Anda di halaman 1dari 15

“PENGAMBILAN KEPUTUSAN”

Dosen Pengampu : Luqmanul Hakim Hawasyi, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :

KELOMPOK V

Lokal : 6 MPI A

AURIA INTAN PURNAMA

NIM: 20191531136

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NUSANTARA BATANG HARI
2022
KATA PENGANTAR

‫الرحِيم‬
َّ ‫ِالر ْح َم ِن‬
َّ ‫ــــــــــــــــم اﷲ‬
ِ ‫ِب ْس‬

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan


semesta alam yang senantiasa memberikan kemudahan kelancaran
beserta limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang tiada terhingga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW
yang telah memberikan suri tauladan bagi kita semua.

Alhamdulillah berkat Rahmat dan ridha-Nya penulis dapat


menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Pengambilan
Keputusan”. Jurnal ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok tahun akademik 2022

Dalam penyusunan makalah ini Penulis mendapatkan bantuan


serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita


semua terutama bagi penulis. Begitu pula makalah ini tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
sarannya yang bersifat membangun.

Muara Bulian, Mei 2022

Penulis
ABSTRAK

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat terhindarkan dari


bersosialisasi, berkomunikasi, dan membentuk koneksi dengan orang
lain. Salah satu penghubung antara manusia satu dengan yang lainnya
adalah melalui grup atau kelompok. Sebuah kelompok dapat didefinisikan
sebagai dua atau lebih individu yang terhubung dalam hubungan sosial
dan oleh hubungan sosial. Secara umum, kelompok mengambil
keputusan dengan melalui fase orientasi, fase diskusi, fase keputusan,
dan fase implementasi (Forsyth, 2010). Berbagai jenis situasi
memerlukan jenis metode pengambilan keputusan yang berbeda.
Keputusan dapat berpusat pada pemimpin otoriter, hingga berpusat pada
kelompok yang demokratis. Dalam diskusi kelompok, kesalahpahaman
dan bias tentu tidak dapat dihindari. Hal ini dapat disebabkan oleh
banyaknya anggota kelompok yang kesulitan mengungkapkan maksud
secara jelas, sehingga terjadi kesalahan dalam menangkap pesan. Dalam
pengambilan keputusan kelompok, polarisasi kelompok muncul sebagai
rata-rata respon yang cenderung ekstrem ke arah rata-rata tanggapan
kelompok. Penyebab munculnya diskusi kelompok meliputi kohesivitas
kelompok, kesalahan struktural kelompok/organisasi, dan faktor
situasional provokatif.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam situasi pengambilan keputusan secara kelompok, terdapat
lebih dari satu orang pengambil keputusan terlibat dalam pemilihan
altenatif keputusan. Dalam situasi seperti ini, para pengambilan
keputusan melakukan melakukan kerja sama dengan membagi risiko
dan hasil di antara mereka. Dalam situasi yang lain, para pengambil
keputusan tidak dapat melakukan kerja sama karena persepsi terhadap
situasi yang dihadapi dan penilaian terhadap resiko, hasil dan tindakan
yang akan diambil tidak sama. Satu hal yang penting yang harus
diperhatikan adalah adanya kenyataan bahwa jika berada dalam
kelompok, manusia akan berpeilaku berbeda dengan kala ia sendiri.1
Dalam situasi lainnya, yang mungkin terjadi adalah dua atau lebih
pengambil keputusan terlibat dalam pertentangantentang hasil yang
akan diperolehnya. Bahkan, setiap pengambilan keputusan
memengaruhi situasi agar tergantung kepada persetujuan dari para
pengambil keputusan.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang beberapa teknik
pengambilan keputusan secara berkelompok yang dilakukan dalam
organisasi. Teknik yang disajikan merupakan teknik pengambilan
keputusan kuantitatif yang jarang, dan bukan tidak, menggunakan
pendekatan matematis-statistik dalam penentuan satu alternatif solusi.
Dalam kehidupan sehari-hari setiap tindakan manusia
sesungguhnya didasari oleh keputusan yang diambil. Mulai dari aktifitas
individual hingga aktifitas organisasi. Akan tetapi, karena keputusan-
keputusan tersebut telah rutin diambil, maka biasanya seseorang atau

1
Siagian, Sondang. 1990. Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta: Haji
Masagung.hal. 80
kelompok organisasi tidak lagi berlama-lama berfikir untuk menetapkan
keputusan tersebut. Seolah-olah setiap tindakan dilakukan begitu saja
secara alami tanpa pertimbangan. Padahal sesungguhnya tidaklah
sepenuhnya seperti ini.
Bukan perkara mudah untuk mengambil sebuah keputusan.
Terutama untuk seorang pemimpin. Keputusan yang diambil haruslah
mampu mencakup atau menjadi penghubung berbagai pendapat yang
ada di dalam organisasi atau lembaga yang dipimpinnya. Keputusan
yang dihasilkan tentu keputusan yang terbaik. Untuk itu diperlukan
pertimbangan yang sangat matang. 2
Dalam organisasi pastilah akan muncul berbagai argumen.
Disitulah letak kesulitan saat pengambilan keputusan. Keputusan yang
akan diambil tentunya merupakan keputusan terbaik dan juga sudah
dipertimbangkan secara matang.
B. Rumusan Masalah
1. Jenis keputusan
2. Model pengambilan keputusan
3. Pengaruh perilaku dalam pengambilan keputusan
4. Pengambilan keputusan kelompok

2
Ayu Pertiwi dkk. Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Ketidak pastian Untuk
Menentukan Bidang Yang akan Dikembangkan Dengan Menggunakan Analisis
Bayes. Universitas Negeri Malang Imam Wahjono, Sentot. 2010. Perilaku Organisasi.
Yogyakarta : Graha Ilmu. Hal. 67
PEMBAHASAN

A. Jenis keputusan
ada tiga jenis pengambilan keputusan, yaitu (1) keputusan
stategis, (2) keputusan taktis, dan (3) keputusan operasional.3
1. Keputusan Strategis
Keputusan strategis adalah keputusan untuk menjawab
tantangan dan perubahan lingkungan dan biasanya bersifat
jangka panjang. Keputusan ini diambil oleh manajemen atas.
Keputusan Strategis mengandung karakteristik khusus yang
membedakan keputusan strategis dengan keputusan keputusan
yang lain. 4Tujuan keseluruhan dari pengambilan keputusan strategis
(strategic decision making) adalah untuk memilih strategi alternatif
sehingga keunggulan kompetitif jangka panjang dapat tercapai.
Berikut adalah karakteristik khusus yang terkandung dalam
Keputusan Strategis
2. Keputusan Administratif / Taktik
Keputusan Administratif / Taktik adalah keputusan yang
berkaitan dengan pengelolaan sumber daya (keuangan, teknik).
Keputusan ini diambil oleh manajemen menengah. Pengambilan
keputusan taktis (tactical decision making) terdiri dari pemilihan di
antara berbagai alternatif dengan hasil yang langsung atau terbatas
yang dapat dilihat. Menerima pesanan khusus dengan harga yang
lebih rendah dari harga jual normal untuk memanfaatkan kapasitas
menganggur dan meningkatkan laba tahun ini merupakan suatu
contoh. Beberapa keputusan taktis cenderung bersifat jangka
pendek seringkali mengandung konsekuensi jangka panjang.
3
Didi Wahyu Sudirman. 2003. Pengambilan Keputusan sebagai Langkah Strategis Tugas
Manajer.hal. 93-101.
4
Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salameba
Empat. Hal. 43
Tujuan keseluruhan dari pengambilan keputusan strategis
(strategic decision making) adalah untuk memilih strategi alternatif
sehingga keunggulan kompetitif jangka panjang dapat tercapai.
Pengambilan keputusan taktis harus mendukung tujuan
keseluruhan ini, meskipun tujuan langsungnya berjangka pendek
(menerima satu pesanan khusus untuk meningkatkan laba) atau
berskala kecil (memproduksi sendiri daripada membeli komponen).
3. Keputusan Operasional
Keputusan Operasional adalah keputusan yang berkaitan
dengan kegiatan operasional sehari-hari. Keputusan ini diambil oleh
manajemen bawah. Keputusan operasional sangat menentukan
efektivitas keputusan strategis yang dimabil oleh para manajer
puncak (Drummond, 1995). Keputusan operasional ini dilakukan
untuk menjalankan kegiatan organisasi sehari-hari atau dilakukan
dalam rutinitas organisasi demi berjalannya organisasi tersebut.
Keputusan ini biasanya diputuskan tanpa meminta pendapat dari
pimpinan terlebih dahulu, jadi langsung diputusankan saat itu juga.
Contoh: customer service yang harus melayani setiap keluhan
pelanggan dan memberikan solusi saat itu juga. Jenis-jenis
pengambilan keputusan dilihat dari personal yang melakukannya
dapat dibagi kepada dua, yaitu: keputusan individual dan
keputusan kelompok.5
Keputusan individual merupakan pengambilan keputusanyang
dilakukan oleh pemimpin atau manajer secara sendiri sedangkan
keputusan kelompok adalah keputusan yang dibuatoleh sekelompok
orang berdasarkan hasil musyawarah mufakat. Pengambilan
keputusan secara kelompok dapat pula dibedakan kepada beberapa
bentuk yaitu: (1) sekelompok pimpinan, (2) sekelompok orang-orang
bersama pimpinannya dan (3) sekelompok orang yang mempunyai
5
Dermawan, R. (2016). Pengambilan Keputusan Landasan Filosofis, Konsep, dan
Aplikasi. Bandung: Alfabeta. Hal. 89
kedudukan samadan keputusan kelompok. Beberapa kebaikan dari
pengambilan keputusan secara kelompok adalah: (1) keputusan
dapat lebih cepat ditentukan atau diambil karena tidak perlu
menunggu persetujuan dari rekan lainnya, (2) memperkecil
kemungkinan terjadinya pertentangan pendapat dan (3) jika
pimpinan atau manajer yang mengambil keputusan itu memiliki
kemampuan yang tinggi dan berpengalaman luas dalam bidang
yang akan diputuskan, maka keputusannya berkemungkinan besar
tepat.
Disamping beberapa kebaikan diatas terdapat pula beberapa
kelemahan pengambilan keputusan secara kelompok yaitu: (1)
bagaimanapun tingginya kepandaian dan kemampuan pimpinan atau
manajer tetap memiliki berbagai keterbatasan, (2) keputusan yang
terlalu cepat diambil dantidak memin pendapat orang lain
seringkali kurang tepat dan(3) jika terjadi kesalahan dalam
pengambilan keputusan dapat menjadi beban yang berat bagi
pimpinan itu sendiri.6
Tampak jelas bahwa secara garis besar jenis-jenis
pengambilan keputusan itu ada dua, yaitu keputusan secara
individu dan keputusan secara kelompok. Kedua jenis pengambilan
keputusan tersebut tentu saja memiliki kebaikan dan kelemahan
masing-masing.Kendati demikian kelemahan- kelemahan tersebut
akan dapat diatasi jika pemimpin atau manajer dapat mengetahui
dan memahami dengan baik
B. Model pengambilan keputusan
Model adalah percontohan yang mengandung unsur yang bersifat
penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan

6
Muchlas, M. (2012). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hal. 80
itu sendiri merupakan  suatu proses berurutan yang memerlukan
penggunaan model secara cepat dan benar. 7
Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara
lain sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari
unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan
dipecahkan diselesaikan itu.
b. Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan
diantara unsur-unsur itu
c. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan
antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk
matematika.
d. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.

Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan


situasi atau system yang kompleks. Jadi dengan model, situasi atau
sistem yang kompleks itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan
hal-hal yang esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman.
Pembuatan dan penggunaan model dapat memberikan kerangka
pengelolaan dalam pengambilan keputusan.

Olaf Helmer menyatakan bahwa model adalah abstraksi, elemen-


elemen tertentu dari situasi yang mungkin dapat membantu seseorang
menganalisis keputusan dan memahaminya dengan lebih baik. Untuk
mengadakan abstraksi, maka pembuatan model sering kali dapat
meliputi perubahan konseptual. Setiap unsur dari situasi nyata
merupakan tiruan dengan menggunakan sasaran matematika atau
sasaran fisik.

7
Rivai, V & Mulyadi, E. (2013) Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi: Jakarta: PT.
Grafindo Persada. Hal. 90
Kast, memberikan kerangka pengelolaan. Model merupakan alat
penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau system yang
kompleks. Jadi dengan menggunakan model situasi yang kompleks
disederhanakan tanpa penghilangan hal-hal yang esensial dengan
tujuan untuk memudahkan pemahaman.

Berdasarkan pendekatan ilmu manajemen untuk memecahkan


masalah digunakan model matematika dalam menyajikan system
menjadi lebih sederhana dan lebih mudah dipahaminya. Pada
umumnya model itu memberikan sarana abstrak untuk membantu
komunikasi. Bahasa itu sendiri merupakan proses abstraksi, sedangkan
matematika merupakan bahasa simbolik khusus. 8 Dengan demikian
pada hakikatnya model itu merupakan pengganti hal yang nyata,
mewakili kejadian sesungguhnya, dengan harapan agar dapat
mengatasi masalah apabila timbul masalah yang sesungguhnya. Model
ini sendiri dibuat dengan menyesuaikan pada situasi dimana model itu
akan dibuat. Di samping itu, model pun dibuat sesuai dengan tujuan
penggunaan model itu sendiri.

C. Pengaruh perilaku dalam pengambilan keputusan


Ada empat prilaku terhadap pengambilan keputusan,yaitu
sebagai berikut.9
a) Nilai. Nilai dianggap sebagai pedoman jika seorang menghadapi
situasi dimana harus dilakukan suatu pilihan
b) kepribadian. Aspek kepribadian meliputi sikap, Kepercayaan dan
kebutuhan individu.
c) kecendrungan mengambil resiko. Ada yang berani dalam mengambil
resiko,ada yang ditengah-tengah dan ada yang penuh
pertimbangan /kurang ambil resiko.

8
Sari, I. P., & Afriansyah, H. (2019). Pengertian, Jenis, Prinsip-prinsip Dalam
Pengambilan Keputusan.hal. 46
9
Wahjono, S. I. (2010). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.hal. 76
d) Disonasi kognif. Adanya rasa cemas pada pengambilalan keputusan
terhadap akibat dari keputusan yang diambilnya.
D. Pengambilan keputusan kelompok
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiaphari
manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula
kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Pengambilan
keputusan secara berkelompok (group-aided decision making) pada
hakekatnya tidak jauh berbeda dengan pengambilan keputusan yang
dilakukan individu. Hal ini dikarenakan hakekat dari keputusan adalah
jelas, yaitu: penentuan satu langkah strategis guna menghadapi
ketidakpastian, untuk menyeselaikan masalah. 10 Perbedaan utama
antara keputusan individual dan kelompok dalam konteks organisasi
terletak pada proses pengambilan keputusan dan penentuan keputusan
akhir. Beberapa pendangan mengatakan bahwa pengambilan
keputusan secara berkelompok dianggap lebih baik dibandingkan
pengambilan keputusan secara individual. Beberapa kelebihan dari
pengambillan keputusan secara berkelompok diantaranya: 11
a. Pengambilan keputusan secara kelompok mempermudah proses
pengelolaan informasi dan dapat setiap pengambilan keputusan
dapat salig mengoreksi kelakuan anggota lainnya.
b. Karena proses pengambilan keputusan dilakukan secara
berkelompok, maka keputusan final dan implementasi atas
keputusan akan lebih mudah didukung.
c. Keputusan yang telah dibuat secara kolektif memiiliki peluang lebih
besar untuk disetujui untuk dilaksanakan, dan setiap orang akan
berusaha untuk mewujudkan keputusan tersebut. Dengan kata lain,
pengambilan keputusan secara berkelompok cenderung lebih
meningkatkanpeluang keberhasilan penerapan solusi terpilih.

10
Syiah Kuala. 2015. Pengambilan Keputusan Sekolah Melalui Manajemen Strategik
Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandar Baru.hal.58-67
11
Terhadap Efektivitas Organisasi Melalui Pengambilan Keputusan.hal. 39-42
Artinya, keputusan yang diambil secara bersama telah menyiratkan
adanya kesepakatan untuk saling bekerja sama melaksanakan dan
mewujudkan keputusan.

Sedangkan kelemahan dari pengambilan keputusan secara


berkelompok yaitu:

 Proses pengambilan secara berkelompok lebih memakan waktu.


 Prosesnya lebih lama dan panjang dibandingkan proses
pengambilan keputusan yang dilakukan individu.
 Bila dalam organisasi terdapat konflik antar kelompok dan manuver
politik dalam organisasi yang dilakukan oleh setiap kelompok atas
dorongan tingkat preferensi dan vested interest masing-masing
kelompok, maka akan sulit menyatukan setiap manajer guna
menghasilkan kesepakatan atas satu alternatif pada satu keputusan
akhir.
 Kelemahan dari pengambilan keputusan secara berkelompok
terletak pada bias yang timbul sebagai akibat adanya keterikatan
pada pemikiran kelompok, yang lebih dikenal sebagai groupthink

Proses pengambilan keputusan kelompok menjadi semakin rumit


karena banyaknya jumlah peserta atau anggota kelompok. Proses
pengambilan keputusan dalam praktiknya dapat dilakukan melalui
tahapan-tahapan yaitu identifikasi masalah, mendefinisikan masalah,
memformulasikan dan mengembangkan alternatif, implementasi
keputusan, dan evaluasi keputusan (Rivai & Mulyadi. 2013, hal. 158)
Setiap anggota kelompok mempunyai informasi yang berbeda tentang
situasi yang dihadapi, demikian pula dengan persepsi dari situasi yang
ada.perbedaan informasi dan persepsi yang ada di antara anggota
kelompok menyebabkan terjadinya preferensi. Dalam situasi seperti ini,
yang pertama dilakukan oleh anggota kelompok adalah saling tukar
menukar informasi di antara mereka. Tujuannya untuk menambah atau
memperbesar tingkat pengetahuan situasi masalah yang dihadapi.
Proses kedua dalam pengambilan keputusan kelompok adalah interaksi
di antara anggota kelompok dengan tujuan anggota kelompok saling
memengaruhi pendapat di antara mereka.

Dalam situasi pengambilan keputusan kelompok sering terdapat


aturan dalam memilih alternatif yang ditentukan oleh anggota. Bahkan,
kadang-kadang suatu keputusan untuk menentukan sesuatu
diperkenalkan kepada anggota kelompok secara tidak langsung oleh
anggota yang dominan. Tujuannya agar suatu tindakan yang
diusulkannya dapat diterima oleh kelompok lain, dan keputusannya
dapat mengikuti tindakan yang diusulkan.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan aktivitas yang sangat
menentukan dalam suatu organisasi. Pengambilan keputusan
merupakan esensi/inti dari kepemimpinan. Seorang pemimpin disebut
pemimpin apabila dapat dan mampu mengambil keputusan.
Keputusan merupakan hasil akhir yang dihasilkan dari proses
diskusi secara matang oleh pemimpin dengan bawahannya ataupun
koleganya. Setiap keputusan yang baik maka akan memberi dampak
yang baik pula ke depannya. Proses pengambilan harus dilakukan
secara rinci dan bertahap agar mendapatkan opsi yang tepat. Diawali
dengan identifikasi masalah, dilanjutkan dengan perumusan masalah.
Setiap masalah dikumpulkan untuk dicari beberapa alternatif kemudian
dipilih alternatif terbaik dan kemudian dihasilkan keputusan yang baik.
Sebagaimana sudah dijelaskan diatas bahwa pengambilan
keputusan yang benar haruslah melalui beberapa tahap. Saat tahap-
tahap itu dilalui dengan sebaik-baiknya maka keputusan terbaikpun
akan dihasilkan. Keputusan yang baik akan akan membawa dampak
yang baik pula kedepannya.
B. Saran
Setelah membaca dan memahami makalah kami yang berjudul
pengambila keputusan dalam kelompok. Harapannya mahasiswa-
mahasiswi Admnistrasi Pendidikan dapat mengaplikasikan ilmu yang
didapatkan dan menerapkan metode dan teknik pengambilan
keputusan dalam kelompok. Mahasiswa-mahasiswi supaya bisa
bekerja sama dengan kelompok untuk menghasilkan keputusan yang
mufakat.
DAFTAR PUSTAKA

Imam Wahjono, Sentot. 2010. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Graha


Ilmu
Indriani, Rakhmawati. 2013. Teknik Pengambilan Keputusan Individual
Model Optimasi. 
Didi Wahyu Sudirman. 2003. Pengambilan Keputusan sebagai Langkah
Strategis Tugas Manajer.
Terhadap Efektivitas Organisasi Melalui Pengambilan Keputusan Jurnal
Mahasiswa Teknologi
Syiah Kuala. 2015. Pengambilan Keputusan Sekolah Melalui Manajemen
Strategik Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandar Baru.
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan,
Dermawan, R. (2016). Pengambilan Keputusan Landasan Filosofis,
Konsep, dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta
Muchlas, M. (2012). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Rivai, V & Mulyadi, E. (2013) Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi:
Jakarta: PT. Grafindo Persada
Wahjono, S. I. (2010). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Siagian, Sondang. 1990. Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan.
Jakarta: Haji Masagung.
Sari, I. P., & Afriansyah, H. (2019). Pengertian, Jenis, Prinsip-prinsip
Dalam Pengambilan Keputusan.

Anda mungkin juga menyukai