Konsep DM II
Konsep DM II
A. Defenisi
kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau
dari aliran darah ke sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi
(IDF, 2017)
dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi
insulin. Gejala yang dikeluhkan pada pasien diabetes mellitus yaitu polidipsia,
B. Etiologi
Menurut (Hayono, 2019), Sebab yang tepat timbulnya penyakit ini belum
relatif ataupun absolut. Jadi dibutuhkan lebih banyak dari pada yang dapat
dibentuk oleh tubuh. Selain itu juga berhubungan dengan growth hormone
yang dibuat oleh kelenjar hiposis dan berbagai steroid yang dibentuk oleh
kelenjar adrenal. Kerena itu diabetes akan timbul bila keseimbangan normal
Diabetes Mellitus Type I pada tubuh belum diketahui pasti, akan tetapi
ada kemungkinan bahwa sebab dari peyakit ini adalah factor genetic dan
factor lingkungan.
Diabetes Mellitus Type I itu meliputi factor adanya infeksi dari virus
pancreas. Factor genetic bisa juga dikarenakan oleh beberapa hal seperti
rusaknya genetic dari sel beta dan genetic dari aksi insulin, serta adanya
Ada dua hal yang berperan pada kejadian Diabetes Mellitus Type
akibat kerusakan pada reseptor insulin di sel, hormone insulin tidak dapat
dalam sel. Hal kedua: penurunan produksi insulin oleh sel beta pancreas
oral atau insulin sesuai kebutuhan. Ada beberapa factor yang dapat
mempengaru terjadi Diabetes Mellitus Type II antara lain: Obesitas, Usia,
C. Patofisiologi
unsur genetik, gaya hidup, dan lingkungan. Yang mempengaruhi fungsi sel
beta dan jaringan sensitif insulin (otot, hati, jaringan adiposa, pankreas).
tersebut hingga saat ini belum diketahui pasti (Subiyanto, 2019). Dibawah ini
resistensi insulin dan kegagalan fungsi sel beta pankreas hingga menyebabkan
kadar glukosa darah puasa dan 2 jam setlah makan atau pembebanan
merombak glukosa menjadi energi karena tidak ada atau kurangnya produksi
dalam sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi. Pada penderita
1. Resistensi insulin
namun karena sel sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon
insulin”. Resistensi insulin banyak terjadi akibat dari obesitas dan kurang
D. Manifestasi Klinik
haus dan banyak minum (polidipsia), mudah lapar dan sering makan
darah dan syaraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofiologi akibat proses
menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai
kasus dengan komplikasi yang luas, keluhan yang sering muncul adalah
kelemahan otot (nueropati perifer) dan luka pada tungkai yang suka sembuh
dengan pengobatan lazim. Berikut ini tanda-tanda klinis dari Diabetes Mellitus
(Subiyanto, 2019):
tinggi, Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat
Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang
tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga sel kekurangan bahan bakar
yang menuju kekaki. Adanya sumbatan arteri yang makin parah pada
tahap lanjut akan menyebabkan rasa nyeri. Bahkan, pada tahap akhir
simana sel saraf perifer mengalami kerusakan dan kematian akan timbul
7. Mata kabur
penglihatan retina.
E. Komplikasi
Penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol dalam waktu lama akan
dan saraf.
1. Komplikasi Makrovaskuler
serangan jantung (PJK), mati rasa (neuropati) dan penurunan aliran darah
2. Komplikasi Mikovaskuler
mata, ginjal dan saraf dapat menyebabkan kerusakan pada mata berupa
dengan gejala hipertensi dan adanya protein dalam air kencing (urine),
serta timbulnya rasa baal (mati rasa atau neuropati) terutama pada kaki
(Subiyanto, 2019).
jantung coroner dan pembuluh darah otak (struk) 2 kali lebih besar, 5 kali
lebih mudah menderita luka ganggren, 7 kali lebih mudah mengidap gagal
ginjal kronik, dan 25 kali lebih mudah mengalami kebutaan akibat kerusakan
retina daripada orang yang tidak menderita Diabetes Mellitus. Apabila sudah
kerusakan yang sudah terjadi umumya akan menetap. Oleh karna itu, upaya
akan sangat bermanfaat untuk menghindari terjadinya berbagai hal yang tidak
F. Pemeriksaan Penungjang
tubuh selama dua hingga tiga bulan terakhir. Kadar normalnya adalah
dibawah 5,7%.
Sample darah akan di ambil pada waktu acak. Jika kadar gula
sering haus.
gula darah puasa yang menunjukan angka kurang dari 100mg/dL adalah
Proses yang djalani pasien tidak jauh dengan tes gula darah puasa
karena pasien harus berpuasa dalam semalam dan setelah itu kadar gula
darah puasa akan diukur. Akan tetapi yang membuat pemeriksaan ini
meminum cairan bergula dan kembali diuji dengan cara berkala yaitu
selama dua jam. Jika hasilnya kurang dari 140mg/dL maka dinyatakan
negative dalam artian glukosa darah normal, jika angka diantara 140-
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan
a. Diet
b. Olahraga
adalah:
c. Edukasi/Penyuluhan
d. Pemberian Obat-obatan
Pemberian obat obatan dilakukan apabila pengcegahan dengan cara
komplikasi.
penyembuhan luka
hiperhidrasi
2. Penatalaksanaan medis
yang dapat menjadi masalah bagi penderita diabetes pasien lanjut usia.
Alat yang digunakan untuk menentukan dosis insulin yang tepat yaitu
jenis insulin regular (R) dan insulin kerja sedang, Idealnya insulin
diberikan sekali untuk kebutuhan basal dan tiga kali dengan insulin
pada orangtua.
aman dan efektif untuk pasien lanjut usia dan tidak menyebabkan
pengkajian perlu dikaji biodata pasien dan data data untuk menunjang
diagnosa. Data tersebut harus seakurat akuratnya, agar dapat digunakan dalam
1. Pengumpulan data
jelas dan padat, dua atau tiga suku kata yang merupakan keluhan
rumah sakit, keluhan saat dikaji didapat dari hasil pengkajian pada
gangren.
7) Pola aktifitas
a) Pola nutrisi
b) Kebutuhan eliminasi
yang dirasakan klien pada saat BAB dan BAK. Perubahan pola
otot dan tonus otot menurun, takikardi dan takipnea pada saat
d) Personal Hygine
b. Sistem pernapasan
c. Sistem kardiovaskuler
e. Sistem genitourinaria
berkemih, diare
f. Sistem endokrin
produksi insulin
g. Sistem saraf
h. Sistem integument
i. Sistem musculoskeletal
j. Sistem pengelihatan
1. Data psikologis
bahwa dirinya tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah dan tidak
kooperatif.
2. Data sosial
biasanya.
3. Data spiritual
4. Pemeriksaan penunjang
B. Diagnosa Keperawatan
tubuh, hypovolemia
4. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan nekrosis kerusakan
(Diabetes Mellitus)
dan dehidrasi
9. Keletihan