Anda di halaman 1dari 11

TEROB VOLUME XII NOMOR 1 OKTOBER 2021

ANALISIS MAKNA KOTA DALAM TIGA LUKISAN


KARYA AGUNG TATO
(SEBUAH PENDEKATAN SEMIOTIKA CHARLES SANDERS
PEIRCE)

Indra Tjahyadi
Universitas Panca Marga, Probolinggo.
indratjahyadi@upm.ac.id

Dheny Jatmiko
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya.
dheny_jatmiko@untag-sby.ac.id

ABSTRAK

Sebuah lukisan bukan sekedar manifestasi kreasi artistik manusia


yang nirmakna. Sebuah lukisan juga merupakan manifestasi tanda
bermakna yang diciptakan oleh seorang pelukis. Artikel ini
memfokuskan kajiannya pada makna kota yang direpresentasikan
dalam tiga lukisan karya Agung Tato yang berjudul Second Level,
City of Tommorow, dan B…. Teori yang digunakan untuk
mengungkap makna ketiga lukisan karya Agung Tato tersebut adalah
teori semiotika Charles Sanders Peirce. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif interpretif. Faktor
interpretasi atas tanda yang menjadi dasar kerja analisis merupakan
faktor yang mendorong dipilihnya metode tersebut dalam artikel ini.
Berdasarkan analisis yang dilakukan ditemukan bahwa dalam lukisan
Agung Tato kota dimaknai sebagai sebuah geografi yang tidak
humanis. Manusia bukan lagi subjek yang menjadi pusat bagi
pengembangan atau pertumbuhan sebuah kota. Kota hadir sebagai
kota itu sendiri, terlepas dari berbagai mahluk hidup yang ada di
alam semesta.

Kata-Kata Kunci: Lukisan, Tanda, Makna, Kota

PENDAHULUAN lukis merupakan medium komunikasi


Sebuah lukisan bukan sekedar seniman kepada orang di luar dirinya.
manifestasi kreasi artistik manusia Sebagai medium komunikasi,
yang nirmakna. Lukisan merupakan lukisan memuat pesan-pesan
medium artikulasi ekspresi seorang bermakna. Seorang pelukis dalam
seniman manusia kepada manusia tindak penciptaan karyanya tidak
lainnya. Lukisan atau sebuah karya berada dalam kevakuman
komunikasi. Senantiasa ada maksud-

39
TEROB VOLUME XII NOMOR 1 OKTOBER 2021

maksud tertentu yang ingin Adapun objek formal yang


diartikulasikan oleh seorang pelukis digunakan sebagai landasan teoretis
kepada publiknya melalui karya lukis untuk mengkaji objek material dalam
yang diciptakannya. Oleh karena itu, artikel ini adalah teori semiotika
sebuah lukisan tidak saja dinikmati Charles Sanders Peirce. Menurut
aspek estetikanya saja, tetapi juga Pierce (dalam Vera, 2014) semiotika
dapat dinikmati sebagai manifestasi merupakan ilmu atau kajian tentang
tanda bermakna. tanda dan segala sesuatu yang
Artikel ini memfokuskan berhubungan dengan tanda.
kajiannya pada makna kota yang Semiotika meliputi kajian tentang
direpresentasikan dalam tiga lukisan cara berfungsi tanda, hubungan tanda
karya Agung Tato yang berjudul dengan tanda-tanda lain, pengiriman
Second Level, City of Tommorow, dan penerima tanda oleh
dan B…. Adapun pemilihan ketiga penggunanya.
lukisan karya Agung Tato tersebut Tanda bukan suatu jenis
sebagai objek material kajian dalam fenomena di samping objek-objek
artikel ini karena kekuatan visualisasi nonsemiotik lainya. Artinya bahwa
kota dalam ketiga lukisan tersebut. seluruh alam semesta ini penuh tanda
Selain itu reputasi Agung Tato dan disusun atas tanda-tanda (Pierce
sebagai perupa yang dianggap dalam Noth, 2006). Tanda membuat
penting di Jawa Timur. Agung Tato segala hal yang ada di alam semesta
adalah perupa asal Surabaya. Pada dapat dimaknai dan dipahami
tahun 2010, Agung Tato manusia. Tanda merupakan wakil
mendapatkan penghargaan dari yang menjelaskan sesuatu. Tanda
Gubernur Jawa Timur sebagai menunjuk pada seseorang, yakni,
seniman berprestasi untuk bidang menciptakan di benak orang tersebut
Seni Rupa (http://kominfo. suatu tanda yang setara, atau suatu
jatimprov.go.id/read/umum/24753). tanda yang lebih berkembang, tanda
Reputasi itulah yang juga menjadi yang diciptakannya dinamkan
faktor dipilihnya tiga lukisan Agung interpretant dari tanda pertama.
Tato sebagai objek material kajian Tanda itu menunjukkan sesuatu,
dalam artikel ini. yakni objeknya. (Pierce dalam Vera,
2014).

40
TEROB VOLUME XII NOMOR 1 OKTOBER 2021

Sebagai wakil sesuatu, tanda representamen menyampaikan


berfungsi menunjukkan sesuatu. kepada pikiran seseorang tentang
Artinya tanda membuat seseorang sesuatu dari tanda adanya sesuatu
memahami sesuatu yang berada di yang lain (Noth, 2006).
lingkungannya. Hal tersebut Objek merupakan istilah
sebagaimana yang dinyatakan Vera kedua yang terdapat dalam model
(2014) berikut: “tanda tidak dapat triadik tanda Pierce. Objek adalah
mengungkapkan sesuatu, tanda hanya sesuatu yang diwakili (Zaimar,
berfungsi menunjukkan, sang 2008). Bagi Pierce (dalam Noth,
penafsirlah yang memaknai 2006) objek merupakan sesuatu yang
berdasarkan pengalamannya masing- diwakili tanda. Tanpa objek tanpa
masing.” tidak dapat menjadi wakil sesuatu.
Semiotik Pierce merupakan Tanpa tanda, objek tidak akan
ilmu tanda yang bersifat triadik. Hal dipahami.
tersebut disebabkan oleh keberadaan Adapun Unsur tanda ketiga
tanda dipahami oleh Pierce sebagai dalam model triadik tanda Pierce
sesuatu yang tersusun atas tiga unsur, adalah interpretant. Interpretant
yakni representamen, objek, dan merupakan produk yang dihasilkan
interpretan. Ketiga unsur tersebut oleh hubungan, atau pembangunan
menyusun tanda. Model triadik dari relasi, antara representamen dengan
Pierce sering juga disebut sebagai objek (Vera, 2014). Interpretan
“triangle meaning semiotics” atau merupakan tanda yang tertera di
dikenal dengan teori segitiga makna. dalam pikiran si penerima setelah
Model triadik tanda dalam melihat representament (Zaimar,
teori semiotik Pierce pertama adalah 2008). Interpretant merupakan hasil
Representament. Representament interpretasi dari seseorang yang
adalah unsur tanda yang mewakili menerima representament (Noth,
sesuatu (Zaimar, 2008). Menurut 2006).
Pierce (dalam Noth, 2006)
representamen merupakan istilah
yang digunakan untuk menyebut
“objek yang dapat dirasakan” yang
berfungsi sebagai tanda. Tugas

41
TEROB VOLUME XII NOMOR 1 OKTOBER 2021

METODOLOGI PEMBAHASAN
Metode yang digunakan Analisis Semiotika C.S. Peirce Tiga
sebagai landasan kinerja analisis Lukisan Agung Tato
dalam penelitian ini adalah kualitatif Dalam melakukan analisis
interpretatif. Pemilihan jenis semiotika model C.S. Peirce, analisis
penelitian tersebut karena dalam melibatkan analisis atas
penelitian ini data-data kualitatif representament, objek, dan
yang didapatkan berusaha untuk interpretant. Adapun hal tersebut
ditafsirkan atau diinterpretasi agar disebabkan pemahaman teori
makna ditemukan (Denzin dan Semiotika model C.S. Peirce yang
Lincoln, 2009: 2-3). Objek penelitian memahami bahwa tanda tersusun atas
ini adalah tiga lukisan karya Agung ketiga unsur tersebut. Maka, upaya
Tato yang masing-masing berjudul untuk menemukan makna tanda tidak
Second Level, City of Tommorow, dapat dilakukan tanpa melakukan
dan B…. Data primer yang digunakan analisis ketiga unsur penyusun tanda
dalam penelitian ini adalah data tersebut.
visual bermakna yang terdapat dalam Dalam subbagian ini
tiga lukisan karya Agung Tato yang disajikan analisis semiosis atas objek
masing-masing berjudul Second kajian. Terdapat tiga lukisan karya
Level, City of Tommorow, dan B…. Agung Tato yang dianalisis dalam
Data sekunder yang digunakan dalam subbagian ini. Adapun judul ketiga
penelitian diperoleh melalui teknik lukisan tersebut, yakni: Second Level,
studi literature dan dokumentasi. City of Tommorow, dan B ....
Teknik analisis data dengan cara Second Level merupakan
reduksi data, sajian data, dan lukisan yang diciptakan oleh Agung
penarikan kesimpulan, yang Tato pada tahun 2013. Lukisan
didasarkan pada tahapan analisis berukuran 200 x 150 cm tersebut
tingkatan tanda yang terdapat dalam diproduksi di atas media kanvas,
teori semiotika Charles Sanders dengan menggunakan cat minyak dan
Peirce karkoal. Secara semiosis, lukisan
tersebut memberikan gambaran
tentang kota sebagai wilayah yang
telah kehilangan nilai kemanusiaan-

42
TEROB VOLUME XII NOMOR 1 OKTOBER 2021

nya. Itu sebagaimana tampak pada membuat manusia merasakan ketidak


tabel analisis berikut: nyaman untuk tinggal di dalamnya.
Oleh karena itu, di dalam lukisan
Tabel 1. tersebut, tidak ada satu pun sosok
Analisis Semiosis Lukisan Second manusia yang tampak di tengah
Level karya Agung Tato himpitan gedung-gedung dan
Representament bangunan-bangun lain yang ada di
kota.

Dalam perspektif Ilmu


Sosiologi, kota dapat dipahami
sebagai wilayah hunian manusia.
Kota merupakan lokus tempat
manusia mengembangkan diri,
melakukan integrasi sosial, dan
Gambar 1 memenuhi kebutuhannya dalam
Lukisan Second Level karya Agung
Tato berkehidupan. Lingkungan kota
http://www.jakartaartawards.com/ind menjadi ruang sosial yang dapat
ex.php?mib=lukisan.profile&id=99)
memenuhi kebutuhan manusia

Objek sebagai mahluk sosial (Soekamto,

Gambaran sebuah kota yang dipenuhi 2013).

bangunan gedung yang tampak dari Namun, kota, sebagaimana

atas. Selain terlihat atap gedung yang juga masyarakat, terus mengalami

saling berhimpitan, juga tampak perkembangan. Kota mengalami

sebuah jalan membentang. Gambaran dinamika dalam keberadaan dan

kota tersebut berwarna hitam putih. fungsinya dalam kehidupan manusia.


Kapitalisme dan materialisme yang
Interpretant
makin masif dalam kehidupan
Sebuah kota yang penuh sesak
masyarakat perkotaan berdampak
dengan bangunan yang saling
pada perubahan ekosistem kota.
berhimpitan, dan tidak nyaman bagi
Dalam kondisi dan situasi
kehidupan manusia. Banyaknya
kapitalisme dan materialisme, kota
gedung yang saling berhimpitan
tereduksi hanya sebagai objek
43
TEROB VOLUME XII NOMOR 1 OKTOBER 2021

material fisis. Kapitalisme Tabel 2


merupakan era pascaindustri. Pada Analisis Semiosis Lukisan City of
era tersebut, kesadaran manusia Tommorow karya Agung Tato
ditundukkan pada kebutuhan Representament
keberlangsungan kapital. Maka,
manusia bukan lagi subjek,
melainkan objek produksi. Manusia
diposisikan sebagai konsumen pada
era tersebut.
Hal tersebut berdampak pada
penataan dan pembentukan
ekosistem manusia. Pada era
kapitalisme, lingkungan kota
dibangun untuk menyediakan ruang Gambar 2
bagi objek-objek fisis yang tidak Lukisan City of Tommorow karya
Agung Tato
humanis. Oleh karena itu, dalam (Sumber:
perkembangannya kota tidak lagi http://www.jakartaartawards.com/ind
ex.php?mib=lukisan.profile&id=99)
menyediakan ekosistem yang ramah Objek
bagi manusia dan kemanusiaan. Itu Sebuah lukisan berwarna cerah yang
sebagaimana tampak pada tabel berisi gambar kerangka bangunan
berikut. gedung tinggi yang diambil dengan
menggunakan perspektif atau sudut
pandang yang terbolak-balik, tanpa
satu pun manusia yang tampak di
dalamnya.
Interpretant
Kegemerlapan sebuah kota tetap
menyisakan kesunyian dan
keterasingan. Betapapun
transparansnya keberadaan sebuah
kota, tetap hanya merupakan
timbunan material yang jauh dari

44
TEROB VOLUME XII NOMOR 1 OKTOBER 2021

nilai-nilai humanitas. Maka, tidak Tabel 3


ada satu hal pun yang membuat kota Analisis Semiosis Lukisan B …
menjadi hunian yang nyaman bagi karya Agung Tato
manusia. Meskipun, kota tersebut,
menyajikan panorama tembus Representament
pandang, tetapi keberadaannya dalam
kehidupan tetap menyajikan
kesunyian bagi manusia.

Ekosistem yang tidak ramah


bagi kehidupan manusia dan
kemanusiaan menjadi pesan lukisan-
lukisan karya Agung Tato. Secara
kritis, Agung Tato memahami dan
Gambar 3
memaknai kota sebagai sebuah ruang Lukisan B… karya Agung Tato
yang indah, tetapi tidak manusiawi. (Sumber:
http://www.jakartaartawards.com/ind
Materialitas dan kapitalisme yang ex.php?mib=lukisan.profile&id=99)
mengubah fungsi kota sebagai ruang
hunian yang ramah bagi manusia, Objek

menjadi sebuah lokus objek fisik Sebuah lukisan kota tidak


tanpa humanitas merupakan pesan berpenghuni yang dipenuhi oleh

yang ditawarkan oleh Agung Tato gedung-gedung berwarna-warni

dalam karya lukisannya. saling berhimpitan dan sesak yang


Pada lukisan karya Agung disajikan dalam perspektif mata
Tato yang berjudul B... keberadaan elang.

kota sebagai lokus yang tidak Interpretant


manusiawi dan bermanusia Kota adalah geografi yang sunyi dan
ditampakkan dengan tidak adanya tidak memiliki nilai kemanusiaan.
kehadiran figur manusia pada lukisan Kota meskipun dibangun dengan
tersebut. Itu sebagaimana tampak megah dan indah, dipenuhi oleh
pada tabel berikut. gedung-gedung berwarna-warni,
tetapi merupakan wilayah yang tidak
lagi nyaman bagi manusia dan nilai-

45
TEROB VOLUME XII NOMOR 1 OKTOBER 2021

nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, pembentuk dunia sosial manusia,


meskipun kota tempak megah dan sebagai media pemenuh kebutuhan
indah, tetapi tidak ada satupun sosial manusia lenyap.
manusia yang hidup atau tinggal di Agung Tato melihat bahwa
dalamnya. kota adalah ruang yang diisi oleh
bangunan-bangunan tanpa manusia.
PEMBAHASAN Bangunan-bangunan tersebut
Kota bukan lagi sebuah ruang berjejalan membentuk lanskap yang
sosial. Dalam arti bahwa kota yang ruwet dan rumit. Bangunan-
seharusnya berfungsi sebagai domain bangunan tersebut berada di dalam
tempat manusia melakukan praktik kota. Adapun manusia berada dalam
interaksi antarmanusia, tidak berlaku lingkaran luar dari domain kota. Ini
lagi. Ini tampak pada pembangunan tampak pada lukisannya yang
kota yang tidak lagi berujudul Seond Level.
memperhitungkan sisi kenyamanan Second Level merupakan
manusia. Oleh karena itu, definisi lukisan Agung Tato yang diproduksi
kota sebagai tempat hunian manusia, pada tahun 2013. Pada lukisan yang
atau tempat manusia tinggal dan diproduksi dengan menggunakan
mengembangkan diri sudah tidak bahan perpaduan antara charcoal dan
berlaku lagi. cat minyak di atas media kanvas
Saat ini, kota dibangun adalah tersebut kota ditampilkan dengan
untuk kota itu sendiri. Perhitungan citraan yang suram dan sunyi.
kecantikan atau keindahan kota Komposisi rampat dan sesak yang
menjadi faktor utama yang melandasi dipenuhi oleh figur-figur atap gedung
pengembangan sebuah kota. Lanskap yang saling berhimpitan, didukung
humanis yang menempatkan manusia pemilihan warna dasar lukisan yang
sebagai subjek pengembangan kota gelap menjadikan lukisan tersebut
telah hilang. Maka, tidak heran, hadir dengan komposisi yang
apabila kota-kota yang bertumbuhan memperlihatkan kesan suram. Hal
saat ini hadir dengan citra yang tersebut dipertajam lagi dengan tidak
megah dan indah, tetapi tidak adanya figur manusia yang tampak
memiliki sense of humanity. pada lukisan tersebut.
Akhirnya fungsi kota sebagai
46
TEROB VOLUME XII NOMOR 1 OKTOBER 2021

Tidak adanya figur manusia tidak hadirnya figur mahluk hidup di


dalam lukisan tersebut membuat kota dalamnya.
seakan sebuah wilayah yang sunyi Secara umum, kota dipahami
terhadap kehidupan. Dalam sebagai tempat permukiman yang
perspektif Tato, kota hadir sebagai berpenduduk relatif besar, luas areal
wilayah yang tidak nyaman dengan terbatas, pada umumnya bersifat
kehidupan. Kota hanyalah tempat nonagraris, kepadatan penduduk
bagi bangunan-bangunan material relatif tinggi, tempat sekelompok
yang non-manusiawi. Lukisan Tato orang dalam jumlah tertentu dan
tersebut seakan hadir sebagai bertempat tinggal dalam suatu
metafora tentang ketiadaan nilai-nilai wilayah geografis tertentu, cenderung
kemanusiaan. berpola hubungan rasional,
Ketiadaan nilai-nilai manusia ekonomis, dan individualistis.
tersebut, juga tampak pada lukisan Definisi tersebut masih
karya Agung Tato yang lain. Seperti mengandaikan bahwa kota
dalam lukisannya yang berjudul City merupakan wilayah yang dihuni oleh
of Tommorow. City of Tommorow manusia. Ini jelas berbeda dengan
merupakan lukisan yang diciptakan definisi kota yang dibangun dalam
Agung Tato pada tahun 2010. lukisan Agung Tato.
Berbeda dengan Second Level yang Dalam lukisannya yang
hadir dengan model pewarnaan berjudul City of Tommorow, kota
monokrom, City of Tommorow hadir hadir sebagai sebuah wilayah yang
dengan pewarnaan yang rancak dan penuh warna tetapi jauh dari nilai-
perhitungan pencahayaan yang tajam. nilai kemanusia. Ini tampak sekali
Penggunaan media kanvas dan dengan tidak dihadirkannya figur
akrilik, membuat lukisan tersebut manusia atau mahluk hidup lainnya
tampak begitu cerah dalam dalam lukisan tersebut. Kota seakan
pewarnaan. Namun, perwarnaan menjadi wilayah bagi benda-benda
tersebut masih saja memperlihatkan selain mahluk hidup. Kota
nuansa kesunyian yang kuat. Meski merupakan wilayah yang tidak
tidak hadir dengan kesan suram, menawarkan kenyamanan bagi
kesunyian dalam lukisan Agung Tato kehidupan. Figur besi yang
tersebut tampak begitu kuat dengan bertebaran dalam komposisi lukisan

47
TEROB VOLUME XII NOMOR 1 OKTOBER 2021

tersebut sekan menjadi penanda yang penglihatan, namun lukisan tersebut


mereferen pemaknaan kota telah tetap memperlihatkan watak satiris
berubah identitasnya menjadi Agung Tato dalam memaknai kota.
wilayah tempat benda-benda non- Ini sebagaimana yang tampak pada
mahluk hidup berada. lukisan B… karya Agung Tato.
Figur besi merupakan upaya Dominasi warna merah pada
Tato untuk membangun simbolisasi figur-figur seperti besi dalam lukisan
yang merujuk pada makna B… karya Agung Tato seakan
materialisme. Dalam kehidupan memberikan kesan adanya degup
masyarakat kapitalis seperti saat ini, kehidupan pada kota. Namun, degup
diskursus kapitalisme menjadi hal kehidupan tersebut tidak atau bukan
yang harus diterima. Keberadaan dihasilkan oleh manusia. Warna
manusia dengan segala humanitasnya merah pada besi-besi yang menjulur
bukanlah sesuatu yang perlu seakan tampak seperti urat dan saraf
diperhatikan. Itu disebabkan, dalam yang dimiliki oleh mahluk ini. Ini
diskursus materialisme, manusia seakan mengartikulasikan bahwa
dimaknai materi yang memiliki kehidupan kota bukan dihasilkan
kesamaan dengan benda-benda atau oleh mahluk hidup yang berada di
objek-objek fisik yang ada di alam. dalamnya, tetapi oleh bangunan-
Oleh karena itu, nilai esensial bangunan yang berjuluran dan
manusia dengan kemanusiaannya bertegakan. Urat dan saraf kota
direduksi hanya sebagai isi dari adalah bangunan.
materi. Secara umum, lukisan B…
Hal yang sama juga tampak tersebut memang hadir sedikit
pada lukisan yang berjudul B… karya berbeda dengan dua lukisan yang
Agung Tato. Lukisan tersebut telah dibahas sebelumnya. Pada
diciptakan oleh Agung Tato pada lukisan ini tidak tampak kesunyian,
tahun 2011. Penggunaan akrilik dan namun tetap saja kehidupan yang
karkoal di atas media kanvas menjadi dihadirkan adalah kehidupan yang
alat yang dipilih oleh Agung Tato tidak mengandaikan adanya mahluk
dalam menciptakan lukisan tersebut. hidup di dalamnya.
Meski hadir dengan komposisi Manusia bukan lagi subjek
pewarnaan yang memikat yang menjadi pusat bagi

48
TEROB VOLUME XII NOMOR 1 OKTOBER 2021

pengembangan atau pertumbuhan DAFTAR PUSTAKA


sebuah kota. Kota hadir sebagai kota
itu sendiri, terlepas dari berbagai Kominifo. Jatimprov.Go.Id.
mahluk hidup yang ada di alam http://kominfo.jatimprov.go.id/
semesta. Dengan lata lain, oleh read/umum/24753. Diakses
Agung Tato direpresentasikan pada tanggal 20 Juni 2021.
sebagai wilayah yang tidak Denzin, N., & Lincoln, Y. (2009).
manusiawi. Kota direpresentasikan Handbook of Qualitative
sebagai sebuah locus geografis yang Research. Terj. Dariyatno
tidak memiliki nilai humanitas. dkk. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
KESIMPULAN Noth, W. (1990). Handbook of
Lukisan karya Agung Tato Semiotics. Bloomington &
yang berjudul Second Level, City of Indianapolis: Indiana
Tommorow, dan B…. University Press.
merepresentasikan kota sebagai Soekamto, S. (2013). Pengantar
sebuah geografi yang tidak lagi Sosiologi. Jakarta: Rajawali.
berfungsi sebagai ruang bagi manusia Tato, A. “Lukisan Agung Tato”.
dan kemanusiaan. Dalam ketiga http://www.jakartaartawards.c
lukisan tersebut, tampak bahwa kota om/index.php?mib=lukisan.pr
direpresentasikan hanya sebagai ofile&id=99. Diakses pada
wilayah yang memiliki ekosistem tanggal 8 Juni 2021.
materialis. Aspek-aspek non-fisis Vera, N. (2014). Semiotika dalam
dieliminasi dari kota. Oleh karena Riset Komunikasi. Bogor:
itu, kota direpresentasikan sebagai Penerbit Ghalia Indonesia.
wilayah non-sosial dan tidak humanis Zaimar, O. K. S. (2008). Semiotik
dalam ketiga lukisan karya Agung dan Penerapannya dalam
Tato tersebut. Karya Sastra. Jakarta: Pusat
Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional.
http://kominfo.jatimprov.go.id/read/u
mum/24753. Diakses pada
tanggal 20 Juni 2021.

49

Anda mungkin juga menyukai