Anda di halaman 1dari 11

JURnAl ILMU HUKUM LEGAl OPINION

Edisi 6, Volume 2, Tahun


2014
NAMA : AKBAR SIMANJUNTAK
NPM : B1A020296
MATA KULIAH : KRIMINOLGI
DOSEN PEMBIBING : Ria Anggraeni Utami, S.H.,M.H.

TINJAUAN KRIMINOLOGIS TERHADAP KEJAHATAN YANG


TERJADI DI WILAYAH PERTAMBANGAN POBOYA

RAMADHAN / D 101 08 094

ABSTRAK
Provinsi Sulawesi Tengah dengan Palu sebagai ibukotanya, adalah salah
satu provinsi di Indonesia yang juga sekarang ini sedang melaksanakan
pembangunan di berbagai sektor kehidupan dengan keberhasilan
pembangunan sebelumnya, di samping keberhasilan pembangunan (fisik)
muncul atau timbul kejahatan dengan berbagai bentuk serta motif tertentu.
Dalam wilayah Kota Palu yaitu di Kelurahan Poboya terdapat aktivitas
masyarakat melakukan penambangan emas. Kira-kira dalam kurun waktu 1
(satu) tahun areal pertambangan itu menjadi suatu perkampungan kecil.
Masyarakat yang bermukim di areal itu dapat dikelompokkan, yaitu
masyarakat penambang yang aktivitasnya mencari atau menggali batuan yang
diperkirakan ada kandungan emasnya dan kelompok masyarakat lain yang
memiliki aktivitas melayani masyarakat pekerja dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Era pembangunan ini, tidak dapat disangkal bahwa dengan pengelolaan
sumberdaya alam tersebut, dapat menimbulkan akibat negatif, yaitu adanya
pengerusakan lingkungan hidup kalau pengelolaannya tidak disesuaikan
dengan keadaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Dengan
pemberitaan dari mass media, dapat diketahui bahwa di wilayah daerah
tertentu terjadi banjir bandang yang mengakibatkan kerugian materil yang
cukup besar dan bahkan mengakibatkan adanya korban kematian. Dari segi
lain diberitakan tentang kejahatan yang menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan, baik kuantitas maupun kualitasnya. Adanya perampokan disertai
dengan pembunuhan, perkosaan dan lain-lain serta korupsi secara besar-
besaran di kalangan pejabat eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Kejadian
masing-masing jenis kejahatan tersebut, dapat dinyatakan bahwa ada
beberapa faktor yang melingkari masing-masing jenis kejahatan, namun dapat
disimpulkan bahwa faktor yang dominan adalah faktor kebutuhan (individu),
keadaan dan kondisi lingkungan masyarakat penambang serta faktor
kesempatan. Khusus kasus pembunuhan faktor yang dominan adalah faktor
emosi yang tidak terkendali. Penanggulangan atau tindakan yang dilakukan
agar tidak timbul kejahatan-kejahatan, maka oleh pihak kepolisian dan Satgas
serta ketua kelompok pekerja tambang melakukan penjagaan, pemeriksaan
dan penggeledahan sebagai tindakan preventif.

Kata Kunci : Tinjauan Kriminologis, Kejahatan, Wilayah Pertambangan


Poboya

1
JURnAl ILMU HUKUM LEGAl OPINION
Edisi 6, Volume 2, Tahun
2014
I. PENDAHULUAN masyarakat melakukan penambangan emas.
A. Latar Belakang Kira-kira dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
Dalam kurun waktu sejak kemerdekaan areal pertambangan itu menjadi suatu
sampai sekarang ini, secara umum dapat perkampungan kecil. Masyarakat yang
dikatakan bahwa negara Indonesia telah bermukim di areal itu dapat dikelompokkan,
berhasil melaksanakan pembangunan di segala yaitu masyarakat penambang yang
bidang atau segala sektor kehidupan. aktivitasnya mencari atau menggali batuan
Pengelolaan sumber daya alam dilaksanakan, yang diperkirakan ada kandungan emasnya
pembukaan lahan perkebunan, perindustrian, dan kelompok masyarakat lain yang memiliki
pertambangan tujuan utamanya adalah untuk aktivitas melayani masyarakat pekerja dalam
kesejahteraan masyarakat. memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka
Namun dalam era pembangunan ini, menyiapkan makanan atau berjualan makanan
tidak dapat disangkal bahwa dengan dan minuman. Karena di lokasi tambang
pengelolaan sumberdaya alam tersebut, dapat tersebut masyarakat saling berhubungan, maka
menimbulkan akibat negatif, yaitu adanya di situlah hukum bekerja dalam hak dan
pengrusakan lingkungan hidup kalau kewajiban, di mana ada hak di situ ada
pengelolaannya tidak disesuaikan dengan kewajiban dan di mana ada kewajiban di situ
keadaan dan peraturan perundang-undangan ada hak.
yang berlaku. Dalam hubungannya dengan rencana
Dengan pemberitaan dari masa media, judul karya ilmiah ini yaitu tentang kejahatan,
dapat diketahui bahwa di wilayah daerah maka penulis mengemukakan beberapa
tertentu terjadi banjir bandang yang pandangan oleh para ahli hukum dan
mengakibatkan kerugian materil yang cukup kriminologi sebagai berikut :
besar dan bahkan mengakibatkan adanya Wahyu Mulyono mengemukakan
korban kematian. Dari segi lain diberitakan bahwa:
tentang kejahatan yang menunjukkan adanya mengamati dan memahami kejahatan
kecenderungan peningkatan, baik kuantitas tidaklah mudah. Kejahatan merupakan
maupun kualitasnya. Adanya perampokan fenomena sosial yang kompleks dan dapat
disertai dengan pembunuhan, perkosaan dan dilihat dari berbagai sudt yang berbeda.
lain-lain serta korupsi secara besar-besaran di Karena itu, tidak mengherankan kalau
kalangan pejabat eksekutif, legislatif maupun dalam suatu kejahatan terdapat berbagai
yudikatif. komentar yang berbeda-beda. Sejak
Untuk menjawab hal tersebut, sebelum masehi sampai sekarang, para
diperlukan penelitian-penelitian terhadap filosofi dan para pakar berusaha memahami
kasus-kasus tertentu, sehingga dapat dan mencari darimana sumber kejahatan
dijelaskan sejauhmana hubungan sebab akibat itu. Kebanyakan mereka berpendapat
antara kejahatan dengan pelaksanaan bahwa sumber kejahatan adalah emas,
pembangunan atau keberhasilan suatu kemiskinan dan kekuasaan.1
pembangunan. Selanjutnya Topo Santoso
Provinsi Sulawesi Tengah dengan Palu mengemukakan bahwa :
sebagai ibukotanya, adalah salah satu provinsi Usaha memahami kejahatan itu telah
di Indonesia yang juga sekarang ini sedang berabad-abad yang lalu dipekerjakan oleh
melaksanakan pembangunan di berbagai ilmuwan terkenal, yaitu Plato (427-347 sm)
sektor kehidupan dengan keberhasilan yang menyatakan dalam bukunya
pembangunan sebelumnya, di samping “Republiek” bahwa emas, manusia adalah
keberhasilan pembangunan (fisik) muncul atau merupakan sumber dari banyak kejahatan.
timbul kejahatan dengan berbagai bentuk serta Aristoteles (382-322 sm) mengatakan
motif tertentu.
Dalam wilayah Kota Palu yaitu di 1
Wahyu Mulyono, Pengantar Teori Kriminologi.
Kelurahan Poboya terdapat aktivitas Pustaka Yustisia, Yogyakarta,2012, hlm. 3

2
JURnAl ILMU HUKUM LEGAl OPINION
Edisi 6, Volume 2, Tahun
2014
bahwa kemiskinan menimbulkan kejahatan 1. Pengertian Kriminologi dan Kejahatan
dan pemberontakan. Kejahatan yang besar Soerjono Soekanto mengutip
tidak dilakukan untuk memperoleh apa pendapat W.A. Bonger bahwa :
yang perlu untuk hidup tetapi untuk “kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang
kemewahan. Pendapat para ahli tersebut di bertujuan menyelidiki gejala kejahatan
atas kemudian tertampung dalam suatu seluas-luasnya” dan pendapatan E.H.
ilmu yang disebut dengan “kriminologi”. Sutherlan mengenai ruang lingkup
Kriminologi merupakan cabang ilmu kriminologi yang dapat dibagi tiga bagian
pengetahuan yang muncul pada abad ke-19 utama, yakni :
yang pada intinya merupakan ilmu 1. Sosiologi hukum yang melakukan
pengetahuan yang mempelajari sebab analisis ilmiah atas kondisi
musabab dari kejahatan. Hingga kini berkembangnya hukum pidana.
batasan dan ruang lingkup kriminologi 2. Etiologi kejahatan, yang mencoba
masih terdapat perbedaan pendapat di melakukan analisa ilmiah yang
kalangan para ahli (sarjana-sarjana).2 mengenai sebab-sebab kejahatan.
Berdasarkan pendapat ketiga para pakar 3. Penologi yang menaruh perhatian pada
yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan pengendalian kejahatan.
bahwa kejahatan dapat ditinjau dari berbagai Selanjutnya beliau mengemukakan
aspek dan untuk mengetahui faktor penyebab bahwa :
kejahatan itu juga mengundang banyak Kriminologi bertujuan untuk
perdebatan. Kejahatan tidak dapat mengembangkan suatu kesatuan prinsip-
dimusnahkan atau dilenyapkan, tetapi dengan prinsip yang umum dan terperinci serta
mengetahui penyebabnya, kejahatan itu dapat jenis-jenis pengetahuan lain, kejahatan
ditanggulangi sehingga keberadaannya serta pencegahan dan pembinaan
berkurang. pelanggar hukum. Juga memperhatikan
Di lokasi tambang Kelurahan Poboya penerapan langsung pada program-
timbul suatu kejahatan dalam bentuk-bentuk program pengendalian sosial atas
tertentu dan dalam waktu tertentu. Kejahatan kejahatan.3
itu dapat mengganggu kelancaran aktifitas Menurut Martin L. Haskell bahwa :
masyarakat setempat dan secara tidak Kriminologi sebagai studi ilmiah tentang
langsung dapat mempengaruhi penambangan kejahatan dan penjahat mencakup
emas tersebut. analisa tentang :
B. Rumusan Masalah - Sifat dan luas kejahatan;
Berdasarkan uraian tersebut di atas, - Sebab-sebab kejahatan;
maka yang menjadi rumusan masalah adalah - Perkembangan hukum pidana dan
sebagai berikut : pelaksanaan peradilan pidana;
1. Bagaimana bentuk-bentuk kejahatan yang - Ciri-ciri penjahat;
terjadi di lokasi pertambangan Poboya ? - Pola-pola kriminalitas;
2. Apakah faktor-faktor penyebab kejahatan - Akibat kejahatan atas perubahan
tersebut ? sosial.
3. Bagaimana cara penanggulangannya ? Selanjutnya berikut ini penulis
menguraikan apa yang dimaksud dengan
II. PEMBAHASAN kejahatan. Sehubungan dengan itu, terlebih
A. Tinjauan Umum Tentang Kriminologi dahulu dikemukakan kembali apa yang
dan Kejahatan dimaksud dengan kejahatan oleh J.E.
Sahetapy bahwa :

2
Topo Santoso dan Eva, Kriminologi. R. Soerjono
3
Soekanto, Kriminologi Suatu
Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm. 1-2 Pengantar. Ghalia Indonesia, Jakarta 1981, hlm 6-7
3
JURnAl ILMU HUKUM LEGAl OPINION
Edisi 6, Volume 2, Tahun
2014
Yang dinamakan kejahatan itu Secara umum dapat dikemukakan
sebenarnya merupakan abstraksi mental, bahwa faktor-faktor yang menimbulkan
suatu penamaan perwujudan yang secara kejahatan dapat dibagi dua bagian, yaitu :
relatif berakar pada tempat, waktu, nilai- - Faktor interen dan
nilai sosial, aspek budaya dan faktor - Faktor eksteren
struktural. Hanya jika konotasi a. Faktor interen
mengenai apa yang dinamakan kejahatan Faktor interen adalah faktor yang ada
itu kemudian dijabarkan melalui suatu pada diri sendiri (individu) seseorang.
mekanisme dan proses dalam Faktor-faktor tersebut dapat menentukan
masyarakat tertentu. Sehingga akhirnya penyebab terjadinya kejahatan, umpamanya
dapat tertuang dalam suatu bentuk faktor umur, jenis kelamin, agama individu
ketentuan tertulis dengan akibat suatu (kepribadian), kejiwaan dan lain-lain.
sanksi jika dilanggar, barulah segala - Faktor umur;
sesuatu mempunyai arti dan fungsi Secara alami manusia sejak kecil
konkrit. Karena itu apa yang dinamakan hingga dewasa mengalami perubahan,
kejahatan, tidak dapat tidak pasti akan baik jasmani maupun rohani (kejiwaan)
merupakan bahan debat yang seseorang. Seseorang yang berada pada
kontrofersial. 4
tingkat umur tertentu, yaitu menjelang
2. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya dewasa (remaja) dapat melakukan
Kejahatan perbuatan-perbuatan tertentu seperti
Di samping fenomena kejahatan kenakalan remaja. Bentuk kejahatan
sukar dirumuskan karena sifat dari kenakalan remaja hanya dikenal pada
kejahatan itu sendiri, maka dengan anak remaja yang menjelang dewasa.
demikian sukar pula untuk dapat Tidak ada kejahatan seperti kenakalan
menemukan sebab musababnya. Telah remaja yang dilakukan oleh orang tua.
banyak sarjana atau para pakar - Faktor jenis kelamin
mengemukakan faktor-faktor penyebab Jenis kelamin laki-laki atau
timbulnya kejahatan sesuai dengan perempuan juga ada hubungannya
keahliannya, sehingga faktor-faktor yang dengan kejahatan. Umumnya laki-laki
dikemukakan berbeda-beda dan dapat pula lebih kuat tenaganya dibandingkan
menimbulkan penafsiran yang berbeda satu dengan perempuan. Karena itu, laki-laki
dengan lainnya. Karena itu, faktor dapat melakukan kejahatan umum yang
penyebab timbulnya kejahatan adalah memerlukan tenaga, umpamanya
sangat kompleks dan antara faktor yang membunuh, mencuri dengan membakar
satu dengan faktor yang lainnya dapat dan lain-lain. Sedangkan perempuan
saling berhubungan dan berpengaruh melakukan kejahatan yang tidak
terhadap faktor lainnya. memerlukan tenaga, umpamanya
Sutherland mengemukakan bahwa : berzina, meelacur dan lain-lain.
Kejahatan adalah hasil dari faktor-faktor - Faktor pendidikan (pribadi).
yang beraneka ragam dan bermacam- Hal ini dapat mempengaruhi
macam, dan faktor-faktor yang keadaan jiwa dan tingkah laku individu
menentukan saat ini dan untuk tersebut, terutama inteligensianya atau
selanjutnya tidak bisa disusun menurut pemikirannya.
suatu ketentuan yang berlaku umum - Faktor agama individu;
tanpa ada pengecualian.5 Faktor ini merupakan unsur
pokok dalam kehidupan manusia yang
merupakan kebutuhan spiritual yang
sama. Norma-norma yang terdapat di
J.E. Sahetapy, hoc.cit, hal. 3
4 dalamnya mempunyai nilai yang
H. hari Saherodji, op.cit, hlm 35
5 tertinggi dalam hidup manusia sebab

4
JURnAl ILMU HUKUM LEGAl OPINION
Edisi 6, Volume 2, Tahun
2014
norma-norma tersebut merupakan telah meminta kepada semua pemerintah
norma keTuhanan dan segala seuatu untuk melakukan usaha-usaha yang efektif
yang telah digariskan oleh agama itu dalam mengkoordinasikan usaha
selalu baik serta membimbing manusia pencegahan kejahatan dalam pembangunan
ke arah jalan yang baik dan benar. ekonomi dan sosial yang dihadapi oleh
Norma-norma ini menunjukkan hal-hal setiap negara. Dalam keputusan kongres
yang dilarang dan diharuskan, mana tersebut dinyatakan sebagai berikut :
yang baik dan mana yang buruk, rencana pertahanan sosial (social defence
sehingga bila manusia benar-benar planning) seyogyanya merupakan bagian
mendalami dan mengerti isi agama, integral dari rencana nasional. Tidak boleh
pastilah ia akan taati perintah dan ada suatu rencana negara yang meniadakan
larangan tersebut. Faktor individu yang bagian pertahanan sosial dari keseluruhan
bersifat khusus yaitu keadaan kejiwaan perencanaan sosial dan ekonominya.
dari seseorang pelaku kejahatan. Soerjono Soekanto mengemukakan :
b. Faktor eksteren atau faktor lingkungan Penegakan hukum sebagai salah satu
Faktor ekteren adalah faktor yang strategi dalam usaha penanggulangan
dapat menyebabkan terjadinya kejahatan kejahatan, yaitu : perundang-undangan,
karena sebab yang ada di luar individu. mentalitas penegak hukum, fasilitas
Faktor eksteren ini oleh para ahli pendukung penegak hukum, kesadaran dan
kriminologi biasa disebut sebagai faktor kepatuhan hukum masyarakat maupun
lingkungan. Sehubungan dengan hal kebudayaan yang bertalian di dalam
tersebut, H. Hari Saherodji mengemukakan: masyarakat.7
Salah satu penyebab timbulnya Selanjutnya Walter C. Reckless
kejahatan adalah lingkungan yang tidak mengemukakan beberapa syarat yang perlu
baik, yaitu lingkungan yang tidak baik atau diperhatikan oleh pemerintah agar
kadang-kadang dapat dikatakan penanggulangan kejahatan dapat berhasil.
kacau di mana di situ anak-anak tidak Syarat-syarat tersebut adalah :
cukup mendapatkan pendidikan dan a. Sistem dan organisasi kepolisian yang
pengetahuan tentang nilai-nilai yang baik;
biasa dijunjung tinggi oleh masyarakat b. Pelaksanaan peradilan yang efektif;
seperti nilai mengenai hak milik orang c. Pengawasan dan pencegahan kejahatan
lain, nilai pendidikan sebagai alat untuk yang terkoordinir;
maju dan sebagainya.6 d. Hukum yang berwibawa;
2. Usaha Penanggulangan Kejahatan e. Partisipasi masyarakat dalam usaha
Usaha-usaha penanggulangan penanggulangan kejahatan.8
kejahatan adalah bersifat luas, yang bukan a. Penanggulangan Preventif
hanya mencakup sistem peradilan seperti : Penanggulangan kejahatan
kepolisian, preventif, represif, penyidikan, hendaknya bukan merupakan suatu alat
penuntutan, pengadilan dan eksekusi serta pemberantasan semata, akan tetapi lebih
perlakuan terhadap para pelanggar hukum. dari itu adalah merupakan suatu usaha
Tetapi juga segala tindakan untuk untuk menghindari timbulnya kejahatan.
mencegah efek sampingan berupa Oleh karena itu, sangatlah pelik
kejahatan dalam pelaksanaan pelaksanaan kejahatan itu. Salah satu cara
pembangunan. untuk melaksanakan usaha penanggulangan
Kongres PBB yang ke IV tentang kejahatan adalah cara preventif, yaitu
pencegahan kejahatan dan perlakuan
terhadap para pelanggar hukum, yang
berlangsung di Kyoto Jepang tahun 1970,
7
Bambang Poernomo, Potensi Kejahatan
Kekerasan di Indonesia. Bina Aksara, Jakarta, 1983,
hlm. 6
6
H. Hari Saherodji, op.cit, hal. 33 8
Soedjono Dirdjosisworo, Op.cit, hlm 138

5
JURnAl ILMU HUKUM LEGAl OPINION
Edisi 6, Volume 2, Tahun
2014
merupakan suatu tindakan atau usaha untuk muncul dan mengaku bahwa WTS yang
menghindari atau mencegah timbulnya ada dalam kamar tersebut adalah
kejahatan. isterinya. Biasanya tamu yang
Sebagaimana telah dikemukakan menghadapi hal demikian tidak
bahwa faktor-faktor yang menjadi sebab mempunyai pilihan lain, kecuali
musabab kejahatan meliputi kejiwaan dan menyerahkan sejumlah uang dan diminta
lingkungan, maka hendaknya oleh “bandit” tersebut. Bila tamu
penanggulangan kejahatan bertolak dari mencoba melawan, sering terjadi
faktor-faktor tersebut. Winter pemukulan pada tamu tersebut, bahkan
mengemukakan tentang faktor lingkungan ada yang berakhir dengan
yang menyebabkan timbulnya kejahatan, pembunuhan.10
sebagai berikut : B. Jenis-jenis Kejahatan Faktor Penyebab
Salah satu jenis bandit yang sering dan Penanggulangannya di Tambang
melakukan pemerasan, disebut dengan Emas Poboya
nama the badger man. Di dalam a. Jenis-jenis Kejahatan
melakukan kegiatannya, bandit tersebut Dari uraian tersebut, dapat
akan selalu bekerjasama dengan seorang diasumsikan adanya bentuk-bentuk
atau lebih wanita pelacur. Setelah kejahatan tertentu sesuai dengan kondisi
seorang tamu WTS membuka masyarakat penambang. Dari informasi
pakaiannya, tiba-tiba bandit itu akan satuan tugas pengamanan dengan petugas
muncul dan mengaku bahwa WTS yang keamanan dari kepolisian dapat diketahui
ada dalam kamar tersebut adalah bahwa jenis-jenis kejahatan yang terjadi di
isterinya. Biasanya tamu yang lokasi tambang emas Poboya adalah
menghadapi hal demikian tidak sebagai berikut :
mempunyai pilihan lain, kecuali 1. Pengurasakan struktur tanah belum
menyerahkan sejumlah uang dan diminta terungkap
oleh “bandit” tersebut. Bila tamu 2. Penipuan tidak terungkap
mencoba melawan, sering terjadi 3. Perjudian diselesaikan di tempat
pemukulan pada tamu tersebut, bahkan 4. Pelacuran diselesaikan di tempat
ada yang berakhir dengan pembunuhan.9 5. Perzinahan diselesaikan di tempat
b. Penanggulangan Secara Represif 6. Minuman keras diselesaikan di tempat
Sebagaimana telah dikemukakan 7. Penganiayaan dilaporkan
bahwa faktor-faktor yang menjadi sebab 8. Pencurian dilaporkan
musabab kejahatan meliputi kejiwaan dan 9. Senjata tajam dilaporkan
lingkungan, maka hendaknya 10. Pembunuhan dilaporkan
penanggulangan kejahatan bertolak dari b. Faktor Penyebab Timbulnya Bentuk-
faktor-faktor tersebut. Winter bentuk Kejahatan
mengemukakan tentang faktor lingkungan Faktor penyebab timbulnya kejahatan
yang menyebabkan timbulnya kejahatan, yang diuraikan pada Bab II karya ilmiah ini
sebagai berikut : merupakan teori yang dikembangkan oleh
Salah satu jenis bandit yang sering para ahli kriminologi belahan dunia barat,
melakukan pemerasan, disebut dengan berdasarkan penelitian penelitian pada
nama the badger man. Di dalam wilayah dengan jangka waktu tertentu.
melakukan kegiatannya, bandit tersebut Teori-teori tersebut mengandung makna
akan selalu bekerjasama dengan seorang yang cakupannya cukup luas dan bersifat
atau lebih wanita pelacur. Setelah umum.
seorang tamu WTS membuka c. Faktor Struktur Tanah
pakaiannya, tiba-tiba bandit itu akan

A.S. Alam, Op.cit, hal. 52


9 10
A.S. Alam, Op.cit, hal. 52

6
JURnAl ILMU HUKUM LEGAl OPINION
Edisi 6, Volume 2, Tahun
2014
Pengelolaan pertambangan emas di b) Hasilnya dibagi yaitu pengusaha
Poboya dengan cara penggalian atau mendapat 10 bagian dan pekerja 1
melubangi bagian-bagian tanah tertentu, bagian (10 berbanding 1).
dapat merusak struktur tanah. Kalau e. Perjudian
lubang-lubang itu yang diperkirakan Perjudian ini terjadi atau dilakukan di
jumlahnya seratus libang dengan diameter antara para penambang yang tinggal
yang cukup luas, maka dalam jangka waktu bersama-sama di kamar-kamar sebagai
tertentu dan keadaan tertentu lubang-lubang tempat istirahat. Kalau sudah selesai
tersebut bersatu yang akhirnya menerima upah, ada di antara mereka yang
menimbulkan longsor atau runtuh. Sudah berjudi pada waktu malam. Satgas sering
diperkirakan beberapa kali ada keruntuhan mendapati mereka berjudi dan diberikan
atas suatu lubang yang berakibat adanya nasehat.
pekerja tambang yang tertimbun. Namun f. Pelacuran
kejadian ini tidak diberitakan aau Terjadinya pelacuran disebabkan
dirahasiakan demi menjaga kelangsungan karena ada yang membutuhkan. Ada
pengelolaan. penjaja seks (pelacur) dan ada germo atau
d. Penipuan perantara. Pelacuran yang terjadi pada
Pengelolaan tambang emas Poboya lapisan pertama lokasi tambang tidak dapat
dapat dikatakan bersifat tradisional, tidak dideteksi (terungkap), tetapi pelacuran yang
seperti pertambangan emas yang ada di terjadi di lapisan kedua tempatnya pekerja
Timika (Papua) yang bersifat modern tambang ada yang dapat terungkap, karena
dengan peralatan yang canggih. di pintu masuk ada satgas yang menjaga.
Penambangan emas Poboya dilaksanakan Dalam kurun waktu usatu tahun, yaitu
atau dikelola berdasarkan pengalaman tahun 2010 sampai dengan 2011 ada
pengalaman penambang dan spekulasi delapan kali kejadian yang terungkap.
untung-untungan. Karena itu banyak Kasus tersebut diselesaikan di tempat dan
pemilik tromol yang merugi disebabkan ada yang didenda satu ekor kambing, yang
bahan baku yang dibeli hasil galian membayar denda adalah pekerja tambang,
penambang tidak sesuaia tau tidak bukan pelacurnya.
sebanding antara harga pembelian dengan g. Perzinahan
hasil emas yang didapatkan. Sehubungan Perzinahan adalah persetubuhan yang
dengan itu, penulis paparkan pengakuan dilakukan seorang laki-laki dengan seorang
seorang pengusaha yang melibatkan diri perempuan yang bukan pasangan suami
untuk melakukan pengelolaan bahan baku isteri, atas dasar suka sama suka (KUHP
emas, sebagai berikut : Pasal 84). Peristiwa ini terjadi di lokasi
“Suatu saat dia kedatangan tamu pertambangan, dilakukan oleh pekerja
penambang asal dari Manado. Mereka tambang seorang suami bersetubuh degan
bercerita tentang bagaimana cara seorang perempuan. Dalam kurun waktu
mendapatkan emas yang banyak dengan tertentu ada tiga pekerja tambang
peralatan atau cara lain bukan dengan melakukan perzinahan yaitu asal daerah
alat tromol. Akhirnya pengusaha ini Manado, Sangihe dan Gorontalo, masing-
tergoda dengan harapan-harapan yang masing dipulangkan ke daerahnya. Kepala
disampaikan oleh tamu tersebut, dan adat menganggap perbuatan itu dapat
terjadilah kesepakatan-kesepakatan, berakibat tidak baik untuk lokasi tambang.
yaitu : Umpamanya runtuhnya lubang-lubang
a) Pengusaha menanggung semua biaya galian, karena itu ada yang didenda satu
peralatan, bahan baku dan keperluan ekor kambing dan kambing tersebut
sehari-hari 5 (lima) orang pekerja dipotong serta dibuat acara adat, kemudian
(penambang). dimakan bersama-sama dengan para
pekerja tambang.

7
JURnAl ILMU HUKUM LEGAl OPINION
Edisi 6, Volume 2, Tahun
2014
h. Minuman Keras (Miras) Pencurian adalah salah satu bentuk
Negara atau pemerintah tidak kejahatan yang ada dalam masyarakat dan
melarang orang meminum minuman keras merupakan kejahatan yang paling tinggi
seperti bir, arak, cap tikus dan semacamnya intensitasnya atau keberadaannya. Bentuk
yang dilarang adalah tempat berjualan kejahatan dapat terjadi di tempat dan waktu
minuman keras, dengan kata lain hanya tertentu, bahkan di dalam satu keluarga pun
tempat-tempat tertentu diberi izin untuk kadang-kadang sering terjadi (pencurian
menjual miras tersebut. Karena itu lokasi dalam keluarga).
pertambangan tidak diperbolehkan menjual k. Senjata Tajam
atau berjualan di tempat tersebut. Dalam rangka ketertiban dan
Beberapa kali orang ditangkap karena keamanan di lokasi tambang, oleh petugas
membawa masuk menjual minuman keras dari Kepolisian dan Satgas setempat
ke lokasi tambang. Pelakunya ditangkap dilakukan pemeriksaan atau penggeledahan
dan dilaporkan kepada yang berwewenang, di tiap-tiap kamar pekerja. Dalam
dalam hal ini Polsek Palu Timur. Miras penggeledahan itu didapati adanya senjata
dapat menimbulkan bentuk-bentuk tajam berupa keris, parang, samurai dan
kejahatan lain, karena peminum tersebut bahkan pekerja tambang ada yang
sudah mabok. Banyak kejadian membawa senjata tajam rakitan. Sajam
penganiayaan, pembunuhan dan sebagainya tersebut oleh petugas diamankan dan
akibat miras. pemiliki senjata rakitan diperiksa di Polsek
i. Penganiayaan Palu Timur. Diperkirakan alat-alat itu
Bentuk kejahatan ini keberadaannya dimiliki para pekerja tambang dalam
dalam masyarakat sering terjadi seperti hubungan dengan perkelahian atau
halnya dengan pencurian. Dalam kurun penganiayaan yang terjadi sebelumnya
waktu satu tahun kira-kira ada 40 kali karena itu segera dilakukan razia senjata
terjadi penganiayaan di lokasi tajam.
penambangan emas. Di antara pekerja l. Pembunuhan
tambang sering terjadi kesalahpahaman di Jika ditelusuri lebih jauh kenapa
antara mereka atau karena persaingan sampai terjadi pembunuhan, maka perlu
pekerjaan. Hal inilah yang menyebabkan dipertanyakan kenapa pelaku (tukang pikul)
pemukulan atau saling memukul tidak memiliki uang untuk membayar
(berkelahi). Kalau terjadi perkelahian di bakso? Hal ini dapat dijawab dengan
antara pekerja tambang oleh ketua beberapa kemungkinan. Kemungkinan
kelompok kerja atau satuan pengamanan pertama upah angkutnya belum dibayar
(Satgas) mendamaikan mereka, tetapi kalau oleh pengusaha tambang (pembeli bahan
pemukulan itu berakibat luka dan terjadi baku). Bagaimana pun juga pengusaha
perdarahan, salah satu di antara mereka tambang akan membayar upah kerja tukang
dilaporkan segera ke pihak yang pikul, kalau hasil pengelolaan bahan baku
berwenang, dalam hal ini Polsek Palu yang dibeli tidak cukup untuk membayar
Timur. biaya tromol. Karena itu, maka para
j. Pencurian pengusaha bahan baku berutang pada
Pada lokasi penambangan Poboya tukang pikul. Demikian latar belakang
pernah terjadi kasus pencurian motor, terjadinya pembunuhan tersebut, yang
pencurian uang dan pencurian emas. menunjukkan adanya beberapa faktor yang
Pencurian terjadi disebabkan karena saling berhubungan satu dengan lainnya.
pencuri (pelaku) mau memenuhi kebutuhan C. Penanggulangan Kejahatan di Lokasi
tertentu, terutama uang untuk kebutuhan Tambang
tertentu dan faktor kesempatan untuk Sejak penambangan emas di Poboya
melakukan pencurian itu. mulai ramai dan dikunjungi oleh masyarakat
penambang dari luar kota Palu, di antaranya

8
JURnAl ILMU HUKUM LEGAl OPINION
Edisi 6, Volume 2, Tahun
2014
tahun 2009 dan 2010 maka sejak itu oleh berdasarkan kebijakan adat dengan membayar
pihak yang berwenang dalam hal keamanan denda adat.
yaitu Kapolda memerintahkan anggotanya
untuk melakukan penjagaan, penertiban dan
keamanan di lokasi penambangan. Karena itu
anggota kepolisian baik dari Polda, Polres dan III. PENUTUP
Polsek diperuntukkan oleh komandan A. Kesimpulan
aasannya untuk melaksanakan tugas 1. Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat
pengawasan dan pengamanan. Sekurang- disimpulkan bahwa dalam kurun waktu
kurangnya ada tiga anggota kepolisian berada tertentu (satu tahun) di lokasi tambang
di lokasi tambang secara kontinyu bergiliran emas Poboya telah terjadi bentuk-bentuk
sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan kejahatan, antara lain : pembunuhan,
sebelumnya. Kemudian kepala Kelurahan penganiayaan, pencurian, pemilikan senjata
Poboya juga melaksanakan tugas pengamanan tajam tanpa izin, perzinahan dan pelacuran.
dan ketertiban pelaksanaan penggalian bahan 2. Dengan latar belakang kejadian masing-
baku tambang di lapangan, juga dalam rangka masing jenis kejahatan tersebut, dapat
ketertiban dan terlaksananya pekerjaan dinyatakan bahwa ada beberapa faktor yang
penggalian tersebut dibentuk kelompok- melingkari masing-masing jenis kejahatan,
kelompok kerja dan masing-masing kelompok namun dapat disimpulkan bahwa faktor
ada ketuanya. Masing-masing ketua kelompok yang dominan adalah faktor kebutuhan
mengatur anggotanya dan bertanggung jawab (individu), keadaan dan kondisi lingkungan
atas pekerjaan yang telah dilaksanakan. masyarakat penambang serta faktor
Sehubungan dengan itu, maka telah ditentukan kesempatan. Khusus kasus pembunuhan
dan ditetapkan kelompok mana yang bekerja faktor yang dominan adalah faktor emosi
pada waktu siang dan pada waktu malam. yang tidak terkendali.
Dengan demikian, pelaksanaan penggalian 3. Penanggulangan atau tindakan yang
bahan baku terlaksana dengan tertib, sesuai dilakukan agar tidak timbul kejahatan-
waktu yang telah ditentukan. kejahatan, maka oleh pihak kepolisian dan
Pelaksanaan tugas kepolisian, satgas dan Satgas serta ketua kelompok pekerja
ketua kelompok pekerja tambang adalah tambang melakukan penjagaan,
merupakan penanggulangan kejahatan yang pemeriksaan dan penggeledahan sebagai
bersifat pencegahan atau prefentif, yaitu tindakan preventif.
tindakan yang dilakukan oleh yang berwenang B. Saran
sebelum kejahatan muncul. Cara Dalam rangka pencegahan timbulnya
penanggulangan kejahatan yang lain adalah suatu kejahatan di lokasi pertambangan,
tindakan represif, yaitu tindakan yang penulis menyarankan :
dilakukan oleh pejabat yang berwenang 1. Kiranya pengawasan dan penjagaan dalam
setelah terjadi suatu kejahatan tertentu. Karena waktu-waktu tertentu perlu ditingkatkan
itu ada beberapa jenis kejahatan yang terjadi di dari waktu sebelumnya, umpamanya pada
lokasi tambang diproses sesuai dengan hukum hari atau malam minggu dan hari libur
acara pidana, yaitu diawali dengan lainnya.
penggeledahan dan penyidikan, kemudian 2. Semangat dan keberanian untuk melakukan
diteruskan dengan tindakan penuntutan dan tindakan tertentu dari petugas pengamanan
terakhir pemeriksaan di pengadilan dengan terutama satgas setempat sebagai tulang
penjatuhan sanksi pidana oleh hakim. Jenis punggung keamanan masyarakat
kejahatan yang dimaksud adalah pembunuhan, penambang.
pencurian, penganiayaan dan senjata tajam 3. Gaji atau upah kerja satgas seharusnya
(sajam). Sedangkan jenis kejahaan lainnya disesuaikan dengan keaktifan di dalam
seperti pelacuran, perzinahan dan jual melaksanakan tugas
minuman keras diselesaikan di tempat

9
JURnAl ILMU HUKUM LEGAl OPINION
Edisi 6, Volume 2, Tahun 2014

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku
A.S. Alam, Kriminologi dan Masalah Kejahatan (Suatu Pengantar Ringkas). Armico,
Bandung, 1984.
Bambang Poernomo, Potensi Kejahatan Kekerasan di Indonesia. Bina Aksara, Jakarta,
1983.
H. Hari Saherodji, Pokok-pokok Kriminologi. Aksara Baru, Jakarta, 1980.
J.E. Sahetapy, Pisau Analisis Kriminologi. Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2005.
Soerjono Soekanto, Kriminologi Suatu Pengantar. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981.
Soedjono Dirdjosisworo, Sosio-Kriminologi Amalan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Studi
Kejahatan. Sinar Grafika Baru, Bandung, 1984.
Topo Santoso, Kriminologi. Raja Grafindo Persada Jakarta, Cetakan ke-4, 2004.
Wahyu Mulyono, Pengantar Teori Kriminologi. Pustaka Yustisia, Sleman, Yogyakarta,
2012.

10
JURnAl ILMU HUKUM LEGAl OPINION
Edisi 6, Volume 2, Tahun 2014

BIODATA

RAMADHAN, Lahir di Palu, 27 Maret 1991, Alamat Rumah Jalan


Tekukur Nomor 05 Palu Sul-Teng, Nomor Telepon +6281943733691,
Alamat Email ahmadramadhan03@yahoo.com

11

Anda mungkin juga menyukai