Anda di halaman 1dari 3

Ma’asyirol muslimin, Ramimakullah.

Puji dan syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah Robbul’izzati, pada
kesempatan Jumat ini kita dapat melaksanakan kewajiban kita sebagai seorang
muslim yaitu shalat Jumat secara berjamaah di masjid yang kita cintai ini.

Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada uswatun hasanah kita yaitu
baginda nabi besar Muhammad SAW. Juga kepada segenap keluarga dan
sahabatnya, semoga kelak di hari kiyamat, kita semua yang hadir di masjid ini
mendapatkan syafaat dari beliau. Aamiin yaa Robbal ‘aalimiin.

Mengawali khutbah singkat pada kesempatan ini, sebagaimana biasa khatib


berwasiat kepada diri saya dan kepada seluruh jamaah, marilah kita senantiasa
bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa yaitu melaksanakan
semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Ma’asyirol muslimin, Ramimakullah.

Berbicara tentang mengkaji diri adalah pembicaraan yang sangat penting,


karena berhubungan langsung dengan diri pribadi kita masing-masing.

Mari kita mengevaluasi diri tahun 2020 ini, apakah kita benar-benar sudah
mengkaji diri seutuhnya atau belum sama sekali. Jika sudah alhamdulillah
bersyukurah kepada Allah, mari kita pertahankan dan kita tingkatkan dari
waktu kewaktu. Sungguh ini adalah prestasi yang sangat tinggi nilainya
dihadapan Allah SWT. Tetapi jika proses mengkaji diri kita belum utuh secara
sempurna, maka memasuki tahun baru 2021 nanti kita berusaha untuk benar-
benar mengkaji diri secara total lahir maupun batin.

Mengkaji diri itu artinya melihat diri sendiri secara utuh yang meliputi 4 unsur
pokok yaitu jiwa, hati, pikiran dan sikap hidup sehari-hari.
Pertama, jiwa. Jiwa adalah perangkat batin yang sangat halus tidak bisa
dideteksi oleh alat apapun. Jika jiwa itu bersih, maka akan terasa suasana
menjadi sangat tenang, lapang dan bahagia. Tetapi jika jiwa itu kotor, maka
suasana akan terasa resah, gelisah dan galau. Sedikitpun tidak ada rasa tenang
menyelmuti jiwa tersebut. Kalau suasana ini yang kita dapatkan, maka rugilah
hidup kita selama di dunia.

Menurut Al Quran untuk mendapatkan jiwa yang bersih itu hanya dengan satu
cara yaitu bertaqwa kepada Allah. Orang yang bertaqwa itu adalah orang yang
selalu taat menjalankan syariat agama Allah, baik yang bersifat wajib maupun
yang bersifat sunnat. Tetapi sebaliknya bila kita durhaka terhadap syariat-Nya,
maka pasti jiwa itu kotor. Allah Subhanhu wa Ta’ala berfirman :

         

“Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi


orang yang mengotori jiwanya”. (QS. Asy Syams 9 -10)

Kedua, hati. Hati adalah pusat suara manusia, jika hati itu bening maka suara
yang terdengar adalah suara kebaikan. Tetapi jika hati itu busuk, maka suara
yang terdengar adalah suara keburukan. Ini hampir sama dengan jiwa,
tergantung keadaannya. Maka beningkan hatimu dengan banyak berzikir dan
memohon ampun kepada Allah.

Ma’asyirol muslimin, Ramimakullah.

Saking penting namanya hati sampai-sampai imam Al Gazali mengumpamakan


hati itu ibarat raja, dan selainnya adalah rakyat. Jika hati itu baik, maka baiklah
seluruh tubuh, jika hati itu rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Demikian nabi
bersabda dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma yang artinya.
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka
baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad.
Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no.
1599).

Ketiga, pikiran. Pikiran adalah hasil menggunakan akal, maka gunakan akal itu
untuk berpikir yang positif. Jangan sekali-kali berpikir yang negatif, ini bisa
merusak kesehatan sekaligus merusak program hidup yang akan mengacaukan
hubungan kepada sesama. Na’udzubillah.

Ma’asyirol muslimin, Ramimakullah.

Penelitian di Stanford University, Amerika Serikat, mengungkapkan hubungan


antara pola pikir dan kesehatan. Menurut para ilmuwan, orang yang berpikir
negatif mengenai aktivitas fisiknya cenderung menganggap dirinya tidak bugar.

Keempat, sikap. Sikap adalah perilaku jasmani dalam keseharian hidup kita,
maka hiasilah perilakumu dengan sifat-sifat yg mulia (akhlakul karimah) seperti
taat, patuh, malu, tahu diri, berbakti, peduli, ingat waktu, sopan, jujur, disiplin
dan tanggung jawab.

Semoga khutbah singkat edisi jumat ini, menjadi tambahan ilmu yang besar
faedahnya bagi diri khatib dan jamaah sekalian.

Anda mungkin juga menyukai