Kelompok IV
- Agnes Monika
- Angelina K. Nikolas
- Dewi Livia Pabaru’
- Margaret K. Br. Silaban
Kelas : 2B
Tugas :
Kasus 4
Seorang perempuan umur 63 tahun masuk bangsal Neurologi tanggal 5 Juni dengan diagnosa
medis Stroke Iskemik. Klien masuk RS dengan keluhan utama kelemahan sisi kiri tiba-tiba.
Sehari SMRS klien tiba-tiba mengalami kelemahan sisi kiri disertai nyeri kepala tiba-tiba,
tipe dan lokasi tidak diketahui, kejang (-), kemudian klien dibawa ke RS. Riwayat Penyakit
dahulu riwayat HT (disangkal), DM (+)sejak 4 tahun lalu kontrol tidak rutin. Riwayat
Penyakit Keluarga :DM (-), stroke (-), HT (-). Riwayat pekerjaan, sosial dan ekonomi: klien
sudah menikah, pekerjaan IRT. CT Scan : infark kortikal lobus temporal kiri.
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 6 Juni, didapatkan data fokus : TTV :
TD=160/100 mmHg, N=80x/mnt, P=20x/mnt, S=36.8˚C.
Pada model adaptasi oksigenasi didapatkan : terpasang O2 3lt/mnt, batuk (+), Saliva
terkumpul pada rongga mulut (+). Pengkajian cairan dan elektrolit : terpasang IVFD NaCl
0.9%/24 jam, treeway dengan insulin drips 0.5cc/jam pada lengan kanan. Pengkajian nutrisi :
klien terpasang NGT dengan diit makanan cair DM 6x250cc 1500 kal. Pengkajian aktivitas
dan istirahat klien mengalami hemiparesis. Pemeriksaan GDS pukul 16.00 adalah 371 g/dl,
GDS pukul 20.00 adalah 322 g/dl. Pengkajian neurologis : GCS E4M6Vaphasia. Refleks
fisiologis +2 / +2, refleks patologis -/-. Pemeriksaan nervus optikus, RCL +/+, RCTL +/+,
pupil isokor. Paresis N.VII sentral sinistra, paresis N.IX dan X, klien tidak dapat menelan,
paresis N.XII sinistra. Sensibilitas : dbn, refleks patella ++/++, refleks archilles ++/++,
refleks babinsky +/+. Fungsi saraf otonom : dbn. Model adaptasi konsep diri : tidak dapat
dikaji, pasien aphasia.
Moral –Etik Spiritual diri : Selama klien sakit, klien rajin doa. Klien setiap hari dikunjungi
oleh anaknya, dan klien ditunggui oleh anaknya. Model Adaptasi Fungsi Peran. Klien adalah
ibu rumah tangga. Harapan keluarga, yaitu anak-anak klien agar klien cepat sembuh atau
kondisi membaik. Model Adaptasi Interdepedensi Klien adalah seorang janda. Klien tinggal
bersama anaknya. Klien memiliki 4 orang anak.
1. Analisa Data
Pemulihan pasien pasca stroke tidak sepenuhnya dapat dilakukan oleh perawat karena jika
pasien sudah diperbolehkan pulang maka keluarga turut serta berkontribusi dalam rawatan
dirumah. Oleh Karena itu perlu dilakukan pendekatan family centered. Pendekatan family
centered nursing dalam discharge planning ini bertujuan agar dapat menyiapkan keluarga
untuk memenuhi kebutuhan fisik, kognitif, dan emosional pasien stroke.
a. Peran perawat :
Melakukan mobilisasi Range Of Motion (ROM) yaitu mempertahankan atau
memelihara fleksibilitas dan kekuatan otot, memelihara mobilitas persendian dan
mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur untuk mencegah terjadinya
kecacatan pada pasien dengan stroke. Apabila pasien sudah dapat duduk secara aktif,
maka latihan berdiri dan berjalan dapat dimulai. Selain itu pasien mulai diperkenalkan
program Activity of Daily Living/ADL. Dalam arti sempit, ADL dapat diartikan
sebagai bebas melakukan kegiatan kehidupan sehari- hari tanpa bantuan pihak lain.
Memberikan terapi wicara (jika terjadi disfagia). Ahli terapi wicara juga membantu
para pasca stroke mengembangkan strategi untuk menghindari kecacatan bahasa.
Modifikasi alat bantu juga bisa dilaksanakan, misalnya pasien tidak bisa makan
karena tidak bisa menggenggam sendok bergagang kecil. Modifikasi sendok
bergagang besar akan membantu pasien bisa mandiri.
b. Peran fisioterapi
Fisioterapi menangani lebih ke motorik kasar, penguatan dan modalitas alat. Terapi
akupunktur seringkali ditambahkan dalam terapi pasien stroke. Namun, perlu diingat
akupunktur hanya sebagai terapi penunjang saja. Mencegah kekakuan pada tubuh.
Pasca serangan stroke, tubuh dan otak akan langsung memulai proses pemulihan dari
kerusakan otak dan hilangnya fungsi otot. Peran Fisioterapi pada pasien stroke di
waktu ini adalah untuk merangsang otot dan saraf yang terkena dampak stroke untuk
mempertahankan aliran darah dan mencegah kekakuan pada tubuh. Peran fisioterapi
pada pasien stroke sangatlah penting karena apabila pasien bisa menyelesaikan
latihan-latihan sederhana yang dilakukan saat fisioterapi, rasa percaya diri atas
kemampuan diri akan kembali muncul. Menjadi dukungan moral bagi pasien stroke.
Selain itu selama terapi berlangsung, ahli fisioterapi dapat menjadi teman bicara
pasien yang mendengarkan keluh kesah pasien.
c. Peran Ahli psikolog :
- Menangani segi psikisnya
d. Peran Pasien
Pasien memiliki peranan penting untuk melakukan perawatan mandiri (self care)
dalam perbaikan kesehatan dan mencegah rawat ulang dirumah sakit.
e. Peran keluarga
Keluarga juga bisa menjadi jembatan agar klien bisa lebih patuh pada program
pengobatan, terapi, dan latihan agar pemulihan klien bisa lebih optimal meski sudah
keluar dari RS. Keluarga juga bisa menjadi jembatan agar klien bisa lebih patuh pada
program pengobatan, terapi, dan latihan agar pemulihan klien bisa lebih optimal
meski sudah keluar dari RS. Dukungan penghargaan yaitu dimana keluarga
menyatakan penghargaan atau penilaian positif yang berupa memberikan dorongan
atau motivasi kepada penderita sehingga lebih bersemangat dalam melakukan
rehabilitasi.