erbentuk dari sel sel yang lersusun berdasarkan s esialisasi untuk mem ertahankan
homeostasis. Lihat Bab
SISTEM SARA
Beker a melalui sinyal listrik untuk mengontrol
res ons ce at tubuh uga ber eran untuk
ungsi ungsi yang lebih tinggi mis. kesadaran. engaturan
n ormasi dari daya ingat, kreati itas.
lingkungan Lihat Bab 4, 5, 6, dan 7.
eksternal
disalurkan melalui
sistem sara
SISTEM KEMI
enting dalam mengatur olume, kom osisi
Urine
elektrolit,dan lingkungan internal
mengandung zat
mengeluarkan zat sisa dan ke ebihan air,
sisa dan kelebihan
garam, asam, dan elektrolit lain dari lasma dan
air dan elektrolit
membuangnya ke dalam urine.
Lihat Bab 14 dan 15.
SISTEM EN ERNAAN
Nutrien,air, dan engambil nutrien, air, dan elektrolit dari
elektrolit lingkungan eksternal dan memindahkannya keli
Feses dalam lasma mengeluarkan sisa makanan
mengandung yang tidak tercena ke lingkungan eksternal.
residu makanan Lihat Bab 16.
yang tidak dicerna
SISTEM RE RO UKSI
erma idak ensesial bagi homeostasis, teta i
esensial bagi kelangsungan hidu s esies
meninggalkan ria
secara keseluruhan.
erma masuk ke Lihat Bab 20.
wanita ertukaran dengan
semua sistem lain
SISTEM SIRKULASI
engangkut nutrien , 2 ,CO2 ,zat sisa,elektrolit dan
LINGKUNGAN hormon ke seluruh tubuh Lihat Bab 9, 10, dan 11.
EKSTERNAL
ambar model homeostatik ini dikembangkan untuk menun ukkan ke ada nda hubungan di
antara sel, sistem, dan homeostatis emeliharaan kondisi stabil secara relati di dalam
lingkungan cairan interna yang mengelilingi sel . Bagian khusus tanda ikon yang menyertai di
awal dan akhir tia bab yang ter okus ada bagaimana to ic di dalam bab berkontribusi ada
homeostasis. ambar gambar ini memberikan nda ers ekti yang lebih baik ada homeostasis dan
interde endensi system tubuh.
SISTEM EN OKRIN S
Beker a melalui hormon yang disekresikan ke
dalam darah untuk mengatur roses roses yang
lebih mengutamakan durasi dari ada kece atan
mis. kti itas metabolik keseimbangan air dan
elektrolit. HOMEOSTASIS
Lihat Bab 4, 18, dan 19. uatu keadaan stabil dinamik konstituen
konstituen di lingkungan cairan internal
yang mengelilingi dan bertukar bahan
dengan sel. i a a 1.
Faktor yang di ertahankan secara
homeostasis
onsentarasi molekul nutrien
SISTEM INTEGUMEN en aga cairan Lihat Bab 16, 17, 1 , dan 1 .
Ber ungsi sebagai sawar rotekti antara internal teta di onsentrasi O2 dan CO2
lingkungan eksternal dan bagian tubuh lainnya dalam i a a .
kelen ar keringat dan enyesuaian aliran darah n ntra i at i a
ke kulit enting dalam mengatur suhu tubuh enahan benda i a a .
Lihat Bab 12 dan 17. asing teta di luar i a a .
n ntra i air aram dan
tr it ain
ai a a a .
h ai a a .
m dan t anan
ai a a a .
SISTEM IMUN
em ertahankan tubuh dari in asi asing dan sel kanker elindungi tubuh
melicinkan alan untuk roses erbaikan aringan dari in asi asing
Lihat Bab 12.
SEL
SISTEM OTOT AN TULANG
Memerlukan homeostasis untuk
endukung dan melindung bagian bagian tubuh dan emungkinkan tubuh kelangsungan hidup mereka sendiri
memungkinkan tubuh bergerak kontraksi otot yang berinteraksi dengan
menghasilkan anas enting dalam mangatur suhu dan untuk melakukan fungsi fungsi
lingkungan luar khusus yang esensial bagi
kalsium disim an di tulang
Lihat Bab 8, 17, dan 19. kelangsungan hidup
L Memerlukan
pasokan nutrien dan 2 yang terus
ertukaran dengan menerus serta eliminasi kontinyu 2
semua sistem lain embentuk asam untuk menghasilkan
energi yang dibutuhkan
rnem ertahankan akti itas sel yang
memungkinkan kehidu an sebagai
berikut
Makanan + 2 C 2 + 2 + energi
i a a a .
S
Fisiologi
anusia
L S
Edisi
Kedelapan
isiologi
anusia
Lauralee Sherwood
epartment of h siolog and
harmacolog chool of edicine
est irginia ni ersit
Australia • Brazil • Japan • Korea • Mexico • Singapore • Spain • United Kingdom • United States
© 2013, 2010 Brooks/Cole, Cengage Learning
Brazil India
www.cengage.com.br www.cengage.co.in
tel: (55) 11 3665 9900 tel: (91) 11 4364 1111
China
1 2 3 4 5 6 7 8 16 15 14 13 12
Teruntuk keluargaku
atas semua ang mereka lakukan di masa lalu,
rti ereka untuk bersamaku di masa kini
dan segenap harapanku di masa depan
edua orangtuaku,
arr dan lee her ood keduan a dalam kenangan
uamiku,
eter arshall
utra-putriku dan suami mereka,
elinda dan ark arple llison
Tadros dan Bill rant
ucu-cucuku,
indsa arple
mil arple
le ander Tadros
auren rant
aftar si ingkat
Bab 1 Bab 11
engenal isiologi dan omeostasis arah
Bab 2 Bab 12
isiologi el ertahanan Tubuh
Bab 3 Bab 13
embran lasma dan otensial embran istem ernapasan
Bab 4 Bab 14
rinsip omunikasi araf dan ormon istem emih
Bab 5 Bab 15
istem araf usat eseimbangan airan dan sam-Basa
Bab 6 Bab 16
istem araf Tepi i isi feren ndra husus istem encernaan
Bab 7 Bab 17
istem araf Tepi i isi feren eseimbangan nergi dan egulasi uhu
Bab 18
Bab 8
rinsip- rinsip ndokrinologi elenjar ndoktrin
isiologi tot entral
Bab 9 Bab 19
isiologi antung elenjar ndokrin erifer
Bab 10 Bab 20
embuluh arah dan Tekanan arah istem eproduksi
vii
aftar si
ix
2.7 Mitokondria dan Produksi ATP 34 Protein membran melaksanakan beragam fungsi
Mitokondria dibungkus oleh dua membran. membran spesifik 63
Mitokondria membentuk retikulum mitokondria pada onsep, Tantangan, dan ontro ensi ibrosis istik
beberapa jenis sel. efek atal pada Transpor membran
Mitokondria memainkan peran utama dalam pembentukan arbohidrat membran berfungsi sebagai penanda
TP identitas diri
el menghasilkan lebih banyak energi dalam keadaan aerob
3.2 Perlekatan Antarsel 65
daripada anaerob.
Matriks ekstrasel berfungsi sebagai lem bilologis
nergi yang tersimpan di dalam TP digunakan untuk
eberapa sel berhubungan langsung melalui taut sel
sintesis, transpor, dan kerja mekanis. 2
husus
Melihat lebih Dekat pada Fisiologi Olahraga: lahraga
3.3 Selayang Pandang Transpor Membran 68
erobik ntuk pa dan eberapa Ban ak
Mitokondria memainkan peran kunci dalam kematian sel ahan larut lipid semua ukuran dan bahan larut air
kecil dapat menembus membran plasma tanpa
terprogram. bantuan
. ibosomes and rotein Synthesis aya aktif menggunakan energi untuk memindahkan
Konsep, Tantangan, dan Kontroversi: poptosis Bunuh iri partikel melewati membran, tetapi gaya pasif tidak
el Terprogram 3.4 Transpor Membran Tanpa Bantuan 69
2.9 Vault Sebagai Truk Seluler 46 Partikel yang dapat menembus membran juga bergerak secara
Vault boleh jadi berperan sebagai kendaraan transpor pasif seturut gradien kosentrasi
seluler. ion yang dapat menembus membran juga bergerak secara
2.10 Sentrosom, Sentriol, dan Organisasi pasif mengikuti gradien listriknya
Mikrotubulus 46 smosis adalah difusi netto air mengikuti gradien
2.11 Sitosol: Gel Sel 47 kosentrasi sendiri
itosol penting dalam metabolisme antara, sintesis Tonisitas merujuk pada efek kosentrasi solut
protein di ribosom, dan penyimpanan nutrien. taktembusmembran sebuah
2.12 Sitoskeleton: "Otot dan Tulang" Sel 48 larutan terhadap olume sel
Mikrotubulus membantu mempertahankan bentuk asimetrik 3.5 Transpor Membran dengan Bantuan 75
sel dan berperan dalam pergerakan sel Transpor diperantarai pembawa dilaksanakan oleh sebuah protein
yang kompleks. pembawa di membran plasma,yang berubah bentuk
Mikrofilamen penting bagi sistem kontraktil sel dan
sebagai pengeras mekanis 2 ifusi terfasilitasi adalah bentuk pasif transpor
diperantarai pembawa
ilamen intermediat penting di bagian sel yang
terhadap stres mekanis. elihat ebih ekat isiolo i Otot yang sedang
itoskeleton berfungsi sebagai kesatuan integral dan eraktivitas "Suka yang Manis-Manis" 78
menghubungkan bagian bagian lain sel. Transpor Aktif adalah bentuk transpor diperantarai-pembawa yang menggu
Homeostasis: Bab dalam nakan energi untukmemindahkanbahan melawan gradien kosentrasinya 78
Perspektif 55 Pada transpor vesikular, bahan dipindahkan keluar masuk
sel dengan dibungkus membran 81
a atihan
nt ir n n an 3.6 Protensial Membran 83
Potensial membran adalah pemishan muatan berlawanan
rtimban an ini enis di kedua sisi membran
Potensial membran tercipta karena perbedaan kosentrasi
dan permeabilitas ion ion utama
Bab 3 Membra Plasma
dan Potensial Homeostasis : Bab
dalam Perspektif 90
Membran 61 Latihan a
okok okok omeostasis nt ir n n an 2
rtimban an ini 2
3.1 Struktur Membran dan Fungsinya 62
Membran plasma merupakan lapisan ganda lipid cairan dengan
protein yang terbenam di dalamnya 6
Lapisan-ganda lipid membentuk sawar struktual
dasar yang membungkus sel 62
x A A S
Neurotransmiter cepat dibersihkan dari celah
Bab 4 | Prinsip Komunikasi sinaps
esultan potensial pascasinaps bergantung pada jumlah
Saraf dan Hormon 95 akti itas semua in t prasinaps
eberapa neuron menyekresikan neuromodulator selain
neurotransmiter
Pokok-Pokok Homeostasis 95
nhibisi atau fasilitas prasinaps dapat secara selektif
mengubah keefektifan in t prasinaps 2
4.1 Pengenalan Komunikasi Saraf 96
Saraf dan otot adalah jaringan peka-rangsang 98 bat dan penyakit dapat memodifikasi transmisi sinaps 2
Potensial membran menjadi kurang negatif sewaktu Neuron neuron terhubung melalui jaras kon ergen dan
depolarisasi dan lebih negatif di ergen yang kompleks 2
ketika hyperpolari ation. . omunikasi Antersel dan
inyal listrik dihasilkan oleh perubahan perpindahan ion ransduksi Sinyal
menembus membran plasma omunikasi antarsel terutama diatur oleh
at kimia perantara ekstrasel 22
. otensial er en an
at kimia perantara ekstrasel menimbulkan respons
emakin kuat kejadian pemicu, semakin besar potensial
sel terutama melalui transduksi sinyal 2
berjenjang yang dihasilkan
Potensial berjenjang menyebar melalui arus pasif eberapa at kimia perantara ekstrasel membuka
reseptor berpintu kimiawi 2
Potensial berjenjang lenyap setelah menempuh jarak yang dekat
eberapa at kimia perantara ekstrasel mengaktifkan
. otensial Aksi en im reseptor lewat jaras tirosin kinase 2
elama potensial aksi, potensial membran berbalik sesaat ebanyakan at kimia perantara ekstrasel mengaktifkan
dengan cepat jarak perantara kedua lewat reseptor
Perubahan mencolok pada permeabilitas membran dan kopel protein 2
perpindahan ion menyebabkan potensial aksi
. en enalan omunikasi ormon
Potensial Na+ + perlahan lahan memulihkan gradien
ecara kimiawi, hormon terbagi atas hormon hidrofilik dan
kosentrasi yang terganggu oleh potensial aksi
ipofilik 2
Potensial aksi menjalar dari a n hi ke
Mekanisme sintesis, penyimpanan, dan sekresi hormon
terminal akson
ber ariasi sesuai perbedaan kimiawi
egitu tercetus, potensial aksi dihantarkan di sepanjang antarhormon 2
serat saraf
ormon hidrofilik larut dalam plasma hormon
Periode refrakter memastikan penjalaran satu arah
lipofilik diangkut oleh protein plasma 2
Potensial aksi dan membatasi frekuensinya
ormon umumnya menimbulkan efek dengan mengubah
Periode aksi langsung dalam pola tuntas atau gagal protein intrasel 2
ekuatan rangsangan tersandi dalam frekuensi ormon hidrofilik mengubah protein yang sudah ada melalui
potensial aksi sistem perantara kedua
Mielinasi meningkatkan kecepatan hantaran potensial engan merangsang gen, hormon lipofilik mendorong
aksi sitensis protein baru
iameter serat juga memengaruhi kecepatan hantaran
. erbandin an Sistem Sara dan ndokrin
potensial aksi
onsep antan an dan ontro ensi klerosis Multipel istem saraf berlabel , sedangkan sistem endokrin
Mielin i i i i L n a nirkabel
. Sinaps dan nte rasi euron pesifitas saraf disebabkan oleh kedekatan anatomik,
onsep antan an dan ontro ersi egenerasi kson sementara spesifitas endokrin disebabkan
T dapat melakukannya, sedangkan akson P tidak 2 oleh spesialisasi reseptor
inaps umumnya berupa taut antara neuron Prasinaps dan istem saraf dan endokrin memiliki lingkup autoritas sendiri sendiri
Pascasinaps 2 tetapi keduanya berinteraksi secara fungsional
Neurotransmiter membawa sinyal menyebrangi sinaps omeostasis ab
ebagai sinaps mengeksitasi, sementara sebagai lainya dalam erspekti
menginhibisi neuron pascasinaps Lati an a 3
etiap kombinasi neurotransmiter reseptor selalu nt ir n n an 3
menghasilkan respons yang sama
rtimban an ini 3
a tar isi xi
orteks memiliki jaringan tipe default yang paling aktif
ab | Sistem Sara usat ketika pikiran sedang mengembara dan tidak
berkosentrasi pada suatu tugas tertentu 2
. ukleus asal alamus dan ipotelamus
Nukleus basal memiliki peran inhibitorik penting dalam kontrol
okok okok omeostasis
monorik.
Talamus adalah stasiun pemancar sensorik dan penting dalam
. r anisasi dan Sel Sistem Sara kontrol monorik.
istem saraf tersususn menjadi sistem saraf pusat ipotalamus mengatur banyak fungsi
dan sistem saraf tepi
etiga kelas fungsional neuron adalah neuron aferen, . mosi erilaku dan oti asi
neuron eferen, dan antarneuron istem limbik berperan penting dalam emosi
el glia menunjang antarneuron secara fisik, metabolik, istem limbik dan korteks yang lebih tinggi berperan dalm
dan fungsional mengontrol pola perilaku dasar.
. roteksi dan etrisi tak Perilaku bermoti asi diarahkan untuk mencapai tujuan.
Tiga membra meningen membungkus, melindungi, dan Norepineffrin, dopamin, dan serotonin adalah
memberi makan sistem saraf pusat neurotransmiter di jalur jalur untuk emosi
tak mengapung dalam cairan serebrospinal khususnya sendiri dan perilaku.
awar darah otak yang sangat selektif mengatur . embela aran dan emori
pertukanran antara darah dan otak elajar adalah akuisisis pengetahuan akibat
tak tergantung pada penyaluran terus menerus oksigen pengalaman
dan glukosa oleh darah Memori dibentuk dalam tahapan tahapan.
onsep antan an dan ontro ersi tr ngatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang
omino Mematikan melibatkan mekanisme molekular yang berbeda.
. ambaran Sin kat Sisrem Sara ngatan jangka pendek melibatkan perubahan trasien pada
. orteks Serebrum akti itas sinaps.
orteks serebrum adalah selubung substansia grisea di sebelah ngatan jangka panjang melibatkan pembentukan hubungan
luar yang menutupi substansia alba di bagian dalam sinaps baru yang permanen. 2
orteks serebrum tersusun menjadi lapisan lapisan dan ejak ingatan terdapat di banyak bagain otak.
kolom kolom fungsional
eempat pasang lobus di kroteks serebrum dikhususkan onsep antan an dan ontro ersi Penyakit
untuk berbagi akti itas yang berbeda l heimer isah Plak miloid eta, Tau Tangles, dan
emensia
obus parietalis melaksanakan pemrosesan somatosen
sorik . Serebelum
roteks motorik primer yang terletak di lobus frontalis erebelum penting dalam keseimbangan serta perencanaan dan
mengontrol otot rangka. eksekusi gerakan olunter.
rea motorik yang lebih tinggi juga penting dalam kontrol . atan tak
motorik atang otak adalah penghubung ital antara korda spinalis dan
Peta somatrotopik sedikit ber ariasi antara indi idu dan bagian bagian otak lebih tinggi.
bersifat dinamik, tidak statik Tidur adalah proses aktif yang terdiri dari periode periode
arena Plastisitasnya, otak dapat diremodeling sebagai tidur paradoksal dan gelombang lambat yang bergatian .
respons terhadap beragam kebutuhan iklus tidur bangun dikontrol oleh interaksi di antara
agian korteks yang berbeda mengontrol aspek bahasa tiga sistem saraf.
yang berbeda ungsi tidur brlum jelas
aerah asosiasi korteks berperan dalam banyak . orda Spinalis
fungsi luhur
orda pinalis berjalan melalui kanalis ertebralis dan
emisfer asosiasi korteks berperan dalam banyak berhubungan dengan saraf spinalis.
spesialisasi
ubstansia alba korda spinalis tersususn
lektroensefalogram adalah rekaman akti itas pascasinaps menjadi traktus traktus.
di neuron korteks
Tiap tiap kornu substansia grisea korda
euron neuron di bagian korteks serebrum yang spinalis mengandung jenis badan sel neuron
berbeda mungkin melepaskan muatan dalam sinkroni
yang berbeda.
yang ritmik 2
xii A A S
sarap spinalis membawa serat aferen dan eferen. Mata membiaskan sinar yang masuk untuk memfokuskan
bayangan di retina. 2
orda spinalis berperan mengintegrasikan banyak
refleks dasar.
deket. 2 2
elihat ebih ekat isiolo i an i atau
inar harus melewati beberapa lapisan retina sebelum
lop ang Penting ontrol P
mencapai fotoreseptor. 2
omeostasis ab
ototransduksi oleh sel retina mengubah rangsangan
dalam erspekti
cahaya menjadi sinyal saraf. 2
Latihan a el batang menghasilkan penglihatan abu abu tak jelas pada
nt ir n n an 2 malam hari sedangkan sel kerucut menghasilkan penglihatan
warna yang tajam pada siang hari. 22
rtimban an ini 2 pengeliatan warna bergantung pada perbandingan stimulasi
ketiga jenis sel kerucut. 22
ensiti itas mata dapat sangat ber ariasi melalui adaptasi
ab Sususan Sara epi e isi gelap dan terang. 222
A eren ndra husus nformasi isual dimodifikasi dan dipisahkan sebelum
mencapai korteks penglihatan. 222
Talamus dan korteks penglihatan menguraikan pesan
okok okok omeostasis isual. 22
Masukan isual dikirim ke bagian bagian lain otak yang
. isiolo i eseptor tidak terlibat dalam persepsi penglihatan. 22
eseptor memiliki perbedaan sensiti ikasi terhadap ebagian masukan sensorik dapat dideteksi oleh berbagai
berbagai stimulasi. daerah pemrosesan sensorik di otak. 22
timulasi mengubah permeabilitas reseptor, menyebabkan onsep, Tantangan, dan ontro ersi Melihat
pembentukan potensial reseptor berjenjang. dengan idah 22
Potensial reseptor dapat memicu potensial aksi di
. elin a enden aran dan eseimban an
neuron aferen.
elombang suara terdiri dari regio regio pemadatan dan
eseptor dapat beradaptasi dengan cepat atau lambat
peregangan molekul udara yang berselang seling . 22
terhadap rangsangan yang menetap.
Telinga luar berperan dalam lokalisasi suara 22
feren iseral membawa masukan bahwa sadar sementara
aferen sensorik membawa masukan sadar. Membran timpani bergetar bersama gelombang
suara di telinga luar. 22
etiap jalur somatosensorik berlabel sesuai
modalitas dan lokasi. 2 Tulang tulang talinga tengah mengubah getaran membran
timpani menjadi gerakan cairan di telinga dalam. 22
etajaman dipengaruhi oleh ukuran medan reseptif dan
imtubisi lateral. 2 oklea mengandung organ Corti, organ indera untuk
xiv A A S
Peningkatan kosumsi oksigen diperlukan untuk pulih dari erat otot jantung dihubungkan oleh diskus interkalaris
olahraga. 2 dan membentuk sinsitius fungsional. 2
Terdapat tiga jenis serat otot rangka, berdasarkan pada jantung terbungkus oleh kantong perikardium. 2
perbedaan dalam hidrolisis dan sintesis TP. 2 . Akti itas istrik antun
erat otot banyak beradaptasi sebagai respon terhadap el otoritmik jantung memperlihatkan akti itas pemacu. 2
kebutuhan yang dikenakan kepadanya. 2 Nodus sinoatrium adalah pemacu normal
Melihat ebih ekat pada isiologi lahraga pakah jantung. 2
tlet yang Menggunakan teroid untuk Memperoleh Penyebaran eksitas jantung berlangsung terkoordinasi untuk
eunggulan ompetitif Menang atau alah 2 menjamin pemonpaan yang efisien. 2
. ontrol erakan otorik Potensial aksi sel kontraksi jantung memeperlihatkan
eluaran neuron motorik dipengaruhi oleh berbagai masukan saraf. 2 plateau yang khas.
onsep, Tantangan, dan ontro ersi istrofi tot etika atu Masuknya kalsium dari C memicu pelepasan C 2
angkah ecil Menjadi egitu erarti yang jauh lebih besar dari retikulum sarkoplasma. 2
espon otot memeberikan informasi aferen yang diperlukan Periode refrakter yang lama mencegah tetanus pada otot
untuk mengontrol akti itas otot rangka. jantung.
. tot olos dan antun adalah rekaman penyebaran keseluruhan akti itas
el otot polos berukuran kecil dan tidak lurik listrik melalui jantung.
el otot polos diaktifkan oleh fosforilasi mision yang erbagai bagian rekaman dapat dikaitkan dengan
peristiwa spesifik di jantung .
tot polos fasik berkontraksi dalam letupan letupan dapat digunakan untuk mendiagnosis kelainan kecepatan
akti itas otot polos tonik mempertahankan kontraksi denyut jantung, aritmia, dan kerusakan otot jantung.
dalam tingkat tertentu. Melihat ebih ekat pada isiologi lahraga i tres pa,
tot polos multiunit bersifat neurogenik. iapa, dan apan
el otot polos unit tunggal membentuk sinsitium fungsi . eristi a ekanis Siklus antun
onal. antung secara bergantian berkontraksi untuk mengosongkan
tot polos unit tunggsl bersifat miogenik. dan berelaksi untuk mengisi.
diff edua bunyi jantung normal berkaitan dengan penutupan
katup.
radisi ontraksi otot polos unit tunggal berbeda dari liran darah turbulen menghasilkan murmur jantung
yang terjadi di otot rangka. . urah antun dan ontrolnya
tot polos bergerak lambat dan bersifat ekonomis. Curaj jantung bergantung pada kecepatan denyut jantung dan
tot jantung memadukan ciri otot rangka dan otot isi sekuncup.
polos. ecepatan jantung ditentukan terutama oleh pengaruh
omeostasis ab otonom pada nodas .
dalam erspekti si sekuncup ditentukan oleh besar aliran balik ena
Latihan a 3 dan oleh akti itas simpatis.
Peningkatan olume diastolik akhir menyebabkan peningkatan
nt ir ndin an 3
isi sekucup.
rtimban an ini 3
timulasi simpatis meningkatkan kontraktilitas
jantung.
Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja
ab isiolo i antun jatung.
okok okok aomeostasis Pada gagal jantung, kontraktilitas jantung menurun.
. emberian utrisi tot antun
. Anatomi antun antung menerima sebagian besar pasokan darahnya
antung terletak di bagian tengah rongga melalui sirkulasi koronaria sewaktu diastol.
ganda. 22 Penyakit arteria koronaria aterosklerotik dapat mengurangi
antung merupakan pompa ganda. 22 ketersediaan oksigen bagi jantung.
antup jantung yang dikendalikan oleh tekanan memastikan bahwa onsep antan an dan ontro ersi terosklerosis
darah mengalir dalam arah yang benar melalui jantung. 22
olesterol dan ain ain 2
inding jantung terutama terdiri dari serat otot jantung
yang tersusun spiral. 2
a tar isi xv
nsmessoasis ab Pori kapiler yang berisi air memungkinkan lewatnya
dalam erspekti bahan kecil larut air.
Latihan a 3 Pada keadaan istirahat, banyak kapiler tidak
nt ir n n an 3 terbuka. 2
Cairan interstisial merupakan prantara pasif antara darah dan
rtimban an ini 3
sel. 2
ifusi melewati dinding kapiler penting dalam pertukaran at
ab embuluh arah terlarut.
melewati dinding kapiler penting dalam
dan ekanan arah distribusi cairan ekstrasel.
okok okokHomeostasis istem limfe adalah rute tambahan untuk mengembalikan
cairan interstisium ke darah
. ola dan isiska aliran arah dema terjadi jika terlalu banyak cairan interstisium
ntuk mempertahankan homeostasis, organ perekondisi menumpuk.
menerima aliran darah melebihi kebutuhan mereka sendiri. 2 . Vena
liran darah melalui pembulu bergantung pada gradien Venula berkomunikasi secara kimiawi dengan arteriol
tekanan dan resistensi askular. sekitar.
Pohon askular terdiri dari arteri, arteriol, kapiler, Vena berfungsi sebagai reser oir darah serta saluran
enula, dan ena. menuju jantung.
onsep, Tantangan, dan ontre ersi ari umor liran balik ena ditingkatkan oleh sejumlah faktor ekstrinsik.
ke ar ey ekelumit ejarah irkulasi . ekana arah
. Arteri Tekanan darah diatur dengan mengontrol curah jantung,
rteri berfungsi sebagai saluran transit cepat ke organ resistensi perifer total, dan olume darah.
dan sebagian reser oir tekanan. efleks baroreseptor adalah mekanisme jangka pendek
Tekanan arteri berfluktuasi dalam kaitannya dengan sistol penting untuk mengatur tekanan darah melalui efek
dan diastol entrikel. segera pada jantung dan pembuluh darah.
Tekanan darah dapat diukur secara tak langsung dengan efleks dan respons lain memengaruhi tekana darah.
menggunakan sfigmomanometer. ipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat nasional
Tekanan arteri rerata adalah gaya pendorong utama aliran yang serius, tetapi menyebabkan umumnya tidak diketahui.
darah. Melihat ebih akat pada isiologi lahraga Naik Turun
. Arteriol ipertensi dan lahraga
rteriol adalah pembuluh resistensi utama. ipotensi ortostatik terjadi akibat akti itas simpatis yang
ontrol lokal jari jari arteriol penting untuk sesaat kurang memadai.
menentukan distribusi curah jatung. yok irkulasi dapat menjadi ire ersibel.
Pengaruh metabolik lokal pada jari jari radius membantu homeostasis ab
menyesuaikan aliran darah dengan kebutuhan organ . 2 dalam erspekti
Pelepasan histamin lokal menyebabkan dilatasi patologis Latihan a 4 4
arteriol.
nt ir n n an 4
jaringan mengautoregulasi aliran darahnya. rtimban an ini 4
rteriol melepaskan N asodilator sebagai respons
terhadap peningkatan h ar tr .
ab arah
pilikasi panas lokal mendilatasi arteriol sedangkan
aplikasi dingin mengonstriksikannya. okok okok homeostasis
ontrol simpatis ekstrinsik pada jari jari arteriol penting
dalam mengatur tekanan darah . . lasma
Tekana darah diatur oleh pusat kontrol kardio askular ematokrit mewakili olume sel darah
medula dan beberapa hormon. plasma merupakan olume sisanya.
. apiler ir plasma adalah medium transpor untuk banyak bahan
apiler merupakan tempat ideal untuk terjadinya inorganik dan organik.
pertukaran. anyak fungsi plasma dilaksanakan oleh protein
plasma.
xviii A A S
Penyesuaian entilasi segai respon terhadap perubahan Pertida natriuretik menghambat reabsorpsi Na .
arteri penting dalam keseimbangan asam basa. 2 lukosa dan asam animo direabsorpsi oleh traspor aktif
lahraga sangat meningkatkan entilasi, tetapi sekunder dependen Na+.
mekanismenya belum jelas. 22 ecara umum, bahan yang direabsorpsi secara aktif
Ventilasi dapat dipengaruhi oleh faktor faktor yang tidak memperlihatkan maksimum tubulus.
berkaitan dengan kebutuhan terhadap pertukaran gas. 2 lukosa adalah contoh bahan yang direabsorpsi secara
elama apnea, seseorang lupa bernafas selama dispnea aktif yang tidak diatur oleh ginjal.
yang bersangkutan merasa sesak napas 2
osfat adalah contoh bahan yang direabsorpsi secara aktif
Melihat ebih engat pada fisiologi lahraga agaimana yang diatur oleh ginjal. 2
Mengetahui erapa anyak kerja yang apat nda akukan 2 eabsorpsi aktif Na menyebabkan reabsorpsi pasif
Homeostasis ab Cl , 2 , dan urea. 2
dalam erspekti ecara umum, produk sisa yang tidak diperlukan tidak
Latihan a 2 direabsorpsi.
nt ir ndin an 2 . Sekresi ubulus
ekresi ion hidrogen penting dalam keseimbangan
rtimban an ini 2
asam basa.
ekresi ion kalium dikontrol oleh aidosteron
ab 14 | Sistem emih ekresi kation dan anton organ membentuk mengeluarkan
senyawa asing secara efesien dari tubuh.
okok okok homeostasis
. kskresi rine dan ersihan lasma
ersihan plasma adalah olume plasma yang dibersihkan
. in al un si Anatomi dan dari suatu bahan per menit.
roses asar
ika suaru bahan difiltrasi, tetapi tidak direabsorpsi atau
injal melakukan berbagai fungsi yang ditinjau untuk disekresi, laju bersihan plasmanya setara dengan .
mempertahankan homeostasis.
ika suatu bahan difiltrasi dan direabsorpsi, tetapi tidak, disekresi
injal membentuk urine sistem kemih yang lainya laju bersihan plsamnya selalu lebih kecil daripada .
membawa urine keluar tubuh.
ika suatu bahan filtrasi dan disekresi, tetapi tidak direabsorpsi,
Nefron adalah unit fungsional ginjal. 2 laju bersihan plasmanya selalu lebih besar daripada
Tiga proses dasar di ginjal adalah filtrasi glomerulus, .
reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus. injal dapat mengekresikan urine dalam kosentrasi
. iltrasi lomerulus ber ariasi bergantung pada status hidrasi tubuh.
Membran glomerulus jauh lebih permeabel daripada redien osmotik ertikel mendula dibentuk oleh
kapiler di tempat lain. multiplikasi countercurrent.
Melihat ebuh ekat pada isiologi lahraga etika
Protein di rine Tidak erarti Penyakit injal. terjadi segmen akhir tubulus.
Tekanan darah kapiler glomerulus adalah gaya utama Pertukaran countercurrent di dalam asa rekta mempertahankan
yang menginduksi filtrasi glomerulus. gredien osmotik ertikal medulla.
Pemberubahan pada terutama disebabkan oleh eabsorpsi air hanya berkaitan sebagian dengan reabsorpsi
perubahan tekanan darah kapiler glomerulus. at terlalu.
dapat dipengaruhi oleh perubahan dalam koefisien agal ginjal memiliki konsekuensi luas
filtrasi. rin disimpan sementara di kandung kemih untuk kemudian
injal secara normal menerima 2 sampai 2 curah dikeluarkan melalui miski
jantung. onsep, Tantangan, dan ontro ersi ialisis elang elofan
. eabsorpsi ubulus atau inding bdomen ebagian injal uatan
eabsorpsi tubulus adalah proses yang luar biasa, sangat
omeostasis ab
selektif, dana ber eriasai.
dalam respekti
eabsorpsi tubulus melibatkan transpor Latihan a 3
transepiler.
nt ir n n an
Pompa Na+ + TPase di membran basolateral
penting bagi reabsorpsi Na+. rtimban an ini
ldosteron merangsang reabsorpsi Na di tubulus distal
dan koligentes.
xx A A S
iur melalui percernaan karbohidrat, penting dalam . Sekresi ankreas dan mpedu
higiene mulut, dan mempermudahkan bicara. 2 Pankreas adalah campuran jantung eksokrin dan
ekresi liur berlangsung kontinu dan dapat ditingkatkan endokrin.
Pankreas eksokrin mengeluarkan en im pencernaan dan
Pencernaan dimulai bersifat minimal, tidak terjadi cairan encer alkalis.
penyerapan nutrien. 22 ekresi eksokrin pankreas diatur oleh sekretin dan
. arin dan so a us CC .
Menelan adalah refleks tuntas atau gagal terprogram ati melakukan berbagai fungsi penting, termasuk
secara berurutan. 22 menghasilkan empedu.
elama tahap orofaring menelan, makanan mpedu terus disekresikan oleh hati dan dialihkan ke kandang
dicegah masak ke jalur yang salah. 22 empedu di antara waktu makan.
sfingter faringoesofageal mencegah udara memasuki aram empedu didaur ulang melalui sikrulasi
saluran cerna sewaktu bernapas. 2 enterohepatik.
elombang peristaltik mendorong memakan melalui esofagus. 2 aram empedu membantu pencernaan dan penyerapan lemak.
fingter gastroesofagus mencegah reluks isi aram empedu adalah perangsang paling kuat bagi peningkatan
lambung. 2 sekresi empedu CC mendorong pengosongan kandung empedu.
ekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif. 2 ilirubuin adalah produk sisa yang diekskresikan ke dalam empedu.
. ambun epatitis dan sirosis merupakan penyakit hati
tersering.
ambung menyimpan makanan dan melalui pencernaan protein. 2
Pengisian lambung melibatkan relaksi reseptif. 2 . sus alus
Penyimpanan makanan terjadi di korpus lambang. 2 ontraksi segmentasi mencampur dan mendorong kimus
secara perlahan.
Pencampuran makanan berlangsung di antrum
lambung. 2 ompleks motolitas bermigrasi menyapu bersih usus di
Pengosongan lambung umumnya dikontrol oleh faktor di antara waktu makan.
duodenum. 2 Taut ileosekum mencegah kontiminasi usus halus oleh
bakteri kolon.
Melihat ebih ekar pada isiologi lahraga Makan
Prapertandingan pa yang Masuk dan pa yang aluar 2 ekresi usus halus tidak mengandung en im pencernaan
apapun.
mosi dapat memengaruhi motilitas lambung. 2
n im usus halus menyelesaikan pencernaan di dalam
ambung tidak secara aktif ikut serta dalam muntah. 2 membran br h b rd r.
etah pencernaan lambung disekresikan oleh kelenjar sus halus beradaptasi sangat baik untuk melakukan
yang terletak di dasar sumur gastrik. 2 peran utamanya dalam penyerapan.
sam hidroklorida disekresikan oleh sel pariental dan apisan mukosa mengalami pergantian yang cepat.
mengaktifkan pepsinogen.
penyerangan Na+ dependen energi mendorong penyerapan
Pepsinogen diaktifkan menjadi pepsin, yang melalui pasif 2 .
pencernaan protein. 2
arbohidrat dan protein yang tercerna disepat oleh
Mukus bersifat protektif . 2
transpor aktif sekunder dan masuk ke darah.
aktor intristik penting untuk absorpsi itamin emak yang telah dicerna diabsorpsi secara pasif dan masuk ke limfe.
2. 2
Penyerapan itamin umunya berlangsung pasif.
Penyerapan besi dan kalsium diatur.
regulatorik. 2
ontrol sekresi lambung melibatkan tiga fase. ebagian besar natrium yang diserap segera melewati hati
untuk diproses.
ekresi lambung secara bertahap menurun sewaktu makanan
dikosongkan dari lambung ke dalam duodenum. Penyerapan ekstensif oleh usus halus seimbang dengan
sekresi.
awar mukosa lambung melindungi lapisan dalam
lambung dari sekresi lambung. alam keadaan normal terjadi keseimbangan biokimiawi
antara lambung, pankreas, dan usus halus.
Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus lambung
iare menyebabkan hilangnya cairan dan elektrolit.
pencernaan protein dimulai di antrum.
ambung mengabsorpsi alkohol dan aspirin tetapi tidak . sus esar
makanan. sus besar terutama adalah organ pengering dan
penyimpanan .
onsep, tantangn, dan ontro ersi Tukak etika kuman
Menebus awar ontraksi haustra secara berlahan mengaduk isi kalon
maju mundur.
xxii A A S
. ontrol ndokrin ertumbuhan elainan fungsi tiroid mencangkup hipotiroidisme dan
Pertumbuhan bergantung pada hormon pertumbuhan, hipertiroidisme 2
tetapi dipengaruhi oleh faktor lain. oiter terjadi jika kelenjar tiroid dirangsang dengan
ormon pertumbuhan esensial bagi petumbuhan, tetapi juga berlebihan. 2
memiliki efek metabolik yang tidak berkaitan dengan pertumbuhan 1 . elen ar Adrenal
menimbulkan efek merangsang pertumbuhannya secara etiap kelenjar adrenal terdiri dari korteks yang menghasilkan
tak langsung dengan merangsang faktor pertumbyhan mirip insulin. steroid dan mendula yang menghasilkan katekolamin. 2
, melalui , mendorong pertumbuhan jaringan lunak orteks adrenal mengeluarkan mineralokortikoid,
dengan merangsang hiperplasia dan hipertrofi glukokortikoid, dan hormon seks. 2
Tulang bertambah tebal dan bertambah panjang melalui !
mekanisme berbeda, keduanya dirangsang oleh . dan + serat homeostasis tekanan darah. 2
ekresi diatur oleh dua hormon lukokortikoid memiliki efek metabolik dan berperan kunci
hipofisiotropik. dalam adaptasi terhadap stres.
kelainan sekresi hormon pertumbuhan menyebabkan ekresi kortisol diatur oleh aksis hipotalamus
penyimpangan pola pertumbuhan. hipofisiskorteks adrenal.
ormon lain di luar hormon pertumbuhan juga ensesial orteks adrenal menyekreksikan hormon seks pria dan
untuk pertumbuhan normal. wanita pada kedua jenis kelamin. 2
onsep antan an dan kontro ersi Pertumbuhan dan orteks adrenal dapat mengeluarkan hormonnya dalam jumlah
Masa Muda dalam Tabung 2 terlalu banyak atau terlalu sedikit
. elen ar ineal dan rama Sirkadi Medula adrenal terdiri dari neuron pascaganglion
Nukleus suprakiasmatikus adalah jam biologis simpatis termodifikasi.
utama. pinerfin dan norepinerfin berbeda afinitasnya terhadap
Metatonin membantu menjaga irama sirkadian tubuh berbagai jenis reseptor adrenergik.
sesuai dengan siklus terang gelap. pinerfin memperkuat sistem saraf simpatis dan
onsep antan an dan ontro ersi eradaptasi dengan menimbulkan efek metabolik tambahan.
jam iologis ita timulasi simpatis medula adrenal merupakan satu satunya
penyebab pelepasan epinefrin.
omeostasis ab
dalam erspekti . espons Stres erinte rasi
Latihan a espons stres adalah pola umum reaksi terhadap setiap
situasi yang mengancam homeostasis.
nt ir n n an
espons stres multisegi dikoordinadikan oleh
rtimban an ini hipotalamus.
kti itas respons stres oleh stresor psikososial krunik
mungkin merugikan.
ab elen ar ndokrin eri er
. ankreas ndokrin dan ontrol
etabolisme ahan akar
Metabolisme bahan bakar mencangkup anabolisme,kata
okok okok omeostasis
metabolisme, dan interkon eksi di antara molekul
. elen ar iroid molekul organik kaya energi.
el utama yang mengeluarkan hormon tiroid tersusun arena asupan makanan bersifat berkala, nutrien harus
membentuk foliket foliket berisi koloid. 22 disimpan untuk digunakan di antara waktu makan. 2
ormon tiroid disintesis dan disimpan di molekul tak harus terus menerus diberi glukosa.
tiroglobulin 22 ahan bakar metabolik disimpan selama keadaan absorptif dan
absorptif dan dimobilisasi selama keadaan pascaabsorptif.
ntuk menyekresikan hormon tiroid, sel foliket memfagosit
koloid yang mengandung tirolobulin. 2 umber energi yang lebih kecil digunakan sesuai kebutuhan.
ebagaiab besar T yang disekresikan diubah menjadi T ormon pankreas, insulin dan glukagon, sangat penting
di luar tiroid 2 untuk mengatur metabolisme bahan bakar.
ormon tiroid adalah penentu utama lanju metabolik basal nsulin menurunkan kadar glukosa, sasm lemak, dan asam
dan memiliki efek lain 2 amino darah serta mendorong penyimpanan mereka.
ormon tiroid diatur oleh aksis hipotalamus Perangsang utama peningkatan sekresi insulin adalah
hipofisistiroid. 2 peningkatan kosentrasi glukosa darah.
xxiv A A S
Volume dan kandungan sperma dalam ejakulat ber ariasi. ormon yang dikeluarka oleh plasenta berperan penting
iklus seks wanita serupa dengan siklus pria. untuk mempertahankan kehamilan. 2
. isiolo i eproduksi anita istem darah ibu berespons terhadap peningkatan kebutuhan
selama kehamilan. 22
isiologi reproduksi wanita ditandai oleh siklus
kompleks. Perubahan selama akhir gestasi sebagai persiapan untuk persalinan. 2
onsep tantan an dan ontro ersi strogen ingkungan Para ilmuwan semakin mengetahui faktor faktor yang memicu
dimulainya persalinan. 2
kabar uruk agi istem eproduksi
Tahap tahap gametogenesis sama di kedua jenis kelamin, Persalinan berlangsung melalui siklus umpan balik
tetapi waktu dan hasil akhirnya sangat berbeda. positif. 2
aktasi memerlukan masukan berbagai hormon. 2
iklus o arium terdiri dari fase folikular dan luteal yang
bergantian. Menyusui menguntungkan baik bayi maupun
ase folikular ditandai oleh pembentukan folikel ibunya. 2
matang. khir adalah permulaan yang baru.
ase luteal ditandai oleh keberadaan korpus Homeostasis ab
luteum. dalam erspekti
iklus o arium diatur oleh interaksi hormon yang Latihan a 3
kompleks.
nt ir ndin an 32
Perubahan siklis uterus disebabkan oleh perubahan
rtimban an ini 32
hormon selama siklus o arium.
luktuasi kadar estrogen dan progesteron menimbulkan
perubahan siklis pada mukus ser iks. A S
elihat ebih ekat pada isiolo i olahra a etidakteraturan Apendiks A
aid etika bersepeda dan tlet anita ainnya Tidak ersiklus. Tingkat imiawi rganisasi di Tubuh A
Apendiks
Perubahan purbetas pada wanita serupa dengan yang eferensi Teks untuk isiologi lahraga A
terjadi pada pria.
Apendiks
Menopause bersifat unik bagi wanita.
awaban A
iduktus adalah tempat fertilisasi.
lastokista berimplantasi di endometrium melalui kerja losarium
berbagai en im trofoblastinya. ndeks
Plasenta adalah organ petukaran antara darah ibu dan
janin.
onsep antan an dan kontro ersi Cara dan lat
ontrasepsi
xxx G
sebelumnya tidak diketahui yang paling aktif ketika pikiran
seseorang berjalan jalan dan tidak berkosentrasi pada eralatan mahal. engan mengakuisisi data, melakukan
pekerjaan tertentu (h. 2) teori ruang kerja global, yaitu eks erimen, dan menggunakan data tersebut untuk
upaya untuk menjelaskan pengalaman sadar (h. ) dan men elaskan konse isiologi, siswa terlibat dalam ilmiah
hipotensis homeostasis sinaps, yaitu pendapat terbaru roses mereka tidak hanya menonton atau membaca
yang ssangat diperdebatkan mengenai peran tidur
terhadap kemampuan belajar dan daya ingat (h. 2) tentang hal itu.
■ Melengkapi ulasan imunitas alami dengan memperke
nalkan dua kategoro pola yang direspons oleh T
(P MP dan MP) dan mendiskusikan pola pola yang A I
dikenali oleh septor pengenal pola intrasel . dan CourseMate™
N ( ab 2, h. )
akah nda tertarik dengan cara yang sederhana
■ Memperbanyak ulasan lemak cokelat sehubungan untuk konten teks dan tentu sa a nda dengan bela ar
dengan penemuan terkini bahwa tipe jaringan lemak ini dan berlatih bahan engage Learning Biologi
terdapat dan aktif pada bagian besar orang dewasa, ourse ate membawa konse sa a untuk hidu dengan
berkembalian dengan pemikiran terdahulu ( ab , h. ) embela aran interakti , studi, dan ersia an u ian alat
■ Memperkenalkan pengaruh sinyal kisspeptin dari alat yang mendukung buku dicetak. enonton siswa
neuron kiss dalam kontrol sekresi hormon pelepas menyelami sion melambung sebagai kelas nda beker a
gonadotropin ( n ) ( ab 2 , h. , , , and dengan buku cetak dan website buku s esi ik. Biologi
) ourse ate melam aui buku untuk memberikan a a
yang nda butuhkan
lasan lebih elas lebih rin kas
Online PowerLecture™
aya mencari di setiap edisi kesempatan untuk
membuat tulisn ini sedapat mungkin jelas, ringkas,
tersusun baik, dan rele an untuk pembaca, seperti
■ Memindahkan kotak apoptosis (bunuh diri sel terpro
gram) dari ab ke ab 2, tempat yang lebih tepat
( ab 2, h. )
■ Mengatur ulang materi yang berkaitan dengan res
pons adrenergik agar mengalir lebih baik dan lebih
jelas ( ab , h. 2 2 )
■ Menyusun ulang penjelasan mengenai pengaruh fisik CengageNOW™
dan kimia pada kaliber arteriol untuk mendapat engageN menawarkan semua sumber daya nda
pengelompokan lebih baik untuk materi terkait ( ab , bela ar menga ar di salah satu rogram yang
h. 2 ) diselenggarakan di sekitar kegiatan enting nda
melakukan untuk kelas erkuliahan, menci takan tugas,
eknolo i tin i dan baru grading, menanyai, dan elacakan kema uan siswa dan
A A A AS iswa dipandu melalui tutorial kiner a. engageN memberikan siswa akses ke e
secara online dengan gambar animasi dua dan tiga book terintegrasi, tutorial interakti , igu akti es, ideo,
dimensi, latihan interaktif, dan kuis sebagai pelengkap animasi menak ubkan termasuk , dan alat alat
buku teks untuk membantu siswa memahami konsep multimedia lainnya yang membantu siswa untuk
fisiologi. nimasi berteknologi paling canggih tampak menda atkan hasil maksimal dari rogram studi nda.
lebih realistis secara anatomis dan yang lebih penting,
animasi ini mengintegrasikan berbagai komponen O I M
sekuens rumit dari peristiwa tubuh untuk membantu
siswa menggabungkan materi bersama sama.
nimasi berteknologi tinggi ini, di antaranya
■ intesis, pengepakan, penyimpanan, dan pelepasan
produksi sekresi
■ inaps dan integrasi sinyal eksitasi
■ Peristiwa listrik dan mekanis dalam siklus jantung E T
■ kti itas otot pernapasan, perubahan tekanan, dan
pergerakan udara saat entilasi
■ Tahap menelan orofaring dan esofagus
■ iklus jebatan silang, kayuhan kuat, dan
pergeseran filamen pada kontraksi otot rangka dan otot polos. O T G
xxxii K
cakap yang dipilih oleh perusahaan penerbit. aya Tidak peduli sebaik apapun buku disusun, diproduksi,
berterima kasih atas semua kontribusi mereka, yang dan dicektak, sebuah buku tidak akan mencapai potensi
bersama sama membuat buku ini terbit. mengetahui penuhnya sebagai alat bantu pendidikan bila tidak
bahwa ada banyak orang yang berkerja dengan rajin dipasarkan dengan efektif dan efisien. ensor Manager
dengan berbagai cara untuk membuat buku ini sukses Pemasaran Tom iolkowski, oordinator Pemasaran ing
adalah sumber inspirasi dan kenyamanan bagi saya. u, dan Manager omunikasi Pemasaran arlene
ari rooks Cole, Penerbit, olanda Cossio berhak Mancanan memegang peran utama dalam memasrkan
mendapat ucapan terima kasih hangat untuk isinya, ide buku teks ini. ntuk itu, saya sangat menghargainya.
kreatif, kepemimpinan dan bantuan yang terus menerus. rooks Cole juga melakukan pekerjaan luar biasa
olanda merupakan pendukung kuat untuk menbuat untuk dalam memilih endor yang cakap untuk melaksanakan
membuat edisi terbaik ini. eputusan olanda didasarkan tugas produksi utama. Pertama dan terutama, merupakan
pada apa yang terbaik untuk pengajar dan siswa yang akan kesenangan pribadi dan profesional bagi saya untuk
menggunakan buku teks dan peket pendukung. Terima berkerja kembali dengan aura lown, ditor Produksi di
kasih pula untuk sisten ditor auren Crosby, yang raphic orld, yang mengoodinasi managemen produksi
mengoordinasikan banyak tugas untuk olanda selama dari hari ke hari. i tangan kompetennyalah tanggung
proses pengembangan. aya menghargai usaha ditor jawab untuk memantau semua ditin gambar,
Pengembang u annah le ander atas fasilitas proses t ttin layout halaman, dan perincian terkait lainya
pengembangan, yang berlangsung sesuai jadwal. terlaksana dengan baik dan tepat pada waktunya. erkat
hususnya saya berterima kasih atas waktu yang dia, proses produksi berjalan dengan mulus. aya juga
dihabiskannya untuk mengajar jari saya berkerja dengan menyampaikan ucapan terima kasih sepenuh hati pada
piranti lunak baru untuk mengumpulkan manuskrip artistik kompositor raphic orld atas t ttin yang akurat
secara elektronik dan atas semua bantuan yang eksekusi banyak re isi gambar serta a t yang atraktif
diberikannya dalam memilih materi yang dibutuhkan untuk dan logis. Terima kasih pula untuk studio seni ragonfly
mengembangkan gambar baru. karena menerima sketsa dan intruksi baru, paling rumit,
lat bantu belajar berteknologi tinggi dalam paket dan banyak re isi dan mengubahnya menjadi karya seni
media diperbaruhi sesuai petunjuk ditor Media auren yang atraktif dan rele an dalam pengajaran. isa uckley
li eira. al ini meliput tutorial interaktif online, latihan berhak mendapat ucapan terima kasih atas tampilan
media, dan kesempatan belajar fisiologi elektrolit lain di interior buku yang atraktif dan segar tetapi hemat tempat
situs jaringan Cengage rain. ditor sisten le is serta atas tampilan eksterior buku yang sangat menarik
lubka mengawasi pengembangan komponen hard- perharian.
multipel paket pendukung untuk memastikannya
menyatu dengan utuh. Terima kasih sepenuh hati khirnya, cinta dan terima kasih saya sampaikan
diberikan kepada mereka semua atas paket multimedia pada keluarga selama edisi delapan disusun dan
berkualitas tinggi yang menyertai edisi ini. diproduksi. adwal untuk buku ini sangat padat karena
datang bersamaan dengan banyak hal lain terjadi dalam
i sisi produksi, saya berterima kasih pada enior kehidupan kami. uami saya, Peter Marshall, berhak
Content Project Manager Christy rame, yang mendapat penghargaan dan pengakuan khusus atas
memonitor dengan ketat setiap tahap dalam proses tanggung jawab ekstra yang dilakukan selama saya
produksi sambil mengawasi proses produksi rumit buku mengerjakan buku ini. aya tidak dapat menyelesaikan
multipel. aya merasa percaya diri mengenai bahwa ia ini, atau satupun buku sebelumnya tanpa bantuan,
dukungan, dan semangat darinya.
memastikan semua hal berjalan sesaui rencana. aya
juga berterima kasih pada enior ights pecialist ean Terima kasih kepada semua.
auphinais untuk melacak i in penggunaan gambar dan La ra h r d
materi berhak cipta lain yang dimasukkan dalam teks.
Tugas ini sangtlah penting. etelah semua akhirnya
menyatu, Print uyer udy nouye mengawasi proses
pembuatan, mengoordinasi pencetakaan buku.
aa a ar xxxiii
Kerja homeostatis (pemeliharaan konsistensi internal). Suhu
tubuh dipertahankan ketika penguapan keringat mendinginkan
tubuh untuk menyeimbangkan panas yang diperoleh melalui
aktivitas di hari yang panas, dan keseimbangan cairan
dipertahankan ketika rasa haus memicu asupan cairan untuk
mengimbangi kehilangan cairan melalui keringat.
Pokok-pokok Homeostasis
SEKILAS ISI
Fisiologi berfokus pada fungsi tubuh. Buku ini menjelaskan bagaimana
1.1 Mengenal Fisiologi
berbagai komponen tubuh manusia berfungsi untuk mempertahankan
1.2 Tingkat Organisasi di Tubuh
homeostasis, yaitu suatu kondisi stabil di dalam tubuh yang dibutuhkan untuk
1.3 Konsep Homeostasis
keberlangsungan hidup. Setiap bab dimulai dengan Pokok-Pokok Homeostasis untuk
1.4 Sistem Kontrol Homeostasis
memudahkan Anda memahami bagaimana bagian tubuh yang dibahas di bab tersebut
sesuai dengan gambaran besar homeostasis. Setiap bab diakhiri dengan Homeostatis:
Bab dalam Perspektif, yang menjelaskan cara-cara spesifik topik yang terdapat di dalam
bab ikut serta membentuk homeostatis.
1.1 |Mengenal Fisiologi
> >
>
2 BAB 1
Selama semenit yang Anda gunakan untuk membaca halaman Ini:
>Gambar 1-2 Tingkat organisasi tubuh, yang menunjukkan contoh untuk setiap tingkat.
4 BAB 1
FUNGSI DASAR SEL
>
5
Organ:
Struktur tubuh yang mengintegrasikan jaringan ■
Stomach
>Gambar 1-3 Lambung sebagai suatu organ yang tersusun dari empat jenis jaringan primer
>
>
6 BAB 1
Epitel permukaan >
Epitel permukaan
Sel duktus
Epitel permukaan
Sel-sel penghubung menghilang
selama perkembangan
Sel kelenjar
endokrin sekretorik
Pembuluh darah
>
8 BAB 1
Sistem Integumen Sistem imun Sistem saraf Sistem endokrin Sistem reproduksi
Kulit, rambut, kuku Kelenjar limfe, timus, Otak, korda spinalis, Semua jaringan penghasil Pria: testis, penis, kelenjar
sumsum tulang, saraf perifer, dan, hormon, termasuk prostat, vesikula seminalls,
tonsil, adenoid, limpa, tidak diperlihatkan, hipotalamus, hipofisis, tiroid, kelenjar bulbouretra, dan
apendiks, dan, tidak organ indra khusus adrenal, pankreas endokrin, saluran-saluran terkaitnya
diperliiiatkan, sel gonad, ginjal, pineal, tImus,
darah putih, jaringan dan, tidak diperlihatkan, Wanita: ovarium, tuba
limfoid terkait-usus, paratiroid, usus, jantung, falopii, uterus, vagina,
dan jaringan limfoid kulit, dan jaringan lemak payudara
terkait-kullt
Cairan ekstrasel
Sistem tubuh mempertahankan
Sel Cairan interstisium Plasma
homeostasis, suatu keadaan lingkungan
internal yang stabil dinamika.
Pembuluh
darah
>
10 BAB 1
ini dipercaya hanya dapat menghasilkan sel-sel khusus jaringan tertentu. yang sesuai, agar berkembang biak dan membentuk jaringan tubuh yang
Namun, meskipun sel punca dewasa yang telah mengalami diferensiasi diinginkan. Setelah cetakan plastik tersebut terurai, yang tertinggal hanya
parsial ini tidak memiliki potensi perkembangan yang lengkap seperti yang jaringan baru yang slap ditanamkan ke pasien sebagai jaringan pengganti
dimiliki oleh sel punca mudigah, ternyata sel-sel dewasa tersebut dapat yang hidup dan permanen.
diarahkan untuk menghasilkan lebih banyak jenis sel daripada yang semula Bagaimana dengan sumber sel-sel yang dijadikan benih pada cetakan
diperkirakan. Beberapa contohnya, asalkan mendapat dukungan lingkungan plastik tersebut? Sistem imun diprogram untuk menyerang sel asing,
yang sesuai, sel punca dari otak dapat menghasilkan sel darah dan sel misalnya bakteri invasif atau sel asing yang dicangkokkan ke tubuh dari
punca jaringan lemak menghasilkan sel tulang, tulang rawan, dan otot. orang lain. Serangan ini akan menyebabkan penolakan sel cangkokan
Meskipun sel punca embrional menawarkan potensi yang lebih besar untuk kecuali jika penerima cangkokan diberi obat imunosupresif (obat yang
pengembangan terapi bagi beragam penyakit, sel punca dewasa lebih menekan sistem imun). Efek samping obat-obat imunosupresif yang
mudah diperoleh daripada sel punca mudigah dan pemakaiannya tidak merugikan adalah menurunnya kemampuan sistem imun pasien melawan
menimbulkan kontroversi. bakteri dan virus penyebab penyakit. Untuk mencegah reaksi penolakan oleh
Perjalanan politik yang panjang telah menginspirasi ilmuwan lain untuk sistem imun dan menghindari kebutuhan akan obat imunosupresif jangka
mencari cara baru dalam memperoleh sel punca baru yang serbaguna untuk panjang, ahli rekayasa jaringan dapat meng- gunakan sel punca embrional
kultur sel punca baru tanpa menghancurkan mudigah. Teknik terbaru yang telah diubah menjadi sel benih "universal" yang diprogram secara
dengan potensi terbesar melibatkan pemutarbalikan waktu pada sel spesifik genetik untuk tidak ditolak oleh slapapun. Secara alternatif, sel punca
dewasa, seperti sel kulit yang mudah diperoleh, dan mengubahnya menjadi dewasa spesifik jaringan yang berasal dari tubuh resipien sendiri dapat
tahap embrionik dengan memasukkan empat gen pengatur kunci yang aktif dipakai untuk menciptakan organ transplan yang sesuai secara genetik.
pada awal embrio. Seperti sel punca mudigah punca mudigah, sel yang Berikut ini adalah beberapa hasil awal rekayasa jaringan. Rekayasa
terprogram ulang ini, yang disebut sel punca pluripoten terinduksi tambalan kulit telah digunakan untuk mengobati korban luka bakar luas dan
(Induced Pluripotent Stem Cell, iPSC), memiliki potensi untuk berubah rekayasa tulang rawan dan pengganti cangkok tulang juga telah digunakan.
menjadi jenis sel apa saja di dalam tubuh. Namun, sel punca pluripoten Kandung kemih yang dikembangkan di lab adalah organ pertama yang
terinduksi ini kurang responsif dibandingkan sel punca mudigah terhadap sukses diimplantasikan pada manusia dan juga telah dibuat rekayasa
sinyal-sinyal diferensiasi. Sel punca pluripoten terinduksi ini mengambil pembuluh darah dan trakea. Rekayasa tambalan otot jantung telah
ingatan sementara dari jaringan tempatnya berasal, yang mengurangi dikembangkan untuk memperbaiki jantung yang rusak. Cetakan rekayasa
efisiensinya untuk dapat diubah menjadi sel jenis baru. Sebagai ilustrasi, jaringan untuk merangsang regenerasi saraf telah slap untuk uji klinis. Telah
90% sel punca mudigah dapat diarahkan menjadi sel saraf, sedangkan ada kemajuan dalam menumbuhkan dua organ yang rumit, yaitu pankreas
respon sel punca pluripo- ten terinduksi terhadap sinyal kimia pembuat- dan hati. Karena itu, rekayasa jaringan memenuhi janji bahwa bagian tubuh
neuron lebih bervariasi, berkisar dari 15% hingga 79% laju konversi, yang rusak dapat digantlkan dengan alternatif terbaik, versi laboratorlum
bergantung pada turunan sel. dari"aslinya".
Melalui teknik evolusi baru seperti ini, segera tiap-tiap sel tubuh dewasa Cetakan inovatif telah berlanjut untuk meningkatkan teknologi
dapat diubah menjadi jenis sel apa saja. Pemrograman ulang sel adalah transplantasi beberapa tahun terakhir. Dengan teknik terbaru, beberapa
salah satu area penyelldikan terbaik pada kehidupan ilmiah saat ini. peneliti bereksperimen dengan cefaton organ. Berdasarkan prinsip yang
Dari manapun sumber sel punca berasal, riset sel punca memberi digunakan pada printer desktop, cetakan organ melibatkan endapan lapis
harapan untuk revolusi kedokteran pada abad 21 sebagaimana dampak demi lapis "tinta biologis" dengan bantuan komputer.Tinta blologis meliputi
penemuan vaksin dan antlbiotik pada abad 20. Diperkirakan 3000 orang sel, bahan cetakan, dan faktor pertumbuhan suportif yang secara simultan
Amerika meninggal setiap hari akibat penyakit yang di masa depan dapat dicetak di lapisan yang tebalnya seperseratus inci dalam pola bantuan yang
disembuhkan dengan pemakaian turunan sel punca. Contohnya, pada uji sangat terorganlsasi berdasarkan anatomi organ yang sedang dikerjakan.
klinis, versi sehat jenis spesifik sel punca embrional yang berasal dari mata Penggabungan lapisan hidup ini membentuk struktur tiga dimensi yang
diinjeksikan ke mata pasien dengan kondisi bawaan yang menyebabkan menyerupai bagian tubuh yang akan digantlkan oleh organ cetakan.
kebutaan. Ilmuwan bahkan meneliti pada jaringan tertentu yang tumbuh dan Strategi cetakan terakhir menggunakan arsltektur alamiah dan bukan
secara keseluruhan dapat diperintahkan untuk menggantikan organ, suatu bangunan sebuah cetakan rumit dari goresan. Masih pada tahap
proses yang dikenal dengan rekayasa jaringan. eksperlmental, teknik ini melibatkan pelepasan daging secara kimia dari
donor organ, seperti jantung, yang menyisakan kerangka asli berbentuk
Harapan Medis Rekayasa Jaringan jantung yang terdiri dari kolagen, yaitu jaringan ikat keras yang tidak memicu
Era rekayasa jaringan telah dipermudah oleh kemajuan-kemajuan dalam reaksi imunitas. Saat rangka jantung ini dilapisi dengan pertumbuhan
biologi sel, pembuatan plastik, dan grafik komputer. Dengan menggunakan jaringan dari sel punca resipien, sel itu membentuk jantung yang berdenyut
disain yang dibuat dengan komputer, plastik mudah-larut yang sangat murni lengkap dengan cadangan darahnya yang dapat ditransplantasikan ke
dibentuk menjadi cetakan tiga dimensi yang menyerupai struktur jaringan resipien. Tujuannya adalah menghilangkan keseluruhan sel asli dari jantung
atau organ tertentu. Cetakan plastik ini kemudian diisi "benih"sel yang babi (atau organ lain) dan menggunakannya sebagai cetakan untuk
diinginkan, yang kemudian diarahkan, dengan memberi nutrien dan bahan menciptakan jantung yang cocok secara imunologis untuk ditransplantasikan
kimia stimulatorik yang sesuai, agar berkembang biak dan disain yang ke manusia, dengan demikian dapat mengatasi kekurangan donor dan
dibuat dengan komputer, plastik mudah-larut yang sangat murni dibentuk mencegah risiko penolakan transplantasi.
menjadi cetakan tiga dimensi yang menyerupai struktur jaringan atau organ Penelitian yang akan datang adalah kemampuan untuk menghasilkan sel
tertentu. Cetakan plastik ini kemudian diisi "benih"sel yang diinginkan, yang punca pluripoten terinduksi di tubuh untuk regenerasi bagian yang rusak di
kemudian diarahkan, dengan memberi nutrien dan bahan kimia stimulatorik dalam tubuh itu sendiri, sebagai cetakan yang pokok.
11
Mempertahankan
Sistem Homeostasis
tubuh
Esensial bagi
Membentuk kelangsungan
hidup
FAKTOR-FAKTOR YANG DIATUR SECARA
HOMEOSTASI
Sel
>Gambar 1-7 Hubungan saling ketergantungan antara sel, sistem tubuh, dan
homeostasis. Homeostasis esensial bagi kelangsungan hidup sel, sel-sel
membentuk sistem tubuh, dan sistem tubuh mempertahankan hoeostasis. Hubungan
ini berfungsi dasar bagi ilmu faal modern
12
KONTRIBUSI SISTEM TUBUH TERHADAP HOMEOSTASIS
>
SISTEM SARAF
Bekerja melalui sinyal listrik untuk mengontrot
respons cepat tubuh; juga berperan untuk
fungs fungsi yang lebih tinggi—mis. kesadaran, Pengaturan
InforrnasT dari daya mgat, kreativitas
lingkungan i a a a .
eksternal disalurkan
rnelaky sistern saraf
SISTEM PERNAPASAN
O2 Mengambil O2 dari lingkungan eksternal dan
mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal;
CO2 membantu mengatur pH dengan
menyesuaikan kecepatan pengeluaran CO2
pembentuk asam. i a a a .
SISTEM KEMIH
Urin mengandung Penting dalam mengatur volume, komposisi
zat sisa dan elektrolit, dan pH lingkungan internal;
kelebihan air dan mengeluarkan zat sisa dan kelebihan air,
elektrolit garam, asam, dan elektrolit lain dari plasma
dan membuangnya ke dalam urin
i a a a .
SISTEM SIRKULASI
Mengangkut nutrien, O2, CO2, zat sisa, elektrolit. dan hormon ke seluruh tubuh
LINGKUNGAN i a a a .
EKSTERNAL
>
14 BAB 1
SISTEM ENDOKRIN sistem-sistem tubuh
Bekerja meialui hormon yang disekresikan ke
dalam darah untuk mengatur proses-proses mempertahankan
yang lebih mengutamakan durasi daripada homeostasis
kecepatan—mis.aktivitas metabolik dan
keseimbangan air dan elektrolit HOMEOSTASIS
i a a a . Suatu keadaan stabil-dinamik konstituen-
konstituen di lingkungan cairan internal yang
dan bertukar bahan dengan sel.
i a a
Faktor yang dipertahankan secara
homeostasis:
SISTEM INTEGUMEN Konsentrasi molekul nutrien
i a a a .
Berfungsi sebagai sawar protektif antara Menjaga cairan
Konsentrasi O2 dan CO2
lingkungan eksternal dan bagian tubuh lainnya; internal tetap di
i a a .
kelenjar keringat dan penyesuaian aliran darah ke dalam
Konsentrasi zat sisa
kulit penting dalam mengatur suhu tubuh Menahan benda
i a a .
i a a a . asing tetap di luar
p i a a .
Konsentrasi air,garam,dan
elektrolit lain
i a a a .
Suhu i a a .
Volumen dan tekanan
i a a a .
SISTEM IMUN
Mempertahankan tubuh dari invasi asing dan Melindungi tubuh
sel kanker ; melicinkan jalan untuk proses dari invasi asing Homeostass
perbaikan jaringan adalah esensial
i a a . bagi kelangsungan
hidup sel
Sel-sel membentuk
sistem tubuh
>
16 BAB I
>
>
>
17
Penyimpangan pada
* Menghilang * Menghilang * Menghilang
Turunnya suhu kamar Penurunan suhu tubuh
variabel terkontrol di bawah titik patokan
di bawah titik patokan
(dideteksi oleh)
Pusat
Integ raror Termostat kontrol suhu
Umpan-balik
(mengirim perintah ke) negatif untuk
menghentikan (umpan-balik (umpan-balik
sistem yang negatif) negatif)
Otot rangka
Efektor(-efektor) menyebabkan Tungku (dan efektor lain)
respons)
(menyebabkan)
Produksi panas
Respons kompensasi Pengeluaran Panas melalui proses
menggigil dan cara lain
(menghasilkan)
(a) Komponen sistem kontol (b) Kontrol umpan balik negatif (c) Kontrol umpan balik negatif
umpan balik negatif suhu ruang suhu tubuh
KUNCI
18 BAB 1
LATIHAN SOAL
Pertanyaan Esai
PERTIMBANGAN KLINIS
20 BAB 1
1
|
1.1 Mengenal Fisiologi (h. 2)
■ Cairan ekstrasel berfungsi sebagai lingkungan internal tubuh. Cairan
ini terdiri dari plasma dan cairan interstisium. (Lihat Gambar 1-6.)
■ isiologi adalah ilmu tentang fungsi tubuh. ■ Homeostasis adalah pemeliharaan keadaan lingkungan internal
yang stabil dinamik
■ Fisiologi dan anatomi berhubungan erat karena fungsi tubuh
sangat bergantung pada struktur bagian-bagian tubuh yang ■ Faktor-faktor dalam lingkungan internal yang harus dipertahankan
melaksanakannya secara homeostasis adalah (1) konsentrasi molekul nutrien; (2)
konsentrasi O2 dan CO2; (3) konsentrasi produk sisa; (4) pH; (5)
konsentrasi air, garam, dan elektrolit lain; (6) volume dan tekanan;
|
1.2 Tingkat Organisasi di Tubuh (h.2-7) dan (7) suhu. (Lihat Gambar 1-8.)
■ Tubuh manusia adalah suatu kombinasi kompleks ■ Fungsi yang dilakukan oleh kesebelas sistem tubuh ditujukan untuk
atom-atom dan molekul-molekul khusus. mempertahankan homeostasis. Fungsi sistem-sistem tubuh pada
■ Komponen kimiawi tak-hidup ini tersusun secara presisi akhirnya bergantung pada aktivitas khusus sel-sel yang membentuk
membentuk sel, kesatuan terkecil yang mampu sistem. Karena itu, homeostasis esensial bagi kelangsungan hidup
melaksanakan proses-proses yang berkaitan dengan masing-masing sel, dan setiap sel memberi kontribusi bagi
kehidupan. Sel adalah bahan pembangun struktural dan homeostasis.(Lihat Gambar 1-7 dan 1-8).
fungsional dasar yang hidup bagl tubuh. (Lihat Gambar 1-2)
Fungsi dasar yang dilakukan oieh setiap sel untuk
| Sistem Kontrol Homeostatik (h. 16-18)
■
21
SISTEM TUBUH
Terbentuk dari sel-sel yang lersusun berdasarkan spesialisasi untuk mempertahankan
homeostasis.
Sel-sel membentuk
sistem
22
Pemindaian mikrograf elektron organel-organel di dalam
sel. Mitokondria (merah) menghasilkan energi sel. Kompleks
Golgi (biru) memproses protein dan lipid yang diproduksi oleh
retikulum endopasma bagian kecil berwarna kuning, kiri atas)
untuk sekresi dan konstruksi membran. Sitosol (hijau)
mengelilingi organel-organel.
Dr. David Furness, Keele Univers/Photo Researchers, Inc.
Fisiologi Sel
Pokok-Pokok Homeostasis
SEKILAS ISI
Sel adalah bahan organik penyusun tubuh, yang sangat terorganisasi. Sel
2.1 Teori dan Penemuan Sel
2.2 Selayang Pandang Struktur Sel mempunyai tiga bagian utama: membran plasma, yang membungkus sel; nukleus,
2.3 Retikulum Endoplasma dan tempat materi genetik sel; dan sitoplasma. Sitoplasma terdiri atas sitosol, organel-
Sintesis Pemisahan organel, dan sitoskeleton. Sitosol adalah cairan mirip gel
2.4 Kompleks Golgi dan Eksositos tempat organel-organel dan sitoskeleton berada. Organel adalah struktur sangat terorganisasi
2.5 Lisosom dan Endositotis dengan karakteristik berbeda-beda, yang melaksanakan fungsi khusus. Sitoskeleton adalah
2.6 Peroksisom dan Detoksifikasi
kerangka protein yang tersebar di seluruh bagian sel dan berperan sebagai "tulang dan otot"
2.7 Mitokondria dan Produksi ATP
sel.
2.8 Ribosom dan Sintesis Protein
Setiap sel menjalankan fungsi dasar tertentu yang penting untuk mempertahankan
2.9 Vault Sebagai Truk Seluler
2.10 Senstrom, Sentriol, dan
kehidupan sel itu sendiri dan sebuah peran khusus yang membantu mempertahankan
Organisasi Mikrotobulus homeostasis melalui kerja komponen-komponen sel yang terkoordinasi. Sesuai dengan
2.11 Sitosol: Gel Sel spesialisasinya, sel-sel tersusun menjadi sistem tubuh yang mempertahankan kestabilan
2.12 Sitoskeleton: "Otot Tulang" Sel lingkungan internal yang penting untuk kelangsungan hidup seluruh tubuh. Semua fungsi tubuh
akhirnya bergantung pada aktivitas setiap sel yang menyusun tubuh.
2.2 | Teori dan Penemuan Sel
24 BAB 2
• Konsep Tantangan, dan
Kontroversi
Sel HeLa: Masalah dalam Industri yang
"Sedang Tumbuh"
B
ANYAK KEMAJUAN MENDASAR DALAM FISIOLOGI SEL, membuktikan bahwa 5 turunan sel yang banyak dipakai dalam riset kanker
genetika, riset kanker, dan terapi berasal dari pemanfaatan sel-sel sebenarnya adalah sel HeLa. Pada tahun 1976, 11 turunan sel lain, yang
yang ditumbuhkan atau dibiakkan (dikultur) di luar tubuh. Pada masing-masing banyak digunakan dalam penelitian, juga terbukti merupakan
pertengahan abad terakhir, telah banyak dilakukan upaya untuk membiakkan sel HeLa; dan pada tahun 1981, Nelson-Rees membuat daftar 22 turunan sel
sel manusia dengan menggunakan jaringan yang diperoleh dari prosedur lain yang telah terkontaminasi oleh sel HeLa. Secara keseluruhan, sepertiga
biopsi atau pembedahan. Upaya-upaya awal ini umumnya menemui dari semua turunan sel yang digunakan dalam riset kanker tampaknya
kegagalan; sel-sel mati setelah beberapa hari atau minggu dalam kultur, benar-benar sel HeLa. Akibatnya berupa pemborosan dana dan sumber
sebagian besar tanpa sempat membelah. Kesulitan-kesulitan ini berlanjut daya dalam jumlah besar. Pada tahun 2005, Roland-Nardone, yang frustrasi
hingga Februari 1951, ketika seorang peneliti di Universitas John Hopkins dengan masalah kontaminasi-silang, memulai perjuangan. Dia menulis
menerima sebuah sampel lesi kanker serviks dari seorang pasien bernama makalah "panggilan aksi'' yang memperdebatkan dua perubahan besar:
Henrietta Lacks. Sesuai kesepakatan, biakan sel tersebut dinamai HeLa peningkatan upaya edukasi tentang cara mencegah kontaminasi dan
dengan mengombinasikan dua huruf pertama nama depan dan nama pengadaan jurnal iimiah dan organisasi penyokong dana yang mengesahkan
belakang donor. Turunan sel ini tidak sekedar tumbuh, tetapi berkembang bahwa turunan sel yang digunakan dalam penelitian yang didanainya atau
biak di bawah kondisi biakan dan merupakan salah satu turunan sel yang dipublikasikannya telah dicek keasliannya melalui sidik DNA turunan sel.
pertama kali berhasil dikembangbiakkan di luar tubuh. Sayangnya, sel-sel Meskipun demikian, hingga sekarang, organisasi dan jurnal enggan untuk
kanker yang bertambah banyak dengan kecepatan luar biasa pada kultur sel memaksakan regulasi berdasarkan pandangan bahwa solusi masalah ini
yang pertama kali berhasil ini juga terus menggandakan diri secara cepat di berada di tangan para ilmuwan dan komunitas profesional itu sendiri.
dalam tubuh Henrietta Lack, menyebabkan kematian ibu muda beranak lima Sementara itu, turunan sel yang membingungkan terus bermunculan dan
ini pada usia 31 tahun, hanya 8 bulan setelah didiagnosis mengidap kanker. makalah penelitian yang tidak terhitung jumlahnya—banyak yang ditarik
kembali atau diragukan.
Para peneliti berhasrat memiliki sel-sel manusia yang siap sedia guna
Invasi sel HeLa ke biakan sel lain menjadi bukti sifat agresif dan ganas
mempelajari efek obat, bahan kimia toksik, radiasi, dan virus pada jaringan
sebagian sel kanker. Di laboratorium biakan sel, aturan-aturan tentang teknik
manusia. Sebagai contoh, virus poliomielitis bereproduksi dengan baik di
steril diharapkan dapat menjamin bahwa pencemaran silang antar-biakan
dalam sel HeLa, menghasilkan terobosan dalam pengembangan vaksin polio
tidak terjadi. Bagaimanapun, peneliti tetaplah manusia dan mereka
pertama. Seiring kemajuan teknik biakan sel, turunan sel manusia dapat
terkadang melakukan kesalahan. Sebagai contoh, mungkin satu botol
diciptakan dari kanker lain dan jaringan normal, termasuk jaringan jantung,
medium biakan tercemar karena penanganan yang tidak benar atau salah
ginjal, dan hati. Pada awal tahun 1960-an, koleksi sentral turunan sel sudah
melabeli sebuah turunan sel. Apapun kasusnya, sudah jelas bahwa pada
ada di Washington D.C. dan biakan sel manusia menjadi salah satu
tahap tertentu, satu atau lebih sel HeLa menyusup ke dalam biakan yang
perangkat penting dalam banyak bidang riset biologis.
bukan asalnya.
Namun, pada tahun 1966, ahli genetika Stanley Gartler mengumumkan Sel HeLa membelah diri lebih cepat dari kebanyakan sel manusia lainnya,
temuan yang mengejutkan. Beliau menganalisis 18 turunan sel berbeda dan baik sebagai sel normal maupun sel kanker, sehingga menyerap nutrien
menemukan bahwa semuanya telah tercemar dan diambil alih oleh sel lebih cepat dibanding jenis sel lain. Selain itu, sel-sel yang ditumbuhkan
HeLa. Selama dua tahun berikutnya, para ilmuwan memastikan bahwa 24 dalam biakan tidak langsung dapat dibedakan satu sama lain hanya dengan
dari 32 turunan sel di tempat penyimpanan pusat sebenarnya adalah sel mengamati; basanya, diperlukan uji biokimiawi untuk identifikasi. Akibatnya,
HeLa. Para peneliti yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun meneiiti dalam beberapa siklus transfer, sebuah biakan yang berawal sebagai sel
sel yang mereka anggap sebagai sel jantung atau ginjal menghadapi ginjal atau jenis sel manusia lainnya dapat diambilalih seluruhnya oleh sel
kenyataan bahwa mereka sesungguhnya sedang meneliti sel kanker serviks. HeLa yang tumbuh dengan cepat memadati turunan sel semula, seperti yang
Temuan Gartler menunjukkan bahwa ratusan ribu eksperimen yang pernah dilakukan oleh sel kanker di dalam tubuh.
dilakukan di laboratorium di seluruh dunia tidak sahih. Belajar jadi Henrietta Lacks telah lama meninggal akibat kanker serviks yang
pengalaman pahit ini, parailmuwan memulai kembali pembuatan turunan sel mengawali turunan sel HeLa, tetapi sel-sel poten ini terus hidup
baru dengan aturan teknik baru yang lebih ketat untuk mencegah hingga sekarang. Penyebarannya ke seluruh biakan sel manusia
pencemaran oleh sel HeLa. Sayangnya, masalah belum berakhir. Pada menggaris bawahi sifat persisten kanker, penyakit yang ditandai dengan
tahun 1974, Walter Nelson-Rees mempublikasikan sebuah makalah yang pertumbuhan tidak terkendali dan penggerusan sumber daya.
25
Peroksisom
Mitokondria
Ribosom bebas
Vault
Pori inti
Retikulum
endoplasma halus
Mikrotubulus
yang memancar
dari sentrosom
Mikrofilamen
Vesikel
Membran plasma
Kompleks Golgi
Sitosol
Gambar 2-1 Diagram struktur sel yang terlihat dengan mikroskop elektron
26 BAB 2
Retikulum endoplasma kasar menyintesis protein
untuk sekresi dan pembentukan membran.
Fisiologi Sel 27
RE kasar
RE halus
Ribosom
Kantong Tubulus
28 BAB 2
Protein
(untaian 1
Instruksi kepada protein benvama)\ dirakit
pembangun untuk di ribosom yang
menempel pada 2
meninggalkan nukleus retikulum
dan memasuki endoplasma atau
sitoplasma ribosom bebas di
sitoplasma.
Nukleus 3
Ribosom
RE kasar
4
RE halus
Vesikel
transpor
Kompleks Golgi
Vesike
sekretorik 7
Lisosom Sekresi
(eksositosis)
Gambar 2-3 Ikhtisar proses sekresi untuk protein-protein yang disintesis oleh retikulum endoplasma.
2.4
Eksositosis
Fisiologi sel 29
Vesikel transpor mengangkut muatannya ke
kompleks Golgi untuk pengolahan lebih lanjut.
Kompleks Golgi
Vesikel transpor
Vesikel transpor
dari RE, yang siap Lumen golgi
menyatu
dengan
membran Golgi
Kantong
Golgi
Vesikel berisi
produk jadi
Kompleks Golgi
30 BAB 2
CES
Membran plasma
Vesikel sekretorik
Sitosol
Vesikel endositik
■
(b) Endositosis: Bahan dari luar sel diselubungi oleh
segmen membran plasma yang membentuk kantong ke arah
dalam dan teriepas sebagai vesikel endositik
Gambar 2-5 Eksositosis dan endositosis
Fisiologi Sel 31
Lumen Membran kantong Sitosol Membran CES
Golgi Golgi terluar Plasma
KUNCI
1 Penanda pengenalan di membran kantong Golgi
Penanda pengenalan —
terluar menangkap muatan yang sesuai dari lumen
Akseptor protein
Golgi dengan jalan berikatan hanya dengan sinyal
selubung —v-SNARE
penyortir molekul protein yang akan disekresikan.
(penanda penambatan)
Membran yang akan membungkus vesikel
Sinyal penyortiran diselubungi oleh koatomer, yang menyebabkan
membran melengkung, membentuk kuncup.
Protein muatan 2 Membran menulup di bawah tonjoan, melepaskan
vesikel vesikel sekrelorik.
3 Vesikel kehilangan selubungnya, memperlihatkan
Koatomer (protein penanda penambatan v-SNARE di permukaan vesikel. ambar Pengemasan, penambatan, dan
selubung yang pelepasan vesikel sekretorik. Rangkaian diagram
4 v-SNARE berikatan hanya dengan akseptor
menyebabkan membran mengilustrasikan pembentukan dan penonjolan
melengkung) penanda penambatan t-SNARE di membran plasma
sasaran, menjamin bahwa vesikel sekretorik vesikel sekretorik, dengan bantuan proteinselubung,
mengosongkan isinya ke luar seI. dan penambatannya pada membran plasma oleh v-
t-SNARE (akseplor
SNARE dan t-SNARE. Mikrograf elektron transmisi
penanda penambatan)
memperlihatkan sekresi melalui eksositosis.
Peroksisom
Lisosom
PINOSITOSIS
Enzim
oksidatif
Enzim
hidrolitik
© Don W. Fawcett/Photo Researchers, Inc.
32 BAB 2
Kantong
Sitosol CES endositik
yang sudah
Molekul terbentuk
air
Molekul
Sitosol CES
terikat ke
reseptor
Klatrin
permukaan
Molekul
Reseptor Selubang
Membran klatrin
plasma
Membran
1 Bahan melekat ke reseptor 2 Membran melengkung ke 3 Kantong terlepas sebagai plasma
membran dalam membentuk kantong. vesikel endositik berisi
molekul target.
(b) Endositosis yang
diperantarai reseptor
Lisosom
(c) Fagisitosis
ambar Bentuk-bentuk endosftosis. (a) Diagram dan mikrograf elektron pinositosis. Membran permukaan melengkung ke dalam membentuk kantong,
kemudian menyegel permukaan tersebut sehingga terbentuk vesikel endositik intraseluler yang secara non-selektif menarik sedikit CES. (b) Diagram dan mikrograf
elektron endositosis yang diperantarai reseptor. Ketika sebuah molekul besar, seperti protein, menempel pada reseptor permukaan spesifik, membran melengkung ke
dalam membentuk kantong dengan bantuan protein selubung, menciptakan celah berselubung, lalu terlepas untuk secara selektif menginternalisasi molekul dalam
vesikel endositik. (c) Diagam dan pemindaian mikrograf elektron serangkaian fagositosis. Sel darah putih memakan partikel multimolekuler, seperti bakteri atau sel
darah merah tua, dengan menjulurkan pseudopodia yang membungkus dan menyegel bahan sasaran. Lisosom menyatu dengan isi vesikel dan menguraikannya.
isiologi sel 33
Periksa Pemahaman Anda 2.5
1. Sebutkan fungsi enzim hidrolitik.
2. Gambarkan tiga jenis endositosis
>
34 BAB 2
Mitokondria dibungkus oleh dua membran
Mitokondria
Ruang
antarmembran
Krista
(a) Mitokondria
Fisiologi sel 35
Glikolisis
Glukosa dan
molekul
Kitosol
bahan bakar lain 2 ATP
Piruvat
Asetil-Co2
Mitokondria memainkan peran utama dalam
pembentukan ATP
Matriks miktokondria
Siklus asam
2 ATP
sitrat
Membran dalam
Fosforilasi oksidatif
mitokondria
(sistem transpor
elektron dan 28 ATP
kemiosmosis)
GLIKOLISIS
36 BAB 2
Glikolisis ATP Satu molekul
glukosa 6-karbon
Sitosol
Piruvat ke 2 NAD+
gugus asetil
Sepuluh 2 NADH
langkah
Siklus terpisah 2 ADP + 2 P
i
asam ATP
sitrat 2 ATP
Gambar 2-11 Glikolisis di sitosol. Glikolisis mengurai glukosa (enam karbon) menjadi dua molekul piruvat (masing-
masing tiga karbon), dengan hasil akhir 2 ATP dan 2 NADH (siap untuk ekstraksi energi lebih lanjut oleh sistem
transpor elektron).
+ 4 +
FOSFORILASI OKSIDATIF
Fisiologi sel 37
Glikolisis ATP
Piruvat ke
Matriks gugus asetil
mitokondria 3C Piuvat
Siklus
asam ATP
1C CO2 NAD+
sitrat
CoA
NADH
Oksaloasetat
Sifat
NADH 4C
H2O
NAD+
D1 matriks
mitokondria
Malat
4C Isositrat
6C
H2 O NAD+
NADH
CO2 1C
Fumarat
α Ketoglutarat
Ci
5C
CoA
NAD+
FADH2
NADH
FAD
H2O CoA Suksinil CoA
Suksinat CO2 1C
4C
4C
GDP
GTP + P i
ADP
ATP
Gambar 2-12 Siklus asam sitrat di matriks mitokondria. Dua karbon yang masuk ke siklus dengan perantaraan asetil-CoA akhirnya diubah menjadi CO2, sementara
asam oksaloasetat, yang menerima asetil-CoA, dibentuk kembali pada akhir siklus. Hidrogen dilepaskan pada titik-titik spesifik di sepanjang siklus, berikatan dengan
molekul pengangkut hidrogen NAD+ dan FAD untuk pengolahan lebih lanjut oleh sistem transpor elektron. Satu molekul ATP dihasilkan untuk setiap molekul asetil-
CoAyang masuk ke siklus asam sitrat, atau total dua molekul ATP untuk setiap molekul glukosa yang diproses.
38 BAB2
6 Akibatnya, ion H+ lebih terkonsentrasi di
1 Elektron berenergi tinggi yang diekstraksi dari
hidrogen dalam NADH dan FADH2 dipindahkan ruang antarmembran ketimbang di matriks.
dari satu molekul pengangkut etektron ke yang Gradien H+ ini menghasitkan energi yang
lain. menggerakkan sintesis ATP oleh ATP sintase.
2 NADH dan FADH2 diubah menjadi NAD+ 7 Karena gradien ini, ion H+ memiliki
dan FAD, yang memungkinkan keduanya untuk kecenderungan tinggi untuk mengalir ke dalam
mengambil lebih banyak atom hidrogen yang matriks melintasi membran dalam lewat saturan
dibebaskan selama glikolisis dan siklus asam saluran di antara unit dasar dan stator pada
sitrat. kompteks ATP sinlase.
ATP +
3 Elektron berenergi tinggi jatuh dari tingkat 8 Aliran ion H ini mengaktifkan ATP sintase
energi tinggi ke rendah sewaktu dipindahkan dan menggerakkan sintesis ATP oleh
dari satu molekul pengangkut ke yang lain headpiece, proses yang dinamakan
dalam sistem transpor elektron. kemiosmosis. Aliran ion H+ melalui saluran ini
membuat headpiece dan tangkai berputar ke
4 Elektron diberikan ke O2, akseptor elektron
atas.
terakhir pada sistem transpor elektron. Oksigen
9 Akibat perubahan bentuk dan posisi sewaktu
ini, kini bermuatan negatif karena mendapat
berputar, headpiece mengambil ADP dan Pi,
ATP tambahan elektron, bergabung dengan ion H+,
menggabungkan keduanya, dan membebaskan
yang bermuatan positif karena mendonorkan
produk ATP.
elektron pada awal sistem transpor elektron,
untuk membentuk H2O.
5 Ketika bergerak melalui sistem transpor
ATP
elektron, elektron melepaskan energi bebas.
Sebagian energi yang dibebaskan hilang
sebagai panas, tetapi sebagian lagi
dimanfaatkan untuk transpor H+ melintasi
membran dalam mitokondria dari matriks
menuju ruang antarmembran pada Kompleks I,
III, dan IV.
Membran luar
mitokondria
H+ H+ 6 Tinggi H+
H+ H+
H+ H+ H+ H+ H+
H+ H+ H+ H+
H+ H+ H+ H+ H+
ATP
H+ sintase Stator
Ruang antar
membran
sitokrom
c
e– Unit
e– 3 3 dasar
3 e– e– e– 7
Membran Ubikuinon
e– e–
dalam e– (CoQ) e– Kompleks
mitokondria e– Kompleks
IV 8 Tangkai
Kompleks e– III
4 2 H O
I 5 2
5 Kompleks 5 H+
II
H+
1
H+ 4 H+ + O–2
NADH H+
1 Headpiece
9
ADP + P ATP
i
4
(diperlukan (terutama
untuk dihasilkan oleh sistem dihasilkan
osforilasi oleh siklus transpor oleh ATP
oksidatif) asam sitrat elektron) sintase)
40 BAB 2
Gambar 2-14 Ikhtisar produksi ATP dari oksidasi
1 Glukosa
sempurna satu molekul glukosa. Dengan total 32 ATP,
diasumsikan bahwa elektron yang diangkut oleh tiap NADH
Sitosol
menghasilkan 2,5 ATP dan yang diangkut oleh tiap FADH2
2 NADH Gilkolisis 2 ATP menghasilkan 1,5 ATP selama fosforilasi oksidatif.
2 Piruvat
Piruvat ke
2 NADH
gugus astesil
Matriks mitokondria
2 Asetil-CoA
6 NADH
2 putaran
siklus asam 2 ATP
sitrar
2 FADH2
Pemindahan
elektron
2 FADH2 2 × 1.5 ATP/FADH2 3 ATP
mitokondria
Membran dalam
Pemindahan
elektron
10 NADH 10 × 2.5 ATP/NADH 25 ATP
Fosforilasi
oksidatif
Total 32 ATP
Makanan O2 Makanan O2
ATP
Pembebasan energi
Energi dimanfaatkan dalam
mendadak secara Energi dibebaskan
bentuk ATP, mata uang energi
sebagai panas paling umum bagi tubuh sebagai panas
ATP
ATP
2 ATP
Kondisi aerob
Membran
mitokondria
Glikolisis Ada O2
Glukosa Piruvat 30 ATP + CO2 + H2O
Siklus asam sitrat/Fosforilasi oksidatif
2 ATP
Sitosol Mitokondria
Gambar 2-16 Perbandingan hasil energi dan produk pada kondisi anaerob dan aerob. Pada keadaan anaerob, hanya 2 ATP dihasilkan
untuk setiap molekul glukosa yang diproses, tetapi pada keadaan aerob total 32 ATP dihasilkan per molekul giukosa.
42 BAB 2
• Melihat lebih Dekat pada
Fisiologi Olahraga Olahraga Aerobik: Untuk Apa
dan Seberapa Banyak?
LAHRAGA AEROBIK ("DENGAN O2") MELIBATKAN yang sama diperoleh dengan olahraga yang dilakukan satu kali
Fisiologi Sel 43
• Konsep, Tantangan,
dan Kontroversi
POPTOSIS ADALAH BUNUH DIRI sebuah sel yang tidak lagi Perbandingan Apoptosis dan Nekrosis
44 BAB 2
Sebagai contoh, penarikan faktor pertumbuhan atau terlepasnya sel dari
panjang proses bunuh diri, jaringan ikat sekitarnya menyebabkan sebuah sel segera mengeksekusi
Fisiologi Sel 45
Rantai asam
amino ydan ̀
Ribosom sedang
bermembang
tRNA yang baru tiba,
dengan asam amino melekat
padanya membaca instrusi
tRNA akan ̀ mRNA dan memasukan
dibebaskan asam amino yang akan
tanpa asam ditambahkan berikutnya
amino E P A
Tempat mRNA
di sebuah
ribosom
mRNA
Subunit Subunit
ribosomal ribosom Gerakan ribosom
besar kecil.
(a) Ribosom (b) Sintesis protein di ribosom
Gambar 2-1 Ribosom. (a) Diagram ribosom yang sudah terakit, terdiri atas satu subunit ribosomal besar dan satu subunit ribosomal dengan asam ribonukleat perantara
(messenger ribonucleic acid, mRNA) menempati sebuah alur yang terbentuk di antara kedua subunit ini. (b) Gambaran skematik interior ribosom, memperlihatkan situs A,
P, dan E tempat motekul RNA transfer (transfer RNA, tRNA) berinteraksi dengan mRNA sewaktu sintesis protein.
2.9 | ba a r r
>
>
>
46 B 2
Sentriol
Gambar 2-1 Vaults. Diagram vault terbuka dan tertutup serta mikrograf
Gambar 2 1 Sentriol. Dua sentriol silindris yang tegak lurus satu sama lain
diperlihatkan pada diagram. Mikrograf elektron menunjukkan potongan
melintang sebuah sentriol. Perhatikan bahwa sebuah sentriol tersusun atas
sembilan triplet mikrotubulus yang membentuk cincin.
Fisiologi Sel 47
Sitosol penting dalam metabolisme antara, sintesis Droplet lemak Nukleus sel adiposa
Elizabeth R. Walker, PhD, and Dennis O. Overman, PhD, Department of Anatomy, School of Medicine, West Virginia University for
protein di ribosom, dan penyimpanan nutrien.
PENYIMPANAN LEMAK GLIKOGEN, DAN VESIKEL Gambar 2-20 Badan inklusi. (a) Mikrograf cahaya memperlihatkan simpanan
SEKRETORIK lemak di sel adiposa. Sebuah droplet lemak menempati hampir seluruh bagian
sitosol setiap sel. (b) Mikrograf cahaya menunjukkan simpanan glikogen di sel
hati. Granula berwarna merah yang ada di seluruh bagian sitosol setiap sel
hati adalah endapan glikogen.
48 2
• TABEL 2-2 lkhtisar Komponen Sitoplasma
Komponen Sitoplasma Struktur Fungsi
Organel bermembran
Retikulum endoplasma Jalinan tubulus dan kantong gepeng berisi cairan Membentuk membran sel baru dan komponen
yang luas, bersinabungan, dan terbungkus sel lain serta membuat produk untuk sekresi
membran, sebagian dipadati ribosom
Memodifikasi, mengemas, dan mendistribusikan
Kompleks Golgi Tumpukan kantong gepeng bermembran protein yang baru disintesis
Mitokondria Badan berbentuk batang atau oval terbungkus Bekerja sebagai organel energi; tempat utama
dua membran, dengan membran dalam melipat produksi ATP; mengandung enzim untuk siklus
menjadi krista-krista yang mencuat ke dalam asam sitrat, protein sistem transpor elektron,
matriks interior dan ATP sintase
Organel tak-bermembran
Ribosom Granul-granul RNA dan protein sebagian Berperan sebagai meja kerja untuk sintesis
melekat ke RE kasar, sebagian bebas di sitosol protein
Berperan sebagai truk seluler untuk transpor dari
Vault Berbentuk seperti tong oktagonal berongga
nukleus ke sitoplasma
Sentrosom dengan Sepasang struktur silindris yang tegak lurus Membentuk dan mengatur sitoskeleton mikrotubulus
sentriol satu sama lain (sentriol) dikelilingi sebuah
massa amorf
Sitosol
Memfasilitasi reaksi intraseluler yang melibatkan
Enzim metabolisme Tersebar di dalam sitosol degradasi, sintesis, dan transformasi molekul
antara
organik kecil
Vesikel transpor, vesikel Terbentuk sesaat, produk terbungkus- Mengangkut atau menyimpan produk yang
sekretorik, dan vesikel membran yang disintesis di dalam atau ditelan sedang dipindahkan di dalam sel (vesikel
endositotik oleh sel transpor), keluar dari sel (vesikel sekretorik), atau
masuk ke sel (vesikel endositik)
Sitoskeleton
Mikrotubulus Tabung panjang ramping berongga yang Mempertahankan bentuk asimetrik sel dan
tersusun atas molekul-molekul tubulin mengatur pergerakan sel yang kompleks, secara
spesifik berperan sebagai jalan tol bagi transpor
vesikel sekretorik di dalam sel, berperan sebagai
komponen struktural dan fungsional utama sifia dan
flagela, serta membentuk gelendong mitotik selama
pembelahan sel
Mikrofilamen Rantai-rantai heliks molekul aktin yang terpilin Berperan penting dalam berbagai sistem kontraktil
satu sama lain; mikrofilamen yang tersusun atas seluler, termasuk kontraksi otot dan gerakan
molekul miosin juga terdapat di sel otot amuboid; berperan sebagai pengeras mekanis
untuk mikrovili
Filamen antara Protein tak-beraturan mirip benang Membantu menahan stres mekanis
Fisiologi Sel 49
Mikrotubulus membantu
mempertahankan bentuk asimetrik Filamin
sel dan berperan dalam pergerakan keratin
sel yang kompleks.
Subunit
keratin
Subunit
tubulin
Protofibril
Subunit keratin
aktin
Gambar 2-21 Komponen sitoskeleton. (a) Mikrotubulus, elemen terbesar sitoskeleton, berupa
tabung panjang berongga yang dibentuk oleh dua varian yang sedikit berbeda—molekul tubulin
berbentuk globular. (b) Kebanyakan mikroflamen, elemen terkecii sitoskeleton, terdiri atas dua
rantai molekul aktin yang terpilin satu sama lain. (c) Filamen antara, keratin, ditemukan di kulit,
TRANSPOR VESIKEL
terbentuk dari empat protofibril keratin yang terpilin satu sama lain. Sebuah protofibril tersusun
atas dua untai, masing-masing terbentuk dari dua baris subunit keratin yang berkelok-kelok.
Komposisi filamen antara, yang ukurannya di antara mikrotubulus dan mikrofilamen, bervariasi
pada berbagai jenis sel.
50 B 2
Vesikel
sekretorik
Molekul
kinesin
Kompleks Mikrotubulus
Nukleus Golgi
Akson Debris
Badan Lisosom Terminal
sel akson
Retikulum
endoplasma Mikrotobulus
Molekul
dinein
Vesikel
debris
(a)
Gambar 2-22 Transpor vesikel dua-arah di akson yang difasilitasi oleh "jalan
tol" mikrotubulus di sebuah sel saraf. (a) Vesikel sekretorik diangkut dari tempat
produksinya di badan sel, melintas sepanjang "jalan tol" mikrotubulus hingga ujung
terminal untuk menyekresikan isinya. Vesikel yang mengandung debris diangkut
dalam arah berlawanan untuk diuraikan di badan sel. pembesaran di atas
memperiihatkan kinesin, motor molekuler, yang sedang membawa sebuah vesikel
sekretorik menyusuri mikrotubulus menggunakan "kaki"nya untuk "melangkah" di
atas satu molekul tubulin ke molekul tubulin berikutnya. Pembesaran di bawah
menunjukkan motor molekuler lainnya, dinein, yang mengangkut debris melintasi
mikrotubulus dalam arah sebaliknya. (b) Bagaimana sebuah kinesin "berjalan" di
sepanjang permukaan mikrotubulus dengan menjejakkan dan mengangkat
"kaki"nya silih berganti dengan berulang kali mengayunkan kaki belakang melewati
kaki depan.
(b)
Fisiologi Sel 51
Silia Sel goblet
52 B 2
Sistem 9+2
Membran plasma
Lengan dinein
Doblet mikrotobulus
(9 doblet yang
membentuk cincin luar)
Gambar 2-24 Struktur internal sebuah silium dan flagelum. (a) Hubungan antara mikrotubulus dan sentriol yang telah berubah menjadi badan basal pada sebuah
silium atau fiagelum. (b) Diagram sebuah silium atau flagelum dalam potongan melintang, memperlihatkan susunan mikrotubulus "9 + 2" yang khas beserta lengan
dinein dan protein aksesori lain yang menahan struktur tersebut. (c) Mikrograf elektron sebuah flagelum dalam potongan melintang; molekul-molekul tubulin tampak di
dinding mikrotubulus. (d) Ilustrasi melengkungnya sebuah silium atau flagelum akibat meluncurnya mikrotubulus yang disebabkan oleh dinein yang "berjalan."
Fisiologi Sel 53
Cincin kontraktil yang
tersusun atas aktin
Pseudopodia
Mikrovili
54 B 2
■
■
Periksa Pemahaman Anda 2.12
Fisiologi sel 55
SOAL LATIHAN
Jawaban dimulai di h. A-20.
Pertanyaan Objektif
Pertanyaan Esai
Latihan Kuantitatif
56 BAB 2
UNTUK DIRENUNGKAN
PERTIMBANGAN KLINIS
Fisiologi Sel 57
BAB
2 Kartu Belajar
2.1 | Teori dan Penemuan Sel (h. 24) 2.3 | Retikulum Endoplasma dan Sintesis
■ Organisasi dan interaksi kompleks bahan-bahan kimia Pemisahan (h. 27-29)
didalam suatu sel memberi ciri unik kehidupan. Sel adalah unit
■ Retikulum endoplasma (RE) adalah jalinan kompleks
terkecil yang mampu menjalankan proses kehidupan. bermembran yang membungkus sebuah lumen berisi cairan.
■ Sel merupakan unit organik penyusun tubuh. Struktur ■ Fungsi utama RE adalah menyintesis protein dan lipid yang
danfungsi organisme multiseluler akhirnya bergantung pada akan(1) disekresikan ke luar sel, seperti enzim dan hormon, atau (2)
kemampuan struktural dan fungsional sel-selnya. (Lihat Tabel dipakai untuk menghasilkan komponen sel baru, terutama membran
2-1.) sel.
■ Sel terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.
■ Dua jenis retikulum endoplasma adalah retikulum
■ Dengan mikroskop tradisional, para peneliti mempelajari endoplasma kasar, jalinan kantong gepeng yang bertaburkan
bahwa semua jaringan hewan dan tumbuhan tersusun atas ribosom, dan retikulum endoplasma halus, jalinan tubulus yang tidak
sel-sel. mengandung ribosom, (Lihat Gambar 2-2.)
■ Para ilmuwan kini mengetahui bahwa sebuah sel adalah ■ Ribosom pada RE kasar membentuk protein yang dibebaskan
struktur kompleks berkompartemen yang sangat terorganisasi. ke dalam lumen RE sehingga protein itu terpisah dari sitosol. Lipid
yang diproduksi di dalam dinding membran RE juga masuk ke
lumen.
2.2 | Selayang Pandang Struktur Sel (h. 24-27) ■ Produk yang disintesis berpindah dari RE kasar ke RE halus
■ Sel memiliki tiga subdivisi utama: membran plasma, tempat produk tersebut dikemas dan dikeluarkan sebagai vesikel
nukleus, dan sitoplasma. (Lihat Gambar 2-1.) transpor. Vesikel transpor terbentuk sebagai bagian dari
■ Membran plasma membungkus sel dan memisahkan cairan "pertunasan" RE halus, (Lihat Gambar 2-3.)
intra dengan ekstrasel.
■ Nukleus mengandung asam deoksiribonukleat (DNA), materi 2.4 | Kompleks Golgi dan Eksositosis (h. 29-31)
genetik sel. ■ Vesikel transpor bergerak ke, dan menyatu dengan, kompleks
■ Tiga jenis asam ribonukleat (RNA) berperan dalam sintesis Golgi yang tersusun atas tumpukan kantong gepeng terbungkus
protein yang disandi oleh DNA: RNA perantara (mRNA) yang membran. (Lihat Gambar 2-3, 2-4, dan foto pembuka bab.)
menyalin kode genetik DNA dan mengirimkannya ke ribosom; ■ Kompleks Golgi berfungsi ganda: (1) memodifikasi molekul yang
RNA ribosomal (rRNA), bagian ribosom yang membaca kode baru disintesis—dikirim dalam bentuk mentah dari RE—menjadi
mRNA dan menerjemahkannya ke dalam protein terpilih; RNA produk jadi, dan (2) menyortir, mengemas, dan mengarahkan lalu
transfer (tRNA) yang menyalurkan asam-asam amino ke protein hntas molekul ke destinasinya masing-masing di dalam maupun di
yang sedang disintesis.
luarsel.
■ Sitoplasma tersusun atas sitosol, sebuah massa kompleks
■ Kompleks Golgi di sel sekretorik mengemas protein yang akan
mirip-gel yang bercampur dengan sitoskeleton dan organel-
dikeluarkan dari sel di dalam vesikel sekretorik yang terlepas
organel
melalui eksositosis ketika ada rangsangan yang sesuai. (Lihat
■
Organel adalah struktur sangat terorganisasi yang
Gambar 2-3,2-5a,dan2-6).
menjalankan fungsi spesifik. Ada dua kategori organel. Organel
bermembra dibatatasi oleh sebuah membra yang memisahkan 2.5 | Lisosom dan Endositosis (h. 31-34)
isi organel dari sitosol di sekitarnya. Organel bermembra meliputi ■ Lisosom adalah kantong terbungkus membran yang mengandung
retikulum endoplasma (RE). kompleks Golgi, lisoson.
enzim-enzim hidrolitik (pencernaan) kuat. (Lihat Gambar 2-7.)
peroksisom, dan mitokondria. Organel tak bermembran tidak
terbungkus membran, meliputi ribosom, vault, dan sentriol. (Lihat ■ Lisosom, yang berfungsi sebagai "sistem pencernaan"
Gambar 2-1 dan Tabel 2-2, hlm. 49). intrasel, menghancurkan bahan asing, misalnya bakteri yang
masuk ke sel, dan memusnahkan bagian-bagian sel yang rusak
untuk diganti dengan yang baru.
■ Bahan ekstrasel dibawa masuk ke sel melalui proses
endositosis, lalu diserang oleh enzim-enzim lisosomal. (Lihat
Gambar 2-5b.) Tiga bentuk endositosis adalah pinositosis
(pengambilan non-selektif CES; "sel minum"), endositosis
Peroksisom
Mitokondria diperantarai-reseptor (pengimporan selektif molekul besar spesifik),
Ribosom bebas dan fagositosis (penelanan partikel multimolekuler besar; "sel
makan"). (Lihat Gambar 2-8.)
Vault
Pori inti
2.6 | Peroksisom dan Detoksifikasi (h. 34)
Nukleus (inti sel)
Pasangan Retikulum ■ Peroksisom adalah kantong kecil terbungkus membra yang
endoplasma kasar
sentrial dalam mengandung enzim-enzim oksidatif kuat. (Lihat gambar 2-7.)
weirosom Ribosom (menempel Retikulum
pada retikulum
Lisosom endoplasma kasar) endoplasma
Retikulum
endoplasma halus
Mikrotubulus yang
memancar dari
sentrosom Mikrofilamen
Vesikel
Membran plasma
Kompleks golgi
Sitosol
■
Peroksisom melangsungkan reaksi oksidatif yang (dengan O2), mitokondria dapat menghasilkan tambahan 30 molekul ATP
mendetoksifikasi sampah dan senyawa asing toksik yang masuk untuk setiap molekul glukosa yang diproses (2 dari siklus asam sitrat dan
ke sel. Pada reaksi detoksifikasi ini, peroksisom membentuk 28 dari fosforilasi oksidatif). (Lihat Gambar 2-14 dan 2-16.)
hidrogen peroksida (H2O2) poten, yang diuraikan menjadi air dan
oksigen oleh katalase.
2.8 | Ribosom dan Sintesis Protein (h. 43-45)
■ Pada sintesis protein, subunit ribosomal besar dan kecil menyatu
2.7 | Mitokondria dan Produksi ATP (h. 34-43)
membentuk sebuah ribosom. (Lihat Gambar 2-17a.)
■ Mitokondria adalah organel berbentuk batang yang terbungkus ■ Ribosom menerjemahkan mRNA ke rantai asam amino yang
oleh dua membran, membran luar yang halus dan membran hendak dirakit berdasarkan kode DNA yang dibawa oleh mRNA.
dalam yang membentuk serangkaian lekukan, krista, yang Ribosom memiliki situs pen0gikatan tempat tRNA yang mengangkut
mencuat ke rongga dalam berisi gel, matriks. (Lihat Gambar asam amino tertentu berhubungan dengan mRNA sewaktu perakitan
2-9a dan foto pembuka bab.) protein. (Lihat Gambar 2-17b.)
■ Di otot rangka dan beberapa jenis sel lain, mitokondria
bergabung satu sama lain membentuk retikulum mitokondria
2.9 | Vault Sebagai Truk Seluier (h. 46)
yang lebih efisien memindahkan bahan-bahan yang dibutuhkan ■ Vault adalah struktur oktagonal berongga yang bentuknya dan
untuk menghasilkan energi ke bagian sel yang lebih dalam.
kurannya sama dengan pori nukleus. (Lihat Gambar 2-18.) Organel ini
(Lihat Gambar 2-9b.)
diyakini sebagai truk seluler yang menambatkan diri di pori nukleus
■
Mitokondria adalah organel energi sel, yang secara efisien dan mengambil muatan untuk diangkut dari nukleus.
mengubah energi dalam molekul makanan menjadi energi-
terpakai yang disimpan dalam molekul ATP. Sel menggunakan
■
Pendapat yang sekarang dianut adalah bahwa vault boleh jadi
ATP sebagai sumber energi bagi sintesis senyawa kimia baru, mengangkut mRNA atau subunit ribosomal dari nukleus ke tempat
transpor membran, dan kerja mekanis. sintesis protein di sitoplasma.
■ Respirasi seluler
Glikolisis secara kolektif merujuk
2.10 | Sentrosom, Sentriol, dan Organisasi
Glikosa dan molekul
pada reaksi intraseluler Mikrotubulus (h. 46-47)
Sitoso
3
© Peter Arnold, Inc./Alamy
© Don W. Fawcett/Visuals
Fungsinya
Unlimited
Ruang antarsel Sel 2
Ekor
(tidak
bermuatan,
nonpolar,
hidrofobik)
Ekor non-
polar Lapisan-ganda
(hidrofobik) lipid
Kepala polar
(hidrofilik)
CIS (air)
Lapisan-ganda lipid
CIS
CES
Gambar 3-2 Struktur dan organisasi molekul fosfolipid dalam lapisan-ganda lipid.
(a) Molekul fosfolipid. (b) Di dalam air, molekul-molekul fosfolipid menyusun diri menjadi
lapisan-ganda lipid dengan kepala polar berinteraksi dengan molekul air polar di masing
masing permukaan dan semua ekor nonpolar menghadap ke dalam lapisan ganda. (c)
Gambaran perbesaran membran plasma yang membungkus sebuah sel, memisahkan
CIS dari CES.
Lapisan-ganda lipid membentuk sawar struktural
dasar yang membungkus sel.
62 BAB 3
CES
Garis gelap
Protein Rantai Gambaran
integral karbohidrat menggunakan Ruang gelap
mikroskop
elektron
Molekul Garis gelap
fasfolipid
Glikolipid Glikoprotein
protein
reseptor
Gambar 3-3 Model mosaik cair struktur membran plasma. Membran plasma terdiri atas lapisan-ganda lipid dengan protein terbenam di dalamnya. Protein integral terentang di
seluruh ketebalan membran atau terbenam sebagian di membran, sementara protein perifer terikat longgar pada permukaan membran. Rantai pendek karbohidrat melekat hanya
di permukaan luar protein atau lipid.
F
IBROSIS KISTIK (CYSTIC FIBROSIS, CF), penyakit genetik nyebabkan infeksi berulang. Salah satu wujud respons tubuh terhadap
fatal paling lazim di Amerika Serikat, menyerang 1 dari setiap infeksi demikian adalah pembentukan lebih banyak mukus, yang malah
2000 anak Kaukasia. Penyakit ini ditandai dengan berfungsi sebagai media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Siklus
pembentukan mukus yang abnormal kental dan lengket. berlanjut seiring akumulasi mukus yang menyumbat saluran napas dan
Bagian tubuh yang paling parah terserang adalah saluran makin seringnya infeksi paru. Lebih parahnya, mukus yang berlebihan
napas dan pankreas. tersebut sangat kental dan lengket, mempersulit mekanisme pertahanan
silia paru untuk menyapu mukus penuh bakteri tersebut (lihat h. 51 dan
475). Mukus menjadi kental dan lengket karena hidrasinya tidak cukup
Masalah Pernapasan
(kekurangan air), sebuah masalah yang berkaitan dengan gangguan
Adanya mukus kental yang lengket di saluran napas menyebabkan
transpor garam.
udara sulit masuk dan keluar paru. Selain itu, karena bakteri tumbuh
Studi yang kedua mengungkap adanya faktor penyulit lain pada kasus
subur di timbunan mukus, pasien CF mengalami infeksi pernapasan
CF. Para peneliti dalam studi ini menunjukkan bahwa CFTR tampaknya
berulang. Pasien terutama rentan terhadap Pseudomonas
memiliki fungsi ganda, sebagai kanal Cl- sekaligus reseptor membran
aeruginosa, bakteri "oportunistik" yang umumnya berada di
yang mengikat dan menghancurkan P. aeruginosa (serta boleh jadi bakteri
lingkungan dan hanya menyebabkan infeksi jika ada masalah yang
lain). Karena tidak ada CFTR di membran sel saluran napas pasien CF,
melemahkan daya tahan tubuh. Jaringan paru yang terkena perlahan-
P.aeruginosa tidak dapat dibersihkan dari saluran napas seperti biasa.
lahan membentuk jaringan parut (fibrotik) sehingga paru semakin sulit
Selain menyebabkan infeksi, bakteri ini memicu sel saluran napas untuk
mengembang. Komplikasi ini memperberat kerja pernapasan
menghasilkan mukus abnormal yang kental dan lengket lebih banyak dari
melampaui upaya ekstra yang diperlukan untuk mengalirkan udara
biasanya. Mukus ini mendorong pertumbuhan bakteri, dan lingkaran setan
lewat saluran yang tersumbat.
berlanjut.
Penyebab Utama
Masalah Pankreas
Fibrosis kistik disebabkan oleh satu dari beberapa defek genetik yang
Pada pasien CF, duktus pankreatikus yang menyalurkan sekret dari
menyebabkan pembentukan protein cacat yang dikenal sebagai cystic
pankreas ke usus halus tersumbat oleh mukus kental. Karena pankreas
fibrosis transmembrane conductance regulator (CFTR). Normalnya,
memproduksi enzim-enzim yang penting dalam pencernaan makanan,
CFTR membentuk kanal klorida (CI-) di membran plasma. Pada CF,
akhirnya terjadi malnutrisi. Selain itu, akibat akumulasi sekret pencernaan
CFTR cacat "terperangkap" di sistem retikulum endoplasma-Golgi,
pankreas di belakang duktus yang tersumbat, terbentuk kista-kista berisi
yang normalnya memproduksi dan memproses produk ini lalu
cairan di pankreas dan jaringan pankreas yang terkena lambat laun
mengirimkannya ke membran plasma (lihat h. 27-31). Dengan
mengalami degenerasi dan fibrosis. Istilah fibrosis kistik tepatnya merujuk
demikian, pada pasien CF, bentuk mutan CFTR hanya diproses
pada perubahan jangka panjang yang terjadi di pankreas dan paru akibat
sebagian dan tidak pernah mencapai permukaan sel. Tidak adanya
defek genetik tunggal pada CFTR.
protein CFTR di membran plasma menyebabkan membran
impermeabel terhadap CI-, Karena transpor Cl- menembus membran Penatalaksanaan dan Tren Riset Terkini
berkaitan erat dengan transpor Na+ , sel-sel yang melapisi saluran Penatalaksanaan CF meliputi terapi fisik untuk membantu rnembersihkan
napas tidak dapat menyerap (garam) NaCI sebagaimana mestinya. kelebihan mukus dari saluran napas dan terapi antibiotik guna mengatasi
Akibatnya, terjadi akumulasi garam dalam cairan yang melumuri infeksi pernapasan, di tambah diet khusus dan suplementasi enzim
saluran napas. pankreas dalam rangka menjaga kecukupan nutrisi. Sekalipun dengan
Hal yang membingungkan para peneliti adalah bagaimana defek tata laksana suportif ini, sebagian besar pasien CF tidak mampu bertahan
kanal Cl- dan (konsekuensinya) akumulasi garam ini menimbulkan hidup melampaui usia 30-an akhir, sebagian besar meninggal akibat
masalah kelebihan mukus. Dua temuan boleh jadi telah memberi komplikasi paru.
jawaban, meskipun hipotesisnya masih perlu dibuktikan dan riset Ditemukannya defek genetik penyebab sebagian besar kasus CF
guna mencari kemungkinan mekanisme lain masih terus dilakukan. membuat para peneliti optimis mencari cara untuk mengoreksi atau
Sekelompok peneliti menemukan bahwa sel saluran napas mengompensasi gen cacat tersebut. Terapi kuratif potensial lain yang
menghasilkan antibiotik alami, defensin, yang normalnya mematikan sedang diteliti adaiah pengembangan obat yang memicu "penuntasan"
sebagian besar bakteri bawaan udara yang terhirup. Antibiotik alami CFTR mutan sehingga dapat disisipkan ke membran plasma. Selain itu,
tersebut menjadi tidak dapat berfungsi seperti seharusnya dalam beberapa terapi medikamentosa baru, seperti aerosol pengencer mukus
lingkungan bergaram. Pada CF, karena terendam dalam lingkungan yang dapat di hirup, terbukti menurunkan jumlah infeksi paru dan
yang kelebihan garam, antibiotik dengan hendaya tersebut tidak memperpanjang usia harapan hidup pasien CF hingga terapi kuratif
mampu membersihkan paru dari bakteri yang terhirup tadi. Hal ini me- ditemukan.
64 BAB 3
Periksa Pemahaman Anda 3.1
Plak (gumpalan
sitoplasma)
Desmosom
Kaderin
(molekul
perekat sel)
Keratin (filamen
sitoskeleton intermediat
intraseluler
Membran plasma
yang berinteraksi
DESMOSOM Gambar 3-4 Desmosom. Desmosom adalah taut lekat yang memaku sel-
sel bersebelahan, mengikatnya di jaringan yang rentan teregang.
66 BAB 3
Lumen (berisi makanan yang belum
tercerna dan enzim pencernaan poten)
PELINTASAN Membran TIDAK ADA PERLINTASAN
SELEKTIF MENEMBUS luminal DI ANTARA SEL-SEL
SEL BERSEBELAHAN
Sel 2
Sel 1
TAUT CERAH
Sitosol sel 1 Sitosol sel 2
Untaian protein
klaudin
Tempat berciuman
Taut erat
Ruang antarsel
Membran
plasma
yang
berinteraksi
Gambar 3-5 Taut erat. Taut erat adalah taut kedap yang menyatukan tepi lateral sel-sel
epitel bersebelahan dekat batas luminainya, sehingga bahan-bahan tidak dapat lewat di
antara sel-sel itu. Mekanisme pemindahan bahan yang dapat berlangsung di sel-sel ini
hanyalah pelintasan terkendali, yang membentuk sawar sangat selektif pemisah dua
kompartemen dengan komposisi kimia jauh berbeda.
Konekson
Taut celah
Diameter Potongan
kanal = 1,5 nm longitudinal konekson
PELINTASAN ION
DAN MOLEKUL
KECIL
MOLEKUL
BESAR TIDAK t —£■1j
DAPAT LEWAT
2–4 nm
Membran plasma
yang berinteraksi
Gambar 3-6 Taut celah. Taut celah adalah taut komunikasi yang tersusun atas Gaya aktif menggunakan energi untuk memindahkan
sejumlah konekson yang membentuk kanal yang memungkinkan perpindahan ion
dan molekul kecil di antara dua sel bersebelahan.
partikel melewati membran, tetapi gaya pasif tidak.
1. Sebutkan ketiga jenis taut sel khusus dan jelaskan peran utamanya
masing-masing.
2. Gambarkan sebuah desmosom.
1. Jelaskan bagaimana bahan larut lipid semua ukuran dan bahan larut air
kecil mampu menembus membran plasma tanpa bantuan.
2. tuliskan perbedaan antara gaya pasif dan aktif yang menggerakkan bahan
melewati membran plasma.
68 BAB 3
3.4 | Transpor Membran
Tanpa Bantuan
DIFUSI NETO
DIFUSI SEDERHANA
KETERANGAN
= Molekul solut
Difusi neto = Difusi dari bagian A ke bagian B dikurangi difusi dari bagian B ke bagian A
: Perbedaan panjang, tebal, dan arah panah menunjukkan besar pergerakan relatif molekul dalam arah
tertentu.
Gambar 3-7 Difusi. (a) Difusi mengikuti gradien konsentrasi. (b) Keseimbangan dinamik, tanpa difusi neto.
¢C # A # !
Laju difusi neto 1Q2
2MW # ¢X
!
c konstanta difusi 1D2 r d
2MW
D
c permeabilitas 1 P2 d
HUKUM DIFUSI FICK " ¢X
jadi Q r ¢C # A # P
KETERANGAN
= olut mampu tembus = Solut tak mampu tembus
Gambar 3-8 Difusi melintasi sebuah membran. (a) Untuk solut yang dapat menembus membran,
terjadi difusi neto mengikuti gradien konsentrasi. (b) Bagi solut yang tidak dapat menembus membran,
tidak terjadi difusi meskipun terdapat gradien konsentrasi.
70 BAB 3
Osmosis adalah difusi neto air mengikuti gradien
konsentrasinya sendiri.
KETERANGAN
Gambar 3-9 Hubungan antara konsentrasi solut dan konsentrasi air dalam sebuah
larutan.
72 BAB 3
Membran (permeabel terhadap H2O, Membran (permeabel terhadap H2O maupun solut)
tetapi tidak permeabel terhadap solut)
Sisi 1 Sisi 2
Sisi 1 Sisi 2
H2O H2O
Osmosis
Solut Solut
Sisi 1 Sisi 2
Sisi1 Sisi 2
Perbedaan
tekanan Batas larutan
hidrostatik mula-mula
(tekanan cairan
Osmosis
tekanan
hidrostatik
• Konsentrasi air sama
• Konsentrasi solut sama
• Konsentrasi air tidak sama
• Tidak terjadi difusi neto lebih lanjut
• Konsentrasi solut tidak sama
• Tercipta keseimbangan dinamik
• Kecenderungan air berdifusi melalui osmosis ke sisi 2
• Tidak ada perubahan volume di kedua sisi
diimbangi oleh kecenderungan perbedaan tekanan
hidrostatik lawannya yang mendorong air ke sisi 1
• Osmosis berhenti; keseimbangan dinamik KETERANGAN
tercipta
= Molekul air = Molekul solut tembus-membran
KETERANGAN
=Molekul air = Solut taktembus-membran Gambar 3-11 Perpindahan air dan solut tembus-membran yang tersebar tidak
merata di kedua sisi membran.
Sisi 1 Sisi 2
H2O
Osmosis
Solut
Sisi 1 Sisi 2
KETERANGAN
= Air molekul = Molekul solut taktembus-membran
74 BAB 3
Volume sel normal
Cairan intrasel: 300 mOsm/L
solut taktembus-membran
H2O H2O
Transpor diperantarai-pembawa
University Press.
Tidak terjadi perpindahan Air berdifusi ke dalam Air berdifusi ke luar
neto air; volume sel tidak sel; sel membengkak sel; sel menyusut.
berubah.
(a) Kondisi isotonik (b) Kondisi hipotonik (c) Kondisi hipertonik
CIS
Arah
transpor
4 Solut yang di angkut
dibebaskan dan protein
pembawa kembali ke bentuk 2 MoIekul solut terikat
semula sebagimana pada pada protein pembawa.
langkah 1.
76 BAB 3
Difusi sederhana mengikuti
gradien konsentrasi
Rendah Tinggi
S EL MENGAMBIL GLUKOSA DARI darah dengan difusi terfasilitasi ng berikatan secara spesifik dengan insulin. Adaptasi ini menyebabkan
yang di perantarai protein pembawa glukasa di membran plasma. peningkatan sensitivitas insulin dengan kata lain, sel lebih responsif dari
Sel menjaga pangkalan intraseluler protein pembawa ini, yang da- biasanya terhadap kadar tertentu insulin darah.
pat disisipkan ke membran plasma ketika kebutuhan amailan glukisa me- Karena insulin memacu difusi terfasilitasi glukosa ke dalam sebagian
ningkat. Pada banyak sel, termasuk sel otot dalam keadaan istirahat, besar sel, peningkatan sensitivitas insulin imbas olahraga merupakan salah
ambilan glukosa bergantung pada hirmin insulin, yang memicu penyisipan satu faktor yang menjadikan olahraga bermanfaat sebagai terapi untuk
protein pembawa glukosa di memaran plasma sel bergantung insulin. mengendalikan diabetes melitus. Pada penyakit ini, masuknya glukosa ke
Selarna olahraga, sel otot menggunakan lebih banyak glukosa dan sebagian besar sel terganggu akibat kerja insulin yang tidak adekuat (lihat
bahan bakar nutrien lain dibanding biasanya sebagai sumber energi bagi Bab 19). Kadar glukosa plasma naik karena glukosa tetap berada dalam
aktivitas kontraktilnya yang meningkat. Laju transpor glukosa ke dalam otot plasma, bukannya diangkut ke dalam sel, Pada diabetes tipe 1, insulin yang
yang sedang beraktivitas dapat meningkat lebih dari 10 kali lipat selama diproduksi terlalu sedikit untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan ambilan
aktivitas fisik sedang atau berat. Namun, insulin tidak bertanggung jawab glukosa. Olahraga aerobik rutin akan mengurangi jumlah insulin yang harus
atas peningkatan transpor glukosa menuju otot yang tengah beraktivitas disuntikkan untuk memicu ambilan glukosa dan menurunkan kadar glukosa
karena kadar insulin darah malah menurun selama olahraga. Para peneliti darah hingga batas normal. Pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi, tetapi
mengungkap bahwa sel otot, bukan insulin, menyisipkan lebih banyak kepekaan sel sasaran insulin terhadap keberadaan hormon ini menurun.
protein pembawa glukosa di membran plasmanya sebagai respons Dengan meningkatkan kepekaan sel terhadap keberadaan insulin, olahraga
langsung terhadap olahraga. aerobik rutin dapat membantu menggerakkan glukosa masuk ke sel,
Olahraga memengaruhi transpor glukosa ke dalam sel dengan cara tempat glukosa di gunakan untuk menghasilkan energi, bukannya tetap
yang lain lagi. Olahraga aerobik rutin (lihat h. 43) terbukti meningkatkan berada di plasma, tempat glukosa berpotensi menimbulkan dampak
baik afinitas (derajat tarikan) maupun jumlah reseptor membran plasma ya- merugikan bagi tubuh.
78 BAB 3
1 Pompa memiliki 3 tempat pengikatan
afinitas-tinggi terhadap Na+ dan 2 tempat
pengikatan afinitas-rendah terhadap K+
ketika terpajan ke CIS.
Gradien CES
konsentrasi
Tinggi Na+ Rendah K+ Pompa Na+–K+
Na+
Tempat pengikatan
afinitas-tinggi
Membran terhadap Na+
plasma Tempat
pengikatan
afinitas-rendah Gradien
terhadap K+ konsentrasi K+
Rendah Na+ Tinggi K+
3 Na+
CIS
6 Dua K+ dilepaskan ke CIS
Arah transpor 2 Ketika 3 Na+ dari CIS
(yang konsentrasi K+-nya
K+ (yang konsentrasi Na+ nya
tinggi) begitu afinitas tempat
rendah) terikat ke pompa,
pengikatan K+ menurun drastis
ATP dipecah menjadi
seiring perubahan bentuk
ADP pius fosfat; gugus
pompa. Pada saat bersamaan,
fosfat terikat ke pompa.
afinitas tempat pengikatan Na+
meningkat ekstrem, sehingga P
proses kembali ke langkah 1. ATP ADP
2 K+
Gambar 3-16 Pompa Na+-K+. Membran plasma semua sel mengandung pembawa transpor-aktif, pompa Na+-K+ yang menggunakan energi dari siklus fosforilasi-defosforilasi
pembawa untuk secara bertahap mengangkut Na+ ke luar sel dan ke dalam sel melawan gradien konsentrasi ion-ion tersebut. Pompa ini mengeluarkan tiga Na+ dan memasukkan
dua K+ untuk setiap ATP yang dipecah.
80 BAB 3
Ion Solut yang Ion Solut yang
penggerak diangkut penggerak diangkut
(konsentrasi tinggi) (konsentrasi rendah) (konsentrasi tinggi) (konsentrasi tinggi)
Gambar 3-17 Transpor aktif sekunder, yang memanfaatkan gradien konsentrasi ion sebagai
sumber energi untuk transpor aktif solut. Perhatikan bahwa demi kenyamanan membaca panah-
panah yang menggambarkan ke arah mana protein pembawa memindahkan solut dan ion,
protein pembawa tersebut diperlihatkan terbuka ke kedua sisi membran, meskipun
kenyataannya tidak pernah demikian. (a) Pada simport, solut diangkut searah gradien
konsentrasi ion yang dipindahkan. (b) Pada antiport, solut diangkut berlawanan arah dengan
gradien konsentrasi ion yang dipindahkan.
ENDOSITOSIS
2 T
(transpor
aktif
sekunder)
1 Pompa
ATP Na+–K+
Na+ (transpor
tinggi aktif primer) GLUT 3
Sel epitel yang
(difusi pasif Pembuluh
melapisi usus
terfasilitasi) darah
halus
Transpor Aktif Primer menciptakan gradien Transpor Aktif Sekunder menciptakan gradien Difusi Terfasilitasi
konsentrasi glukosa
dari sel ke darah, yang
digunakan untuk
SGLT
3-18 . m
sodium and glucose cotransporter
EKSOSITOSIS
KESEIMBANGAN ANTARA ENDOSITOSIS DAN EKSOSITOSIS
Difusi Sederhana
Difusi melalui lapisan- Molekul nonpolar semua Pasif; molekul berpindah mengikuti Berlangsung hingga gradien lenyap
ganda lipid ukuran (mis., O2,CO2, asam gradien konsentrasi (dari konsentrasi (keseimbangan dinamik tanpa difusi
lemak) tinggi ke rendah) neto)
Difusi melalui Ion kecil spesifik (mis., Na+, Pasif; ion berpindah mengikuti gradien Berlangsung hingga tidak ada lagi
kanal protein K+, Ca2+, Cl–) elektrokimia melalui kanal yang terbuka perpindahan neto dan keseimbangan
(dari konsentrasi tinggi ke rendah dan dinamik tercapai
akibat tertariknya ion ke sisi berlawanan
muatan)
Osmosis Hanya air Pasif; air berpindah mengikuti gradien Berlangsung hingga perbedaan
konsentrasinya (ketempat yang konsentrasi lenyap atau dihentikan
konsentrasi airnya lebih rendah dengan oleh tekanan hidrostatik lawan-nya
kata lain, konsentrasi solut lebih tinggi) atau hingga sel dihancurkan
Transpor Diperantarai-Pembawa
Difusi terfasilitasi Molekul polar spesifik Pasif; molekul berpindah seturut gradien Terdapat maksimum transpor (Tm);
yang ada pembawanya (mis, konsentrasi (dari konsentrasi tinggi ke molekul pembawa dapat jenuh
glukosa) rendah)
Transpor aktif primer Kation spesifik yang ada pe- Aktif; ion berpindah melawan gradien Terdapat maksimum transpor;
mbawanya (mis., Na+, K+, H+, konsentrasinya (dari konsentrasi rendah molekul pembawa dapat jenuh
Ca2+) ke tinggi); butuh ATP
Transfor aktif sekunder Molekul polar dan ion spesifik Aktif; bahan merpindah melawan gradien Terdapat maksimum transpor;
(simport atau antiport) yang ada pengangkut gabun- konsentrasi (dari konsentrasi rendah ke pengangkut gabungannya
gannya (mis., glukosa dan tinggi); digerakkan secara langsung oleh dapat jenuh
asam amino untuk simport; gradien ion (biasanya Na+) yang diciptakan
beberapa ion untuk antipot) pompa primer butuh-ATP. Pada simport,
molekul yang diangkut bersamaan
(kotranspor) dan ion bergerak searah;
pada antiport, solut dan ion bergerak
berlawanan arah
Transpor Vesikular
Endositosis
Pinositosis3 Cairan ekstrasel dalam Aktif; membran plasma melekuk ke Kontrol sedikit dipahami
volume kecil; juga penting dalam dan menonjolkan permukaannya,
dalam daur ulang membran membentuk vesikel penelan
Endositosis Molekul polar besar spesifik Aktif; membran plasma melekuk ke Perlu pengikatan ke reseptor
diperantarai-reseptor (mis., protein) dalam dan menonjolkan permukaannya, spesifik di permukaan membran
membentuk vesikel penelan
Fagositosis Partikel multimolekul (mis., Aktif; sel menjulurkan pseudopodia yang Perlu pengikatan ke reseptor
bakteri dan debris sel) mengelilingi partikel, membentuk vesikel spesifik di permukaan membran
penelan
Eksositosis Produk sekretorik (mis., Aktif; peningkatan Ca2+ sitosol memicu Sekresi dicetuskan oleh rangsangan
hormon dan enzim) serta penyatuan vesikel sekretorik denga saraf atau hormon spesifik; kendali
molekul besar yang dapat membran plasma; vesikel membuka lain yang terlibat dalam lalu lintas
melewat sel dalam bentuk dan membebaskan isinya ke luar sel transeluler dan daur ulang
utuh; juga penting dalam membran tidak diketahui
daur ulang membran
84 BAB 3
Membran
+ – + – + – + – + – + – + – + – –
– + – + – + – + – + – + – + – + – + –
+ + + + + – – +
+ – + – + – + – + – + – + – + + – + –
– + – + – + – + – + – + – + – – –
+–+–+–+–+–+–+ –+–+–+–+–+–+
+ – + – + – +
+
– –+ –+ –+ –+ –+ + + + + –+–+ –+ –+ –
– + – + + – – + – + – + – + –+ – – – – – –+–+–+–+
–+ –+ –+ – – + + – –+ – + – + – + –
+ – + – + – – + + – + – + –– + – + – + – + – + – + – + – +
+ –+ –+ –+ + –+ – +– + ++ – +–+–
– + – + + – + – + – + – + – + –+ – + – +– + – –+–+–+
+ – + – + – – + – –+ –+ –+ +– + –+ – + – + – + + –+ –+ –
+ – + – + – – + – + – + – +– + – – + – + – +
– + – + – + + + – + – + – + + –+ – + – + –
+ – + – + –– + – + – + – + – + + – + – + – +
–+ –+ –+ – – + + – + –
+ – + – + – + – + +– – – + –+–+–+–
– –+ Membran plasma
Bagian cairan sisanya Muatan-muatan Bagian cairan sisanya
yang bermuatan yang bermuatan –+–+–+–+–
yang terpisah –+ –+ –+ –+ – + + +
listrik netral listrik netral +–+–+–+–+–+–+ –+–+–+–+–+–+
(c) Muatan-muatan yang terpisah bertanggung jawab atas potensial (d) Muatan-muatan yang terpisah membentuk sebuah lapisan
membran di sepanjang membran plasma
A B C
+ – + –
+ – + – + –
+ –
+ – + –
+ – + –
+ –
+ –
+ – + – + –
+ – + –
(e) Besar potensial membran B memiliki potensial lebih
besar dari membran A dan lebih kecil dari membran C
Gambar 3-19 Penentuan potensial membran berdasarkan distribusi tak-merata muatan positif dan negatif di kedua sisi membran. (a) Ketika muatan positif dan
negatif tersebar merata di kedua sisi membran, tidak tercipta potensial membran. (b) Ketika muatan berlawanan jenis terpisah di kedua sisi membran, tercipta potensial
membran. (c) Muatan-muatan yang jumlahnya tak-seimbang bertanggung jawab atas potensial membran yang tercipta di lapisan tipis sepanjang kedua permukaan
membran yang berhadapan. (d) Sebagian besar cairan di CES dan CIS bermuatan listrik neutral. Muatan-muatan yang jumlahnya tak-seimbang terkumpul di sepanjang
membran plasma. (e) Semakin banyak muatan yang terpisah di kedua sisi membran, semakin besar potensial membran.
Na+ 150 15 1
K+ 5 150 25–30
A– 0 65 0
86 BAB 3
Membran plasma
CES CIS 1 Gradien konsentrasi K+ cenderung memindahkan ion ini ke luar sel.
2 Bagian luar sel menjadi lebih positif karena K+ berpindah ke luar
Gradien mengikuti gradien konsentrasinya.
konsentrasinya
3 Membran bersifat impermeabel terhadap anion protein besar intrasel (A-).
K+
+ – Bagian dalam sel menjadi lebih negatif karena K+ keluar, meninggalkan A-.
Gradien + – 4 Gradien listrik yang tercipta cenderung memindahkan K+ ke dalam sel.
listrik K+
+ – 5 Tidak terjadi perpindahan K+ lebih lanjut ketika gradien listrik yang mengarah
+ – ke dalam telah mengimbangi gradien konsentrasi yang mengarah ke luar.
+ – Potensial membran pada titik keseimbangan ini adalah potensial keseimban-
+ –
A
gan K+ (EK+), senilai -90 mV.
+ –
+ –
+ –
K+ = –90
=
+ = =
CES CIS 1 Gradien konsentrasi Na+ cenderung memindahkan ion ini ke dalam sel.
2 Bagian dalam sel menjadi lebih positif seiring masuknya ion Na+
Gradien
mengikuti gradien konsentrasinya.
Na+
konsentrasi Na+
a 3 Bagian luar sel menjadi lebih negatif setelah Na+ masuk ke sel,
– + meninggalkan ion-ion bermuatan negatif, terutama CI- yang
– + Gradien jumlahnya tidak berimbang di CES.
– + listrik Na+ 4 Gradien listrik yang tercipta cenderung memindahkan Na+ ke luar sel.
– +
Anion – +
5 Tidak terjadi lagi perpindahan neto Na+ ketika gradien listrik yang
mengarah ke luar mengimbangi gradien konsentrasi yang mengarah
di CES, – + ke dalam. Potensial membran di titik keseimbangan ini adalah
potensial keseimbangan Na+ (ENa+), senilai +60 mV.
sebagian besar
l
ENa+ = +60
PK [K ]o PNa [Na ]o
V
PK [K ]i PNa [Na ]i
88 BAB
+ +
11 Pompa Na –K secara aktif memindahkan Na+ Membran plasma
keluar dari sel dan K+ masuk ke sel, menjaga
konsentrasi Na+ tetap tinggi di CES dan konsentrasi
K+ tetap tinggi di CIS.
CES CIS
2 Karena adanya gradien konsentrasi dikedua sisi
membran K+ cenderung mendorong potensial
membran ke arah potensial keseimbangan K+ (-90 Difusi neto K+ ke luar sel
mV), sementara N+ cenderung menggerakkan yang relatif besar
potensial membran ke arah potensial keseimbangan + – menghasilkan EK+
Na+ (+60 mV). + – senilai
3 Potensial membran istirahat karena membran + –
lebih permeabel terhadap K+. Akibatnya, potensial + – Tidak terjadi difusi A–
istirahat (-70 mV) jauh lebih dekat ke EK+ dibanding
ke ENa+.
4 Selama pembentukan potensial istirahal, difusi K +
+
+
+
–
–
–
A menembus membran
Gambar 3-22 Efek perpindahan simultan K+ dan Na+ pada pembentukan potensial membran istirahat.
= +
+ +
–
= – =–
–
+ +
–
90 BAB 3
SOAL LATIHAN
Jawaban di mulai di h. A-23
Pertanyaan Objektif
Pertanyaan Esai
+ +
Latihan Kuantitatif
+
+ –
+
= +
= +
–
= –
= –
= –
∆ ∆
UNTUK DIRENUNGKAN
30
Konsentrasi bahan
di cairan intrasel
25
+
– 20
(mol × 104)
15
+ 10
+ +
5
–
5 10 15 20 25 30
Konsentrasi bahan di
cairan ekstrasel (mol
× 104)
+ +
PERTIMBANGAN KLINIS
92 BAB 3
BAB
3 Kartu Belajar
3.1 | Struktur Membran dan Fungsinya (h.61-65) -kan peregangan dan pengempisan), serta fibronektin (membantu
perlekatan sel).
■ Semua sel dibungkus oleh membran plasma, lapisan-ganda lipid
■ Banyak sel disatukan lebih lanjut oleh taut sel khusus, tiga jenis di
tipis dengan sejumlah protein tersisip di dalamnya dan karbohidrat
antaranya: desmosom, taut erat, dan taut celah.
melekat ke permukaan luarnya.
■ Pada mikroskop elektron, membran plasma tampak berupa struktur ■ Desmosom berfungsi sebagai taut lekat untuk menyatukan
trilaminar (dua garis gelap yang dipisahkan oleh satu lapisan terang) sel-sel secara mekanis dan terutama penting di jaringan yang
yang terbentuk akibat susunan molekul-molekulnya. Molekul-molekul rentan teregang. (Lihat Gambar 3-4.)
fosfolipid menyusun diri membentuk lapisan-ganda dengan bagian ■ Taut erat merupakan taut sebenarnya yang menyatukan sel-sel,
dalam hidrofobik (lapisan terang) yang terjepit di antara permukaan mencegah lewatnya bahan di antara sel sehingga hanya me-
luar dan dalam yang hidrofilik (garis gelap). (Lihat Gambar 3-1, 3-2, mungkinkan pelintasan-terkendali bahan menembus sel. Taut
3-3, dan foto pembuka bab). impermeabel ini ditemukan di lembaran epitel yang memisahkan
■ Lapisan-ganda lipid ini membentuk batas struktural sel, berfungsi
kompartemen-kompartemen dengan komposisi kimia yang sangat
sebagai sawar terhadap bahan-bahan larut air dan bertanggung jawab berbeda. (Lihat Gambar 3-5.)
■ Taut celah adalah taut komunikasi antara dua sel bersebelahan,
atas sifat cair membran. Molekul kolesterol yang tersisip di antara
molekul-molekul fosfolipid berkontribusi atas sifat cair dan stabilitas tetapi tidak bersentuhan. Taut celah membentuk terowongan kecil
membran. yang memungkinkan pertukaran ion dan molekul kecil antarsel.
Perpindahan ion semacam ini berperan penting dalam penghantaran
■ Menurut model mosaik cair struktur membran, sejumlah protein
aktivitas listrik untuk menyelaraskan kontraksi di otot jantung dan otot
terbenam di dalam lapisan-ganda lipid. (Lihat Gambar 3-3.) Protein
polos. (Lihat Gambar 3-6.)
membran, yang jenisnya dan distribusinya bervariasi antarsel,
berfungsi sebagai (1) saluran tempat lewatnya ion kecil menembus
membran, (2) pembawa untuk memindahkan bahan spesifik keluar
3.3 | Selayang Pandang Transpor Membran (h.68-69)
masuk sel; (3) akseptor penanda penambatan tempat vesikel se-
kretorik menambatkan diri dan membebaskan isinya; (4) enzim terikat- ■ Bahan-bahan dapat berpindah dari CES ke CIS, atau sebaliknya,
membran yang mengatur reaksi-reaksi kimia spesifik; (5) reseptor melalui mekanisme transpor dengan bantuan atau tanpa bantuan.
untuk mendeteksi dan menanggapi zat kimia perantara yang mengub-
ah fungsi sel; dan (6) molekul perekat sel yang membantu menyatukan ■ Mekanisme transpor juga dapat bersifat pasif (partikel berpindah
sel-sel dan menjadi penghubung struktural antara membran plasma menembus membran tanpa penggunaan energi sel) atau aktif (sel
dan sitoskeleton intrasel. memakai energi untuk memindahkan partikel menembus membran).
(Lihat Tabel 3-2, h. 84)
■ Karbohidrat membran di permukaan luar sel befungsi sebagai
penanda identitas diri. (Lihat Gambar 3-3.) Molekul ini penting dalam
pengenalan "diri" pada interaksi antarsel, misalnya selama pembentu- 3.4 | Transpor Membran Tanpa Bantuan (h. 69-74)
kan dan pertumbuhan jaringan.
■ Molekul nonpolar (larut dalam lipid), berapa pun ukurannya, mampu
CES
Garis gelap melintasi membran tanpa bantuan dengan melarutkan diri dan
Protein
integral
Rantai
karbohidrat
Gambaran
menggunakan Ruang terang
berpindah secara pasif melalui lapisan-ganda lipid mengikuti gradien
Molekul
mikroskop elektro
konsentrasi. (Lihat Gambar 3-7 dan 3-8.) Tanpa bantuan pula, ion-ion
Garis gelap
fosfolipid
kecil menembus membran secara pasif mengikuti gradien elektrokimia
Glikolipid Glikoprotein
melalui kanal protein spesifik yang terbuka bagi ion tersebut. (Lihat
Gambar 3-3.)
Protein ■ Pada osmosis, air berpindah secara pasif mengikuti gradien
reseptor
konsentrasinya melintasi sebuah membran permeabel selektif ke
tempat dengan konsentrasi solut taktembus-membran lebih tinggi solut
Lapisan Molekul
ganda kolesterol
Protein kanal
rembes
tembus-membran tidak memiliki efek osmotik. (Lihat Gambar 3-9
Protein kanal Protein
lipid
Molekul perlekatan sel Protein Mikrofilamen hingga 3-12.)
berpintu perifer (menghubungkan pembawa sitoskeleton
CIS
mikrotubulus ke membran)
■ Osmolaritas sebuah larutan adalah ukuran jumlah total partikel solut,
aktif sekunder. Transpor aktif primer memerlukan pemakaian berlawanan jenis di kedua sisi membran plasma. (Lihat Gambar
langsung ATP untuk menjalankan pompa. Salah satu contoh transpor 3-19.)
aktif primer yang paling penting adalah pompa Na+-K+ yang ■ Pompa Na+-K+ memberi kontribusi langsung, meskipun kecil, atas
mengonsentrasikan Na+ di CES dan K+ di CIS. (Lihat Gambar 3-16.) potensial membran karena pompa ini memindahkan lebih banyak ion
Transpor aktif sekunder digerakkan oleh gradien konsentrasi ion Na+ ke luar sel ketimbang ion K+ ke dalam sel. (Lihat Gambar 3-16.)
(biasanya Na+) yang diciptakan oleh sistem transpor-aktif primer. Dua Namun, per an utama pompa Na+-K+ adalah untuk secara aktif
jenis transpor aktif sekunder ialah simport (atau kotranspor) dan menjaga konsentrasi Na+ tetap lebih tinggi di luar sel dan konsentrasi
antiport (kontratranspor atau pertukaran). Pada simport, solut K+ tetap lebih tinggi di dalam sel. Gradien konsentrasi ini cenderung
bersama-sama ion (Na+) berpindah searah (keduanya masuk ke sel), memindahkan K+ ke luar sel dan Na+ ke dalam sel secara pasif. (Lihat
dengan solut bergerak melawan gradien konsentrasi dan ion mengalir Tabel 3-3 dan Gambar 3-20 dan 3-21.)
mengikuti gradien konsentrasi. Pada antiport, solut dan ion berpindah ■ Karena membran dalam keadaan istirahat 25 hingga 30 kali lebih
berlawanan arah (solut keluar dari sel, sementara Na+ masuk ke sel), permeabel terhadap K+ dibanding terhadap Na+, jauh lebih banyak K+
dengan solut bergerak melawan gradien konsentrasi dan ion mengalir yang meninggalkan sel ketimbang Na+ yang memasuki sel, men-
mengikuti gradien konsentrasi. (Lihat Gambar 3-17 dan 3-18.) yebabkan kelebihan muatan positif di luar sel. Hal ini menyebabkan
kelebihan muatan negatif, dalam bentuk anion protein besar (A-) yang
terperangkap di dalam sel. (Lihat Tabel 3-3 dan Gambar 3-22.)
Gradien CES
konsentrasi Na+ CES CIS
Tinggi Na+ Rendah K+ Pompa Na+–K+
Tempat pengikatan
Difusi neto K+ ke
K+
afinitas-tinggi
Membran terhadap Na+ K+ luar sel yang relatif
plasma
Tempat pengikatan + –– besar menghasilkan
afinitas-rendah
terhadap K+
Gradien
konsentrasi K+
+ –– EK+ senilai –90 mV
Rendah Na+ Tinggi K+ + ––
+ ––
A–
CIS 3 Na+ Tidak terjadi difusi A-
+ –– menembus membran
2 Ketika 3 Na+ dari CIS
+ ––
Na+
Arah transpor (yang konsentrasi Na+-nya
6 Dua K+ dilepaskan ke
CIS (yang konsentrasi K+-
K+ rendah) terikat ke pompa, + –– Difusi neto Na+ masuk
nya tinggi) begitu afinitas ATP dipecah menjadi ADP
plus fosfat; gugus fosfat
–– + – + ke sel yang relatif kecil
tempat pengikaan K+
Na+ menetralkan sebagian
menurun drastis seiring terikat ke pompa.
perubahan bentuk pompa.
P yang menyertainya – +
– – + potensial yang diciptakan
Pada saat bersama-an, oleh K+ ketika sendirian
Cl–
afinitas tempat pengikatan 2 K+ ATP ADP
N+ meningkat ekstram, se-
hingga proses kembali ke
langkah 1.
4
David McCarthy/Photo Researchers, Inc.
Potensial membran menjadi kurang negatif sewaktu Sinyal listrik dihasilkan oleh perubahan
depolarisasi dan lebih negatif ketika hiperpolarisasi. perpindahan ion menembus membran plasma.
96 BAB 4
Potensial berjenjang menyebar melalui aliran arus
pasif.
ejadian pemicu membuka kanal ion, mengi inkan (tersering) aliran masuk neto Na+
+ + + + + + + + + + + + + +
– – – – – – – – – – – – – – – – – –
+ + + +
(b) Perpindahan Na+ masuk ke sel mendepolarisasi membran, menghasilkan potensial berjenjang
+ + + + + + + + + + + + + +
– – – – – – – – – – – – – – – – – – ambar 4-2 Arus listrik selama potensial
+ + + + berjenjang. (a) Membran sebuah sel peka-rangsang
pada potensial istirahat. (b) Sebuah kejadian pemicu
membuka kanal ion, biasanya menyebabkan aliran
masuk neto Na+ yang mendepolarisasi membran di
bagian ini. Daerah inaktif sekitarnya masih berada
Daerah Daerah yang Daerah yang Daerah yang Daerah
inaktif sebelumnya inaktif semula aktif sebelumnya inaktif inaktif dalam potensial istirahat. (c) Arus lokal di antara daerah
terdepolarisasi terdepolarisasi aktif dan daerah inaktif sekitarnya, menimbulkan
98 BAB 4
agian sel peka empat a al aerah
sinyal listrik)
15
10
–70 –65 –60 –55 –60 –65 –70
5
0
+70
+60
+50
+40
+30
Potensial membran (mV)
0
epolarisasi
–10
–20
–30
–40
–50 Potensial ambang
–60
–70 Potensial istirahat
–80
–90 iperpolarisasi ikutan
aktu (mdet)
epolarisasi
lambat ke ambang
100 BAB 4
A A A S A A A S
Pintu aktivasi
Na+ Na+
CES
Membran
plasma
Depolarisasi
(penurunan
potensial membran)
K+
pintu inaktivasi
Potensial membran(mV)
→
–10 3
PNa+
–20 5
Na+
–30 K+
anal berpintu oltase
tertutup (pintu akti asi PK+
–40 2
tertutup)
–50 ECF Na+ T
–60
6
–70 1 8
otensialistirahat
7
–80
e adian pemicu
K+
EK+ –90 ICF depolarisasi
3 Na+ memasuki sel, menyebabkan lonjakan depolarisasi hingga + mV, yang mencetuskan fase naik potensial aksi.
4 Pada puncak potensial aksi, pintu inakti asi Na+ menutup dan PNa+ turun, mengakhiri perpindahan Na+
memasuki set. Pada saat bersamaan, pintu akti asi +membuka dan naik.
5 + meninggalkan sel, menyebabkan repoiarisasi ke potensial istirahat, yang mencetuskan fase turun potensial aksi.
6 aat kembali ke potensial istirahat, pintu akti asi Na+ menutup dan pintu inakti asi membuka, memulihkan
kanal untuk memberi kesempatan merespons kejadian pemicu depolarisasi lainnya.
7 Perpindahan . lebih lanjut ke luar sel melalui kanal + yang masih terbuka menyebabkan hiperpolarisasi
membran, yang mencetuskan hiperpolarisasi ikutan.
102 BAB 4
Potensial aksi menjalar dari axon hillock ke terminal
akson.
2 ona pemicu
memicu potensial 3 ona pen hantar menghantarkan
aksi potensial aksi yang kekuatannya tidak
Nukleus
on hillock berkurang, sering kali dalam jarak jauh.
kson (panjangnya ber ariasi dari mm
hingga lebih dari m)
kson
Gambar 4-8 Anatomi neuron yan palin umum. Kebanyakan, tetapi tidak semua,
neuron terdiri atas bagian-bagian dasar yang disajikan dalam gambar. Tanda panah
menunjukkan arah perjalanan sinyal saraf. Mikrograf elektron memperlihatkan badan
sei, dendrit, dan sebagian akson neuron pada sistem saraf pusat.
104 BAB 4
Begitu tercetus, potensial aksi dihantarkan di
sepanjang serat saraf.
Na+
––––––+++++++++++++++++++++++++
++++++––––––––––––––––––––––––––
t n al Arus lokal yang mendepolarisasi daerah
berjenjang inaktif di daerahnya dari potensial istirahat
> ambang Na+
ke potensial ambang
++++++––––––––––––––––––––––––––
––––––+++++++++++++++++++++++++
+30
0
mV
–50
–70
++++++––––––+++++++++++++++++++
––––––++++++––––––––––––––––––––
––––––++++++––––––––––––––––––––
++++++––––––+++++++++++++++++++
+30
0
mV
–50
–70
Gambar 4-9 antaran merambat. Arus lokal di antara daerah aktif pada puncak potensial aksi dan daerah inaktif di sebelahnya yang masih berada dalam potensial
istirahat menurunkan potensial di daerah inaktif yang bersentuhan dengan daerah aktif itu hingga mencapai ambang, yang memicu potensial aksi di daerah yang
sebelumnya inaktif tersebut. Daerah yang semua aktif kembali ke potensial istirahat, dan daerah aktif yang baru memicu potensial aksi di daerah inaktif di sebelahnya
melalui arus lokal, dan seterusnya membentuk siklus yang berulang dengan sendirinya di sepanjang akson.
106 BAB 4
❚ TABEL 4-1 Perbandingan Potensial Berjenjang dan Potensial Aksi
Karakteristik Potensial Berjenjang Potensial Aksi
Pergerakan ion yang pergerakan neto Na+, K+, C1+, atau CA2+ Pergerakan Na+ masuk bergantian dengan K+
menghasilkan perubahan menembus membran plasma dengan meninggalkan sel melalui kanal berpintu-listrik
potensial berbagi cara.
Penyandian kuat kejadian Perubahan potensial berejenjang; Respons membran tuntas-atau-gagal (all-or-
pemicu besarnya beragam sosuai dengan kuat none); kuat kejadian pemicu disandi ke dalam
kejadian pemicunya. frekuensi, bukan amplitudo, potensial aksi
Durasi Durasi bervariasi sesuai dengan durasi Konstan
kejadian pemicu
Besar perubahan potensial Hantaran decremental; kekuatan Menjalar ke seluruh bagian membran tanpa
sejalan dengan jarak berkurang seiring makin jauhnya jarak berkurang kekuatannya; regenerasi-diri di
tempuhnya dari tempat tempuh dari awal tempat awal daerah inaktif sebelahnya pada membran
awal
Relatif, absolut
Periode refrakter Tidak ada
Tidak ada
Temporal, spasial
Penjumlah
Arah perubahan potensial Depolarisasi dan hiperpolarisasi Selalu depolarisasi dan pembalikan muatan
Lokasi Daerah khusus di membran yang
Daerah di membran yang banyak memiliki
dirancang untuk merespons kejadian
kanal berpintu-listrik
pemicu
++++++––––––++++++++++++
––––––++++++––––––––––––
Gambar 4-10 an aat periode re rakter. Arus "ke belakang" dicegah oleh periode
refrakter. Selama potensial aksi dan sesaat sesudahnya, sebuah daerah tidak dapat
distimulasi lagi oleh kejadian normal untuk mengalami potensial aksi lain. arena itu,
periode refrakter memastikan bahwa potensial aksi hanya dapat menjalar ke depan di
sepanjang akson.
+30
Potensil aksi 600
0 Permeabilitas Na*
300
Permeabilitas K+
–70
25
1
1 2 3 4 5 6 7 8
aktu (mdet)
Gambar 4-11 Periode refrakter absolut dan relatif. Selama periode refrakter
absolut, bagian membran yang baru saja mengalami potensial aksi tidak dapat
dirangsang kembali. Periode ini menunjukkan selang waktu ketika pintu Na+ tidak
dalam konformasi istirahatnya. Selama periode refrakter relatif, membran dapat Kekuatan rangsangan tersandi dalam frekuensi
distimulasi kembali hanya oleh stimulus yang lebih kuat dari yang biasanya diperlukan. potensial aksi.
Periode ini mencerminkan selang waktu ketika pintu K+ yang terbuka selama
potensial aksi belum tertutup, berkopel dengan inaktivasi perlahan-lahan kanal Na+
berpintu-listrik.
108 BAB 4
Mielinasi meningkatkan kecepatan hantaran
potensial aksi.
Gambar 4-12 Serat bermielin. (a) Serat bermielin dibungkus oleh mielin pada setiap selang jarak tertentu. Bagian-bagian telanjang tak bermielin di antara dua
mielin dikenal sebagai nodus Ranvier. Mikrograf elektron rnemperlihatkan potongan melintang sebuah serat bermielin di satu daerah yang bermielin, (b) Di sistem
saraf tepi, setiap selubung mielin dibentuk oleh sel Schwann tersendiri yang membungkus dirinya sendiri, seperti bolu gulung, mengelilingi serat saraf. (c) Di sistem
saraf pusat, setiap satu dari beberapa juluran ("lengan") oligodendrosit pembentuk-mielin menyusun satu selubung mielin yang membungkus sebuah serat saraf.
Akson
Nodus 1 μm
Ranvier
Nodus Ranvier
(d)
1 mm
Selubung mielin
Selubung
mielin
Akson
Akson neuron
Membran
plasma
Akson
nlimited
Sitoplasma-
Nukleus
Sel Schwann
aines Visuals
Nodus Oligodendrosit
Ranvier
Nodus Ranvier
C.
(b) Sel Schwann di sistem saraf tepi (c) Oligodendrosit di sistem saraf pusat
odus inakti di sebelahnya
tempat depolaritas menyebar odus nodus lainya masih Diameter serat juga memengaruhi
odus akti pada puncak akan se era mencapai berada dalam potensial
potensial aksi amban
kecepatan hantaran potensial aksi.
istirahat
Na+
– – – – ++++ ++++
++++ –––– ++++
Local current flow that
Na+ depolarizes adjacent inactive
node from resting to threshold
++++ –––– ––––
–––– ++++ ++++
rah perambatan
potensi aksi
a
++++ –––– ++++
–––– ++++ ––––
a
–––– ++++ ––––
++++ –––– ++++
Gambar 4-13 serat bermielin. Hantaran meloncat. Impuls "meloncat" dari nodus ke nodus di sebuah
110 BAB 4
❚ Konsep, Tantangan, dan
Kontroversi Sklerosis Multipel: Mielin-Terkikis,
Terkikis, Lenyap
3.
SINAPS KIMIA
SINAPS LISTRIK
112 BAB 4
■
Namun, hambatan pertumbuhan juga sebuah mudarat manakala Kelompok peneliti lain melakukan percobaan menggunakan tondur
akson SSP perlu diperbaiki, misainya saat medula spinalis terpotong saraf perifer untuk menjembatani defek di bagian medula spinalis
akibat ketelakaan. Serat saraf sentral yang rusak memperlihatkan yang cedera. Tandur ini mengandung biakan sel Schwann, yang
tandatanda perbaikan diri langsung setelah cedera, tetapi dalam melepaskan protein-protein pemacu pertum buhan saraf.
beberapa minggu mulal berdegenerasi, dan terbentuk jaringan parut di ■ Moyasi lain yang memberi harapan adalah penemuan sel saraf
tempat cedera, menghalangi bentuk pemulihan apa pun. Karena itu, punca (Iihat h. 10 dan 147). Boleh jadi, sel-sel ini kelak dapat ditanam
serat neuron yang rusak di otak dan medula spinalis tidak pernah di medula spinalis yang rusak dan dirangsang untuk menggandakan
beregenerasi. diri dan berdiferensiasi menjadi bentuk matur, neuron fungsiona#
yang akan menggantikan neuron yang hilang.
Regenerasi ■
Strategi baru lainnya yang juga sedang diteliti adalah penguraion
Meskipun demikian, pada masa mendatang, boleh jadi ditemukan cara enzimatth komponen-komponen inhibitorik pada jaringan parut yang
mendorong regenerasi bermakna serat saraf di SSP. Para peneliti secara alami terbentuk di tempat cedera dan menghalangi
tengah mengeksplorasi beberapacara menjanjikan untukmendorong munculnya serat saraf baru menembus sawar ini.
perbaikan jaras akson sentral, supaya korban cedera medula spinalis ■ Sejumlah penelitilain melakukan ancanganbiotik, mencoba menci
dapat berjalan kembali. Berikut beberapa penelitian terkini terkait ptakan perangkat elektronik yang dapat dipasang ke dalam sistem
regenerasi akson sentral: saraf guna mernintas sambungan yang putus di medula spinalis. Ide
■ Para ilmuwan sudah mampu menginduksi regenerasi bermakna ini ujung-ujungnya berupa penanaman cip otak (brain chip) yang
pada saraf mencit yang medula spinalisnya terpotong dengan mampu menjemput pesan listrik yang ditujukan untuk memerintahkan
menghambat secara kimiowi inhibitor perrumbuhan saraf, dinamai pergerakan otot, kemudian mengirimkan pesan itu ke perangkat
Nogo, sehingga memungkinkan pemacu pertumbuhan saraf untuk kedua yang ditanam di medula spinalis di bawah tingkat lesi.
mendorong munculnya banyak serat saraf baru di tempat cedera. Perangkat kedua tersebut akan merangsang neuron motorik untuk
menghasilkan pergerakan sesuai perintah.
2 Vesikel sinaps
Molekul
neurontran
smiter Celah
sinaps
3
Membran
4
subsinaps
5
kanal-resoptor 4
berpintu kimiawi untuk resoptor untukn
5
Na+, K+, or Cl– neurotransmiter Neuron sapcasinaps
Terminal akson
neuron
© Dennis Kunkel/Visuals Unlimited
prasinaps
114 BAB 4
Sebagian sinaps mengeksitasi, sementara sebagian
lainnya, menginhibisi neuron pascasinaps.
SINAPS EKSITATORIK
SINAPS INHIBITORIK
5 15 25 35 45
Waktu (mdet)
(a) Sinaps eksitatorik
+30
Potensial membran (mV)
di neuron pascasinaps
Aktivasi sinaps
Potensial
–50
ambang
–70
S
Resultan otensial pascasinaps ber antun pada
5 15 25 35 45 akti itas semua masukan prasinaps.
Waktu (mdet)
(b) Sinaps inhibitorik
Gambar 4-16 otensial ascasinaps. (a) Potensial pascasinaps eksitatorik (EPSP)
yang tercetus akibat aktivasi input prasinaps eksitatorik membawa neuron pascasinaps
tersebut lebih dekat ke potensial ambang. (b) Potensial pascasinaps inhibitorik (IPSP)
yang timbul karena aktivasi input prasinaps inhibitorik mendorong neuron pascasinaps
itu semakin jauh dari potensial ambang.
116 BAB 4
SUMASI TEMPORAL
SUMASI SPASIAL
Masukan prasinaps
eksitatorik
(a) Tidak (b) Sumasi (c) Sumasi (d) Pembatalan
Potensial membran pascasinaps (mV)
Ex1 +30
Rekaman
+ potensial
membran 0
Ex2
+ Potensial
–50 ambang
Sel
In1 pascasinaps –70 Potensial
[stirahat
–
+ n + n
Masukan prasinaps
Waktu (mdet)
inhibitorik
(a) ika sebuah masukan prasinaps eksitatorik ( l) dirangsang kedua kalinya setelah P P pertama di sel
pascasinaps berakhir, akan tercetus P P kedua yang sama kuat.
(b) Namun, jika l dirangsang kedua kalinya sebelum P P pertama selesai, P P kedua akan ditambahkan, atau
dijumiahkan, ke P P perlama, menghasilkan sumasi temporal, yang dapat membawa sel pascasinaps ke ambang.
(c) el pascasinaps juga dapat dibawa ke ambang dengan sumasi spasial P P yang terjadi melaiui akti asi simultan dua
dan 2) atau lebih masukan prasinaps eksitatorik,
(d) kti asi simultan satu masukan prasinaps eksitatorik ( ) dan satu masukan inhibitorik (ln ) tidak mengubah potensial
pascasinaps, karena P P dan P P yang dihasilkan saling meniadakan.
Gambar 4-17 Penentuan resultan potensial pascasinaps berdasarkan jumlah aktivitas semua masukan prasinaps. Dua masukan prasinaps eksitatorik (Exl dan Ex2)
dan satu inhibitorik (Inl) berakhir di neuron pascasinaps imajiner ini. Potensial neuron pascasinaps lalu direkam. Di gambar, untuk menyederhanakan, penjumlahan dua
EPSP membawa neuron pascasinaps ke ambang, tetapi sebenarnya harus banyak EPSP yang dijumiankan untuk mencapai ambang.
118 BAB 4
• TABEL 4-3 Perbandingan Neurotransmiter Klasik dan Neuropeptida
Karakteristik Neurotransmiter Klasik Neuropeptida
Ukuran Kecil (satu asam amino atau bahan kimia esar (2 hingga asam amino)
terkait)
Tempat sintesis Sitosol pada synaptic knob etikulum endoplsma dan kompleks olgi di bahan sel dipindahkan
ke synaptic knob melalui transpor akson
Tempat Penyimpanan Vesikel sinaps kecil-kecil di terminal akson Vesikel berinti padat besar besar di terima akson
Tempat pelepasan Terminal akson Terminal akson dapat disekresikan bersama sama neurotransmiter
Jumlah yang dilepaskan Bervariasi, bergantung pada sinaps osentrasi jauh lebih rendah daripada neurotransmiter klasik
Kecepatan dan lama kerja Respons cepat, singkat espons lambat, tahan lama
empat er a Membran subsinaps sel pascasinaps agian non sinaps di sel prasinaps ataupun pascasinaps
ek iasanya mengubah potensial sel Memodulasi keefektifan sinaps melalui perubahan jangka panjang
pascasinps dengan membuka kanal pada sintesis neurotransmiter atau reseptor pascasinaps
ion spesifik
–
B
Potensial pascasinaps di neuron C
A
+ Potensial
membran
direkam
Potensial
D ambang
+
Potensial
Sel C istirahat
pascasinaps
A A+B D D+B
Waktu (mdet)
ambar Inhibisi prasinaps. A, ujung terminal eksitatorik pada sel pascasinaps C, dengan sendirinya disarafi oleh terminal B inhibitorik. Stimulasi terminal A
saja menghasilkan EPSP di sel C, tetapi stimulasi bersamaan dengan terminal B mencegah pembebasan neurotransmiter eksitatorik dari terminal A. Akibatnya,
tidak ada EPSP yang terbentuk di sel C meskipun terminal A nyata-nyata dirangsang. Inhibisi prasinaps ini secara selektif menekan aktivitas dari terminal Atanpa
menekan masukan eksitatorik lain ke sel C. Stimulasi terminal D eksitatorik menghasilkan EPSP di sel C meskipun terminal B inhibitorik dirangsang secara
bersamaan karena terminal B hanya menghambat terminal A.
120 BAB 4
Neuron-neuron terhubung melalui jaras konvergen
dan divergen yang kompleks.
Neuron
pascasinaps
Masukan
prasinaps
Konvergensi masukan
(satu sel pengaruhi oleh (satu sel memengaruhi
banyak sel lain) banyak sel lain)
Gambar 4-19 on er ensi dan di er ensi. Tanda panah menunjukkan arah penyaluran informasi.
122 BAB 4
KOMUNIKASI LANGSUNG ANTARSEL
lon dan molekul kecil
(a) Taut celah (b) Hubungan langsung sesaat penanda permukaan sel
Sinyal listrik
Sel penyekresi
(neuron)
Parakrin Neurotransrniter
(c) Sekresi parakrin (d) Sekresi neurotransmiter
Sel sasaran yang jauh Sel penyekresi Sel sasaran yang jauh
(neuron)
124 BAB 4
Ion 1 Perantara 1 Perantara 1 Perantara (pertama) ekstrasel
ekstrasel terikat ekstrasel terikat terikat ke reseptor
ke reseptor. ke reseptor..
kanal- Perantara (pertama) ekstrasel
reseptor -
Reseptor bergandeng protein G CES
plasma
αγ α
β α CIS
2 Terikatnya Tempat
perantara memicu protein 2 Terikatnya
2 Reseptor Protein G 3 Protein G Effector
terbukanya kanal. kinase perantara memicu
aktivasi tempat mengaktif- aktif mengaktifkan protein
aktif
enzim protein kan protein G. protein efektor
(boleh kinase.
4Protein
jadi lewat
efektor
3 on sejumlah Perantara
3 ein kinase menghasilkan
langkah) mengaktifkan kedua
Ion prantara
entry protein sasaran.. kedua
5 Prantara
kedua
mengaktifkan
(boleh in sasaran protein kinase.
4 Masuknya ion yang aktif
jadi lewat
menimbulkan mencetuskan Protein
sejumlah
respons set yang respons sel yang sinase aktif
langkah)
diinginkan. diinginkan.
6 Protein
Respons sel Respons sel kinase (boleh jadi
mengaktifkan lewat sejumlah
protein langkah)
(a) Kanal-reseptor (b) Enzim-reseptor sasaran.
berpinlu klmiawi Prolein
Gambar 4-22 enis enis reseptor menurut mekanisme ker anya. (a) Sebuah kanal- sasaran
7 Protein aktif
reseptor membuka ketika zat kimia perantara ekstrasel terikat padanya. Akibatnya, ion
sasaran
masuk ke sel dan pada akhirnya menimbulkan respons sel. (b) Tempat enzim di sisi menimbulkan
sitoplasma sebuah enzim-resptor teraktifkan sewaktu zat kimia perantara ekstrasel terikat respon sel yang
pada sisi yang menghadap ke luar sel. Enzim terikat-reseptor yang aktif tersebut pada di inginkan.
akhirnya memicu respons sel. (c) Terikatnya sebuah perantara (pertama) ekstrasel pada
sisi ekstrasel reseptor bergandeng cetuskan respons sel. protein G mengaktifkan protein Respons set
efektor terikat-membran dengan perantaraan antara (zat antara) protein G. Protein efektor
ini menghasilkan perantara kedua (second messenger) intrasel, yang pada akhirnya (c) Reseptor bergandeng protein G
mencetuskan respons sel
Prantara ekstrasel
(molekul sinyal)
1 Dua perantara
ekstrase terikat pada
Tyrosine dua reseptor sehingga
kinase resepto berpasangan,
receptor- mengaktifkan tempat
enzyme protein kinase di
CES bagian reseptor yang
menghadap
Membran sitoplasma.
olasma
126 BAB 4
Periksa Pemahaman Anda 4.5
1. Tuliskan definisi sel sasaran.
2. Jelaskan perbedaan antara keempat jenis zat kimia perantara
ekstrasel berkenaan dengan sumbernya dan jaraknya dari sel
sasaran.
Katekolamin dan
Sifat Peptida Indolamin Hormon Tiroid Steroid
Transpor Dalam bentuk Separuhnya terikat pada Sebagian besar terikat Sebagian besar terikat
dalam darah hormon bebas protein plasma pada protein plasma pada protein plasma
Tempat Permukaan sel sasaran Permukaan sel sasaran Di dalam sei sasaran Di dalam sel sasaran
reseptor
Mekanisme Aktivasi jaras perantara Aktivasi jaras perantara- Aktivasi gen-gen Aktivasi gen-gen spesifik
Kerja kedua untuk mengubah kedua untuk mengubah spesifik untuk untuk membuat protein
aktivitas protein yang aktivitas protein yang membuat protein baru yang menghasilkan
sudah ada yang sudah ada yang baru yang efek
menghasilkan efek menghasilkan efek menghasilkan efek
Hormon Sebagian besar hormon Katekolamin: hormon dari Hanya hormon- Hormon-hormon dari
jenis ini medula adrenal, dopamin hormon dari sel korteks adrenal dan
dari hipotalamus. folikular kelenjar gonad serta beberapa
Indolamin: melatonin dari tiroid hormon plasenta;
kelenjar pineal vitamin D (sebuah
hormon) mirip steroid
Testosteron,
hormon maskulin stradiol,
hormon feminin
128 BAB 4
■
130 BAB 4
JARAS PERANTARA-KEDUA Ca2+
Plasma
membrane
γ
α α
β α Adenilil siklase ICF
(protein efektor)
Reseptor (Mengaktifkan)
bergabung intermediat
protein G. protein G.
Perantara
ATP
kedua
cAMP + 2 P i
Terikatnya 2
perantara ekstrasel
pada reseptor
mengaktifkan
protein G, lalu 3 cAMP
subunit o protein ini
mengaktifkan
bergerak menuju,
protein kinase A.
dan mengaktifkan,
adeniIII siklase.
Protein Protein
kinase A kinase
inaktif A aktif
4 Protein kinase A
memfosforilasi protein
sasaran inaktif,
mengaktifkannya.
ATP ADP
Protein P Protein
sasaran (Berubah sasaran
inaktif bentuk akif)
dan fungsi)
5 Protein sasaran
aktif menghasilkan
respons yang diinginkan.
KETERANGAN
P = Fosfat Respons sel
Gambar 4-25 Mekanisme kerja hormon hidrofilik melalui aktivasi jaras perantara-kedua
AMP siklik.
Plasma
membrane
αγ α
β α A (perantara Kedua;) ICF
2 Fosfolipas C mengubah PIP2
menjadi DAG dan IP3. 3b AG mengaktifkan
Reseptor (Mengaktifkan) protein protein kinase C.
bergadeng Intermediat
Fosfolipase C aktif
protein G. protein G.
(protein efektor) (Perantara
P kedua)
1 Terikatnya Protein Protein
perantara ekstrasel P P IP3
kinase kinase
ke reseptor C inaktif C aktif
mengaktifkan
protein G, yang 3a IP3
subunit a-nya memobihsasi. 4b Protein kinase C
kemudian bergerak Ca2+ intrasel. Perant- memfosforilasi protein
Dari
menuju, dan
ara kedua a RE sasaran inaktif,
mengaktifkan, mengaktifkannya.
fosfolipase C. 4 Ca2+4
mengaktifkan
kalmodulin.
A A
Ca2+
Kalmodulin Protein (Mengubah P Protein
Ca2+ Ca2+
inaktif sasaran bentuk dan sasaran
Kompleks inaktif fungsi) aktif
Ca2+
Ca2+-.
5a Kompleks Ca2+ kalmodulin kalmoduiin aktif.
mengaktifkan protein kinase
bergantung Ca2+-kalmodulin (CaM
kinase).
Gambar 4-26 Mekanisme kerja hormon hidrofilik melalui aktivasi simultan jaras perantara-kedua IP3-Ca2+ dan jaras DAG
132 BAB 4
REGULASI RESEPTOR
AMPLIFIKASI MELALUI JARAS PERANTARA-KEDUA
Caraka kimia
ekstrasel berikatan
dengan reseptor
membran
Amplifikasi
Adenilil siklase
teraktifkan
ari
Amplifikasi
AMP siklik cA cA cA cA
( )
Protein linase
aktif
Amplifikasi
Produk enzim
, ,
yang teraktifkan
(100)
Gambar 4-27 Ampili ikasi sinyal a al oleh alur caraka kedua. Dengan amplifikasi, konsentrasi caraka kimia ekstrasel yang sangat rendah, seperti hormon, dapat
memicu respons sel dengan mencolok.
Hormon
steroid
CES
Membran
plasma
6 mRNA baru
3 Kompleks hormon meninggalkan
reseptor berikatan nukleus.
dengan elemen
respons hormon
ONA.
5 Gen yang
m N aktif
menerjemahkan
4 Pengikatan mRNA.
mengaktifkan gen.
N
Elemen GEN
respons
hormon
134 BAB 4
❚ TABEL 4-5 Perbandingan Sistem Saraf dan Sistem Endokrin
Karakteristik Sistem Saraf Sistem Endokrin
Susunan anatomik Sistem "berkaber:Terdapat susunan struktural Sistem "nirkabel": Kelenjar endokrin tersebar luas
spesifik di antara neuron dan sel sasarannya, dan secara struktural tidak berkaitan satu sama
dengan kontinuitas struktural pada sistem lain atau dengan sel sasarannya.
bersangkutan.
Jenis zat kimia perantara Neurotransmiter yang dibebaskan ke dalam celah Hormon yang dibebaskan ke dalam darah.
sinaps.
Jangkauan kerja zat kimia Jarak dekat (berdifusi menyeberangi celah Jarak jauh (dibawa oleh darah).
perantara sinaps).
Spesifisitas kerja pada sel Bergantung pada hubungan anatomik erat antara Bergantung pada spesifisitas pengikatan sel
sasaran sel saraf dan sel sasarannya sasaran dan kepekaan terhadap hormon tertentu.
Kecepatan respons Umumnya cepat (milidetik). Umumnya lambat (beberapa menit hingga
beberapa jam).
Durasi kerja Singkat (milidetik). Lama (beberapa menit hingga beberapa hari atau
lebih lama).
Fungsi utama Mengoordinasikan respons cepat yang butuh Mengontrol aktivitas yang lebih memerlukan
ketepatan. durasi ketimbang kecepatan
136 BAB 4
Neuron dikhususkan untuk menerima, memproses, menyandi, dan
menyalurkan informasi dengan cepat dari satu bagian tubuh
ke .bagian tubuh lain. lnformasi dihantarkan melalui jaras-jaras saraf
yang kompleks melalui penjalaran potensial aksi di sepanjang neuron
serta melalui transmisi kimiawi sinyal dari neuron ke neuron di sinaps,
juga dari neuron ke otot dan kelenjar melalui interaksi
neurotransmiter-reseptor lainnya di taut tersebut.
Secara kolektif, neuron-neuron membentuk sistem saraf. Banyak
aktivitas yang dikontrol oleh sistem saraf dirancang untuk
mempertahankan homeostasis. Sebagian sinyal listrik neuronal
menyampaikan informasi mengenai perubahan yang harus cepat
ditanggapi oleh tubuh guna mempertahankan homeostasis misalnya,
informasi tentang penurunan tekanan darah. Sinyal listrik neuronal
lainnya dengan cepat mengirimkan pesan ke otot dan kelenjar,
merangsang timbulnya respons yang sesuai guna mengompensasi
perubahan ini misalnya, penyesuaian aktivitas jantung dan pembuluh
darah yang memulihkan tekanan darah menjadi normal kembali
ketika tekanan darah mulai turun. Selain itu, sistem saraf
mengarahkan banyak aktivitas yang tidak dirancang untuk
mempertahankan homeostasis, banyak di antaranya berada di bawah
kontrol sadar, seperti bermain basket atau menjelajah internet.
Sistem endokrin menyekresikan hormon ke dalam darah, yang
mengangkut zat kimia perantara ini ke sel-sel sasaran yang jauh,
Periksa Pemahaman Anda 4.7 tempat hormon tersebut menimbulkan efek dengan mengubah
1. aktivitas protein enzimatik atau struktural di dalam sel-sel tersebut.
Melalui perantara hormon yang bekerja relatif lambat, sistem endokrin
umumnya mengatur aktivitas yang lebih memerlukan durasi
2.
ketimbang kecepatan. Sebagian besar aktivitas ini diarahkan untuk
mempertahankan homeostasis. Sebagai contoh, hormon membantu
menjaga konsentrasi nutrien yang sesuai di lingkungan internal
dengan mengarahkan reaksi-reaksi kimia yang terlibat dalam
pengambilan, penyimpanan, pembebasan, dan penggunaan molekul-
Homeostasis: Bab dalam molekul nutrien ini. Hormon juga membantu mempertahankan
keseimbangan air dan elektrolit di lingkungan internal. Selain itu, tidak
Perspektif berkaitan dengan homeostasis, hormon mengarahkan pertumbuhan
dan mengontrol sebagian besar aspek sistem reproduksi.
Untuk mempertahankan homeostasis, sel-sel harus Sistem saraf dan endokrin bersama-sama menyelaraskan
berkomunikasi sehingga dapat bekerja sama untuk. sejumlah mekanisme adaptasi yang membantu tubuh mem-
pertahankan homeostasis dalam respons terhadap stres. Selain itu,
melaksanakan berbagai aktivitas demi kelangsungan
kedua sistem ini bekerja secara terpadu untuk mengontrol sistem
hidup. Guna menghasilkan respons yang diinginkan, kedua sistem sirkulasi dan pencernaan, yang melaksanakan banyak aktivitas
pengatur utama tubuh, sistem saraf dan endokrin, harus homeostatik.
berkomunikasi dengan sel sasaran yang dikendalikannya. Karena
itu, komunikasi saraf dan hormon sangat penting dalam menjaga
kestabilan lingkungan internal serta memadukan aktivitas-aktivitas
nonhomeostatik.
SOAL LATIHAN
Latihan Kuantitatif
138 BAB 4
" " " 3 "
4
! a b
" " " " 3 "
4
UNTUK DIRENUNGKAN
PERTIMBANGAN KLINIS
4 KARTU BELAJAR
4.1 | Pengenalan Komunikasi Saraf (h. 96-97) ■ Perubahan permeabilitas ini menyebabkan pembalikan sesaat
■Sel saraf dan otot merupakan jaringan peka-rangsang karena potensial membran, dengan influks Na+ menimbulkan fase naik (dari
keduanya dapat dengan cepat mengubah permeabilitas –70 ke +30 mV), diikuti efluks K+ yang menyebabkan fase turun (dari
membrannya dan mengalami perubahan potensial membran puncak kembali ke potensial istirahat). (Lihat Gambar 4-7.)
sesaat ketika tereksitasi. Perubahan potensial yang cepat ini ■ Sebelum kembali ke potensial istirahat, sebuah potensial aksi
berfungsi sebagai sinyal listrik. meregenerasi potensial aksi baru yang identik pada daerah di
■ Dibandingkan dengan potensial istirahat, membran mengalami sebelahnya melalui arus yang membawa daerah yang semula inaktif
-depolarisasi ketika besar potensial negatifnya berkurang ke ambang. Siklus yang berulang dengan sendirinya ini berlanjut
(menjadikurang negatif) dan hiperpolarisasi sewaktu besar hingga potensial aksi menyebar ke seluruh bagian membran sel
potensial negatifnya bertambah (menjadi lebih negatif). (Lihat
Gambar 4-1.) tanpa berkurang kekuatannya.
■ Terdapat dua jenis penjalaran potensial aksi: (1) hantaran mera-
■ Perubahan potensial disebabkan oleh kejadian pemicu yang
mengubah permeabilitas membran, yang dengan demikian mbat di serat tak-bermielin, dengan potensial aksi menyebar di
memicu perubahan perpindahan ion menyeberangi membran. sepanjang setiap bagian membran; dan (2) hantaran meloncat yang
■
Terdapat dua jenis perubahan potensial sebagai berikut: (1) lebih cepat di serat bermielin, dengan impuls meloncat dari satu
potensial berjenjang, sinyal jarak-dekat, dan (2) potensial aksi, nodus Ranvier ke nodus Ranvier berikutnya di sepanjang bagian
sinyal jarak-jauh. (Lihat Tabel 4-1, h. 107) serat yang terbungkus oleh mielin penginsulasi. ( ihat ambar ,
2, dan .)
4.2 | Potensial Berjenjang (h. 97-99) ■ Pompa Na+-K+ perlahan-lahan mengembalikan ion-ion yang
■
Potensial berjenjang, biasanya berupa depolarisasi, terjadi di ber-pindah selama penjalaran potensial aksi ke lokasinya semula,
untuk mempertahankan gradien konsentrasi ion-ion itu.
satu bagian kecil pada membran sel peka-rangsang.Tempat yang
mengalami perubahan potensial disebut daerah aktif. Potensial
■
Bagian membran yang baru saja dilewati impuls tidak dapat
dirangsang lagi sebelum pulih dari periode refrakternya, menjamin
berjenjang menyebar secara decremental melalui arus lokal penjalaran satu arah potensial aksi. ( ihat lagi ambar dan
antara daerah aktif dan daerah inaktif di sebelahnya, kemudian .)
lenyap setelah menempuh jarak yang dekat. (Lihat Gambar 4-2
dan 4-3.)
■ Potensial aksi hanya dapat tercetus secara maksimal sebagai
respons atas stimulasi atau tidak tercetus sama sekali (hukum
■ Besar potensial berjenjang bervariasi sejalan dengan besar tuntas atau gagal).
kejadian pemicunya. ■ Di serat saraf yang aktif, beragam tingkat kekuatan rangsangan
+20
+10 neurotransmiter yang dibebaskan dari neuron lain.
epolarisasi
epolarisasi
membawa sel pascasinaps mendekati ambang. (2) lika kanal resikan oleh kelenjar endokrin ke dalam darah, yang
atau Cl- yang terbuka, 1PSP hiperpolarisasi kecil akan tercetus, mengangkutnya ke sasaran spesifik tempat hormon bersangkutan
membuat neuron pascasinaps makin sulit mencapai ambang. mengontrol fungsi tertentu dengan mengubah aktivitas protein di
(Lihat Gambar 4-16.) dalam sel sasaran.
■ Jika aktivitas yang dominan adalah pada masukan eksitatorik- ■ Hormon dikelompokkan menjadi dua kategori berdasarkan per-
nya, sel pascasinaps sangat mungkin mencapai ambang dan bedaan kelarutannya: (1) hormon hidrofilik (larut-air) yang
mengalami potensial aksi. Hal ini dapat terwujud melalui (1) mencakup peptida (sebagian besar hormon) dan katekolamin
sumasi temporal (EPSP dari satu masukan prasinaps yang (disekresikan oleh medula adrenal); dan (2) hormon lipofilik (larut-
berulang kali tereksitasi tercetus dengan jeda sangat singkat lemak) yang mencakup hormon steroid (hormon seks dan hormon
sehingga saling menambahkan) atau (2) sumasi spasial yang disekresikan oleh korteks adrenal) dan hormon tiroid. (Lihat
(penjumlahan EPSP-EPSP yang tercetus secara bersamaan dari Tabel 4-4.)
beberapa masukan prasinaps berbeda). (Lihat Gambar 4-17.) Jika ■ Hormon peptida hidrofilik disintesis dan dikemas untuk dikeluar-
masukan inhibitorik yang mendominasi, potensial pascasinaps kan dari sel oleh kompleks Golgi-retikulum endoplasma, disimpan di
menjadi semakin jauh dari ambang. Jika aktivitas eksitatorik dan vesikel sekretorik, dan dikeluarkan melalui eksositosis pada
inhibitorik ke neuron pascasinaps seimbang, membran akan tetap stimulasi yang sesuai. Hormon jenis ini mudah larut dalam darah
dekat ke potensial istirahat. untuk selanjutnya diangkut menuju sel sasarannya.
■ Meskipun terdapat sejumlah neurotransmiter berbeda, setiap ■ Di sel sasarannya, hormon hidrofilik berikatan dengan reseptor
sinaps selalu membebaskan neurotransmiter yang sama untuk membran permukaan, memicu serangkaian proses intrasel melalui
menghasilkan respons tertentu manakala berikatan dengan
jaras perantara kedua yang pada akhirnya mengubah protein sel
reseptornya. ( ihat Tabel 2.)
yang sudah ada, biasanya enzim, untuk menimbulkan respons sel
■ Jaras sinaps antarneuron amatlah kompleks, akibat konvergensi sasaran terhadap hormon bersangkutan. (Lihat Gambar 4-25 dan
masukan neuron dan di ergensi keluarannya. mumnya, banyak 4-26.) Melalui kaskade reaksi ini, sinyal awal mengalami penguatan
masukan prasinaps berkon ergensi pada satu neuron dan bekerja
sama mengontrol tingkat eksitabilitas neuron tersebut. Neuron bermakna. (Lihat Gambar 4-27.)
yang sama ini, konsekuensinya, berdi ergensi untuk bersinaps ■ Steroid disintesis melalui modifikasi simpanan kolesterol oleh
dengan, dan memengaruhi eksitabilitas, banyak sel saraf lain. en im en im yang spesifik bagi tiap tiap jaringan steroidogemk.
( ihat ambar .) teroid tidak disimpan di sel endokrin. arena bersifat lipofilik,
hormon ini berdifusi keluar menembus sawar membran lipid segera
setelah disintesis. Pengendalian steroid diarahkan pada sintesisnya.
■ Hormon steroid dan tiroid lipofilik diangkut dalam darah dalam
4.5 | Komunikasi Antarsel dan Transduksi Sinyal (h. bentuk terikat ke protein plasma pembawa, tetapi hormon bentuk
122-127) bebas, tak terikat, sajalah yang aktif secara biologis.
■ Komunikasi antarsel dapat terjadi secara langsung melalui (1) ■ Hormon lipofilik mudah menembus sawar membran lipid sel
taut celah atau (2) hubungan langsung sesaat antarpenanda
sasaran dan berikatan dengan reseptor di dalam sel. egitu hormon
permukaan komplementer sel. ( ihat ambar 2 .)
berikatan dengan reseptornya, kompleks hormon reseptor berikatan
■ Sel-sel lebih sering berkomunikasi secara tak-langsung satu dengan N dan mengaktifkan sebuah gen, yang memicu sintesis
sama lain untuk melaksanakan berbagai aktivitas terpadu dengan protein intrasel struktural atau en imatik baru yang menghasilkan
melepaskan zat kimia perantara ekstrasel, yang bekerja pada sel efek hormon tersebut pada sel sasarannya. ( ihat ambar 2 .)
sasaran tertentu guna menimbulkan respons yang diinginkan.
Terdapat empat jenis zat kimia perantara ekstrasel, yang berlainan
4.7 | Perbandingan Sistem Saraf dan Endokrin
(h. )
sumbernya serta jaraknya dan caranya hingga ke tempat kerja: (1) ■
Sistem saraf dan endokrin adalah dua sistem pengatur utama
parakrin (zat kimia perantara lokal); (2) neurotransmiter (zat kimia
tubuh. ( ihat Tabel .) istem saraf secara anatomis terhubung
perantara jangkauan-dekat yang dibebaskan oleh neuron); (3) layaknya kabel ke organ organ sasarannya, sementara sistem
hormon (zat kimia perantara jangkauan jauh yang disekresikan ke endokrin yang nirkabel menyekresikan hormon ke dalam darah
dalam darah oleh kelenjar endokrin); dan (4) neurohormon (zat untuk mencapai organ organ sasaran yang jauh.
kimia perantara jangkauan-jauh yang disekresikan ke dalam darah ■ Spesifisitas kerja saraf bergantung pada kedekatan anatomik
oleh neuron neurosekretorik). ( ihat ambar 2 .) terminal neuron pembebas neurotransmiter dengan organ
sasarannya. pesifisitas kerja endokrin bergantung pada
■ Pemindahan sinyal yang dibawa masuk ke sel oleh zat kimia spesialisasi reseptor sel sasaran untuk hormon spesifik yang
perantara ekstrasel, untuk dieksekusi, dikenal sebagai transduksi beredar.
sinyal.
■ Secara umum, sistem saraf mengoordinasikan respons
■ Zat kimia perantara ekstrasel yang tidak dapat masuk ke sel,
cepat,sementara sistem endokrin mengatur akti itas yang lebih
seperti hormon protein (perantara pertama, memicu respons sel
memerlukan durasi ketimbang kecepatan.
yang diinginkan dengan melekatkan diri ke membran sel sasaran
dan ( ) membuka kanal reseptor (2) mengaktifkan en im reseptor,
misalnya tirosin kinase atau ( ) mengaktifkan perantara kedua
intrasel melalui reseptor bergandeng protein . ( ihat ambar 22
dan 2 ).
Data dari sebuah fun tional magnetic resonance image (fMRI)
(sebuah "gambaran" otak ketika bekerja). fMRI yang didapat dari
seorang yang menatap sebuah pemandanganinimengilustrasikan
organisasi dasar korteks visual primer, bagian belkang otak yang
pertama "melihat" . ketika titik-titik sekitar dinpemandangan
visual, perhatikan bahwa cincin-cincin konsentrik jaringan otak
mengolah rangsangan dari prifer ke peusat pemandangan.
Rangsangan visual yang terjatuh dari pusat tatapan diproses di
cincin jaringan otak berwarnaa biru, dengan cincin hijau, kuning
dan oranye mengolah titik-titik visual yang secara progresif
mendekati pusat. Pusat tatpan diproses daerah sirkulasi
berwarna ungu di pusat cincin.
5
Jack Gallant
Divisi Divisi
aferen eferen
Rangsangan
Rangsangan rangsangan Sistem sara Sistem saraf di saluran
sensorik viseral somatik otonom cerna
144 BAB 5
Sistem saraf
Sistem saraf
pusat
tepi
(korda spinalis)
Badan
Terminal neuron aferen
sel
akson
IAntarneuron
Neuron eferen*
Organ efektor
otot atau kelenjar)
Akson
(serat eferen) Terminal
Badan
sel akson
Jalur saraf otonom eferen terdiri dari rantai dua-neuron antara SSP dan
organ efektor
Gambar 5-2 Struktur dan lokasi ketika kelas fungsional neuron.
OLIGODENDROSIT
MIKROGLIA
Astrosit
Kapiler
Oligendrosit
Mikroglia
Gambar 5-3 Sel glia sistem saraf pusat. Sel-sel glia mencakup astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependimal.
Astrosit Secara fisik menopang neuron dalam hubungan spasial yang tepat
Berfungsi sebagai perancah selama perkembangan otak janin
Memicu pembentukan sawar darah-otak
Membantu memindahkan nutrien ke neuron
Membentuk jaringan parut saraf
Menyerap dan menguraikan neurotransmiter yang dibebaskan
Menyerap kelebihan K+ untuk membantu mempertahankan konsentrasi ion CES otak dan
eksitabilitas normal neuron
Meningkatkan pembentukan sinaps dan memperkuat transmisi sinaps melalui sinyal kimiawi dengan
neuron Berkomunikasi dengan cara kimiawi dengan neuron dan di antara mereka sendiri
Sel ependimal Melapisi bagian dalam rongga otak dan korda spinalis
Ikut membentuk cairan serebrospinal
Berfungsi sebagai sel punca neuron dengan potensi membentuk neuron dan sel glia baru
146 BAB 5
Nancy Kedersha, PhD, Research Scientist, Cell Biology, ImmunoGen, Inc. (Harvard Medical School).
>
Ventrike
lateral kanan
Bagian
depan Ventrikel Ventrikel Ventrikel
otak lateral kiri lateral kanan lateral kiri
ventrikel
Ventrikel ketiga
Bagian
ketiga
belakang
otak
Kanalis sentralis
korda spinalis Kanalis sentralis
korda spinalis
(a) Pandangan lateral ventrikel (b) Pandangan anterior ventrikel
Gambar 5-5 ventrikel otak.
148 BAB 5
kulit kepala
tulang tengkorak
Dura mater
Sinus dura
Ruang subaraknoid Vilus araknoid
Cairan serebrospinal 5 Araknoid mater
Ventrikal lateral
Vilus araknoid Darah vena Ruang
Sinus dura
4 subaraknoid
Pia mater
Sinus venosus
Otak (serebrum)
Pia mater
Araknoid mater
Batang otak Dura mater
4
ruang subaraknoid korda spinalis
Ventrikel keempat
cairan serebrospinal
1 dihasilkan oleh pleksus koroideus,
150 BAB 5
❚ Konsep, Tantangan,
dan Kontroversi
Efek Domino Mematikan
2. Jelaskan dengan cara apa sawar darah otak secara anatonik mencagah
transpor antara sel-sel yang membentuk dinding kapiler otak dan secara
fisiologik membatasi transpor melalui sel-sel ini.
Korteks serebrum
Korteks serebrum
ukleus basal
(lberada di lateral talamus) Nukleus basal
Talamus
talamus
(medial)
Hipotalamus
Serebelum
Hipotalamus
Serebelum
Medula
oblongata
152
1. Persepsi sensorik
2. Kontrol gerakan sadar
3. Bahasa
4. Sifat kepribadian
5. Proses mental canggih, misalnya berpikir, mengingat,
mengambilkeputusan, kreativitas, dan kesadaran diri.
>
tah.
Korpus
ni ersity of
kalosum
Kiasma
optikum
epartment of iology,
Fisura longitudinal
(a)Otak, pandangan, dorsal (atas)
154 BAB 5
Courtesy of Washington University School of Medicine, St. Louis.
Bagian depan otak
Gambar 5-8 emindaian korteks serebrum selama berba ai tu as yan
berbeda. erbagai daerah yang berbeda di otak dinyalakan pada positron emission
tomography (P T) scan ketika seseorang melakukan berbagai tugas yang berbeda.
Pemindaian P T mendeteksi jumlah aliran darah di berbagai daerah otak. arena
terdapat lebih banyak aliran darah ke bagian tertentu otak ketika bagian tersebut lebih
aktif, pars ahli saraf dapat menggunakan pemindaian P T untuk mengambil gambar
otak saat bekerja dengan berbagai tugas.
Lobus
oksipitalis
Gambar -10 a ra - a ra a r r br m. Berbagai bagian korteks serebrum terutama berperan dalam herbagai aspek pemrosesan
saraf, seperti ditunjukkan oleh pandangan lateral sisi kiri otak.
156 BAB 5
Gambar 5-11 Peta somatotopik korteks somatosensorik dan korteks motorik primer. (a) Pandangan atas hemisfer serebrum yang menunjukkan korteks somatosensorik dan
korteks motorik primer. (b) Homunkulus sensorik yang menunjukkan distribusi masukan sensorik ke korteks somatosensorik dari berbagai bagian tubuh. Representasi grafik bagian-
bagian tubuh yang terdistorsi ini menunjukkan proporsi relatif korteks somatosensorik yang didedikasikan untuk menerima masukan sensorik dari masing-masing bagian tubuh. (c)
Homonkulus motorik yang menunjukkan distribusi keivaran motorik dari korteks motorik primer ke berbagai bagian tubuh. Representasi grafik bagian-bagian tubuh yang terdistorsi ini
menunjukkan proporsi relatif korteks motorik primer yang didedikasikan untuk mengontrol otot-otot rangka di setiap bagian tubuh.
157
Area motorik yang lebih tinggi juga penting dalam
kontrol motorik.
158 BAB 5
Peta somatotopik sedikit bervariasi antara
individu dan bersifat dinamik, tidak statik
Area wernicke Girus angular korteks asosial 1a Untuk mengatakan sesuatu yang dilihat,
(merencanakan isi kata- parietal-temporal-oksipital otak mentransfer informasi visual dari
kata yang diucapkan) (mengintegrasikan masukan korteks visual primer ke girus angular
senso korteks asosiasi parietal-temporal-oksipital,
yang mengintegrasikan masukan seperti
Korteks motorik primer penglihatan, suara, dan sentuhan.
(memerintahkan otot-otot
wajah dan lidah untuk 1b Untuk mengatakan sesuatu yang dide-
mrngucapkan kata-kata) ngar, otak mentransfer informasi auditorik
dari korteks auditorius primer ke girus
Area Broca angular
b
(memprogram pola
a 2 informasi tersebut ditransferke area
sauara bicara) Korteks visual wernicke, tempat pilihan dan rangkaian
primer (merasakan kata-kata yang akan diucapkan
penglihatan) diformulasikan.
Korteks auditorius primer
(merasakan sauara) 3 Perintah bahasa ini kemudian ditransmi-
sikan ke area Broca, yang mentranslasikan
pesan tersebut menjadi pola suara
terprogram
160 BAB 5
Hemisfer serebrum memiliki beberapa derajat
spesialisasi.
162 BAB 5
Periksa Pemahaman Anda 5.4
1. Gambarkan pandangan lateral korteks serebrum kiiri, kemudian labeli
masing-masing lokasi berikut: lobus temporalis, korteks motorik primer,
korteks somatosensorik, korteks visual primer, korteks auditorius, dan
korteks asosiasi prafrontal
2. Definisikan plastisitas
Hemisfer Hemisfer
serebrum kana serebrum kiri
Kourteks serebrum
(substansia grisea)
Substansia alba
Korpus kalosum
Bagian hipotalamus
Substansia alba
Korpus kalosum
Talamus
Ventrikel lateral
Nukleus basal
(substansia grisea)
Nielsen
Ventrikel ketiga
Bagian hipotalamus
rk
Ma
:
oto
Ph
Gambar 5-14 oton an rontal otak. (a) Korteks serebrum, selubung luar substansia grisea, mengelilingi bagian tengah yang berupa substansia alba. Jauh di dalam
substansia alba serebrum terdapat beberapa massa substansia grisea, yaitu nukleus basal. Ventrikel adalah rongga di otak tempat mengalirnya cairan serebrospinal.
Talamus membentuk dinding ventrikel ketiga. Sebagai perbandingan, warna yang digunakan untuk komponen-komponen otak ini sama dengan yang digunakan pada
pandangan lateral di Tabel 2, h. 2. uga bandingkan potongan frontal otak cada er dengan potongan sagital otak cada er di ambar , h. .
dan Hipotalamus
Serebelum
Hipotalamus Batang
otak
Korda spinalis
Gambar 5-15 Letak talamus, hipotalamus, dan serebelum dalam potongan sagita
164 BAB 5
Lobus frontalis
Talamus adalah stasiun pemancar sensorik dan
penting dalam kontrol motorik. Bagian korteks
asosiasi limbik
Talamus
Hipokamus
Lobus
temporalis
Amigdala
Hipotalamus
Bulbus
olfaktorius
Gambar 5-16 Sistem limbik. pandangan otak yang setengah transparan ini mem-
perhatikan struktur-struktur yang membentuk sistem limbik.
166 BAB 5
Periksa Pemahaman Anda 5.6
Norepinefrin, dopamin, dan serotonin adalah neoro- 1. Sebutkan fungsi-fungsi otak yang berkaitan dengan sistem limbik.
transmiter di jalur-jalur untuk emosi dan perilaku. 2. Sebutkan darah otak yang paling penting dalam pemrosesan rasa
takut
Waktu penyimpanan setelah Segera Belakangan; harus dipindahkan dari ingatan jangka-
akuisisi informasi baru pendek ke jangka-panjang melalui konsolidasi;
ditingkatkan oleh latihan atau daur-ulang informasi
melalui cara jangka-pendek
Durasi Berlangsung dalam hitungan detik hingga jam Dipertahankan dalam hitungan harian hingga tahunan
Waktu pengambilan kembali Cepat Pengambilan kembali lebih lambat, kecuali untuk
(mengingat) ingatan yang telah tertanam kuat, yang cepat kembali
diingat
Ketidakmampuan mengingat Dilupakan secara permanen; ingatan cepat Biasanya tidak dapat diingat hanya secara transien;
kembali (lupa) lenyap kecuali terkonsolidasi menjadi ingatan jejak ingatan relatif stabil
jangka-panjang
Mekanisme penyimpanan Melibatkan modifikasi transien fungsi sinaps Melibatkan perubahan fungsional atau struktural yang
yang ada, misalnya perubahan jumlah relatif permanen antara neuron-neuron yang sudah
neurotransmiter yang dikeluarkan ada, misalnya pembentukan sinaps baru; sintesis
protein baru berperan penting
168 BAB 5
n atan an ka pendek melibatkan perubahan
transien pada akti itas sinaps.
AMNESIA
MEKANISME HABITUASI
Christopher Courteau/photolibrary.com
Habituasi (pada Aplysia) Sensitisasi (pada Aplysia)
AMP siklik di
neuron prasinaps
Penyumbatan kanal K+ di
neuron prasinaps
+
Influks Ca 2 Influks Ca 2 +
Gambar 5-17 Habituasi dan sensitisasi pada Aplysia. Para peneliti telah menunjukkan
bahwa pada keong laut Aplysia (ditunjukkan pada foto), dua bentuk memori jangka pendek,
habituasi dan sensitisasi, disebabkan oleh perubahan berlawanan dalam pelepasan
neurotransmiter dari neuron prasinaps yang sama, yang disebabkan oleh modifikasi kanal sesaat
yang berbeda
170 BAB 5
Perambatan Neuron
potensial aksi prasinapsF
7
Gambar -1 m a a r- a r a a a- a a
172
SEREBELUM DAN INGATAN PROSEDURAL
“S
AYA LUPA DI MANA SAYA MELETAKKAN KUNCI SAYA. fisiologis tertentu atau penyakit), Dua biomarker yang baru bagi alzheimer
Saya mungkn terkena penyakit Alzheimer'. Insiden dan adalah pencitraan plak beta amiloid di otak dan pengukuran AB dan tau di
kesadaran akan penyakit Alzheimer (PA) yang pada tahap cairan serebrospinal (CSS). Pada teknik yang pertama, Pittsburg
awalnya ditandai oleh hilangnya ingatan baru, telah sedemikian meningkat
Compound B (PIB), komponen radioaktif yang terikat pada plak AB,
sehingga orang kadang-kadang mengejek mereka yang lupa sebagai
diinjeksikan, diikuti oleh pemindaian PET yang mendeteksi lokasi dan luas
pengidap Alzheimer. Namun, PA bukanlah suatu lelucon.
plak yang karakteristik ini pada manusia hidup (dari pada menunggu
hingga otopsi). Pengukuran kedua rnelibatkan perolehan sampeI CSS
Insiden melalui pungsi spinal untuk memeriksa kadar tau dan AB pada cairan ini.
PA adalah penyakit neurologi pada SSP yang paling banyak dan paling
mahal. Sekitar 5 juta orang Amerika Serikat saat ini mengidap PA, tetapi Lesi Khas di Otak
karena ini adalah penyakit terkait-usia dan populasi AS mengalami Lesi otak khas, plak neuritik (senilis) ekstrasel dan neurofibrillary tangles
penuaan, insiden PA diperkirakan akan meningkat. Jumlah orang yang intrasel, tersebar di seluruh korteks serebrum dan terutama banyak
terkena diperhitungkan membengkak menjadi 7 juta saat orang yang kini terdapat di hipokampus. Plak neuritik terdiri dari protein fibrosa ekstrasel
muda menua. Sekitar 0,1% mereka yang berusia antara 60 dan 65 tahun seperti lilin di bagian tengah yang dikenal sebagai amiloid beta (AB)
terkena penyakit ini, tetapi insidennya meningkat menjadi 30% hingga 47% yang dikelilingi oleh ujung saraf aksonal dan dendritik yang mengalami
pada mereka yang berusia lebih dari 85 tahun. Menurut National Institute of degenerasi. i illa y a l s adalah berkas padat pasangan
Aging Report to Congress, segmen populasi AS yang paling cepat tumbuh filamen-filamen heliks abnormal yang menumpuk di badan sel neuron
berdasarkan persensenya adalah kelompok usia lebih dari 85 tahun. yang terkena. PA juga ditandai oleh degenerasi badan sel neuron-neuron
tertentu di otak-depan basal. Akson penghasil asetilkolin neuron-neuron
Gejala ini normalnya berakhir di korteks serebrum dan hipokampus sehingga
PA merupakan penyebab sekitar dua pertiga kasus demensia senilis, yaitu hilangnya neuron-neuron ini menyebabkan defisiensi asetilkolin di
berkurangnya kemampuan mental generalisata terkait-usia. Pada tahapnya daerah-daerah ini. Kematian neuron dan hilangnya komunikasi sinaps
yang paling awal, hanya ingatan jangka-pendek yang terganggu, tetapi menjadi penyebab timbulnya demensia.
seiring dengan perkembangan penyakit, bahkan ingatan jangka-panjang
yang telah tertanam dalam, misalnya ingatan terhadap anggota keluarga, Patalogi yang mendasari
lenyap. Sering dijumpai kebingungan, disorientasi, dan perubahan Pada tahun-tahun belakangan ini, telah banyak kemajuan dalam
kepribadian yang ditandai oleh mudah tersinggung dan letupan emosional. pemahaman tentang patologi yang mendasari penyakit ini. Protein
Kemampuan mental yang lebih tinggi secara perlahan menurun seiring prekursor amiloid (a yl i p s p i APP), komponen
dengan semakin berkurangnya kemampuan pasien membaca, menulis, dan struktural semua membran plasma neuron, banyak ditemukan terutama di
menghitung. Kemampuan bahasa dan bicara sering terganggu. Pada ujung terminal prasinaps. APP dapat diputus di beberapa tempat berbeda
tahap-tahap lanjut, pasien PA sering menjadi seperti anak dan tidak mampu untuk menghasilkan produk yang berbeda. Pemutusan APP di salah saw
makan, berpakaian, dan merawat diri mereka. Pasien biasanya meninggal tempat menghasilkan suatu produk yang dipercaya menimbulkan fungsi
dalam keadaan debilitas berat 4 hingga 12 tahun setelah awitan penyakit. fisiologis normal, mungkin berperan dalam proses belajar dan
Penyakit ini, yang pertama kali dilaporkan seabad yang lalu oleh Alois mengingat.Pemutusan APPdi tempatalternatif menghasilkan AB.Terdapat
Alzheimer, seorang ahli neurologi Jerman, hanya dapat dipastikan pada dua varian AB yang dihasilkan dan dibebaskan dari neuron, bergantung
saat otopsi dengan ditemukannya lesi-lesi khas di otak yang berkaitan pada tempat pasti pemutusan. Dalam keadaan normal sekitar 90% AB
dengan penyakit ini, yaitu plak beta amiloid (AB) dan neurofibrillary tangles merupakan bentuk produk ini yang larut dan tidak berbahaya. Sepuluh
yang terdiri dari protein Tau yang cacat. (Anda akan mempelajari lebih persen lainnya merupakan jenis pembentuk plak dan berbahaya, yang
dalam tentang lesi ini kemudian.) Saat ini, PA didiagnosis sebelum membentuk filamen tipis tak-larut yang mudah membentuk agregat
kematian melalui proses eliminasi; yaitu, semua penyakit yang dapat menjadi plak AB dan tampaknya juga bersifat neurotoksik. Selain itu, para
menyebabkan demensia, misalnya stroke atau tumor otak, harus peneliti akhir-akhir ini menemukan molekul-molekul larut berantai pendek
disingkirkan. Untuk mendukung kemungkinan diagnosis PA sering yang berpotensi toksik (disebut oligomer) yang berasal dari AB yang
digunakan serangkaian uji kognitif. Pada tahun 2011, kriteria diagnostik PA berdifusi melalui otak dan bukan beragregasi menjadi plak. Beberapa
berubah untuk pertama kalinya dalam 25 tahun, walaupun panduan baru ini peneliti mengajukan teori baru yang kontroversial bahwa oligomer-
akan digunakan pertama kali pada penelitian. Peneliti berharap bahwa oligomer yang mengapung bebas ini merupakan penyebab gejala-gejala
diagnosis awal PA melalui panduan yang direvisi akan mengarah pada PA yang sesungguhnya. Keseimbangan antara produk-produk APP ini
penemuan dini penyakit ini sebelum gejala demensia terjadi. Alat diagnostik dapat bergeser oleh mutasi di APP, cacat genetik lain, perubahan
yang baru bergantung pada biomarker (kependekan biological marker, patologis atau terkait-usia di otak, atau mungkin faktor-faktor lingkungan.
segala sesuatu yang dapat diukur secara objektif sebagai indikator keadaan Hasil akhirnya adalah meningkatnya produksi AB yang bersifat toksik.
174 BAB 5
Pembentukan AB dijumpai pada awal perjalanan penyakit, dengan menyebabkan penyakit awitan dini. Individu dengan penyakit Alzheimer
neurofbrillary tangles timbul agak belakangan. PA tidak "tiba-tiba" muncuI familial ini biasanya memperlihat- kan gejala klinis pada usia 40an atau 50an
pada usia lanjut. Penyakit ini terjadi akibat sejumlah proses gradual tersamar Delapan puluh lima persen pasien PA lainnya belum memperlihatkan
yang terjadi selama bertahun atau berpuluh tahun. Meskipun belum semua gejala hingga usia lanjut, antara 65 hingga 85 tahun. Sifat gen spesifik
potongan teka-teki terungkap, berikut ini adalah kemungkinan skenario yang diketahui meningkatkan kerentanan individu mengidap penyakit Alzheimer
terjadi berdasarkan temuan-temuan terkini. Endapan AB secara langsung awitan lambat. Namun, tidak semua orang dengan kecenderungan untuk PA
bersifat toksik bagi neuron. Selain itu, penimbunan gradual plak AB menarik mengalami penyakit ini. Selain itu, banyak yang mengidap penyakit tanpa
mikroglia ke tempat plak. Sel-sel imun otak ini melancarkan serangan predisposisi genetik yang jelas. Jelas bahwa beberapa faktor lain di luar
imunologik terhadap plak, mengeluarkan bahan-bahan kimia toksik yang kerentanan genetik ikut berperan menimbulkan penyakit. Ketidak
dapat merusak neuron sekitar yang "tidak bersalah' dalarn prosesnya. seimbangan hormon mungkin berperan. Secara khusus, riset-riset
Proses peradangan ini, bersama dengan toksisitas langsung endapan AB, menemukan bahwa kortisol, hormon stres, meningkatkan kerentanan
juga menyebabkan perubahan pada sitoskeleton neuron yang menyebabkan
mengalami PA. Selain itu, Para peneliti juga mencoba mencari kemungkinan
terbentuknya neurofibrillary tangles penyumbat sel saraf. Protein tau dalam
adanya faktor pemicu dari lingkungan, tetapi hingga saat ini belum ada yang
keadaan normal berkaitan dengan molekul tubulin dalam pembentukan
dapat dipastikan.
mikrotubulus, yang berfungsi sebagai "jalan tol" akson untuk transpor bahan
bolak-balik antara badan sel dan terminal akson (lihat h. 51). Molekul tau
berfungsi sebagai"bantalan rel kereta api" yang memaku "rel" molekul tubulin Terapi
di mikrotubulus. Jika mengalami hiperfosforilasi (memiliki terlalu banyak .Saat ini terdapat dua kelompok obat yang disetujui secara spesifik bagi
gugus fosfat yang melekat), molekul tau tidak dapat berinteraksi dengan
terapi PA. Satu kelompok meningkatkan kadarasetilkolin (neuro- transmiter
tubulin. Penelitian menunjukkan bahwa AB berikatan dengan reseptor di
yang defisien) di otak. Sebagai contoh, Aricept, obat yang paling sering
permukaan sel saraf, memicu serangkaian proses intrasel yang
menyebabkan hiperfosforilasi tau. Jika tidak terikat ke tubulin, molekul- diresepkan pada PA, menghambat enzim yang secara normal
molekul tau yang tidak terkapasitasi akan saling menjalin, membentuk membersihkan asetilkolin yang keluar di sinaps. Obat-obat seperti ini secara
filamen-filamen heliks berpasangan yang menggumpal membentuk sesaat memperbaiki gejala pada sebagian pasien, tetapi tidak
neurofibrillary tangles. Hal yang lebih penting, seperti rel kereta api yang menghentikan atau memperlambat kerusakan yang disebabkan oleh
akan berantakan jika terlalu banyak bantalan yang hilang, mikrotubulus juga penyakit ini. Obat kedua, kelompok obat yang lebih baru disetujui,
mulai rusak seiring dengan semakin banyaknya molekul tau yang tidak lagi contohnya adalah Nemenda, memengaruhi reseptor NMDA, menghambat
melaksanakan tugasnya. Hilangnya sistem transpor neuron ini dapat efek toksik pelepasan glutamat yang berlebihan. Beberapa obat tanpa resep
menyebabkan kematian sel.
juga digunakan untuk mengobati PA. Antioksidan memberi harapan dalam
Faktor-faktor lain juga berperan dalam kisah PA yang kompleks ini, tetapi
mengatasi kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas. Aspirin dan obat
tempat pasti faktor-faktor tersebut terletak masih belum jelas. Menurut teori
terdahulu, AB menyebabkan influks berlebihan Ca2+ yang memicu anti-inflamasi lain mungkin memperlambat perjalanan PA dengan
serangkaian reaksi biokimia yang mematikan sel. Sel-sel otak yang menghambat komponen-komponen inflamatorik penyakit.
mengandung banyak reseptor NMDA glutamat, terutama sel-sel hipokampus Seiring dengan kerja peneliti untuk mengungkap faktor-faktor yang
yang berperan dalam potensiasi jangka-panjang (lihat h. 170), sangat rentan mendasari, kemungkinan ditemukannya cara-cara untuk menghambat
terhadap toksisitas glutamat. Hilangnya kemampuan hipokampus perkembangan penyakit ini juga meningkat. Sebagai contoh, pencariaan
membentuk ingatan merupakan tanda utama PA. Beberapa bukti saat ini adalah pada obat-obat baru yang dapat menghambat pemutusan AB
mengisyaratkan bahwa neuron yang cedera melakukan apoptosis (bunuh diri pembentuk plak dari APP atau dapat menghambat agregasi amiloid ini
sel; lihat h. 44), tetapi proses bunuh din ini tampaknya jauh lebih lambat menjadi plak yang berbahaya sehingga menghentikan PA pada jalurnya
daripada apoptosis yang biasanya. Temuan-temuan menunjukkan bahwa AB pada tahap yang paling dini. Hampir 200 obat yang ditargetkan pada
dapat mengaktifkan jalur biokimia bunuh-din. Studi-studi lain menyiratkan berbagai langkah di jalur PA sedang dikembangkan oleh perusahaan-
bahwa selama perjalanan penyakit terbentuk radikal bebas perusak sel (lihat
perusahaan farmasi.
h.154). Semua jalur perusak neuron ini akhirnya menyebabkan timbulnya
Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan farmasi dalam
gejala secara bertahap.
menemukan produk yang sukses akan besar, dan dampak lebih luas yang
.Kemungkinan Penyebab
ditimbulkannya akan menjadi lebih penting. Pencegahan dan terapi PA tidak
Kausa mendasar yang memicu pembentukan AB abnormal pada PA tidak dapat terjadi lebih cepat daripada dampak yang ditimbulkan oleh penyakit
diketahui pada sebagian besar kasus. Banyak peneliti percaya bahwa ini pada pasien, keluarganya, dan masyarakat. Perawatan pasien-pasien
penyakit ini memiliki banyak penyebab. Faktor genetik dan linglingkungan PA saat ini diperkirakan menelan biaya 100 miliar US$ per tahun dan akan
diperkirakan berperan meningkatkan risiko timbulnya PA. Sekitar 15% kasus terus bertambah seiring dengan meningkatnya persentase penduduk
berkaitan dengan cacat genetik spesifik yang ditemukan dalam keluarga dan berusia lanjut yang kemudian terjangkit penyakit ini.
5.8 I Serebelum
Batang otak
Regulasi tonus
otot, koordinasi
gerakan volunter
Serebelum terampil
Pemeliharaan
keseimbangan,
kontrol gerakan mata
Dipotong
Potongan sagital
media serebelum
dan batang otak
KUNCI
Vestibuloserebelum
Spinoserebelum
Serebroserebelum
(c) struktur internal serebelum
Gambar 5-19 Serebelum.
176 BAB 5
Periksa Pemahaman Anda 5.8
1. Sebutkan fungsi-fungsi ketiga bagian serebelum.
Saraf okulo-
Mukosa rongga motorius (III) Saraf troklearis (IV)
hidung Retina Oblikus superior
Otot mata ekstrinsik; (otot mata ekstrinsik)
Terminal serat saraf otot siliaris; otot iris
olfaktorius(I)
Saraf optikus(II)
Bulbus olfaktorius
Motorik-otot
Saraf pengunyah
Abducens (IV)
Saraf trigeminus (V)
Rektrus lateralis
(otot mata
ekstrinsik) Sensorik-wajah
dan kepala
Motorik-otot wajah
dan kulit kepala;
kelenjar liur dan
air mata
Cabang Koklea
Koklea,
vestibulum,
Motorik-otot faring; dan kanalis
kelenjar parotis semisirkularis
telinga dalam
Sensorik-kuncup kecap di lidah posterior;
Saraf
reseptor di faring dan sinus koratikus.
glosofaringeus (IX)
❯ Gambar 5-20 Saraf kranialis. Pandangan inferior (sisi bawah) otak, yang memperlihatkan perlekatan 12 pasang saraf kranialis ke otak dan berbagai struktur yang
disarafi oleh saraf-saraf ini.
178 BAB 5
Sistem
aktivtas
retikular
Korteks
serebrum
Serebelum ■
Impuls ■
penglihatan
■
Formasior
Batang Impuls pendengaran
etikularis ■
otak Korda spinalis
Traktus sensorik Traktus motorik
asedens desendens
Gambar 5-21 Sistem aktivasi retikular. Formasio retikularis, suatu
anyaman luas neuron di dalam batang otak (warna merah), menerima dan
mengintegrasikan semua masukan sinaptik. Sistem aktivasi retikular, yang
mendorong kesadaran korteks dan membantu mengarahkan perhatikan ke
kejadian-kejadian spesifik, terdiri dari serat-serat asendens (warna biru) yang
berasal dari formasio retikularis dan membawa sinyal ke atas untuk
membangunkan dan mengaktifkan korteks serebrum.
EEG Memperlihatkan gelombang-gelombang lambat Serupa dengan EEG pada orang yang sadar penuh
Aktivitas motorik Tonus otot cukup; sering bergerak Inhibisi mendadak tonus otot; tidak ada bergerak
Kebangkitan Mudah dibangunkan Lebih sulit dibangunkan tetapi cenderung bangun sendiri
Karakteristik penting lain Memiliki empat stadium; yang bersangkutan Gerakan mata cepat
harus melewati tidur jenis ini dulu
180 BAB 5
Terjaga
REM
Gelombang-lambat
Stadium tidur
2
0 1 2 3 4 5 6 7
Waktu tidur (jam)
KUNCI
Terjaga
Tidur gelombang-lambat
Tidur paradoks Tidur paradoksal (REM)
Gambar 5-23 Pola tidur siklis yang khas pada dewasa muda.
182 BAB 5
5.10I Korda spinalis
Korda spinalis
Ganglion akar
dorsal
Meningen
Saraf (lapisan
spinalis protektif)
Korda spinalis berjalan melalui kanalis Vertebra
vertebralis dan berhubungan dengan
saraf spinalis.
Diskus
antarvertebra
Rantai ganglion
simpatis
6 8
Korda Saraf 9
7
torakalis torakalis 10
8 11
9 12
1
10 2
3
11 4
5
1
2
12 4
3
5
1
1
2
Korda Saraf 3
lumbalis lumbalis
4 Kauda
ekuina
5
1
Saraf 2
Korda
sakralis 3
sakralis 4
Saraf 5
1
koksigeus
(a) Pandangan posterior korda spinalis (b) Pandangan lateral korda spinalis
Gambar 5-25 Saraf spinalis. Terdapat 31 pasang saraf spinalis yang dinamai berdasarkan regio kolumna vertebra tempat saraf-saraf tersebut keluar. Karena korda spinalis lebih
pendek daripada kolumna vertebra, akar-akar saraf spinalis harus turun di samping korda sebelum keluar dari kolumna vertebra di celah antarvertebra yang sesuai, terutama akar
yang keluar setelah vertebra lumbal pertama (L1). Secara kolektif, akar-akar saraf ini disebut kauda ekuina, yang secara harafiah berarti "ekor kuda". (a) Pandangan posterior otak,
korda spinalis, dan saraf spinalis (hanya di sisi kanan). (b) Pandangan lateral korda spinalis dan saraf spinalis yang keluar dari kolumna vertebra.
184 BAB 5
Substansia alba Substansia grisea
Serat aferen
Dari reseptor
Ke efektor
Akar ventral
Saraf spinalis
Gambar 5-26 Korda spinalis dalam potongan melintang. Serat-serat aferen masuk melalui akar dorsal, dan serat-serat eferen keluar melalui akar ventral.
Serat aferen dan eferen dibungkus menjadi satu dalam suatu saraf spinalis.
KUNCI
Traktus asendens
Traktus desendens
Gambar 5-27 Traktus asendens dan desendens di substansia alba korda spinalis dalam potongan melintang.
Korteks
2
3 serebrum
4 Irisan 1
Otak tengah
Irisan 2
Serebelum
Irisan 3,
Bagian dorsal
6
Pons
Irisan 3,
bagian ventral
Traktus
spinoserebelaris
ventral
Medula
Reseptor Irisan 4
regang otot
Traktus
Kolumna kortikospinalis Traktus
dorsalis lateral kortikospinalis
ventral
Korda spinalis
Reseptor Irisan 5
tekanan
di kulit
Korda spnalis
Irisan 5
Sel otot
rangka
Korda spinalis
Irisan 6
(a) Traktus asendens (b) Traktus desendens
Gambar 5-28 Contoh traktus asendens dan desendens di substansia alba korda spinalis. (a) Jalur korda-ke-otak beberapa traktus asendens (traktus kolumna
dorsalis dan traktus spinoserebelaris ventral). (b) Jalur otak-ke-korda beberapa traktus desendens (traktus kortikospinalis lateral dan traktus kortikospinalis ventral).
186 BAB 5
Kornu dorsal (badan sel antarneuron
tempat berakhirnya neuron aferen)
Akson
Jaringan ikat
mengelilingi akson
Jaringan ikat
mengelilingi
fasikulus
Jaringan ikat
mengelilingi saraf
Pembuluh darah
Fasikulus saraf
(banyak akson
terbungkus dalam Saraf
jaringan ikat)
Gambar 5-30 Struktur sebuah saraf. Akson neuron (balk serat aferen maupun eferen) disatukan
menjadi fasikulus yang dibungkus den jaringan ikat. Sebuah saraf terdiri dari sekelompok fasikulus
yang dibungkus oleh jaringan ikat dan mengikuti jalur yang sama. Fotograf ini adalah pemindaian
mikrograf elektron beberapa fasikulus saraf dalam potongan melintang.
REFLEKS REGANG
Korda spinalis berperan mengintegrasikan banyak
refleks dasar.
K ETERAMPILAN OLAHRAGA HARUS DIPELAJARI. Pada kan postural abnormal lainnya, seseorang harus belajar untuk
umumnya, refleks dasar yang kuat harus dikuasai agar menghambat secara sadar refleks-refleks postural dasar. Hal ini
keterampilan tersebut dapat dilakukan. Belajar menyelam, mi- dicapai dengan memusatkan perhatian pada posisi tubuh spesifik
misalnya, sangat sulit pada awalnya. Refleks kuat untuk menegakkan
selarna gerakan. Sebagai contoh, untuk melakukan gerakan jungkir
kepala yang dikontrol oleh organ-organ sensorik di leher dan telinga
balik, yang bersangkutan harus berkonsentrasi untukmenjaga dagu
akan meluruskan leher dan kepala sebelum penyelam pemula terjun
tertekukdan mernegang lutut.Setelah keterampilan dilakukan berulang
masuk ke air, menimbulkan apa yang umum dikenal sebagai "belly
kali, terbentuk pola-pola sinaps baru di SSP, dan respons terkondisi
flop': Dalam terjun dengan punggung lebih dahulu, refleks menegakkan
atau respons baru menggantikan respons refleks alami. Keterampilan
kepala menyebabkan pemula mendarat pada punggung mereka atau
olahraga harus dilatih hingga gerakan menjadi otomatis; kemudian
bahkan dalam posisi duduk. Untuk melakukan keterampilan motorik
sewaktu bertanding atlet yang bersangkutan bebas memikirkan
yang melibatkan pembalikan tubuh, salto, roll ke belakang, atau gerak-
strategi atau tindakan rutin berikutnya yang harus dilakukan.
L L
188 BAB 5
6 Jalur asendens
ke otak
1 Reseptor
Nyeri terma
di jari tangan
c Komponen suatu
a b
2 Jalur lengkung refleks
aferen
Reseptor
Rangsangan jalur aferen
Pusat integrasi
Jalur eferen
Efektor
3 Pusat integrasi
(korda spinalis)
Respons Bisepse (fleksor)
berkontraksi 4 Jalur
Tangan KUNCI
ditarik Eferen
= Merangsang
= Menghambat
= Sinaps
5 Efektor = Antarneuron eksitatorik
= Antarneuron
Triseps (ekstensor) = Taut neuromuskulus
berelaksasi
1 Rangsang 2 Potensial aksi di- 3 Korda spinalis berperan 4 Satu jalur eferen 5 Biceps dan triseps 6 Peristiwa-peristiwa
panas yang nyeri hasilkan di jalur aferen, sebagai pusat integrasi. merangsang biseps untuk merupakan efektor. yang terjadi di otak saat
mengaktifkan yang menghantarkan Di sini neuron aferen berkontraksi. Jalur eferen Fleksi sendi siku yang kedatangan sinyal
reseptor nyeri impus ke korda merangsang: lainnya menyebabkan terjadi menarik tangan melalui jalur asendens,
termal di jari. spinalis 3a Antarneuron eksitatorik relaksasi triseps dengan menjauh dari rangsang seperti kesadaran akan
yang merangsang neuron- mencegah eksitasi nyeri. Respons ini nyeri, simpanan memori,
neuron motorik ke biseps. kontraproduktif dan menuntaskan refleks dan sebagatnya, berada
3b Antarneuron inhibitorik, kontraksi otot antagonis ini. lucut. di alas dan di luar
yang menghambat neuron- lengkung refieks.
neuron motorik ke triseps.
3c Antarneuron yang
merupakan bagian jalur
asendens ke otak.
KUNCI
= Merangsang
=Menghambat
=Sinaps
= Antarneuron eksitantorik
= Antarneuron inhibitorik
=Taut neuromuskulus
Otot ekstensor
Otot fleksor tungkai
tungkai yang
yang berlawanan
cedera
berelaksasi
berelaksasi
Otot fleksor Otot ektensor
tungkai yang tungkai yang
cedera berlawanan
berkontraksi berkontraksi
Tungkai yang
Tungkai yang berlawanan
cedera (efektor) (efektor)
Reseptor
nyeri
kaki
Rangsangan Respons
190 BAB 5
beri tahu tentang setiap perubahan yang terjadi di lingkungan organisme sekompleks manusia menjadi mustahil.
eksternal dan internal serta harus mampu memroses informasi ini dan i tingkat paling sederhana, korda spinalis mengintegrasikan
mengirim pesan ke berbagai otot dan kelenjar untuk melaksanakan banyak refleks protektif dan e akuatif dasar yang tidak memer lukan
respons yang diinginkan. istem saraf, salah satu dari dua sistem kesadaran, misalnya menarik diri dari rangsangan nyeri dan
regulatorik utama tubuh, berperan sentral dalam komunikasi untuk mengosongkan kandung kemih. elain berfungsi sebagai penghu
mempertahankan hidup ini. istem saraf pusat, yang terdiri dari otak bung kompleks antara masukan aferen dan keluaran eferen, otak
dan korda spinalis, menerima informasi mengenai lingkungan juga berperan memulai semua gerakan olunter kesadaran persep
eksternal dan internal melalui saraf perifer aferen. etelah tual kompleks tentang lingkungan eksternal kesadaran diri bahasa
penyortiran, pengolahan, dan pengintegrasian masukan ini, P serta fenomena saraf abstrak misalnya berpikir, belajar, mengingat,
mengirim petunjuk, melalui saraf perifer eferen, untuk menimbulkan kesadaran, emosi, kreati itas, dan kepribadian. emua akti itas saraf
kontraksi otot atau sekresi kelenjar yang sesuai. dari pikiran yang paling pribadi hingga perintah untuk akti itas
engan sistem pembentukan sinyalnya yang cepat, sistem saraf motorik, dari menikmati. konser hingga mengingat kenangan masa
lalu akhirnya berkaitan dengan perambatan potensial aksi di
sangat penting dalam mengontrol respons respons cepat tubuh.
sepanjang sel-sel saraf dan transmisi kimiawi di antara sel sel.
anyak akti itas otot dan kelenjar yang dikendalikan oleh saraf
ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. P adalah tempat elama perkembangan e olusi, sistem saraf menjadi semakin
utama integrasi antara masukan aferen dan keluaran eferen. P kompleks. apisan lapisan otak yang lebih baru, lebih rumit, dan
mengaitkan respons yang sesuai terhadap masukan tertentu lebih canggih ditambahkan di atas regio regio lama yang lebih primitif
sehingga kondisi yang sesuai untuk kehidupan dapat dipertahankan dan lebih tua. Mekanisme untuk mengatur banyak akti itas dasar
di tubuh. ebagai contoh, ketika diberi tahu oleh sistem saraf aferen yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dimasukkan ke dalam
bahwa tekanan darah turun, P akan mengirim perintah yang sesuai bagian bagian lama otak. agian bagian otak yang lebih baru secara
ke jantung dan pembuluh darah untuk meningkatkan tekanan darah progresif memodifikasi, meningkatkan, atau menghilangkan
menjadi normal, emikian juga, ketika diberi tahu bahwa panas tu tindakan tindakan yang dikoordinasikan oleh pusat pusat yang
buh meningkat berlebihan, P mendorong sekresi keringat oleh ke berada dalam hierarki perintah lebih rendah bagian bagain tersebut
lenjar keringat, selain respons pendinginan yang lain. Penguapan ke juga memberikan tambahan kemampuan baru. anyak akti itas
ringat membantu mendinginkan tubuh ke suhu normal. Tanpa ada saraf yang lebih tinggi ini tidak ditujukan untuk mempertahankan
nya kemampuan P dalam memroses dan rnengintegraskan kehidupan, tetapi mereka sangat memperkaya kualitas menjadi
berbagai masukan ini, pemeliharaan homeostasis pada suatu hidup.
SOAL LATIHAN
ff
eff
UNTUK DIRENUNGKAN
PERTIMBANGAN KLINIS
192 BAB 5
BAB
5 Kartu Belajar
5.1 | Organisasi dan Sel Sistem Saraf (h. 143-148) ■ Daerah asosiasi adalah bagian-bagian korteks yang tidak
■ istem saraf terdiri dari sistem saraf pusat ( P) yang men secara spesifik dikaitkan dengan pemrosesan masukan sensorik
cangkup otak dan korda spinalis, dan sistem saraf tepi ( T) yang atau perintah motorik atau kemampuan bahasa. Daerah-daerah
mencakup serat serat saraf yang membawa informasi ke (di isi
aferen) dan dari (di isi eferen) P. (Lihat Gambar - .) Daerah motorik suplementer
Korteks motorik primer
(gerakan sadar)
■ Tiga kelas fungsional neuron neuron aferen, neuron eferen, ( di permukaan bagian dalam--tidak Korteks somatosensorik
terlihat ; memprogram gerakan kompleks) Sulkus
(sensasi somatetik dan
dan antarneuron membentuk sel sel peka rangsang sistem saraf. Korteks pramotorik
sentralis
propiosepsi)
Korteks parietalis posterior
(Lihat Gambar -2.) Neuron aferen member tahu P tentang (koordinasi gerakan kompleks)
(integrasi masukan
kondisi di ingkungan eksternal dan internal. Neuron eferen Korteks asosiasi prafrontalis
somatosensorik dan
penglihatan; penting untuk
membawa perintah dari P ke organ efektor (otot dan kelenjar). (perencanaan aktivitas volunter, gerakan kompleks)
Daerah wernicke
pwmbuatan keputusan; sifat
ntarneuron berperan mengintegrasikan informasi aferen dan kepribadian) (pemahaman bicara)
memformulasikan respons eferen, serta untuk fungsi fungsi mental Lobus frontalis
Lobus parietalis
Korteks asosiasi
yang lebih tinggi ( pikiran ). Daerah Broca parletal-temporal-oksipital
(pembentukan bicara) (integrasi semua masukan
■ el sel glia membentuk jaringan ikat di dalam P dan sec sensorik; penting dalam
bahasa)
ra fisik, metabolik, dan fungsional mendukung neuron. el sel glia Korteks auditorius primer
di kelilingi oleh korteks
Lobus oksipitalis
tersebut adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel pendengaran yang lebih
tinggi (pendengaran)
Korteks visual primer
ependimal. (Lihat Gambar -3 dan -4 rta ab - .) Korteks asosiasi limbik dikelilingi oleh korteks
(terutama di permukaan bagian penglihatan yang lebih
5.2 | Proteksi dan Nutrisi Otak (h. 148-151) dalam dan bawah lobus temporalis;
motivasi dan emosi; ingatan)
tinggi (penglihatan)
■ Neuron tidak dapat membelah diri untuk mengganti sel yang Lobus temporalis
Serebelum
rusak, tetapi beberapa struktur protektif melindungi otak: (1) Batang otak
korda spinalis
Otak dibungkus oleh tiga lapisan membran protektif—meningen (a) Regions of the cerebral cortex responsible for various functions
—dan selanjutnya dilindungi oleh tulang yang keras. (2)
Cairan serebrospinal (CSS) mengalir di dalam dan mengelilingi
otak untuk rnenjadi bantalan penahan otak dari benturan ini merupakan penghubung integratif antara berbagai informasi
fisik. (Lihat Gambar 5-6.) (3) Proteksi terhadap cedera kimiawi
sensorik dan tindakan bertujuan; mereka juga beperan kunci
dilakukan oleh sawar darah-otak yang membatasi akses bahan-
bahan yang ada dalam darah ke otak. dalam fungsifungsi otak yang lebih tinggi misalnya ingatan dan
■ Otak bergantung pada aliran darah yang konstan untuk mengambil keputusan. Daerah asosiasi mencakup korteks
mendapat O2 dan glukosa karena organ ini tidak dapat asosiasi prafrontal, korteks asosiasi parietal-temporal-oksipital,
menghasilkan ATP tanpa kedua bahan ini. serta korteks asosiasi limbik. (Lihat Gambar 5-10.)
5.3 | Gambaran Singkat Sistem Saraf Pusat 5.5 | Nukleus Basal, Talamus, dan Hipotalamus
(h. 151-153) (h. 163-165)
■
Bagian-bagian otak dari tingkat paling rendah dan primitif
■ Struktur-struktur otak subkorteks mencakup nukleus basal,
hingga tingkat paling tinggi dan canggih adalah batang otak,
serebelum, hipotalamus, talamus, nukleus basal, dan korteks talamus, dan hipotalamus. (Lihat Gambar 5-14 dan 5-15.)
serebrum. (Lihat Tabel 5-2 dan Gambar 5-7.) ■ Nukleus basal menghambat tonus otot; mengoordinasikan
menutupi bagian di bawahnya, yaitu substansia alba. Korteks itu pemrosesan awal masukan sensorik. Bagian ini juga berperan
sendiri terutama terdiri dari badan sel saraf, dendrit, dan sel glia. dalam kesadaran kasar akan sensasi dan beberapa tingkat
Substansia alba terdiri dari berkas-berkas serat saraf yang saling kesadaran.
berhubungan di berbagai bagian. (Lihat Gambar 5-14. ■ Hipotalamus mengatur suhu tubuh, rasa haus, keluaran urine,
■ Peran akhir berbagai fungsi tertentu terlokalisasikan di regio
dan asupan makanan; secara ekstensif mengontrol sistem saraf
korteks tertentu sebagai berikut: (1) lobus oksipitalis mengandung
korteks penglihatan; (2) korteks pendengaran berada di lobus autonom dan sistem endokrin; dan merupakan bagian sistem
temporalis; (3) lobus parietalis memroses masukan somato- limbik.
sensorik (somestetik dan proprioseptif); dan (4) gerakan motorik
volunter dijalankan oleh area-area motorik di lobus frontalis. (Lihat
Gambar 5-8 hingga 5-11.) 5.6 | Emosi, Perilaku, dan Motivasi (h. 165-167)
■ Kemampuan bahasa bergantung pada aktivitas terintegrasi dua ■ Sistem limbik, yang mencakup bagian-bagian hipotalamus
daerah bahasa primer—daerah Broca dan daerah Wernicke— dan struktur-struktur lain yang mengelilingi batang otak,
yang biasanya hanya terletak di hemisfer serebrum kiri. (Lihat berperan penting dalam emosi, pola perilaku dasar, motivasi,
Gambar 5-10 dan 5-12.) dan pembelajaran. (Lihat Gambar 5-16.)
■ Emosi merujuk kepada perasaan subjektif dan suasana hati dan tingkat-tingkat otak yang Iebih tinggi.
serta respons-respons fisik yang berkaitan dengan perasaan- ■ Batang otak adalah asaI dari saraf kranialis. (Lihat Gambar
5-20.) Bagian ini juga mengandung pusat-pusat yang mengontrol
perasaan ini.
fungsi kardiovaskular, pernapasan, dan pencernaan; mengatur
■ Pola perilaku dasar yang dipicu oleh sistem limbik ditujukan
refleks otot postural; mengontrol derajat keseluruhan kewasp-
untuk kelangsungan hidup (seperti serangan) dan daan korteks; dan berperan kunci dalam siklus tidur-bangun.
keberlangsungan suatu spesies (seperti perilaku kawin). Pusat- ■ Kesadaran adalah kewaspadaan subjektif tentang dirt dan dun-
pusat korteks yang Iebih tinggi dapat memperkuat, memodifikasi, ia luar. Stadium-stadium kesadaran dengan tingkat yang semakin
atau menekan perilaku-perilaku dasar ini. menurun adalah (1) kewaspadaan maksimal, (2) keadaan terjaga,
(3) beberapa jenis tidur, dan (4) koma.
■ Motivasi adalah kemampuan untuk mengarahkan perilaku untuk ■ Tahap kesadaran bergantung pada hubungan timbal-balik siklis
mencapai tujuan spesifik. antara (1) sistem arousal (yang melibatkan sistem aktivasi
■ Norepinefrin, dopamin, dan serotonin merupakan neurontransm- retikular) yang berasal dari batang otak dan diperintah oleh
iter kunci dalam jalur-jalur emosi dan perilaku. neuron-neuron penyekresi hipokretin di hipotalamus, (2) pusat
tidur gelombang-lambat yang terdiri dari neuron sleep-on di
hipotalamus, dan (3) pusat tidur REM yang terdiri dari neuron
5.7 | Pembelajaran dan Memori(h. 167–176) sleep-on REM di batang otak. (Lihat Gambar 5-21.)
■ Tidur adalah suatu proses aktif, bukan sekedar hilangnya
■ Belajar merujuk kepada perolehan pengetahuan atau
keadaan terjaga. Ketika tidur, seseorang secara siklis dan
keterampilan akibat pengalaman, perintah, atau keduanya.
bergantian mengalami tidur gelombang-lambat dan tidur paradoks
Memori adalah simpanan pengetahuan yang didapat
(REM). (Lihat Gambar 5-23 dan Tabel 5-4.) Tidur gelombang-
untuk diingat dan digunakan kemudian.
lambat ditandai oleh gelombang-gelombang lambat di EEG dan
■ Terdapat dua jenis ingatan: (1) ingatan jangka-pendek dengan
sedikit perubahan pada pola perilaku saat sadar kecuali bahwa
kapasitas terbatas dan retensi singkat, disandi oleh modifikasi
yang bersangkutan tidak menyadari dunia eksternalnya. Tidur
aktivitas sinaps yang sudah ada; dan (2) ingatan jangka-panjang
paradoks, atau REM, ditandai oleh pola EEG yang serupa dengan
dengan kapasitas penyimpanan besar dan jejak ingatan yang
yang terlihat pada seseorang yang terjaga; terjadi gerakan mata
bertahan lama, melibatkan perubahan struktural atau fungsional
cepat, bermimpi, dan perubahan mendadak pola perilaku. (Lihat
yang relatif permanen, misalnya pembentukan sinaps baru antara
Gambar 5-22.)
neuron-neuron yang sudah ada. Peningkatan sintesis protein
■ Teori-teori mengapa kita membutuhkan tidur terdiri dari dua
mendasari perubahan-perubahan jangka-panjang ini. (Lihat Tabel
kategori (1) Restorasi dan pemulihan dan (2) Konsolidasi ingatan.
5-3 dan Gambar 5-17.)
■ Hipokampus berperan dalam konsolidasi, yaitu pemindahan
ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang. 5.10 | Korda spinalis (h. 182–190)
Potensiasi jangka panjang (), peningkatan menetap ■ Korda spinalis, yang memanjang dari batang otak, turun melalui
kekuatan hubungan-hubungan sinaps yang sudah ada di jalur-
jalur aktif, mungkin merupakan hubungan antara ingatan jangka saluran yang terbentuk oleh vertebra protektif di sekelilingnya.
pendek dan konsolidasi ingatan jangka panjang. (Lihat Gambar (Lihat Gambar 5-24 dan 5-25.)
5-18.) ■ Korda spinalis memiliki dua fungsi. (1) bagman ini berfungsi
■ Hipokampus dan struktur-struktur terkait sangat penting dalam sebagai jaringan saraf penghubung antara otak dan sistem saraf
ingatan deklaratif, atau "apa", mengenai benda, kenyataan, dan
kejadian tertentu. Serebelum dan struktur-struktur terkait sangat tepi. Semua komunikasi naik dan turun melalui korda spinalis
berperan dalam ingatan prosedural, atau "bagaimana", terletak di traktustraktus asendens dan desendens di substansia
keterampilan motorik yang diperoleh melalui latihan berulang. alba korda spinalis. (Lihat Gambar 5-27 dan 5-28.) (2) bagian ini
■ Korteks asosiasi prafrontal adalah tempat memori kerja, yang
adalah pusat integrasi untuk refleks spinal, termasuk sebagian
secara temporer menyimpan data-data yang relevan—baik
refleks postural dan protektif dasar serta refleks yang berkaitan
informasi baru maupun pengetahuan yang diambil dari simpanan
ingatan—serta memanipulasi dan mengaitkan data-data tersebut dengan pengosongan organ-organ panggul. (Lihat Gambar 5-31
untuk melaksanakan proses-proses otak yang Iebih tinggi. dan 5-32.)
■ Lengkung refleks dasar mencakup reseptor, jalur aferen, pusat
integrasi, jalur eferen, dan efektor, (Lihat Gambar 5-31.)
5.8 | Serebelum (h. 176–177) ■ Substansia grisea yang terletak di bagian tengah korda spinalis
■ Serebelum, melekat di belakang batang otak di bawah korteks, mengandung antarneuron yang terletak antara masukan aferen
terdiri dari tiga bagian yang berbeda secara fungsional. (Lihat dan keluaran eferen serta badan-badan sel neuron eferen. (Lihat
Gambar 5-19.) Gambar 5-26 dan 5-29.)
■ Vestibuloserebelum membantu mempertahankan keseim-
■
Saraf adalah berkas akson-akson neuron perifer, balk aferen
bangan dan kontrol gerakan mata. Spinoserebelum meningkatkan
maupun eferen, yang terbungkus dalam jaringan ikat dan
tonus otot dan membantu mengoordinasikan gerakan volunter,
mengikuti jalur yang sama. (Lihat Gambar 5-30.) Saraf spinal
terutama aktivitas motorik fasik yang cepat. Serebroserebelum
menyarafi bagian-bagian tubuh tertentu dan melekat ke korda
berperan dalam memulai gerakan volunter dan dalam menyimpan
spinalis dalam bentuk pasangan di seluruh panjangnya. (Lihat
ingatan prosedural.
Gambar 5-24, 5-25, dan 5-26.)
■ Ketiga puluh satu pasang saraf spinal bersama dengan kedua
5.9 | Batang Otak (h.177–182) betas pasang saraf kranial yang berasal dari batang otak
■ Batang otak adalah penghubung penting antara korda spinalis membentuk sistem saraf tepi. (Lihat Gambar 5-20 dan 5-25.)
Foto sebuah pupil yang dikelilingi oleh iris berwarna biru.
lris adalah sebuah cincin otot polos berpigmen yang menentukan
warna mata. Kontraksi bervariasi iris menyesuaikan ukuran pupil,
yaitu lubang di tengah iris yang dilalui oleh cahaya ketika masuk
ke dalam mata untuk penglihatan,
6
Jens Nieth/Corbis
6.1
196 BAB 6
■
Stimulus
Kanal Na+ 1 Pada reseptor sensorik yang merupakan
Na+ berpintu listrik ujung neuron aferen khusus, stimulus
membuka kanal yang peka terhadap
1 stimulus, memungkinkan masuknya Na+
Kanal kation
nonspesifik 3 Potensial aksi neto yang menghasilkan potensial reseptor.
yang peka 2
terhadap
stimulus 2 Aliran arus lokal antara ujung reseptor yang
terdepolarisasi dan daerah sekitar membuka
kanal Na+ berpintu listrik.
Reseptor
sensorik
(modifikasi Serat neuron
ujung neuron aferen 3 Masuknya Na+ memicu potensial aksi di
aferen) serat aferen yang merambat spontan ke SSP
197
JENIS RESEPTOR BERDASARKAN KECEPATAN ADAPTASINYA
RESEPTOR TAKTIL
Tempat inisiasi
potensial aksi
Badan
cel
Neuron aferen
Tempat inisiasi ■
potensial aksi
Arah
perambatan Antarneuron
potensial aksi
■
Tempat inisiasi
potensial aksi
■
Neuron eferen
■
Gambar 6-2 Perbandingan tempat inisiasi potensial aksi di ketiga jenis neuron.
198 BAB 6
MEKANISME ADAPTASI DI BADAN PACINI
Terminal
Laju pelepasan neurotransmiter dl terminal aferen
aferen
Serat
aferen
–
Reseptor
sensorik
Istirahat
Stimulus
Beradaptasi Beradaptasi sp s
lambat cepat
Potensial
Potensial
reseptor
reseptor
(mV)
(mV)
rangsangan
rangsangan
Kekuatan
Kekuatan
Waktu Waktu
Dimulai Dihentikan Dimulai Dihentikan
(a) Reseptor tonik (b) Reseptor fasik
Gambar 6-4 Reseptor tonik dan fasik. (a) Reseptor tonik tidak beradaptasi sama sekali atau
beradaptasi dengan lambat terhadap rangsangan yang menetap sehingga terus-menerus
memberi informasi mengenai rangsangan. (b) Reseptor fasik cepat beradaptasi terhadap
rangsangan yang menetap dan sering memperlihatkan respons off ketika rangsangan
dihentikan. Karena itu, reseptor memberi sinyal tentang perubahan intensitas rangsangan dan
bukan menyalurkan Informasi status quo.
199
Batang rambut di dalam folikel Permukaan kulit
Epidermis
JALUR BERLABEL
Dermis
Neuron
bermielin
Jaringan
subkutan
200 BAB 6
Melihat Lebih Dekat
pada Fisiologi Olahraga Ayunan Ke Belakang dan Ancang-ancang
Untuk Meloncat: Apa Kesamaannya?
201
■ TABEL 6-1 Penyandian Informasi Sensorik
202 BAB 6
Permukaan kulit
Neuron Receptor
aferen pathways
(sensorik
ordo pertama)
Lokasi kulit
(a) Aktivitas di neuron aferen
6.2I Nyeri
Neuron
aferen
Antarneuron Inhibisi
inhibitorik lateral
Transmisi Transmisi
terhenti terhenti
Frekuensi Tingkat
potensial aktivitas
aksi basal
Derah sensasi
di kulit
KATEGORI RESEPTOR NYERI
(b) Inhibisi lateral
Gambar 6-7 Inhibisi Lateral. (a) Reseptor di tempat stimulasi paling kuat
diaktifkan hingga maksimal. Reseptor-reseptor sekitar )uga terangsang tetapi
dengan derajat yang lebih rendah. (b) Jalur reseptor yang paling teraktifkan
tersebut menghambat transmisi impuls di jalur-jalur yang stimulasinya kurang
melalui inhibisi lateral. Proses ini mempermudah lokalisasi tempat rangsangan.
203
PEMROSESAN MASUKAN NYERI DI TINGKAT YANG LEBIH
TINGGI
204 BAB 6
(Lokalisasi nyeri)
Korteks
somatosensorik
Korda
spinalis
Substansia grisea
periakuaduktus
Medula Formasio
Tidak ada presepsi nyeri oblongata retikularis
Ke talamus
Transmisi impuls
nyeri ke otak di
hambat
Serat nyeri aferen
Antarneuron
eksitatorik Substansi P Nosiseptor
tanduk dorsal
205
Otak memiliki sistem analgesik inheren.
206 BAB 6
■ Konsep, Tantangan,
dan kontroversi
I
NI TERDENGAR SEPERTI FIKSI IILMIAH. Bagaimana sebuah jarum Di sini impuls-impuls yang datang menyebabkan analgesia dengan
yang ditusukkan ke tangan menghilangkan nyeri gigi? Analgesia menghambat transmisi nyeri pada medula spinalis dan pada tingkat otak
akupunktur (AA), teknik meredakan nyeri dengan menusukkan dan
memanipulasi jarum halus di titik-titik kunci, telah dipraktikkan di Cina melalui penggunaan endorfin dan opiat endogen terkait. Beberapa
selama lebih dari 2000 tahun yang lalu, tetapi relatif baru bagi ilmu neurotransmiter lain, misalnya serotonin dan norepinefrin, serta kortisol,
kedokteran Barat dan masih kontroversial di Amerika Serikat. hormon utama yang dibebaskan selama stres, juga diperkirakan berperan.
(Meredanya nyeri pada kontrol plasebo diperkirakan terjadi akibat para
Sejarah Singkat responder plasebo secara tidak sadar mengaktifkan sistem analgesik
inheren mereka sendiri).
Ajaran Cina tradisional menyatakan bahwa penyakit dapat terjadi ketika
pola normal aliran energi sehat (disebut qi; dibaca "chi") yang tepat berada
di bawah kulit terganggu, dan akupunktur dapat mengoreksi ketidak Akupuntur di Amerika Serikat
seimbangan ini dan memulihkan kesehatan. Banyak ilmuwan Barat skeptis Di Amerika Serikat, AA belum digunakan oleh banyak dunia kedokteran,
karena, hingga akhir-akhir ini, fenonema ini tidak dapat dijelaskan bahkan oleh dokter yang telah diyakinkan oleh bukti ilmiah bahwa teknik ini
berdasarkan prinsip-prinsip fisiologis logis yang diketahui, meskipun telah sahih. Metodologi AA secara tradisional tidak diajarkan di perguruan tinggi
sangat banyak bukti anekdotal tentang efektivitas AA yang ada di Cina. kedokteran AS, dan diperlukan waktu untuk mempelajari teknik ini. AA juga
Dalam dunia kedokteran Barat, keberhasilan akupunktur dianggap sebagai menghabiskan terlalu banyak waktu dibandingkan dengan pemakaian obat.
efek plasebo. Istilah efek plasebo merujuk ke suatu bahan kimia atau Para dokter Barat yang telah teriatih menggunakan obat untuk mengatasi
teknik yang menghasilkan respons yang diinginkan melalui kekuatan sebagian besar rnasalah nyeri umumnya enggan meninggalkan metode
sugesti atau pengalihan dan bukan melalui efek langsung. yang telah mereka kenal untuk digantikan oleh suatu teknik yang masih
Karena orang Cina puas dengan bukti anekdotal keberhasilan AA,
asing dan menghabiskan waktu. Namun, akupunktur semakin disukai
fenomena ini tidak benar-benar diteliti hingga beberapa dekade terakhir,
sebagai terapi alternatif untuk meredakan nyeri kronik, terutama karena
ketika para ilmuwan Eropa dan Amerika mulai mempelajarinya. Akibat
obat analgesik dapat menimbulkan efek samping yang mengganggu.
upaya-upaya ini, dihasilkan banyak penelitian ilmiah ketat yang
Setelah beberapa dekade diabaikan oleh sebagian besar komunitas
mendukung bahwa AA benar-benar bekerja (yaitu, melalui efek fisiologik
kedokteran AS, akupunktur kini mulai memperoleh penghormatan setelah
dan bukan placebo atau psikologis). Dalam uji-uji klinis terkontrol, 55%
suatu laporan tahun 1997 yang dikeluarkan oleh suatu panel pakar yang
hingga 85% pasien tertolong oleh AA. Hilangnya nyeri dilaporkan oleh
ditunjuk oleh National Institute of Health (NIH). Laporan ini, berdasarkan
hanya 30% hingga 35% kontrol plasebo (orang yang beranggapan bahwa
evaluasi terhadap studi-studi klinis yang dipublikasikan, menyimpuikan
mereka mendapat terapi AA yang benar, tetapi jarum ditusukkan di tempat
bahwa akupunktur efektif sebagai terapi alternatif atau tambahan bagi terapi
yang salah atau tidak cukup dalam). Selain itu, mekanisme kerja AA kini
konvensional untuk banyak jenis nyeri dan mual. Karena akupuntur kini
mulai terkuak. Memang, lebih banyak yang diketahui tentang mekanisme
sudah diakui oleh NIH, sebagian perusahaan asuransi kesehatan
fisiologik yang mendasari AA daripada yang mendasari banyak teknik
mempelopori penggantian terhadap terapi yang kini telah sah secara iimiah
medis konvensional, misalnya anestesia gas.
tersebut, dan sebagian sekolah kedokteran negeri mulai memasukkan
teknik ini ke dalam kurikulum mereka. Namun, sebagian besar praktisi
Mekanisme Kerja akupunktur berizin adalah bukan dokter yang telah mendalami pelatihan
Sangat banyak bukti yang menunjang hipotesis endorhn akupunktur akupunktur dan berbasis kedokteran pada satu dari hampir 60 sekolah
sebagai mekanisme kerja utama AA. Menurut hipotesis ini, jarum akupunktur terakreditasi nasional. Menurut survei dari institut kesehatan
akupunktur mengaktifkan serat-serat saraf aferen spesifik, yang mengirim nasional, lebih dari 8 juta orang dewasa di AS telah menjalani terapi
impuls ke SSP. akupunktur.
207
Otot mata
ekstrinsik
Konjungtiva Koroid
Retina
Badan siliaris
Sklera
Ligamentum
suspensorium
Iris
Fovea
Pupil
Kornea
Cairan
aqueous
Saluran untuk Iris Saraf optik
Lensa
drainase air mata Pupil Sklera
Cairan
Diskus optik
vitreous
Pembuluh darah di retina
208 BAB 6
Otot siliaris di
badan siliaris
Ligamentum
suspensorium
Rongga anterior
mengandung
cairan aqueous
Rongga posterior
mengandung
cairan vitreous
Iris
Pada chaya
normal
209
Mata membiaskan sinar yang masuk untuk
memfokuskan bayangan di retina Satu
mb
Intensitas
Gambar 6-1 Sifat suatu gelombang elektromagnetik. Panjang gelombang
adalah jarak antara dua puncak gelombang. Intensitas adalah amplitudo gelombang.
PROSES REFRAKSI
10 –14 m 104 m
mbar 6-14 Spektrum elektromagnetik. Panjang gelombang dalam spektrum elektromagentik terentang dari kurang dari 10-14 m hingga 104 m.
Spektrum sinar tampak mencakup panjang gelombang antara 400 hingga 700 nanometer (nm).
Titik sumber Berkas Struktur mata yang erkas sinar terfokus
cahaya sinar membeokan berkas pada retina
sinar
Gambar 6-15 Pemfokusan berkas sinar divergen. Berkas sinar yang divergen harus dibelokkan ke dalam agar dapat terfokus.
Berkas sinar
mengenai permukaan Berkas sinar
kaca pada suatu sudut mengenai
permukaan kaca
tegak lurus
Jalur Tidak
terjadi
refraksi
pembiasaan
sebenarnya Refraksi
211
Permukaan konveks
Titik fokus
Sumber
cahaya jauh
Sumber
(a) Lensa koveks cahaya dekat
Berkas
berdivergensi Titik fokus
Permukaan konkaf
(b) Berkas sumber dekat yang berdivergensi
Sumber
cahaya dekat
212 BAB 6
Retina
Bayangan tajam
(Berfokus tepat di
tetina)
Bayangan kabur
(1 titik tampak sebagai
2—berfokus di
belakang retina)
Kunci
= Titik stimulasi retina
Gambar 6-19 Perbandingan bayangan yang berfokus dan tidak erfokus di retina.
Lensa
Ligamentum
suspensorium
Stimulus Stimulus
simpatis parasimpatis
Otot Otot
siliaris siliaris
berelaksasi berkontraksi
Iris
(b) Pandangan sagital dan anterior (c) Pandangan sagital dan anterior
ketika otot siliaris berelaksasi selama akomodasiz, ketika otot
siliaris berkontraksi
Gambar 6-20 Mekanisme akomodasi. (a) Ligamentum suspensorium yang berjalan dari otot siliaris ke tepi luar lensa. (b) Ketika otot siliaris berelaksasi, ligamentum
suspensorium menegang, memberi tegangan pada lensa sehingga lensa menjadi datar dan lemah. (c) Ketika otot siliaris berkontraksi, ligamentum suspensorium
menjadi lunglai dan tegangan pada lensa berkurang. Lensa kemudian dapat mengambil bentuk bulat dan menjadi lebih kuat karena elastisitasnya.
Sumber jauh Sumber dekat
214 BAB 6
Arah cahaya
Saraf
optik
Lapisan pigmen
Retina Arah pemrosesan visual oleh retina
Lapisan koroid
Sklera
bagian
Bagian
belakang
depan
retina
retina
Sel
Serat sraf Sel Sel Sel Sel
kerucut Sel batang
optik ganglion amakrin bipolar horizontal
Sel fotoreseptor
Retina
Gambar 6-22 Lapisan retina. Jalur penglihatan di retina berjalan dari set fotoreseptor (sel kerucut dan sel batang, yang ujung-ujung peka cahayanya menghadap ke
koroid menjauhi sinar yang datang) ke sel bipolar ke sel ganglion. Sel horizontal dan sel amakrin merupakan antarneuron yang bekerja lokal untuk mengolah masukan
penglihatan di retina.
215
Gambar 6-24 Demonstrasi bintik buta.Temukan bintik buta di mata kiri Anda dengan
216 BAB 6
Bagian belakang retina
Sel lapisan
pigmen Dikus
Segmen
luar
(Mengandung Diskus
diskus yang berisi Segmen
fotopigmen luar
penyerap cahaya) Mitokondria
Rodopsin dalam gelap Rodopsi dalam terang
(terinaktivasi) (teraktivasi)
Segmen
Segmen
dalam Opsin
dalam Penyerapan
(mengandung cahaya
perangkat Nukleus
metabolik sel)
Retinal
berubah
Dendrit bentuk
Ujung sinaps sel bipolar Ujung
sinaps Enzim
(menyimpan dan
melepaskan
Retinal
neurotransmiter) Bagian
depan retina
Arah
cahaya
11-cis-retinal aII-trans-retinal
(a) Struktur sel batang dan kerucut (b) Fotopigmen rhodopsin dalam gelap dan terang
Gambar 6-25 Fotoreseptor. (a) Ketiga bagian sel batang dan sel kerucut, Segmen luar sel batang
Omnikron/Photo Researchers, Inc.
fotoreseptor mata. Perhatikan di segmen luar sel batang dan sel kerucut adanya
lempeng-lempeng (diskus) gepeng yang bertumpukan dan mengandung banyak
molekul fotopigmen. (b) Di sini digambarkan suatu fotopigmen, misalnya Segmen luar sel kerucut
rodopsin, yang terdapat di sel batang dan mengandung protein opsin terikat ke
membran dan turunan vitamin A retinal. Dalam keadaan gelap, 11-cis retinal
terikat di interior opsin dan fotopigmen dalam keadaan inaktif. Jika terdapat
cahaya, retinal berubah bentuk menjadi all-trans-retinal, mengaktifkan
fotopigmen. (c) Pemindaian mikrograf elektron pada segmen luar sel batang
dan sel kerucut. Perhatikan bentuk batang pada sel batang dan bentuk kerucut
pada sel kerucut. (c)
217
Gelap Di dalam diskus Cahaya
Rhodopsin
(Penyerapan cahaya)
Mengaktifkan trandusin
i
Fototransduks
Cahaya Mengaktifkan fosfodiesterase
Berlangsung Berlangsung
Konsetrasi cGMP tinggi di segmen
di segmen
sinaps sinaps
cGMP Penurunan konsetrasi cGMP
Sel
batang
Depolarisasi fotoreseptor Hiperpolarisasi fotoreseptor
Hiperpolarisasi (potensial reseptor)
Berlangsung di retina
(Menyebar ke (Menyebar ke
ujung sinaps) ujung sinaps)
Gambar 6-26 Fototransduksi, pemrosesan retinal lebih lanjut, dan inisiasi potensial aksi di jalur penglihatan. (a) Kejadian-kejadian yang berlangsung di
retina dan jalur isual sebagai respons terhadap gelap. (b) ejadian kejadian yang berlangsung di retina dan jalur isual sebagai respons terhadap rangsangan cahaya.
218 BAB 6
AKTIVITAS FOTORESEPTOR PADA KEADAAN TERANG
Mati Hidup
Dihambat Dieksitasi
cahaya cahaya
hidup Mati
Dieksitasi Dihambat
cahaya cahaya
Kedua jenis sel dirangsang secara lemah oleh cahaya seragam baik pada
PEMROSESAN LEBIH LANJUT MASUKAN CAHAYA DI RETINA pusat maupun pada sekitarnya.
(a) Medan reseptif sel on-center dan sel off-center
Gambar 6-27 Sel on-center dan off-center di retina. Sel on-center dirangsang dan sel
off-center dihambat oleh cahaya terang di pusat medan reseptifnya. (b) Pemrosesan di
retina oleh sel ganglion on-center dan off-center berperan besar bagi peningkatan
perbedaan terang relatif (bukan absolut) yang membantu menentukan kontur. Perhatikan
bahwa lingkaran abu-abu yang dikelilingi oleh hitam tampak lebih terang daripada yang
dikelilingi oleh putih, meskipun kedua lingkaran sama (corak dan ukuran sama).
219
■ Sifat Penglihatan
TABEL 6-3
Batang dan Penglihatan Kerucut
Penglihatan siang
Ketajaman rendah Ketajaman tinggi
Banyak konvergensi di jalur Sedikit konvergensi di
Sel batang menghasilkan penglihatan abu-abu tak- retina jalur retina
jelas pada malam hari, sedangkan sel kerucut Penglihatan berwarna
menghasilkan penglihatan warna yang tajam pada
siang hari.
220 BAB 6
Gambar 6-29 Bagan buta warna. Orang dengan buta warna merah-hijau tidak dapat
melihat adanya angka 29 dalam bagan ini.
aa ar a b r a a a rba a
m a a r
100
(persentase maksimal)
Absorpasi cahaya
75
50
25
0
400 500 600 700
221
Informasi visual dimodifikasi dan dipisahkan
mencapai korteks penglihatan
222 BAB 6
Letak lobus frontalis
Mata
kanan
Saraf optikus Kunci
Mata = Letak lesi = Devisit visual
kiri Kiasma optikum
Traktus optikus
1
Talamus
Letak lesi Devisit visual
2 Mata kiri Mata kanan
3 1 Saraf
optikus kiri
Radiasi 2 Kisama
optik optikum
PERSEPSI KEDALAMAN
223
■ TABEL 6-4 Fungsi Komponen-komponen Utama Mata
Cairan aqueous Rongga anterior antara kornea dan lensa Cairan encer jernih yang terus-menerus dibentuk dan
membawa nutrien bagi kornea dan lensa.
Cairan vitreous Antara lensa dan retina Bahan setengah cair mirip gel yang membantu
mempertahankan bentuk bulat mata
Koroid Lapisan tengah mata Berpigmen untuk mencegah pembuyaran berkas sinar di mata;
mengandung pembuluh darah yang memberi makan retina;
di sebelah anterior membentuk badan siliaris dan iris
Lensa Antara cairan aqueous dan cairan vitreous; Berperan dalam variasi kemampuan refraksi
melekat ke otot siliaris oleh ligamentum selama akomodasi
suspensorium
Ligamentum suspensorium Terletak antara otot siliaris dan lensa Penting dalam akomodasi
Makula lutea Daerah tepat di sekitar fovea Memiliki ketajaman tinggi karena banyak
mengandung sel kerucut
Otot siliaris Komponen otot sirkular pada korpus siliaris; Penting dalam akomodasi
melekat ke iensa melalui ligamentum
suspensorium
pupil Lubang bundar di anterior di tengah iris Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata
Retina Lapisan terdalam mata Mengandung fotoreseptor (sel kerucut dan sel
batang)
Saraf optikus Ke(uar dari mata di diskus optikus (bintik buta) Bagian pertama jalur penglihatan ke otak
Berperan dalam penglihatan hitam-putih dan malam
Sel batang Fotoreseptor di lapisan terluar retina
serta memiliki sensitivitas tinggi
Sel bipolar Lapisan tengah sel saraf di retina Penting dalam pemrosesan rangsangan cahaya di
retina
Sel ganglion Lapisan dalam sel-sel saraf di retina Penting dalam pemrosesan rangsangan cahaya
di retina; membentuk saraf optikus
Sel kerucut Fotoreseptor di lapisan terluar retina Berperan dalam ketajaman penglihatan,
penglihatan warna, dan penglihatan siang hari
Sklera Lapisan luar mata yang kuat Selubung jaringan ikat protektif; membentuk
bagian putih mata yang terlihat; di sebelah anterior
membentuk kornea
Titik buta Titik di retina sedikit ke tepi tempat keluarnya Jalan keluar saraf optikus dan pembuluh darah
saraf optikus; tidak mengandung fotoreseptor
(juga dikenal sebagai diskus optikus)
224 BAB 6
HIERARKI PEMROSESAN VISUAL DI KORTEKS Di
225
■ Konsep, Tantangan,
dan Kontroversi
M
ESKIPUN SETIAP JENIS MASUKAN SENSORIK terutama ini dengan meningkatkan jumlah elektroda yang ada dalam mulut.
diterima oleh bagian otak tertentu yang bertanggung jawab Namun, gambaran yang didapat masih tetap kasar karena ketajaman
untuk persepsi modalitas tersebut, regio-regio otak yang yang dihasilkan alat ini tidak pernah menyamai ketajaman yang
berperan dalam pemrosesan perseptual menerima sinyal sensorik dari
dihasilkan oleh lapangan reseptif mata yang kecil.
berbagai sumber. Karena itu, korteks penglihatan menerima masukan
Kelompok peneliti lain telah mengembangkan chip mikroeiektronik
sensorik tidak saja dari mata, tetapi juga dari permukaan tubuh dan
untuk diimplankan di mata untuk memintas fotoreseptor yang rusak
tetinga. Satu kelompok peneliti kini sedang mengeksploitasi, dengan cara
(sudah digunakan di Eropa dan dalam proses persetujuan oleh FDA di
tak lazim tetapi menarik, pemakaian bersama masukan sensorik oleh
AS), atau, lebih jauh lagi, di korteks visual (untuk mengatasi defisit pada
berbagai bagian otak ini. Mereka membuat Brain Port, suatu alat non
jalur visual) yang memampukan tunanetra untuk "melihat cahaya",
invasif yang memampukan orang buta untuk melihat secara kasar bentuk
setidaknya hingga taraf tertentu. Penelitian lainnya yang menjanjikan
dan pergerakan di ruangan dengan cara tongue display unit (TDU), yaitu
untuk menghentikan atau membalikkan kehilangan penglihatan pada
alat datar seperti lollipop berukuran 9 cm2 yang terdiri dari lempengan
penyakit mata degeneratif adalah regenerasi retina meialui transplantasi
elektroda yang diletakkan berlawanan dengan lidah (lihat gambar
retina janin atau terapi sel punca (lihat h. 10).
penyerta). Sebuah kamera miniatur yang ditempelkan ke kacamata
mengirimkan data visual ke perangkat genggam yang mengubah
masukan cahaya menjadi pola sinyal listrik yang dikirimkan ke TDU,
tempat mereka mengaktifkan reseptor sentuh di lidah. Pola "menggelitik"
pada lidah (serupa dengan perasaan sampanye) akibat sinyal listrik yang
terinduksi cahaya bersesuaian dengan gambaran yang direkam kamera.
Dengan latihan, korteks visual menginterpretasikan masukan sensorik
alternatif ini sebagai gambaran visual. Sebagai seseorang penemu yang
mengembangkan teknik ini mengklaim bahwa seseorang melihat dengan
korteks visual, tidak dengan mata. Segala bentuk pengiriman sinyal ke
korteks visual dapat dipersepsikan sebagai gambaran visual. Contohnya,
dengan alat ini, seorang tuna netra dapat melihat bentuk perabot rumah
tangga, mengetahui pergerakan orang, mengetahui tombol lift dan pintu,
membaca huruf dan angka, mengambil cangkir tanpa meraba, atau
menikmati api lilin. Meskipun menggunakan lidah sebagai pengganti mata
tidak pernah memberikan hasil yang sama dengan mata normal, masukan
visual yang terbatas ini dapat memampukan seseorang untuk berkeliling
dan menikmati kualitas hidup yang lebih baik.
Lidah adalah pilihan yang lebih baik daripada kulit untuk menerima
WICAB
masukan sensasi cahaya yang berubah menjadi taktil karena saliva
adalah cairan elektrolit kondusif yang siap menghantarkan arus listrik yang
dihasilkan alat oleh masukan visual. Lebih lanjut lagi, lidah dipenuhi
Penggunaan brainport. Kamera miniatur yang terdapat di kacamata mengirimkan
dengan reseptor taktil, membuka kemungkinan bahwa lidah dapat
data visual ke perangkat genggam, yang mengubah masukan cahaya menjadi
menghasilkan ketajaman masukan visual yang lebih tinggi daripada kulit.
sinyal listrik yang ditransmisikan ke tounge display unit. Otak menginterpretasi
Faktanya, para peneliti berencana untuk mengembangkan resolusi alat
pola gelitikan lidah yang dihasilkan sebagai bayangan visual kasar.
226 BAB 6
Derah Daerah
pemadatan peregangan
Pressure
■ ■
228 BAB 6
Nada bergantung Same
pada frekuensi loudness
Nada rendah Nada tinggi
Same
Warna suara (kualitas) loudness,
bergantung pada same
overtone Nada murni Overtone yang berbeda note
Perbandingan
Kekuatan dengan suara
dalam Desibel terlemah yang
Sound (db) masi terdengar
229
Membran vestibularis
Koklea
Helikotrema Membran basilar
Skala media
Skala vestibuli (koklearis)
Membran vestibularis
Skala timpani
Membran tektorium
Skala
vestibuli Skala
Jendela budar
Meatus Rongga media
auditorius telinga tengah Organ (duktus
eksternus corti koklearis)
Membran timpani Membran basilaris
Saraf
auditorius
(a) Anatomi makroskopik telinga tengah dan koklea,
dengan "diuraikan" sebagian
Skala timpani
(b) Potongan melintang koklea
Membran
Satu baris Tiga baris penopang Sel
streosilia stereosilia rambut pada Membran rambut luar
( rambut) dari (rambut) dari bagian atas Sel Sel tektorium
sel rambut dalam sel rambut luar sel rambut rambut penopang
Rambut
(stereosilia)
Sel rambut
dalam
G. Brederg / Photo Researchers, Inc.
Sel
penunjag
Serat saraf
Membran basilaris
(d) Pemindaian mikrograf elektron organ corti (c) Organ corti diperbesar
Gambar 6-33 Sifat gelombang suara
Koklea mengandung organ Corti, organ indera
untuk pendengaran.
231
Duktus koklearis
Membran
Skala vestibular
vestibuli
Membran
Inkus tektorium
Maleus
Jendela
oval Koklea
Helikotrema
Rambut
1
Perilimfe
e
mf
dili Organ
2 En corti
Stapes
Perilimfe Membran basilaris
Skala
timpani
Gerakan cairan di dalam perilimfe yang ditimbulkan oleh getaran jendela oval mengikuti dua jalur:
Melalui skala vestibuli, mengelilingi "Jalan pintas" dari skala vestibuli melalui membran
Jalur 1: helikotrema, dan melalui skala Jalur 2: basilaris ke skala timpani. Jaiur ini memicu pengaktifan
timpani, menyebabkan jendela oval reseptor untuk suara dengan menekuk rambut-rambut di
bergetar. Jalur ini hanya mengurangi sel rambut sewaktu organ Corti yang terletak di atas
energi suara. membran basilaris yang bergetar bergeser relatif
terhadap membran tektorium di atasnya.
(a)
2000
Ujung membran basilaris Tidak ada suara
yang lebar dan lentur di 600
dekat helikotrema
4000 Membran basilaris
400
20
800
1500 Suara
200
frekuensi
tinggi
Ujung membran basilaris
yang sempit dan kaku di 1000
dekat jendela oval Suara
5000 frekuensi
sedang
7000
20,000
Suara
Angka-angka menunjukkan frekuensi gelombang suara dalam frekuensi
silkus per detik (hertz) yang terhadapnya berbagai bagian membran rendah
basilaris bergetar maksimal.
(b) (c) Membran basilaris,diuraikan seluruhnya
Gambar 6-35 Transmisi gelombang suara. (a) Getaran cairan di dalam koklea yang dipicu oleh getaran jendela oval mengikuti dua jalur, satu meredam energi suara
dan yang lain memicu potensial reseptor. (b) Berbagai bagian membran basilaris bergetar maksimal pada berbagai frekuensi yang berbeda. (c) Ujung membran
basilaris kaku dan sempit yang terletak paling dekat dengan jendela oval bergetar maksimal pada nada frekuensi tinggi. Ujung membran basilaris yang lebar dan
fleksibel di dekat helikotrema bergetar maksimal pada nada frekuensi rendah.
232 BAB 6
Stereosilia (rambut) dari sel rambut membran basHaris berkontak PERAN SEL RAMBUT LUAR
dengan membran tektorium yang berada di atasnya, Rambut-
rambut ini tertekuk ketika membran basilaris terdefleksi relatif
terhadap membran tektorium yang stasioner. Penekukan rambut
sel rambut dalam ini membuka kanal berpintu kimiawi,
menyebabkan pergerakan ion yang menyebabkan terjadinya
potensial reseptor.
Sel
rambut
dalam
233
Membran
tektorium
Tip link
Dr. David N. Furness, Keele University
Tip link
Tip link K+
Kanal kation K+ 1 Tip link meregangkan 1 Tip link mengendurkan dan
berpintu dan membuka kanal menutup kanal ketika
K+ mekanis ketika streosilia menekuk stereosilia tertekuk menjauh
ke arah streosilia yang dari stereosilia yang tertinggi.
tertinggi
234 BAB 6
Gelombang suara
Getaran
membran timpani
Getaran
tulang telinga tengah
Getaran
jendela oval
Diskriminasi kekuatan suara bergantung pada
amplitudo getaran.
Dalam
telinga
Getaran Dissipation of
membran basilaris energy (no
sound
perception)
235
(a) Sel rambut normal (b) Sel rambut yang rusak
Gambar 6-39 Hilangnya sel rambut akibat suara bising. Pemindaian mikrograf elektron memperlihatkan
bagian-bagian organ Corti, dengan tiga baris sel rambut luar dan satu baris sel rambut dalam, dari telinga dalam
(a) babi percobaan normal dan (b) babi percobaan setelah pajanan 24 jam terhadap bising 120 desibel SPL
(sound pressure level, yaitu tingkat yang dicapai oleh kerasnya music rock.
236 BAB 6
Aparatus vestibularis penting bagi
keseimbangan dengan mendeteksi
posisi dan gerakan kepala.
237
Aparatus
vestibularis
Kanalis
semisirkularis Saraf
vestibularis Kupula
Utrikulus Saraf
auditorius
Sakulus
Endolimfe Sel
rambut
Perilimfe
Sel
Ampula
penunjang
Bubungan
Jebdela oval di ampula
Jendela bundar Serat saraf Rambut sel rambut;
Koklea vestibularis kinosilium (merah)
dan streosilia (biru)
(a) Anatomi makroskopik aparatus vestibularis (b) Unit sel reseptor di ampula
kanalis semisirkularis
Arah rotasi
kepala
Dean Hillman, PhD, Professor of Otolaryngology, Physiology and Neuroscience, New York University Medical School
dan rambut sel rambut kupula dan sel
rambutnya
Kupula
Rambut
Sel rambut
Sel penunjang
Stereosilia
Sel rambut
238 BAB 6
Kinosilium Stereosilia
Otolit
Lapisan
gelatinosa
Sel rambut
Sel penunjang
Serat saraf
sensorik
(a) Unit sel reseptor di utrikulus (c) Aktivitas utrikulis akselerasi linear horizontal
Gaya tarik
(b) Aktivitas utrikulus oleh perubahan posisi kepala bumi
Gambar 6-41 Struktur dan aktivitas unit sel reseptor di dalam utrikulus
239
Reseptor di
Reseptor Reseptor di Reseptor di sendi
kanalis semisirkularis
di mata kulit dan otot
dan organ kulit
Masukan
Masukan penglihatan Masukan kulit Masukan vestibular
proprioseptif
I Indera Kimiawi:
6.5
Pengecapan dan
en hiduan
240 BAB 6
L 6-6 m L m ama a
Pinna (daun telinga) Lipatan tulang rawan berlapis kulit Mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya
yang terletak di kedua sisi kepala ke saluran telingaC berperan menentukan lokasi suara
Meatus audtorius Terowongan dari eksterior menembus Mengarahkan gelombang suara ke membran timpani
eksternus (saluran tulang temporal ke membran timpani
telinga )
Membran timpani Membran tipis yang memisahkan Bergetar secara sinkron dengan gelombang suara yang
(gendang telinga) telinga luar dan telinga tengah mengenainya, menyebabkan tulang-tulang telinga tengah
bergetar.
Telinga tengah Memindahkan getaran membran timpani ke cairan di
koklea
Maleus, imkus, stapes Rangkaian tulang yang dapat bergerak Bergetar secara sinkron dengan getaran membran
yang terbentang di rongga telinga timpani dan memicu gerakan berbentuk-gelombang di
tengah; rnaleus melekat ke membran perilimfe koklea dengan frekuensi yang sama
timpani, dan stapes melekat ke
jendela oval
Telinga dalam: koklea Mengandung sistem sensorik untuk pendengaran
Jendela oval Membran tipis di pintu masuk koklea; Bergetar bersama dengan gerakan stapes, struktur yang
memisahkan telinga tengah dari skala dilekatinya; gerakan jendela oval menyebabkan perilimfe
vestibuli koklea bergerak
Skala vestibuli Kompartemen atas koklea, sistem Mengandung perilimfe yang digerakkan oleh gerakan
tubulus berbentuk keong yang terletak jendela oval yang ditimbulkan oleh getaran tulang-tulang
dalam di dalam tulang temporal telinga tengah.
Skala timpani Kompartemen bawah koklea Mengandung perilimfe yang berhubungan dengan skala
Duktus koklearis (skala Kompartemen tengah koklea; vestibuli Mengandung endolimfe; berisi membran basilaris
media) kompartemen tubulus buntu yang
berjalan melalui bagian tengah koklea
Membranbasilaris Membentuk lantai duktus koklearis Bergetar bersama dengan gerakan perilimfe;
mengandung organ Corti, organ indera untuk
pendengaran
Organ corti Terletak di atas membran basilaris di Mengandung sel rambut, reseptor untuk suara; sel
seluruh panjangnya rambut dalam mengalami potensial reseptor ketika
rambutnya menekuk akibat gerakan cairan di koklea
Membran tektorium Membran stasioner yang terletak di Berfungsi sebagai bagian stasioner tempat rambut sel
atas organ Corti dan berkontak reseptor mengalami pembengkokan dan membentuk
dengan rambut permukaan sel rambut potensial aksi sewaktu membran basilaris yang bergetar
bergerak relatif terhadap membran yang menggantung ini
Jendela bundar Membran tipis yang memisahkan Bergetar bersama dengan gerakan cairan di perilimfe
skala timpani dari telinga tengah untuk meredakan tekanan di koklea; tidak berperan
dalam penerimaan suara.
Telinga dalam: aparatus Mengandung sistem sensorik untuk keseimbangan dan
vestibularis memberi masukan yang penting bagi pemeliharaan
postur dan keseimbangan
Kanalis semisirkularis Tiga saluran setengah lingkaran yang Mendeteksi percepatan dan perlambatan rotasional atau
tersusun dalam bidang tiga dimensi angular
bersudut tegak lurus satu sama lain di
dekat koklea
Utrikulus Struktur mirip-kantong di dalam rongga Mendeteksi perubahan posisi kepala menjauhi vertikal
tulang antara koklea dan kanalis dan akselerasi dan deselerasi linier dalam arah horizontal
semisirkularis
Sakulus Terletak di samping utrikulus Mendeteksi perubahan posisi kepala menjauhi horizontal
dan akselerasi dan deselerasi liner dalam arah vertikal
241
Diskriminasi rasa disandi oleh pola aktivitas di
berbagai reseptor kuncup kecap.
Kuncup
Ed Reschke/photolibrary.com
kecap
Serat saraf
sensorik
Gambar 6-43 Lokasi dan struktur kuncup kecap. Sel reseptor dan sel penunjang pada kuncup kecap tersusun
seperti irisan buah jeruk.
242 BAB 6
■
243
Bulbus olfaktorius
Palatum
mole Sel reseptor olfaktorius
Sel penunjang
Mukosa
olfaktirius
Gambar 6-44 Lokasi dan struktur sel reseptor olfaktorius. Foto ini adalah mikrograf elektron jumbai silia di ujung sensorik reseptor olfaktorius.
244 BAB 6
Otak
Bulbus olfaktorius
Selmitral
Glomerulus
Kesistem limbik dan
korteks serebrum
Bone
Gambar 6-45 Pemrosesan bau di bulbus olfaktorius. Masing-masing glomerulus yang melapisi bulbus
olfaktorius menerima masu kan sinaps dari hanya satu jenis reseptor bau, yang, nantinya, hanya berespons
terhadap satu komponen odoran tertentu. Karena itu, glomerulus menyortir dan mengarsipkan berbagai
komponen suatu molekul odoriferosa sebelum menyalurkan sinyal bau ke sel mitral dan pusat-pusat otak yang
lebih tinggi untuk pemrosesan lebih lanjut.
245
penting untuk mempertahankan homeostasis. Masukan aferen yang
Homeostasis: Bab mencapai tingkat kesadaran, yang disebut informasi sensorik,
dalam berpektif mencakup sensasi somestetik dan propriosepsi (indera tubuh) dan
indera khusus (penglihatan, pendengaran, keseimbangan,
Untuk mempertahankan lingkungan internal stabil pengecapan, dan penghiduan). eseptor indera tubuh tersebar di
mempertahankan kehidupan, tubuh harus terus- seluruh permukaan tubuh serta sendi dan otot. inyal aferen dari
menerus melakukan penyesuaian untuk reseptor reseptor ini memberi informasi tentang apa yang sedang
terjadi langsung pada bagian tubuh tertentu dalam kaitan nya
mengompensasi berbagai faktor eksternal dan internal yang
dengan lingkungan eksternal (yaitu, aspek apa , di mana , dan
terus mengancam homeostasis, misalnya pajanan ke udara
seberapa besar masukan stimulatorik ke permukaan tubuh dan
dingin eksternal atau produksi asam internal. Banyak
posisi sesaat tubuh dalam ruang). ebaliknya, setiap organ indera
penyesuaian ini diarahkan oleh sistem saraf, satu dari dua khusus hanya terdapat di bagian tertentu tubuh. rgan indera
sistem regulatorik utama tubuh. Sistem saraf pusat (SSP), khusus tidak memberi informasi tentang bagian tubuh tertentu,
komponen sistem saraf yang berfungsi melakukan integrasi tetapi menghasilkan jenis informasi spesifik tentang lingkungan
dan membuat keputusan, harus terus-menerus diberi tahu eksternal yang bermanfaat bagi tubuh secara keseluruhan. ebagai
tentang "apa yang sedang terjadi" di lingkungan internal dan contoh , melalui kemampuannya mendeteksi, menganalisis secara
eksternal sehingga komponen ini dapat memerintahkan ekstensif, dan mengintegrasikan pola pola pencahayaan di
lingkungan eksternal, mata dan sistem pemrosesan isual
respons yang sesuai di sistem-sistem organ untuk
memungkinkan nda melihat sekitar nda. fek integratif serupa
mempertahankan viabilitas tubuh. Dengan kata lain, SSP harus
tidak akan dapat dicapai jika fotoreseptor tersebar di seluruh
tahu perubahan apa yang sedang terjadi sebelum berespons
permukaan tubuh, seperti reseptor sentuh.
terhadap perubahan tersebut.
Masukan sensorik (baik indra tubuh maupun indra khusus)
Divisi aferen sistem saraf tepi (SST) adalah jalur penghubung
memungkinkan organisme multisel kompleks, misalnya manusia
untuk memberi tahu SSP mengenai lingkungan internal dan
berinteraksi dengan lingkungan eksternal untuk hal hal yang
eksternal. Divisi aferen mendeteksi, menyandi, dan
bermanfaat dalam mencari makan, mempertahankan diri dari
menyalurkan sinyal perifer ke SSP untuk diproses. Untuk
bahaya, dan melakukan tindakan lain yang ditujukan untuk
keadaan terjaga, persepsi, dan penentuan keluaran eferen
mempertahankan homeostasis. elain memberi informasi yang
diperlukan masukan dari divisi aferen.
esensial untuk interaksi dengan lingkungan eksternal untuk
lnformasi aferen mengenai lingkungan internal, misalnya
mempertahankan hidup, pemrosesan perseptual masukan sensorik
kadar CO2 dalam darah, tidak pernah mencapai tingkat
tersebut sangat memperkaya kehidupan itu sendiri, misalnya
esadaran, tetapi masukan ke pusat-pusat pengontrol di SSP ini
kemampuan menikmati buku bagus, konser, atau makan.
SOAL LATIHAN
246 BAB 6
Latihan Kuantitatif
!"
Pertanyaan Esai
247
UNTUK DIRENUNGKAN
PERTIMBANGAN KLINIS
248 BAB 6
BAB
6 Kartu Belajar
6.1 | Fisiologi reseptor (pp. 196–203) Nosiseptor polimodal berespons terhadap segala jenis rangsangan
■ Divisi aferen susunan saraf tepi membawa informasi tentang yang merusak, termasuk bahan kimia yang dikeluarkan oleh
lingkungan internal dan eksternal ke SSP. jaringan yang cedera.
■ Reseptor sensorik adalah ujung perifer khusus neuron aferen. Sinyal nyeri disalurkan melalui dua jalur aferen: jalur cepat yang
(Lihat Gambar 6-1.) Setiap jenis reseptor (fotoreseptor, membawa sinyal nyeri tajam menusuk dan jalur lambat yang
mekanoreseptor, temoreseptor, osmoreseptor, kemoreseptor, atau membawa sinyal nyeri tumpul pegal persisten.(Lihat Tabel 6-2.)
nosiseptor) berespons terhadap stimulus adekuatnya (perubahan
bentuk energi, atau modalitas, yang direspons paling baik oleh Serat nyeri aferen berakhir di korda spinalis di jalur-jalur
reseptor), menerjemahkan bentuk energi rangsangan menjadi sinyal asendens yang menyalurkan sinyal ke otak untuk diproses. Jalur-
listrik. jalur desendens dari otak menggunakan opiat endogen untuk
■ Rangsangan biasanya menyebabkan potensial reseptor menekan pelepasan substansi P, suatu neurotransmiter pemberi
pendepolarisasi berjenjang dengan membuka kanal kation sinyal nyeri dari ujung serat nyeri aferen. Karena itu, jalur-jalur
nonspesifik, yang menyebabkan masuknya Na+ neto. Potensial desendens ini menekan transmisi sinyal nyeri lebih lanjut dan
reseptor, jika cukup besar, menyebabkan terbentuknya potensial berfungsi sebagai sistem analgesik inheren. (Lihat Gambar 6-9.)
aksi di serat aferen di samping reseptor. Potensial aksi ini merambat
sendiri di sepanjang neuron aferen menuju SSP.(Lihat Gambar 6-1
dan 6-2.) Kekuatan rangsangan menentukan besar potensial
6.3 | Mata: Penglihatan (pp. 206–227)
reseptor, yang pada gilirannya menentukan frekuensi potensial aksi Sinar adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik, dengan sinar
yang terbentuk. (Lihat Gambar 6-3 dan Tabel 6-1.) tampak hanya membentuk suatu pita di dalam spektrum
elektromagnetik keseluruhan. (Lihat Gambar 6-13 dan 6-14.)
■ Ukuran potensial reseptor juga dipengaruhi oleh tingkat adaptasi
Mata mengandung fotoreseptor peka-sinar yang esensial bagi
reseptor, yaitu penurunan potensial reseptor meskipun rangsangan
penglihatan-yaitu, sel batang dan sel kerucut yang ditemukan di
berlanjut. (1) Reseptor tonik beradaptasi lambat atau tidak sama
lapisan retinanya. (Lihat Tabel 6-3 dan 6-4 serta Gambar 6-10,
sekali sehingga terus memberi informasi mengenai rangsangan
6-22, dan 6-25.)
yang mereka pantau. (2) Reseptor fasik cepat beradaptasi dan
sering mempedihatkan respons off, sehingga memberi informasi
Iris mengontrol ukuran pupil untuk menyesuaikan jumlah cahaya
tentang perubahan dalam bentuk energi yang mereka pantau. (Lihat
yang diizinkan masuk ke mata. (Lihat Gambar 6-12 dan pembuka
Gambar 6-4.)
bab.)
■ Sebagian besar informasi aferen viseral tetap berada di bawah Kornea dan lensa adalah struktur refraktif primer yang
kesadaran. Informasi aferen sensorik mencapai tingkat kesadaran, membelokkan berkas sinar datang untuk memfokuskan bayangan
termasuk (1) sensasi somatik (sensasi somestetik dan propriosepsi) di retina. Kornea berperan paling besar dalam keseluruhan
dan (2) indera khusus. kemampuan refraktif mata. Kekuatan lensa dapat disesuaikan
■ Dari reseptor ke SSP terdapat jalur-jalur terpisah berlabel melalui kerja otot siliaris untuk mengakomodasi perbedaan dalam
sehingga informasi tentang jenis dan lokasi rangsangan dapat penglihatan dekat dan jauh. (Lihat Gambar 6-15 hingga 6-21.)
diketahui oleh SSP. (Lihat Tabel 6-1.)
■ stilah medan reseptif merujuk kepada daerah di sekitar suatu
reseptor yang dapat dideteksi oleh reseptor tersebut. Ketajaman,
atau kemampuan diskriminasi, suatu bagian tubuh berbanding Ligamentum
suspensorium Otot mata
terbalik dengan ukuran medan reseptif dan juga bergantung pada ekstrinsik
tingkat inhibisi lateral di jalur-jalur aferen yang berasal dari reseptor Badan siliaris Koroid
di bagian tersebut. (Lihat Gambar 6-6 dan 6-7.)
Retina
■ Pesepsi adalah persepsi sadar tentang dunia eksternaf yang
diciptakan oleh otak dari masukan sensorik. Apa yang dirasakan Konjungtiva Sklera
oleh otak dari masukannya merupakan sebuah abstraksi dan bukan
realitas. (Lihat gambar 6-8.) Stimulus yang dapat dideteksi hanyalah
stimulus yang ada reseptornya. Selain itu, ketika sinyal sensorik Iris
melalui pemrosesan yang secara bertahap menjadi lebih kompleks, Fovea
bagian-bagian informasi dapat ditekan atau diperkuat.
Pupil
Pembuluhdarah di retina
(b) Pandangan sagital internal
■ Batang dan kerucut memiliki tiga bagian: satu segmen luar fleksibel di dekat helikotrema bergetar paling baik dengan
yang mengandung fotopigmen, satu segmen dalam yang nada berfrekuensi rendah. (Lihat Gambar 6-35.)
dikhususkan secara metabolik, dan satu terminal sinaps ■
Di atas membran basilaris terdapat sel rambut dalam organ
penyekresi neurotransmiter. (Lihat Gambar 6-22, 6-25, dan Corti, yang stereosilianya ("rambut") menekuk ketika membran
6-26.) basilaris bergerak naik-turun relatif terhadap membran tektorium
■ Batang dan kerucut menyekresikan neurotransmiter dalam stasioner di atasnya, yang terhadapnya rambut berkontak. (Lihat
gelap. Kedua sel ini diaktifkan ketika fotopigmennya menyerap Gambar 6-34, 6-36, dan 6-37.)
secara diferensial berbagai panjang gelombang cahaya. ■ Diskriminasi nada bergantung pada bagian membran basilaris
Fotopigmen terdiri dari opsin, suatu protein membran, dan yang bergetar maksimal secara alami pada frekuensi tertentu.
retinal, suatu turunan vitamin A. Selama fototransduksi, absorpsi Diskriminasi kekuatan bergantung pada amplitudo getaran.
cahaya oleh retinal menyebabkan perubahan biokimia di Penekukan rambut di daerah membran basilaris yang bergetar
fotopigmen yang, melalui serangkaian tahap, maksimal ini diubah menjadi sinyal saraf yang ditransmisikan ke
menghiperpolarisasi fotoreseptor sehingga menyebabkan korteks pendengaran di lobus temporalis otak untuk persepsi
penurunan pelepasan neurotransmiter. Pemrosesan lebih lanjut suara. (Lihat Gambar 6-38.)
di retina oleh sel bipolar dan ganglion on-center dan off-center
akhirnya mengubah sinyal yang diinduksi oleh cahaya ini
■ Aparatus vestibularis di telinga dalam terdiri dari (1) kanalis
menjadi perubahan laju perambatan potensial aksi di jalur visual semi sirkularis, yang mendeteksi percepatan atau perlambatan
yang keluar dari mata. (Lihat Gambar 6-25, 6-26, dan 6-27.) rotasional dalam semua arah; dan (2) utrikulus dan sakulus, yang
secara kolektif mendeteksi perubahan laju gerakan linier dalam
■ Sel kerucut memperlihatkan ketajaman yang tinggi tetapi semua arah dan memberi informasi yang penting untuk
hanya dapat digunakan untuk melihat pada siang hari karena menentukan posisi kepala dalam kaitannya dengan gravitasi.
sensitivitasnya yang rendah terhadap cahaya. Perbedaan rasio Sebagai respons terhadap deformasi mekanis sel rambut
stimulasi ketiga jenis sel kerucut oleh panjang gelombang yang vestibular oleh gerakan spesifik cairan dan struktur-struktur terkait
berbeda menghasilkan penglihatan warna. (Lihat Gambar 6-28 di dalam organ-organ indera ini terbentuklah sinyal saraf. (Lihat
dan Tabel 6-3.) Gambar 6-40 dan 6-41.)
■ Sel batang hanya memberi gambaran kabur dalam
■ Masukan vestibular disalurkan ke nukleus vestibularis di
bayangan abu-abu, tetapi karena sangat peka terhadap batang otak dan ke serebelum untuk digunakan dalam
cahaya, sel ini dapat digunakan untuk penglihatan malam hari. mempertahankan keseimbangan dan postur, mengontrol gerakan
(Lihat Tabel 6-3.) mata, dan merasakan gerakan dan orientasi. (Lihat Gambar 6-42.)
■ Pesan visual ditransmisikan melalui jalur kompleks yang
menyilang dan tak-menyilang ke korteks visual di lobus oksipital
otak untuk pemrosesan perseptual. (Lihat gambar 6-30.) 6.5 | Sensasi Kimiai: Pengetapan dan
Penghiduan (h. 244-250)
6.4 | Telinga: Pendengaran dan Keseimbangan ■ Pengecapan dan penghiduan adalah indera kimiawi. Pada
(pp. 227–240) keduanya, perlekatan molekul spesifik yang telah larut ke tempat
ikatan di membran reseptor menyebabkan terbentuknya potensial
■ Telinga melakukan dua fungsi yang tidak berkaitan: (1)
reseptor yang, pada gilirannya, memicu impuls saraf yang
pendengaran, yang melibatkan telinga luar, telinga tengah, dan memberi sinyal tentang keberadaan bahan kimia tersebut
koklea telinga dalam; dan (2) sensasi keseimbangan, yang
melibatkan aparatus vestibularis telinga dalam. Sel reseptor
■ Reseptor kecap berada di kuntum kecap di lidah;
telinga yang terletak di telinga dalam-sel rambut di koklea dan reseptor olfaktorius terletak di mukosa olfaktorius
aparatus vestibularis-adalah mekanoreseptor. (Lihat Tabel 6-6 di bagian atas rongga hidung. (Lihat Gambar 6-43 dan 6-44.)
dan Gambar 6-31.) ■ Kedua jalur sensorik ini mengandung dua rute: satu ke sistem
■ Pendengaran bergantung pada kemampuan telinga limbik untuk pemrosesan yang berkaitan dengan emosional dan
mengubah gelombang suara di udara menjadi deformasi perilaku dan satu ke korteks untuk persepsi sadar dan
mekanis sel-sel rambut auditorius sehingga memicu sinyal saraf. diskriminasi halus.
Gelombang suara terdiri dari daerah penekanan molekul udara ■ Reseptor pengecapan dan penghiduan terus-
bertekanan tinggi yang berselang-seling dengan daerah menerusdiperbarui, tidak seperti reseptor penglihatan dan
penjarangan bertekanan rendah. Nada suara ditentukan oleh pendengaran, yang tidak dapat diganti.
frekuensi gelombangnya, kekuatan (intensitas) oleh amplitudo ■ elima rasa primer adalah asin, asam, manis, pahit, dan
gelombang, dan timbre (warna suara) oleh overtone khasnya.
umami (rasa "asam amino" daging). Diskriminasi rasa di luar rasa
(Lihat > Gambar 6-32 dan 6-33 serta Tabel 6-5.)
primer bergantung pada pola stimulasi kuncup kecap, yang
■
Gelombang suara disalurkan melalui saluran telinga luar ke masing-masing berespons terhadap satu rasa primer.Tastant asin
membran timpani, yang bergetar sinkron dengan gelombang dan asam menimbulkan potensial reseptor di kuncup kecap
tersebut. Tulang-tulang telinga tengah yang menjembatani celah dengan secara langsung memengaruhi kanal membran,
antara membran timpani dan telinga dalam memperkuat getaran sedangkan tiga kategori tastant lain bekerja melalui jalur caraka
membran timpani dan menyalurkannya ke jendela oval, yang kedua untuk menghasilkan potensial reseptor.
getarannya menimbulkan perambatan gelombang di cairan ■ 1000 jenis reseptor olfaktorius yang berbeda-beda berespons
koklea. (Lihat Gambar 6-34 dan 6-35.)
terhadap hanya satu komponen suatu bau tertentu, yaitu odorant.
■ Gelombang ini, yang frekuensinya sama dengan gelombang Odorant bekerja melalui jalur caraka kedua untuk memicu
suara semula, menyebabkan membran basilaris bergerak. potensial reseptor. Sinyal aferen yang muncul dari reseptor
Berbagai bagian membran ini secara selektif bergetar lebih kuat olfaktorius disortir berdasarkan komponen bau oleh glomerulus di
sebagai respons terhadap berbagai frekuensi suara. Ujungnya dalam bulbus olfaktorius. Diskriminasi bau bergantung pada pola
yang kaku dan sempit di dekat jendela oval bergetar paling baik pengaktifan glomerulus ini. (Lihat Gambar 6-45.)
dengan nada berfrekuensi tinggi, dan ujungnya yang lebar dan
Neuron motorik yang menyarafi otot rangka. Ketika neuron
motorik (coklat dan hijau) mencapai otot rangka, neuron
tersebut bercabang membentuk banyak cabang terminal,
yang masing-masingnya membentuk taut neuromuskular
(oval) dengan satu sel otot (kuning dan biru). Yang silindris
dan panjang. Pelepasan neurotransmiter dari kenop terminal
(titik-titik kecil) yang berbentuk seperti tombol di taut
neuromuskular merangsang sel otot untuk memulai kontraksi.
7
Eric V. Gravet Photo Researchers, Inc.
Pokok-Pokok Homeostasis
SEKILAS ISI Sistem saraf, satu dari dua sistem pengaturan utama tubuh, terdiri dari sistem saraf
7.1 Sistem Saraf Autonom pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan medula spinalis, dan sistem saraf tepi
7.2 Sistem Saraf Somatik (SST) yang terdiri dari serat aferen dan eferen yang menyampaikan sinyal antara
7.3 Taut Neuromuskulus SSP dan perifer (bagian tubuh lainnya).
Setelah diinformasikan oleh SST bahwa terdapat perubahan pada lingkungan internal atau
eksternal yang mengancam homeostasis, SSP membuat pengaturan yang sesuai untuk
mempertahankan homeostasis. SSP membuat penyesuaian ini dengan mengontrol aktivitas
efektor (otot dan kelenjar), menghantarkan sinyal dari SSP ke organ-organ ini melalui divisi
eferen SST.
7.1 | Sistem Saraf
Autonom
1Beberapa ahli fisiologi memasukkan sistem saraf enterik ke dalam sistem saraf
autonom, tetapi kita menganggapnya sebagai dua entitas yang berbeda (lihat h. 143
dan 618).
Neurotransmiter Neurotransmiter
praganglion pascaganglion
Varikositas
252 BAB 7
ACh ACh Efektor
otonom
Medula E NE Blood E
Reseptor adrenal Reseptor Otot
nikotinik nikotinik
polos
Reseptor β1
E
Sebagian
NE
besar
Ganglion
Reseptor kelenjar
kolateral eksokrin
nikotinik
E dan
Reseptor β2 beberapa
kelenjar
endokrin
Gambar 7-2 Sistem saraf autonom. Sistem saraf simpatis, yang berasal dari regio torakolumbal medula spinalis, memiliki serat praganglion kolinergik (mengeluarkan
asetilkolin) yang pendek dan serat pascaganglion adrenergik (mengeluarkan norepinefrin) yang panjang. Sistem saraf parasimpatis, yang berasal dari otak dan regio
sakrum medula spinalis, memiliki serat praganglion kolinergik yang panjang dan serat pascaganglion kolinergik yang pendek. Pada umumnya, serat pascaganglion
simpatis dan parasimpatis bersama-sama menyarafi organ efektor yang sama. Medula adrenal adalah suatu ganglion simpatis yang mengalami modifikasi, yang
mengeluarkan epinefrin dan norepinefrin ke dalam darah. Reseptor kolinergik nikotinik berada di ganglion autonom dan medula adrenal serta berespons terhadap ACh
yang dilepaskan oleh semua serat praganglion autonom. Reseptor kolinergik muskarinik berada di efektor autonom dan berespons terhadap ACh yang dilepaskan
oleh serat pascaganglion parasimpatis. Reseptor adrenergik α1, α2, β1, dan β2 dilokasikan beragam di efektor autonom dan secara berbeda berespons terhadap
norepinefrin yang dilepaskan oleh serat pascaganglion simpatis dan epinefrin yang dilepaskan oleh medula adrenal.
254 BAB 7
Mukosa Mata
Kelenjar lakrimal (air mata)
hidung
Kelenjar
parotis
(liur)
Simpatis Parasimpatis
Kelenjar
Trakea
sublingual dan
submandibula
(liur) III
Paru VII
IX saraf
kranialis
T1 X
T2
T3
T4
Saraf spinalis T
5
T6 Trunkus
T7 Jantung
simpatikus
T8
T9
T10 Hati
T11 Lambung
T12 Saraf
L1 splanknikus
L2
S2
Kandung Limpa
empedu S3
S4
Kelenjar adrenal Pankreas
Saraf spinalis
Ginjal
Usus Kolon
halus
Rektum
KUNCI
Serat praganglion simpatis Kandung kemih
Serat pascaganglion simpatis
Serat praganglion parasimpatis Genitalia
Serat pascaganglion parasimpatis
Gambar 7-3 Struktur yang disarafi oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis.
Meningkatkan kecepatan denyut jantung dan Menurunkan kecepatan denyut jantung dan
Jantung meningkatkan kekuatan kontraksi jantung menurunkan kekuatan kontraksi atrium saja
keseluruhan (!1)
Sebagian besar Konstriksi ("1) Dilatasi hanya pembuluh yang mendarahi penis dan
pembuluh darah yang klitoris
Disarafi
Kelenjar Eksokrin
Pankreas eksokrin Inhibisi sekresi pankreas eksokrin ("2) Stimulasi sekresi pankreas eksokrin (penting
untuk pencernaan)
Kelenjar keringat Stimulasi sekresi oleh kelenjar Stimulasi sekresi oleh kelenjar keringat khusus di
keringat; penting dalam pendinginan ketiak dan daerah genitalia
tubuh ("1 sebagian besar kolinergik)
Merangsang sejumlah kecil liur kental yang Merangsang sejumlah besar liur encer yang kaya enzim
Kelenjar liur kaya mukus ("1)
Kelenjar Endokrin
Medula adrenal Stimulasi sekresi epinefrin dan Tidak ada
norepinefrin (kolinergik)
Pankreas endokrin Inhibisi sekresi insulin; stimulasi sekresi Stimulasi sekresi insulin dan glukagon
glukagon ("2)
Kontrol ejakulasi (pria) dan kontraksi Kontrol ereksi (penis pada pria dan klitoris pada wanita)
Genitalia
orgasme (pria dan wanita) ("1)
256 BAB 7
■
Nikotinik Asetilkolin dari serat Semua badan sel Membuka kanal-reseptor Eksitatorik
praganglion autonom pascaganglion autonom; kation non-spesifik
medula adrenal
Muskarinik Asetilkolin dari neuron motorik Cakram motorik serat otot Membuka kanal-reseptor Eksitatorik
rangka kation non-spesifik
𝛂1 Asetilkolin dari serat Otot jantung, otot polos, Mengaktifkan berbagai Eksitatorik atau
pascaganglion parasimpatis sebagian besar kelenjar jalur reseptor inhibitorik, bergantung
eksokrin dan beberapa bergandeng protein-G, pada efektor
kelenjar endokrin bergantung pada efektor
𝛂2 Afinitas untuk norepinefrin (dari Sebagian besar jaringan Mengaktifkan jalur Eksitatorik
serat pascaganglion simpatis) sasaran simpatis caraka kedua IP3–
lebih besar daripada untuk Ca2+
epinefrin (dari medula adrenal)
■ !
■
■ !
RESEPTOR ADRENERGIK ■
𝛂
𝛃 𝛂
𝛂 𝛃 𝛃
■
■ !
258 BAB 7
Banyak bagian di sistem saraf pusat terlibat dalam
kontrol aktivitas otonom.
Asal serat praganglion Regio toraks dan lumbal korda spinalis Otak dan regio sakrum korda spinalis
Asal serat pascaganglion Rangkaian ganglion simpatis (dekat korda spinalis) Ganglion terminal (di atau dekat dengan organ efektor)
(lokasi ganglion) atau ganglion kolateral (sekitar separuh jalan antara
korda spinalis dan organ efektor)
260 BAB 7
Periksa Pemahaman Anda 7.2
1. Bandingkan organ-organ efektor yang disarafi oleh sistem saraf
autonom dan oleh sistern saraf somatik.
2. Jelaskan mengapa neuron motorik dianggap sebagai jalur akhir
bersama.
❚ TABEL 7-5 Perbandingan Sistem Saraf Autonom dan Sistem Saraf Somatik
Tempat Asal Simpatis: Kornu lateral regio toraks dan Kornu ventralis korda spinalis bagi sebagian
lumbal korda spinalis besar; yang menyarafi otot di kepala berasal
dari otak
Parasimpatis: Otak dan sakrum korda spinalis
Jumlah neuron dari asal Rantai dua-neuron (praganglion dan Satu neuron (neuron motorik)
di SSP ke organ efektor pascaganglion)
Organ yang disarafi Otot jantung, otot polos, kelenjar eksokrin, dan Otot rangka
sebagian kelenjar endokrin
Jenis persarafan Sebagian besar organ efektor disarafi secara Organ efektor hanya disarafi oleh
rangkap oleh kedua cabang antagonistik sistem neuron motorik
ini (simpatis dan parasimpatis)
Terminasi Antarneuron* Organ efektor (otot jantung, Organ efektor Antarneuron lain
otot polos, kelenjar eksokrin, (otot rangka) dan neuron eferen
dan sebagian kelenjar
endokrin)
Membawa informasi Membawa instruksi dari Membawa Memroses dan mengintegrasikan
Fungsi
tentang lingkungan CNS ke organ efektor instruksi dari masukan aferen; rnemulai dan
eksternal dan CNS ke organ mengoordinasikan keluaran eferen;
internal ke CNS efektor berperan dalam pikiran dan fungsi
luhur lain
Tempat inisiasi Bagian membran peka- Axon hillock Axon hillock Axon hillock
potensial aksi rangsang pertama di
dekat reseptor
Divergensi Ya Ya Ya Ya
keluaran
Efek keluaran Hanya merangsang Serat pascaganglion Hanya merangsang Merangsang atau menghambat
pada organ merangsang atau
efektor menghambat
* Kecuali pada refleks regang, yaitu ketika neuron aferen berakhir langsung di neuron eferen; lihat h. 187.
262 BAB 7
PENGELUARAN ACh DI TAUT NEUROMUSKULUS
p 1
PEMBENTUKAN POTENSIAL
Asetilkolin adalah neurotransmiter taut
neuromuskulus.
motorik
Serat otot yang Serat
Korda spinalis potongan) disarafi oleh disarafi
Akson dua neuron neuron motorik motorik biru
motorik eferen Terminal merah
akson Terminal akson
Tombol terminal
Taut
neuromuskulus
Ed Reschke/photolibrary.com
Serat otot
Gambar 7-4 Neuron motorik yang menyarafi sel-sel otot rangka. Badan sel neuron motorik berasal dari kornu ventral korda spinalis. Aksonnya (serat eferen
somatik) keluar melalui kornu ventral dan berjalan melalui saraf spinal ke otot rangka yang disarafinya. Ketika mencapai otot rangka, akson bercabang menjadi
banyak terminal akson, yang masing-masingnya membentuk taut neuromuskulus dengan satu sel otot (serat otot). Di dalam taut neuromuskulus, terminal akson
tersebut bercabang lagi mejadi cabang-cabang halus, yang masing-masingnya berakhir di tombol terminal yang membesar. Perhatikan bahwa serat otot yang
disarafi oleh satu terminal akson tersebar di seluruh otot, tetapi untuk menyederhanakan, serat-serat tersebut dikelompokkan bersama pada gambar ini.
Tombol terminal
Kanal vesikel
berpintu listrik aseltikolin kanal Ca2+ berpintu listrik
7 7
6 Na+
3
4 K+ 9
asetilkolinesterase 5
Kanal-reseptor
berpintu asetilkolin Na+
(untuk lalu lintas kation
nonspesifik) Cakram motorik
1 Potensial aksi di neuron motorik di hantarkan ke terminal akson (tombol 6Hasilnya adalah potensial end-plate. terjadi aliran arus lokal antara
terminal) end-plate yang mengalami depolarisasi membran sekitar.
3 Ca2+ memicu pelepasan asetilkolin melalui eksositosis dari 8 Masuknya Na+ yang terjadi menurunkan potensial ke ambang, memicu
sebagian vesikel. potensial aksi, yang kemudian merambat ke seluruh serat otot.
4 Asetilkolin berdifusi melintasi ruang yang memisahkan sel saraf dan sel otot
dan berikatan dengan reseptor-kanal spesifiknya di cakram motorik membran 9 Asetilkolin kemudian diuraikan oleh asetikolinesterase, suatu enzim
sel otot. yang terletak di membran cakram motorik, mengakhiri respons ke
otot.
5 pengikatan ini menyebabkan terbukanya kanal kation nonspesifik ini,
menyebabkan terjadinya perpindahan Na+ masuk ke dalam sel otot dalam
jumlah yang lebih besar daripada K+ keluar sel.
Gambar - r a- r a a r m
264 BAB 7
❚ Melihat Lebih Dekat
pada Fisiologi Olahraga Berkurangnya Massa Otot: Keadaan
Buruk pada Penerbangan Luar Angkasa
TOT RANGKA ADALAH CONTOH"gunakan atau hilang"
timulasi otor rangka oleh neuron motorik adalah hal luar angkasa dan akan kembali melaksanakan aktivitas normal di
esensial tidak saja untuk merangsang otot berkontraksi tetapi bumi.
juga untukmempertahankan ukuran dan kekuatan otot. Otot yang Program luar angkasa di Amerika Serikat dan Uni Soviet telah
tidak secara rutin dirangsang akaatrofi secara perla han, atau menerapkan teknik-teknik intervensi yang menekankan diet dan
berkurang ukuran dan kekuatannya. olahraga dalam upaya mencegah atrofi otot. Melakukan latihan fisik
Otot rangka kita penting untuk menunjang postur kita yang tegak berat yang dirancang cermat secara teratur selama beberapa jam
menghadapi gaya tarik bumi selain untuk menggerakkan bagian- sehari dapat membantu mengurangi keparahan atrofi fungsional.
bagian tubuh. Ketika manusia memasuki keadaan tanpa berat di luar Namun, studi-studi tentang keseimbangan nitrogen dan mineral
angkasa, menjadi jelas bahwa sistem otot memerlukan beban kerja menyarankan bahwa atrofi otot berlanjut selama keadaan tanpa-berat
atau gravitasi untuk mempertahankan ukuran dan kekuatannya. Pada meskipun ada upaya untuk mencegahnya. Selain itu, dalam periode
tahun 1991, pesawat ulang-alik Columbia diluncurkan untuk misi seperti lama mereka mengangkasa hanya separuh massa otot yang
sembilan hari yang ditujukan antara lain untuk melakukan penelitian pulih pada awak Columbia setelah mereka kembali ke bumi. Temuan
menyeluruh tentang perubahan fisiologik akibat keadaan tanpa-berat. ini dan temuan lain mengisyaratkan bahwa diperlukan intervensi-
Tiga astronot wanita dan empat pria mengalami penurunan drastis intervensi lain untuk mempertahankan otot bagi mereka yang akan
dan signifikan (25%) massa otot-otot penyangga beban tubuh. Upaya tinggal lama di luar angkasa.
yang dibutuhkan untuk menggerakkan tubuh di luar angkasa jauh International Space Station yang telah beroperasi pada tahun 2000
lebih ringan daripada di bumi, dan tidak dibutuhkan tegangan otot akan memiliki ruang kerja hampir lima kali lipat dibandingkan dengan
aktif yang melawan gravitasi. Selain itu, otot-otot yang biasa stasiun Mir atau Skylab. Ruang tambahan ini akan mencakup ruang
digunakan untuk berkeliling dalam kapsul pesawat yang terbatas olahraga yang lebih besar dan peralatan laboratorium canggih untuk
berbeda dari yang digunakan untuk berjalan di bumi. Akibatnya, penelitian-penelitian lebih lanjut tentang efek keadaan tanpa-berat
sebagian otot cepat mengalami apa yang disebut atrofi fungsional. pada otot dan sistem tubuh lain. Meskipun dilakukan upaya-upaya ini,
Otot-otot yang paling terkena adalah yang ada di ekstremitas efek keadaan tanpa berat khususnya pada otot akan terus menjadi
bawah, otot gluteal (bokong), otot ekstensor leher dan punggung, dan suatu masalah. Waktu teriama bertahan tinggal di Stasiun luar
otot badan-yaitu, otot-otot yang digunakan untuk menopang tubuh Angkasa Internasional adalah 215 hari. Karena NASA (National
melawan gaya tarik bumi. Peru bahan yang terjadi mencakup Aeronautics and Space Administration) mengistirahatkan pesawat luar
penurunan volume dan massa otot, penurunan kekuatan dan daya angkasanya pada Juli 2011, di masa depan keterlibatan AS dalam
tahan, peningkatan penguraian protein otat, dan berkurangnya Stasiun Luar Angkasa masih belum pasti.
nitrogen otot (suatu komponen penting protein otot). Mayoritas Berbagai kelompok peneliti saat ini meneliti berbagai kemungkinan
ilmuwan percaya bahwa tidakadanya kontra ksi berkekuatan yang dalam bidang farmasi untuk menunda penguraian otot. Obat yang
biasa terjadi di bumi merupakan faktor utama atrofi fungsional. Atrofi disebut anti pelisutan ini merupakan suatu hal yang menarik bagi
ini tidak menimbulkan masalah selama yang bersangkutan berada di apiikasi luar angkasa dan dalam bidang kedokteran. Pelisutan otot
dalam kapsul pesawat luar angkasa tersebut, tetapi pengurangan merupakan masalah bagi orang yang berbaring dalam jangka waktu
massa otot seperti ini harusdikurangi pada astronot yang akan lama di tempat tidur dan bagi mereka dengan penyakit kronik tertentu
melakukan kerja berat selama perjalanan seperti kanker atau AIDS.
Persamaan Perbedaan
Keduanya terdiri dari dua sel peka-rangsang yang Sinaps adalah taut antara dua neuron. Taut neuromuskulus terdapat di
dipisahkan oleh suatu celah sempit yang mencegah antara suatu neuron motorik dan suatu serat otot rangka.
transmisi langsung aktivitas listrik di antara keduanya.
Terminal akson keduanya menyimpan caraka kimiawi Transmisi potensial aksi satu-ke-satu terjadi di taut neuromuskulus,
(neurotransmiter) yang dibebaskan melalui eksositosis sementara satu potensial aksi di neuron prasinaps biasanya tidak dapat
vesikel penyimpan (diinduksi oleh Ca2+) ketika potensial memicu potensial aksi di neuron pascasinaps. Potensial aksi di neuron
aksi mencapai terminal. pascasinaps biasanya terjadi hanya jika penjumlahan EPSP membawa
membran ke ambang.
Pada keduanya, pengikatan neurotransmiter dengan kanal- Taut neuromuskulus selalu bersifat eksitatorik (EPSP);
reseptor di membran sel yang mendasari terminal akson sinaps dapat bersifat eksitatorik (EPSP) atau inhibitorik (IPSP).
membuka kanal-kanal ini, memungkinkan perpindahan ion
yang mengubah potensial membran sel.
Perubahan potensial membran yang terjadi Inhibisi otot rangka tidak dapat dilakukan di taut neuromuskulus;
pada keduanya adalah potensial berjenjang. penghambatan tersebut hanya dapat dilakukan di SSP melalui IPSP
di dendrit dan badan sel neuron motorik.
266 BAB 7
❚ Konsep, Tantangan,
dan Kontroversi Reputasi Toksin Botulinum
Memperoleh Peremajaan
T OKSIN A A AS A Clostridium botu Dosis terapeutik jauh lebih kecil daripada jumlah toksin yang
linum menyebabkan botulisme (keracunan makanan) yang dibutuhkan untuk memicu bahkan gejala ringan keracunan
mematikan. Namun, racun mematikan yang mengerikan ini botulinum. Toksin botulinum akhirnya dibersihkan sehingga
dimanfaatkan sebagai pengobatan untuk mengatasi gangguan efek relaksasi ototnya akan hilang setelah tiga hingga enam
gerakan tertentu dan, yang lebih baru, ditambahkan dalam daftar bulan, yaitu saat terapi harus diulang.
obat yang digunakan oleh ahli bedah kosmetik untuk melawan
Distonia pertama yang diizinkan diterapi dengan Botax oleh
keriput.
Food and Drug Administration (FDA) adalah blefarospasme
Selama beberapa dekade terakhir, toksin botulinum, yang (blefaro artinya "kelopak mata"). Pada keadaan ini, kontraksi
dipasarkan dalam dosis terapeutik sebagai Botox, digunakan involunter dan menetap otot-otot di sekitar mata hampir secara
untuk mengobati sejumlah penyakit neuromuskulus yang permanen menutup kelopak mata.
menimbulkan nyeri dan dikenal sebagai distonia. Penyakit ini
ditandai oleh spasme (kontraksi otat involunter yang berlebihan Potensi toksin botulinum sebagai opsi pengobatan bagi ahli
dan menetap) yang menyebabkan postur abnormal atau bedah kosmetik ditemukan secara kebetulan ketika dokter
pemuntiran bagian tubuh, bergantung pada bagian yang terkena. mengamati bahwa penyuntikan yang digunakan untuk melawan
Sebagai contoh, spasme leher yang menyebabkan nyeri dan kontraksi abnormal otot mata juga memperhalus keriput di bagian
kepara berputar ke satu sisi terjadi akibat tortikolis spasmodik yang diobati. Ternyata garis kernyit, keriput halus di sekitar mata,
(tortus artinya "terpuntir"; kolum artinya "leher"), yaitu jenis dan alur di atas alis disebabkan oleh aktivitas berlebihan, atau
distonia tersering. Gangguan ini diperkirakan disebabkan oleh kontraksi permanen, otot-otot wajah karena ekspresi wajah
asupan inhibitorik yang terialu sedikit dibandmgkan eksitatorik ke berulang selama bertahun-tahun. Dengan merelaksasikan otot-otot
neuron motorik yang menyarafi otot bersangkutan. Penyebab tersebut, toksin botulinum secara temporer memperhalus keriput
ketidakseimbangan masukan neuron motorik ini tidak diketahui. terkait usia ini. Botox sekarang mendapat persetujuan FDA
Hasil akhir pengaktifan berlebihan neuron motorik adalah sebagai terapi anti-keriput. Obat ini dianggap sebagai alternatif
kontraksi otot menetap dan nyeri pada otot yang disarafi neuron yang sangat baik bagi bedah peremajaan untuk mengatasi keriput
motorik tersebut. Untungnya, penyuntikan sejumlah kecil toksin dan kerut. Terapi ini adalah salah satu tindakan kosmetik yang
botulinum kedalam otot yang terkena menyebabkan paralisis paiing cepat berkembang di Amerika Serikat, terutama di kalangan
parsial reversibel otot tersebut. Toksin botulinum menghambat hiburan dan busana kelas atas. Namun, seperti pemakaian
pelepasan asethkolin penyebab kontraksi otot dari neuron motorik terapeutiknya untuk distonia, injeksi toksin botulinum yang mahal
overaktif di taut neuromuskulus di otot yang terkena. Tujuannya ini harus diulang setiap tiga hingga enam bulan untuk
adalah menyuntikkan toksin botulinum secukupnya untuk mempertahankan efeknya pada penampilan. Selain itu, Botox tidak
menghilangkan kontraksi spasmodik yang mengganggu tetapi dapat mengatasi keriput halus yang berkaitan dengan pajanan
tidak cukup untuk menghilangkan kontraksi normal yang kronik sinar matahari karena keriput ini disebabkan oleh kerusakan
dipedukan untuk gerakan kulit, bukan karena kontraksi otot.
Sistem saraf, bersama dengan sistem regulatorik utama atau menjauhi ancaman.
lain, sistem endokrin, mengontrol sebagian besar Kontraksi yang melaksanakan pernapasan untuk
kontraksi otot dan sekresi kelenjar. mempertahankan O2 dan CO2 tubuh dalam kadar yang tepat.
informasi ke SSP untuk diproses dan ditanggapi, divisi eferen SST Menggigil, yang penting dalam mempertahankan suhu tubuh.
membawa perintah dari SSP ke organ efektor (otot dan kelenjar) Selain itu, sinyal eferen ke otot rangka meiaksanakan banyak
yang melaksanakan respons yang diinginkan. Banyak dari impuls gerakan yang tidak ditujukan untuk mempertahankan lingkungan
eferen ini ditujukan untuk mempertahankan homeostasis. internal yang stabil tetapi bagaimanapun memperkaya kehidupan
Sistem saraf autonom, yang merupakan cabang eferen yang kita dan memungkinkan kita melaksanakan aktivitas-aktivitas yang
menyarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar, berperan besar berguna bagi masyarakat, misalnya menari, membangun jembatan,
dalam berbagai aktivitas homeostatik berikut: atau melakukan pembedahan.
SOAL LATIHAN
! "
268 7
Latihan Kuantitatif
!
!
!
!
Pertanyaan Esai
"
UNTUK DIRENUNGKAN
PERTIMBANGAN KLINIS
7 Kartu Belajar
7.1 |Sistem Saraf Autonom (h. 252–260) ■ Medula adrenal, suatu kelenjar endokrin, merupakan modifikasi
■ SSP mengontrol otot dan kelenjar dengan menyalurkan ganglion simpatis yang menyekresikan hormon epinefrin dan
sinyal ke organ-organ efektor ini melalui divisi eferen SST. norepinefrin (dengan jumlah yang lebih sedikit) ke dalam darah sebagai
respons terhadap rangsang oleh serat praganglion simpatis
■ Terdapat dua jenis keluaran eferen: sistem saraf autonom, yang menyarafinya. ( ihat ambar 2.)
yang berada di bawah kontrol involunter dan menyarafi otot
jantung dan otot polos serta sebagian besar kelenjar eksokrin dan
sebagian endokrin, dan sistem saraf somatik, yang berada di
■ Neurotransmiter yang sama memicu respons berbeda di jaringan
bawah kontrol kesadaran dan menyarafi otot rangka. (lihat Tabel yang berbeda, Karena itu, respons bergantung pada spesialisasi
7-5, h. 261, dan Tabel 7-6, h. 262.) sel jaringan, bukan pada sifat caraka. (lihat Tabel 7-3.)
ACh ACh
■ Sebagian besar organ viseral disarafi oleh serat simpatis dan
Efektor
otonom
parasimpatis, yang secara umum menimbulkan efek yang bertentangan
di satu organ. Persarafan ganda organ oleh kedua cabang sistem saraf
Ganglion Reseptor
Reseptor autonom memungkinkan kontrol yang akurat pada aktivitas suatu organ.
terminal nikotinik
muskarinik
Otot (Lihat Gambar 7-2 dan Tabel 7-2.)
jantung
ACh Jaringan
❚ TABEL 7-3 Sifat-Sifat berbagai Jenis Reseptor Autonom
ACh
adiposa
Efektor pada Mekanisme Kerja pada
Jenis Reseptor Afinitas Neurotransmiter Jenis Reseptor Efektor Efek pada Efektor
Ganglion Reseptor Reseptor Nikotinik Asetilkolin dari serat Semua badan sel membuka kanal-reseptor Eksitatorik
terminal nikotinik muskarinik praganglion autonom pascaganglion autonom; kation non-spesifik
KEY medula adrenal
Serat Praganglion Parasimpatis Serat Praganglion Simpatis Asetilkolin dari neuron motorik Cakram motorik Membuka kanal-reseptor Eksitatorik
serat otot rangka kation non-spesifik
Serat Pascaganglion Parasimpatis Serat Pascagangnlion Simpatis
Muskarinik Asetilkolin dari serat otot jantung, otot polos, Mengaktifkan berbagai Eksitatorik atau
ACh Asetilkolin NE Norepinefrin E Epinefrin
pascaganglion parasimpatis sebagian besar kelenjar jalur reseptor bergandeng- Inhibitorik bergantung
eksorin dan beberapa protein-G, bergantung pada efektor
kelenjar endokrin pada efektor
𝛂1 Afinitas untuk norepinefrin (dari sebagian besar jaringan mengaktifkan jalur Eksitatorik
■ Semua serat praganglion dan serat pascaganglion serat pascaganglion simpatis) sasaran simpatis caraka kedua IP3–
lebih besar daripada untuk Ca2+
parasimpatis mengeluarkan asetilkolin (ACh). Serat epinefrin (dari medula adrenal)
pascaganglion simpatis mengeluarkan norepinefrin.(Lihat 𝛂2 Afinitas untuk norepinefrin lebih Organ pencernaan Menghambat cAMP Inhibitorik
besar daripada untuk epinefrin
Gambar 7-2 dan Tabel 7-1 and 7-3.) 𝛃1 Afinitas untuk norepinefrin Jantung Mengaktifkan cAMP Eksitatorik
setara dengan untuk epinefrin
𝛃2 Afinitas hanya untuk epinefrin Otot polos arteriol Mengaktifkan cAMP Inhibitorik
■
Serat pascaganglion memiliki banyak pembengkakan, atau dan bronkiol
■ Neuron motorik adalah jalur akhir bersama yang digunakan Membran plasma Ca2+ Perambatan
oleh berbagai bagian SSP untuk mengontrol aktivitas otot rangka. serat otot potensial aksi
di serat otot
Na+ 2
Daerah-daerah SSP yang memengaruhi aktivitas otot rangka 8 8
1 Potensial aksi di neuron motorik dihantarkan ke terminal akson 6 Hasilnya adalah potensial end-plate. terjadi aliran arus lokal
(tombol terminal). antara end-plate yang mengalami epolarisasi dan membran
sektar.
2 Potensial aksi lokal ini memicu pembukaan kanal CA
2+
7 Aliran arus lokal ini membuka kanal Na+ berpintu listrik
berpintu listrik dan masuknya Ca2+ ke dalam tombol terminal. di membran sekitar.
3 Ca2+ memicu pelepasan asetilkolin melalui eksositosis dari 8 Masuknya Na+ yang terjadi menurunkan potensial ke ambang,
sebagian vesikel. memicu potensial aksi, yang kemudian merambat ke seluruh
Otot serat otot.
4 aseltilkolin berdifusi melintasi ruang yang memisahkan sel
saraf dan sel otot dan sel otot dan berikatan dengan reseptor- 9 Aseltilkolin kemudoan diuraikan oleh asetilkolinasterase, suatu
kanal spesifiknya di cakram motorik membran sel otot. enzim yang terletak di membran cakram motorik, mengakhiri
respons sel otot.
5 pengikatan ini menyebabkan terbukanya kanal kation nonspesifik
ini, menyebabkan terjadinya perpindahan Na+ masuk ke dalam
sel otot dalam jumblah yang lebih besar daripada perpindahan K+
keluar sel.
Serat Tombol Taut
otot terminal neuromuskulus
❚ TABEL 7-5 Perbandingan Sistem Saraf Autonom dan Sistem Saraf Somatik
7.3 |Taut Neuromuskulus (h. 261–268) Gambaran Sistem Saraf Autonom Sistem Saraf Somatik
masingnya berakhir di tomboi terminal yang membesar. (Lihat Organ yang disarafi Otot jantung, otot polos, kelenjar eksokrin, dan Otot rangka
sebagian kelenjar endokrin
Gambar -4 mb a bab rta ab - .)
Jenis persarafan Sebagian besar organ efektor disarafi secara Organ efektor hanya di sarafi
■ Daerah khusus membran sel otot rangka yang mendasari rangkap oleh kedua cabang antagonistik sistem ini
(simpatis dan parasimpatis)
oleh neuron motorik
kompleksterminal akson disebut cakram motorik. Karena struktur- Neurotransmiter di Mungkin aseltilkolin (ujung parasimpatis) Hanya aseltilkolin
organ efektor
struktur ini tidak membentuk kontak langsung, sinyal disalurkan atau norepinefrin (ujung simpatis)
■ Potensial aksi di terminal akson menyebabkan pelepasan ACh Pusat yang lebih tinggi korda spinalis, medula, hipotalamus, korteks Korda spinalis, korteks motorik,
yang trlibat dalam kontrol asosiasi prafrontal nukleus basal, serebelum batang otak
dari vesikel simpanannya di tombol terminal. ACh yang dibebaskan
berchfusi melintasi ruang yang memisahkan sel saraf dan sel otot
dan
Pemindahan mikrograf elektron serat otot rangka. Sel otot
rangka, atau serat otot, berbentuk silindris, panjang, dan lurik.
Serat otot tersusun dari miofibril, yang merupakan struktur
kontraktil berbentuk silindris yang terletak di sepanjang serat
dan memiliki pita terang dan gelap bergantian sehingga
memberikan gambaran lurik pada serat otot.
8
CNRI/Photo Researchers, Inc.
Fisiologi Otot
Ed Reschle
Otot Otot
volunter involunter
.
PITA A DAN I
Miofibril
Jaringan
ikat
(a) Hubungan otot keseluruhan dan satu serat otot (b) Hubungan satu
serat otot dan Jembatan Filamen Filamen
miofibril silang tipis tebal
Bagian
miofibril
Zona H
Filamen Filamen
tebal tipis Sarkomer Pita A Pita I
Ekor miosin
Filamen tebal
( tamford, CT
chochet
).
ydney
an,
Pita I Pita A
H zone
(a) Mikrograf elektron sebuah miofibril
esearchers, nc.
M. bbey cience ource Photo
Kepala
Ekor
nm
Jembatan silang
Moleku
miosin
Gambar 8-4 Struktur molekul miosin dan susunannya dalam filamen tebal. (a) Setiap molekul miosin terdiri dari dua subunit identiic berbentuk stik golf dengan ekor
salingberpilindan kepala globular, yang masing-masing mengandung tempat pengikatan aktin dan tempat miosin ATPase, menonjol keluar di salah satu ujung. Masing-masing
subunit protein ini memiliki dua titik persendian: satu di ekor dan yang lain di "leher" atau pertautan ekor dengan kepala globular. (b) Filamen tebal terdiri dari molekul-molekul
miosin yang terletak rnemanjang sejajar satu sama lain. Separuh berorientasi ke satu arah dan separuh ke arah yang berlawanan. Kepala globular, yang menonjol di interval
tertentu di sepanjang filamen tebal, niembentuk jembatan silang.
276 BAB 8
Sewaktu kontraksi, sikius pengikatan dan
penekukan jembatan silang menarik
Tempat untuk filamen tipis ke arah dalam.
berikatan dengan
Molekul aktin jembatan silang miosin
Heliks aktin
Tropomiosin Troponin
Filamen tipis
Gambar 8-5 Komposisi filamen tipis. Komponen struktural utama filamen tipis adalah dua rantaimolukel
aktin bulat yang saling berpilin. Molekul troponin (yang terdiri dari tiga subunit bulat) dan molekul tropomiosin
yang berbentuk seperti benang tersusun membentuk suatu pita yang terlektak di sepanjang alur heliks aktin
dan secara fisik menutupi tempat pengikatan di molekul aktin untuk melekatnya jembatan silang miosin.
(Filamen tipis yang diprhatikan disini tidak digambar sesuai proporsinya terhadapfilamentebal di >Gambar
8-4, Garis tengah filamen tebal dua hingga tiga kali lebih besar dari padaoada filamen tipis.
KAYUHAN KUAT
(a) Berelaksasi
2 Tidak ada pengikatan jembatan silang karena tempat pengikatan pada aktin secara fisik
tertutupi oleh kompleks troponin-tropomiosin.
(b) Tereksitasi
4 Pengikatan aktin dan jembatan silang miosin memicu kayuhan kuat yang
menarik filamen tipis ke arah dalam selama kontraksi.
arkomer
Berekasasi
Lebar
Zona H Pita I
pita A
memendek memendek
idth
278 BAB 8
Molekul aktin di miofilamen tipis
1 Pengikatan:
Jembatan silang miosin
Jembatan silang miosin
mingikat molekul aktin.
Garis Z
2 Kayuhan kuat:
Jembatan silang
menekuk menarik
miofilamen tipis ke arah
dalam.
33 Pelepasan: Jembatan
silang terlepas di
akhir kayuhan kuat dan
kembali ke
konformasinya semula.
44 Pengikatan: Jembatan
silang mengikat molekul
aktin yang terletak lebih
distal;siklus berulang
(b) Semua kayuhan jembatan silang ditunjukan ke arah pusat filamen tebal
(c) Penarikan bersamaan ke arah dalam semua enam filamen tipis yang mengelilingi satu
filamen tebal
Gambar 8-8 Aktivitas jembatan silang. (a) Pada setiap siklus jembatan silang, jembatan silang
berikatan dengan molekul aktin, menekuk untuk menarik filamen tipis ke arah dalam selama kayuhan
kuat, kemudian melepaskan ikatannya dan kembali ke konformasinya semula, siap untuk mengulangi
siklus. (b) Kayuhan kuat semua jembatan silang yang berasal dari satu filamen tebal ditujukan ke
Kalsium adalah penghubung antara eksitasi bagian tengah filamen tebal tersebut. (c) Setiap filamen tebal dikelilingi di masing-masing ujungnya oleh
dan kontraksi. enam filamen tipis, yang semuanya ditarik ke dalam secara bersamaan melalui siklus jembatan silang
sewaktu kontraksi otot.
Lateral
Tubulus
sacs
Transversus (T)
I band A band
Gambar 8-9 ubulus dan retikulum sarkoplasma dalam hubun annya den an mio ibril. Tubulus
transversus (T) adalah perluasan membran permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan dan masuk jauh
ke dalam serat otot di taut antara pita A dan I miofibril. Retikulum sarkoplasma adalah anyaman membranosa
halus yang berjalan longitudinal dan mengelilingi setiap miofibril, dengan segmen-segmen terpisah
membungkus setiap pita A dan pita I. Ujung setiap segmen membesar untuk membentuk kantong lateral yang
terletak di samping tubulus T.
280
Tubulus T
Reseptor Sitosol
Ca2+
dihidropiridin
Tubulus T
RELAKSASI
RIGOR MORTIS
1 Sebuah potensial aksi yang tiba 2 Potensial aksi berpindah menembus
di tombol terminal laut neuromuskular membran permukaan dan ke dalam
merangsang pelapisan esetikolin, yang bagian dalam serat otot melalui tubulus T.
berdifusi menembus celah dan memicu Satu potensial aksi di tubulus T memicu
Asetilkolin potensial aksi di serat otot. pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma
ke dalam sitosol.
Terminal
button Membran plasma
sel otot
Kantong leteral
Tubulus T retikulum
sarkoplasma
Pompa
Kenal-reseptor Taut Cakram Ca2+
berpintu asetikolin neuromuskular motorik
bagi kation
a a
Kenal pelepas
8 Ketika potensial aksi Ca2+l
berhenti, ca2+ diambil oleh
retikulum sarkoplasma. Tropomiosin Troponin
Dengan tidak adanya Ca2+ a a
pada troponin, tropomiosin
bergerak kembali ke posisi Filamen tipis
awalnya, menghambat
Jembatan
tempat ikatan jembatan Molekul aktin silang miosin
silang miosin pada aktin.
Kontraksi bertahanti dan
Filamen tebal
filamen tipis secara pasih
bergeser kembali ke posisi
relaksasi awalnya.
3 Ca2+ berikatan
dengan troponin
pada filamen tipis
Tempat ikatan jembatan
silang miosin
Tempat ikatan
aktin
Siklus
7 Setelah kayuhan kuat berulang
jembatan silang terlepas
aktin.Jika Ca2+ masih
ada, siklus kembali ke 4 Pengikatan Ca2+ ke
tahap 5. troponin menyebabkan
troponin berubah bentuk,
secara fisik memindahkannya
menjauh dari posisi
menghambatnya; ini
membuka tempat ikatan pada
aktin untuk jembatan silang
miosin.
Gambar 8-11 en abun an eksitasi kontaksi dan relaksi otot. Tahap 1 hingga 7 memperlihatan kejadian-kejadian yang menyatukan pelepasan neurotransmiter dan eksitasi listrik
yang kemudian terjadi di sel otot pada waktu kontraksi kontraksi otot. Pada tahap 7, jika Ca2+ masih ada jembatan silang kembali ke langkah 5 untuk terjadinya kayuhan kuat lainnya.
Jika Ca2+ tidak lagi ada akibat konsekuensi tahap 8, terjadinya relaksasi.
1. Berenergi: ATP diuraikan oleh
miosin ATPase; ADP dan Pi tetap
melekat ke miosin; energi
disimpan di jembatan silang (yaitu A ...atau...tidak ada Ca2+ A
i
erg
erg
energi "mengokang" jembatan P P
En
En
i i
silang). 2b Istirahat: Tidak ada
eksitasi dak terjadi
pelepasan Ca2+; aktin dan
miosin tidak dapat
berikatan; tidak terjadi siklus
jembatan silang; serat otot
tetap berada dalam
a Ada (eksitasi)
keadaan istirahat.
i
sewaktu molekul ATP baru
erg
Siklus 2a Pengikatan:Ca2+ P
berikatan dengan jembatan
En
jembatan i
silang miosin: konfomnasi silang dibebaskan pada eksitasi;
jembatan silang kembali ke pengaruh
normal; ATP terhidrolisis inhibitorik dari aktin lenyap
(siklus dimulai kembali dari sehingga dapat terjadi
tahap 1). ikatan dengan jembatan
silang
ATP
A
P
i
kompleks rigor
Respons
kontraktil
Beberapa
mdet
Membrane potential (mV)
+30
Potensial
0 aksi
–90
1 msec
Tegangan otot disalurkan ke tulang sewaktu
50 100 komponen kontraktil mengencangkan komponen
Rangsangan Waktu (mdet) seri-elastik
Gambar 8-13 Hubungan potensial aksi dan kedutan otot yang dihasilkannya
pada serat kontraksi lambat. Durasi potensial aksi tidak digambar sesuai
skala tetapi diperbesar. Perhatikan bahwa potensial istirahat satu serat otot rangka
adalah -90 mV, dibandingkan dengan potensial istirahat sebesar -70 mV pada neuron.
1. Ilustrasikan hubungan antara filamen tipis dan tebal pada sarkomer yang
berelaksasi dengan pada sarkomer yang berkontraksi.
284 BAB 8
Filamen tebal dan
tipis (komponen
kontraktil) dan titin
(komponen paralel-
elastik)
Tendon (komponen
seri-elastik)
Beban
Beban
Gambar 8-14 Hubungan antara komponen kontraktil dan komponen seri elastik
dalam menyalurkan tegangan otot ke tulang. Tegangan otot disalurkan ke tulang
melalui peregangan dan pengencangan tendon otot yang elastik akibat pemendekan
sarkomer yang ditimbulkan oleh siklus jembatan silang.
Ekstensi
rigo Origo
biseps triseps
iseps Triseps
berkontraksi berkontraksi
nsersi Insersi
biseps triseps
Kecepatan pemendekan
Beban maksimal (kecepatan
untuk pemendekan
i.nol,yi.kontraksi isometrik)
0
0
KONTRAKSI KONSENTRIK DAN EKSENTRIK
Beban
Gambar 8-16 Hubungan beban-kecepatan pada kontraksi konsentrik.
Kecepatan pemendekan menurun seiring dengan peningkatan beban.
286 8
Gaya
ke atas
kg
Biceps
ulcrum
eban for le er
Fulkrum
Lengan Lengan beban force of load
daya tuas tuas = 35 cm
Lengan
Gaya ke = 5 c,m
daya
tuas bawaht
Lever ratio
1: 7 (5 cm : 35 cm)
Lengan beban tuas
(a) enis sistem tuas tersering di tubuh (b) leksi sendi siku sebagai contoh kerja tuas di tubuh
Gambar -1 m a , a a erhatikan bah a rasio tuas panjang lengan da a terhadap lengan beban adalah cm cm ang
memperbesar jarak dan kecepatan gerakan tujuh kali jarak ang dipindahkan oleh otot tingkat pemendekan cm, jarak ang dipindahkan oleh tangan cm,
kecepatan pemendekan otot cm satuan aktu, kecepatan tangan cm satuan aktu , tetapi dengan pengorbanan berupa otot harus menghasilkan ga a tujuh
kali lipat daripada ga a ang ditimbulkan oleh beban ga a otot kg, beban kg .
ekuatan kontraksi suatu otot dapat ber ariasi
Neuron motorik
Serat otot
Spinal cord
KEY
= nit motorik
= nit motorik 2
= nit motorik
Gambar -1 - m r b a ra a
288 BAB 8
Frekuensi stimulasi dapat memengaruhi
tegangan yang dihasilkan oleh masing-
Kekuatan relatif kontraksi masing serat otot.
otot keseluruhan
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5
Jumlah unit motorik yang direkrut Jumlah unit motorik yang direkrut
(a) Perekrutan unit motorik kecil (b) Perekrutan unit motorik besar
Gambar 8-19 Perbandingan perekrutan unit motorik di otot rangka dengan unit motorik
kecil dan otot dengan unit motorik besar. (a) Peningkatan kekuatan kontraksi yang kecil terjadi PENJUMLAHAN KEDUTAN DAN TETANUS
selama perekrutan unit motorik pada otot dengan unit motorik kecil karena hanya terjadi
penambahan sedikit serat otot ketika tiap-tiap unit motorik direkrut. (b) Peningkatan kekuatan
kontraksi yang besar terjadi selama perekrutan unit motorik pada otot dengan unit motorik besar
karena serat otot yang dirangsang berjumlah sangat banyak pada perekrutan tiap-tiap unit motorik
tambahan.
Fisiologi Otot
etanus
Tegangan relatif
Penjumlahan Rangsangan
2 berhenti atau mutai
Aktivitas Kedutan kedutan
terjadi kelelahan.
kontraktil tunggal
0
+ 30
mebran (mV)
0
Potensial
Potensial
aksi –90
Jika sebuah serat otot Jika sebuah serat otot Jika serat otot dirangsang
dirangsang kembali setelah dirangsang kembali sedemikian cepat sehingga serat
berelaksasi sempurnaan, sebelum berelaksasi tersebut tidak memiliki kesempatan
kedutan kedua memiliki sempurna, kedutan beristirahat sama sekali di antara
kekuatan yang sama seperti kedua ditambahkan ke rangsangan, terjadi kontraksi
kedutan pertama. kedutan pertama, yang maksimal berkepanjangan yang
menghasilkan dikenal sebagai tetanus.
Time
(a) No summation (b)Penjumlahan kedutan (c) Tetanus
Gambar -20 ma a a a a
290 BAB 8
Kisaran perubahan
panjang yang
dapat terjadi tubuh
A
Otot Otot
memendek terenggang
KREATIN FOSFAT
3a
292 BAB 8
isep
kontraksi Bisep
berelaksasi
likogen
Sera otot 1 2
elama
ontraksi ela ation
kontraksi
Glikogen
Glukose
Pompa Ca2+
ATPase di retikulum
Darah
sarkoplsma
Selama
istirahat
(Sumber utama
ketika tidak
tersedia O2 3
c
3c Glcolisis ATP ATP
3 3
O2 ( umber segera)
aktat Piru at
O2 elama
O2
istirahat
Asem os orilasi
lemak oksidatif
ATP
Kreatin
reatin ATP ADP
Protein fosfat
b
3b
Asem amino jarang Creatine a
3a
kinase
CO2 H2O
Selama
kontraksi
1 elama kontraksi otot, TP diuraikan oleh miosin TPase untuk menjalankan kayuhan kuat
jembatan silang sebelum siklus lainnya dapat dimulai.
simpenan
lemak 2 elama relaksasi TP diperlukan untuk menjalankan pompa Ca2+ yang memindahkan Ca2+
kembali ke dalam kantung leteral retikulum sarkoplasma
3 alur metabolik yan memasok A yang diperlukan untuk melaksanakan kontraksi dan
relaksasi adalah
3a pemindahan fosfat berenergi tinggi dari kreatin os at ke P (sumber segera)
3b os orilasi oksidati (sumber utama jika ada 2), dijalankan oleh
glukosa yang berasal dari simpanan glikogen otot atau oleh glukosa dan asam lemak
yang disalurkan oleh darah dan
3c likolisis (sumber utama jika tidak ada 2). Piru at, produk akhir glikolisis, diubah
menjadi laktat ketika ketiadaan 2 menghambat pemrosesan lebih lanjut piru at oleh
jalur fosforilasi oksidatif.
Gambar -22 Jalur metabolik yang menghasilkan ATP digunakan selama kontraksi dan relaksasi otot
FOSFORILASI OKSIDATIF
3b
PRODUKSI LAKTAT
294 BAB 8
Peningkatan konsumsi oksigen diperlukan untuk
pulih dari olahraga.
terhadap kelelahan
Kapasitas fosforilasi Tinggi Tinggi Rendah
oksidatif
Enzim untuk glikolisis endah Sedang Tinggi
anaerob
Mitokondria Banyak Banyak Sedikit
Kapiler anyak Banyak Sedikit
Kandungan mioglobin Tinggi Tinggi Rendah
296 BAB 8
Serat oksidatif lambat Serat oksidatif cepat Serat glikolitik cepat
Kedutan cepat
Tegangan (% minimal)
Kedutan
lambat
PENGARUH TESTOSTERON
Serat otot banyak beradaptasi sebagai respons
terhadap kebutuhan yang dikenakan kepadanya.
HIPERTROFI OTOT
Pisiologi Otot
❚ elihat ebih ekat
pada isiolo i lahra a pakah tlet yang Menggunakan teroid
untuk Memperoleh eunggulan ompetitif
Menang atau alah
TLET-ATLET YANG IKUT SERTA DALAM OLAHRAGA ek Sampai pada Sistem ardio askular
ATAU KOMPETISI ELIT seperti Olimpiade diperiksa apakah Pemakaian steroid anabolik menimbulkan beberapa perubahan
apakah menggunakan obat-obat peningkat performa atau kardiovaskular yang meningkatkan risiko timbulnya aterosklerosis,
tidak, dan bagi yang menggunakan substansi yang dilarang oleh yang pada gilirannya berkaitan dengan peningkatan insiden serangan
federasi olahraga akan dikeluarkan dari keikutsertaannya atau jantung dan stroke (lihat h. 351).
kehilangan penghargaan yang telah didapatkannya. Salah satu
golongan obat tersebut adalah steroid androgenik anabolik (anabolik Efek samping pada hati
artinya "membentuk jaringan", androgenik artinya" menghasilkan pria",
Disfungsi hati sering terjadi pada pemakaian steroid dosis tinggi
dan steroidadalah suatu kelas hormon). Obat-obat ini berkaitan erat karena hati, yang secara normal menginaktifkan hormon steroid dan
dengan testosteron, hormon seks pria alami, yang berperan mendorong mempersiapkannya untuk diekskresikan melalui urine, mengalami
pembentukan massa otot khas pria. kelebihan beban oleh asupan steroid yang berlebihan. Insiden kanker
hati juga meningkat.
Meskipun pemakaiannya dilarang (memiliki steroid anabolik tanpa
resep dianggap melanggar hukum pada tahun 1991), bahan-bahan ini
ek sampin pada perilaku
digunakan oleh banyak atlet yang berkecimpung dalam bidang yang
memerlukan kekuatan misalnya angkat beban dan lari jarak dekat Pemakaian steroid anabolik mendorong perilaku agresif bahkan
dengan harapan menambah massa otot dan, karenanya, meningkatkan merusak apa yang disebut sebagai 'roid rages.
kekuatan otot. Baik atlet pria maupun wanita ada yang mengandalkan
bahan ini dalam upaya memperoleh keunggulan kompetitif. Para Efek Adiktif
binaragawan juga menggunakan steroid anabolik. Selain itu, para pakar Kekhawatiran baru adalah timbulnya ketagihan terhadap steroid
percaya bahwa obat pemacu prestasi ini digunakan secara luas dalam anabolik pada sebagian orang yang menyalah gunakan obat, ini. Pada
olahraga profesional seperti bola basket, sepak bola, baseball, satu penelitian,57% pemakai steroid dianggap ketagihan. Terlihatnya
bersepeda, dan hockey. Di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 1 juta kecenderungan mengalami kecanduan kimiawi terhadap steroid ini
orang yang menyalahgunakan steroid. Hal yang semakin memperumit mencemaskan karena potensi efek samping pada kesehatan
masalah, para ahli kimia gelap baru-baru ini menciptakan steroid meningkat seiring dengan pemakaian dosis tinggi jangka panjang,
sintetik pemacu prestasi yang tidak dapat dideteksi dengan uji-uji obat yaitu jenis pemakaian yang diperkirakan terjadi pada orang yang
standar. Sayangnya, pemakaian steroid anabolik telah menyebar ke kecanduan obat tersebut.
sekolah menengah atas di AS dan bahkan ke kelompok usia yang lebih
muda, dengan 10% pria dan 3 % wanita atlet SMA menggunakan Karena itu, atas alasan kesehatan, bahkan tanpa
steroid yang terlarang. Pengelola hotline penyalahgunaan steroid di mempertimbangkan masalah hukum dan etis, orang sebaiknya tidak
National Steroid Research Center melaporkan pernah menerima menggunakan steroid anabolik. Namun, masalah ini tampaknya
permintaan pertolongan dari pemakai yang baru berusia 12 tahun. semakin memburuk. Saat ini, pasar gelap internasional untuk steroid
anabolik diperkirakan telah mencapai 1 miliar $ per tahun.
Studi-studi telah mengonfirmasi bahwa steroid dapat meningkatkan
massa otot jika digunakan dalam jumlah besar dan diiringi oleh latihan Cara Curang Lain untuk Meningkatkan Massa Otot
berat. Namun, efek samping obat ini melebihi semua keuntungan yang Atlet yang mencari keunggulan kompetitif artifisial juga menggunakan
diperoleh. tindakan curang lain selain menggunakan steroid anabolik, misalnya
memakai hormon eritropoietin (lihat h. 414) untuk mendorong produksi
Efek Samping pada Sistem Reproduksi tambahan sel darah merah pengangkut O2 atau menggunakan hormon
Pada pria, sekresi testosteron dan produksi sperma oleh testis dalam pertumbuhan manusia untuk meningkatkan pembentukan otot. Hal
keadaan normal dikontrol oleh hormon-hormon dari kelenjar hipofisis yang lebih mengkhawatirkan, para ilmuwan memperkirakan bahwa
anterior. Melalui mekanisme umpan-balik negatif, testosteron cara curang lain di masa mendatang adalah doping gen. pi
menghambat sekresi hormon-hormon pengontrol ini sehingga kadar merujuk kepada terapi gen yang ditujukan untuk meningkatkan prestasi
testosteron dalam darah dipertahankan konstan. Hipofisis anterior juga atletik, misalnya dengan mendorong produksi bahan alami yang
dihambat oleh steroid androgenik yang masuk sebagai obat. Karena menumbuhkan otot (misalnya, insulin-like growth factor 1); dengan
testis tidak mendapat stimulasi normal dari hipofisis anterior, sekresi menghambat produksi miostatin, suatu bahan kimia tubuh alami yang
testosteron dan produksi sperma berkurang dan testis mengecil. mengerem pertumbuhan otot; atau dengan memacu daya tahan
Penyalahgunaan hormon ini juga dapat mempermudah timbulnya dengan memengaruhi reseptor inti PPAR-6, yang mengatur gen yang
kanker testis dan kelenjar prostat. berperan dalam penggunaan energi, kerja insulin, dan metabolisme
Pada wanita, yang normalnya tidak memiliki hormon androgenik otot. Karena bahan-bahan kimia ini terdapat secara alami di dalam
poten, obat-obat steroid anabolik tidak hanya mendorong massa dan tubuh, deteksi doping gen akan merupakan tantangan tersendiri.
kekuatan otot "tipe pria" tetapi juga "memaskulinkan" penggunanya Untuk menyeimbangi antara pembuat kebijakan dan atlet pendoping,
melalui cara lain, seperti dengan menginduksi pertumbuhan rambut di World Anti-Doping Agency (WADA) pada tahun 2009 memperkenalkan
wajah dan dengan menurunkan nada suara. Selain itu, inhibisi hipofisis pedoman athlete biological passport (ABP) yang didasarkan pada
anterior oleh obat androgenik menekan pengeluaran hormon yang pemeriksaan darah yang dilakukan sembilan kali dalam setahun untuk
mengontrol fungsi ovarium. Akibatnya adalah kegagalan ovulasi, melihat konsekuensi fisiologis doping dan bukan memeriksa zat doping
ketidakteraturan haid, dan penurunan sekresi hormon seks wanita itu sendiri. Setiap perubahan yang mencurigakan pada pola dasar atlet
penentu sifat feminin. Penurunan hormon-hormon ini mengurangi ukuran tersebut memberikan tanda untuk pemeriksaan selajutnya. ABP
payudara dan karakteristik wanita lainnya. digunakan selain pemeriksaan yang tradisional pada obat-obat tertentu.
ATROFI OTOT
❚ A Penentu Tegangan Otot
Keseluruhan pada Otot Rangka
1. Jelaskan perbedaan antara serat otot pada daging kaki kalkun (oksidatif
lambat) dan serat otot pada dada kalkun (glikolitik cepat).
Diskusikan kontribusi relatif kreatin fosfat, glikolisis, dan fosforilasi
2. oksidatif pada produksi ATP selama lari maraton.
isiolo i tot
❚ Konsep antangan
dan Kotro ersi Distrofi Otot: Ketika Satu Langkah
Kecil Menjadi Begitu Berarti
ARAPANPENGOBATAN berada dimasa mendatang bagi Otot distrofik ditandai oleh tidak adanya distrofin. Meskipun protein
distrofi otot(DO), suatu penyakit pelisutan otot yang ini hanya membentuk 0,002% jumlah total protein otot rangka,
mematikan dan terutama menyerang anak laki-laki serta me- keberadaannya sangat penting dalam mempertahankan integritas
nyebabkan kematian pada usia sebelum 30 tahun.
membran sel otot. Ketiadaan distrofin menyebabkan kebocoran terus
Gejala menerusCa2+ ke dalam sel otot. Ca2+ ini mengaktifkan berbagai
protease, enzim pemutus protein yang merusak serat otot. Kerusakan
Distrofi otot mencakup lebih dari 30 kelainan patologis herediter, yang
yang terjadi menyebabkan otot menciut dan akhirnya fibrosis yang
semuanya memperlihatkan degenerasi progresif elemen kontraktil dan
menandai penyakit ini.
penggantiannya oleh jaringan fibrosa. Penciutan otot secara gradual
ditandai oleh kelemahan progresif dalam periode beberapa tahun. Dengan ditemukannya gen distrofin dan defisiensinya pada DOD,
Biasanya pasien DO mulai memperlihatkan gejala kelemahan otot muncul harapan bahwa para ilmuwan suatu saat dapat mengganti
pada usia sekitar 2 atau 3 tahun, menjadi tergantung pada kursi roda protein yang hilang ini pada otot pengidapnya yang berusia muda.
pada usia 10 hingga 12 tahun, dan meninggal dalam 15 tahun Meskipun penyakit ini masih dianggap tidak dapat diobati dan
berikutnya akibat kegagalan pernapasan ketika otot-otot pernapasan mematikan, para peneliti terus berupaya mengintervensi kerusakan
menjadi terlalu lemah atau akibat gagal jantung ketika otot jantung otot yang tiada henti ini.
menjadi terlalu lemah.
Pendekatan Terapi Gen
Penyebab Salah satu pendekatan yang mungkin adalah "gene fix': Pada terapi
Penyakit ini disebabkan oleh cacat genetik resesif di kromosom seks gen, gen-gen sehat biasanya dimasukkan kesel defektifdengan mengg
X, yang hanya terdapat satu salinan pada pria. (Pria memiliki unakan virus. Virus bekerja dengan menginvasi sel tubuh dan
kromosom seks XY; wanita memiliki kromosom seks XX). Jika seorang memengaruhi perangkat genetik sel. Dengan cara ini, virus
pria mewarisi dari ibunya sebuah kromosom X yang mengandung gen mengarahkan sel pejamu untuk menyintesis protein-protein yang
distrofik cacat ini, ia ditakdirkan mengidap penyakit, yang mengenai dibutuhkan untuk replikasi virus. Dengan terapi gen, gen yang
satu dari setiap 3500 anak laki-laki di seluruh dunia. Untuk mengidap diinginkan disisipkan ke dalam v rus yang telah dilemahkan yang tidak
penyakit ini, wanita harus mewarisi kromosom X pembawa gen dapat menyebabkan penyakit tetapi masih dapat masuk ke dalam sel
distrofik ini dari kedua orang tuanya, suatu kejadian yang sangat sasaran dan mengambil alih perintah genetik.
langka. Salah satu tantangan besar bagi terapi gen untuk DOD adalah
Gen defektif yang berperan menimbulkan distrofi otot Duchenne banyaknya gen distrofin. Gen ini, yang panjangnya lebih dari 3 juta
(DOD), bentuk penyakit yang tersering dan paling fatal, diketahui pada pasangan basa, adalah gen terbesar yang pernah ditemukan. Gen ini
tidak dapat masuk ke dalam virus yang biasa digunakan untuk
tahun 1986. Gen ini dalam keadaan normal menghasilkan distrofin,
memasukkan gen ke sel—virus-virus ini hanya memiliki ruang untuk
suatu protein besar yang menghasilkan stabilitas struktural pada
gen yang ukurannya seperseribu dari gen distrofin. Karena itu, para
membran plasma sel otot. Distrofin adalah bagian suatu kompleks peneliti menciptakan suatu minigen yang seribu kali lebih kecil
protein terkait-membran yang merupakan penghubung mekanis antara daripada gen distrofin tetapi masih mengandung komponen-komponen
aktin, suatu komponen utama sitoskeleton internal sel otot, dan matriks yang esensial
ekstrasel, yaitu anyaman penunjang eksternal (lihat h. 65). Penguatan
mekanis membran plasma ini memungkinkan sel otot menahan dan
regangan yang terjadi selama siklus berulang kontraksi dan
peregangan.
2c
300 BAB 8
untuk mengarahkan sintesis distrofin. Minigen ini dapat masuk ke yaitu, utrofin tambahan tersebut tersebar ke seluruh membran sel otot
dalam virus pembawa. Penyuntikan bahan ini dapat menghentikan dan tempat bahan ini mengambil alih tanggung jawab distrofin. Hasilnya
bahkan memulihkan perkembangan DOD pada hewan percobaan. Uji adalah perbaikan homeostasis Ca2+, peningkatan kekuatan otot, dan
klinis terapi gen pada manusia belum selesai. penurunan mencolok tanda-tanda mikroskopik degenerasi otot. Para
peneliti kini berlomba-lomba menemukan obat yang akan memicu sel
endekatan ransplantasi Sel otot memproduksi utrofin dalam jumlah besar, dengan harapan bahwa
hal tersebut dapat mencegah atau bahkan memulihkan penciutan otot
Pendekatan lain adalah dengan menggunakan penyuntikan sel yang
yang menandai penyakit mematikan ini.
dapat secara fungsional menyelamatkan jaringan otot distrofik. Mioblas
adalah sel belum-berdiferensiasi yang menyatu untuk membentuk sel
otot rangka multinukleus besar selama masa mudigah. Setelah lahir, endekatan pembalut A
masih terdapat sejumlah kecil sel punca yang dikenal sebagai sel Pendekatan terkini yang paling menjanjikan adalah pembiaran bagian
satelit di dekat permukaan otot. Sel satelit dapat diaktifkan untuk RNA messenger yang membawa pesan cacat dari DNA termutasi yang
membentuk mioblas, yang kemudian dapat menyatu untuk membentuk menyebabkan gagalnya sintesis distrofin. Jika potongan nukleotida
sel otot rangka baru untuk menggantikan sel yang rusak. Namun, jika yang telah disiapkan khusus yang mengikat bagian RNA messenger
kehilangan sel otot berlangsung luas, seperti pada DO, mekanisme yang ditranskripsikan dari bagian DNA yang cacat diinjeksikan secara
yang terbatas ini kurang memadai untuk mengganti semua serat yang intramuskular, potongan ini menutupi bagian RNA messenger yang
hilang. cacat. Bagian RNA messenger yang telah dimodifikasi ini yang kini
telah "dibalur nantinya akan dilewatkan selama translasi ketika protein
Salah satu pendekatan terapetik untuk DO yang sedang dalam
sedang disintesis. Hasilnya adalah jenis protein distrofin yang telah
penelitian adalah transplantasi mioblas penghasil distrofin yang
dimodifikasi yang telah diperpendek tetapi sering kali masih fungsional.
dipanen dari biopsi otot donor sehat ke dalam otot pasien yang sakit.
Para peneliti disemangati oleh penelitian pada hewan dan penelitian
Peneliti lain menggantungkan harapan mereka pada pemberian sel
awal pada manusia yang memperlihatkan bahwa distrofin diproduksi
satelit atau sel punca dewasa yang telah berdiferensiasi parsial yang
setelah injeksi dengan balutan RNA ini.
dapat diubah menjadi sel otot sehat (lihat h. 10).
Tingkat korteks
Nukleus
Daerah sensorik basal
Korteks motorik primer
korteks
Tingkat
subkorteks
Nukleus basal Talamus Serebulum
Talamus
Batang otak
serebelum
Tingkat batang Nukles batang otak
(termaksud formasio Medula spinalis
otak
retikularis dan vestibularis).
2c
Tingkat
medula 2a 2b
Afferent neuron
spinalis Motor neurons
terminals
1 2
Perifer
Gerakan
1 SSP secara terus-menerus diberi 2 Gerakan motorik dikontrol oleh masukan ke neuron motorik dari
tahu tentang panjang dan tegangan
otot serta proses-proses lain di 2a Ujung neuron aferen di tingkat medula spinalis,
perifer melalui jalur-jalur yang 2b Korteks motorik primer, melalui sistem motorik kortikospinalis, dan
menghantarkan masukan aferen,
sehingga SSP dapat memrogram 2c Nukleus batang otak, yang berfungsi sebagai penghubung
aktivitas otot rangka yang terakhir dalam sistem motorik multineuron kompleks yang
terkoordinasi dan bertujuan. melibatkan banyak bagian otak.
Kunci
Jalur aferen =Sistem motorik kortikospinalis = Sistem motorik multineuron = Jalur eferen
ambar ontrol motorik. Tanda panah mengisyaratkan kontrol, eksitatorik atau inhibitorik; hubungan tidak harus langsung, tetapi mungkin melibatkan antarneuron.
302 BAB 8
Kapsul
Akson neuron
Serat otot intrafusal
motorik alfa
(gelendong)
Akson neuron
motorik gama
Akson neuron
aferen
Organ tendon
Golgi Kolagen
Tendon
Tulang
Medula
spinalis
Serat
gelendong
otot intrafusal
(a) Jalur-jalur yang berperan dalam refleks regang monosinaps dan koaktivasi neuron motorik alfa dan gama
Otot berelaksasi; serat Otot berkontraksi pada situasi Otot berkontraksi pada situasi
gelendong peka terhadap hipotetis ketika tidak terdapat normal koaktivasi gelendong;
peregangan otot kaktivasi gelendong: serat serat gelendong yang
gelendong yang melemas berkontraksi peka terhadap
tidak pekat erhadap peregangan otot.
peregangan otot.
304 BAB 8
tot ekstensor ekendong
lutut(kuadriseps otot
femios)
Tendon patela
Neuron motorik
alfa
Gambar -2 Refleks tendon patela (suatu refleks regang). Ketukan pada tendon patela dengan palu karet
meregangkan gelendong otot di otot kuadriseps femoris. Refleks regang monosinaps yang terjadi menyebabkan
kontraksi otot ekstensor ini, menghasifkan respons regang lutut yang khas
Karakteristik Otot Rangka Otot Polos Multiunit Otot Polos Unit Tunggal Otot Jantung
Letak Melekat ke tulang Pembuluh darah besar, Dinding organ berongga di Hanya di jantung
saluran napas halus, saluran cerna, reproduksi,
mata, dan folikel rambut dan kemih serta
dipembuluh darah halus
Tingkat kontrol Di bawah kontrol Di bawah kontrol Di bawah kontrol Di bawah kontrol
volunter,juga dipengarhi involunter involunter involunter
oleh kontrol bawah sadar
306 BAB 8
Otot jantung
Mekanisme ker a Reposisi fisik secara kimiawi Secara kimiawi Reposisi fisik kompleks
a kompleks troponin- menyebabkan menyebabkan troponin-tropomiosin
fosforilasi jembatan fosforilasi jembatan
tropomiosin untuk
silang miosin sehingga
memajankan tempat silang miosin sehingga
jembatan tersebut
pengikatan jembatan jembatan tersebut
dapat berikatan dengan
silang aktin aktin dapat berikan dengan
aktin
Adanya Taut Celah Tidak a (sangat sedikit) Ya Ya
ATP digunakan Ya Ya Ya Ya
langsung oleh
perangkat kontraksil
Aktivitas miosin Cepat atau lambat Sangat lambat Sangat lambat Lambat
ATPase; kecepatan bergantung pada jenis
kontraksi serat
Cara gradasi terjadi Variasi jumlah unit Variasi jumlah serat Variasi konsentrasi Ca2+ Variasi panjang serat
motorik yang sitosol melalui aktivitas
otot yang (bergantung pada tingkat
berkontraksi miogenik dan pengaruh
berkontraksi dan pengisian rangga jantung)
(rekrutmen unit sistem saraf autonon,
konsentrasi Ca2+ dan variasi konsentrasi Ca2+
motorik) dan frekuensi hormon,regangan
sitosol di satiap serat sitotol melalui pengaruh
stimulasinya mekanis dan metabolit
oleh pengaruh autonom,hormon, dan
(penjumlahan kedutan) lokal
autonom dan hormon metabolit lokal
Adanya tonus
tanpa rangsangan
eksternal
Hubungan panjang-
tegangan yang jelas
308 BAB 8
adan erkas filamen atu unit konraktil yang atu unit kontraktil
padat tebal dan tipis berelaksasi memanjang yang berkontraksi
dari sisi ke sisi
Membran
plasma
ilamen ilamen
tipis tebal
ilamen
tipis
ilamen
tebal
Kalmodulin Ca2+-kalmodulin
y
berikan den an P
erg
aktin i P jembatan silang
En
i
Peningkatan Ca2+
Peningkatan Ca2+
sitosal (seluruh ya dari
sitosol (terutama dari
retikulum sarkapla ma
cairan ekstrasel)
intrasel)
P
i
ontraksi ontraksi
310 BAB 8
Otot polos unit tunggal bersifat miogenik
POTENSIAL PEMACU
Time ( )
(a) Pacemaker potential
potensial aksi
Potensial membran (mV)
otensial amban
aktu (mnt)
(b) Potensial gelombong lambat
Gambar - 2 Aktivitas listrik yang terbentuk spontan di otot polos. (a) Pada
potensial pemacu, membran secara perlahan mengalami depolarisasi ke
ambang secara periodik tanpa rangsangan saraf apapun. Depolarisasi teratur
ini secara siklis memicu potensial aksi spontan. (b) Pada potensial gelombang
lambat, membran secara gradual mengalami hiperpolarisasi dan depolarisasi
spontan bergantian. Terjadi letupan potensial aksi jilca depolarisasi membawa
membran ke ambang.
A A A A A V AS S
312
Mitokonria
Neurotrans
mileter
L
Varikositas
el otot polos
314
kerongkongan adalah otot rangka), dan bernapas untuk memperoleh 2 emua sistem lain di tubuh, kecuali sistem imun (pertahanan),
dan membuang C 2 (otot pernapasan adalah otot rangka). bergantung pada komponen otot non rangka agar dapat
Pembentukan panas oleh kontraksi otot rangka juga merupakan sumber melaksanakan fungsi homeostatik mereka. ebagai contoh, kontraksi
utama produksi panas dalam mempertahankan suhu tubuh. tot rangka otot jantung di jantung mendorong darah masuk ke dalam pembuluh
juga melaksanakan banyak akti itas non homeostatik yang darah, dan kontraksi otot polos di lambung dan usus mendorong
memungkinkan kita bekerja dan bermain misalnya, mengoperasikan makanan yang tertelan menelusuri saluran cerna dengan kecepatan
peralatan atau bersepeda sehingga kita dapat memberi kontribusi pada yang sesuai dengan sekresi berbagai getah pencernaan yang
masyarakat dan menikmati diri sediri. dikeluarkan di sepanjang rute untuk menguraikan makanan menjadi
satuan satuan yang dapat digunakan.
A-27.
!
" 1 # 2 1 ! 2
■ Pembentukan dan penyesuaian perintah motorik bergantungpada ■ Otot jantung hanya ditemukan di jantung. Otot ini memiiiki serat
masukan aferen kontinu, terutama umpan-balik mengenai perubahan- lurik yang sangat terorganisasi seperti otot rangka. Seperti otot polos
perubahan pada panjang otot (dipantau oleh gefendong otot) dan unit tunggal, sebagian serat otot jantung yang khusus dan dapat
tegangan otot (dipantau oleh organ tendon Golgi). (Lihat Gambar 8-25. ) terangsang sendiri dapat menghasilkan potensial aksi, yang menyebar
ke seluruh jantung melalui bantuan taut celah (Lihat Tabel 8-3.)
Angiogram sinar-X berwarna jantung sehat. Penyuntikan
pewarna yang terlihat di gambar sinar-X digunakan untuk
memeriksa pembuluh darah yang mendarahi otot jantung. DI slni
diperlihatkan arteri koronaria kiri (biru) yang mendarahi banyak
bagian jantung
9
Zephyr/Photo Researchers, Inc.
Fisiologi Jantung
Pokok-Pokok Homeostasis
Untuk mempertahankan homeostasis, materi esensial seperti O2 dan nutrien harus
SEKILAS ISI
9.1 Anatomi Jantung
diangkut secara terus-menerus dari lingkungan luar dan dihantarkan ke sel, dan sisa-
9.2 Aktivitas Listrik Jantung sisa metabolit harus dibuang terus-menerus. Selain itu, panas berlebih yang
9.3 Peristiwa Mekanis Siklus Jantung dihasilkan otot harus diangkut ke kulit tempat panas dilepaskan tubuh untuk memba
9.4 Curah Jantung dan Kontrolnya tu mempertahankan suhu tubuh. Homeostasis juga tergantung pada transfer hormon, yang
9.5 Pemberian Nutrisi Otot Jantung merupakan pengatur caraka kimia yang penting, dari tempat produksinya ke tempat kerjanya.
Sistem sirkulasi, yang berperan terhadap homeostasis dengan berperan sebagai sistem
pengangkut di tubuh, terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan darah.
Seluruh jaringan tubuh terus-menerus bergantung pada aliran darah penyokong yang
disediakan oleh jantung dengan berkontraksi, atau memompa darah. Jantung menyediakan
darah melalui pembuluh darah untuk dialirkan ke jaringan dalam jumlah yang mencukupi, baik
tubuh dalam keadaan istirahat maupun melakukan suatu latihan berat.
Sirkulasi
| Anatomi Jantung
sistematik
9.1
Anyaman kapiler
bagian atas tubuh
Arteri sistematik
(kebagian tubuh)
Sirkulasi Sirkulasi
paru paru
vena
sistematik Aorta
Arteri
Arteri paru
paru
Anyaman kapiler
Anyaman kapiler Arteri
paru kanan vena sitematik paru kiri
sistematik (kebagian
tubuh)
Anyaman kapiler
bagian bawah
tubuh
Sirkulasi
Sistematik
KUNCI
darah kaya-O2 = darah kurang-O2
Gambar 9-1 Sirkulasi paru dan sistemik dalam hubungannya dengan jantung. Sistem sirkulasi
terdiri dari dua lengkung vaskular terpisah: sirkulasi paru, yang membawa darah antara jantung dan paru;
dan sirkulasi sistemik, yang membawa darah antara jantung dan sistem organ. Masing-masing lengkung
ini membentuk angka "8", dengan sirkulasi paru secara bersamaan mendarahi paru kanan dan kiri dan
sirkulasi sistemik secara bersamaan mendarahi bagian atas dan bagian bawah tubuh
BAB 9
Ke sirkulasi sistemik
(ke bagian atas tubuh)
Vena kava superior
(mengembalikan Aorta
darah dari kepala,
Arteri pulmonaris
ekstremitas atas)
kanan dan kiri (ke
paru
Vena pulmonaris Dinding Dinding
kanan Vena pulmonalis kiri ventrikel ventrikel
mengembalikan (mengembalikan kanan kiri
darah dari paru) darah dari paru kiri)
Katup semilunar
paru(tampak Atrium kiri
terbuka) Katup semilunar aorta
Atrium kanan (tampak terbuka0
Katup atriovertikal
Katup atrioventrikel kiri
kanan(tampak terbuka) (tampak terbuka)
Ventrikel kanan
Ventrikel kiri
Vena kava inferior
Septum
(mengembalikan darah
dari tubuh, tungkai) KUNCI
darah kaya O2
Ke sirkulasi sistemik
(bagian bawah tubuh) darah miskin O2
Organ
Saluran Sirkulasi Sirkulasi
sistemik Otak Ginjal Otot Paru
cerna sistematik paru
lain
etika tekanan di
belakang katup lebih
tinggi, katup membuka.
ke arah berlawanan
BAB 9
Aorta
Arteri pulmonaris
Vena kava superior
Katup pulmonaris
Vena pulmonaris
Atrium kiri
Vena pulmonaris
Katup AV kiri
Atrium kanan
Katup aorta
Otot papilaris
Ventrikel kiri
Ventrikel kanan
VENA Sekat
antarventrikel
Ventrikel kanan
"lapisan"
Otot papilaris tahan-
bocor
(c) Pencegahan eversi katup AV (d)Pencegahan eversi katubp semilunaris
Gambar -4 atup jantung. ersi katup dicegah oleh tegangan di daun katup ang ditimbulkan oleh
korda tendinae ketika otot papilaris berkontraksi. Ketika daun katup semilunar thdorong menutup, tepi-tepi
mereka menutup secara pas dalam suatu anyaman tahan-bocor yang mencegah eversi daun katup.
326 BAB 9
Periksa Pemahaman Anda 9.1
1. Gambarkan hubungan sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik dengan
ruangan-ruangan jantung secara skematik.
2. Berikan nama dan bahas fungsi keempat katup jantung.
10
K
+ou
Ca2+in
20
t
potensia
30 a ambang
a
40 C2+a
in
50 a N+ a
a in
epolarisasi
60
lambat
a (potensial
pemacu)
POTENSIAL PEMACU DAN POTENSIAL AKSI Di SEL OTORITMlK
aktu (mdtk)
anal funny
anal Ca2+ enis transien
anal Ca2+ bertahan lama
ambar Akti itas pemacu sel otoritmik antun . Paruh pertama potensial
pemacu disebabkan oleh kanal funny unik yang membuka, yang mengi inkan arus Na
+ ke dalam, bersamaan dengan menutupnya saluran + yang mengurangi arus +
keluar. Paruh kedua potensial pemacu disebabkan oleh terbukanya kanal Ca2+ tipe T.
ika ambang telah tercapai, fase naik potensial aksi disebabkan ofeh pembukaan
kanal Ca2+ tipe , sedangkan fase turun disebabkan oleh membukanya kanal +.
jalur
Jalur
antartrium antarium
Nodus
Nodus atrioventrikel
sinoatriu (AV) Nodus SA Nodus AV
m(SA)
Atrium kiri atrium kanan atrium kiri
Atrium
kanan Jalur
Cabang kiri Berkas His
Jalur antarnodus
berkas His
antarnodus
Jalur fibrosa
yang secara
Ventrikel kanan Ventrikel kiri Ventrikel kiri
elektris bersifat
nonkonduktif
Cabang kanan Serat Purkinje Ventrikel kanan Serat
berkas His purkinje
BAB 9
AKTIVITAS PEMACU ABNORMAL J
70–80
40–60
20–40
* engan keberadaan tonus parasimpatis lihat h. 2 dan h. .
(a) Aktivitas pemacu normal: Seluruh gerbong akan berjalan 70 mpj (laju jantung ditetapkan oleh nodus SA, yaitu jaringan otoritmik tercepat).
(b)Aktivitas pemacu diambil alih oleh nodus AV jika nodus SA menjadi nonfungsional: Gerbong akan berjalan 50 mpj (jaringan
otoritmik tercepat kedua. nodus AV, akan menentukan kecepatan denyut jantung.
V
sA
du
No mph “Nodus AV "keluar rel"”
50
(c) Pada blokade jantung komplet, laju ventrikel diambil alih oleh jaringan otoritmik ventrikel yang lebih lambat: Bagian pertama
gerbong akan melaju dengan kecepatan 70 mpj; bagian terakhir akan berjalan 30 mpj (atrium akan dijalankan oleh nodus SA;
ventrikel akan berjalan dengan iramanya sendiri yang jauh lebih lambat).
(d) Aktivitas pemacu diambil alih oleh fokus ektopik: Kereta akan dijalankan oleh fokus ektopik, yang kini melaju lebih cepat daripada
nodus SA (jantung keseluruhan akan dijalankan lebih cepat oleh pemacu abnormal).
ambar Analo i akti itas pemacu. Pada blokade jantung komplet (c), ketika laju entrikel diambil alih oleh jaringan otoritmik entrikel yang lebih
lambat, laju atrium (tidak digambarkan) tetap dijalankan oleh nodus .
336 BAB
EKSITASI ATRIUM
EKSITASI VENTRIKEL
i luar buku ini, jenis kanal ini sering disebut sebagai inward rectifierchannel, dan kanal
biasa yang sebentar lagi ffibahas disebut delayed rectifier + channel
K
30
+
ut 2+, L; K+ (transien dan bocor )
fas Ca
o
t Ca2+
in slo
a
0 (berpintu
plautea
potensial listrik biasa)
aksi
K+
Potensial
a ambang
70
. (berpintu Masuknya kalsium dari CES memicu pelepasan Ca
listrik biasa) t s yang jauh lebih besar dari retikulum sarkoplasma.
90 (bocor)
2
Gambar 9-10 Potensial aksi di sel kontraktil otot jantung. Potensial aksi di
sel kontraktil jantung sangat berbeda dengan potensial aksi di sel otoritmik
jantung (bandingkan dengan Gambar 9-7). Fase naik yang cepat pada potensial
aksi di sel kontraktil adalah hasil masuknya Na+ pada pembukaan kanal Na*
cepat pada ambang. Repolarisasi awal dan singkat setelah potensial mencapai
puncaknya disebabkan oleh efluks K+ yang terbatas pada pembukaan kanal K+
transien, bersamaan dengan inaktivasi kanal Na+. Fase palteau yang
memanjang adalah akibat masuknya Ca2+ secara perlahan pada pembukaan
kanal Ca2+ tipe-L, bersama dengan berkurangnya efluks K+ pada penutupan
beberapa jenis kanal K+. Fase menurun yang cepat disebabkan oleh efluks K+
pada pada pembukaan kanal K+ berpintu listrik biasa, seperti pada sel peka-
rangsang lainnya. Potensial istirahat dipertahankan oleh pembukaan kanal K+
bocor.
332 BAB 9
Polensial aksi di
sel kontraktil mV
jantung
Waktu
Turun menyusuri
tubulus T
Ca2+ Ca2+
Ca2+
Ca2+sitosol
Ca2+
Kompleks troponin-
Iropomiosin di filamen
tipis bergeser ke sisi
Siklus jembatan
silang antara filamen
tebal dan tipis
Periode
refrakter
334 BAB 9
Sadapan I:
lengan kanan
ke lengan kiri
aVR: lengan kanan aVL: lengan kiri
V1 V2 V6
V3 V V5
4
Elektroda tanah
KELAINAN KECEPATAN
KELAINAN IRAMA
Gelombang P=
depolarisasi
200 msec
T
P P
Q
S
Gelombang T =
Repolarisasi Kompleks QRS =
ventrikel Depolarisasi ventrikel
(alrium secara
bersamaan menga(ami
repolarisasi)
ST segment =
Saat ventrikel
berkontraksi dan
mengosongkan isinya
Gambar 9-14 Bentuk gelombang elektrokardiogram di sadapan II dan status listrik jantung yang berkaitan dengan setiap gelombang.
336 BA
KECEPATAN DAN IRAMA NORMAL
1 mV
1 sec
KELAINAN KECEPATAN
Takikardia
KELAINAN IRAMA
Ekstrasistol (kontraksi ventrikel prematur)
Fibrilasi ventrikel
P P P P P P P P P
MIOPATI JANTUNG
n ark miokardium (seran an antun )
MIOPATI JANTUNG
U
JI STRES,ATAU UJI OLAHRAGA BERTAHAP, terutama positif palsu yang lebih tinggi, dengan spesifisitas menjadi
dilakukan untuk membantu dalam diagnosis atau kuantifikasi lebih rendah, yaitu sekitar 70%.
penyakit jantung atau paru serta untuk mengevaluasi kapasitas
fungsional pada orang pada orang asimtomatik.pemerikasaan Sensitivitas uji memiliki arti bahwa orang dengan penyakit
ini biasanya dilakukan di treadmill bermotor atau ergometer sepeda teridentifikasi secara benar dan hasil negatif palsunya sedikit.
(sepeda statis dengan resistensi bervariasi). Intensitas beban kerja Sensitivitas uji stres dilaporkan sebesar 60% hingga 80%; yaitu, jika
(seberapa berat subjek bekerja) disesuaikan dengan secara progresif 100 orang dengan penyakit jantung diperiksa, 60 hingga 80 akan
meningkatkan kecepatan dan kemiringan treadmill atau dengan teridentifikasi dengan benar, tetapi 20 hingga 40 akan memberi hasii uji
meningkatkan frekuensi dan resistensi sepeda statis. Uji dimulai dari negatif palsu. Meskipun uji stres sekarang menjadi alat diagnostik yang
intensitas rendah dan dilanjutkan hingga beban-kerja tertentu dicapai, penting, cara ini hanyalah salah satudari beberapa pemeriksaan yang
gejala fisiologik muncul, atau subjek terlalu lelah untuk melanjutkan digunakan untuk menentukan keberadaan penyakit arteri koronaria
pemeriksaan. Uji stres juga dilakukan pada orang yang tidak dicurigai mengidap
Selama uji diagnostik, pasien dipantau dengan EKG, dan tekanan penyakit jantung atau paru untuk menentukan kapasitas fungsional
darah diperiksa setiap menit. Uji dianggap positif jika terjadi kelainan mereka saat ini. Uji fungsional ini dilakukan seperti uji diagnostik tetapi
EKG (misalnya depresi segmen ST, gelombang T terbalik, atau aritmia dipandu oleh ahli fisiologi olahraga dan dokter tidak harus ada. Uji ini
yang berba haya) atau muncul gejala fisik misalnya nyeri dada. Uji yang digunakan untuk menentukan resep olahraga yang aman, untuk
dianggap positif pada seseorang yang tidak mengidap penyakit jantung membantu atlet memperoleh program latihan yang optimal, dan untuk
disebut uji positif palsu. Pada pria, uji positif palsu terjadi hanya pada berfungsi sebagai alat riset untuk mengevaluasi efektivitas suatu
sekitar 10 hingga 20% waktu sehingga uji stres diagnostik untuk pria program latihan. Uji stres fungsional semakin banyak dilakukan dengan
memiliki spesifisitas 80% hingga 90%. Wanita mernperlihatkan angka uji semakin banyaknya orang mengikuti program kesehatan berbasis
positif palsu yang lebih tinggi, dengan spesifisitas menjadi lebih rendah rumah sakit atau masyarakat untuk mencegah penyakit.
338 BAB 9
Gambar 9-16 Siklusjantung. Grafik Sistol Diastol
ini memperlihatkan berbagai kejadian ventrikel ventrikel
yang berlangsung bersamaan selama
siklus jantung. Ikutilah setiap garis 8
horizontal untuk melihat perubahan QRS
yang berlangsung pada 16
3 25
elektrokardiogram; tekanan aorta, P T
ventrikel, dan atrium; volume ventrikel; lektrokardio ram
dan bunyi jantung di sepanjang siklus.
Fase
Diperlihatkan paruh terakhir diastol,
120 injeksi
satu sistol dan diastol penuh (satu
siklus penuh jantung), dan sistol 13
berikutnya untuk sisi kiri jantung. 18
Ikutilah setiap garis vertikal ke arah 100
bawah untuk melihat apa yang terjadi 17
Tekanan aorta
bersamaan di masing-masing faktor di 12
(mm Hg)
atas selama masing-masing fase siklus 80
isovolumetyrik
Relaksasi ventrikel
jantung.Lihat teks (h. 338-341) untuk
penjelasan terperinci mengenai angka-
angka. Sketsa jantung menggambarkan 60
Kontraksi ventrikel
aliran darah miskin- O2 (biru tua) dan 19
kaya- O2 (merah terang) yang masuk
Tekanan ventrikel
isovolumetrik
dan keluar ventrikel selama siklus 10
kiri (mm Hg) 40
jantung.
20
9
Tekanan atrium 4
1
kiri (mm Hg) 0 22
5 21
Volume 7 11 Fase pengisian
135 diastol ventrikel
akhir-
Volume ventrikel 2 6 14
kiri (mL)
24 Pengisian
lambat
23
Volume Pengisian
sistol 20
65 cepat
akhir 15
Tidak ada suara
1st 2nd 1st 2nd
Bunyi jantung
(a) (b) (c) (d) (e) (a) (b) (c) (d) (e)
Atrium
kiri
Atrium
kanan
Ventrikel
kanan Ventrikel
kanan
(a) Pengisian pasif selama (b) Kontraksi (c) Kontraksi ventrikel (d) Ejeksi ventrikel (e) Relaksasi ventrikel
diastol ventrikel dan atrium atrium isovolumetrik isovolumetrik
13
14
15
AKHIR DIASTOL VENTRIKEL
17
8 18
9
RELAKSASI VENTRIKEL ISOVOLUMETRIK
19
KONTRAKSI VENTRIKEL ISOVOLUMETRIK
10 PENGISIAN VENTRIKEL
11
22
340 BAB 9
Volume
sistolik akhir
120 7
8
80 6
9
Isi
Sekuncup
5
40
3
2 4
1
0 65 100 135
Volume ventrikel kiri (mL)
Volume
diastolik
1 akhir
ambar engkung tekanan olume entrikel kiri dalam satu siklus jantung
Kedua bunyi jantung normal berkaitan dengan
penutupan katup.
17
Waktu diastol
VSA(65 mL)
Waktu
KUNCI
= Perubahaan volume ventrikel pada laju jantung normal
= Perubahan volume ventrikel pada laju jantung yang meningkat
VDA = Volume diastolik akhir
VSA = Volume siastolik akhir WAKTU MURMUR
Gambar 9-18 Profil pengisian ventrikel selama kecepatan jantung normal dan
meningkat. Karena sebagian besar pengisian ventrikel terjadi pada awal diastoi selama
fase pengisian cepat, pengisian tidak terlalu terganggu ketika waktu diastol berkurang
akibat meningkatnya kecepatan denyut jantung.
342 BAB 9
❚T 2 aktu dan enis Murmur yang erkaitan dengan erbagai elainan atup antung
Lub-Siul-Dup Stenotik Sistolik Stenosis katup semilunar. Murmur sistolik bersiul menandakan bahwa katup
yang harusnya terbuka saat sistol (katup semilunari tidak terbuka secara sempurna.
Lub-Dup-Siul Stenotik Diastolik Stenosis katup AV. Murmur diastolik bersiul menandakan bahwa katup yang
harusnya terbuka sewaktu diastol (katup AV) tidak membuka secara sempurna.
Lub-Desis-Dup lnsufisiensi katup AV. Murmur sistolik berdesis menandakan bahwa katup yang
seharusnya tertutup selama sistol (katup AV) tidak menutup secara sempurna.
Lub- up-Desis Insufisien lnsufisiensi katup semilunar. Murmur diastolik berdesis menandakan bahwa katup
yang seharusnya tertutup selama diastol (katup semilunar) tidak menutup secara
sempurna.
! "
! "
! !
Vena Tidak ada efek Meningkatkan aliran balik vena, yang meningkatkan
kekuatan kontraksi jantung melalui mekanisme
Frank-Starling
BAB 9
KUNCI
= Aktivitas pemacu nodus SA inheren
= Aktivitas pemacu nodus SA pada stimulasi parasimpatis
= Aktivitas pemacu nodus SA pada stimulasi parasimpatis
Potensial membran(mV)
Potensial
ambang
–40
KONTROL KECEPATAN JANTUNG
–60
aktu(mdet)
Potensial membran (mV)
Potensial
ambang
–40
–60
Waktu (mdet)
(a) Pengaruh otonom pada potensial nodus SA
Kecepatan jantung
Isi sekuncup
n kontraksi
Kontrol jantung
ekstrinsik
Kontrol intrinsik
Kontrol intrinsik
346 BAB 9
Panjang optimal (lo)
200
(Otot jantung dalam keadaan
Isi sekuncup (SV) (mL)(berkaitan normal tidak bekerja dalam
dengan tegangan otot) bagian desendens
kurva panjang
tegangan ini).
100
Peningkatan B1
IS A1
si sekuncup si sekuncup
70 mL 100 mL 140 mL
(a) Isi sekuncup normal. (b) Isi sekuncup (c) Isi sekuncup
selama stimulasi dengan kombinasi
simpatis simulasi simpatis dan
peningkatan volume
diastolik akhir
Gambar 9-23 Efek stimulasi simpatis pada isi sekuncup.
Curah jantung
Kontrol
ekstrinsik
Kontrol intrinsik
Aktivitas
Aktivitas simpatis Volume diastolik
parasimpatis (dan epinefrin) akhir
Kontrol intrinsik
Gambar 9-25 Kontrol curah jantung. Karena curah jantung sama dengan
kecepatan jantung kali isi sekuncup, gambar ini adalah gabungan dari Gambar 9-20b
(kontrol kecepatan jantung) dan Gambar 9-21 (kontrol isi sekuncup).
348 BAB 9
antun ormal
Isi
Isi sekuncup
sekuncup
normal
Jantung Payah
Penurunan
DEFEK PRIMER PADA GAGAL JANTUNG
isi sekuncup
Isi sekuncup
pada gagal Volume diastolik akhir normal
jantung
terkompensasi
Volume diastolik akhir
(a) Kontraktilitas yang berkurang pada jantung yang payah
Jantung Normal
Jantung payah
dengan stimulasi
simpatis
Isi sekuncup Jantung payah
Isi tanpa stimulasi
TINDAKAN KOMPENSASI PADA GAGAL sekuncup simpatis
JANTUNG normal
Volume Peningkatan
diastolik akhir volume diastolik
normal akhir
9.5|
mm Hg
80
antun menerima seba ian besar pasokan darahnya
melalui sirkulasi koronaria se aktu diastol. mL/min
Sistol Diastol
350 BAB 9
Penyakit arteri koronaria aterosklerotik dapat
mengurangi ketersediaan oksigen bagi jantung.
Adenosin
PEMBENTUKAN ATEROSKLEROSIS
352 BAB 9
sintesis kolesterd oleh hati dihentikan karena kolesterol dalam darah ■ Peningkatan kadar asam amino homosistein dalam darah diduga
menghambat secara langsung enzim hati yang esensial bagi sintesis merupakan prediktor kuat untuk penyakit jantung, tanpa bergantung
kolesterol. Dengan demikian, seiring meningkatnya asupan kolesterol pada profil kolesterol atau lemak. Homosistein dibentuk sebagai
dari makanan, produksi di hati berkurang. Sebaliknya, jika asupan produk antara selama metabolisme asam amino esensial dalam
kolesterol dari makanan berkurang, hati menyintesis temak ini lebih makanan, yaitu metionin. Para peneliti percaya bahwa homosistein
banyak karena efek inhibitorik kolesteroi pada enzim hati hilang. ikut berperan menyebabkan aterosklerosis dengan mendorong
Dengan cara ini, konsentrasi kolesterol darah dipertahankan dalam proliferasi sel otot poios vaskular, suatu tahap awal dalam
kadar yang relatif konstan meskipun asupan kolesterol dari makanan pembentukan penyakit penyumbatan arteri ini. Selain itu,
berubah-ubah; karenanya, kadar kolesterol dalam darah sulit homosistein tampaknya merusak sel endotel dan mungkin
diturunkan dengan mengurangi asupan kolesterol. menyebabkan oksidasi LDL, keduanya dapat ikut berperan dalam
sintesis kolesterd oleh hati dihentikan karena kolesterol dalam pembentukan plak. Tiga vitamin B asam folat, vitamin B12, dan
darah menghambat secara langsung enzim hati yang esensial bagi vitamin B6 berperan penting dalam jalur-jalur yang membersihkan
sintesis kolesterol. Dengan demikian, seiring meningkatnya asupan homosistein dari darah. Karena itu, vitamin-vitamin B ini diperlukan
kolesterol dari makanan, produksi di hati berkurang. Sebaliknya, jika untuk menjaga kadar homosistein dalam kisaran aman.
asupan kolesterol dari makanan berkurang, hati menyintesis temak ini Orang dengan peningkatan kadar protein C-reaktif, suatu penanda
■
lebih banyak karena efek inhibitorik kolesteroi pada enzim hati hilang. peradangan dalam darah, memiliki risiko lebih besar mengalami
Dengan cara ini, konsentrasi kolesterol darah dipertahankan dalam penyakit arteri koronaria. Dalam satu penelitian, orang dengan
kadar yang relatif konstan meskipun asupan kolesterol dari makanan kadar protein C-reaktif yang tinggi memiliki kemungkinan tiga kali
berubah-ubah; karenanya, kadar kolesterol dalam darah sulit lebih besar terkena serangan jantung dalam 10 tahun berikutnya
diturunkan dengan mengurangi asupan kolesterol. dibandingkan dengan orang yang kadar protein peradangan ini
Karena itu, hati memiliki peran utama dalam menentukan kadar rendah. Studi yang lain menunjukkan bahwa separuh orang dengan
kolesterol darah total, dan hubungan timbal-balik antara LDL dan HDL penyakit jantung memiliki kadar CRP yang tinggi, sementara kadar
menentukan arus lalu-lintas kolesterol antara hati dan sel lain. Jika CRP darah yang tinggi sangat jarang pada orang normal. Karena
mekanisme ini terganggu, kadar kolesterol darah dapat terpengaruh peradangan berperan penting dalam pembentukan aterosklerosis,
sedemikian rupa sehingga yang bersangkutan rentan mengalami obat-obat anti-inflamasi, misalnya aspirin, membantu mencegah
aterosklerosis. serangan jantung. Selain itu, aspirin melindungi tubuh dari serangan
Perubahan asupan asam lemak melalui makanan dapat mengubah jantung melalui perannya sebagai penghambat pembentukan
kadar kolesterol darah total dengan memengaruhi satu atau lebih bekuan darah. Selain itu, obat golongan statin tidak hanya
mekanisme yang mengatur keseimbangan kolesterd. Kadar kolesterol menurunkan LDL, tetapi juga memiliki efek antiinflamasi.
darah cenderung meningkat oleh asupan asam lemak jenuh yang ■ Semakin banyak data yang menunjukkan bahwa suatu agen infeksi
terutama terdapat pada lemak hewani karena asam-asam lemak ini mungkin menjadi penyebab pada sejumlah besar kasus penyakit
merangsang sintesis kolesterol dan menghambat perubahannya aterosklerosis. Di antara yang paling dicurigai adalah Chlamydia
menjadi garam empedu. Sebaliknya, asupan asam lemak tak-jenuh pneumonia penyebab infeksi pernapasan, virus herpes penyebab
ganda, asam lemak predominan di sebagian besartumbuhan, coldsore, dan bakteri penyebab penyakit gusi. Penting diperhatikan
cenderung menurunkan kadar kolesterol darah dengan meningkatkan bahwa jika kaitan antara infeksi dan penyakit arteri koronaria dapat
eliminasi kolesterol dan garam empedu yang berasal dari kolesterol di dipastikan, antibiotik dapat ditambahkan ke dalam rejimen strategi
feses. pencegahan penyakit jantung.
Faktor Resiko Lain Di luar Seperti dapat Anda lihat, hubungan antara aterosklerosis, dan kole
Meskipun terdapat kaitan erat antara kolesterol dan penyakit jantung, sterol. faktor lain masih jauh dari jelas. Saat ini banyak dilakukan
lebih dari separuh pasien dengan serangan jantung memperlihatkan penelitian tentang penyakit kompleks ini karena insiden aterosklerosis
profil kolesterol normal dan tanpa faktor risiko dikenal lainnya. sedemikian tinggi dan konsekuensinya dapat menyebabkan kematian.
Jelaslah, terdapat faktor-faktor lain yang berperan dalam pembentukan
penyakit arteri koronaria pada para pasien ini. Faktor-faktor ini juga
mungkin berperan dalam pembentukan aterosklerosis pada orang
dengan kadar kolesterol yang buruk. Berikut ini adalah faktor-faktor
risiko yang diperkirakan berperan besar:
Inti plak
kaya lemak
Endotel
TROMBDEMBOLISME DAN PENYULIT LAIN ATERO-SKLEROSIS
Lumen Plak
ll rights reser ed
M Phototake
354 BAB 9
Aliran darah Aliran darah
Embolus
(a) Trombus (b) Embolus (c)Lesi tromboembolik ■
Gambar 9-30 Konsekuensi tromboembolisme. (a) Trombus dapat membesar secara bertahap hingga
menyumbat total pembuluh di tempat tersebut. (b) Trombus dapat terlepas dari perlekatannya, membentuk
embolus yang mungkin menyumbat total suatu pembuluh yang lebih kecil di hilir. (c) Foto mikroskop elektron suatu
pembuluh yang tersumbat total oleh lesi tromboembolik.
A
Arteri koronia
Arteri koronia
kiri
Ventrikel kiri
Ventrikel kanan B
• TABEL 9-4 Kemungkinan Hasil Akhir Infark Miokardium Akut (Serangan Jantung)
Kematian Tertunda Pemulihan dengan Gangguan
Kematian Segera Akibat Penyulit Pemulihan Fungsional Penuh Fungsi
Gagal jantung akut karena Ruptur mematikan dinding Digantikannya daerah yang Menetapnya defek
jantung terlalu lemah untuk jantung yang mati dan rusak dengan jaringan fungsional permanen,
memompa darah secara mengalami degenerasi misalnya bradikardia atau
parut yang kuat disertai
efektif untuk menunjang blok hantaran, akibat
jaringan tubuh oleh pembesaran jaringan kerusakan jaringan otoritmik
kontraktil yang tersisa untuk atau penghantar yang tidak
Fibrilasi ventrikel fatal yang Gagai jantung kongestif
ditimbulkan oleh kerusakan yang sernakin parah karena mengompensasi hilangnya dapat diperbarui.
jaringan penghantar khusus jantung yang melemah tidak otot jantung
atau dipicu oleh mampu memompa keluar
kekurangan O2 semua darah yang kembali
padanya
Homeostasis: Bab dalam traksinya, bergantung pada jumlah darah yang kembali padanya. Namun,
jantung tidak bekerja seluruhnya secara autonom. rgan ini disarafi oleh
Perspektif sistem saraf autonom dan dipengaruhi oleh hormon epinefrin, yang
alangsungan hidup bergantungan pada penyaluran keduanya dapat mengubah ubah kecepatan dan kontraktilitas jantung,
terus menerus bahan bahan sisa yang di hasilkan oleh bergantung pada kebutuhan tubuh akan penyaluran darah. elain itu,
sel. elain itu, berbagia caraka kimiawi regulatorik,
seperti semua jaringan lainnya, sel sel yang membentuk jantung
misalnya hormon, harus diangkut dari tempat produksinya
bergantung pada sistem lain untuk mempertahankan lingkungan internal
ke tempat mereka bekerja, yaitu tempat bahan bahan tersebut
mengontrol berbagai akti itas, yang sebagian besar ditujukan untuk yang stabil tempat mereka dapat bertahan hidup dan berfungsi.
mempertahankan kestabilan iingkungan internal. Terakhir, untuk
mempertahankan suhu normal tubuh, kelebihan panas yang
dihasilkan selama kontraksi otot harus dibawa ke kulit untuk
dikeluarkan melalui permukaan tubuh.
SOAL LATIHAN
356 BAB 9
Pertanyaan Esai
!
!
!
UNTUK DIRENUNGKAN
PERTIMBANGAN KLINIS
358 BAB 9
BAB
9 Kartu Belajar
■ Serat otot jantung yang bercabang-cabang dihubungkan oleh diskus
9.1 | Anatomi Jantung (h. 321–327)
interkalaris, yang mengandung (1) desmosom yang menyatukan sel
■ Sistem sirkulasi adalah sistem transpor tubuh.
bersama secara mekanis dan (2) taut celah yang memungkinkan
■ Tiga komponen dasar sistem sirkulasi adalah jantung (pompa),
pembuluh darah (saluran), dan darah (medium transpor). penyebaran arus listrik antara sel-sel yang disatukan bersama sebagai
■ Jantung terletak di garis tengah pada rongga dada pada sudut sinsitium fungsional. (Lihat Gambar 9-6.)
dengan dasarnya terletak ke arah kanan dan apeksnya ke arah kiri
■ Jantung pada hakikatnya adalah suatu pompa ganda yang 9.2 | Aktivitas Listrik Jantung (h. 327–338)
menghasilkan tekanan pendorong bagi darah untuk mengalir melalui ■
sirkulasi paru(antara jantung dan paru) dan sistemik (antara jantung dan Jantung yang bersifat terangsang dengan sendirinya memicu sendiri
kontraksi ritmiknya.
sistem tubuh lainnya). (Lihat Gambar - dan -2.)
■ Sel-sel otoritmik membentuk 1% sel otot jantung; sel-sel ini tidak be
■ Jantung memiliki empat rongga: Masing-masing paruh jantung terdiri
dari satu atrium, atau rongga masukan vena, dan satu ventrikel, atau rkontraksi tetapi dikhususkan untuk memulai dan menghantarkan
rongga keluaran arteri. paru. Atrium kanan menerima darah miskin-O2 potensial aksi. Sembilan puluh sembilan persen sel jantung lainnya
dari sirkulasi sistemik dan ventrikel kanan memompanya ke sirkulasi adalah sel kontraktil yang berkontraksi sebagai respons terhadap
paru. penyebaran potensial aksi yang dimulai oleh sel otoritmik.
Atrium kiri menerima darah kaya O2 dari sirkulasi ■
Sel autoritmik memperlihatkan potensial pemacu, pergeseran lambat
paru dan memompanya ke sirkulasi sistemik. (Lihat
ke potensial ambang, akibat perubahan inheren kompleks dalam hal
Gambar - -2 dan -4).
perpindahan ion menembus membran. Paruh pertama potensial
pemacu disebabkan oleh pembukaan kanal funny unik yang
memungkinkan Na+ masuk pada waktu yang bersamaan dengan kanal
Ke sirkulasi sistamik (ke
bagian atas tubuh) K+ yang menutup perlahan sehingga keluarnya K+ secara perlahan
berkurang. Kedua mekanisme ini secara bertahap mendepolarisasi
Aorta
Vena kava superior membran menuju ambang. Tambahan akhir menuju ambang
(mengembalikan Arteri pulmonaris
darah dari kepala, kanan dan kiri disebabkan oleh masuknya Ca2+ melalui pembukaan kanal Ca2+ tipe-T.
(ke paru)
ekstremitas alas) Fase naik potensial aksi disebabkan oleh masuknya Ca2+ lebih lanjut
Vena pulmonaris
kanan Vena pulmonalis pada pembukaan kanal Ca2+ tipe-L saat ambang. Fase turun
(mengembalikan kiri(mengembalikan
darah dari paru kiri) disebabkan oleh efluks K+ pada pembukaan kanal K+ pada saat puncak
darah dari paru)
Katup semilunar paru potensial aksi. Penutupan lambat kanal K+ ini saat akhir repolarisasi
Atrium kiri
(tampak terbuka)
berperan pada potensial pemacu berikutnya. (Lihat Gambar 9-7.)
Katup semilunar aorta
(tampak terbuka) ■
Impuls jantung berasal dari nodus SA,pemacu jantung,memiliki kece
Katup atrioventrikel
kanan (tampak Katup atrioventnkel kiri patan tertinggi depolarisasi spontan ke ambang. (Lihat Tabel 9-1 dan
terbuka) (tampak terbuka) Gambar 9-8 and 9-9.)
Ventrikel kiri
Ventrikel ■ Setelah terbentuk,potensial aksi menyebar ke seluruh atrium kanan
R
9.4 | Curah Jantung dan Kontrolnya (h. 343–350)
■ Curah jantung, jumlah darah yang disemprotkan oleh masing-masing
Potensial yang terekam
200 mdet
ventrikel setiap menit, ditentukan oleh kecepatan jantung kali isi sekuncup.
T
P P (Lihat Gambar -2 .)
Q ■ Kecepatan jantung bervariasi sesuai dengan perubahan keseimbangan
S
pengaruh parasimpatis dan simpatis pada nodus SA. Stimulasi
Segmen Segmen Segmen
PR ST TP parasimpatis memperlambat kecepatan jantung, dan stimulasi simpatis
mempercepatnya. (Lihat Gambar -2 dan ab -3)
1. Pembentukan aktivitas listrik sewaktu jantung secara otoritmis 9.5 | Pemberian Nutrisi Otot Jantung (h. 350–356)
■ Otot jantung diberi oksigen dan nutrisi oleh darah yang disampaikan
mengalami depolarisasi dan repolarisasi.
2. 2Aktivitas mekanis terdiri dari periode sistol (kontraksi dan kepadanya melalui sirkulasi koronaria, bukan dari darah di dalam rongga-
rongga jantung. (Lihat Gambar -3 dan mb a bab.)
pengosongan) dan diastol (relaksasi dan pengisian) bergantian, yang
dipicu oleh siklus listrik ritmis. ■ Sebagian besar aliran darah koronaria terjadi sewaktu diastol
3. Aliran darah yang terarah melalui rongga-rongga jantung di- karena sewaktu sistol otot jantung yang berkontraksi menekan
tuntun oleh pembukaan dan penutupan katup yang dipicu oleh pembuluh-pembuluh koronaria. (Lihat Gambar 9-27.)
perubahan tekanan yang dihasilkan oieh aktivitas mekanis. ■ Aliran darah koronaria normalnya bervariasi untuk mengimbangi
kebutuhan oksigen jantung. (Lihat Gambar 9-28.)
■ Kurva tekanan atrium tetap rendah di sepanjang siklus jantung,
■ Aliran darah koronaria dapat berkurang akibat terbentuknya plak
dengan hanya fluktuasi ringan (normalnya bervariasi antara 0 dan 8 mm aterosklerotik, yang dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik yang
Hg). Kurva tekanan aorta tetap tinggi sepanjang waktu, dengan fluktuasi keparahannya bervariasi dari nyeri dada ringan saat olahraga hingga
moderat (normalnya bervariasi antara tekanan sistolik 120mm Hg dan serangan jantung yang mematikan. (Lihat Gambar -2 hin a -3 rta
tekanan diastolik 80 mm Hg). ab -4.)
Pemindaian mikrograf elektron pewarna resin di pembuluh
darah yang mendarahi usus halus. Setelah cairan disuntikan
kedalam pembuluh darah yang mengeras, jaringan ini secara
kimia dicerna dan meninggalkan warna pada pembuluh yang
sangat bercabang. Pembuluh darah terkecil adalah kapiler
tempat berlangsungnya pertukaran bahan antara darah dan sel
disekitarnya.
10
Susumu Nishinaga/Photo Researchers, Inc.
Pokok-Pokok Homeostasis
Sistem sirkulasi berperan terhadap homeostasis dengan berfungsi sebagai
SEKILAS ISI
sistem transpor tubuh. Pembuluh darah mengangkut dan mendistribusikan
10.1 Pola dan Fisika Aliran darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan
Darah
10.2 Arteri oksigen dan penghantaran nutrien pembuangan at sisa, dan penghantaran
10.3 Arteriol sinyal hormon. Arteri yang sangat elastis mengangkut darah dari jantung ke organ-
10.4 Kapiler
10.5 Vena organ tubuh dan berfungsi sebagai penyedia tekanan untuk melanjutkan megalirkan
10.6 Tekanan Darah darah ketika jantung sedang relaksasi dan mengisi. Tekanan darah arteri rata-rata
diatur dengan teliti untuk memastikan pasokan darah yang mencukupi ke organ-organ
tubuh. Jumlah darah yang mengalir menuju organ tertentu bergantung pada diameter
internal arteriol yang mendarahi organ tubuh. Diameter internal arteriol berada di bawah
kontrol sehingga aliran darah ke organ tertentu dapat disesuaikan secara bervariasi
untuk memenuhi kebutuhan tubuh pada saat itu.Kapiler yang berdinding tipis adalah
tempat pertukaran yang sebenarnya antara darah dan sel jaringan di sekitarnya. Vena
yang sangat mudah teregang mengernbalikan darah dari organ ke jantung dan berfungsi
sebagai reservoir darah.
10.1 Pola dan Fisika Aliran Darah
Paru
Sistem 21%
pencernaan
Sistem porta hepatik
6%
Hati
20%
Ginjal
9%
Kulit
13%
Otak
3%
Otot jantung
15%
Otot rangka
ambar Distribusi curah jantung saat istirahat. Paru menerima semua darah
yang dipompa keluar oleh sisi kanan jantung, sementara organ-organ sistemik masing-
masing menerima sebagian dari darah yang dipompa keluar oleh sisi kiri jantung.
Diperlihatkan persentase darah yang diterima oleh berbagai organ pada kondisi
istirahat. Distribusi curah jantung ini dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan.
362 BAB 10
Tekanan
Aliran darah meialui pembuluh bergantung pada Tekanan
mm mm
gradien tekanan dan resistensi vaskular.
𝚫P = 40 mm Hg
Pembuluh 1
Tekanan Tekanan
mm mm
𝚫P = 80 mm Hg
pembuluh 2
Tekanan Tekanan
mm mm
𝚫P = 80 mm Hg
Pembuluh 2
Tekanan Tekanan
180 mm Hg 100 mm Hg
𝚫P = 80 mm Hg
Pembuluh 3
∆P di pembuluh 3 = sama dengan di
pembuluh 2,
meskipun nilai
absolutnya iebih
besar
aliran di pembuluh 3 = 2 kali dari pada di
pembuluh 1
Aliran ∝ 𝚫P
(b) perbandingan laju aliran dalam pembuluh dengan
∆P yang sama
ambar Hubungan aliran dengan gradien tekanan di pembuiuh. (a)
RESISTENSI
Seiring dengan meningkatnya perbedaan tekanan (!P) antara kedua ujung
pembuluh, laju aliran meningkat dengan setara. (b) Laju aliran ditentukan oleh
perbedaan tekanan antara kedua ujung pembuluh, bukan besar tekanan di tiap-
tiap ujung
#$
!"
"
"
10
ml
Pembuluh 1
Gradien
tekanan
sama
Pembuluh 2
p¢
!
h
364 BAB 10
❚ Konsep, Tantangan,dan Dari Humor ke Harvey: Sekelumit Sejarah
Kontroversi
Sirkulasi
S
AAT INI BAHKAN MURID SEKOLAH MENENGAH mengetahui lanjut teori pneumatik la mengusulkan tiga anggota fundamental di tubuh,
bahwa darah dipompa oleh jantung dan secara terus menerus dari yang terendah hingga tertinggi: hati, jantung, dan otak. Masing-
beredar ke seluruh tubuh dalam suatu sistem pembuluh darah. masing didominasi oleh pneuma khusus, atau "kekuatan''. (Dalam bahasa
elain itu, orang menerima tanpa bertanya bahwa darah menyerap 2 Yunani, pneuma mencakup gagasan tentang "udara", "napas", dan
di paru dari udara yang kita hirup dan menyalurkannya ke berbagai "kekuatan".) Seperti Erasistratus, Galen percaya bahwa hati membentuk
organ. Namun, pengetahuan umum ini belum diketahui selama hampir darah dari makanan, menyerap kekuatan "alam" atau "fisik" (pneuma
sepanjang sejarah. Meskipun fungsi darah telah diterangkan sedini physicon) dalam prosesnya. Darah yang baru dibentuk kemudian
abad kelima M, konsep modern kita tentang sirkulasi belum mengalir melalui vena ke organ. Kekuatan alam, yang dianggap Galen
berkembang hingga tahun 2 , lebih dari 2 tahun kemudian, adalah uap yang berasal dari darah, mengontrol fungsi nutrisi,
ketika illiam ar ey mempublikasikan penelitiannya tentang sistem pertumbuhan, dan reproduksi. Jika pasokan kekuatan tersebut telah
sirkulasi. terkuras, darah mengalir dalam arah berlawanan melalui jalur vena yang
Bangsa Yunani kuno percaya bahwa segala benda di alam terdiri sama, kembali ke hati untuk diisi kembali. Ketika diangkut dalam darah
dari hanya empat unsur: bumi, udara, api, dan air. Dengan vena ke jantung, kekuatan alarn tersebut bercampur dengan udara yang
menerapkan pandangan ini ke tubuh manusia, mereka berpikir bahwa dihirup dan dipindahkan dari paru ke jantung. Kontak dengan udara di
keempat elemen ini mengambil bentuk empat "humor : empedu hitam jantung mengubah kekuatan alam menjadi kekuatan yang lebih tinggi,
(mewakili bumi), darah (mewakili udara), empedu kuning (mewakili kekuatan "vitat" (pneuma zotikon). Kekuatan vital, yang dibawa oleh arteri,
api), dan phlegma (mewakili air). Menurut orang Yunani kuno, penyakit menyaturkan panas dan kehidupan ke seluruh tubuh. Kekuatan vital
terjadi ketika salah satu cairan tidak seimbang dengan cairan diubah lebih lanjut menjadi kekuatan "hewani" atau "psikis" (pneuma
lainnya.Pengobatannya Untuk memulihkan keseimbangan normal, psychikon) yang lebih tinggi di otak. Kekuatan terakhir ini mengatur otak,
keluarkan cairan apapun yang berlebihan. Karena cairan yang paling saraf, perasaan, dan sebagainya. Karena itu, menurut teori Gaien, vena
mudah dikeluarkan adalah darah, pengeluaran darah menjadi dan arteri adalah saluran untuk mengangkut berbagai jenis pneuma, dan
prosedur baku untuk mengobati banyak penyakit-suatu praktik yang tidak terdapat hubungan langsung antara vena dan arteri. Jantung tidak
bertahan hingga zaman Renaissance (yang dimutat pada tahun 1330- terlibat dalam pemindahan darah tetapi merupakan tempat udara dan
an dan memanjang hingga 1600-an). darah bercampur. (Kini kita mengetahui bahwa darah dan udara bertemu
di paru untuk mempertukarkan O2 dan CO2.)
Meskipun anggapan bangsa Yunani kuno tentang keempat cairan
tersebut salah, konsep mereka tentang perlunya keseimbangan di Galen adalah orang pertama yang memahami perlunya eksperimen,
dalam tubuh sangatlah akurat. Seperti kita sekarang ketahui, tetapi sayangnya, ketidaksabaran dan keinginannya untuk terkenal dalam
kehidupan bergantung pada homeostasis, pemeliharaan bidang filsafat dan sastra mendorongnya mengemukakan teori-teori
keseimbangan yang tepat antara semua elemen lingkungan internal. komprehensif yang tidak selalu didasarkan pada pengumpulan bukti yang
memerlukan waktu. Meskipun anggapannya tentang struktur dan fungsi
Aristoteles (384-322 SM), seorang ahli biologi serta filsuf, adalah
tubuh sering tidak tepat, teori-teorinya meyakinkan karena tampak logis
salah satu orang pertama yang secara tepat menerangkan jantung
dalam memadukan apa-apa yang diketahui saat itu. Selain itu, banyaknya
sebagai pusat dari suatu sistem pembuluh darah. Namun, ia
tulisan yang dibuatnya ikut membantunya menjadi ahli. Tulisan-tulisannya
beranggapan bahwa jantung adalah tempat bersemayamnya intelek
tetap menjadi "kebenaran" anatomik dan fisiologik selama hampir 15
(otak belum diketahui sebagai tempat keberadaan intelek hingga lebih
abad, sepanjang Abad Pertengahan hingga ke Renaissance. Sedemikian
dari seabad kemudian) dan tungku yang menghangatkan darah. la
mendalamnya doktrin Galen tertanam sehingga orang yang menyanggah
beranggapan bahwa kehangatan ini adalah kekuatan vital kehidupan
kebenarannya mempertaruhkan nyawa mereka karena akan dianggap
karena tubuh cepat mendingin setelah mati. Aristoteles juga secara
sebagai klenik sekular.
salah berteori bahwa napas memberi ventilasi pada "tungku; dengan
udara sebagai bahan pendingin. Aristoteles dapat mengamati arteri Baru pada masa Renaissance dan peninjauan ulang ilmu-ilmu klasik
dan vena pada mayat dengan matanya sendiri tetapi tidak memiliki para peneliti berpikiran independen dari Eropa mulai mempertanyakan
mikroskop untuk mengamati kapiler. (Mikroskop belum diciptakan teori-teori Galen. Orang yang paling menonjol adalah dokter inggris
hingga abad ke-17). Karena itu, ia tidak berpikir bahwa arteri dan vena William Harvey (1578-1657) yang mempelopori pandangan baru tentang
berhubungan langsung. peran yang dimainkan oleh jantung, pembuluh darah, dan darah. Melalui
pengamatannya yang cermat, eksperimen, dan logika deduktif, Harvey
Pada abad ke-3 SM, Erasistratus, seorang Yunani yang oleh
menjadi orang pertama yang secara tepat mengidentifikasi jantung
banyak orang dianggap sebagai "ahli ilmu faal" pertama, mengusulkan
sebagai pompa yang berulang-ulang mengalirkan sejumlah kecil darah
bahwa hati memakai makanan untuk membuat darah, yang oleh vena
maju ke satu arah tetap dalam suatu jalur sirkular melalui sistem
disalurkan ke organ-organ lain. la percaya bahwa arteri mengandung
pembuluh darah yang tertutup (sistem sirkulasi). la juga dengan tepat
udara, bukan darah. Menurut pandangannya, pneuma ("udara"), suatu
mengusutkan bahwa darah mengalir ke paru untuk bercampur dengan
kekuatan kehidupan, dimasukkan oleh paru, yang memindahkannya
udara (dan bukan udara mengalir ke jantung untuk bercampur dengan
ke jantung. Jantung mengubah udara menjadi "kekuatan kehidupan"
darah). Meskipun ia tidak dapat melihat hubungan fisik antara arteri dan
yang dibawa oleh arteri ke organ-organ lain.
vena, ia telah berspekuiasi tentang keberadaan kedua jenis pembuluh
Galen (tahun 130-206), seorang dokter filsuf, dan ilmuwan Romawi tersebut. Baruiah setelah mikroskop ditemukan pada abad berikutnya
yang produktif, blak-blakan,dan dogmatik mengembangkan karya eksistensi hubungan-hubungan tersebut, yaitu kapiler, dipastikan oleh
Erasistratus dan ilmuwan lain sebelumnya. Galen menguraikan lebih Marcello Malphigi (1628-1694
Gambaran khusus Dinding tebal, sangat Dinding sangat berotot, Dinding sangat tipis; Dinding tipis jika
elastik; radius besar* persarafan lengkap; luas penampang dibandingkan dengan arteri;
radius kecil melintang total besar sangat mudah teregang;
radius besar*
Fungsi Saluran dari jantung Pembuluh resistensi Tempat pertukaran; Saluran dari organ ke
organ; reservoir utama; menentukan menentukan distribusi cairan jantung; reservoir darah
tekanan distribusi curah jantung ekstrasel antara plasma dan
cairan interstisium
struktur
Katup
Endotelium
Vena
Serat
elastin Endotelium
Elastin
fibers
Selubung Selubung
jaringan ikat jaringan ikat
(terutama (terutama serat
serat kolagen) kolegen)
Endotelium
Serat elastin
Otot polos
Serat kolagen
* Jumlah dan gambaran khusus ini merujuk kepada arteri dan vena besar, bukan kepada cabang arteri yang lebih kecil atau venula.
366 BAB 10
Serat elastin
Saluran napas
Paru
Kantung udara
Kapiler
paru
Arterioles Venula
© Triarch/Visuals Unlimited
Arteri SIRKULASI PARU
pulmonatis Vena
pulmonalis
Aorta
(arteri
Gambar 10-5 Serat elastin di arteri. Mikrograf cahaya dari sepotong dinding aorta pada
sistemik
utama) potongan melintang ini memperlihatkan banyak serat elastin bergelombang, yang umum
Vena
sistemik ditemukan di semua arteri.
SIKULASI
SISTEMIK
Kapiler
Jaringan sitemik
Venula Arteriol
Arteri
Arteriol
Takik yang
120 Tekanan Sistolik
disebabkan
Tekanan arteri (mm Hg)
Tekanan oleh
nadi penutupan
katup aorta
Tekanan
rerata
93
80 Tekanan diastolik
Gambar 10-7 Tekanan darah arteri. Tekanan sistolik adalah tekanan puncak yang
ditimbulkan pada arteri ketika darah dipompa ke dalam pembuiuh tersebut sewaktu
sistolik ventrikel. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang ditimbulkan pada
arteri ketika darah mengalir keluar darinya ke pembuluh di hilir sewaktu diastolik
ventrikel. Tekanan nadi adalah perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan
rerata adalah tekanan rata-rata di sepanjang siklus jantung.
368 BAB 10
Tekanan manset Tekanan darah
Alat 4 5
perekam
tekanan
Waktu
Manset yang
dapat
Ketikan tekanan darah 120/80 mm Hg:
dikembungkan
Stestokop
Gambar 10-8 Sfigmomanometri. (a) Tekanan di sfigmonmanometer 4 Bunyi terakhir terdengar pada tekanan
(manset yang dapat dikembungkan) dapat diubah-ubah untuk menghambat diastolik minimal
atau memungkinkan darah mengalir di arteri brakialis di bawahnya. Aliran
darah turbulen dapat dideteksi dengan stetoskop, sementara aliran yang 5 Tidak terdengar bunyi setelah itu karena
aliran telah laminar,lancar, dan tidak
lancar laminar dan tidak ada aliran tidak dapat didengar. (b) Daerah
terputus
berarsir merah pada grafik adalah waktu selama darah mengalir di dalam
arteri brakialis. (b) Aliran darah melalui arteri brakialis dalam hubungannya
dengan tekanan manset dan bunyi
).
Tekanan rerata
Tekanan
diastol
Gambar 10-9 Tekanan sepanjang sirkulasi sistemik. Tekanan ventrikel kiri berubah antara tekanan
rendah 0 mm Hg sewaktu diastol hingga tekanan tinggi 120 mm Hg saat sistol. Tekanan darah arteri, yang
berfluktuasi antara tekanan sistol puncak 120 mm Hg dan tekanan diastol rendah 80 mm Hg setiap siklus
jantung, memiliki kekuatan sama di seluruh arteri-arteri besar. Karena tingginya resistensi arteriol, tekanan
menurun drastis dan ayunan tekanan sistol kediastol diubah menjadi tekanan tak-berdenyut ketika darah
mengalir melalui arteriol. Tekanan terus menurun tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah sewaktu
darah mengalir melewati kapiler dan sistem vena
370
Sel-sel
polos
esearchers, nc.
Don awcett Photo
(a) Pemindaian mikrograf elektron sebuah arteriol
memperlihatkan bagaimana sel-sel otot polos berjalan melingkari
dinding pembuluh.
Potongan melintang
arteriol
Disebabkan oleh
Disebabkan oleh
miogenik
O2
CO2 dan metabolit lain
Nitrat oksida
Stimulasi simpatis
Pelepasan histamin
Panas
(d) Vasodilatasi (penurunan kontraksi oto polos sirkular di dinding
arteriol, yang menyebabkan penurunan resistensi dan peningkatan
aliran melalui pembuluh)
HIPEREMIA AKTIF
Tidak ada
Aliran sedang Aliran deras
aliran
KUNCI
keran kontrol = arteriol
■
antu menyesuaikan aliran darah dengan kebutuhan
organ
■
372 BAB 10
Persentase
perubahan Persentase Aliran
aliran darah curah jantung (mL/mnt)
Saluran
4.8%
cerna hati
Ginjal .
Kulit .
2 1000 Ginjal
450 Kulit
650 Otak
150 Jantung
750 Otot Otot
rangka 1066% 8000
rangka
650 Tulang
lain-lain
Tulang
30% lain-lain . 450
HIPEREMIA REAKTIF
374 BAB 10
Pelepasan histamin lokal menyebabkan dilatasi
patologis arteriol.
" ! #
■ ! !
!
PENGARUH NOREPINEFRIN PADA OTOT POLOS ARTERIOL
!
■
376 BAB 10
PENGARUH EPINEFRIN DAN NOREPINEFRIN
" !
" "
"
"
"
KONTROL LOKAL MENGALAHKAN VASOKONSTRIKSI
SIMPATIS
!
Number of
red blood cells
Angiotensin II
Respons miogenik terhadap (hormon yang penting dalam
peregangan keseimbangan cairan;
(penting dalam autoregulasi) menimbulkan efek
vasokonstriktor)
378 BAB 10
10.4 | Kapiler Nekleus sel endotel Lumen kapiler
3D4Medical.com/Getty Images
(b) Anyaman kapiler
Gambar 10-15 Anatomi kapiler. (a) Mikrograf elektron memperlihatkan bahwa dinding
kapiler terdiri dari satu lapis sel endotel. Tampak nukleus dari salah satu sel endotel. (b)
Sedemikian sempitnya kapiler sehingga sel darah merah harus mengalir satu persatu.
.
Distribusi
anatomis
Danau
(kapiler)
Sungai Sungai
(sistem arteri) (sistem vena
Kecepatan aliran
2
(mm/detik)
A1 B1 C1 C
2 2 C2
.
Aorta Arteri Vena Vena
Arteriol Venula Kava
Gambar 10-17 Hubungan antara luas potongan melintang total dan kecepatan
Kapiler aliran. Tiga daerah biru tua mewakili volume air yang sama. Selama satu menit, volume
Gambar 10-16 Perbandingan laju aliran dan kecepatan aliran dalam kaitannya dengan air ini bergerak maju dari titik A ke titik C. Karena itu, dalam satu menit tersebut volume
luas potongan melintang total. Laju aliran darah (kurva merah) identik di seluruh tingkat air yang sama mengalir melalui titik B1, B2, dan B3; yaitu, laju aliran di semua titik di
sistem sirkulasi dan setara dengan curah jantung (5 liter/mnt saat istirahat). Kecepatan sepanjang badan air ini sama. Namun, dalam waktu semenit volume air yang sama
aliran (kurva ungu) bervariasi di seluruh pohon vaskular dan berbanding terbalik dengan bergerak maju jauh lebih pendek di danau yang lebar (A2 ke C2) daripada di sungai
luas potongan melintang total (kurva hijau) semua pembuluh di tingkat tertentu. Perhatikan yang jauh lebih sempit (A1 ke C1 dan A3 ke C3). Karena itu, kecepatan aliran di danau
bahwa kecepatan aliran paling lambat di kapiler, yaitu tingkat pembuluh yang luas jauh lebih lambat dari pada di sungai. Demikian juga, kecepatan aliran jauh lebih lambat
potongan melintang totalnya paling besar. di kapiler daripada di sistem arteri atau vena.
380 BAB 10
Pori kapiler yang berisi air memungkinkan lewatnya ■
Cairan interstisial
Sel endotel
Pori berisi air
Protein plasma
Sel umumnya tidak
endotel dapat menembus
Plasma dinding kapiler
Plasma
proteins Membran
Bahan plasma
larut lemak
O2, CO2 Sitoplasma
menembus
melalui sel Exchangeable
endotel proteins
Stingter Metarteriol
prakapiler (kanal jalan)
Kapiler
Venula
(a) Sfingter berelaksasi (b) ) Sfingter berkontraksi
Gambar 10-19 Anyaman kapiler. Kapiler bercabang langsung dari arteriol atau dari metarteriol, suatu saluran antara
arteriol dan venula. Kapiler-kapiler menyatu kembali di venula atau metartenol. Sel otot polos membentuk sfingter
prakapifer yang mengelilingi kapiler sewaktu pembuluh ini muncul dari metarteriol. (a) Ketika sfingter prakapiler
berelaksasi, darah mengalir melalui seluruh anyaman kapiler. (b) Ketika sfingter prakapiler berkontraksi, darah hanya
mengalir melalui metarteriol, memintas anyaman kapiler.
382 Bab 10
Aktivitas metabolik jaringan
Gambar 10-20 fek saling melengkapi antara sfingter prakapiler dan arteriol dalam menyesuaikan aliran
darah melalui suatu jaringan sebagai respons terhadap perubahan kebutuhan metabolik.
Cairan
interstisium
Difusi
terfasilitasi
oleh
pembawa
P
Glucose O2 CO2 H2 O ATP
Tissue cell
= 1 ! p 2 " 1p ! 2
384 BAB 10
GAYA-GAYA DI UJUNG GAYA-GAYA DI UJUNG
ARTERIOL KAPILER Initial VENULA KAPILER
lymphatic
• Tekanan keluar vessel • Tekanan keluar
PC 37 PC 17
π IF Cairan π IF
0 0
37 11 mm Hg interstisium 9 mm Hg 17
(ultrafiltrasi) (reabsorption)
• Tekanan masuk • Tekanan masuk
πP 25 PIF (1) π IF (0) πP 25
PIF 1 PIF 1
26 26
Tekanan keluar neto PC (37) π P (25) π P (25) PC (17) Tekanan masuk neto
sebesar 11 mm Hg = sebesar 9 mm Hg =
tekanan ultrafiltrasi Dari arteriol Ke venula tekanan reabsorpsi
Gambar 10-22 Bulk flow menembus dinding kapiler. Ultrafiltrasi terjadi di ujung arteriol dan reabsorpsi terjadi di ujung venula kapiler akibat ketidakseimbangan gaya-gaya fisika
yang bekerja menembus dinding kapiler.
PERAN
luid mo ement
transisi
26 0
Tekanan masuk
( P + PIF)
Tekanan keluar Masuk
(PC + IF)
17
Panjang kapiler
Awal Akhir
Kunci
= Ultrafiltrasi = Reabsorpsi
Ke sistem
vena
Gambar 10-23 iltrasi bersih dan reabsorpsi bersih di sekiruh pan an pembuluh. Arteriol
Tekanan masuk (# P $ PIF) tidak berubah di seluruh panjang pembuluh, sementara tekanan
keluar (PC $ # IF) secara progresif berkurang di sepanjang pernbuluh. Di paruh pertama Sel
Cairan
pembuluh, ketika tekanan keluar (yang semakin menurun) masih melebihi tekanan masuk jaringan
interstisium
(yang tetap), jumlah cairan yang difiltrasi keluar (tanda panah merah ke stas) semakin
aerkurano. Di paruh terakhir pembuluh, jurnlah cairan yang direabsorpsi semakin banyak
(tanda panah biru ke bawah) seiring dengan semakin turunnya tekanan keluar di bawah
tekanan masuk yang konstan. Venula
Kapiler darah
Pembuluh
limfe awal
(a) Hubungan antara pembuluh limfe awal dan kapiler darah
Cairan
interstisium
PENYERAPAN DAN ALIRAN LIMFE
Limfe
Sel endotel yang
tumpang-tindih
Gambar 10-24 Pembuluh limfe awal. (a) Pembuluh limfe awal yang buntu menyerap
kelebihan cairan yang tersaring keluar oleh kapiler darah dan mengembalikannya ke
sistem vena di dada. (b) Perhatikan bahwa tepi-tepi sel endotel yang tumpang-tindih
menciptakan lubang mirip katup di dinding pembuluh ini.
386 BAB 10
Sirkulasi sistemik Kelenjar limfe Sirkulasi paru
Pembuluh
limfe awal
Pembuluh limfel
Vena Arteri
Jantung
Kelenjar
limfe
Kapiler darah
Pembuluh
limfe awal
Limfe
■
20 L/hari 3 L/hari
10.5 | Vena
388 BAB 10
Venula berkomunikasi secara kimiawi dengan
arteriol sekitar.
Pembuluh Arteri
paru sistemik Arteriol
9% 13% sistemik
2%
Jantung
7% Kapiler
sistemik
5%
Vena
sistemik
64%
Pergeseran pasif
bulk-flow cairan Retensi garam
KUNCI dari cairan
dan air
=Tindakan kontrol jangka pendek interstisium ke
pfasma
= Tindakan kontrol jangka panjang
Aktivitas vasokonstriksi
Tekanan pada darah oleh simpatis Pompa otot rangka
kontraksi jantung ( tekanan vena
tekanan vena
( tekanan vena
gradien tekanan, gradien tekanan)
gradien tekaanan
kapasitas vena)
390 BAB 10
Tekanan =
0 mm Hg=
1.5 m
Tekanan=
Tekanan = 100 mm Hg 90 mm Hg
Gambar 10-29 Pompa otot rangka meningkatkan aliran balik vena. 90 mm Hg disebabkan oleh efek gravitasi
10 mm Hg disebabkan oleh tekanan yang
ditimbulkan oleh kontraksi jantung
Gambar 10-30 Efek gravitasi pada tekanan vena. Pada orang dewasa dalam
posisi tegak, darah di pembuluh-pembuluh yang terbentang antara jantung dan kaki
ekuivalen dengan 1,5 m kolom darah. Tekanan yang ditimbulkan oleh kolom darah
ini akibat efek gravitasi adalah 90 mm Hg. Tekanan yang ditimbulkan ke darah oleh
jantung telah menurun menjadi sekitar 10 mrn Hg di vena-vena tungkai bawah
karena pengurangan akibat gesekan di pembuluh-pembuluh sebelumnya.
Bersama-sama, tekanan-tekanan tersebut menghasilkan tekanan vena sebesar
100 mm Hg di vena-vena pergelangan kaki dan kaki. Demikian juga, kapiler di
bagian ini mengalami efek gravitasi yang sama.
391
Berdiri Berjalan
Jantung
Paha
150 cm
Betis
34 cm
EFEK KATUP VENA PADA ALIRAN BALIK VENA
Kaki
100 Tekanan 27
mm Hg vena mm Hg
kaki
Vena kaki menopang Vena kaki menopang >
kolom darah setinggi kolom darah setinggi
1,5m (150 cm) 34 cm
Gambar 10-31 Efek kontraksi otot rangka tungkai dalam melawan efek gravitasi.
Kontraksi otot rangka (seperti ketika berjalan) secara total mengosongkan segmen-segmen
tertentu vena, mernutuskan kolom darah yang harus ditopang oleh vena-vena di bagian
bawah.
(Sumber: Diadaptasi dari Physiology of the Heart and Circulation, edisi 4, oleh R. C. >
Little dan W. C. Little. Hak cipta OO 1989 Year Book Medical Publishers, inc., dengan
izin dari Elsevier).
Saluran
berisi cairan
Katup vena yang
terbuka memungkinkan
aliran darah menuju
jantung
Titik Vena
konstriksi
Otot rangka
berkontraksi © Photodisc/GettyImages
(a)Cairan bergerak (b) Kerja katup vena, memungkinkan (c) Fotograf katup vena
dua arah jika saluran darah menuju jantung dan mencegah yang tertutup
berisi cairan diperas aliran balik darah
Gambar 10-32 Fungsi katup vena.
392 BAB 10
Lebih rendah daripada tekanan atmosfer
Tekanan atmosfer
ambar 10-33 Pompa respirasi meningkatkan aliran balik vena. Akibat aktivitas pernapasan, tekanan di sekeliling vena-vena dada lebih rendah daripada tekanan di
sekitar vena-vena ekstermitas dan abdomen. Hal ini menciptakan gradien tekanan eksternal pada vena, yang mendorong darah menuju jantung.
393
Tekanan darah arteri rerata
1 1
Resistensi
Curah
perifer
Jantung
total
2 2 15 15
3 6 17 16
4 5 20
11 9 8 18 19 21
12 22
13
Pergeseran pasif bulk-flow 14
antara kompartemen Keseimbangan Sistem vasopresin,
vaskular dan cairan garam dan air renin-angiotensin-aldosteron
interstisium (Bab 14 dan 15)
Gambar 10-34 enentu tekanan darah arteri rerata. Perhatikan bahwa gambar ini pada dasarnya adalah gabungan dari Gambar 9-25, h. 353, "Kontrol curah jantung"; Gambar
10-14, h. 378, "Faktor yang memengaruhi resistensi perifer total"; dan Gambar 10-28, h. 390, "Faktor yang mempermudah aliran balik vena". Lihat teks untuk pembahasan tentang
angka-angka.
394 BAB 10
■
Baroreseptor
Arteri karotis
arkus aorta
komunis
(Darah ke otak)
Aorta
(Darah ke
bagian tubuh
lainnya)
Gambar 10-35 Lokasi baroreseptor arteri. Baroreseptor arteri terletak di tempat yang strategis untuk memantau
tekanan darah arteri rerata di arteri-arteri yang mendarahi otak (baroreseptor sinus karotis) dan bagian tubuh lainnya
(baroreseptor arkus aorta).
Arterial
pressure 120
(mm Hg)
80 Mean
pressure
Firing rate in
afferent neuron
arising from carotid
sinus baroreceptor
Time
Gambar 10- 6 aa a -m a a r a r ar bar r r
ar a am a a a a b ar a a ar r r ra a
>
Kecepatan
jantung
Stimulasi Curah Tekanan
Jantung
simpatis Jantung darah
Kekuatan Isi
kontraksi sekuncup
jantung
Gambar 10-37 Ringkasan efek-efek sistem saraf simpatis dan parasimpatis pada faktor-faktor yang memengaruhi tekanan darah arteri rerata.
396 BAB 10
Ketika tekanan darah Potensial reseptor Frekuensi lepas-
meningkat melebihi sinus karotis dan muatan disaraf Pusat kardiovaskular
normal arkus aorta afren
Kecepatan jantung
Aktivitas saraf simpatis jantung Tekanan
dan Curah jantung
dan darah
isi sekuncup dan
Aktivitas saraf vasokonsriktor simpatis turun ke
dan resistensi perifer
dan arah
vasodilatasi arteriol total
Aktivitas saraf parasimpatis normal
dan vena
Kecepatan jantung
Aktivitas saraf simpatis jantung dan Curah jantung Tekanan
dan isi sekuncup dan darah
Aktivitas saraf vasokonsriktor simpatis dan resistensi perifer turun ke
dan vasodilatasi arteriol total arah
Aktivitas saraf parasimpatis dan vena normal
Kecepatan jantung Meningkat Terjadi akibat meningkatnya aktivitas simpatis dan menurunnya aktivitas
parasimpatis pada nodus SA
Aliran balik vena Meningkat Terjadi karena vasokonstriksi vena yang dipicu oleh aktivitas simpatis dan
meningkatnya aktivitas pompa otot rangka dan pompa pernapasan
Isi sekuncup Meningkat Terjadi baik karena meningkatnya aliran balik vena melalui mekanisme
Frank-Starling (kecuali jika waktu pengisian diastol berkurang bermakna
akibat kecepatan jantung yang tinggi) atau pun karena peningkatan
kontraktilitas miokardium yang dipicu oleh aktivitas simpatis
Curah jantung Meningkat Terjadi karena meningkatnya kecepatan jantung dan isi sekuncup
Aliran darah ke otot rangka
Meningkat Terjadi karena vasodilatasi arteriol yang dikontrol secara lokal, yang
aktif dan otot jantung
diperkuat oleh efek vasodilatasi epinefrin dan mengalahkan efek
vasokonstriktor simpatis yang lebih lemah
Aliran darah ke otak Tidak berubah Terjadi karena stimulasi simpatis tidak berefek pada arteriol otak; mekanisme
kontrol lokal mempertahankan aliran darah otak yang konstan apapun
situasinya.
Aliran darah ke kulit Meningkat Terjadi karena pusat kontrol suhu di hipotalamus memicu vasodilatasi arteriol
kulit; peningkatan aliran darah ke kulit membawa panas yang dihasilkan oleh
otot ke permukaan tubuh untuk dikeluarkan ke lingkungan eksternal.
Aliran darah ke sistem Berkurang Terjadi akibat vasokonstriksi arteriol generalisata yang ditimbulkan
oleh aktivitas simpatis
pencernaan, ginjal, organ lain
Resistensi perifer total Menurun Terjadi karena resistensi di otot rangka, jantung, dan kulit menurun lebih
besar daripada peningkatan resistensi di organ-organ lain
Tekanan darah arteri rerata Meningkat Terjadi karena curah jantung meningkat lebih besar daripada penurunan
(sedang) resistensi perifer total.
398 BAB 10
HIPERTENSI SEKUNDER
HIPERTENSI PRIMER
K
ETIKA TEKANAN DARAH NAIK, salah satu cara untuk menuru Meskipun penurunan berat hampir selalu mengurangi tekanan darah,
nkannya adalah dengan meningkatkan tingkat aktivitas fisik. tudi penelitian menunjukkan bahwa program penurunan berat biasanya
studi menunjukkan bahwa keikutsertaan dalam aktivitas aer hanya menyebabkan penurunan sebesar 12 pon, dan keberhasilan
obik melindungi tubuh dari hipertensi. Selain itu, olahraga dapat
jangka-panjang keseluruhan dalam menjaga berat hanyalah sekitar
digunakan sebagai terapi untuk mengurangi hipertensi yang telah
terbentuk. 20%. Pembatasan garam bermanfaat bagi banyak pengidap hipertensi,
Pada pasien dengan hipertensi berattersedia obat-obatan hipertensi tetapi kepatuhan terhadap diet rendah-garam sulit dipertahankan oleh
untuk menurunkan tekanan darah tetapi kadang-kadang timbul efek banyak pasien karena makanan cepat saji dan makanan yang
samping yang tidak diinginkan. Efek samping diuretik mencakup dihidangkan di restoran biasanya mengandung banyak garam.
ketidakseimbangan elektrolit, ketidak mampuan menangani glukosa
secara normal, dan peningkatan kadar kolesterol darah. Efek samping Bukti-bukti dalam literatur menyarankan bahwa olahraga aerobik
obat yang memengaruhi resistensi perifer total mencakup peningkatan
kadar trigliserida darah, penurunan kadar kolesterol HOL (bentuk tingkat sedang yang dilakukan selama 15 hingga 60 menit tiga kali
kolesterol), penambahan berat, disfungsi seks, dan depresi. seminggu bermanfaat bagi sebagian besar kasus hipertensi ringan
Pasen dengan hipertensi ringan menimbulkan dilema bagi dokter. hingga sedang. Karena itu, ada baiknya bahwa program olahraga
Risiko minum obat mungkin melebihi manfaat yang diperoleh dari aerobik teratur dilakukan bersama dengan tindakan terapetik lain untuk
penurunan tekanan darah. Karena kemungkinan efek samping obat, mengoptimalkan penurunan tekanan darah. Jika memungkinkan, waktu
terapi non-obat untuk hipertensi ringan mungkin merupakan cara yang
paling bermanfaat.Terapi non-obat yang paling sering digunakan olahraga total pada satu hari bahkan dapat dibagi-bagi menjadi sesi-sesi
adalah penurunan berat, pembatasan garam, dan olahraga. yang lebih singkat yang masih memberi manfaat setara.
PRAHIPERTENSI
400 BAB 10
Hipotensi ortostatik terjadi akibat aktivitas simpatis
yang sesaat kurang memadai.
Syok sirkulasi
( tekanan arteri rerata)
Bahan Pelepasan
Hilangnya cairan vasodilator yang histamin pada Lenyapnya
yang berasal dari dikeluarkan dari reaksi alergik tonus vaskular
plasma bakteri berat
20
Rasa haus
Volume darah
19
1 Vasopresin dan
renin-angiotensin-aldosteron
Aliran balik vena
lsi sekuncup 4
Curah jantung
Sel darah
merah
(melalui pusat kardiovaskular)
2
12 Pelepasan
hormon yang
Tekanan Aktivitas Aktivitas Aktivitas Aktivitas rnerangsang
darah kapiler parasimpatis simpatis ke simpatis ke simpatis ke produksi sel
ke jantung jantung vena arteriol darah merah
3 5
5 99
10
Pergeseran cairan 6
dari cairan Isi sekuncup
interstisium ke
dalam plasma 8
Resistensi Menghemat
Curah jantung
perifer total volume plasma
13 11 15
17
Menghemat
Volume plasma Tekanan arteri
volume plasma
16
KEY
Konsekuensi Kompensasi
Gambar 10-40 Konsekuensi dan kompensasi perdarahan. Penurunan volume darah yang terjadi karena perdarahan menyebabkan penurunan tekanan
arteri. (Perhatikan kotak biru, yang mewakili konsekuensi perdarahan). Terjadi serangkaian kompensasi (kotak merah muda) yang akhirnya memulihkan volume
plasma, tekanan arteri, dan jumlah sel darah merah menuju normal (kotak merah tua). Lihat teks untuk penjelasan tentang angka dan pembahasan terperinci
mengenai kompensasi.
402 BAB 10
KONSEKUENSI DAN KOMPFNSASI SYOK
SYOK IREVERSIBEL
■
SOAL LATIHAN
404 BAB 10
Latihan Kuantitatif
Pertanyaan Esai
UNTUK DIRENUNGKAN
PERTIMBANGAN KLINIS
406 BAB 10
BAB
Kartu Belajar
10.1 | Pola dan Fisika Aliran Darah (h. 362-364) ■
Tekanan pendorong rerata sepanjang siklus jantung adalah
■ Bahan-bahan dapat dipertukarkan antara berbagai bagian tekanan arteri rerata, yang dapat diperkirakan dengan menggunakan
tubuh dan dengan lingkungan eksternal melalui anyaman rumus berikut: tekanan arteri rerata = tekanan diastol + tekanan
pembuluh darah yang mengangkut darah ke dan dari semua nadi. (Lihat Gambar - .)
organ. (Lihat Gambar - dan mb a bab.)
10.3 |Arteriol (h. 370-378)
■ Organ-organ yang memperbarui nutrien dan mengeluarkan
bahan sisa metabolik dari darah menerima persentase curah ■
Arteriol adalah pembuluh resistensi utama. Tingginya resistensi
jantung yang lebih besar daripada kebutuhan metabolik mereka menyebabkan tekanan rerata antara arteri dan kapiler turun
mereka. Organ-organ "perekondisi" ini dapat lebih menoleransi drastis. Penurunan ini meningkatkan aliran darah karena membentuk
pengurangan aliran darah dibandingkan dengan organ-organ perbedaan tekanan antara jantung dan organ. (Lihat Gambar - .)
yang menerima darah semata-mata untuk memenuhi
kebutuhan metabolik mereka. Organ-organ perekondisi ini
■ Arteriol memiliki lapisan tebal otot polos sirkular, yang kontraksi
adalah organ cerna, ginjal, dan kulit.
beragamnya dapat mengubah kaliber dan resistensi arteriol. (Lihat
■ Otak sangat rentan terhadap penurunan aliran darah. Tabel 10-1.) Tonus, yaitu aktivitas kontraksi basal, dipertahankan di
Karena itu, pemeliharaan aliran yang adekuat ke organ rentan arteriol setiap saat. Vasodilatasi arteriol (peningkatan kaliber arteriol
ini merupakan prioritas utama dalam fungsi sirkulasi. di atas kadar tonus) menurunkan resistensi dan meningkatan aliran
■ Laju aliran darah melalui suatu pembuluh (dalam volume darah melalui pembuluh, sementara vasokonstriksi (penyempitan
per satuan waktu) berbanding lurus dengan gradien tekanan pembuluh) meningkatkan resistensi dan mengurangi aliran. (Lihat
dan berbanding terbalik dengan resistensi. Tekanan yang lebih Gambar - .)
tinggi di awal pembuluh dihasilkan oleh tekanan yang
ditimbulkan pada darah oleh kontraksi jantung. Tekanan yang
■ Kaliber arteriol dikontrol oleh dua mekanisme: kontrol
lebih rendah di akhir pembuluh disebabkan oleh gesekan lokal (intrinsik) dan kontrol ekstrinsik.
sewaktu darah mengalir menggesek dinding pembuluh darah. ■ Kontrol lokal terutama melibatkan perubahan kimiawi lokal yang
(Lihat Gambar -2.) berkaitan dengan perubahan tingkat aktivitas metabolik di suatu
organ, seperti perubahan lokal O2, yang menyebabkan pelepasan
■ Resistensi, hambatan terhadap aliran darah melalui suatu
mediator vasoaktif dari sel endotel di sekitarnya. Contohnya adalah
pembuluh, terutama dipengaruhi oleh jari-jari pembuluh.
nitrat oksida penyebab vasodilatasi dan endotelin penyebab
Resistensi berbanding terbalik dengan pangkat empat jari-jari,
vasokonstriksi. Berbagai mediatorvasoaktif ini bekerja pada otot polos
sehingga perubahan kecil pada jari-jari akan berpengaruh
arteriol yang mendasarinya untuk menimbulkan perubahan yang
besar pada aliran. Dengan membesarnya jari-jari, resistensi
sesuai pada kaliber arteriol yang mendarahi organ bersangkutan.
menurun dan aliran meningkat, dan sebaliknya. ( ihat ambar
Dengan menyesuaikan resistensi terhadap aliran darah, mekanisme
.)
kontrol lokal mengatur aliran darah ke organ untuk menyamai
■ Darah mengalir dalam suatu lingkaran tertutup antara kebutuhan metabolik sesaat organ tersebut. (Lihat Gambar -
jantung dan organ-organ. Arteri mengangkut darah dari jantung - dan - 4 rta ab -2 dan -3.)
ke seluruh tubuh. Arteriol mengatur jumlah darah yang mengalir
ke masing-masing organ. Kapiler adalah tempat sebenarnya
■ Pengaruh lokal lainnya mencakup (1) pelepasan histamin (penting
pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan sekitar. Vena
dalam inflamasi dan reaksi alergi); (2) respons miogenik terhadap
mengembalikan darah dari tingkat jaringan kembali ke jantung.
peregangan (penting dalam autoregulasi, yang menjaga aliran darah
(Lihat Gambar -4 dan ab - ).
jaringan tetap konstan meskipun terdapat perubahan dalam tekanan
arteri rerata ( ihat ambar ) ( ) respons kimia terhadap shear
10.2 | Arteri (h. 366-370) stress (yang menahan perubahan gaya yang ditimbulkan paralel
terhadap permukaan pembuluh oleh darah yang mengalir) dan ( )
■ Arteri adalah saluran bergaris tengah besar dan beresistensi
apiikasi lokal panas atau dingin (penting dari segi terapi).
rendah dari jantung ke organ. Arteri juga berfungsi sebagai
reservoir tekanan. Karena sifat elastisnya, akibat serat
elastinnya yang banyak, arteri mengembang untuk ■ Kaliber arteriol dapat disesuaikan secara independen di
mengakomodasi volume ekstra darah yang dipompa ke organ-organ yang berbeda oleh faktor kontrol lokal.
dalamnya oleh kontraksi jantung dan kemudian mengalami Penyesuaian ini penting dalam mendistribusikan curah jantung.
rekoil untuk terus mendorong darah ketika jantung berelaksasi. (Lihat Gambar - 2.)
(Lihat ab - rta Gambar - dan - .) ■ Kontrol ekstrinsik terutama dilakukan oleh sistem saraf simpatis
dan, dengan derajat lebih rendah, pengaruh hormon pada otot polos
■
Tekanan sistol (rerata 120 mm Hg) adalah tekanan puncak arteriol. Kontrol ekstrinsik penting untuk mempertahankan tekanan
yang ditimbulkan oleh semburan darah terhadap dinding arteri rerata. Arteriol mendapat banyak persarafan simpatis yang
pembuluh sewaktu sistol jantung. Tekanan diastol (rerata 80 peningkatan aktivitasnya menyebabkan vasokonstriksi generalisata
mm Hg) adalah tekanan minimal di arteri ketika darah dan peningkatan resistensi perifer total sehingga tekanan arteri rerata
disalurkan ke dalam pembuluh di sebelah hilir sewaktu diastol meningkat. Penurunan aktivitas simpatis menyebabkan vasodilatasi
jantung. Ketika tekanan darah adalah 120180, tekanan nadi arteriol generalisata, yang menurunkan tekanan arteri rerata.
(perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik) adalah mm Penyesuaian ekstrinsik kaliber arteriol ini membantu tubuh
g. (Lihat Gambar - dan - .) mempertahankan tekanan utama yang
mendorong darah ke jaringan. Sebagian besar arteriol tidak ■ Gaya utama yang menyebabkan aliran vena adalah gradien
mendapat persarafan parasimpatis. (Lihat Gambar 10- 14.) tekanan antara vena dan atrium (yaitu, apa yang tersisa dari
tekanan pendorong utama yang ditimbulkan pada darah oleh
10.4 |Kapiler (h. 379-388) kontraksi jantung). (Lihat Gambar - dan -2 .)
■ Kapiler yang berdinding tipis, berjari-jari kecil, dan bercabang ■ Aliran balik vena ditingkatkan oleh vasokonstriksi vena yang
luas ini adalah tempat ideal bagi pertukaran antara darah dan sel diinduksi oleh aktivitas simpatis dan oleh kompresi eksternal vena
jaringan sekitar. Secara anatomis, luas permukaan untuk dari kontraksi otot rangka sekitar. Kedua hal ini mendorong darah
pertukaran dimaksimalkan dan jarak difusi diminimalkan di kapiler. keluar dari vena. Efek-efek ini membantu tubuh melawan efek
Selain itu, karena luas potongan melintangnya yang besar, gravitasi pada sistem vena. (Lihat Gambar -2 hin a -3 .)
kecepatan aliran darah melalui kapiler (dalam jarak per satuan ■ Katup vena satu-arah memastikan bahwa darah terdorong ke
waktu) relatif rendah sehingga tersedia cukup waktu untuk arah jantung dan tidak mengalir balik ke jaringan. (Lihat Gambar
berlangsungnya pertukaran. (Lihat Gambar - hin a - 10-32.)
rta ab - h. 3 .)
■ Aliran balik vena juga ditingkatkan oleh pompa respirasi dan
■
Terdapat dua jenis pertukaran pasif—difusi dan bulk flow— efek penghisapan jantung.Aktivitas pernapasan menghasilkan
yang berlangsung menembus dinding kapiler. tekanan yang lebih rendah daripada tekanan atmosfer di rongga
■ Masing-masing zat terlarut dipertukarkan terutama melalui difusi toraks sehingga terbentuk gradien tekanan eksternal yang
menuruni gradien konsentrasi. Bahan-bahan larut-lemak berpindah mendorong aliran dari vena di tungkai yang terpajan ke tekanan
langsung menembus lapisan tunggal sel endotel dinding kapiler atmosfer ke vena dada yang mengosongkan isinya ke jantung.
sementara bahan larut-air berpindah melalui pori berisi-air yang Selain itu, tekanan yang sedikit negatif yang tercipta di dalam
terdapat di antara sel-sel endotel. Protein plasma umumnya tidak atrium sewaktu sistol ventrikel dan di dalam ventrikel sewaktu
dapat keluar. ( ihat ambar dan 2 .) diastol ventrikel menghasilkan efek menghisap yang meningkatkan
aliran balik vena dan mempermudah pengisian jantung. ( ihat
■ Ketidakseimbangan tekanan fisik di kedua sisi dinding kapiler ambar 2 dan .)
menyebabkan terjadinya bulk flow cairan melalui pori. (1) Cairan
didorong keluar di bagian pertama kapiler (ultrafiltrasi), tempat 10.6 | Tekanan Darah (h. 393-403)
tekanan keluar (terutama tekanan darah kapiler) melebihi tekanan ■ Pengaturan tekanan arteri rerata bergantung pada kontrol dua
masuk (terutama tekanan osmotik koloid plasma). (2) Cairan
penentu utamanya, curah jantung dan resistensi perifer total.
dikembalikan ke kapiler di sepanjang paruh terakhir, ketika tekanan
Kontrol curah jantung bergantung pada regulasi kecepatan jantung
keluar turun di bawah tekanan masuk. Penyebab pergeseran
dan isi sekuncup, sementara resistensi perifer total terutama
keseimbangan di sepanjang kapiler ini adalah terus turunnya
ditentukan oleh derajat vasokonstriksi arteriol. (Lihat Gambar
tekanan darah kapiler sementara tekanan osmotik koloid polasma
-34)
tidak berubah. Bulk flow bertanggung jawab dalam distribusi CES
antara plasma dan cairan interstisial. (Lihat Gambar - -22 ■ Regulasi jangka-pendek tekanan darah dilakukan terutama oleh
dan -23.) refleks baroreseptor. Baroreseptor sinus karotis dan arkus aorta
secara terus-menerus memantau tekanan arteri rerata. Jika
■ Dalam keadaan normal, cairan yang difiltrasi sedikit lebih
mendeteksi penyimpangan dari normal, kedua baroreseptor
banyak daripada yang direabsorpsi. Kelebihan cairan ini, protein
tersebut memberi sinyal ke pusat kardiovaskular medula, yang
yang bocor, dan bakteri di jaringan diserap oleh sistem limfe.
berespons dengan menyesuaikan sinyal autonom ke jantung dan
Bakteri dihancurkan sewaktu limfe melewati limfonodus dalam
pembuluh darah untuk memulihkan tekanan darah ke normal.
perjalanannya kembali ke sistem ena. ( ihat ambar 22,
(Lihat Gambar -3 hin a -3 .)
2 , dan 2 .)
■ Kontrol jangka-panjang tekanan darah melibatkan pemeliharaan
10.5 |Vena (h. 388-393) volume plasma yang sesuai melalui kontrol ginjal atas
■ Vena adalah saluran berjari-jari besar dan beresistensi rendah keseimbangan garam dan air. (Lihat Gambar 10-34.)
tempat darah mengalir kembali dari organ ke jantung. Selain itu,
vena yang berdinding tipis dan sangat mudah tergang, sebagai
pembuluh kapsitansi, dapat teregang secara pasif untuk
menyimpan volume darah yang lebih banyak sehingga berfungsi
sebagai reservoir darah. Kapasitas vena untuk menampung darah
dapat berubah banyak dengan sedikit perubahan pada tekanan
vena. Saat istirahat, vena menampung lebih dari 60 olume
darah total. (Lihat ab - dan Gambar - 2 .)
Stimulasi Jantung Kecepatan Curah Tekanan
parasimpatis jantung jantung darah
Kecepatan
jantung
Stimulasi Jantung Curah Tekanan
simpatis jantung darah
Kekuatan Isi
kontraksi sekuncup
jantung
11
Yorgos Nikas/Getty Images
DARAH
lengkap)
Volume sell Eritrosit
termampat Eritrosit (sel darah merah)
kan atau (45% darah
hematokrit lengkap)
410 BAB 11
❚ TABEL11-1 Konstituen Darah dan Fungsinya
Konstituen Fungsi
Plasma
Air Berperan sebagai medium transpor; membawa panas
Elektrolit Berperan dalam eksitabilitas membran; distribusi
cairan melalui osmosis antara CES dan CIS;
menyangga perubahan pH
Nutrien, zat sisa, Diangkut dalam darah; gas CO2 darah berperan
gas, hormon dalam keseimbangan asam-basa
Protein plasma Secara umum, menghasilkan efek osmotik yang
penting dalam distribusi CES antara kompartemen
vaskular dan interstisium; menyangga perubahan pH
Albumin Mengangkut banyak bahan; berperan paling besar
dalam menentukan tekanan osmotik koloid
Globulin
Alfa dan beta Mengangkut banyak bahan tak-larut air; mencakup
faktor pembekuan dan molekul prekursor inaktif
Gama Merupakan antibodi
Fibrinogen Merupakan prekursor inaktif untuk jalinan fibrin pada
bekuan
Elemen Selular
Eritrosit Mengangkut O2 dan CO2 (terutama O2 )
Leukosit
Neutron Menelan bakteri dan debris
! " Eosinofil Menyerang cacing parasitik; berperan
dalam reaksi alergik
Basofil Mengeluarkan histamin, yang penting dalam
reaksi alergik, dan heparin, yang membantu
membersihkan lemak dari darah
Monosit Dalam transit menjadi makrofag jaringan
Limfosit
Limfosit B Menghasilkan antibodi
Limfosit T Menghasilkan respons imun diperantarai-sel
Trombosit Berperan dalam hemostasis
DARAH 411
11.2 | Eritrosit
STRUKTUR ERITROSIT
# # #
#
#
412 BAB 11
Rantai polipeptida
Rantai polipeptida β
CH3 CH CH2
HC CH
N
H3 C CH3
N Fe N
– CH CH2
OOC CH2 H2C
N CH
HC
–
OOC CH2 CH2 CH3
SA S A S A
ERITROPOIESIS
DARAH 413
ritropoiesis dikontrol oleh eritropoietin dari in al.
Ginjal
Eritrosit
ambar ontrol eritropoiesis
414 BAB 11
❚ Melihat Lebih Dekat
pada isiolo i lahra a
Doping Darah: Lebih Banyak Hal Baik
Berarti Lebih Baik?
O A
A
S A A
A A A
S
A
S agar dapat mengha
A
ERITROPOIETIN SINTETIK
DARAH 415
100
90
80
70
100
Hematokrit
60 90
50 80
70
Hematokrit
40 60
30 50
40
20
30
10 20
10
0 0
(a) Normal (b) Anemia (c) Polycythemia (d) Dehydration
(hematokrit = 45%) (hematokrit = 30%) (hematokrit = 70%) (hematokrit = 70%)
Kunci
= Plasma = Eritrosit
Gambar 11-5 Hematokrit pada berbagai keadaan. (a) Hematokrit normal. (b) Pada anemia, hematokrit
lebih rendah daripada normal karena eritrosit dalam darah terlalu sedikit. (c) hematokrit di atas normal
pada polisitemia karena kelebihan eritrosit dalam sirkulasi. (d) Hematokrit juga dapat meningkat pada
dehidrasi ketika jumlah eritrosit yang normal terkonsentrasi di dalam volume plasma yang berkurang.
416 BAB 11
Golongan Darah bergantung pada antigen
permukaan pada eritrosit.
A A Anti-B
B B Anti-A
DARAH
Donor bergolongan
darah B Resipien bergolongan
darah A
REAKSI TRANSFUSI
Antigen B
Antibodi terhadap
golongan darah A
Antibodi terhadap
ntigen
golongan darah B
!
" ! " ! " !
"
418 BAB
Terdapat lima jenis leukosit.
11.3 | Leukosit
DARAH
❚ Konsep, Tantangan, dan
Kontroversi
Mencari Pengganti Darah
S
ALAH SATU PERSAINGAN M S A A A AS t ra ti i n mungkin mencapai 10 miliar dolar per tahun.
dalam tiga dekade terakhir adalah perlombaan menciptakan Para ilmuwan rnulai meneliti pengganti darah pada tahun 1960an tetapi
pengganti uni ersal untuk darah manusia yang aman, murah,
dan bebas penyakit serta memiliki waktu yang lama. pencarian alternatif untuk transfusi darah lengkap tersebut mendapat dorongan
baru pada tahun 1980-an oleh meningkatnya insiden AIDS dan kekhawatiran
Kebutuhan Terhadap Transfusi Darah akan keamanan pasokan darah nasional. Penyakit infeksi seperti AIDS, hepatitis
Di Amerika Serikat saja, transfusi darah diberikan, secara rerata, virus, dan infeksi virus West Nile dapat ditularkan dari donor darah yang terinfeksi
setiap dua detik. Sesuai aturan umum, transfusi diberikan jika ke resipien transfusi darah. Meskipun pemeriksaan penyaring yang cermat atas
konsentrasi hemoglobin berada di bawah 7 g/100 mL darah lengkap pasokan darah kita dapat meminimalkan kemungkinan penularan penyakit infeksi
(kisaran normal adalah 13-18 g/100 mL untuk pria dan 12-16 g/100 mL melalui transfusi, masyarakat tetap khawatir dan akan senang menyambut
untuk wanita) atau ketika komponen spesifik darah yang lain, seperti adanya pengganti darah.
trombosit dan faktor pembekuan, berjumlah sedikit. Kebutuhan ini
Elirninasi risiko penularan penyakit hanya merupakan salah satu keunggulan
dapat timbui pada korban kedaruratan traumatik, seperti kecelakaan
temuan alternatif transfusi darah lengkap. Darah lengkap harus disimpan dalam
mobil atau luka tembakan; pada pasien bedah; pada pasien kanker
lemari pendingin dan meskipun demikian, waktu simpan darah tersebut hanyalah
yang menjalani kemoterapi yang menekan produksi sel darah; pada
42 hari. Transfusi darah lengkap juga memerlukan penentuan golongan darah
individu yang memiliki kelainan darah seperti leukemia atau anemia sel
dan pencocokan silang, yang tidak dapat dilakukan di tempat kecelakaan atau di
sabit; pada pasien yang menjalani transplantasi sumsum tulang; dan
medan perang.
pada penyakit lainnya. Beberapa pasien memerlukan transfusi terus-
menerus agar dapat bertahan hidup. Kadang-kadang darah lengkap
dipisahkan sehingga berbagai komponen berbeda dapat digunakan
Pendekatan Mama
pada beberapa resipien. Spesialis pengambil darah bahkan telah Tujuannya adalah bukan menemukan pengganti darah lengkap, tetapi meniru
mengembangkan teknik mutakhir yang dikenal sebagai aferesis, yaitu kemampuannya mengangkut O2. Kebutuhan terbesar untuk transfusi darah
darah dikumpulkan ke dalam sebuah alat yang memisahkan darah adalah mengganti kehilangan darah akut pada korban kecelakaan, pasien bedah,
menjadi bagian-bagian terpisah, kemudian sisa darah dikembalikan dan tentara yang terluka. Orang-orang ini membutuhkan penggantian jangka-
kepada donor setelah bagian tertentu, seperti trombosit, dipulihkan. pendek kapasitas darah mengang-kut O2 hingga tubuh mereka sendiri dapat
Dengan teknik ini, trombosit dalam jumlah cukup dapat dikumpulkan menyintesis eritrosit pengganti. Berbagai elemen penting lain dalam darah tidak
dad satu donor untuk sebuah transfusi trombosit; jika tidak, trombosit dibutuhkan sesegera hemoglobin dalam SDM untuk mempertahankan hidup.
dari 5 hingga 10 darah lengkap donor harus dikumpulkan untuk Merupakan suatu masalah bahwa sel darah merah adalah komponen darah
mendapatkan trombosit yang cukup untuk transfusi trombosit. lengkap yang memerlukan pendinginan, memiliki usia penyimpanan singkat, dan
mengandung penanda-penanda untuk berbagal golongan darah.
Kebutuhan Terhadap Pengganti Darah Karena itu, pencarian pengganti darah difokuskan pada dua kemungkinan
Dengan hanya sekitar 5% populasi yang sekarang mendonorkan utama: (1) produk hemoglobin yang terdapat di luar 5DM dan dapat disimpan di
darahnya, terjadi kelangkaan regional golongan darah tertentu yang suhu kamar hingga enam bulan hingga setahun, dan (2) produk yang disintesis
mengharuskan pengiriman dan pemakaian bersama darah di antara secara kimiawi yang berfungsi sebagai hemoglobin artifisial dengan melarutkan
berbagai daerah. (Hampir semua orang berusia lebih dari 17 tahun sejumlah besar O2 ketika kadar O2 tinggi (seperti di paru) dan rnembebaskannya
yang berberat badan lebih dare 55 kg, sehat, dan tidak mendonorkan ketika kadar O2 rendah (seperti di jaringan). Berbagai pengganti darah potensial
darahnya dalam 8 minggu terakhir memenuhi syarat untuk menjadi kini sedang dalam berbagai tahap perkembangan. Sebagian telah mencapai
pendonor darah tetapi sebagian besar orang tidak mengambil tahap up Minis tetapi belum ada produk yang dipasarkan meskipun tampaknya
kesempatan ini untuk memberikannya.) Petugas medis akan hal tersebut semakin dekat. Mari kita membahas masing-masing dari berbagai
menghadapi kekurangan darah secara luas yang serius dalam waktu pendekatan utama tersebut.
dekat karena jumlah donor darah torus berkurang pada saat yang
sama dengan jumlah orang berusia lanjut, kelompok orang yang paling Produk Hemoglobin
sering memerlukan transfusi, terus bertambah. Manfaat bagi Sejauh ini upaya riset paling banyak difokuskan pada manipulasi struktur
masyarakat oleh adanya pengganti darah yang aman yang dapat hemoglobin sehingga hemoglobin dapat secara aman dan efektif diberikan
diberikan tanpa memperhitungkan golongan darah penerima akan sebagai pengganti transfusi darah lengkap. Jika dapat distabilkan dan
sangat banyak, demikian juga keuntungan bagi produsen produk yang disuspensikan dengan benar dalam larutan salin, hemoglobin dapat disuntikkan
pertama kali berhasil. Para pakar memperkirakan bahwa pasar dunia untuk meningkatkan kemampuan darah resipien mengangkut O2 tanpa
untuk pengganti darah yang baik, yang secara lebih tepatnya dinamal memandang apa golongan darah mereka.
420 BAB 11
Beberapa strategi di bawah ini adalah yang sedang dilakukan untuk -han dan tertimbun di tubuh. Ironisnya, pemberian PFC menimbulkan
mengembangkan suatu produk hemoglobin: bahaya toksisitas O2 akibat penyaluran O2 yang berlebihan ke jaringan
Salah satu masalah adalah bahwa hemoglobin berperilaku berbeda secara tak-terkendali (lihat h. 515)
jika berada di luar SDM. Hemoglobin "telanjang" ini terurai menjadi Strategi lebih baru yang sedang dikembangkan adalah versi plastik
dua yang tidak membebaskan O2 untuk digunakan jaringan seperti hemoglobin yang larut-air. Molekul ini memiliki ukuran dan bentuk yang
yang dilakukan oleh hemoglobin normal. Fragmen-fragmen sama dengan hemoglobin, berikatan reversibel dengan O2, dan dibuat
hemoglobin ini juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Telah clan bahan yang diketahui aman untuk tubuh, tetapi molekul ini belum
dikembangkan suatu reagen ikatan-silang yang mempertahankan rnenjalani pengujian biologis.
keutuhan molekul hemoglobin ketika molekul tersebut berada di luar
sel darah merah sehingga salah satu kendala dalam memberikan Taktik untuk Mengurangi Kebutuhan Terhadap Darah onor
hemoglobin bebas dapat teratasi. Cara-cara lain selain pengganti darah yang ditujukan untuk mengurangi
Sebagian produk yang sedang dalam penelitian berasal dari donor kebutuhan terhadap darah donor mencakup:
darah manusia yang telah kadaluarsa. Darah tersebut tidak dibuang
Dengan mengubah praktik bedah, masyarakat medis telah
tetapi hemoglobinnya diekstraksi, dimurnikan, disterilkan, dan
mengurangi kebutuhan terhadap transfusi. Metode-metode hemat-
distabilkan secara kimiawi. Namun, strategi ini masih mengandalkan
darah ini mencakup pendauran-ulang darah pasien sendiri sewaktu
adanya pasokan tetap darah dari donor manusia.
pembedahan (mengurnpulkan darah yang keluar, kemudian
Beberapa produk menggunakan darah sapi sebagai titik awal.
menginfuskannya kembali); menggunakan teknik bedah yang kurang
Hemoglobin sapi mudah diperoleh dari rumah jagal, murah, dan
invasif sehingga tidak banyak menyebabkan perdarahan; dan
dapat diolah untuk diberikan kepada manusia. Kekhawatiran utama
pemberian eritropoietin sebagai pemacu pembentukan darah kepada
dengan produk ini adalah kernungkinan masuknya mikroba-mikroba
pasien sebelum pembedahan.
penyebab penyakit yang belum diketahui ke manusia yang mungkin
Keharusan mencocokkan golongan darah untuk transfusi adalah
bersembunyi di dalam produk sapi ini.
salah satu alasan utama pemborosan di bank darah. Transfusi darah
Salah satu kandidat potensial sebagai pengganti darah adalah
yang tidak cocok menyebabkan reaksi serius bahkan mematikan
hemoglobin rekayasa-genetik yang meniadakan keharusan adanya
(lihat h. 424). Karena itu, sebuah bank darah mungkin membuang
donor darah manusia atau risiko penyebaran penyakit dari sapi ke
stok salah satu golongan darah yang tidak digunakan sementara
manusia. Para ahli rekayasa genetik dapat menyisipkan gen untuk
kekurangan golongan darah lain. Berbagai golongan darah di dalam
hemoglobin manusia ke dalam bakteri, yang bekerja sebagai "pabrik'
sistem utama ABO dibedakan berdasarkan perbedaan antigen
untuk menghasilkan produk hemoglobin yang diinginkan. Salah satu
spesifik pada permukaan membran sel darah merah (lihat h. 423).
kekurangan hemoglobin rekayasa-genetik ini adalah tingginya biaya
Dalam reaksi transfusi, antigen SDM yang tidak cocok merupakan
yang diperlukan untuk mengoperasikan fasilitasnya.
sasaran penyerangan. Setelah banyak meneliti, para peneliti
Salah satu strategi yang menjanjikan adalah pembungkusan
mengarah kepada dua enzim dari bakteri yang berbeda—satu enzim
hemoglobin dengan liposom—wadah berbungkus membran—yang
yang dapat memotong antigen A dan yang lain yang dapat
serupa dengan 5DM yang terbungkus membran dan dijejali
memotong antigen B dari SDM—yang mengubah semua darah
hemoglobin. Apa yang dinamai sel darah neo (n berarti"baru") ini
donor menjadi golongan O, yang dapat ditransfusikan secara aman
masih menunggu penelitian lebih lanjut.
kepada semua orang. Jika uji klinis yang menggunakan darah yang
Pengangkut O2 sintetik. telah diubah oleh enzim ini berhasil, produk semacam ini akan
Peneliti-peneliti lain melakukan pengembangan strategi berbasis-kimia mengurangi pemborosan dan akan sangat bermanfaat bagi dokter
yang mengandalkan r r arb n (PFC), yaitu senyawa sintetik bedah di medan perang yang sering tidak memiliki waktu untuk
pengangkut O2 yang terdiri dari karbon dan fluorin. PFC adalah mencocokkan darah.
molekul yang disintesis secara kimiawi dan sama sekali inert serta Peneliti-peneliti lain sedang mencari cara untuk memperlama usia
dapat melarutkan sejumlah benar O2 setara dengan jumlah O2 yang 5DM, baik dalam bank darah maupun di pasien sehingga kebutuhan
dihirup. Karena berasal dari sumber non-biologis, PFC tidak dapat terhadap darah segar untuktransfusi dapat dikurangi.
menularkan penyakit. Hal ini, ditambah biayanya yang murah, Seperti yang diperlihatkan oleh daftar strategi ini, telah banyak
menyebabkan bahan ini menarik sebagai pengganti darah. Namun, kemajuan yang dicapai dalam pengembangan alternatif transfusi
penggunaan PFC bukanlah tanpa risiko. Pemberian bahan ini dapat darah lengkap yang aman dan efektif. Namun, setelah upaya keras
selama lebih dari tiga dekade, masih terdapat banyak tantangan dan
menimbulkan gejala dan karena ekskresinya rendah, PFC dapat terta-
belum ada solusi ideal yang ditemukan.
DARAH
eukosit
ranulosit polimor onuklear A ranulosit mononuklear
Neutrofil osinofil asofil Monosit imfosit
Cell types: Courtesy and copyright of the Clinical Chemistry and Hematology
ambar lemen sel darah normal dan hitun sel darah manusia.
■
■
422 BAB 11
Leukosit diproduksi dengan kecepatan
berbeda bergantung pada perubahan
kebutuhan tubuh.
Sel punca
pluritipoten yang
belum berdife-
rensiasi
Di sumsum
tulang Sel punca mieloid Sel punca limfoid
Limfosit di
jaringan limfoid
alam
ritrosit onosit im osit
darah
Gambar 11-9 Pembentukan sel darah (hemopoiesis). semua jenis sel darah pada dasarny berasal dari sel punca pluripoten yang sama di
sumsum tulang merah.
DARAH 423
e akariosit elompok trombosit
yan akan dibebaskan
nlimited, nc.
Carolina iological upply Co Visuals
eukosit yang elompok eritrosit
sedang terbentuk yang sedang terbentuk
Gambar 11-10 Sebuah megakariosit yang sedang membentuk trombosit
424 BAB 11
Spasme vaskular mengurangi aliran darah melalui
pembuluh yang cedera.
PEMBENTUKAN BEKUAN
DARAH
Trombosit
Adenosin 3 Tromboksan
di fosfat A2
(ADP)
Agregasi sum-
Cairan bat trombosit
intevtisial Faktor von Kolagen yang Kolagen Lapisan jaringan Otot Jaringan ikat
willebrand terpajan di tempat ikat luar polos subendotel
pembuluh cedera
1 Trombosit menempel 2 Trombosit yang 3 Caraka-caraka kimia 4 Trombosit yang baru terak- 5 Endotel normal (iidak
dengan (oleh protein plasma teraktivasi melepaskan ini bekerja bersama tivasi beragregasi pada sumbat cedera) melepaskan
faktor von Willebrand) dan ADP dan tromboksan A2. untuk mengaktivasi trombosit yang sedang terbentuk prostasiklin dan nitrat oksida,
teraktivasi oleh kolagen trombosit lain yang dan melepaskan lebih banyak Lagi yang menghambat agregasi
yang terpajan di tempat sedang melintas. bahan-bahan kimia penarik trombosit, sehingga sumbat
pembuluh yang cedera. trombosit. trombosit dibatasi pada
tempat cedera,
11-11 Pembentukan sumbat trombosit. Trombosit menggumpal di pembuluh yang rusak melalui mekanisme umpan-balik positif yang melibatkan pelepasan
adenosin difosfat (ADP) dan tromboksan A2 dari trombosit, yang melekat ke faktor von Willebrand ke kolagen yang terpajan di tempat pembuluh cedera. Trombosit dicegah
membentuk agregat di permukaan pembuluh normal sekitar oleh pelepasan prostasiklin dan nitrat oksida dari sel-sel endotel yang tidak cedera.
A
1a
1b
1c
1 1d
2
KASKADE PEMBEKUAN
426 BAB 11
JALUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
1
2
Agregasi
1a Trombin merangsang perubahan
trombosit
(PF3) fibrinogen menjadi fibrin.
Fibrin
Fibrin
Fibrinogen (gejala
(jala stabil)
longgar)
DARAH 427
permukaan permukaan benda
pembuluh asing (misalnya
yang rusak tabung reaksi)
Kolagen Jalur intrinsik
yang
terpajan
Faktor XII Faktor XII aktif
inaktif (faktor hageman)
Faktor XI
inaktif Faktor XI aktif
Ca2+
(factor IV)
Faktor IX
Faktor IX aktif
inaktif
Ca2+
Factor VIII
PF3
Faktor X
Faktor X aktif
inaktif
Ca2+
Tromboplastin Faktor VII Ca2+
Kerusakan Faktor V
jaringan
jaringan PF3
(faktor III)
Protrombin Mengaktifkan
(fa tor I) Trombin
Jalur ekstrinsik
Fibrin
Fibrinogen
(jalan
longgar)
ambar alur pembekuan darah. alur pembekuan intrinsik ( arna bir ) dimulai ketika faktor
(faktor ageman) diaktifkan oleh kontak dengan kolagen yang terpajan di permukaan pembuluh
yang rusakatau oleh kontak dengan permukaan benda asing. alur ini menimbulkan pembekuan di
dalam pembuluh yang rusak dan pembekuan sampel darah di tabung reaksi. alur pembekuan
Fibrin
ekstrinsik yang lebih singkat ( arna ab -ab ) dimulai ketika faktor , suatu faktor yang diaktifkan (jala stabil)
separuh jalan di jalur intrinsik, diaktifkan oleh tromboplastin jaringan yang dikeluarkan oleh jaringan
yang rusak. alur ekstrinsik menyebabkan pembekuan darah yang telah keluar dari pembuluh darah Terperangkap
ke jaringan sekitar sewaktu cedera. ad faktor dan seterusnya, langkah langkah di kedua jalur nya
adalah identik ( arna ab -ab bir ). sel-sel darah
Bekuan
428 BAB 11
actor
Cepat ( a eman actor) Cepat
RETRAKSI BEKUAN
(kaskade (kaskade
reaksi) reaksi)
Pembentukan Aktivasi
bekuan plasmin
Pelarutan
bekuan
PERBAIKAN PEMBULUH
Lambat
ambar Peran faktor XII dalam pembentukan dan pelarutan bekuan.
Aktivasi faktor XII (faktor Hageman) secara bersamaan menginisiasi sebuah
reaksi cepat yang menghasilkan pembentukan bekuan dan sebuah reaksi cepat
yang menghasilkan aktivasi plasmin. Plasmin, yang terperangkap dalam
PELARUTAN BEKUAN bekuan, selanjutnya melarutkan bekuan secara perlahan. Karla ini
menghilangkan bekuan ketika bekuan tidak lagi diperlukan setelah pembuluh
diperbaiki.
DARAH
Homeostasis: Bab dalam
Perspektif
Darah berperan dalam homeostasis melalui berbagai
cara. Pertama, komposisi cairan interstisium, lingkungan
internal sejati yang mengelilingi dan secara langsung
bertukar bahan dengan sel, bergantung pada komposisi
plasma darah. Karena terjadi pertukaran menyeluruh antara
kompartemen interstisium dan vaskular, cairan interstisium me-
miliki komposisi serupa dengan plasma kecuali protein-protein
plasma, yang tidak dapat keluar melalui dinding kapiler. Karena itu,
darah berfungsi sebagai kendaraan untuk transpor berbagai bahan
yang cepat, berjarak-jauh, dan massal ke dan dari sel, dan cairan
interstisium berfungsi sebagai perantara.
Homeostasis bergantung pada darah yang membawa berbagai
bahan penting seperti O2 dan nutrien ke sel secepat sel
mengonsumsi bahan-bahan tersebut dan mengangkut bahan-
bahan seperti sisa metabolisms menjauhi sel secepat sel tersebut
memproduksi bahan-bahan itu. Homeostasis juga bergantung pada
darah yang mengangkut messenger hormon dari tempat
produksinya ke tempat kerjanya yang jauh. Setelah masuk ke
Hemofilia adalah penyakit utama yang
menyebabkan perdarahan berlebihan. darah, suatu bahan dapat diangkut ke seluruh tubuh dalam
hitungan detik, sementara difusi bahan melintasi jarak yang jauh
pada suatu organisme multisel besar seperti manusia akan
memerlukan waktu bulanan hingga tahunan—suatu situasi yang
tidak memungkinkan kehidupan. Namun, difusi dapat secara efektif
melaksanakan pertukaran bahan lokal antara darah dan sel sekitar
melalui cairan interstisium.
Darah memiliki kemampuan transpor khusus yang menye-
babkannya mampu membawa angkutannya secara efisien ke
seluruh tubuh. Sebagai contoh, O2 yang penting untuk mem-
pertahankan kehidupan kurang larut dalam air, tetapi darah di-
lengkapi oleh spesialis pengangkut O2, eritrosit (sel darah merah)
yang dijejali oleh hemoglobin, suatu molekul kompleks yang
mengangkut O2. Demikian juga, messenger hormon-hor-mon yang
tak-larut air tetapi penting untuk homeostasis diang-kut di dalam
darah oleh protein-protein plasma pengangkut.
Komponen-komponen spesifik darah melakukan berbagai
aktivitas homeostatik tambahan berikut yang tidak berkaitan
dengan fungsi transpor darah:
Darah membantu mempertahankan pH tubuh yang sesuai di
lingkungan internal dengan menyangga perubahan dalam
muatan asam-basa tubuh
Darah membantu mempertahankan suhu tubuh dengan
Periksa Pemahaman Anda 11.4
menyerap panas yang diproduksi oleh jaringan penghasil
1. Jelaskan bagaimana sumbat trombosit terbentuk di tempat panas, misalnya otot rangka yang berkontraksi dan men-
pembuluh yang rusak.
distribusikannya ke seluruh tubuh. Kelebihan panas dibawa
2. Gambarkan diagram alir yang menunjukkan jaras intrinsik dan
eksintrinsik kaskade pembekuan.
oleh darah ke permukaan tubuh untuk dikeluarkan ke
lingkungan eksternal.
430 BAB 11
Leukosit (sel darah putih), produk-produk sekretoriknya, dan
Elektrolit dalam plasma penting untuk eksitabilitas
jenis protein plasma tertentu, misalnya antibodi, mem-bentuk
membran, yang krusial untuk fungsi saraf dan otot.
sistem pertahanan imun. Sistem ini mempertahankan tubuh
Elektrolit dalam plasma penting untuk distribusi osmotik
dari agen penyebab penyakit, menghancurkan sel kanker,
cairan antara cairan ekstrasel dan intrasel. Protein plasma
dan melicinkan jalan untuk penyembuhan luka dan perbaikan
berperan penting dalam distribusi cairan ekstrasel antara
jaringan dengan membersihkan debris dari sel yang mati
plasma dan cairan interstisium.
atau cedera. Efek-efek ini secara tidak langsung
Melalui fungsi hemostatiknya, trombosit dan faktor-faktor berkontribusi terhadap homeostasis dengan membantu
pembekuan meminimalkan kehilangan darah setelah organ yang secara langsung mempertahankan homeostasis
cedera pembuluh. agar tetap sehat. Kita tidak dapat bertahan hidup melewati
masa bayi jika tidak memiliki mekanisme pertahanan tubuh.
Latihan Soal
Pertanyaan Esai
fi
DARAH 431
atihan uantitati
$ %
UNTUK DIRENUNGKAN
&
432 BAB 11
PERTIMBANGAN KLINIS
DARAH 433
BAB
11 Kartu Belajar
11.1|Plasma (h. 410-411) penting untuk transpor O2. Setiap molekul hemoglobin dapat
■ Darah terdiri dari tiga jenis elemen selular—eritrosit (sel darah membawa empat molekul O2. (Lihat Gambar -2 dan -3.)
merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping darah)—yang
membentuk suspensi di dalam cairan plasma, (Lihat Gambar -
■
Hemoglobin juga ikut berperan dalam transpor CO2 dan
mb a bab dan ab - .) pendaparan darah dengan berikatan secara reversibel dengan
CO2 dan H+.
■
Volume darah yang 5 hingga 5,5 liter pada orang dewasa terdiri dari
■ Eritrosit, karena tidak dapat mengganti komponen-komponennya,
42% hingga 45% eritrosit, kurang dari 1% leukosit dan trombosit, dan
55% hingga 58% plasma. Persentase volume darah total yang memiliki usia pendek sekitar 120 hari.
■ Sel punca pluripoten tidak berdiferensiasi di sumsum tulang
ditempati oleh eritrosit disebut hematokrit (Lihat Gambar - ).
merah menghasilkan semua elemen selular darah, (Lihat Gambar
11-3 dan 11-9.) Produksi eritrosit (eritropoiesis) oleh sumsum
merah dalam keadaan normal menyamai laju pengurangan
eritrosit sehingga jumlah eritrosit tetap konstan. Eritropoiesis
dirangsang oleh eritropoietin, suatu hormon yang dikeluarkan oleh
ginjal sebagai respons terhadap penurunan penyaluran 2. (Lihat
Gambar -4.)
Ginjal
2
Plasma
(55% darah lengkap)
Entrosit
■ Plasma adalah suatu cairan kompleks yang terdiri dari 90% air yang ■ Golongan darah utama ABO bergantung pada keberadaan
berfungsi sebagai medium transpor untuk bahan-bahan yang dibawa antigen spesifik pada permukaan eritrosit. Sel darah merah
oleh darah. Konstituen inorganik plasma yang paling banyak adalah Na golongan A memiliki antigen A; golongan darah B memiliki antigen
B, golongan darah AB memiliki antigen A dan B, dan golongan
+ dan Cl-. dan konstituen organik yang paling banyak adalah protein
darah O tidak memiliki antigen A dan B. Golongan darah A
plasma. Semua konstituen plasma dapat berdifusi bebas melintasi memiliki antibodi anti-B, golongan darah B memiliki antibodi anti-A,
dinding kapiler kecuali protein plasma, yang tetap berada di dalam golongan darah AB tidak memiliki antibodi anti-A dan anti-B, dan
plasma, tempat mereka melakukan berbagai fungsi penting. Protein golongan darah O memiliki antibodi anti-A dan anti-B. Antibodi-
plasma mencakup albumin, globulin (!, ", dan #), dan fibrinogen. (Lihat antibodi ini menyebabkan SDM dengan antigen-antigennya yang
sesuai beraglutinasi (menggumpal) atau ruptur, menyebabkan
Tabel 11-1.) reaksi transfusi jika sel darah donor terpajan dengan antibodi yang
sesuai di darah resipien. ( ihat Tabel 2 dan ambar .)
11.2 | Eritrosit (hh. 412-419)
■ Eritrosit dikhususkan untuk fungsi primer mereka, yaitu transpor O2
dalam darah. Bentuknya yang bikonkaf menyebabkan luas 11.3 | Leukocytes (hh. 419–424)
permukaan untuk difusi O2 ke dalam sel menjadi maksimal untuk ■ Leukosit adalah sel pertahanan tubuh. Sel-sel ini menyerang
olume ini (Lihat Gambar - dan mb a bab). ritrosit tidak
mengandung nukleus atau organel (dikeluarkan selama benda asing (yang tersering adalah bakteri dan virus),
perkembangan), tetapi dipenuhi oleh hemoglobin, suatu molekul yang menghancurkan sel kanker yang timbul di tubuh, dan
mengandung besi yang dapat secara longgar dan re ersibel mengikat membersihkan debris sel. Leukosit serta protein plasma tertentu
2. arena 2 kurang larut dalam darah, hemoglobin membentuk sistem imun.
■ Kelima tipe leukosit dikategorikan secara mikroskopis oleh aliran darah melalui pembuluh yang terluka; (2) pembentukan sumbat
perbedaan bentuk inti, keberadaan atau ketiadaan granula, dan trombosit, dan (3) pembentukan bekuan.
sifat pewarnaan. Granulosit polimorfonuklear mencakup neutrofil, ■ Agregasi trombosit di tempat pembuluh cedera dengan cepat
eosinofil, dan basofil. Agranulosit mononuklear mencakup menyumbat kerusakan. Trombosit mulai membentuk agregat dengan
monosit dan limfosit. (Lihat Gambar - .) menempel pada faktor von Willebrand, yang berikatan dengan
kolagen yang terpajan di pembuluh yang rusak. Trombosit yang
beragregasi ini menyekresikan ADP dan tromboksan A2, yang
bersama-sama menyebabkan trombosit lain yang sedang melintas
Leukosit
Agranulosit mononuklear melekat, menciptakan siklus umpan batik positif ketika sumbat
Neutrofil Eosinofil Basofil Monosit Limfosit Eritrosit Trombosit
trombosit membesar untuk menambal kerusakan. Endotel normal di
sekitarnya menyekresikan bahan-bahan kimia inhibitorik yang
mencegah trombosit melekat ke bagian pembuluh di sekitarnya yang
tidak rusak. (Lihat Gambar - .)
Konsentrasi Konsentrasi
60%–70% 1%–4% 0.25%–0.5% 2%–6% 25%–33% eritrosi trombosit
= 5 miliar/ = 250 juta/
Hitung jenis SDP (persentase distribusi jenis-jenis leukosit) mL darah mL darah
Trombosit
Adenosine 3 Thromboxane
■ Tiap-tiap jenis leukosit memiliki tugas berbeda: (1) Neutrofil, diphosphate
(ADP)
A2
alergik; dan heparin, yang membantu membersihkan partikel Endotel normal Endotel normal
lemak dari darah. (4) Monosit, setelah keluar dari darah, berdiam Dinding
pembuluh 1
di jaringan dan membesar menjadi fagosit jaringan besar yang
Agregasi sum-
dikenal sebagai makrofag. (5) Limfosit membentuk pertahanan Interstitial bat trombosit
fluid Faktor von Kolagen yang Kolagen Lapisan jaringan Otot Jaringan ikat
imun terhadap bakteri, virus, dan sasaran lain yang telah Willebrand terpajan di tempat ikat luar polos subendotel
terprogram oleh limfosit secara khusus. Alat pertahanan sel-sel pembuluh cedera
megakariosit berukuran besar di sumsum tulang. (Lihat Gambar dilarutkan oleh plasmin secara perlahan, suatu faktor fibrinolitik yang
- dan - ). juga diaktifkan oleh kolagen yang terpajan. (Lihat Gambar - .)
■ Trombosit berperan dalam hemostasis, penghentian
perdarahan dari pembuluh yang cedera. Tiga tahap ■ Oleh sebab itu, kolagen yang terpajan secara bersamaan
utama dalam hemostasis adalah (1) spasme vaskular, yang menginisiasi agregasi trombosit dan pembentukan bekuan serta
mengurangi menyiapkan tahap untuk pelarutan bekuan selanjutnya.
Pernindaian mikrograf elektron pada makrofag
dang bekera.
12
SPL/Photo Researchers, Inc.
Pertahanan Tubuh
FUNGSI LEUKOSIT
JAR1NGAN LIMFOID
Pertahanan Tubuh
❚ A L ungsi aringan imfoid
Adenoid
Tonsil
Jaringan limfoid Fungsi
438 BAB 12
SISTEM 1MUN DIDAPAT
Pertahanan Tubuh
Periksa Pemahaman Anda 12.1
1. Definisikan imunitas
2. Jelaskan mengapa respons imun bawaan dianggap nonspesifik
dan respons imun adaptif dikatakan spesifik.
. Imunitas Bawaan
EDEMA LOKAL
EMIGRASI LEUKOSIT
VASODILATASI LOKAL
440 BAB 12
1 bakteri di
tempat cedera
5
Makrofag Sel
mast
5
Monosit Sitokin
Kemotaksin 2 Neutrofir
Kapiler
Histamin Proses
diapedesis
4
3
Neutrofil
Sel endotel kapiler melekat ke
dinding
1 2 3 4 5
Gambar 12-2 Langkah-langkah yang membentuk inflamasi. Kemotaksin yang dilepaskan di tempat cedera menarik fagosit ke tempat kejadian. Perhatikan
leukosit yang beremigrasi dari darah ke jaringan dengan berperilaku seperti amuba dan terperas melalui pori-pori kapiler. Sel mast menyekresikan histamin yang
mendilatasi pembuluh dan melebarkan pori. Makrofag menyekresikan sitokin yang menimbulkan berbagai efek sistemik dan lokal.
Pertahanan Tubuh
Invasi bakteri
Sel atau kerusakan
jaringan
mast
Bakteri di
tempat cedera
Pelepasan
Histamin histamin oleh sel
mast
Vasodilatasi Peningkatan
arteriol lokal permeabilitas
kapiter lokal
Peningkatan
aliran darah ke Akumulasi cairan
jaringan yang lokal
cedera
Peningkatan protein-
protein plasma yang
krusial, misalnya Peningkatan fagosit Sekresi
protein-protein sistem di jaringan fagositik
komplemen, di
jaringan
442 BAB 12
Bakteri
Molekul
komplemen
teraktivasi. C3b Reseptor spesifik
suatu opsonin) untuk molekul
C3b teraktivasi
Fagosit
Pertahanan Tubuh
PERBAIKAN JARINGAN
444 BAB 12
EFEK ANTIKANKER INTERFERON
Sel pejamu 1
Virus memasuki sebuah sel
3 Sel terinfeksi 4
Enzim interferon berikatan dengan
penghambat virus melepaskan reseptor di sel yang belum
interferon
virus inaktif terinfeksi
4
Interferon
5 5
Sel yang belum terinfeksi
menghasilkan enzim-enzim
inaktif yang mampu
menguraikan mRNA virus
dan menghambat sintesis
6 proteinnya
berikutnya yang Virus masuk ke sel
Virus terinfeksi oleh yang telah diaktifkan
virus oleh interferon 7
6
Enzim penghambat
7 Masuknya virus mengaktifkan virus diaktifkan
Sel enzim penghambat virus
pejamu
8 Virus tidak mampu
8 Virus
tidak dapat berkembang biak di sel
bereplikasi yang baru dimasukinya
Gambar 12-5 Mekanisme kerja interferon dalam mencegah replikasi virus. Interferon, yang dikeluarkan dari sel yang terinfeksi
virus, berikatan dengan sel pejamu yang belum terinfeksi dan menginduksi tersebut untuk menghasilkan enzim-enzim inaktif yang
mampu menghambat replikasi virus. Enzim inaktif ini diaktifkan hanya jika virus kemudian memasuki sel-sel yang telah bersiap ini.
MEMPERKUAT INFLAMAS1
PEMBENTUKAN KOMPLEKS PENYERANG MEMBRAN
446 BAB 12
Komplemen Cl
yang teraktivasi
Sel bakten
patogenik
C5 b-6 C7 C8
Membran Kompleks
plasma penyerang
patogen membran
Komplemen Cl
yang teraktivasi
Protein kompleks
penyerang membran
Molekul
antibodi
Jalur komplemen klasik: Pengikatan ke antibodi (moekul Protein-protein komplemen aktif C5, C6, C7, C8, dan
berbentuk Y) yang diproduksi melawan dan m&ekat ke sejumlah C9 beragregasi membentuk saluran mirip-
penyusup asing tertentu secara spesifik mengaktifkan pori di membran plasma sel sasaran. Kebocoran
kaskade komplemen (suatu respons imun adaptif). yang dihasilkannya berujung pada destruksi sel.
Sumsum tulang
Timus
Selama masa
janin dan
anak-anak dini Sel T
Sel B
Nodus
limfe
Invasi
asing
Gambar 12-7 Asai sel B dan sel T. Sel B berasal dari limfosit yang
mengalami pematangan dan diferensiasi di sumsum tulang, sedangkan sel
T berasal dari limfosit yang berasal dari sumsum tulang tetapi matang dan
berdiferensiasi di timus. Setelah masa kanak-kanak dini, sel B dan sel T baru
dihasilkan terutama oleh koloni sel B dan sel T yang telah terbentuk di jaringan
PERAN TIMOSIN limfoid perifer pada masa janin dan kanak-kanak dini.
448 BAB 12
SEL PLASMA
Periksa Pemahaman Anda 12.3
1. Sebutkan kedua kelas imunitas adaptif dan tunjukkan tipe
limfosit yang melaksanakan tiap-tiap kelasnya.
2. Definisikan antigen.
SUBKELAS ANTIBODI
Tempat
pengikatan antigen
yang identik
Tempat
pengikatan
antigen
Antigen
Antigen Tempat
pengikatan
antigen yang
spesifik dan
V identik V
V C V
C Fa b
C C
KUNCI
C C V=
Fc
C=
Antibodi
Gambar 12-10 Struktur antibodi. Antibodi memiliki bentuk Y. Antibodi mampu
berikatan hanya dengan antigen spesifik yang "cocok" dengan tempat pengikatan
antigen (Fab) di ujung lengannya. Bagian ekor (Fc) berikatan dengan mediator tertentu
pada aktivitas yang diinduksi oleh antibodi.
450 BAB 12
Antigen Antibodi
Bakteri penginvasi
Bakteri diselubungi oleh
penginvasi antibodi yang
spesifik
terhadapnya
FagcM
Molekul komplemen
inaktif Cl
(Berikatan
dengan) Antibodi
Bakteri
penginvasi Lisis yang diinduksi
Bakteri penginvasi diselubungi oleh sel pembunuh
diselubungi oleh oleh
antibodi yang spesifik antibodi
terhadapnya yang spesifik
terhadapnya
Terakfivasi secara
berikatan dengan Sel natural killer (NK)
antibodi terlekat-antigen
menyebabkan
Pembentukan C5-C9, yaitu
kompleks penyerang membran (d) StimulasE sel—sel natural kffler
(NK): Siteloksisitas selular dependen-
(membentuk antibodi
lubang di sek
asing) Struktur-struktur lidak digambar sesuai skala
Kompleks
menyerang
membran
Lisis sel (pecah) Gambar 12-11 Cara antibodi membantu mengellminasikan mikroba
penginvasi. Antibodi dapat secara fisik menghalangi antigen, misalnya dengan
netraiisasi atau (a) aglutinasi dan presipitasi. Yang lebih sering dijumpai, antibodi
memperkuat respons imun bawaan dengan (b) mengaktifkan sistem komplemen,
(c) meningkatkan fagositosis dengan bekeria sebagai opsonin, dan (d)
merangsang sel natural killer.
(b) Aktivasi sistem komplemen
452 BAB 12
Bakten
penginvasi
Antigen
Populasi sel B yang belum
diaktifkan, masing-masing
BCR
merupakan anggota klonal
sel B yang membuat
antibodi spesifik, yang
disajikan pada permukaan
membran sebagai RSB
Sel B spesifik Pengikatan antigen dan interaksi dengan
terhadap sel T helper merangsang sel B yang
antigen sesuai untuk membelah dan
rnengekspansikan klonal sel
Sel B
Sel
memori
plasma
Retikufiam
endoplasma
kasar
Antibodi
M
ASYARAKAT MODERN TELAH BERHARAP dan bahkan me dari cacar. erdasarkan pengamatan bahwa pemerah susuyang
nginginkan bahwa dapat diciptakan vaksin untuk melindungi kita terjangkit cacar sapi tampaknya terlindung dari cacar, enner pada
dari hampir semua penyakit infeksi yang menakutkan. arapan ini tahun menginokulasikan pus yang ia ekstraksi dari lepuh cacar
dipertajam oleh ketidakberdayaan kita hingga saat ini untuk menciptakan sapi ke seorang anak laki laki yang sehat ( acco, seperti dalam
aksin yang efektif terhadap V, irus penyebab . ampir 2 aksinast berarti sapi ). etelah anaktersebut sembuh, enner
tahun yang lalu, nenek moyang kita telah menyadari a anya
perlindungan imun. Thucydides, yang menulis mengenai suatu wabah (karena tidak dibatasi oleh standar etis riset modern pada subjek
yang menyerang thena pada M, mengamati bahwa orang yang manusia) secara sengaja menginokulasikan cacar pada anak tersebut
sama tidak pernah diserang dua kali oleh penyakit ini. Namun, nenek dengan dosis yang secara normal mematikan. nak tersebut selamat.
moyang kita belum memahami dasar dari perlindungan ini sehingga
mereka tidak dapat memanfaatkanya. Namun, hasil penelitian ennertidak ditanggapi serius hingga
seabad kemudian ketika, pada tahun , oius Pasteur, ahli
paya upaya awal untuk secara sengaja memperoleh perlindungan
imunologi eksperimental hebat yang pertama, mengembangkan teknik
rmur hidup terhadap cacar, suatu penyakit mengerikan yang sangat
enner. Pasteur membuktikan bahwa kemampuan organisme memicu
menular dan sering mematikan (hampir pasien meninggal), salah s
penyakit dapat sangat dikurangi (dilemahkan) sehingga organisme
itunya adalah dengan secara sengaja memajankan diri melalui kontak
tersebut tidak lagi menimbulkan penyakit tetapi masih tetap
langsung dengan orang yang mengidap penyakit bentuk ringan.
menginduksi pembentukan antibodi jika dimasukkan ke dalam tubuh
arapannya adalah agar terbentuk perlindungan terhadap serangan
prinsip dasar aksin modern. Vaksin pertamanya adalah terhadap
cacar di masa mendatang dengan secara sengaja memicu timbulnya
antraks, suatu penyakit yang mematikan pada sapi dan domba.
penyakit ringan. ejak awal abad ke , teknik ini telah berkembang
Pasteur mengisolasi dan memanaskan bakteri antraks, kemudian
menjadi pemakaian jarum untuk mengambil sejumfah kecil pus dari
menyuntikkan organisme yang telah dilemahkan ini ke dalam
pustul (bentol di kulit berisi nanah yang sembuh dengan meninggalkan
sekelompok domba sehat. eberapa minggu kemudian pada
bekas jaringan parut cekung atau pock ) cacar aktif dan memasukkan
pertemuan sesama ilmuwan, Pasteur menyuntikkan hewan hewan
bahan menular ini ke dalam orang sehat. Proses inokulasi ini dilakukan
yang telah di aksinasi tersebut serta sekelompok hewan yang belum
dengan mengaplikasikan pus langsung ke suatu goresan ringan atau
di aksinasi dengan bakteri antraks poten. asilnya dramatis semua
dengan menghirup pus.
hewan yang di aksin selamat, tetapi semua hewan yang tidak di aksin
dward enner, seorang dokter nggris, adalah yang pertama
membuktikan bahwa imunitas terhadap cacar sapi, suatu penyakit yang mati. emonstrasi publik gaya Pasteur yang terkenal ini, ditambah lagi
serupa tetapi lebih ringan daripada cacar, juga dapat melindungi kepribadiannya yang karismatik, menarik perhatian dokter dan
manusia ilmuwan pada saat itu dan memicu perkembangan imunologi modern.
(1000)
102
(100)
101
(10)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Minggu Minggu
Waktu pajanan pertama Waktu pajanan pertama
ke antigen mikroba ke antigen mikroba
(a) Respons imun primer (b) Respons imun sekunder
Gambar 12-13 Respons imun primer dan sekunder. (a) Respons primer pada pajanan pertama
ke suatu antigen mikroba. (b) Respons sekunder pada pajanan berikutnya ke antigen mikroba yang
sama. Respons primer tidak memuncak selama beberapa minggu, sementara respons sekunder
mencapai puncak dalam seminggu. Kekuatan respons sekunder adalah 100 lipat dari pada kekuata
respons primern .
.
454 BAB 12
Periksa Pemahaman Anda 12.4
1. Jelaskan struktur dan fungsi regio Fab dan Fc antibodi.
2. Sebutkan cara-cara antibodi mernbantu membantu
menyingkirkan mikroba penginvasi.
3. Berdasarkan teori seleksi klonal, gambarkan diagram alir yang
menunjukkan pembentukan sel plasma dan sel memori dalam
merespons pengikatan suatu antigen ke reseptor sel B
spesifiknya.
455
Ketiga jenis sel T adalah sel T sitotoksik, regulatorik,
dan helper.
456 12
Virus Selubung protein
antigenik virus ❚ A Pertahanan Terhaciap
Virus
Ketika virus berada bebas di CES,
Makrofag
1 Sebuah virus Sel pejamu Menghancurkan virus bebas dengan fagositosis.
memasuki
sel pejamu Memproses dan menyajikan antigen virus ke sel T helper.
Menyekresikan IL-1, yang mengaktifkan klona sel B dan sel T yang
spesifik terhadap antigen virus tersebut.
Sel Plasma yang Berasal dari Sel B yang Spesifik untuk Antigen
SeIT Helper
4 Sel T sitotoksik Mengeluarkan berbagai sitokin, yang meningkatkan aktivitas sel T
mengeluarkan bahan sitotoksik dan pembentukan antibodi oleh sel B.
kimia yang
menghan-curkan sel Ketika sei yang terinfeksi oleh virus dihancurkan, virus bebas dile-
yang dise-rang paskan ke dalam CES, tempat virus tersebut diserang secara langsung
sebelum virus dapat
masuk ke nukleus oleh makrofag, antibodi, dan komponen komplemen aktif.
dan mulai
bereplikasi.
Sel killer 3
Granula yang
Sel sasaran mengandung
molekul perforin 4
Molekul perforin
Molekul porforin
Grenula
2 3
Salt, H2O
Ca2+ Sel kiler
1
7
4
6
5 Sel sasaran
(a) Perincian proses pemusnahan bagi sel T sitotoksik dan sel NK (b) Pembesaran pori yang dibentuk
oleh perforin di sel sasaran
Gambar 12-15 Mekanisme pemusnahan oleh sel killer. Perhatikan kesamaan pori yang dibentuk oleh perforin di sel sasaran
dengan kompleks penyerang membran yang dibentuk oleh molekul-molekul komplemen (lihat >Gambar 12-6b, h. 447).
(Sumber: Diadaptasi dari ilustrasi oleh Dana Bums-Pizer dalam John Ding-E Young dan Zanvil A, Cohn, "How Killer Cells Kill''. Scientific American, 1988.)
458 BAB 12
SEL T HELPER 1 DAN HELPER
esearchers, nc.
C Photo
N
Antigen Bakteri
1 Sel dendritik Molekul
menelan sebuah
MHC
bakteri.
Lisosom
2 Molekul bakteri
berukuran besar yang 1
tertelan diuraikan oleh
lisosom untuk menghasilkan
peptida antigenik. 3
2
460 BAB 12
Kompleks histokompatibilitas mayor adalah kode
untuk antigen-diri
2 Sel T 2 Sel T
sitotoksik {CD8+) helper (CD4+)
1 1
2
2
3
3
4
4
Gambar 12-19 Perbedaan antara glikoprotein kompleks histokompatibilitas mayor (MHC) kelas I dan kelas II. Persyaratan pengikatan yang spesifik untuk
kedua jenis sel T memastikan bahwa sel-sel ini hanya berikatan dengan sel sasaran yang dengannya mereka dapat berinteraksi. Sel T sitotoksik (CD8+) dapat
mengenal dan mengikat antigen asing hanya jika antigen ini berikatan dengan glikoprotein MHC kelas I, yang ditemukan di permukaan semua sel tubuh.
Persyaratan ini dipenuhi ketika suatu virus menginvasi sel tubuh, ketika sel dihancurkan oleh sel T sitotoksik. Sel T helper (CD4+) yang diaktifkan oleh atau
meningkatkan aktivitas sel dendritik, makrofag, dan sel B, dapat mengenal dan berikatan dengan antigen asing hanya jika antigen ini berikatan dengan glikoprotein
MHC kelas II, yang ditemukan hanya di permukaan sel-sel imun lain. Koreseptor CD8 atau CD4 CD8+ atau CD4+ menghubungkan sel-sel ini masing-masing
dengan molekul MHC kelas I atau kelas II sel sasaran.
Molekul MHC
kelas II
Bakteri
Reseptor
Koreseptor sel T
CD4 (RST)
Sel T
Antigen helper
Dendritic cell (CD4+)
(phagocytic cell
and APC)
Sel T
helper
Interleukrn Sitokin
1 Bakteri dimasukkan 2 Peptida antigenik bakteri 3 APC menye- 4 Sel T yang teraktifkan 5 Sel T helper
dengan fagositosis dan ditampilkan di permukaan sel kresikan interleu- menyekresikan sitokin, yang yang telah ber-
dihancurkan di lisosom APC terikat dengan molekul kin, yang meng- merangsang sel T berpori- klona siap meng-
MHC kelas serta disajikan ke aktifkan sel T. ferasi untuk mengembang- aktifkan sel B dan
sel T helper (CD4+) dengan kan klona sel yang terpilih. meningkatkan
RST yang mengenaii antigen aktivitas imun lain.
tersebut.
Gambar 12-20 Interaksi antara sel fagositik berukuran besar (APC), sel T helper. dan sel B responsif terhadap antigen dependen-T.
PENOLAKAN IRANSPLAN
Sel plasma
Antibodi
RSB
Koreseptor
Sel B CD4
Sel T helper
Sel memori
Intedeukin
6 RSB mengikat antigen. 7 RST sel T helper 8 Sel T hetper 9 Sebagian sel B yang 10 Antibodi
Antigen dimasukkan melaith mengenah antigen menyekresikan terklona berdiferensiasi berikatan denga
endositosis diperantarai- spesifik pada se# B, interleukm, yang menjadi sel ptasma, yang antigen, menarget-
reseptor dan makromolekul- dan koreseptor CD4 merangsang menyekresikan antibodi kan penyus antigenik
nya dihancurkan. Peptida menghubungkan proliferasi sel B spesifik bagi antigen, untuk dihancurkan
antigenik yang dihasilkan kedua sel bersama. untuk menghasilkan sementara sebagian kecil sistem imun bawaan.
ditampilkan di permukaan sel klona sel B yang berditerensiasi menjadi
terikat dengan molekul MHC terpilih. sel B memori.
kelas II.
❚ TABEL 12-3 Respons Imun Bawaan dan Didapat Terhadap Invasi Bakteri
MEKANISME IMUN BAWAAN MEKANISME IMUN DIDAPAT
Makrofag jaringan residen menelan bakteri yang masuk. Sel B yang spesifik terhadap antigen independen-T
diaktifkan dengan berikatan dengan antigen.
Respons vaskular yang diaktifkan oleh histamin
meningkatkan aliran darah ke daerah yang bersangkutan, Sel B yang spesifik terhadap antigen dependen-T menyajikan
membawa lebih banyak sel efektor imun dan protein plasma. antigen ke sel T helper. Dengan berikatan dengan sel B, sel T
helper mengaktifkan sel B.
Bekuan fibrin membentengi daerah yang terinfeksi. Klona sel B yang telah diaktifkan berproliferasi dan berdiferensiasi
Neutrofil dan monosit-makrofag bermigrasi dari darah ke daerah menjadi sel plasma dan sel memori.
yang bersangkutan untuk menelan dan menghancurkan Sel plasma mengeluarkan antibodi spesifik, yang secara spesifik
penyusup asing serta untuk membersihkan sisa sel. berikatan dengan bakteri yang masuk. Aktivitas sel plasma
ditingkatkan oleh
Sel fagositik menyekresikan sitokin, yang meningkatkan
Interleukin 1 yang disekresikan oleh makrofag
respons imun bawaan dan didapat serta memicu gejala lokal
dan sistemik yang berkaitan dengan infeksi. Sel T helper, yang telah diaktifkan oleh antigen
bakteri yang sama yang diproses dan disajikan
Peran Sistem Komplemen
baginya oleh makrofag atau sel dendritik
Sistem komplemen secara tidak spesifik diaktifkan dengan Antibodi berikatan dengan bakteri yang masuk dan
pajanan ke PAMP (jalur komplemen alternatif) meningkatkan imunitas bawaan sehingga terjadi kehancuran
bakteri. Secara spesifik, antibodi
Komponen komplemen membentuk kompleks penyerang
membran yang melubangi dan melisiskan sel bakteri. Bekerja sebagai opsonin untuk meningkatkan aktivitas fagositik
Komponen komplemen meningkatkan berbagai tahapan inflamasi. Mengaktifkan sistem komplemen yang
mematikan (jalur komplemen klasik)
464 BAB 12
Pengawasan imun terhadap sel kanker melibatkan
kerja sama antara berbagai sel imun dan interferon.
Gambar 12-21 erbandin an sel normal dan sel kanker di saluran napas
besar. Sel normal memperlihatkan silia khusus, yang secara terus-menerus
berkontraksi dalam gerakan seperti pecut untuk menyapu debris dan
mikroorganisme dari saluran napas sehingga mereka tidak masuk ke bagian
paru yang lebih dalam. Sel kanker tidak bersilia sehingga tidak mampu
melakukan tugas pertahanan khusus ini.
Menghambal
perkem, bangbiakan
sef kanker
*
Interferon
Meningkatkan Mengeluarkan
Meningkatkan Mengefuarkan Memigkalkan
Mengeluarkan
Sel T sitotoksik
(sebelum pajan- Sel natural killer Macrophage
an ke sel kanker)
Secara langsung
menyerang dan
menghancurkan sel
kanker
Gambar 12-22 Pengawasan imun terhadap kanker. Interaksi sel T sitotoksik, sel natural
killer, makrofag, dan interferon dalam melawan kan ker.
466 BAB 12
Lengkung regulatorik mengaitkan sistem imun
dengan sistem saraf dan endokrin.
Reseptor untuk antigen Reseptor sel B merupakan antibodi yang Reseptor sel T yang terdapat di membran plasma
disisipkan di membran plasma; sangat spesifik berbeda dengan antibodi sangat spesifik
Antigen ekstrasel misalnya bakteri, virus Antigen asing yang berkaitan dengan antigen diri,
Berikatan dengan
bebas, dan benda asing lain dalam darah misalnya sel yang terinfeksi oleh irus
Jenis sel aktif Sel plasma Sel T sitotoksik, sel T helper, sel T regulatorik
Pembentukan sel Ya Ya
kondisi aerobik mereka sedang baik. Sebaliknya, atiet terlatih dan para
lakukan jika bertanding.
Pemeriksaan darah setelah lari ini menunjukkan bahwa aktivitas sel
natural killer telah berkurang sebesar 25% hingga 50% dan penurunan
ini berlangsung hingga enam jam. Para pelari juga memperlihatkan
pelatihnya sering mengeluh tentang sejumlah infeksi saluran napas
peningkatan 60% hormon stres kortisol, yang diketahui menekan
yang tampaknya dialami oleh para atlet pada puncak musim kompensi
imunitas. Studi-studi lain memperlihatkan bahwa atlet memiliki kadar igA
mereka. Hasil studi-studi ilmiah terakhir mendukung kedua klaim ini.
liur yang lebih rendah dibandingkan dengan subjek kontrol dan bahwa
Dampak olahraga pada sistem imun bergantung pada intensitas
imunoglobulin mukosa pernapasan mereka berkurang setelah olahraga
olahraganya.
berat yang berkepanjangan. Hasil-hasil ini mengisyaratkan terjadinya
Penelitian pada hewan membuktikan bahwa olahraga intensitas
penurunan resistensi terhadap infeksi pernapasan setelah olahraga
tinggi setelah infeksi yang disengaja menyebabkan infeksi bertambah
dengan intensitas tinggi. Berdasarkan hasil hasil ini, para peneliti di
parah. Olahraga sedang yang dilakukan sebelum infeksi atau
bidang ini menganjurkan bahwa atlet sebisa mungkin menghindari
impiantasi tumor, sebaliknya, menyebabkan infeksi lebih ringan dan
pajanan ke virus pernapasan dengan menghindari tempat yang ramai
pertumbuhan tumor lebih lambat pada hewan percobaan.
atau orang yang mengidap flu selama enam jam pertama setelah
Studi-studi pada manusia juga mendukung hipotesis bahwa pertandingan yang melelahkan.
olahraga yang melelahkan menekan pertahanan imun sementara
Namun, suatu penelitian yang mengevaluasi efek program olahraga
olahraga sedang merangsang sistem imun. Survei terhadap 2300
sedang terhadap sekelompok wanita yang berjaian 45 menit setiap hari,
pelari yang berkompensi dalam suatu maraton besar menunjukkan
5 hari seminggu, selama 15 minggu mendapatkan bahwa kadar antibodi
bahwa mereka yang berlari lebih dari 60 mil dalam seminggu dua kali
dan aktivitas sel natural killer para wanita tersebut meningkat selama
lebih sering mengalami infeksi pernapasan daripada mereka yang
program olahraga. Studi-studi lain tentang program olahraga sedang
berlatih kurang dari 20 mil seminggu dalam dua bulan sebelum iomba.
yang menggunakan sepeda stasioner pada orang berusia lebih dari 65
Pada penelitian lain, 10 atlet terlatih diminta berlari di tr admi selama
tahun menunjukkan adanya peningkatan aktivitas sel natural killer
tiga jam dengan kecepatan yang sarna seperti yang akan mereka
sebesar yang terjadi pada orang berusia muda.
468 12
Alergi adalah serangan imun yang tidak sesuai
terhadap bahan lingkungan yang tidak berbahaya.
Gambar 12-23 Sel mast. Transmisi mikrograf elektron melalui bagian sel mast
di dalam jaringan ikat. Perhatikan sejumlah granula (hitam) di dalam sitoplasma
(coklat) yang mengelilingi nukleus (ungu dan biru tua). Granula yang telah
PEMICU HIPERSENSITIVITAS TIPE CEPAT terbentuk mengandung histamin dan mediator-mediator kimia lain
hipersensitifitas tipe cepat yang dilepaskan pada pengikatan terhadap suatu
alergen.
Sel plasma
aktif
Antibodi IgE
Antibodi
lgE Alergen Pelepasan
histamin
Granula
histamin
4 Bagian ekor Fc semua antibodi lgE 5 Ketika elergen memasuki tubuh pada pejanan
lerlepas dari spesifisitas bagian lengan Fab- ulang, alergen berikatan dengan antibodi IgE yang
nya, berikatan dengan reseptor ekor IgE sesuai di sel mast; pengikatan ini merangsang sel 6 Histamin dan bahan-
pada sel mast dan basofil. Tidak seperti sel mast untuk menyekresikan histamin dan bahan- bahan kimia lain yang
b, setiap sel mast dapat memiliki beragam bahan lain melalui eksositosis. Setiap alergen dilepaskan menimbulkan
reseptor permukaan antibodi untuk mengikat yang untuknya telah dibentuk sebelumnya, IgE respons alergik.
alergen yang berbeda. yang sesuai yang melekat pada set mast dapat
memicu pelepasan histamin.
Gambar 12-24 Peran antibodi IgE dan sel mast dalam hipersensitivitas tipe cepat. Klona sel B diubah menjadi sel plasma, yang mengeluarkan
antibodi IgE jika berkontak dengan alergen yang spesifik untuk klona tersebut. Semua antibodi IgE, teriepas dari spesifisitas terhadap alergennya,
berikatan dengan sel mast atau basofil. Ketika alergen berikatan dengan reseptor lgE yang spesifik terhadapnya di permukaan sel mast, sel mast
melepaskan histamin dan bahan kimia lain dari granula yang telah dibentuk sebelumnya melalui eksositosis. Bahan-bahan kimia ini menimbulkan
respons alergik.
470 BAB 12
TERAPI HIPERSENSITIVITAS TIPE CEPAT
>
SYOK ANAFILAKTIK
Waktu awitan gejala setelah Dalam 20 menit Dalam satu hingga tiga hari
pajanan ke alergen
Jenis respons imun Imunitas humoral terhadap alergen Imunitas selular terhadap alergen
Efektor imun yang terlibat Sel B, antibodi IgE, sel mast, basofil, Sel T
histamin, bahan anafilaksis yang dilepaskan
perlahan, faktor kemotaktik eosinofil.
Alergi yang sering terjadi Hay fever, asma, biduran, dan (pada kasus Alergi kontak, misalnya alergi terhadap poison i
ekstrim) syok anafilaktik kosmetik, dan bahan pembersih rumah tangga
EPIDERMIS
4 2 12
Kelenjar sebasea
Otot
Lapisan berkeratin polos Melanosit SeE
Living layer \ Langerhans
Batang rambut
Epidermis
Keratinosit
Sel Granstein
Dermis
Limfosit T
Hipodermis
Sel lemak
Serat saraf
Folikel rambut
Reseptor tekanan
Kelenjar keringat
Gambar 12-25 Anatomi kulit. Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis berkeratin di bagian luar dan jaringan ikat
vaskular yang kaya pembuluh darah di bagian dalam. Pelipatan khusus epidermis membentuk kelenjar keringat, kelenjar
sebasea, dan folikel rambut. Epidermis mengandung empat jenis sel: keratinosit, melanosit, sel Langerhans, dan sel
Granstein. Kulit melekat ke otot atau tulang di bawahnya meialui hipodermis, yaitu lapisan jaringan ikat longgar yang
mengandung lemak.
DERMIS
MELANOSIT
474 12
Tindakan protektif di dalam rongga tubuh
mempersulit invasi patogen ke dalam tubuh.
476 BAB 12
Latihan Kuantitatif
Pertanyaan Esai
UNTUK DIRENUNGKAN
PERTIMBANGAN KUNIS
12 Kartu Belajar
12.1 | Sistem Imun: Target, efektor, komponen sel sasaran dengan membentuk kompleks penyerang membran
yang tersisip ke dalam membran sel sasaran dan melubanginya
(h. 437–440) sehingga terjadi ruptur osmotik sel. (Lihat Gambar 12-4 dan
■ Penyusup asing dan sel mutan yang baru terbentuk segera di- 12-6.)
hadapi oleh berbagai mekanisme pertahanan yang saling
berkaitan yang bertujuan menghancurkan dan mengeliminasi 12.3 | Imunitas Didapat: Konsep Umum
segara sesuatu yang bukan merupakan bagian dari diri. Mekanis- (h. 447–449)
me-mekanisme ini, yang secara kolektif disebut imunitas, ■
Sistem imun adaptif tidak saja mampu mengenal molekul asing
mencakup respons imun bawaan dan didapat. Respons imun sebagai yang berbeda dari molekul diri sehingga reaksi imun
bawaan adalah respons non-spesifik yang secara non-selektif destruktif tidak menghancurkan tubuh sendiri tetapi juga dapat
mempertahankan tubuh dari benda asing bahkan pada pajanan membedakan antara jutaan molekul asing yang berbeda. Limfosit,
pertama. Respons imun didapat (adaptif) adalah respons spesifik yaitu sel efektor imunitas didapat, masing-masing difengkapi
yang secara selektif menyerang benda asing tertentu yang secara unik oleh reseptor membran permukaan yang hanya dapat
terhadapnya tubuh telah tersensitisasi oleh pajanan sebelumnya. berikatan dengan satu molekul asing kompleks spesifik, yang
■
Penyusup tersering adalah bakteri dan virus. Bakteri adalah dikenal sebagai antigen.
organisme bersel tunggal dan dapat mempertahankan hidupnya ■ Kedua kelas respons imun adaptif adalah imunitas diperantarai
sendiri yang menimbulkan penyakit melaffii bahan-bahan kimia -antibodi yang dilaksanakan oleh sel plasma yang merupakan
yang dikeluarkannya. Virus adalah partikel asam nukleat turunan dari limfosit B (sel B) dan imunitas diperantarai-sel yang
terbungkus protein yang masuk ke sel pejamu dan mengambil alih dilaksanakan oleh limfosit T (sel T). (Lihat Tabel 12-4, h. 474.)
perangkat metabolik sel untuk kelangsungan hidupnya sendiri ■ Sel B berkembang dari turunan limfosit yang matang di sum-
dengan mengorbankan sel pejamu, sum tulang. Turunan sel T berasal dari limfosit yang bermigrasi
■ Leukosit dan turunan-turunannya adalah sel efektor utama dari sumsum tulang ke timus untuk menuntaskan pematangan
sistem imun dan diperkuat oleh sejumlah protein plasma berbeda. mereka. Sel B dan sel T baru berasal dari koloni limfosit di jaring-
Leukosit mencakup neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan an limfoid. (Lihat Gambar 12-1 dan 12-7 dan Tabel 12-1.)
limfosit.
■
Sel imun juga membersihkan debris sel, memberi jalan bagi 12.4 | Limfosit B: Imunitas Diperantarai- Antibodi
perbaikan jaringan. (h. 449–455)
■ Setiap sel B mengenali antigen ekstrasel spesifik yang bebas,
12.2 | Imunitas Bawaan (h. 440–447)
misalnya antigen yang terdapat di permukaan bakteri.
■ Respons imun bawaan mencakup peradangan, interferon, sel ■ Setelah diaktifkan oleh pengikatan reseptornya (reseptor sel B,
natural killer (NK), dan sistem komplemen. atau RSB) dengan antigen spesifiknya, sel B berproliferasi dengan
■ Peradangan adalah suatu respons non-spesifik terhadap invasi cepat, menghasilkan satu klona dari jenisnya sendiri yang dapat
benda asing atau kerusakan jaringan yang terutama diperantarai secara spesifik melancarkan serangan terhadap antigen tersebut.
ofeh fagosit profesional (neutrofil dan monosit-yang-berubah- Sebagian besar limfosit dalam klona sel B yang berekspansi
menjadi makrofag). Sel fagositik menghancurkan sel asing dan sel tersebut adalah sel plasma yang berperan dalam respons primer
rusak dengan fagositosis dan pengeluaran bahan-bahan kimia terhadap penyerang. Sebagian limfosit baru tidak berperan dalam
mematikan. (lihat Gambar 12-3 dan 12-3 serta pembuka bab). penyerangan tetapi menjadi sel memori yang menungggu dan siap
Sekresi fagositik juga memperkuat inflamasi, menginduksi melancarkan respons sekunder yang lebih cepat dan kuat jika
manifestasi sistemik seperti demam, dan meningkatkan respons penyusup asing yang sama menginvasi tubuh kembali. (Lihat
imun adaptif. Gambar 12-8, 12-9, 12-12, dan 12-13.)
■ Vasodilatasi yang dipicuoleh histamin dan peningkatan perme- ■ Antibodi adalah molekul berbentuk Y. Bagian pengikat antigen
abilitas kapiler lokal di tempat invasi atau cedera memungkinkan tiap-tiap lengan antibodi menentukan antigen spesifik apa yang
peningkatan penyaluran leukosit fagositik dan prekursor protein dapat diikat olehnya. Sifat bagian ekor antibodi menentukan apa
plasma inaktif yang krusial bagi pertahanan, misalnya komponen- yang dilakukan antibodi setelah berikatan dengan antigen. Ter-
komponen sistem komplemen. Berbagai perubahan vaskular ini dapat lima subkelas antibodi, bergantung pada perbedaan dalam
juga menghasilkan manifestasi peradangan lokal yang dapat aktivitas biologis bagian ekor: imunoglobulin IgM, IgG, IgE, IgA,
diamati pembengkakan, kemerahan, panas, dan nyeri. (Lihat dan IgD. (Lihat Gambar 12-10.)
Gambar 12-3.)
■ Antibodi tidak secara langsung menghancurkan material
■ Interferon dibebaskan secara non-spesifik oleh sel yang terinf antigenik. Molekul ini melaksanakan efek protektifnya dengan
eksi virus dan secara sementara menghambat multiplikasi virus di secara fisik menghambat antigen melalui netralisasi atau aglutinasi
sel lain yang diikatnya. (Lihat Gambar 12-5.) atau dengan memperkuat respons imun bawaan yang mematikan
■ Sel NK secara non-spesifik melisiskan dan menghancurkan sel yang sudah diaktifkan oleh antigen asing tersebut. Antibodi
yang terinfeksi virus dan sel kanker pada pajanan pertama. mengaktifkan sistem komplemen, meningkatkan fagositosis, dan
■ Setelah diaktifkan oleh mikroba itu sendiri di tempat invasi atau merangsang sel NK. (Lihat Gambar 12- 11 dan Tabel 12-3, h.
oleh antibodi yang dihasilkan terhadap mikroba, sistem komple- 470.)
men secara langsung menghancurkan mikroba tersebut dengan 12.5 | Limfosit T: Imunitas Diperantarai-Sel (h.
melisiskan membran mereka serta juga memperkuat apsek lain 455-468)
proses peradangan, misalnya dengan bekerja sebagai opsonin ■ Sel T melaksanakan imunitas selular dengan berkontak langs
untuk mempermudah fagositosis. Sistem komplemen melisiskan ung dengan sasaran mereka dan dengan melepaskan sitokin,
■ Sel B dan sel T memiliki sasaran yang berbeda karena per-
syaratan keduanya untuk mengenal antigen adalah berbeda. Sel B
Antigen
mengenali antigen yang beredar bebas, misalnya bakteri, yang
dapat menyebabkan destruksi antigen dalam jarak jauh melalui
antibodi. Sebaliknya, sel T memiliki persyaratan ganda untuk
dapat mengikat antigen asing yaitu keterkaitan antigen dengan
antigen diri di permukaan salah satu sel tubuh sendiri. (Lihat
Antigen Tempat
Gambar 12-19 dan 19-20.)
pengikatan
antigen yang ■
Antigen diri pada permukaan sel adalah molekul MHC kelas I
spesifik atau kelas II, yang unik pada setiap individu. SeIT sitotoksik
V dan identik V mampu berikatan hanya dengan sel pejamu yang terinfeksi virus
atau sel kanker, yang selalu mengandung antigen-diri MHC kelas I
V C V yang berikatan dengan antigen asing atau abnormal. Sel T helper
C Fa b
hanya dapat berikatan dengan sel penyaji antigen dan sel B yang
C C mengandung penanda-diri MHC kelas I I yang berikatan dengan
antigen asing. Sel penyaji antigen mengaktifkan sel T helper dan
sel T helper mengaktifkan sel B. Karena itu, pengaktifan berbagai
KUNCI jenis limfosit tersebut menjamin bahwa terbentuk respons imun
C C V = regio spesifik yang sesuai. (Lihat Gambar 12-19 dan 12-20.)
Fc variasi ■ Dalam proses pengawasan imun, sel natural killer, sel T
C = regio sitotoksik, makrofag, dan interferon yang secara kolektif mereka
konstan
keluarkan normalnya memusnahkan sel sel kanker yang baru
terbentuk sebelum sel sel ini memiliki kesempatan untuk
menyebar. (Lihat Gambar 2- 22.)
yang lebih bersifat kimiawi daripada bersifat antibodi yang di-
lepaskan oleh leukosit. 12.6 | Penyakit Imun (h. 468–472)
■ Terdapat tiga jenis sel T: sel T sitotoksik, helper, dan regulat ■ Penyakit imun ada dua jenis: penyakit imunodefisiensi (respons
orik, imun kurang memadai) atau serangan imun yang tidak sesuai
■ Sasaran sel T sitotoksik (CD8+) adalah yang dimasuki oleh (respons imun yang berlebihan atau salah sasaran).
irus dan sel kanker, yang dihancurkan dengan mengeluarkan ■ Serangan imun yang tidak pada tempatnya mencakup penya-
molekul perforin yang membentuk kompleks pembuat lubang di akit autoimun, penyakit kompleks imun, dan alergi, yang terdapat
membran sel korban atau dengan mengeluarkan gran im yang dua jenis: (1) hipersensitivitas tipe-cepat yang melibatkan
memicu sel korban melakukan apoptosis. ( ihat ambar 2 pembentukan antibodi IgE oleh sel B yang memicu pelepasan
dan 2 serta Tabel 2 2.) histamin dari sel mast dan basofil untuk menghasilkan respons
cepat terhadap alergen, dan (2) hipersensitivitas tipe-lambat yang
■ SeIT helper (CD4+) berikatan dengan sel imun lain dan meng-
eluarkan sitokin-sitokin yang memperkuat aktivitas sel-sel lain melibatkan respons sel T terhadap alergen yang berlangsung lebih
tersebut. Sel B tidak dapat berubah menjadi sel plasma dan lambat dan menimbulkan gejala. (Lihat Gambar 12-23 dan 12-24
memproduksi antibodi sebagai respons terhadap antigen dep- serta Tabel 12-5.)
enden-T tanpa adanya bantuan sel B helper, (Lihat Gambar
12-20.) 12.7 | Pertahanan Eksternal (h. 472-475)
■
Sel regulatorik (CD4+CD25+) (T„g) menyekresikan sitokin yang ■ Kulit terdiri dari dua lapisan: epidermis berkeratin di sebelah
menekan sel imun lain, meletakkan rem pada respons imun luar yaitu kulit maupun lapisan dalam rongga rongga internal yang
dalam pola memeriksa dan menyeimbangkan. berhubungan dengan lingkungan eksternal berfungsi tidak saja
■ Seperti sel B, sel T mengandung reseptor (reseptor sel T atau sebagai penghalang mekanis untuk mencegah masuknya patogen
RST) yang spesifik-antigen, mengalami seleksi klona, melak- tetapi juga berperan aktif dalam menolak masuknya bakteri dan
sanakan respons primer dan sekunder, dan membentuk sel-sel bahan lain yang tidak diinginkan.
memori untuk imunitas jangka-panjang terhadap sasaran yang
pernah ditemuinya.
■ Permukaan tubuh yang terpajan ke lingkungan luar baik pen-
luar serta jaringan ikat dermis yang bervaskular di sebelah
■ Sel T helper dapat mengenali dan berikatan dengan antigen dalam, Epidermis mengandung melanosit yang menghasilkan
hanya jika antigen telah diproses dan disajikan kepadanya oleh melanin, keratinosit penghasil keratin, sel Langerhans penguat
sel penyaji antigen, seperti makrofag dan sel dendritik. (Lihat
imun, dan sel Granstein penekan imun. (Lihat Gambar 12-25.)
Gambar 12-17 dan 12-18.)
■ Rute utama lain yang dapat digunakan patogen untuk masuk
■ Limfosit yang terbentuk secara kebetulan yang dapat menye- ke tubuh adalah sistem pencernaan, sistem kemih-kelamin, dan
rang sel-sel yang mengandung antigen tubuh sendiri dieliminasi sistem pernapasan, yang semuanya itu dipertahankan oleh ber-
atau ditekan sehingga limfosit ini tidak berfungsi. Dengan cara ini, bagai strategi antimikroba.
tubuh mampu "menoleransi" (tidak menyerang) antigen-
antigennya sendiri.
Pemindaian mikrograf elektron alveoli dalam paru. Alveoli
(kantong udara; oranye gelap) dikefilingi oleh kapiler pulmonal
(oranye muda). O2 dan CO2 dipertukarkan melatui sawar tipis ini
antara udara dan darah. Perhatikan sel darah merah yang membawa
O2 tumpah keluar dari pernbuluh darah yang terpotong di kin bawah.
David Gregory & Debbie Marshall, Wellcome Images
13
Sistem Pernapasan
= = =
Alveolus O2 CO2
di paru
Sirkulasi
pulmonal
Jantung
Sirkulasi
sistematk
CO2
O2
4 Pertukaran O2 dan CO2 antara darah
di kapiler sistemik dan sel jaringan
Sel jaringan
Gambar 13-1 Respirasi eksternal dan selular. Respirasi eksternal mencakup langkah-langkah yang terlibat dalam pertukaran
O2 clan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel jaringan (tahap 1 hingga 4). Respirasi selular mencakup reaksi metabolik
intrasel yang melibatkan pemakaian O2 untuk menghasilkan energi (ATP) dart makanan, menghasilkan CO2 sebagai produk
sampingan.
482 BAB 1
Bronkiolus Otot
terminal polos
Cabang
arteri
Cabang pulmonaris
arteri pulmonaris
Saluran
hidung
Mulut
Faring
Laring
Alveolus Kapiler paru
Trakea
Bronkiolus terminal
Sakus alveolaris
Bronkiolus
terminal
(a) Saluran resirasi
Gambar 13-2 Anatomi sistem respirasi (a) Saluran napas mencakup saluran hidung, faring, lanng, trakea, bronkus, dan bronkiolus. (b) Sebagian besar
alveolus (kantong udara) berkelompok seperti buah anggur di ujung bronkiolus terminal.
Anterior
Courtesy of KayPENTAX
Lipatan vocal
Glotis
Dr. Richard Kessel and Dr. Randy Kardon, Tissues and Organs,
oleh kapiler
pulnomal
Alveolus
dengan
Serat elastin kapiler
yang telah
Makrofag dihilangkan
alveolar
Monosit
(b) Pemindahan mikrogaf elektron alveolus
Sel alveolus dan kapiler paru di sekelilingnya
tipe II
Eritosit
300 𝛍m
Alveolus Kapiler Kapiler
pulmonal pulnomal
Sel alveolus
tipe I
484 BAB 1
Lolipop
“Lung”
(b) Hubungan paru dengan kantung pleura, dinding dada, dan diafragma
ambar anton pleura. (a) Mendorong sebuah permen lolipop ke dalam baion berisi air
menghasilkan hubungan yang analog dengan hubungan antara kantong pleura tertutup berdinding
rangkap dengan paru yang dikelilingi dan dipisahkannya dari dinding toraks. (b) atu lapisan kantong
pleura, ra i ra melekat erat ke permukaan paru ( i artinya organ ) dan kemudian melipat batik
untuk mernbentuk lapisan lain, pleura parietal, yang melapisi bagian interior dinding toraks ( ari artinya
dinding ). kuran relatif rongga pleura antara kedua lapisan ini sangat diperbesar untuk mempermudah
isualisasi.
760 mm Hg
Tekanan intra-alveolus (tekanan di da-
lam alveolus-760 mm Hg ketika diseim-
bangkan dengan tekanan Kantong pleura (ruang mewakili rongga pleura)
atmosfer)
486 BAB 5
760
Jalan napas
Rongga pleura
(tampak sangat
Dinding paru diperbesar) PNEUMOTORAKS
Paru (alveoli)
Dinding dada
756 756
760 760 760
756
760
Lubang di paru 756
760
760 760 760 (b) Paru kolaps
Udara
756 756
488 BAB 1
Wadah A Wadah B Wadah C
Wadah tertutup
dengan jumlah
tertentu molekul gas
EKSPIRASI PAKSA: KONTRAKSI OTOT
EKSPIRASI
Piston
Pengukuran
tekanan
1 1 1
0.5 1.5 0.5 1.5 0.5 1.5
0 2 0 2 0 2
Otot inspirasi
tambahan
(berkontraksi
hanya sewaktu
inspirasi kuat)
stemokleidomastoideus
skalenus
Sternum
Iga
Otot
Interkostalis
eksternal
Diafragma
Otot
inspirasi utama Otot perut
(berkontraksi
setiap inspirasi;
relaksasi
menyebabkan
ekspirasi pasif)
Gambar 13-10 Anatomi otot-otot pernapasan.
Sternum
Diafragm Kontraksi
a diafragma
(melemas
)
!
" !
490 BAB 1
Kontraksi otot interkostalis internal mendatarkan
iga dan sternum, semakin mengurangi ukuran
kiri-kanan dan depan-belakang rongga toraks
Kontraksi
Relaksasi otot
otot interkostalis
interkostalis internal
eksternal
Relaksasi
diafragma
Kontraksi otot
abdomen
Posisi otot
abdomen dalam
keadaan lemas
Seimbang; 760
Tidak ada perpindahan neto udara
760
760
Ukuran toraks
pada kontraksi
Ukuran toraks otot inspirasi Ukuran toraks
pra-inspirasi
pada relaksasi
otot inpirasi
759
760 761
2 Tekanan
761
intra-alveolus
Tekanan 3 3
760
atmosfer
1
759
Tekanan(mm Hg)
ASMA
492 BAB 1
❚ TABEL 13-1 Faktor-faktor yang Memengaruhi Resistansi Saluran Napas
Status saluran napas Efek pada resistansi Faktor yang menimbulkan efek
Mukus berlebihan
Edena dinding
kolaps saluran napas
Faktor-faktor kontrol fisiologik:
Kontrol saraf: stimulasi parasimpatis
Kontrol kimiawi lokal: ↓ konsentrasi CO2
KESULITAN EKSPIRASI
EMFISEMA
788 774
(c) Selama ekspirasi paksa maksimal (d) Pada penyakit paru obstruktif
Angka adalah tekanan dalam mm Hg
494 BAB 13
Sifat elastik paru disebabkan oleh jaringan ikat
elastik dan tegangan permukaan alveolus.
SURFAKTAN PARU
!
Saluran
2 T napas
P1 =
! r
! 2 T =2
1 2 T
1 P2 =
r
P1 = 2T 2 T
2 =1 P2 =
Jari-jari = 1 2
Tegangan permukaan= P2 = 1T
KUNCI Alveolus
e
T = Tegangan permukaan tertentu
Jari-jari = 2
Tegangan permukaan=
1 > 2
(a) Tanpa surfaktan paru
Saluran
P1 = 2 T napas
r
1
p1 2 2T =1
1 2 T
1 P2 =
r
P1 = 1T 2 T
Alveolus 2 =1 P2 =
Jari-jari = 1 2
1_ P2 = 1T
tegangan permukaan = 2
Molekul surfaktan
paru
Jari-jari = 2
Tegangan permukaan=
(b) Dengan surfaktan paru 1 = 2
Gambar 13-15 Peran surfaktan paru dalam melawan kecenderungan alveolus kecil untuk kolaps ke dalam
alveolus besar. (a) Menurut hukum LaPlace, jika dua alveolus dengan ukuran tak-sama, tetapi dengan tegangan
permukaan yang sama dihubungkan oleh saluran yang sama, alveolus yang lebih kecil—karena menghasilkan tekanan
ke arah dalam yang lebih besar memiliki kecenderungan (tanpa surfaktan paru) untuk kolaps dan mengosongkan udara
isinya ke dalam alveolus yang lebih besar. (b) Surfaktan paru mengurangi tegangan permukaan alveolus yang lebih kecil
lebih besar daripada alveolus besar. Penurunan tegangan permukaan ini melawan efek jari-jari yang lebih kecil dalam
menentukan tekanan yang mengarah ke dalam. Karena itu, tekanan penyebab kolaps di alveolus kecil dan besar
menjadi setara. Dengan demikian, dengan adanya surfaktan paru, alveolus kecil tidak kolaps dan mengalirkan isinya ke
dalam alveolus yang lebih besar.
496 BA 13
❚ TABEL 13-2 Gaya-gaya yang Saling
Berlawanan di Paru
Gaya yang menjaga alveolus Gaya yang mendorong
tetap terbuka alveolua untuk kolaps
2200 mL
5700 mL 1200 mL
2700 mL
Volume paru pada
akhir inspirasi normal
(rerata 2200 mL)
© SIU/Visuals Unlimited
(a) kisaran normal dan nilai ekstrim volume paru pada laki-laki dewasa muda sehat
5700
KUNCI
VT = volume tidal (500 mL)
Volume udara di paru (mL)
Waktu (dtk)
(b) Variasi normal volume paru dalam spirogram pada laki-laki muda sehat.
Gambar 13-16 Volume dan kapasitas paru normal pada laki-laki dewasa muda sehat. Kapasitas paru adalah jumlah dua atau
lebih volume paru. Nilai untuk wanita lebih rendah. (Perhatikan bahwa volume residu tidak dapat diukur dengan spirometer tetapi harus
ditentukan dengan cara lain.)
498 BAB 13
■
DISFUNGSI RESPIRASI
KI
KV KPT (1800 mL)
(3200 mL) (5700 mL) 4000
3500 KV
3000 (2800 mL)
2700
2500
VCE 2200
(500 mL) KPT
KRF VR (4000 mL)
1200
(3000 mL) (2500 mL)
VR
(1200 mL)
(a) Spirogram pada penyakit paru obstruktif (b) Sspirogram pada penyakit paru restriktif
Gambar 13-17 Volume dan kapasitas paru abnormal pada penyakit paru obstruktif dan restriktif. (a) Karena pasien dengan penyakit paru obstruktif lebih mengalami kesulitan
dalam mengosongkan paru daripada rnengisinya, kapasitas paru total (KPT) pada hakikatnya normal, tetapi kapasitas residual fungsional (KRF) dan volume residual (VR) meningkat
akibat tambahan udara yang terperangkap di paru setelah ekspirasi. Karena VR meningkat maka kapasitas vital (KV) berkurang. Dengan meningkatnya udara yang tersisa di paru,
KPT yang tersedia untuk digunakan dalam pertukaran udara dengan atmosfer menjadi berkurang. Temuan umum lain adalah berkurangnya secara mencolok volume ekspirasi paksa
dalam satu detik (VEP1) karena laju aliran udara berkurang akibat obstruksi saluran napas. Meskipun KV dan VEP1 sama-sama berkurang, tetapi VEP1 berkurang jauh lebih besar
daripada KV. Akibatnya, VEP1/KV°/0 jauh lebih kecil daripada normal yang 80% yaitu, jumlah udara yang dapat dihembuskan keluar dalam detik pertama jauh lebih kecil daripada
80% KV yang berkurang. (b) Pada penyakit paru restriktif, daya regang paru lebih rendah daripada normal. Kapasitas paru total, kapasitas inspirasi, dan KV berkurang karena paru
tidak dapat mengembang seperti normal. Persentase KV yang dapat dihembuskan dalam satu detik adalah normal 80% atau bahkan lebih tinggi karena udara dapat mudah mengalir
bebas di saluran napas. Karena itu, VEP1/KV% sangat bermanfaat dalam membedakan antara penyakit paru obstruktif dan restriktif. Juga, berbeda dari penyakit paru obstruktif, VR
biasanya normal pada penyakit paru restriktif.
VENTILASI ALVEOLUS
Udara alveolus
150
500 mL diekspirasi ke atmosfer
500 mL masuk ke alveolus 350 mL udara segar mencapai alveolus
350 150 mL udara segar tetap berada di ruang mati
150 mL udara "lama" dari ruang mati
(tertinggal dari ekspirasi sebelumnya)
350 mL udara segar dari atmosfer
150
Gambar 13-18 Efek volume ruang mati pada pertukaran volume tidal
(c) selama inspirasi antara atmosfer dan alveolus. Meskipun terdapat 500 mL udara yang
masuk dan keluar antara atmosfer dan sistem pernapasan dan 500 mL
KUNCI yang masuk dan keluar alveolus setiap kali bernapas, hanya 350 mL yang
Udara alveolus "lama" yang telah bertukar O2 dan CO2 dengan darah benar-benar dipertukarkan antara atmosfer dan alveolus karena adanya
ruang mati anatomik (volume udara di saluran napas).
Udara atmosfer segar yang belum bertukar O2 dan CO2 dengan darah
500 BA 1
# $
%
Vnetilasi
Pola Bernapas Volume Tidal laju napas Volume Ruang Ventilasi Paru Alveolus
(mL/ napas) (napas/mnt)) Mati (mL) (mL/mnt)* (mL/min)†
501
EFEK CO2 PADA OTOT POLOS BRONKIO-
Daerah dengan aliran darah (perfus)
LUS
lebih besar dari pada aliran udara
(ventilasi)
Membantu
menyeimbangkan
Membantu Membantu
menyeimbangkan Aliran udara besar menyeimbangkan
502 BAB 13
❚ TABEL 13-4 Efek
Perubahan Lokal
O2 pada Arterior Paru dan
Sistemik
Perfusi VEntilasi
(aliran darah) (aliran udara) 2
0.82
1
0.24
0.07
Atas Bawah
Regio baru pada individu dalam posisi tegak
Bawah
0.82 1.29 0.63
paru
(a) ) Laju ventilasi dan perfusi regional clan rasio ventilasi-perfusi di (b) Laju ventilasi dan perfusi dan rasio ventilasi-
paru Laju ventilasi dan perfusi dan rasio ventilasi-perfusi perfusi pada atas dan bawah paru.
Gambar 13-20 Perbedaan dalam ventilasi, perfusi, dan rasio ventilasi-perfusi di bagian atas dan bawah paru yang disebabkan oleh efek gravitasi.
Perhatikan bahwa bagian atas paru menerima Iebih sedikit udara dan darah daripada bagian bawah paru, tetapi bagian atas paru secara relatif
menerima Iebih banyak udara daripada darah dan bagian bawah paru secara relatif menerima Iebih sedikit udara daripada darah
79% N2
Tekanan parsial
N2 = 600 mm Hg Tekanan parsial N2 dalam
udara atmosfer:
N2 = 760 mm Hg ˜ 0.79
TEKANAN PARSIAL = 600 mm Hg
Tekanan
atmosfer total
= 760 mm Hg
Gambar 13-21 Konsep tekana parsial. Tekanan parsial yang ditimbulkan oleh
tiap-tiap gas dalam campuran sama dengan tekanan total kali persentase gas
dalam campuran.
504 BAB 13
Udara atmosfer
O2 160
CO2 0.23
1 PO2 alveolus teteap relatif tinggi
dan PO2 alveolus tetap relatif rendah
Inspirasi Ekspirasi karena sebagian dari udara alveolus
ditukar dengan udara atmosfer baru
setiap kali bernapas
Gradien disfusi neto 2 Sebaliknya, darah vena sistemik yang
3 untuk O2 dan CO2, masuk ke paru relatif rendah O2 dan tinggi
antara paru dan jaringan CO2, karena telah menyerahkan O2 dan
Gradien melintasi kapiler O2 CO2 Alveolus menyerap CO2 di tingkat kapiler sistemik
pulnomal:
1 O2 100 CO2 40 O2 tinggi CO2 Rendah 3 Hal ini menciptakan gradien tekanan
parsial antara udara alveolus dan darah
100 40 2 46 100 4 kapiler paru yang memicu difusi pasif O2
CO2 O2
Kantong ke dalam darah dan CO2 keluar darah
alveolus O2 40 O2 CO2 CO2 40 sampai tekanan parsial darah dan alveo-
lus setara.
Sirkulasi 4 Karena itu, darah yang meninggalkan
Kapiler
paru paru relatif mengandung O2 tinggi dan
paru
40 46 CO2 rendah. Darah ini disalurkan ke
8 jaringan dengan kandungan gas darah
O2 CO2
yang sama dengan ketika darah tersebut
meninggalkan paru.
6 5 Tekanan parsial O2 relatif rendah dan
Gradien melintasi kapiler CO2 relatif tinggi di sel jaringan yang me-
ngonsumsi O2 dan memeroduksi CO2
sistemik:
6 Akibatnya, gradien tekanan parsial untuk
pertukaran gas di tingkat jaringan mendo-
100 40 rong perpindahan pasif O2 keluar darah
Kapiler
menuju sel untuk menunjang kebutuhan
sistemik Jantung
rpetabolik sel-sel tersebut dan jugs men-
sel dorong pemindahan secara simultan CO2
jaringan Sirkulasi
sistemik ke dalam darah.
40 46 7 Setelah mengalami keseimbangan de-
O2 CO2 O2 40 O2 100 ngan sel-sel jaringan, darah yang mening-
O2 CO2
galkan jaringan relatif mengandung O2
7 CO2 46 40 4
CO2 rendah dan CO2 tinggi.
8 Darah ini kemudian kembali ke paru
sel untuk kembali diisi oleh O2 dan dikeluar-
< 40; > 46 5
jaringan O2 CO2 O2 rendah CO2 tinggi kan CO2-nya
Gambar 13-22 Pertukaran oksigen dan CO2 menembuskan kapiler paru dan kapiler sistematik akibat gradien tekanan parsiala
>
Gradien tekanan parsial Kecepatan pemindahan ↑ sering dengan ↑ Penetuan utama kecepatan transfer
O2 dan CO2 gradien tekanan parsial
Luas permukaan Kecepatan pemindahan ↑ sering dengan ↑ Luas permukaan tetap konstan selama kondisi
membran alveolus luas permukaan istirahat
Luas permukaan ↑ selama olahraga karena semakin
banyak kapiler paru yang terbuka ketika curah
jantung meningkat dan alveolus mengembang
seiring dengan semakin dalamnya bernapas
Luas permukaan ↑ pada keadaan patologis misalnya
emfisema dan kolaps paru
Ketebalan sawar yang Kecepatan pemindahan ↑ sering dengan ↑ Dalam keadaan normal ketebalan tidak beru-
memisahkan udara ketebalan bah ketebalan pada keadaan patologis misal-
dan darah di membran nya edema paru, fibrosis paru, dan pneumonia
alveolus
Konstanta difusi Kecepatan pemindahan ↑ sering dengan ↑ Konstanta difusi untuk CO2adalah 20 kali lipat
ketebalan daripada untukO2, mengatasi gradien tekanan
parsial yang lebih kecil untuk CO2; karena itu,
jumlah CO2 dan O2 yang dipindahkan menembus
membran hampir sama
506 BAB 13
Saluran Alveolus yang Pembuluh darah yang
EFEK LUAS PERMUKAAN PADA PERTUKARAN GAS melebar mengalami cedera
Alveolus napas
hemoglobin
Berikatan dengan 30
Hemoglobin
Sebagai bikarbonat (HCO3–) 60
508 BAB 13
OKSIGEN YANG TERIKAT KE HEMEGLOBIN
O2 rerata saat
istirahat di kapiler
sistemik
O2 adalah faktor utama yang menentukan persen
saturasi hemoglobin.
100 20
90 18
80 16
% saturasi hemoglobin
60 12
50 10
40 8
30 6
20 4
10 2
& ∆
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100... sampi
760
PO2 dalam darah (mm Hg)
KUNCI
= Molekul O2
510 BAB 13
Alveolus
Darah kapiler
paru
(a) Alveolus PO2 = PO2 darah (b) PO2 > alveolus PO2 darah (c)PO2 alveolus = PO2 darah
KUNCI
Gambar 13-25 Hemoglobin mempermudah pemindahan neto O2 dalam jumlah besar dengan bekerja sebagai depo penyimpanan agar P02 tetap rendah. (a) Dalam suatu
situasi hipotetis ketika tidak ada hemoglobin dalam darah, Po2 alveolus dan Po2 darah kapiler paru berada dalam keseimbangan. (b) Hemoglobin ditambahkan ke darah kapiler paru.
Begitu mulai berikatan dengan O2, Hb mengeluarkan O2 dari larutan. Karena hanya O2 larut yang membentuk P02 darah, Po2 darah turun di bawah Po2 alveolus, meskipun jumlah
molekul O2 yang terdapat dalam darah sama seperti di (a). Dengan "menyerap" sebagian dari O2 yang larut, Hb mendorong difusi neto lebih banyak O2 menuruni gradien tekanan
parsialnya dari alveolus ke darah. (c) Hemoglobin mengalami saturasi lengkap oleh O2 dan Po2 alveolus dan darah kembali berada dalam keseimbangan. Po2 darah yang dibentuk oleh
O2 yang larut sama dengan Po2 alveolus meskipun kandungan O2 total dalam darah jauh lebih besar daripada di bagian (a) ketika Po2 darah sama dengan Po2 alveolus tanpa adanya Hb.
90
80
EFEK 2,3-BISFOSFOGLISSERAT PADA % SATURASI Hb
70
% saturasi himoglobin
60 CO2
(di
Asam (H+) tingkat
50 jaringan)
Suhu atau
40 2,3-Bisfosfogliserat
30
20
10
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
PO2 darah (mm Hg)
Gambar 13-26 Efek peningkatan co2, H+, suhu, dan 2,3-bisfos-fogliserat pada
kurva O2-Hb. Peningkatan Po2, keasaman, dan suhu, seperti ditemukan di tingkat
jaringan, menggeser kurva O2-Hb ke kanan. Akibatnya, lebih sedikit O2 yang berikatan
dengan Hb di Poe tertentu sehingga lebih banyak O2 yang dibebaskan dari Hb untuk
digunakan oleh jaringan. Demikian juga, 2,3-bifosfogliserat, yang produksinya meningkat
di sel darah merah ketika HbO2 arteri di bawah normal dalam jangka waktu lama,
menggeser kurva Hb-O2 ke kanan, membuat lebih banyak O2 terbatas yang tersedia di
Hemoglobin memiliki afinitas yang jauh lebih besar
tingkat jaringan. terhadap karbon monoksida dari pada terhadap O2
EFEK BHOR
512 BAB 13
& $
&
PERGESERAN KLORIDA
& ∆ ∆ & $
Alveolus
Sel jaringan
CO2 O2 O2 CO2
HbO2 O2 + Hb HbO2 O2 + Hb
Dari sirkulasi
1 CO2 larut CO2 larut
sistemik
ke sirkulasi paru Hb + CO2 HbCO2
2 CO2 + Hb HbCO2 Hb + H+ HbH Hb + H+ HbH
ca CI– ca
3 CO2 + H2O H++ HCO3– H2O + CO2 H+ + HCO3– CI–
Plasma
ka = karbonat anhidrase
Gambar 13-27 Transpor karbon dioksida dalam darah. Karbon dioksida yang diambil di jaringan diangkut dalam darah ke paru melalui tiga cara: (1) larut
secara fisik, (2) berikatan dengan hemoglobin (Hb), dan (3) sebagai ion bikarbonat (HCO3). Hemoglobin hanya terdapat di dalam sel darah merah, demikian
juga karbonat anhidrase, enzim yang mengatalisis pembentukan HCO3. H4 yang dihasilkan selama pembentukan HCO3- juga berikatan dengan Hb. Ion
bikarbonat berpindah melalui difusi terfasilitasi menuruni gradien konsentrasinya keluar sel darah merah menuju plasma, dan klorida (Cl-) berpindah melalui
pembawa pasif yang sama ke dalam sel darah merah menuruni gradien listrik yang tercipta oleh difusi keluar HCO3-. Di paru, reaksi-reaksi yang terjadi di
tingkat jaringan berbalik arah, tempat CO2 berdifusi keluar darah dan masuk ke alveolus.
Berbagai keadaan respirasi ditandai oleh kelainan Hipoksia sirkulasi Darah beroksigen yang ke jaringan terlalu
sedikit; juga dikenal sebagai hipoksia staganan
kadar gas-darah
Hipoksia histotosik Ketidakmampuan sel menggunaka O2 yang
tersedia
514 BAB 13
Hipoventilasi Hepoventilasi
150
O2
0 4200 8400
Ventilasi alveolus (mL/min)
Gambar 13-28 Efek hiperventilasi dan hipoventilasi pada o2 dan co2 arteri
2.
516 BAB 13
nel energi (lihat h. 34). Ginjal memulihkan pH kedalaman, timbul narkosis nitrogen, atau ap
arteri mendekat i normal dengan menahan p Narkosis nitrogen dipercayai terjadi ka-
asam yang normalnya dibuang melalui rena berkurangnya eksitabilitas neuron-neuron
urine (lihat h. 598). akibat N2 (yang sangat mudah larut dalam
Tindakan-tindakan kompensatorik lemak) yang larut di membran lemak me-
ini bukannya tanpa akibat yang me- reka. Pada 150 kaki di bawah permuka-
rugikan. Sebagai contoh, peningkat- an laut, penyelam mengalami suatu
an jumlah SDM meningkatkan vis- perasaan euforia dan menjadi me-
kositas (membuat darah menjadi ngantuk, serupa dengan efek mi-
lebih "kental") darah sehingga re- num beberapa gelas koktail. Di tem-
sistensi terhadap aliran darah me- pat yang lebih dalam, penyelam
ningkat (lihat h. 363). Akibatnya, menjadi lemah dan ceroboh dan
jantung bekerja lebih keras untuk pada 350 hingga 400 kaki mereka,
memompa darah melewati pembu- kehilangan kesadaran. Toksisitas ok-
luh sigen akibat tingginya Po2 adalah efek
buruk lain yang juga dapat terjadi jika ki-
ta berada jauh di bawah air. Masalah lain
Efek Menyelami laut-
yang berkaitan dengan menyelam laut dalam
Dalam pada Tubuh
terjadi sewaktu naik. Jika penyelam yang telah
Ketika seorang penyelam laut-dalam, dengan
cukup lama berada di bawah air sehingga cukup
bantuan perangkat bernapas di bawah air (scuba),
banyak N2 yang sudah larut dalam jaringannya naik
turun ke bawah air, tubuhnya terpajan ke tekanan yang
©D
ave B. secara tiba-tiba ke permukaan, penurunan cepat PN2 me-
melebihi tekanan atmosfer . Tekanan cepat meningkat Fel etham/Vis u als Unlim ited
nyebabkan N2 cepat keluar dari larutan dan membentuk
sering dengan kedalaman laut akibat berat air. Tekanan, hampir
gelembung-gelembung gas N2 didalam tubuh, seperti gelembung gas
menjadi dua kali lipat pada kedalaman sekitar 30 kaki di bawah
CO2 yang terbentuk di dalam bontol sampanye ketika gabus botol
permukaan laut. Udara yang terdapat di dalam alat scuba disalurkan
dibuka. Akibat yang ditimbulkannya bergantung pada jumlah dan
ke paru pada tekanan yang tinggi ini. Ingat kembali bahwa (1) jumlah
lokasi pembentukan gelembung N2 di dalam tubuh. Keadaan ini
gas dalam larutan berbanding lurus dengan tekanan parsial gas
disebut penyakit dekompresi atau s karena korban sering
tersebut dan (2) udara terdiri dari 79% N2. Nitrogen adalah bahan yang
bergelung akibat nyeri yang ditimbulkan. Penyakit dekompresi dapat
kurang larut dalam jaringan tubuh, tetapi PN2 yang tinggi yang terjadi
dicegah dengan naik ke permukaan secara perlahan atau dengan
selama penyelaman laut-dalam menyebabkan lebih banyak dari gas ini
secara bertahap mendekompresi tubuh dalam wadah dekompresi
yang larut ke dalam jaringan tubuh. Jumlah N2 yang kecil yang larut di
sehingga kelebihan N2 dapat secara perlahan keluar melalui paru
jaringan pada ketinggian permukaan laut tidak menimbulkan efek tetapi
tanpa membentuk gelembung
dengan semakin banyaknya N2 yang larut ketika seseorang berada di
Pons
518 BAB 13
❚ TABEL 13-8 Pengaruh Faktor Kimiawi pada Peranapasan
Faktor kimiawi Efek pada Kemoreseptor Perifer Efek pada Kemoreseptor Sentral
O2 di daerah arteri Merangsang hanya ketika Po2 arteri Secara langsung menekan kemoreseptor sentral
turun ke titik yang mengancam nyawa dan pusat respirasi itu sendiri jika <60 mmHg
(<60 mm Hg); suatu mekanisme darurat
CO2 di darah arteri Merangsang secara lemah Merangsang dengan kuat; merupakan kontrol
(↑ H1 di CES otak) ventilasi yang dominan
(kadar>70-80 mm Hg secara langsung menekan
pusat pernapasan dan kemoreseptor sentral)
H! di daerah arteri Merangsang; penting dalam Tidak memengaruhi; tidak dapat menembus
keseimbangan asam-basa sawar darah otak
Ke pusat kontrol
penapsan di medula
Sinus karotis
Badan Karotis
Arteri karotis
Badan aorta
Arkus aorta
Gambar 13-30 Lokasi kemoreseptor perifer. Badan karotis terletak di sinus karotis,
dan badan aorta terletak di arkus aorta.
520 BAB 13
Menghilangkan
CO2 arteri
PCO2 CES-Otak
H+ CES_Otak
Lemah
Penyesuaian ventilasi sebagai res-
Pusat pons terhadap perubahan H+ arteri
Kemoreseptor
pernapasan Kemoresep-
perifer
medula tor sentral penting dalam keseimbangan asam-
basa.
Ventilasi
CO arteri 2
Ka = karbonat anhidrase
Gambar 13-31 Efek peningkatan Pco2 arteri pada ventilasi.
TABEL 13-9 Variabel Terkait Oksigen dan Karbon Dioksida Selama Olahraga
Variabel Perubahan Komentar
Pemakaian O2 Sangat meningkat Otot yang aktif mengoksidasi molekul nutrien dengan lebih cepat untuk
memenuhi kebutuhan energi yang meningkat.
Produksi CO2 Sangat meningkat Otot yang lebih aktif bermetabolisme menghasilkan lebih banyak CO2.
Ventilasi alveolus Sangat meningkat Melalui mekanisme yang belum sepenuhnya dipaharni, ventilasi alveolus
mengimbangi atau bahkan sedikit melebihi peningkatan kebutuhan metabolik
selama olahraga.
O2 arteri Norma atau sedikit ↑ Meskipun terjadi peningkatan mencolok pemakaian O2 dan produksi CO2 selama
PCO2 arteri Normal atau sedikit↓ olahraga, ventilasi alveolus mengimbangi atau bahkan sedikit melebihi kecepatan
konsumsi O2 dan produksi CO2.
Penyaluran O2 ke otot Sangat meningkat Meskipun Po2 arteri tetap normal, penyaluran O2 ke otat sangat meningkat akibat
bertambahnya aliran darah ke otot yang dicapai melalui peningkatan curah
jantung disertai vasodilatasi lokal di otot-otot yang aktif.
Ekstraksi O2 oleh otot Sangat meningkat Peningkatan pemakaian 02 menurunkan P02 di tingkat jaringan, yang meneye-
babkan lebih banyak 02 dibebaskan dari hemoglobin; hal ini ditingkatkan oleh ↑
PCO2, ↑ H+, dan ↑ suhu.
Pengeluaran CO2 dari otot Sangat meningkat Peningkatan aliran darah ke otot yang berolahraga membersihkan kelebihan CO2
yang dihasilkan oleh jaringan yang lebih aktif bermetabolisme ini.
Konsentrasi H+ arteri
Olahraga ringan hingga Normal Karena CO2 penghasil H+ dijaga konstan di darah arteri, konsentrasi H+ arteri
sedang tidak berubah
Olahraga berat Meningkat sedang Pada olahraga berat, ketika otot mengandalkan metabolisme anaerobik, terjadi
penambahan asam laktat ke dalam darah.
522 BAB 13
■
Ventilasi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang SINDROM KEMATIAN BAYI MENDADAK
tidak berkaitan dengan kebutuhan terhadap
pertukaran gas.
S
ATU-SATUNYA TERBAIK UNTUK MENGETAHUI KAPASI- bolahraga itu sendiri menjadi lebih siap dalam menerin O2 yang disalur-
TAS KERJA SESEORANG adalah penentuan konsumsi O2 kan kepada mereka. Jumlah kapiler fungsional meningkat demikian
maksimal, atau VO2 maks, yaitu volume maksimal O2 yang da- juga jumlah dan ukuran mitokondria, yang mengandung enzim-enzim
pat digunakan seseorang per menit untuk mengoksidasi molekul oksidatif.
nutrien yang menghasilkan energi. VO2 maks diukur dengan meminta Konsumsi O2 maksimal diukur dalam liter per menit dan kemudian di-
yang bersangkutan melakukan olahraga, biasanya treadmill atau ubah menjadi mililiter per kilogram berat tubuh per menit sehingga
ergometer sepeda (sepeda stasioner dengan resistansi bervariansi). orang bertubuh besar dan kecil dapat diperbandingkan. Seperti
Beban kerja secara bertahap ditingkatkan hingga yang bersangkutan diperkirakan, atlet memiliki nilai konsumsi O2 maksimal tertinggi. VO2
kelelahan. Sampel udara ekspirasi yang dikumpulkan selama menit- maks untuk atlet ski lintas-alam pria pernah dicatat mencapai 94 mL O2/
menit terakhir olahraga tersebut, saat konsumsi O2 maksimal karena kg/mnt, dan pemain sepak bola memiliki nilai VO2 maks antara 45 dan
yang bersangkutan bekerja sekeras mungkin, dianalisis untuk 65 ml O2/kg/mnt, bergantung pada posisi yang mereka mainkan. Pria
persentase kandungan O2 dan CO2-nya. Selain itu, volume uadara muda yang banyak duduk maksimal menggunakan antara 25 dan 45 ml
ekspirasi juga diukur. Kemudian juga diguanakan persamaan untuk O2/kg/mnt. Nilai wanita untuk VO2 maks adalah 20% hingga 25% Iebih
menentukan jumlah O2 yang dikonsumsi, dengan memperhitungkan rendah dari pada pria jika dinyatakan dalam ml/kg/mnt berat tubuh total.
persentase O2 dan CO2 dalam udara inspirasi, volume total udara Namun, perbedaan VO2 maks antara pria dan wanita hanyala 8%
ekspirasi, dan persentase O2 dan CO2 dalam udara ekspirasi. hingga 10% jika dinyatakan sebagai ml/kg/mnt berat tubuh tanpa-lemak
Konsumsi O2 maksimal bergantung pada tiga sistem. Sistem karena wanita umumnya memiliki persentase lemak tubuh lebih tinggi
pernapasan esensial bagi ventilasi dan pertukaran O2 dan CO2 antara (hormon seks wanita estrogen mendorong pengendapan lemak).
udara dan darah di paru. Sistem sirkulasi dibutuhkan untuk Untukmengklasifikasikan orang dalam kapasitas aerobik berdasar-
menyalurkan O2 ke otot yang aktif. Pada akhirnya, otot harus memiliki kan kelompok usia digunakan istilah rendah, cukup, rata-rata, baik,
enzim oksidatif agar dapat menggunakan O2 yang disediakan. atau sangat baik. Para ahli fisiologi olahraga menggunakan ukuran
Latihan olahraga aerobik teratur dapat memperbaiki VO2 maks konsumsi V02 maks untuk meresepkan atau menyesuaikan program la-
dengan membuat jantung dan sistem pernapasan menjadi iebih efisien tihan untuk membantu orang mencapai tingkat optimal kondisi aerobik.
sehingga penyaluran O2 ke otot menjadi lebih baik. Otot-otot yang ber-
DISPENIEA
524 BAB 13
Homeostasis: Bab dalam
Perspektif
Sistem respirasi berkontribusi bagi homeostasis de-ngan
mengambil O2 dari dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan
eksternal. Semua sel tubuh akhirnya memerlukan pasokan
O2 yang memadai untuk digunakan dalam oksidasi molekul nutrien
untuk menghasilkan ATP. Sel otak, yang sangat bergantung pada
Perikiksa Pemahaman Anda 13.5
pasokan O2 secara terus-menerus, akan mati jika kekurangan O2
1. Jelaskan dengan singkat bagaimana regio-regio otak berikut ini lebih dari empat menit. Bahkan sel yang dapat melakukan
berkontribusi dalam mengendalikan pernapasan: pusat pernapa- san di
metabolisme anaerob ("tanpa O2") untuk menghasilkan energi,
medula (mencakup peran KRD dan KRV), pusat pneumo- taksis, pusat
apneustik, dan kompleks pra-Botinger. seperti otot yang bekerja berat, hanya dapat meIakukannya dalam
2. Ceritakan bagaimana besar ventilasi diatur di bawah kondisi istirahat. waktu terbatas dengan m enciptakan defisit O2 yang akhirnya harus
diganti selama konsumsi O2 pasca latihan (lihat h. 295).
Akibat reaksi-reaksi metabolik penghasil energi ini, tubuh
menghasilkan sejumlah besar CO2 yang harus dikeluarkan. Karena
CO2 dan H2O membentuk asam karbonat, penyesuaian dalam
kecepatan eliminasi oleh sistem respirasi penting untuk mengatur
keseimbangan asam-basa lingkungan internal. Sel-sel hanya dapat
bertahan hidup dalam kisaran pH yang sempit.
SOAL LATIHAN
Jawaban dimulai di h. A-34.
Pertanyaan Objektif
&
& $
& &
&
&
&
Pertanyaan Esai
526 BAB 13
UNTUK DIRENUNGKAN
PERTIMBANGAN KLINIS
13 Kartu Belajar
13.1 | Anantomi Pernapasan (h. 481–485) ■ Semakin besar gradien antara alveolus dan atmosfer di ke- dua
■ Respirasi internal merujuk kepada reaksi-reaksi metabolik intrasel arah, semakin besar laju aliran udara karena udara mengalir hingga
yang menggunakan 02 dan menghasilkan CO2 sewaktu oksidasi tekanan intra-alveolus seimbang dengan tekanan atmosfer. (Lihat
molekul nutrien untuk menghasilkan energi. Respirasi eksternal Gambar 13-12 dan 13-13.)
merujuk pada pemindahan 02 dan CO2 antara lingkungan eksternal ■
Selain berbanding lurus dengan gradien tekanan, laju aliran udara
dan sel jaringan. Sistem respirasi dan sirkulasi bekerja bersama untuk juga berbanding terbalik dengan resistensi saluran napas. (Lihat Tabel
melakukan respirasi eksternal. ( Lihat Gambar 13-1.) 13-1.) Karena resistensi saluran napas, yang bergantung pada kaliber
saluran napas penghantar, normalnya sangat rendah, laju aliran udara
■ Sistem respirasi mempertukarkan udara antara atmosfer dan paru.
biasanya terutama bergantung pada gradien tekanan antara alveolus
Saluran napas menghantarkan udara dari atmosfer ke alveolus,
dan atmosfer.
bagian paru yang melakukan pertukaran O2 dan CO2 antara udara di
alveolus dan darah di kapiler paru yang terletak di sekeliling alveolus. ■ Paru dapat diregangkan dengan derajat bervariasi selama inspirasi
Dinding alveolus yang sangat tipis dibentuk dari sel alveolus tipe I. dan kemudian mengempis kembali ke ukuran prainspirasinya sewaktu
Sel alveolus tipe II mengeluarkan surfaktan paru. (Lihat Gambar 13-2 ekspirasi karena sifat elastiknya. lstilah daya regang paru merujuk
dan Gambar 13-4 serta foto pembuka bab.) kepada distensibilitas paru—seberapa besar paru teregang sebagai
respons terhadap perubahan tertentu gradien tekanan transmural.
■ Paru terletak di dalam kompartemen tertutuptoraks, yang volume-
Istilah rekoil elastik merujuk pada kembalinya paru ke posisi
nya dapat diubah oleh aktivitas kontraktil otot-otot respirasi yang
istirahatnya sewaktu ekspirasi.
mengelilinginya.
■ Sifat elastik paru bergantung pada serat elastin di dalam paru dan
■
Setiap paru dikelilingi oleh suatu kantong pleura yang tertutup dan pada tegangan permukaan alveolus, Tegangan permukaan alveolus,
berdinding rangkap. (Lihat Gambar 13-5.) yang disebabkan oleh gaya tarik antara molekul-molekul air
permukaan dalam lapisan cairan yang membatasi dinding dalam
13.2 | Mekanika Pernapasan (h. 485–503) setiap alveolus, cenderung menolak peregangan alveolus saat inflasi
(menurunkan daya regang) dan cenderung mengembalikannya ke
■ Ventilasi, atau bernapas, adalah proses pemasukan ke dan luas permukaan yang lebih kecil saat deflasi (meningkatkan rebound
pengeluaran udara dari paru secara bergantian sehingga udara paru). (LihatTabel 13-2.)
alveolus lama yang telah ikut serta dalam pertukaran O2 dan CO2
dengan darah kapiler paru dapat ditukar dengan udara atmosfer ■ Jika alveolus dilapisi hanya oleh air, tegangan permukaan akan
segar, sedemikian besar sehingga paru berdaya regang rendah dan paru
cenderung kolaps. Surfaktan paru terselip di antara molekul-molekul
■ Ventilasi dilakukan secara mekanis dengan mengubah secara air dan menurunkan tegangan permukaan alveolus sehingga paru
bergantian arah gradien tekanan untuk aliran udara antara atmosfer lebih berdaya regang dan dapat melawan kecenderungan alveolus
dan alveolus melalui ekspansi dan rekoil siklik paru. Ketika tekanan untuk kolaps. (Lihat Gambar 13-15 dan Tabel 13-2.)
intra-alveolus berkurang akibat ekspansi paru selama inspirasi, udara
mengalir masuk ke paru dari tekanan atmosfer yang lebih tinggi. ■ Paru dapat diisi hingga sekitar 5,5 liter pada upaya inspirasi
Ketika tekanan intra-alveolus meningkat akibat rekoil paru selama maksimal atau dikosongkan hingga sekitar 1 liter pada upaya ekspirasi
ekspirasi, udara mengalir keluar paru menuju tekanan atmosfer yang maksimal. Dalam keadaan normal, paru beroperasi "setengah
lebih rendah. (Lihat Gambar 13-6, 13-9, 13-12, dan 13-13.) kapasitas". Volume paru biasanya bervariasi dart sekitar 2 hingga 2,5
liter sewaktu volume tidal rerata 500 mL udara masuk dan keluar
■ Kontraksi dan relaksasi bergantian otot-otot inspirasi (terutama setiap kali bernapas. (Lihat Gambar 13-16.)
diafragma) secara tak-langsung menimbulkan inflasi dan deflasi
periodik paru dengan secara siklis mengembangkan dan ■ Jumlah udara yang masuk dan keluar paru dalam satu menit,
mengempiskan rongga toraks, dengan paru secara pasif mengikuti ventilasi paru, sama dengan volume tidal dikalikan dengan kecepatan
gerakannya. (lihat Gambar 13-10 dan 13-11.) napas. Tidak semua udara yang masuk dan keluar tersedia untuk
pertukaran O2 dan CO2 dengan darah karena sebagian menempati
■ Paru mengikuti gerakan rongga toraks berkat daya rekat saluran napas penghantar yang dikenal sebagai ruang coati anatomik.
(kohesivitas) cairan intrapleura dan gradien tekanan transmural Ventilasi alveolus, volume udara yang dipertukarkan antara atmosfer
melintasi dinding paru yang terbentuk karena tekanan intrapleura dan alveolus dalam satu menit, adalah ukuran udara yang benar-
menjadi subatmosfer dan karenanya lebih rendah daripada tekanan benar tersedia untuk pertukaran gas dengan darah. Ventilasi alveolus
intra-alveolus. (Lihat Gambar 13-7 dan 13-13). sama dengan (volume tidal dikurangi volume ruang mati) dikalikan
■ Karena energi dibutuhkan untuk kontraksi otot-otot inspirasi, dengan kecepatan napas. (Lihat Gambar 13-18 dan Tabel 13-3.)
inspirasi adalah proses aktif, tetapi ekspirasi bersifat pasif selama
bernapas tenang karena tercapai melalui rekoil elastik paru setelah
otot-otot inspirasi melemas, tanpa mengeluarkan energi. (Lihat 13.3 | Pertukaran Gas (h. 503–508)
Gambar 13-11a, b, dan c.) ■ Oksigen dan CO2 berpindah menembus membran melalui difusi
■ Untuk ekspirasi aktif yang lebih kuat, kontraksi otot-otot ekspirasi pasif menuruni gradien tekanan parsial. Tekanan parsial suatu gas
(yaitu otot abdomen) semakin mengurangi ukuran rongga toraks dan dalam udara adalah bagian dari tekanan atmosfer total yang
paru, yang meningkatkan gradien tekanan intra-alveolus terhadap disumbangkan oleh gas ini, yang berbanding lurus dengan persentase
atmosfer. (Lihat Gambar 13-10 dan 13-11d.) gas ini dalam udara. Tekanan parsial suatu gas dalam darah bergan-
tung pada Jumlah gas ini yang larut dalam darah. (Lihat Gambar ■ Peningkatan Pco2, peningkatan asam, dan peningkatan suhu
di tingkat jaringan menggeser kurva O2-Hb ke kanan,
13-21.)
mempermudah pembebasan O2 dari Hb untuk digunakan oleh
■ Difusi neto O2 terjadi pertama antara alveolus dan darah dan jaringan. ( Lihat Gambar 13-26).
kemudian antara darah dan jaringan akibat gradien tekanan parsial ■ Hemoglobin memfasilitasi transfer neto sejumlah besar O2
O2 yang tercipta oleh pemakaian terus-menerus O2 di sel dan antara alveolus dan darah dan antara darah dan sel jaringan
penggantian terus-menerus O2 alveolus segar dari ventilasi. Difusi dengan berperan sebagai depot penyimpanan untuk menjaga Po2
neto CO2 terjadi dalam arah berlawanan, pertama antara jaringan (yaitu konsentrasi O2 terlarut) agar tetap rendah, meskipun
dan darah lalu antara darah dan alveolus, akibat gradien tekanan terdapat peningkatam kandungan O2 total darah. (Lihat Gambar
parsial CO2 yang terbentuk oleh produksi terus-menerus CO2 di sel 13-25.)
dan pengeluaran terus-menerus CO2 alveolus melalui ventilasi.
(Lihat Gambar 13-22.) ■ Karbon dioksida yang diambil di kapiler sistemik diangkut
dalam darah melalui tiga cara: (1) 10% larut secara fisik, (2) 30%
■ Faktor-faktor lain yang memengaruhi laju pertukaran gas ada-
lah luas permukaan dan ketebalan membran yang harus dilewati berikatan dengan Hb, dan (3) 60% mengambil bentuk bikarbonat
gas sewaktu berdifusi serta konstanta difusi gas di membran (HCO3-). Enzim eritrosit karbonat anhidrase mengatalisis konversi
(hukum difusi Fick). (Lihat Tabel 13-5.) CO2 menjadi HCO3-sesuai reaksi CO2 + H2O —> + HCO3-. Reaksi
-reaksi ini semua berbalik di paru sewaktu CO2 dieliminasi ke
13.4 | Transpor Gas (h. 508–515) alveolus. (Lihat Tabel 13-6 clan Gambar 13-27.)
■ Karena O2 dan CO2 tidak terlalu larut dalam darah, keduanya 13.5 | Kontrol Respirasi (h. 515–525)
harus diangkut terutama melalui mekanisme di luar pelarutan fisik
■ Ventilasi melibatkan dua aspek, keduanya berada di bawah
biasa. Hanya 1,5% O2 yang secara fisik larut dalam darah, dengan
kontrol saraf: (1) pergantian siklis antara inspirasi dan ekspirasi
98,5% lainnya berikatan secara kimiawi dengan hemoglobin (Hb).
dan (2) regulasi besar ventilasi, yang bergantung pada kontrol laju
(Lihat Tabel 13-6.)
pernapasan dan kedalaman volume tidal.
■ Faktor utama yang menentukan seberapa banyak Hb berikatan ■ Irama bernapas dihasilkan oleh kompleks pra-Botzinger, yang
dengan O2 (% saturasi Hb) adalah Po2 darah, digambarkan oleh memperlihatkan aktivitas pemacu dan mengaktifkan neuron-
kurva berbentuk S yang dikenal sebagai kurva disosiasi O2 Hb. neuron insipirasi yang terletak di kelompok respirasi dorsal (KRD)
Pada kisaran Po2 kapiler paru (bagian datar pada kurva), Hb tetap pusat kontrol pernapasan di medula. Ketika neuron-neuron inspi-
hampir jenuh meskipun Po2 darah turun hingga 40%. Hal ini rasi ini melepaskan muatan, impuls akhirnya mencapai otot-otot
menghasilkan batas keamanan dengan memastikan penyaluran O2 inspirasi untuk menimbulkan inspirasi. (Lihat Gambar 13-29.)
mendekati normal ke jaringan meskipun terjadi penurunan
substansial Po2 arteri. Pada kisaran Po2 di kapiler sistemik (bagian ■ Ketika neuron-neuron inspirasi berhenti melepaskan muatan,
curam kurva), pembebasan O2 oleh Hb meningkat pesat sebagai otot-otot inspirasi melemas dan terjadi ekspirasi. Jika akan terjadi
respons terhadap penurunan lokal kecil Po2 darah yang berkaitan ekspirasi aktif maka otot-otot ekspirasi diaktifkan oleh impuls dari
dengan peningkatan metabolisme sel. Dengan cara ini, lebih neuron ekspirasi di kelompok respirasi ventral (KRV) pusat kontrol
banyak O2 yang disalurkan untuk memenuhi kebutuhan jaringan pernapasan di medula.
yang meningkat. (Lihat Gambar 13-24.) ■ Irama dasar ini diperhalus oleh pusat apneustik dan pneu-
motaksik yang terletak di pons. Pusat apneustik memperlama
inspirasi; pusat pneumotaksik yang lebih kuat membatasi
inspirasi. (Lihat Gambar 13-29)
O2 rerata saat O2 normal
istirahat di kapiler di kapiler
sistemik paru
■ Tiga faktor kimiawi berperan dalam menentukan tingkat venti-
lasi: Pco2, Po2, dan konsentrasi H+ darah arteri. (Lihat Tabel
100 20 13-8.)
90 18 ■ Faktor dominan dalam regulasi ventilasi yang sedang berl-
80 16
langsung adalah Pco2 arteri. Peningkatan Pco2 arteri adalah
rangsangan kimiawi paling kuat untuk meningkatkan ventilasi.
% volume O2 dalam darah
40 8
■ Kemoreseptor perifer responsif terhadap peningkatan
30 6 konsentrasi H+ arteri, yang juga secara refleks menyebabkan
20 4 peningkatan ventilasi. Penyesuaian CO2 penghasil asam di darah
arteri penting untuk mempertahankan keseimbangan asam-basa
10 2
di tubuh. (Lihat Gambar 13-30.)
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100... sampai ■ Kemoreseptor perifer juga secara refleks merangsang venti-
760
PO2 dalam darah (mm Hg) lasi sebagai respons terhadap penurunan mencolok Po2 arteri
KUNCI (<60 mm Hg). Respons ini berfungsi sebagai mekanisme darurat
= Molekul O2 untuk meningkatkan respirasi ketika kadar Po2 arteri turun di
bawah kisaran aman yang dihasilkan oleh bagman datar kurva
= Molekul hemoglobin = Molekul hemoglobin O2-Hb.
yang tersaturasi yang tersaturasi
sebagian penuh ■ Aktivitas pernapasan juga dapat dimodifikasi secara volunteer.
Pemindaian mikrograf. elektrort glomerulus dan pembuluh darah di
ginjal. Glomerulus (kuning) berbentuk bola yang terdiri dari kapiler-
kapiler yang sangat bergulung yang memfihrasi plasma tanpa protein
dalam tahap pertama pembentukan unne. Tubulus-tubulus ginjal
(dibebaskan untuk menunjukkan glomerufus) mengumpulkan cairan
yang telah difiltrasi dan mengubahnya menjadi urine dengan
melakukan pertukaran tertentu dengan kapiler peritubulus yang
berada di sekitar tubulus.
Steve Gschmeissner/Photo Researchers, Inc.
14
Sistem Kemih
531
Korteks
ginjal
Piramid Medula
ginjal ginjal
Arteri
renalis
Vena
renalis
Pelvis
ginjal
Arteri
Ureter
renalis
Vena
Ginjal
renalis
Vena Aorta (b) Potongan longitudinal ginjal
kava inferior
Ureter
Kandung
kemih
Nefron
kortikal
Uretra Korteks
ginjal
Nefron
jukstamedula
Gambar 14-1 Sistem kemih. (a) Sepasang ginjal membentuk urine, yang
dibawa oleh ureter ke kandung kemih. Urine disimpan di kandung kemih dan Medula
secara berkala dikeluarkan melalui uretra. (b) Ginjal terdiri dari korteks ginjal ginjal
di sebelah luar yang tampak granular dan medula ginjal di sebelah dalam
yang tampak bergaris-garis. Pelvis ginjal di inti bagian dalam medial ginjal
mengumpulkan urine yang telah terbentuk. (c) Setiap ginjal memiliki sejuta
nefron. Kedua tipe unit fungsionaf mikroskopik ini diperlihatkan di sini, dengan c) Nefron dalam piramid ginjal
ukuran sangat diperbesar, di dalam piramid ginjal di medula yang ditudungi dengan ukuran yang sangat
oleh sebuah potongan korteks ginjal. diperbesar yang ditudungi oleh potongan korteks ginjal.
532 BAB 6
Ureter
Otot
polos
kandung kemih
Lubang
uretra
Sfingter Kelenjar
internal prostat (suatu KOMPONEN VASKULAR NEFRON
Uretra Dafragma kelenjar seks
pelvis tambahan)
Orifisium
uretra eksternum Sfingter Kelenjar
eksternal bulbouretra
(a) Wanita (kelenjar seks
tambahan)
Uretra
Gambar 14-2 Perbandingan uretra pada
wanita dan pria. (a) Pada wanita, uretra lurus
dan pendek. (b) Pada pria, uretra, yang jauh Orifisium
lebih panjang, berjalan melalui kelenjar prostat uretra
dan penis. eksternum
(b) Pria
Tubulus Duktus
distal kligentes
Gambaran Singkat Fungsi Bagian-bagian Nefron
Tubulus proksimal
Komponen vaskular
Aparatus
• Arteriol aferen-membawa darah ke
jukstaglomerulus
glomerulus
Gambar 14-3 Sebuah nefron. Komponen-komponen nefron kortikal, yaitu jenis nefron yang paling banyak pada manusia.
534 Bab 14
Nefron jukstamedula: lengkung
Neuron kortikal: tipe
panjang nefron penting dalam
nefron yang paling
menciptakan gradien osmotik
banyak (80% tipe ini)
vertikal medula (20% tipe ini)
Tubulus
proksimal
Korteks
Medula
Vasa rekta
Ke pelvis
ginjal
SEKRESI TUBULUS
20% Plasma
yang masuk
ke glomerulus TR
difitrasi
Kapiler
TS peritubulus
Tubulus
ginjal (panjang
keseluruhan,
keadaan terurai) Ke sistem vena
(dipertahankan
untuk tubuh)
Ekskresi urine
(dikeluarkan
dari tubuh)
Gambar 14-6 Proses-proses dasar di ginjal. Semua yang disaring atau disekresi,
tetapi tidak direabsorpsi akan diekskresikan di urine dan keluar dari tubuh.
Semua yang difiltrasi dan kemudian direabsorpsi, atau sama sekali tidak
disaring, akan masuk ke darah vena dan dipertahankan dalam tubuh.
EKSKRESI Urine
536 BAB 14
14.2 I Filtrasi Glomerulus
Lumen kapiler
glomerulus
1
Glomerulus Lumen
Membran
kapiler 2
basal
Kapsula glomerulus
Bowman Sel
endotel 3
Lumen Membran
kapsula basal
Bowman
Lumen kapsula
Bowman
Lapisan luar
kapsula Bowman Prosesus
kaki podosit Celah Prosesus
filtrasi kaki podosit
Lapisan dalam Celah filtrasi
kapsula Bowman
(podosit) Membran
basal Lumen
Tubulus kontortus proksimal kapiler Celah Sel
Porin atau
fenestrasi kapiler glomerulus filtrasi endotel
Membran 2
2 Membran basal aseluler basal
3 celah filtrasi di antara prosesus-prosesus kaki podosit
di lapisan dalam kapsula Bowman
3
Prosesus
kaki podosit
Lumen
Gambar 14-7 Lapisan membran glomerulus. kapsula
Bowman
K
ELUARNYA PROTEIN KE DALAM URINE (TERUTAMA olahraga berat pendek tampaknya disebabkan oleh peningkatan
ALBUMIN) biasanya menandakan penyakit ginjal (nefritis). permeabilitas kapiler glomerulus dan disfungsi tubulus.
Namun, keluarnya protein ke urine serupa dengan yang terjadi
pada nefritis sering juga terjadi setelah berolahraga, tetapi kondisi ini Disfungsi ginjal reversibel diyakini disebabkan oleh perubahan sirkulasi dan
tidak berbahaya, sementara, dan reversibel. Istilah pseudonefritis atletik hormonal yang terjadi saat berolahraga. Aliran darah ginjal berkurang selama
(pseudo berarti "palsu") digunakan untuk menggambarkan proteinuria berolahraga karena pembuluh ginjal berkonstriksi dan darah dialihkan ke otot
(protein di dalam urine) pascaolahraga (setelah olahraga) ini. Penelitian yang berolahraga. Pengurangan ini berkorelasi positif dengan intensitas
menunjukkan bahwa 70% hingga 80% atlet mengalami proteinuria olahraga. Pada olahraga berintensitas tinggi, aliran darah ginjal dapat
setelah olahraga sangat berat. Kondisi ini terjadi baik pada partisipan berkurang hingga 20% normak. Akibatnya, aliran darah glomerulus juga
olahraga kontak maupun pada olahraga nonkontak sehingga kondisi ini berkurang, tetapi tidak dengan derajat yang sama seperti aliran darah ginjal,
tidak disebabkan oleh trauma fisik terhadap ginjal. Pada satu penelitian, mungkin disebabkan oleh auto regulasi (lihat h. 375 dan 540). Beberapa
subjek yang melakukan lari maksimal jangka-pendek mengekskresikan peneliti berpendapat bahwa penurunan aliran darah glomerulus
lebih banyak protein daripada ketika mereka bersepeda, mengayuh, meningkatkan difusi protein ke dalam lumen tubulus karena semakin lambat
atau berenang dengan intensitas kerja yang sama. Atasan perbedaan aliran darah yang menghabiskan waktu yang lebih banyak di glomerulus,
ini tidak diketahui. semakin banyak proporsi protein plasma yang memiliki waktu untuk keluar
dari membran glomerulus. Perubahan hormonal yang terjadi pada saat
Biasanya hanya sangat sedikit protein plasma yang memasuki
olahraga juga dapat mernengaruhi permeabilitas glomerulus. Misalnya,
glomerulus yang difiltrasi; protein plasma yang difiltrasi direabsorpsi di
injeksi hormon ginjal rennin merupakan cara yang paling banyak diketahui
tubulus sehingga dalam keadaan normal tidak terdapat protein plasma
untuk menginduksi proteinuria secara eksperimentaf. Aktivitas renin plasma
di urine. Dua mekanisme dasaf dapat menyebabkan proteinuria: (1)
meningkat selama olahraga berat dan dapat berkontribusi pada proteinuria
peningkatan permeabilitas glomerulus tanpa perubahan pada
pascaolahraga. Para peneliti juga berhipotesis bahwa reabsorpsi tubular
reabsorpsi tubulus atau (2) gangguan pada reabsorpsi tubulus.
maksimal dicapai selama olahraga berat, yang dapat mengganggu
Penelitian telah menunjukkan bahwa proteinuria yang terjadi selama
reabsorpsi protein.
olahraga ringan hingga sedang disebabkan oleh perubahan pada
permeabilitas glomerulus, sementara proteinuria yang terjadi selama
538 BAB 14
I TABLE 14-1 Gaya-gaya yang berperan
dalam filtrasi Glomerulus
15
539
Perubahan pada LFG terutama disebabkan oleh MEKANISME YANG BERPERAN DALAM AUTOREGULASI LFG
perubahan tekanan darah kapiler glomerulus.
540 BAB 14
Glomerulus
GFR
Glomerulus
Tekanan
Vasokonstriksi filtrasi neto
(menurunkan aliran
darah ke dalam glomerulus)
GFR
(a) Vasokonstraksi arteriol mengurangi LFG
Glomerulus
Arteriol aferen
Tekanan Arteriol eferen
darah
glomerulus
Tekanan
Vasokonstriksi filtrasin neto
(menurunkan aliran
darah ke dalam glomerulus)
Tubulus
distal Smooth
Arteriol muscle
eferen Kapsula cell
Bowman
Aparatus Podosit
Arteriol jukstaglomerulus
aferen
Kapiler
Sel glomerular
mesangial
Makula
densa Sel granula
Tubulus
distal
Aparatus Afferent
jukstaglomerulus arteriole
Gambar 14-11 Aparatus jukstaglomerulus. Aparatus jukstaglomerulus terdiri dari sel-sel vaskular khusus (sel granular) dan sel-sel tubular
khusus (makula densa) di titik tempat tubulus distal menembus garpu yang dibentuk oleh arteriol aferen dan arteriol eferen nefron yang sama.
542 BAB 14
Penyesuaian Penyesuaian
Tekanan darah arteri
jangka-pendek untuk jangka-panjang
Curah
Aktivitas simpatis
jantung
Resistensi
Vasokontriksi arteriol
perifer
generalisata
total
Vasokonstriksi arteriol
aferen
Tekanan darah
kapiler gtomerulus
GFR
Konservasi cairan
dan garam
544 BAB 14
I Nasib Berbagai Bahan yang
TAB L 14-2
Terfiltrasi oleh Ginjal
TRANSPOR TRANSEPITEL
Air 99 1
Natrium 99.5 0.5
Glukosa 100 0
Urea (suatu produk 50 50
1
sisa)
Fenol (suatu produk 0 100
2
sisa)
4
5
Filtrat Plasma
Taut
erat
1 2 3 4 5
Membran Capillary
basolateral wall
Agar dapat direabsorpsi (berpindah dari filtrat ke plasma), suaru bahan harus melewati lima sawar berbeda:
Na+ Na+
Kanal K+
Na+atau
karier Pompa Na+-
kontranspor ATP K+ basolateral
K+
Na+ Na+ Na+
Ruang lateral
Kunci
= Transpor aktif ion melawan gradien konsentrasi
= Perpindahan pasif ion menurun gradien konsentrasi
Gambar 14-15 Reabsorpsi natrium. Pompa Na+-K+ basolateral secara aktif memindahkan Na+ dari
sel tubulus ke dalam cairan interstisium di dalam ruang lateral. Proses ini menciptakan suatu gradien
konsentrasi untuk perpindahan pasif Na+ dari lumen ke dalam sel tubulus dan dari ruang lateral ke
Pompa N+-K+ ATpase aktif di dalam kapiler peritubulus, menghasilkan perpindahan neto Na+ dari lumen tubulus ke dalam darah
membran basolateral penting bagi pada suatu proses yang memerlukan energi.
reabsorpsi Na+.
546 BAB 14
Aldosteron merangsang reabsorpsi Na+ di
tubulus distal dan koligentes.
547
NaCl / Volume CES / Membantu memperbaiki
tekanan darah arteri
H2O dihemat
Hati Ginjal Paru Korteks Ginjal
adrenal
Sirkulasi
Reabsorpsi Na+
oleh tubulus ginjal
Angiotensinogen Angiotensin I Angiotensin II Aldosteron ( Reabsorpsi CI-
mengikuti secara pasif)
548 BAB 14
PERAN SISTEM RENIN-ANGIOTENSIN- ALDOSTERON
DALAM BERBAGAI PENYAKIT
Peptida natriuretik menghambat reabsorpsi Na+ Glukosa dan asam amino direabsorpsi oleh
transpor aktif sekunder dependen-Na+.
Atrium ANP
Ventrikel BNP Secara umum, hahan yang
direabsorpsi secara aktif
memperlihatkan maksimum
Peptida natriuretik tubulus.
Sistem renin-
Reabsorpsi Na+ Otot polos arteriol Sistem saraf
angiotensin-
oleh tubulus ginjal aldosteron yang aferen simpatis
menghemat garam
GFR Tekanan
darah arteri
Ekskresi Na
+ di urin
(efek osmotik) Na+ dan H2O
yang terfltrasi
Ekresi H2O
di urine
> Gambar 14-17 Peptida natriuretik atrium dan otak. Atrium mengeluarkan hormon peptida natriuretik atrium
(ANP) dan ventrikel mengeluarkan peptida natriuretik otak (BNP) sebagai respons terhadap peregangan oleh retensi
Na+, ekspansi volume CES, dan peningkatan tekanan darah arteri. Pada gilirannya, ANP dan BNP mendorong efek
natriuretik, diuretik, dan hipotensif untuk membantu mengoreksi rangsangan semula yang menyebabkan
pelepasannya.
550 BAB 14
Glukosa adalah contoh bahan yang direabsorpsi 800
Pada LFG
secara aktif yang tidak diatur oleh ginjal. tetap sebesar 700
si
125 mL/mnt
tra
600
l
rfi
Perpindahan glukosa
Te
500
Reabsorpsi
Maksimum 400
(mg/mnt)
tubulus (Tm)
300
an
s ik
re
200
ks
e
Di
100
Ambang ginjal
Konsentrasi glukosa plasma (mg/100 mL)
REABSORPSI KLORIDA
REABSORPSI UREA
REABSORPSI AIR
552 BAB 14
Kapiler
Lumen Sel tubulus proksimal Cairan insterstisium peritubulus
Osmosis
H2O H2O
Kanal air
Na+ AQP-1
Kanal
air
AQP-1 Tekanan
ATP hidrostatik
Osmosis H2O H2O H2O
H2O H2O
Na+
Glomerulus Kapiler
peritubulus
Kapsula
Bowman
125 mL
filtrat
Na+ (Aktif)
H2O (osmosis)
44 mL
filtrat
Kunci
= Molekul urea
MEKANISME SEKRESI K+
>
554 BAB 14
Lumen Sel prinsipal di tubulus Cairan Kapiler
distal atau koligentes interstisium peritubulus
K+ K+
Saluran
Na+
K+
ATP
K+ Na+
K+ K+
Kunci
= Transpor aktif
= Difusi pasif
Gambar 14-21 Sekresi ion kalium. Pompa basolateral secara bersamaan memindahkan Na+ ke dalam
ruang lateral dan K+ ke dalam sel tubulus. Di bagian-bagian tubulus yang menyekresikan K+, ion ini
meninggalkan sel melalui saluran-saluran yang ada di membran luminal (sehingga disekresikan). (Di EFEK SEKRESI H+ PADA SEKRESI K+
bagian-bagian tubulus yang tidak menyekresikan K+, K+ yang dipompa ke dalam sel sewaktu reabsorpsi Na
+ meninggalkan sel melalui saluran yang terletak di membran basolateral sehingga tetap tertahan di tubuh).
KONTROL SEKRESI K+
Renin
Angiotensin I
K+ Plasma Angiotensin II
Aldosterone
556 BAB 14
ITABEL 14-3 Ringkasan Transpor
Menembus Bagian Proksimal
dan Distal Nefron
Reabsorpsi Sekresi 1. Sebutkan ketiga proses sekresi yang dilaksanakan oleh tubulus-
tubulus ginjal.
67% Na+ yang terfiltrasi akan Sekresi H+ dengan 2. Jelaskan bagaimana sebagian besar senyawa organik asing
direabsorpsi secara aktif tidak berada bervariasi bergantung dieliminasi dari tubuh.
di bawah kontrol; CI- mengikuti secara pada satatus
pasif
Semua glukosa dan asam amino yang
terfiltrasi akan direabsorpsi oleh
asam-basah tubuh
sekresi ion organik;
14.5 I Ekskresi Urine dan
transpor aktif sekunder; tidak berada di
bawah kontrol
tidak berada di bawah
kontrol
ersihan lasma
PO43- dan elektrolit yang terfiltrasi
direabsorpsi dalam jumlah bervariasi;
di bawah kontrol 65% H2O yang
terfiltrasi direabsorpsi secara osmotik;
tidak berada di bawah kontrol
65% H2O yang terfiltrasi direabsorpsi
secara pasif; tidak berada di bawah
kontrol
50% Urea yang terfiltrasi direabsorpsi
secara pasif; tidak berada di bawah
kontrol
Hampir semua H+ yang terfiltrasi
direabsorpsi; tidak berda di bawah
kontrol
TUBULUS DISTAL DAN MENGIKUTI KOLIGENTES
Reabsorpsi Sekresi
Reabsorpsi Na+ dengan tingkat Sekresi H+ dengan Bersihan plasma adalah volume plasma yang
bervariasi, dikontrol oleh aldosteron; tingkat bervariasi, dibersihkan dari suatu bahan per menit.
CI- mengikuti secara pasif bergantung pada status
asam-basah tubuh
Reabsorpsi H2O dengan tingkat Sekresi K+ dengan
bervariasi, dikontrol oleh vasopresin tingkat bervariasi,
dikontrol oleh aldosteron
"
!
558 BAB 14
Kapiler
peritubulus
Glomerulus
Tubulus
Dalam
urin
(a) Untuk bahan yang difiltrasi dan tidak (b) Untuk bahan yang difiltrasi, tidak disekresi,
direabsorpsi atau disekresi, seperti inulin, semua dan direabsorpsi total, misalnya glukosa, tidak
plasma yang ada plasma yang terfiltrasi yang dibersihkan dari
bahan tersebut.
(c) Untuk bahan yang difiltrasi, tidak disekresi. (d) Untuk bahan yang difiltrasi dan disekresi
dan direabsorpsi secara parsial. misalnya urea. tetapi tidak direabsorpsi, misalnya ion hidrogen,
hanya sebagian dari plasma yang terfiltrasi yang semua plasma yang terfiltrasi dibersihkan dari
dibersihkan dari bahan tersebut. bahan tersebut, dan plasma peritubulus yang
merupakan asal dari bahan yang disekresikan
juga dibersihkan.
ambar Bersihan plasma untuk bahan yang di peroses secara berbeda oleh ginjal.
559
Medula
300
300
0
30 300
0
30 600
0
30
30
0 900
30
0
60
30
0
00 1200
60
0
9
FRAKSI FILTRASI 00
90
0
12
12
0
00
Korteks
12
0
120
00
900
90
600
60
0
300
30
300
0
300
30
0
30
0
!
0
!
Gambar 14-24 Gradien osmotik vertikal di medula ginjal. Gambaran skematik ginjal
(pada orang yang berdiri tegak) yang diputar 90° dari posisi normalnya untuk lebih
Ginjal dapat mengekskresikan urine dalam memperjelas gradien osmotik vertikal di medula ginjal. Semua nitai dalam satuan
konsentrasi bervariasi bergantung pada status mOsm/L. Osmolaritas cairan interstisium di seluruh korteks ginjal adalah isotonik pada
hidrasi tubuh. 300 mOsm/liter, tetapi osmolaritas cairan interstisium di medula ginjal meningkat secara
progresif dari 300 mOsm/liter di batas dengan korteks hingga maksimal 1200 mOsm/
liter di taut dengan pelvis ginjal.
560 BAB 14
Gradien osmotik vertikel medula dibentuk oleh
multipiikasi .
MEKANISME MULTIPLIKASI
Gambar awal
300 150
300 150
Dari Ke
tubulus tubulus
proksimal distal
H2O NaCl
350 350 150 300 150
350 350 150 300 150
H2O NaCl
350 350 150 350 300
350 350 150 350 300
H2O NaCl
500 500 300 350 300
500 500 300 350 300
H2O NaCl
500 500 300 500 500
500 500 300 500 500
562 BAB 14
Kunci
300 200
= Disfusi pasif H2O (osmosis) 300 200
= Transpor aktif NaCl 300 200
300 200
From To
proximal distal
tubule tubule
H2O NaCl
400 400 200 300 200
400 400 200 300 200
H2O NaCl
400 400 200 300 200
400 400 200 300 200
H2O NaCl
400 400 200 400 400
400 400 200 400 400
H2O NaCl
400 400 200 400 400
400 400 200 400 400
Dari Ke
tubulus tubulus
proksimal distal
H2O NaCl
325 325 125 300 300 100
325 325 125 450 450 250
H2O NaCl
425 425 225 600 600 400
425 425 225 750 750 550
H2O NaCl
425 425 225 900 900 700
425 425 225 1050 1050 850
H2O NaCl
600 600 400 1200 1200 1000
600 600 400 1200 1200 1000
PERAN VASOPRESIN
2 Pengikatan ini mengaktifkan sistem pembawa pesan kedua AMP siklik di dalam sel.
3 AMP siklik meningkatkan permeabilitas membran luminal yang berlawanan terhadap
H2O dengan mendorong insersi saluran-saluran air AQP-2 yang di regulasi oleh
vasopresin di membran ini. Membran ini impermeabel terhadap air jika terdapat
vasopresin.
4 Air masuk ke sel tubulus dari lumen tubulus melalui saluran air yang disisipkan tersebut.
5 Air keluar dari sel melalui saluran air berada ( baik AQP-3 maupun AQP-4) yang ada
permanen dan selalu terbuka di membran basolateral, lalu masuk ke darah, dan dengan
cara ini direabsorpsi.
Gambar 14-26 Mekanisme kerja vasopresin.
564 BAB 14
Dari Filtrat memiliki konsentrasi
tubulus 100 mOsm/liter sewaktu
proksimal masuk ke tubulus distal
dan koligentes
Distal tubule
300 300 300 300
H2O
300 300 300 100 300 300 Korteks
Medula
Ansa H2O NaCl H2O
Henle
Duktus
600 600 600 400 600 600 koligentes
H2O NaCl
H2O
Kunci
= Difusi fasif H2O (osmosis)
= Transpor aktif NaCl
= Bagian tubulus yang impermeabel terhadap H2O
= Permeabilitas terhadap H2O ditingkatkan oleh vasopresin
REGULASI REABSORPSI H2O SEBAGAI RESPONS
TERHADAP KELEBIHAN H20 Gambar 14-27 Ekskresi urine dengan berbagai konsentrasi bergantung pada
kebutuhan tubuh.Semua nilai dalam satuan mOsm/L.
566 BAB 14
Dari Dari
arteriol eferen arteriol eferen Ke vena
Korteks Korteks
ginjal ginjal
300 300 300
NaCl
300
H2O
300 300 300 600
NaCl NaCl NaCl
600
H2O H2O H2O
600 600 600 900
NaCl Medula Medula NaCl NaCl
900
H2O ginjal ginjal H2O H2O
900 900 900 1200
NaCl NaCl 1200
H2O H2O
1200 1200 1200
Ke vena 1200
Vasa rekta
(a) Pola hipotetis aliran darah (b) Pola sebenarnya aliran darah
Kunci
= Difusi pasif of H2O (osmosis) = Difusi pasif NaCl
Gambar 14-28 Pertukaran countercurrent di medula ginjal. Semua nilai satuan mOsm/L. (a) jika aliran darah ke medula ginjal mengikuti garis lurus dari korteks
ke medula bagian dalam, darah akan isotonik ketika masuk, tetapi sangat hipertonik ketika luar, Karena menyerap garam dan kehilanhan H2O sewaktumengalami
penyeimbang dengan cairan interstisium sekitar di setiap tingkat horizontal. Gradien osmotik vertikal akan sulit dipertahankan karena garam yang dipompa keluar
oleh pars asenden ansa akan secara terus-menerus terbilas keluar oleh darah yang mengalir melalui medula.(b) Darah mengalami penyeimbangan dengan cairan
interstisium di setiap tingkat horizontal baik pars desenden maupun pars asenden vasa rekta sehingga darah isotonk ketika masuk dan keluar medula. pertukaran
countercurrent ini mencegah hilangnya gradien osmotik medula sementara penyaluran darah medula tetap terlaksana.
567
I TABEL 14-4 Penanganan
Natrium dan Air oleh
Berbagai Segmen Tubulus Nefron
Persentase Persentase
Segmen Reabsorpsi Reabsorpsi
Tubulus di segmen ini Gambaran khas di segmen ini Gambran khas
Ansa Henle 25 Aktif, tak-terkontrol; reabsorpsi NaCI 15 Pasif; reabsorpsi osmotik obligatorik
darigaris pars asenden membantu dari pars desenden sewaktu pars
gradien osmotik vertikal insterstisium asenden mengeluarkan NaCI kedalam
medula, yang penting bagi kemampuan cairan interstisium (yaitu, mereabsorpsi
ginjal untuk menghasilkan urine dengan NaCl)
beragam konsentrasi dan volume,
bergantungan pada kebutuhan tubuh
Tubulus 8 Aktif; bervariasi dan berbeda di 20 Pasif; tidak berkaitan dengan
distal dan bawah kontrol aldosteron; penting reabsorpsi zat terlarut; reabsorpsi H20
koligentes dalam regulasi volume CES dan "bebas" dengan jumlah bervariasi
kontrol jangka-pajang tekanan darah; berada di bawah kontrol vasopresin;
berkaitan dengan sekresi K+ dan gaya pendorong adalah gradien
sekresi H+ osmotik vertikal di cairan interstisium
medula yang diciptakan oleh ansa
Henle panjang; penting untuk
mengatur osmolaritas CES
568 BAB 16
I TABEL 14-5 Kemungkinan Efek Gagal Ginjal
Toksisitas uremik akibat retensi zat sisa
Mual, muntah, diare, dan tukak akibat efek toksik pada sistem pencernaan
Kecenderungan mengalami perdarahan akibat efek toksik pada fungsi trombosit
Perubahan mental-misalnya berkurangnya kewaspadaan, insomnia, dan penurunan konsentrasi, yang berkembang menjadi kejang
dan koma-akibat efek toksik pada susunan saraf pusat
Kelainan aktivitas sensorik dan motorik yang disebabkan oleh efek toksik pada saraf perifer
Asidosis metabolik yang disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal untuk menyekresikan secara adekuat H+ yang terus menerus
ditambahkan ke cairan tubuh dari aktivitas metabolik (merupakan konsekuensi gagal ginjal yang paling mengancam nyawa)
Perubahan aktivitas enzim yang disebabkan oleh efek terlalu banyak asam pada enzim.
Depresi susunan saraf pusat akibat efek terlalu banyak asam yang mengganggu eksitabilitas neuron.
Retensi kalium yang terjadi karena gangguan sekresi K+ di tubulus (merupakan konsekuensi gagal ginjal yang paling mengancam
nyawa)
eksitabilitas jantung dan saraf akibat perubahan potensial membran istirahat sel-sel peka-rangsang.
Ketidakseimbangan natrium akibat ketidak mampuan ginjal dalam menyesuaikan ekskresi Na+ untuk mengimbangi perubahan
pada konsumsi Na+
Peningkatan tekanan darah, edema generalisata, dan gagal jantung kongestif jika terlalu banyak Na+ yang dikonsumsi
Hipotensi dan, jika cukup parah, syok sirkulasi jika Na+ yang dikonsumsi terlalu sedikit
Ketidakseimbangan fosfat dan kalsium karena gangguan reabsorpsi kedua elektrolit ini
Gangguan pada struktur tulang akibat kelainan pada pengendapan kristal kalsium fosfat, yang memperkeras tulang
Hilangnya protein plasma akibat meningkatnya "kebocoran" membran glomerulus
K
ARENA GAGAL GINJAL KRONIK BERSIFAT IREVERSIBEL memerlukan dialisis memilih metode CAPD. Dengan metode ini, 2 liter
dan akhirnya mematikan, terapi ditujukan untuk memperta cairan dialisis dimasukkan ke dalam rongga abdomen pasien melalui
hankan fungsi ginjal melalui metode-metode alternatif, misal
suatu kateter yang dipasang permanen. Urea, K+, dan zat sisa lain serta
nya dialisis dan transplantasi ginjal. Lebih dari 300.000 orang di kelebihan elektrolit berdifusi dari plasma menembus membran
saat ini menjalani dialisis, dan jumlah ini diperkirakan meningkat seiring peritoneum menuju cairan dialisis, yang dialirkan keluar dan diganti
dengan penuaan populasi dan insiden diabetes melitus, salah satu beberapa kali sehari. Metode CAPD menawarkan beberapa
penyebab gagal ginjal kronik, terus berlanjut. Gagal ginjal kronik keuntungan: Pasien dapat melakukannya sendiri, tubuh pasien secara
stadium akhir (kurang dari 10% fungsi ginjal) yang disebabkan oleh terus-menerus dimurnikan dan disesuaikan, dan pasien dapat
diabetes melitus meningkat dengan laju pertumbuhan lebih dari 11% melakukan aktivitas normal sementara dialisis berlangsung.Salah satu
setiap tahunnya. kekurangannya adalah meningkatnya risiko infeksi peritoneum.
Proses dialisis memintas ginjal untuk mempertahankan Meskipun dialisis dapat membuang zat-zat sisa metabolik dan
keseimbangan normal cairan dan elektrolit serta membuang zat sisa senyawa asing serta membantu mempertahankan keseimbangan cairan
secara artifisial. Pada metode asli dialisis, hemodialisis, darah pasien dan elektrolit dalam batas-batas yang dapat diterima,teknik
dipompa melalui selang selofan yang dikelilingi oleh sejumlah besar pembersihan plasma ini tidak dapat menggantikan kemampuan ginjal
cairan dengan komposisi serupa dengan plasma normal. Setelah untuk menghasilkan hormon (eritropoietin dan renin) dan mengaktifkan
dialisis, darah dikembalikan ke sistem sirkulasi pasien. Pada proses vitamin D. Satu teknik eksperimental baru memasukkan sel-sel ginjal
hemodialis, sekitar 250 mL darah berada di luar tubuh setiap waktunya. hidup dari babi ke dalam mesin mirip-dialisis. Teknologi ultrafiltrasi
Seperti kapiler, selofan sangat permeabel terhadap sebagian besar standar seperti yang digunakan dalam hemodialisis memurnikan dan
konstituen plasma, tetapi impermeabel terhadap protein plasma. menyesuaikan plasma seperti biasa. Sel-sel hidup tersebut tidak saja
Sewaktu darah mengalir melalui selang, zat-zat terlarut berpindah membantu mempertahankan kontrol konstituen plasma, khususnya K+
menembus selofan menuruni gradien konsentrasi masing-masing; yang lebih baik tetapi juga menambahkan hormon ginjal yang defisien
namun, protein plasma tetap berada di darah. Urea dan zat sisa ke plasma yang melewati mesin dan mengaktifkan vitamin D. Teknologi
lainnya, yang tidak ada di dalam cairan dialisis, berdifusi keluar plasma yang menjanjikan ini belum diuji dalam uji klinis skala besar.
menuju cairan sekitar, membersihkan darah dari zat-zat sisa tersebut. Untuk saat ini, tranplantasi ginjal sehat dari donor adalah pilihan lain
Konstituen-konstituen plasma yang tidak diatur oleh ginjal dan untuk mengobati gagal ginjal kronik. Ginjal adalah salah satu dari sedikit
konsentrasinya normal, misalnya glukosa, tidak menembus selofan transplan yang dapat diberikan oleh donor hidup. Karena 25% jaringan
menuju cairan dialisis karena tidak ada gaya pendorong yang ginjal total sudah dapat mempertahankan tubuh, baik donor maupun
memindahkan mereka. (Konsentarsi glukosa cairan dialisis sama resipien memiliki cadangan fungsi ginjal yang cukup besar hanya
dengan konsentrasi glukosa plasma normal.) Elektrolit, misalnya K+ dengan satu ginjal. Masalah terbesar pada transplantasi adalah
dan P043+ yang lebih tinggi konsentrasinya daripada konsentrasi
kemungkinan bahwa sistem imun pasien akan menolak organ. Risiko
plasma normal karena ginjal yang sakit tidak dapat mengeliminasi penolakan dapat diperkecil dengan mencocokkan tipe jaringan donor
kelebihan bahan-bahan ini, keluar dari plasma hingga tercapai dan resipien semirip mungkin (pilihan donor terbaik biasanya adalah
keseimbangan antara plasrna dan cairan dialisis. Karena konsentrasi keluarga dekat), disertai pemberian obat imunosupresif. Lebih dari
zat terlarut cairan dialisis dipertahankan pada nilai plasma normal, zat 15.000 transplantasi ginjal dilakukan di AS setiap tahunnya, dengan
telarut darah yang kembali ke pasien setelah dialisis pada hakikatnya lebih dari 60.000 pasien berada dalam daftar tunggu bagi donor ginjal.
berkosentrasi normal.
Teknik baru lain yang sudah mulai terlihat untuk mengobati gagal
Hemodialisis diulang sesering kebutuhan untuk mempertahankan ginjal stadium akhir adalah ginjal buatan yang terus-menerus berfungsi
komposisi plasma dalam kadar yang dapat diterima. Tindakan ini seperti fungsi ginjal alami. Dengan menggunakan nanoteknologi (alat
biasanya dilakukan tiga kali seminggu selama beberapa jam untuk dengan skala sangat kecil), para penetiti sedang merancang suatu alat
setiap sesi pada pusat terapi atau di rumah, tetapi yang lebih baru, yang mengandung dua membran, yang pertama untuk menyaring darah
yang lebih bersahabat, metode dialisis di rumah mendialisis darah lebih seperti yang dilakukan oleh glomerulus dan yang kedua mirip dengan
dari enam kali per minggu selama siang hari atau pada malam ketika tubulus ginjal karena secara selektif mengubah filtrat. Alat ini, yang akan
pasien tertidur. Metode yang lebih sering mempertahankan stabilitas secara langsung memroses darah secara terus-menerus tanpa
konstituen plasma yang lebih baik dibandingkan metode yang menggunakan cairan dialisis, akan mengembalikan bahan-bahan
sebelumnya. penting ke tubuh sambil mengeluarkan bahan-bahan yang tidak
Metode dialisis yang lebih baru, i sa la y p i al dibutuhkan ke sebuah kantong yang dapat dilepas yang berfungsi
ialysis (CAPD), menggunakan membran peritoneum (lapisan dalam sebagai kandung kemih eksternal. Para ilmuwan telah mengembangkan
rongga abdomen) sebagai membran dialisis. Sekitar 10% pasien yang model komputer untuk alat semacam ini dan sejauh ini telah berhasil
menciptakan membran penyaringnya.
570 BAB 14
PERAN SFINGTER URETRA Kontrol refleksi Kontrol volunter
Reseptor regang
Sfingter uretra
Sfingter uretra internum
eksternum tetap
secara mekanis terbuka
tertutup ketika
ketika kandung kemih
neuron motorik
berkontraksi
terangsang
REFLEKS BERKEMIH
FUNGSI REGULASI
INKONTINENSIA Urine
Ginjal mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar
elektrolit CES, termasuk yang penting dalam mempertahankan
eksitabilitas saraf dan otot.
Ginjal membantu mempertahankan pH yang sesuai dengan
membuang kelebihan H+ (asam) atau HCO3-- (basa) di urine.
Organ ini membantu mempertahankan volume plasma yang
sesuai, yang penting dalam regulasi jangka-panjang tekanan
darah arteri, dengan mengontrol keseimbangan garam di tubuh.
Volume CES, termasuk volume plasma, mencerminkan jumlah
garam total di CES karena Na+ dan anion penyertanya, Cl-,
berperan dalam lebih dari 90% aktivitas osmotik (menahan air)
CES.
Ginjal mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh, yang
penting dalam memelihara osmolaritas (konsentrasi zat terlarut)
Periksa Pemahaman 14.5 CES. Peran ini penting dalam mempertahankan stabilitas
volume sel dengan menjaga air agar tidak berpindah secara
1. Sebutkan bagaimana laju bersihan plasma masing-masing osmotik masuk atau keluar sel sehingga sel tidak membengkak
bahan berikut ini jika dibandingkan dengan LFG: (a) bahan yang atau menciut.
difiltrasi tetapi tidak direabsorpsi atau disekresikan, (b) bahan
yang difiltrasi dan direabsorpsi tetapi tidak disekresikan, dan (c)
FUNGSI EKSKRESI
bahan yang difiltrasi dan disekresikan tetapi tidak direabsorpsi.
2. Sebutkan komponen yang menciptakan, yang memelihara, dan
Ginjal mengekskresikan produk-produk sisa metabolisme di
yang menggunakan gradien osmotik vertikal di medula ginjal. urine. Jika dibiarkan menumpuk, produk-produk sisa ini bersifat
3. Jelaskan bagaimana vasopresin meningkatkan permeabilitas toksik bagi sel.
H20 di tubulus distal dan koligentes. Ginjal juga mengeluarkan banyak senyawa asing yang masuk
ke tubuh.
572 BAB 14
FUNGSI HORMON Na+ di tubulus ginjal, yang penting dalam pemeliharaan
Ginjal menghasilkan eritropoietin, hormon yang jangka-panjang volume plasma dan tekanan darah arteri.
merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah
merah. Efek ini berperan dalam homeostasis dengan FUNGSI METABOLIK
membantu mem pertahankan kandungan optimal 02 darah. Ginjal membantu mengubah vitamin D menjadi bentuk
Lebih dari 98% 02 di darah terikat ke hemogiobin di dalam aktifnya. Vitamin D esensial untuk menyerap Ca2+ dari
sel darah merah. saluran cerna. Kaisium, pada gilirannya, memiliki beragam
Ginjal juga menghasilkan renin, hormon yang memicu jalur fungsi homeostatik.
renin-anglotensin-aldosteron untuk mengontrol reabsorpsi
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Esai
I I
574 BAB 14
UNTUK DIRENUNGKAN
PERTIMBANGAN KLINIS
15
Yellow Dog Productions/Getty Images
Keseimbangan Cairan
dan Asam-Basa
SEKILAS ISI
15.1 Konsep Keseimbangan
Pokok-Pokok Homeostasis
15.2 Keseimbangan Cairan
Homeostasis bergantung pada mempertahankan keseimbangan antara masukan dan
keluaran semua bahan dalam lingkungan cairan internal. Pengaturan keseimbangan
15.3 Keseimbangan Asam- cairan melibatkan dua komponen terpisah: kontrol volume CES, yang mencakup volume
Basa plasma yang bersirkulasi, dan kontrol osmolaritas
CES (konsentrasi solut). Ginjal mengontrol volume CES dengan mempertahankan keseimbangan
garam dan mengontrol osmolaritas CES dengan mempertahankan keseimbangan air. Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan menyesuaikan keluaran garam dan air di urine sesuai
yang diperlukan untuk mengompensasi masukan yang beragam dan kehilangan abnormal bahan
bahan ini.
Demikian juga, ginjal membantu mempertahankan keseimbangan asam basa dengan
menyesuaikan keluaran ion hidrogen (asam) dan ion bikarbonat (basa) di urine sesuai dengan
kebutuhan. Hal yang juga berperan dalam keseimbangan asam basa adalah sistem dapar (buffer)
pada cairan tubuh, yang secara kimia mengompensasi perubahan konsentrasi ion hidrogen, dan
paru, yang dapat menyesuaikan laju ekskresi CO2 penghasil ion hidrogen.
15.1 | Konsep Keseimbangan
( i dalam tubuh)
Kumpulan intemal
(konsentrasi cairan Dikonsumsi secara
Diproduksi secara ekstrasel) suatu bahan metaboik di dalam
metabolik oleh tubuh tubuh (berubah
permanen)
Penggabungan reversibel
ke dalam struktur molekul
yang lebih kompleks
(melaksanakan fungsi
tertentu)
ambar asukan dan keluaran dari kumpulan internal suatu konstituen tubuh.
579
❚ TA EL 15-1 Kompartemen Cairan Tubuh
Utama
Cairan Intrasel 28 67 40
(CIS)
Cairan 14 33 20
Ekstrasel (CES)
580 BAB15
Plasma dan cairan interstisium memiliki komposisi
serupa tetapi CES dan CIS sangat berbeda.
200 Na+
Plasma membrane
Dinding kapiler
150 HCO3–
Milliequivalents per liter of H2O
HCO3–
PO43–
K+
SA A A A A S A CIS: MEMBRAN
100
PLASMA SEL
Na+
Cl– Na+
Cl–
50
Anion
protein
Anion
K+ protein Lain-lain
Lain-lain K+ Lain-lain Lain-lain
0
Kation Anion Kation Anion Kation Anion
Gambar 15-2 Komposisi ion kompartemen-kompartemen cairan tubuh utama
582 BAB15
❚ TABEL 15-2 Keseimbangan Garam Harian
PEMASUKAN GARAM PENGELUARAN GARAM
Jumlah Jumlah
Jalur (g/hari) Jalur (g/hari)
1 2
LFG taldosteron
Na+ yang
Na+ yang difiltrasi direabsorsi
+
Na
Na+
1 Lihat Gambar 14-12 untuk penncian mekanismenya.
2 Lihat Gambar 14-16 untuk perincian mekanismenya. Na+
ambar ek anda penurunan tekanan darah arteri pada penan anan a oleh in al.
584 BAB15
❚ Melihat Lebih Dekat
Benturan yang Berpotensi Mematikan:
pada Fisiologi Olaga
Ketika Otot yang Berolahraga Bersaing
dengan Mekanisme Pendingin Tubuh untuk
Memperebutkan Volume Plasma yang
Inadekuat
S
EMAKIN BANYAK ORANG dari segala usia ikut serta dalam pro- Jantung memiliki kecepatan denyut maksimal yang dapat
gram joging atau jalan kaki untuk memperbaiki tingkat kebugaran dicapainya. Jika olahraga berlanjut dengan intensitas tinggi dan
dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Untuk orang yang kecepatan maksimal ini telah tercapai, otot-otot yang berolahraga akan
tinggal di lingkungan yang mengalami perubahan suhu musiman, kehila-
memenangkan perebutan pasokan darah ini. Pendinginan dikorbankan
ngan cairan dapat menyebabkan olahraga luar-ruang berbahaya selama
seiring dengan menurunnya aliran darah kulit. Jika olahraga berlanjut,
transisi dari keadaan dingin musim semi ke suasana panas di musim
panas tubuh akan terus meningkat, dan dapat terjadi heat exhaustion
panas. Jika intensitas olahraga tidak disesuaikan hingga peserta
(nadi cepat dan lemah; hipotensi, keringat berlebihan; dan disorientasi)
menyesuaikan diri secara bertahap dengan kondisi lingkungan yang lebih
atau heat stroke (kegagalan pusat kontrol suhu di hipotalamus; kulit
panas, dapat terjadi dehidrasi dan pengeluaran garam yang menyebabkan
panas kering; kebingungan ekstrim atau pingsan; dan mungkin
heat cramps, heat exhaustion, atau bahkan heat stroke dan kematian.
kematian) (lihat h. 692). Setiap tahun orang meninggal karena heat
Kata aklimatisasi merujuk ke adaptasi bertahap yang dilakukan tubuh
stroke dalam Iari maraton pada cuaca panas dan lembap. (Beberapa
untuk mempertahankan homeostasis jangka-panjang sebagai respons
orang memperburuk keadaan dengan mengonsumsi minuman energi
terhadap perubahan fisik berkepanjangan di lingkungan sekitar, rnisalnya
yang mengandung kafein selama olahraga atau kompetisi. Kafein
perubahan suhu. Ketika seseorang berolahraga dalam cuaca panas tanpa
dapat memberikan letupan energi, tetapi kafein juga bekerja sebagai
beradaptasi secara bertahap ke lingkungan panas, tubuh dapat
diuretik dan dapat menyebabkan dehidrasi sehingga performa
menghadapi dilema yang berbahaya. Selama olahraga, banyak darah
menurun, suatu efek yang berkebalikan dengan apa yang mungkin
yang harus dialirkan ke otot untuk memasok O2 dan nutrien serta
dipikirkan oleh individu ketika mereka meminumnya.
mengeluarkan zat sisa yang menumpuk akibat tingkat aktivitas yang tinggi.
Sebaliknya, jika seseorang berolahraga pada cuaca panas selama
Otot yang berolahraga juga menghasilkan panas. Untuk mempertahankan
dua minggu dengan intensitas aman dan lebih sedikit, tubuh
suhu tubuh dalam menghadapi panas tambahan ini, aliran darah ke kulit
melakukan adaptasi-adaptasi berikut sehingga setelah
ditingkatkan sehingga panas dari darah yang hangat dapat dikeluarkan
aklimatisasi dapat melakukan olahraga cuaca individu dengan
melalui kulit ke lingkungan sekitar, Jika suhu lingkungan lebih panas
instensitas sama saat dingin: (1) Volume plasma meningkat hingga
daripada suhu tubuh, panas tidak dapat dikeluarkan dari darah ke
12%. Ekspansi volume plasma menghasilkan cukup darah untuk
lingkungan sekitar meskipun terjadi vasodilatasi kulit yang maksimal.
dialirkan baik ke otot yang berolahraga maupun ke kulit untuk
Tubuh malah menerima panas dari lingkungan yang lebih hangat dan hal
pendinginan. (2) Orang tersebut mulai berkeringat pada suhu yang
ini menambah dilema. Karena aliran darah meningkat ke otot dan kulit
lebih rendah sehingga tubuh tidak terlalu panas sebelum proses
saat seseorang beroiahraga pada cuaca panas, darah yang dikembalikan
pendinginan dimulai. (3) Kecepatan pengeluaran keringat meningkat
ke jantung berkurang dan jantung memompa lebih sedikit darah per
hingga tiga kali lipat, mencapai 4 liter per jam, dengan distribusi
denyut sesuai dengan mekanisme Frank-Starling (lihat h. 350). Karena itu,
yang lebih merata di seluruh tubuh. Peningkatan pendinginan
jantung harus berdenyut lebih cepat dibandingkan jika di lingkungan dingin
evaporatif ini mengurangi kebutuhan pendinginan oleh
untuk mengalirkan darah dalam jumlah yang sama per menit. Peningkatan
vasodilatasi kulit. (4) Keringat menjadi lebih encer sehingga garam
kecepatan pemompaan jantung juga menambah produksi panas.
yang keluar melalui keringat lebih sedikit. Garam yang tertahan di
Laju berkeringat juga meningkat sehingga dapat terjadi pendinginan
tubuh menimbulkan efek osmotik untuk menahan air di tubuh dan
evaporatif untuk membantu mempertahankan suhu tubuh selama periode
membantu mempertahankan volume plasma darah. Adaptasi-
penambahan panas berlebihan. Pada orang yang belum teraklimatisasi,
adaptasi ini memerlukan waktu 14 hari dan terjadi hanya jika individu
kecepatan keringat maksimal adalah sekitar 1,5 liter per jam. Selama
berolahraga dalam cuacf panas. Dengan bersabar hingga
berkeringat, garam penahan air serta air keluar. Berkurangnya volume
plasma karena berkeringat semakin mengurangi jumlah darah yang perubahan-perubahan ini terjadi, seseorang dapat berolahraga dengan
tersediabagi otot dan untuk pendinginan melalui vasodilatasi kulit. aman sepanjang musim panas.
586 BAB15
❚ TABEL 15-3 Keseimbangan Air Harian
PEMASUKAN AIR PENGELUARAN AIR
Jumlah Jumlah
Jalur (mL/hari) Jalur (mL/hari) Jalur
Urine 1500
Kontrol keseimbangan air oleh vasopresin penting
untuk mengatur osmolaritas CES. Total 2600 Total 2600
pemasukan pengeluaran
■
■
588 BAB15
FAKTOR REGULATORIK YANG TIDAK
ECF volume
Relieves MENGHUBUNGKAN VASOPRESIN DAN
RASA HAU
Osmolarity Arterial
Relieves blood pressure Relieves
Hypothalamic neurons
Thirst Vasopressin
Arteriolar
vasoconstriction
H2 O
H2 O intake H2 O permeability
of distal and
collecting tubules
H2 O
H2 O reabsorption
Urine output
Gambar 15-4 Control of increased vasopressin secretion and thirst during a H2O deficit.
METERAN MULUT
PERAN ANGIOTENSIN II
589
❚ TABEL 15-4 Faktor-Faktor yang Mengontrol Sekresi Vasopresin dan Rasa Haus
Efek pada
Sekresi Efek pada
Faktor Vasopresin Rasa Haus Komentar
Osmolaritas CES Penting untuk ↑Osmolaritas CES (hipotonisitas) Pemeliharaan keseimbangan H2O bebas.
mencegah perpindahan → H2O masuk kedalam sel →sel
osmotik H2O antara membengkak
CES dan CIS yang Dicapai terutama oleh penyesuaian ekskresi H20
↓Osmolaritas CES (hipertonisitas)
membahayakan di urine di bawah kontrol vasopresin
→H2O keluar sel → sel menciut
590 BAB15
15.3 | Keseimbangan Asam Basa H+
Cl–
(a)
Asam mengeluarkan ion hidrogen bebas, sementara
basa menerimanya.
HCO3 –
H+
H2 CO3
(b)
KUNCI
Gambar 15-5 Perbandingan asam kuat dan asam lemah. (a) Lima molekul suatu
asam kuat. Asam kuat seperti HCI (asam hidroklorida) terurai sempurna menjadi
H+ bebas dan anion dalam larutan. (b) Lima molekul asam lemah. Asam lemah
seperti H2CO3 (asam karbonat) hanya sebagian terurai menjadi H+ bebas dan
anion dalam larutan.
0 pH 7.0 14
6.8 8.0
Darah vena Darah arleri
Rerata
6.8 6.9 7.0 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5 7.6 7.7 7.8 7.9 8.0
592 1
pH
0 Asam hidroklorida (HCI)
SUMBER H+ DI TUBUH
4 Tomat ∆ ∆
Pisang
Kopi hitam
5 Roti
Air hujan tipikal
6 Urin (5,0-7,0)
Susu (8,6)
7 Air murni [H+]= [OH-]
Darah (7,35-7,45)
10 Larutan bersabun
Susu magnesia
Basa ∆ !
" "
12 Pembersih rambut
13 Pembersih oven
∆ "
" !
HCl
Cl– H+
! "
∆ "
Cl–
Na+ Na+
(a)
H2CO3 Cl–
HCO3–
HCO3–
H+
+ H2CO3
Na
Na+
H2 CO3 : HCO3 –
(b)
ambar er a dapar kimia i. (a) enambahan ke suatu larutan tanpa penyan a. Semua ion
hidrogen (H+) yang ditambahkan tetap berada bebas dan ikut berperan menentukan keasaman larutan. (b)
Penambahan HCI ke dalam larutan dengan penyangga. lon bikarbonat (HCO3), anggota basa dari pasangan
dapar, berikatan dengan sebagian H+ yang ditambahkan dan mengeluarkannya dari larutan
sehingga tersebut tidak berkontribusi terhadap keasaman larutan.
594 BAB15
asan an dapar adalah dapar utama
S untuk asam non karbonat.
PERSAMAAN HENDERSON-HASSELBALCH
" ∆ ∆ "
" !
!
# "
" !
#
!
# "
# "
" "
∆ " "
−
$
596 BAB15
Sistem pernapasan berfungsi sebagai lini kedua
pertahanan terhadap perubahan [H+]
Ventilasi Normal ↑ ↓
Laju Pengeluaran CO2 Normal ↑ ↓
Laju Pembentukan H+ dari CO2 Normal ↓ ↑
598 BAB15
Plasma kapiler
Lumen tubulus Sel interkaiasi tipe A tubulus peritubulus
K+ yang difiltrasi
ATP
+ CO2
OH–
H2CO3 ka
H+ OH–
CO2
Metabolisme
H2O + CO2 H2 O sel
KUNCI
ka = karbonat anhidrase
Gambar 15-9 Sekresi ion hidrogen digabungkan dengan absorpsi bikarbonat
ATP = Transpor aktif
di sel interkalasi Tipe A. Pornpa penyekresi H+ berlokasi di membran luminal,
= Transpor aktif sekunder dan antiporter pereabsorpsi HCO3- berlokasi di membran basolateral. Karena
hilangnya satu HCO3-yang terfiltrasi dari cairan tubulus diimbangi oleh
= Difusi pasif
kemunculan satu HCO3- lain di plasma, HCO3- dianggap telah "direabsorpsi".
= Reaksi kimia
= Dikatalisis oleh ka terikat-membran
Plasma kapiler
Sel interkalasi Tipe B tubulus peritubulus
Lumen tubulus
K+
ATP
HCO3– HCO3– H+ H+
PENGGABUNGAN REABSORPSI HCO3- Cl– ATP
ka
DENGAN SEKRESI H+
CO2 + OH–
Cl–
OH– H+
Diekskfesikan
di urin H2O
CO2
Metabolisme sel
Gambar 15.10 Sekresi bikarbonat digabungkan dengan reabsorpsi ion hidrogen di sel interkalasi Tipe
B. Antiporter penyekresi HCO3- berlokasi di membran luminal, dan pompa pereabsorpsi H+ berlokasi di
membran basolateral.
HCO3–
HPO42- yang terfiltrasi + H+
ATP
H+ HCO3– “ ”
ka
+ CO2
OH–
H PO44–-
H22PO
H+ OH– CO2
Diekskresikan Metabolisme
di urin H2 O
sel
ambar Sekresi dan ekskresi ion hidrogen yang digabungkan dengan penambahan HCO3-
baru ke plasma. H+ yang disekresikan tidak berikatan dengan HPO42- yang terfiltrasi dan selanjutnya tidak
diekskresikan hingga semua HCO3- yang terfiltrasi "direabsorpsi", seperti diperlihatkan di Gambar 15-9.
Jika semua HCO3- yang terfiltrasi telah berikatan dengan H+ yang disekresikan, sekresi lebih lanjut akan
diekskresikan di urine, terutama bersama dengan penyangga urine misalnya fosfat basa. Ekskresi H+
digabungkan dengan kemunculan HCO3- baru di plasma. HCO3- "baru" mencerminkan penambahan neto
dan bukan sekedar penggantian HCO3- yang
600 BAB15
Mengatas Plasma [H+] Menyangga
(atau plasma [CO2])
H+
HCO3–
! !
∆ !
602 BAB15
Alkalosis respiratorik terjadi akibat penurunan [CO2].
[HCO – ](20)
pH = pK + log [CO 3] (1)
2
= 6.1 + 1.3 = 7.4
(a)
[HCO3– ]
–
[HCO3 ]
.1
pH 7
20 10 20
pH = 6.1 + log pH = 6.1 + log 40 1
2 1 2
= 6.1 + 1.0 = 7.1 = 6.1 + 1.3 = 7.4
(b) Asidosis respiratorik
[CO2]
pH 7
.7 [HCO3– ]
(0.5) [HCO3– ]
[CO2] (10)
(20) (0.5)
pH 7.4
[HCO3– ]
[HCO3– ]
(10)
[CO2]
(0.75) (15)
pH 7.4
[CO2] (1)
.1
pH 7
pH = 6.1 + log 10 pH = 6.1 + log 15 20
1 0.75 1
= 6.1 + 1.0 = 7.1 = 6.1 + 1.3 = 7.4
[HCO3– ]
[CO2]
pH 7
.7 [HCO3– ]
(1)
(40) [CO2] (25)
(1.25)
pH 7.4
604 BAB15
Alkalosis metabolik berkaitan dengan peni-
PENYEBAB ASIDOSIS METABOLIK ngkatan [HCO3-].
>
606 BAB15
dan kontrol keseimbangan H2O. Kontrol keseimbangan garam sangat Keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran H+
penting dalam regulasi jangka-panjang tekanan darah arteri karena sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan asam-
jumlah garam tubuh secara osmotik menahan H2O, sehingga basa dalam batas-batas sempit yang memungkinkan
menentukan volume CES, yang meliputi volume plasma di dalamnya. kehidupan. Penyimpangan pH lingkungan cairan internal
Peningkatan jumlah garam di CES menyebabkan ekspansi volume CES, menyebabkan gangguan eksitabilitas neuromuskulus,
termasuk volume plasma, yang pada gilirannya menyebabkan perubahan aktivitas metabolik yang dikontrol oleh enzim, dan
peningkatan tekanan darah. Sebaliknya, penurunan jumlah garam CES ketidakseimbangan K+ yang dapat menyebabkan aritmia
menyebabkan penu-runan tekanan darah. Keseimbangan garam jantung. Efek-efek ini mematikan jika pH berada di luar kisaran
dipertahankan dengan terus menerus menyesuaikan pengeluaran garam 6,8 hingga 8,0.
di urine untuk menyamai asupan garam yang bervariasi dan tak-
lon hidrogen secara tak-terkontrol dan terus-menerus di-
terkontrol.
tambahkan ke cairan tubuh akibat aktivitas metabolik yang
Kontrol keseimbangan H2O penting untuk mencegah perubahan
terus-menerus, tetapi pH CES harus dijaga konstan pada
osmolaritas CES, yang dapat menimbulkan perpin-dahan osmotik H2O
kadar yang sedikit basa (7,4) agar tubuh berfungsi optimal.
antara sel dan CES yang membahayakan. Perpindahan H2O masuk atau
Seperti keseimbangan garam dan H2O, kontrol pengeluaran
keluar sel ini masing-masing akan menyebabkan sel membengkak atau
H+ oleh ginjal adalah faktor regulasi utama untuk mencapai
menciut. Sel, terutama neuron otak, tidak berfungsi normal jika
keseim-bangan H+. Paru, yang dapat menyesuaikan
membengkak atau menciut. Keseimbangan air terutama dipertahankan
kecepatan ekskresi CO2 penghasil H+, juga membantu
dengan mengontrol volume H2O bebas (H2O) yang tidak disertai oleh zat
mengeluarkan H+ dari tubuh, Selain itu, sistem dapar kimiawi
terlarut) yang keluar di urine untuk mengompensasi pengeluaran H2O
dapat menyerap atau membebaskan H+, secara sementara
yang tak-terkontrol dan bervariasi dari jalur lain, misalnya keringat atau
menjaga konsentrasi ion ini konstan di dalam tubuh hingga
diare, dan pemasukan H2O yang kurang teratur. Meskipun terdapat
pengeluarannya dapat diseimbangkan dengan
mekanisme haus untuk mengontrol asupan H2O berdasarkan kebutuhan,
pemasukannya. Mekanisme semacam ini tidak tersedia untuk
jumlah cairan yang diminum seseorang sering dipengaruhi oleh
keseimbangan garam atau H2O.
kebiasaan dan faktor sosial dan bukan hanya rasa haus.
LATIHAN SOAL
Jawaban dimulai di h. A-43.
Pertanyaan Objektif
607
!
"
" !
→ → "
" → → "" !
"
" →
→ ""
" "→ " "
608
BAB
15
15.1 | onsep eseimban an (h. ) terlarut; hipotonisitas CES yang terjadi mendorong H2O masuk ke
■ umpulan internal suatu bahan adalah jumlah bahan dalam sel. Defisit H2O bebas di CES, sebaliknya, memekatkan zat
C . Pemasukan ke kumpulan tersebut dilakukan melalui ingesti terlarut sehingga H2O keluar dari sel untuk masuk ke CES yang
atau produksi bahan secara metabolik. Pengeluaran dari hipertonik. (Lihat ab - .)
kumpulan terjadi melalui ekskresi atau konsumsi metabolik
■ Untuk mencegah perpindahan yang merugikan ini, perubahan
bahan. (Lihat Gambar - .)
osmolaritas CES terutama dideteksi dan dikoreksi oleh sistem-
■ Pemasukan harus sama dengan pengeluaran agar
keseimbangan bahan terjaga. sistem yang menjaga keseimbangan H2O bebas (H2O tanpa solut).
■ Keseimbangan H2O bebas terutama diatur oleh vasopresin dan,
15.2 | eseimban an airan (h. )
dengan tingkat lebih rendah, oleh rasa haus. Kedua faktor ini
■ ecara rerata, cairan tubuh membentuk berat tubuh total.
ngka ini ber ariasi, bergantung pada berapa banyak lemak terutama diatur oleh osmoreseptor hipotalamus, yang memantau
(jaringan yang kandungan 2 nya rendah) yang dimifiki osmolaritas CES, dan dengan derajat yang lebih rendah oleh
seseorang. ua pertiga 2 tubuh terdapat di cairan intrasel reseptor volume atrium kiri, yang memantau "kepenuhan" vaskular.
(C ). isa sepertiganya terdapat di cairan ekstrasel (C ) yang Jumlah vasopresin yang dikeluarkan menentuan tingkat reabsorpsi
terdistribusi antara plasma (2 C ) dan cairan interstisium
H2O bebas oleh bagian distal nefron, sehingga menentukan volume
( C ). (Lihat ab - .)
urine yang dikeluarkan. (Lihat Gambar -4 dan ab -4.)
■ arena semua konstituen plasma dipertukarkan secara bebas
menembus dinding kapiler, plasma dan cairan interstisium ■ Secara bersamaan, intensitas rasa haus mengontrol volume
memiliki komposisi hampir identik, kecuali tidak adanya protein cairan yang masuk. Namun, karena volume cairan yang diminum
plasma di cairan intertisium. ebaliknya, C dan C memiliki sering tidak berkorelasi langsung dengan intensitas rasa haus,
komposisi yang sangat berbeda karena sawar membran plasma kontrol pengeluaran urine oleh vasopresin adalah mekanisme
bersifat sangat selektif terhadap bahan bahan apa yang dapat regulasi terpenting untuk mempertahankan keseimbangan H2O.
masuk atau keruar sel. (Lihat Gambar -2.)
■ Komponen-komponen keseimbangan cairan adalah kontrol
■
Fluktuasi [H+] menimbulkan efek besar, terutama (1) perubahan
eksitabilitas neuromuskulus, dengan asidosis menekan eksitabilitas, Mengatasi Plasma [H+] Menyangga
khususnya di susunan saraf pusat, dan alkalosis menyebabkan (atau [CO2]) plasma
kontrol pH oleh ginjal. peningkatan gradien konsentrasi H+ yang dapat menghambat sekresi H
+ lebih lanjut. Dalam keadaan normal, H+ disangga oleh pasangan dapar
■ Sistem-sistem dapar kimiawi masing-masing terdiri dari sepasang
zat kimia yang terlibat dalam suatu reaksi reversibel, satu yang fosfat dari makanan tumpah ke dalam urine untuk diekskresikan dari
dapat membebaskan H+ dan yang lain dapat mengikat H+. Dengan tubuh. Pada asidosis, ketika semua dapar fosfat terpakai untuk
menyangga kelebihan H+ yang disekresi, ginjal mengeluarkan NH3 ke
bekerja sesuai hukum aksi massa, pasangan dapar dapat segera
+
bekerja untuk meminimalkan perubahan pH. Keempat dapar kimiawi dalam cairan tubulus untuk berfungsi sebagai dapar sehingga sekresi H
tersebut adalah (1) H2CO3:HCO3-, (2) protein, (3) hemoglobin, dan dapat berlanjut.
■ Keempat jenis ketidakseimbangan asam-basa adalah asidosis respi
(4) fosfat. (Lihat Gambar - dan ab - .)
ratorik, alkalosis respiratorik, asidosis metabolik, dan alkalosis metabolik.
■ Hubungan antara pH dan anggota dari pasangan depan H2CO3/ Gangguan asam-basa respiratorik berakar dari penyimpangan [CO2]
HCO3- diperlihatkan pada persamaan Henderson: Hasselbach- pH dari normal, sementara ketidakseimbangan asam-basa metabolik
= pK+ log [HCO3-]1[CO2], dengan [CO2] menggambarkan [H2CO3]. mencakup semua penyimpangan pH selain yang disebabkan [CO2]
[HCO3-] dikontrol oleh ginjal, [CO2] dikontrol oleh paru. pK adalah abnormal serta selalu disertai oleh deviasi [HCO3-] dari normal. (Lihat
konstanta sebesar 6,1 dan rasio normal dari HCO3/[CO2] adalah Gambar - 3 dan ab - .)
20/1 (hasil lognya = 1,3), untuk pH normal sebesar 7A.
emindahan mikro ra elektron illus asus halus. i sini
diperlihatkan ujung ilus, satu dari sejumlah besar penonjolan
mirip jari dari permukaan usus halus. Proyeksi mirip rambut yang
lebih kecil, mikro ili (pink gelap), bahkan berasal dari permukaan
sel epitel (pink oranye) yang membentuk permukaan permukaan
ilus. ili dan mikro oli sangat meningkatkan area permukaan
yang tersedia untuk memproses dan mengabsorpsi nutrien.
© Dennis Kunkel Microscopy, Inc. / Phototake—All rights reserved.
16
SEKILAS ISI
16.1 Aspek-Aspek Umum Pencernaan
Untuk mempertahankan homeostatis, molekul nutrien yang di gunakan untuk
16.2 Mulut
produksi energi harus terus-menerus di gantikan oleh nutrien baru yang kaya energi.
16.3 Faring dan Esofagus
16.4 Lambung Molekul nutrien, khususnya protein, juga di perlukan untuk sintesis sel baru bagian-
16.5 Sekresi Pankreas dan Empedu bagian sel yang terus tejadi dalam pertumbuhan dan pergantian jaringan. Demikian juga, cairan
16.6 Usus Kecil dan elektrolit yang secara kontstan hilang melalui urine dan keringat serta melalui jalan lain
16.7 Usus Besar harus jalan lain harus digantikan secara teratur. Sistem pencernaan berperan terhadap
16.8 Gambaran Singkat Hormon- Hormon homeostatis dengan menstransef nutrien, air, dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke
GI lingkungan internal. Sistem pencernaan tidak secara langsung mengatur konsentrasi setiap
kontituen ini di dalam lingkungan internal. Sistem ini tidak mengatur penyerapan nutrien, air,
dan elekrolit berdasarkan kebutuhan tubuh (dengan beberapa pengucilan); namun, sistem
pencernaan mengoptimalkan kondisi bagi pencernaan dan penyerapan apa yang terdi cerna.
16.1| Aspek-Aspek Umum
Pencernaan
SEKRESI
MOTILITAS
DIGESTI
612 BAB 16
Monosakarida
H OH HO H H OH
Glukosa Fruktosa Gakatosa
CH2OH CH2OH
CH2OH CH2OH CH2OH CH2OH
O O
O O O O H H H H
H H H H H H H H
O O
O O O
OH OH
OH OH OH OH CH2
Amilosa
Disakarida Glikogen
H OH HO H H OH H OH H OH H OH
Laktosa Maltosa
(a) Karbohidrat
H OH H OH H OH H OH
Meltosa Glukosa Glukosa
(b) Sebuah contoh hidrolis
O
AA
AA AA CH2 CH CH2 CH2 CH CH2 C O
AA Peptide O O O HO O OH (CH2)12
AA
bonds AA
AA O C O C O C O C + CH3
AA AA Hidrolisis
AA O
AA (CH2)12 (CH2)10 (CH2)16 (CH2)10
AA AA
AA Amino C O
AA
acids CH3 CH3 CH3 CH3
Trigliserida Monogliserida (CH2)16
Hydrolysis
(d) Lemak
AA CH3
AA Asam lemak bebas
AA AA AA
AA
Asam amino Peptisida kecil
(c) Protein
Gambar 16-1 utrien kaya ener i dan hidrolisis. Pada contoh hidrolisis di bagian (b), disakarida maltosa (produk penguraian antara dari polisakarida) diuraikan
menjadi dua molekul glukosa dengan penambahan 2 di tempat ikatan. truktur terperinci asam amino dan ikatan ikatan peptida dalam protein di bagian (b)
masing masing dapat ditemukan di ambar dan di h. 2 dan h. .
Saluran hidung
Kelenjer liur
Lambung Relaksasi reseptif
Faling peristalsis
Sfinger
faringoesofagus
Trakea
Sfingser
gastroesofagus
Hati
Lambung
Prankeas
Duodenum
Kolon desenden
Jejunum
Sekum
Ileum
Apendiks
Koloid sigmoid
Usus besar Kontraksi haustra,
Rektum Pergerakan massa
Anus
• Amilase
• Lipase
Sekresi cair
NaHCO3 Pankreas
MUKOSA
SUBMUKOSA
MUSKULARIS EKTERNA
Peritoneum
Mesentrium
Otot longitudinal luar
Muskularis
externa
Otot sirkular dalam
Serosa
Membren mukosa
Lamina propia Mukosa
Submukosa Muskularis mukosa
Lumen
Duktus kelenjer
pencernaan tambahan Pleksus mienterikus
berukuran besar (yi. hati
atau pankreas)
menyalurkan isinya ke Pleksus submukosa
dalam lumen saluran cerna
ambar - La a -a a a ra r a inding saluran cerna terdiri dari lapisan utama dari paling dala, ke luar adalah mukosa, submukosa, muskularis
SEROSA
HORMON PENCERNAAN
( )
(s
)
= = =
Gambar 16-3 Ringkasan jalur-jalur yang mengontrol aktivitas sistem pencernaan
16.2 | Mulut
Rongga mulut adalah pintu masuk ke saluran cerna.
Menghirup makan
araf e leks
otonom terkondisi
elenjer
liur
elenjar
sublingua
elenjer l elenjer
ekresi liur
parotis submandibula
ambar elen er liur dan kontrol sekresi liur
Sfingter faringoesofageal
tertutup, struktur-struktur
orofaringeal kembali ke posisi
istirahatnya, dan pernafasaan
9 kembali terjadi.
(d) Permulaan
Bolus
tahap esofageal
menelan
10 Peristaltik mendorong bolus ke
Esofagus bawah di sepanjang esofagus.
Kontraksi
peristaltik 10
Bolus
Sfinger gastro-
esofageal
tertutup 11
Lambung
(e) Penyesalan
tahap esophageal
11
8
Sekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif.
9
16.4 | Lambung
ody
tomach
Pyloric
folds Pengisian lambung melibatkan relaksasi reseptif.
sphincter
yntic
mucosa
yloric Antrum
uodenum land area
ambar natomi lambung. lambung dibagi menjadi tiga bagian
berdasarkan perbedaan stuktual dan fungsional fundus, kopus, dan antrum.
Permukaan mukosa lambung dibagi menjadi mikosa osintik dan daerah kelenjar
pilorus berdasarkan perbedaan dalam sekresi kelenjar.
Lambung
Esafogus 1
Sfingter
gastroesofagus
Sfingter pilorus
Duodenum
3
4 Arah gerakan 6
kontraksi
2 peristaltik
5
Gerakan kimus
Kontraksi Kontraksi
peristaltik peristaltik
1 Kontraksi peristaltik dimulai di fundus atas dan menyapu 5 Ketika kontraksi peristaltik mencapai sfingter pilorus,
turun menuju sfingter pilorus. sfingter menutup erat dan proses pengosongan
berhenti.
2 Kontraksi menjadi lebih kuat sewaktu mencapai antrum 6 Ketika kimus yang sedang terdorong maju menumbuk
yang berotot tebal sfingter yang tertutup, kimus ini terpantul balik ke
antrum. Kimus mengalami pencampuran sewaktu
3 Kontraksi peristaltik antrum yang kuat mendorang kimus terdorong maju dan terpantul mundur kembali ke antrum
maju. pada setiap kontraksi peristaltik, sebuah proses yang
4 Sebagian kecil kimus terdorong melewati sfingter yang disebut retropulsi.
setlikit terbuka ke dalam duodenum. Semakin kuat
kontraksi antrum, semakin banyak kimus yang masuk ke
duodenum pada setiap gelombang kontraksi.
Gambar 16-7 Pengosongan dan pencampuran lambung akibat kontraksi peristaltik antrum.
Di dalam Lambung
Peregangan menimbulkan efek langsung Peningkatan volume merangsang motilitas
Volume kimus
pada eksitabilisa otot polos lambung, serta dan pengosongan
bekerja melalui plektus intrinsik, saraf vagus,
dan gastrin
Derajat fluiditas Efek langsung; isi harus berbentuk cair Peningkatan fluiditas mernpercepat
sebelum dievakuasi pengosongan
Di dalam Duodenum
Adanya lemak, asam, Memulai refleks enterogastrik atau memicu Faktor faktor di duodenum ini menghambat
hipertonitas, atau peregangan pelepas enterogastron motilitas dan pengosongan lambung lebih
(kolesistokinin,sekretin) lanjut hingga duodenum mengatasi faktor-
faktor yang ada
Di Luar Sistem Pencernaan
Emosi Mengubah keseimbangan autonom Merangsang atau menghambat motilitas dan
■ ■
B ANYAK PELATIH DAN ATLET SANGAT MEMAERCAYAI ritu rendah lemak dan protein. Tujuannya adalah mempertahan kadar
al makanan sebelum pertandingan.Sebagai contoh, suatu tirn glukosa darah dan simpanan karbohidrat di tubuh dan menghindari
sepak bola selalu memakan steak sebelum bertanding. Atlet lain penumpukan makanan yang belum tercerna di lambung sewaktu
mungkin menambahkan pisang dalam santapan sebelum bertanding. bertanding. Makanan tinggi karbohidrat dianjurkan karena lebih cepat
Apakah rituai ini bermanfaat? dikosongkan dari larnbung daripada makanan yang mengandung
lemak atau protein. Karbohidrat tidak menghambat pengosongan
Banyak penelitian telah dilakukan untuk menentukan efek makanan lambung melalui pelepasan enterogastron, berbeda halnya dengan
sebelum bertanding pada prestasi atletik. Meskipun penelitian labo- lemak dan protein. Lemak pada khususnya menghambat
ratorium membuktikan bahwa bahan-bahan tertentu misalnya kafein pengosongan lambung dan lambat dicerna. Pemrosesan metabolik
meningkatkan daya tahan, belum ditemukan adanya bahan makanan terhadap protein menghasilkan zat sisa bernitrogen misalnya urea
yang sangat meningkatkan kinerja atlet. Pelatihan yang telah dilakukan yang aktivitas osmotiknya menarik air dari tubuh dan meningkatkan
atlet adalah penentu utama prestasi. Meskipun tidak ada makanan volume urine, yaitu dua hal yang tidak diinginkan selama pertandingan.
tertentu yang memberi manfaat khusus sebelum suatu kompetisi, be- Pilihan yang baik untuk makanan prapertandingan antara lain adalah
berapa pilihan makanan sebenarnya malah menghambat atlet. roti, pasta, nasi, kentang, gelatin, dan jus buah. Karbohidrat kompleks
Sebagai contoh, hidangan steak banyak mengandung lemak dan ini tidak saja akan telah dikosongkan dari lambung jika dikonsumsi
mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna sehingga malah satu hingga empat jam sebelum pertandingan tetapi juga membantu
dapat mengganggu kinerja tim sepakbola dan karenanya perlu mempertahankan kadar glukosa darah selama bertanding.
dihindari. Namun, ritual makan yang tidak mengganggu prestasi atletik,
misalnya makan pisang, tetapi memberi tambahan semangat atau Meskipun tampaknya logis jika kita mengonsumsi sesuatu yang
percaya diri tidaklah berbahaya dan harus dihargai. Orang rnungkin manis sesaat sebelum bertanding untuk menghasilkan "tambahan
memberi arti tertentu pada suatu makanan, dan kepercayaan mereka tenaga'; makanan atau minuman tinggi gula perlu dihindari karena
pada praktik- praktik ini dapat memberi perbedaan antara menang dan dapat memitu pelepasan insulin. Insulin adalah hormon yang
kalah. meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam sel. Setelah seseoranq
mulai berolahraga, sensitivitas terhadap insulin meningkat (lihat h. 78),
Manfaat terbesar makanan prapertandingan adalah mencegah
yang menurunkan kadar glukosa darah. Kadar glukosa plasma yang
lapar selagi bertanding. Karena lambung mungkin memerlukan waktu
turun memicu rasa lelah dan meningkatkan pemakaian glikogen otot,
satu hingga empat jam untuk kosong, atlet perlu makan paling tidak
yang dapat membatasi kinerja dalam pertandingan yang memerlukan
tiga hingga empat jam sebelum pertandingan dimulai. sebelum
daya tahan seperti maraton. Karena itu, konsumsi gula tepat sebelum
bertanding atlet sebaiknya tidak mengonsumsi makanan dalam jumlah
kompetisi malah dapat menghambat kinerja bukannya memberi
berleb'shan. Makanan yang tertinggal d lambung selama pertandingan
tambahan tenaga seperti yang dicari.
dapat menyebabkan mual dan mungkin muntah. Keadaan ini dapat
diperparah oleh rasa cemas, yang memperlambat pencernaan dan Dalam satu jam pertandingan, atlet sebaiknya hanya minum air
menunda pengosongan lambung melalui sistem sarafsimpatis Pilihan untuk memastikan hidrasi yang cukup.
terbaik adalah makanan yang mengandung banyak karbohidrat serta
PENYEBAB MUNTAH
■
Mukosa
Stomach
lumen
Daerah elenjer
kelenjer pilotus lambung
Submukosa
Di mukosa oksintik
Sumur
gastrik
❚ TABEL 16-3
ca H+ H+
ATP
CO2 CO2 + OH– HCO3 –
K+
Metabolisme K+
sel
H2O
Asam hidroklorida disekresikan oieh sel
parietal dan mengaktifkan pepsinogen. kanalikulus
KUNCI
ambar Mekanisme sekresi HCI. Sel parietal lambung secara aktif inenyekresi H+ dan Cl-
melalui kerja dua pompa terpisah. lon hidrogen disekresikan ke dalam lumen oleh pompa transpor-
aktif H+-K+ ATPase primer di membran luminal sel parietal. K+ yang dipindahkan ke dalam sel oleh
pompa ini segera keluar melalui saluran K+di membran luminal sehingga ion ini mengalami daur-
ulang antara sel dan lumen. H+ yang disekresikan berasal dari penguraian H2O menjadi H; dan OH-.
Dengan dikatalasis oleh karbonat anhidrase. OH- bergabung dengan CO2 (yang diproduksi secara
metabolik di sel atau berdifusi masuk dari plasma) untuk membentuk HCO3-. Klorida dlsekresikan
oleh transpor aktif sekunder. Dengan didorong oleh gradien konsentrasi HCO3-, antiporter Cl-HCO3-
di membran basolateral memindahkan HCO3- menuruni gradien konsentrasinya ke dalam plasma dan
secara bersamaan memindahkan Cl- ke dalam sel parietal melawan gradien konsentrasinya. Sekresi
klorida tuntas ketika Cl- yang masuk dari plasma berdifusi keluar sel menuruni gradien
elektrokimiawinya melalui saluran Cl- di membran luminal menuju lumen lambung.
FUNGSI HCI
Protein
umen
lambung
ragmen peptida
FASE SEFALIK
FASE LAMBUNG
FASE LAMBUNG
+ Intrinsic ↑ACh
+ Chief and ↑Gastric
Fase safalik Rangsangan di kepala— parietal cells secretion
nerves
sekresi melihat, menghidu + Vagus + +
lambun mengucap, + G cells ↑Gastrin
mengunyah, menelan + ECL cells ↑Histamine
makanan +
+ Intrinsic ↑ACh
+ Chief and ↑Gastric
Fase lambung Rangsangan di nerves parietal cells secretion
sekresi lambung—protein, + Vagus + +
lambung (fragman peptida), + G cells ↑Gastrin
peregangan, kafein, + + ECL cells ↑Histamine
alkohol
–
Intrinsic nerves
Korpus dan Lenyap protein dan –
Antrum peregangan ketika vagus ↓Gastric secretion
lambung kosong
–
G cells ↓Gastrin
↓Histamine
–
Parietal cells
Antrum dan Akumulasi asam + – ↓Gastric
D cells ↑Somatostatin G cells
duodentum – secretion
ECL cells
+ –
Duodentum (fase Lemak Enterogastric Parietal cells
Asam reflex –
Usus Sekresi
hipertonisitas Chief cells ↓Gastric secretion
Lambung) ↑Enterogastrones –
Peregangan and motility
(cholecystokinin Smooth
and secretin) muscle cells
T
UKAK PEPTIK ADALAH EROSI yang tertentu dapat merusak sawar mukosa lambung;
biasanya berawal di lapisan mukosa bahan yang terpenting dalam hal ini adalah etil
lambung dan dapat menembus ke lapisan- alkohol dan obat anti-inflamasi non-steroid
lapisan dinding lambung yang lebih dalam. (OAINS), misalnya aspirin, ibuprofen, atau obat
Tukak ini terjadi ketika sawar mukosa lambung yang lebih paten untuk mengobati artritis atau
terganggu sehingga pepsin dan HCI bekerja pada proses peradangan kronik lainnya. Sawar sering
dinding lambung serta pada makanan di lumen. rusak pada pasien yang mengalami penyakit berat
misalnya infeksi atau cedera parah. Situasi stres
AMILASE PANKREAS
Duodenum
Hormon
(insulis)
luka on)
lood
Bagian endokrin
pankreas (pulau
Sel duktus Sel asinus Langerhan)
Bagian eksokrin
pankreas
Ke duktus
NaHCO3– pankreatikus dan
duodenum
Sel duktus
(mengeluarkan
larutan NaHCO3-
cair)
ambar a ian eksokrin dan endokrin pankreas.
Pankreas eksokrin menyekresikan getah pencernaan yang Granula
mengandung en im en im pencernaan yang dikeluarkan n ymes zimogen
oleh sel asinus dan larutan Na C cair yang disekresikan
oleh sel duktus ke dalam lumen duodenum. Pankreas
Sel asinus
endokrin mengeluarkan hormon insulin dan glukagon ke
(mengeluarkan
dalam darah. enzim
pencernaan)
LIPASE PANKREAS
G
SEKRESI CAIR ALKALIS PANKREAS
INSUFISIENSI PANKREAS
(a) (b)
SUSUNAN HATI
>
orta
Vena ka a
inferior
ati 1a
rteri ke
saluran cerna
1b
Vena
porta hepatika
apiler
pencernaan
1b
Vena
sentral
arungan
ikat
empang el upffer
hepatosit
(sel hati) analikulus biliaris
inusoid
uktus
biliaris Cabang
ena
porta Hepatic
hepatika portal vein
e
duktus
inusoid hepatikus ( )
rteri
hepatika
(b) usunan pembuluh darah dalam lobulus hati (c) risan suatu lobulus hati yang tampak diperbesar
Gambar 16-14 Anatomi hati. Fotomikrograf potongan melintang sebuah lobulus pada hati babi, yang sering digunakan dalam mengajar karena lobulus pada babi
ini lebih jelas dibatasi oleh jaringan ikat daripada pada manusia sehingga susunan heksagona lobulus lebih mudah dilihat.
PEMBENTUKKAN MISEL
Stomach
empedu.
4
■
Terminal 2
= ileum
bile salts
ambar Sirkulasi enterohepatik aram empedu. ebagian besar garam empedu didaur ulang
antara hati dan usus halus melalui sirkulasi enterohepatik (tanda panah brru). etelah ikut serta dalam
pencernaan dan penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu direabsorpsi oleh transpor aktif di ileum
■ terminal dan dikembalikan melalui ena porta hepatika ke hati, yang kernbali menyekresikannya ke dalam
empedu.
C NH CH2 COO–
O
Butiran
HO OH
lemak halus
(nonpolar)
dengan
Bagian larut H2O yang molekul
bermuatan negatif- garam
gusus polar, semua empedu
berlokasi pada satu sisi terserap di
molekul permukaann
Hidrofobik
Bagian larut lemak (berasal ya.
(nonpolar)
dari kolestrol yang nonpolar
(a)
(b)
ambar Struktur skematik dan un si aram empedu. (a). Garam empedu Ferdiri dari bagian larut-lemak yang
larut dalam butiran lemak dan bagian larut-air yang bermuatan negatif yang menonjol dari permukaan butiran. (b) Ketika
butiran besar lemak terurai menjadi butiran-butiran yang lebih kecil oleh kontraksi usus, garam-garam empedu terserap
ke permukaan butiran halus, membentuk selubung yang terdiri dari komponen garam empedu larut-air bermuatan negatif
yang menyebabkan butiran-butiran halus tersebut saling tolak-menolak. Efek emulsitikasi ini menyebabkan butiran-butiran
lemak terpisah dan mencegahnya kembafi menyatu sehingga meningkatkan luas permukaan lemak yang tersedia untuk
pencernaan oleh lipase pankreas.
Ileum
mendorong
kalup Mendorong
tertutup dan katup terbuka
mengontraksikan dan melemaskan
sfingtef Katup sfinger
Ileosekum
Sekum Apendiks
Gambar 16-1 Kontrol Kontrol katup dan sfingter ileosekum. Pertemuan antara ileum dan usus biasanya
disesuaikan dengan kebutuhan besar adalah katup ileosekum, yang dikelilingi oleh otot polos tebal, yaitu sfingter
ileosekum. tubuh. Karena itu, semakin banvak makan-Tekanan di sisi sekum mendorong katup tertutup dan
menyebabkan kontraksi sfingter, mencegah isi kolon yang penuh bakteri mencemari usus halus yang kaya nutrien.
Katup sringfer terbuka dan memungkinkan isi ileum masuk ke usus besar sebagai respons terhadap tekanan di sisi
ileum katup dan terhadap hormon gastin yang di keluarkan sewaktu makanan berikutnya masuk ke lambung.
A A AS A A A AS AA
S S A S
ipatan
sirkular
(a) sus halus
nlimited
Circular
fold
ebb Visuals
Vilus
Michael C.
ambar Pemindaian mikrograf elektron pada vilus yang menonjol
dari mukosa usus halus.
(b)
el epitel
apiler
el mukus
Brush border
Vilus
akteal sentral
Thomas W. Sheehy, M.D.; Robert L. Slaughter, M.D.: “The Malabsorption Syndrome” by Medcom, Inc. Reproduced by permission of
riptus
ieberkuhn
rteriol
Vanula
Pembuluh
imfe
(c) Vilus
ikro ilus
(brush border)
(a) Normal
A S S A A
A S S
A A S A S AS A AA A
i sitosol
onosakarida
sel epitel
alaktosa lukosa lukosa lukosa lukosa ruktose (unit yan dapat
diserap)
umen saluran lukosa atau Polisakarida makanan, tepung dan glikogen, diubah
cerna Na+ alaktosa ruktosa menjadi disakarida maltasa melalui kerja amikase liur dan
T T pankreas
2 Maltasa dan disakarida makanan laktosa dan sukrosa
masing masing diubah menjadi bentuk monosakaridanya oleh
3 4 disakaridase (maltaso, laktase, dan sukraseasomaltase) yang
el epitel terletak di brush border sel epitel usus halus.
ilus Na+ 3 Monosakarida glukosa dan galaktosa diabsorpsi ke dalam
sel epitel oleh transpor aktif dependen energi dan Na+
(melalui simporter T) yang terletak di membran luminal.
4 Monosakarida fruktosa memasuki sel dengan
difusi pasif terfasilitasi melalui T .
5 lukosa, galaktosa, dan fruktosa keluar sel di
membran basal oleh difusi pasif terfasilitasi melalui T 2.
K+
6 Monosakarida monosakarida ini memasuki darah oleh
difusi pasif.
ATP
5
Na+
lukosa alaktosa
Cairan atau ruktosa
ATP =
interstisum
6
=
apilar
darah
=
=
(b) bsorpsi karbohidrat
ambar encernaan dan penyerapan karbohidrat.
epsin
Di lumen
saluran cerna 1
Enzim proteolitik
pankreas
Peptidase intrasel
5
Di sitosol
sek epitel
Asam amino
Kapiler
darah = Simport = Antiport
Lumen
Difusi
Lumen Garam empedu 3 misel
Misel misel
Microvillus
Asam lemak,
monogliserida
4
Gambar 16-25 Pencernaan dan penyerapan lemak. Karena tidak larut-air, Iemak harus menjalani serangkaian transformasi agar dapat dicerna dan diabsorpsi.
ABSORPSI BESI
4
Pembawa Transporter 5 Besi daiam makanan yang diserap yang tidak segera digunakan
heme 2 metal disimpan di sel epitel sebagai feritin, yang tidak dapat dipindahkan ke
protein 1 divalen 1 dalam darah.
Besi yang 6 Besi yang tidak digunakan ni keluar di tinja sewaktu sel-sel
diserap epitel yang mengandung feritin tersebut terlepas.
kedalam sel 7 Besi dalam makanan yang tidak diserap juga akan keluar melalui
Feritin––
tinja.
5 kumpulan besi
yangf tidak
diserap ke dalam
Feroportin darah
3
Sel epitel vilus
ABSORPSI KALSIUM
" → "
"
→ "
⎧ Dicerna ⎧ Makanan yang dikonsumsi 1250 g* Diare menyebabkan hilangnya cairan dan elektrolit.
⎪ ⎨⎩ Minuman Air 1250 mL
⎪
⎪ ⎧ Liur 1500 mL
Sumber ⎨ Disekresi ⎪ Grtah lambung 2000 mL
⎪ dari ⎨ Getah pankreas 1500 mL
⎪ plasma
⎪ ⎪ empedu 500 mL
⎩ ⎩ getah usus 1500 mL
9500 mL
Haustra
Taenia
kolon
Kolon
desenden
Kolon
asenden
Katup
ileosekum
Apendiks Kolon
Sekum
Rektum sigmoid
Kanalis anus
ambar Anatomi usus besar.
r a ma ama a 16
1. Bandingkan kontraksi haustra usus besar dengan kontraksi
segmentasi usus kecil.
2. Sebutkan peran sekresi NaHCO3 oleh mukosa usus besar.
Bandingkan fungsi sekresi ini dengan sekresi NaHCO3
pankreas.
AS
SEKRETIN
Pertanyaan Esai
16 Kartu Belajar
16.1| Aspek-Aspek Umum Pencernaan (h. 612–619) ■ Sekresi dan drgesti: Enzim liur, amilase, memulai mencerna
polisakarida menjadi disakarida maltose, suatu proses yang
■ Empat proses dasar pencernaan adalah motilitas, sekresi, berlanjut dilambung setelah ditelan. ekresi liur dikontrol oleh pusat
digesti, dan absorpsi. liur di medula, diperantarai oleh persarafan autonom ke kelenjar
liur. (Lihat Gambar - dan -4. )
■ Tiga kelas nutrien kaya-energi dicerna menjadi unit-unit yang
dapat diserap: (1) Karbohidrat makanan dalam bentuk polisakarida ■ Absorpsi: Tidak terjadi penyerapan nutrien di mulut.
tepung dan glikogen dicerna menjadi unit-unit monosakarida yang
dapat diserap, terutama glukosa. (2) Protein makanan dicerna
menjadi asam amino dan beberapa polipeptida kecil. (3) Lemak 16.3| Faring dan Esofagus (h. 622–624)
makanan (trigliserida) dicerna menjadi monogliserida dan asam
lemak bebas. (Lihat Gambar - )
■ Motilitas: Lidah mendorong bolus makanan ke bagian belakang
tenggorokan, yang memicu refleks menelan. Pusat menelan di
medula mengoordinasikan sekelompok aktivitas kompleks yang
■ Sistem pencernaan terdiri dari saluran cerna dan organ menyebabkan penutupan saluran napas dan terdorongnya
pencernaan tambahan (kelenjar liur, pankreas eksokrin, dan sistem makanan melalui faring dan esofagus ke dalam lambung. (Lihat
empedu), (Lihat Gambar 16-1). Gambar 16-5.)
■ Sekresi, digestl, dan absorpsi: Sekresi esofagus, mukus, bersifat
■ Lumen saluran cerna (suatu tabung dari mulut hingga anus)
protektif. Tidak terjadi pencernaan dan penyerapan nutrien di sini.
berhubungan dengan lingkungan eksternal sehingga isinya secara
teknis berada di luar tubuh; susunan ini memungkinkan makanan
dicerna tanpa menyebabkan pencernaan-diri selama proses 16.4| Lambung (h. 624–637)
berlangsung.
■ Dinding saluran cerna memiliki empat lapisan. Dari bagian ■ Motilitas: Motilitas lambung mencakup pengisian, penyimpanan,
paling dalam keluar adalah mukosa, submukosa, muskularis pencampuran, dan pengosongan. Pengisian lambung dipermudah
eksterna, dan serosa. (Lihat Gambar 16-2.) oleh relaksasi reseptif lambung yang diperantarai oleh saraf vagus.
Penyimpanan lambung berlangsung di korpus lambung, tempat
■ Aktivitas pencernaan diatur secara cermat oleh mekanisme kontraksi peristaltik dinding otat yang tipis terlalu lemah untuk
autonom, saraf (intrinsik dan ekstrinsik), dan hormon untuk mencampur isi lambung. Pencampuran lambung di antrum yang
memastikan bahwa makanan yang tertelan tersedia secara berdinding tebal terjadi karena kontraksi peristaltik yang kuat dan
maksimal untuk tubuh. ( ihat ambar .) retropulsi. (Lihat Gambar - dan - .)
■ Pengosongan lambung dipengaruhi oleh faktor-faktor di lambung
( )
■ Lambung juga mengeluarkan hormon gastrin, yang berperan
dominan dalam merangsang sekresi lambung, serta parakrin
histamin dan somatostatin, yang masing-masing merangsang dan
) menghambat sekresi lambung. (Lihat Tabel 16-3.)
■ Sekresi lambung meningkat sebefum dan selama makan oleh
= = = respons-respons saraf vagus eksitatorik dan saraf intrinsik
bersama dengan efek stimulatorik gastrin dan histamin. Setelah
16.2 | Mulut h.(619–622) makanan keluar dari lambung, sekresi lambung berkurang karena
hilangnya faktor-faktor stimulatorik, pelepasan somatostatin yang
■ Motilitas: Makanan masuk ke sistem pencernaan melalui bersifat menghambat, dan efek inhibitorik reflek enterogastik dan
mulut, tempat makanan dikunyah dan dicampur dengan liur. enterogastron. (Lihat Tabel 16-4 dan 16-5.)
■ Digesti dan absorpsi: Pencemaan karbohidrat berlanjut di di lumen usus halus oleh enzim pankreas dan dituntaskan oleh
korpus lambung di bawah pengaruh amilase liur. Pencernaan enzim brush border usus halus (masing-masing adalah
protein dimulai oleh pepsin di antrum lambung, tempat kontraksi disakaridase dan aminopeptidase). Lemak dicerna seluruhnya
peristaltik yang kuat mencampur makanan dengan sekresi di lumen usus halus, oleh lipase pankreas (Lihat Tabel 16-6.)
lambung, mengubahnya menjadi campuran cairan kental yang
■ Absorpsi: bapisan dalam usus halus beradaptasi baik untuk
dikenal sebagai kimus. (Lihat Tabel 16-6, h. 648.) Tidak ada
nutrien yang diserap di lambung. melaksanakan fungsi pencernaan dan penyerapannya. Lipatan-
lipatannya mengandung banyak tonjolan berbentuk jari, vilus,
yang juga memiliki tonjolan yang lebih halus, mikrovilus.
Bersama-sama, modifikasi-modifikasi permukaan ini sangat
16.5 | Sekresi Pankreas dan Empedu (h. 637-645) meningkatkan luas permukaan yang tersedia untuk
menempatkan enzim-enzim yang terikat ke membran dan untuk
melakukan penyerapan. (Lihat Gambar 16-20 hingga 16- 22 dan
■ Sekresi pankreas eksokrin dan empedu dari hati mengalir ke
pembuka bab). Lapisan dalam ini diganti setiap sekitar tiga hari
lumen duodenum.
untuk memastikan kesehatan optimal sel-sel epitel yang
■ Sekresi pankreas mencakup (1) enzim pencernaan poten dari menghadapi lingkungan lumen yang "keras".
sel asinus, yang mencerna ketiga kategori makanan; dan (2)
larutan NaHCO3 cair dari sel duktus, yang menetralkan kimus ■ Proses penyerapan Na+ yang dependen-energi
asam yang masuk ke duodenum dari fambung. Sekretin menghasilkan tenaga pendorong bagi penyerapan Cl-, air,
merangsang sel duktus pankreas, dan CC merangsang sel glukosa, dan asam amino. Semua produk yang diserap ini
asinus. (Lihat Gambar - dan - 2.) masuk ke darah. (Lihat Gambar - 23b dan -24b. )
■ Karena tidak larut dalam air, produk-produk pencernaan
■ Enzim pencernaan pankreas mencakup (1) enzim proteolitik lemak harus menjalani serangkaian transformasi agar dapat
tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase, yang diserap secara pasif untuk akhirnya masuk ke pembuluh
disekresikan dalam bentuk inaktif dan diaktifkan di lumen limfe. (Lihat Gambar - 2 . )
duodenum ketika terpajan ke enterakinase dan tripsin aktif; (2) ■
Usus halus menyerap hampir semua yang ada di dalam
amilase pankreas, yang melanjutkan pencernaan karbohidrat; lumennya, dari makanan yang ditelan hingga sekresi
dan (3) lipase, yang melaksanakan pencernaan lemak. (Lihat pencernaan hingga sel epitel yang terlepas. Berbeda dari
Tabel 16-6.) penyerapan nutrien, air, dan sebagian besar elektrotit yang
■ Hati, organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh, nyaris sempurna dan tidak dikontroi, penyerapan besi dan
melakukan beragam fungsi. Kontribusinya dalam pencernaan kalsium bervariasi dan berada di bawah kontrol. (Lihat Gambar
adalah sekresi empedu yang mengandung garam empedu. -2 .) anya sejumlah kecil cairan dan residu makanan yang
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek tidak tercerna yang disalurkan ke usus besar.(Lihat ab - .)
deterjen (membentuk emulsi lemak) dan mempermudah
penyerapan lemak dengan membentuk misel larut-air yang
16.7 | Usus Besar (h. 658–661)
mengangkut produk tak-larut air pada pencernaan lemak ke
tempat penyerapannya. (Lihat Gambar 16- 14 hingga 16-17 dan ■ Motilitas; Kolon (lihat Gambar 16-27) mengonsentrasikan
16-25. ) dan rnenyimpan residu makanan yang tidak tercerna (serta,
yaitu selulosa tanaman) dan bilirubin hingga keduanya dapat
■ Di antara waktu makan, empedu disimpan dan dipekatkan di
dieliminasi dalam tinja. Kontraksi haustra secara perlahan
kandung empedu, yang dirangsang oleh kolesistokinin untuk
mengaduk isi kolon maju-mundur untuk mencampur dan
berkantraksi dan mengalirkan empedunya ke dalam duodenum
mempermudah penyerapan sebagian besar cairan dan elektrolit
sewaktu pencernaan makanan. Setelah ikut serta dalam
yang tersisa. Pergerakan massa beberapa kali sehari, biasanya
pencernaan dan penyerapan lemak, garam-garam empedu
setelah makan, mendorong feses dalam jarak jauh. Pergerakan
direabsorpsi dan dikembalikan melalui sistem porta hati ke hati,
feses ke rektum memicu reffeks defekasi.
tempat mereka diresekresikan dan bekerja sebagai kaleretik
kuat yang merangsang sekresi lebih banyak empedu. (Lihat
Gambar - 3 dan - .) ■ Sekresi, digesti, dan absorpsi: Sekresi mukus basa usus
halus bersifat protektif. Tidak terjadi sekresi enzim pencernaan
■ Empedu juga mengandung bilirubin, suatu turunan atau penyerapan nutrien di kolon. Penyerapan sebagian garam
penguraian hemoglobin, yaitu produk ekskretorik utama di dan air yang tertinggal mengubah isi kolon menjadi feses.
tinja
17
Venture Media Group/Jupiterimages
Keseimbangan
Energi dan Regulasi suhu
Simpanan Energi
Gambar 1 -1 a a a ara r
668 BAB 17
❚ TABEL Laju Pemakaian Energi
17-1
Pada Orang 70 kg Selama Berbagai
Aktivitas Berbeda
Pengeluaran
Energi
KONDISI UNTUK MENGUKUR LAJU METABOLIK BASAL Aktivitas (kkal/jam)
Tidur 65
Mengetik 140
Berenang 500
! → ! !
=
" =
=
670 BA 1
jck _i t gqcp_j
! !
Glukosa dan
nutrien lain Insulin Leptin
dalam darah
CCK Peregangan
lambung
Neuron Neuron Neuron ordo
LHA* PVN* kedua di
hipotalamus
Aferen nervus
vagus
Corticotropin-
NTS Oreksins* releasing
(pusat hormone*
kenyang
dibatang otak
Jalur penambah Jalur penekan nafsu
nafsu makan makan
672 BAB 17
❚ TABEL 17-2 Berbagi Adipokin Utama
Adipokin Fungsi
❚ A ek ek sinyal e ulatorik
ak ikehendaki pada a su makan
Efek sinyal
Sinyal pada Nafsu
Regulatorik Sumber Sinyal Makan
PUSAT KENYANG
Neuropeptida Y Nukleus arkuatus ↑
hipotalamus
Melanokortin Nukleus arkuatus ↓
hipotalamus
Leptin Jaringan adiposa ↓
Insulin Pankreas endokrin ↓
Orekins Hipotalamus lateral ↑
Nukleus arkuatus ↓
hipotalamus
674 BAB 17
■
■ ■
Periksa Pemahaman Anda 17.1 3. Buatlah bagan yang menunjukkan sinyal-sinyal regulatorik
involunter pada nafsu makan dan tunjukkan sumber dan efek
1. Definisikan kerja ekstemal, kerja internal, laju metabolik, sinyal masing-masing sinyal tersebut (yaitu, apakah meningkatkan
nafsu makan, sinyal rasa kenyang, sinyal adipositas, adipokin, atau menurunkan nafsu makan).
lemak viseral, dan lemak subkutan.
2. Jelaskan bagaimana laju metabolik basal dapat ditentukan
secara tidak langsung.
676 BAB 17
17.2 Regulasi Suhu
Suhu inti
Kandungan Pengeluaran
Asupan panas panas
panas tubuh total
Lingkungan eksternal
Pertukaran panas terjadi melalui radiasi, konduksi,
konveksi, dan evaporasi.
❯ Gambar 17-3 Asupan dan pengeluaran panas
Cairan diubah
menjadi uap air
Arsu konveksi
(c) Konveksi —pemindahan energi panas (d) Evaporasi— perubahan suatu cairan
melalui arus udara. Udara dingin yang misalnya keringat menjadi uap air, suatu
dihangatkan oleh tubuh melalui konduksi naik proses yang memerlukan panas(panas
dan diganti oleh udara yang lebih dingin. penguapan), yang diserap kulit.
Proses ini ditingkatkan oleh perpindahan paksa
udara melewati permukaan tubuh.
Gambar 17-4 Mekanisme pemindahan panas. Arah tanda panah menunjukkan arah perpindahan panas.
Gambar 17-4 Mekanisme pemindahan panas. Arah tanda panah menunjukkan arah perpindahan panas.
RADIASI
EVAPORASI
KONDUKSI
KONVEKSI
Termoseptor Termoseptor
perifer di kulit sentral
dihipotalamus
organ abdomen
dan di tempat lain
Pusat hipotalamus
untuk termoregulasi
(termostat tubuh)
680 BAB 17
Besar pengeluaran panas dapat disesuaikan dengan
mengubah-ubah aliran darah ke kulit.
Peningkatan tonus otot Menggigil Vasokonstriksi kulit Penurunan tonus otot Vasodilatasi kulit
Peningkatan gerakan volunter* Perubahan postur untuk mengurangi luas Penurunan gerakan volunter Berkeringat
*Adaptasi perilaku
ZONA TERMONETRAL
682 Bab 1
❚ Konsep,Tantangan dan
Kontroversi Panas dan Dingin Ekstrem
Dapat Mematikan
Makrofag
Melepaskan
Pirogen endogen
Produksi panas;
L. J. Le Beau/Biological Photo Service
Pengeluaran panas
2
Suhu inti
Beberapa derajat
di atas titik 1
patokan Hipertemia
Titik patokan
suhu saat
istrahat
Olahraga
684 BAB 17
masing dari segi keseimbangan energi total tubuh dan keseimbangan
energi panasnya. ika masukan energi total melebihi pengeluaran
energi total, kelebihan energi tersebut disimpan di tubuh dan berat
akan meningkat. emikian juga, jika pemasukan energi panas
melebihi pemasuka, berat tubuh berkurang atau suhu tubuh menurun.
ipotalamus adalah pusat integrasi utama untuk mempertahankan
keseimbangan energi total (dan karenanya berat tubuh yang konstan)
dan keseimbangan energi panas (dan karenanya suhu tubuh yang
konstan).
uhu tubuh, yaitu salah satu faktor lingkungan internal yang
diatur secara homeostasis, harus dipertahankan dalam batas batas
yang sempit karena struktur dan reakti itas bahan bahan kimia
pembentuk tubuh peka terhadap suhu. Penyimpangan suhu tubuh di
Periksa Pemahaman Anda 17.2 luar batas batas tersebut menyebabkan denaturasi protein dan
kematian jika suhu meningkat terlalu tinggi atau perlambat metabolik
1. Jelaskan mekanisme-mekanisme perpindan panas dan kematian jika suhu turun terlalu rendah.
2. Buatlah bagan yang membandingkan respons yang diinisiasi erat tubuh, sebaliknya, sangat ber ariasi diantara indi idu.
oleh hipotalamus posterior dan hipotalamus anterior untuk anya ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluaran energi total
mempertahankan suhu inti tubuh ketika suhu lingkungan yang ekstrem yang tidak memungkinkan kehidupan. ebagai contoh,
menjadi dingin atau panas. ketika mengahadapi infusiensi pemasukan energi melalu makanan
saat kelaparan berkepanjangan, tubuh menguraikan protein otot untuk
memenuhi kebutuhan pengeluaran energinya jika jaringan lemak telah
habis. erat tubuh merosot karena mekanisme kanibalistik diri ini
hingga akhirnya terjadi kematian akibat, antara lain, mengecilnya otot
jantung. i ektrem yang lain, ketika energi makanan yang dikonsumsi
Homeostasis: Bab dalam jauh melebihi energi yang dikeluarkan, kelebihan energi tersebut
disimpan sebagai jaringan adiposa dan berat tubuh bertambah.
Perspektif besitas hebat yang terjadi juga dapat menyebabkan gagal jantung.
antung tidak saja harus bekerja lebih keras memompa darah ke
arena energi tidak dapat diciptakan atau dihilangkan, jaringan lemak yang berlebihan, tetapi obesitas juga mempermudah
agar berat dan suhu tubuh tetap konstan maka pengidapnya mengalami aterosklersis dan serangan jantung (lihat
pemasukan harus sama sengan pengeluaran masing h. ).
SOAL LATIHAN
!
!
! " ! #
"
Pertanyaan Esai
UNTUK DIRENUNGKAN
686 BAB 17
PERTIMBANGAN KLINIS
Glukosa dan
Makanan nutrien lain Insulin Leptin
dalam darah
adalah komponen-komponennya yang penting. Sinyal makan atau NPY = neuropeptida Y atau Jumlah makanan
NTS = nukleus traktus solitarius yang tersedia
nafsu makan menimbulkan sensasi lapar dan mendorong perilaku POMC = pro-opiomelanokortin
makan, sementara sinyal kenyang menyebabkan sensasi penuh dan PYY =
PVN =
peptida YY
nukleus paraventrikel
atau Norma sosial,
kebiasaan
menekan nafsu makan. Sinyal yang penting dalam penyesuain jangka-
panjang asupan makanan dengan pengeluaran
energi untuk mengendalikan berat badan
■ Nukleus arkuatus hipotalamus berperan kunci dalam homeostasis Sinyal yang penting dalam kontrol jangka-
energi berkat adanya dua kelompok neuron pengatur nafsu makan di pendek waktu dan jumlah makan
Faktor psikososial dan lingkungan yang
dalamnya: neuron yang mengeluarkan neuropeptida Y (NPY) yang memengaruhi asupan makan
meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan; dan neuron yang *Bahan kimia lain juga dibebaskan dari daerah ini dengan
fungsi serupa
(1) Ghrelin, suatu inisiator waktu makan, dikeluarkan oleh lambung (1) Vasokonstriksi kulit mengurangi aliran darah hangat melalui kulit
sebelum makan dan memberi sinyal lapar. Sekresinya turun ketika sehingga suhu kulit turun. Lapisan kulit dingin antara inti yang hangat
makanan dikonsumsi. Ghrelin merangsang nafsu makan dan
mendorong perilaku makan dengan merangsang neuron penghasil dan lingkungan meningkatkan sawar insulasi antara inti yang hangat dan
NPY. (2) PYY3.36, suatu penghenti waktu makan, dikeluarkan oleh udara luar. (2) Vasodilatasi kufit membawa iebih banyak darah hangat
usus halus dan besar sewaktu makan dan memberi sinyal kenyang. ke kulit sehingga suhu kulit mendekati suhu inti sehingga menurunkan
Sekresinya paling rendah sebelum makan. PYY3.36 menghambat kemampuan insulasi kulit. (Lihat Gambar 17-5).
neuron penghasil NPY. (Lihat Gambar 17-2.)
■ Pada pajanan ke turun karena lingkungan yang dingin, suhu inti mulai
■ Nukleus traktus solitarius (NTS) di otak berfungsi sebagai pusat pengeluaran panas meningkat akibat gradien suhu kulit terhadap udara
kenyang dan dalam kapasitas ini berperan kunci dalam kontrol lebih besar daripada normal. Hipotalamus posterior berespons untuk
jangka-pendek makan. NTS menerima masukan dari daerah- mengurangi kehilangan panas dengan memicu vasokonstriksi kulit
daerah hipotalamus yang lebih tinggi yang berperan dalam kontrol sekaligus meningkatkan produksi panas melalui menggigil. (Lihat Tabel
keseimbangan energi dan asupan makanan serta masukan dari 17-4.)
saluran cerna. Sinyal kenyang yang bekerja melalui NTS untuk
■ Sebaliknya, sebagai respons terhadap peningkatan suhu inti (akibat
menghambat asupan makanan lebih lanjut mencakup peregangan
produksi panas internal yang berlebihan saat olahraga atau akibat
lambung dan peningkatan kolesistokinin, suatu hormon yang
penambahan panas berlebihan dari pajanan ke lingkungan yang panas),
dikeluarkan oleh duodenum sebagai respons terhadap adanya
hipotalamus anterior memicu mekanisme-mekanisme pengeluaran
nutrien di lumen saluran cerna. (Lihat Gambar 17-2.)
panas, misalnya vasodilatasi kulit dan berkeringat, sekaligus mengurangi
■ Faktor psikososial dan lingkungan juga dapat memengaruhi produksi panas, misalnya dengan menurunkan tonus otot. (Lihat Tabel
asupan makanan di atas dan melebihi sinyal internal yang 17-4)
mengatur perilaku makan. ■ Pada respons dingin dan panas, perilaku volunter juga membantu
mempertahankan homeostasis termal.
17.2 |Regulasi Suhu (pp. 677–685) ■ Demam terjadi jika makrofag mengeluarkan pirogen endogen sebagai
■ Tubuh dapat dipandang sebagai inti penghasil panas (organ respons terhadap infeksi yang kemudian meningkatkan titik patokan
internal, SSP, dan otot rangka) yang dikelilingi oleh selubung hipotalamus. Terjadi peningkatan suhu inti karena hipotalamus memicu
mekanisme respons dingin untuk menaikkan suhu inti ke titik patokan
dengan kapasitas insulasi bervariasi (kulit). yang baru. (Lihat Gambar 1 7-6).
■ Kulit mempertukarkan energi panas dengan lingkungan eksternal,
18
Prinsip-Prinsip
Endokrinologi; Kelenjar
Endokrin Sentral
Pokok-Pokok Homeostasis
SEKILAS ISI Sistem endokrin mengatur aktivitas yang lebih memerlukan durasi daripada kecepat
18.1 Prinsip-Prinsip Umum -an. Kelenjar endokrin melepaskan hormon, yaitu caraka kimia melalui darah yang
Endokrinologi
bekerja pada sel target yang terletak pada jarak yang jauh dari kelenjar endokrin.
18.2 Hipotalamus dan Hipofisis
18.3 Kontrol Endokrin Sebagian besar aktivitas sel sasaran yang berada di bawah kontrol hormonal diarah-
Pertumbuhan
18.4 Kelenjar Pineal dan Irama kan untuk mempertahankan homeostasis. Kelenjar endokrin sentral, yang terletak di dalam
Sirkadian atau di dekat dengan otak, mencakup hipotalamus, kelenjar hipofisis, dan kelenjar pineal.
Hipotalamus dan kelenjar hipofisis posterior bekerja sebagai unit untuk melepaskan hormon
yang penting dalam mempertahankan keseimbangan air, dalam persalinan, dan dalam proses
laktasi. Hipotalamus juga menyekresi hormon regulatorik yang mengontror keluaran hormon
dari kelenjar hipofisis anterior, yang menyekresi enam hormon yang nantinya sangat
memegang kendali keluaran hormon dari beberapa kelenjar endokrin perifer. Salah satu
hormon hipofisis anterior, hormon pertumbuhan, memacu pertumbuhan dan memengaruhi ho-
meostasis nutrien. Kelenjar pineal menyekresi hormon yang penting dalam mempertahankan
irama biologis tubuh.
18.1 Prinsip-Prinsip Umum
Endokrinologi
Hipotalamus
Hipofisis
Tiroid
Paratiroid
Tampak
posterior
Timus
Jantung
Hati
Lambung
Kelenjar adrenal
Pankreas
Duodenum
Ginjal
Jaringan lemak
Kulit
KUNCI
Hanya memiliki
fungsi endokrin
Testis pada
Fungsi campuran laki-laki
■
HORMON TROPIK
■
692 BAB 18
Konsentrasi plasma efektif dari suatu hormon
normalnya diatur oleh perubahan pada laju
sekresinya.
Waktu
KUNCI
N = siang hari
M = tengah malam Terang Gelap
HIPOSEKRESI
IRAMA DIURNAL (SIRKADIAN)
HIPERSEKRESI
694 BAB 18
REGULASI TURUN (PENURUNAN)
Tulang
Hipotalamus
(a) Hubungan kelenjar hipofisis dengan (b) Pembesaran kelenjar hipofisis dan
hipotalamus serta bagian otak lainnya. hubungannya dengan hipotalamus.
696 BAB 18
Nukleus
Hipotalamus dan hipofisis posterior bekerja supraoptikus
sebagai satu kesatuan untuk mengeluarkan Badan sel neuron
vasopresin dan oksitosin. neurosekretorik di
hipotalamus
(menghasilkan 1
vasopresin dan
oksitosin)
Hipotalamus
Nukleus
paraventrikel
2 Akson
Ujung neuron di
Tangkai hipotalamus hipofisis posterior
hipofisis posterior (melepaskan vasopresin
dan oksitosin ke dalam
Kapiler darah sistemik )
Vasopresin Oksitosin
Meningkatkan
permeabilitas Merangsang
Merangsang
tubulus distal Menyebabkan ejeksi susu
kontraksi
dan koligentes vasokonstriksi selama
VASOPRESIN uterus
terhadap H2O menyusui
Hipotalamus Hormon pelepas dari Hipofisis anterior Mengontrol pengeluaran hormon-hormon hipofisis anterior
penghambat (TRH, CRH,
GnRH, GHRH,
somatostatin, PRH,
dopamin)
Hormon pertumbuhan (GH) Tulang dan jaringan lunak Esensial, tetapi tidak satu-satunya yang berperan pada
pertumbuhan; melalui IGF-1, secara tidak langsung
merangsang anabolisme protein dan pertumbuhan
tulang dan jaringan lunak; efek metabolik langsung
mencakup mobilisasi lemak dan penghematan glukosa
Hati Merangsang sekresi IGF-1
Follicie-stimulating hormone Wanita: folikel ovarium Mendorong pertumbuhan dan perkembangan
(FSH) folikel; merangsang sekresi estrogen.
Pria: tubulus seminiferosa Merangsang produksi sperma
di testis
Luteinizing hormone (LH) Wanita: folikel ovarium Merangsang ovulasi, perkembangan korpus
dan korpus luteum luteum, serta sekresi estrogen dan progesteron
Merangsang sekresi testosteron
Pria: sel interstisium
Leydig di testis
Prolaktin (PRL) Wanita: kelenjar mamaria Mendorong perkembangan payudara;
merangsang sekresi susu
Pria Tidak jelas
Kelenjar pineal Melatonin Otak, hipofisis anterior, Menyesuaikan irama biologis tubuh dengan petunjuk
organ reproduksi, sistem eksternal; menghambat gonadotropin; penurunannya
imun,dan kemungkinan mungkin memicu pubertas; bekerja sebagai antioksidan;
lainnya meningkatkan imunitas
Sel folikel kelenjar Tetraiodotironin (T4 atau Sebagian besar sel Meningkatkan laju metabolik; esensial bagi pertumbuhan
tiroid tiroksin); tri-iodotironin (T3) normal dan perkembangan saraf
Androgen Wanita: otak dan tulang Berperan dalam lonjakan pertumbuhan masa pubertas
(dehidroepiandrosteron) dan dorongan seks pada wanita
Medula adrenal Epinefrin dan norepinefrin Tempat reseptor Memperkuat sistem saraf simpatis; berperan
simpatis di seluruh dafam adaptasi stres dan regulasi tekanan darah
tubuh
berlanjut
Kelenjar endokrin Hormon Sel Sasaran Fungsi Utama Hormon
Pankreas endokrin Insulin (sel !) Sebagian besar sel Mendorong penyerapan, pemakaian,
(pulau Langerhans) dan penyimpanan nutrien oleh sel
Glukagon (sel ") Sebagian besar sel Penting untuk mempertahankan kadar nutrien
dalam darah selama masa pasca-absorpsi
Somatostatin (D sel) Sistem pencernaan Menghambat pencernaan dan penyerapan nutrien
Kelenjar paratiroid Hormon paratiroid Tulang, ginjal, usus Meningkatkan konsentrasi Ca2+ plasma;
(PTH) menurunkan konsentrasi PO43- plasma;
merangsang aktivasi vitamin D
Gonad wanita: Estrogen (estradiol Organ seks wanita dan Mendorong perkembangan folikel; mengatur
Ovarium tubuh secara keseluruhan perkembangan karakteristik seks sekunder
wanita; merangsang pertumbuhan uterus
dan payudara
Tulang Mendorong penutupan lempeng epifisis
Progesteron Uterus Mempersiapkan untuk kehamilan
Gonad pria:Testis Testosteron Organ seks pria dan tubuh Merangsang produksi sperma; mengatur
secara keseluruhan perkembangan karakteristik seks sekunder
pria; menimbulkan dorongan seks
Tulang Meningkatkan lonjakan pertumbuhan masa
pubertas; mendorong penutupan lempeng epifisis
Testis dan ovarium inhibin Hipofisis anterior Menghambat sekresi FSH
Plasenta Estrogen (estriol) dan Organ seks wanita Membantu mempertahankan kehamilan;
progesteron mempersiapkan payudara untuk menyusui
Gonadotropin korionik Korpus luteum ovarium Mempertahankan korpus luteum kehamilan
manusia (hCG)
Ginjal Renin (dengan Zona glomerulosa korteks Merangsang sekresi aldosteron; angiotensin II
mengaktifkan angiotensin) adrenal (dipengaruhi oleh juga merupakan vasokonstriktor kuat dan
angiotensin, yang merangsang rasa haus
diaktifkan oleh renin)
Eritropoietin Sumsum tulang Merangsang produksi eritropoietin
Lambung Ghrelin Hipotalamus Sinyal rasa lapar; merangsang nafsu makan
⎩
Gastrin ⎪ Kelenjar eksokrin dan Mengontrol motilitas dan sekresi untuk
⎪ otot polos saluran mempermudah proses pencernaan dan
⎨ cerna; pankreas; hati; penyerapan
⎪ kandung empedu
⎪
Usus halus Sekretin dan ⎧
kolesistokinin (CCK)
Peptida insulinotropik Pankreas endokrin Merangsang sekresi insulin
dependen-glukosa (GIP)
K
ETIKA SESEORANG BEROLAHRAGA DI LINGKUNGAN dilakukan selama suatu gerak jalan 18 mil di bawah cuaca panas,
YANG PANAS, mempertahankan volume plasma menjadi hal curah urine rerata peserta turun menjadi 134 mL (curah urine normal
yang sangat penting bagi homeostasis. Olahraga dalam cuaca selama periode waktu yang sama harusnya dua kali lipat dari jumlah
panas menyebabkan pengeluaran cairan dalam jumlah besar melalui tersebut), sementara pengeluaran keringat rerata adalah 4 liter. Hidrasi
keringat. Secara bersamaan, dibutuhkan pengalihan darah ke kulit agar berlebihan sebelum olahraga tampaknya menurunkan intensitas res-
terjadi pendinginan dan peningkatan aliran darah untuk memberi makan pons ini, mengisyaratkan bahwa peningkatan vasopresin berkaitan
otot-otot yang aktif. Untuk mempertahankan curah jantung, aliran balik dengan osmolaritas plasma. Jika kehilangan cairan tidak diganti se-
vena juga harus memadai. Sistem neurosekretorik hipotalamus-hipofiss cara adekuat, osmolaritas plasma meningkat. Ketika mendeteksi kon-
posterior berespons terhadap berbagai kebutuhan cairan yang saling disi hipertonik ini, osmore-septor hipotalamus mendorong peningkatan
bertentangan ini dengan mengeluarkan vasopresin penghemat air se- sekresi vasopresin dari hipofisis posterior. Namun, sebagian peneliti
hingga menurunkan pengeluaran urine untuk menjaga volume plasma. percaya bahwa peningkatan pengeluaran vasopresin disebabkan oleh
Studi-studi umumnya memperlihatkan bahwa ofahraga dalam keada- faktor lain, rnisalnya perubahan tekanan darah atau aliran darah ginjal.
an panas merangsang pengeluaran vasopresin, yang menyebabkan Apapun mekanismenya, pelepasan vasopresin adalah suatu respons
penurunan pengeluaran cairan melalui unne. Dalam satu penelitan yang fisiologik penting terhadap olahraga dalam cuaca panas.
OKSITOSIN
700 BAB 18
Hipotalamus
Hipofisis anterior
Hipofisis posterior
Hormon pertumbuhan
atau
Hati Jaringan adiposa, LH FSH
otot, hati
IGF-I Gonad
(ovarium (testis
pada wanita) pada pria)
Tulang Jaringan
lunak Sekresi hormon seks Produksi gamet
(estrogen dan progesteron (ovum pada wanita,
Kerja progesteron pada wanita, sperma pada pria)
Pertumbuhan metabolik testosteron pada pria)
Gambar 18-5Fungsi hormon hipofisis anterior. Lima jenis sel endokrin yang berbeda menghasilkan enam hormon hipofisis anterior—TSH, ACTH, hormon
pertumbuhan, LH, dan FSH (dihasilkan oleh tipe sel yang sama), dan prolaktin—yang memiliki beragam efek di seluruh tubuh.
❚ TABEL 18-3 Berbagai Jalur Transduksi Sinyal yang Digunakan Oleh Berbagai Hormon Utama
AMP siklik/PKA Reseptor bergandeng protein G di Mengubah protein tujuan yang LH, FSH, TSH, ACTH, vasopresin,
membran permukaan sudah ada epinefrin, norepinefrin, glukagon, PTH,
CRH, GHRH, somatostatin, kalsitonin
IP3/Ca2! dan DAG/PKC Reseptor bergandeng protein G di Mengubah protein tujuan yang TRH, GnRH, oksitosin
membran permukaan sudah ada
Reseptor membran permukaan yang Mengubah protein tujuan yang Insulin, insulin-like growth factor
menimbulkan aktivitas tirosin kinase sudah ada (IGF-1 dan IGF-II)
JAK/STAT Reseptor membran permukaan yang Mengaktifkan transkripsi gen Hormon pertumbuhan, prolaktin
berikatan dengan dan mengaktifkan sehingga menyebabkan
enzim-enzim JAK, yang sinstesis protein tujuan
memfosforilasi STAT
Berbagai elemen Reseptor sitoplasma atau inti intrasel Mengaktifkan transkripsi gen Semua hormon lipofilik: hormon tiroid,
respons-hormon pada sehingga menyebabkan kortisol, aldosteron, testoteron,
sinstesis protein tujuan estrogen, progesteron, vitamin D
DNA
702 BAB 18
PERAN HORMON PELEPAS DAN PENGHAMBAT HIPOTALA-
MUS
atau atau
Neuron neurosekretorik
Hipotalamus
hipotalamus
(menyekresikan)
Hormon 1
atau
Hipofisis anterior Hipofisis anterior
Umpan-
balik negatif
(menyekresikan)
KONTROL HORMON PELEPAS DAN PENG-
Hormon HAMBAT HIPOTALAMUS
Hormon 2 adrenokortikotropik
(ACTH, kortikotropin)
(menyekresikan)
Hormon 3 Kortisol
atau
Sel sasaran Sebagian besar sel
Gambar 18-6 Rantai hierarki komando dan umpan-balik negatif dalam kontrol endokrin. Jalur
umum yang terlibat dalam rantai hierarki komando di aksis hipotalamus-hipofisis anterior-kelenjar
endokrin sasaran di perifer dijabarkan di kiri. Jalur di kanan yang menyebabkan sekresi kortisol
merupakan contoh spesifik rantai komando endokrin ini. Hormon yang akhirnya dikeluarkan oleh kelenjar
endokrin sasaran, misalnya kortisol, bekerja secara umpan-balik negatif untuk mengurangi sekresi
hormon-hormon regulatorik yang hierarkinya febih tinggi dalam rantai komando tersebut.
704 BAB 18
Neuron neurosekretorik di 1 Hormon hipofisiotropik (hormon pelepas dan
hipotalamus (menyekresikan hormon penghambat) yang diproduksi oleh neuron
hormon penghambat dan neuronsekretorik di hipotalamus masuk ke kapiler
pelepas ke dalam sistem porta) hipotalamus.
Hormon 1
Kapiler di 1 3 Sistem porta bercabang-cabang membentuk
pelepas dan kapiler hipofisis anterior.
hipotalamus Darah penghambat
arteri
4 Hormon hipofisiotropik, yang meninggalkan
sistemik masuk 2 darah menembus kapiler hipofisis anterior,
Sel endokrin hipofisi Sistem porta mengontrol pengeluaran hormon hipofisis anterior.
anterior (menyekresikan hipotalamus-
hormon hipofisis anterior 3
hipofisis 5 Hormon hipofisis anterior tertentu, setelah
ke dalam darah sistemik)
distimulasi oleh releasing hormone hipotalamus
Hipofisis 4 yang sesuai, disekresikan ke dalam kapiler-kapiler
Kapiler di 4 posterior ini.
hipofisis anterior 5 5
6 Kapiler-kapiler hipofisis anterior kembali menyatu
untuk membentuk sebuah vena, yang digunakan oleh
Darah vena Hipofisis
hormon-hormon hipofisis anterior untuk menyebar ke
sistemik anterior
6 seluruh tubuh melalui sirkulasi sistemik.
keluar
KUNCI
= Hormon hipofisiotropik = Hormon hipofisis anterior
Gambar 1 - b a a ar a ara a am a a r r
60 Lonjakan
pertumbuhan
pascanatal
40
20
0
Lahir 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Pertumbuhan bergantung pada hormon Usia (tahun)
pertumbuhan, tetapi dipengaruhi oleh faktor lain. Gambar 18-8 Kurva pertumbuhan normal
706 BAB 18
IGF-II
IGF-I
Tulang
rawan sendi
Tulang epifisis
Lempeng epifisis
KUNCI
Tulang diafisis
Tulang rawan
Rongga Tulang
sumsum
(a) Anatomi tulang panjang
Tulang epifisis
Tulang
epifisis 1 Kondrosit
mengalami
Kondrosit pembelahan sel
istirahat Menyebabkan
Lempeng epifisis
penebalan
2 Kondrosit lempeng epifisis
tua membesar
(b) Dua potongan lempeng epifisis yang sama pada waktu berbeda, menggambarkan pemanjangan tulang panjang.
Gambar 18-9 Anatomi dan pertumbuhan tulang panjang.
708 BAB 18
KONTROL GH PADA PERTUMBUHAN TULANG
*Hipotalamus * *
Hormon pertumbuhan
*Semua faktor-faktor ini meningkatkan sekresi hormon pertumbuhan, tetapi belum jelas apakah faktor-faktor
tersebut rnelakukannya dengan merangsang GHRH atau menghambat somatostatin (GHIH), atau keduanya.
Gambar 18-10 Kontrol sekresi hormon pertumbuhan.
710 BAB 18
DEFISIENSI GH
© Mirrorpix
Gambar 18-11 Contoh efek kelainan sekresi hormon pertumbuhan pada per-
tumbuhan. Pria di kanan memperlihatkan dwarfisme hipofisis akibat kurangnya produksi
hormon pertumbuhan pada masa anak. Pria di tengah foto mengidap gigantisme akibat
sekresi berlebihan hormon pertumbuhan pada masa anak. Pria di kiri memiliki tinggi
rerata.
KELEBIHAN GH
T
IDAK SEPERTI HORMON UMUMNYA, struktur dan aktivitas hor -lihatkan baik peningkatan kekuatan otot maupun kemampuan
-mon pertumbuhan berbeda-beda di antara spesial, Akibatnya, olahraga. Jika suplemen GH berdosis besar diberikan dalam jangka
hormon pertumbuhan (GH) dari sumber hewan tidak efektif untuk panjang, efek sampingnya juga merugikan, termasuk peningkatan
mengobati defisiensi GH pada manusia. Dahulu, satu-satunya sumber kemungkinan diabetes, batu ginjal, tekanan darah tinggi, nyeri kepala,
GH manusia adalah kelenjar hipofisis dari kadaver manusia. Jumlah ini nyeri sendi, dan sindrom terowongan karpal (penebalan dan penyem-
tidak pernah memadai, dan akhirnya produk ini dikeluarkan dari pasar pitan saluran di pergelangan tangan tempat lewatnya saraf yang men
oleh Food and Drug Administration (FDA) karena kekhawatiran adanya uju ke otot-otot tangan; karpal artinya "pergelangan tangan"). Selain
kontaminasi virus. Namun, akhir-akhir ini tersedia teknik rekayasa itu, GH sintetik mahal (15.000 US$ hingga 20.000 US$ per tahun)
genetik yang menyebabkan pasokan GH menjadi tidak terbatas. Gen serta harus disuntikkan secara teratur. Sebagian ilmuwan juga
yang mengarahkan sintesis GH pada manusia dapat dimasukkan ke khawatir bahwa pemberian terus-menerus GH sintetik dapat mening-
dalam bakteri, mengubah bakteri tersebut menjadi "pabrik" yang mem- katkan risiko kanker dengan mendorong proliferasi sel yang tak-
produksi GH manusia. terkendali. Karena itu, banyak peneliti tidak lagi memandang GH
Meskipun sekarang tersedia GH dalam jumlah memadai melalui sintetik sebagai calon "fountoin of youth": Mereka malah berharap
rekayasa genetik, masalah baru bagi dunia kedokteran adalah menen- untuk memakainya secara lebih terbatas untuk memperkuat otot dan
tukan kondisi-kondisi apa yang layakditerapi dengan sintesis GH. tulang pada banyak orang berusia lanjut yang mengalami defisiensi
Hingga saat ini FDA telah menyetujui terapi hanya untuk pemakaian GH, untuk mengurangi insiden patah tulang akibat jatuh yang sering
berikut: (1) untuk anak dengan defisiensi GH, (2) untuk orang dewasa menyebabkan hendaya. The National institute of Aging saat ini
dengan tumor hipofisis atau penyakit lain yang menyebabkan defisiensi mensponsori serangkaian penelitian skala nasional tentang terapi GH
berat GH, dan (3) untuk pasien AIDS yang menderita fisut otot berat. pada orang lanjut usia untuk membantu memilah berbagai kemung-
Meskipun belum disetujui oleh FDA untuk pemakaian ini, terapi GH kinan manfaat legal suplemen hormon ini. Dengan tidak mau bersabar,
juga digunakan secara luas untuk mempercepat penyembuhan kulit diperkirakan 30.000 orang berusia lanjut kini mengonsumsi GH.
pada pasien Iuka bakar luas. Pada tahun 2003, di tengah-tengah Dilema etisnya adalah apakah obat ini dapat digunakan oleh orang
perdebatan hebat, FDA menyetujui injeksi GH pada kelompok lain, yang kadar GH-nya normal, tetapi menginginkan efek GH yang
yaitu 1,2% anak terpendek yang abnormal pendek oleh sebab yang mendorong pertumbuhan untuk alasan kosmetik atau atletik, misalnya
tidak jelas. Terapi ini melibatkan injeksi GH setiap minggu selama remaja yang tumbuh normal yang ingin memiliki tubuh lebih tinggi.
beberapa tahun di bawah pengawasan ahri endokrinologi pediatri Obat ini sudah digunakan secara ilegal oleh sebagian atlet dan bina-
untuk mencapai penambahan tinggi rata-rata sebesar 1-3 inci. Anak ragawan. Selain itu, studi terkini menemukan bahwa hanya terdapat 4
yang mengalami defisiensi GH mendapat penambahan tinggi yang dari 10 anak yang mendapat terapi GH secara sah di bawah peng-
lebih dramatik, yaitu sekitar 6-8 inci ketika diterapi dengan GH. awasan medis yang benar-benar mengalami defisiensi GH atau yang
Kelompok lain yang mungkin memperoleh manfaat dari terapi sulih berada di bawah 1,2% tinggi. Anak yang lain menerima pengobatan
GH adalah orang berusia lanjut. Sekresi GH biasanya memuncak pada karena orang tua, dokter, dan anak terpengaruh oleh faktor budaya
usia 20-an, kemudian pada banyak orang sekresi tersebut mulai yang lebih menyukai tubuh tinggi daripada karena faktor medis.
merosot setelah usia 40 tahun. Penurunan ini mungkin menjadi pen- Pemakaian obat ini pada anak dengan kadar GH normal dapat
yebab dari beberapa tanda khas penuaan: menimbulkan masalah, karena GH sintetik adalah suatu produk seperti
Berkurangnya massa otot (GH mendorong sintesis protein, pisau bermata dua. Meskipun mendorong pertumbuhan dan massa
termasuk protein otot) otot, obat ini juga memiliki efek negatif, misalnya efek samping yang
Meningkatnya pengendapan lernak (GH mendorong tubuh menjadi berpotensi merugikan. Selain itu, sebuah penelitian mengungkapkan
langsing dengan memobilisasi simpanan lemak untuk digunakan bahwa terapi suplemen GH pada anak yang tidak kekurangan hormon
sebagai sumber energi) ini menyebabkan redistribusi protein dan lemak tubuh. Para peneliti
membandingkan dua kelompok anak sehat berusia enam hingga
Berkurangnya densitas tulang (GH merangsang sel pembentuk delapan tahun yang tubuhnya pa ling pendek di antara teman
tulang) seusianya. Satu kelompok terdiri dari anak yang menerima GH dan
Kulit menipis dan kendur (GH mendorong proliferasi sef kulit) kelompok lain adalah anak yang tidak mendapat terapi. Pada akhir
bulan keenam, anak yang mendapat hormon sintetik tumbuh lebih
(Namun, inaktivitas juga dipercayai berperan besar dalam penurunan
cepat daripada kelompok yang tidak diterapi, yaitu lebih tinggi 1,5 inci
massa otot, densitas tulang, dan kekuatan terkait-usia.) atau lebih per tahun. Namun, anak yang tidak diterapi mengalami
Beberapa penelitian pada awal tahun 1990-an mengisyaratkan penambahan otot dan lemak selagi tumbuh sementara anak yang
bahwa sebagian dari konsekuensi penuaan ini dapat dilawan melalui diterapi menjadi sangat berotot dan kehilangan lebih dari 76% lemak
pemakaian GH sintetik pada orang berusia lebih dari 60 tahun. Pria tubuh mereka. Hilangnya lemak tampak jelas di wajah dan tungkai
lanjut usia yang diterapi dengan suplemen GH memperlihatkan pening- mereka sehingga mereka tampak lebih "garang". Masih belum jelas
katan massa otot, penurunan jaringan lemak, dan penebalan kulit. apa efek jangka panjang baik yang merugikan atau menguntungkan
Dalam studi-studi serupa pada wanita lanjut usia, terapi suplemen GH yang ditimbulkan oleh perubahan drastis komposisi tubuh ini. Para
tidak meningkatkan massa otot secara signifikan, tetapi mengurangi ilmuwan juga menyatakan kekhawatiran bahwa perubahan fisik yang
massa lemak dan mengurangi kerapuhan tulang. nyata terlihat ini mungkin disertai oleh kelainan organ dan sel yang
Meskipun hasil-hasil awal ini menggembirakan, tetapi studi-studi lebih samar. Karena itu, perdebatan tentang apakah GH dapat di-
lebih lanjut memberi hasil yang kurang memuaskan. Meskipun massa berikan pada anak normal, tetapi bertubuh pendek kemungkinan akan
tubuh non-lemak bertambah, banyak orang yang diterapi tidak memper berlanjut.
712 BAB 18
Dean Warchak@www.acromegalysupport.com.
Usia 13 Usia 21 Usia 35
Gambar 1 -12 Perkembangan progresif akromegali. Perhatikan bagaimana tulang alis, pipi, dan rahang pasien menjadi semakin menonjol akibat
penebalan terus-rnenerus tulang dan kulit akibat sekresi berlebihan GH.
714 BAB 18
❚ Konsep, Tantangan,
dan Kontroversi
P
ENELITIAN MEMBUKTIKAN BAHWA KESIBUKAN YANG -ng di sekitarnya yang terluka, dan tidak ada studi jangka panjang
TINGGI DALAM KEHIDUPAN MODERN, stres, kebisingan yang menemukan kaitan konklusif antara peningkatan insiden kanker
polusi, dan jadwal banyak pekerja yang tak-teratur dapat mengg- dan radiasi kadar rendah bagi orang di sekitarnya yang terpajan
anggu irama internal, yang menggambarkan bagaimana lingkungan reaktor yang bermasalah. Pembersihan "kecelakaan" ini berlangsung
eksternal yang sehat memengaruhi lingkungan internal dan kesehatan dari tahun 1970- 1993 dan menghabiskan dana 975 juta dollar.
kita. Pada akhir April 1986, terjadi kerusakan reaktor nuklir lain.
Dr. Richard Restak, seorang ahli neurologi dan penulis, mencatat Kecelakaan ini,di Chernobyl di bekas Uni Soviet, jauh lebih parah
bahwa "irama lazim bangun dan tidur... tampaknya menghasilkan efek daripada kecelakaan reaktor di AS. Pada pagi dini hari, dua teknisi
yang menstabilkan kesehatan fisik dan psikologis kita, Pengganggu sedang memeriksa reaktor. Mereka, dengan menyalahi protokol
terbesar irama sirkadian alami kita adalah jadwal kerja yang berubah- operasional standar, mematikan sistem keamanan kunci. Satu
ubah yang sering dijumpai di negara-negara industri. Saat ini, satu dari kesalahan dalam menilai ini (mungkin akibat kelelahan) menyebabkan
setiap empat pria pekerja dan satu dari setiap enam wanita pekerja kecelakaan nuklir paling besar dan mahaf dalam sejarah dunia.
memiliki jadwal kerja yang bervariasi sering bertukar antara kerja Terbentuk uap di dalam reaktor yang menyebabkan atap bangunan
malam dan siang. Di banyak negara industri, untuk mengoptimalkan penampung terlepas. Awan tebal radiasi membumbung ke angkasa
pemakaian peralatan dan bangunan, karyawan bekerja siang dan dan menyebar ke seluruh Eropa dan dunia. Selama 10 hari reaktor ini
malam. Sebagai suatu siklus, lebih banyak restoran dan toko yang terbakar dan melepaskan radiasi 400 kali lebih besar dibandingkan
buka 24 jam sehari dan lebih banyak petugas kesehatan yang harus bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima pada perang Dunia 11.
jaga malam untuk mengobati korban kecelakaan. Sementara para pekerja berupaya keras menutup inti radioaktif yang
Untuk mengurangi beban, banyak perusahaan yang memiliki giliran meleleh dan menyebarkan radiasi ke angkasa, seluruh dunia men-
kerja mengubah jadwal pekerja mereka. Satu minggu, karyawan gamati dengan ketakukan. Pemerintah menyatakan batas radiasi 30
bekerja pada giliran siang. Minggu berikutnya mereka bekerja malam, km dari reaktor dan mengevakuasi 115.000 orang dari daerah reaktor
dari tengah malam hingga jam 8 pagi. Minggu berikutnya lagi mereka nuklir ini. Walau demikian, peningkatan insiden kanker tiroid sekarang
bekerja dari jam 4 sore hingga tengah malam. Banyak pekerja ini telah meningkat akibat terpajan ke radiasi iodin bagi mereka yang
merasa lelah hampir setiap waktu dan mengalami kesulitan untuk tetap tinggal di dekat Chernobyl yang sebagian besarnya merupakan anak-
terjaga sewaktu bekerja. Kinerja karyawan merosot karena kelelahan. anak dan remaja pada saat terjadinya bencana.
Ketika tiba di rumah, para karyawan tersebut kelelahan tetapi tidak Bencana Chernobyl, seperti kecelakaan di Three Mile Island,
dapat tidur karena mereka berusaha tidur saat tubuh mereka mencoba mungkin ditimbulkan oleh para karyawan yang bekerja pada waktu-
membangunkan mereka. Sayangnya, perubahan jadwal mingguan ini waktu yang tidak memungkinkan mereka berpikir jenih. Kita harus
tidak pernah memungkinkan jam tubuh karyawan untuk menyesuaikan berpikir berapa banyak kecelakaan pesawat, kecelakaan lalu-lintas,
diri secara penuh. Sebagian besar orang memerlukan 4 hingga 14 hari dan tindakan malpraktik medis yang mungkin dapat ditelusuri ke
untuk menyesuaikan diri dengan jadwal baru. kesalahan penilaian akibat kita bekerja melawan irama tubuh yang
Para pekerja yang bekerja secara giliran ini lebih banyak mengidap inheren.
tukak, insomnia, iritabilitas, depresi, dan ketegangan daripada mereka Berkat penelitian-penelitian tentang irama biologis, para peneliti kini
yang bekerja dengan jadwal teratur. Kehidupan mereka berubah sama mengetahui cara-cara untuk menyetel ulang jam biologis, yang dapat
sekali. Hal yang lebih memperparah, karyawan yang kelelahan dan mengurangi penderitaan dan gangguan yang dialami oleh para pekerja
berkurang konsentrasinya yang pengambilan keputusannya terganggu dengan giliran kerja serta memperbaiki kinerja pekerja malam.
merupakan ancaman bagi masyarakat. Pertimbangkan dua contoh ini. Sebagai contoh, satu tindakan sederhana adalah membuat giliran jaga
Pada jam 4 pagi di ruang kontrol reaktor nuklir Three Mile Island di dalam siklus tiga mingguan agar jam biologis karyawan dapat
Pennsylvania, tiga operator melakukan kesalahan pertama dari serang- menyesuaikan diri. Dan daripada memindahkan pekerja dari giliran
kaian kesalahan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan nuklir ter- pagi hari ke giliran tengah malam, pindahkan mereka ke depan dan
buruk dalam sejarah Amerika Serikat. Para operator tersebut luput bukan ke belakang (sebagai contoh, dari tugas siang ketugas malam}.
mengamati lampu peringatan dan tidak melihat bahwa sebuah katup Hal ini mempermudah penyesuaian. Sinar terang juga dapat
penting tetap terbuka. Ketika para operator giliran pagi masuk ke ruang digunakan untuk menyetel ulang jam biologis. lni adalah ongkos kecil
kontrol keesokan harinya, mereka segera menemukan kesalahan yang harus dikeluarkan demi memperoleh pekerja yang lebih sehat
tersebut, tetapi sudah terlambat. Pipa-pipa dalam sistem meledak, dan masyarakat yang lebih aman. Selain itu, pemberian suplemen
mengirim uap dan air radioaktif ke udara dan masuk ke dua gedung. melatonin, hormon yang menyetei jam internal agar sesuai dengan
Ironisnya, kecelakaan tahun 1979 ini terjadi 12 hari setelah pemutaran siklus lingkungan, mungkin terbukti bermanfaat untuk menyetel ulang
perdana film populer, The China Syndrome, tentang kecelakaan reak- jam tubuh saat jam tersebut tidak sinkron dengan sinyal-sinyal
tor nuklir yang memicu kewaspadaan publik. Untungnya, tidak ada ora- eksternal.
716 BAB 18
nutrien-nutrien ini umumnya dikontrol oleh sistem endokrin. dan saraf serta pembekuan darah, di antara aktivitas lainnya
untuk mempertahankan kehidupan.
Keseimbangan garam, yang penting untuk mempertahan-kan
Sistem endokrin memadukan berbagai proses penyesuaian
volume CES dan tekanan darah arteri yang sesuai, dicapai dengan
yang membantu tubuh mempertahankan homeostasis sebagai
penyesuaian, di bawah kontrol endokrin, reabsorpsi garam oleh
respons terhadap berbagai stres.
ginjal selama pembentukan urine.
Demikian juga, hormon bekerja pada berbagai sel sasaran untuk Sistem endokrin dan saraf bekerja sama untuk mengontrol
mempertahankan konsentrasi kalsium dan elektrolit lain dalam sistem sirkulasi dan pencernaan, yang pada gilirannya mel-
plasma. Erektrolit-elektrolit ini nantinya berperan kunci dalam aksanakan aktivitas-aktivitas homeostatik penting.
aktivitas homeostatik. Sebagai contoh, pemeliharaan kadar kalsium Di luar homeostasis, hormon mengarahkan proses pertumbuh-
dalam batas-batas yang sempit sangat penting eksitabilitas otot dan an dan mengontrol sebagian besar aspek sistem reproduksi.
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Esai
PERTIMBANGAN KLINIS
718 BAB 18
BAB
18 Kartu Belajar
18.1 | Prinsip-Prinsip Umum Endokrinologi ■ Hipotalamus, suatu bagian otak, mengeluarkan sembilan
(h. 691–696) hormon peptida. Dua disimpan di hipofisis posterior, dan tujuh
diangkut oleh pembuluh darah khusus sistem porta hipotalamus-
Hormon adalah caraka kimiawi jarak-jauh yang dikeluarkan
■ hipofisis ke hipofisis anterior, tempat mereka mengatur
oleh kelenjar endokrin tanpa duktus ke dalam darah, yang pengeluaran hormon hipofisis anterior tertentu. (Lihat Gambar
mengangkut hormon ke sel sasaran spesifik tempat hormon 18-4 dan 18-7.)
mengontrol fungsi tertentu dengan mengubah aktivitas protein.
■ Hipofisis posterior pada hakikatnya adalah perluasan saraf
■ Hormon dikelompokkan ke dalam dua kategori berdasar- hipotalamus. Dua hormon peptida kecil, vasopresin dan oksitosin,
kan perbedaan kelarutan mereka serta dikelompokkan lebih ianjut disintesis di dalam badan sel neuron neurosekretorik yang
sesuai struktur kimiawinya hormon hidrofilik (hormon peptida, terletak di hipotalamus. Dari badan sel tersebut hormon-hormon
katekolamin, dan indolamin) dan hormon lipofilik (hormon steroid ini mengalir melalui akson untuk disimpan di ujung saraf di dalam
dan hormon tiroid). hipofisis posterior. Hormon-hormon ini disekresikan secara
independen dari hipofisis posterior ke dalam darah sebagai
■ Sistem endokrin sangat penting dalam mengatur metabolisme
respons terhadap potensial aksi yang berasal dari hipotalamus.
organik, keseimbangan H2O dan elektrolit, pertumbuhan, dan
(Lihat Gambar 18-4.)
reproduksi serta dalam membantu tubuh menghadapi stress. (Lihat
Gambar 18-1 dan Tabel 18-2, h. 696-697.) ■ Hipofisis anterior mengeluarkan enam hormon peptida berb-
eda yang dihasilkannya sendiri. Lima hormon hipofisis anterior
Sebagian hormon bersifat tropik, yaitu berfungsi adalah
■
bersifat tropik. (1) Thyroid -stimulating hormone (TSH) merang-
merangsang dan mempertahankan kelenjar endokrin lain.
sang sekresi hormon tiroid. (2) Hormon adrenokortikotropik
■ Konsentrasi plasma efektif masing-masing hormon normalnya (ACTH) merangsang sekresi kortisol oleh korteks adrenal. (3 dan
dikontrol oleh perubahan laju sekresi hormon. Sekresi sel endokrin 4) Hormon gonadotropik follicle-stimulating hormone (FSH) dan
terutama dipengaruhi oleh dua jenis sinyal regulatorik langsung: (1) luteinizing hormone (LH)– merangsang produksi gamet (sel telur
sinyal saraf, yang meningkatkan sekresi hormon sebagai respons dan sperma) serta sekresi hormon-hormon seks. (5) Hormon
terhadap kebutuhan spesifik dan mengatur variasi diurnal sekresi; pertumbuhan (GH) secara tak-langsung merangsang pertumbuh-
dan (2) sinyal dari hormon lain, yang bersifat stimulatorik dari an dengan merangsang sekresi IGF-1, yang pada gilirannya
hormon tropik atau inhibitorik dari hormon sel sasaran melalui mendorong pertumbuhan. GH juga memiliki efek metabolik. (6)
mekanisme umpan-balik negatif. (Lihat Gambar 18-2 dan 18-6, h. Prolaktin (PRL) merangsang sekresi susu dan tidak bersifat
702.) tropik. (Lihat Gambar 18-5)
■ Konsentrasi plasma efektif suatu hormon juga dapat dipenga- ■ Hipofisis anterior membebaskan hormonnya ke dalam darah
ruhi oleh laju pengeluarannya dari tubuh melalui proses inaktivasi jika berikatan dengan hormon pelepas dan penghambat dari
metabolik dan ekskresi serta, untuk sebagian hormon, dengan laju hipotalamus. Hipotalamus nantinya dipengaruhi oleh berbagai
pengaktifannya di perifer atau tingkat pengikatannya ke protein sinyal saraf dan hormon pengontrol. (Lihat tabel 18-4 serta
plasma. Gambar 18-6 dan 18-7.)
■ Disfungsi endokrin terjadi jika hormon dihasilkan terlalu banyak
atau terlalu sedikit atau ketika responsivitas sel sasaran terhadap Neuron neurosekretorik di
hipotalamus
1 Hormon hipofisiotropik (hormon pel-
epas dan hormon penghambat) yang
hormon berkurang. (Lihat Tabel 18-1.) (menyekresikan hormon
penghambat dan pelepas ke
diproduksi oleh neuron neurosekretorik
di hipotalamus masuk ke kapiler hipo-
dalam sistem porta) talamus.
■ Sensitivitas sel sasaran terhadap suatu konsentrasi tertentu Hipotalamus 2 Kapiler-kapiler hipotalamus ini men-
yatu untuk membentuk sistem porta
hormon dalam plasma, yang terhadapnya sel sasaran berespons, hipotalamus-hipofisis, yaitu penghubung
vaskular ke hipofisis anterior.
dapat dimodifikasi oleh (1) regulasi turun (jumlah reseptor berkurang Kapiler di 1 Hormon
pelepas dan
1
3 Sistem porta bercabang-cabang me-
ketika menghadapi peningkatan hormon yang berkepanjangan), (2) hipotalamus
Darah penghambat mbentuk kapiler hipofisis anterior.
arteri 4 Hormon hipofisiotropik, yang menin-
permisivitas (suatu hormon meningkatkan efektivitas hormon lain), sistemik masuk
2 ggalkan darah menembus kapiler hipo-
(3) sinergisme (efek kombinasi dua hormon lebih besar daripada Sel endokrin hipofisis
anterior (menyekresikan
Sistem porta
hipotalamus-
fisis anterior, mengontrol pengeluaran
hormon hipofisis anterior.
hormon hipofisis anterior 3
penjumlahan setiap efek), dan (4) antagonisme (suatu homon meng- ke dalam darah sistemik) hipofisis 5 Hormon hipofisis anterior tertentu,
setelah distimulasi oleh releasing horm-
urangi efektivitas hormon lain). Hipofisis 4
one hipotalamus yang sesuai, disekresi-
4 posterior kan ke dalam kapiler-kapiler ini.
Kapiler di
hipofisis anterior 5 5 6 Kapiler-kapiler hipofisis anterior ke-
mbali menyatu untuk membentuk
Hormon pertumbuhan
Nukleus suprakiasmatikus Kelenjar pineal
(jam biologik utama)
Siklus
berlangsung
Hati Efek metabolik yang sekitar
tidak berkaitan sehari
Degradasi protein Sintesis protein Melatonin Melatonin
dengan pertumbuhan jam
jam dalam terang dalam gelap
pengeraian lemak
( asam lemak darah)
IGF-I
penyerapan glukosa
oleh otot
( glukosa darah) Perubahan siklik Perubahan siklik
Efek mendorong pertumbuhan pengeluaran glukosa dalam protein jam dalam melatonin
pembelahan sel oleh hati
( glukosa darah)
sintesis protein
( asam amino darah) Sinkronisasi irama
Menyetel ulang irama
pertumbuhan tulang sirkadian dalam
sirkadian agar sesuai
organ efektor
dengan siklus terang-gelap
di seluruh tubuh
*Semua faktor-fektor ini meningkatkan sekresi hormon pertumbuhan, tetapi belum jelas apakah
faktor-faktor tersebut melakukannya dengan merangsang GHRH atau menghambat somatostatin
(GHIH), alau keduanya.
Sebuah s i is a kelenjar tiroid normal. Pada teknik
diagnostik ini, aktivitas kelnjar tiroid didekteksi oleh kamera gama
yang menunjukkan seberapa banyak pelcak kimia radioaktif yang
disuntikkan terserap, dengan warna merah adalah daerah yang
paling aktif dan warna biru adalah daerah yang kurang aktif.
Perhatikan bahwa kedua lobus kelenjar endokrin ini berbentuk
dasi kupu-kupu atau kupu-kupu. Kelenjar tiroid menyekresikan
hormon yang mengotrol laju metabolik basal (kecepatan
langsam) tubuh.
19
BSIP/Photo Researchers, Inc.
Kelenjar
tiroid
Laring
>
1
722 BAB 19
2 8
9a
9b
3
4
5a
Sebagian besar T4 yang disekresikan diubah
5b
menjadi T3 di luar tiroid.
6a
6b
Kompleks
Retikulum Golgi 1
Tg Tg MIT
endoplasma DIT
5a 5b
2 3 I–
I– I– TPO
I– aktif
Na+ Na+ (kerja I–
ATP lodinase) I– 4 6a 6b
Lisosom MIT 1 MIT 1 DIT 2 DIT
K+ K+ DIT 7
9b
MIT MIT T3
DIT 8 DIT T4
9a T3 T3
T3 , T4 T4 T3
T4
T4
Folikel
tiroid
KUNCI
1 Tg yang mengandung tirosin yang dihasilkan di dalam sel 5b Perlekatan dua iodida ke tirosin menghasilkan DIT.
folikel tiroid oleh kompleks Golgi-retikulum endoplasma
diangkut ke dalam koloid melalui eksositosis. 6aPenggabungan satu MIT dan satu DIT menghasilkan T3.
2 lodida di bawa oleh transpor aktif sekunder dari darah ke 6b Penggabungan dua DIT menghasilkan T4.
dalam koloid oleh simporter di menbran basolateral sel folikel.
7 Pada perangsangan yang sesuai, sel folikel tiroid menelan
3 Di dalam sel folikel, iodida dioksidasi ke bentuk aktif oleh sebagian koloid yang mengandung Tg melalui proses fagositosis.
TPO di membran luminal.
8 Lisosom menyerang vesikel yang ditelan tersebut dan
memisahkan produk-produk beriodium dari Tg.
4 lodida aktif keluar sel melalui saluran luminal untuk
memasuki koloid.
9a T3 and T4 berdifusi ke dalam darah (sekresi).
5a Dengan dikatalisis oleh TPO, perlekatan satu iodida ke tirosin
9b MIT dan DIT mengalami deiodinasi, dan iodida yang bebas
di dalam molekul Tg menghasilkan MIT.
didaur ulang untuk membentuk hormon baru.
Gambar 19-2 Pembentukan, penyimpanan, dan sekresi hormon tiroid. Perhatikan bahwa organel tidak digambar sesuai dengan skala. Kompleks
Golgi-retikulum endoplasma jauh lebih kecil.
EFEK SIMPATOMIMETIK
EFEK PADA LAJU METABOLISME DAN PRODUKSI
PANAS
724 BAB 19
Stres Keadaan dingin pada bayi
Hipofisis anterior
Thyroid-stimulating
hormone (TSH)
Kelenjar tiroid
HIPERTIROIDISME
HIPOTIROIDISME
❚ TABEL 19-1
726 BAB 19
Hipofisis anterior
Thyroid-stimulating
immunoglobulin (TSI)
(suatu antibodi) Tidak ada TSH
Medic image/photolibrary.com
(tanpa stimulasi)
Kelenjar tiroid
Mike Goldwater/Alamy
■
Gambar 19-6 Pasien goiter.
728 19
apsul
Zona
glomerulosa
Zona
fasi ulata Korteks
Ed Reschke/photolibrary.com
Zona
retikularis
Medula Korteks
Adrenal adrenal Medula
Kapsul
jaringan ikat
Kelenjar Mineralokortikoid Zona
adrenal (aldosteron) glomerulosa
Zona
fasikulata
Glukokortikoid
(kortisol) Korteks
dan
Hormon seks
(dehidroepiandrosteron)
Zona
retikularis
Katekolamin Medula
(epinefrine dan
norepinefrin)
(a) Lokasi dan struktur makroskopik kelenjar adrenal (b) Lapisan-lapisan korteks adrenal
Gambar 19-7 Anatomi dan sekresi hormonal oleh kelenjar adrenal
Androgen
(hormon seks pria)
Kortikosteron
Kortisol Estriol
Glukokortikoid Estrogen
Aldosteron
(hormon korteks adrenal) (hormon seks wanita)
Mineralocorticoid
(adrenal cortex hormone)
Gambar 19-8 Jalur steroidogenik untuk hormon-hormon steroid pertama. Semua hormon steroid dihasilkan melalui serangkaian reaksi enzimatik yang
memodifikasi molekul kolesterol, seperti dengan mengubah gugus samping yang melekat padanya. Setiap organ steroidogenik hanya dapat menghasilkan hormon
steroid jika organ tersebut memiliki semua enzim yang diperlukan untuk memodifikasi kolesterol dengan sesuai, setelah mengubahnya terlebih dahulu menjadi
pregnenolon. Hormon aktif yang dihasilkan dijalur steroidogenik ini ditampilkan pada gambar. Hormon antara yang tidak aktif secara biologis pada manusi tidak
ditampilkan
EFEK METABOLIK
EFEK PERMISIF
730 BAB 19
PERAN DALAM ADAPTASI TERHADAP STRES
Hipotalamus
Corticotropin-releasing
hormone (CRH)
Hipofisis anterior
Hormon
adrenokortikotropik
(ACTH)
Kosteks adrenal
Kortisol
Gambar 1 - r r r
732 BAB 19
Published in ATLAS of PEDIATRIC PHYSICAL DIAGNOSIS 4/ed, Zitelli, et al, © Mosby 2002
(a) Anak laki-laki muda sebelum awitan (b) Hanya empat bulan setelahnya, anak
kondisi ini laki-laki yang sama dengan "moon face"
yang khas pada sindrom Cushing.
Gambar 1 -10 Pasien dengan sindrom Crushing.
HIPERSEKRESI ALDOSTERON
HIPERSEKRESI KORTISOL
HIPERSEKRESI ANDROGEN ADRENAL
INSUFISIENSI ADENOKORTEKS
! !
734 14
Hipotalamus
GnRH CRH
Hipofisis anterior
FSH, LH ACTH
Tidak ada
enzim
Tidak ada produksi hormon Tidak ada Androgen Tidak ada
seks (androgen atau produksi gamet kortisol
estrogen)
Virilisasi
KUNCI
Gambar 19-11 Hubungan berbagai hormon pada sindrom adrenogenital. Sel-sel adrenokorteks yang
seharusnya menghasilkan kortisol malah menghasilkan androgen karena adanya
EKRESI KATEKOLAMIN DARI MEDULA
defisiensi enzim spesifik yang esensial untuk menghasilkan kortisol. Karena tidak terjadi sekresi kortisol untuk
ADRENAL
melakukan umpan-balik negatif, kadar CRH dan ACTH meningkat. Korteks adrenal berespons terhadap
peningkatan ACTH dengan meningkatkan sekresi androgen febih lanjut. Kelebihan androgen ini menimbulkan
virilisasi dan menghambat jalur gonadotropin, yang menyebabkan gonad berhenti memproduksi hormon seks
dan gamet.
! ! " "
! "
! "
!
"
"
"
EFEK METABOLIK
"
!
!
736 BAB 19
EFEK LAIN
Tubuh
Respons umum non-spesifik
apapun jenis stresornya=
Respons stres
Epinefrin ↑ Memperkuat sistem saraf simpatis dalam menyiapkan tubuh untuk "berjuang atau lari"
Memobilisasi simpanan energi lemak dan karbohidrat meningkatkan glukosa darah dalam lemak
CRH–ACTH–kortisol ↑ darah
Memobilisasi simpanan energi dan bahan baku metabolik untuk digunakan sesuai kebutuhan;
meningkatkan glukosa darah, asam amino darah, dan asam lemak darah
Glukagon ↑ ACTH mempermudah pembelajaran
Insulin ↓ Bekerja bersama untuk meningkatkan glukosa darah dan asam lemak darah
Renin–angiotensin– ↑ Menahan garam dan H2O untuk meningkatkan volume plasma; membantu mempertahankan
aldosteron; tekanan darah ketika terjadi kehilangan akut volume plasma
vasopresin
Angiotensin II dan vasopresin menyebabkan vasokontriksi arteriol untuk meningkatkan tekanan
darah
Vasopresin mempermudah pembelajaran
738 BAB 19
Respons stres multisegi dikoordinasikan
oleh hipotalamus.
Stresor
Hipotalamus CRH
Vasopresin ACTH
Menghemat garam
Medula adrenal Korteks adrenal
dan air untuk me-
ningkatkan volume
plasma;membantu
mempertahankan
tekanan darah jika Epinefrine Kortisol
terjadi kehilangan
akut volume plasma.
Vasopresin dan
angiotensin II
Mempersiapkan Memobilisasi sim-
menyebabkan
vasokontriksi arteriol tubuh untuk "berju- panan energi dan
untuk meningkatkan ang atau lari" bahan baku metabo
tekanan darah. lik untuk digunakan
sesuai kebutuhan
Otot polos
arteriol
Sel penghasil glukason
Sel penghasil insulin
Pankreas
Vasokonstriksi
endokrin
Aliran darah
ke ginjal
Glukagon Insulin
Glikogenesis
Glukosa → glikogen ↓ Glukosa darah
Glikogenolisis
Glikogen glukosa ↑Glukosa darah
Glukoneogenesis
Asam amino glukosa ↑ Glukosa darah
Sintesis protein
Asam amino → protein ↓ Asam amino darah
Penguraian protein
Protein asam amino ↑ Asam amino darah
Sintesis lemak (lipogenesis atau sintesis trigliserida)
sam lemak dan gliserol→ trigliserida ↓ Asam lemak darah
Penguraian lemak (lipolisis atau penguraian trigliserida)
Trigliserida → Asam lemak dan gliserol ↑ Asam lemak darah
740 BAB 19
Photodisc/Getty Images
Stockfood American
Monkey Business Images/
Karbohidrat makanan Lemak trigliserida fat
Shutterstock.com
P E N C E R N A A N
Unit yang dapat diserap Asam amino Glukosa Asam lemak Monogliserida
P E N Y E R A P A N
KEY Makromolekul
simpanan,
= Anabolisme struktual, dan Urea Ekskresi urine
Simpanan metabolik
= Katabolisme fungsional di sel (eliminasi dari tubuh)
di tubuh
Protein rubuh
(struktual atau Asam amino
produk sekresi)
Digunakan sebagai
Simpanan bahan bakar
glikogen di hati Glukosa metabolik di sel:
dan otot Oksidasi menjadi
CO2 H2O ATP (energi)
Trigliserida Ekspirasi
di simpanan jaringan Fatty acids (eliminasidari tubuh)
adiposa
Gambar 19-14 Ringkasan jalur-jalur utama yang melibatkan molekul nutrien organik.
Persentase
Kandungan Energi
Bahan bakar Bentuk dalam Bentuk Tempat Kapasitas
metabolik darah simpanan Penyimpanan (dan Kalori*) Cadangan Peran
Utama Tubuh Total
Karbohidrat Glukosa Glikogen Hati, 1% (1500 kalori) Mengandung energi Sumber energi pertama;
otot untuk kebutuhan kurang esensial bagi otak
dari sehari
Lemak Asam lemak Trigliserida Jaringan 77% Cadangan energi utama;
Mengandung energi
bebas lemak (143,000 kalori) sumber energi selama
untuk kebutuhan
puasa
sekitar dua bulan
Protein Asam amino Protein tubuh Otot 22% (41,000 kalori) Kematian terjadi jauh Sumber glukosa untuk otak
sebelum kapasitas selama puasa; cadangan
digunakan secara penuh terakhir untuk memenuhi
karena gangguan kebutuhan energi lain
struktual dan fungsional
742 BAB 19
❚ TABEL 19-5 Perbandingan
keadaan
Absorptif dan Pasca-Absorptif
KEADAAN ABSORPTIF
KEADAAN PASCA-ABSORPTIF
■ PULAU LANGERHANS
SOMATOSTATIN
744 BAB 19
Duodenum
Hormon
Lambung (insulin,
glukagon)
Darah
Manfred Kage/Photolibrary.com
Bagian endokrin
pankreas (pulau
Sel duktus Sel asinus
Langerhanes)
menyekresikan menyekresikan
larutan NaHCO3 cair enzim pencernaan
Sel β → insulin
Sel α → glukagon
Sel D somatostatin
Kapiler
Gambar 1 -1 L a a r r a r a ra a a
a La r a (b) Tipe-tipe sel pada pulau Langerhans
Glukosa
darah
KEY
746 19
Perangsang utama peningkatan sekresi insulin
adalah peningkatan konsentrasi glukosa darah.
4
ATP
5 (oksidasi)
3 Gejala diabetes melitus adalah khas
Saluran Ca2+ K+di sel karena Glukosa-6- keadaan pasca-absorpsi yang berlebihan.
berpintu 6 lebih sedikit fosfat
listrik yang keluar GLUT-2
(depolarisasi) 2
7 lukosa Glukosa
1
Ca2+
8
el
Vesikel insulin
9 Insulin disekresikan.
Gambar 19-17 Stimulasi sekresi insulin oleh glukosa melalui penggabungan eksitasi-
sekresi.
748 BAB 19
11
Konsentrasi
Hormon glukosa drah Konsentrasi
gastrointestinal asam amino
(inkretin) darah
KONSEKUENSI YANG BERKAITAN
Kontrol utama
DENGAN EFEK PADA METABOLISME
Asupan LEMAK
makanan
12
Stimulasi Sel β pulau Stimulasi simpatis (dan
parasimpastis Langerhans epinefrin)
Sekresi insulin
13
6
7
T A A
melitus tipe
A S A S S.
(dependen insulin atau a itan anak) (
yang membentuk sekitar
iabetes
oleh kurangnya sekresi sel insilin. Karena sel " pankreas mereka tidak
dan hati terhadapinsulin dapat dimodifikasi oleh adipokin (hormon
yang dikeluarkan oleh sel lemak) darah. Sebagai contoh, jaringan
lemak, khususnya lemak visera yang meradang dan bermasalah (lihat
h. 671), mengeluarkan hormon resistin, yang mendorong resistensi
menghasilkan insulin, pengidap diabetes tipe 1 memerlukan insulin insulin dengan mengganggu kerja insulin. Produksi resistin meningkat
eksogen untuk bertahan hidup. Karena itu penyakit ini memiliki nama pada obesitas. Sebaliknya, adiponektin meningkatkan sensitivitas
alternatif diabetes melitus dependen-insulin. Pada diabetes melitus terhadap insufln dengan meningkatkan efek insulin, tetapi produksi
tipe 2 (non dependen insulin atau a itan de asa) ( ) sekresi hormon ini berkurang padaobesitas. Selain itu, banyaknya makrofag
insu lin mungkin normal atau bahkan meningkat, tetapi sel sasarn insu yang tertarik ke lemak yang terinflamasi menyekresikan sinyal
lin kurang peka terhadap hormon ini dibandingkan dengan sel nor mal. inflamatorik yang akan meningkatkan inflamasi. Selain itu, kelebihan
embilan puluh persen pengidap diabetes mengalami dia betes melitus asam-asam lemak bebas yang dikeluarkan dari jaringan lemak dapat
tipe 2. Meskipun kedua tipe dapat muncul pada semua usia, tipe lebih menumpuk secara abnormal di otot danmengganggu kerja insulin di
pre alen pada anak pada anak sedang kan tipe 2 umumnya muncul otot. Kelebihan asam lemakyang terdeposit di hati dapat berperan
pada dewasa, karenanya nama ke duanya berkaitan dengan usia. terhadap hiperglikemia dengan merangsang produksi glukosa hepatik
edua tipe diabetes saat ini me ngenai lebih dari 2 juta orang di yang tidak sesuai. Kelebihan asam lemak juga dapat secara tak-
merika erikat, menelan biaya sekitar 2 miliar per tahun untuk langsung memicu apoptosis sel β. Glukosa dan asam lemak bebas
perawatn kesehatan nya. Penyakit ini menghabiskan dari dana berkadar tinggi juga dapat memacu inflamasi dan produksi lokal IL-1B.
perawatan kesehatan di merika erikat. ngka kematian terkait IM hanya sebagian mekanisme jaringan yang terlibat dalam DMT2
diabetes di telah me ningkatkan sejak tahun , terutama yang sedang ditelili oleh peneliti.
karena insiden penyakit ini meningkat. arena diabetes sedemikian Pada awal pembentukan penyakit, penurunan kepekaan terhadap
pre alen me nimbulkan beban ekonomi yang sangat besar, disertai
insulin diatasi oleh peningkatan sekresi insulin. Namun, pengaktifan
oleh ke nyataan bahwa penyakit ini memaksa perubahan gaya hidup
para pasien dan menempatkan mereka pada risiko tinggi mengalami berlebihan pankreas yang terus-menerus akhirnya menghabiskan
berbagai penyulit yang menggangu dan bahkan mengancam nyawa, kapasitas sekresi cadangan sel β yang secara genetis telah lemah.
banyak riset dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik Meskipunsekresi insulin mungkin normal atau bahkan meningkat,
serta penanganan dan pencegahan kedua tipe penyakit. timbul gejala insufisiensi insulin karena jumlah insulin tetap kurang
memadai untuk mencegah hiperglikemia. Gejala pada diabetes melitus
Defek Mendasar pada Diabetes Tipe 1
tipe 2 biasanya muncul lebih lambat dan lebih ringan daripada tipe 1.
Diabetes tipe 1 adalah suatu proses autoimun yang melibatkan
destruksi selektif sel " pankreas oleh limfosit T aktif (lihat h. 464). Kau- Terapi Diabetes
sa pasti serangan imun yang merusak diri sendiri ini masih belum Terapi untukdiabetestipe 1 adalah keseimbangan terkontrol penyun-
jelas. Beberapa pasien memiliki kerentanan genetik untuk mengidap tikan insulin secara teratur di sekitar waktu makan, penanganan jumlah
diabetes tipe 1. Pemicu lingkungan juga tampaknya berperan penting, danjenis makanan yang dikonsumsi, dan olahraga. Insulin diberikan
tetapi para peneliti belum mampu mengidentifikasi secara pasti melalui suntikan karena jika ditelan maka hormon peptida ini akan
penyebab pastinya. dicerna oleh enzim-enzim proteolitik di lambung dan usus halus.
e ek endasar pada iabetes ipe Olahraga juga bermanfaat untuk mengatasi kedua jenis diabetes
Berbagi faktor genetik dan gaya hidup tampaknya penting melitus karena otot yang aktif tidak dependen insulin. Otot yang aktif
dalam pembentukan diabetes tipe 2. Obesitas adalah faktir risiko akan menyerap dan menggunakan sebagian dari kelebihan glukosa
terbesar; 90% pengidap diabetes tipe 2 mengalami obesitas.
dalam darah, mengurangi kebutuhan insulin secara keseluruhan.
Banyak pengidap diabetes tipe 2 mengalami sindrom metabolik, Sementara pengidap diabetes tipe 1 bergantung seumur hidup
atau sindrom X, sebagai pendahulu diabetes. Sindrom metabolik padainsulin, pengidap diabetes tipe 2 mungkin hanya memerlukan
mencakup sekelompok gambaran yang menyebabkan seseorang kontrol diet dan penurunan berat untuk mengatasi seluruh gejala. Saat
rentan mengalami diabetes tipe 2 dan aterosklerosis (lihat h. 351).
ini tersedia enam golongan obat untuk digunakan sesuai kebutuhan
Gambaran ini mencakup obesitas, lingkar pinggang yang besar (ben-
dalam menangani diabetes tipe 2 bersama dengan diet dan olahraga.
tuk "apel"; lihat h. 698), kadar.trigliserida yang tinggi, kadar HDL (ko-
lesterol "baik"; lihat h. 352) yang rendah, kadarglukosa yang tinggi, Obat-obat ini membantu tubuh pasien menggunakan insulin mereka
dan tekanan darah tinggi. Diperkirakan 20% populasi AS mengalami secara lebih efektif, masing-masing dengan mekanisme berbeda,
sindrom metabolik (hingga 45% untuk mereka yang berusia lebih dari sebagai berikut:
50 tahun). 1. Dengan merangsang sel 13 untuk mengeluarkan lebih banyak
Kausa paling mendasar pada diabetes tipe 2 masih belum insulin daripada yang dilakukannya sendiri (sulfonylurea; misalnya,
diketahumeskipun telah dilakukan penelitian intensif, tetapi para pene- Glucotrol)
liti telah mengidentifikasi sejumlah keterkaitan antara obesitas dan pe- 2. Dengan menekan produksi glukosa oleh hati (metformin; misalnya,
nurunan sensitivitas terhadap insulin. Responsivitas otot rangka dan- Glucophage)
750 BAB 19
3. Dengan menghambat enzim-enzim yang mencerna karbohidrat Riset-riset saat ini di berbagai bidang dapat secara drastis
kompleks sehingga penyerapan glukosa ke dalam darah lebih mengubah pendekatan terhadap terapi diabetes di masa mendatang.
lambat dan tidak terjadi lonjakan glukosa segera setelah makan
Terapi-terapi baru berikut ini sudah mulai dicoba:
(inhibit r a a- i ida misalnya, Precose)
■ Sebagian metode yang sedang dikembangkan menghindari
4. Dengan membuat sel lemak dan otot lebih peka terhadap insulin
keharusan penyuntikan insulin dengan menggunakan rute alternatif
(tia idin di n misalnya, Actos).
pemberian yang memintas enzim-enzim saluran cerna. Contohnya
5. Dengan meniru aksi inkretin alami (mim ti in r tin contohnya,
mencakup penggunaan semprotan insulin oral yang dapat
Byetta). Inkretin adalah kelompok hormon yang dikeluarkan oleh
diabsorpsi di mulut atau menggunakan USG untuk mendesak
saluran cerna sebagai respons terhadap adanya makanan, yang
insulin masuk ke kulit melalui suatu tempelan yang mengandung
bekerja secara umpan maju pada endokrin pankreas untuk
insulin. Pendekatan yang berkaitan adalah untuk melindungi tablet
menurunkan antisipasi peningkatan kadar glukosa darah. Obat
insulin dari perusakan oleh enzim saluran cerna, contohnya, dengan
pertama dari golongan ini yang ada di pasaran, yetta, menyerupai
menempelkan insulin oral ke vitamin B12, yang melindungi insulin
a n- i tid ( P , lihat h. ) yang dikeluarkan oleh
dari enzim pencernaan hingga kompleks vitamin-insulin diserap
usus. P dibebaskan dari usus halus sebagai respons terhadap
oleh endositosis yang dipicu faktor intrinsik pada ileum terminalis
asupan makanan dan memiliki berbagai efek yang menurunkan
(lihat h. 632).
glukosa darah. P itu sendiri hidup terlalu singkat untuk dapat ■ Suatu vaksin baru yang menghilangkan secara selektif sel T yang
dianggap obat. yetta, yaitu ersi suatu peptida yang ditemukan
bertanggung jawab dalam autoimunitas yang menghancurkan sel β
dalam dapat ila monster, harus disuntikkan. eperti P , obat ini
(meninggalkan sel T lain tetap utuh untuk melakukan fungsinya)
merangsang sekresi insulin ketika glukosa darah tinggi tetapi tidak
berada pada tahap akhir uji klinis.
ketika glukosa berada dalam kisaran normal. yetta juga menekan ■ Beberapa meneliti pengganti potensial insulin yang dapat diberikan
produksi glukagon (lihat h. ) yang meningkatkan glukosa, oral—yaitu senyawa kimia nonprotein yang terikat dengan reseptor
memperlambat pengosongan lambung, menimbulkan rasa kenyang insulin dan melakukan respons intraseluler yang sama dengan yang
(rasa penuh) sehingga menurunkan berat badan dan bahkan dilakukan oleh insulin. Karena bukan merupakan suatu protein,
merangsang regenerasi sel pankreas. insulin mimetik tidak akan dihancurkan oleh enzim pencernaan
6. Dengan meningkatkan kadar GLP-1 endogen (inhibit r di tidi proteolitik jika dimakan dalam bentuk pil.
tida -4 atau 4 misalnya, Januvia). Golongan obat terbaru ■ Harapan lain adalah transplantasi pulau pankreas. Para ilmuwan
ini meningkatkan kadar GLP-1 endogen dengan menghambat telah mengembangkan beberapa tipe alat yang mengisolasi sel-sel
DPP-4, suatu enzim yang menguraikan GLP-1, sehingga pulau donor dari sistem imun penerima. Imunoisolasi sel-sel pulau
memperpanjang aksi inkretin ini. Aktivitas pemanjangan GLP-1 ini semacam ini memungkinkan pemakaian tandur dari hewan lain,
memacu sekresi insulin hingga kadar glukosa kembali ke normal. mengatasi keterbatasan sel donor manusia. Sel pulau babi akan
Januvia juga menekan pelepasan glukosa oleh hati dan menjadi sumber yang sangat baik karena insulin babi hampir identik
memperlambat pencernaan. dengan insulin manusia.
Karena tidak satupun obat-obat ini yang memberi insulin baru bagi ■ Beberapa peneliti berharap bahwa mereka akan mampu menga-
rahkan sel punca untuk membentuk sel penghasil insulin yang
tubuh, mereka tidak dapat menggantikan suntikan insulin bagi
kemudian dapat diimplantasikan.
pengidap diabetes tipe 1. Selain itu, kadang sel β yang telah melemah ■ Dalam suatu pendekatan terkait, para ilmuwan lain beralih ke
pada pengidap diabetes tipe 2 akhirnya rusak dan tidak lagi dapat rekayasa genetik untuk mengembangkan pengganti sel β pank-
memproduksi insulin. Pada kasus semacam ini, pasien yang semula reas. Salah satu contoh adalah pemrograman ulang sel endokrin
non-dependen insulin harus mendapat terapi insulin. usus halus yang menghasilkan GIP (lihat h. 662). Tujuannya adalah
menyebabkan sel-sel non-β ini mengeluarkan insulin dan GIP saat
Pendekatan Baru dalam Penatalaksanaan Diabetes makan.
Saat ini tersedia beberapa pendekatan baru untuk pengidap diabetes ■ Pendekatan lain yang sedang dikembangkan adalah "pankreas
dependen-insulin yang membebaskan mereka dari keharusan artifisial" pendeteksi glukosa dan penghasil insulin yang secara
melakukan satu atau dua kali penyuntikan insulin dalam sehari.. terus-menerus memantau kadar glukosa darah pasien serta
menyalurkan insulin sesuai kebutuhan.
■ Pompa insulin yang ditanam dapat menyalurkan insulin dalam
■ Sekitar 400 jenis obat baru untuk diabetes, sebagian besar untuk
jumlah yang telah ditentukan secara teratur, tetapi pemakainya DMT2, sedang dikembangkan. Salah satu obat yang paling
harus menentukan waktu makan dengan cermat agar sesuai menjanjikan, yang sedang dalam uji klinis, adalah suatu obat yang
dengan penyaluran otomatis insulin tersebut. menghambat kotransporter glukosa dan natrium yang ditemukan
■
Transplantasi pankreas saat ini juga lebih sering dilakukan dengan hampir seluruhnya di ginjal (suatu inhibit r GL -2 seperti
angka keberhasilan meningkat. Di sisi buruknya, penerima cangkok dapagliflozin). Obat baru ini menekan reabsorpsi glukosa oleh
tubulus ginjal sehingga menurunkan glukosa darah dengan
pankreas harus memakai obat imunosupresif seumur hidup untuk
meningkatkan ekskresi kelebihan glukosa di urine. Obat ini juga
mencegah penolakan organ donor. Pasokan organ donor juga memacu penurunan berat badan karena glukosa yang hilang
terbatas. melalui urine tidak lagi tersedia sebagai sumber energi bagi tubuh.
Penyera Penyerapan
Pengeluaran Sintesis Lipolisis asam amino Penguraian
pan
glukosa oleh trigliserida oleh sel protein
glukosa
hati
oleh sel
1 1 12 12 17
Glukosuria
18 18
11
Sumber Asam
energi Penurunan
Diuresis osmotik Polifagia amino
alternatif berat
darah
3
Poliuria
Glukoneogenesis
4 13
10
Dehidrasi Polidipsia Ketosis
19
8 Penciutan Hiperglikemia
sel tambah parah
14
5 9
16
Asidosis Peningkatan
Volume darah Malfungsi metabolik ventilasi
sistem saraf
15
Kegagalan 6 Penurunan
Koma
sirkulasi aliran darah
diabetes
perifer otak
7
Kematian
Gagal ginjal
ambar 19-19 Efek akut diabetes melitus. Konsekuensi-konsekuensi akut diabetes melitus dapat dikelompokkan sesuai efek kurangnya pengaruh
insulin pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Efek-efek ini akhirnya menyebabkan kematian melalui berbagai jalur. Lihat h. 749 untuk
penjelasan mengenai angka-angka.
752 BAB 19
Kelebihan insulin menyebabkan hipoglikemia yang
memengaruhi otak.
!
!
" !
α β α β
754 BAB 19
Diet tinggi protein
(sedikit
karbohidrat)
Konsentrasi
asam amino
darah
β α
Insulin Glukagon
Hipoglikemia Hiperglikemia
Glukosa darah
tetap normal
ambar 19-21 Efek berlawanan glukagon dan insulin pada glukosa darah selama penyerapan makanan tinggi-protein.
Epinefrin ↑ ↑ Tidak ada efek Tidak ada efek stimulasi Menyediakan energi
+Glikogenolisis +Lipolisis simpatis saat untuk keadaan
+Glukoneogenesis stress darurat dan olahraga
–Sekresi insulin dan Olahraga
+Sekresi glukagon
↑ = Meningkat; ↓ = menurun
756 BAB 19
Periksa Pemahaman Anda 19.4
1. Definisikan glikogenesis, glikogenolisis, dan glukoneogenesis.
2. Jelaskan efek-efek metabolik insulin dan glukagon.
3. Bandingkan efek peningkatan glukosa darah pada sel " dan sel !
pankreas.
■ Pandangan
posterior faring
Kelenjar tiroid
■
Kelenjar
paratiroid
Esofagus
Trakea
758 BAB 19
Osteoblas and
prekursornya
(menyekresikan) (menyekresikan)
RANK
Macrofag/ RANKL yang teri-
osteoklas kat ke OPG tidak
dapat berikatan
dengan RANK
(dipicu oleh
pengikatan
RANKL danRANK)
Diferensiasi Suppresi
Menghambat
macrofag apoptosis
kerja RANK
menjadi osteoklas osteoklas
Aktivitas Aktivitas
osteoklas osteoklas
© D. P. Motta/SPL/PhotoResearchers, Inc.
lebih densitas tulangnya pertahun. Kepadatan tulang wanita lanjut usia
biasanya hanya 50% hingga 80% kepadatan puncak mereka pada
usia 35 tahun, sementara tulang pria lanjut usia mempertahankan 80%
hingga 90% kepadatan masa muda mereka.
Osteoporosis adalah penyebab tingginya insiden fraktur
tulang pada wanita usia lebih dari 50 tahun jika dibandingkan
dengan populasi pada umumnya. Karena massa tulang
berkurang, tulang menjadi lebih rapuh dan lebih rentan patah akibat
jatuh, terpukul, atau mengangkat sesuatu yang normalnya tidak akan
memengaruhi tulang normal. Untuk setiap pengurangan 10% massa erbandin an tulan normal dan osteoporotik. Perhatikan berkurangnya kepadatan
tulang, risiko fraktur berlipat dua. Di Amerika Serikat, osteoporosis tulang trabekular yang osteoporotik dibandingkan dengan tulang trabekular normal.
adalah kausa yang mendasari sekitar 1,5 juta fraktur setiap tahun,
dengan 530.000 di antaranya adalah fraktur vertebra dan 227.000
fraktur panggul. Biaya perawatan dan rehabilitasinya adalah 14 miliar
dollar per tahun. Biaya nyeri, penderitaan, dan hilangnya
Berikut ini adalah berbagai kelas obat baru yang telah disetujui oleh
independensi tak-terhitung. Separuh wanita Amerika mengalami nyeri
Food and Drug Administration atau yang sedang diteliti untuk mengobati
dan deformitas tulang belakang pada usia 75 tahun.
osteoporosis:
Terapi Obat Untuk Osteoporosis.
Terapi sulih estrogen, suplementasi Ca2+, dan program ndr nat (Fosamax), suatu bifosfonat, adalah obat osteoporosis
olahraga angkat beban yang teratur secara tradisional menjadi nonhormon pertama. Obat ini bekerja dengan menghambat efek
pendekatan terapeutik yang paling sering dilakukan untuk perusakan tulang osteoklas. Pil alendronat harus diminum setiap hari,
memperkecil atau memulihkan kerapuhan tulang. Estrogen atau jenis yang baru dapat diminum setiap minggu. Bifosfonat yang
memperlambat kehilangan tulang dengan memacu apoptosis baru bahkan dapat diminum dengan interval yang lebih lama, seperti
(bunuh diri sel) osteoklas dan meningkatkan aktivitas osteoblas. ibondronat (Boniva) (satu bulan sekali) dan asam dr nat (infus
Namun, terapi estrogen dilaporkan berkaitan dengan peningkatan intravena setahun sekali).
risiko kanker payudara dan penyakit kardiovaskular, dan Kalsitonin (Miacalcin), hormon sel C tiroid yang memperlambat
pemberian Ca2+ saja tidak efektif dalam menghentikan akti itas osteoklas, digunakan untuk mengobati osteoporosis stadium
lanjut,
penipisan tulang seperti yang semula diharapkan.
760 BAB 19
tetapi obat ini harus disuntikkan setiap hari, suatu kendala bagi menimbulkan efeknya, estrogen berikatan dengan suatu reseptor di
kepatuhan pasien. Kini kalsitonin tersedia dalam bentuk semprot sitoplasma dan bukan berikatan dengan reseptor di nukleus.
Estren, obat ANGELS pertama, mengaktifkan jalur sinyal sito-
hidung yang lebih disukai pasien (Fortical).
plasma estrogen untuk menghambat apoptosis osteoblas. Kata
a i n (Evista) tergolong dalam suatu kelompok obat baru yang
ANGELS merujuk kepada pengaktifan jalur non-gen ini, berbeda
dikenal sebagai selective estrogen receptor modulators (SERM).
dari SERM, yang mengaktifkan jalur tradisional estrogen di nukleus
Raloksifen tidak berikatan dengan reseptor estrogen di organ
sel.
reproduksi, tetapi berikatan dengan reseptor estrogen di luar sistem
reproduksi, misalnya di tulang. Melalui pengikatan reseptor yang
selektif ini, raloksifen meniru efek positif estrogen pada tulang untuk Manfaat Olahraga bagi Tulang.
menghasilkan proteksi terhadap osteoporosis dengan menekan Meskipun terdapat kemajuan dalam terapi osteoporosis, terapi
aktivitas osteoklas sambil menghindari kemungkinan efek samping tersebut umumnya kurang memuaskan, dan semua obat saat ini
berbahaya estrogen pada organ reproduksi, misalnya peningkatan berkaitan dengan efek samping yang tidak diinginkan. Karena itu,
risiko kanker payudara. pencegahan sejauh ini masih merupakan pendekatan terbaik untuk
menangani penyakit ini. Tindakan pencegahan terbaik tampaknya
ri aratid (Forteo) adalah obat osteoporosis terbaru dan
adalah pembentukan tulang yang kuat sebelum menopause melalui
merupakan terapi pertama yang merangsang pembentukantulang
olahraga yang adekuat dan diet kaya Ca2+. Besarnya cadangan
(bukan mencegah pengurangannya, seperti yang dilakukan oleh
tulang pada usia pertengahan dapat memperlambat manifestasi klinis
obat lain). Teriparatid, yang harus disuntikkan, adalah fragmen aktif
osteoporosis pada usia lanjut. Aktivitas fisik yang berlanjut seumur
hormon paratiroid (PTH). Meskipun pajanan berkepanjangan ke
hidup tampaknya memperlambat atau mencegah pengeroposan
PTH, seperti pada hiperparatiroidisme, meningkatkan aktivitas
tulang, bahkan pada usia lanjut.
osteoklas dan karenanya mendorong penguraian tulang, bukti-bukti
mengisyaratkan bahwa, sebaliknya, pemberian berkala PTH (atau Telah banyak dibuktikan bahwa osteoporosis dapat disebabkan
fragmen teriparatidnya yang aktif) meningkatkan pembentukan oleh pengistirahatan—yaitu, akibat berkurangnya beban mekanis pada
osteoblas dan memperlama usia sel-sel pembentuk tulang ini tulang. Perjalanan di luarangkasa jelas memperlihatkan bahwa
dengan menghambat apoptosis osteoblas. ketiadaan gravitasi menyebabkan penurunan densitas tulang. Studi-
studi pada atlet, sebaliknya, memperlihatkan bahwa aktivitas fisik yang
tatin (contohnya, Lipitor) adalah kelompok obat lain yang memberi menimbulkan beban meningkatkan kepadatan tulang. Di dalam
harapan dalam pengobatan osteoporosis. Statin telah umum kelompok-kelompok atlet, densitas tulang berkorelasi langsung dengan
digunakan sebagai obat penurun kolesterol. Obat golongan ini juga beban yang harus dipikul tulang. Jika kita melihat tulang paha (femur)
merangsang aktivitas osteoblas, mendorong pembentukan tulang atlet, densitas tulang tertinggi ditemukan pada atlet angkat beban,
dan mengurangi angka fraktur, yaitu manfaat lain selain efeknya diikuti secara berurutan oleh pelontar martil, pelari, pemain bola, dan
pada kolesterol. Obat ini belum secara spesifik disetujui untuk akhirnya perenang. Pada kenyataannya, densitas perenang tidak
digunakan dalam pencegahan kehilangan tulang. berbeda dari kontrol non-atlet. Berenang tidak menimbulkan beban
bagi tulang. Densitas tulang pada lengan aktif pemain tenis pria
G L (activators of nongenomic estrogen-like signaling) adalah
ditemukan lebih besar 35% daripada lengannya yang tak-bermain;
kelas baru obat osteoporosis yang sedang dikembangkan.
pemain tenis wanita terbukti memiliki densitas lengan bermain 28%
Sebagian besar efek estrogen ditimbulkan oleh pengikatan estrogen
lebih besar daripada lengan satunya. Satu penelitian mendapatkan
ke reseptornya di nukleus sel sasaran sehingga mengaktifkan gen-
bahwa aktivitas yang sangat ringan penghuni panti wreda, yang
gen tertentu, seperti yang dilakukan oleh semua steroid (lihat h.
usianya rerata 82 tahun, tidak hanya memperlambat pengurangan
135). Namun, para ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa
tulang tetapi bahkan menyebabkan peningkatan tulang selama periode
estrogen menghambat apoptosis osteoblas dengan menggunakan
36 bulan. Karena itu, olahraga adalah cara terbaik untuk melawan
jalur yang berbeda. Pada jalur sinyal sitoplasma alternatif ini, untuk-
osteoporosis.
Lamela
Lamella
Kanalikulus
(c) Lamela di dalam sebuah osteon
Lokasi sumsum
kuning
Tulang
kompakta
Tulang Osteon
trabekular
Kanalis sentralis
Tulang trabekular
(a) Tulang panjang
Tulang kompakra
Kanalikulus
Lamela Osteo sit
Periostium Kanalis sentralis Osteon
Pembuluh di
Manfred Kage/Photolibrary.com
kanalis sentralis
(b) Osteon
Gambar 19-24 OSusunan tulang kompakta menjadi osteon-osteon. (a) Struktur sebuah tulang panjang yang memperlihatkan lokasi tulang kompakta dan tulang
trabekular. (b) Osteon, unit struktural tulang kompakta, terdiri dari lamela (lapisan osteosit yang terkubur oleh tulang yang mereka endapkan sendiri di sekitar
mereka) konsentris yang mengelilingi sebuah kanalis sentralis yang mengandung cabang pembuluh darah
kecil. Mikrograf cahaya ini diambil dari tulang kompakta pada femur (tulang paha) manusia. (c) Pembesaran lamela.
(Sumber: Dimodifikasi dan digambar ulang dengan izin dari A. Spence dan E/ Mason, Human Anatomy and Physiology, edisi ke-3. Hak cipta © 1987 oleh Benjamin/Cummings Publishing
Company. Dicetak ulang dengan izin dari Pearson Education, Inc.)
762 BAB 19
Efek kronik PTH adalah mendorong disolusi lokal
tulang untuk membebaskan Ca2+ ke dalam plasma.
PTH bekerja pada ginjal untuk menghemat Ca2+ dan Kalsitonin menurunkan konsentrasi Ca2+ plasma,
mengeluarkan PO43-. tetapi tidak penting dalam kontrol normal
metabolisme Ca2+.
Osteoklas
Kanalis sentralis
Permukaan
luar Kanalikulus Cairan tulang
Lamela
Taut celah
KUNCI
1 Pertukaran cepat
pumps located in the Vitamin D sebenarnya
osteocytic–osteoblastic
Ca2+ adalah suatu hormon yang
ATP bone membrane.
2 Pertukaran lambat meningkatkan penyerapan
Ca2+ 2 In a slow exchange,
(Disolusi
Ca2+ is moved from the
kalsium di usus.
tulang)
stable pool in the
mineralized bone into
the plasma through PTH-
induced dissolution of
the bone by osteoclasts.
(b)
ambar ertukaran cepat dan lambat a menembus membran tulan osteositik osteoblastik. (a)
steosit yang terkubur dan osteoblas permukaan saling berhubungan melalui tonjolan panjang sitoplasma yang
menjulur dari sel sel ini dan saling berhubungan di dalam kanalikulus. nyaman sel yang saling berhubungan ini,
membran tulang osteositik osteoblastik, memisahkan tulang termineralisasi dari plasma di kanalis sentralis. Cairan
tulang terletak di antara membran dan tulang termineralisasi. (b) Pertukaran cepat Ca2+ antara tulang dan plasma
dilakukan oleh pompa Ca2+ di membran tulang osteositik osteoblastik yang memindahkan Ca2+ dari cairan tulang
ke sel sel tulang ini, yang memindahkan Ca2+ ke dalam plasma. Pertukaran lambat Ca2+ antara tulang dan plasma
dilakukan oleh pelarutan osteoklas pada tulang.
764 BAB 19
Ca2+ plasma Ca2+ plasma
PTH Kalsitonin
AKTIVASI VITAMIN D
Photodisc/Getty Images
Steve Chenn/Corbis ■
Prekursor di kulit
Vitamin D makanan
(7-dehidrokolesterol)
Sinar matahari
■
Vitamin D3
Enzim hati
25-OH-vitamin D3
Gugus hidroksil
■
Enzim ginjal
S S
3−
PO4 plasma
1,25-(OH)2-vitamin D3
(vitamin D aktif)
766 BAB 19
Mengatasi
PO4 3− plasma
PTH
(saling meniadakan)
PO4 3− plasma
Defisiensi Vitamin D
Biophoto Assoc/SPL/Photo Researchers, Inc.
SOAL LATIHAN
Jawaban dimulai di h. A-43.
Pertanyaan Objektif
768 BAB 19
Pertanyaan Esai
UNTUK DIRENUNGKAN
770 BAB 19
19
19.1|Kelenjar Tiroid (h. 722–728) kaitan dengan keseimbangan Na+ dan serta dengan regulasi tekanan
■ Kelenjar tiroid yang berbentuk dasi kupu-kupu mengandung dua darah dan tidak dipengaruhi oleh ACTH. Aldosteron dikontrol oleh sis-
jenis sel sekretorik endokrin ( ) sel folikel, yang menghasilkan tem reninangiotensin-aldosteron (SRAA) dan oleh efek langsung K+ pa-
hormon yang mengandung iodida, T (tiroksin atau tetraiodotironin)
da korteks adrenal. (Lihat Gambar 4-22 h. .)
dan T (triiodotironin) yang secara kolektif dikenal sebagai hormon
■ Kortisol membantu mengatur metabolisme bahan bakar dan penting
tiroid dan (2) sel C, yang menyintesis hormon pengatur Ca2+,
kalsitonin. (Lihat Gambar - dan mb a bab.) dalam adaptasi stres. Hormon ini meningkatkan kadar glukosa, asam
amino, dan asam lemak darah serta menyisakan glukosa untuk
■ Sebagian besar tahap dalam sintesis hormon tiroid berlangsung di
digunakan oleh otak yang dependen-glukosa. Molekul-molekul organik
molekul besar tiroglobulin di dalam koloid, suatu lokasi ekstrasel yang dimobi-lisasi ini tersedia untuk digunakan sebagai sumber energi
in and yang terletak di bagian interior folikel tiroid. lodium makanan atau untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Sekresi kortisol diatur
ditranspor sebagai iodida (I-) oleh pompa iodida (suatu simporter de- oleh lengkung umpan-balik negatif yang melibatkan CRH hipotalamus
penden-energi) dari darah ke dalam sel folikel. Dari sel folikel, iodida dan ACTH hipo-fisis. Stres adalah perangsang paling kuat untuk
memasuki koloid tempat iodida mengiodinasi asam amino tirosin di da- peningkatan aktivitas ak-sis CRH-ACTH-kortisol. Kortisol juga
lam tiroglobulin, menghasilkan monoiodotironin (MIT) dan diiodotironin memperlihatkan irama diurnal khas. (Lihat Gambar -2 h. 4 -
(DIT). Penggabungan MIT dan DIT menghasilkan T3; penggabungan h. 4 - rta - 3 dan ab -2 h. 3 .)
dua DIT menghasilkan T4. Hormon tiroid disekresikan melalui proses
■ Dehidroepiandrosteron (DHEA) mengatur dorongan seks dan
fagositosis sekeping koloid oleh sel folikel yang menyebabkan pembe- pertumbuhan rambut pubis dan aksila pada wanita. tidak
basan 14 dan 13, yang masuk ke dalam darah. (Lihat Gambar -2.) memiliki efek yang nyata pada laki laki, yang terkalahkan efeknya oleh
■ Hormon tiroid adalah penentu utama laju metabolik basal tubuh. testoteron. berada di bawah kontrol C CT , tetapi
engan mempercepat laju metabolik, hormon ini meningkatkan menimbulkan umpan balik negatif ke lengkung gonadotropin.
produksi panas. ormon tiroid juga meningkatkan kerja katekolamin ■ Medula adrenal terdiri dari neuron-neuron pascaganglion simpatis
simpatis dan merupakan hormon yang esensial bagi pertumbuhan yang telah mengalami modifikasi yang disebut sel kromafin, yang me
normal dan bagi perkembangan dan fungsi sistem saraf. ngeluarkan katekolamin epinefrin ke dalam darah sebagai respons
■ Sekresi hormon tiroid diatur oleh sistem umpan-balik negatif antara
terhadap stimulasi simpatis. (Lihat Gambar -2 h. 2 3.) pinefrin mem
perkuat efek sistem saraf simpatis dalam menghasilkan respons ber
TRH hipotalamus, TSH hipofisis anterior, dan T3 dan T4 kelenjar tiroid.
juang atau lari dan dalam mempertahankan tekanan darah arteri. pi
Lengkung umpan-balik ini mempertahankan kadar hormon tiroid relatif nefrin juga meningkatkan glukosa dan asam lemak darah. Perangsang
konstan. Pajanan dingin pada neonatus adalah satu-satunya masukan utama peningkatan sekresi epinefrin adalah pengaktifan sistem
ke hipotalamus untuk meningkatkan TRH dan, dengan demikian, simpatis oleh stres. (Lihat Gambar - 3 dan ab -2.)
sekresi hormon tiroid. (Lihat Gambar -3.)
19.3|Respons Stres Terintegrasi (hh. 737–740)
19.2|Kelenjar Adrenal (hh. 728–737) ■ Kata stres merujuk kepada respons non-spesifik generalisata tubuh
■ Masing-masing (dari sepasang) kelenjar adrenal terdiri dari dua terhadap setiap faktor yang mengalahkan, atau mengancam untuk me-
organ endokrin berbeda korteks adrenal di sebelah luar yang meng ngalahkan, kemampuan kompensasi tubuh untuk mempertahankan
hasilkan steroid dan medula adrenal di sebelah dalam yang
homeostasis. Kata stresor merujuk kepada semua rangsangan pengga-
menghasilkan katekolamin. (Lihat Gambar - .)
nggu yang memicu respons stres. (Lihat Gambar - 2.)
■ Setiap hormon steroid dihasilkan dari modifikasi bertahap ■ Selain respons spesifik terhadap berbagai stresor, semua stresor
kolesterol melalui en im spesifik yang terdapat di kelenjar endokrin menimbulkan respons stres generalisata yang serupa ( )
steroidogenik tertentu. orteks adrenal memiliki berbagai en im un tuk meningkatkan akti itas simpatis dan epinefrin, yang mempersiapkan
menghasilkan tiga kategori hormon steroid mineralokortikoid tubuh untuk respons berjuang atau lari (2) pengaktifan aksis C
(terutama aldosteron), glukokortikoid (terutama kortisol), dan hormon CT kortisol, yang mem bantu tubuh menghadapi stres dengan
seks adrenal (terutama androgen lemah, yaitu dehidroepiandroste memobilisasi sumber daya metabolik ( ) peningkatan glukosa dan
nedion). ( ihat ambar .) asam lemak darah melalui penu runan sekresi insulin dan peningkatan
sekresi glukagon dan ( ) pemeli haraan olume dan tekanan darah
melalui peningkatan akti itas dan asopresin. emua efek ini
■ Aldosteron mengatur keseimbangan Na+ dan K+ dan penting untuk
dikoordinasikan oleh hipotalamus. (Lihat Gambar - 3 danm ab
homeostasis tekanan darah, yang dicapai secara sekunder oleh efek -2.)
osmotik Na+ dalam mempertahankan volume plasma, suatu efek yang
menyelamatkan nyawa. Kontrol sekresi aldosteron ber-
19.4|Pankreas Endokrin dan Kontrol Metabolisme ■ Kontrol metabolisme Ca2+ melibatkan dua aspek, regulasi ho-
Bahan Bakar (h. 740-757) meostasis Ca2+ dan regulasi Ca2+, dan bergantung pada kontrol
hormonal pada perubahan antara CES dan tiga kompartemen:
■ Metabolisme antara atau bahan bakar, secara kolektif, adalah tulang, ginjal, dan usus. Regulasi homeostasis Ca2+ (pemeli-
sintesis (anabolisme), penguraian (katabolime), dan transformasi haraan konsentrasi Ca2+ bebas plasma yang konstan) melibatkan
ketiga kelas nutrien organik kaya energi karbohidrat, lemak, dan
perubahan cepat antara tulang dan CES dan, dengan tingkat yang
protein di dalam tubuh. lukosa dan asam lemak yang masing
lebih rendah, penyesuaian ekskresi Ca2+ di urine. Regulasi kese-
masing berasal dari karbohidrat dan lemak terutama digunakan se
bagai bahan bakar metabolik, sementara asam amino yang berasal imbangan Ca2+ (pemeliharaan jumlah total Ca2+ di tubuh yang
dari protein terutama untuk sintesis protein struktural dan enim. konstan) dilakukan dengan penyesuaian absorpsi Ca2+ dari usus
(Lihat Gambar - 4 dan ab -3 dan -4.) dan ekskresi Ca2+ di urine.
■
Tulang terdiri dari matriks ekstrasel organik, osteoid, yang di
■ Selama keadaan absorptif setelah makan, nutrien yang diserap oleh presipitasi kristal Ca3(PO4)2 (kalsium fosfat). Tulang
berlebihan serta tidak segera digunakan untuk menghasilkan energi
terus-menerus mengalami remodeling oleh kerja osteoklas
atau sintesis protein akan disimpan dalam jumlah terbatas sebagai
glikogen di hati dan otot, tetapi umumnya sebagai trigli serida di pelarut tula-ng dan osteoblas pembentuk tulang. Osteosit yang
jaringan lemak. elama keadaan pasca absorptif antara waktu terkubur ada-lah osteoblas "pensiunan" yang telah meletakkan
makan ketika tidak ada nutrien baru yang masuk ke darah, tulang di sekeli-ling dirinya sendiri. Osteoblas dan osteosit saling
simpanan glikogen dan trigliserida dikatabolisme untuk membe terhubung oleh lengan sitoplasma panjang yang memanjang
baskan molekul nutrien ke dalam darah. ika dibutuhkan, protein melalui kanal sempit yang menembus tulang yang keras sehingga
tubuh diuraikan untuk membebaskan asam amino untuk diubah
membentuk mem-bran tulang osteositik-osteoblastik kontinu.
menjadi glukosa (glukoneogenesis). onsentrasi gukosa darah
harus dipertahankan di atas batas kritis bahkan dalam keadaan (Lihat Gambar 19-23 dan 19-24)
pasca absorptif karena otak bergantung pada glukosa darah seba ■ Tiga hormon mengatur konsentrasi Ca2+ plasma (dan secara
gai sumber energinya. aringan yang tidak bergantung pada glu bersamaan mengatur PO43-)—hormon paratiroid (PTH) yang
kosa beralih ke asam lemak sebagai bahan bakar metabolik mere
disekresikan oleh kelenjar paratiroid, kalsitonin, dan vitamin D.
ka sehingga glukosa disisakan hanya untuk otak. (Lihat ab - .)
(Lihat Gambar 19- 22.)
■ Konsentrasi glukosa darah dikontrol oleh faktor-faktor yang ■ PTH, yang sekresinya secara langsung ditingkatkan oleh penu
mengatur penyerapan glukosa oleh sel dan pengeluaran glukosa
konsentrasi Ca2+ plasma, bekerja langsung pada tulang dan ginjal
oleh hati. (Lihat Gambar - .)
serta tak-langsung pada usus untuk meningkatkan konsentrasi
■ Pergeseran dalam jalur metabolik antara keadaan absorptif Ca2+ plasma. Dalam melakukannya, hormon ini esensial untuk
pasca absorptif dikontrol oleh hormon. ormon terpenting dalam hal
hidup dengan mencegah konsekuensi fatal hipokalsemia. PTH
ini adalah insulin. nsulin disekresikan oleh sel pulau anger
hans, bagian endokrin pankreas. (Lihat Gambar - dan ab mendorong perpindahan Ca2+ menembus membran tulang
- h. .) osteositik-osteoblastik dari cairan tulang ke dalam plasma dalam
■ Insulin adalah suatu hormon anabolik; hormon ini mendorong jangka pendek dan mendorong disolusi lokal tulang dengan
penyerapan glukosa, asam lemak, dan asam amino oleh sel dan meningkatkan aktivitas osteoklas dan menekan osteoblas dalam
meningkatkan perubahan at at tersebut masing masing menjadi jangka panjang. (Lihat Gambar -2 dan -2 .)
glikogen, trigliserida, dan protein. alam melakukannya, hormon ini ■ Disolusi kristal tulang kalsium fosfat menyebabkan pembeba-
menurunkan konsentrasi molekul molekul organik kecil ini dalam
san PO43- dan Ca2+ ke dalam plasma. PTH bekerja pada ginjal
darah. ekresi insulin meningkat selama keadaan absorptif, teruta
ma oleh efek langsung peningkatan glukosa darah pada sel p untuk meningkatkan reabsorpsi Ca2+ yang terfiltrasi sehingga
melalui penggabungan eksitasi sekresi. nsulin mengarahkan ekskresi Ca2+ di urine berkurang dan konsentrasinya dalam
nutrien ke dalam sel selama keadaan ini. (Lihat Gambar - plasma meningkat. Secara bersamaan, PTH mengurangi
hin a -2 .) reabsorpsi PO43- ginjal, dengan cara ini meningkatkan ekskresi
■ Glukagon, disekresikan oleh sel a pankreas, memobilisasi mol PO43- dan menurunkan kadar P043- plasma. Hal ini penting
ekul kaya-energi dari simpanan mereka selama keadaan pas-ca karena peningkatan P043- plasma akan memicu pengendapan
absor-ptif. Glukagon, yang disekresikan sebagai respons ter-hadap sebagian dari Ca2+ plasma kembali ke tulang. (Lihat Gambar
efek langsung penurunan glukosa darah pada sel ! pankreas, -2 .)
umum nya melawan efek insulin. (Lihat Gambar - -2 dan ■ PTH mempermudah pengaktifan vitamin D, yang pada giliran
- 2 .) nya merangsang penyerapan Ca2+ dan P043- dari usus. Vitamin
19.5| Kelenjar Paratiroid dan Kontrol D dapat disintesis dari kolesterol di kulit jika kulit terpajan ke sinar
Metabolisme Kalsium (h. 757-768) matahari, tetapi sumber endogen ini biasanya kurang memadai
sehingga vitamin D harus diberikan melalui makanan. Dari kedua
■ Perubahan konsentrasi Ca2+ yang dapat berdifusi dan terdapat
sumber ini, vitamin D mula-mula harus diaktifkan oleh hati dan
dalam plasma, bentuk aktif biologis ion ini, menimbulkan efek yang
besar dan membahayakan, terutama pada eksitabilitas neu kemudian oleh ginjal (tempat regulasi pengaktifan vitamin D oleh
romuskulus. iperkalsemia menurunkan kepekaan terhadap rang PTH) sebelum zat ini dapat mengeluarkan efekriya. (Lihat
sang, sementara hiperkalsemia menyebabkan eksitabilitas berle Gambar 19-27.)
bihan pada saraf dan otot. ika eksitabilitas berlebihan ini cukup ■ Kalsitonin, suatu hormon yang diproduksi oleh sel C kelenjar
parah, dapat terjadi kontraksi spastik mematikan otot otot perna
tiroid,disekresikan sebagai respons terhadap peningkatan
pasan.
konsentrasi Ca2+ plasma dan bekerja menurunkan kadar Ca2+
plasma dengan menghambat aktivitas osteoklas tulang. Kalsitonin
kurang penting kecuali pada keadaan hiperkalsemia yang jarang
terjadi. (Lihat Gambar 19-1 dan 19-26.)
Pemindaian mikrograf &ektron patia sperma manusia yang
sedang menembus sebuah telur. Gambar ini, diambil di klinik
fertilitas, menunjukkan satu spermatozoa yang sedang menembus
satu ovum (telur) dengan menggunakan enzim di ujung kepalanya.
Enzim dari banyak sperma dibutuhkan untuk menguraikan sawar
terluar sebelum satu sperma yang paling baik menembus ke
dalam sitoplasma telur untuk melakukan fertilisasi
20
David M. Phillips/Photo Researchers, Inc.
Sistem Reproduksi
774 BAB 20
Kolumna vertebra
Kandung Ureter
kemih
Tulang Rektum
pubih
Vesikula seminalis
Duktus
deferens
Duktus ejakulatorius
Kelenjar prostat
Penis
Kandung kemih
Ureter
Anus Vesikula
seminalis
Korda
jaringan Kelenjar bulbouretra
erektil Uretra
Glans Kelenjar prostat
penis Epididimis
Kelenjar Ejaculatory
Testis Skrotum bulbouretra
Duktus deferens
Penis
(a) The pelvis in sagittal section
Epididimis
Testis
Urethra
Glans
penis
Gambar 20-1 Sistem reproduksi pria (b) Posterior view of the reproductive
organs
Ovarium
Fimbria
Uterus
Cervix
Kandung
kemih
Tulang Rectum
pubis
Uretra Vagina
Bagian eksternal
kilotoris
Labia
minora
Anus
mayora
Oviduktus
Pembuluh ovarium
Fimbria
Endometrium
Ovarium
Miometrium Uterus
Kanalis servikalis
Klitoris
Serviks
Lubang
Vagina uretra
Labia
minora Himen
(b) Pandangan posterior organ-organ reproduksi
Labia Lubang
mayora vagina
Perineum
Anus
776 20
Sel reproduksi masing-masing mengandung
separuh set kromosom.
Ibu Ayah
Pembelahan Pembelahan
meiosis sel meiosis sel
germinativum germinativum
Mitosis
778 BAB 20
X Ovum dengan kromosom seks X
2 Jenis kelamin
gonad: ditentukan
TESTIS oleh ada atau Ovarium
tidaknya gen SRY
Diubah menjadi
(a) Penentuan jenis kelamin dan diferensiasi seksual pria (b) Penentuan jenis kelamin dan diferensiasi seksual wanita
Gambar 20-4 Penentuan jenis kelamin dan diferensiasi.
779
KUNCI Pada 7 minggu
Genital tubercle
Tuberkulum genital Urethral folds
Genital swellings
Lipatan uretra Anal opening
Tonjolan genital
Tonjolan genital
(skrotum) Tonjolan genital
(labia)
Lubang uretra
Glans penis
Menjelang aterm
Prepusium
Glans klitoris
Batang penis
Labia minora
Skrotum Lubang uretra
Himen
Vagina
Anus
Labia mayora
Anus
780 BAB 20
Gonad yang belum
berdiferensiasi
Duktus Duktus
mulleri wolffi
Ureter
Oviduktus
Epididimis Duktus
Testis Ovarium
Duktus mulleri
deferens
Duktus Mulleri Duktus Duktus Wolffii
berdegenerasi wolffii berdegnerasi
Ureter
Kandung kemih
Uterus
Uretra
Uretra
Vagina
(b) Duktus berdiferensiasi (c) Duktus mulleri berdiferensiasi
saluran reproduksi pria menjadi saluran reproduksi wanita
(diperlihatkan sebelum testis
turun ke dalam skrotum)
Gambar 20-6 Diferensiasi seksual saluran reproduksi.
Lokasi testis pada skrotum menyediakan lingkungan EFEK PADA JARINGAN SPESIFIK-SEKS SETELAH LAHIR
yang lebih dingin yang esensial bagi spermatogenesis.
782 BAB 20
Epididimis Sitoplasma Spermatozoa
Spermatogonium sel Sertoli Ekor spermatozoa
Duktus
Spermatozoa
Lumen
matang
tubulus
seminiferus
Spermatid yang
mengalami
pengemasan
Spermatid
CNRI/Photo Researchers, Inc.
Sel Spermatosit
Sertoli sekunder
Spermatosit
primer
Taut
erat
Berbagai tahap Sel Leydig
pembentukan sperma
Spermatogonium
(c) Scanning electron micrograph potongan (d) Hubungan sel sertoli dengan sel yang sedang terbentuk
melintang tubulus seminiferus
Gambar 20-7 Anatomi testis yang menggambarkan tempat spermatogenesis. (a) Tubulus seminiferus adalah bagian testis pembentuk sperma. (b) Sel-sel germinativum yang
belum berdiferensiasi (spermatogonia) terletak di perifer tubulus, dan spermatozoa yang telah berdiferensiasi berada di lumen, dengan berbagai tahap pembentukan sperma
terletak di antaranya. (c) Perhatikan adanya spermatozoa yang sangat berdiferensiasi (dapat dikenali oleh ekornya) dii lumen tubulus seminiferus. (d) Hubungan sel Sertoli dengan
sel sperma yang sedang dibentuk.
Efek non-reproduktif
784 20
PROLIFERASI MITOTIK
Kromosom
Tahap-tahap
di setiap sel
spermatogenesis
Spermatogonium 46
(Jumlah diploid;
Mitosis untai tunggal)
Satu sel anak tetap di batas
luar tubulus seminiferus Satu sel anak bergerak ke
untuk mempertahankan arah lumen untuk
Spermatogonia garis sel germinativum menghasilkan spermatozoa 46
1 Mitotic (Jumlah diploid;
proliferation untai tunggal)
Mitosis
Mitosis
Spermatosit 46
primer (Jumlah diploid;
untai tunggal)
Pembelahan
meiosis pertama
Spermatosit 23
2 Meiosis sekunder (Jumlah diploid;
untai tunggal)
Pembelahan
meiosis kedua
23
(Jumlah diploid;
Spermatid
untai tunggal)
3 Pengemasan
(spermiogenesis)
Spermatozoa 23
(Jumlah diploid;
untai tunggal)
785
MEIOSIS
PENGEMASAN
Akrosom Nukleus
Mitokondria Mikrotubulus
Dr. David Phillips/Visuals Unlimited, Inc.
Gambar 20-9 Anatomi sebuah spermatozoa. (a) Fotomikrograf fase-kontras spermatozoa manusia. (b)
Sebuah spermatozoa memiliki tiga bagian fungsional: kepala dengan "tudung" akrosomnya, bagian
(a) Foto spermatozoa manusia tengah, dan ekor.
786 BAB 20
LH dan FSH dari hipofisis anterior mengontrol
sekresi testosteron dan spermatogenesis.
Gonadotrop
LH FSH
Inhibin
Sel sertoli
Spermatogenesis
Sel Leydig
Testosteron
Efek
maskulinisasi Testis
Gambar 20-10 Kontrol fungsi testis.
788 BAB 20
VASEKTOMI
■ TABEL 20-2 Lokasi dan Fungsi Berbagai Komponen Sistem Reproduksi Pria
790 BAB 20
Prostaglandin adalah caraka kimiawi yang bekerja
lokal dan ditemukan di mana-mana ❚ TABEL 20-3 erja rostaglandin
Sistem Tubuh yang
Dipengaruhi Kerja Prostaglandin
COOH
REFLEKS EREKSI
Ereksi Mengerasnya penis yang dalam keadaan Pembengkakan jaringan erektil penis oleh darah akibat
normallunak agar dapat masuk ke dalam vagina vasodilatasi hebat arteriol-arteriol penis yang dipicu oleh
rangsang parasimpatis dan penekanan mekanis vena
Ejakulasi
Fase emisi Pengosongan sperma dan sekresi kelenjar Kontraksi otot polos di dinding duktus dan kelenjar
sekstambahan (semen) ke dalam uretra seks tambahan yang dipicu oleh rangsang simpatis
Fase ekspulsi Kontraksi otot rangka di pangkal penis yang dipicu oieh
Ekspulsi kuat semen dari penis
neuron motorik
792 BAB 20
Uretra Rektum
Vesicula
seminalis
Anus
Kelenjar
Korda jaringan bulbouretra
erektil
Kelenjar prostat
Uretra
Vas deferens
Batang
Epididimis
penis
Glans penis Skrotum
Uterus
Kandung kemih
Uretra
Batang Serviks
Klitoris Glans
Internal Vagina
tubulus
Labia minora
Labia mayora
Anus
EKSPULSI
Stimulasi mekanoreseptor di
glans penis
Pelumas Ereksi
Vena tertekan
RESOLUSI
EMISI
794 BAB 20
I
T
ANPA DIKETAHUI, SELAMA 70 TAHUN TERAKHIR kita Turunnya jumlah sperma. Hitung sperma rerata turun dari 113 juta/
manusia telah mengotori lingkungan dengan bahan kimia mL semen pada tahun 1940 menjadi 60 juta/mL sekarang ini. Hal
sintetik perusak endokrin sebagai efek samping industrialisasi yang memperparah keadaan, volume satu kali ejakulat telah turun
yang tak-disengaja. Polutan mirip-hormon ini, yang disebut pen- dari 3,4 mL menjadi 2,75 mL. Hal ini berarti bahwa pria, secara
gacau endokrin ( nd r n d ru t r ) berikatan dengan reseptor rerata, kini mengeluarkan kurang dari separuh jumlah sperma
yang normalnya disediakan untuk hormon-hormon alami. Bahan- dibandingkan dengan 70 tahun yang lalu-suatu penurunan lebih dari
bahan ini dapat menyerupai atau menghambat aktivitas hormon 380 juta sperma menjadi sekitar 165 juta sperma per ejakulat.
bergantung pada bagaimana mereka berinteraksi dengan reseptor. Selain itu, jumlah sperma motil juga merosot. Perlu diperhatikan,
Sebagian besar pengacau hormon menimbulkan efek feminisasi. hitung sperma selama periode yang sama tidak turun di bagian-
Banyak dari kontaminan lingkungan ini mirip dengan atau mengubah bagian dunia yang tidaktercemar.
kerja estrogen, hormon steroid feminisasi yang diproduksi oleh Meningkatnya insidensi kanker testis dan prostat. Kasus kanker
ovarium wanita. Meskipun belum dipastikan, penelitian di laboratorium testis telah meningkattiga kali lipat sejaktahun 1940, dan angkanya
dan lapangan mengisyaratkan bahwa pengacau estrogen ini mungkin terus meningkat. Kanker prostat juga meningkat selama periode
berperan dalam beberapa kecenderungan pengganggu dalam waktu tersebut.
masalah kesehatan reproduksi, seperti turunnya hitung sperma pada Meningkatnya jumlah kelainan saluran reproduksi pria saat lahir.
pria dan meningkatnya insiden kanker payudara pada wanita. Insiden kriptorkidismus (testis tak-turun) hampir meningkat dua kali
Polutan estrogenik terdapat di mana-mana. Bahan ini mencemari lipat dari tahun 1950-an ke 1970-an. Jumlah kasus hipospadia,
makanan, air minum, dan udara kita. Senyawa sintetik yang terbukti suatu malformasi penis, meningkat lebih dari dua kali antara
menyebabkan feminisasi mencakup (1) insektisida dan pembasmi pertengahan tahun 1960-an dan pertengahan tahun 1990-an.
hama tertentu, (2) produk penguraian detergen tertentu, (3) produk- Hipospadia terjadi jika lipatan uretra gagal menutup sewaktu
sampingan bensin yang terdapat di asap knalpot, (4) pengawet perkembangan janin laki-laki.
makanan umum yang digunakan untuk mencegah tengik, dan (5) Adanya bukti kelainan gender pada hewan. Sebagian ikan dan
pelembut yang menyebabkan plastik lentur. Pelembut plastik ini sering populasi hewan liar yang banyak terpajan ke estrogen lingkungan—
ditemukan dalam kemasan makanan dan mudah merembes ke dalam misalnya yang hidup di atau dekat air yang tercemar berat oleh
makanan yang berkontak dengannya, terutama sewaktu pemanasan. bahan-bahan kimia mirip-hormon—memperlihatkan angka
Bahan-bahan ini juga dapat ditemukan merembes ke dalam liur dari kecacatan sistem reproduksi yang tinggi. Contohnya adalah ikan
beberapa mainan plastik untuk bayi. Mereka ditemukan di banyak jantan yang hermafrodit (merniliki struktur reproduksi jantan dan
produk medis, misalnya kantong darah. Pelunak plastik adalah salah betina) dan buaya jantan dengan penis yang abnormal kecil.
satu pencemar lingkungan yang paling banyak ditemukan. Kelainan reproduksi serupa juga dapat dijumpai pada mamalia
Para peneliti baru mulai mengidentifikasi dan memahami dampak darat. Diperkirakan bahwa pajanan estrogen lingkungan yang
terhadap kesehatan reproduksi berbagai bahan kimia sintetik yang berlebihan menyebabkan populasi hewan ini "terkebirl':
telah menjadi bagian integral dalam kehidupan modern. Di lingkungan Menurunnya kelahiran bayi laki-laki. Banyak negara melaporkan
kita diperkirakan sudah terdapat 87.000 jenis bahan kimia sintetik. penurunan ringan rasio bayi laki-laki terhadap bayi perempuan yang
Para ilmuwan mencurigai bahwa bahan kimia mirip-estrogen yang dilahirkan. Di AS, terdapat pengurangan 17 kelahiran bayi laki laki
terdapat di antaranya mungkin mendasari berbagai gangguan per 10.000 kelahiran pada tahun 2007 dibandingkan tahun 1970,
kesehatan reproduksi yang telah meningkat sejak 70 tahun terakhir- dan Jepang telah melihat suatu penurunan lebih dari 37 kelahiran
periode waktu yang sama ketika sejumlah besar polutan diperkenalkan pria per 10.000 kelahiran selama periode yang sama. Meskipun
ke dalam lingkungan kita. Ini adalah contoh disfungsi reproduksi pria beberapa penjelasan coba diajukan (seperti usia saat hamil yang
yang mungkin secara tak-langsung berkaitan dengan pajanan ke lebih tua, meningkatnya
pengacau estrogen lingkungan:
796 BAB 20
obesitas, dan meningkatnya penggunaan teknologi reproduksi), hukum di AS pada tahun 1976, bahan kimia dianggap aman hingga
banyak peneliti mengaitkan kecenderungan bermasalah ini, terbukti sebaliknya. Environmental Protection Agency (EPA) harus
terutama pada perkembangan janin pria normal, dengan estrogen menunjukkan bahwa suatu bahan kimia berbahaya setelah itu selesai
lingkungan. Dalam satu bukti tak-langsung yang meyakinkan, orang digunakan. Sebagai respons terhadap semakin banyaknya bukti yang
yang secara tak-sengaja terpajan ke bahan pengacau endokrin muncul secara sirkumstansial yang mengaitkan berbagai polutan
dalam kadar tinggi pada suatu kecelakaan industri kemudian lingkungan dengan kelainan reproduksi, Kongres AS memberi mandat
memiliki hanya anak perempuan tanpa anak laki-laki, sementara kepada Environmental Protection Agency (EPA) pada tahun 1996
yang terpajan ke kadar rendah memiliki rasio anak perempuan untuk menentukan bahan kimia sintetik apa yang dapat mengganggu
terhadap anak laki-laki yang normal. Demikian juga, penelitian di sistem endokrin. Sebagai tanggapannya, EPA membentuk suatu
orang Rusia Arktik pada tahun 2004 mengungkapkan bahwa komite penasihat, yang pada tahun 1998 mengajukan suatu rencana
terdapat rasio 2,5 berbanding 1 antara kelahiran wanita dan pria ambisius untuk memulai pengujian menyeluruh terhadap berbagai
pada wanita yang kadar polutan mirip-estrogen dalam darahnya senyawa sintetik atas kemungkinannya mengganggu sistem hormon
adalah 4 mg/L atau lebih. manusia dan hewan. Meskipun pada akhirnya semua dari 87.000
Estrogen lingkungan juga diduga berperan dalam peningkatan senyawa sintetik yang ada akan diuji, pemeriksaan penya ring awal
insidensi kanker payudara pada wanita. Saat ini kanker payudara dipersempit menjadi evaluasi 15.000 bahan kimia yang luas digunakan
lebih prevalen 25% hingga 30% dibandingkan dengan pada tahun dalam potensi gangguan sistem hormon. Karena menganggap ini
1940an. Banyak faktor risiko untuk kanker payudara yang sudah sebagai prioritas kesehatan nasional, pemerintah telah
dipastikan, misalnya mendapat haid lebih dini dan mengalami mengalokasikan jutaan dolar untuk riset ini. Namun, selama proses
menopause belakangan, berkaitan dengan peningkatan umur total yang menghabiskan waktu ini, hanya beberapa ribu bahan kimia yang
terpajan ke estrogen. Karena peningkatan pajanan ke estrogen diuji coba selama 10 tahun pertama penelitian, seiring dengan Toxic
alami meningkatkan risiko kanker payudara, pajanan Release Inventory EPA yang terus berkembang dan bahan kimia lain
berkepanjangan ke estrogen lingkungan dapat berperan telah dianggap aman. Hal yang membuat situasinya menjadi kompleks
meningkatkan prevalensi keganasan ini pada wanita (dan pria). adalah para peneliti telah mempelajari bahwa bahan kimiawi yang ada
Selain pengacau estrogen, para ilmuwan baru-baru ini pada tubuh manusia dalam kadar aman memiliki efek sinergistik dan
menemukan suatu golongan baru bahan kimia pengganggu- efek yang merugikan ketika bahan-bahan ini berinteraksi. Karena itu,
pengacau androgen yang menyerupai atau menekan efek hormon tidak akan cukup untuk mengevaluasi risiko bahan kimia sintetis ini
pria. Sebagai contoh, studi-studi mengisyaratkan bahwa bakteri satu demi satu. Ilmuwan dan badan pengelola harus memikirkan risiko
dalam air buangan dari pabrik kayu dapat mengubah sterol dalam kumulatif dari tercampurnya bahan bahan kimia. Selebihnya, para
bubur kayu pinus menjadi androgen. Sebaliknya, senyawa anti- pengawas lingkungan dipanggil untuk melakukan pengukuran atas
androgen ditemukan dalam senyawa fungisida yang sering batasan terpajannya senyawa kimia terhadap individu dan dalam
disemprotkan ke berbagai sayur dan buah. Hal lain yang pelabelan manufaktur yang lebih baik sehingga konsumen dapat
mengkhawatirkan adalah androgen yang digunakan oleh industri memperoleh informasi yang lebih banyak tentang produk yang mereka
peternakan untuk meningkatkan produksi otot (yaitu, daging) pada pakai. Selanjutnya, fegislasi telah dikenalkan di Kongres, yang
sapi. (Androgen memiliki efek anabolik protein.) Obat-obat ini tidak mengharuskan manufaktur untuk membuktikan bahwa bahan kimia
berakhir di daging, tetapi dapat masuk ke air minum dan makanan dalam produk yang mereka pakai aman, menyediakan insentif bagi
lain karena tinja yang penuh hormon tersebut dapat menceman perkembangan produk yang lebih aman, dan memberikan EPA
sungai dan danau. tanggung jawab yang lebih besar dalam menindak senyawa kimiawi
Di bawah Toxic Substances Control Act (TCSA) yang menjadi yang terbukti berisiko tinggi.
798 BAB 20
Tahap-tahap oogenesis Kromosom di
masimg-masing sel
Oogonium 46
(jumlah diploid;
untai ganda)
1 Proliferasi mitosis
sebelum lahir
(Terhenti
Oosit pada 46
primer pembelahan (jumlah diploid;
meiosis untai ganda)
pertama)
Oosit 23
Badan polar
pertama sekunder (jumlah diploid;
untai ganda)
2 Meiosis
(Pembelahan meiosis kedua
selesai setelah feritilisasi)
23 (jumlah haploid;
Badan polar Ovum
untai tunggal) dari
kedua matang
ovum plus 23 (jumlah
haploid; untai tunggal
Badan polar mengalami
dari sperma untuk
degenerasi
menghasilkan ovum
diploid yang telah
dibuahi dengan) 46
kromosom
Gambar 20-14 Oogenesis. Bandingkan dengan gambar Gambar 20-8, p. 785, spermatogenesis.
Spermatogonium Oogonium
(diploid) (diploid)
Meiosis I
Oosit primer
Spermatosit primer (diploid; kromosom
(diploid; kromosom
diperlihatkan saat
diperlihatkan saat
direplikasi)
direplikasi)
(tepat sebelum
ovulasi)
Dari badan
Spermatid Ootid polar pertama
(haploid) (haploid)
Badan polar
kedua
Sperma
(haploid)
Ovum matang
(haploid)
Badan polar
bersintegrasi
Gambar 20-15 Perbandingan pembelahan mitosis dan meiosis yang menghasilkan dan sel telur dari sel germinal.
800 BAB 20
4
2
6
OVULASI
PEMBENTUKAN ANTRUM
10
Sel teka
Sel granulosa
Antrum
Folikel matang 8
(12-16 mm) 7
(b) Pembentukan folikel, ovulasi, serta pembentukan
dan degenerasi korpus luteum
1 Di dalam folikel primer, oosit primer atau antral, ketika antrum yang kaya- dan melepaskan oosit sehingga menyebabkan
dikelilingi oleh selapis sel granulosa. estrogen mulai terbenluk. ovulasi dan terhentinya fase folikular.
2 Di bawah pengaruh parakrin lokal, sel 5 Antrum terus meluas akibat 8 Mengantar ke fase luteal, folikel yang
granulosa berproliferasi dan membentuk pertumbuhan cepat folikel sekunder. ruptur berkembang menjadi korpus luteum di
zona pelusida di sekitar oosit. bawah pengaruh LH.
6 Setelah sekitar 2 minggu pertumbuhan
3 Jaringan ikat ovarium sekitar cepat di bawah pengaruh FSH, folikel telah 9 Korpus luteum terus bertumbuh dan
berdiferensiasi menjadi sel teka, mengubah berkembang menjadi folikel matang, yang menyekresikan progesteron dan estrogen yang
folikel primer menjadi folikel praantral. sangat banyak mengandung antrum; oosit, mempersiapkan uterus untuk implantasi ovum
yang kini telah berkembang menjadi oosit yang telah dibuahi.
4 Folikel yang mencapai tahap praantral sekunder, tergeser ke salah satu sisi. 10 Setelah hari, jika ovum yang telah
direkrut untuk perkembangan lebin lanjut di dibuahi tidak berimplantasi di uterus, korpus
bawah pengaruh FSH pada saat dimulainya 7 Pada pertengahan siklus, sebagai respon kuteum berdegenerasi, fase luteal berakhir,
fase folikular siklus ovarium. Folikel yang terhadap lonjakan sekresi LH, folikel matang, dan fase folikular baru dimulai di bawah
direkrut berkembang menjadi folikel sekunder, dengan menonjol ke permukaan ovarium, pengaruh Jingkungan hormonal yang berubah.
pecah
Gambar 20-16 Siklus ovarium. (a) Ovarium yang menunjukkan tahap-tahap progresif dalam satu siklus ovarium. Semua tahap ini terjadi secara berurutan pada satu
tempat, tetapi tahap-tahap tersebut ditampilkan dalam sebuah lengkung di perifer ovarium sehingga semua tahap dapat terlihat secara bersamaan. (b) Pandangan yang
diperbesar tentang tahap-tahap dalam satu siklus ovarium. (c) Mikrograf oosit sekunder yang sedang dilepaskan (ovulasi), dikelilingi oleh halo berawan korona radiata.
802 BAB 20
DEGENERASI KORPUS LUTEUM
Antrum
10
Sel teka
Sel
granulosa
EndometrEndometriumium
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28/0 2
Hari siklus
804 BAB 20
2 3
4 5
LH FSH
1 4
2 5
3
(Berdifusi dari
(diubah sel teka ke dalam (diubah
menjadi) sel granulosa) menjadi)
Kolestrol Androgen Androgen Estrogen
805
KONTROL OVULASI
Neuron kiss1
Hipotalamus di nekleus 1
arkuatus (ARC)
Kisspeptin
11
Sel penghasilan-GnRH
GnRH
Hipofisis Hipofisis
anterior posterior
LH FSH
12
Folikel yang
sedang berkembang
15
Inhibin
7
9
7
3
17
Ovarium
13
Peningkatan sedang
kadar estrogen
Gambar 20-20 Kontol umpan-balik sekresi LH tonik FSH selama fase folikular
7 8
806 BAB 20
9
Neuron kiss 1 di
nukleus anterpventral
periventrikular (AVPV)
Kisspeptin
Hipotalamus
Sel penghasil-GnRH
GnRH
Anterior Hipofisis
pituitary posterior
13 11
Folikel
matang Inhibin
Ovulasi
Ovarium
Estrogen
kadar tinggi
11
17
gam-
21
22
Kisspeptin
Hpotalamus
2
1
Hipofisis Hipotisis
antrerior posterior
LH
Ovarium
korpus
luteum
18
17
808 BAB 20
3
23
24
18
19 20
8
9 10
23 1
19 20
23
1 2
21 22
810 BAB 20
Menopause bersifat unik bagi wanita.
812 BAB 20
David Scharf/photolibrary.com
FERTILISASI
4
Blastokista berimplantasi di endometrium melalui
kerja berbagai enzim trofoblastiknya.
Lennart Nilsson/Scanpix
dengan DNA
5 Sperma merangsang pelepasan
berbagai enzim yang tersimpan di
dalam granula kortikal di ovum,
yang nantinya, menginakbfkan
reseptor ZP3 dan mengeraskan
zona pelusida sehingga
menghambat terjadinya polispermia.
(b) Pemindaian mokrograf elektron pada
(a) Sperma membuat jalan menembus barier yang mengelilingi ovum. spermatozoa dengan enzim-enzim akrosom
(merah) yang terpajan setelah reaksi akrosom.
Gambar 20-25 Proses feritilisasi.
814 BAB 20
Blastokista Morula Pembelahan
Spermatozoa Ovum
(potongan melintang)
(potongan melintang)
Massa sel dalam
Ditakdirkan
untuk menjadi
jannin Kepala sperma yang
sedang membuahi
Badan polar
Trofoblas Fertilisasi
Oosit sekunder
Menyelesaikan
(ovum)
implntasi dan
berkembangan
menjadi
plasenta bagian
janin Ovulasi
Implantasi Ovarium
Endometrium
uterus
Ukuran sebenarnya
Struktur tidak digambar sesuai skla. blastokista
Gambar 20-26 Tahap-tahap awal perkembangan dari fertilisasi hingga implantasi. Perhatikan bahwa ovum yang dibuahi secara progresif membelah
dan berdiferensiasi menjadi blastokista selagi bergerak dari tempat fertilisasi di oviduktus bagian atas ke tempat implantasi di uterus.
815
Endometrium Kavum uteri
Massa
Kapiler sel dalam
Korda sel
trofoblastik
Trofoblas
(lapisan
permukaan
sel blastikista)
Permukaan
lapisan dalam
uterus
1 Ketika blastokista yang terapung bebas
melekat ke lapisan endometrium, korda sei
trofoblastik mulai menembus endometrium.
Permukaan
lapisan dalam
uterus
Desidua
PEMBENTUKAN PLASENTA DAN KANTONG AMNION
Embrio yang
sedang
berkwmbang
816 BAB 20
Sisa kantung yolk
8 Minggu
Vilus plasenta
Arteriol ibu
Venula ibu
Pembuluh janin
Jaringan korionik
Atern
817
Konsep, Tantangan,
dan Kontroversi
K
merujuk kepada proses menghindari
kehamilan selag( melakukan hubungan seks. Tersedia sejumlah
metode kontrasepsi yang beragam tingkat kernudahan Angka Kegagalan Rerata Berbagai
pemakaian dan efektivitasnya (lihat tabel penyerta). Metode-me-
tode ini dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan cara
Teknik Kontrasepsi
bagaimana mereka mencegah kehamilan: menghambat transpor
sperma ke ovum, mencegah ovulasi, atau menghambat implantasi. Angka Kegagalan
Setelah meneliti cara paling umum pencapaian kontrasepsi oleh Rerata (kehamilan
masing-masing cara ini, kita akan melihat sekilas kemungkinan Metode Kontrasepsi setahun/100 wanita)
kontrasepsi di masa mendatang sebelum menyimpulkan dengan
pembahasan tentang pengakhiran kehamilan yang tidak diinginkan.
Tidak ada 90
Penghambatan Transpor Sperma ke Ovum Metode alami (irama) 20–30
Kontrasepsi alami atau metode irama dalam kontrol persalinan
mengandalkan abstinensia selama masa subur wanita. Wanita Koitus interuptus 23
dapat memperkirakan kapan ovulasi terjadi dengan mencatat
secara cermat daur haid mereka. Karena siklus bervariasi, cara ini Kontrasepsi kimiawi 20
tidak terlalu efektif. Waktu ovulasi dapat ditentukan secara lebih
Metode sawar Alat 10–20
tepat dengan mencatat suhu tubuh setiap pagi sebelum bangun.
Suhu tubuh sedikit meningkat sekitar satu hari setelah ovulasi. kontrasepsi dalam rahim 4
Metode irama suhu tidak bermanfaat dalam menentukan kapan
hubungan seks aman dilakukan sebelum ovulasi, tetapi cara ini Kontrasepsi oral 2–2.5
bermanfaat dalam menentukan kapan waktunya aman untuk
kembali melakukan hubungan seks setelah ovulasi. Kontrasepsi implan 1
Koitus interuptus adalah pengeluaran penis dari vagina sebelum
ejakulasi terjadi. Namun, metode ini hanya efektif sebagian karena Sterilisasi, yaitu pemutusan secara bedah duktus deferens
penentuan waktu sulit dilakukan dan sebagian sperma mungkin (vasektomi) pada pria atau oviduktus (ligasi tuba) pada wanita,
telah keluar dari uretra sebelum ejakulasi. dianggap sebagai metode permanen untuk mencegah penyatuan
Kontrasepsi kimiawi, misalnya gel, busa, krim, dan supositoria sperma dan ovum.
spermisida ("pembunuh sperma"), jika dimasukkan ke dalam
vagina bersifat toksik bagi sperma selama sekitar satu jam setelah
Pencegahan Ovulasi
pemakaian.
Kontrasepsi oral, atau pil KB, yang hanya dapat diperoleh dengan
Metode sawar secara mekanis mencegah transpor sperma ke resep, mencegah ovulasi terutama dengan menekan sekresi
oviduktus. Bagi pria, kondom adalah suatu selubung karet atau gonadotropin. Pil ini, yang mengandung steroid sintetik mirip-
lateks tipis yang dipasang pada penis ereksi sebelum ejakulasi estrogen dan mirip-progesteron, diminum selama tiga minggu, baik
untuk mencegah sperma masuk ke dalam vagina. Bagi wanita, dalam kombinasi atau berurutan, dan kemudian dihentikan selama
diafragma atau tudung serviks, yang harus dipasang oleh petugas seminggu. Steroid ini, seperti steroid alami yang diproduksi selama
terlatih, adalah suatu kubah karet lentur yang dimasukkan melalui siklus ovarium, menghambat kisspeptin, GnRH, dan dengan
saluran vagina dan diletakkan di atas serviks untuk menghambat demikian sekresi FSH dan LH. Akibatnya, pematangan folikei dan
masuknya sperma ke dalam kanalis servikalis. Kondom wanita ovulasi tidak terjadi sehingga konsepsi mustahil berlangsung.
(atau vaginal pouch), metode sawar terbaru, adalah suatu kantong Endometrium berespons terhadap pemberian steroid eksogen
poliuretan silindris yang tertutup di satu ujung dan terbuka di ujung dengan menebal dan mengembangkan kapasitas sekretorik, seperti
lain dengan cincin fleksibel di kedua ujung. Cincin di ujung buntu yang terjadi pada keadaan normat Ketika steroid sintetik ini
alat ini dimasukkan ke dalam vagina dan terpasang pas di serviks, dihentikan setelah tiga minggu, lapisan dalam endometrium terlepas
serupa dengan diafragma. Cincin di ujung terbuka kantong dan terjadi haid, seperti yang normalnya terjadi pada degenerasi
diletakkan di luar vagina di atas genitalia eksterna. Metode ini korpus luteum. Selain menghambat ovulasi, kontrasepsi oral
sering digunakan sebagai kombinasi dengan agen spermisida untuk mencegahkehamilan dengan meningkatkan kekentalan mukus
meningkatkan keefektifannya. serviks, yang menyebabkan penetrasi sperma menjadi lebih sulit,
818 BAB 20
kontraksi otot di saluran reproduksi wanita, yang menghambat uksi. Efek kontraseptif vaksin diharapkan bertahan hingga setahun.
transpor sperma ke oviduktus. Kontrasepsi oral telah terbukti Sebagai contoh, saat ini sedang diteliti suatu vaksin yang
meningkatkan risiko pembekuan intravaskular, terutama pada menginduksi pembentukan antibodi terhadap gonadotropin korionik
wanita yang juga merokok. Pil KB telah tersedia selama 50 tahun, manusia sehingga hormon penunjang korpus luteum yang esensial
dengan hanya rnengalami sedikit perkembangan. ini tidak efektif jika terjadi kehamilan. Kemungkinan lain yang
menjanjikan adalah penghambatan enzim-enzim akrosom sehingga
Beberapa metode kontrasepsi lain mengandung hormon seks
sperma tidak dapat masuk ke dalam ovum.
wanita dan bekerja seperti pil KB untuk mencegah ovulasi. Metode-
metode tersebut mencakup implantasi jangka-panjang subkutis ("di Beberapa peneliti mencari cara untuk memanipulasi hormon untuk
bawah kulit") kapsul berisi hormon yang secara bertahap menghambat produksi sperma pada pria tanpa mengurangi
mengeluarkan hormon pada kecepatan hampir tetap selama lima testosteron pria yang bersangkutan. Peneliti lainnya berusaha untuk
tahun dan birth contro! patches (tempelan KB) yang mengandung memengaruhi ikatan antara sel Sertoli dan sperma yang sedang
hormon dan diserap melalui kulit. berkembang sehingga spermatogenesis tidak dapat selesai.
Cara lain yang sedang diteliti adalah kontrasepsi uniseks yang akan
Penghambatan Implantasi menghentikan sperma di jalurnya dan dapat digunakan untuk pria
atau wanita. idenya adalah dengan menggunakan obat penghambat
Secara medis, kehamilan belum dianggap dimulai hingga terjadinya
Ca2+ untuk mencegah masuknya Ca2+ ke dakam ekor sperma.
implantasi. Menurut pandangan ini, setiap mekanisme yang
Seperti di sel otot, Ca+ mengaktifkan perangkat kontraktil yang
mengganggu implantasi dikatakan mencegah kehamilan. Namun, tidak
berperan dalam motilitas sperma. Tanpa Ca2+, sperma tidak dapat
semua sependapat dengan pandangan ini. Sebagian beranggapan
bergerak untuk meakukan pembuahan.
bahwa kehamilan dimulai pada saat pembuahan. Bagi mereka, setiap
gangguan terhadap implantasi adalah suatu bentuk aborsi. Karena itu, Dengan penemuan saluran CatSper baru-baru ini, terbuka
metode kontrasepsi yang mengandalkan blokade implantasi lebih kesempatan untuk memengaruhi saluran kalsium spesifik-sperma
kontroversial daripada metode yang mencegah terjadinya ferthisasi. ini, mengganggu kapasitas fertilisasi sperma tanpa memiliki efek
Blokade implantasi paling sering dilakukan dengan pemasangan apapun terhadap wanita, yang tidak memiliki saluran ini.
suatu alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) ke dalam uterus. Ada
nya benda asing di uterus memicu respons peradangan lokal yang Pengakhiran Kehamilan yang Tak- Diinginkan
mencegah implantasi ovum yang telah dibuahi.
Jika metode kontrasepsi gagal atau tidakdigunakan danterjadi
implantasi juga dapat dihambat oleh apa yang disebut sebagai keharnilan yang tidak diinginkan, wanita yang bersangkutan sering
morning-afterpill, yang juga disebut kontrosepsi darurat. istilah beralih ke aborsi untuk mengakhiri persalinan. Lebih dari separuh
pertama sebenarnya adalah salah kaprah karena pii ini dapat dari sekitar 6,4 juta kehamilan di Amerika Serikat setiap tahun tidak
mencegah kehamilan jika diminum dalam 72 jam setelah, bukan direncanakan, dan sekitar 1,6 juta dari jumlah tersebut berakhir
hanya pada pagi hari setelah, hubungan seks tanpa pengaman. dengan aborsi. Meskipun pengeluaran embrio-fetus secara bedah
Bentuk kontrasepsi darurat yang paling umum adalah suatu kit yang legal di Amerika Serikat, praktik aborsi dipenuhi oleh kontroversi
berisi pil-pil KB dosis tinggi. Pil-pil ini, yang hanya diperoleh dengan emosional, etis, dan politis.
resep, bekerja dengan cara berbeda untuk mencegah kehamilan Pada akhir tahun 2000, di tengah kontroversi yang menghangat, "pil
bergantung pada posisi wanita yang bersangkutan dalam daur aborsi; RU 486, atau mifepriston, diizinkan untuk digunakan di
ketika ia menggunakan obat ini. Pil ini dapat menekan ovulasi atau Amerika Serikat, meskipun obat ini sebenarnya sudah tersedia di
menyebabkan degenerasi prematur korpus luteum sehingga negara-negara lain sejak tahun 1988. Obat ini mengakhiri
mencegah implantasi ovum yang telah dibuahi dengan kehamilan dini meialui intervensi kimiawi dan bukan dengan
menghentikan dukungan hormon atas endometrium yang sedang pembedahan. RU 486, suatu antagonis progesteron, berikatan erat
turribuh. Kit ini hanya digunakan dalam keadaan darurat-misalnya, dengan reseptor progesteron di sel sasaran, tetapi tidak memicu
jika kondom bocor atau pada kasus perkosaan-dan tidak boieh efek progesteron yang biasa dan mencegah progesteron berikatan
digunakan sebagai pengganti metode kontrasepsi yang sedang dan menimbulkan efek. Jaringan endometrium yang telah
digunakan. berkembang, karena tidak mendapat dukungan progesteron,
teriepas dan membawa serta mudigah yang terimplantasi di
Kemungkinan di masa mendatang dalamnya. Pemberian RU 486 diikuti dalam 48 jam oleh
Teknik KB masa depan adalah imunokontrasepsi-pemakaian vaksin prostaglandin yang menginduksi kontraksi uterus untuk membantu
yang merangsang sistem imun untuk menghasilkan antibodi mengeluarkan endometrium dan embrio.
terhadap protein tertentu yang sangat penting dalam proses reprod-
FUNGSI PLASENTA
820 BAB 20
■ TABEL 20-5 Hormon Plasenta
Hormon Fungsi
Estrogen (juga dikeluarkan oleh korpus Merangsang pertumbuhan miometrium, meningkatkan kekuatan uterus untuk persalinan
luteum kehamilan) Membantu mempersiapkan kelenjar mamaria untuk laktasi
Progesteron (juga dikeluarkan oleh Menekan kontraksi uterus agar lingkungan perkembangan janin tenang
korpus luteum kehamilan) Mendorong pembentukan sumbat mukus serviks untuk mencegah kontaminasi uterus
Membantu mempersiapkan kelenjar mamaria untuk laktasi
Somatomamotropin korionuk manusia Mengurangi pemakaian glukosa oleh ibu dan mendorong penguraian simpanan lemak
(memiliki struktur serupa dengan (serupa dengan hormon pertumbuhan) sehingga lebih banyak glukosa dan asam lemak
hormon pertumbuhan dan prolaktin)
bebas dapat diaHrkan ke janin
Membantu mempersiapkan kelenjar mamaria untuk laktasi (serupa dengan prolaktin)
Relaksin (juga dikelurkan oleh korpus Melunakkan serviks dalam persiapan untuk pembukaan serviks saat persalinan
luteum kehamilan) Melonggarkan jaringan ikat antara tulang-tulang panggul sebagai persiapan untuk persalinan
Meningkatkan kadar Ca2+ plasma ibu untuk digunakan dalam kalsifikasi tulang janin; jika
PTHrp (parathyroid hormone- related diperlukan, mendorong disolusi lokal tulang ibu, memobilisasi simpanan Ca2+ mereka untuk
peptide) digunakan oleh janin yang sedang berkembang.
Estrogen
Progesteron
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bulan setelah awal haid terakhir
Fertilisasi Pelahiran
Progesteron Progesteron
Estrogen Estrogen
KUNCI
Jalur untuk sintesis progesteron oleh plasenta
Jalur untuk sintesis estrogen oleh plasenta
Gambar 20-30 Sekresi estrogen dan progesteron oleh plasenta. Plasenta mengeluarkan, dalam jumlah yang
semakin banyak, progesteron dan estrogen ke dalam darah ibu setelah trimester pertama. Plasenta itu sendiri
dapat mengubah kolesterol menjadi progesteron (jalur hijau) tetapi tidak memiliki sebagian enzim yang
dibutuhkan untuk mengubah kolesterol menjadi estrogen. Namun, plasenta dapat mengubah DHEA yang
berasal dari kolesterol di korteks adrenal janin menjadi estrogen ketika DHEA mencapai plasenta melalui darah
janin (jaiur biru).
822 BAB 20
PERAN ESTROGEN KADAR TINGGI
PERAN OKSITOSIN
CRH Protein
surfaktan paru
(Ke dalam sirkulasi janin) dalam cairan
amnion
Hiposis
anterior janin
Maekrograf di
ACTH uterus
Peregengan
Korteks adrenal janin uterus IL-1
Kortisol DHEA
Nf-kB
aktif di Memicu
Paru janin Plasenta uterus awitan
persalinan
Kontraksi
uterus
Mendorong janin
menekan serviks
Berperan dalam
kemajuan
KUNCI (Melalui refleksi persalinan
Rangkaian kejadian yang neurondokrin)
menyebabkan dimulainya persalinan
824 20
Persalinan berlangsung melalui siklus umpan-
balik positif.
Uretra
Vagina
Cervuks
Rektum
(a) Posisi menjelang akhir kehamilan
INVOLUSI UTERUS
826 BAB 20
Laktasi memerlukan masukan berbagai hormon.
Jaringan lemak
Duktus
Puting
payudara
PERSIAPAN PAYUDARA UNTUK LAKTASI
Lobulus
yang mengandung
alveolus
Duktus susu
Ejeksi
Susu
(Lumen)
Alveolus
Sekresi
■
Estrogen
Efek pada jaringan spesifik-seks
Esensial bagi pematangan dan pelepasan sel telur
Merangsang pertumbuhan dan memelihara keseluruhan
saluran reproduksi wanita
Merangsang proliferas sel granulosa, yang menyebabkan
pematangan folikel
Mengencerkan mukus serviks untuk memudahkan penetrasi
sperma
Meningkatkan transpor sperma ke oviduktus dengan
merangsang kontraksi uterus dan oviduktus ke arah atas
Merangsang pertumbuhan endometrium dan miometrium
Memicu sintesis reseptor progesteron di endometrium
Memicu awitan persalinan dengan meningkatkan responsivitas
uterus terhadap oksitosin pada akhir masa gestasi melalui efek
ganda: dengan merangsang sintesis reseptor oksitosin
miometrium dan dengan meningkatkan taut celah miometrium
sehingga uterus dapat berkontraksi sebagai suatu kesatuan
terpadu sebagai respons terhadap oksitosin.
Efek reproduktif lainnya
Mendorong perkembangan karakteristik seks sekunder
Pada kadar rendah hingga sedang, menghambat sekresi
kisspeptin, GnRH, dan gonadotropin
■
Pada kadar tinggi, merupakan penyebab lonjakan LH dengan
merangsang sekresi kisspeptin dan GnRH
Merangsang perkembangan duktus di payudara selama gestasi
Menghambat efek prolaktin yang merangsang pengeluaran susu
selama gestasi
Efek non-reproduktif
Mendorong pengendapan lemak
Meningkatkan kepadatan tulang
Menutup lempeng epifisis
Memperbaiki profil kolesteroi darah dengan meningkatkan
HDL dan menurunkan LDL
Mendorong vasodilatasi dengan meningkatkan produksi nitrat
oksida di arteriol (kardioprotektif)
Progesteron
Mempersiapkan lingkungan yang sesuai untuk memelihara
embrio-janin yang sedang tumbuh
Mendorong pembentukan sumbat mukus tebal di kanalis
servikalis
Menghambat sekresi kisspeptin, GnRH, dan gonadotropin
Merangsang
perkembangan alveolus di payudara selama gestasi
Menghambat efek
prolaktin yang merangsang pengeluaran susu selama gestasi
Menghambat
kontraksi uterus selama gestasi
828 BAB 20
KEUNTUNGAN MENYUSUI BAGI BAYI
GO/Shutterstock.com
Pengisapan
Hipotalamus
Prolactin-inhibiting hormone
Jalur saraf prolactin-releasing hormone (?)
■
Oksitosin Prolaktin
Kontraksi sel
miopitel yang Sekresi oleh sel
mengelilingi alveolus epitel alveolus
Ejeksi (Kontrasksi
Menyebabkan) Sekresi
Duktus
Susu Alveolus ■
830 20
LATIHAN SOAL
Pertanyaan Esai
PERTIMBANGAN KLINIS
832 BAB 20
BAB
20 Kartu Belajar
20.1 | Keunikan Sistem Reproduksi (h, 782-789) (FSH) yang berada di bawah kontrol gonadotropin-releasing
hormone (GnRH) hipotalamus, yang dirinya sendiri juga
. ■ Kedua jenis kelamin menghasilkan gamet (sel reproduksi), masih berada di bawah kontrol kisspeptin nukleus arkuatus.
sperma para pria dan ovum (sel telur) pada wanita, masing-masing (Lihat Gambar 20-10.)
mengandung satu anggota dari setiap 23 pasang kromosom yang ■ Sekresi testosteron diatur oleh stimulasi LH terhadap sel
ada pada sel manusia. Penyatuan sperma dan ovum saat Leydig, dan melalui mekanisme umpan-balik negatif,
pembuahan menghasilkan pembentukan individu baru dengan 23 testosteron menghambat sekresi LH. (Lihat Gambar 20-10.)
pasangan lengkap kromosom, separuh dari ayah dan separuh dari
■ Spermatogenesis memerlukan testosteron dan FSH.
ibu. (Lihat Gambar 20-3.)
Testosteron merangsang pembelahan mitotik dan meiotik yang
dibutuhkan untuk mengubah sel germinativum diploid yang
■ Sistem reproduksi pada pria dan wanita secara anatomis dan belum berdiferensiasi, spermatogonia, menjadi spermatid
fungsional berbeda. Pria menghasilkan sperma dan haploid yang belum berdiferensiasi. FSH merangsang
menyalurkannya ke wanita. Wanita menghasilkan ovum, remodeling spermatid menjadi spermatozoa yang sangat khusus
menerima penyerahan sperma, dan menciptakan lingkungan yang dan mampu bergerak. (Lihat Gambar 20-7, 20-8, dan 20-10.)
sesuai untuk menunjang perkembangan ovum yang telah dibuahi
hingga individu baru tersebut dapat bertahan hidup sendiri di dunia
■ Spermatozoa hanya terdiri dari bagian kepala yang berisi DNA
luar.
dengan akrosom berisi enzim di bagian ujungnya untuk
■ Pada kedua jenis kelamin, sistem reproduksi terdiri dari (1) menembus ovum, bagian tengah yang mengandung mitokondria
sepasang gonad, testis pada pria dan ovarium pada wanita, yaitu untuk menghasilkan energi, dan ekor yang dapat bergerak
organ reproduksi primer yang menghasilkan gamet dan seperti pecut. (Lihat Gambar 20-9 dan pembuka bab.)
mengeluarkan hormon-hormon seks; (2) saluran reproduksi yang
terdiri dari sistem duktus yang menyalurkan atau menampung ■ Di tubulus seminiferosa juga terdapat sel Sertoli, yang
gamet setelah mereka diproduksi; dan (3) kelenjar seks tambahan
melindungi, merawat, dan meningkatkan sel germinativum
yang menghasilkan sekresi untuk menunjang gamet. Bagian
sepanjang perkembangannya. Sel Sertoli juga mengeluarkan
sistem reproduksi yang terlihat dari luar membentuk genitalia
inhibin, suatu hormon yang menghambat sekresi FSH,
eksterna. (Lihat Gambar 20-1 dan 20-2.) Karakteristik seks
melengkapi lengkung umpan-balik negatif. (Lihat Gambar 20-7b
sekunder adalah gambaran yang membedakan antara pria dan
dan d serta 20-10.)
wanita yang tidak secara langsung berkaitan dengan reproduksi.
■ Sperma yang masih imatur dibilas keluar tubulus seminiferus
ke dalam epididimis oleh cairan yang dikeluarkan oleh sel
■ Penentuan jenis kelamin adalah suatu fenomena genetik yang Sertoli. Epididimis dan duktus deferens menyimpan dan
bergantung pada kombinasi kromosom-kromosom seks pada saat memekatkan sperma serta meningkatkan motilitas dan
fertilisasi; kombinasi XY adalah pria genetik dan kombinasi XX fertilitasnya sebelum ejakulasi. Sewaktu ejakulasi, sperma
adalah wanita genetik. Diferensiasi seks merujuk kepada bercampur dengan sekresi yang dikeluarkan oleh kelenjar-
perkembangan embrionik gonad, saluran reproduksi, dan genitalia
kelenjar aksesorius. (Lihat Tabel 20-2 dan Gambar 20-7a.)
eksterna mengikuti garis pria atau wanita, yang menghasilkan
jenis kelamin anatomik yang dapat dilihat. Dengan keberadaan ■ Vesikula seminalis menyalurkan fruktosa untuk energi dan
faktor-faktor maskulinisasi, terbentuk sistem reproduksi pria; tanpa prostagandin, yang meningkatkan motilitas otot polos saluran
keberadaan faktor-faktor tersebut, terbentuk sistem wanita. (Lihat reproduksi pria dan wanita untuk meningkatkan transpor
Gambar 20-4, 20-5, dan 20-6.) sperma. Vesikula seminalis juga membentuk sebagian besar
semen. Kelenjar prostat menghasilkan cairan basa untuk
menetralkan sekresi vagina yang asam. Kelenjar buthouretra
mengeluarkan mukus pelumas.
20.2 | Fisiologi Reproduksi Pria (h. 789-799)
■ Testis terletak di skrotum. Suhu yang lebih dingin di skrotum 20.3 | Hubungan Seks Antara Pria dan Wanita
daripada di rongga abdomen merupakan hal esensial bagi sperma (h. 799-803)
togenesis (pembentukan sperma) yang terjadi di tubulus
seminiferus testis yang sangat berkelok-kelok. Sel Leydig di ruang
■ Tindakan seks pria terdiri dari ereksi dan ejakulasi, yaitu
interstisium antara tubulus-tubulus ini mengeluarkan hormon seks bagian dari respons seksual sistemik yang lebih luas. Lihat
pria testosteron ke dalam darah.(Lihat Gambar 20-7 dan 20-8.) Tabel 20-4.)
progesteron. (Lihat Tabel 20-6, h. 828.) Dua unit endokrin janin dan ibu, plasenta. Plasenta adalah organ pertukaran antara
ovarium secara berurutan melaksanakan fungsi-fungsi darah ibu dan darah janin serta juga bertindak sebagai organ
tersebut: folikel dan korpus luteum. endokrin kompleks sementara yang mengeluarkan sejumlah
hormon yang esensial bagi kehamilan. Gonadotropin korionik
■ Dalam oogenesis terjadi langkah-langkah yang sama dalam
manusia (hCG), estrogen, dan progesteron adalah hormon-
replikasi kromosom dan pembelahan seperti pada
hormon yang terpenting. hCG mempertahankan korpus luteum
spermatogenesis, tetapi waktu dan hasil akhir sangat berbeda.
kehamilan, yang mengeluarkan estrogen dan progesteron selama
Spermatogenesis selesai dalam waktu dua bulan, sementara
trimeter pertama gestasi hingga plasenta mengambil alih fungsi ini
tahap-tahap serupa dalam oogenesis memerlukan waktu
pada dua trimester terakhir. Estrogen dan progesteron kadar
antara 12 hingga 50 tahun untuk menuntaskannya secara
tinggi merupakan hal esensial untuk mempertahankan kehamilan
siklis dari awal pubertas hingga menopause. Seorang wanita
normal. (Lihat Gambar 20-28 hingga 20-30 serta > Tabel 20-5.)
lahir dengan jumlah sel germinativum yang terbatas dan
umumnya tidak dapat diperbarui, sementara pria
pascapubertas dapat menghasilkan ratusan juta sperma setiap ■ Saat persalinan, terjadi kontraksi ritmik dengan kekuatan,
hari. Setiap oosit primer hanya menghasilkan satu ovum kaya durasi, dan frekuensi yang meningkat untuk melaksanakan tiga
sitoplasma disertai tiga badan polar hampir tanpa sitoplasma tahap persalinan: pembukaan serviks, pelahiran bayi, dan
yang ditakdirkan untuk berdisintegrasi, sementara setiap pelahiran plasenta (afterbirth) (Lihat Gambar 20-32.)
spermatosit primer menghasilkan empat spermatozoa yang ■ Persalinan dipicu oleh hubungan timbal-balik kompleks
memiliki kemampuan hidup sama. (Lihat Gambar 20-14, berbagai faktor ibu dan janin. Setelah kontraksi dimulai pada
20-15, dan 20-8, h. 793). permulaan persalinan, tercipta suatu siklus umpan-balik positif
yang secara progresif meningkatkan kekuatannya. Sewaktu
■ Oogenesis dan sekresi estrogen berlangsung di dalam kontraksi mendorong janin menekan serviks, sekresi oksitosin,
suatu folikel ovarium selama paruh pertama setiap sikius yaitu suatu perangsang otot uterus yang kuat, meningkat secara
reproduksi (fase folikular) di bawah pengaruh FSH, LH, dan refleks. Tambahan oksitosin ini menyebabkan kontraksi menjadi
estrogen. (Lihat Gambar 20-16 hingga 20-20.) lebih kuat sehingga menyebabkan pelepasan oksitosin yang lebih
banyak, dan demikian seterusnya. Siklus umpan-balik positif ini
■ Pada sekitar pertengahan siklus, folikel yang matang
secara progresif menguat hingga pembukaan serviks dan
melepaskan sebuah ovum (ovulasi). Ovulasi dipicu oleh
pelahiran selesai. (Lihat Gambar 20-31.)
lonjakan LH yang ditimbulkan oleh estrogen kadar tinggi yang
dihasilkan oleh folikel matang. (Lihat Gambar 20-16, 20-18, ■ Selama gestasi, payudara secara khusus dipersiapkan untuk
dan 20-20.) laktasi. Peningkatan kadar estrogen dan progesteron plasenta
■ LH mengubah folikel yang telah kosong menjadi korpus masing-masing mendorong perkembangan duktus dan alveolus
luteum, yang menghasilkan progesteron serta estrogen di kelenjar mamaria. (Lihat Gambar 20-33.)
selama paruh terakhir siklus (fase luteal). Unit endokrin ini ■ Prolaktin merangsang sintesis enzim-enzim yang esensial bagi
mempersiapkan uterus untuk implantasi seandainya ovum produksi susu oleh sel epitel alveolus. Namun, kadar estrogen
yang dibebaskan dibuahi. (Lihat Gambar 20-16, 20-18, dan dan progesteron yang tinggi selama gestasi mencegah prolaktin
20-22.) mendorong produksi susu. Hilangnya steroid plasenta setelah
■ Jika fertilisasi dan implantasi tidak terjadi, korpus luteum persalinan memicu laktasi.
berdegenerasi, menarik dukungan hormon untuk lapisan ■ Laktasi dipertahankan oleh pengisapan, yang memicu
dalam endometrium yang telah berkembang penuh ini pelepasan oksitosin dan prolaktin. Oksitosin menyebabkan ejeksi
sehingga menyebabkan lapisan tersebut berdisintegrasi dan susu (milk letdown) dengan merangsang sel mioepitel yang
terlepas, menghasilkan darah haid. Secara bersamaan, fase mengelilingi alveolus untuk memeras keluar susu melalui duktus.
folikular baru kembali dimulai. (Lihat Gambar 20-16 dan Prolaktin merangsang sekresi lebih banyak susu untuk
20-18.) mengganti susu yang disemprotkan keluar sewaktu bayi
■ Haid berhenti dan lapisan dalam uterus (endometrium) menyusui. (Lihat Gambar 20-33 dan 20-34.)
ingkasan rinsip imia
leh pencer eager, eber tate ni ersit , dan auralee her ood
1 a ma r
r a a b r
ukleus
❯ Gambar -1 m. tom terdiri dari dua bagian. Bagian tengati, nukleus inti atom ,
Atoms terdiri dari proton dan neutron dan membentuk , massa atom. ukleus dikelilingi
oleh a an elektron, tempat elektron bergerak cepat mengelilingi nukleus. ambar
tidak sesuai skala.
a a a m
r a mb a m
m ra m
A-1
A.2 aa ma
ra a m
ra
ama a ma m r m
mb r m am
idrogen .
arbon . ara r aa a a m
a a
itrogen .
ksigen .
atrium a .
agnesium g .
osfor .
ulfur .
lor l .
alium .
alsium a .
A-2
Na Cl Na+ Cl–
m ar m m r ar m r a
ar m r a a
❯ Gambar -2 a aa tom natrium a dan klor sama-sama memiliki kulit terluar ang terisi parsial. arena itu, natrium cenderung men eratikan
elektron tunggaln a di kulit terluar ke klor sehingga kulit terluar klor terisi penuh. kibatn a, natrium menjadi ion bermuatan positif dan klor menjadi ion bermuatan
negatif ang dikenal sebagai klorida. on-ion ang memiliki muatan berbeda akan saling menarik, membentuk ikatan ionik.
r a ar m r a a
❯
Margaret M. Stewart/Shutterstock.com
Na+ Cl– Na+
Viktor1/Shutterstock.com
Cl–
Na+
b
ngat kembali bah a atom secara listrik bersifat
netral karena jumlah proton bermuatan positif 1 mm
dan elektron bermuatan negatif berimbang.
engan men erahkan dan menerima elektron,
atom natrium dan atom klor memiliki kulit ❯ Gambar - - r a ar m r a a aram a r
a a r m a A-3
m r r
m m r ra m a aa a
H2 H H H H
n
a olekul hidrogen aa
a
O2 O O O O
aa
a
b olekul oksigen
H2O O H O H
aa
a
H n
olekul air ❯
❯ Gambar -4 a a a katan ko alen terbentuk jika atom-atom ang berbagi satu pasang elektron tertarik ke
pasangan tersebut.
aa a
❯
A-4
aa r
- ar a ar ❯
A.3 a ma
! → !
r amaa b r mba
( ) ( )
O O
( )
H H H H ( )
aa a ( ) uatan ang ( ) ( ) aris titik-titik
ar sedikit negatif ( ) mencerminkan
ikatan hidrogen
O O
H H ( ) H H ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( )
H ( ) O H
O
uatan ang sedikit positif
H H
❯ Gambar - ar olekul air adalah contoh suatu molekul polar, ( )
ang distribusi elektron-elektronn a ang digunakan bersama tidak merata. ( )
arena atom oksigen lebih kuat menarik elektron ang digunakan bersama ❯ Gambar -6 aa r katan hidrogen terbentuk oleh ga a tarik ujung
tersebut daripada ang dilakukan oleh atom hidrogen, sisi oksigen dari molekul hidrogen ang bermuatan positif dari sebuah molekul polar ke ujung bermuatan negatif
akan bermuatan sedikit negatif, dan sisi hidrogen akan bermuatan sedikit positif molekul polar lain
a a r ma A-5
! → !
4 ra a m
ra
a r r b a r r b
! →
→ !
! B
aa m
A-6
" ra ra
Lar a a
Lar a
→ !
! #
→ !
! #
" $
!
!
r a - r
" $
a a r ma A-7
rb aa a ara ba a ma r a a r a
(NaHCO3).
a
m r a m r
am a a a Garam
A.6 a a ma r a
am a ba a
a r a
A-8
#
G a
→ !
! # r a
→ !
! #
! B !
! #
Garam r a ra a
A.9 arb ra
! → !
m ma arb ra
a a r ma A-9
■
arb ra A.10 L
H O
C
CH2OH
H C OH
C O
H H
HO C H
H
C C
H C OH OH H
HO OH
H C OH C C
CH2OH H OH
A-10 A EN IKS A
O O
CH2 OH A O
O
CH2 OH
CH2 O C (CH2 )16 CH3
G O
A
( )
❯G A K
sam lemak
l
i i i
s n n
e sam lemak g sam lemak g sam lemak
r o o
o s s
l Fos at
i i
Format arbohidrat
n n
lkohol
lkohol
L A
a a r ma A-11
CH2
CH2 K
CH2 CH
CH2
CH2 CH CH
CH2
CH2 CH CH
CH2 CH CH2
CH2 CH2
I
istem cincin steroid yang disederhanakan
❯G A S
CH3 CH3
CH(CH2 )3 CH CH3
CH3
CH3
n
HO
K
CH2 OH
C O ❯
CH3
HO OH
CH3
O
K
❯G A G
G O
H2N CH C OH
A-12 A EN IKS A
H R1 H R2 Thr Lys Pro Thr Tyr Phe Phe Gly Arg · · · · ·
O O
N C C N C C
hr Lys ro hr yr he he ly rg
H H OH H H OH
❯G A S
H R1 O R2
O
N C C N C C
❯
H H H H OH
I
❯ G A-14 I . alam membentuk suatu ikatan e tida, gugus
karboksil satu asam amino bereaksi dengan gugus amino asam amino lain.
❯
T
r a a ra
STRUKTUR RIMER
❯
❯ L
STRUKTUR SEKUN ER
%
❯
&
a a r ma A-13
katan peptida
a r r rm r
sam amino
C C katan H
hidrogen C
C O H N N
C N R
H N C O H
HO C C C
C C
H N O
O C N H C C N H
N
N H O C C O O C H
C C O
C b r r r
H H
C O H N C C
N N H C R
H N C O C
O H
C C HO C N H
C
O C N H H C N
C N C O C
N H O C N R C O
C O O
C C C N
O C R N
C O H N H
eliks umparan C C
H N C O C R
alfa N acak
C C O O H
r r r r
r r a r r
A-14
Phe Tulang-punggung
Phe peptida heliks-
Cys —S—S— Cys
ra
mba a r b
a
O
Ser
H
Asp —COO – H3N + — Lys O
mba a aram Ser
H
O
aa CH3
r N
O N O
❯ Gambar -1 ra ra a am a m bab a rb a r r
r r r m CH2 O P O
O
O–
a NH2
N
N
A.12 am a N N O
CH2 O P O
O
NH2 O– a
N
a
O N O
G a
CH2 O P O
O
O–
O
N
N
NH2 N O
N
G a CH2 O P O
O
O–
a a r ma A-15
1 m r r NH2
N C
C N
HC
C CH
OH OH OH N N
_bcl mqgl rpgdmqd_r &? RN'
HO P O P O P O CH2 O
denin
O O O H H
H H
ugus fosfat HO OH
ibosa
r a
❯ Gambar -1 r r
bggqw_p_ri _l mjcf l _k _l w_*k ck gjgi g rge_ dmqd_r w_l e k cjci _r b_j_k k mjci s j l s rpgcl k gq_jl w_ ejs i mq_= Hgi _ qck s _ cl cpeg i gk g_
qs _rs p_l ei _g_l i c _bcl mqgl * w_l e rcpqs qs l mjcf pg` mq_ b_l _bcl gl w_l e rcpqgk n_l bg b_j_k ejs i mq_ bg` c" ` _qi _l qci _jges q*
&❯ E _k ` _p ? +/ 7' , S l rs i k cjci _ri _l dmqd_r r_k ` _f _l gl g qc` _eg_l ` cq_p cl cpeg rcpqc` s r _i _l rcpqc` _p qg_+qg_ i _pcl _ qcj
bgncpjs i _l _qs n_l cl cpeg w_l e as i s n ` cq_p, ? qs n_l cl cpeg rgb_i b_n_r k cl wcp_n qc` _eg_l ` cq_p cl cpeg s l rs i qcecp_
rgl eeg w_l e bges l _i _l s l rs i k cl agnr_i _l gi _r_l dmqd_r bges l _i _l , Cl cpeg w_l e rcpncp_l ei _n bg b_j_k gi _r_l ejs i mq_
` cpcl cpeg rgl eeg gl g bgqgk n_l bg b_j_k gi _r_l rcpqc` s r qca_p_ ` cpr_f _n bg` c` _qi _l b_l bgn_l cl qcbgi gr+qcbgi gr &` grc+
s l rs i bgn_i _g i ck s bg_l , Qc` _eg_l ` cq_p nck gl b_f _l cl cpeg qgxc ngcacq ' mjcf qcj b_j_k ` cl rs i gi _r_l dmqd_r ` cpcl cpeg
bg b_j_k rs ` s f k cjg` _ri _l gi _r_l dmqd_r rcpk gl _j ? RN Hgi _ rgl eegn_b_ ? RN,
bg` s rs f i _l cl cpeg* dmqd_r i crge_ bgns rs q mjcf f gbpmjgqgq b_l Bg ` _u _f ncl e_ps f qs _rs cl xgk *? RN b_n_r bgs ` _f k cl "
bgf _qgji _l _bcl mqgl bgdmqd_r &? BN' b_l q_rs dmqd_r gl mpe_l gi h_bg ` cl rs i qgi jgi _bcl mqgl k ml mdmqd_r* w_l e k cl e_l bs l e
&Ng' qcpr_ nck ` c` _q_l cl cpeg b_j_k npmqcq rcpqc` s r f _l w_ q_rs es es q dmqd_r bcl e_l bs _ w_l e j_gl l w_ bgjcn_qi _l ,
&Ncpq_k __l ? +/ 5' , K mjci s j w_l e rcp` cl rs i *w_l e bgqc` s r ? K N qgi jgi _r_s a? K N*
` cpds l eqg qc` _e_g ncp_l r_p_ gl rp_qcj* k ck cl e_ps f g _i rgt gr_q
→ ! ! cl cpegs l rs i bges l _i _l Ncpq_k __l qchs k j_f cl xgk w_l e rcpjg` _r b_j_k pc_i qg+pc_i qg ncl rgl e
mjcf qcj bg rs ` s f &jgf _r f _j_k _l / 1.
K cl e_n_ rs ` s f k cl ees l _i _l ? RN qc` _e_g k _r_ s _l e cl cpeg
w_l e b_n_r bgn_i _g mjcf qcj bcl e_l k cl es p_gi _l gi _r_l dmqd_r
` cpcl cpeg rgl eeg gl g qcqs _g i c` s rs f _l = K cl e_n_ rs ` s f rgb_i qca_p_
j_l eqs l e k cl ees l _i _l cl cpegw_l e bg` c` _qi _l qcu _i rs mi qgb_qg
eferensi Teks untuk isiologi lahraga
r a am a L b a a a a ra a
r a ar a ab
1
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
A-17
r a ra a r a ar a
A-18
a aban
ab 1 a a ra aa b
m a 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9.
r a ma ama a 10. 11.
1.1
1.
2. r a
1.2 ( 7.) 1.
1.
2.
3.
4.
5.
2.
2.
1.4 ( 18.)
1.
2.
A-19
ab isiolo i Se 1.
eriksa emahaman Anda
2.
1.
2.
1.
1.
2.
1.
2.
2.
1.
1.
2.
3.
1.
2.
Pertanyaan Objektif
1.
1.
2.
atihan uantitati
1.
2.
2.
1.
2.
3.
3.
4.
1.
2.
A-20 APPENDIX C
ab embran lasma dan
otensial embran
eriksa emahaman Anda
1.
2.
m c
l a ba b # !
! "
m
m
5. a b #
m 1.
1.
2.
2. 1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
1.
2.
5.
3.
ertimban an linis
1.
a aban A
2.
2.
ertanyaan b ekti
1.
7.
atihan uantitati 4.
1. !
#
"
# !$ m
"
#
"
# !#
# "
2. ! #
m
+ ! !
! # # ertimban an linis
! #
!# !
$ 3 $
4 $ $ 3 $
4
3. !
$ 3 $
4 $ $ 3 $
4
1 21 2$1 21 2
!
1 21 2$1 21 2
$
!
$
! ab rinsip omunikasi
#
Sara dan ormon
! # !#
eriksa emahaman Anda
1.
2.
ntuk irenun kan
1.
1.
A-22 APPENDIX C
2. atihan uantitati
1.
1.
2.
2.
! a " mb $
3.
! # !
% / 1 % / 2 1 2
3. " #
c d
1 $ 2% / 1 2
#
! " "% ! %
1.
ntuk direnun kan
2. 1.
3.
1. 2.
2.
3.
1.
2.
1.
4.
2.
ertanyaan b ekti
1.
a aban A
151.)
1.
2.
5.
153.)
1.
6.
2.
163.)
1.
2.
165.)
1.
2.
167.)
ertimban an linis 1.
2.
176.)
1.
2.
177.)
1.
182.)
1.
A-24 APPENDIX C
ab Sistem Sara eri er
i isi A eren ndera khusus
eriksa emahaman Anda
203.)
1.
1.
2.
2.
3.
ertanyaan b ekti
1. 206.)
1.
1.
227.)
1.
2.
2.
3.
4. 3.
240.)
1.
5.
2.
3.
245.)
ertimban an linis 1.
2.
a aban A
ertanyaan b ekti
3.
1. 4.
atihan uantitati
1.
5.
2.
ertimban an linis
pa b ! p !
3.
&! ab Sistem Sara eri er
!
i isi eren
# # # eriksa emahaman Anda
! ! !
# # # 259.)
! ! !
! #
! #
! 1.
! #
! #
! 2.
3.
ntuk irenun kan
1.
. 261.)
1.
2. 2.
A-26 APPENDIX C
268.) ertimban an linis
1.
ab isiolo i tot
2. eriksa emahaman Anda
277.)
1.
2.
atihan uantitati
1 n 2 3.
1. ! !
" #
c /
" # # c
! # a b ! m
"
292.)
ntuk irenun kan 1.
1.
2.
2.
3.
4.
299.)
1.
5.
a aban A
!
2. !
2.
306.) v
1.
bF0
a
2.
F
F0
3.
314.)
1.
ntuk irenun kan
1.
2.
3.
2.
4.
ertanyaan b ekti
1.
atihan uantitati
1.
5.
A-28 APPENDIX C
ertanyaan b ekti
1.
1.
2.
ab isiolo i antun
eriksa emahaman Anda 3.
327.) a.
1. .
2. c.
1.
338.)
1.
2.
3.
2.
342.)
1.
2.
3.
350.)
1.
2.
356.)
1.
2.
a aban A
4. 370.)
1.
5. 2.
10.3 (Questions on p. 377.)
1.
2.
ertimban an linis
3.
388.)
1.
2.
393.)
1.
2.
403.)
1.
A-30 APPENDIX C
atihan uantitati
1.
2.
3.
4.
1.
2.
# !
$ ! $ !
ertimban an linis
3.
4.
ab arah
eriksa emahaman Anda
411.)
1.
2.
419.)
1.
a aban A
2.
3. ntuk irenun kan
1.
424.)
1.
2.
2.
3.
430.)
1.
4.
2.
ertanyaan b ekti
1.
atihan uantitati
1.
5.
2.
ertimban an linis
1.
3.
2.
A-32 APPENDIX C
2.
3.
3.
468.)
1.
4.
2.
3.
472.)
1.
ab ertahanan ubuh 2.
2.
475.)
1.
447.)
1.
2.
ertanyaan b ekti
1.
2.
449.)
1.
atihan uantitati
2.
1.
455.)
1. ! $! # $!
$! ! $ !
a aban A-33
Normal (!IF = 0 mm Hg)
N P n n a (17 $ 10) # 26 ! $1 mm Hg
1.
2.
2.
3.
3.
508.)
4. 1.
2.
515.)
1.
2.
525.)
1.
5.
ertimban an linis
ab Sistem ernapasan
eriksa emahaman Anda
485.)
1.
2.
A-34 APPENDIX C
ertanyaan b ekti
1.
atihan uantitati
! # "
! "
1. !
! ! !
2. " !
! # "
! #
!
! "
!
3. ! ! ! " !
! " #
! "
! ! " # "
! #
! #
! 3. !
! !
! #
ntuk irenun kan ! !
4.
1.
a aban A
14.2 (Questions on p. 544.)
1.
2.
ertimban an linis
554.)
1.
2.
3.
557.)
1.
2.
572.)
1.
2.
ab Sistem emih
eriksa emahaman Anda
536.) 3.
1.
2.
A-36 APPENDIX C
ertanyaan b ekti
1.
atihan uantitati
3.
1. asien asien
FF 0.20 0.31
2.
5.
3. ! "
! "
!
! ertimban an linis
×
4.
!
ab eseimban an
!
!
m / airan dan Asam asa
eriksa emahaman Anda
. 580.)
1.
ntuk irenun kan
2.
1.
590.)
1.
2.
2. 3.
606.)
1.
A A A A
2. 2.
ertanyaan b ekti
1.
atihan uantitati
1.
#
! $
#
! # !
#
! " !
2. !# $ $
! #
$
! #
! ! 3.
$ #
! ! !
3.
4.
ntuk irenun kan
1.
TBW 42 43 2%
Salin C 28 28 0%
C 14 15 7%
plasma 2.8 3 7%
C 11.2 12 7%
A-38 APPENDIX C
ertimban an linis
2.
3.
ab Sistem encernaan
eriksa emahaman Anda
619.)
1.
2.
645.)
1.
622.)
1.
2.
2.
658.)
1.
624.)
1.
2.
637.) 2.
1.
a aban A-39
!
#
" !
661.)
1.
1.
2.
662.)
1.
2.
2.
3.
ertanyaan b ekti
1. 4.
atihan uantitati
1. ! ! ) !) 5.
!( π ) !
!
ertimban an linis
) !
!
! )
A-40 APPENDIX C
" !
!
2.
3.
2.
$ → $ $
3.
685.)
1.
4.
5.
2.
ertanyaan b ekti
1.
ertimban an linis
atihan uantitati
a aban A
ab rinsip rinsip
ndokrinolo i elen ar 716.)
ndokrin Sentral 1.
2.
2.
ertanyaan b ekti
1.
705.)
1.
2.
ntuk irenun kan
1.
3.
2.
3.
713.) 4.
1.
5.
2.
A-42 APPENDIX C
ertimban an linis
3. &
768.)
1.
ab elen ar ndokrin
eri er
eriksa emahaman Anda
728.)
1.
2.
2.
1. $
ertanyaan b ekti
1.
740.)
1.
757.) 2.
1.
2.
a aban A
ab Sistem eproduksi
eriksa emahaman Anda
781.)
1.
3.
2.
792.)
1.
2.
4.
5.
ertimban an linis
795.)
1.
mbryonic Struktur eprodukti yan erasal dari Struktur Struktur eprodukti yan erasal dari
Structure mbrionik ni pada ria Struktur mbrionik ni pada anita
uktus ol ii pididimis, dukutus deferens, dan esica seminalis Tidak ada duktus berdegenerasi
uktus iilleri Tidak ada duktus berdegenerasi iduktus, uterus, dan agina atas
A-44 APPENDIX C
2.
Pertanyaan Objektif
830.) 1.
1.
Untuk Direnungkan
1.
2.
3.
4.
2.
5.
Pertimbangan Klinis
3.
a aban A
Glossary
fi fi
acuity afferent division Th
absorption Th diff
adaptation
afferent neuron
absorptive state Th adenosine diphosphate (ADP)
Th
after hyperpolarization ′
accessory digestive organs adenosine triphosphate (ATP) Th
agonist
albumin Th
acetylcholine (ACh) ′ Th
fi adequate stimulus Th
fi
acetylcholinesterase (AChE) ′ aldosterone
ADH Th
fi adipocytes
! !
ACh adipokines
AChE alkalosis ′
acid infl
adipose tissue Th allergy
acidosis
acini Th all-or-none law
ADP
adrenal cortex Th
active reabsorption fi
amines
Glossary G-1
amoeboid movement left autorhythmicity Th
arterioles Th
axon terminals Th
analgesic
anatomy Th fl
artery
androgen
ascending tract fi
balance concept Th
anemia ff
astrocyte
anion
baroreceptor reflex
infl
ANP
antagonism
atmospheric pressure Th baroreceptors
eff
basal ganglia
antagonist
ATP basal metabolic rate Th
ATPase
anterior pituitary Th ATP synthase Th
basal nuclei
basilar membrane Th
antibody-mediated immunity
atrioventricular (AV) valve
antigen
atrium atria,
BER
antioxidant beta (") cells Th
atrophy
antiport Th bicarbonate (HCO3–) Th
autoimmune disease
bile
aorta Th
left autophagy biliary system ′ Th
aortic valve
left autoregulation Th
bilirubin
G-2 GLOSSARY
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
! cell Th
!
blastocyst Th !
!
B lymphocytes (B cells) cellular respiration Th
calmodulin ′
! !
body of the stomach Th
center
body system
cAMP central chemoreceptors
CAMs !
" #
cardiovascular control center Th centrosome Th
bronchioles Th
carrier-mediated transport
bronchoconstriction cerebellum ′ Th
brown fat
cerebral cortex Th
brush border Th
cascade
bulk flow fl
fl catecholamines ′
cerebrum Th
fi
bundle of His
cations
channels -fi
CatSper channels !
C cells Th
calcitonin ′
! ! chemical bonds Th
chemical buffer system
calcium balance CCK
!
Glossary G-3
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
chemically gated channels colloid Th corticotropes
chemical mediator fl
infl competition cotransport
chemical synapse Th countercurrent multiplication Th
complement system
chemiosmosis countertransport
!
compliance Th cranial nerves Th
cross bridges Th
chemoreceptor ′ fi
concave surface fi
fi
chemotaxin concentration gradient diff fi
infl
CSF fl
chief cells Th current Th
conduction Th
diff
cholecystokinin (CCK) ′ cones Th cyclic adenosine monophosphate (cyclic AMP or
cAMP)
connective tissue
cyclic AMP
cyclic guanosine monophosphate (cyclic GMP or
cholesterol cGMP)
contiguous conduction Th
fi cytokines
cholinergic fibers ′ fi
cytoplasm ′ Th
chromaffin granules Th
contractility (of heart) Th cytoskeleton Th
chyme
control center
cilia controlled variable cytosol ′ Th
infl DAG
circadian rhythm dead-space volume Th
convex surface
core temperature Th
dehydration
circulatory shock
dehydroepiandrosterone (DHEA)
cornea Th Th
citric acid cycle
dendrites
coronary circulation Th
G-4 GLOSSARY
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
dermis Th dynein Th
diaphragm eff
efferent division Th
diastole Th endogenous opiates ′ ′
fi eff
diencephalon ′ Th efferent neuron
eff
endogenous pyrogen ′
differentiation Th efflux (Ē-fl infl
eicosanoids
diffusion
endolymph Th fl
digestion Th endometrium ′ Th
elastic recoil ft
endoplasmic reticulum (ER) ′
electrical gradient diff
dihydropyridine receptors fluid-fi
fl
electrical synapse Th
enterogastrones ′
down regulation
embolus
embryo Th
enzyme
Glossary G-5
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
eosinophils ′ h-fi excitatory synapse ′ Fick’s law of diffusion Th diff
ependymal cells Th
fl exocrine glands
epididymis Th
exocytosis ′
epinephrine ′ Th firing
first messenger
expiration
epiphyseal plate expiratory muscles Th
external genitalia Th
fluid balance
external intercostal muscles
EPSP
equilibrium Th follicle (of ovary)
external work
equilibrium potential (Ex) Th follicle-stimulating hormone (FSH)
erythropoietin Th
extrinsic nerves Th Frank–Starling law of the heart
ESCs
esophagus facilitated diffusion
free radicals
estrogen
frontal lobes Th
ESV fatigue
evaporation Th
feedback ft
FSH
exchange fuel metabolism
excitable tissue feedforward mechanism
functional syncytium ′
G-6 GLOSSARY
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
ganglion gonadotropes hippocampus Th
gastrin fl
G protein
homeostatic control system
gastrointestinal hormone eff eff
G-protein-coupled receptor
gestation hormone
ghrelin Th gradation of contraction
hormone response element (HRE) Th
graded potential
glands
host cell
glial cells grand postsynaptic potential (GPSP) Th
HRE
human chorionic gonadotropin (hCG)
′
gliotransmitters granulocytes ′
infl
hydrogen ion (H!) Th
glomerular filtration granulosa cells ′ Th
hydrolysis Th
gray matter Th
glomerular filtration rate (GFR) Th hydrostatic (fluid) pressure
fi Th fl
glomerulus (in kidney) growth hormone (GH)
uft hyperglycemia ′
fi
hyperplasia
glomerulus (in olfactory bulb)
H! hyperpolarization
fi diff
haploid number Th
glucagon Th
hypersecretion
glucocorticoids ′ Hb hypertension ′
hCG
helper T cells Th hypertonic solution ′
gluconeogenesis ′ Th fl
hematocrit ′ Th hypertrophy
glycogen Th
glycogenesis ′ Th hyperventilation
hemoglobin (Hb) ′
glycogenolysis ′ Th
!
hypophysiotropic hormones
glycolysis hemolysis
hemostasis ′ Th
GnRH
Golgi complex hyposecretion
hepatic portal system
fl
hypotension
Glossary G-7
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
hypothalamic–hypophyseal portal system innate immune responses
Th
fl interstitial fluid ′ Th
fl
hypothalamus ′ Th inorganic
intra-alveolar pressure ′
fl inositol trisphosphate (IP3) Th
!
intracellular fluid (ICF) Th fl
intermediate filaments
influx
inhibin internal environment Th juxtaglomerular apparatus ′
fl
e-
inhibiting hormone
ff eff
internal intercostal muscles
inhibitory postsynaptic potential (IPSP) ′ juxtamedullary nephrons ′
internal respiration Th
inhibitory synapse ′
keratin Th
internal work fi
interneuron
G-8 GLOSSARY
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
killer (K) cells lipase
loop of Henle
membrane attack complex fi
kisspeptin
lumen Th
luteal phase Th
membrane potential
lactate (lactic acid) luteinization ′
lymphoid tissues
menstrual phase Th
lysosomes
law of mass action
messenger RNA (mRNA)
leptin mechanoreceptor
′ microfilaments
microglia Th
leukotrienes
microtubules
megakaryocyte
ff
Leydig cells Th
meiosis microvilli ′ iff
LH
LH surge Th
Glossary G-9
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
neuromuscular junction Th
fi
mineralocorticoids neuron
Th myelinated fibers
! !
infl
myometrium ′ Th eff
modality Th
myosin Th neutrophil extracellular traps (NETs)
fi fi fi
molecular motor
Na# –K# pump
! !
Na load#
( !
) neutrophils ′ h-fi
infl
natural killer cells
molecule s-
nicotinic receptor ′
monocytes negative balance fi
nitric oxide
monosaccharides ′ eff
negative feedback
motility
NMDA receptor
nephron ′ Th
motor activity
!
norepinephrine ′ Th
motor unit
fi nervous tissue fi
motor unit recruitment Th NPY
fi
nucleus (of brain)
net diffusion Th diff
mucosa Th
nucleus (of cells)
net filtration pressure Th diff
multiunit smooth muscle
fi
NETs
occipital lobes ′ Th
neurogenic activity
muscarinic receptor ′
eff
fi neuroglia O2–Hb dissociation curve
muscle fiber neurohormones
G-10 GLOSSARY
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
optic nerve Th fi pacemaker activity perception Th
optimal length Th
fi pacemaker potential
peripheral chemoreceptors ′
organ fl Th
!
peristalsis ′
organelles ′
paracrine
eff
peritubular capillaries ′
organic
parasympathetic nervous system ′
Th fl
organism
permeable
osmolarity ′
permissiveness
parathyroid glands ′
eff
osmosis
peroxisomes ′
parathyroid hormone (PTH)
!
parietal lobes Th pH Th
"
osteoblasts ′ !
fl
phasic smooth muscle
otolith organs ′ parturition ′
passive expiration phosphorylation ′
overhydration
passive reabsorption physiology Th
ovulation ′
peptide YY3-36
placenta Th
oxytocin ′
percent hemoglobin saturation
Glossary G-11
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
plaque power stroke Th pulmonary circulation Th
fi
fi pulmonary surfactant
fi
plasma Th preganglionic fiber Th
plasma cell
fi presynaptic neuron Th
plasticity Th Purkinje fibers fi
primary active transport
platelets
pyloric gland area (PGA) Th
primary follicle
pleural sac
primary motor cortex Th pyloric sphincter Th
pluripotent stem cells
PYY3-36
diff principal cells
RAAS
polarization Th radiation
progestational phase
polycythemia prolactin (PRL)
reabsorption Th
fl
polysaccharides ′ proliferative phase Th
receptive field Th
proprioception ′
positive feedback receptor potential Th
prostaglandins ′
ff
fi
prostate gland receptor-channel
postabsorptive state Th ft
fl
posterior pituitary Th
receptor-mediated endocytosis
proteolytic enzymes ′
ff
postganglionic fiber ′ Th proximal tubule
reduced hemoglobin
eff PTH
postsynaptic neuron ′ Th reflex
pulmonary artery Th eff
ff
eff eff
G-12 GLOSSARY
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
refraction reticular formation
refractory period Th
secondary follicle
ribosomes
regulatory T cells
secretin
releasing hormone right atrium ′ Th
ryanodine receptors
renin–angiotensin–aldosterone system (RAAS)
′ Th
!
segmentation Th
self-antigens
reproductive tract Th ft
ft semen
salt balance
residual volume Th semicircular canal
ft saltatory conduction ′ Th
fi
seminiferous tubules ′ Th
sarcoplasmic reticulum
respiratory acidosis
fi fi
sensor Th
Glossary G-13
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
serum fi sound waves suprachiasmatic nucleus ′
set point Th
special senses
signal molecule
specificity
sympathetic nervous system Th
signal transducers and activators of transcription
(STAT)
spermatogenesis ′
sphincter symport Th
signal transduction Th
spinal reflex synapse Th
systole Th
skeletal muscle stem cells diff
diff
T3
stereocilia Th T4
slow-wave potentials T lymphocytes (T cells)
steroids
stimulus
smooth ER Th
T tubule
stress Th tactile
smooth muscle target cells Th
infl
stretch reflex
sodium (Na# ) load Th !
ff target-cell receptors
eff eff
somatic cells temporal lobes Th
stroke volume (SV) Th
somatic nervous system Th eff temporal summation Th
subcortical regions Th
fi
somatic sensation tension Th
submucosa Th
somatosensory cortex Th
G-14 GLOSSARY
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
tetanus ′ tissue-specific stem cells diff tropic hormone
fi diff
titin tropomyosin ′
tetraiodothyronine fi
thalamus Th fi fi
troponin
fi fi fi
Tm TSH
thecal cells Th tone Th tubular maximum (Tm) Th
thyroid hormone
transport vesicle
thyroid-stimulating hormone (TSH) ff
ultrafiltration Th
fl
transporter recruitment Th umami
thyrotropes
ureter
thyroxine Th
urethra
Glossary G-15
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
vasodilation Th vesicle fl vitreous humor Th
fi
vesicular transport
vasopressin voltage-gated channels
vestibular apparatus Th
voluntary muscle
vaults
water balance Th
villus villi,
vein
white matter Th
vena cava venae cavae, virulence Th fi
visceral afferent
venous return Th Z line fl
fi
ventilation Th visceral smooth muscle
zona fasciculata Th
ventricle (of brain) viscosity Th
fl
fl fl zona glomerulosa Th
ventricle (of heart)
visible light Th
zona reticularis Th
vertical osmotic gradient
fl
G-16 GLOSSARY
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
Index
fi
uff
uff
fi
uff
uff
uff fi
uff
ff
fi
fi
infl
diff
INDEX I-1
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
ff
eff
eff
fi
fi
!
ff
ff
ff fi !
fi
!
ff ! !
eff
fi ff
ft
ft
I-2 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
i-infl eff
fl
fi
diff fl
fi
INDEX I-3
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
fi
fi
fi
ff
fi
eff
eff
fi
infl
eff
eff
eff
fi
infl
fi
ff fi
eff fi eff
fi fi
fl fi
I-4 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
eff
"
fl
uff
ff
ft
y-fl
eff efi
infl
eff
INDEX I-5
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
eff
fl
uff
fl
uff
uff
uff
uff
eff
infl
fl
fi
eff
ff eff
I-6 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
diff
diff
diff
infl
fi
fi
diff
eff
eff
ff
eff
uff eff
fi
INDEX I-7
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
diff
uff
uff
uff
uff
fl
fi
fl
eff
eff
fi
I-8 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
diff
fl
fi
ft
infl
INDEX I-9
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
fi
fi
fl
eff
i-infl eff
eff fi
eff fi
infl
efi
I-10 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
eff
eff
eff
eff
eff fi
fi
Diff
Diff
diff
Diff eff
INDEX I-11
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
fl
fl
infl
Eff
Eff
Eff
Eff
Eff
Eff fi
Eff
Eff infl
fi
eff
fi
I-12 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
infl infl
fi
eff
efi
eff
eff
eff
eff
eff
eff
diffic
INDEX I-13
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
fi
fi
diff
fl
diff
uff (fi
fi
fi
fl infl
fl
I-14 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
diff
infl
diff eff
infl
diff
fi
eff
eff
fl
fl
fl
infl
INDEX I-15
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
fi
fi
infl
fi
fi
fi
i-infl eff
eff
eff
fi
fi
eff
fi
fi
infl
fi diff
I-16 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
eff
ft
fi
eff
diff
fi
uff
eff
eff
infl
fl
INDEX I-17
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
fl
fi
eff
infl
eff uff
fl
ff fl eff
eff
fl
eff
fl
I-18 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
eff
eff
fl
eff
eff fl
fl
infl
nfl
eff
INDEX I-19
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
nfl
fl
fl
infl
fl
fl
fl
infl
fi
fl
eff
eff
infl
eff
ff
" "
fi
fi
infl
I-20 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
fl
ff
fi
fi infl
eff
infl
infl
fi
fi
eff
fi
INDEX I-21
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
Th
infl
eff
eff
eff
eff
I-22 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
infl
infl
fl
diff
diff
diff
diff
eff
eff
eff eff
eff
INDEX I-23
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
$
fi
iff
fl
ft
eff
infl
infl
I-24 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
fi
fi
fi
fi fi fi
fi
fi
fi fl
fi
eff
fi
fi
infl
eff
diff
fi
fi
fi
INDEX I-25
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
ff
eff fl
eff
ff
eff
i-infl
infl
fi
infl
% % % %
I-26 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
eff
fi
eff
eff
eff
eff eff
eff
eff
eff
eff eff
eff
ff fi
fi
fl
diff
eff
INDEX I-27
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
ff
eff
infl
&
fl
fl
eff uff
diff
eff
eff
eff
eff
eff
fl
fl
I-28 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
uff
fl
uff fl
fl
fl
fi
eff
eff
eff
eff
INDEX I-29
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
&
fi
uff
fi
infl
fi fi
eff
I-30 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
fi
fi
fi efl
eff
eff
diff
eff
diff
ff
infl
INDEX I-31
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
fi
eff
eff
ff
eff
eff
eff
fl
I-32 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
fi
fi
diff
diff
infl
fl
fi
ff
fi
fi
fl
INDEX I-33
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
infl
eff
fi
fi
eff
eff
eff
fi
ff
infl
eff
I-34 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
eff infl
ff
fi
fi
INDEX I-35
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
eff
fi
eff diff
eff
eff
fi infl
eff
eff
eff
eff
diff
Th
I-36 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
Th
Th
Th
Th
eff
Th
Th
Th
Th
Th ff
Th infl
Th
Th
Th
Th
fl
Th Th
fi
Th
fi Th
Th
fi Th
Th
Th
fi
Th
Th
Th infl
Th
fi
Th
fi
fi
Th
Th
Th
Th
Th
INDEX I-37
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
fi
fi infl
infl
eff
fi
eff
eff
infl
I-38 INDEX
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
eff fl
fi
fi
fi
lffi
eff
fi
eff
ff
INDEX I-39
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
ANATOMICAL TERMS USED TO INDICATE DIRECTION AND ORIENTATION
left
ft
diffic
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.
Metric Measures and English Equivalents Temperature Conversions
Metric Unit Measure Symbol English Equivalent
! #
Length (
1 kilometer ! 1000 meters 103 m km 0.62 mile ! $ %
1 meter 100 m m 39.37 inches, 1.09 yards
1 centimeter ! 1/100 meter 10–2 m cm 0.39 inch
1 millimeter ! 1/1000 meter 10–3 m mm
1 micrometer ! 1/1,000,000 meter 10–6 m "m
(or micron) (or ")
10 m
1 nanometer ! 1/1,000,000,000 10–9 m nm
meter Human height
Volume and Capacity
1m
1 liter L 1.06 quarts
1 milliliter ! 1/1000 liter mL 0.034 fluid ounce ! Length of some
! volume of 1 g of 1/5 teaspoon nerve and
water at stp* ! 1 cubic muscle cells
Unaided eye
centimeter (cc) 0.1 m
Chicken egg
Mass/Weight
1 kilogram ! 1000 grams kg 2.20 pounds
1 gram g 0.035 ounce !15.43
1 cm
grains
1 milligram ! 1/1000 gram mg 0.01 grain (about)
Frog egg
*stp ! standard temperature and pressure
1 mm
English—Metric Equivalents
Light microscope
100 μm
Plant and
Length animal cells
English Metric
10 μm Nucleus
1 inch ! 2.54 centimeters Most bacteria
1 foot ! 0.30 meter
1 yard ! 0.91 meter Mitochondrion
1 mile (5280 feet) ! 1.61 kilometers 1 μm Electron microscope
Mass/Weight Lipids
English Metric
Small
1 nm molecules
1 grain ! 64.80 milligrams
1 ounce ! 28.35 grams
1 pound ! 453.60 grams, 0.45 kilogram
0.1 nm
Comparison of human height in meters with the sizes of some biological and
molecular structures.
Copyright 2012 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s). Editorial review has
deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.