Anda di halaman 1dari 2

1.

IPSS

2. Jenis Batu

3. Patofisiologi CKD

4.

Dilema etik yang dihadapi ketika dokter dipaparkan banyak pasien yang membutuhkan suatu layanan medis
dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki.

PRINSIP: Distributive Justice

Ada 2 Kriteria:
1. Inklusi (siapa fasyankes yang mau dipilih)

- progress-of-science, di rumah sakit mana - prospect-of-success, berapa persentase


yang bisa melakukan tindakan (ada kesuksesannya, contoh: dari ke-8 rumah sakit
fasilitasnya), contoh: dicatatlah ada 8 rumah itu ternyata rumah sakit A persentase
sakit yang bisa melakukan transplantasi di transplantasinya paling besar sekitar 7/9.
pulau Sumatera.

2. Seleksi (semacam skala prioritas)

2 pertama faktor medis


- relative-likehood-of-success
contohnya pada pasien donor kembar identik, ada keterikatan hubungan darah sepaule

- life-expectancy
harapan hidupnya atau prognosisnya

3 berikutnya faktor sosial


- family role
apa statusnya di keluarga, contohnya kepala rumah tangga

- potential future contribution (prospective service)


misalnya mahasiswa berprestasi dibandingkan kakek lansia 80 tahunan

- past service-rendered
ilmuan, atau mantan presiden sepaule

PEMBERHENTIAN ATAU PENUNDAAN TERAPI BANTUAN HIDUP


Menurut aku di Permenkes 37 tahun 2014 tentang hal ini, kayaknya penekanannya ada di keadaan futility
(kesia-siaan) ini. Bahkan kalau ada persetujuan atau permintaan pasien, rasaku tetap dipertimbangkan juga
keadaan futility ini. Jadi, gak boleh segera dihentikan terapinya.

Kasus permen:
Pasien kanker stadium terminal artinya boleh untuk dilakukan pemberhentian terapi bantuan hidup.
Namun, pasal 14 ayat 4 dikatakan:
(4) Rencana tindakan penghentian atau penundaan terapi bantuan hidup harus diinformasikan dan
memperoleh persetujuan dari keluarga pasien atau yang mewakili pasien.

a. Salah karena segera ini rancu, mengingat pasal 14 ayat 4 tadi.


b. Salah karena keputusan tetap di DPJP tetapi ada konsultasi dengan tim yang ditunjuk komite medik/etik.
c. Benar, mengingat persetujuan dari keluarga (keputusan=persetujuan)
d. Salah, karena menurut aku hasilnya udah jelas bisa dilakukan. Di sini seolah-olah tim dokter RS
menyatakan pasien masih bisa dilanjutkan terapinya.
e. Salah, karena sama dengan opsi d.

Yang dijelasin dokter Tegar ni sebenarnya ada 3 hal atau kondisi dimana terapi bantuan hidup dapat dihentikan
(dipertimbangkan) yaitu:
1. MBO
2. terminal state
3. futility

Nah yang ribet tu nentuin MBO dan syarat dia bisa diasesmen.
Perhatikan tim dokternya:
1. Wajib: anestesi dan neurologi
2. Tidak boleh: dokter yang menangani transplantasi

Kasus permen:
Pasiennya udah koma, jelas bukan karena 4 pengecualian.

a. Benar
b. Salah, boleh karena dokter tu menangani pasien kecelakaan lalu lintas bukan transplantasinya.
c. Salah, karena harus buat tim dulu.
d. Sebenarnya bisa aja tapi rancu karena si dokter spesialis bedah saraf bukan spesialis saraf. Kalau sama tim
forensik gak memenuhi prasyarat dan gak ada kewajiban juga sih, ditambah harusnya ada 3 dokter yang
kompeten terkait.
e. Kurang tepat aja sih, karena harusnya tiga sih.

Kondisi yang dapat dilakukan pemeriksaan MBO tu ada 3:


Pasal 10 ayat 1
a. koma unresponsive/GCS 3 atau Four Score 0;
b. tidak adanya sikap tubuh yang abnormal (seperti dekortikasi, atau deserebrasi); dan
c. tidak adanya gerakan yang tidak terkordinasi atau sentakan epileptik.

Kasus permen:
a. Salah, ga ada syarat gitu.
b. Justru ini gak boleh.
c. Sama kayak b, kalau ini gak boleh juga.
d. Sama kayak a.
e. Benar

PK JAYA
Pemeriksaan protein urin metode Esbach, tidak ada gunanya jika urin hanya mengandung protein sedikit, yaitu
kurang dari 0.05% atau yang terlihat dari hasil tes kualitatif yang hanya +1 saja.
Artinya harus dilakukan tes semikuantitatif metode rebus asam asetat 6%.

PENGATURAN CAIRAN
10kg (<10kg) pertama 4mL/kgBB/jam
10kg (<20kg) kedua 2mL/kgBB/jam
>20kg 1mL/kgBB/jam

Contoh: pasien BB 45kg dan 17kg


1. 45kg = 10(4) + 10 (2) + (45-20)(1) = 40 + 20 + 25 = 85mL/jam
2. 17kg = 10(4) + (17-10)(2) = 40 + 14 = 54mL/jam

Anda mungkin juga menyukai