Anda di halaman 1dari 14

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo dan SMA Negeri


1 Widodaren. Hal ini dikarenakan peserta didik pada sekolah tersebut seluruhnya
mempunyai smartphone, memiliki keterampilan literasi digital yang baik, dan
peserta didik tidak mengalami kendala koneksi internet. Penelitian ini dilakukan
selama bulan November 2022 hingga Juli 2023 dan secara rinci dituliskan dapat
dilihat pada Lampiran 1.
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu persiapan, penelitian, dan
penyelesaian sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan penelitian ini meliputi mengajukan judul skripsi,
mengajukan permohonan kepada pembimbing, membuat proposal skripsi, dan
perencanaan modul pembelajaran. Pelaksanaan tahap ini dimulai bulan
November 2022 hingga April 2023.
2. Tahap penelitian
Tahap penelitian mencakup semua kegiatan yang dilaksanakan di lapangan
yaitu tahap penyusunan modul dan pengembangan modul pembelajaran,
penilaian, uji coba, serta revisi. Pelaksanaan tahap ini dimulai bulan Mei 2023.
3. Tahap penyelesaian
Tahap penyelesaian penelitian ini terdiri dari kegiatan menganalisis data,
melakukan penyusunan laporan penelitian, dan revisi laporan penelitian.
Pelaksanaan tahap ini dilaksanakan bulan Juni hingga Juli 2023.

33
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

B. Desain Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan dan menghasilkan produk,


maka penelitian ini diklasifikasikan sebagai Research and Development (R&D)
atau penelitian pengembangan. Penelitian ini memiliki tujuan mengembangkan
suatu produk baru yang lebih inovatif (Hanafi, 2017). Pendekatan dalam penelitian
pengembangan yakni penelitian kualitatif dibantu oleh data kuantitatif serta data
kualitatif. Produk yang dikembangkan peneliti adalah modul pembelajaran berbasis
STEM-PjBL menggunakan aplikasi Articulate Storyline pada materi energi
terbarukan. Peneliti menggunakan model pengembangan 4-D (Four D).
Model pengembangan 4-D ini sebagaimana dikembangkan oleh
Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melyn I Semmel pada tahun
1974. Model pengembangan model 4-D ini dipilih peneliti karena merupakan
model yang cocok digunakan dalam pengembangan media pembelajaran. Melalui
model pengembangan 4-D, pengembangan produk menjadi lebih terstruktur dan
sistematis. Pengembangan produk ini diuji melalui penilaian ahli, pendidik, dan
mahasiswa kemudian dilakukan uji coba produk. Terdapat 4 tahapan dalam model
pengembangan 4-D yaitu, pendefinisian (define), perancangan (design),
pengembangan (development), dan penyebaran (disseminate). Namun pada
penelitian ini hanya 3 tahap yang dilaksanakan, tahap Disseminate tidak
dilaksanakan karena peneliti memiliki keterbatasan waktu dan biaya. Menurut
Arikunto (2010) penelitian dapat dibatasi karena adanya pertimbangan tertentu
yaitu terbatasnya tenaga, waktu, dan dana yang membuat tidak dapat melaksanakan
penelitian yang besar.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

C. Data dan Sumber Data


Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif.
1. Data kualitatif
Data kualitatif pada penelitian ini terdiri dari data hasil wawancara guru
dan wawancara peserta didik, penilaian dari ahli yaitu 2 orang dosen
pembimbing, penilaian dari pendidik yaitu 2 guru mata pelajaran fisika,
mahasiswa, dan peserta didik yang berupa masukan, komentar, dan saran. Data
kualitatif digunakan sebagai bahan pertimbangan pada revisi saat penilaian
modul pembelajaran.
2. Data kuantitatif
Data kuantitatif pada penelitian ini berasal dari tabulasi hasil penilaian ahli
dan tabulasi hasil angket penilaian pendidik, mahasiswa, dan uji coba peserta
didik. Terdapat 2 jenis skala yang digunakan, yaitu skala likert dan skala
guttman. Angket dengan skala likert digunakan pada penilaian ahli, penilaian
pendidik, dan penilaian mahasiswa. Angket skala likert mempunyai empat
alternatif pilihan jawaban yaitu dengan skor 4 berarti Sangat Setuju (SS),
dengan skor 3 berarti Setuju (S), dengan skor 2 berarti Tidak Setuju (TS), dan
dengan skor 1 berarti Sangat Tidak Setuju (STS). Angket skala guttman
digunakan pada penilaian peserta didik. Skala guttman memiliki alternatif
jawaban berupa dua pilihan "Ya" dan "Tidak", dimana bernilai 1 untuk jawaban
"Ya" dan bernilai 0 untuk jawaban "Tidak”.

Sumber data pada penelitian ini adalah dosen ahli, pendidik, mahasiswa,
dan peserta didik dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Ahli
Ahli dalam penelitian ini membantu mendapatkan data melalui angket
untuk penilaian modul pembelajaran. Ahli penelitian ini yaitu 2 orang dosen
pembimbing dengan karakteristik telah menempuh studi sekurang-kurangnya
jenjang S-2, dan memiliki pengalaman dan keahlian dalam pengembangan
modul pembelajaran.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

2. Pendidik
Pendidik dalam penelitian ini yaitu 2 guru dari SMA Negeri 2 Sukoharjo
dan SMA Negeri 1 Widodaren yang berkriteria memiliki pengalaman mengajar
fisika dan telah menempuh jenjang pendidikan minimal S1. Pendidik dalam
penelitian ini yaitu membantu mendapatkan data melalui angket untuk penilaian
modul pembelajaran.
3. Mahasiswa
Mahasiswa dalam penelitian ini yaitu 5 mahasiswa Prodi Pendidikan
Fisika FKIP UNS dengan syarat sudah pernah dalam mengembangkan modul
pembelajaran. Mahasiswa dalam penelitian ini yaitu membantu mendapatkan
data melalui angket untuk penilaian modul pembelajaran.
4. Peserta didik
Peserta didik dalam penelitian membantu mendapatkan data melalui
angket uji coba modul pembelajaran.
1) Uji Coba Kelompok Kecil
Tahap uji coba kelompok kecil melibatkan 10 peserta didik dengan
masing-masing 5 peserta didik dari kelas X di SMA Negeri 2 Sukoharjo
dan SMA Negeri 1 Widodaren.
2) Uji Coba Kelompok Besar
Tahap uji coba kelompok besar melibatkan 100 peserta dididk
dengan masing-masing 50 peserta didik dari kelas X dari SMA Negeri 2
Sukoharjo dan SMA Negeri 1 Widodarem.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik wawancara dan


angket.
1. Wawancara
Wawancara pada penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi
yang diperlukan untuk pengembangan modul pembelajaran dari narasumber
baik secara langsung maupun melalui secara virtual. Responden dalam
wawancara adalah pendidik yang merupakan guru pelajaran Fisika di SMA
Negeri 2 Sukoharjo dan SMA Negeri 1 Widodaren dan beberapa peserta didik
dari kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo dan SMA Negeri 1 Widodaren. Pada
penelitian ini menggunakan jenis wawancara terstruktur. Menurut Sugiyono
(2018) wawancara terstruktur sudah disusun secara rinci panduan
wawancaranya sehingga peneliti telah menyiapkan pertanyaan yang akan
diajukan.
2. Angket
Angket adalah penyebaran data kepada responden dengan menyebarkan
daftar pertanyaan (Arikunto, 2010). Daftar pertanyaan yang digunakan bisa
bersifat terbuka dan tertutup. Apabila opsi pilihan jawaban tidak ditentukan
maka bersifat terbuka, dan apabila opsi pilihan jawaban sudah disediakan maka
bersifat tertutup. Instrumen yang biasa digunakan yaitu checklist, kuesioner
(angket), atau skala (Abdullah, 2015). Angket dalam penelitian ini berguna
untuk mendapatkan data penilaian modul dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada responden yaitu dosen ahli, pendidik, mahasiswa dan peserta
didik. Penelitian ini menggunakan angket tertutup dengan skala likert yang
berisi empat alternatif jawaban yang diberikan kepada dosen ahli, pendidik dan
mahasiswa serta angket skala guttman yang diberikan ke peserta didik berisi
dua alternatif pilihan jawaban.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

E. Instrumen Penelitian

Data yang diambil pada penelitian ini memerlukan beberapa instrumen


penelitian. Instrumen penelitian pengambilan data yang diperlukan terdiri dari
instrumen data kualitatif dan kuantitatif.
1. Instrumen Data Kualitatif
Instrumen data kualitatif yang digunakan berupa daftar pertanyaan
wawancara tertulis sebagai pedoman ketika melaksanakan wawancara.
Pertanyaan yang diberikan oleh pendidik dipakai untuk memperoleh informasi
tentang permasalahan yang muncul pada pembelajaran. Pertanyaan wawancara
untuk peserta didik digunakan untuk memperoleh informasi modul
pembelajaran seperti apa yang dibutuhkan mereka dalam pembelajaran dan
informasi tentang keterbacaan dari modul yang dikembangkan.
Instrumen pedoman wawancara pendidik dan wawancara peserta didik
diadaptasi dari Budiyono (2017), dimensinya meliputi pentingnya produk
dikembangkan, produk yang diinginkan oleh pengguna, minat pengguna
terhadap produk, serta dukungan sarana dan prasarana. Data yang diperoleh dari
instrumen ini akan digunakan untuk kebutuhan awal yaitu analisis kebutuhan.
Instrumen pedoman wawancara keterbacaan diadaptasi dari Daryanto (2013),
indikatornya meliputi self instruction, self contained, stand alone, adaptive, dan
user friendly. Data yang diperoleh dari instrumen ini akam digunakan untuk
kebutuhan keterbacaan modul.
2. Instrumen Data Kuantitatif
a. Angket Penilaian Ahli
Angket penilaian ahli digunakan pada tahap penilaian modul yang
dilakukan oleh 2 orang dosen pembimbing. Angket yang ditujukan memuat
judul modul, identitas ahli, petunjuk pengisian angket, pernyataan dan
pilihan jawaban serta komentar, saran, dan masukan. Angket ini secara
umum berisi penilaian terkait karakteristik modul yang baik diadaptasi dari
Daryanto (2013). Skala pada angket ini yaitu skala likert. Skala likert
disediakan empat alternatif pilihan jawaban yaitu skor 1 berarti sangat tidak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

setuju, skor 2 berarti tidak setuju, skor 3 berarti setuju, dan skor 4 berarti
sangat setuju.
b. Angket Penilaian Pendidik
Angket penilaian pendidik digunakan pada tahap penilaian modul
pembelajaran yang dilakukan oleh 2 guru. Angket yang ditujukan memuat
judul modul, identitas ahli, petunjuk pengisian angket, pernyataan dan
pilihan jawaban serta komentar, saran, dan masukan. Angket ini secara
umum berisi penilaian terkait karakteristik modul yang baik diadaptasi dari
Daryanto (2013). Skala pada angket ini yaitu skala likert. Skala likert
disediakan empat alternatif pilihan jawaban yaitu skor 1 berarti sangat tidak
setuju, skor 2 berarti tidak setuju, skor 3 berarti setuju, dan skor 4 berarti
sangat setuju.
c. Angket Penilaian Mahasiswa
Angket penilaian mahasiswa digunakan pada tahap penilaian modul
pembelajaran yang dilakukan oleh 5 mahasiswa. Angket yang ditujukan
memuat judul modul, identitas ahli, petunjuk pengisian angket, pernyataan
dan pilihan jawaban serta komentar, saran, dan masukan. Angket ini secara
umum berisi penilaian terkait karakteristik modul yang baik diadaptasi dari
Daryanto (2013). Skala pada angket ini yaitu skala likert. Skala likert
disediakan empat alternatif pilihan jawaban yaitu skor 1 berarti sangat tidak
setuju, skor 2 berarti tidak setuju, skor 3 berarti setuju, dan skor 4 berarti
sangat setuju.
d. Angket Penilaian Peserta Didik
Angket penilaian peserta didik digunakan pada tahap uji coba oleh
peserta didik. Angket yang ditujukan memuat judul modul, identitas ahli,
petunjuk pengisian angket, pernyataan dan pilihan jawaban serta komentar,
saran, dan masukan. Angket ini secara umum berisi penilaian terkait
karakteristik modul yang baik diadaptasi dari Daryanto (2013). Angket ini
menggunakan skala Guttman. Skala guttman terdapat dua pilihan jawaban
yaitu "Ya" yang bernilai 1 dan "Tidak" yang bernilai 0.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

F. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Data Kualitatif


Penggunaan analisis data kualitatif dimaksudkan untuk melakukan
analisis data yang didapatkan dari hasil wawancara, hasil penilaian modul
pembelajaran, dan hasil uji coba peserta didik terhadap modul pembelajaran
berupa saran dan komentar. Analisis kualitatif terdiri dari tiga langkah yaitu
data condensation (kondensasi data), data display (penyajian data), dan
drawing and verifying conclusions (penarikan dan verifikasi kesimpulan)
(Miles et al., 2014). Berikut komponen-komponen analisis kualitatif yang
terdapat pada Gambar 7.
Gambar 7
Komponen-Komponen Analisis Data

Sumber: Miles, Huberman, & Saldana (2014)

a. Kondensasi Data
Kondensasi data mengacu ke proses seleksi, mengabstraksi,
memfokuskan data, dan mentransformasikan data yang ada dalam catatan-
catatan tertulis di lapangan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

b. Penyajian Data
Tahap penyajian data adalah informasi-informasi yang telah disusun
kemudian nantinya dilakukan pengambilan data dan penarikan kesimpulan.
Peneliti menyediakan data dalam bentuk uraian singkat, dokumen, dan
kategorisasi data sehingga mudah dipahami. Data-data tersebut disusun
untuk memadukan ke dalam bentuk yang logis dan serasi.
c. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Hasil dari pengumpulan data kemudian ditarik kesimpulan dan
diverifikasi saat berlangsungnya penelitian. Verifikasi yaitu meninjau ulang
dari catatan-catatan lapangan kemudian memeriksa kebenaran data ketika
melakukan penelitian.

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif


Teknik analisis data kuantitatif diperoleh dari perhitungan hasil skor
penilaian pada angket yang telah diisi oleh dosen ahli, mahasiswa, pendidik,
dan peserta didik. Analisis yang digunakan dalam penilaian kualitas modul
dengan menggunakan numusan yang dirancang oleh Azwar (2010) seperti pada
Tabel 4. Terdapat lima kriteria yaitu sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan
sangat baik.

Tabel 4
Kriteria Penilaian Modul

Interval Hasil Penilaian Kriteria


Mi + 1,5 Sbi < X Sangat Baik
Mi + 0,5 Sbi < X ≤ Mi + 1,5 Sbi Baik
Mi - 0,5 Sbi < X ≤ Mi + 0,5 Sbi Cukup
Mi - 1,5 Sbi < X ≤ Mi - 0,5 Sbi Kurang
X ≤ Mi - 1,5 Sbi Sangat Kurang
Sumber: Azwar (2010)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

Keterangan:

X = Peroleh skor dari responden


Mi = Mean ideal
Sbi = Simpangan baku ideal
Mi = 1/2 (skor maksimum ideal + skor minimum ideal)
Sbi = 1/6 (skor maksimum ideal - skor minimum ideal)

G. Prosedur Penelitian

Prosedur pengembangan modul pembelajaran materi energi terbarukan


kelas X kurikulum merdeka berbasis STEM-PjBL menggunakan Articulate
Storyline disesuaikan dengan model pengembangan 4-D menurut Thiagarajan.
Berikut langkah-langkah proses pengembangan modul pembelajaran antara lain:

1. Tahap Define (Pendefinisian)


Tahap pendefinisian (define) bertujuan dalam mendeskripsikan dan
menentukan kebutuhan pada saat proses pembelajaran serta berbagai informasi
dikumpulkan dan digunakan sebagai analisis awal produk yang dikembangkan.
Tahap pendefinisian terbagi ke dalam langkah-langkah berikut yaitu:
a. Analisis Awal
Analisis awal adalah tahap menganalisis permasalahan yang
dihadapi di SMA Negeri 2 Sukoharjo dan SMA Negeri 1 Widodaren pada
pembelajaran. Analisis awal ini mendapatkan gambaran sebagai langkah
awal dalam pengembangan modul. Tahapan ini dilaksanakan melalui
wawancara kepada guru mata pelajaran Fisika di sekolah.
b. Analisis Peserta Didik
Analisis peserta didik dilakukan bersamaan dengan analisis awal,
dimana analisis ini perlu pertimbangan mengenai kebutuhan peserta didik.
Hasil analisis peserta didik dilaksanakan guna melihat kondisi dan
karakteristik dari peserta didik sehingga pengembangan perangkat
pembelajaran akan sesuai.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

c. Analisis Tugas
Analisis tugas memiliki tujuan yaitu untuk menganalisis tugas-tugas
atau kegiatan-kegiatan pembelajaran yang nantinya akan dilakukan oleh
peserta didik. Analisis tugas berisi analisis terhadap Capaian Pembelajaran
(CP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) berkaitan dengan materi modul
yang dikembangkan.
d. Analisis Konsep
Analisis konsep memiliki tujuan untuk menentukan isi materi modul
yang dikembangkan. Yang akan dibuat pada tahap ini adalah peta konsep
dimana capaian pembelajaran akan disusun secara terstruktur dan terarah
pada bagian materi pembelajaran.
e. Spesifikasi Tujuan
Spesifikasi tujuan pembelajaran dilakukan untuk menetapkan
indikator pembelajaran sesuai dengan materi. Membuat tujuan
pembelajaran, peneliti akan memahami kajian/materi yang ditampilkan di
modul, peneliti menetapkan kisi-kisi soal evaluasi, dan kemudian
menetapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Tahap Design (Perancangan)


Tahap perancangan memiliki tujuan untuk mendesain modul akan
dikembangkan dalam pembelajaran Fisika. Tahap perancangan terdiri dari
beberapa langkah yang meliputi:
a. Penyusunan Tes
Penyusunan tes pada modul didasarkan pada tujuan pembelajaran
materi yang menjadi standar capaian kemampuan dari peserta didik.
b. Pemilihan Media
Pemilihan media pada modul yang dikembangkan dengan memilih
media yang sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan media juga disesuaikan
dengan analisis awal dan analisis peserta didik.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

c. Pemilihan Format
Pemilihan format pada modul yang dikembangkan yaitu dengan
merumuskan rancangan modul, memilih strategi, metode, model,
pendekatan, dan sumber pembelajaran. Modul ini didesain agar menjadi
sumber belajar mandiri baik untuk individu atau kelompok.
d. Rancangan Awal
Langkah ini dilakukan untuk membuat rancangan produk awal.
Modul yang akan dikembangkan disesuaikan dengan materi dan
kurikulum yang telah dipilih.

3. Tahap Development (Pengembangan)


Tahap pengembangan adalah tahap dimana peneliti mendapatkan
modul yang telah direvisi berdasarkan penilaian dan masukan ahli serta uji
coba yang dilakukan pada peserta didik. Langkah-langkah pada tahap
pengembangan ini meliputi:
a. Penilaian Ahli, Pendidik, dan Mahasiswa
Untuk melihat penilaian modul berdasarkan kriteria yang baik
dilakukan oleh ahli, pendidik, dan mahasiswa. Selain itu diperoleh saran
dan masukan sebagai bahan revisi. Penilaian yang telah dilakukan
digunakan untuk bahan perbaikan modul pembelajaran yang akan
dikembangkan.
b. Revisi
Data hasil penilaian yang telah didapatkan, dianalisis kemudian
melakukan revisi. Hasil revisi merupakan produk yang telah diperbaiki
berdasarkan penilaian dan saran masukan dari para ahli, pendidik, dan
mahasiswa.
c. Uji Coba Produk
Produk hasil revisi berdasarkan saran dan masukan ahli, pendidik,
dan mahasiswa selanjutnya dilaksanakan uji coba produk ke peserta didik
di sekolah. Uji coba ini dilakukan dengan 2 tahap yaitu uji coba kelompok
kecil dan kelompok besar sebagai berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

a. Uji Kelompok Kecil


Uji coba ini bertujuan untuk mendapatkan respon peserta didik
setelah memberikan penilaian kualitas modul yang telah dikembangkan.
Uji coba ini dibagi menjadi 2 tahap pelaksanaan, yaitu wawancara
keterbacaan dan penilaian oleh angket. Uji coba ini dilakukan kepada 10
peserta didik masing-masing 5 peserta didik dari kelas X perwakilan
dari SMA Negeri 2 Sukoharjo dan SMA Negeri 1 Widodaren.
b. Uji Kelompok Besar
Uji coba dengan skala besar tentunya modul yang dikembangkan
sudah hampir sempurna setelah melewati tahap uji coba kecil. Uji coba
ini dilakukan melalui penilaian angket yang diberikan kepada 100
peserta didik masing-masing 50 peserta didik kelas X dari SMA Negeri
2 Sukoharjo dan SMA Negeri 1 Widodaren.
d. Revisi Produk
Hasil dari uji coba produk, apabila penilaian dari responden
menyatakan modul berbasis STEM-PjBL berkriteria baik, maka dapat
dinyatakan bahwa modul telah selesai dikembangkan sampai mendapatkan
produk final. Namun apabila belum dapat dikatakan sempurna, dibutuhkan
perbaikan modul, sampai modul mendapatkan kriteria baik. Berikut
disajikan flowchart prosedur pengembangan pada Gambar 8.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

Gambar 8
Flowchart Prosedur Penelitian

Anda mungkin juga menyukai