Anda di halaman 1dari 58

ANALISA PENGARUH INJEKTOR TERHADAP

MENINGKATNYA SUHU GAS BUANG MESIN PENGGERAK


UTAMA DI KAPAL MT. MUMBAI

MUHAMMAD SYAWAL
NIT :19.42.124
TEKNIKA

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV PELAYARAN


POLITEKNIK ILMU PELAYARAN MAKASSAR

1
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJIAN SKRIPSI ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI iii
PRAKATA iv
PERNYATAAN KEASLIAN vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR SIMBOL xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian ` 2
Manfaat Penelitian 3
Hipotesis 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Injektor 4
Cara Kerja Injektor 4
Jenis – Jenis Nozzle 7
Metode Penyemprotan Bahan Bakar 9
Persyaratan Yang Harus Dipenuhi oleh system injeksi 11
Pengaturan Penginjeksian 13
G Terjadinya Pembakaran Di Dalam Silinder 16
H. Persyaratan Untuk Menghasilkan Pembakaran Yang
Sempurna 20
I. Sistem Pemasukan Bahan Bakar 21
J. Kondisi Nozzle Injektor 23
K. Visicositas Fuel Oil 24
L. Kerangka Pikir 25
BAB III METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian 26
Batasan Istilah 26
Metode Pengumpulan Data 27
Jenis Dan Sumber Data 27
Metode Analisis 28
Jadwal Penelitian 30
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

2
Spesifikasi 31
Analisis 32
Pembahasan 36
Kondisi Injektor Setelah Perbaikan 42
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
Kesimpulan 43
Saran 43

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui bahwa untuk menunjang
kelancaran pengoperasian suatu mesin khususnya mesin
penggerak utama di atas kapal, maka perlu didukung oleh
kesempurnaan proses kerja dari setiap bagian atau komponen
mesin, agar dapat bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing
secara optimal.
Salah satu komponen tersebut adalah injektor. Injektor
memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung proses
pembakaran pada motor diesel, dimana jika terjadi kerusakan atau
injektor tidak bekerja dengan baik maka akan menimbulkan
dampak terhadap suhu gas buang pada mesin.
Teori pengabutan menurut Arismunandar, W dan Koichi
Tsuda (2004), pengabut akan bekerja pada saat  tertentu sewaktu
pompa bahan bakar memompakan bahan bakar dengan tekanan
280-300 kg/cm2.  Bahan bakar akan mengalir melalui lubang-lubang
kecil pada nosel dan akan menekan jarum melalui sel-sel jarum
tersebut.  Dengan adanya penekanan jarum ini maka lubang aliran
bahan bakar pada silinder akan terbuka dan bahan bakar
bertekanan tinggi akan masuk ke dalam silinder motor.
Pada pengabut terdapat sebuah katup jarum, dimana ujung
bawahnya terdiri atas dua bidang kerucut.  Kerucut yang pertama
menetap pada dudukannya, sedangkan yang kedua menerima
tekanan dari bahan bakar.  Jika gaya yang ditimbulkan bahan bakar
melebihi gaya pegas, maka katup akan terangkat ke atas sehingga
membuka lubang pengabut.
Saluran injektor yang kotor/tersumbat oleh kotoran yang ikut
bersama bahan bakar mengakibatkan pengabutan yang tidak

4
sempurna, sehingga tekanan pompa pada bahan xbakar kurang
dari 280 kg/cm2, yang berkisar sekitar 200-250 kg/cm 2 atau
penekanan pompa bahan bakar di atas 300 kg/cm 2. Angka cetane
solar yang dipakai terlalu tinggi atau terlalu rendah atau kualitas
solar yang tidak bagus Angka cetane adalah tingkat bakar untuk
solar, kalau bensin disebut angka oktan. Semakin tinggi angka
cetane berarti solar semakin mudah terbakar.
Mengingat begitu pentingnya untuk mengetahui dan
memahami proses dalam melaksanakan peranan secara berkala
terhadap injector untuk menunjang kelancaran dari pengoperasian
mesin penggerak utama, maka penulis tertarik menuangkannya
dalam bentuk karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul
“PENGARUH INJEKTOR TERHADAP MENINGKATNYA SUHU
GAS BUANG MESIN PENGGERAK UTAMA DIKAPAL “

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut maka penulis membuat
rumusan permasalan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa yang menyebabkan injektor tidak bekerja
dengan optimal ?
2. Apa yang ditimbulkan oleh injektor tidak bekerja dengan baik ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui fakor-faktor apa yang mempengaruhi
injektor tidak bekerja dengan optimal.
2. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh injektor
tidak bekerja dengan baik.

5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang di harapkan dalam penelitian ini adalah agar
dapat memberikan gambaran secara teoritis kepada para pembaca
dan penulis sendiri yang nantinya akan bekerja di atas kapal terkait
meningkatnya suhu gas buang pada mesin penggerak utama dan
langkah – langkah penanganan jika terjadi keausan pada nozzle,
pengaturan waktu penginjeksian yang tidak tepat dan pengaturan
injektor yang kurang tepat .

E. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka
diduga bahwa yang menjadi penyebab sehingga injector tidak bekerja
secara optimal adalah
1. Terjadinya keausan pada nozzle injektor.
2. Terjadinya penyumbatan pada lubang nozzle injektor

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian injektor
Menurut Karyanto (2002), bahwa pengabut (injector) adalah
suatu alat yang gunanya untuk mengabutkan bahan bakar dalam
bentuk kabut yang sifatnya mudah tebakar pada ruang bakar motor. 
Jadi tugas dari pengabut, untuk mengabutkan atau menyebarkan
bahan bakar dalam bentuk butiran-butiran halus dan terbagi rata pada
kecepatan tinggi ke dalam ruang bakar.  Pengabutan itu diberikan
kepada udara yang terdapat dalam ruang bakar pada akhir langkah
kompresi, dihasilkan campuran yang heterogen antara udara dan
bahan bakar.
B. Prinsip kerja injector
Menurut Karyanto (2002) Suatu alat yang gunanya untuk
mengabutkan bahan bakar dalam bentuk kabut yang sifatnya mudah
tebakar pada ruang bakar motor. Jadi tugas dari pengabut, untuk
mengabutkan atau menyebarkan bahan bakar dalam bentuk butiran-
butiran halus dan terbagi rata pada kecepatan tinggi ke dalam ruang
bakar. Pengabutan itu diberikan kepada udara yang terdapat dalam
ruang bakar pada akhir langkah kompresi, dihasilkan campuran yang
heterogen antara udara dan bahan bakar.
Menurut Muchlis (2012) salah satu komponen utama dalam
sistem bahan bakar diesel di antaranya adalah injector atau pengabut
atau nozzle.Injector berfungsi untuk menghantarkan bahan bakar
diesel dari pompa injector ke dalam silinder pada setiap akhir langkah
kompresi dimana torak (piston) mendekati posisi titik mati atas.Injector
yang dirancang sedemikian rupa merubahan tekanan bahan bakar dari

7
pompa injector yang bertekanan tinggi untuk membentuk kabut yang
bertekanan antara 60 sampai 200 kg/cm2, tekanan ini menyebabkan
peningkatan suhu pembakaran didalam silinder meningkat menjadi
4000C.
Tekanan udara dalam bentuk kabut melalui injector ini hanya
berlangsung satu kali pada setiap siklusnya yakni pada setiap akhir
langkah kompresi saja sehingga setelah sekali penyemprotan dalam
kapasitas tertentu dimana kondisi pengabutan yang sempurna maka
injector yang dilengkapi dengan jarum yang berfungsi untuk menutup
atau membuka saluran injector
C. Cara Kerja Injektor
Injektor akan bekerja pada saat tertentu sewaktu pompa bahan
bakar memompakan bahan bakar dengan tekanan 280-300 kg/cm 2.
Bahan bakar akan mengalir melalui lubang-lubang kecil pada nosel
dan akan menekan jarum melalui sel-sel jarum tersebut. Dengan
adanya penekanan jarum ini maka lubang aliran bahan bakar pada
silinder akan terbuka dan bahan bakar bertekanan tinggi akan masuk
ke dalam silinder motor.
Gambar 2.1: Cara Kerja Injektor

Ket :
a. Saat katup tertutup
b. Saat katup terbuka

(a) (b)

Sumber : Karyanto. E, 2000, Panduan Reparasi Mesin Diesel, pe c


vhnerbit Pedoman Ilmu jaya, Jakarta
Pada pengabut terdapat sebuah katup jarum, dimana ujung
bawahnya terdiri atas dua bidang kerucut. Kerucut yang pertama
menetap pada dudukannya, sedangkan yang kedua menerima
tekanan dari bahan bakar.  Jika gaya yang ditimbulkan bahan bakar

8
melebihi gaya pegas, maka katup akan terangkat ke atas sehingga
membuka lubang pengabut.
Menurut Karyanto (2000), cara kerja dari injektor ada 3 sistem
yaitu :
1.Sebelum penginjeksian bahan bakar
Bahan bakar bertekanan tinggi mengalir dari pompa injeksi melalui
saluran minyak (Fuel Duct) pada nozzle holder menuju oil pool
pada bagian bawah nozzle body.

Gambar 2.2: Sebelum Penginjeksian


From injection pump

Oil passage

Nozzle body
Nozzle needle
Oil pool
Oil passage

Oil pool

Sumber : Maleev. V. L, 1991, Operasi Dan Pemeliharaan Mesin


Diesel, Penerbit Erlangga, Jakarta

1. Penginjeksian bahan bakar


Bila tekanan bahan bakar pada oil pool naik, dan tekanan ini
melebihi kekuatan pegas, maka jarum pengabut (nozzle Needle)
akan terdorong ke atas oleh tekanan bahan bakar dan jarum

9
pengabut terlepas dari dudukannya pada nozzle body sehingga
terjadi penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar dalam silinder
mesin.
Gambar 2.3: Penginjeksian Bahan Bakar

Pressure spring

Nozzle needle

Nozzle body

Nozzle needle

Sumber : Maleev. V. L, 1991, Operasi Dan Pemeliharaan Mesin


Diesel, Penerbit Erlangga, Jakarta

2. Akhir penginjeksian bahan bakar


Bila pompa injeksi berhenti mengalirkan bahan bakar, maka
tekanan bahan bakar turun dan tekanan pegas mengembalikan
jarum pengabut (Nozzle Needle) ke posisi semula, sehingga
menutup saluran bahan bakar.

10
Gambar 2.4: Akhir Penginjeksian

To nozzle leakage pipe

Nozzle holder

Pressure spring

Pressure pin

Nozzle needle
Nozzle body

Sumber : Maleev. V. L, 1991, Operasi Dan Pemeliharaan Mesin


Diesel, Penerbit Erlangga, Jakarta

D. Jenis-Jenis Nozzle
Menurut Karyanto (2000), jenis-jenis nozzle dibedakan atas 2
macam yaitu :
1. Nozzle berlubang :
a. Berlubang tunggal
Nozzle berlubang tunggal mempunyai pengabutan yang baik,
tetapi memerlukan tekanan penyemprotan yang tinggi untuk
mencapai pengabutan yang baik. Penyemprotan atau pengabutan
bahan bakar yang dihasilkan berbentuk tirus dengan sudut kira-
kira 4 sampai 15 derajat yang dikeluarkan oleh ujung nozzle
berlubang satu.
Nozzle macam ini juga baik karena pembukaan lubang nozzle
yang luas bahkan dalam mesin-mesin putaran tinggi ukuran kecil,
akan mengurangi gangguan karena buntunya lubang nozzle.
b. Berlubang banyak

11
Nozzle berlubang banyak memberikan pengabutan yang baik,
untuk menentukan jenis nozzle yang dipergunakan terutama
ditentukan oleh proses pembakaran dan bentuk ruang
pembakaran. Pada nozzle berlubang banyak biasanya digunakan
untuk motor diesel dengan sistem injeksi langsung (Direct
injectie), dimana diperlukan penyemprotan bahan bakar meluas
ke semua bagian-bagian ruang bakar yang dangkal. Makin
banyak jumlah pembukaan semprotan bahan bakar, makin kecil
tiap pembukaannya dan makin memerlukan bahan bakar yang
bersih. Pembukaan lubang semprotan mempunyai diameter dari
0,0006 Inchi sampai 0,0033 Inchi, dan jumlahnya dapat berbeda-
beda 3 sampai 18 lubang pada mesin-mesin yang mempunyai
ukuran besar silinder motornya.
2. Nozzle model pin :
Nozzle model pin ini digunakan untuk motor diesel dengan
sistem kamar muka dan kamar pusar.
a. Model pintle
Nozzle model pintle ini pada ujung-ujung katup dipasang batang
atau pena yang disebut dengan pintle yang bentuknya
disesuaikan dengan bentuk semprotan yang diinginkan. Pintle
terpasang pada lubang nozzle membentuk ruang melingkar,
dengan pembentukan pena yang cocok akan diperoleh semprotan
bahan bakar yang silinder berlubang dengan daya tinggi atau pun
semprotan bahan bakar berbentuk konis yang berongga dengan
sudut kira-kira 60º. Nozzle jenis ini bekerja secara seragam dan
teliti serta gerakannya akan mencegah pembentukan kerak
karbon pada ujung nozzle.

E. Metode Penyemprotan Bahan Bakar


Menurut Van Maanen (1990), cara penyemprotan bahan bakar
dan pembentukan campuran dikenal 2 sistem utama yaitu :

12
1. Penyemprotan Tidak Langsung
Dalam hal ini bahan bakar disemprotkan ke dalam sebuah ruang
pembakaran pendahuluan yang terpisah dengan ruang
pembakaran utama. Ruang tersebut memiliki 25 atau 60% dari
volume total ruang pembakaran. Pada sistem penyemprotan ruang
pendahuluan, bahan bakar disemprotkan ke dalam ruang tersebut
melalui sebuah pengabut berlubang tunggal (pengabut tap) dengan
tekanan penyemprotan relatif rendah dari ± 100 bar. Tekanan
tersebut kurang baik akan tetapi bahan bakar dapat menyala
dengan cepat akibat suhu tinggi pada dinding ruang pendahuluan
tersebut. Keuntungan dari penyemprotan tidak langsung adalah
karena penyalaan cepat (kelambatan penyalaan kecil) motor tidak
terlalu peka terhadap kualitas bahan bakar. Tekanan pembakaran
maksimal rendah dan motor bekerja dengan tenang dengan
pengabut berlubang tunggal dengan lubang penyemprotan relatif
besar tidak akan terjadi bahaya penyumbatan. Sedangkan kerugian
penyemprotan tidak langsung adalah rendemen motor rendah
akibat kerugian aliran dan kerugian panas di dalam ruang
pendahuluan dan ruang pusar. Motor sangat sulit distart sehingga
membutuhkan bantuan start dalam bentuk spiral pijar atau sumbu
pijar. Penyemprotan ruang pendahuluan dan ruang pusar hanya
diterapkan untuk motor putaran tinggi.

13
Gambar 2.5: Penyemprotan Tidak Langsung

Sumber : Mafrisal. 2012, Mesin Penggerak Utama

2. Penyemprotan Langsung
Bahan bakar dengan tekanan tinggi (pada motor putaran rendah
hingga 1000 bar dan pada motor putaran menengah yang bekerja
dengan bahan bakar berat hingga 1500 bar) disemprotkan ke
dalam ruang pembakaran yang tidak dibagi. Tergantung dari
pembuatan ruang pembakaran maka untuk keperluan tersebut
dipergunakan sebuah hingga tiga buah pengabut berlubang
banyak. Sistem penyemprotan langsung diterapkan pada seluruh
motor putaran rendah dan motor putaran menengah dan pada
sebagian besar dari motor putaran tinggi.
Gambar 2.6: Penyemprotan Langsung

Sumber : Mafrisal. 2012, Mesin Penggerak Utama

14
F. Persyaratan yang Harus Dipenuhi Oleh Sistem Injeksi
Menurut Maleev (1991), ada 5 persyaratan utama yang harus
dipenuhi oleh sistem injeksi yaitu :
1. Penakaran yang teliti dari minyak bahan bakar
Maksudnya bahwa banyaknya bahan bakar yang diberikan untuk
tiap daur harus dalam kesesuaian dengan beban mesinnya dan
jumlah yang tepat dari bahan bakar harus diberikan kepada tiap
silinder, untuk setiap langkah daya mesin. Hanya dengan cara
inilah mesin akan beroperasi pada kecepatan yang seragam.
2. Pengaturan waktu
Pengaturan waktu yang layak berarti mengawali injeksi bahan
bakar pada saat yang diperlukan adalah mutlak untuk
mendapatkan daya maksimal dari bahan bakar dan penghematan
bahan bakar dengan baik serta pembakaran yang sempurna. Kalau
bahan bakar diinjeksikan terlalu awal dalam daur, maka
penyalaannya akan diperlambat karena suhu udara pada titik ini
cukup tinggi. Keterlambatan yang berlebihan akan memberikan
operasi yang kasar dan berisik dari mesin serta memungkinkan
kerugian bahan bakar karena pembasahan dinding silinder dan
kepala torak. Akibatnya adalah borosnya bahan bakar dan asap
dalam gas buang. Kalau bahan bakar diinjeksikan terlambat dalam
daur, maka sebagian dari bahan bakar akan terbakar pada saat
torak telah jauh melampaui titik mati atas (TMA). Kalau ini terjadi,
maka mesin tidak akan membangkitkan daya maksimumnya, gas
buang akan berasap, dan pemakaian bahan bakar boros.
3. Kecepatan injeksi bahan bakar
Banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar
dalam satu satuan waktu atau dalam satu derajat dari perjalanan
engkol. Kalau kecepatan injeksi terlalu tinggi, maka sejumlah bahan

15
bakar tertentu akan diinjeksikan dalam waktu yang singkat, atau
dalam jumlah derajat yang kecil dari perjalanan engkol. Kalau
dikehendaki untuk menurunkan kecepatan injeksi, harus digunakan
ujung nozzle dengan lubang yang kecil untuk menaikkan jangka
waktu injeksi bahan bakar. Kecepatan injeksi mempunyai pengaruh
yang serupa dengan pengaturan waktu, terhadap prestasi mesin.
Kalau kecepatan injeksi terlalu tinggi, akibatnya akan sama dengan
injeksi yang terlalu awal, kalau kecepatan injeksi terlalu rendah,
akibatnya akan sama dengan injeksi yang sangat terlambat.
4. Pengabutan yang baik dari bahan bakar
Pengabutan dari arus bahan bakar menjadi semprotan kabut harus
disesuaikan dengan jenis ruang bakar. Beberapa ruang bakar
memerlukan kabut yang sangat halus, ruang bakar yang lain dapat
beroperasi dengan kabut yang lebih kasar. Pengabutan yang baik
akan mempermudah pengawalan pembakaran dan menjamin
bahwa setiap butiran kecil dari bahan bakar dikelilingi oleh partikel
oksigen yang dapat dicampur dengannya.
5. Distribusi
Distribusi bahan bakar harus sedemikian rupa, sehingga bahan
bakar akan menyusup ke seluruh bagian ruang bakar yang berisi
oksigen untuk pembakaran. Kalau bahan bakar tidak didistribusikan
dengan baik, maka sebagian dari oksigen yang tersedia tidak akan
dimanfaatkan dan dikeluarkan, sehingga daya mesin akan rendah
F. Pengaturan Penginjeksian
Pengabutan bahan bakar dikategorikan menurut prinsip kerja
mesin:
1. Timing pengabutan 2 Tak

16
Timing Diagram 2 tak

TDC INJECTION
END
INJECTION
BEGINS

EXHAUST EXHAUST
VALVE VALVE OPEN
CLOSES

PISTON
UNCOVERS
PISTON PORTS
COVERS
PORTS
BDC

2 – STROKE VALVE TIMING DIAGRAM

Sumber : Karyanto. E, 2000, Panduan Reparasi Mesin Diesel,


penerbit Pedoman Ilmu jaya, Jakarta
a.Katup masuk:
- Terbuka 50° sebelum Titik Mati Bawah (B1)
- Tertutup 50° setelah Ttik Mati Bawah (B2)
- Lama terbuka = B1 – Titik Mati Bawah - B2
= 50° + 500° = 100° Engkol
- Lama tertutup : B2 – Titik Mati Atas – B1
= (180° - 50° ) + ( 180° - 50°)
= (130° + 130°) = 260° Engkol

b. Pintu bilas:
- Terbuka = 40° sebelum Titik Mati Bawah (M1)
- Tertutup = 40° setelah Titik Mati Bawah (M2)

17
- Lama terbuka = M1 – Titik Mati Bawah - M2
= 80° Engkol
- Lama tertutup = M2 – Titik mati Atas - M1 = 280°
Engkol

Menurut Mafrisal (2012), rumus pemakaian bahan bakar


2 tak yaitu :

Keterangan:
B = Pemakaian bahan bakar dalam kg/det
bi = Pemakaian bahan bakar spesifik dalam kg/IKW-det
be = Pemakaian bahan bakar spesifik dalam kg/IKW-det
Pi = Daya indicator (IKW)
Pe = Daya efektif (EKW)
B Inj= Pemakaian bahan bakar tiap injeksi tiap silinder
Z = Jumlah silider
n = Putaran dalam RPM

18
Injektor tester

a. Katup masuk
1) Terbuka 25° sebelum Titik Mati Atas (M1)
2) Tertutup 30° setelah Titik Mati Bawah (M2)
3) Lama terbuka : M1 – Titik Mati Atas – Titik Mati Bawah - M2
= 25° + 180° + 30° = 240° Engkol
4) Lama tertutup : M2 – Titik Mati Atas – Titik mati bawah-
M2
= (180° - 30°) + 180° + (180° – 25°)
= 150° + 180° + 155°
= 245° Engkol 4 – STROKE VALVE TIMING DIAGRAM

b. Katup buang
1) - Terbuka = 40° sebelum Titik MatiI
Atas(B1)
2) - Tertutup = 20° setelah Titik Mati
Atas (B2)
3) - Lama terbuka = B1 – Titik Mati
Bawah – Titik Mati Atas- B2

19
= 40° + 180° + 20° = 240° Engkol
5) - Lama tertutup = B2 – Titik Mati Atas – Titik mati atas -
B1
= (180° -20°) + 180° + (180° - 40°
= 160° + 180° + 140°
= 480° Engkol

Menurut Mafrisal (2012), rumus pemakaian bahan bakar


4 tak yaitu :

Keterangan:
B = Pemakaian bahan bakar dalam kg/det
bi = Pemakaian bahan bakar spesifik dalam kg/IKW-det
be = Pemakaian bahan bakar spesifik dalam kg/IKW-det
Pi = Daya indicator (IKW)
Pe = Daya efektif (EKW)
B Inj= Pemakaian bahan bakar tiap injeksi tiap silinder
Z = Jumlah silider
n = Putaran dalam RPM
G. Terjadinya Pembakaran Di dalam Silinder
Menurut Van Maanen (1990), bahan bakar motor diesel harus
dicampur dengan waktu yang cepat dengan udara tekanan tinggi
sebelum pembakaran. Campuran terbentuk akan menyala akibat suhu
akhir kompresi yang tinggi (900ºK atau sama dengan 627ºC). Pada
mesin induk pembakaran terjadi dikarenakan oleh bahan bakar minyak
yang disemprotkan berupa kabut ke dalam silinder yang bercampur
dengan udara bersuhu tinggi. Dalam hal ini kecepatan pembakaran
tergantung pada baik buruknya pencampuran antara udara dengan
bahan bakar. Oleh karena itu maka bahan bakar harus dikabutkan
sehingga reaksi pembakaran dapat berlangsung cepat. Adapun prinsip

20
dari pengabutan adalah menekan bahan bakar pada nozzle. Semakin
baik pengabutan bahan bakar, maka akan semakin sempurna
pembakarannya. Dalam ruang pembakaran selain terjadi suhu yang
tinggi, juga akan terjadi tekanan maksimum akibat pembakaran.
Dengan demikian silinder juga dibebani secara mekanis, apabila
campuran bahan bakar dengan udara tidak seimbang maka proses
pembakaran tidak akan terjadi dengan sempurna.
Bahan bakar dengan bantuan pompa tekanan tinggi dipompakan
pada saat tepat ke katup bahan bakar yang dilengkapi dengan
pengabut. Pada waktu dimulai dengan langkah tekan maka bahan
bakar mula-mula akan dikomprimir dalam silinder pompa dan pada
saluran penghubung antara pompa dengan pengabut sehingga
mencapai tekanan penyemprotan yang diisyaratkan dan kemudian
akan berlangsung penyemprotan dan pengabutan. Antara saat
langkah tekanan pompa dan saat awal penyemprotan terdapat suatu
periode perlambatan yang disebut dengan pelambatan penyemprotan.
Lama waktu kelambatan tersebut tergantung dari konstruksi dan
volume bahan bakar dalam pompa. Setelah butir-butir bahan bakar
pertama berada dalam silinder akan terjadi proses kimia dari
penyalaan dan pembakaran.
Menurut Maleev (1991), jika tekanan pengapian di dalam silinder
rendah dan suhu gas buang tinggi, maka ini disebabkan karena
pengaturan waktu injeksi yang terlambat dan nozzle injektor yang kotor
atau bocor serta tekanan balik yang tinggi.
Menurut Van Maanen (1990), secara teoritis sekitar 14,0 – 14.5
kg udara diperlukan untuk pembakaran 1 kg minyak bahan bakar.
Tetapi dalam hal ini sebagian partikel dari oksigen yang tercampur
nitrogen dan hasil pembakaran tidak mampu berperan serta dalam
proses pembakaran karena singkatnya waktu yang dibutuhkan.
Sejumlah carbon monoksida kemudian akan berbentuk atau partikel
carbon tetap belum terbakar. Maka untuk menjamin pembakaran yang

21
sempurna dan untuk menghindari rugi panas karena pembakaran
monoksida harus terdapat kelebihan udara dalam silinder.
Perbandingan berat udara yang ada terdapat berat bahan bakar yang
diinjeksikan selama tiap langkah daya disebut perbandingan udara
bahan bakar.
Perbandingan ini merupakan faktor yang sangat penting dalam
operasi motor bakar. Dengan meningkatnya beban akan lebih banyak
bahan bakar yang diinjeksikan, tetapi jumlah udara dalam silinder
praktis akan tetap konstan, sehingga perbandingan bahan bakar
menurun. Meskipun mesin dibebani penuh perbandingan bahan bakar
antara 25-30% lebih besar dari pada 14,5 kg. Jadi harus banyak
kelebihan udara di atas minimum yang diperlukan untuk pembakaran
sempurna dalam silinder.
Agar supaya bahan bakar dapat dimasukkan ke dalam silinder
dengan cara cepat, diperlukan suatu mekanisme yang amat teliti dan
dapat dipercaya. Mekanisme tersebut terdiri dari sebuah pompa bahan
bakar tekanan tinggi yang pada umumnya selalu digerakkan oleh
sebuah nok yang ditempatkan pada sebuah poros nok sebuah saluran
bahan bakar tekanan tinggi dan sebuah katup bahan bakar dengan
pengabut yang ditempatkan pada tutup silinder.
Menurut Van Maanen (1990), tugas pompa bahan bakar adalah :
1. Dengan cepat meningkatkan bahan bakar hingga tanpa
menimbulkan kebocoran.
2. Menekan bahan bakar dengan jumlah tepat ke pengabut
jumlah tersebut harus diatur secara kontinu dari 0 hingga
maksimal.
3. Penyerahan bahan bakar harus dapat dilaksanakan pada
saat yang tepat dan dapat dilaksakan pada jangka waktu
yang diinginkan.

22
Untuk pengabutan yang baik dari bahan bakar diperlukan
kecepatan penyemprotan tinggi. Hal tersebut dicapai dengan tekanan
pengabutan tinggi (hingga 1000 bar).
Menurut Van Maanen (1990), tekanan penyemprotan tersebut
dapat ditingkatkan tanpa guna, bila kekentalan atau viskosity bahan
bakar terlalu tinggi. Viskositas bahan bakar distilet (minyak diesel)
pada suhu sekitar normal cukup rendah, bahan bakar berat harus
dipanasi untuk mendapatkan viskositas penyemprotan yang
disyaratkan sebesar 15 a 25 mm 2/detik. Untuk bahan bakar yang lebih
berat (viskositas 350 a 580 mm2 / det) pada 500 C suhu pemanasan
adalah hingga 1350 C suhu yang lebih tinggi tidak dikehendaki.
Mengingat lama waktu penyemprotan yang pendek, dinyatakan
dengan derajat engkol (hingga  25 0 ), maka sebuah pompa bahan
bakar yang digerakkan oleh sebuah nok selalu dipergunakan.
Konstruksi pompa selanjutnya tergantung dari metode yang dipilih dari
pengaturan hasil. Dalam hal ini dibedakan :
1. Pompa dengan pengaturan katup.
2. Pompa dengan pengaturan plunyer.
Bahan bakar yang disalurkan oleh pompa bahan bakar dengan
jumlah tepat dan pada saat tepat harus dimasukkan ke dalam silinder
melalui sebuah atau lebih pengabut.
Bila konstruksi dari tutup silinder dimungkinkan, maka katup
bahan bakar ditempatkan di tengah-tengah tutup (pada penyemprotan
langsung dari bahan bakar dalam ruang pembakaran utama). Tempat
tersebut merupakan tempat terbaik untuk membagi dengan rata bahan
bakar yang telah dikabutkan. Pembagian tersebut sangat penting pada
motor putaran rendah dengan gerakan udara relatif kecil.
Pada motor yang dilengkapi dengan sebuah katup buang
tunggal, dipasang pembukaan ulang dari jarum pengabut, sehingga
akibat gelombang tekanan balik dari pompa tidak dimungkinkan lagi.

23
Menurut Van Maanen (1990), suatu kerugian dari metode
tersebut adalah bahwa pada hasil pompa yang sedikit, jadi pada beban
motor rendah tekanan penyemprotan maksimal berkurang dengan
cepat, tekanan sisa akan berada di bawah tekanan gas/uap dari bahan
bakar. Akibatnya pembentukan kavitasi (pembentukan gelombang gas)
di dalam saluran bahan bakar, hal tersebut akan mengakibatkan
kelambatan penyemprotan yang besar dalam langkah tekanan pompa
yang berikutnya. Bahan bakar yang diterima di atas kapal pada
umumnya banyak mengandung kotoran berupa zat padat dan zat cair.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya proses yang ditempuh oleh bahan
bakar dari awal pelaksanaan bunker sampai bahan bakar siap
dipergunakan. Dengan kenyataan inilah yang menyebabkan
pembakaran tidak baik walaupun melalui saringan bahan bakar
sebelum masuk ke dalam pompa bahan bakar ke injektor untuk
dikabutkan. Jika tanpa pembersih bahan bakar yang kotor akan
mengakibatkan rusaknya alat pengabut (injector) terutama dari nozzle
dan alat lainnya, karena bahan bakar pada umumnya mempunyai
kualifikasi sebagai berikut :
1. Titik nyala (flash point)
2. Nilai kekentalan ( viskositas)
3. Spesifik grafity

A. Persyaratan Untuk Menghasilkan Pembakaran Yang Sempurna


Menurut Romzana (2000), untuk menghasilkan pembakaran
yang sempurna atau pembakaran yang baik, maka jumlah bahan
bakar harus sebanding dengan udara yang masuk ke dalam ruang
pembakaran. Syarat tersebut bisa dipenuhi apabila :
1. Bahan bakar harus bersih dari kotoran padat maupun cair.
2. Suhu bahan bakar tepat pada ketentuan tertentu.

24
3. Kecepatan keluar bahan bakar dari pengabut cukup tinggi sehingga
dapat menembus udara sekelilingnya dan bersinggungan sebaik-
baiknya dengan zat asam.
4. Udara pembakar mempunyai kecepatan sedemikian rupa dengan
gerakan seperti ulir sehingga dapat bercampur dengan tiap tetes
minyak.
Menurut Romzana (2000), pembakaran berlangsung pada saat
torak berada pada titik mati atas (TMA), maka bahan bakar harus
disemprotkan sebelum torak atau engkol kedudukan di titik mati atas
(TMA). Jadi dalam praktek proses pembakaran tidak selalu sesuai
perhitungan teoritis apalagi dalam proses diesel kecepatan penyalaan
tergantung beberapa faktor antara lain :
1. Susunan kimia bahan bakar
2. Kelebihan udara
3. Sempurnanya campuran udara dengan bahan bakar
4. Tekanan dan suhu udara pembakaran
Menurut Henshall dan Jackson (1978), proses pembakaran akan
menjadi efisien tetapi tekanan maksimum akan bertambah dan nilainya
juga akan naik, jika titik injeksi mencapai tekanan maksimum, maka
tekanan akan bertambah dan nilainya juga akan naik.

B. Sistem Pemasukan Bahan Bakar


Gambar 2.9: Sistem Pemasukan Bahan Bakar

25
Sumber : Karyanto. E, 2000, Panduan Reparasi Mesin Diesel, penerbit
Pedoman Ilmu jaya, Jakarta
Menurut Romzana (2000), pemasukan bahan bakar untuk
mesin di kapal hampir selalu menggunakan pompa jenis tekanan tinggi
yang bergerak naik turun, ada beberapa macam bentuk sistem
pengaturan pemasukannya. Pompa bahan bakar mesin diesel pada
umumnya tegak meskipun ada yang ditidurkan tetapi hasilnya kurang
menguntungkan. Kebaikan pompa yang berdiri tegak, yaitu
pemasukan bahan bakar bisa secara jatuh bebas (grafity) dan bila ada
udara masuk ke dalam saluran mudah membuangnya. Karena tekanan
pompa ini tinggi, salurannya harus dibuat sependek mungkin dengan
pengabutnya agar kerugian tekanan sekecil mungkin. Sistem
penyaluran bahan bakar ke dalam silinder pada prinsipnya ada dua
macam yaitu saluran tunggal dan saluran gabungan (common rail),
sedangkan pengaturan pemasukan bahan bakar ada 3 macam
diantaranya :
1. Sistem A, pengaturan diatur dengan langkah efektif plunyer dengan
cara mengubah saat tutup/buka katup isap.
2. Sistem B, pengaturan langkah efektif pompa dengan membuka
saluran isap pompa.
3. Sistem C, pengaturan dilakukan secara gabungan dari sistem A
dan B di atas dengan menambah alat yang disebut katup aliran
kembali.
Dengan menyetel pemasukan bahan bakar oleh langkah efektif
plunyer pada setiap silinder maka besarnya daya yang dihasilkan juga
akan sama besarnya.
Menurut Karyanto (2000), sistem bahan bakar (fuel system)
mesin diesel dibuat sedemikian presisi agar dapat menghasilkan
kemampuan yang cukup pada waktu tekanan tinggi.
Jika terdapat kotoran kecil atau air masuk ke dalam bahan bakar,
maka keawetan pemakaian pompa injeksi dan nozzle injeksi yang

26
merupakan bagian terpenting dari mesin diesel akan sangat
berkurang. Dengan demikian bahan bakar harus cukup tersaring dan
penyaring bahan bakar (fuel filter) mempunyai kemampuan yang
tinggi, agar tidak terjadi penyumbatan pada nozzle injektor.
Tentu saja bahan bakar di dalam tangkipun harus bersih. Bahan
bakar di dalam tangki (fuel tank) disalurkan keluar oleh pompa
penyalur (feed pump) melalui saringan-saringan pompa yang terletak
tepat di depan pompa penyalur terus ke pompa bahan bakar (injection
pump assembly) dan water sedimenter terus ke saringan bahan bakar
dan masuk ke pompa injeksi untuk disemprotkan ke dalam ruang
bakar (connecting chamber) melalui nozzle injeksi. Bahan bakar
disaring oleh saringan dan kandungan air yang terdapat pada bahan
bakar dipisahkan oleh water sedimenter sebelum dialirkan ke pompa
injeksi bahan bakar.

C. Kondisi Nozzle Injektor


Injektor merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam
mendukung proses pengabutan bahan bakar di dalam silinder. Untuk
itu, kondisi dari nozzle injektor harus dijaga supaya tetap bekerja
dengan baik, agar kelangsungan dari pengoperasian mesin induk
berjalan dengan lancar.
Menurut Maleev (1991), jika lubang ujung nozzle bahan bakar
tersumbat atau aus pada satu sisi, maka ini akan mengganggu atau
mengacaukan pengabutan yang baik dan pembentukan bahan bakar,
serta memungkinkan bahan bakar menabrak permukaan yang relatif
dingin. Untuk itu nozzle bahan bakar harus dikeluarkan, diuji pada alat
pengetes dan nozzle bahan bakar dibersihkan atau diganti.
Menurut Van Maanen (1990), bahan bakar harus dibebaskan dari
air dan kotoran padat sebelum dibakar dalam motor, sebab kotoran
tersebut seringkali sangat agresif yang dapat mengakibatkan
gangguan dan kerusakan pada pompa bahan bakar dan pengabut.

27
Menurut Karyanto (2000), untuk menyempurnakan hasil
penyaringan bahan bakar dari kotoran-kotoran yang nantinya dapat
menyumbat lubang-lubang pada nozzle injektor, maka dalam sistem
penyaringan bahan bakar pada mesin diesel digunakan dua buah
saringan yaitu :
1. Saringan pertama (water separator) untuk menyaring bahan bakar
dan kandungan air yang bercampur dalam bahan bakar.
2. Saringan kedua yang berfungsi untuk menyaring bahan bakar dari
pompa penyalur yang masuk ke pompa injeksi.
Menurut Sunaryo dkk (1998), nozzle penyemprot mempunyai
peranan penting dalam operasi motor diesel. Untuk nozzle penyemprot
motor diesel penggerak kapal yang mempunyai periode operasi yang
sangat panjang dan eksploitasi yang sangat berat, maka nozzle
penyemprot memerlukan perawatan dan penyetelan injektor yang
kontinyu dan teratur. Hal tersebut harus dilakukan dengan jadwal
perawatan yang terencana dengan baik sehingga membantu fungsi
saringan bahan bakar. Perawatan berkala ini merupakan pelaksanaan
pembersihan yang mempunyai jangka waktu tertentu dan biasanya
berkisar setelah mesin beroperasi selama 600-1000 jam.
K. Visicositas Fuel Oil
Viskositas suatu minyak dinyatakan oleh volume tertentu dari
minyak untuk mengalirkan melalui lubang diameter tertentu, makin
rendah jumlah detiknya makin rendah viskositasnya.
Dan Menurut http://en.wikipedia.org/wiki/Fuel_viscosity_control
Viskositas minyak bahan bakar sangat tergantung pada suhu, semakin
tinggi suhu bahan bakar maka visikositasnya rendah. Untuk
pembakaran yang optimal viskositas bahan bakar harus dalam kisaran
10-20 cSt . Untuk mempertahankan nilai ini kombinasi viskometer , PID
kontroler dan pemanas digunakan. Tindakan Viscometer viskositas
sebenarnya bahan bakar, nilai ini dibandingkan dengan set point di

28
controller dan perintah dikirim ke pemanas untuk menyesuaikan suhu
bahan bakar.
L. Prinsip Kerja Mesin 2 Langkah
Mesin penggerak 2 tak pada kapal bekerja berdasarkan prinsip yang
serupa dengan mesin 2 tak pada kendaraan lainnya, seperti sepeda
motor atau mesin pemotong rumput. Prinsip kerja dasar mesin
penggerak 2 tak adalah siklus dua langkah: langkah hisap dan langkah
kompresi.
Berikut adalah prinsip kerja mesin penggerak 2 tak di atas kapal
1. Langkah Hisap (Intake)
Pada langkah ini, campuran bahan bakar dan udara disedot ke
dalam ruang bakar melalui katup hisap yang terbuka. Campuran
bahan bakar dan udara akan membantu mengisi silinder mesin.
2. Langkah Kompresi (Compression)
Setelah langkah hisap, katup hisap akan ditutup, dan piston akan
naik ke atas untuk menekan campuran bahan bakar dan udara ke
dalam ruang bakar. Selama proses ini, campuran tersebut akan
dikompresi untuk meningkatkan tekanan dan suhu.
3. Pembakaran (Combustion)
Ketika campuran bahan bakar dan udara sudah dikompresi dengan
cukup tinggi, busi akan memercikkan api listrik yang menyebabkan
terjadinya pembakaran. Campuran bahan bakar dan udara yang
terbakar ini akan menghasilkan gas panas yang memperluas dan
mendorong piston ke bawah.
4. Langkah Daya (Power)
Saat piston didorong ke bawah oleh gas panas yang terbakar,
tenaga ini akan diubah menjadi gerakan linear. Gerakan piston
kemudian akan ditransfer melalui batang piston ke poros engkol
(crankshaft), yang akan mengubah gerakan linear menjadi gerakan
putar.

29
5 .Langkah Buang (Exhaust)
Setelah langkah daya, katup pembuangan akan terbuka, dan
piston akan naik kembali untuk mengeluarkan gas buang dari ruang
bakar. Gas buang akan dikeluarkan melalui saluran pembuangan
dan selanjutnya akan dibuang ke lingkungan.
Proses-proses ini berlangsung dalam siklus berulang-ulang
sesuai dengan putaran mesin, menciptakan tenaga yang terus
menerus untuk menggerakkan kapal. Mesin penggerak 2 tak
biasanya digunakan pada kapal kecil dan kapal nelayan karena
sederhana, ringan, dan mudah dalam pemeliharaan.

30
M. Kerangka Pikir
Sesuai dengan judul proposal yang diambil maka susunan
kerangka pikir adalah sebagai berikut

Analisa Pengaruh Injektor Terhadap


Meningkatnya Suhu Gas Buang Mesin
Penggerak Utama

Terjadinya keausan Penyumbatan pada


pada nozzle injektor lubang nozzle injektor

Jam kerja Terdapat kotoran


dalam kandungan
bahan bakar

Analisis

Pembahasan

Kesimpulan dan
Saran

31
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian penulis dilaksanakan di atas kapal MT. MUMBAI milik
perusahaan PT WARUNA NUSA SENTANA . Waktu penelitian ini
dilaksanakan selama kurang lebih 12 bulan terhitung mulai tanggal
18 oktober 2021 sampai 01 Januari 2023

B. Batasan Istilah
Untuk tidak menimbulkan adanya perbedaan pengertian, perlu
ada penjelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Batasan
istilah itu yang digunakan diambil dari beberapa pendapat para pakar
dalam bidangnya. Beberapa batasan istilah yang perlu diperhatikan
adalah:
1. Injektor
Yaitu suatu alat yang berfungsi mengatomisasikan bahan bakar
yang disalurkan dari pompa injeksi pada tekanan tinggi serta
memberi tenaga penyebaran, pembagian dan penerobosan
bahan bakar.
1. Pengabutan
Yaitu suatu proses terjadinya pecahan partikel bahan bakar
menjadi pecahan yang paling kecil sehingga mudah terbakar.
2. Sistem bahan bakar
Sistem bahan bakar adalah suatu sistem dimana bahan bakar
dari tanki penyimpanan dialirkan ke silinder dan dikabutkan
kedalannya dengan bantuan pompa.

32
C. Metode Pengumpulan Data
Data dan informasi yang diperlukan untuk penulisan skripsi ini
dikumpulkan melalui :
1. Metode Lapangan (field research) yaitu penelitian yang
dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung
terhadap objek yang diteliti, data dan informasi dikumpulkan
melalui :
a. Observasi yaitu mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap objek yang akan dibahas dalam proposal ini yaitu
pada saat melaksanakan praktek .
b. Tanya jawab yaitu mengadakan tanya jawab secara
langsung dengan para perwira yang ada di atas kapal.
c. Tinjauan Pustaka (library research), selain penelitian di atas
kapal penulis juga melakukan penelitian dengan cara
membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan
dengan masalah yang akan dibahas supaya memperoleh
landasan teori dalam membahas masalah yang diteliti.

Jenis Dan Sumber Data


1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas:
d. Data Kualitatif
Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk variabel berupa
informasi-informasi sekitar baik secara lisan maupun tulisan
e. Data Kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka
berasal dari tempat penelitian yang diperlukan diolah
kembali.

33
2. Sumber data
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan
langsung antara lain diperoleh dengan cara metode survey,
yaitu dengan pengamatan dan melakukan pengetesan pada
injektor mesin induk
b. Data Sekunder
Merupakan data pelengkap untuk data primer yang didapat
dari berbagai sumber misalnya kepustakaan, buku-buku
bahan kuliah dan juga data-data yang bisa Taruna peroleh
dari perusahaan serta semua yang berhubungan dengan
penelitian ini.

D. Metode Analisis
Metode penelitian yang digunakan penulis untuk menganalisis
data yang ada dalam proposal ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah teknik analisis yang digunakan untuk
menggambarkan suatu kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi
diatas kapal mengenai upaya yang dilakukan agar injektor dapat
mengabutkan bahan bakar secara optimal berdasarkan atas
pengamatan dan pandangan penulis dengan melihat data-data yang
ada.
Dengan menggunakan teknik analisis yang ada, penulis berharap
agar menghasilkan pemecahan masalah yang baik dalam penyusunan
proposal ini.
Kegiatan yang dilakukan setelah memulai langkah untuk
menganalisis yaitu mengadakan praktek dikapal untuk mengetahui
situasi dengan bekal pengetahuan dari apa yang didapatkan lewat studi
kepustakaan. Selanjutnya kita memulai identifikasi masalah-masalah
yang ada dan masalah yang kita temui, maka kita dapat menentukan
metode penelitian yang sesuai.

34
Dari apa yang kita peroleh sesuai dengan langkah-langkah di
atas, maka kita dapat mengumpulkan data yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan. Data yang telah diperoleh diolah sesuai
dengan teori dan metode yang telah kita tetapkan dari awal sebelum
kita melakukan pengumpulan data. Data yang telah kita olah kemudian
kita analisis hasil yang diperoleh dengan menggabungkan hasil-hasil
dari disiplin teori yang kita gunakan. Dari hasil perhitungan yang kita
analisis kemudian kita membuat pembahasan mengenai hal tersebut.
Setelah semuanya dianggap selesai, maka kita boleh menarik
sebuah kesimpulan dari apa yang kita analisis dan bahas kemudian kita
juga memberikan saran apa yang sesuai dengan apa yang kita
simpulkan dan ini dapat merupakan bahan masukan dalam upaya yang
dilakukan agar injektor dapat bekerja secara optimal, barulah langkah-
langkah ini dianggap selesai.

35
E. Tabel Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 Tabel Penelitian

Tahun 2022
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengumpulan
1 Data Buku                      
Referensi
Membahas
2                        
Judul
Penetapan
Judul dan
3                        
bimbingan
Proposal
Seminar
4                        
proposal
Tahun 2022
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengambilan
5                        
Data Penelitian
Tahun 2022
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengambilan
6                        
Data Penelitian
Tahun 2023
7 Bimbingan
8 Seminar Hasil

36
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Spesifikasi

a. Mesin Penggerak Utama

HIMSEN BY HYUNDAI HAVY INDUSTRIES CO.LTD

4 STROKE SINGLE ACTING ENGINE

TYPE : 9 H 25/33P
NO OF CYL : 9 ( 4 STOKE ENG )
CYL BORE : 250 mm
STROKE : 330 mm
FIRING ORDER : 1-3-5-7-9-8-6-4-2
MAX CONTINUOUS OUTPUT : 2610 KW / 900rpm
BHP : 3549
ENGINE ON : BA2648
DELEVERY DATE : 20080910

BY TDI – TURBO TWIN PNEUMATIC STARTER TECH


DEVELOVMENT INC 6800 POE AVE,DYTON,OH

MODEL NO : T122 V
SERIAL NO : 0804 0882
CW ( LH )
PART NO : T112 – 60078 – 006
HAUSING PROOF PRESSURE IS 600 Psig
MAX OPERATING INLET PRESS : 150 Psig – 10 bar
MAIN ENGINE GOVERNOUR
PART NO : A8251 - 759

37
SERIALNO :15737290 CW – UG ACTUATOR
MAN :WOOD WORD GOVERNOUR
COMPANY

b. Injektor

Tabel 4.1 : Data Injektor

No Injektor Keterangan

1 Valve Opening Pressure 25 kg/m2

2 Clossing pressure Of Auto Deaeration 15 kg/m


3 Valve  
  Valve lift  
  -       L1 1,6 mm
  -       L2 2,4 mm
4 Atomizer type B.P.C (MC)  
  -       Hole 8
  -       Diameter Of Hole 2,25 mm
  -       Diameter Of Valve Head Hole 2,5 mm
5 Tekanan test safety 400 kg/cm2
6 Tekanan operasi 320 kg/cm2
7 Tekanan operasi terbawah 270 kg/cm2

38
Sumber : Instruction Manual Book MT.MUMBAI

B. Analisa

Sesuai dengan pengalaman penulis sewaktu melaksanakan praktek


laut (PRALA) di atas kapal MT.MUMBAI tentang jenis injector yang
digunakan pada mesin induk Merk HIMSEN BY HYUNDAI B & W yaitu
Injector Multi Hole (berlubang banyak) dengan system penyemprotan
langsung.

1. Komponen Injektor

Gambar 4.1 : Komponen Injektor


Keterangan gambar :
1. Atomizer
2. Holder
2-1Holder (completed)
2-2Pin
2-3Pin.
3 Spindle guide.

39
3-1 Spindle valve.
3-2 Spindle.
3-3 Spring.
4 Slide valve
4-1 Housing
4-2 Slide valve
4-3 Spring
4-4 Spring guide
4-5 O-ring
5 O-ring
6 Head
7 O-ring
8 O-ring
9 Bolt
1. Data tekanan Injektor yang normal dan tidak normal

Tabel 4.2 : Injektor Normal dan Tidak Normal

Injector Tekanan Pengetesan Keterangan


Injector no. 1 320 kg/cm2 Normal
Injector no. 2 315 kg/cm2 Normal
Injector no. 3 290 kg/cm2 Tidak normal
Injector no. 4 325 kg/cm2 Normal
Injector no. 5 340 kg/cm2 Tidak Normal
Injector no. 6 285 kg/cm2 Tidak Normal

Sumber : MT.MUMBAI

Kurang dari 300 Pengabutan tidak normal dimana


pengabutan bahan bakar tidak berbentuk kabut melainkan
berbentuk tetesan. Pada tekanan 300 – 320 merupakan tekanan
normal ketika injector menyemprotkan bahan bakar secara

40
sempurna dalam bentuk kabut. Ketika diberi tekanan diatas 320
maka tidak normal karena penyemprotan bahan bakar akan
terlambat sehingga berpengaruh pada tenaga mesin

2. Data pemakaian bahan bakar spesifik

Tabel 4.3 : Pengambilan data pada saat main engine beroperasi

Sumber : Peneliti pada mesin induk MT.MUMBAI

IN
Waktu Temp Visc
PRESS S,g Sulphur
penelitian c
o
(50o) Kondisi
(Kg/cm2)
16/07/22 119 156 342 0.9882 5.0
17/07/22 123 148 340 0.9882 4.8

18/08/22 128 132 339 0.9882 4.5

3. Kondisi injektor 4 July 2022

Tabel 4.4 : Kondisi injektor sebelum perbaikan/perawatan

41
Cylinder No
No Data Ket
1 2 3 4 5 6 7 8
o
1 Gas buang 340 345 400 330 335 332 330 345 C
Air tawar o
2 85 75 88 80 84 81 85 84 C
pendingin
Tekanan
3 330 310 340 320 325 320 320 340 Kg/cm2
pengabutan
Posisi handle
4 74 74 74 74 74 74 74 74 Rack
bahan bakar
5 Pembakaran Tidak Normal Tidak Normal
Penyemprota
6 Suplay Kurang Suplay Kurang
n

Waktu
7 kejadian 4 July 2022 4 July 2022

Sumber : Log Book MT.MUMBAI


Contoh pada cylinder no. 3 pada posisi handle bahan bakar 74
dengan tekanan pengabutan 340 kg/cm2 dengan gas buang 400 oC
dengan suhu air tawar pendingin 88 oC . maka pembakaran tidak
normal diakibatkan cca kurangnya supply bahan bakar serta tekanan
yang sangat tinggi dibandingkan dengan penelitian setelah melakukan
Cylinder No
No Data Ket
1 2 3 4 5 6 7 8
315 315 315 315 315 315 315 315
1 Gas buang - - - - - - - - o
C
330 330 330 330 330 330 330 330
60 60 60 60 60 60 60 60
Air tawar
2 - - - - - - - - o
C
pendingin
70 70 70 70 70 70 70 70
315 315 315 315 315 315 315 315
Tekanan
3 - - - - - - - - Kg/cm2
pengabutan
340 340 340 340 340 340 340 340
Posisi handle
4 70 70 70 70 70 70 70 70 Rack
bahan bakar
5 Pembakaran Normal Normal
6 Penyemprotan Normal Normal
Waktu
7 4 july 2022 Trouble
kejadian

42
C. Pembahasan

1. Terjadinya Keausan Pada Nozzle Injektor

Gambar 4.2 : Keausan pada nozzle

Sumber : MT. MUMBAI

Keausan nozzle dalam hal ini, ausnya katup jarum dan


dudukan nozzle yang disebabkan oleh kotoran yang ikut bersama
bahan bakar yang diinjeksikan dengan kecepatan tinggi, akan

43
menggores permukaan badan katup jarum dan dudukan nozzle
sehingga menyebabkan keausan.
Jika hal tersebut dibiarkan maka dapat menimbulkan
kebocoran atau menetesnya bahan bakar pada injektor sewaktu
bahan bakar disemprotkan atau diinjeksikan ke dalam silinder. Dan
pada akhirnya pembakaran di dalam silinder tidak sempurna,
karena terjadi pembakaran susulan yang diakibatkan oleh adanya
bahan bakar yang menetes setelah penyemprotan yang berakhir
pada ujung nozzle dan tetesan bahan bakar tersebut terbakar
sehingga terjadi kebakaran sebanyak dua kali, dan bila hal tersebut
berlangsung berulang kali maka suhu gas buang akan meningkat.

a. Penanganan keausan pada nozzle injektor


Untuk itu hal-hal yang harus dilakukan adalah upaya
penanganan dan perawatan (penyaringan) terhadap bahan
bakar, agar kotoran-kotoran yang bercampur dengan bahan
bakar bisa tersaring. sehingga dapat mengurangi terjadinya
keausan pada katup jarum nozzle.
Bila mana tidak memungkinkan untuk dilakukan perawatan
atau penyekiran terhadap nozzle tersebut, maka harus
dilakukan penggantian terhadap komponen tersebut.
2. Penyumbatan Pada Lubang Nozzle Injektor

Gambar 4.3 : Penyumbatan pada lubang nozzle

44
Sumber : MT. MUMBAI

Seperti kita ketahui pengabutan pada Injector sangat penting


untuk pembakaran, dengan kurang sempurnanya pengabutan
menyebabkan pembakaran di dalam ruang bakar tidak normal
maka daya yang dihasilkan mesin berkurang dan gas buang tinggi
temperaturnya, hal ini disebabkan karena :

a. Tersumbatnya Lubang Nozzle

Akibat terjadinya pembakaran yang tidak sempurna


menyebabkan adanya karbon-karbon yang menempel pada
permukaan ujung Nozzle yang berbentuk butiran-butiran
karbon dan apabila dibiarkan, karbon-karbon tersebut akan
bertambah banyak dan akhirnya akan menyebabkan
terhambatnya bahan bakar yang dikabutkan dalam ruang
bahan bakar.
1. Penanganan Tersumbatnya Lubang Nozzle
Pemeriksaan serta perbaikan harus dilakukan
dengan ketelitian dan menjaga kebersihan bagian-bagian
yang telah terbongkar, tidak boleh berserakan di atas
meja kerja melainkan diletakkan di atas selembar kertas

45
yang bersih, sebelum dipasang kembali ke bagian-bagian
ini harus di cuci dan di bilas terlebih dahulu dengan
minyak Diesel Oil hingga bersih.
Adapun hal-hal yang diperhatikan dalam
melaksanakan perbaikan Nozzle adalah :
1. Pertama lakukan pembersihan pada lubang yang
terdapat pada tengah Nozzle serta lubang pada lubang
penyemprot bahan bakar dari kotoran-kotoran dan
karbon yang telah jadi padat dengan menggunakan bor
spesial yang telah dianjurkan dalam buku petunjuk
perawatan mesin induk.
2. Lakukan pengecekan pada lubang-lubang penyemprot
dengan menggunakan jarum tusuk khusus. Jika jarum
tusuk khusus hanya dapat memasuki satu lubang saja
dari lubang lainnya maka itu artinya terdapat banyak
kotoran sehingga tersumbat oleh karena Nozzle harus
diganti.
3. Pada saat melakukan pembersihan dengan jarum tusuk
tersebut, perhatikan dengan baik serta hati-hati jangan
sampai lubang penyemprot tersebut menjadi bentuk
oval, dan untuk mengetahui bentuk dari lubang tersebut
maka gunakanlah kaca pembesar.
4. Lakukan pembersihan dengan minyak tanah pada
Spindle Guide lalu lakukan pengamplasan dengan
mengikatnya pada mesin bubut dengan putaran rendah
sambil melakukan pengamplasan sampai kotoran-
kotoran dan karbon sisa jadi bersih, bisa digunakan
Pasta atau Brasso dan kertas amplas yang lembut.

5. Saat melakukan pemasangan kembali Nozzle harus


diperhatikan letaknya yaitu harus tepat pada pin yang
ada, sehingga Nozzle terikat kuat.

46
6. Pengabutan yang baik untuk mengetahui hal ini maka
digunakan alat pengetes tekanan Injector yang tersedia
di kapal. Alat pengetes ini adalah Injector Test semua
bahan bakar yang di semprot keluar Nozzle harus sama
panjang dan menjadi kabut, setelah selesai di tes,
ditempatkan Injector sebagai Spare.

b. Bahan Bakar Kotor

Akibat dari bahan bakar kotor juga dapat menghambat


Nozzle karena kotoran bahan bakar yang tidak tertahan oleh
saringan dan tertahan pada lubang-lubang Nozzle yang lebih
kecil dari kotoran-kotoran yang terkandung dalam bahan
bakar. Apabila pemakaian bahan bakar kotor ini tetap
dilakukan maka akan mempengaruhi pembakaran dalam
mesin, penyebab adanya bahan bakar yang kotor adalah
kurangnya pemeliharaan terhadap alat-alat pendukung sistem
bahan bakar seperti :
a. Tangki-tangki bahan bakar.
b. Saringan bahan bakar.

1. Penanganan Bahan Bakar Kotor

Pemeriksaan dilakukan pada sistem bahan bakar antara


lain :

1. Tangki Penyimpanan Bahan Bakar.

Pembersihan dan pemeriksaan terhadap tangki-tangki,


bahan bakar perlu dilakukan pembersihan, karena seperti
kita ketahui tidak selamanya tangki bahan bakar bersih.
Adapun cara membersihkannya sebagai berikut :
a. Bahan bakar yang masih terdapat didalam tangki
dipompa keluar menuju tangki yang lain dengan
menggunakan pompa transfer sampai habis.

47
b. Kemudian buka Man Hole guna mengeluarkan atau
menghilangkan gas-gas yang terdapat dalam tangki
atau dengan menggunakan Blower sampai gas-gas
tersebut hilang.
c. Setelah tangki dalam keadaan baik maka bahan bakar
di transfer kembali ke dalam tangki yang sudah
dibersihkan.
d. Dan jangan lupa adakan penceratan setiap hari agar
kotoran dan udara yang terdapat didalam tangki
tersebut terbebas dari hal di atas.

2. Pembersihan Terhadap Saringan Bahan Bakar

Penanganan dari saringan adalah melakukan


pembersihan dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pembersihan terhadap
saringan pastikan katup-katup sebelum dan
sesudah saringan bahan bakar dalam keadaan
tertutup. Untuk menghindari keluarnya bahan
bakar dari sistem saat mengadakan pelepasan
saringan.
b. Buka baut sumbat sehingga bahan bakar keluar
seluruhnya dari rumah saringan.
c. Buka skrup pembuangan udara berikut baut
pengunci sehingga tutup di atas dan rumah
saringan dapat dipisahkan.
d. Keluarkan elemen saringan dari rumahnya.
e. Bersihkan elemen saringan dengan menggunakan
minyak tanah atau solar.
f. Setelah dibersihkan masukkan kembali saringan
ke dalam rumah saringan.

48
g. Saat mengadakan pengisian bahan bakar buka
skrup udara palsu, guna udara pada instalasi
bahan bakar tersebut.
D. Kondisi Injektor Setelah Perbaikan

Setelah perbaikan/perawatan, kondisi dikatakan normal karena


telah sesuai dengan panduan instruction manual book dimana
komposisi antara posisi handle, tekanan pengabutan air tawar
pendingin dan gas buang stabil.

Cylinder Ket
No Data
1 2 3 4 5 6 7 8
o
1 Gas buang 330 325 330 320 325 330 325 330 C

Air tawar o
2 64 68 64 65 65 67 65 65 C
pendingin
Tekanan
3 320 320 320 320 320 320 320 320 Kg/cm2
pengebutan
Posisi handle
4 70 70 70 70 70 70 70 70 Rack
bahan bakar
5 Pembakaran Normal Normal
6 Penyemprotan Normal Normal
Waktu 11 July
7 11 July 2022
kejadian 2022

49
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah di kemukakan di atas, maka penulis
mengambil beberapa kesimpulan :
1. Injektor yang tidak bekerja dengan baik berpengaruh terhadap
meningkatnya suhu gas buang pada mesin induk.
2. Bahwa injektor yang tidak bekerja dengan baik disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu terjadinya keausan pada nozzle injektor,
dan penyumbatan pada lubang nozzle injektor

B. Saran-saran
1. Untuk menghindari meningkatnya suhu gas buang dari mesin
induk, maka injektor harus dijaga agar tetap bekerja dengan
baik.
2. Agar injektor dari mesin induk tetap bekerja dengan baik maka
harus dilakukan penanganan (pembersihan) terhadap
penyumbatan pada nozzle injektor, dan melakukan penggantian
atau penyekiran terhadap nozzle injektor yang aus.

51
DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, W, 1997, Motor Diesel Putaran Tinggi, Penerbit PT.


Pradnya Paramita, Jakarta.

Karyanto. E, 2000, Panduan Reparasi Mesin Diesel, penerbit Pedoman


Ilmu jaya, Jakarta.

Maanen. P.V,1990, Motor Diesel Kapal jilid 1.

Mafrisal. 2012, Mesin Penggerak Utama

Maleev. V. L, 1991, Operasi Dan Pemeliharaan Mesin Diesel, Penerbit


Erlangga, Jakarta.

52
Lampiran 1. Gambar Injektor

Sumber: MT.MUMBAI

53
Lampiran 2. Nozzle

Sumber: MT. MUMBAI

54
Lampiran 3. Injector Test

Sumber: MT. MUMBAI

55
Lampiran 4. Gambar Komponen Injektor

Sumber: Maanen. P.V,1990, Motor Diesel Kapal jilid 1.

56
Lampiran 5. Gambar Susunan Proses Bahan Bakar

Sumber: Maanen. P.V,1990, Motor Diesel Kapal jilid 1.

57
Lampiran 6. Sketsa Pemasukan Bahan Bakar Diesel

Sumber: Maanen. P.V,1990, Motor Diesel Kapal jilid 1.

58

Anda mungkin juga menyukai