Anda di halaman 1dari 5

Tugas Hukum Tanggug-Gugat Negara dan Pemerintah

Analisis Kasus Gugatan Terhadap Pemerintah

Disusun Oleh:

Reza Pahlevi (0101 12 177)


Fakultas Hukum
Universitas Pakuan
2015/2016
Jalur Pantura Tak Pernah Tuntas, Sejumlah Instansi
Negara Digugat

Kasus Posisi
Surabaya, 5/8 (Antara) - Barisan Rakyat Pantura Jawa menilai jalur pantai
utara yang membentang dari Merak, Banten, hingga Banyuwangi, Jawa Timur, sejauh
1.316 kilometer menyiksa puluhan juta pemudik dengan berbagai kasus kecelakaan
akibat kondisi jalan tidak berkualitas.
Sehubungan dengan hal tersebut, Barisan Rakyat Pantura Jawa (BARA
Pantura) melakukan inisiatif gerakan rakyat untuk menempuh gugatan warga negara
(citizen lawsuit) kepada penyelenggara negara, demikian pernyataan pers yang
diterima Antara Jawa Timur di Surabaya, Minggu malam.
Pemberitahuan terbuka kepada publik (public announcement) itu dilakukan
sebagai bentuk notifikasi dan somasi kepada Presiden RI dan jajarannya terdiri
Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri
Perhubungan, Gubernur Banten, Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Jawa Barat,
Gubernur Jawa Tengah, dan Gubernur Jawa Timur.
Bara Pantura menilai para penyelenggara negara tersebut adalah pihak yang
paling bertanggung jawab atas tata kelola jalur Pantura yang membentang 1.316
kilometer dari Merak, Banten hingga Banyuwangi, Jawa Timur.

Analisis Kasus
Jalur Pantura adalah jalan vital yang melintas di wilayah Utara Jawa dan
menggerakkan roda perekonomian nasional. Jalur Pantura juga merupakan jalan
utama arus mudik masyarakat yang berdomisili di Pulau Jawa.
Posisinya yang strategis tidak berbanding lurus dengan tata kelola yang
amburadul dari para penyelenggara negara tersebut. Setiap tahun jalur itu diperbaiki
dan tidak pernah menghasilkan jalan yang berkualitas.
Seluruh rangkaian tata kelola yang amburadul dan dampak yang
ditimbulkannya menunjukkan bahwa Kementerian Pekerjaan Umum tidak fokus
mengelola jalur Pantura. Didesain tanpa perencanaan, dan membiarkan jalur Pantura
sebagai arena proyek rutin yang memaksa pemerintah mengeluarkan anggaran rutin
setiap menjelang lebaran. Lebaran menjadi alasan pembenar dan pelindung tata kelola
yang tidak akuntabel. Jalur Pantura juga disinyalir menjadi ajang korupsi para
penyelenggara negara. Tidak ada akuntabilitas dan nirtransparansi menyebabkan
proyek jalur Pantura rentan korupsi.
Melanggar PUU Menurut, daftar kelalaian di atas adalah dalil yang sah bagi
diajukannya gugatan warga negara terhadap penyelenggara negara. Apalagi terdapat
sejumlah peraturan perundang-undangan yang dilanggar.
Meliputi UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Dalam pembukaannya menyebutkan bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional
sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Selanjutnya pada poin b, bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai
bagian dari sistem transportasi nasional harus dikembangkan potensi dan perannya
untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas
dan angkutan Jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan
pengembangan wilayah.
UU yang sama pada Pasal 24 ayat (1) menyebutkan Penyelenggara Jalan
wajib segera dan patut untuk memperbaiki Jalan yang rusak yang dapat
mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas. Ayat (2) menyebutkan Dalam hal belum
dapat dilakukan perbaikan Jalan yang rusak sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
penyelenggara Jalan wajib memberi tanda atau rambu pada Jalan yang rusak untuk
mencegah terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas.
Bahkan pada Pasal 273 UU tersebut juga mengatur pemidanaan bagi pihak
yang bertanggung jawab, jika terjadi kecelakaan atau kerusakan kendaraan. Produk
kerja dari sistem pemerintahan adalah pelayanan publik. Kegiatan pelayanan pada
dasarnya menyangkut pemenuhan hak masyarakat yang melekat pada setiap orang,
baik secara pribadi maupun berkelompok.
Kewajiban Pemerintah untuk memberikan layanan publik diatur dalam
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 34 ayat (3), bahwa negara bertanggung jawab atas
penyedia fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Kewajiban negara dan hak warga negara diatur secara lebih rinsi dalam UU No. 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM, Pasal 29 ayat (1) menyebutkan Setiap
orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan hak
miliknya. Sementara dalam Pasal 30 disebutkan bahwa Setiap orang berhak atas rasa
aman dan tenteram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu.
Terhadap jalur Pantura, pemerintah telah melakukan kelalain, pembiaran,
bahkan diduga merawat tata kelola yang buruk sepanjang tahun dan di setiap musim
mudik lebaran. Pemerintah seharusnya segera mengambil langkah-langkah perbaikan
kebijakan untuk membenahi semua kelalaiannya.

Anda mungkin juga menyukai