PENULISAN
BERITA
OLEH: TIM MEDIA POKJALUH JATENG
WHEN dilaksanakan
di mana tempat kegiatan/kejadian
WHERE terjadi
mengapa kegiatan itu dilakukan,
Popularitas (Prominance)
Emosi (Human Interest)
Keunikan (Unusualness)
Kedekatan (Proximity)
STRUKTUR BERITA 01
Biasanya berita
disusun dengan
mengedepankan unsur
paling penting
JUDUL
Judul adalah identitas berita. Berita sehebat apa pun tanpa ada judul tidak ada artinya. Judul
berita dilihat dari dua kepentingan. Pertama, bagi berita itu sendiri. Tanpa judul = anonim,
tidak dikenal, tidak akan berbicara apa-apa. Ia tidak mampu memberi pesan, padahal dalam
komunikasi salah satu intinya adalah pesan. Kedua, bagi pembaca. Judul adalah pemicu
daya tarik. Apakah berhasil membuat publik mau membaca beritanya atau tidak
Moderasi Beragama
Kongkret
Lead / Teras Berita Judul : Pelatihan Penulisan Berita,
sama dengan intro dalam musik. Teras Literasi & Bidang Media Pokjaluh Jateng
disebut juga teaser, penggoda, karena pada
hakikatnya bagian awal dari tulisan tak Mengapa : Pentingnya kualitas dalam
ubahnya sebagai penggoda agar pembaca penulisan berita sebagai daya dukung
dari berita dengan memuhi unsur 5W+1H peserta mengikuti dengan seksama dan
semangat
JENIS LEAD
Mulai dengan
Mulai dengan
Mulai dengan
Mulai dengan
Fungsional se-eks
Lesehan Palm Raja Tidar
penulisan berita
kualitas dalam penulisan
Karisidenan kedu
Kota Magelang, Penyuluh
dilaksanakan bersamaan
berita sebagai daya
moderanesia Pokjaluh
pelatihan penulisan
se-eks Karisidenan kedu
Eks Karisidenan kedu
berita dengan
mengikuti kegiatan dengan narasumber
mengikuti kegiatan
narasumber dari bidang
pelatihan penulisan
dari bidang media dan
Pokjaluh Jateng di
narasumber dari bidang
guna meningkatkan
narasumber dari bidang
Menurut Wakhid yang juga sebagai PAIF Kab. Wonosobo, “dalam
latar belakang berita. Dan diakhir acara dilakukan praktek penulisan berita oleh peserta
dengan tema beberapa berita ter-update yang terjadi di Kabupaten
masing-masing
CLOSING
Menulis itu tidak ada teori yang pasti, seperti naik sepeda, semakin
Wonosobo – Direktur Penerangan Agama Islam mengeluarkan surat perihal Gerakan Pembuatan Poster Digital atau Flyer Bimbingan dan Penyuluhan Agama
Islam oleh Penyuluh Agama Islam. Surat tersebut merupakan tindak lanjut SE Dirjen Bimas Islam nomor B1673/DJIII/HK.00.7/05/2021 tentang Optimalisasi
Pemanfaatan Media Sosial dalam Pelaksanaan Bimbingann dan/atau Penyuluhan Agama Islam kapada para Penyuluh Agama Islam baik PNS maupun non
PNS.
Menyikapi hal tersebut, Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) Kecamatan Kalibawang, Wakhid Setiyawan, menekankan kepada dua puluh empat orang
Penyuluh Agama Islam Non PNS, yang tersebar di tiga wilayah kecamatan yaitu kecamatan Kalibawang, Kaliwiro dan Wadaslintang untuk segera bergerak.
“Mari kita bergerak menindak lanjuti Gerakan Pembuatan Poster Digital ini. Silahkan isi dan ramaikan akun media sosial kita dengan poster-poster dakwah
yang menyejukkan secara masif dan bisa disesuaikan dengan delapan bidang spesialisasi kepenyuluhan,” ungkap Wakhid Setiyawan, pada acara pembinaan
Penyuluh Agama Islam Non PNS di Balai Pertemuan Kelurahan Kaliwiro (24/11).
Wakhid, menambahkan bahwa pemanfaatan media sosial harus dioptimalkan sebagai media dakwah oleh Penyuluh, terlebih di era pandemic covid 19,
“penguasaan Literasi digital dan TIK adalah sebuah keharusan bagi seorang penyuluh. Apalagi penetrasi penggunaan Media Sosial semakin tinggi. Kita semua
punya akun media sosial, maka manfaatkanlah untuk media dakwah, terlebih di masa pandemi ini dimana kegiatan tatap muka masih dibatasi.” sambung
Wakhid.
Lebih lanjut, Wakhid, menyampaikan materi praktik membuat poster digital atau flyer dengan program Canva yang dapat digunakan melalui smart phone
masing-masing.
Selanjutnya, dalam kesempatan yang sama, staf Seksi Bimas Islam Kankemenag Kab. Wonosobo, Rina Sulistiyowati, menyampaikan bahwa pembinaan
Penyuluh Agama Islam non PNS ini betujuan untuk mempertegas komitmen pengabdian sebagai Penyuluh Agama Islam,
“tujuannya jelas untuk mempertegas komitmen Penyuluh Agama Islam dalam melakukan tugas dan fungsinya. Selain itu juga untuk laporan kinerja Penyuluh
Agama Islam non PNS, khususnya pada saat pandemic covid 19,” pungkas Rina.
Sementara itu ditemui ditempat berbeda, Kakankemenag Kab. Wonosobo, Ahmad Farid, menyampaikan agar pembinaan kepada Penyuluh dilakukan secara
maksimal sebagai bekal dalam melakukan tupoksinya, “para penyuluh ini harus diberikan pembianan secara berkala, agar mereka tidak lupa akan komitmen
dan tugas fungsinya sebagai penyuluh yang akan berkecimpung langsung dengan masyarakat,” tandas Farid.
Terima Kasih
"Semua orang akan mati kecuali