), neuron cermin
akan membangkitkan perasaan positif serupa di otak orang yang terbaring di ranjang rumah
sakit, mengangkat semangat mereka dan membuat mereka merasa lebih baik.
Dr. Matthew Ratcliffe, dosen senior filsafat di Durham University, mengatakan tentang
Neuron Cermin bahwa 'Dengan berada bersama seseorang yang memiliki wajah tersenyum -
seperti pengunjung rumah sakit - neuron cermin memotivasi respons serupa di otak kita
sendiri, mengarahkan kita untuk membuat gerakan serupa dan bahkan mengarahkan kita ke
reaksi emosional yang serupa,' katanya.
117
Menurut Daniel Goleman, penulis buku Social Intelligence: The New Science of Human
Relationships, neuron cermin memungkinkan emosi menyebar seperti penyakit menular,
memungkinkan satu orang menginfeksi orang lain dengan suasana hati mereka, terutama jika
perasaan ini diekspresikan dengan kuat. Emosi dan suasana hati negatif dapat menurunkan
daya tahan tubuh Anda. Dan emosi serta suasana hati positif dapat meningkatkan daya tahun
tubuh dan kualitas kesehatan Anda.
Hasil penelitian terkait hal ini telah dilaporkan oleh Alexander Burrell danLucy E. Selman
dari University of Bristol, Inggris, dalam jurnal yang berjudul “How do Funeral Practices
Impact Bereaved Relatives' Mental Health, Grief and Bereavement? A Mixed Methods
Review with Implications for COVID-19”. Dalam jurnal tersebut, Burell dan Selman
menguraikan hasil penelitiannya dan juga penelitian-penelitian sebelumnya yang mendukung
bahwa keterlibatan orang lain dalam pengurusan jenazah hingga menghadiri pemakaman
dapat mengurangi kesedihan dan menjadi dukungan sosial bagi keluarga yang berduka.
Itulah salah satu hikmah mengapa Islam menjadikan dukungan sosial berupa pengurusan
jenazah, mengantar dan menghadiri pemakaman sebagai kewajiban seorang muslim bagi
muslim lainnya. Agar setiap keluarga yang berduka dapat terringankan beban kesedihannya,
serta mendapatkan kekuatan dari dukungan sosial masyarakat di sekitarnya, bukan hanya dari
keluarga atau teman mereka. Sehingga dampak negatif seperti penarikan diri (dari pergaulan
118
sosial), rasa kesepian bahkan resiko upaya bunuh diri (Pitman, dkk.) pada orang yang
berduka dapat dihilangkan.
Referensi:
1. Muslim Produktif, Muhammad Faris, Elex Media Computindo, 2016.
2. Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram Jilid 1, Darul Haq, 2014.
3. Minhajul Muslim, Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Pustaka Al-Kautsar, 2015.
4. Social Intelligence: Ilmu Baru tentang Hubungan Antar-Manusia, PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2007
5. https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-hak-seorang-muslim-atas-muslim-lainnya-tflE9
6. https://dailytrust.com/the-psychology-of-greeting-and-first-impressions
7. https://greatergood.berkeley.edu/article/item/
why_your_friends_are_more_important_than_you_think
8. https://radioislam.org.za/a/health-benefits-of-sneezing-19-04-18/
9. https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/0030222820941296
10. https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0252324
119