Anda di halaman 1dari 27

MENILAI TINGKAT PENCEMARAN LINGKUNGAN SEBAGAI

DAMPAK DARI PAPARAN/KONTAMINASI LIMBAH B3

Disampaikan
Oleh: Rudiansyah
MENGAPA
LIMBAH B3 PERLU
DIKELOLA?

Pengelolaan limbah B3 sifatnya wajib bagi setiap orang yang


menghasilkan limbah B3, karena sifat dan karakteristiknya
yang dapat membahayakan bagi lingkungan dan kesehatan jika
tidak dikelola dengan baik dan benar. Limbah B3 harus
dikelola, dengan memperhatikan dan mengantisipasi:

Tingkat Bahayanya
Dampak akibat terpapar atau terkontaminasi LB3
Dampak bagi lingkungan
 Tingkat bahayanya

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) berdasarkan


tingkat bahayanya terdiri atas:
 Limbah B3 kategori 1 adalah limbah B3 yang berdampak
akut dan langsung terhadap manusia dan dapat
dipastikan akan berdampak negatif terhadap lingkungan
hidup.
 Limbah B3 kategori 2 adalah limbah B3 yang
mengandung B3, memiliki efek tunda dan berdampak tidak
langsung terhadap manusia dan lingkungan hidup serta
memiliki toksisitas sub-kronis atau kronis.
 Dampak akibat terpapar
atau terkontaminasi LB3:

 Menimbulkan iritasi pada kulit,


mata
 Pemicu berkembangnya sel kanker
 Keterbelakangan mental
 Cacat lahir pada bayi
 Cacat fisik pada orang dewasa
Paparan asam/ basa kuat pada
kulit
Paparan mercuri/Hg (Penyakit
MINAMATA)
 Dampak bagi
lingkungan
Menimbulkan pencemaran
sehingga menurunkan kualitas
air, tanah, dan udara.
CONTOH KEBAKARAN PABRIK OLI BEKAS
Contoh Kasus Pencemaran yang diketahui kapan mulai kejadiannya:
• Add Video
drone
• Tahapan Survey :
• Inspeksi lapangan awal
Lampiran 1 • Survey lapangan lengkap
• Survey lapangan pengesahan

Lampiran 2 • Penetapan lokasi titik sampling lahan terkontaminasi limbah


B3 (titik pantau dan titik referensi)

•Kegiatan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3,


tahapan- tahapannya yaitu :
•Pemetaan lahan terkontaminasi
•Isolasi area terkontaminasi
•Pemberian papan pengumuman
Lampiran 3 •Pengambilan contoh uji
•Pengangkatan dan pengangkutan tanah terkontaminasi
atau alternatif lain
•Tahap pemulihan lahan terkontaminasi
•Pemantauan lahan terkontaminasi
•Pengurugan (backfill)

•Standar yang dapat digunakan sebagai acuan tingkat keberhasilan


dalam penanganan lahan tercemar yaitu :
Lampiran 4 •Titik referensi
•Pendekatan standar penggunaan lahan 2
•Tingkat kajian dasar resiko (Risk Based Screening Level) 5
Studi Deliniasi:
• Gambaran kondisi/rona lingkungan daerah studi.
• Mendapatkan informasi awal yang relevan dengan data yang telah
tersedia sebelumnya (data sekunder).
• Melakukan identifikasi yang terkait dengan:
• Sumber kontaminan,
• Pola penjalaran,
• Hidrogeologi,
• Topographi,
• Geolistrik
SKALA KONTAMINASI Besar (Area Luas)

Studi Deliniasi:
• Survey, Sampling
• Studi pendukung: Geolistrik, Geohidrologi, Topografi,
Pemetaan Udara, Ground Penetrating Radar (GPR), dll
 Pemodelan luasan, volume lahan terkontaminasi
 Sampling sebagai Validasi
Pengambilan sampel di lokasi dan sekitarnya (Step-1)

T. referensi
hilir
hulu
Pengambilan sampel di lokasi dan sekitarnya (Step-2)

hilir
hulu

Batas area Tanah T.LB3

Batas area Konfirmatif-1


Titik
referen Batas area Konfirmatif-2
si
Jumlah dan banyaknya sampel yang diambil?

Untuk dapat merepresentasikan kondisi rona lingkungan dengan


detil:
1. Semakin banyak sampel semakin baik.
2. Ambil sampel arah Horizontal dan Vertikal dari titik area T.LB3.
3. Komposit sampling jika area T.LB3 cukup luas.
4. Constrain jumlah dan banyaknya sampling:
a) Anggaran studi deliniasi
b) Luasan area terkontaminasi
c) Personil pengambil sampel
d) Keperluan analisa laboratorium
Teknik Komposit sampling:
Lokasi- Ambil
A sampel
Campur @4
Homogen layer
2 1 2 3 4 5
kedalama
1 0-30 cm n
Sampel A-1
5 3 30-60 cm
Sampel A-2
4 60-90 cm
Sampel A-3
90-120 cm
Sampel A-4
Laporan

• Lakukan penyusunan laporan dengan Bahasa yang ringkas dan jelas


• Jika perusahaan sudah mempunyai format laporannya, maka ikuti
format laporan tersebut
• Jika diwajibkan untuk memasukkan dalam data base computer, maka
masukkan hasil
Analisa limbah B3 sesuai prosedur yang ada
• Komunikasikan laporan yang telah disusun kepada atasan kita atau
sesuai dengan SOP yang telah ada di Perusahaan. Jika diminta untuk
presentasi, lakukan presentasi hasil laporan sesuai prosedur

4
2
Kewajiban Penanggulangan
dan Pemulihan

 Setiap Orang yang menghasilkan  Setiap Orang yang melakukan


Limbah B3, Pengumpul Limbah B3, Dumping (Pembuangan) Limbah B3
Pengangkut Limbah B3, Pemanfaat yang melakukan Pencemaran
Limbah B3, Pengolah Limbah B3, Lingkungan Hidup dan/atau
dan/atau Penimbun Limbah B3 yang Perusakan Lingkungan Hidup
melakukan Pencemaran Lingkungan wajib melaksanakan:
Hidup dan/atau Perusakan Lingkungan
Hidup wajib melaksanakan:

Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau


Kerusakan Lingkungan Hidup; dan
Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup.
Penanggulangan
pencemaran/kerusakan

pemberian informasi mengenai peringatan adanya Pencemaran


Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup kepada
masyarakat;

pengisolasian Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau


Kerusakan Lingkungan Hidup;

penghentian sumber Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau


Kerusakan Lingkungan Hidup; dan/atau

cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.


Pemulihan fungsi lingkungan

penghentian sumber pencemaran dan pembersihan zat pencemar;

remediasi;

rehabilitasi;

restorasi; dan/atau

cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi.
Petunjuk Teknis
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA NO.33 TAHUN 2009
TENTANG TATA CARA PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI
LIMBAH B3

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP


DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA NO.101 TAHUN 2018
TENTANG PEDOMAN PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI
LIMBAH B3
TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat

1
7

Anda mungkin juga menyukai