Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PERILAKU ADMINISTRASI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DOSEN PEMBIMBING :

Asmawati,S.sos M.si

DISUSUN OLEH :

Kelompok 5

Nama Anggota : Muhamad Rizky Pratama ( 20.11.095 )


Choiriyah An – Syania ( 20.11.001 )
Vicky damaris ( 20.11.097 )
Ade Ringgo Wiranda ( 20.11.066 )
Dendi Ari Saputra ( 20.11.061 )

Kelas : 3 A Reguler Pagi

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI


SATYA NEGARAPALEMBANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-

Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “PENGAMBILAN

KEPUTUSAN”. Dari makalah ini semoga dapat memberikan informasi kepada kita semua

bahwa pengambilan keputusan dalam organisasi itu juga penting. Kami menyadari bahwa

makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang

bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami

sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan tanggung jawab serta dalam

penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala

usaha kita. Aamiin.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… 2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH…………………………………….….….…3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN…………………………………………….….4
2.2 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN ………………………………….……5
2.3 KRITERIA PENGAMBILAN KEPUSTUSAN…………………………….……6
2.4 FUNGSI DAN TUJUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ………………….…7

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………….…10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….…….10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Kehidupan sehari-hari kita sebenarnya adalah kehidupan yang selalu bergumul dengan

keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah mengevaluasi

berbagai alternatif. Di dalam arti tersebut, terkandung unsur situasi dasar, peluang munculnya

situasi dasar, dan aktifitas pencapaian keputusan. Lantas pertanyaannya, apakah setelah evaluasi

alternatif serta merta begitu saja hadir keputusan? Iya, secara rasional kesimpulan tersirat dalam

premis-premis sehingga hanya kepentingan perumusan saja. Walaupun berbagai literatur yang

memandang keputusan sebagai proses menampilkan tersurat kata keputusan di dalam modelnya.

Kajian tentang keputusan juga banyak berbasis metode. Basis kajian tersebut, dipandang lebih

menarik daripada domain pengambilan keputusan itu sendiri. Berdasarkan kajian metode,

keputusan terpecah menjadi empat, yaitu, metode keputusan rasional, metode keputusan tawar

menawar, metode keputusan agregatif, dan metode keputusan keranjang sampah. Sehubungan

dengan pendekatan metode berbagai aliran pun dapat sesuai untuk mengkaji keputusan. Aliran-

aliran yang dimaksudkan adalah birokratik, manajemen saintifik, hubungan kemanusiaan,

rasionalitas ekonomi, kepuasan dan analisis sistem.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari

seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh

pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan (decision).

Defenisi-defenisi Pengambilan Keputusan Menurut Beberapa Ahli :

 R.Terry

Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif kelakuan tertentu

dari dua atau lebih alternatif yang ada”.

 Harold Koontz dan Cyril O’Donnel

Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara

bertindak—adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak

ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

 Theo Haiman

Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak.

Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh

manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan

pemecahan masalah.
2.2 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Teori Rasional Komprehensif

Teori pengambilan keputusan yang paling dikenal dan mungkin pula yang banyak diterima oleh

kalangan luas ialah teori rasional komprehensif. Unsur-unsur utama dari teori ini dapat

dikemukakan sebagai berikut :

Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan dari masalah-

masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu

sama lain.

Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang mempedomani pembuat keputusan amat jelas dan

dapat ditetapkan rangkingnya sesuai dengan urutan kePentingannya Berbagai altenatif untuk

memecahkan masalah tersebut diteliti secara saksama. Akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang

ditmbulkan oleh setiap altenatif Yang diPilih diteliti. Setiap alternatif dan masing-masing akibat

yang menyertainya, dapat diperbandingkan dengan alternatif-altenatif lainnya. Pembuat

keputusan akan memilih alternatif’ dan akibat-akibatnya’ yang dapat memaksimasi tercapainya

tujuan, nilai atau Sasaran yang telah digariskan.

2. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory)

Penganjur teori ini adalah ahli sosiologi organisasi Amitai Etzioni. Etzioni setuju terhadap kritik-

kritik para teoritisi inkremental yang diarahkan pada teori rasional komprehensif, akan tetapi ia

juga menunjukkan adanya beberapa kelemahan yang terdapat pada teori inkremental.
2.3 KRITERIA PENGAMBILAN KEPUSTUSAN

Menurut konsepsi Anderson, nilai-nilai yang kemungkinan menjadi pedoman perilaku para

pembuat keputusan itu dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori, yaitu:

1. Nilai-nilai Politik

Pembuat keputusan mungkin melakukan penilaian atas altematif kebijaksanaan yang dipilihnya

dari sudut pentingnya altematif-altematil itu bagi partai politiknya atau bagi kelompok-kelompok

klien dari badan atau organisasi yang dipimpinnya.

2. Nilai-nilai organisasi

Para pembuat kepurusan, khususnya birokrat (sipil atau militer), mungkin dalam mengambil

keputusan dipengaruhi oleh nilai-nilai organisasi di mana ia terlibat di dalamnya’ Organisasi,

semisal badan-badan administrasi, menggunakan berbagai bentuk ganjaran dan sanksi dalam

usahanya untuk memaksa para anggotanya menerima, dan bertindak sejalan dengan nilai-nilai

yang telah digariskan oleh organisasi

3. Nilai-nilai Pribadi

Hasrat untuk melindungi atau memenuhi kesejateraan atau kebutuhan fisik atau kebutuhan

finansial’ reputasi diri, atau posisi historis kemungkinan juga digunakan- oleh para pembuat

teputusan sebagai kriteria dalam pengambilan keputusan.

4. Nilai-nilai Ideologis

Ideologi pada hakikatnya merupakan serangkaian nilai-nilai dan keyakinan yang secara logis

saling berkaitan yang mencerminkan gambaran sederhana mengenai dunia serta berfungsi

sebagai pedoman benindak bagi masyarakat yang meyakininya


2.4 FUNGSI DAN TUJUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Fungsi Pengambilan Keputusan

Individual atau kelompok baik secara institusional ataupun organisasional, sifatnya futuristik.

Tujuan Pengambilan Keputusan

Tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak berkaitan dengan masalah lain)

Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak

kontradiktif)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan Komposisi kelompok. Ada 4 hal yang

perlu diperhatikan dalam menyusun komposisi kelompok.

1. penerimaan tujuan umum; mempengaruhi kerjasama dan tukar informasi

pembagian (divisibilitas) tugas kelompok; tidak semua tugas dapat dibagi

2. komunikasi dan status struktur; biasanya yang osisinya tertinggi paling mendominasi

dalam kelompok.

3. ukuran kelompok; semakin besar kelompok semakin menyebar opini, konsekuensinya

adalah semakin lemah partisipasi individu dalam kelompok tersebut.

4. Kesamaan anggota kelompok Keputusan kelompok akan cepat dan mudah dibuat bila

anggota kelompok sama satu dengan yang lain.

Pengaruh (pengkutuban) polarisasi kelompok. Seringkali keputusan yang dibuat kelompok lebih

ekstrim dibandingkan keputusan individu. Hal itu disebabkan karena adanya perbadingan sosial.

Tidak semua orang berada di atas rata-rata. Oleh karena itu untuk mengimbanginya perlu dibuat

keputusan yang jauh dari pendapat orang tersebut.


Model Pengambilan Keputusan

Model Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Kepastian (Certainty). Menggambarkan bahwa

setiap rangkaian keputusan (kegiatan) hanya mempunyai satu hasil (pay off tunggal). Model ini

disebut juga Model Kepastian/ Deterministik.

Model Pengambilan Keputusan dalam kondisi Berisiko (Risk). Menggambarkan bahwa setiap

rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah kemungkinan hasil dan masing-masing

kemungkinan hasil probabilitasnya dapat diperhitungakan atau dapat diketahui. Model

Keputusan dengan Risiko ini disebut juga Model Stokastik.

Model Pengambilan Keputusan dengan Ketidakpastian (Uncertainty). Menggambarkan bahwa

setiap rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah kemungkinan hasil dan masing-

masing kemungkinan hasil probabilitasnya tidak dapat diketahui/ditentukan. Model Keputusan

dengan kondisi seperti ini adalah situasi yang paling sulit untuk pengambilan keputusan.

(Kondisi yang penuh ketidakpastian ini relevan dengan apa yang dipelajari dalam Game Theory)

Langkah-langkah/Proses Pengambilan Keputusan

Secara umum, langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

 Proses identifikasi atau perumusan persoalan keputusan. Identifikasi masalah dapat dilakukan

dengan berbagai cara. Penggunaan seven tools dalam manajemen biasanya dapat membantu

proses identifikasi ini.


 Penetapan parameter dan variabel yang merupakan bagian dari sebuah persoalan keputusan.

Biasanya pemecahan masalah yang menggunakan model matematika sangat memerlukan

adanya variabel yang terukur.

 Penetapan alternatif-alternatif pemecahan persoalan. Alternatif pemecahan masalah

didapatkan dari analisis pemecahaan masalah.

 Penetapan kriteria pemilihan alternatif untuk mendapatkan alternatif yang terbaik. Biasanya

kriteria pemilihan ini didasarkan pada pay off atau hasil dari keputusan.

 Pelaksanaan keputusan dan evaluasi hasilnya. Tahap ini disebut tahap implementasi, dimana

alternatif solusi yang terpilih akan diterapkan dalam jangka waktu tertentu dan setelah itu

akan dievaluasi hasilnya berdasarkan peningkatan atau penurunan pay off atau hasil.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Definisi Pembuatan Kebijaksanaan Negara sebagai keseluruhan proses yang menyangkut

pengartikulasian dan pendefinisiaan masalah, perumusan kemungkinan-kemungkinan

pemecahan masalah dalam bentuk tuntutan-tuntutan politik, penyaluran tuntutan-tuntutan

tersebut ke dalam sistem politik, pengupayaan pemberian sanksi-sanksi atau legitimasi dari arah

tindakan yang dipilih, pengesahan dan pelaksanaan /implementasi, monitoring dan peninjauan

kembali (umpan balik).

DAFTAR PUSTAKA

https://bukunnq.wordpress.com/makalah-pengambilan-keputusan-secara-objektif-dan-
konstruktif/

Anda mungkin juga menyukai