Nama lengkap beliau adalah Charles Sander Peirce. Beliau lahir pada bulan
sebagai keluarga yang terdidik sehingga Charles pun tumbuh menjadi pemuda yang
berbakat dan bidang ilmiah dan filosifi terutama dalam matematika yang konon
kepintarannya telah melebihi ayahnya.1 Ibunya bernama Sarah Hunt dan ayahnya
bernama Benjamin Peirce. Pada tahun 1855 dia berkuliah di universitas Harvard
dan lulus pada tahun 1859 dengan gelar A.B. Beberapa tahun kemudian setelah
lulus dia pun menikah dengan seorang wanita bernama Harriet Melusina akan tetapi
kemudian pisah ranjang pada tahun 1876 hingga akhirnya resmi bercerai pada 24
April 1883 dan 6 hari kemudian menikah lagi dengan wanita lain bernama Juliette
Froissy. Dalam perkara karir, Charles pernah memberi kuliah di Harvard mengenai
The Logic of Science pada musim semi tahun 1865. Tahun berikutnya dia pun
kembali mengajar Lowell Institute tentang The Logic of Science; or Induction and
Hypothesis. Selain itu, Peirce juga pernah menjadi pengajar mata kuliah logika di
Universitas Johns Hopkin dari tahun 1879-1884. Setelah itu dia pun menjabat
sebagai kepala U.S. Office of Weights and Measures dari bulan Oktober 1884
sampai 22 Februari 1885. Setelah jabatannya berakhir dia bekerja secara intensif
untuk persiapan penyusunan buku Century Dictionary yang terbit antara tahun
1889-1891. Terakhir dia meninggal pada 19 April 1914.2
1
Charles Sanders, The Essential Peirce: Selected Philosophical Writing Volume 1
(Bloomington: Indiana University Press, 1992), h. xix
2
Charles Sanders, The Essential Peirce: Selected Philosophical Writing Volume 2
(Bloomington: Indiana University Press, 1998), h. ix-x
terdiri dari beberapa volume berjudul The Essential Peirce: Selected Philosophical
Writing.
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari makna dari suatu tanda.3 Bagi
Peirce, tanda dipahami sebagai sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang
lain dalam beberapa hal atau kapasitas. 4 Terdapat tiga elemen utama dalam teori
berarti sesuatu yang merepresentasikan sesuatu yang lain, objek merupakan sesuatu
yang direpresentasikan, dan interpretan adalah interpretasi seseorang tentang
tanda.5 Karena tiga elemen inilah maka definisi tanda peirce sering disebut triadik
atau segitiga semiotika yang digambarkan sebagai berikut:
Interpretan
Representamen Objek
3
Juli Prasetya, “Kajian Makna Simbolik Pada Wayang Bawor (Analisis Semiotika Charles
Sanders Peirce)”, Skripsi IAIN Purwokerto (Purwokerto, 2016), h. 16
4
Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian
dan Skripsi Komunikasi, Edisi ke-2 (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 18
5
Murti Candra Dewi, “Representasi Pakaian Muslimah Dalam Iklan (Analisis Semiotika
Charles Sanders Peirce pada Iklan Kosmetik Wardah di Tabloid Nova)”, Jurnal Komunikasi
PROFETIK (Volume 6, Nomor 2, Oktober 2013), h. 69
Representasi dari sesuatu yang diwakili dinamakan representamen. Karena
yang disebut dengan objek. Sesuatu itu bisa menjadi sebuah tanda yang dapat
dimaknai orang lain atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek
yang dirujuk sebuah tanda, hal itu merupakan interpretan.6 Kemudian Peirce
menyatakan:
Signs are divisible by three trichotomies: first, according as the sign in itself
is a mere quality, is an actual existent, or is a general law; secondly,
according as the relation of the sign to its Object consists in the sign's having
some character in itself, or in some existential relation to that Object, or in
its relation to an Interpretant; thirdly, according as its Interpretant represents
it as a sign of possibility, or as a sign of fact, or a sign of reason.7
tiga bagian yakni qualisign, sinsign, dan legisign. Qualisgn adalah kualitas yang
ada pada tanda. Kata yang keras menunjukan suatu tanda. Misalnya, suara bernada
keras yang menandakan orang itu sedang marah atau menginginkan sesuatu.
Sinsign adalah tanda yang merupakan tanda atas dasar tampilan dalam kenyataan.
Misal jerit kesakitan, heran atau tertawa riang. Kita dapat mengenal orang dan cara
jalan, cara tertawanya, dan nada suara yang semuanya itu merupakan sinsign.
Legisign Tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu aturan yang berlaku
umum atau konvensi. Tanda-tanda lalu-lintas merupakan legisign. Hal itu juga
6
Mukhsin Patriansyah, “Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Karya Patung Rajudin
Berjudul Manyeso Diri”, Jurnal Ekspresi Seni (Volume 16, Nomor 2, November 2014), h. 243
7
Charles Sanders, The Essential Peirce: Selected Philosophical Writing Volume 2
(Bloomington: Indiana University Press, 1998), h. 291
dapat dikatakan dari gerakan isyarat tradisional, seperti mengangguk yang berarti
tipe berdasarkan objeknya yaitu icon, index, dan symbol. Icon adalah tanda yang
Misalnya adalah sebagian rambu lalu lintas yang memiliki kesamaan rupa dengan
objek sebenarnya. Index adalah tanda yang memiliki representamen dan objeknya
indeks adanya seorang tamu yang berkunjung ke rumah kita. Symbol merupakan
jenis tanda yang bersifat abriter dan konvensional sesuai kesepakatan sejumlah
orang. Contoh adalah rambu lalu lintas yang disimbolkan dengan huruf ‘S” yang
oleh masyarakat disepakati sebagai tanda dilarang berhenti.9
dapat dibagi menjadi rheme, didsign atau dicent sign, dan argument. Rheme adalah
penafsiran yang masih bersifat kemungkinan, dicent sign adalah penafsiran yang
sudah memiliki kebenaran, sedangkan argument adalah kebenaran suatu tanda yang
ditafsirkan sudah sesuai dengan konsep dan aturan secara umum atau konvensi.10
1. Qualisign, yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras menunjukkan
kualitas tanda.
8
Eka Prasetia Tugas Jaya, “Analisis Semiotika Film 99 Cahaya di Langit Eropa”, Skripsi
Universitas Pasundan (Bandung, 2015), h. 38
9
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian
dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 18-19
10
Mukhsin Patriansyah, “Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Karya Patung Rajudin
Berjudul Manyeso Diri”, Jurnal Ekspresi Seni (Volume 16, Nomor 2, November 2014), h. 244
11
Dadan Suherdiana, “Konsep Dasar Semiotik dalam Komunikasi Massa Menurut Charles
Sanders Peirce”, Jurnal Ilmu Dakwah (Volume 4, Nomor 12, Desember 2008), h. 384-385
2. Iconic Sinsign, yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. Contoh: foto, peta.
6. Rhematic Indexial Legisign, yakni tanda yang mengacu kepada objek tertentu,
misalnya kata ganti penunjuk. Seseorang bertanya, “Mana buku itu?” dan
dijawab, “Itu!”
7. Dicent Indexial Legisign, yakni tanda yang bermakna informasi dan menunjuk
ambulans menandakan ada orang sakit atau orang yang celaka yang tengah
dengan objeknya melalui asosiasi ide umum. Misalnya, kita melihat gambar
berkata “Pergi!” penafsiran kita langsung berasosiasi pada otak, dan serta merta
kita pergi.
10. Argument, yakni tanda yang merupakan iferens seseorang terhadap sesuatu
berdasarkan alasan tertentu. Orang berkata “Gelap” sebab ia menilai ruang itu
cocok dikatakan gelap.
Daftar Pustaka
Sanders, Charles. 1992. The Essential Peirce: Selected Philosophical Writing
Volume 1. Bloomington: Indiana University Press.
Jaya, Eka Prasetia Tugas. 2015. “Analisis Semiotika Film 99 Cahaya di Langit
Eropa”. Skripsi Universitas Pasundan. Bandung.
Wibowo, Indiawan Seto Wahyu. 2013. Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi
Penelitian dan Skripsi Komunikasi, Jakarta: Mitra Wacana Media.
Prasetya, Juli. 2016. “Kajian Makna Simbolik Pada Wayang Bawor (Analisis
Semiotika Charles Sanders Peirce)”. Skripsi IAIN Purwokerto. Purwokerto.
Dewi, Murti Candra. 2013. “Representasi Pakaian Muslimah Dalam Iklan (Analisis
Semiotika Charles Sanders Peirce pada Iklan Kosmetik Wardah di Tabloid
Nova)”, Jurnal Komunikasi PROFETIK. Volume 6:2