SANDERS PEIRCE
Oleh:
Dian Nurrachman
Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
diannurrachman@gmail.com
ABSTRAK
88
TEKS SASTRA DALAM PERSPEKTIF SEMIOTIKA PRAGMATIS
CHARLES SANDERS PEIRCE
tanda merupakan bagian yang tidak tanda yang dipahami oleh seseorang
terpisahkan dari objek referensinya akan berasosiasi dengan tanda lain di
serta pemahaman subjek atas tanda benaknya melalui persepsi dan
(Representamen). Sedangkan apa yang
pengalaman seseorang itu. Sekali lagi,
ditunjuknya atau diacunya disebut
Object. Kemudian, tanda yang inilah yang merupakan kontribusi
diartikan sebagai ‘sesuatu yang besar dari Pragmatisme, sehingga
mewakili sesuatu yang lain’ bagi Semiotika Peirce sering disebut juga
seseorang berarti menjadikan tanda sebagai Semiotika Pragmatis, karena
bukan sebagai entitas otonom, dan ini berhubungan langsung dengan
yang disebut penafsir atau persepsi dan pengalaman seseorang.
Interpretant. Ketiganya
Dalam konteks ini pula, kita dapat
(Representamen, Object, Interpretant)
menjadikan semiotik sebagai sesuatu memahami bahwa sebuah tanda tak
yang tidak terbatas. Selama gagasan akan menjadi apa-apa dan/atau tak
penafsir tersebut dipahami oleh akan bermakna apa-apa jika tidak
penafsir lainnya, maka posisi penafsir pernah ada penafsiran atas tanda itu.
ini pun penting sebagai agen yang Oleh karenanya, dalam proses
mengaitkan tanda dengan objeknya. semiosis di atas, interpretant menjadi
Pemahaman akan konteks semiotik
relasi yang paling penting untuk
tersebut menjadi hal mendasar yang
tidak dapatb diabaikan oleh seorang membuka tabir representamen yang
penafsir. Gambar berikut akan tentunya akan berkaitan dengan
menunjukan segitiga hubungan antara object sekaligus. Relasi triadik
ketiganya (lihat Rusmana, 2006: 53). semiosis di atas juga
merepresentasikan cara kerja
persepsi dan pengalaman interpretant
Interpretant sebagai bahan untuk membuktikan
keterkaitan ketiganya.
Dalam teks sastra misalnya,
atau lebih spesifik lagi puisi, setiap
kata dapat menjadi ketiganya
bergantung pada bagian mana yang
kemudian lebih dominan untuk
menunjukan penafsiran atas tanda itu.
Sebagai contoh, satu larik puisi Sitor
Representamen/ Ground
Situmorang yang berjudul “Malam
Object
Lebaran” berikut ini (dalam Esten,
Dengan demikian Peirce 1995: 38):
memandang adanya relasi triadik Malam Lebaran
dalam semiotik. Semiosis adalah Bulan di atas kuburan.
proses pemaknaan tanda yang Larik puisi di atas tentu
bermula dari persepsi atas dasar memunculkan persepsi yang beragam,
(ground/representamen), kemudian bergantung pada kata apa yang
dasar itu merujuk pada object, dan menurut pembaca lebih dominan
akhirnya terjadi proses penafsiran menunjukan dirinya sebagai tanda.
tanda melalui persepsi seseorang Akan tetapi, proses semiosis memang
(interpretant). Bagi Peirce, setiap akan selalu bermula dari
89
Jurnal al-Tsaqafa Volume 14, No. 01, Januari 2017
90
TEKS SASTRA DALAM PERSPEKTIF SEMIOTIKA PRAGMATIS
CHARLES SANDERS PEIRCE
92
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Hazard. 1986. Critical Theory Since 1965. Florida: University Presses of
Florida.
Peirce, Charles Sanders. 1904. “Letter to Lady Viola Welby” dalam Adams, Hazard.
1986. Critical Theory Since 1965. Florida: University Presses of Florida. (Hal.
639)
Rusmana, Dadan. 2006. Tokoh dan Pemikiran Semiotik Kontemporer: Dari Semiotik
Struktural Hingga Dekonstruksi. Bandung: Tazkiya Mandiri Utama.
Santosa, Puji. 1993. Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra. Bandung: Angkasa
Situmorang, Sitor. “Malam Lebaran” dalam Esten, Mursal. 1995. Memahami Puisi.
Bandung: Penerbit Angkasa. (Hal. 38)
Van Zoest, Aart. “Interpretasi dan Semiotika” dalam Sudjiman, Panuti dan Aart Van
Zoest. 1996. Serba-serbi Semiotika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. (Hal.
24).
Jurnal al-Tsaqafa Volume 14, No. 01, Januari 2017
94