Anda di halaman 1dari 155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KARAKTERISTIK GENERASI Z DI YOGYAKARTA


TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

FELIX ADRIAN DIMAS PUTRA


NIM: 151324021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020


 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KARAKTERISTIK GENERASI Z DI YOGYAKARTA


TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

FELIX ADRIAN DIMAS PUTRA


NIM: 151324021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020


 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Scanned by CamScanner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya ucapkan syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yesus yang telah

memberikan rahmat dan curahan roh kudus-Nya dalam membimbing dan

memberikan petunjuknya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Teriring rasa terimakasih dan ketulusan, karya istimewa ini saya

persembahkan sebagai ucapan pengabdian cinta yang tulus dan penuh kasih

teruntuk.

1. Orangtua saya: Andreas Andi Darmadi dan Katarena Kristiani yang selalu

memberi dukungan, motivasi, doa, dan kasih sayang kepada penulis selama

kuliah.

2. Adik saya: Klemens Aditya Ricky Pamungkas yang selalu memberikan

dukungan kepada penulis selama kuliah.

3. Keluarga besar saya: Pakde dan Bude, Om dan Tante, serta sepupu - sepupu

yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan doa kepada penulis

selama kuliah.

4. Partner terbaik saya sejak 20 November 2015 : Monika Avinda Sari yang

selalu mengingatkan saya, menyemangati saya, dan mendampingi saya

selama penulisan karya ini.

5. Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

iv 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Jangan hitung apa yang sudah orang lain berikan/lakukan padamu, tetapi

hitung apa yang sudah bisa kamu lakukan/berikan untuk orang lain.”

(John F. Kennedy)


 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

KARAKTERISTIK GENERASI Z DI YOGYAKARTA TAHUN 2019

Felix Adrian Dimas Putra


Universitas Sanata Dharma
2020

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik generasi Z di


Yogyakarta yang terdiri dari empat karakteristik, yang meliputi figital, realistis,
Fear of Missing Out (FOMO), dan terpacu. Karakteristik ini berpedoman pada
tujuh ciri kunci generasi Z yang dirumuskan oleh David Stillman dan Jonah
Stillman.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan di
empat universitas, yaitu Universitas Sanata Dharma, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah generasi Z di Yogyakarta di
rentang usia 18-23 tahun sejumlah 829.900 jiwa. Sampel penelitian sejumlah 243
mahasiswa dan diambil dengan teknik multistage sampling. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara. Teknik analisis
data dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) generasi Z masa kini di
Yogyakarta memiliki kencenderungan figital pada kategori figital; (2)
kencenderungan karakteristik realistis menunjukkan generasi Z masa kini di
Yogyakarta adalah generasi yang realistis; (3) kecenderungan karakteristik Fear
of Missing Out (FOMO) generasi Z di Yogyakarta telah muncul; dan (4) generasi
Z masa kini di Yogyakarta adalah generasi yang terpacu.

Kata kunci: karakteristik, generasi Z, figital, realistis, FOMO, dan terpacu.

viii 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

THE CHARACTERISTICS OF Z GENERATION IN YOGYAKARTA IN 2019

Felix Adrian Dimas Putra


Sanata Dharma University
2020

This research aimed to describe the characteristic of Z generation in


Yogyakarta covered four characteristics that are figital, realistic, Fear of Missing
Out (FOMO), and driven. Those characteristics are guided by seven key traits of
the Z generation that were formulated by David Stillman and Jonah Stillman.
This research is a descriptive research. This research was conducted in four
universities were Sanata Dharma University, Atma Jaya University, Gadjah
Mada University, and National Development University of Yogyakarta . The
research population were used were Z generation whose age were 18-23 years
old about 829.900 lives. The research sample covered 243 students from four
universities, and the sampling technique was multistage sampling technique. The
data collection technique were questionnaire and interview. The data analysis
technique was descriptive technique.
The results of data analysis: (1) Z generation in Yogyakarta have figital
characteristic trend in the figital category; (2) Z generation in Yogyakarta have
realistic characteristic trend in the realistic category; (3) Z generation have Fear
of Missing Out characteristic trend in the early FOMO category; and (4) the
present time young generation in Yogyakarta is a driven generation.

Keywords: characteristics, Z generation, figital, realistic, FOMO, driven.

ix 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yesus, Bunda Maria dan Allah

Bapa didalam Surga, karena atas berkat dan kelimpahan rahmatnya, saya dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “KARAKTERISTIK

GENERASI Z DI YOGYAKARTA TAHUN 2019”

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana di Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata

Dharma. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, dari mulai awal sampai pada penulisan skripsi ini selesai, sangatlah sulit

bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si.,M.Ed. Ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan ekonomi.

4. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S. Dosen pembimbing yang telah

membimbing, memberikan dukungan, dan meluangkan banyak waktu untuk

membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan ketelitian.


 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i 
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii 
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... iv 
MOTTO ............................................................................................................................. v 
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... vi 
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................................... vii 
ABSTRAK ....................................................................................................................... viii 
ABSTRACT ........................................................................................................................ ix 
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... x 
DAFTAR ISI..................................................................................................................... xii 
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xv 
BAB I ................................................................................................................................. 1 
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1 
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Batasan Masalah ..................................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 6
F. Definisi Operasional Variabel ................................................................................. 6
BAB II ............................................................................................................................. 10 
KAJIAN TEORETIK ..................................................................................................... 10 
A. Definisi Generasi Z dalam Masyarakat Digital ..................................................... 10
B. Generasi Z Masa Kini dengan Generasi Z ............................................................ 11
C. Mengenal Generasi Z Masa Kini di Negara Maju ................................................ 15
1.  Generasi Resesi dan Depresi ............................................................................. 16 
2.  Generasi Anti Label .......................................................................................... 16 
3.  Generasi Anti Terorisme ................................................................................... 17 
4.  Generasi Mawas Lingkungan............................................................................ 17 
5.  Generasi Peduli Politik...................................................................................... 18 
6.  Generasi Artis dan Youtuber............................................................................. 19 
7.  Generasi Teknologi ........................................................................................... 20 

xii 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Karakteristik Generasi Z Masa Kini di Negara Maju ........................................... 20


1.  Figital ................................................................................................................ 21 
2.  Hiper-kustomisasi ............................................................................................. 23 
3.  Realistis ............................................................................................................. 25 
4.  Fear of Missing Out (FOMO) ........................................................................... 26 
5.  Weconomist ...................................................................................................... 27 
6.  Do it yourself (D.I.Y.)........................................................................................ 28 
7.  Terpacu ............................................................................................................. 30 
E. Generasi Z di Yogyakarta ..................................................................................... 31
1.  Penduduk Indonesia Dalam Usia ...................................................................... 31 
2.  Pengguna Internet Indonesia adalah Generasi Z ............................................... 32 
F. Karakteristik Generasi Z di Yogyakarta ............................................................... 33
G. Penelitian yang Relevan ........................................................................................ 37
BAB III ............................................................................................................................ 38 
METODE PENELITIAN ............................................................................................... 38 
A. Jenis Penelitian...................................................................................................... 38
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 38
C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................................. 39
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............................................ 39
E. Definisi Operasional Variabel dan Indikator ........................................................ 43
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 47
1.  Penyebaran Kuisioner ....................................................................................... 47 
2.  Wawancara ........................................................................................................ 49 
G. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................................. 50
1.  Uji Validitas ...................................................................................................... 51 
H. Teknik Analisis Data............................................................................................. 52
1.  Analisis Data Deskriptif .................................................................................... 52 
BAB IV ............................................................................................................................ 58 
HASIL TEMUAN PENELITIAN.................................................................................. 58 
A. Deskripsi Responden ............................................................................................ 58
B. Deskripsi Penelitian .............................................................................................. 60
1.  Figital ................................................................................................................ 60 
2.  Realistis ............................................................................................................. 67 
3.  Fear of Missing Out (FOMO) ........................................................................... 77 

xiii 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.  Terpacu ............................................................................................................. 86 


BAB V ............................................................................................................................. 95 
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 95 
1.  Generasi Z di Yogyakarta Memiliki Karakteristik Figital ................................ 95 
2.  Kecenderungan karakteristik realistis pada generasi Z masa kini..................... 96 
3.  Generasi Z masa kini cenderung memiliki karakteristik Fear of Missing Out . 97 
4.  Generasi Z Adalah Generasi yang Terpacu. ..................................................... 99 
BAB VI .......................................................................................................................... 101 
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ................................................. 101 
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 101
B. Saran ................................................................................................................... 102
C. Keterbatasan ........................................................................................................ 104
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 106 
LAMPIRAN................................................................................................................... 108 

xiv 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengelompokan Generasi Menurut Ahli .......................................... 12

Tabel 3.1 Penentuan Sampel Tingkat Fakultas Tiap Universitas .................... 42

Tabel 3.2 Persebaran Responden Berdasarkan Asal Universitas ..................... 43

Tabel 3.3 Indikator dan Sub-Indikator ............................................................ 46

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Penelitian ......................................................... 48

Tabel 3.5 Kisi-kis Pertanyaan Wawancara ...................................................... 50

Tabel 3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 50

Tabel 3.7 Kecenderungan yang Dicari Pada Setiap Karakteristik ................... 53

Tabel 4.1 Usia Responden ............................................................................... 58

Tabel 4.2 Asal Universitas Responden ............................................................ 59

Tabel 4.3 Daerah Asal Responden ................................................................... 59

Tabel 4.4 Durasi Penggunaan Aplikasi Digital Dalam Satu Hari .................... 60

Tabel 4.5 Frekuensi Penggunaan Aplikasi Digital Dalam Satu Hari ............... 61

Tabel 4.6 Alasan Penggunaan Aplikasi Digital ............................................... 62

Tabel 4.7 Media Informasi Sehari-hari ............................................................ 63

Tabel 4.8 Kategori Generasi Z Figital.............................................................. 64

Tabel 4.9 Jumlah Responden Untuk Setiap Kategori ...................................... 65

Tabel 4.10 Frekuensi Kategori Figital Berdasarkan Asal Daerah.................... 65

Tabel 4.11 Frekuensi Kategori Figital Berdasarkan Rentang Usia .................. 66

Tabel 4.12 Pihak yang Memutuskan Untuk Melanjutkan

Ke Perguruan Tinggi ..................................................................... 68

xv 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.14......................................................................................................... 78

Tabel 4.13 Dasar Dalam Menentukan Perguruan Tinggi................................. 69

Tabel 4.14 Alasan Mencari Pekerjaan Tetap ................................................... 72

Tabel 4.15 Manfaat Dari Dihadapkan Pada Pilihan ......................................... 72

Tabel 4.16 Kategori Karakteristik Realistis ..................................................... 73

Tabel 4.17 Jumlah Generasi Z Untuk Setiap Kategori .................................... 74

Tabel 4.18 Frekuensi Kategori Realistis Berdasarkan Rentang Usia .............. 75

Tabel 4.19 Frekuensi Kategori Realistis Berdasarkan Asal Daerah ................ 76

Tabel 4.20 Peranan Internet dan Informasi Terkini

Dalam Aktivitas Sehari-hari .......................................................... 78

Tabel 4.21 Frekuensi Akses Informasi Generasi Z .......................................... 79

Tabel 4.22 Reaksi Generasi Z Terhadap Informasi Terkini ............................. 80

Tabel 4.23 Kategori Karakteristik FOMO ....................................................... 83

Tabel 4.24 Jumlah Generasi Z Untuk Setiap Kategori .................................... 85

Tabel 4.25 Frekuensi Kategori FOMO Berdasarkan Usia ............................... 85

Tabel 4.26 Durasi Belajar/Kerja Generasi Z .................................................... 86

Tabel 4.27 Poin Penting Dalam Penyelesaian Tugas Bagi Generasi Z............ 87

Tabel 4.28 Kategori Karakteristik Terpacu ...................................................... 92

Tabel 4.29 Jumlah Generasi Z Untuk Tiap Kategori ....................................... 93

Tabel 4.30 Frekuensi Kategori Terpacu Berdasarkan Rentang Usia ............... 93

xvi 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Jenis Aplikasi Digital yang Paling Banyak Diakses .................... 63

Gambar 4.2 Momen Responden Pertama Kali


Menggunakan Aplikasi Digital ................................................... 67

Gambar 4.3 Pertimbangan Dalam Menentukan Universitas dan Prodi .......... 69

Gambar 4.4 Pilihan Setelah Lulus Perguruan Tinggi ...................................... 70

Gambar 4.5 Dasar Dalam Menentukan Pekerjaan ........................................... 71

Gambar 4.6 Perasaan Generasi Z Jika Tidak Terhubung


Dengan Informasi Terkini ........................................................... 77

Gambar 4.7 Peranan Akses Internet Di Ruang Publik ..................................... 79

Gambar 4.8 Tujuan Generasi Z Berbagi Informasi .......................................... 81

Gambar 4.9 Media yang Paling Sering Digunakan


Dalam Berbagi Informasi............................................................ 82

Gambar 4.10 Jenis Informasi yang Dibagikan Oleh Generasi Z ..................... 83

Gambar 4.11 Jumlah Rencana Ideal Bagi Generasi Z ..................................... 88

Gambar 4.12 Alasan Generasi Z Saat Membuat Sebuah Rencana .................. 89

Gambar 4.13 Harapan Saat Masuk Perguruan Tinggi ..................................... 90

Gambar 4.14 Pihak yang Diharapkan Merasakan Keberhasilan Generasi Z ... 91

xvii 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Yogyakarta memiliki total penduduk menurut survey BPS tahun 2016 sejumlah

3.720.912 jiwa (https://Yogyakarta.bps.go.id). Jumlah tersebut tidak terbagi merata di

5 wilayah kota dan kabupaten yang ada di dalamnya. Kabupaten Sleman, Kabupaten

Bantul, dan Kabupaten Gunung Kidul adalah wilayah di Yogyakarta dengan jumlah

penduduk terbanyak. Dari jumlah tersebut dan diklasifikasikan berdasarkan usia, di

Yogyakarta diproyeksikan hampir 830.000 jiwa pada tahun 2019 menurut BPS adalah

generasi Z (https://Yogyakarta.bps.go.id). Jumlah itu akan semakin bertambah seiring

dengan jumlah kelahiran yang tinggi dan tingkat kesehatan yang terus membaik di

Yogyakarta. Hal ini dapat kita simpulkan secara umum bahwa 16% penduduk di

Yogyakarta adalah generasi Z masa kini. Generasi Z masa kini yang dimaksud dalam

tulisan ini adalah mereka yang berada di rentang usia 15-29 tahun atau mereka yang

sedang duduk di bangku kelas 3 SMP untuk batas usia paling bawah dan mereka yang

sudah bekerja dan belum menikah untuk batas usia paling atas. Kondisi ini pun

didukung penilaian Yogyakarta sebagai tempat bagi para pelajar menuntut ilmu.

Fakta di atas menunjukkan bahwa generasi Z di Yogyakarta memiliki persentase

jumlah yang besar yakni 16% dari jumlah total penduduk. Sementara generasi

sebelumnya hanya memiliki kisaran persentase jumlah hanya 13% dari jumlah total

penduduk Yogyakarta. Penggolongan ini secara teori disebut penggolongan generasi

dan mulai banyak di bahas pada akhir tahun ’90-an. Tapscott menggolongkan generasi


 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


 

menjadi beberapa golongan. Golongan yang pertama adalah silent gent yang terlahir

pada masa-masa perang dunia di mana mereka dikelilingi oleh aturan dan kekangan-

kekangan atas setiap tindak tanduk mereka sehari-hari. Golongan kedua adalah baby

boomers yang merupakan generasi pasca perang dunia dan angka kelahiran melonjak

diikuti perkembangan ekonomi dunia. Golongan ketiga adalah gen X generasi ini

hidup di tengah-tengah perkembangan industri dunia namun generasi ini pun hidup

pada masa-masa krisis moneter dunia di rentang tahun ’80-an hingga pertengahan ’90-

an. Berikutnya ada Millenials, mereka lahir dan tumbuh di era awal perkembangan

dunia digital dengan mulai dikenalnya internet. Generasi selanjutnya adalah gen Z

yang juga disebut sebagai digital native sesungguhnya karena mereka hidup di dalam

dunia digital itu sendiri sejak lahir. Penggolongan ini tidaklah mutlak karena setiap

generasi akan memiliki irisan-irisan di dalamnya dan tidak selalu mereka yang

tergolong dalam generasi tertentu tidak memiliki ciri dari generasi yang lain.

Pembahasan ini akan lebih jauh di bahas pada kajian teoretik. Masuk pada generasi Z

masa kini yang di maksud oleh peneliti adalah generasi Z atau menurut Prensky adalah

anak-anak generasi gawai.

Perkembangan dunia teknologi dan informasi atau kita sebut sebagai dunia

digital berjalan dengan sangat cepat dan perkembangan seperti ini di banyak negara

dan wilayah dapat berjalan lewat generasi Z masa kini yang tersebar di tempat-tempat

tersebut. Mereka begitu mudah untuk beradaptasi dan menerima perubahan yang

datang dan mengaplikasikannya di kehidupan mereka dan akhirnya disebarkanpada

lingkungannya termasuk menyebarkan perkembangan teknologi dan informasi yang

mereka alami. Bagi generasi Z perkembangan teknologi dan informasi era digital

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


 

bergerak menjadi lebih cepat dan untuk mendapatkan aliran informasi tidak lagi ada

jarak dan waktu yang membatasi tiap individu di belahan dunia manapun. Analogi

yang relvan adalah fenomena Korean pop (K-POP) yang menjadi demam tersendiri

bagi generasi Z di Indonesia tidak terkecuali anak-generasi Z masa kini di Yogyakarta.

Aliran musik K-POP, tata busana layaknya para anggota boyband atau girlband dari

Korea tersebut dengan cepat diterima dan diadaptasi oleh anak-generasi Z masa kini.

Mereka mengetahui hal tersebut melalui banyak cara, tentu tidak lagi menunggu siaran

ulang televisi namun melalui media sharing virtual yang sudah banyak diciptakan.

Seperti saat ingin mendengarkan musik kini generasi Z yang menggemari aliran

musik K-POP tidak perlu lagi menunggu berbulan-bulan untuk memesan CD album

grup idola kesayangan mereka. Cukup melalui aplikasi sharing lagu Spotify atau

JOOX misalnya mereka dapat mengunduh lagu secara real time, bahkan disaat lagu

tersebut baru saja dirilis secara resmi. Hanya dengan membuat akun dan membayar

biaya langganan yang dibayarkan secara virtual, akses pada beragam lagu K-POP

dapat didengarkan kapanpun. Maka saat ini kita tidak perlu heran jika satu buah lagu

dapat hits di berbagai negara dan masuk ke dalam top chartsmusic dunia. Kemudian,

selain musik pun ada tata busana atau fashion yang dengan berkembangnya dunia

digital ikut merebak dan mampu berkembang menjadi layaknya demam bagi mereka

yang memikirkan penampilan untuk setiap aktivitasnya. Fashion biasanya menyebar

melalui postingan-postingan di media sosial layaknya Instagram, facebook, twitter dan

banyak lagi yang disebarkan para influencer dan para selebgram yang menjadikan

produk fashion tersebut menjadi digemari dan digunakan oleh pengikutnya di media

sosial. Hal itu pun menjadi fenomena yang ikut terjadi di Yogyakarta. Seperti kita

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


 

ketahui Yogyakarta adalah provinsi di Indonesia dengan nuansa budaya yang kental

dalam kehidupan masyarakatnya. Perubahan dan perkembangan dunia digital itu pun

membuat budaya yang ada di tengah masyarakat ikut menyesuaikan dengan keadaan

yang ada. Saat ini bukanlah hal yang sulit untuk menemukan tembang-tembang

tradisional pada platform musik digital layaknya Youtube, Spotify, JOOX, dan

platform lainnya.

Kemudian, apa yang menjadikan anak-generasi Z masa kini dapat melakukan

hal-hal yang berdampak luas seperti contoh di atas? Kemudian, peneliti mengacu pada

temuan David Stillman dan Jonah Stillman yang merupakan peneliti dan pembicara

teori generasi yang menyebutkan bahwa anak-generasi Z di negara maju berkembang

dengan tujuh karakteristik yang muncul dalam diri generasi Z di sana. Berikut ketujuh

karakteristik tersebut; Pertama, Figital atau karakteristik yang menunjukkan

bagaimana generasi Z di negara maju telah hidup di dalam dunia digital dan

menyamakan keadaan di dunia nyata dengan yang ada di dunia digital. Kedua,

Realistis yang merupakan karakteristik yang mendorong generasi Zuntuk melakukan

upaya yang masuk akal dalam setiap aktivitas mereka juga mereka perlu yakin bahwa

apa yang mereka pelajari dan kerjakan akan membawa perubahan yang nyata. Ketiga,

Fear of Missing Out (FOMO) atau ketakutan jika ketinggalan sesuatu. Ketinggalan

yang dimaksud adalah ketinggalan informasi dan hal-hal lainnya yang dirasa memiliki

dampak dan pengaruh atas kehidupan mereka. Keempat, terpacu yang berarti generasi

Z masa kini lebih ingin membawa perubahan di tempat mereka tinggal dan mungkin

lebih luas dengan hidupnya teknologi dalam diri generasi Z ini.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


 

Keempat karakteristik tersebut memang lebih sedikit jumlahnya jika

dibandingkan dengan karakteristik yang ditemuka pada anak-generasi Z masa kini di

negara maju milik David Stillman dan Jonah Stillman. Namun, keempatnya dirasa

paling mungkin tumbuh dan ada di dalam diri generasi Z masa kini di Yogyakarta.

Penelitian ini akan menggunakan penelitian deskriptif dengan judul “Karakteristik

Generasi Z Di Yogyakarta Tahun 2019”.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana dampak perkembangan dunia digital

yang diterima oleh generasi Z masa kini di seluruh dunia tidak terkecuali generasi Z

masa kini di Yogyakarta dapat membangun karakteristik yang sama di setiap negara.

Penelitian ini mengacu pada karakteristik yang disimpulkan peneliti dari beberapa

sumber bacaan mengenai generasi masa kini dan dinilai sesuai serta yang paling

fundamental jika memiliki kecenderungan adadan di dalam diri generasi Z masa kini

di Yogyakarta. Karakteristik yang dilihat adalah figital, realistis, FOMO, dan terpacu.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah karakteristik figital ada di dalam diri generasi Z Yogyakarta masa kini?

2. Apakah karakteristik realistis ada di dalam diri generasi Z Yogyakarta masa

kini?

3. Apakah karakteristik FOMO ada di dalam diri generasi Z Yogyakarta masa kini?

4. Apakah karakteristik terpacu ada di dalam diri generasi Z Yogyakarta masa kini?

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


 

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan karakteristik yang ada di dalam diri

generasi Z masa kini di Yogyakarta yang akhirnya akan dilihat apakah memiliki

kecenderungan yang sama dengan generasi Z masa kini yang ada di dunia khususnya

di negara-negara maju saat mereka telah hidup di era yang serba digital.

E. Manfaat Penelitian

1. Menjadi sumber dasar bagi penelitian yang akan datang berkaitan dengan

keberadaan generasi Z di tengah pergerakan dunia digital dan pertumbuhan

industri digital.

2. Menjadi sumber informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan kajian tahap

awal mengenai karakteristik generasi Z masa kini khususnya di Yogyakarta.

3. Menjadi sumbangan kepustakaan bagi tempat peneliti menempuh dan

menyelesaikan pendidikan strata 1 keguruan.

F. Definisi Operasional Variabel

Variabel pada penelitian ini adalah karakteristik generasi Z masa kini yang

terdiri dari 4 karakteristik yang akan digunakan peneliti dan dipandang sebagai yang

paling mendasar dan membawa dampak bagi masyarakat umum jika karakteristik

tersebut dimiliki. Berikut adalah 4 karakteristik yang peneliti gunakan ;

1. Karakteristik figital, adalah karakteristik generasi Z masa kini yang tidak lagi

membedakan dunia digital dan dunia nyata atau fakta. Generasi Z menganggap

jalur komunikasi lewat media sosial dengan kegiatan tatap muka secara langsung

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


 

adalah hal yang sama. Berdasarkan definisi di atas maka indikator dari figital

adalah frekuensi, jumlah, dan durasi penggunaan aplikasi untuk memenuhi

kehidupan sehari-hari dan saluran informasi digital pilihan generasi Z masa kini.

2. Karakteristik realistis, adalah karakteristik generasi Z masa kini yang berupaya

untuk membuat pilihan-pilihan konkrit dalam menyiapkan diri mereka sendiri

untuk masa depannya. Pilihan yang dibuat dimulai dari memilih sekolah atau

universitas yang akan dimasuki. Pilihan dapat dibuat program yang ditawarkan.

Generasi Z masa kini memilih sekolah atau universitas yang menawarkan

program yang relevan dan dapat memberikan mereka keterampilan untuk

menyiapkan masa depannya. Dari definisi di atas maka indikator karakteristik

realistis adalah alasan generasi Z dalam memilih program pendidikan, alasan bagi

generasi Z dalam memilih jalur karir, dan reaksi generasi Z saat dihadapkan pada

pilihan.

3. FOMO, adalah karakteristik generasi Z masa kini yang merasa khawatir jika

tertinggal dalam hal informasi terkini. Generasi Z ingin menjadi yang terdepan

dalam menerima informasi yang beredar di dunia maya. Media sosial, aplikasi

koran digital, web-web berita, hingga kanal youtube menjadi pilihan-pilihan

saluran informasi yang menjadi primadona bagi generasi Z dalam mencari

informasi. Indikator dari karakteristik FOMO adalah frekuensi akses informasi

digital dalam kegiatan sehari-hari, respon generasi Z jika tidak terkoneksi dengan

internet, dan respon generasi Z ketika terhadap informasi terkini.

4. Karakteristik terpacu, adalah karakteristik generasi Z masa kini yang mendorong

untuk mau bergerak dan berbuat sesuatu. Terpacu mendorong generasi Z untuk

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


 

segera dan secepat mungkin melaksanakan pekerjaan yang akan diberikan.

Generasi Z yakin dengan bergerak secepat mungkin, dirinya dan lingkungan

sekitarnya akan merasakan perubahan dan menjadi lebih maju dari sebelumnya.

Dengan demikian indikator karakteristik terpacu adalah durasi generasi Z dalam

melakukan pekerjaan, ekspektasi generasi Z atas hasil setiap pekerjaan, dan pola

kerja generasi Z masa kini.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
KAJIAN TEORETIK

A. Definisi Generasi Z dalam Masyarakat Digital

Generasi Z atau lebih dikenal dengan sebutan remaja adalah penduduk yang

berada usia 10-19 tahun (WHO : 2014) dan menurut Permenkes RI no. 25 tahun 2014

remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun sementara Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana menyebutkan remaja adalah mereka yang berusia 10-24 tahun

(INFODATIN Kemenkes RI 29 Januari 2014). Penggolongan mereka yang termasuk

ke dalam kategori generasi Z sendiri beragam. Dalam penelitian ini generasi Z yang di

maksud oleh peneliti adalah mereka yang masuk ke dalam generasi Z atau mereka

yang lahir pada kisaran tahun 1995-1997 untuk batas awal hingga 2010-2013 untuk

batas akhir dari tahun kelahirannya.

Prensky (2001) mengatakan bahwa generasi ini adalah generasi digital natives.

Generasi ini begitu melekat dengan penggunaan teknologi layaknya komputer dan

internet, hal tersebut seperti sudah mengalir dalam diri mereka sejak mereka lahir.

Generasi ini memiliki karakteristik ingin selalu terhubung dengan internet setiap saat,

membuat konten dan membagikannya kepada orang lain dan menjadi sangat aktif di

media sosial.

Generasi ini memang lebih banyak menggunakan teknologi dalam setiap

aktivitas kehidupannya. Bahkan generasi Z ini bisa dikatakan hidup dalam dunia

digital dan menjadi masyarakat digita yang sebenarnya.Tetapi generasi ini tetap

memiliki perbedaan dengan pendahulunya yaitu Gen X yang lahir dan berkembang

saat teknologi personal computer baru saja ditemukan dan internet baru saja dibuka

10 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11 
 

umum dengan akses yang sangat terbatas, sementara millennials adalah generasi yang

sudah menikmati masa-masa awal perkembangan teknologi dan diciptakannya

smartphone untuk pertama kalinya. Kedua tersebut pun sudah mengenal dan

menggunakan teknologi dalam kehidupannya tetapi Gen X dan millennials masih

membedakan antara kenyataan dalam hidup mereka sehari-hari dan fenomena di

media sosial atau dunia digital. Sementara generasi digital natives memandang hal

tersebut adalah hal yang sama seperti berbicara dengan WhatApps dan berbicara tatap

muka adalah hal yang sama WA memiliki fitur panggilan video dan hal tersebut

memungkinkan setiap orang melihat ekspresi lawan bicara mereka sama halnya

dengan berbicara dengan cara tatap muka secara langsung.

B. Generasi Z

Generasi Z sedang berada dalam tahapan menjadi seorang remaja atau generasi

Z yang mulai masuk ke dalam masyarakat dan bagi mereka yang lahir tahun 1995-

1997 mereka akan segera melangkah ke dunia kerja. Kemudian, apa yang

membedakan generasi Z ini dengan generasi-generasi lainnya saat mereka mengalami

masa menjadi generasi Z? Generasi ini adalah generasi yang hidup dalam lingkungan

yang kompleks, tidak menentu, dan segala hal dalam hidup mereka telah disentuh oleh

teknologi dan informasi. bagaimana dengan Millenials?

Kedua generasi ini baik Millenialls dan Generasi Z memang hidup dalam

perkembangan dunia digital yang sudah di mulai bahkan sejak era para orang tua

mereka yaitu Generasi X sedang melalui masa mudanya. Tetapi Millenialls tidak

bergantung 100% pada teknologi dan informasi. mereka tidak akan terlalu merasa

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12 
 

bahwa update aktivitas terbaru dari pekerjaan yang mereka lakukan atau berita terbaru

setiap hari bukanlah hal yang harus mereka dapatkan dan temukan. Tetapi Generasi Z

nampak seperti “addict” atau merasa khawatir jika mereka tidak mampu mengetahui

update terbaru dari apa yang mereka senangi, atau sedang mereka pelajari. Fear of

Missing Out (FOMO) adalah karakteristik yang disebutkan oleh David Stillman dan

Jonah Stillman yang pada sub-bab berikutnya akan di bahas mengenai karakteristik

Generasi Z.

Kemudian, bagaimana dengan generasi yang lain? Secara teori paling tidak ada

4-5 generasi yang telah berhasil dikelompokan oleh para ahli sejak tahun tahun 1960.

Berikut adalah pengelompokan generasi menurut para ahli dikutip dari Putra (2017);

Tabel 2.1
Pengelompokan Generasi Menurut Ahli
Sumber Label
Baby Boom Generation Digital
Tapscott
- Generation X Generation -
(1998)
(1946-1964) (1965-1975) (1976-2000)
13th
Howe & Silent Boom Millenial
Generation
Strauss Generation Generation Generation -
(1961-1981)
(2000) (1925-1943) (1943-1960) (1982-2000)
Zemke et Baby
Veterans Gen-Xers Nexters
al Boomers -
(1922-1943) (1960-1980) (1980-1999)
(2000) (1943-1960)
Lancaster Traditionali Baby Generation Generation
& Stillman st Boomers Xers Y -
(2002) (1900-1945) (1946-1964) (1965-1980) (1981-1999)
Martin & Silent Baby Generation
Millenials
Tulgan Generation Boomers X -
(1978-2000)
(2002) (1925-1942) (1946-1964) (1965-1977)
Post
Oblinger & Baby Generation Gen-Y/Net
Matures Millenials
Oblinger Boomers Xers Gen
(<1946) (1995-
(2005) (1947-1964) (1965-1980) (1981-1995)
present)
Sumber : Jurnal Ilmiah Among Makarti 2017, 9(18) akses google cendekia 05-05-2019 ;
06:26 WIB

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13 
 

Jika dilihat dari tabel di atas para ahli memiliki penggolongan yang berbeda-

beda mengenai tahun lahir dari tiap generasi. Namun, dasar yang digunakan adalah

peristiwa-peristiwa yang dirasakan oleh tiap anggota generasi.

Para traditionalist atau para silent generation adalah mereka yang lahir ketika

perang dunia tengah mencapai klimaksnya di tahun 1900-1946. Mereka adalah

generasi yang tidak bebas karena ancaman dan tekanan yang muncul dari penguasa

ataupun penjajah tempat mereka lahir dan dibesarkan. Generasi ini tidak merasakan

masa muda yang aman dan dalam pikiran mereka berguna bagi bangsa dan negaranya

adalah dengan keluar dari pintu rumah kemudian ikut berjuang dengan senapan di

tangan mereka.

Berikutnya ada Baby boomers adalah mereka yang lahir pasca perang dunia

kedua atau sekitar tahun 1945-1965. Mereka adalah generasi yang menghidupkan

kembali segala hal yang rusak setelah perang berlangsung. Generasi ini adalah

pembawa pemikiran optimis pada dunia pasca masa-masa kelam karena perang.

Mereka menghidupkan komunikasi dengan sesamanya tidak seperti generasi

traditionalist yang sangat takut untuk berbicara dengan orang lain. Berkembangnya

industri dan kejayaan ekonomi global dimulai oleh para boomers. Boleh peneliti

katakan mereka adalah generasi yang membawa perubahan pasca perang yang

berlarut-larut.Generasi ini adalah generasi yang kompetitif, selalu berusaha menjadi

yang terbaik di lingkungannya. Hal ini yang menyebabkan mengapa boomers menjadi

generasi awal bagaimana perkembangan industri sedang berada pada tren kenaikan

dan kejayaan pada zaman itu. Boomers memiliki keyakinan bahwa kerjasama dan

usaha yang kolektif dapat menjadikan kemakmuran bagi banyak orang.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14 
 

Berikutnya, ada generasi X. generasi ini adalah mereka yang berkembang ketika

para boomers tengah berada di posisi penting di setiap sektor baik pemerintahan atau

pun di perusahaan-perusahaan, mereka lahir di antara 1965-1980an. Gen X adalah

generasi di mana televisi sedang tumbuh dan konsol game layaknya ATARI, Pong,

ataupun Intellvision guna mengisi waktu mereka di rumah. Masa muda gen X

umumnya diisi dengan kesendirian. Hal ini di tambah kondisi perekonomian dalam

kurun waktu 20 tahun setelah para boomer mendirikan usaha dan industri yang massif

mulai jatuh dalam hitungan beberapa tahun saja. Tahun 1980 krisis ekonomi muncul

dan melanda beberapa negara besar dan membuat perekonomian dunia memburuk.

Berita mengenai krisis ekonomi, kekacauan politik, serta ketidakpastian atas masa

depan yang dimiliki mewarnai kehidupan generasi X ketika mereka masih remaja.

Kondisi ini menjadikan X generasi yang skeptis dan tidak memiliki optimism pada

mimpi untuk menjadi orang besar atau seseorang yang berpengaruh layaknya para

boomers dalam hal melihat masa depan. Generasi X pun dipandang lebih tegas dalam

bertindak atau menentukan pilihan karena mereka sadar bahwa usaha mereka

sendirilah yang akan menentukan cerah atau tidaknya masa depan.

Setelah X ada Y, atau pada tabel di atas menggunakan istilah Millennials.

Mereka adalah anak-anak dari para boomers yang lahir pada tahun 1980-1995. Sifat

mereka yang kompetitif dipadukan dengan nilai-nilai kolaboratif yang merupakan

warisan dari orang tua mereka menjadikan para millennials hidup dengan penuh

harapan dan mimpi. Berbeda dengan mereka yang berasal dari generasi X yang sangat

skeptis atas masa depan dan tidak terlalu percaya pada hasil dari kerja bersama,

millennials kembali mencoba kolaboratif dengan rekan-rekannya di sekolah. Namun

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15 
 

hal ini tidak berarti mereka juga tidak memiliki perasaan yang kompetitif. Generasi ini

selalu ingin dapat membanggakan apa yang mampu mereka hasilkan dan mereka capai

kepada semua orang. Millennials melewati masa muda mereka ketika internet dan

media sosial sedang berkembang oleh generasi mereka sendiri dan hal itu menjadi

corong mereka untuk menyuarakan apapun yang mereka miliki dan mereka ingin

tunjukan kepada orang lain.

Akhirnya, setelah Y akan muncul Z. generasi ini seperti yang telah disebutkan di

atas, mereka lahir di kurun waktu 1997-2013. Mereka adalah penduduk dunia digital

sejak mereka kecil. Orang tua mereka para generasi X berusaha menghadirkan

kemudahan yang dapat dirasakan dan dinikmati oleh anak-anaknya di rumah, layaknya

fasilitas internet dan perangkat komputer yang memadai, hingga gawai yang dapat gen

Z gunakan untuk menunjang kehidupan mereka. Maka tidak heran jika temuan

Stillman (2018) menyimpulkan bahwa gen Z adalah generasi digital yang nyata,

karena telah menggunakan teknologi untuk setiap aspek kehidupan yang mereka

jalani. Generasi Z hidup di dalam dunia digital itu sendiri.

C. Mengenal Generasi Z di Negara Maju

Sub-bab ini adalah pemenggalan dari sub bab sebelumnya mengenai generasi Z

masa kini dan awalan untuk mengenal generasi Z. Stillman pada bukunya (2018) telah

menguraikan bagaimana kondisi generasi Z yang ada di Amerika dan saat ini sedang

berada pada masa-masa mudanya. Kondisi keluarga, sosial, ekonomi dan tentu saja

faktor-faktor lain ikut membentuk generasi ini.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16 
 

1. Generasi Resesi dan Depresi

Gen Z hidup di masa-masa resesi besar di akhir tahun 90-an hingga awal tahun

2000-an. Banyak di antara mereka menyaksikan sendiri saat orang-orang dewasa di

sekitar mereka bahkan orang tua mereka pun mengalami ketidakpastian secara

ekonomi. Kehilangan pekerjaan, kenaikan harga yang tidak masuk akal, dan

kekhawatiran atas masa depan adalah realitas yang muncul dan ada dalam masa muda

para gen Z. Hal ini mirip dengan yang terjadi pada generasi X yang notabene adalah

orang tua mereka. Hanya yang kemudian membedakan adalah sikap skeptis yang

muncul, berubah menjadi sikap realistis dan menjadi terpacu. Mereka sejak muda

mulai diarahkan untuk memikirkan langkah mereka menciptakan masa depan dan

tidak terlalu bergantung pada peluang yang ada dan tiba-tiba muncul di hadapan

mereka. Gen Z melihat bagaimana orang tua mereka berupaya untuk bisa bekerja dan

berjuang untuk bisa menghidangkan makanan di meja mereka setiap harinya.

2. Generasi Anti Label

Gen Z di negara maju tidak ingin diberi label kulit putih ataupun kulit hitam dan

label lainnya. Bahkan untuk diberi nama generasi Z pun mereka pada dasarnya tidak

ingin ada label yang melekat pada dirinya untuk menunjukkan perbedaan yang dapat

menunjukkan gap diantara mereka. Generasi Z merasa suku ataupun perbedaan

lainnya bukanlaah masalah yang harus dibahas karena merasa akhirnya hanya akan

menjadi konflik. Gen Z lebih cocok ketika mereka menunjukkan identitas mereka

berdasarkan keunikan yang mereka miliki, bukan perbedaan yang memang sudah

terbawa sejak mereka lahir layaknya ras, agama, warna kulit, dan lainnya. Mereka

senang untuk mengubah atau meng-kustomisasi apapun yang akhirnya menjadikan diri

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17 
 

mereka unik. Maka bagi gen Z ras, suku, etnik, warna kulit, dan agama tidak lagi

menjadi hal yang harus di perdebatkan.

3. Generasi Anti Terorisme

Gen Z memang tidak lagi hidup di masa-masa perang antar negara. Tetapi gen Z

hidup di mana ada kelompok ektrimis di sekitar mereka yang ingin menegakkan

pemikiran-pemikirannya dengan cara kekerasan dan ketakutan. Di Amerika ada

kejadian 11 September, penembakan sekolah di beberapa negara bagian yang

merenggut nyawa para pelajar dan juga guru. Perang yang dialami menjadi begitu

dekat dengan mereka. Berbeda dengan traditionalist yang pergi berperang untuk

kemerdekaan atau kemasyuran negaranya tetapi gen Z berperang untuk

menyelamatkan kehidupan mereka sendiri dari kelompok-kelompok tersebut. namun

terror pun mulai hadir di kehidupan yang mereka diami lebih dalam dari generasi yang

lain, yaitu kehidupan digital mereka. Peretasan identitas sosial media untuk alasan

kejahatan dan menguntungkan kelompok-kelompok tersebut adalah terorisme yang

sedang berkembang. Hal ini pun menjadikan mereka tidak dapat lagi membedakan

mana dunia yang benar-benar aman entah di dunia nyata atau di dunia digital.

4. Generasi Mawas Lingkungan

Gerakan peduli lingkungan memang sejak masa generasi X muda telah

digalakan dengan berbagai cara. Namun, inti dari gerakan tersebut masih sebatas

kepada bagaimana kita tidak membuang sampah secara sembarangan dan tidak

menggunakan freon ataupun bahan semprotan aerosol secara berlebihan karena dapat

melubangi ozon. Tetapi, gen Z pada perkembangannya melihat hal yang sama seperti

yang dilihat dan dimulai oleh para millennials di negara-negara maju. Lingkungan

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18 
 

tidak hanya selalu di jaga untuk selalu bersih tetapi juga kita perlu untuk mawas atau

waspada terhadap lingkungan itu sendiri. Gen Z hidup di mana lingkungan

melimpahkan bencana yang begitu banyak. Gempa bumi, Tsunami, hingga lubang

yang tiba-tiba terbentuk di beberapa belahan dunia tidak terkecuali di negara-negara

maju. Gen Z tumbuh dengan pandangan bahwa memahami lingkungan adalah hal

yang patut diperhatikan. Karena mereka pun hidup di dunia yang telah rusak dan

sambil mencari upaya untuk melestarikan lingkungan itu sendiri. Paling tidak

berupaya secara mandiri untuk mendaur ulang dan memakai kembali sampah yang

telah diolah tersebut.

5. Generasi Peduli Politik

Pemilu yang cukup ramai pemberitaannya di dunia mancanegara adalah pemilu

di Amerika yang terakhir kali dimenangi oleh Donald Trump. Namun, pada pemilihan

tersebut suara generasi Z yang telah dapat memilih sebanyak 14 juta orang, disama-

ratakan dengan para millennials. Jonah Stillman (2018) menyebutkan bahwa pada

dasarnya gen Z di Amerika berharap para politisi memperhatikan keberadaan mereka

dan menyadari potensi yang dimiliki oleh generasinya dan dampak yang dapat

dirasakan jika generasi mereka disentuh oleh para politisi. Gen Z pada pemilu terakhir

di Amerika tidak memberikan jumlah suara yang maksimal atau tidak sebanding

dengan jumlah mereka yang telah dapat memilih. Alasan yang ditemukan di lapangan

adalah bagaimana para gen Z ini tidak yakin atas perbedaan yang dapat timbul karena

peran mereka di pemilu tersebut. Gen Z mempertanyakan urgensi seseorang terjun ke

dalam dunia politik dengan tujuan menyelesaikan permasalahan yang ada di

masyarakat. Karena fakta yang ada adalah bagaimana keadaan saat ini kongres di

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19 
 

Amerika serikat lebih cenderung kepada aksi saling menjatuhkan antara partai

pemerintah dan oposisi. Tidak berfokus kepada keadaan masyarakat yang telah

memilih para wakil di kongres tersebut atau bahkan mereka yang terpilih menjadi

presiden.

6. Generasi Artis dan Youtuber

Jika melihat jejak karir seorang Donald Trump, selain seorang pebisnis ulung

dirinya juga merupakan seorang entertainer di industri hiburan Amerika. Pribadi

Donald Trump pun cukup ramai diperbincangkan di media sosial khususnya twitter

lewat statemen-statemennya yang tajam dan tidak pandang bulu wajar jika dirinya

dikenal banyak orang dan tidak heran jika akhirnya dirinya terpilih menjadi seorang

presiden pada pemilu sebelumnya. Hal ini berkaitan dengan bagaimana gen Z akan

menilai pengaruh seseorang dari bagaimana mereka dapat terkenal di dunia maya dan

akhirnya memiliki pengaruh untuk paling tidak mengajak orang-orang untuk berani

bermimpi menjadi sukses hanya dengan bermodalkan kamera dan perangkat komputer

yang terkoneksi ke internet. Dude Perfect adalah satu dari beberapa contoh yang

diangkat oleh Jonah Stillman (2018) bagaimana mereka mengawali channel youtube

mereka hanya dari halaman belakang rumah yang mereka sewa saat kuliah hingga bisa

terkenal dan memiliki headquarter mereka sendiri dan memiliki jutaan pelanggan di

kanal youtube mereka. Hal ini menunjukkan bagaimana media atau singkatnya

teknologi yang dimanfaatkan secara tepat dapat menyentuh jutaan orang termasuk gen

Z. media dan teknologi membuat segalanya menjadi terasa lebih dekat (Stillman ;

2018).

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20 
 

7. Generasi Teknologi

Sub-topik ini bagi peneliti layaknya merangkum ke enam poin sebelumnya yang

telah di bahas. Gen Z sangat merasakan bagaimana teknologi hadir dan berkembang

juga mempengaruhi hidup mereka, bahkan bisa dikatakan mereka hidup dengan

teknologi itu sendiri. Generasi ini hidup dengan menatap layar mungkin hampir setiap

jam di keseharian mereka. Teknologi di mata gen tidak hanya sekadar memajukan

tetapi membawa perubahan atau sebuah disrupsi. Perubahan yang mengganggu tatanan

yang ada, paling mudah adalah bagaimana bisnis taksi yang sejak lama mengharuskan

pemiliknya memiliki ratusan armada untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya kini

ada UBER perusahaan taksi yang sama sekali tidak memiliki armada taksi miliknya

sendiri. contoh nyata di sekitar kita adalah bagaimana Grab dan GOJEK hadir di asia

tenggara untuk menyajikan hal yang sama. Toko-toko swalayan tidak lagi memerlukan

gerai yang besar ataupun gudang penyimpanan bagi produk yang mereka jual. Cukup

melalui aplikasi dan menekan layar gawai yang kita miliki kita dapat memenuhi

kebutuhan belanja bulanan keluarga hanya dari rumah. Hal ini juga yang

menyebabkan bagaimana gen Z memiliki potensi untuk tidak lagi melihat batas antara

dunia nyata atau fisik dengan dunia dig//ital dapat disebut figital.

D. Karakteristik Generasi Z Masa Kini di Negara Maju

Setelah memahami kondisi-kondisi serta hal yang mempengaruhi generasi Z di

negara maju, David Stillman dan Jonah Stillman kemudian menemukan ada 7 sifat

atau dalam penelitian ini disebut sebagai karakteristik ideal generasi Z di Amerika dan

banyak negara maju lainnya. Ketujuh sifat tersebut diantaranya adalah figital, hiper-

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21 
 

kustomisasi, realistis, Fear of Missing Out, weconomist, do it yourself, dan terakhir

adalah terpacu. Berikut adalah uraian dari ketujuh karakteristik generasi Z menurut

David Stillman dan Jonah Stillman (2018) ;

1. Figital

Temuan Stillman dalam bukunya menerangkan bahwa generasi Z atau mereka

yang saat ini sedang berada di dalam tahap masa mudanya tidak pernah membedakan

atau membatasi aktivitas dan lingkup gerak mereka antara dunia nyata atau fisik

dengan digital. Bagi mereka berbelanja melalui e-bay, atau amazon adalah cara yang

efisien dan tidak perlu memakan tenaga dan waktu untuk berangkat serta berkeliling

seluruh gerai yang dikunjungi. Segalanya cukup dengan aplikasi atau situs online yang

telah disediakan dan secara cepat kita telah mendapatkan yang kita inginkan.

Hal ini lah yang kemudian membedakan gen Z dengan generasi mereka

sebelumnya. Paling tidak kita bandingkan dengan para millennials. Pada sub-bab

sebelumnya ketika membahas gen Y atau para millennials mereka adalah generasi di

mana perkembangan internet dan media sosial sedang dimulai dan semakin massif

ketika mereka besar. Tetapi pemikiran mereka masih membatasi bahwa ada baiknya

untuk tidak terlalu berpengaruh pada dunia digital karena dapat mengurangi interaksi

yang ada secara fisik dengan mereka yang ada di sekitar kita. Millennials juga yang

melakukan gerakan detokss digital begitu kencang khususnya pada anak-anak mereka

termasuk pada adik-adik mereka para gen Z. ketika telah mendapat gambaran

mengenai gen Z pada bab sebelumnya tentu akan muncul sebuah benturan karena

dunia digital dan teknologi adalah bagian dari hidup gen Z itu sendiri.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22 
 

Jika para orang tua melihat perkembangan gawai begitu cepat dan semakin

menakjubkan bagi gen Z semua itu layaknya memang harus terjadi. ketika seseorang

berbelanja secara langsung datang ke toko, melihat-lihat, memilih, kemudian membeli

dan membayar ke kasir bagi gen Z sama saja ketika mereka membuka ponsel mereka,

masuk ke dalam aplikasi jual beli yang mereka inginkan, mengetik kata kunci barang

yang ingin mereka beli, melakukan pencarian scroll atas bawah, scroll kanan kiri,

kembali dan akhirnya memasukan pilihan barangnya ke dalam menu keranjang dan

melakukan pembayaran melalui internet banking dan menunggu barang pesanan

mereka sampai paling cepat dalam hitungan jam. Bagi mereka hal seperti itu sudah

dikatakan dengan berbelanja.

Kemudian, karakteristik figital ini kembali nampak ketika gen Z harus

berinteraksi dengan orang lain. Umumnya kelas, rapat, atau pertemuan yang sifatnya

formal wajib untuk kita yang diundang hadir secara fisik di sana. Tetapi bagi generasi

Z itu sama sekali tidak efisien. Mereka akrab dengan fitur Skype, Facetime, Tele-

conference, Video call, atau forum online lainnya. Bagi mereka rapat melalui media

tele-conference atau kelas secara digital yang bisa menghubungkan mereka dengan

pengajarnya secara online ketika mereka ada di rumah adalah sama dengan mereka

hadir di dalam ruangan rapat dan ruangan kelas. Alasan utamanya sekali lagi adalah

efisiensi.

Karakter ini menjadikan mereka sangat aktif dan benar-benar hidup di dunia

digital itu sendiri. bahkan ketika mereka tidak dapat menemukan anda di dalam dunia

digital anda akan dianggap tidak pernah ada. Contoh, gen Z akan merasa yakin untuk

mendaftar ke universitas yang memiliki web yang selalu diperbaharui dan informasi

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23 
 

yang ada di dalamnya menunjukkan eksistensi mereka di dunia digital. Gen Z bukan

lagi generasi yang akan repot-repot berangkat keluar kota hanya untuk mencari

formulir pendafataran ke universitas atau bahkan ketika mereka akan melamar sebuah

pekerjaan. Jika lembaga itu tidak eksis secara digital maka mereka pun tidak akan

menganggap lembaga itu ada secara nyata.

Pada perkembangannya pun resume untuk melamar pekerjaan bukan lagi

lembaran CV yang akan kita bawa kemanapun kita pergi untuk melamar pekerjaan,

saat ini di Amerika telah ada aplikasi bernama Jobsnap yang berisikan list perusahaan

yang menerima lowongan dan bukan lagi email berisikan CV dan segala kelengkapan

yang harus dikumpulkan, melainkan video diri kalian dengan tujuan untuk

memperkenalkan diri serta penilaian secara jujur dari pihak perusahaan dengan

langsung melihat gestur kalian ketika mengirimkan video tersebut. Video itu adalah

resumenya. Gen Z benar-benar tidak lagi memisahkan dunia secara fisik dan secara

digital dalam kehidupannya cukup scroll, klik, dan scroll kembali dan segala

kebutuhan dan urusan kalian akan selesai.

2. Hiper-kustomisasi

Pada sub-topik generasi tanpa label menunjunkan bagaimana generasi Z tidak

ingin diberi label apapun pada diri mereka. Tetapi kemudian bukan berarti mereka

tidak ingin dikenal oleh dunia. Bukan agama, suku, ras, hal lainnya yang ingin mereka

tunjukan pada orang banyak. Tetapi bagaimana kelebihan atau keunikan yang mereka

miliki adalah identitas yang mereka gunakan dan mereka tunjukan pada orang banyak.

Generasi ini lebih ingin bisa mengkustomisasi sebanyak mungkin identitas mereka di

mata masyarakat.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24 
 

Hal yang mungkin saat ini paling mudah untuk mereka kustomisasi adalah

playlist lagu yang mereka dengarkan. Dengan senang hati mereka akan

memperlihatkan pilihan lagu yang mereka pilih dan mencoba menilai seberapa unik

diri mereka jika dibandingkan dengan orang-orang yang menyukai genre lagu serupa.

Generasi Z bukan generasi yang senang untuk dikotak-kotakan ke dalam

beberapa kelompok. Mereka akan senang untuk mengisi jenis pekerjaan yang mereka

inginkan atau jurusan yang mereka ingin masuki dengan kolom kosong di mana

mereka bisa menyebutkan apa yang mereka inginkan untuk posisi pekerjaan dan

materi kuliah mereka. Hal ini membuat gen Z terkesan membangkang ataupun tidak

dapat diatur dan bahkan menyulitkan segala pekerjaan yang bersifat administratif.

Namun, memang begitulah gen Z. mereka ingin keluar dari hal-hal yang bersifat

umum atau sudah banyak dipakai oleh orang. Gen Z akan bosan melihat tawaran

pekerjaan sebagai seorang manajer atau supervisor saat mereka lulus kuliah, namun

akan tertarik ketika melihat nama pekerjaan atau jabatan seperti layanan pelanggan

diganti menjadi experience ninja, atau seorang guru di sekolah bisa saja dipanggil

master of understanding dan segala panggilan lainnya yang menjadikan pekerjaan itu

terasa lebih akrab dan khusus dengan pribadi yang berada di posisi tersebut.

Untuk hal yang lebih umum para gen Z sejak masa remaja telah memiliki

keinginan untuk menentukan sendiri akan jadi apa mereka nanti? Dan usaha seperti

apa yang harus mereka tempuh dan sekeras apa usaha mereka untuk mencapai

tujuannya tersebut.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25 
 

3. Realistis

Kembali pada awal pembahasan bab ini saat bagian awal pengenalan gen Z.

Mereka adalah anak-anak yang lahir pada waktu yang rumit. Ketidakpastian akan

ekonomi, keamanan, kesehatan dan bahkan masa depan mereka sendiri adalah hal

yang gen Z hadapi. Orang tua mereka para generasi X hidup dengan pandangan suram

atas kondisi yang ada dan tidak menaruh harapan yang tinggi atas apa yang akan

terjadi pada diri mereka esok hari. Hal ini pun ikut terbawa pada gen Z mereka melihat

secara nyata bagaimana mulai dari orang tua mereka harus berhenti dari pekerjaannya

karena PHK dan para senior mereka Millennials harus terpuruk karena kondisi yang

tidak sesuai dengan mimpi-mimpi yang mereka pegang sejak mereka kecil. Bukan

pandangan yang skeptis melainkan realistis.

Gen Z lebih ingin memilih universitas dengan tujuan yang tidak terlalu

mengada-ada dengan proses perkuliahan yang mereka tawarkan. Gen Z lebih

mengutamakan praktik secara nyata mengenai bagaimana menjual suatu barang atau

menyelesaikan masalah yang ada di dalam masyarakat langsung di lapangan daripada

hanya menghabiskan waktu di dalam ruangan membahas bagaimana harga dapat

terbentuk melalui angka dan rumus hitungan yang ada di papan tulis serta bagaimana

konflik keagamaan di masyarakat dapat diselesaikan. Kustomisasi yang mereka

lakukan bertujuan untuk menjadi jembatan mereka dalam menentukan apa saja yang

mereka butuhkan dan apa saja yang dapat mereka lakukan di masa depan dan tentu itu

memang bisa mereka wujudkan secara nyata.

Hal ini menjadikan gen Z terkesan menjadi pribadi yang tidak percaya pada

mimpi dan mungkin hanya melakukan apa adanya saja tanpa effort yang tinggi untuk

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26 
 

berkembang. Namun, Stillman (2018) menilai justru dengan keadaan realistis ini

menjadikan hal yang dilakukan oleh gen Z lebih nampak hasilnya dan tentu mereka

memiliki niatan untuk bisa berkontribusi pada lingkungan sekitarnya untuk menjadi

lebih baik. Gen Z lebih senang memulai segalanya dari hal yang bisa mereka kerjakan

saat itu juga dan tidak menunggu pekerjaan yang mereka anggap layak untuk mereka

kerjakan sesuai dengan bidang yang mereka kuasai. Karena dengan sesegera mungkin

memulai pekerjaan bagi gen Z akan ada pengalaman yang bisa menjadi pelajaran

penting bagi mereka. Maka universitas dengan paparan program studi yang realistis

dan dirasa akan bermanfaat bagi tujuan gen Z akan menjadi pilihan utama ketika

mereka akan memasuki dunia perkuliahan. Begitupun dengan dunia kerja, perusahaan

yang memberikan mentor secara khusus paling tidak selama satu hari untuk

membiasakan diri para gen Z di lingkungan kantor akan lebih berguna daripada

mereka harus menghadapi pelatihan-pelatihan yang membosankan untuk calon

pegawai.

4. Fear of Missing Out (FOMO)

Gen Z identik dengan teknologi beserta informasi digital yang mengalir begitu

derasnya. Di hiper-kustomisasi dijelaskan bagaimana mereka begitu mengkustomisasi

segala halnya yang berkaitan dengan diri mereka. Hal ini tidak terkecuali dengan

informasi. mereka akan menyusun informasi yang mereka butuhkan dan dirasa akan

mendatangkan manfaat bagi apa yang sedang mereka pelajari atau mereka kerjakan.

Bagaimana jika informasi tersebut tidak sampai tepat saat mereka membutuhkan

informasi tersebut? maka jawabannya adalah perasaan takut tertinggal dan tidak dapat

melakukan apapun atas apa yang mereka pelajari atau kerjakan.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27 
 

Gen Z tidak ingin melewatkan satu pun notifikasi yang masuk ke dalam ponsel

mereka. Rasa ingin tahu yang luar biasa yang akhirnya seperti candu yang membuat

gen Z layaknya gelisah jika tidak disuntik informasi-informasi terbaru yang berkaitan

dengan kehidupan mereka. Mungkin jika dikaitkan dengan pekerjaan ataupun

pendidikan contoh yang bisa dilihat adalah bagaimana generasi ini akan khawatir jika

informasi mengenai perubahan jadwal rapat direksi di kantornya menjadi berubah,

atau gen Z yang sedang kuliah khawatir jika nilai akhir mereka di setiap semester tidak

kunjung keluar di web yang selalu mereka pantau dengan perasaan khawatir lulus atau

harus mengulang di tahun berikutnya.

Hal ini juga menjadikan gen Z memiliki sikap khawatir jika tertinggal dari

rekan-rekan yang bekerja pada bidang yang sama. Mereka khawatir jika langkah yang

mereka gunakan untuk berbisnis sudah ditinggalkan oleh rekannya yang lain. Mereka

ingin memahami apa yang orang lain sedang kerjakan dan apa yang dapat saya ambil

dari mereka dana pa dampaknya bagi kehidupan atau usaha saya. Kalimat yang

demikian adalah hal yang muncul dalam diri gen Z dan menjadi sebuah potensi bagi

generasi ini untuk bersaing.

5. Weconomist

Generasi kolaboratif pada bab ini tentu akan peneliti arahkan pada boomers

dan millennials. Tetapi apakah gen Z merupakan generasi yang tertutup? Jawabannya

adalah tidak. Generasi ini mengenal yang namanya ekomomi berbagi, atau ketika

perusahaan taksi online terbesar I Amerika dia tidak memiliki armada taksinya sendiri.

dalam pikiran gen Z adalah mengapa tidak memanfaatkan sumber daya yang ada dan

bermitra dengan mereka yang memiliki sumber daya tersebut?

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28 
 

Keberhasilan Uber, Air BnB, bahkan Netflix di Amerika paling tidak karena

kehadiran dari gen Z di tengah masyarakat. Gen Z yang telah mencapai usia remaja

mulai memberi pengaruh pada pasar industry digital layaknya Uber, Air BnB, dan

Netflix. Semua terasa mudah dan cepat ketika ada di dalam genggaman mereka.

Memang nampak mirip dengan cara kerja millennials yang suka dengan kolaborasi

namun perbedaannya jalinan yang dibangun oleh gen Z lewat usaha-usaha ini adalah

kemitraan yang bisa dengan siapapun tanpa kita harus mengenal terlebih dahulu dan

bisa diakhiri sesuai dengan kesepakatan yang ada dan tanpa ada salah satu dari mereka

yang lebih berwenang. Sementara cara kerja para millennials adalah proses pengenalan

terlebih dahulu terhadap setiap pihak yang akan dirinya ajak bekerja sama, kemudian

pembentukan komitmen lewat struktur jabatan yang di dalam kembali ada unsur

persaingan dan upaya peningkatan harga diri dari para millennials.

6. Do it yourself (D.I.Y.)

Point ini akan memperlihatkan bagaimana gen Z adalah generasi digital yang

mandiri. Mandiri yang seperti apa? Mereka tidak lagi memerlukan bantuan guru les

atau lembaga pendampingan ketika mereka ingin mempelajari hal-hal baru di luar

keahlian mereka. Bagi gen Z cukup dengan memasukan kata kunci yang diinginkan di

kolom pencarian youtube dan secara ajaib jutaan video mengenai apa yang ingin

mereka bahas akan muncul.

Kemudian, pertanyaan yang muncul apakah semudah itu bagi gen Z mempelajari

sesuatunya lewat youtube dan media yang lain? Bagi mereka adalah iya. Lewat

karakteristik kustomisasi diri mereka secara tidak sadar menjadi selektif terhadap hal-

hal yang ingin mereka jadikan sebagai identitas diri mereka. Ini juga mengapa ketika

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29 
 

mereka mencari informasi di kanal informasi layaknya youtube akan ada kriteria

informasi yang akan mereka pilih misal dari jumlah pelanggan di saluran youtube

tersebut serta tren komentar yang muncul di thread konten-konten saluran tersebut.

tentu masih banyak hal yang bisa dijadikan penilaian ketika gen Z akan memilih video

yang dirinya tonton. Tetapi paling tidak ketika respon dari pengguna youtube lainnya

pada saluran tertentu positif maka cukup bagi gen Z meyakini paling tidak isi video

tersebut ada yang dapat mereka serap isinya meski tidak semua.

Hal ini ketika di dunia kerja yang saat ini sedang mulai dikendalikan oleh para

generasi Y adalah benturan yang bisa jadi menimbulkan gap atau kesenjangan antara

kedua generasi. Millennials dibiasakan dengan budaya kolaborasi yang tinggi dan sifat

gen Z yang bisa melakukannya segala halnya sendiri menjadikan diri mereka dapat di

cap tidak memiliki kemampuan bekerja di dalam tim. Tapi bagaimana dengan bahasan

mengenai weconomist pada poin sebelumnya? Maka perbedaan yang muncul adalah

bagaimana cara millennials menempatkan diri untuk bisa berkomunikasi dengan gen Z

di lingkungan kerja mereka. Hubungan kemintraan yang telah berkembang di dalam

pikiran gen Z menjadikan mereka hanya ingin berfokus pada pekerjaan yang bisa

mereka selesaikan dan hal-hal yang tidak dapat mereka tangani biarkan itu menjadi

urusan mitra mereka.

Karakteristik ini pun yang menjadikan 42% gen Z di Amerika ingin menjadi

wirausaha karena mereka bisa melakukan apa yang ingin mereka lakukan dan tidak

terjebak pada dunia kerja yang monoton.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30 
 

7. Terpacu

Gen Z adalah generasi yang realistis dan memiliki image tidak memiliki mimpi.

Tapi hasil yang ditemukan oleh Stillman (2018) atas pertanyaan apa yang ingin gen Z

capai dalam hidupnya? Tiga jawaban tertinggi dalam suvey tersebut adalah membawa

perubahan positif pada dunia, menjadi kaya secara mandiri, dan memiliki keluarga

yang sehat dan penuh kasih sayang. Jawaban-jawaban yang mungkin mengejutkan dan

membuat banyak pihak bingung mengenai generasi ini. Mereka memiliki tujuan untuk

bisa berpengaruh bagi dunia luas lewat teknologi yang mereka gunakan dan saat ini

para generasi Z ini sedang mencoba membangun identitas unik mereka dan

mengenalkannya pada dunia. Seperti yang di bahas pada sub topik generasi artis dan

youtuber bahwa mereka yang terkenal di media sosial akan memiliki pengaruh mereka

sendiri dan gen Z ingin melakukan hal yang sama layaknya para youtubers yang sudah

bisa menggiring banyak orang untuk memiliki mimpi atau tujuan bersinar dan dikenal

lewat keunikan diri mereka sendiri.

Kemudian, hal ini menunjukkan paling tidak gen Z bukan generasi yang apa

adanya dan tidak ingin menunjukkan perubahan. Mereka adalah generasi yang

mungkin akan mau berbuat lebih untuk kebaikan banyak orang dan memberikan

apapun yang mereka miliki untuk bisa berdampak bagi banyak orang yang memang

mereka rasa memerlukan bantuan dari mereka. Mereka pun tetap memiliki karakter

yang terpacu untuk mendatangkan perubahan dengan cara mereka sendiri. seperti jika

mereka bisa mengubah keadaan keluarga mereka dengan berjualan mug cantic

mengapa mereka tidak segera melakukannya? Itu akan lebih baik bagi gen Z daripada

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31 
 

menunggu gaji yang akan mereka sisihkan setiap bulannya dari tempat mereka

bekerja.

E. Generasi Z di Yogyakarta

Setelah membahas generasi Z di Amerika menurut Stillman, maka peneliti akan

melihat bagaimana dengan generasi Z di Indonesia dalam penelitian ini akan

difokuskan pada generasi Z di Yogyakarta? Apakah mereka memiliki kecenderungan

yang sama dengan mereka yang ada di Amerika? Namun, sebelum itu ada baiknya

melihat sedikit lebih luas yaitu generasi Z di Indonesia.

1. Penduduk Indonesia Dalam Usia

Mengutip dari katadata.co.id hasil supas atau survei penduduk Indonesia pada

2019 ini akan di proyeksikan berada di angka 266,91 juta jiwa. Jumlah ini kemudian

dibagi menjadi kelompok usia produktif dan tidak produktif. Usia produktif adalah 15-

64 tahun di Indonesia sebanyak 183,36 juta jiwa atau 68,7% dari total populasi.

Sementara mereka yang di atas usia 64 tahun atau tidak produktif hanya berjumlah

6,51% dari total populasi. Jika menyesuaikan dengan teori pembagian generasi yang

digunakan oleh peneliti maka usia produktif di Indonesia sedang diisi oleh mereka

para Generasi X yang sedang berada pada rentang usia 38 tahun hingga 55 tahun.

Generasi Y yang saat ini sedang berada pada usia 25 tahun sampai 37 tahun. Dan para

generasi Z yang sudah berusia 8 sampai 24 tahun. Serta bagian terakhir dari generasi

Boomers yang akan bersiap memasuki masa pensiun.

Melihat fakta tersebut maka bisa disimpulkan secara sementara jika Indonesia

sedang berada pada masa-masa padat oleh generasi Z. Mereka yang berusia muda

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32 
 

sedang berada dalam masa-masa mengambil peran untuk mencari, menemukan, dan

pada akhirnya menggerakan lingkunga sekitarnya. Dunia ini sedang dijalankan oleh

para generasi Z tidak terkecuali Indonesia.

2. Pengguna Internet Indonesia adalah Generasi Z

Data yang dilansir dari Kompas.com artikel 22 Februari 2018, menyebutkan

49,52 % dari pengguna Internet di tanah air adalah mereka yang berusia 19-34 tahun

yang notabene dalam penelitian ini mereka tergolong ke dalam millennials dewasa dan

gen Z awal. Hal ini dipengaruhi oleh terbukanya kesempatan untuk membangun karir

atau pekerjaan-pekerjaan baru dari linkungan digital yang ada dan tersedia di Internet.

Seperti pada sub-bab ketika peneliti mengenalkan gen Z bahwa mereka adalah

generasi selebritis dunia maya dan youtube blogger atau youtuber sedang menanjak

reputasinya.

Jika dibayangkan pada masa orang tua dahulu tidak terbayangkan seseorang bisa

menghasilkan jutaan hingga milliaran rupiah dengan hanya diam di rumah dan

berbicara dengan orang-orang yang tidak pernah mereka temui sebelumnya. Indonesia

sedang mengalami perubahan lewat internet, lewat peluang dan segala hal baru yang

ada di dalam dunia maya tersebut. Pekerjaan yang dahulu harus di cari sekarang dapat

diciptakan dengan mudahnya dan dengan feedback rupiah yang tidak sedikit.

Seperti yang ada di dalam latar belakang, peneliti meyakini jika segala

perubahan tersebut bisa terjadi dan berkembang secara pesat karena adanya peran

generasi Z sebagai penggerak utama dan penerima perubahan yang paling cepat dan

tidak terkecuali di Indonesia. Maka tidak heran jika penggunaan internet yang ada di

Indonesia sudah mulai masuk dan diterima oleh masyarakat.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33 
 

F. Karakteristik Generasi Z di Yogyakarta

Setelah menilai generasi Z di Indonesia serta bagaimana potensi dan dampak

terkini pada lingkungan yang ada maka secara umum itulah gambaran generasi Z di

Yogyakarta. Hal ini diambil oleh peneliti karena melihat fakta bahwa status kota

pelajar menjadi magnet bagi pelajar dari berbagai daerah untuk menimba ilmu.

Dikutip dari laporan penelitian Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2015, bahwa dari

320 ribu mahasiswa tahun itu 30% di antaranya atau sekitar 90 ribu mahasiswa adalah

mahasiswa pendatang dan dalam kurun waktu 4 tahun tentu jumlah tersebut

mengalami kenaikan di dorong dengan semakin mudah dan terjangkaunya akses

transportasi ke Yogyakarta serta biaya hidup yang masih terbilang murah bagi para

mahasiswa pendatang dari luar Yogyakarta.

Kemudian, bagaimana dampaknya pada Yogyakarta itu sendiri dengan

kehadiran para generasi Z itu sendiri? Secara nyata dampak yang langsung dirasakan

adalah kepadatan penduduk yang langsung meningkat. Beberapa tahun lalu jika kita

berkunjung ke Yogyakarta dan tiba pukul 12 malam akan sulit untuk menemukan

warung makan yang buka jika tidak berada di kawasan wisata, jikapun ada mungkin

adalah angkringan-angkringan di pinggiran jalan dan restoran cepat saji seperti KFC

ataupun McDonald’s. Saat ini jika kita merasa lapar di tengah malam akan lebih

mudah menemukan warung atau paling tidak kafe-kafe yang jika diamati akan diisi

oleh mereka para mahasiswa yang kelaparan di tengah malam.

Hal ini juga mendorong bagaimana perkembangan akses informasi dan

perkembangan dunia digital masuk ke Yogyakarta yang memang diminta secara tidak

langsung untuk bisa hadir dan dirasakan di Yogyakarta lewat para generasi Z-generasi

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34 
 

Z tersebut. Contoh paling jelas adalah bagaimana fenomena Go-jek dan Grab sejak

2015 masuk di Yogyakarta dan membawa perubahan yang cukup besar bagi

masyarakat. Hal ini menjawab kebutuhan transportasi bagi kaum urban yang notabene

di dalamnya juga adalah mahasiswa. Go-jek dan Grab hanya sebagian dari fenomena

yang menunjukkan bahwa Yogyakarta pun lapisan generasi Znya telah tersentuh oleh

perkembangan dunia digital.

Peneliti kemudian mencoba menilai karakteristik generasi Z di Yogyakarta

apakah akan memiliki kecenderungan sama dengan generasi Z atau gen Z yang ada di

Amerika versi David Stillman. Berdasarkan kajian secara teoretik oleh peneliti maka

paling tidak ada 4 karakteristik yang cenderung peneliti lihat ada di dalam diri generasi

Z Yogyakarta. Berikut adalah keempat karakteristik tersebut :

1. Figital, peneliti meyakini bahwa generasi Z di Yogyakarta pun cenderung

Figital. Data dari harian kompas yang menyatakan bahwa 72,41% pengguna

internet Indonesia telah menggunakan internet dan dunia digital tidak lagi hanya

untuk berkomunikasi tetapi untuk berbelanja, bekerja, dan melakukan aktivitas –

aktivitas lain seperti mencari hiburan dan makanan. Begitu banyak hal yang

terpengaruh oleh hadirnya internet dalam kehidupan generasi Z di Indonesia.

Namun, komunikasi dengan sesama adalah hal yang dapat dilihat secara jelas.

Penggunaan Friendster, Facebook, Twitter, Telegram, Instagram, WhatsApp,

dan masih banyak lagi media komunikasi digital yang benar-benar merubah cara

komunikasi antar manusia saat ini. Lewat pengamatan spontan peneliti ketika

bab ini disusun, boleh dikatakan mayoritas dari generasi Z yang ada di

Yogyakarta mengenal aplikasi digital dengan standar minimal adalah mengenal

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35 
 

dan menggunakan media sosial dan memahami bagaimana menggunakannya

untuk aktivitas sehari-hari. Maka dalam penelitian ini keyakinan awal peneliti

adalah generasi Z masa kini di Yogyakarta cenderung memiliki karakteristik

Figital.

2. Realistis, karakteristik ini peneliti ambil karena ingin memahami apakah kondisi

lingkungan yang tidak menentu akibat pergerakan yang serba cepat di era digital

membuat para generasi Z ini berpikiran realistis dalam urusan menentukan

kondisi masa depan mereka. Di Indonesia tidak terkecuali di Yogyakarta realistis

akan dapat dilihat dari pilihan generasi Z untuk jalur pendidikan yang akan

mereka tempuh. Umumnya pilihan yang ada dimulai sejak mereka akan

melanjutkan ke bangku SMA atau SMK. Bagi mereka yang berorientasi pada

persiapan kerja yang lebih cepat dan tidak memiliki keinginan untuk

melanjutkan hingga perguruan tinggi, biasanya akan memilih jalur kejuruan

karena memang sistem pendidikannya mencetak lulusan yang siap untuk

melamar pekerjaan. Tentu jika mereka yang memilih SMA mayoritas dari

mereka akan memilih untuk meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi dengan harapan bekal yang lebih banyak dan lebih matang untuk bisa

bekerja dan menyiapkan masa depan mereka kelak. Kemudian, lewat

perkembangan dunia digital pun saluran informasi mengenai lowongan

pekerjaan semakin mudah dan semakin banyak tersebar. Rasanya tidak sulit

untuk bisa mengakses informasi tersebut terutama bagi generasi Z.

Kemungkinan-kemungkinan tersebut yang menjadikan peneliti memiliki

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36 
 

keyakinan bahwa generasi Z masa kini di Yogyakarta cenderung memiliki

karakteristik realistis.

3. FOMO yang merupakan akronim dari Fear of Missing Out merupakan

karakteristik yang menunjukkan seberapa khawatirnya generasi Z ini tertinggal.

Tertinggal dalam hal informasi adalah hal yang tidak diharapkan oleh generasi Z

masa kini. Hal tersebut kemudian di dukung oleh perkembangan teknologi dan

internet yang semakin memfasilitasi arus informasi yang cepat, secepat mungkin

dapat diterima oleh generasi Z masa kini. Hal ini juga kemudian memungkinkan

mereka untuk membagikan informasi yang mereka dapatkan ataupun hasil dari

pemikiran mereka sendiri kepada orang lain. Tujuannya jelas agar mereka selalu

eksis di lingkungan digital mereka sendiri. Hal ini pun menjadikan peneliti

memiliki keyakinan bahwa generasi Z masa kini di Yogyakarta cenderung

memiliki karakteristik FOMO.

4. Terpacu, adalah karakteristik di mana generasi Z masa kini memiliki dorongan

untuk berkontribusi bagi orang banyak. Sebelum bisa berdampak bagi orang

banyak, terpacu mendorong generasi Z untuk segera atau secepat mungkin

melaksanakan pekerjaan yang akan diberikan. Hal ini karena mereka ingin

segera melihat hasil dan dampak dari pekerjaan yang mereka lakukan bagi orang

lain. Jika di sekolah atau di lingkungan kampus maka dorongan untuk segera

menyelesaikan setiap pekerjaan rumah akan muncul karena selain berkurangnya

tanggungan pekerjaan, mereka akan lebih memiliki waktu untuk dapat

bermanfaat bagi orang lain. Seperti fenomena yang sudah sering ditemui adalah

pekerja, mahasiswa, atau pelajar memiliki pekerjaan sampingan untuk bisa

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37 
 

menopang atau membantu kehidupan keluarganya. Generasi ini cenderung akan

gelisah ketika waktu yang mereka miliki hanya berakhir dengan menyelesaikan

tanggung jawab mereka yang sebenarnya dapat diselesaikan secepat mungkin

dan tidak dapat melakukan hal lebih untuk bisa berdampak bagi lingkungan

sekitar mereka. Maka peneliti pada akhirnya memiliki keyakinan awal bahwa

generasi Z masa kini di Yogyakarta cenderung memiliki karakteristik terpacu.

G. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dan digunakan peneliti adalah penelitian milik David

Stillman dan Jonah Stillman yang dirangkum dalam buku berjudul Generasi Z

(2018). Penelitian ini bertujuan untuk membuka pembahasan mengenai generasi baru

yang akan masuk dan mengisi dunia kerja. Penelitian ini melakukan survey pada para

generasi Z yang tergolong ke dalam gen Z di Amerika untuk menentukan

karakteristik yang muncul dalam diri generasi Z dan menjelaskan dampak dari

karakteristik tersebut ketika para gen Z berada di dunia kerja. Kemudian, hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa gen Z lewat teknologi dan kondisi yang

membesarkan mereka memiliki 7 karakteristik yang terdiri dari Figital, Hiper-

kustomisasi, FOMO, Realistis, DIY, weconomist, dan terpacu. Karakteristik ini saat

berada di dunia kerja menurut Stillman berpotensi untuk membentuk gap antara para

gen Z dengan atasan mereka yang berasal dari generasi yang lebih tua. Penelitian ini

berpedoman pada hasil penelitian yang ditemukan oleh David Stillman dan Jonah

Stillman pada anak-generasi Z masa kini di negara-negara maju.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan tujuan dapat

mendeskripsikan kejadian atau fenomena yang akan di teliti yaitu kecenderungan

karakteristik generasi Z di Yogyakarta masa kini. Penelitian deskriptif dimaksudkan

untuk menyelidiki keadaan, kondisi, dan hal lainnya dan dipaparkan dalam bentuk

laporan penelitian dengan hasil yang diharapkan menjadi cerminan keadaan yang apa

adanya (Arikunto, 2010 : 3). Pendekatan ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau

memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang

telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan penarikan

kesimpulan yang ditujukan secara umum (Sugiyono, 2012 : 29).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Yogyakarta tepatnya mencakup keseluruhan

Daerah Istimewa Yogyakarta. Mengingat cakupan area yang luas peneliti akan

melihat daerah persebaran dengan jumlah generasi Z yang paling padat dan

menjadikannya sebagai sampel.Yogyakarta identik dengan kota pelajar, ribuan

mahasiswa ada di Yogyakarta dan hal tersebut cukup signifikan jumlahnya dan

mempengaruhi kehidupan masyarakat yang ada di Yogyakarta sendiri. Kehadiran

para mahasiswa selain membawa kenaikan dari sisi jumlah penduduk tetapi juga

38 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39 
 

menghadirkan perubahan dari pola pikir dan perilaku yang ada termasuk karakteristik

generasi Z yang tinggal di Yogyakarta. Kemudian penelitian ini akan dilakukan pada

bulan September-Oktober 2019.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah generasi Z di Yogyakarta masa kini yang

berada pada usia rentang usia 18 – 24 tahun.

2. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah karakteristik generasi Z yang telah peneliti

tentukan yaitu Figital, Realistis, FOMO, dan Terpacu.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah generasi Z masa kini di Yogyakarta.

Berdasarkan data proyeksi Badan Pusat Statistik jumlah generasi Z yang berusia 8-

24 tahun di Yogyakarta berada di angka 830.000 jiwa pada tahun 2019. Berdasarkan

populasi di atas kemudian peneliti mempersempit rentang usia generasi Z yang akan

dijadikan responden adalah generasi Z yang berada pada rentang usia 18- 24 tahun

atau mereka yang sedang berada pada tingkat pendidikan tinggi atau dengan status

mahasiswa dan berdasarkan perhitungan proyeksi penduduk menurut BPS maka

jumlahnya berada di angka 829.900 jiwa . Hal ini didasarkan pada pertimbangan

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40 
 

mahasiswa telah memahami hal-hal yang mereka butuhkan dan telah mampu

membuat keputusan-keputusan terkait diri mereka sendiri. Sehingga dari hal tersebut

akan dapat dilihat kecenderungan dari keempat karakteristik yang diteliti.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini ditentukan jumlahnya dengan rumus Slovin. Berikut

adalah perhitungan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin :

N
n=
1+Ne2

Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Populasi
e = margin of error
829900
n=
1+829900×0.052

829900
n=
2075.75
n = 399.8073 ≈ 400
Berdasarkan perhitungan rumus Slovin maka jumlah sampel yang akan

digunakan dalam penelitian ini sejumlah 400 responden. Pada pelaksanaannya setelah

menyebarkan kuesioner selama dua minggu. Kuesioner yang terkumpul dan

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 243 responden (respon rate 61%).

3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam pengambilan sampel peneliti mengambil responden dengan teknik

multistage sampling dengan penentuan universitas pada tahap unit sample primer.

Kemudian untuk sampai ke tahap jumlah responden teknik yang dilakukan adalah

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41 
 

penentuan secara bertingkat atau multistage sampling. Tingkat pertama adalah

penentuan Universitas yang bersifat sebagai unit sampel primer. Peneliti memilih 2

universitas swasta dan 2 universitas negeri. Universitas swasta yang dipilih oleh

peneliti adalah Universitas Sanata Dharma dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Untuk universitas negeri yang dipilih adalah Universitas Gajah Mada dan Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran”. Universitas Sanata Dharma dan Universitas Atma

Jaya dipilih dengan alasan kedua lembaga swasta tersebut adalah dua yang terbaik di

Yogyakarta dalam 5 tahun terakhir. Sementara untuk Universitas Gajah Mada dipilih

dengan alasan masih menjadi tujuan utama banyak pihak untuk bisa melanjutkan

studi dan mampu menjadi salah satu universitas yang terbaik di tingkat nasional dan

untuk Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” dipilih karena dalam kurun

waktu 4 tahun terakhir sedang mengalami perkembangan dan menjadi tujuan baru

bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Yogyakarta.

Tingkat kedua dalam penentuan sampel ini adalah memilih fakultas dari

masing-masing universitas. Penentuan ini ditentukan secara acak oleh peneliti.

Universitas Sanata Dharma dan Universitas Atma Jaya masing-masing akan diambil

2 fakultas. Universitas Gajah Mada akan diambil 2 fakultas dan Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” akan diambil 1 fakultas. Berikut adalah tabel

penentuan sampel pada tingkat fakultas:

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42 
 

Tabel 3.1
Penentuan Sampel Tingkat Fakultas Tiap Universitas
No. Universitas Fakultas Prodi Jumlah
PBSI 40
FKIP Pend. Ekonomi 40
Universitas Sanata
1 Pend. Matematika 40
Dharma
Manajemen 40
Ekonomi
Akuntansi 40
Ekonomi Akuntansi 40
Universitas Atma
2
Jaya Yogyakarta
Teknik Arsitektur 40

Pertanian Agribisnis 40
Universitas Gajah
3
Mada
MIPA Elektro 40

Universitas
Pembangunan
4 Ekonomi Manajemen 40
Nasional
“Veteran”

Total responden 400

Pada tabel di atas menunjukkan setelah penentuan sampel pada tingkat fakultas,

dilanjutkan pada level prodi. Prodi dipilih dengan undian dan untuk FKIP Sanata

Dharma akan ditentukan 3 program studi dengan dasar dapat mewakili paling tidak 3

jurusan yang ada yakni JPMIPA, JPIPS, dan Bahasa. Kemudian, jumlah sampel yang

berjumlah 400 dibagi secara merata pada 10 program studi tersebut. Sehingga

masing-masing program studi akan memiliki porsi yang seimbang yakni 40

responden.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43 
 

Setelah proses pengumpulan data dilakukan, kriteria yang telah ditentukan pada

tabel di atas tidak sepenuhnya terpenuhi khususnya pada tingkat prodi, di mana

responden berasal dari beberapa prodi yang berbeda meskipun masih berada pada

fakultas yang sudah ditentukan. Jumlah responden yang didapat sejumlah 243

responden. Adapun detail responden yang didapatkan sebagai berikut :

Tabel 3.2
Persebaran Responden Berdasarkan Asal Universitas Serta Fakultas
No. Universitas Fakultas Jumlah %
Universitas Sanata FKIP 121 49,8
1.
Dharma Yogyakarta Ekonomi 27 11,2
Universitas Atma Jaya Ekonomi 28 11,5
2.
Yogyakarta Teknik 11 4,5
Pertanian 3 1,2
3. Universitas Gadjah Mada
MIPA 39 16
Universitas
4. Pembangunan Nasional Ekonomi 14 5,8
“Veteran”
Total Responden 243 100
Sumber: data primer, diolah 2019

E. Definisi Operasional Variabel dan Indikator

Variabel pada penelitian ini adalah karakteristik generasi Z masa kini yang

terdiri dari 4 karakteristik yang akan digunakan peneliti dan dipandang sebagai

yang paling mendasar dan membawa dampak bagi masyarakat umum jika

karakteristik tersebut dimiliki. Berikut adalah 4 karakteristik yang peneliti

gunakan ;

1. Karakteristik figital, adalah karakteristik generasi Z masa kini yang tidak

lagi membedakan dunia digital dan dunia nyata atau fakta. Generasi Z

menganggap jalur komunikasi lewat media sosial dengan kegiatan tatap

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44 
 

muka secara langsung adalah hal yang sama. Berdasarkan definisi di atas

maka indikator dari figital adalah frekuensi, jumlah, dan durasi penggunaan

aplikasi untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan saluran informasi

digital pilihan generasi Z masa kini.

2. Karakteristik realistis, adalah karakteristik generasi Z masa kini yang

berupaya untuk membuat pilihan-pilihan konkrit dalam menyiapkan diri

mereka sendiri untuk masa depannya. Pilihan yang dibuat dimulai dari

memilih sekolah atau universitas yang akan dimasuki. Pilihan dapat dibuat

program yang ditawarkan. Generasi Z masa kini memilih sekolah atau

universitas yang menawarkan program yang relevan dan dapat memberikan

mereka keterampilan untuk menyiapkan masa depannya. Dari definisi di

atas maka indikator karakteristik realistis adalah alasan generasi Z dalam

memilih program pendidikan, alasan bagi generasi Z dalam memilih jalur

karir, dan reaksi generasi Z saat dihadapkan pada pilihan.

3. FOMO, adalah karakteristik generasi Z masa kini yang merasa khawatir

jika tertinggal dalam hal informasi terkini. Generasi Z ingin menjadi yang

terdepan dalam menerima informasi yang beredar di dunia maya. Media

sosial, aplikasi koran digital, web-web berita, hingga kanal youtube menjadi

pilihan-pilihan saluran informasi yang menjadi primadona bagi generasi Z

dalam mencari informasi. Indikator dari karakteristik FOMO adalah

frekuensi akses informasi digital dalam kegiatan sehari-hari, respon

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45 
 

generasi Z jika tidak terkoneksi dengan internet, dan respon generasi Z

ketika terhadap informasi terkini.

4. Karakteristik terpacu, adalah karakteristik generasi Z masa kini yang

mendorong untuk maubergerak dan berbuat sesuatu. Terpacu mendorong

generasi Z untuk segera dan secepat mungkin melaksanakan pekerjaan yang

akan diberikan. Generasi Z yakin dengan bergerak secepat mungkin, dirinya

dan lingkungan sekitarnya akan merasakan perubahan dan menjadi lebih

maju dari sebelumnya. Dengan demikian indikator karakteristik terpacu

adalah durasi generasi Z dalam melakukan pekerjaan, ekspektasi generasi Z

atas hasil setiap pekerjaan, dan pola kerja generasi Z masa kini.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46 
 

Tabel 3.3
Indikator dan Sub Indikator
No. Variabel Indikator
Frekuensi, jumlah, dan durasi
penggunaan aplikasi untuk
1 Figital memenuhi kehidupan sehari-hari
Saluran informasi digital pilihan
generasi Z masa kini.

Alasan generasi Z dalam memilih


jalur pendidikan.

Alasan generasi Z dalam memilih


2 Realistis
jalur karir.

Reaksi generasi Z ketika dihadapkan


pada pilihan.

Frekuensi akses informasi digital


dalam kehidupan sehari-hari.

Respon generasi Z jika tidak


3 Fear of Missing Out
terkoneksi dengan internet

Respon generasi Z ketika terhadap


informasi terkini
Durasi generasi Z dalammelakukan
pekerjaan.
Ekspektasi generasi Z atas hasil
4 Terpacu setiap pekerjaan.

Pola kerja generasi Z masa kini.

Sumber: Stillman (2018)

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47 
 

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

dapat membantu peneliti untuk mendeskripsikan kecenderungan dari empat

karakteristik generasi Z masa kini di Yogyakarta. Kemudian, selain data berupa

angka dibutuhkan hasil wawancara guna membantu peneliti dalam mendalami

hasil dari kuisioner yang telah diolah nantinya. Prinsip penelitian campuran atau

mixed method digunakan dalam penelitian ini akan lebih dominan dalam melihat

hasil kuisioner yang nantinya akan disebar. Kemudian hasil wawancara

diharapkan akan mampu menjelaskan indikator-indikator yang tidak terjawab

ataupun memiliki hasil ekstrim dari olahan data kuisioner. Berikut adalah teknik

yang akan digunakan oleh peneliti dalam proses pengumpulan data

1. Penyebaran Kuisioner

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuisioner sebagai istrumen

penelitian. Kuisioner bersifat tertutup guna memperkecil kemungkinan bias dalam

proses penarikan kesimpulan nantinya. Kuisioner disusun berdasarkan indikator yang

telah ditentukan oleh peneliti.

Adapun indikator dari keempat variabel atau karakteristik dalam penelitian ini

terdiri dari karakteristik figital memiliki 3 indikator yaitu penggunaan aplikasi untuk

memenuhi kehidupan sehari-hari, penggunaan media sosial sebagai, dan kegelisahan

generasi Z jika tidak terkoneksi dengan internet. Karakteristik realistis memiliki 3

indikator alasan generasi Z dalam memilih program pendidikan, alasan bagi generasi

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48 
 

Z dalam memilih jalur karir, dan reaksi generasi Z saat dihadapkan pada pilihan.

Karakteristik FOMO memiliki 3 indikator frekuensi akses informasi digital dalam

kegiatan sehari-hari, saluran informasi digital pilihangenerasi Z masa kini, dan respon

generasi Z ketika terhadap informasi terkini. Karakterisitik terpacu memiliki 3

indikator durasi generasi Z dalam melakukan pekerjaan, ekspektasi generasi Z atas

hasil setiap pekerjaan, dan pola kerja generasi Z masa kini.

Tabel 3.4
Kisi-kisi Kuesioner Penelitian
No. Variabel Indikator Jumlah Butir
Frekuensi, jumlah, dan durasi
penggunaan aplikasi untuk 4
1 Figital memenuhi kehidupan sehari-hari
Saluran informasi digital pilihan
3
generasi Z masa kini.

Alasan generasi Z dalam memilih


5
jalur pendidikan.

Alasan generasi Z dalam memilih


2 Realistis 5
jalur karir.

Reaksi generasi Z ketika


3
dihadapkan pada pilihan.

Frekuensi akses informasi digital


4
dalam kehidupan sehari-hari.

Fear of Missing Respon generasi Z jika tidak


3 3
Out terkoneksi dengan internet

Respon generasi Z terhadap


4
informasi terkini

Durasi generasi Z
4 Terpacu 2
dalammelakukan pekerjaan.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49 
 

No. Variabel Indikator Jumlah Butir

Ekspektasi generasi Z pada setiap


4
pekerjaan.

Pola kerja generasi Z masa kini. 5

Jumlah 43

Sumber: Stillman (2018)

2. Wawancara

Teknik wawancara dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan hasil yang

bisa menjelaskan pilihan-pilihan dari responden terhadap penggunaan internet,

media sosial, jalur studi, serta ekspektasi pada suatu hal yang mungkin tidak dapat

terjawab oleh kuisioner. Responden dari wawancara penelitian ini adalah orang-

orang yang peneliti ambil secara acak dengan batasan adalah usia dari populasi

yang digunakan dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan terhadap 10 orang, 3 di

mahasiswi Universitas Sanata Dharma, 4 orang mahasiswa Universitas Atma Jaya

Yogyakarta, 1 orang siswa kelas XII SMA Kolese De Britto, dan 2 orang alumni

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Wawancara dilakukan secara informal dan dalam kondisi yang memang

memungkinkan bagi responden untuk diwawancari di beberapa tempat seperti

warung makan, tempat kost, areal kampus Universitas Sanata Dharma, serta

melalui saluran media sosial baik WhatsApp, Line, dan Instagram. Berikut panduan

pertanyaan wawancara yang peneliti susun dan gunakan.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50 
 

Tabel 3.5
Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara
No. Karakteristik Pertanyaan
Pandangan responden terhadap perkembangan aplikasi
digital.
Pengaruh/manfaat yang dirasakan oleh responden ketika
1. Figital menggunakan aplikasi digital.
Pandangan responden terhadap dampak dari
penggunaan aplikasi digital dalam kehidupan mereka
sehari-hari.
Tanggapan responden pada kondisi yang menghadapkan
responden pada pilihan.
2. Realistis Pandangan responden terhadap pilihan-pilihan untuk
dunia kerja dan jalur pendidikan yang sedang dan akan
responden lalui.
Pandangan responden pada aliran informasi di zaman
digital saat ini.
Reaksi dari responden ketika menerima atau
3. FOMO
mendapatkan sebuah informasi.
Tindakan responden setelah menerima dan membaca
informasi yang didapat.
Reaksi yang dikeluarkan oleh responden ketika
4. Terpacu
dihadapkan pada tugas/tanggungjawab.
Sumber: Stillman (2018)

Tabel 3.6
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan
No. Karakteristik Sumber Data
Data
1 Figital
2 Realistis Generasi Z di Kuisioner dan
3 FOMO Yogyakarta Masa Kini Wawancara.
4 Terpacu
Sumber: Stillman (2018)

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51 
 

G. Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen pada penelitian ini dilakukan pada instrument kuisioner.

Kuisioner yang digunakan akan diuji validitas serta reliabilitasnya.

1. Uji Validitas

Uji ini dilakukan dengan tujuan meninjau apakah butir-butir dalam kuisioner

dapat mengukur dan memberikan gambaran mengenai karakteristik generasi Z masa

kini di Yogyakarta. Validitas yang dilakukan untuk kuesioner penelitian ini

menggunakan validitas isi/content validity oleh ahli dalam hal sosiologi dan

antropologi. Dalam penelitian ini ahli yang dipilih adalah Drs. Silverio Raden Lilik

Aji Sampurno M.Hum., Beliau adalah dosen program studi Sejarah, Universitas

Sanata Dharma. Proses uji validitas ini dilakukan dengan memberikan kuesioner pada

ahli untuk menilai setiap butir pada kuesioner serta opsi-opsi yang sekiranya masih

melenceng dari tujuan penelitian.

Hasil dari uji validitas yang telah dilakukan memberi perubahan pada kuesioner

penelitian sebagai berikut:

1. Opsi jawaban pada bagian karakteristik Figital item nomor 6 pada akhirnya

disederhanakan guna memudahkan responden untuk memilih saluran informasi

yang diandalkan sehari-hari.

2. Bunyi pernyataan karakteristik Figital item nomor 7 diganti dari tujuan

penggunaan aplikasi digital menjadi alasan penggunaan aplikasi digital. Hal ini

karena dirasa oleh ahli ada opsi jawaban yang tidak sesuai dengan maksud dari

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52 
 

kata “tujuan” sehingga istilah “alasan” adalah yang akhirnya digunakan oleh

peneliti.

3. Pernyataan karakteristik Realisitis item nomor 12 pada akhirnya dihapus. Karena

pernyataan mengenai alternatif pilihan yang akan diambil jika melanjutkan pada

tingkat perguruan tinggi tidak sesuai dengan responden yang notabene adalah

mahasiswa perguruan tinggi itu sendiri.

4. Adanya penambahan pernyataan pada karakteristik realistis guna menjadi transisi

antara indikator alasan generasi Z dalam memilih jalur pendidikan dan pekerjaan

dengan indikator reaksi generasi Z ketika dihadapkan pada pilihan.

H. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif guna mendeskripsikan keempat

karakteristik generasi Z masa kini di Yogyakarta. Analisis data dimulai dari analisis

data kuantitatif yang dilanjutkan dengan data yang diperoleh dari wawancara sebagai

pelengkap jawaban dalam penelitian ini.

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis data penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan setiap karakteristik

yang dimiliki oleh generasi Z masa kini di Yogyakarta. Deskripsi yang dilakukan oleh

peneliti akan menunjukkan seberapa jauh generasi Z memiliki kecenderungan setiap

karakteristik baik dari segi usia, asal daerah, dan tahun angkatan mereka di perguruan

tinggi. Deskripsi yang dilakukan oleh peneliti akan didasarkan pada indikator dan

kecenderungan-kecenderungan yang peneliti cari untuk setiap karakteristik.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53 
 

Tabel 3.7
Kecenderungan Yang Dicari Pada Setiap Karakteristik
No. Variabel Indikator Kecenderungan yang dicari
Frekuensi, jumlah, Penggunaan aplikasi digital berada
dan durasi pada level durasi dan frekuensi
penggunaan aplikasi yang tinggi. Kemudian, dalam satu
untuk memenuhi hari generasi Z akan menggunakan
1 Figital kehidupan sehari-hari begitu banyak aplikasi digital.
Saluran informasi yang
Saluran informasi
digunakan/dipilih oleh generasi Z
digital pilihan
lebih banyak mengarah pada media
generasi Z masa kini.
online
Generasi Z digital masa kini
memandang bahwa minat serta
karir masa depan adalah alasan
Alasan generasi Z
bagi mereka untuk memilih
dalam memilih jalur
perguruan tinggi serta program
pendidikan.
studi. Sebagai perwujudan dari
kebutuhan serta rencana jangka
panjang.
Jabatan dan penghasilan adalah
hal-hal yang diutamakan oleh
Alasan generasi Z
generasi Z untuk memilih
dalam memilih jalur
pekerjaan khususnya pekerjaan
2 Realistis karir.
tetap. Serta motivasi untuk
akhirnya dapat berwirausaha.
Dihadapkan pilihan dalam hidup
adalah sesuatu yang membuat
generasi Z menjadi antusias. Hal
ini dikarenakan mereka akan dapat
Reaksi generasi Z
belajar untuk menimbang setiap
ketika dihadapkan
pilihan beserta resiko yang ada di
pada pilihan.
dalamnya. Namun, tidak berarti
generasi Z akan bertaruh untuk
mengambil resiko-resiko yang
berat.
Frekuensi akses Generasi Z akan sering mencari
Fear of
informasi digital informasi terkini serta mengakses
3 Missing
dalam kehidupan informasi terkini pada durasi yang
Out
sehari-hari. tinggi dalam satu hari.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54 
 

No. Variabel Indikator Kecenderungan yang dicari


Perasaan gelisah adalah hal yang
dirasakan oleh generasi Z jika tidak
Respon generasi Z terhubung dengan saluran
jika tidak terkoneksi informasi terkini serta generasi Z
dengan internet akan memprioritaskan akses
internet di mana pun mereka
berada.
Berbagi informasi terkini adalah
Respon generasi Z yang dilakukan oleh generasi Z
terhadap informasi saat menerima informasi dengan
terkini motivasi untuk menjadi yang
terdepan.
Generasi Z akan bekerja secepat
Durasi generasi Z
mungkin. Menunda adalah hal
dalam melakukan
yang tidak akan dilakukan oleh
pekerjaan.
generasi Z.
Generasi Z berharap tempat
mereka berkuliah memberikan
Ekspektasi generasi Z
bekal secara konkrit yang dapat
pada setiap pekerjaan.
menjadi sarana mereka saat akan
4 Terpacu memasuki dunia kerja.
Generasi Z tidak menyukai terlalu
banyak perencanaan karena kondisi
dunia nyata tidak akan selalu sesuai
Pola kerja generasi Z dengan rencana yang mereka buat.
masa kini. Namun, di sisi lain tahap
perencanaan tetap harus ada
sebagai panduan dalam setiap
penyelesaian tanggung jawab.
Sumber: Stillman (2018)

Tabel di atas kemudian menjadi panduan peneliti dalam mengelompokkan

jawaban-jawaban responden untuk setiap karakteristik. Analisis data di atas

kemudian dilengkapi dengan cara mengelompokan jawaban-jawaban dari

narasumber yang peneliti wawancarai. Kemudian hasil dari narasumber yang

telah dicatat dalam lembar wawancara dikumpulkan dan disintesiskan oleh

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55 
 

peneliti menjadi beberapa kelompok jawaban besar yang akan digunakan dalam

upaya menjelaskan beberapa karakteristik yang belum maksimal setelah hasil

pengolahan data dari kuesioner.

Pada bagian akhir setelah pengelompokan, peneliti kemudian membuat

kategori-kategori yang ada pada setiap karakteristik. Berikut adalah kategori yang

dimaksud;

1. Figital

Pada karakteristik figital peneliti mengelompokannya ke dalam tiga kategori.

Pertama adalah kategori Figital, yang memiliki ciri kunci yaitu keseluruhan aktivitas

yang dilakukan oleh generasi Z di Yogyakarta sepenuhnya dilakukan melalui aplikasi

digital. Kedua adalah Figital Awal, kategori ini memiliki ciri kunci yaitu penggunaan

aplikasi digital yang aktif oleh generasi Z namun sikap membatasi diri dan

memprioritaskan tatap muka secara langsung masih ada di dalam diri generasi Z.

Ketiga adalah Pra-Figital, kategori ini bercirikan penggunaan aplikasi digital yang

tidak intens, serta belum ada pemikiran bahwa aplikasi digital dapat membantu setiap

aktivitas yang dilakukan sehari-hari.

2. Realistis

Pada karakteristik realistis peneliti awalnya hanya akan membagi menjadi

kategori realistis dan tidak realistis. Namun, untuk kategori tidak realistis peneliti

menemukan bahwa mereka yang memiliki optimism dalam dirinya pun merupakan

orang yang tidak realistis. Begitu pula dengan mereka yang pesimis, mereka tidak

memiliki dorongan untuk membuat keputusan-keputusan yang bisa saja hal tersebut

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56 
 

masih dapat mereka lakukan atau kerjakan, tetapi terhambat oleh ketakutan, perasaan

minder, serta hal negative lainnya. Maka dari itu peneliti kemudian membagi

karakteristik ini ke dalam 3 kategori yakni Optimistis yang memiliki ciri kunci yaitu

generasi Z yang optimis akan memiliki ekspektasi serta target yang tinggi untuk

setiap rencana dan keputusan yang mereka ambil. Kedua ada realistis yang bercirikan

generasi Z membuat rencana serta keputusan-keputusan didasarkan kepada

kemampuan serta ekspektasi hasil yang dapat mereka capai. Terakhir pesimistis,

adalah kategori yang bercirikan generasi yang pasrah terhadap keadaan serta hanya

menerima saja setiap keputusan dan rencana yang orang lain buat untuk dirinya.

3. Fear of Missing Out (FOMO)

Fear of Missing Out (FOMO) memiliki pembagian kategori yang sama

layaknya Figital. Dibagi menjadi yang pertama adalah FOMO itu sendiri, yang

bercirikan ketergantungan generasi Z pada informasi-informasi terkini. Kedua adalah

FOMO Awal, yang bercirikan kegelisahaan yang ada dalam diri generasi Z jika tidak

terhubung dengan arus informasi terkini mulai muncul dan mempengaruhi pikiran

serta aktivitas mereka sehari-hari. Kemudian terakhir adalah Pra-FOMO yang

bercirikan perasaan yang biasa-biasa saja dalam keseharian generasi Z meskipun

mereka tidak menerima informasi-informasi terkini.

4. Terpacu

Karakteristik ini peneliti bagi menjadi dua kategori yakni terpacu dan tidak

terpacu. Terpacu bercirikan generasi Z ingin berbuat lebih serta menghasilkan hal

yang dapat dirasakan tidak hanya oleh dirinya namun juga orang lain. Sementara

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57 
 

tidak terpacu tidak memiliki dorongan untuk berbuat dan tidak memiliki dorongan

untuk dapat berdampak bagi orang lain. Jika dirinya sendiri saja yang dapat

merasakannya bagi mereka yang tidak terpacu itu adalah cukup. 

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Responden

Generasi Z masa kini yang menjadi subjek penelitian ini mengacu pada

kelompok generasi yang lahir pada rentang waktu 1995-2010. Secara teori

kelompok generasi ini disebut generasi Z. Pada kenyataannya dari jumlah

responden yang telah ditentukan berjumlah 400 responden terkumpul sebanyak

243 responden atau sekitar 60.75% dari total 100% sampel penelitian yang

direncanakan.

Tabel 4.1
Usia Responden
No. Rentang Usia Jumlah Persentase
1 17 – 19 tahun 77 32 %
2 20 – 22 tahun 120 49 %
3 23 – 25 tahun 46 19 %
Total 243 100 %
Sumber: data primer, diolah 2019

Tabel di atas menggambarkan persebaran usia responden paling banyak

berada di rentang usia 20-22 tahun dengan sebesar 120 responden. Rentang usia

terbanyak kedua berada pada usia 17-19 tahun dengan jumlah 77 responden dan

untuk rentang usia 23-25 tahun ada di angka 46 responden. Rentang usia yang

didapatkan peneliti di lapangan memang tidak tepat seperti ketentuan yang telah

ditetapkan di awal yaitu 18-24 tahun. Hal ini disebabkan usia mahasiswa saat

58 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59 
 

mereka masuk di bangku kuliah cukup beragam dan program kuliah setiap

universitas pun mempengaruhi hasil yang dapat terjaring oleh peneliti.

Tabel 4.2
Asal Universitas Responden
No. Universitas Jumlah Persentase
1 Universitas Sanata Dharma 148 61 %
2 Universitas Atma Jaya Yogyakarta 39 16 %
3 Universitas Gadjah Mada 40 16 %
Universitas Pembangunan Nasional
4 16 7%
“Veteran” Yogyakarta
Total 243 100 %
Sumber: data primer, diolah 2019

Responden yang diteliti berasal dari 4 universitas yakni Universitas Sanata

Dharma, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, dan

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Jumlah responden dari

setiap universitas terangkum pada Tabel 4.2 .

Tabel 4.3
Daerah Asal Responden
No. Daerah Jumlah Persentase
1 Yogyakarta 49 20 %
2 Jawa barat dan Sekitarnya 30 12 %
3 Jawa Tengah dan Sekitarnya 61 25 %
4 Daerah lain 103 43 %
Total 243 100 %
Sumber: data primer, diolah 2019

Sementara untuk daerah asal 103 responden tersebar dari berbagai daerah

seperti Jawa timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara,

Sumatera Selatan, NTT, NTB, Papua, Banten, dan daerah lainnya. Sementara

untuk responden yang berasal dari daerah Yogyakarta sendiri tersaring sebanyak

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60 
 

49. Untuk Jawa barat dan Jawa tengah masing-masing tersaring 30 dan 61

responden.

B. Deskripsi Penelitian

Variabel pada penelitian ini terdiri dari 4 karakteristik generasi Z masa kini

yaitu Figital, Realistis, FOMO, dan Terpacu. Karakteristik ini merupakan bagian

dari 7 karakteristik generasi Z rumusan David Stillman dan Jonah Stillman yang

melakukan survey di negara-negara maju.

1. Figital

Figital adalah karakteristik di mana generasi Z tidak lagi membedakan

kenyataan dan fenomena secara fisik dengan kondisi serupa yang terjadi di dunia

digital. Karakteristik ini diukur dan dinilai melalui kuesioner dan wawancara yang

dilakukan. Kuesioner dan wawancara keduanya dilakukan pada responden dan

narasumber yang merupakan mahasiswa. Temuan penting penelitian ini untuk

karakteristik Figital adalah durasi dan frekuensi penggunaan aplikasi digital

generasi Z masa kini di Yogyakarta dengan 243 responden yang terkumpul berada

dalam kategori tinggi dan selalu menggunakan aplikasi digital untuk aktivitas

sehari-hari.

Tabel 4.4
Durasi Penggunaan Aplikasi Digital Dalam Satu Hari
Kategori Persentase Jumlah
Sangat Tinggi
21 % 51
(Lebih dari 7 jam)
Tinggi 83

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61 
 

Kategori Persentase Jumlah


(5-6 jam) 34 %

Rendah
34 % 83
(3-4 jam)
Sangat Rendah
11 % 26
(1-2 jam)
Total 100 % 243
Sumber: data primer, diolah 2019

Pada tabel di atas nampak bahwa 55% generasi Z masa kini menggunakan

aplikasi digital lebih dari 5 jam dalam sehari. Kemudian, pada tabel berikutnya

akan ditunjukan hasil dari kuesioner mengenai frekuensi generasi Z dalam

mengakses aplikasi digital pada rentang waktu satu hari.

Tabel 4.5
Frekuensi Penggunaan Aplikasi Digital Dalam Satu hari
Kategori Persentase Jumlah
Selalu
65% 158
(Lebih dari 7 kali)
Sering
15% 36
(5-6 kali)
Kadang-kadang
17% 41
(3-4 kali)
Jarang
3% 8
(1-2 kali)
Total 100% 243
Sumber: data primer, diolah 2019

Temuan ini menunjukkan bahwa aplikasi digital bagi generasi Z adalah hal

yang sering digunakan dalam aktivitas keseharian mereka. Jika menilai dari lama

penggunaan mungkin tidak terlalu nampak namun penggunaannya dalam satu hari

oleh generasi Z 65% menjawab selalu menggunakan aplikasi digital. Hal ini

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62 
 

kemudian didukung hasil wawancara bahwa akses aplikasi digital telah menjadi

kebiassaan bagi generasi Z.

Akses yang cepat dan mudah menjadikan durasi penggunaannya pun tidak

memerlukan waktu yang lama adalah poin yang ditawarkan oleh aplikasi digital

saat ini. Hal ini kemudian sejalan dengan hasil efisien dari aplikasi digital adalah

hal yang dicari oleh generasi Z masa kini. Generasi Z merasa efisiensi adalah hal

yang perlu dirasakan dalam setiap aktivitas sehari-hari dan hal tersebut generasi Z

rasakan saat menggunakan aplikasi digital. Seperti yang digambarkan pada tabel

4.6.

Tabel 4.6
Alasan Penggunaan Aplikasi Digital
Alasan Persentase Jumlah
Efisien 84% 204
Trend 10% 24
Tuntutan 6% 15
Total 100% 243
Sumber: data primer, diolah 2019

Hasil berikutnya yang peneliti yakini dapat menjelaskan karakteristik figital

dalam penelitian ini adalah temuan bahwa media online mendapatkan persentase

terbesar dari hasil kuesioner. Media online dipilih sebanyak 75% responden, hasil

ini memberikan gambaran bahwa sumber informasi generasi Z di Yogyakarta

telah didominasi oleh sumber informasi digital.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63 
 

Tabel 4.7
Media Informasi Sehari-hari
Media Persentase Jumlah
Media Online 75% 182
Televisi/radio 16% 39
Media cetak 9% 22
Total 100% 243
Sumber: data primer, diolah 2019

Berikutnya untuk jenis aplikasi digital yang paling sering diakses oleh

generasi Z memunculkan media sosial sebagai jenis aplikasi yang paling banyak

diakses dalam satu hari. Hal ini membuat peneliti menilai bahwa informasi yang

dicari oleh generasi Z lebih banyak melalui interaksi dengan sesama pengguna

media sosial. Berikut adalah hasil dari jenis media sosial yang paling banyak

diakses.

Aplikasi digital yang saya gunakan sehari-hari


250 226
202
200
150 131 131
100
100 83 75 63
46
50 26 11
9
0

Sumber: data primer, diolah 2019


Gambar 4.1
Jenis Aplikasi Digital Yang Paling Banyak Diakses

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64 
 

Tiga jawaban teratas tergolong ke dalam jenis media sosial. Ketiganya

pun memiliki kesamaan dari fitur yang ditawarkannya. Whatsapp, Instagram,

dan Line adalah media sosial yang dapat berbagi informasi baik dalam bentuk

foto, video, serta tulisan. Hal ini menjadi semakin lengkap untuk menunjang

generasi Z dalam mencari informasi.

Tabel 4.8
Kategori Generasi Z Figital

Kategori Ciri-ciri
 Penggunaan aplikasi digital harian oleh generasi Z
berada dalam kategori sangat tinggi untuk durasi dan
Figital selalu untuk frekuensinya.
 Media online adalah sumber utama dan satu-satunya
yang dipilih sebagai media informasi harian
 Menjalankan lebih dari dua aplikasi digital dalam
satu hari.
 Efisiensi dalam aktivitas sehari-hari adalah alasan
bagi generasi Z menggunakan aplikasi digital.
 Penggunaaan aplikasi digital harian oleh generasi Z
berada dalam kategori tinggi untuk durasi dan selalu
untuk frekuensi penggunaan aplikasi digital.
 Media online menjadi pilihan tetapi bukan menjadi
Figital Awal satu-satunya untuk sumber informasi.
 Menjalankan aplikasi dapat melebihi dua aplikasi
dalam sehari, namun hanya aplikasi yang dirasa
dibutuhkan saja yang akan dibuka dan dijalankan.
 Trend adalah alasan generasi Z menggunakan aplikasi
digital.
 Aplikasi digital bukan prioritas, sehingga penggunaan
dan frekuensi aksesnya berada dalam level jarang
serta rendah untuk aktivitas harian.
Pra-Figital  Media online hanya dipandang sebagai alternatif
terakhir ketika media televise dan koran tidak lagi
mampu menyajikan informasi yang mereka butuhkan.
 Menjalankan hanya dua aplikasi atau kurang dalam
sehari.
 Merasa aplikasi digital belum memiliki manfaat,

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65 
 

Kategori Ciri-ciri
sehingga belum memiliki alasan untuk menggunakan
aplikasi digital.
Sumber: Stillman (2018)

Penjelasan ciri ini akhirnya akan menunjukkan bahwa generasi Z masa kini

di Yogyakarta peneliti golongkan ke dalam kategori figital. Dari empat ciri yang

telah dirumuskan untuk kategori figital seluruhnya telah terpenuhi untuk

dikatakan ke dalam kategori figital.

Tabel 4.9
Jumlah Responden Untuk Setiap Kategori
Kategori Figital % Figital % Pra- % Total
& Awal Figital (100%)
Jumlah 224 92,2% 19 7,8% 0 0% 243
Sumber: data primer, diolah 2019

Tabel di atas menunjukkan bahwa generasi Z di Yogyakarta dalam

penelitian ini berada pada kategori figital. Hal ini menjawab bahwa

kecenderungan karakteristik ini sudah muncul dalam diri generasi Z dengan

persentase mencapai 92%. Kemudian peneliti berupaya untuk mendetail masing-

masing kategori dengan jumlah responden yang peneliti miliki. Proses ini peneliti

dasarkan pada 2 hal yakni asal daerah, dan rentang usia responden. Berikut adalah

hasilnya:

Tabel 4.10
Frekuensi Kategori Figital Berdasarkan Asal Daerah
Figital Pra-
Asal Daerah Figital % % % Total %
Awal Figital
Yogyakarta 49 20,2 0 0 0 0 49 20,2
Luar
175 72 19 7,8 0 0 194 79,8
Yogyakarta
Total 243 100

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66 
 

Sumber: data primer, diolah 2019


Tabel di atas menggambarkan jika responden yang berasal dari Yogyakarta

seluruhnya telah tergolong ke dalam kategori figital. Sementara responden yang

berasal dari luar Yogyakarta masih ada yang termasuk ke dalam kategori figital

awal dengan persentase 7,8% dari keseluruhan responden Berikutnya adalah

pembagian berdasarkan kategori rentang usia responden. Berikut adalah hasilnya ;

Tabel 4.11
Frekuensi Kategori Figital Berdasarkan Rentang Usia
Rentang % Figital % % %
Figital Pra-Figital Total
Usia Awal
17-19 77 31,7 0 0 0 0 77 31,7
20-22 109 44,9 11 4,5 0 0 120 49,4
23-25 38 15,6 8 3,3 0 0 46 18.9
Total 243 100
Sumber: data primer, diolah 2019

Tabel di atas memberikan gambaran bahwa kelompok usia responden yang

lebih muda semakin banyak persentase mereka yang tergolong ke dalam kategori

Figital. Hal ini memberikan gambaran bagi peneliti, bahwa generasi Z telah

mengenal aplikasi digital sejak usia yang lebih dini.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67 
 

Pertama kali menggunakan aplikasi digital


1% 3%

11%
TK
SD
41%
SMP
SMA
44% Kuliah

Sumber: data primer, diolah 2019


Gambar 4.2
Momen Responden Pertama Kali Menggunakan Aplikasi Digital

Gambar di atas mendukung gambaran yang diterima oleh peneliti dari

deskripsi data sebelumnya. Persentase sebesar 85% menunjukkan responden

menggunakan aplikasi digital sejak usia dini, bahkan ketika mereka belum berada

pada tingkatan sekolah menengah atas (SMA).

2. Realistis

Realistis adalah karakteristik di mana generasi Z membuat pilihan-pilihan

konkrit yang berkaitan dengan diri mereka tersendiri terutama untuk pilihan karir

dan jalur pendidikan. Karakteristik ini diukur dan dinilai melalui kuesioner dan

wawancara terutama mengenai alasan-alasan utama responden dalam memilih

jalur pendidikan mereka saat ini hingga ke depannya mereka akan memilih jalur

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68 
 

karir yang akan dibangun. Hasil dari kuesioner ditemukan bahwa generasi Z

menentukan sendiri pilihan universitas hingga program studi yang akan mereka

masuki. Kesadaran ini menunjukkan bahwa jalur pendidikan yang akan diambil

adalah kemauan diri sendiri dan tanpa paksaan.

Tabel 4.12
Pihak yang Memutuskan Untuk Melanjutkan ke Perguruan Tinggi
Pengambil Keputusan Jumlah Persentase (%)
Diri Sendiri 202 83
Orang Tua 27 11
Bersama-sama 15 6
Total 243 100
Sumber: data primer, diolah 2019

Pada gambar berikutnya, menunjukkan responden pada penelitian ini

menjawab akreditasi, program kuliah, prestasi akademis dan non-akademis, dan

biaya adalah dasar dalam memilih perguruan tinggi. Akreditasi mencerminkan

mutu dari sebuah institusi, kemudian program kuliah yang ditawarkan akan

menjadi gambaran bagi responden manfaat seperti apa yang akan mereka terima

saat mendaftarkan diri ke dalam perguruan tinggi tersebut. Prestasi bagi responden

akan menjadi gambaran sejauh mana institusi tersebut ingin berkembang dan

dapat bersaing, yang tentu hal tersebut akan terbawa ke dalam suasana sehari-hari

yang ada di lingkungan kampus.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69 
 

Saya memilih perguruan tinggi berdasarkan


180
160
140 157
120
100 120
80
60 82
40 67
20 2 9 6 4
0

Sumber: data primer, diolah 2019


Gambar 4.3
Pertimbangan Dalam Menentukan Universitas dan Program Studi

Pada hasil kuesioner untuk dasar penentuan universitas serta program studi

oleh responden memberikan hasil bahwa minat dan karir masa depan menjadi

jawaban yang paling banyak dipilih oleh responden. Seperti diketahui minat

biasanya didasari oleh kemampuan yang dimiliki dan menonjol pada diri

seseorang. Hal ini kemudian didukung dengan pandangan dari responden yang

melihat karir masa depan baiknya dimulai sejak mereka menentukan program

studi yang akan diambil. Tabel 4.13 di bawah menunjukkan alasan-alasan

responden yang menjadi dasar dalam menentukan universitas serta program studi.

Tabel 4.13
Dasar Dalam Menentukan Perguruan Tinggi dan Program Studi
Dasar Jumlah Jawaban Persentase (%)
Minat 161 66,2
Karir Masa Depan 141 58
Tuntutan 28 11,5
Formalitas 26 10,7

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70 
 

Dasar Jumlah Jawaban Persentase (%)


Beasiswa 3 1,2
Nilai SMA 1 0,4
Sumber: data primer, diolah 2019

Saat generasi Z menentukan pilihan saat mereka lulus dari perguruan tinggi

nantinya banyak dari responden yang memilih untuk mencari pekerjaan tetap

dengan jawaban terbanyak kedua adalah melanjutkan studi dengan persentase

sebesar 20% seperti yang digambarkan pada gambar 4.4.

Gambar 4.4
Pilihan Setelah Lulus dari Perguruan Tinggi
Pilihan yang diambil saat lulus kuliah

6%
15%

20% 59%

Mencari pekerjaan tetap Melanjutkan studi


Berwirausaha Mengikuti pelatihan kerja

Sumber: data primer, diolah 2019

Jawaban-jawaban di atas didasari oleh pemikiran bahwa memiliki pekerjaan

tetap responden akan lebih mudah mendapatkan penghasilan. Selanjutnya juga

ada responden yang menjadikan pekerjaan yang mereka terima nantinya sebagai

batu loncatan untuk dapat berwirasusaha atau berinvestasi pada bidang yang ingin

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71 
 

mereka geluti nantinya. Pekerjaan dalam hal ini adalah pekerjaan dalam bidang-

bidang formal dan disiapkan pada jalur pendidikan formal pula. Berikutnya adalah

responden penelitian ini memilih pekerjaan yang akan mereka lamar berdasarkan

latar belakang pendidikan, kemampuan, dan minat seperti yang di gambarkan

pada diagram 4.4 di bawah ini.

Pilihan pekerjaan yang akan saya lamar disesuaikan dengan

2% 0% Minat

Latar belakang pendidikan


29%
Kemampuan, pengalaman, dan
skill yang dimiliki
43%
Tuntutan Keluarga

Kontrak Beasiswa/Ikatan dinas

26%

Sumber: data primer, diolah 2019


Gambar 4.5
Dasar Dalam Menentukan Pekerjaan

Hasil ini menunjukkan bahwa responden penelitian ini percaya bahwa

memilih jalur karir yang sesuai dengan hal yang mereka miliki seperti latar

belakang pendidikan, serta kemampuan yang dimiliki akan membantu diri

mereka untuk bisa memiliki pekerjaan.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72 
 

Tabel 4.14
Alasan Mencari Pekerjaan Tetap
Alasan Jumlah %
Pilihan yang paling realistis untuk
99 40,7
mendapatkan penghasilan.
Hanya akan menjadi batu
loncatan guna mengumpulkan
74 30,4
modal awal investasi/usaha masa
depan.
Merupakan sesuatu yang umum
dan pasti dihadapi oleh semua 8 3,3
orang.
Formalitas agar tidak menjadi
52 21,4
bahan pergunjingan orang lain.
Takut mengambil resiko untuk
10 4,2
berwirausaha
Total 243 100
Sumber: data primer, diolah 2019

Dari berbagai macam pilihan yang mereka hadapi seperti pada tabel

berikutnya, mayoritas generasi Z merasakan manfaat dari pilihan-pilihan yang

mereka ambil yaitu dapat melatih diri mereka untuk menimbang setiap pilihan dan

siap untuk menerima setiap resiko yang dihadapi.

Tabel 4.15
Manfaat dari Dihadapkan Pada Pilihan
Manfaat Jumlah %
Melatih untuk menimbang dan siap
menerima setiap resiko pada setiap 131 54
pilihan.
Melatih saya untuk berani
80 32,9
memilih/mengambil keputusan.
Membentuk pola pikir saya. 32 13,1
Total 100
Sumber: data primer, diolah 2019

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73 
 

Dari penjelasan beberapa tabel di atas kemudian peneliti membagi

karakteristik generasi Z realistis pada tiga kelompok yakni optimistis, realistis,

dan pesimis. Ketiga kelompok ini merupakan ciri yang melekat pada diri generasi

sebelumnya yang tergolong ke dalam generasi millenials serta generasi orang tua

mereka yakni gen X yang menjadikan peluang untuk dapat berpengaruh pada

pilihan-pilihan yang dibuat oleh responden untuk masa depannya sendiri. berikut

adalah pembagian kategori dari karakteristik realistis ;

Tabel 4.16
Kategori Karakteristik Realistis
Kategori Ciri-ciri
 Segala keputusan terkait masa depan
diambil oleh dirinya sendiri.
 Ekspektasi, mimpi, dan keinginan untuk
berhasil dalam banyak hal adalah alasan
dalam memilih program studi.
 Memilih pekerjaan ditentukan hanya
Optimistis berdasarkan mimpi dan ekpektasi.
 Prestasi gemilang dan menjadi yang
terbaik adalah tujuan.
 Berwirasusaha adalah sebuah keharusan
 Pilihan diambil secara cepat dengan
keyakinan yang tinggi serta berani
mengambil resiko yang ada di dalamnya.
 Generasi Z memilih perguruan tinggi
karena keputusan mereka sendiri.
 Perguruan tinggi hingga program studi
dipilih karena kebutuhan dan rencana
jangka panjang, minat, dan kemampuan.
Realistis  Generasi Z menentukan pilihan karir
lewat pekerjaan yang disesuaikan dengan
kemampuan dan latar belakang yang
dimiliki.
 Generasi Z memiliki alasan dalam
memilih pekerjaan (Posisi, Jabatan,
Penghasilan)

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74 
 

Kategori Ciri-ciri
 Generasi Z mempertimbangkan
berwirausaha dalam aspek pengalaman,
peluang, dan resiko yang ada di
dalamnya.
 Generasi Z antusias saat dihadapkan pada
pilihan dan memikirkan baik-baik setiap
pilihan yang akan diambil.
 Generasi Z tidak ingin bertaruh untuk
pilihan-pilihan yang tidak mereka ketahui
resikonya.
 Mayoritas keputusan yang berkaitan
dengan pekerjaan ataupun kuliah akan
ditentukan oleh orang tua atau orang lain
mulai dari universitas, program studi, serta
jalur karir.
 Memilih jalur pendidikan dan karir sebagai
sebuah formalitas dan hal yang umum
terjadi.
Pesimistis
 Pilihan karir tidak direncanakan dan hanya
berpatokan pada pihak mana yang akan
menelpon duluan beb.
 Ketakutan berwirausaha karena tidak
memiliki kepastian untuk resiko dan
peluang yang dimiliki.
 Menghindari pilihan-pilihan yang muncul
beserta resiko yang ada di dalamnya.
Sumber: Stillman (2018)
Dari penggolongan pada tabel ini peneliti meyakini bahwa generasi Z masa

kini berada pada kelompok realistis. Adapun jumlah generasi Z untuk setiap

kategori adalah sebagai berikut.

Tabel 4.17
Jumlah Generasi Z Untuk Setiap Kategori
Kategori Optimistis % Realistis % Pesimis % Total
&
15 6 128 52 100 41 243
Jumlah
Sumber: data primer, diolah 2019

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75 
 

Pada kategori realistis terhitung 128 responden atau 52% tergolong ke

dalam karakteristik realistis. Hal ini didukung dengan terpenuhinya 6 ciri kategori

tersebut. Generasi Z yang menjadi responden menentukan sendiri perguruan

tinggi yang mereka pilih. Kemudian, perguruan tinggi hingga level program studi

disesuaikan dengan kemampuan, minat, serta rencana jangka panjang yang

dimiliki. Demikian pula dengan karir masa depan yang memunculkan kemampuan

dan latar belakang pendidikan sebagai jawaban yang paling banyak dipilih oleh

responden. Pada tabel berikutnya peneliti mencoba untuk merinci kembali jumlah

responden pada tiap kategori berdasarkan rentang usia.

Tabel 4.18
Frekuensi Kategori Realistis Berdasarkan Rentang Usia
Rentang
Optimistis % Realistis % Pesimis % Total
Usia
17-19 5 2,06 42 17,3 30 12,3 77
20-22 4 1,65 73 30,04 43 17,7 120
23-25 6 2,5 13 5,35 27 11,1 46
Total 243
Sumber: data primer, diolah 2019

Kemudian, berlanjut pada asal daerah responden. Hal ini berkaitan dengan

latar belakang yang membentuk diri responden di daerah asal mereka. Dalam hal

ini peneliti membagi asal daerah menjadi mereka yang berasal dari Yogyakartan

dan Luar Yogyakarta, dan hasilnya sebagai berikut ;

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76 
 

Tabel 4.19
Frekuensi Kategori Realistis Berdasarkan Asal Daerah
Asal Daerah Optimistis % Realistis % Pesimis % Total
Yogyakarta 5 2,06 23 9,5 21 8,6 49
Luar Yogyakarta 10 4,14 105 43,2 79 32,5 194
Total 243
Sumber: data primer, diolah 2019

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 194 responden yang berasal dari luar

Yogyakarta 70% cenderung lebih realistis. Hal ini kemudian peneliti bandingkan

dengan hasil bahwa generasi Z masa kini di Yogyakarta menentukan sendiri

perguruan tinggi yang akan mereka daftarkan dan ini menunjukkan bahwa bagi

mereka berkuliah di luar daerahnya hal tersebut adalah hasil dari keputusan

mereka sendiri. Sementara, mereka yang berasal dari Yogyakarta itu sendiri

sedikit banyak memiliki porsi yang seimbang antara kategori realistis dan pesimis,

peneliti melihat adanya kemungkinan perasaan minder untuk bersaing dengan

mereka yang berasal dari daerah lain. Kemungkinan kedua adalah terbatasnya

akses informasi serta ruang bagi generasi Z asli Yogyakarta untuk bisa

berkembang dan pada akhirnya dapat membentuk pola pikir yang lebih positif

juga kompetitif tidak hanya di level pendidikan baik menengah ataupun perguruan

tinggi, namun hingga level dunia kerja yang menghadirkan tantangan dan peluang

disaat yang bersamaan. Sehingga karakteristik realistis ini pada akhirnya akan

membantu generasi Z untuk membuat keputusan-keputusan yang konkrit dalam

hidup mereka saat ini dan nanti.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77 
 

3. Fear of Missing Out (FOMO)

FOMO atau Fear of Missing Out adalah karakteristik generasi Z yang

merasa gelisah jika tidak terhubung pada arus informasi terkini. Karakteristik ini

diukur dan dinilai melalui kuesioner dan wawancara. Hal yang dicari melalui

kedua instrument tersebut adalah tanggapan responden ketika mereka dihadapkan

pada kondisi minim informasi dan reaksi yang muncul ketika responden

mendapatkan informasi-informasi terbaru.

Temuan untuk FOMO pada diri responden yang terkumpul menunjukkan

bahwa generasi Z masa kini di Yogyakarta merasa biasa saja jika mereka tidak

dapat terhubung pada jaringan informasi terbaru.

Perasaan jika tidak dapat terhubung pada jaringan


informasi terkini

10%

32%

58%

Khawatir/gelisah/cemas Biasa saja Tidak berdampak apapun

Sumber: data primer, diolah 2019


Gambar 4.6
Perasaan Generasi Z Jika Tidak Terhubung Pada Jaringan Informasi
Terkini

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78 
 

Perasaan ini menjadi indikasi awal bagi peneliti bahwa kecenderungan

karakteristik Fear of Missing Out belum muncul dalam diri generasi Z yang

menjadi responden penelitian ini.

Tabel 4.20
Peranan Internet dan Informasi Terkini Dalam Aktivitas Sehari-hari
Kategori Jumlah %
Sangat Penting 221 91
Biasa Saja 20 8,2
Tidak Penting 2 0,8
Total 243 100
Sumber: data primer, diolah 2019

Selanjutnya adalah peranan internet dan informasi terkini bagi responden

memunculkan jawaban yang cukup berlawanan yakni generasi Z merasa peranan

internet serta informasi terkini sangat penting bagi diri mereka dengan persentase

jawaban mencapai 91%. Hal ini menjadikan peneliti menemukan dua kondisi

yang saling bertolak belakang. Selanjutnya adalah pandangan generasi Z terhadap

akses internet ddi ruang public memberikan hasil yang serupa dengan tabel 4.22

bahwa, akses internet di ruang publik saat ini dipandang penting oleh responden.

Berikut adalah paparan data dari poin tersebut.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79 
 

Keberadaan internet di ruang publik

0%

12%

88%

Sangat Penting Biasa saja Tidak terasa dampaknya

Sumber: data primer, diolah 2019


Gambar 4.7
Peranan Akses Internet di Ruang Publik

Sebanyak 88% responden menganggap akses internet di ruang publik saat

ini sangat penting. Hal ini kemudian mencerminkan bahwa pada dasarnya

kebutuhan akan informasi digital bagi generasi Z adalah hal yang penting namun

ada kondisi yang menyebabkan kegelisahan dalam diri generasi Z belum menjadi

hal yang dominan dalam penelitian ini. Selanjutnya, apabila melihat dari durasi

serta frekuensi ditemukan hasil bahwa 39% responden selalu mengakses

informasi terkini dalam satu hari.

Tabel 4.21
Frekuensi Akses Informasi Generasi Z
Kategori Jumlah %
Selalu 94
39
(Lebih dari 7 kali)
Sering 65
27
(5-6 kali)
Kadang-kadang 70
29
(3-4 kali)

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80 
 

Kategori Jumlah %
Jarang 19
8
(1-2 kali)
Total 243 100
Sumber: data primer, diolah 2019

Namun selain hasil yang ditunjukan pada tabel di atas peneliti

menaruh perhatian pada jumlah responden yang berada pada kategori

sering dan kadang-kadang yang total jumlahnya mencapai 56%.

Sehingga jika responden penelitian ini dikategorikan sebagai generasi Z

yang memiliki kecenderungan Fear of Missing Out, bagi peneliti angka

tersebut masih belum mengarahkan pada karakteristik yang dimaksud.

Tabel 4.22
Reaksi Generasi Z Terhadap Informasi Terkini
Reaksi Persentase
Langsung membagikannya 1%
Memahaminya terlebih dahulu dan
82%
tidak semuanya dibagikan.
Dibaca dan saya simpan sendiri 17%
Total 100%
Sumber: data primer, diolah 2019

Berlanjut pada respon generasi muda masa kini ketika menerima informasi

terkini memunculkan jawaban yaitu 82% responden tidak langsung membagikan

seluruh informasi yang diterimanya. Informasi-informasi tersebut akan dipahami,

dicerna, serta dipastikan terlebih dahulu kebenarannya. Seteleh memastikan

keakuratan informasi tersebut, responden memilih kembali jenis informasi yang

layak untuk dirinya bagikan kembali serta jenis informasi yang tidak akan pernah

disebarkan dan hanya menjadi konsumsi pribadi saja.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81 
 

Tujuan berbagi informasi

Hanya ingin berbagi


1%

39% Berusaha menyampaikan


ide dan gagasan yang saya
60% miliki
Untuk menunjukan diri
sebagai yang terdepan

Sumber: data primer, diolah 2019


Gambar 4.8
Tujuan Generasi Z Berbagi Informasi

Sebanyak 60% responden membagikan informasi yang mereka terima

dengan tujuan hanya ingin berbagi informasi saja tanpa memiliki tendensi untuk

menunjukkan dirinya menjadi yang terdepan. Kemudian media sosial terutama

What’sapps serta Instagram menjadi dua jawaban yang paling banyak dipilih

layaknya gambar 4.9 berikut ini.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82 
 

Informasi umumnya saya bagikan melalui


200
150 184
142
100
50 72
38 50 5
0
Facebook WhatsApp Instagram Line Twitter Obrolan
secara
langsung
Sumber: data primer, diolah 2019
Gambar 4.9
Media yang Paling Sering Digunakan Dalam Berbagi informasi

Kemudian, hal dari keinginan untuk berbagi responden pada penelitian

ini diketahui pula bahwa informasi yang akan mereka bagikan hanya

informasi yang mereka anggap penting. Sementara sesuatu yang sedang

menjadi trend atau informasi yang disukai oleh responden lebih banyak

untuk menjadi konsumsi pribadi saja. Hasil ini digambarkan pada gambar

4.10.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83 
 

Informasi yang saya bagikan biasanya berisikan

Informasi yang saya sukai
9%
7% 22%
informasi yang saya anggap
penting
Semua informasi yang saya
dapat saya bagikan
62% Sesuatu yang viral

Sumber: data primer, diolah 2019


Gambar 4.10
Jenis Informasi yang Dibagikan Oleh Generasi Z

Tabel 4.23
Kategori Karakteristik FOMO
Kategori Ciri-ciri
 Frekuensi akses informasi generasi Z ada
di dalam kategori selalu (>7 kali) serta
durasi generasi Z dalam mencari informasi
ada dalam kategori sangat tinggi (>7 jam)
 Generasi Z gelisah/khawatir ketika tidak
terkoneksi dengan internet.
FOMO
 Prioritas generasi Z saat ini adalah koneksi
yang dapat mereka lakukan di mana pun.
 Generasi Z membagikan setiap hal yang
mereka terima dan ingin menunjukkan
mereka yang terdepan untuk urusan
informasi terkini.
 Frekuensi akses informasi generasi Z ada
di dalam kategori sering (5-6 kali) serta
durasi generasi Z dalam mencari informasi
ada dalam kategori tinggi (5-6 jam)
FOMO Awal  Generasi Z gelisah/khawatir ketika tidak
terkoneksi dengan internet.
 Generasi Z mulai memprioritaskan
koneksi yang dapat mereka lakukan di
mana pun.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84 
 

Kategori Ciri-ciri
 Generasi Z membagikan hal yang mereka
terima dan dirasa penting dengan rasa
hanya ingin berbagi namun belum ingin
menunjukkan mereka yang terdepan untuk
urusan informasi terkini.
 Generasi Z hanya kadang-kadang saja
mengakses informasi terkini dalam satu
hari.
 Generasi Z tidak gelisah/khawatir ketika
tidak terkoneksi dengan internet.
Pra-FOMO  Koneksi yang dapat mereka lakukan di
mana pun belum menjadi prioritas
generasi Z saat ini.
 Generasi Z tidak membagikan setiap hal
yang mereka terima dan tidak memiliki
keinginan berbagi untuk setiap informasi
yang mereka terima.
Sumber: Stillman (2018)
Kecenderungan FOMO memang belum terlihat, karena generasi Z masa kini

tidak merasakan kegelisahan saat mereka tidak terhubung dengan saluran

informasi terkini. Hal ini yang akhirnya menjadi penentu bagi peneliti

mengkategorikan generasi Z masa kini di Yogyakarta berada pada kategori

FOMO awal dengan dasar penentuannya adalah 3 dari 4 ciri yang dimiliki

kategori ini telah terpenuhi,meskipun ciri yang menyebutkan bahwa tidak adanya

perasaan gelisah dalam diri responden menjadi hal yang tidak mendukung dalam

penentuan kategori ini. Hal ini peneliti kemudian bagi jumlah responden untuk

setiap kategori. Adapun hasilnya sebagai berikut

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85 
 

Tabel 4.24
Jumlah Generasi Z untuk Setiap Kategori
Kategori FOMO % FOMO % Pra- % Total
& Awal FOMO
Jumlah 72 29,6 171 70,4 0 0 243
Sumber: data primer, diolah 2019

Dari secara keseluruhan dari seluruh responden yang peneliti miliki

persebarannya lebih dominan pada kategori FOMO awal dan hal ini menjawab

pertanyaan penelitian bahwa generasi Z masa kini di Yogyakarta telah memiliki

kecenderungan fomo dalam diri mereka kemudian peneliti memecah jumlah pada

tabel di atas disesuaikan dengan rentang usia pada tiap kategori yang hasilnya

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.25
Frekuensi Kategori FOMO Berdasarkan Usia
Rentang FOMO % FOMO % Pra- % Total
Usia Awal FOMO
17-19 23 9,4 54 22,3 0 0 77
20-22 17 7 103 42,4 0 0 120
23-25 32 13,2 14 5,7 0 0 46
Total 243
Sumber: data primer, diolah 2019

Hasil breakdown pada tabel di atas menunjukkan persebaran yang cukup

menonjol untuk kelompok usia 20-22 tahun mereka mayoritas tergolong ke dalam

kategori FOMO awal. Kemudian hal ini menjadi fakta yang sesuai dengan kondisi

yang ada di lapangan, yaitu keadaan yang menuntut generasi saat ini untuk lebih

hati-hati dalam menyebarkan informasi yang mereka terima bersamaan dengan

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86 
 

banyaknya hoax dan fenomena berita yang berisikan ujaran kebencian, SARA,

dan isu negative lainnya.

4. Terpacu

Terpacu adalah karakteristik yang mendorong generasi Z untuk

bergerak/bekerja/belajar dengan didasari keinginan untuk berdampak bagi orang

banyak. Karakteristik ini diukur dan dinilai melalui kuesioner dan wawancara. Hal

yang paling dicari dalam penelitian ini adalah poin yang paling mendorong

responden untuk bekerja atau belajar lebih dari yang lainnya dan menilai generasi

Z dari pola kerja/pola belajar yang mereka terapkan dalam menyelesaikan setiap

pekerjaan dan tanggung jawab.

Hal yang dinilai adalah durasi belajar dari responden itu sendiri. temuan

penelitian ini menunjukkan bahwa generasi Z berada dalam kategori pendek

ketika mereka harus harus menggunakan waktu mereka untuk belajar ataupun

bekerja. Hasil temuan ini sejalan dengan fakta yang dikemukakan oleh Stillman

bahwa anak zaman sekarang memiliki waktu konsentrasi yang pendek pada satu

hal.

Tabel 4.26
Durasi Belajar/Kerja Generasi Z
Durasi Jumlah %
Sangat Panjang
5 2,05
(lebih dari 12 jam)
Panjang
12 4,93
(10-12 jam)
Menengah 58 23,8

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87 
 

Durasi Jumlah %
(5-9 jam)
Pendek
167 68,7
(1-4 jam)
Total 243 100%
Sumber: data primer, diolah 2019

Pada temuan lainnya hal ini dapat berkaitan dengan temuan bahwa generasi

Z memiliki prioritas dalam hal perencanaan sebelum mereka belajar, mengerjakan

tugas atau bekerja nantinya yang mendapatkan persentase jawaban hingga 57%.

Peneliti menangkap hasil ini sebagai keinginan dari responden untuk membuat

segala usaha dan pekerjaan yang akan mereka lakukan menjadi runtut serta

memiliki tujuan yang jelas.

Tabel 4.27
Poin Penting Dalam Penyelesaian Tugas Bagi Generasi Z
Tahapan Jumlah %
Pelaksanaan 95 39,1
Perencanaan 138 56,8
Evaluasi 10 4,1
Total 243 100
Sumber: data primer, diolah 2019

Hal ini mengindikasikan generasi Z tidak ingin bertele-tele dalam

penyelesaian setiap tugas ataupun kewajiban belajar mereka di kampus. Lewat

perencanaan yang matang efektivitas kerja dan belajar mereka akan jauh lebih

baik dan waktu dan tenaga yang digunakan akan jauh lebih efisien. Adapun

responden lebih jauh menjawab jika rencana yang akan dibuat tidak lebih dari dua

rencana. Jumlah tersebut dianggap ideal. Hasil ini akan digambarkan pada

diagram berikut.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88 
 

Jumlah rencana ideal bagi generasi Z

16%
Lebih dari 3 Perencanaan
8% 3 Perencanaan
54% 1 Perencanaan

22% 2 Perencanaan

Sumber: data primer, diolah 2019


Gambar 4.11
Jumlah Rencana Ideal Bagi Generasi Z

Hasil di atas didukung dengan alasan yang muncul dari jawaban

responden yang menyebutkan bahwa dengan rencana yang telah dibuat, mereka

akan dapat melakukan usaha-usaha yang sesuai untuk mencapai tujuan yang

telaag ditetapkan. Seperti yang ada pada gambar diagram 4.12.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89 
 

Alasan generasi muda ketika memiliki suatu rencana

Saya dapat
mengevaluasi sejauh
mana target belum bisa
23%
30% tercapai
Saya akan
mengeluarkan usaha
yang sesuai untuk bisa
mencapai target
5% Formalitas dihadapan
42% dosen dan teman-teman

Sumber : data primer, diolah 2019


Gambar 4.12
Alasan Generasi Z Saat Membuat Sebuah Rencana

Berlanjut pada temuan pada harapan yang dimiliki oleh generasi Z ketika

mereka memasuki perguruan tinggi adalah hal-hal konkrit yang mendukung

usaha mereka saat ini untuk mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan.

Responden kemudian memunculkan sertifikat serta sumber informasi yang

jelas terkait peluang dunia kerja sebagai jawaban yang paling banyak dipilih.

Peneliti kemudian melihat bahwa dengan bekal nyata berupa sertifikat yang

berperan sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja dan juga sebagai tanda

bukti bagi responden atas pencapaian dan pengembangan yang telah

dilakukannya selama menjalani masa pendidikan di level perguruan tinggi.

Kemdian, sumber informasi mengenai pekerjaan yang jelas akan

mengakomodasi generasi Z untuk dapat menentukan rencana yang akan

dilakukan pada tahapan selanjutnya.Berikut adalah hasilnya.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90 
 

Harapan saat masuk ke perguruan tinggi

Memberikan pengalaman professional bagi


30
saya

Mendapatkan relasi yang baik dan jaringan


baru bagi saya saat ini dan masa yang akan 42
datang

Memberikan bekal secara nyata (Sertifikat,


Sumber informasi pekerjaan yang selalu Up 113
to date, kepastian bahwa lulusan akan…

Mendapatkan relasi yang baik dan jaringan


baru bagi saya saat ini dan masa yang akan 42
datang

0 20 40 60 80 100 120

Sumber: data primer, diolah 2019


Gambar 4.13
Harapan Saat Masuk Perguruan Tinggi

Rencana serta usaha yang dilakukan oleh generasi Z, selalu mereka

tujukan agar dapat dirasakan manfaatnya oleh orang lain. Dalam penelitian ini

orang lain yang dimaksud adalah keluarga, teman, serta lingkungan tempat

responden tinggal. Hasil dari kuesioner kemudian memunculkan 41%

responden berharap keluarga adalah pihak pertama yang merasakan

keberhasilannya dalam studi di perguruan tinggi. Berikut adalah hasilnya.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91 
 

Selain diri saya sendiri,pihak yang saya harapkan dapat


merasakan keberhasilan saya dalam menempuh proses
pendidikan di perguruan tinggi adalah

Keluarga saya
15%
Teman-teman saya
41%
20%
Lingkungan tempat saya
tinggal

24% Lingkungan tempat saya


berkuliah

Sumber: data primer, diolah 2019


Gambar 4.14
Pihak yang Diharapkan Merasakan Keberhasilan Generasi Z

Berkutnya adalah penggolongan karakteristik terpacu, peneliti menilai

generasi Z telah berada pada kategori terpacu. Meskipun durasi kerja generasi Z

masa kini tergolong pendek atau rendah hanya 1-4 jam kerja yang dapat mereka

lakukan dalam satu hari. Namun hal tersebut lebih peneliti lihat sebagai efisiensi

dari setiap pekerjaan yang mereka kerjakan. Generasi ini tidak ingin bertele-tele

dalam proses mereka saat belajar ataupun bekerja nantinya. Lewat perencanaan

yang tidak terlalu banyak generasi Z ingin setiap target yang telah mereka

tetapkan diwujudkan dengan usaha yang sesuai. Kemudian, setiap pencapaian

yang mereka raih khususnya di level perguruan tinggi dapat dirasakan oleh orang-

orang terdekat. Adapun kategori pada karakteristik ini adalah sebagai berikut:

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92 
 

Tabel 4.28
Kategori Karakteristik Terpacu
Kategori Ciri-ciri
 Generasi Z mau dan mampu bekerja/belajar dalam durasi
panjang (5-9 jam).
 Generasi Z tidak menunda/memperlama setiap
pekerjaan/tanggung jawab yang harus diselesaikan.
 Generasi Z memiliki harapan untuk menerima hal konkrit di
tempat mereka belajar/bekerja.
 Generasi Z ingin keberhasilan mereka di kampus/tempat kerja
Terpacu
berdampak bagi orang lain.
 Generasi Z mau mengambil resiko dalam setiap tanggung
jawab.
 Pelaksanaan adalah poin utama bagi generasi Z dalam
menyelesaikan setiap tugas dan tanggung jawab.
 Perencanaan yang ideal bagi generasi Z adalah dengan tidak
memiliki banyak rencana.
 Generasi Z bekerja/belajar dalam durasi pendek (1-4 jam).
 Generasi Z menunda/memperlama setiap pekerjaan/tanggung
jawab yang harus diselesaikan.
 Generasi Z cenderung pasrah terhadap tempat mereka
belajar/bekerja.
 Generasi Z tidak yakin jika keberhasilan mereka di
Tidak
kampus/tempat kerja berdampak bagi orang lain.
Terpacu
 Generasi Z kurang ingin mengambil resiko dalam setiap
tanggung jawab.
 Evaluasi dan perencanaan adalah poin utama bagi generasi Z
dalam menyelesaikan setiap tugas dan tanggung jawab dan
perencanaan yang ideal akan selalu memiliki rencana cadangan
dalam jumlah banyak.
Sumber: Stillman (2018)

Selanjutnya adalah pembagian jumlah responden untuk setiap kategori yang

dilanjutkan dengan pembagian berdasarkaan rentang usia responden.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93 
 

Tabel 4.29
Jumlah Generasi Z untuk Setiap Kategori
Kategori % Tidak %
Terpacu Total
& Terpacu
Jumlah 221 91% 22 9% 243
Sumber: data primer, diolah 2019

Dari tabel di atas, generasi Z masa kini di Yogykarta sebagian besar berada

pada kategori terpacu dengan jumlah 221 responden atau 91% generasi Z masa

kini di Yogyakarta berada pada kategori terpacu. Jika peneliti menilik hasil

penelitian untuk karakteristik terpacu maka peneliti kemudian mengelompokan

responden – responden pada tiap kategori dengan dasar rentang usia yang hasilnya

sebagai berikut:

Tabel 4.30
Frekuensi Kategori Terpacu Berdasarkan Rentang Usia
Rentang usia Terpacu Tidak Terpacu Total
17-19 67 10 77
20-22 108 12 120
23-25 46 - 46
Total 243
Sumber: data primer, diolah 2019

Hal yang menarik dari tabel di atas adalah mereka yang sudah memasuki

usia dewasa, yaitu rentang 23 hingga 25 tahun. Justru lebih banyak yang masuk ke

dalam terpacu. Hal ini kemudian peneliti lihat sebagai perubahan sikap mental

yang mereka miliki ketika memasuki dunia yang baru dan sangat berbeda dari

dunia perkuliahan mereka dulu. Tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri,

keluarga, dan orang-orang di sekitarnya bagi peneliti adalah hal-hal yang

mendorong perubahan tersebut. Sementara bagi mereka yang ada pada rentang

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94 
 

usia yang lebih muda masih ada sebagian kecil yang tidak terpacu atau belum

terpacu.

Dugaan peneliti hal ini dikarenakan mereka masih menikmati masa-masa

perkuliahan mereka sendiri ataupun rasa terpacu mereka teralihkan pada hal-hal

yang tidak tertampung pada penelitian ini seperti hobi, prestasi non-akademis, dan

lain-lain.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan karakteristik generasi

Z di Yogyakarta tahun 2019. Dari analisis hasil penelitian yang sudah dijelaskan pada

hasil temuan penelitian. Berikut adalah pembahasan terkait hasil penelitian ini:

1. Generasi Z di Yogyakarta memiliki karakteristik Figital.

Keyakinan peneliti mengenai kecenderungan karakteristik Figital pada diri

generasi Z masa kini di Yogyakarta dikuatkan dengan temuan ketika diwawancara

seluruh narasumber memiliki smartphone baik generasi terbaru ataupun yang sudah

dapat dikatakan lawas. Samsung note 10, IPhone 11, dan berbagai vendor gawai

lainnya dalam 5 tahun terakhir hampir selalu mengeluarkan produk terbarunya dan

selalu menambahkan fitur-fitur yang memanjakan penggunanya tidak terkecuali

generasi Z dalam waktu yang sangat cepat. Berdasarkan data dari Kominfo

(kominfo.go.id, akses pada 27 Oktober 2019) yang mengutip hasil riset Emarketer

tahun 2018 memperkirakan lebih dari 100 juta orang Indonesia telah memiliki

smartphone.

Bagi karakteristik Figital hal ini sangat mendukung kecenderungan tersebut

untuk meningkat. Karena efisiensi yang ditawarkan aplikasi digital saat ini semakin

dapat diakses dan diterima melalui smartphone itu sendiri. Terlebih media sosial kini

menghadirkan fitur-fitur yang memungkinkan setiap aktivitas penggunanya dapat

terfasilitasi dengan baik. Fitur Go-jek yang awalnya hanya berkutat pada jasa antar-

95 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96 
 

jemput penumpang kali ini sudah merambah hingga sektor pembayaran Go-pay yang

menjadi andalan saat ini sudah seperti dompet virtual bagi generasi Z, ditambah

seringnya promosi dan potongan harga bagi pengguna yang melakukan transaksi via

Go-pay. Maka tepat rasanya ketika peneliti mendapatkan persentase akses aplikasi

digital mulai dari frekuensi dan durasi oleh generasi Z saat ini berada pada kategori

sangat sering untuk frekuensi dan sangat tinggi untuk durasi. Ditambah dengan hasil

85% responden memilih untuk menggunakan aplikasi digital dengan alasan efisien

semakin menguatkan kecenderungan bahwa generasi Z masa kini di Yogyakarta

memiliki karakteristik Figital.

2. Generasi Z di Yogyakarta memiliki karakteristik realistis.

Secara temuan memang generasi Z masa kini telah terbukti mampu membuat

pilihan-pilihan konkrit mengenai masa depan mereka sendiri mulai dari memilih

perguruan tinggi hingga pilihan setelah mereka lulus pendidikan. Namun,

berdasarkan hasil kuesioner alasan generasi Z memilih untuk mencari pekerjaan tetap

adalah karena hal tersebut adalah hal yang paling mungkin untuk mendapatkan

penghasilan. Kemudian setelah digali melalui proses wawancara mayoritas dari

narasumber menjawab tidak terlalu ingin muluk-muluk dalam meraih tujuan hidup.

Cukup dengan pekerjaan tertentu dengan pertimbangan gaji dan jabatan, memiliki

rumah, dapat membangun keluarga, dan bisa makan cukup setiap hari adalah hal yang

cukup dan banyak di khawatirkan oleh narasumber ketika akan memasuki dunia kerja

nantinya.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97 
 

Hal ini menunjukkan sisi pesimis generasi Z dalam menatap masa depan

mereka sendiri. Lebih kurangnya hal ini sama dengan penjelasan mengenai generasi

X yang merupakan generasi yang cukup pesimis dan tidak terlalu banyak bermimpi

selama masa muda mereka. Bagi gen X dapat hidup cukup dan memiliki sedikit

kelebihan dari pendapatan mereka setiap bulannya adalah sebuah hal yang sangat

membahagiakan yang kemudian hal ini seperti diturunkan pada gen Z atau dalam

penelitian ini disebut generasi Z masa kini. Polemik di pemerintahan, krisis, serta

tantangan dari tenaga asing adalah beberapa alasan yang menyebabkan generasi Z ini

tidak terlalu berani mengambil resiko layaknya berwirausaha ataupun mengejar

kehidupan yang bebas secara finansial.

Namun, peneliti kemudian memiliki keyakinan ketika generasi Z mulai dapat

menemukan banyak peluang yang belum tergali dari perkembangan dunia digital

bukan tidak mungkin sikap pesimis ini lama kelamaan akan berkurang dan mulai

menjadi sepenuhnya realistis.

3. Generasi Z masa kini cenderung memiliki karakteristik Fear of Missing

Out tahap awal

Berdasarkan hasil temuan pada bab sebelumnya diketahui bahwa

kecenderungan karakteristik FOMO generasi Z di Yogyakarta ada pada tahap awal.

Meskipun dari hasil wawancara ditemukan faktor keyakinan generasi Z mengenai

informasi yang pasti akan mereka dapatkan, baik cepat atau lambat. Anggapan “tidak

masalah jika tidak mendengar hari ini, toh besok pun tetap akhirnya saya tahu.”

cukup banyak peneliti temui saat melakukan sesi wawancara. Namun ada narasumber

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98 
 

yang memiliki kegelisahan hal ini lebih didorong oleh faktor khawatir tidak memiliki

teman atau menjadi terkucilkan di lingkungan pertemanan. Peran pergerakan

informasi secara verbal masih cukup mendominasi atau lebih dipercaya dan dapat

dipegang daripada informasi yang hanya responden saja yang membaca atau

menerima. Informasi yang sudah menyebar dari mulut ke mulut layaknya sudah

mendapat “pengesahan” bahwa info tersebut hampir pasti benar. Hal ini berbeda

dengan generasi Z masa kini di daerah maju yang benar-benar mendahulukan

informasi yang mereka dapat dan langsung membagikannya dan menganggap bahwa

hal tersebut sudah hampir pasti benar dan selanjutnya mereka akan membiarkan

respon dari orang lain yang berkomentar dan juga berbagi informasi yang sama

menjadi seakan-akan validator dari informasi yang mereka terima dan sebarkan

tersebut.

Kemudian faktor dari aplikasi digital yang sudah “melayani” para generasi Z

dengan layanan notifikasi otomatis yang menjadikan generasi Z saat ini semakin

nyaman untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Tidak perlu lagi

mereka repot-repot mengetikan kata kunci dan menggeser layar ponsel mereka tetapi

cukup dengan menunggu notifikasi yang masuk dan mereka akan mendapatkan

informasi terbaru saat itu juga.

Namun, tidak berarti generasi ini akan melewatkan karakteristik FOMO.

Mereka akan menjadi generasi yang FOMO atau bahkan sudah menjadi FOMO, jika

penelitian selanjutnya lebih menspesifikkan informasi yang diterima oleh responden

menjadi informasi yang berkaitan dengan minat, hobi, ataupun pekerjaan dan bidang

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99 
 

studi yang sedang mereka tekuni saat ini. Stillman (2018) lebih jauh dalam bukunya

menilai FOMO adalah karakteristik yang memicu perasaan untuk berkompetisi antara

satu dengan yang lain. Hal ini peneliti lihat hanya akan terjadi jika responden

memiliki kesamaan baik dari latar belakang pekerjaan, hobi, ataupun sesuatu yang

mengutamakan informasi terbaru untuk menjadikan setiap individunya menjadi yang

terdepan. Hal tersebut diyakini akan memicu perasaan gelisah jika mereka tertinggal

daripada yang lain. Sehingga ketika itu muncul maka sudah dipastikan bahwa

kecenderungan karakteristik FOMO akan ada pada diri generasi Z nantinya.

4. Generasi Z di Yogyakarta memiliki karakteristik terpacu.

Pada karakteristik terpacu, generasi Z membayangkan pola kerja yang tidak

terlalu lama dalam penyelesaian tugas baik saat mereka kuliah seperti sekarang ini

ataupun ketika nanti mereka akan masuk di dunia kerja. Jam kerja/ belajar yang

terlalu lama hanya akan membuat generasi Z saat ini lelah. Hal ini pun sejalan dengan

temuan David Stillman bahwa rentang fokus gen Z di negara maju sangatlah pendek

dalam hal belajar. Sementara dalam penelitian ini generasi Z merasa waktu yang ada

selain untuk belajar ada baiknya digunakan untuk mereka membangun relasi dengan

dunia luar baik melalui magang, menekuni hobi, atau sekedar beristirahat sambil

merencanakan rutinitas esok hari. Begitu juga halnya dengan jumlah rencana yang

akan mereka susun untuk menyelesaikan sebuah tanggunjawab atau tugas, cukup

maksimal dua rencana saja maka mereka akan segera bekerja menyelesaikan tugas

mereka. Generasi Z merasa rencana tidak selalu berhasil dan terkadang kondisi di

lapangan tidak pernah sesuai dengan ekspektasi dan jika terlalu banyak memikirkan

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100 
 

rencana maka mereka tidak akan pernah bisa mencapai tujuan yang sudah ditargetkan

sebelumnya. Maka peneliti menilai terpacunya generasi Z masa kini dimulai dari

keinginan mereka untuk bisa bekerja se-efektif dan seefisien mungkin.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pada bagian pembahasan, peneliti akhirnya dapat menarik

kesimpulan secara umum bahwa generasi Z masa kini di Yogyakarta telah memiliki

kecenderungan yang sama dengan 7 ciri kunci gen. Z yang ditemukan di negara-

negara maju. Meskipun karakteristik yang ditelit masih terbatas pada 4 karakteristik,

tetapi 3 dari 4 karakteristik penelitian terbukti memiliki kecenderungan ada dalam diri

generasi Z masa kini di Yogyakarta. Adapun kesimpulan penelitian secara khusus

adalah sebagai berikut ;

1. Perkembangan teknologi smartphone dan fitur-fitur media sosial dan aplikasi

digital lainnya menjadi faktor pendukung kecenderungan generasi Z masa kini

memiliki karakteristik Figital. Hal tersebut peneliti yakini karena generasi Z

masa kini semakin merasakan efisiensi dari perangkat digital layaknya

smartphone yang semakin mumpuni serta dukungan aplikasi yang semakin

memudahkan aktivitas mereka sehari-hari.

2. Kecenderungan karakteristik reaslistis pada generasi Z mengarah pada

pesimistis. Hal ini bagi peneliti berguna sebagai tanda bahwa generasi Z saat ini

memang sudah tergolong pada kelompok generasi yang berbeda dari generasi

Millenial yang sudah lebih dulu melalui proses pendidikannya dan telah

mengalami sendiri tantangan di dunia kerja.

101 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102 
 

3. Generasi Z masa kini di Yogyakarta cenderung memiliki karakteristik FOMO.

Meskipun masih dalam tahap awal, pemikiran mengenai pentingnya jaringan

internet di ruang publik dapat memberikan tanda perkembangan karakteristik

ini ke depannya.

4. Terpacu adalah karakteristik generasi Z saat ini. Terpacu dalam mengerjakan

sesuatu menjadikan generasi Z berusaha sesimple mungkin dalam hal

merencanakan serta proses pengerjaannya, dengan harapan tujuan yang dicari

semakin cepat tercapai dan dampak dari keberhasilan usaha mereka itu semakin

dapat dirasakan oleh orang-orang di sekitar mereka.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti akhirnya memiliki beberapa saran yang

diharapkan dapat berguna bagi pengembangan penelitian ini ke depannya khususnya

studi yang mengkaji mengenai generasi Z di Indonesia. Berikut adalah beberapa saran

dari peneliti ;

1. Bagi universitas baik tempat peneliti melakukan penelitian maupun universitas

lainnya. Sebagai lembaga yang menjadikan penelitian sebagai cara untuk

menyelesaikan dan menjelaskan masalah serta fenomena yang ada di

masyarakat, rasanya baik jika mulai banyak menaruh perhatian pada bahasan

mengenai generasi Z saat ini yang tergolong ke dalam kelompok generasi Z.

Studi yang telah dilakukan oleh lembaga non pendidikan saat ini hanya

berfokus pada pendekatan bisnis dan berupaya menggali strategi-strategi

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103 
 

pemasaran yang tepat bagi generasi ini. Dengan mulai banyaknya penelitian

pada generasi Z oleh pihak universitas di Indonesia khususnya di Yogyakarta,

harapannya pengembangan program pendidikan dalam kurun waktu 10 hingga

15 tahun ke depan dapat menyesuaikan kebutuhan yang dicari oleh generasi ini,

sebagai bekal mereka untuk memilih masa depan yang diinginkan.

2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini belum dapat dikatakan sepenuhnya

menjawab keraguan peneliti. Penelitian ini masih sebatas memberikan

gambaran secara kasar pada peneliti mengenai kecenderungan yang sama pada

karakteristik generasi Z masa kini dengan generasi Z di negara-negara maju.

Penelitian ini pun dapat dilanjutkan dengan meneliti 3 karakteristik lainnya

yang belum ada dalam variabel penelitian, seperti karakteristik weconomist,

Hiperkustomisasi, dan Do It Yourself (DIY). Hal tersebut guna memberikan

hasil yang lebih menyeluruh pada 7 ciri kunci generasi Z di negara maju

menurut David Stillman dan Jonah Stillman. Kemudian untuk karakteristik

yang sudah diteliti dalam penelitian ini, baiknya dilakukan kembali penelitian

dengan metode yang lebih presisi dan sudah terstandarisasi pada penelitian

umumnya.

3. Pada temuan penelitian ditunjukan bahwa fear missing out (FOMO)

kecenderungannya telah nampak pada diri generasi Z di Yogyakarta dan berada

pada fase awal. Hal ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya untuk

menelaah kembali karakteristik tersebut. Adapun perubahan yang dapat

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104 
 

dilakukan adalah merinci jenis informasi yang dicari dikaitkan dengan minat

serta jenis pekerjaan atau jalur pendidikan yang mereka temui.

4. Bagi guru serta tenaga pengajar lainnya, penggunaan teknologi serta media

online baiknya mulai diterapkan untuk pembelajaran di kelas. Hal ini dapat

menjadi potensi bagi dunia pendidikan melangkah ke arah yang lebih modern.

Selain mengikuti perkembangan zaman, menjadi ada dalam “radar” dari

generasi Z digital saat ini dapat menjadi peluang untuk paling tidak menarik

serta menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Tentu tidak hanya untuk materi

yang bersifat teoretis saja namun juga lewat perkembangan teknologi akan

membantu siswa dalam melihat keadaan yang mereka pelajari di kelas menjadi

lebih konkrit, sehingga pembelajaran yang kontekstual dapat terwujud.

C. Keterbatasan

Penelitian ini pun menghadapi kendala serta memiliki keterbatasan dalam

pelaksanannya. Berikut adalah keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian

ini ;

1. Referensi mengenai generasi Z dengan fokus bahasan generasi Z lokal

sangatlah minim. Peneliti hanya menemukan buku-buku serta website yang

menjadikan generasi Z di negara-negara maju saja yang dijadikan sebagai fokus

penelitian sehingga kondisinya tidak sepenuhnya relevan dengan situasi di

Indonesia khususnya di Yogyakarta.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105 
 

2. Proses pengumpulan data oleh peneliti belum maksimal dan hanya mampu

menjangkau kurang lebih 63% responden dari total keseluruhan sampel

penelitian yang berjumlah 400 responden yang telah ditentukan. Maka dari itu

pada bagian saran penelitian, harapannya penelitian ini dikembangkan oleh

pihak universitas yang memiliki jangkauan lebih luas serta sebagai lembaga

terdepan yang menggunakan kajian-kajian ilmiah sebagai bahan untuk

menjelaskan dan menyelesaikan masalah yang ada di tengah masyarakat.

3. Keterbatasan pada diri peneliti, khususnya pada cara peneliti mengolah serta

memaparkan data hasil penelitian ini. Peneliti menyadari pada tingkatan yang

dimiliki saat ini peneliti masih perlu mengacu pada beberapa referensi

penelitian, namun karena kajian yang sudah ada tidak memaparkan cara

pengolahan yang sesuai dengan tujuan akhir penelitian ini, maka peneliti

akhirnya memodifikasi beberapa hal dalam bagian metodologi penelitian

menyesuaikan dengan keadaan serta variabel penelitian ini.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106 
 

DAFTAR PUSTAKA

Sedang Bergerak Dari Tangan Generasi Millenial ke Generasi Z). In tirto.id.


Tersedia: https://tirto.id/mengikuti-keseharian-generasi-z-golongan-pertama-
ctLk (10Agustus2019)
Badan Pusat Statistik. (2018). Proyeksi Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin di D.I.Yogyakarta 2017-2025. Yogyakarta : BPS.
Bussines Insider. (2019). Generation Z : Latest Characteristic, Research, And Facts.
In BussinesInsider.com. Tersedia :
https://www.businessinsider.com/generation-z?IR=T (5 Mei 2019).
Cillufo, Anthonny & Richard Fry. (2019). Gen Z, Millenials, an Gen X Outvoted
older generations in 2018 midterms. In Pewresearch.org. Tersedia :
https://www.pewresearch.org/fact-tank/2019/05/29/gen-z-millennials-and-gen-
x-outvoted-older-generations-in-2018-midterms/ (8 Agustus 2019)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2018). InfoDatin Pusat Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan RI : Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja.
Jakarta Depkes.
Dimock, Michael. (2019). Defining generations :Where Millenials End and
Generation Z begins. In Pewresearch.org. Tersedia :
https://www.pewresearch.org/fact-tank/2019/01/17/where-millennials-end-and-
generation-z-begins/ (8 Agustus 2019)
Francys, Tracy & Fernanda Hoefel. (2018). ‘True Gen’ : Generation Z and its
implications for companies. In Mckinsey.com. Tersedia:
https://www.mckinsey.com/industries/consumer-packaged-goods/our-
insights/true-gen-generation-z-and-its-implications-for-companies (7 Mei 2019)
Fry, Richard & Kim Parker. (2018). Early Benchmark Show ‘Post-Millenials’ on
Track to Be Most Diverse, Best-Educated Generation Yet : A demographic
portrait of today’s 6-21 years-olds. In Pewresearch.org. Tersedia :
https://www.pewsocialtrends.org/2018/11/15/early-benchmarks-show-post-
millennials-on-track-to-be-most-diverse-best-educated-generation-yet/ ( 11
Agustus 2019)
Kasali, Rhenald. (2017). Strawberry Generation. Bandung : Mizan.
Leman,Michael Andreas. (2018). Cara Praktis Melakukan Uji Validitas Alat Ukur
Penelitian. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107 
 

Parker, Kim & Friends. (2019). Generation Z Looks a Lot Like Millenials on Key
Social and Political Issues : Among Republicans, Gen Z stands out in view on
race, climate role and the role of government. In Pewresearch.org. Tersedia :
https://www.pewsocialtrends.org/2019/01/17/generation-z-looks-a-lot-like-
millennials-on-key-social-and-political-issues/ (10 Agustus 2019)
Sarwono. (2011). Mixed Methods : Cara Menggabungkan Riset Kuantitatif dan Riset
Kualitatif Secara Benar. Jakarta : Elex Media Computindo.
Stillman,David. (2018). Generasi Z : Memahami Karakter Generasi Baru yang Akan
Mengubah Dunia Kerja. Jakarta : Gramedia.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung :
Alfabeta.
VOA Indonesia. (2019). Gen Z, Generasi yang akan mengubah “Wajah” AS. In
VoaIndonesia.com. Tersedia : https://www.voaindonesia.com/a/gen-z-generasi-
yang-akan-ubah-wajah-as/5084187.html (16 Oktober 2019)
Zuhra, Wan Ulfa Nur. (2017). Kelahiran Generasi Z, Kematian Media Cetak(Di
tangan Generasi Z, media cetak semakin menghadapi senjakala). In tirto.id.
Tersedia : https://tirto.id/kelahiran-generasi-z-kematian-media-cetak-ctLa
(11Agustus2019)

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108 
 

LAMPIRAN 1
(SURAT IZIN PENELITIAN)

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109 
 

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110 
 

LAMPIRAN 2
(KUESIONER PENELITIAN)

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111 
 

KUESIONER PENELITIAN

“KARAKTERISTIK GENERASI Z MASA KINI DI YOGYAKARTA”

Oleh :
Felix Adrian Dimas Putra 151324021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112 
 

Kepada,
Yth. Mahasiswa-mahasiswi Universitas …….
di kota Yogyakarta.

Dengan hormat,
Saya mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma sedang melakukan penelitian dalam
penyusunan skripsi sebagai syarat untuk menyelesaikan studi jenjang S1. Pada
kesempatan ini saya memohon kesediaan dari teman-teman mahasiswa untuk menjadi
responden dari kuesioner yang saya lampirkan.
Kuesioner ini berisikan pertanyaan mengenai 4 karakteristik generasi Z masa
kini di Yogyakarta yakni Figital, Realistis, FOMO, dan Terpacu. Jawaban yang
diberikan akan bermanfaat bagi penelitian yang saya lakukan. Kuesioner ini tidak
akan bertujuan menilai, memojokan, atau menyinggung teman-teman. Identitas
hingga jawaban dari teman-teman akan dijaga kerahasiaannya. Harapannya teman-
teman dapat memberikan jawaban yang memang sesuai dengan keadaan teman-teman
saat ini.

Atas kesediaannya saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, September 2019


Salam saya,

Felix Adrian Dimas Putra

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113 
 

IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Daerah Asal* :
Alamat E-mail :
No. HP/WA :
Usia* :
Tahun Masuk :
Program Studi* :
Fakultas* :
Universitas* : USD UAJY UGM UPN

Keterangan : * wajib diisi.

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114 
 

PERTANYAAN KARAKTERISTIK FIGITAL

1. Saya mengenal aplikasi digital sejak ….

TK SD SMP Kuliah

2. Saya menggunakan aplikasi digital sejak ….

TK SD SMP Kuliah

3. Aplikasi digital yang saya gunakan sehari-hari ….

WhatsApp Instagram Grab/Gojek Facebook Tokopedia

OVO Link Aja Line Twitter Lainnya……

4. Dalam satu hari saya menggunakan aplikasi digital sebanyak ….

1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali Lebih dari 7 kali

5. Dalam satu hari saya menggunakan aplikasi digital selama ….

1-2 jam 3-4 jam 5-6 jam Lebih dari 7 jam

6. Media yang saya gunakan sehari-hari untuk mencari informasi…..

Media online Media cetak Televisi/radio


Lainnya…

7. Media online yang pernah saya gunakan sebagai tempat mencari informasi
…..

Media sosial (Facebook, Instagram, WhatsApp, dll)

Web/Situs (Kompas.com, Okezone.com, Blog, Youtube, dll)

Aplikasi koran/informasi digital (Detik, Kurio, BAcaBErita, dll)

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115 
 

8. Alasan saya menggunakan aplikasi digital karena ….

Efisien Trend Tuntutan tugas perkuliahan


Lainnya….

PERTANYAAN KARAKTERISTIK REALISTIS

9. Saat saya akan memilih perguruan tinggi keputusan diambil oleh ….

Saya Orang tua Lainnya….

10. Informasi mengenai pendaftaran hingga program yang ditawarkan setiap


perguruan tinggi saya dapatkan melalui ….

Website Sekolah Orang tua Teman Lainnya….

11. Saya memilih perguruan tinggi berdasarkan ….

Akreditasi Prestasi Akademis/Non Akademis Program


Kuliah

Ikut teman Biaya Lainnya…..

12. Saya memilih perguruan tinggi dan program studi disesuaikan dengan ….

Minat Karir Masa Depan Tuntutan Formalitas


Lainnya….

13. Setelah lulus dari perguruan tinggi langkah berikutnya yang akan saya ambil
adalah ….

Melanjutkan studi

Mengikuti pelatihan kerja

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116 
 

Berwirausaha

Menekuni hobi

Mencari pekerjaan tetap

Lainnya …..

14. Jika saya memilih untuk mencari pekerjaan tetap, maka yang saya lakukan
adalah ….

Merencanakan terlebih dahulu di mana saja saya akan melamar

Menentukan perusahaan dan posisi yang hanya ingin saya kejar

Menyebar lamaran dan menerima apapun pekerjaan yang datang


kepada saya

Lainnya….

15. Pilihan pekerjaan yang saya lamar akan disesuaikan dengan ….

Minat

Latar belakang pendidikan

Kemampuan, pengalaman, dan skill yang dimiliki

Tuntutan keluarga

Lainnya …..

16. Pertimbangan utama bagi saya memilih pekerjaan …..

Posisi/Jabatan

Penghasilan

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117 
 

Pengalaman

Relasi baru

Lainnya …..

17. Saya memilih mencari pekerjaan tetap karena ……

Merupakan sesuatu yang umum dan pasti dihadapi oleh setiap orang

Takut mengambil resiko untuk berwirausaha

Hanya akan menjadi batu loncatan guna mengumpulkan modal


investasi/usaha masa depan

Formalitas agar tidak menjadi bahan pergunjingan orang lain

Pilihan yang paling realistis untuk memiliki penghasilan

18. Setelah lulus saya akan berwirausaha jika …..

Modal cukup

Usaha pasti berkembang dan tidak ada matinya

Tidak ada lagi pekerjaan tetap yang bisa saya lamar

Tidak merasa cocok dengan pekerjaan yang ada

Ingin menjadi mandiri secara finansial tanpa bergantung pada orang


lain

19. Sejak berada di bangku sekolah menengah hingga saat ini berada di
perguruan tinggi saya selalu dihadapkan pada pilihan. Mulai dari memilih
perguruan tinggi, program studi, hingga alur karir yang ingin saya rintis.
Sikap saya saat dihadapkan pada pilihan …..

Menimang setiap pilihan yang ada

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118 
 

Memilih tanpa pertimbangan sama sekali

Menolak untuk memilih pilihan yang beresiko tinggi

Memilih pilihan yang beresiko tinggi/memberi tantangan

Menolak untuk memilih sama sekali dan membiarkan kondisi/orang


lain yang memilih

20. Banyak orang yang berkata bahwa pilihan yang muncul akan selalu
membawa manfaat disetiap pilihan yang kita ambil. Bagi saya pilihan-
pilihan yang muncul akan…..

Membentuk pola pikir saya

Melatih saya untuk berani memilih/mengambil keputusan

Melatih saya untuk menimbang dan siap menerima setiap resiko pada
setiap pilihan

Tidak pernah memilih dan merasakan manfaat apapun saat memilih

Lainnya …..

21. Saya memandang pilihan sebagai …..

Hal yang pasti ada dan selalu muncul

Hal yang ingin saya cari dan saya tunggu

Hal yang sangat saya hindari dan semestinya tidak perlu ada

Hal yang biasa saja dan tidak perlu dipikirkan secara serius

Lainnya …..

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119 
 

PERTANYAAN KARAKTERISTIK FOMO

22. Saya mengakses informasi dalam sehari sebanyak …..

1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali Lebih dari 7 kali

23. Informasi biasanya saya akses/ dapatkan melalui …..

Smartphone Surat kabar Orang lain Lainnya

24. Informasi yang dicari umumnya memiliki topik mengenai ….

Infotaiment Olahraga Ekonomi Pendidikan Politik

Lainnya……

25. Umumnya saya mengakses informasi dalam sehari selama …..

1-2 jam 3-4 jam 5-6 jam Lebih dari 7 jam

26. Jika dalam satu hari saya tidak terhubung dengan jaringan internet maka
saya akan ….

Khawatir/gelisah/cemas

Biasa saja

Tidak berdampak apapun

27. Bagi saya keberadaan/kehadiran akses internet di ruang publik saat ini terasa
…..

Sangat Penting

Biasa saja

Tidak terasa dampaknya

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120 
 

28. Dalam kegiatan saya sehari-hari peranan internet dan informasi terkini
terasa …..

Sangat Penting

Biasa saja

Tidak terasa dampaknya

29. Ketika mendapatkan informasi terbaru saya akan …..

Langsung membagikannya

Dipahami terlebih dahulu dan tidak semuanya dibagikan

Dibaca dan saya simpan sendiri informasi tersebut

30. Informasi yang saya bagikan biasanya berisikan …..

Informasi yang saya sukai

Informasi yang saya anggap penting

Semua informasi yang saya dapat saya bagikan

Sesuatu yang viral

31. Informasi saya bagikan umumnya melalui …..

Facebook

WhatsApp

Instagram

Line

Twitter

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121 
 

Lainnya …..

32. Tujuan dari saya membagikan informasi tersebut adalah …..

Hanya ingin berbagi

Untuk menunjukkan diri sebagai yang terdepan

Berusaha menyampaikan ide dan gagasan yang saya miliki

PERTANYAAN KARAKTERISTIK TERPACU


33. Dalam satu hari saya mampu belajar atau mengerjakan tugas selama …..

1-4 jam 5-9 jam 10-12 jam Lebih dari 12 jam

34. Jam belajar yang ideal menurut saya …..

1-4 jam 5-9 jam 10-12 jam Lebih dari 12 jam

35. Ketika saya diberikan tugas kuliah/ tanggung jawab maka yang akan saya
lakukan adalah …..

Menyelesaikannya sesegera mungkin

Menyusun langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas tersebut

Menunda tugas hingga saat tugas tersebut perlu untuk diserahkan

Lainnya …..

36. Saat diterima di perguruan tinggi harapan yang saya miliki adalah …..

Mampu berdampak pada perkembangan diri saya secara mental

Memberikan pengalaman professional bagi saya

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122 
 

Memberikan bekal secara nyata (sertifikat, sumber informasi


pekerjaan yang selalu up to date, kepastian bahwa lulusan akan
mampu bersaing di dunia kerja, dll) yang bermanfaat bagi saya di
masa depan

Mendapatkan relasi yang baik dan jaringan baru bagi saya saat ini dan
masa yang akan datang

Lainnya …..

37. Selain diri saya sendiri, pihak yang akan saya harapkan dapat merasakan
keberhasilan saya dalam menempuh proses pendidikan di perguruan tinggi
adalah ….

Keluarga saya

Teman-teman saya

Lingkungan tempat saya tinggal

Lingkungan tempat saya berkuliah

Lainnya…….

38. Ketika dihadapkan pada tugas dan tanggung jawab yang menuntut inovasi dan
hal-hal baru reaksi saya adalah ….

Tidak takut dan menerima dengan keyakinan penuh

Menimang setiap resiko jika gagal

Menolak untuk mengantisipasi kegagalan

Pasrah jika memang tugas itu saya terima

39. Penyelesaian tugas yang ideal menurut saya ……

Satu kali mengerjakan dan berhasil

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123 
 

Tidak langsung berhasil karena dapat belajar memahami tugas lebih


baik

Ditahan terlebih dahulu dalam rangka menyiapkan hasil yang


maksimal

Lainnya …..

40. Langkah utama bagi saya dalam menyelesaikan tugas adalah …..

Perencanaan

Pelaksanaan

Evaluasi

Lainnya …..

41. Bagi saya akan ideal jika dalam mengerjakan tugas memiliki jumlah rencana
sebanyak …..

1 perencanaan

2 perencanaan

3 perencanaan

Lebih dari 3 …….

42. Bagi saya merencanakan suatu tugas terlebih dahulu akan ……

Menjadikan pengerjaannya lebih efektif

Biasa saja karena saya tidak selalu mengikuti rencana dan terkadang
rencana tidak selalu berhasil

Membuang waktu karena lebih baik langsung mengeksekusi

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124 
 

43. Saya memiliki target yang harus saya capai karena……

Saya akan mengeluarkan usaha yang sesuai untuk bisa mencapai target

Saya berusaha untuk bisa melampaui target tersebut

Saya dapat mengevaluasi sejauh mana target belum bisa tercapai

Formalitas dihadapan dosen dan teman-teman

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125 
 

LAMPIRAN 3
(DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA)

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126 
 

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA “Karakteristik Generasi Z di

Yogyakarta Masa Kini”

1. Sejak usia berapa anda mengenal istilah internet?

2. Bagaimana cara anda mengenal internet?

3. Siapa yang mengenalkan internet kepada anda?

4. Apakah anda menggunakan internet setiap hari?

5. Apa saja yang biasanya anda lakukan menggunakan internet?

6. Bagaimana jika kondisi menempatkan anda pada wilayah yang tidak

terjangkau oleh koneksi internet?

7. Apakah internet saat ini mempengaruhi hidup anda?

a. Jika iya, mengapa dapat mempengaruhi hidup anda?

b. Jika tidak, mengapa anda tidak begitu terpengaruh dengan hal

tersebut?

8. Apakah internet saat ini telah menjadi kebutuhan dalam diri anda?

9. Situs/aplikasi apa saja yang biasa anda gunakan sehari-hari?

10. Bagaimana anda memandang media sosial saat ini?

11. Apakah media sosial sebuah media baru yang dapat menggantikan

komunikasi dengan cara konvensional?

12. Bagi anda mana yang lebih penting interaksi secara digital atau

komunikasi tatap muka?

a. Jika interaksi secara digital lebih penting mengapa?

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127 
 

b. Jika komunikasi tatap muka lebih penting mengapa?

13. Apakah anda ikut ke dalam forum, komunitas, di dunia maya? (hobi,

pekerjaan, dan lainnya)

14. Apa perbedaannya ketika anda mengikuti forum, komunitas yang sama

secara nyata?

15. Apakah keberadaan komunitas, forum secara digital membawa manfaat

bagi anda?

16. Apakah anda menganggap internet dan dunia digital yang terbentuk dapat

membantu anda menyiapkan masa depan anda?

17. Jika iya, bagaimana caranya internet dan dunia digital dapat membantu

anda menyiapkan masa depan anda?

18. Di era serba digital ini apakah anda masih memikirkan pendidikan tingkat

lanjut?

a. Jika iya bagaimana anda mempersiapkannya?

b. Apakah internet dapat membantu anda untuk hal tersebut?

c. Apa alasan terbesar anda ketika memilih untuk melanjutkan

pendidikan tingkat lanjut?

19. Bagaimana dengan sekolah-sekolah vokasi atau lebih dikenal dengan

SMK?

a. Jika anda memilih SMK apa alasan anda menempuh jalur

pendidikan tersebut?

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128 
 

b. Apakah anda merasa ada hal yang lebih ketika anda bertemu

dengan teman-teman yang tidak mengambil jalur pendidikan

vokasi atau kejuruan?

20. Bagaimana pandangan anda mengenai karir di era digital saat ini?

21. Apakah anda optimis atau pesimis dengan keadaan dan peluang karir saat

ini?

22. Apakah anda sudah memiliki bayangan jejak karir anda ke depannya?

a. Jika sudah, bagaimana anda akan memulai karir anda?

b. Seberapa besar peran latar belakang pendidikan yang anda telah

selesaikan pada rencana anda mengenai karir?

c. Apakah dengan berkembangnya dunia digital mempermudah atau

malah menghambat dari rancangan karir yang telah anda susun?

23. Seberapa sering anda melakukan update status di media sosial?

24. Apa tujuan dari anda membagikan update di media sosial?

25. Seberapa penting eksistensi di media sosial bagi anda saat ini?

26. Bagaimana anda memandang teman/followers anda yang lebih eksis jika

dibandingkan dengan anda?

27. Apakah anda merasa tersaingi dengan hal di atas?

a. Apa yang membuat anda merasa tersaingi?

b. Apakah anda ingin dapat menyamai hal-hal atau level dari

teman/followers anda tersebut?

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129 
 

c. Apakah anda sering stalking profil seseorang hanya untuk melihat

apa yang sudah mereka lakukan atau capai?

28. Selain update dan membangun eksistensi di media sosial apa saja yang

anda dapatkan dari media sosial?

29. Berapa lama anda beraktivitas di media sosial dalam satu hari?

30. Berapa jumlah akun yang anda di ikuti di media sosial?

31. Jenis akun apa saja yang anda ikuti di media sosial?

32. Seberapa sering anda mengikuti aktivitas amal/bakti sosial/kunjungan

kasih/ ataupun donasi-donasi di lingkungan anda?

33. Bagaimana dengan keikutsertaan anda dalam aksi donasi digital yang

cukup ramai saat ini?

34. Apakah menurut anda aksi donasi digital seperti demikian dapat

membawa dampak bagi orang yang memang membutuhkan?

35. apakah anda pernah menjadi pelopor atau inisiator dari sebuah kegiatan

sosial di lingkungan anda?

36. Seberapa ingin anda dapat berdampak bagi lingkungan sekitar anda?

a. Jika sangat ingin, seberapa besar anda akan menggunakan

kemajuan teknologi informasi untuk mewujudkan keinginan anda

tersebut?

b. Perubahan atau dampak seperti apa yang ingin anda hadirkan di

tengah lingkungan anda saat ini?

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130 
 

37. Selain beramal, bakti sosial, dan kunjungan-kunjungan menurut anda

kegiatan apa yang pernah anda ikuti dan dirasakan hal tersebut dapat

bermanfaat bagi masyarakat?

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131 
 

LAMPIRAN 4
(HASIL DATA KUESIONER)

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132 
 

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133 
 

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134 
 

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135 
 

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136 
 

LAMPIRAN 5
(HASIL WAWANCARA)

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137 
 

Wawancara dengan mahasiswa F.H. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, F.E.


Universitas Atma Jaya Yogyakarta, serta F.T. Universitas Atma Jaya Yogyakarta
N1 : Narasumber 1
N2 : Narasumber 2
N3 : Narasumber 3
N4 : Narasumber 4
P : Peneliti

P : “ Mas, aku meh tanya-tanya dong buat penelitianku”


N1 : “takon opo? Kok kepo.”
P : “wawancara bos”
N2 : “Yowes, gek mulai”
P : “kalian itu pake aplikasi digital kan pasti, alesannya apa toh?”
N1 : “tujuanne maksudmu? Yo karena efisien lah. Saiki loh, ra mesti nganggo
surat aku wis iso yang-yangan Jogja-Palembang.”
N2 : “aku sih mergo kebutuhan wae, saiki kabeh nganggo ne aplikasi. Tuku
panganan weh iso nganggo hp.”
N3 : “aku yo podo, intine ben iso adaptasi karo lingkungan seng saiki. Nek ora
ngono yo repot dewe yo ra?”
P : “Lah terus sehari keitung gat uh aplikasi di hp mu tuh dibuka berapa kali?”
N4 : “ora tak itung, iso mben menit buko hape, buka Instagram, buka grab, buka
WA.”
N1 : “saiki ki, wes dadi kebiasaane awak dewe loh, kayak kamu lah. Tangi turu,
mbukak hape, chat cewekmu. Ora bakal keitung wesan.”
P : “oooo oke oke oke.”
N4 : “wis ngono tok?”

 
 
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138 
 

P : “ Yo oral ah, masih paling ga 3 pertanyaan lagi. Sekarang, diantara kalian


yang kuliah jurusannya dipilihi sama bapak ibu atau orang lain siapa?”
N1 : “Dewe lah, ket SMA aku yo milih dewe.”
N2 : “Pilihanku jelas nek kuwi, aku timbanganne ngulang, entek-enteke dit. Saikie
ibarat e wae ngko nikah. Kan kuwi kudu pilihanmu dewe, ben ya penak lah
lek ngejalani”
N4 : “Yo aku yo podo.”
P : “ kalo kerjaan?”
N3 : “manut gusti nek kuwi.”
N2 : “tetep intine ki kui pilihan, ben betah ya kudu awakmu dewe sing milih.”
N3 : “sakjanne ki koe prodi opo? Takon tekan ngono-ngono ki? He…hee..”
P : “pendidikan ekonomi, tapi ya topikku ae kebetulan oleh bahas soal generasi
muda.”
N1 : “dasar manusia menyimpang, tapi nek aku sih golek gawean mung mergo ben
entuk duit. Saiki kan butuh penghasilan ki wajib. Gawean yo kantoran ki sing
paling kepikiran. Yo koyo awakmu lulusan guru yo sing paling mungkin kan
neng sekolah ngelamare toh? Yo podo wae karo alasanne koes barang ben
betah yo pilih dewe. Kendhel.”
P : “ okeh mantab bosku. Terus ganti topik kalo sekarang kan gampang tuh
berita diakses, gossip, macem-macem lah. Misal kalian ketinggalan beritanya
gelisah ga?
N1 : “biasa wae, ngko pasti bakal ngerti nek onno berita kuwi.”
N4 : “gelisah sih ora, tapi yakin ngko pas buka moco ono sing anyar ya yawis. Ora
nganti spaneng kok dino iki rung ono update opo-opo yo. Kalem wae.”
(rekaman terhenti karena tidak utuh saat file diputar kembali)

 
 

Anda mungkin juga menyukai