Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN PENJUALAN

2.1 Deskripsi Program yang telah dilaksanakan dengan rinci beserta Dokumentasi
Kegiatan
2.1.1 Deskripsi Program
A. Produk
Minuman Herbal “Dewi Toga” merupakan salah satu jenis inovasi minuman herbal
dengan kualitas rempah-rempah yang berkualitas. Bahan baku pembuatan minuman
herbalnya pun ditanam di Desa Kebontunggul itu sendiri, sehingga membuat
produk ini benar-benar produk yang khas dan orisinil dari Desa Kebontunggul
Mojokerto. Dikemas dengan teknik gebingan, membuat produk Minuman Herbal
“Dewi Toga” menjadi tahan lama dalam hal penyimpanan. Minuman Herbal “Dewi
Toga” sendiri sejauh ini sudah memiliki beragam varian, seperti WETON19
(Wedang Anti Corona 19), Wedang Uwuh, Wedang Panjare (Pandan Jahe Sereh),
dan Lemonare (Lemon Jahe Sereh).

B. Rencana Penjualan
1. Tujuan (Visi)
Memperkenalkan produk ke pangsa pasar yang lebih luas.
2. Operasi yang dibutuhkan (Misi)
Menginovasi packaging produk agar lebih praktis dan efektif serta
menambahkan media penjualan seperti e-commerce (Shopee).
3. Mengorganisir tindakan
Membuat rencana penjualan secara terorganisir, sesuai dengan yang sudah
disepakati sebelumnya.
4. Implementasi
Melaksanakan rencana penjualan secara step by step sesuai dengan yang sudah
disepakati sebelumnya.
5. Evaluasi
Mengevaluasi apakah rencana penjualan sudah berjalan dengan baik atau belum.
6. Mengukur hasil terhadap standar
Untuk tahap ini, nanti akan didiskusikan lebih lanjut kepada pihak
BUMDes/Desa kembali.

C. Program Penjualan
Sejauh ini program penjualan yang sudah dilakukan oleh para pelaku usaha pada
BUMDES adalah dengan menjual kepada masyarakat yang satu desa saja. Produk
juga terkadang diperjualkan kepada para wisatawan di Wisata Lembah Mbencirang.
Strategi pemasaran yang akan dilakukan pada produk Minuman Herbal Dewi Toga
ini adalah dengan menambah media promosi seperti melalui Instagram, WhatsApp,
Tiktok, serta menambah media penjualan lain seperti Whatsapp Business,
Tiktokshop maupun ecommerce seperti Shopee.

D. Model Organisasi Penjualan dan Menentukan Tenaga Penjual


Output yang kedua dari mata kuliah Manajemen Penjualan ini adalah merancang
model desain organisasi penjualan yang sesuai dengan perusahaan. Adapun struktur
organisasi penjualan yang ditetapkan pada unit usaha Minuman Herbal “Dewi
Toga” adalah struktur organisasi berdasarkan ukuran pelanggan.
Struktur organisasi berdasarkan pelanggan merupakan pengelompokkan pekerjaan
berdasarkan pelanggan. Unit usaha Minuman Herbal “Dewi Toga” memiliki
berbagai macam tipe calon pembeli. Sehingga berbeda pula pihak yang menangani
calon pembeli tersebut. Setiap marketer memiliki konsumennya masing-masing.
Yang mana dari awal proses hingga akhir harus bisa membantu dan melancarkan
konsumennya dalam segala hal, terutama dalam pengurusan berkas.
Minuman Herbal “Dewi Toga Majapahit” ini masih tergolong ke dalam Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) milih BUMDes Gajah Mada yang skala
penjualannya masih kecil, sehingga susunan struktur organisasinya pun belum
terlalu kompleks layaknya unit usaha besar pada umumnya.
2.1.2 Dokumentasi

Tim KKN MBKM Kebontunggul membantu proses produksi Minuman Herbal “Dewi
Toga”
2.2 Hambatan dan dukungan dalam pelaksanaan kegiatan
2.2.1 Faktor Penghambat
Pada saat pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata MBKM di Desa Kebontunggul, Kecamatan
Gondang, Kabupaten Mojokerto, terdapat beberapa faktor penghambat yang
menyebabkan terhambat atau kurang optimalnya pelaksanaan program kerja. Beberapa
hambatan tersebut diantaranya sebagai berikut :
1. Partisipasi masyarakat desa terhadap program kerja masih kurang optimal.
2. Berburu waktu dalam pelaksanaan program kerja karena Tim KKN MBKM Desa
Kebontunggul hanya mempunyai dana untuk menetap di desa selama satu bulan.
3. Setelah satu bulan menetap, Tim KKN MBKM Desa Kebontunggul harus kembali
ke desa setiap kurang lebih dua minggu sekali. Hal ini agak kurang optimal karena
terkadang keterbatasan oleh jadwal dari masing-masing anggota tim yang sering
bentrok.

2.2.2 Faktor Pendukung


Dalam pelaksanaan program kerja dari KKN MBKM, selain terdapat beberapa faktor
penghambat, ada juga beberapa faktor yang mendukung untuk kelancaran kegiatan
kami dalam melaksanakan program kerja di Desa Kebontunggul, yaitu :

1. Kerjasama, komunikasi, dan partisipasi dari setiap anggota Tim KKN MBKM Desa
Kebontunggul dalam melaksanakan program kerja sangat baik.
2. Desa Kebontunggul merupakan desa yang mandiri dan berprestasi, sehingga mudah
semua komponen yang dibutuhkan dalam penyusunan Laporan Akhir Kegiatan
dapat sedikit terbantu.
3. Kepala Desa Kebontunggul merupakan pribadi yang ramah, sabar, dan cerdas.
Beliau selalu mendengarkan dan memberi banyak motivasi serta bantuan dalam
menyukseskan program kerja dari Tim KKN MBKM Desa Kebontunggul.
4. Peranan beberapa perangkat desa dan perangkat BUMDes yang sangat kooperatif
dalam membantu pelaksanaan program kerja.
5. Peranan dosen pembimbing yang responsif, suportif dan juga kritis selama
pelaksanaan program kerja di Desa Kebontunggul.

2.3 Saran dan Rekomendasi


Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata MBKM 2022 yang dilaksanakan di Desa Kebontunggul,
tentu masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaannya. Maka dari itu, diperlukan
beberapa saran sebagai langkah penyempurnaan untuk kegiatan KKN selanjutnya.

a. Saran untuk mahasiswa KKN selanjutnya :


1. Diperlukan persiapan diri baik pengetahuan, mental, dan jiwa sosial yang tinggi agar
mudah berbaur dan menempatkan diri pada masyarakat.
2. Diharapkan untuk selalu menjunjung tinggi norma dan nilai sosial yang berlaku di
masyarakat, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
3. Memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk survey dan pengambilan data, agar
tidak ada pemborosan waktu dan kemunduran timeline pelaksanaan program kerja dari
yang sudah ditentukan sebelumnya.
4. Diharapkan untuk selalu berkoordinasi dengan Kepala Desa dan juga Dosen
Pembimbing Lapangan dalam pelaksanaan program kerja dari setiap output mata
kuliah, sehingga dapat mengontrol dan meminimalisis masalah yang terjadi di
lapangan.

b. Saran untuk Jurusan :


1. Diharapkan kepada pihak jurusan agar memberikan output mata kuliah yang sesuai
dengan permasalahan dan kendala yang sedang dihadapi masyarakat, sehingga Tim
KKN MBKM bisa mengembangkan program tersebut dan bisa disambut baik oleh
masyarakat.
2. Diharapkan kepada pihak jurusan agar memberikan pelatihan dan standarisasi
penilaian pengerjaan tugas yang valid dan tidak rancu untuk setiap dosen pengampu
dari mata kuliah KKN, sehingga diharapkan tidak adanya kekeliruan atau
kesalahpahaman ketika mahasiswa mulai melaksanakan program kerja dan menyusun
laporan yang mengharuskan mahasiwa harus mengulang atau menyusun kembali dari
awal.

c. Saran untuk Desa


Diharapkan kepada seluruh masyarakat desa untuk lebih kooperatif dalam membantu Tim
KKN MBKM yang ada di Desa Kebontunggul demi kelancaran pengerjaan output KKN.
DRAFT

Manajemen penjualan merupakan bagian yang krusial dalam kegiatan bisnis karena merupakan
kunci utama dalam meraih pendapatan. Adanya manajemen penjualan yang baik membuat proses
marketing berjalan lebih terorganisir dan efisien. Untuk mencapai penjualan yang diinginkan,
dibutuhkan kerjasama antar anggota dari suatu organisasi atau perusahaan itu sendiri untuk
mewujudkannya.
Manajemen penjualan sendiri juga merupakan salah satu mata kuliah yang ada dan diintegrasi ke
dalam Kuliah Kerja Nyata MBKM 2022. Program kegiatan dari mata kuliah Manajemen
Penjualan ini meliputi 2 output, yakni:
1. Menyusun rencana penjualan dan program penjualan sesuai pilihan strategi pemasaran
UMKM/BUMDes.
2. Mendesain model organisasi penjualan dan menentukan jumlah tenaga penjual sesuai
kebutuhan UMKM/BUMDes.
Diharapkan dengan adanya program kegiatan yang sudah ditentukan diatas, dapat
memaksimalkan pelaksanaan manajemen penjualan pada UMKM/BUMDes.
A. Identifikasi bisnis
Minuman Herbal “Dewi Toga Majapahit” merupakan salah satu bentuk pengembangan dan
inovasi dari varian-varian yang sudah ada sebelumnya. Proses penyediaan bahan baku,
pembuatan sampai pengemasan terbilang cukup singkat dan sederhana. Berbahan baku dasar
madu, jahe, kapulaga, dan kunyit, membuat produk ini unik dan nikmat untuk dinikmati.
Penulis juga mengembangkan packaging dari unit usaha Minuman Herbal “Dewi Toga
Majapahit” ini menjadi berbentuk cup dengan ukuran 12oz sehingga dapat dibawa dan
dinikmati kapanpun dan dimanapun.
B. Visi Misi
Dalam pengembangan unit usaha Minuman Herbal “Dewi Toga Majapahit”, diperlukan
penentuan visi dan misi dari unit usaha itu sendiri, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Visi
“Menjadikan Minuman Herbal Dewi Toga Majapahit sebagai minuman herbal yang sehat,
berkualitas, halal dan bisa dikonsumsi oleh semua kalangan.”
2. Misi
a. Memperkenalkan produk makanan yang lebih sehat dan bergizi.
b. Menjaga cita rasa minuman herbal dari rempah-rempah yang berkualitas.
c. Berinovasi dengan menyediakan inovasi minuman herbal dengan varian dan packaging
yang unik.
d. Menerapkan pelayanan prima (sikap yang sopan dan ramah, pelayanan yang cepat dan
baik).
e. Memperkenalkan Minuman Herbal “Dewi Toga Majapahit” kepada masyarakat
setempat maupun umum.
f. Menjaga kualitas produk agar menjadi produk minuman herbal yang unggul dan
kekinian.
C. Analisis SWOT
1. Kekuatan (Strengths)
a. Produk yang sehat dan bergizi tinggi.
b. Cara pembuatannya cukup sederhana.
c. Bahan baku dasar berupa tanaman herbal yang sangat melimpah dan mudah diperoleh,
khususnya di Desa Kebontunggul.
d. Diproduksi dari bahan baku yang berkualitas.
e. Harga jual yang relatif terjangkau.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Kapasitas modal yang sangat minim.
b. Rendahnya SDM tenaga kerja.
c. Tidak semua konsumen menyukai minuman herbal.
3. Kesempatan (Opportunities)
a. Tempat distribusi yang strategis.
b. Pesaing usaha minuman herbal lainnya memiliki inovasi atau varian yang sudah umum
sehingga Minuman herbal “Dewi Toga Majapahit” diharapkan memberikan warna baru
di pasar usaha.
c. Adanya perluasan pasar dimana keinginan konsumen dapat terpenuhi dengan
meningkatkan kepuasan pelayanan pelanggan dan sistem pengiriman.
4. Ancaman (Threats)
a. Adanya kemungkinan konsumen kurang meminati minuman herbal.
b. Adanya anggapan dari konsumen bahwa semua minuman herbal memiliki cita rasa yang
sama dan terlalu biasa saja.
D. Tujuan dan manfaat marketing
Tujuan dari pelaksanaan unit usaha Minuman Herbal “Dewi Toga Majapahit” ini diantaranya
sebagai berikut :
1. Mendapatkan profit/keuntungan dari penjualan produk;
2. Memanfaatkan SDA yang ada di Desa Kebontunggul, Kec. Gondang, Kab. Mojokerto;
3. Meningkatkan produktifitas dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pengadaan bahan
baku (petani) maupun dalam proses produksi; serta
4. Membuat produk makanan dengan inovasi kekinian yang diharapkan nantinya bisa
diminati oleh masyarakat umum.
Sementara untuk manfaat dari pelaksanaan unit usaha Minuman Herbal “Dewi Toga
Majapahit” sendiri diantaranya sebagai berikut :
1. Memberikan inovasi yang kekinian terhadap komoditas unggulan lokal Desa
Kebontunggul agar menjadi produk pangan yang bisa diminati dan bernilai jual tinggi;
2. Hadir di masyarakat sebagai sarana untuk meningkatkan profit serta berinovasi terhadap
komoditas yang sudah ada, sehingga diharapkan nantinya bisa merekrut sumber daya
manusianya baik dibidang pengadaan bahan baku (petani) maupun di bidang produksi.
3. Menjadi salah satu produk kuliner yang diminati masyarakat, baik dikonsumsi secara
pribadi maupun digunakan untuk buah tangan (oleh-oleh) khas dari Desa Kebontunggul.
E. Target pembeli
F. Program kerja yang akan dilakukan
1. Menyusun rencana penjualan dan program penjualan produk Minuman Herbal sesuai
strategi yang ada pada BUMDes Gajah Mada.
2. Mendesain model organisasi penjualan dan menentukan jumlah tenaga penjual Minuman
Herbal sesuai ketentuan yang ada pada BUMDes Gajah Mada.
G. Rencana pelaksanaan kegiatan

H. Hasil pelaksanaan progam kerja


1. Rencana dan Program Penjualan
Penulis telah melaksanakan output kegiatan KKN MBKM dari mata kuliah Manajemen
Penjualan, salah satunya yaitu merancang rencana dan program penjualan yang sesuai
dengan strategi pemasaran pada unit usaha Minuman Herbal “Dewi Toga”. Rencana dan
program penjualan yang dapat diterapkan pada unit usaha Minuman Herbal “Dewi Toga”
adalah sebagai berikut :
a. Mengoptimalkan kegiatan digital marketing
Dengan cara aktif melakukan kegiatan marketing pada media sosial yang dimiliki
perusahaan. Salahsatunya yaitu konsisten membuat konten terkait dengan bidang yang
digeluti perusahaan. Hal ini dapat menciptakan personal branding perusahaan yang telah
ditentukan. Selain itu juga dapat memberikan konten yang informatif pada website
perusahaan. Namun juga harus tetap memperhatikan copy-writing sebuah konten untuk
menciptakan gairah konsumen dalam membeli produk perusahaan.
b. Memasang iklan baik secara online maupun offline
Iklan online bisa disebarkan melalui iklan di Instagram, Yputube, Facebook, Tiktok,
dan juga market place yang tersedia. Selain itu juga dapat menyebarkan selebaran
seperti brosur, pamflet, ataupun memasang iklan pada baliho yang terdapat di jalan raya
yang banyak dilewati masyarakat. Sehingga lebih banyak juga yang akan tahu mengenai
produk atau jasa yang telah dipasang pada iklan tersebut. Hal ini dapat meningkatkan
penjualan perusahaan.
c. Personal selling yang baik
Personal selling akan mempertemukan penjual dan calon pembeli secara langsung. Pada
saat ini penjual memiliki peluang untuk memengaruhi calon konsumen sehingga mereka
akan berminat pada produk atau jasa yang ditawarkan oleh penjual.
2. Model organisasi penjualan dan kebutuhan jumlah tenaga penjual
Berikut adalah tabel kekuatan dan kelemahan struktur organisasi berbasis pelanggan :
Jenis Struktur Kekuatan Kelemahan
Berbasis Pelanggan Pengetahuan pelanggan yang baik. Biaya yang relatif
tinggi.

Berpusat pada Pasar Baik untuk memantau perubahan dan


trend pada pasar.

Ukuran Akun  Alokasi sumber daya penjualan terkait Biaya yang relatif
dengan pelanggan tinggi
 Sumber daya tingkat tinggi yang
ditargetkan pada akun utama berarti :
1) Hubungan kerja yang erat
2) Komunikasi dan koordinasi yang
lebih baik
3) Layanan yang lebih baik
4) Penjualan lebih tinggi
5) Memberikan peluang karir
6) Spesialisasi keterampilan menjual
Akun yang sudah ada  Memastikan perhatian yang cukup Biaya yang relatif
diberikan ke akun baru Spesialisasi tinggi.
keterampilan menjual.
 Menghilangkan persaingan antara
pencairan calon pelanggan dan layanan
akun yang ada.

Anda mungkin juga menyukai