Anda di halaman 1dari 3

IBADAH

Dalam kesempatan ini kami ingin mengajak para jamaah untuk merenungi firman Allah SWT.
yang terdapat dalam Surah Al-Haj ayat 77;

Hai orang-orang yang beriman! Ruku’lah kamu, bersujudlah dan sembahlah


(beribadahlah) kepada Tuhan kamu, dan berbuatlah kebaikan, supaya kamu memperoleh
kemenangan.

Perkataan IBADAH yang berasal dari bahasa Arab, terambil dari pokok kata Abada, artinya
ialah merendahkan diri, khidmat, patuh (taat). Adapun artinya menurut istilah seperti dirumuskan
oleh Raghib Al Ashfahani dalam bukunya “Al-mufradat fi gharibil Qur’an” ialah mununjukkan
kerendahan diri terhadap satu-satunya yang berhak menerima puncak pengabdian, yaitu Allah
SWT. sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an;

Janganlah kamu menyembah selain Allah. (QS. Hud; 2)

Ruang lingkup ibadah itu amat luas sekali. Dalam garis besarnya, ibadah itu terbagi 2,
Pertama ibadah yang khusus (ibadah khasanah), kedua ibadah umum (ibadah Ammah). Adapun
ibadah yang khusus itu ialah ibadah yang diwajibkan (fardlu ‘ain) kepada setiap muslim, jumlahnya
hanya sedikit yaitu shalat, puasa, zakat dan haji.
Sedangkan ibadah umum (ibadah Ammah) itu ialah segala perkataan dan perbuatan kebajikan
yang dilakukan dengan niat karena Allah semata. Anak kunci yang penting dan menentukan
tentang ibadah umum itu ialah niat, seperti di tegaskan dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim;

Sesungguhnya setiap perbuatan (amal) dilakukan dengan niat, dan setiap orang
mendapat keuntungan pahala sesuai dengan niat yang dibuhulnya.

Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia....


Jiwa dan roh ibadah itu ialah kecintaan kepada Allah SWT. sebagai pencipta makhluk dan
alama semesta ini. Kecintaan kepada Allah itulah yang merupakan motor penggerak, pendorong
dan menjiwai manusia untuk tekun dan tetap melaksanakan ibadah. Ibnu Qayyim menyatakan;
“Pokok ibadah ialah mencintai Allah, ditegakkan dengan cinta, cinta itu keseluruhannya adalah
untuk dan karena Allah, tidak ada cinta yang lain yang serupa dengan cinta kepada Allah”. Cinta
kepada Allah itulah yang menjiwai setiap ibadah.
Cinta itu erat hubungannya dengan jiwa, hati nurani, cintalah yang mematerikan hubungan
seorang bapak dan ibu dengan anaknya. Karena kecintaan kepada anak, maka setiap ibu dan bapak
memusatkan segala pikirannya dan usahanya untuk kemajuan anaknya itu. Walaupun untuk itu
mereka harus menderita.
Karena kecinttan kepada tanah air dan negara, maka banyak orang yang rela berkorban,
kadang-kadang biar hancur lumerlaksana lilin asal tetepa memancarkan cahaya kepada alam
disekitarnya. Itulah jiwa cinta bias mengalahkan segala-galanya.
Adapun cinta kepada Allah sebagai satu-satunya jiwa dan roh ibadah itu, haruslah melebihi
dari pada kecintaan terhadap yang lain. Pedoman bagi setiap muslim mengenai hal itu ialah firman
Allah yang menggariskan.

Kalau bapak-bapakmu, anak-anakmu, istri-istrimu, kaum keluargamu, kekayaan yang


kamu peroleh, perniagaan yang kamu khawatiri menanggung rugi, tempat tinggal yang
kamu sukai, kalau semua itu kamu cintai lebih dari pada mencintai Alllah dan Rasulnya,
dan jihad didalamnya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan perintahnya
(kebinasaan dll.) Allah tidak memberikan pimpinan kepada kaum yang fasik, jahat. (QS.
At-Taubah; 24)

Adapun yang menjadi landasan kecintaan kepada Allah ialah iman, yaitu kepercayaan
mutlak terhadap kemaha kuasaan Allah SWT. Mukmin yang kuat imannya akan lebih cinta kepada
Allah dari pada mukmin yang lemah imannya.

Hadirin rahimakumullah...
Serta diketahui manusia bukanlah terdiri dari jasmani saja yang memerlukan makanan,
minuman, pakaan dll, tetapi juga terdiri dari rohani yang perlu diberi makan, kesehatan dan
kesegaran rohani ini mempengaruhi kehidupan jasmani, malah menentukan.
Rohani itu perlu diisi sari-sari makanan ketenangan (sakinah) dan kemantapan jiwa
(muthmainnah), hati nurani manusia senantiasa berhajat dan memerlukan komunikasi denga Allah
SWT. Dan komunikasi yang teratur dan continue hanyalah dapat dicapai melalui dua cara; pertama
melalui ibadah dan kedua melalui pertolongan (isti’anah) dan berserah diri kepada Allah
(tawakkal).
Selain dari itu, pengaruh ibadah itu memercikkah semangat kebasan dan kemerdekaan
kedalam jiwa manusia, melepaskan dari belenggu perbudakan makhluk, baik yang merupakan
benda maupun yang berbentuk manusia, sebab nilai-nilai ibadah menghilangkan sifat
ketergantungan manusia kepada yang lain, kecuali kepada Allah.
Mati adalah suatu keadaan yang pasti dialami setiap orang, tidak seorangpun yang mampu
menghindari mati, betapapun dia telah berusaha sekuat tenaga. Meskipun banyak orang
melalaikan mati, seolah-olah mati tidak akan terjadi, padahal mati itu datangnya tak terduga
sebelumnya, bahkan tidak jarang terjadi pagi hari itu masih segar bugar tetapi siang harinya telah
mati.
Baginda Rasullah SAW. senantiasa menganjurkan kepada umatnya agar jangan sampai
melupakan mati, bahkan harus banyak mengingatnya, baik dalam keadaan suka maupun duka.
Sebab orang yang banyak mengingat mati akan senantiasa giat beramal shaleh, senantiasa
bertakarrub kepada Allah, karena amal shaleh itulah satu-satunya bekal yang dapat diandalkan
orang pada waktu mati.

Banyak-banyaklah mengingat mati, karena sesungguhnya ingat kepada kematian bisa


menghiburmu dari sesuatu selainnya. (HR. Abid Dun-ya)

Hadirin rahimakumullah...
Adanya permulaan tentu adanya masa berakhir, adanya siang tentu ada malam, lebih dari
itu semuanya ada kehidupan tentu ada kematian, untuk itu sebagaimana kita maklumi bersama,
bahwa hidup ini tidaklah kekal, pada saatnya nanti kita semua akan menemui kematian, hal ini
sesuai dengan peringatan Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an Surah Al-A’raf ayat 34.

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu (ajal), maka apabila telah datang waktunya
(ajalnya) mereka tidak akan dapat mengundurnya barang sesaatpun dan tidak pula
dapat memajukannya.

Untuk itulah wahai saudara-saudaraku, marilah kita menggunakan kesempatan hidup dalam
kehidupan ini dengan sebaik-baiknya, untuk mencari bekal sebanyak-banyaknya, yang nantinya
akan kita bawa saat menghadap sang Khaliq.

Bekerjalah untuk urusan duniamu seolah-olah engkau akan hidup selamanya, dan
beramallah untuk urusan akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok pagi.

Hadirin rahimakumullah...
Demikian sekelumit khutbah yang dapat kami sampaikan ...................................................................

Anda mungkin juga menyukai