Anda di halaman 1dari 7

Biografi Peirce

Nama lengkap beliau adalah Charles Sander Peirce. Beliau lahir pada bulan

September tahun 1839 di Cambridge, Massachusetss. Keluarganya dapat dikatakan

sebagai keluarga yang terdidik sehingga Charles pun tumbuh menjadi pemuda yang

berbakat dan bidang ilmiah dan filosifi terutama dalam matematika yang konon

kepintarannya telah melebihi ayahnya.1 Ibunya bernama Sarah Hunt dan ayahnya

bernama Benjamin Peirce. Pada tahun 1855 dia berkuliah di universitas Harvard

dan lulus pada tahun 1859 dengan gelar A.B. Beberapa tahun kemudian setelah

lulus dia pun menikah dengan seorang wanita bernama Harriet Melusina akan tetapi

kemudian pisah ranjang pada tahun 1876 hingga akhirnya resmi bercerai pada 24

April 1883 dan 6 hari kemudian menikah lagi dengan wanita lain bernama Juliette

Froissy. Dalam perkara karir, Charles pernah memberi kuliah di Harvard mengenai

The Logic of Science pada musim semi tahun 1865. Tahun berikutnya dia pun

kembali mengajar Lowell Institute tentang The Logic of Science; or Induction and

Hypothesis. Selain itu, Peirce juga pernah menjadi pengajar mata kuliah logika di

Universitas Johns Hopkin dari tahun 1879-1884. Setelah itu dia pun menjabat

sebagai kepala U.S. Office of Weights and Measures dari bulan Oktober 1884

sampai 22 Februari 1885. Setelah jabatannya berakhir dia bekerja secara intensif

untuk persiapan penyusunan buku Century Dictionary yang terbit antara tahun
1889-1891. Terakhir dia meninggal pada 19 April 1914.2

Sepanjang hidupnya, Peirce sendiri telah menelurkan banyak karya tulis

yang kemudian tulisan-tulisannya itu dikumpulkan menjadi sebuah buku yang

1
Charles Sanders, The Essential Peirce: Selected Philosophical Writing Volume 1
(Bloomington: Indiana University Press, 1992), h. xix
2
Charles Sanders, The Essential Peirce: Selected Philosophical Writing Volume 2
(Bloomington: Indiana University Press, 1998), h. ix-x
terdiri dari beberapa volume berjudul The Essential Peirce: Selected Philosophical
Writing.

Semiotika menurut Peirce

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari makna dari suatu tanda.3 Bagi

Peirce, tanda dipahami sebagai sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang

lain dalam beberapa hal atau kapasitas. 4 Terdapat tiga elemen utama dalam teori

semiotika Peirce yaitu representamen, objek, dan interpretan. Representamen

berarti sesuatu yang merepresentasikan sesuatu yang lain, objek merupakan sesuatu
yang direpresentasikan, dan interpretan adalah interpretasi seseorang tentang

tanda.5 Karena tiga elemen inilah maka definisi tanda peirce sering disebut triadik
atau segitiga semiotika yang digambarkan sebagai berikut:

Interpretan

Representamen Objek

3
Juli Prasetya, “Kajian Makna Simbolik Pada Wayang Bawor (Analisis Semiotika Charles
Sanders Peirce)”, Skripsi IAIN Purwokerto (Purwokerto, 2016), h. 16
4
Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian
dan Skripsi Komunikasi, Edisi ke-2 (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 18
5
Murti Candra Dewi, “Representasi Pakaian Muslimah Dalam Iklan (Analisis Semiotika
Charles Sanders Peirce pada Iklan Kosmetik Wardah di Tabloid Nova)”, Jurnal Komunikasi
PROFETIK (Volume 6, Nomor 2, Oktober 2013), h. 69
Representasi dari sesuatu yang diwakili dinamakan representamen. Karena

tanda merupakan representasi dari sesuatu, tentu ada sesuatu yang

direpresentasikannya, misalnya representasi dari, benda, figur, dan lain sebagainya

yang disebut dengan objek. Sesuatu itu bisa menjadi sebuah tanda yang dapat

dimaknai orang lain atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek

yang dirujuk sebuah tanda, hal itu merupakan interpretan.6 Kemudian Peirce
menyatakan:
Signs are divisible by three trichotomies: first, according as the sign in itself
is a mere quality, is an actual existent, or is a general law; secondly,
according as the relation of the sign to its Object consists in the sign's having
some character in itself, or in some existential relation to that Object, or in
its relation to an Interpretant; thirdly, according as its Interpretant represents
it as a sign of possibility, or as a sign of fact, or a sign of reason.7

Dalam kalimat tersebut, Peirce menyatakan bahwa tanda terbagi menjadi

tiga trikotomi. Trikotomi pertama berdasarkan representamen dapat dibagi menjadi

tiga bagian yakni qualisign, sinsign, dan legisign. Qualisgn adalah kualitas yang

ada pada tanda. Kata yang keras menunjukan suatu tanda. Misalnya, suara bernada

keras yang menandakan orang itu sedang marah atau menginginkan sesuatu.

Sinsign adalah tanda yang merupakan tanda atas dasar tampilan dalam kenyataan.

Semua pernyataan individual yang tidak dilembagakan dapat merupakan sinsign.

Misal jerit kesakitan, heran atau tertawa riang. Kita dapat mengenal orang dan cara
jalan, cara tertawanya, dan nada suara yang semuanya itu merupakan sinsign.

Legisign Tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu aturan yang berlaku

umum atau konvensi. Tanda-tanda lalu-lintas merupakan legisign. Hal itu juga

6
Mukhsin Patriansyah, “Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Karya Patung Rajudin
Berjudul Manyeso Diri”, Jurnal Ekspresi Seni (Volume 16, Nomor 2, November 2014), h. 243
7
Charles Sanders, The Essential Peirce: Selected Philosophical Writing Volume 2
(Bloomington: Indiana University Press, 1998), h. 291
dapat dikatakan dari gerakan isyarat tradisional, seperti mengangguk yang berarti

‘ya’, atau mengerutkan dahi.8

Peirce kemudian mengklasifikasikan tanda atau representamen menjadi tiga

tipe berdasarkan objeknya yaitu icon, index, dan symbol. Icon adalah tanda yang

antara representamen dan objeknya memiliki beberapa kesamaan seperti rupa.

Misalnya adalah sebagian rambu lalu lintas yang memiliki kesamaan rupa dengan

objek sebenarnya. Index adalah tanda yang memiliki representamen dan objeknya

mempunyai keterkaitan fenomenal atau eksistensial. Contoh ketukan pintu adalah

indeks adanya seorang tamu yang berkunjung ke rumah kita. Symbol merupakan

jenis tanda yang bersifat abriter dan konvensional sesuai kesepakatan sejumlah

orang. Contoh adalah rambu lalu lintas yang disimbolkan dengan huruf ‘S” yang
oleh masyarakat disepakati sebagai tanda dilarang berhenti.9

Terakhir pada pembagian ketiga, berdasarkan interpretan sebuah tanda

dapat dibagi menjadi rheme, didsign atau dicent sign, dan argument. Rheme adalah

penafsiran yang masih bersifat kemungkinan, dicent sign adalah penafsiran yang

sudah memiliki kebenaran, sedangkan argument adalah kebenaran suatu tanda yang
ditafsirkan sudah sesuai dengan konsep dan aturan secara umum atau konvensi.10

Berdasarkan berbagai klasifikasi tersebut, Peirce membagi tanda menjadi


sepuluh jenis:11

1. Qualisign, yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras menunjukkan

kualitas tanda.

8
Eka Prasetia Tugas Jaya, “Analisis Semiotika Film 99 Cahaya di Langit Eropa”, Skripsi
Universitas Pasundan (Bandung, 2015), h. 38
9
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian
dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 18-19
10
Mukhsin Patriansyah, “Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Karya Patung Rajudin
Berjudul Manyeso Diri”, Jurnal Ekspresi Seni (Volume 16, Nomor 2, November 2014), h. 244
11
Dadan Suherdiana, “Konsep Dasar Semiotik dalam Komunikasi Massa Menurut Charles
Sanders Peirce”, Jurnal Ilmu Dakwah (Volume 4, Nomor 12, Desember 2008), h. 384-385
2. Iconic Sinsign, yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. Contoh: foto, peta.

3. Rhematic Indexial Sinsign, yakni tanda berdasarkan pengalaman langsung,

yang secara langsung menarik perhatian karena kehadirannya disebabkan oleh

sesuatu. Gambar tengkorak yang bermakna berbahaya.

4. Dicent Sinsign, yakni tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu.

Misalnya, tanda dilarang masuk di pintu kantor.

5. Iconic Legisign, yakni tanda yang mengsinformasikan norma atau hukum.

Misalnya, rambu lalu lintas.

6. Rhematic Indexial Legisign, yakni tanda yang mengacu kepada objek tertentu,

misalnya kata ganti penunjuk. Seseorang bertanya, “Mana buku itu?” dan

dijawab, “Itu!”

7. Dicent Indexial Legisign, yakni tanda yang bermakna informasi dan menunjuk

sumber informasi. Tanda berupa lampu merah yang berputar-putar di atas

ambulans menandakan ada orang sakit atau orang yang celaka yang tengah

dilarikan ke rumah sakit.

8. Rhematic Symbol atau Symbolic Rheme, yakni tanda yang dihubungkan

dengan objeknya melalui asosiasi ide umum. Misalnya, kita melihat gambar

harimau lantas kita berbicara harimau.

9. Dicent Symbol atau Proposition (proposisi) adalah tanda yang langsung

menghubungkan dengan objek melalui asosiasi dalam otak. Jika seseorang

berkata “Pergi!” penafsiran kita langsung berasosiasi pada otak, dan serta merta

kita pergi.

10. Argument, yakni tanda yang merupakan iferens seseorang terhadap sesuatu

berdasarkan alasan tertentu. Orang berkata “Gelap” sebab ia menilai ruang itu
cocok dikatakan gelap.
Daftar Pustaka
Sanders, Charles. 1992. The Essential Peirce: Selected Philosophical Writing
Volume 1. Bloomington: Indiana University Press.

Sanders, Charles. 1998. The Essential Peirce: Selected Philosophical Writing


Volume 2. Bloomington: Indian University Press.

Suherdiana, Dadan. 2008. “Konsep Dasar Semiotik dalam Komunikasi Massa


Menurut Charles Sanders Peirce”, Jurnal Ilmu Dakwah. Volume 4:2.

Jaya, Eka Prasetia Tugas. 2015. “Analisis Semiotika Film 99 Cahaya di Langit
Eropa”. Skripsi Universitas Pasundan. Bandung.

Wibowo, Indiawan Seto Wahyu. 2013. Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi
Penelitian dan Skripsi Komunikasi, Jakarta: Mitra Wacana Media.

Prasetya, Juli. 2016. “Kajian Makna Simbolik Pada Wayang Bawor (Analisis
Semiotika Charles Sanders Peirce)”. Skripsi IAIN Purwokerto. Purwokerto.

Patriansyah, Mukhsin. 2014. “Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Karya


Patung Rajudin Berjudul Manyeso Diri”, Jurnal Ekspresi Seni. Volume 6:2

Dewi, Murti Candra. 2013. “Representasi Pakaian Muslimah Dalam Iklan (Analisis
Semiotika Charles Sanders Peirce pada Iklan Kosmetik Wardah di Tabloid
Nova)”, Jurnal Komunikasi PROFETIK. Volume 6:2

Anda mungkin juga menyukai