Anda di halaman 1dari 3

Hari ini Hari Raya Allah Tritunggal Mahakudus. Hari yang selalu mengusikku.

Dari tahun ke tahun aku


hunting kotbah romo saat hari raya tritunggal mahakudus. sejak SD tidak ada yang bisa menjawab
pertanyaanku. Katekis lebih banyak lari dg crita St. Agustinus, anak yng ngisi ceruk di pantai, da berbagai
bentuk jawaban eskapisme. Padahal Santo Petrus menegaskan kita harus mempertanggungjawabkan
iman kita.

Belum tentu jawaban ini memuaskan semua orang, tapi sekurangnya ini yang kupahami sejak SMA: Dan
aku terpuuaskan bukan secara nalar saja, melinkan juga secara rohani.

1. Allah Tritunggal Mahakudus.

Manusia saja makluk multidimensional, apalagi Allah. Lebih pelik lagi Allah Tritunggal Mahakudus.
Secara rumusan, Allah Tritunggal Mahakudus. Satu diri (entitas) dalam tiga pribadi (dimensi, andai aja
bisa disebut demikian)

2. Allah Bapa

Hampir semua orang percaya insan, dunia, dan segala isinya ada sumbernya, seperti Anda dan saya ada
bibit pengada muasal (causa prima). Dialah Allah pencipta. Selan pencipta Allah juga memelihara
membimbing dan melindungi layaknya bapak. Semua atribut yang terkelompokkan dalam dimensi Ke-
Bapa-an inilah yang membuat orang menyebut Allah sebagai Allah Bapa.

3. Allah misteri, tapi satu hal yg jelas: Allah ingin menyelamatkan manusia, melalui berbagai cara.

Allah tidak pernah meninggalkan anak-anakNya, semua insan di dunia ini. Pun ketika berkali-kali jatuh
dalam dosa, Allah, dalam sejarah hidup insani - sekurangnya dalam sejarah umat beriman perjanjian
lama - mengusahakan berbagai cara, langkah, metode penyelamatan. termasuk melalaui para nabi, para
utusanNya, yang mengajak pertabatan insani, bukan hanya dengan kata, melainkan dengan tindakan
nyata, Tapi nyatanya tak satupun nabi yang berhasil mempertobatkan dan menyelamatkan insan secara
radikal. padahal penyelamatan insan dari jebakan dosa dan kematian abadi is a must. Harus.

4. Allah Putra
Maka Allah mengambil jalan ekstrem, Ia menjelma menjadi manusia. Allah yang menjelma inilaah yang
disebut Allah Putra, menonjolkan dimensi Putra Allah dalam hidup manusia. Yesusadalah Allah yang
menjelma. Bukan sekedar menjelma, seperti kisah raja-2 yang dulu menyamar sebagai jelata, tetapi
menjelma untuk menyelami secara intens hidup insani dalam paket lengkapnya. Yesus adalah Allah
Putra, Ia mengalami setiap detail hidup insani, lengkap dengan segala godaan insaniah.

Yesus adalah Allah yang menjelma, Dia sama dengan manusia lain, ia juga digoda dan tergoda, tapi tidak
pernah jatuh dalam dosa. Mungkinkah? Mungkin saja. Dia sungguh Allah dan Sungguh manusia. Dialah
yang dijadikan patron manusia ideal, yang patut ditiru jika manusia ingin selamat hidup di dunia dan
nanti.

..... bentar nanti disambung, ada tamu ...

JIka kita lihat orang yang kita angggap suci dan manusia utama yang kita kenal, bisa dengan berbagai
cara dan bermatiraga, membangun hidupnya sedemikian rupa sehingga meminimalisasi jatuh dalam
dosa, apalagi manusia ideal, Yesus, Sang Allah putra.

Sebagai manusia Allah harus mengikuti hukum alam selama penjelamaanNya. Yesus yang meruang dan
mewaktu harus alami kematian, sebagaii tanda transisi waktu yang mambatasi idup insani. Ia juga alami
masuk dalam hiatus, dunia orang mati, agar bisa menyelamatkannya. Analoginya, kurang lebih sepertti
ini: Yesus adalah penolong orang tenggelam. Untuk kasus tenggelam yang parah, tak mungkin orang
menolong tanpa ikut meenyelam (tenggelam) bersama si korban. Bedanya si penolong lebih mampu
atasi kendala dan tahu cara muncul ke permukaan setelah “tenggelam” bersama si korban.

5. Allah Roh Kudus

Pertanyaannya, setelah itu apakah Allah tidak melanjutkan penyertaanNya, penyelengaraanNya atas
hidup manusia? Kan Allah Putra sudah mati?

Jawabannya: Allah tetap mendampingi, menyelamatkan, dan membimbing. Hanya kali ini dengan
menonjolkan dimensi yang lain: dimensi ROH. Inilah Allah Roh Kudus. Melalui Roh Nya Allah menyertai
hidup manusia. Melalui kejadian luar biasa (tremendum et fascinosum) yang menghebohkan sampai
dengan kejadian biasa sehari-hari. Melalui orang-orsng yang – disadari atau tidak – digerakkan Roh Allah
untuk menunjukkan karyaNya. Karya Allah Roh Kudus mewujud dalam pikiran, sikap, perkataan dan
tindakan orang-2 sekitar yang kita jumpai: Guru, teman kelas, Suami, istri, Anak kita; melalui pertitiwa
baik maupun buruk yang bisa disarikan maknanya. Melalui guru sejati (orang baikyang patut diteladani)
maupun guru brengsek (orang-2 yang nyebelin yang menguji kesabaran . Konon orsng brengsek adalah
guru yang baik).

Boleh donk saya mengklaim orang brengsek, peristiwa tragis, keadaan yang kita benci dan hal-2 sejenis
adalah “karya Roh Allah” dalam bentuk yang sangat tidak kita harapkan.

Allah Roh Kudus akan menyertai kita sampai akhir zaman. Malah saya berani katakana, penyertaan dan
bimbingan Allah Roh Kudus itu selamanya, tapi bagi masing-2 pribadi sejauh DIA disadari, diyakini, dan
tidak sering ditolak. Karena tidak jarang “bisikan” Roh Kudus kita abaikan. So, yang bertahta dalam diri
kita bukan lagi Roh Kudus, melainkan roh kuda (maaf).

Begitulah jawabanku untuk Hari Raya Allah TriTunggal Mahakudus hari ini.

Semoga berguna. Maafkan jika ada yang tidak berkenan. Saya toh masih butuh dampingan dan
bimbingan TriTunggal yang Mahakudus: Maka aku selalu mengandalkan dan suka melakukan ritual
TANDA SALIB dan mengucapkan MANTRA “Demi Nama Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus”
sebelu melakukan sesuatu, apalagi yang penting-2. Semoga Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus
menyertai hidup Anda dan memperkuat Anda dalam mengatasi setiap masalah yang sedang Anda
hadapi. Amin.

Anda mungkin juga menyukai